BAB I
PENDAHULUAN
Zaman dahulu, bayi dengan berat lahir rendah kecil masa
kehamilannya (KMK) disebut menderita retardasi pertumbuhan
intrauteri (IUGR). Untuk menghindari kesalahpahaman dimana orang
tua menganggap istilah retardasi sebagai fungsi mental yang
abnormal, atau gangguan perkembangan mental. Sehingga istilah
tersebut diganti menjadi pertumbuhan janin terhambat1. Dalam 5
tahun terakhir, istilah Retardation pada Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) telah berubah menjadi Restriction oleh karena
Retardasi lebih ditekankan untuk mental.
Pertumbuhan Janin Terhambat atau (IUGR) merupakan gangguan
pertumbuhan janin dan bayi baru lahir yang meliputi beberapa
parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan). Banyak
istilah yang digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan janin
terhambat (PJT) seperti pseudomature, small for date, dysmature,
fetal malnutrition syndrome, chronic fetal distress, IUGR dan small
for gestational age (SGA).
Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah setiap bayi
yang berat badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari
presentil ke-10 untuk masa kehamilan pada Denver Intrauterine
Growth Curves adalah bayi SGA. Ini dapat terjadi pada bayi yang
prematur, matur, ataupun postmatur.
Di negara berkembang, angka kejadian PJT berkisar antara 2%-8%
pada bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%.
Sedangkan angka kejadian untuk SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah
janin dengan PJT.
Tidak semua bayi dengan berat lahir kurang dari persentil ke-10
terhambat pertumbuhannya secara patologis, beberapa diantaranya
kecil hanya karena faktor konstitusional. Bahkan, Manning dan
Hohler (1991) serta Gardosi, dkk (1992) menyimpulkan bahwa 25-60%
bayi yang secara konvensional didiagnosis sebagai KMK sebenarnya
tumbuh secara baik jika determinan berat lahir seperti kelompok
etnis ibu, paritas, berat badan dan tinggi badan ikut
dipertimbangkan.2,3,4BAB II
TINJAUAN PUSTAKA2.1. DEFINISI
Menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang
terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai
berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia
kehamilannya.
Pertumbuhan Janin Terhambat adalah gangguan pertumbuhan pada
janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar
kepala, berat badan, panjang badan), yang beratnya dibawah 10
persentil untuk usia gestasionalnya. Bayi-bayi antara persentil 10
dan 90 diklasifikasikan sebagai kelompok dengan berat sesuai usia
gestasional. 5Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth
Restriction adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi
dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah
standar berat dari usia kehamilannya.
Menurut Gordon (2005), pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine
growth restriction) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin
berukuran lebih kecil dari standar ukuran biometri normal pada usia
kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering diartikan sebagai kecil
untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age). Umumnya janin
dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya
janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam
usia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir
prematur (37 minggu). Bila berada di bawah presentil ke-7 maka
disebut small for gestational age (SGA), di mana bayi mempunyai
berat badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal.
Gambar 1. Bayi dengan PJT (kiri) dan bayi dengan pertumbuhan
normal sesuai usia gestasi sumber : www.mountsinai.on.
Gambar 2. Persentil Berat Badan Janin sesuai dengan Usia
KehamilanJadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10
2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan.
Sedangkan pada KMK ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7
2. Tidak adanya proses patologis.Ada dua bentuk PJT menurut
Renfield (1975) yaitu:1. Proportionate Fetal Growth Restriction:
oleh Campbell dan Thoms (1997) dikenal juga dengan istilah
pertumbuhan janin terhambat simetris, yaitu Janin yang menderita
distress yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga
berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan
tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.2.
Disproportionate Fetal Growth Restriction: oleh Campbell dan Thoms
(1997) dikenal juga dengan istilah pertumbuhan janin terhambat
asimetris. Dimana terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi
beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat
tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak waste dengan
tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering
keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih
panjang.Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran
panjang, berat dan lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di
dalam badanpun mengalami perubahan, misalnya Drillen (1975)
menemukan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah sedangkan
berat hati, limpa, kelenjar adrenal dan thimus berkurang
dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama. Perkembangan
dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.
