ANALISIS STRUKTUR SEKTOR PEREKONOMIAN JAWA BARAT DENGAN MODEL INPUT – OUTPUT Dewi Shofi Mulyati 1 , Iyan Bachtiar 2 , Fitri 3 1,2,3 Universitas Islam Bandung, Bandung Email korespondensi : [email protected], [email protected], [email protected]ABSTRAK Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang cenderung tidak meningkat, maka diperlukan usaha untuk mendorong struktur sektor ekonomi unggulan di masing-masing daerah menjadi salah satu kunci keberhasilan yang utama. Hal tersebut dapat dilakukan melalui program-program dan langkah-langkah yang strategis, didukung dengan alokasi anggaran yang memadai. Untuk meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan yang handal. Dengan melakukan analisis model input–output, maka dapat dilihat keterkaitan antar sektor ekonomi dalam suatu wilayah tertentu secara komprehensif. Analisis model input–output didasarkan pada situasi perekonomian yang nyata bukan dengan pendekatan teori semata. Dalam penelitian ini didapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang keterkaitan struktur antar sektor-sektor ekonomi di Jawa Barat, mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang ada pada perekonomian Jawa barat serta memberikan masukan bagi kebijakan pembangunan Jawa Barat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis input-output. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan analisis struktur, yang terdiri dari backward linkages (kaitan ke belakang/indeks daya penyebaran) dan forward linkages (kaitan ke depan/indeks daya kepekaan). Data yang digunakan yaitu tabel input-output Jawa Barat tahun 2010, data tersebut di update dengan menggunakan metode RAS yang menggunakan tabel input-output Jawa Barat tahun 2000 dan 2003 dengan klasifikasi 29 x 29 sektor serta tabel produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Barat tahun 2008-2010 yang diperoleh dari BPS Jawa Barat, BPS Pusat, dan Bappeda Jawa Barat. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengolah data Input-Output ini adalah Microsoft Excel. Untuk melihat struktur dengan analisis input-output dapat dilihat sektor -sektor kunci yang memiliki backward linkages (keterkaitan ke belakang) atau disebut juga derajat kepekaan yang tinggi dan forward linkages (keterkaitan ke depan) atau daya sebar yang tinggi. Dikarenakan sektor yang menjadi sektor unggulan memiliki daya dorong yang kuat terhadap penciptaan sektor ekonomi lainnya, memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan permintaan akhir dari sektor- sektor ekonomi lainnya dan memegang peranan penting dalam menggerakan roda perekonomian. Kata kunci : Model input-output, backward linkages, forward linkages. I. Pendahuluan Propinsi Jawa Barat saat ini telah mampu memberikan kontribusi yang relatif besar bagi perekonomian Indonesia, kontribusi ekonomi Jawa Barat adalah sebesar 14,81% (Rp.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS STRUKTUR SEKTOR PEREKONOMIAN JAWA BARAT DENGAN MODEL INPUT – OUTPUT
Dewi Shofi Mulyati 1, Iyan Bachtiar 2, Fitri 3 1,2,3 Universitas Islam Bandung, Bandung
Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang cenderung tidak meningkat, maka diperlukan usaha untuk mendorong struktur sektor ekonomi unggulan di masing-masing daerah menjadi salah satu kunci keberhasilan yang utama. Hal tersebut dapat dilakukan melalui program-program dan langkah-langkah yang strategis, didukung dengan alokasi anggaran yang memadai. Untuk meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan yang handal. Dengan melakukan analisis model input–output, maka dapat dilihat keterkaitan antar sektor ekonomi dalam suatu wilayah tertentu secara komprehensif. Analisis model input–output didasarkan pada situasi perekonomian yang nyata bukan dengan pendekatan teori semata. Dalam penelitian ini didapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang keterkaitan struktur antar sektor-sektor ekonomi di Jawa Barat, mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang ada pada perekonomian Jawa barat serta memberikan masukan bagi kebijakan pembangunan Jawa Barat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis input-output. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan analisis struktur, yang terdiri dari backward linkages (kaitan ke belakang/indeks daya penyebaran) dan forward linkages (kaitan ke depan/indeks daya kepekaan). Data yang digunakan yaitu tabel input-output Jawa Barat tahun 2010, data tersebut di update dengan menggunakan metode RAS yang menggunakan tabel input-output Jawa Barat tahun 2000 dan 2003 dengan klasifikasi 29 x 29 sektor serta tabel produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Barat tahun 2008-2010 yang diperoleh dari BPS Jawa Barat, BPS Pusat, dan Bappeda Jawa Barat. Perangkat lunak yang digunakan dalam mengolah data Input-Output ini adalah Microsoft Excel. Untuk melihat struktur dengan analisis input-output dapat dilihat sektor -sektor kunci yang memiliki backward linkages (keterkaitan ke belakang) atau disebut juga derajat kepekaan yang tinggi dan forward linkages (keterkaitan ke depan) atau daya sebar yang tinggi. Dikarenakan sektor yang menjadi sektor unggulan memiliki daya dorong yang kuat terhadap penciptaan sektor ekonomi lainnya, memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan permintaan akhir dari sektor-sektor ekonomi lainnya dan memegang peranan penting dalam menggerakan roda perekonomian. Kata kunci : Model input-output, backward linkages, forward linkages.
