Top Banner
MAKALAH Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pertambangan Mata Kuliah Teknologi Management Kewirausahaan Disusun Oleh : Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang 270110130102 GEOLOGI B PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2014
23

270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

Feb 05, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

MAKALAH

Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan

Mata Kuliah Teknologi Management Kewirausahaan

Disusun Oleh :

Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang

270110130102

GEOLOGI B

PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2014

Page 2: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

ii

Kata Pengantar

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan

dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dr. Nana Sulaksana.

Makalah ini menjelaskan tentang apa itu dan bagaimana kegiatan eksplorasi dan eksplotasi di dunia

tambang.

Melalui Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca

mengenai Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan. Dalam penulisan makalah ini, tidak luput

dari berbagai macam kesalahan dan kekurangan. Kritik dan Saran yang membangun penulis terima

dengan lapang dada. Demi menambah pengetahuan Penulis dan demi kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, 26 Oktober 2014

Penulis

Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang

Page 3: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..……...……… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……..iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………..1

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan……………………………..…….………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Eksplorasi………………..…..………………....……………..3

2.2 Tujuan Eksplorasi………………..….……………………………...…..4

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Cara Ekplorasi...……………..……...……4

2.4 Metode Eksplorasi……………………………………...……………….6

2.5 Tahapan Eksplorasi…………………………………………………......11

2.6 Definisi Ekplooitasi………………………………………………………13

2.7 Tahapan Eksploitasi………………………………………………………14

2.8 Faktor Pemilihan Sistem Eksploitasi ………………………………….....14

2.9 Istilah dalam Eksploitasi…………………………………………………..15

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………..………………………………………..…………..…..19

DAFTAR PUSTAKA ……………………………...………………………..…….....….20

Page 4: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasise lengkap

mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat

penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan

bahan galian yang penyebarannya tidak meratadan sifatnya sementara yang suatu saat akan

habis tergali. Sehingga untukmenentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta

cara pengambilannyadiperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan

modal, disampinguntuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan

kerusakan lingkungan. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik-baiknya

denganmemperhitungkan untung-ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan

daerah eksplorasi tersebut.

Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian

dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu,

galian padat dan bahan galian cair serta gas. Eksploitasi berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi

adalah politik pemanfaatan, eksploitasi adalah untuk kepentingan ekonomi atau kesejahteraan.

Ekspolitasi sumberdaya alam berarti mengambil dan menggunakan sumber daya alam itu untuk

tujuan pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Kedua Kegitan tersebut baik eksplorasi dan eksploitasi merupakan dua kegiatan utama

dalam dunia penambangan. Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan

penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. secara umum tahapan

kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi), Eksplorasi,

Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran. Melalui makalah ini akan dibahas

bagaimana tahapan-tahapan kegiatan penambangan.

Page 5: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

2

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :

Memenuhi tugas mata kuliah teknologi manajemen kewirausahaan

Mengetahui bagaimana tahapan geiatan penambangan

Mengetahui apa itu eksplorasi dan eksploitasi.

Page 6: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Eksplorasi

Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap

mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat.

Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang

dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan

sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi

sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan

yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko

kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. Eksplorasi, disebut

juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan

dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa

(penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara, mineral,

gua, air, ataupun informasi. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik - baiknya

dengan memperhitungkan untung - ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan

daerah eksplorasi tersebut.

Dalam beberapa literatur eksplorasi diartikan sebagai

MENURUT KBBI (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA)

“Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih

banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu;

penyelidikan; penjajakan.”

MENURUT SITUS WIKIPEDIA BERBAHASA INDONESIA (ID.WIKIPEDIA.ORG)

“Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan

menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan

angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun

informasi.”

MENURUT STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

“Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk

mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu

endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan

dilakukanya penambangan.”

Page 7: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

4

Dari ketiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan

bahwa Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-

pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta

“studi kalayakan” dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.

2.2 Tujuan Eksplorasi

Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral

secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran

geologi dalam pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu

endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.

Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan

menggunakan metode tertentu.

Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.

Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan bentuknya.

Mengetahui besaran dan nilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan)

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Cara Eksplorasi

Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada :

Tahap eksplorasi.