2.2. PERTUMBUHAN NORMAL INTRAUTERINPada masa kehamilan janin
mengalami pertumbuhan tiga tahap di dalam kandungan, yaitu:1.
Hiperplasia, yaitu: Pada 4-20 minggu kehamilan terjadi mitosis yang
sangat cepat dan peningkatan jumlah DNA.2. Hiperplasia dan
hipertrofi, yaitu: Pada 20-28 minggu aktifitas mitosis menurun,
tetapi peningkatan ukuran sel bertambah.3. Hipertrofi, yaitu: Pada
28-40 minggu pertumbuhan sel menjadi maksimal terutama pada minggu
ke 33, penambahan jumlah lemak, otot dan jaringan ikat tubuh.2.3.
PERKEMBANGAN PJT INTRAUTERIN
Peningkatan rasio berat plasenta terhadap berat lahir
ditimbulkan oleh kondisi diet rendah nutrisi terutama protein1.
Kondisi kekurangan nutrisi padaawal kehamilanPada kondisi awal
kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh
makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan
nutrisi sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan
perkembangan. Kekurangan nutrisi padaawal kehamilan dapat
mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris. Hal sebaiknya
terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi hiperglikemia
pada kehamilan lanjut2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan
kehamilanDefisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan
plasenta, tapi bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta
sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang luas.3. Kondisi
kekurangan nutrisi pada akhir kehamilanTerjadi pertumbuhan janin
yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin
denganplasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya
kekurangan. Pada kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan
kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada kondisi
kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan pertumbuhan yang
irreversibel.6,7,82.4. KLASIFIKASIAntara PJT dan KMK banyak terjadi
salah pengertian karena definisi keduanya hampir mirip. Tetapi pada
KMK tidak terjadi gangguan pertumbuhan, bayi hanya mempunyai ukuran
tubuh yang kecil. Sedangkan pada PJT terjadi suatu proses patologis
sehingga berat badan janin tersebut kecil untuk masa
kehamilannya.Berdasarkan gejala klinis dan USG janin kecil
dibedakan atas:1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah
presentil ke-10 untuk masa kehamilannya. Mempunyai ponderal index
dan jaringan lemak yang normal. Ponderal index adalah suatu
perbandingan terhadap indeks massa tubuh tapi memberikan
perbandingan yang lebih baik antara individu dengan berbagai
tinggi.Ponderal index = BB(gram) x 100PB(cm)
2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis,
inilah yang disebut true fetal growth restriction. Berdasarkan
ukuran kepala, perut, dan panjang lengan dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di
mana total jumlah sel kurang, ini biasanya disebabkan oleh gangguan
kromosom atau infeksi kongenital misalnya TORCH. Proses patologis
berada di organ dalam sampai kepala.
2. Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di
mana jumlah total sel normal tetapi ukurannya lebih kecil. Biasanya
gangguan ini disebabkan oleh faktor maternal atau faktor
plasenta.
SimetrisAsimetris
Etiologi: faktor genetik dan infeksiInsufisiensi plasenta
kronik
frekuensi : 20%80%
Mulai dari awal kehamilanTrimester ketiga
Organ terganggu ( mikrosefalusBerat>panjang
Timus>hati>jantung> otak
Rasio otak : liver ( 6:1
Semua bagian tubuh kecilKepala lebih besar dari perut
Ponderal index normalMeningkat
Perbandingan kepala, perut dan panjang tangan
normalMeningkat
Jumlah sel-lebih kecilUkuran sel normalNormal
Kecil
Bayi dengan komplikasi prognosisnya burukBiasanya tanpa
komplikasi baik prognosisnya
Evaluasi USG : BPD ( pertumbuhan lambatPertumbuhan datar
AC, lingkar perut ( kecilKecil
HC-AC ( sama dengan SMK fetus, no brain sparing. Lebih besar
dari 1 setelah 37 minggu biasanya dengan relative brain sparing
Tabel 1. Perbandingan PJT Simetris dan Asimetris
Gambar 3. Perbandingan Ukuran antara bayi PJT kanan dengan bayi
normal (kiri)8Sumber : www.fetal.comAda pula tipe campuran dimana
terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tumbuh
kombinasi hyperplasia dan hipertrofi sel, misalnya pada malnutrisi
ibu, kecanduan obat atau keracunan.