I. Pendahuluan
Propinsi Jawa Barat saat ini telah mampu memberikan kontribusi yang relatif besar bagi
perekonomian Indonesia, kontribusi ekonomi Jawa Barat adalah sebesar 14,81% (Rp.
633.283.483,36 Juta) pada tahun 2008 kemudian 14,83% (Rp. 689.841.314,34 Juta) pada tahun
2009 dan 14,58% (Rp. 770.660.505,05 Juta) pada tahun 2010 (Sumber : BPS (Badan Pusat
Statistik) Pusat.Angka tersebut memperlihatkan kontribusi perekonomian Jawa Barat terhadap
perekonomian Nasional cenderung tidak meningkat.
Dengan melihat kondisi tersebut, maka perlunya peran pemerintah daerah untuk
mendorong struktur dari sektor ekonomi unggulan di daerah Jawa Barat yang menjadi salah satu
kunci keberhasilan yang utama. Hal tersebut dapat dilakukan melalui program-program dan
langkah-langkah yang strategis yang didukung dengan alokasi anggaran yang memadai, serta
rencana pembangunan pemerintah daerah diarahkan pada sasaran yang lebih fokus agar sektor-
sektor yang menjadi unggulan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi. Oleh karena itu
dalam penelitian ini peneliti ingin membahas mengenai analisis struktur sektor perekonomian
Jawa Barat dengan menggunakan model analisis input-output dengan pendekatan analisis
struktur yang terdiri dari backward linkages (kaitan ke belakang/indeks daya penyebaran) dan
forward linkages (kaitan ke depan/indeks daya kepekaan).Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang keterkaitan struktur antar sektor-sektor
ekonomi di Jawa Barat.
2. Mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang ada pada perekonomian Jawa barat.
3. Memberikan masukan bagi kebijakan pembangunan Jawa Barat.
II. Kajian Literatur
a. Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan E konomi
Secara umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya. Kemajuan yang dimaksud diartikan sebagai kemajuan material,
sehingga pembangunan sering diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh sebuah
masyarakat dibidang ekonomi (Budiman, 2000).
Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Dimana pertumbuhan
ekonomi adalah sebagai suatu kenaikan terus menerus dalam produk per kapita atau per pekerja,
seringkali diikutii dengan kenaikan jumlah penduduk dan biasanya dengan perubahan struktural
(Jhingan, 2004).
b. Sektor Unggulan Keterkaitan Antar Sektor Dalam P erekonomian
Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan faktor
anugerah (endowment factors).Selanjutnya faktor ini berkembang lebih lanjut melalui kegiatan
investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Jadi ada saling ketergantungan diantara
berbagai kegiatan produksi dalam kegiatan perekonomian (Suparmoko, 1997). Kriteria sektor
unggulan akan sangat bervariasi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut
dalam perekonomian daerah, diantaranya:
1. Sektor unggulan tersebut memiliki laju pertumbuh yang tinggi;
2. Sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar;
3. Sektor tersebut memiliki keterkaitan antara sektor yang tinggi baik ke depan maupun ke
belakang;
4. Sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi (Usya 2006).
Keterkaitan antar sektor diberbagai kegiatan ekonomi itu terdapat hubungan timbal balik
dimana sektor industri menggunakan hasil produksi sektor pertanian, sedangkan sektor pertanian
menggunakan hasil produksi sektor industri sebagai masukan, demikian pula dalam
hubungannya dengan sektor jasa. Jadi ada saling ketergantungan diantara berbagai kegiatan
produksi dalam kegiatan perekonomian (Suparmoko, 1997).