Jenis bahan galian.

Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya

1. TAHAPAN EKSPLORASI

Tahapan dalam pekerjaan eksplorasi :

1. PENYELIDIKAN UMUM

a) STUDY PUSTAKA

Keadaan geologi regional

Keadaan tektonik

Keadaan paleogeography setting

Batasan luas daerah kerja

b) PENGECEKAN DILAPANGAN

Mencari singkapan batuan dan batubara

Page 8: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

5

Mengambil contoh batuan dan batubara

2. PENYELIDIKAN PENDAHULUAN

a) MEMETAKAN DAERAH KEGIATAN

Pemetaan Topografi

Pemetaan Foto Udara

b) INTERPRETASI KEADAAN GEOLOGI

Stratigrafi Kedudukan Batubara

Struktur Geologi

c) PEMBORAN

Korelasi

Hasil Perhitungan Cadangan

Bentuk Geometri Cadangan

Perkiraan Kualitas

3. PENYELIDIKAN DETAIL

a) PEMBORAN

Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan

Anomaly geologi (sesar)

Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)

b) GEOFISIKA

Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti

Struktur geologi

Bentuk endapan batubara

c) PENENTUAN METODE PENAMBANGAN

4. COMMERCIAL EXPLORATION PROGRAMME

Page 9: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

6

2. JENIS BAHAN GALIAN

Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan diambil

logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di dalamnyabermacam-macam, mulai

dari sederhana sampai sangat bervariasi.

Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan dalam

bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur.

Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk tubuh bahan

galiannya biasanya teratur.

Bentuk dan sebaran bahan galian.

3. PENGELOMPOKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN

Endapan bahan galian dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan geologinya seperti bentuk

endapan dan sebaran bahan berharga di dalamnya. Kreiter (1961) mengelompokkan menjadi 5yaitu

kelompok a, b, c, d, dan e (Lampiran 2). Pengelompokan ini berkaitan dengan koefisien variasi

bentuk.

Isometrik : ukuran panjang, lebar, dan ketebalannya relatif sama atau berbentuk seperti bola.

Lapisan : ukuran panjang dan lebarnya relatif sama, ketebalan relatif kecil.

Tabung : ukuran lebar dan ketebalannya relatif sama dan lebih pendek dari ukuran panjangnya.

4. SEBARAN BAHAN BERHARGA

Merata : pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil.

Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar.

Sangat tidak merata. Koefisien variasi sangat besar.

Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus pada (Lampiran 3), sedangkan pengelompokan

endapan bahan galian berdasarkan variasi kadar, ketebalan, dan cadangan linier tertera pada

2.4 METODE EKSPLORASI

Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :

1) Metoda langsung, terdiri dari :

a) Metoda langsung di permukaan

b) Metoda langsung di bawah permukaan

2) Metoda tidak langsung, terdiri dari :

Page 10: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

7

a) Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai bed rock, soil, air,

vegetasi dan stream deposit.

b) Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu cara magnetik (sudah

jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi

dan refleksi, cara listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih

jarang digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara

- cara sebelumnya.

1.METODE LANGSUNG

A). METODE LANGSUNG PERMUKAAN

Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :

a) Penyelidikan Singkapan (Out Crop)

Singkapan segar umumnya dijumpai pada :

1) Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh

air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan

tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar

2) Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya

disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen

misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan

dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat

mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat

dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.

b) Tracing Float (Penjejakan)

Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran

singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya

dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan

arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai

melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya

dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada

pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat

membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah

over burden.

Page 11: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

8

c) Tracing dengan Panning (Mendulang)

Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang

dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan

memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan

yaitu trencing atau test pitting.

Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan

cara trenching atau test pitting.

1) Trenching (Pembuatan Parit)

Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang

tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat

hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan

ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika

pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan

arah arus sungai.

Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan

perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.

2) Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)

Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya dilakukan

test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat

bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan

maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang

hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan

kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang

kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan,

kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah

runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian.

Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas

beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.

B). METODE LANGSUNG BAWAH PERMUKAAN

Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di permukaan atau pada

eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung

permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung bawah

permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan

eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan

itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko

yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.