2.5. ETIOLOGI
PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau
abnormalitas yang mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau
menyebabkan ukuran sel menurun. Hal tersebut mungkin terjadi ketika
janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena
infeksi. Meskipun beberapa bayi kecil karena genetik (orang tuanya
kecil), kebanyakan PJT disebabkan oleh sebab lain. Penyebab dari
PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:1. Maternal Tekanan
darah tinggiPada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi
interstitial dan endotelium trophoblas masuk jauh ke dalam
arterioli miometrium sehingga aliran menjadi lancar menuju
retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin
sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam
uterus.
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh
sel trophoblas sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga
cukup untuk menjamin aliran darah tanpa gangguan pada lumen dan
arteri spiralis terbuka.
Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam
arteri spiralis dan arteriolinya dapat menimbulkan keadaan iskemia
retroplasenter.
Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan
apabila gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin
terjadi apabila iskemia tidak terlalu besar, tetapi aliran darah
dengan nutrisinya merupakan masalah pokok. Berikut kelainan yang
dapat menyebabkan terjadinya gangguan sirkulasi fetomaternal.
Penyakit ginjal kronik, Diabetes Melitus
Penyakit jantung dan pernapasan
Malnutrisi dan anemia
Infeksi
Pecandu alcohol, PerokokKebiasaan merokok terlebih dalam masa
kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih kecil sebesar 200 sampai
300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini
disebabkan oleh dua faktor yaitu :
Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan
kekurangan substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh
janin.
Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi
pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang sampai
ke dalam ruang intervillus.2. Uterus dan Plasenta Penurunan aliran
darah di uterus dan plasenta Plasenta abruption, plasenta previa,
infark plasenta (kematian sel pada plasenta), korioangioma. Infeksi
di jaringan ikat sekitar uterus Twin-to-twin transfusion syndrome3.
Janin Janin kembar
Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat
menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi
yang sering menyebabkan PJT).Infeksi intrauterine adalah penyebab
lain dari hambatan pertumbuhan intrauterine.banyak tipe seperti
pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus,
dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan
intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil
menurut laporan bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500
gram dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena
infeksi itu.
Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan
metabolisme pada janin tanpa kompensasi peningkatan transportasi
substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi subnormal
atau dismatur. Kelainan kongenital
Kelainan kromosom (Kelainan kromosom seperti trisomi atau
triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan
dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta
polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma
Turner juga berkaitan dengan PJT) . Pajanan teratogen (zat yang
berbahaya bagi pertumbuhan janin). Berbagai macam zat yang bersifat
teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol
dapat menyebabkan PJT. (1,2,4,5,6)Penyebab dari PJT menurut
kategori retardasi pertumbuhan simetris dan asimetris dibedakan
menjadi:1. Simetris: Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan
pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua organ mengecil secara
proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan
kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH
(Toxoplasmosis, Other Agents 13000 bayi dengan anomaly structural
berat, 22% diantaranya mengalami hambatan pertumbuhan berat,
semakin parah malformasi semakin rentan janin mengalami KMK. d.
Kelainan kromosomAneuploidy kromosomal, seperti trisomy autosomal
plasenta dengan penurunan jumlah arteri yang berotot kecil di
batang vili tersier.