III. Metodologi
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data-
data perekonomian Jawa Barat berupa tabel input-output Jawa Barat tahun 2010, data tersebut
di update dengan menggunakan metode RAS yang menggunakan tabel input-output Jawa Barat
tahun 2000 dan 2003 serta tabel produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Barat tahun 2008-
2010. Tabel input output disajikan dalam bentuk matriks yang diklasifikasikan menjadi 29 sektor
perekonomian (matriks 29 x 29) yang diperoleh dari BPS Pusat, BPS Jawa Barat, Bappeda Jawa
Barat dan dari instansi terkait lainnya. Dalam Pengolahan data ini, software yang digunakan untuk
membantu perhitungan dalam pengolahan data adalah MS Excel, hal ini bertujuan agar
mempermudah perhitungan dalam pengolahan data.
IV. Model Input Output
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Input-Output.
Model input-output pertama kali dikembangkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an.
Analisis input-output (analisis masukan-keluaran) adalah suatu analisis atas perekonomian
wilayah secara komprehensif karena melihat keterkaitan antar sektor ekonomi di wilayah tersebut
secara keseluruhan.
Bentuk Umum Tabel Transaksi Input Output
Kita asumsikan bahwa di perekonomian hanya terdapat dua sektor produksi, yaitu sektor 1
dan sektor 2; terdapat empat komponen permintaan akhir, yaitu konsumsi rumah tangga (C),
investasi perusahaan (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor luar negeri (E); dua faktor
produksi, yaitu tenaga kerja dengan balas jasa upah (L) dan kapital dengan balas jasa sewa (N).
Di samping itu, sektor-sektor produksi maupun pengguna akhir juga dapat membeli barang dari
luar negeri dalam bentuk impor (M), dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Tabel Input-Output
Sektor
Produksi Permintaan Akhir
Total
Output
1 2 C I G E X
Sektor 1 z11 z12 C1 I1 G1 E1 X1
Produksi 2 z21 z22 C2 I2 G2 E2 X2
Nilai L L1 L2 LC LI LG LE L
Tambah N N1 N2 NC NI NG NE N
Impor M M1 M2 MC MI MG ME M
Total
Input X X1 X2 C I G E X
Sumber : (BPS Jawa Barat, 2003)
V. Matriks Teknologi
Dengan mengetahui zij dan Xj dapat dihitung suatu koefisien teknologi, aij, sebagai
berikut :
j
ijij X
za =
(1)
Dimana :
� ��� : matriks teknologi
� ��� : matriks input antara (sektor)
� ��� : jumlah input
Koefisien ini dapat diterjemahkan sebagai jumlah input sektor i yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit output sektor j.
Matriks Kebalikan Leontief
Setelah menghitung matriks teknologi maka selanjutnya adalah menghitung matriks
kebalikan leontief.
= (I - A)-1 (2)
Dimana :
� A : Matriks A ini sering pula disebut dengan matriks teknologi.
� I : Matriks Identitas
Disebut dengan matriks kebalikan Leontief (Leontief invers matrix). Elemen matriks ini
dinotasikan dengan ijα , dan mencerminkan efek langsung dan tidak langsung dari perubahan
permintaan akhir terhadap output sektor-sektor di dalam perekonomian serta matriks tersebut
digunakan dalam menghitung nilai indeks daya penyebaran dan indeks daya kepekaan.
VI. Matriks Input-Output dengan Metode RAS
Dalam penelitian tugas akhir ini data tabel I-O yang tidak tersedia/belum lengkap maka data
tersebut akan di update dengan cara estimasi data yang menggunakan metode RAS. Dimana
metode RAS dibuat berdasarkan matriks koefisien teknologi (koefisien input) pada tahun
sebelumnya, dan ditambah dengan beberapa informasi lainnya. Metode RAS pada prinsipnya
merupakan metode estimasi koefisien I-O non survey.Ahli ekonomi yang pertama kali
memperkenalkan cara pembuatan tabel I-O seperti ini adalah Richard Stone dari Cambridge
University pada tahun 1961 (Miller dan Blair, 1985). Metodenya dikenal dengan nama RAS.
RAS adalah sebuah nama rumus matriks yang dikembangkan oleh Richard Stone, dimana
R dan S adalah matriks diagonal berukuran n x n, dan A adalah matriks berukuran n x n yang
menunjukkan banyaknya sektor industri.
Secara umum prosedur RAS ini dapat dinyatakan dengan beberapa iterasi (tahapan) sebagai
berikut :
(3)
Setelah hasil iterasi diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menggunakan hasil iiterasi untuk
mengestimasi output pada tahun (t+s) untuk memperoleh updating data tabel input-output tahun
2010, yang diklasifikasikan menjadi 29 sektor atau terdiri dari (29 x 29 sektor). Adapun langkah-