Page 12: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

9

Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, pekerjaan harus

berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses

sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik,

karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya,

yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan

eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang

terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.

Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-

lain.

Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki

bukit.

Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan

bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-alat kebutuhan

tambang, ventilasi dan penirisan.

Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya sejajar

dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam pengeboran).

Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah “level” yang

dibawahnya.

Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran sumur minyak

yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen

(tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk),

pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus

(vertical drilling).

Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara bor yang

dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan

cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut

(on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat

dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan

batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang

berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras

tersebut.

Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh (sampling) untuk

diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak

bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan

penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta

Page 13: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

10

stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan

cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.

2. METODE TIDAK LANGSUNG

A). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA

Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi

bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi.

Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :

a) METODA GRAVITASI

Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu

benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung

dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami

gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang

gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan

bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi

dari suatu daerah penyelidikan.

Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat

yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk

atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai

lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran

batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada

anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan,

tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh

endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.

b) METODA MAGNETIK

Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet

raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa

medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang

magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan

magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.

Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas

dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki

intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang

mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga

dengan segera dapat diketahui.

Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai

berikut :

Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai

Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan

Page 14: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

11

Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan

Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup

Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.

c) METODA SEISMIK

Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak

dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan

cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan

merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran

tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima

getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di

sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan

waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu

getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa

permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada

batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan

kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.

Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :

Jenis batuan

Derajat pelapukan

Derajat pergerakan

Tekanan

Porositas (kadar air)

Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

d) METODE GEOLISTRIK

Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud

dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu

meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung,

satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.

Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat

elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus

listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode

lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut

elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke

Page 15: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

12

empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara

Shlumberger.

B). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOKIMIA

Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah,

stream, air atau gas.

Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap

lingkungannya atau background geokimia.

Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona

mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan

dengan titik lainnya.

Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar

(anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk

membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.

Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta apa-apa

yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :

a) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli

Geologist.

Geophysist.

Exploration Geologist.

Geochemist.

Operator Alat, dll.

b) Rencana Biaya

c) Pemilahan waktu yang tepat

d) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan

Peta Dasar.

Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.

Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter, Kantong sampel, Alat

bor)

Alat Tulis.

Alat Komunikasi.

Page 16: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

13

Keperluan sehari - hari.

Obat - obatan atau P3K.

e) Sesampai di Lapangan :

Membuat base camp (perkemahan).

Mencek peralatan atau perbekalan.

Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut.

Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan sebenarnya

(bila perlu).

2.5 KEGIATAN EKSPLORASI

Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan penyusunan laporan.

Pengkajian data sekunder:

Mempelajari laporan terdahulu.

Mempelajari peta - peta.

⇒ Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi.

Pengkajian data primer :

Pengamatan dan pencatatan data di lapangan : singkapan, bongkah, parit dan sumur uji, hasil

pemboran.

Pengambilan percontoh (pemercontohan).

Pengolahan data :

Analisis petrografi, mineragrafi, kimia.

Pengambaran peta sebaran bahan galian.

Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan.

2.6 Definisi Eksploitasi

Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian

dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu,

galian padat dan bahan galian cair serta gas.

EKSPLOITASI berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi adalah politik pemanfaatan,

eksploitasi adalah untuk kepentingan ekonomi atau kesejahteraan. Ekspolitasi sumberdaya

Page 17: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

14

alam berarti mengambil dan menggunakan sumber daya alam itu untuk tujuan pemenuhan

kebutuhan hidup manusia.

Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam

keberlajutan dan ketersedian sumber daya alam itu. pasal 33 ayat (3) Undang - undang Dasar

1945 menggariskan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Salah satu asas penting dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan

Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Oleh

karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber

daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan.

Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang

rasional antara lain sebagai berikut:

i) Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui denganhati-hati dan

efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.

ii) Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)

iii) Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-

ulangan (recycling)

iv) Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan

alam.

2.7 Tahapan Kegiatan Eksploitasi

Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :

1. Pembabatan (clearing)

2. Pengupasan tanah penutup (stripping)

3. Penggalian bahan galian (mining)

4. Pemuatan (loading)

5. Pengangkutan (hauling)

6. Penumpahan (waste dump

2.8 Faktor Pemilihan Sistem Eksploitasi

1. Sifat keruangan dari endapan bijih

a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)

b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)

Page 18: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

15

c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)

d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

2. Kondisi Geologi dan Hidrologi

a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)

b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)

c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)

d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam Batubara)

e. Keseragaman, alterasi, erosi

f. Air tanah dan hidrologi

3. Sifat geomekanik

a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)

b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)

c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)

d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten

e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas

bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi

a. Cadangan (tonnage dan kadar)

b. Produksi

c. Umur tambang

d. Produktifitas

e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

5. Faktor teknologi

a. Perolehan tambang

b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)

c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi

d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste

e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan

2.9 Istilah penting dalam eksploitasi

Penyiapan Tambang ( Mine Development )

Tahap kegiatan untuk menyiapkan prasarana dan sarana yang akan diperlukan pada tahap

kegiatan penambangan.

Page 19: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

16

Eksploitasi ( Exploitation )

Penggatian endapan bahan galian dari kulit bumi secara ekonomis dengan menggunakan sistem

penambangan tertentu.

Batuan Samping ( Country Rock )

(1) Batuan yang mengelilingi massa intrusi batuan beku atau urat bijih; (2) batuan yang tidak

mengandung mineral berharga (berkadar rendah) yang mengelilingi tubuh bijih.

Mineral Ikutan ( Accessory Mineral; Gangue Mineral )

Mineral pembentuk batuan hasil kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah relatif sedikit

(kurang dari 5%), ada tidaknya mineral tersebut dalam batuan tidak berpengaruh dalam

penentuan nama batuan, msl. apatit, zirkon, magnetit, rutil, dan sebagainya.

Limbah ( Waste )

Zat padat, cair, atau gas yang dibuang, diemisi, atau diendapkan pada lingkungan hidup dalam

jumlah tertentu yang dapat menyebabkan perubahan kualitas lingkungan hidup.

Mineral Urat ( Vein Mineral )

Mineral-mineral yang mengisi atau membentuk urat.

Urat Bernas ( Oreshoot )

Bagian dari urat bijih yang memiliki konsentrasi bijih lebih kaya dari sekelilingnya.

Endapan Berlapis ( Bedded Deposit )

Endapan bijih yang letaknya relatif datar dan sejajar dengan perlapisan batuan induknya.

Singkapan ( Out Crops )

Bagian dari satuan batuan atau bahan galian berharga yang tersingkap di permukaan bumi.

Apungan ( Float )

Potongan-potongan lepas dari batuan atau bijih yang terdapat pada atau dekat permukaan tanah,

atau dasar sungai; dapat digunakan sebagai petunjuk adanya mineralisasi; sin. Serpihan.

Lapisan Penutup ( Overburden )

Lapisan tanah atau batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian

berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian

berharga itu.

Batuan Berlapis ( Bedded Rock )

Batuan sedimen yang terdiri dari beberapa lapisan batuan.

Batuan Dasar ( Bedrock; Base Rock )

Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang ekonomis untuk ditambang; sin.

batuan landas.

Dinding Atas ( Hanging Wall )

Page 20: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

17

Batuan yang terletak di atas endapan bijih atau urat bijih yang miring.

Dinding Bawah ( Foot Wall )

Batuan yang terletak di bawah endapan bijih atau urat bijih yang miring.

Miring,Kemiringan ( Dip; Grade; Slope )

(1) sudut yang dibentuk antara bidang perlapisan batuan dengan bidang horizontal; (2)

besarnya kenaikan atau penurunan jalan/lereng untuk setiap jarak horizontal 100 m (ft),

dinyatakan dalam %; (3) sudut yang dibuat antara bidang horizontal dengan bidang aliran

material pada suatu alat pengolahan bahan galian, dinyatakan dalam derajat.

Jurus ( Strike )

Garis perpotongan antara bidang perlapisan dan bidang horizontal yang dinyatakan dalam arah

azimut dan tegak lurus terhadap arah kemiringan (dip).

Terowongan ( Tunnel )

(1) lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua lereng bukit; (2)

lubang bukaan yang berada di bawah tanah atau air, kedua ujungnya berhubungan langsung

dengan udara luar.

Terowongan Buntu ( Adit, )

Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar

dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi; sin.

terowongan buntu.

Terowongan Silang ( Cross Cut )

Terowongan atau jalan dalam tambang bawah tanah yang menyilang jurus cebakan atau urat.

Lorong Angkut ( Haulage Drift )

Lubang bukaan yang relatif mendatar pada tambang bawah tanah yang dipergunakan untuk

pengangkutan bijih berai.

Lorong Angkut Utama ( Main Haulage Way )

Jalan utama pada tambang bawah tanah yang berfungsi untuk pengangkutan bijih berai.

Lorong Naik ( Raise )

Lubang bukaan miring atau tegak di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) bawah

menuju ke paras diatasnya (lihat juga lorong turun).

Lorong Turun ( Winze )

Lubang bukaan tegak atau miring di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) atas

menuju ke paras dibawahnya.

Sumuran Buntu ( Blind Shaft )

Page 21: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

18

Sumuran pada tambang bawah tanah yang tidak berhubungan langsung dengan udara luar lihat

juga sumuran tegak; sin. sumuran buta.

Lombong ( Stope )

Lubang bukaan dalam tambang bawah tanah tempat penambangan berlangsung.

Lopak ( Sump )

Sumuran dangkal tempat penampungan air atau lumpur yang bersifat sementara di dalam

tambang sebelum dipompa ke luar; sin. pelimbahan; ceruk.

Pelombongan Terbuka ( Open Stope )

Cara pelombongan pada cebakan bijih dan batuan samping yang kuat sehingga tidak

memerlukan penyangga buatan; hanya bila diperlukan dapat ditinggalkan sebagian kecil bijih

sebagai pilar-pilar.

Kribing ( Cribbing )

Penyangga kayu yang terdiri atas susunan balok kayu persegi panjang yang yang dipasang

secara beraturan menutupi dinding sumuran.

Muka,Permuka Kerja ( Face; Front, )

Permukaan batuan atau bahan galian yang sedang digali (ditambang); sin. medan kerja.

Sumuran Kombinasi ( Combination Shaft )

Lenis sumuran yang merupakan kombinasi sumuran tegak dan sumuran miring, berfungsi

sebagai jalan keluar masuk utama ke tambang bawah tanah.

Batuan Tudung ( Cap Rock )

Batuan kurang telap berstruktur cembung yang menutupi batuan waduk atau akuifer

Pasca Tambang ( Post Mining )

Pasca tambang adalah masa setelah berhentinya kegiatan tambang pada seluruh atau sebagian

wilayah usaha pertambangan eksploitasi/operasi produksi, baik karena berakhirnya izin usaha

pertambangan dan atau karena dikembalikannya seluruh atau sebagian wilayah usaha

pertambangan eksploitasi/operasi produksi.

Tiang ( Posts )

Bagian dari sistem penyanggaan yang dipasang tegak atau agak miring pada tambang bawah

tanah.

Penyanggaan Tunggal ( One Piece Set )

Sebutan untuk sebatang balok kayu yang digunakan untuk penyanggaan tambang bawah tanah

ditempat yang rawan ambruk; sin. Prop.

Page 22: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

19

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan

(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,

panas bumi, migas). Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan

penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. secara umum tahapan

kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi), Eksplorasi,

Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran.

Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian, atau penemuan endapan-

endapan mineral berharga. Atau dengan kata lain kegiatan ini bertujuan untuk menemukan

keberadaan atau indikasi adanya bahan galian yang akan dapat atau memberikan harapan

untuk diselidiki lebih lanjut.

Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan

suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang

endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar)

endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut.

Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada

mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White,

1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat

(rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data

yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan),

penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat

tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang

kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih

teliti dan resiko dapat dihindarkan.

Page 23: 270110130102_Yudha_Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan.pdf

20

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kabarsaham.com/2011/pengeboran-migas-sulbar-mulai-temukan-

gelembung.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi

Sukandarrumidi. (1999). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

https://paulsimanjuntak.wordpress.com/2011/06/24/tahapan-eksploitasi/