Trisomy 21 ( hambatan pertumbuhan ringan, pemendekan ukuran
femur, hypoplasia phalanx media Trisomy 18 dan 13 ( lebih pendek
dari Aneuploidy kromosomal, seperti trisomy autosomal plasenta
dengan penurunan jumlah arteri yang berotot kecil di batang vili
tersier. Trisomy 18 dan 13 ( lebih pendek.e. Sindrom DwarfPerempuan
bertubuh kecil akan memiliki bayi yang juga kecil. Jika perempuan
memulai kehamilan dengan berat badan kurang dari 100 pon, resiko
untuk melahirkan bayi KMK meningkat 2x lipat. Dan hal tersebut
diturunkan lewat garis keturunan maternal.2. Asimetris: Gangguan
pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama
dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris. Beberapa organ
lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah
bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang
tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan
diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah
insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena
gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan
diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan(8). Faktor-faktor
lainnya:a. Penyakit vaskulerb. Penyakit ginjal kronisc. Hipoksia
kronisd. Anemia maternale. Abnormalitas plasenta dan tali pusatf.
Janin multipelg. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
3. Kombinasi Simetris dan Asimetris (Intermediate):a. Obat-obat
teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa preparat
antikonvulsan, antineoplastik, imunosupresan antirejeksi,
pertumbuhan terhambat mungkin berhubungan dengan ekspresi enzim
fenotipik yang memperlambat metabolisme kafein.b. Malnutrisi
berat2.6. EPIDEMIOLOGIDi negara berkembang angka PJT kejadian
berkisar antara 2%-8% pada bayi dismature, pada bayi mature 5% dan
pada postmature 15%. Sedangkan angka kejadian untuk SGA adalah 7%
dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.
Pada 1977, Campbell dan Thoms memperkenalkan ide pertumbuhan
simetrik dan pertumbuhan asimetrik. Janin yang kecil secara
simetrik diperkirakan mempunyai beberapa sebab awal yang global
(seperti infeksi virus, fetal alcohol syndrome). Janin yang kecil
secara asimetrik diperkirakan lebih kearah kecil yang sekunder
karena pengaruh restriksi gizi dan pertukaran gas. Dashe dkk
mempelajari hal tersebut diantara 1364 bayi PJT (20% pertumbuhan
asimetris, 80% pertumbuhan simetris) dan 3873 bayi dalam presentil
25-75 (cukup untuk usia kehamilan).
2.7. PATOFISIOLOGI
Pada kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari perkembangan
plasenta yang abnormal, pasokan oksigen, masukan nutrisi dan
pengeluaran hasil metabolic menjadi abnormal. Janin menjadi
kekurangan oksigen dan nutrisi pada trimester akhir sehingga timbul
PJT yang asimetrik yaitu lingkar perut jauh lebih kecil dari pada
lingkar kepala. Pada keadaan yang parah mungkin akan terjadi
kerusakan tingkat seluler berupa kelainan nucleus dan
mitokondria.2Pada keadaan hipoksia, produksi radikal bebas di
plasenta menjadi sangat banyak dan antioksidan relative kurang (
misalnya : preeklamsia ) akan menjadi lebih parah. Soothil dan
kawan-kawan (1987) telah melakukan pemeriksaan gas darah pada PJT
yang parah dan menemukan asidosis dan hiperkapnia, hipoglikemi dan
eritroblastosis. Kematian pada jenis asimetris lebih parah jika
dibandingkan dengan simetris.2Penyebab PJT simetrik adalah factor
janin atau lingkungan uterus yang kronik (diabetes, hipertensi ).
Factor janin ialah kelainan genetic (aneuploidy), umumnya trisomy
21, 13, dan 18. Secara keseluruhan PJT ternyata hanya sekitar 20 %
saja yang asimetrik pada penelitian terhadap 8722 di Amerika.2 2.8.
MANIFESTASI KLINIS Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya
tampak kurus, pucat, dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya
tampak rapuh dan layu dibanding pada bayi normal yang tampak tebal
dan kuat. PJT muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan
jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan
nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk perkembangan dan
pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meski pada
sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan bisa diakibatkan
karena faktor genetik (kedua orangtua kecil), kebanyakan kasus PJT
atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena faktor-faktor
lain. Beberapa diantaranya sbb:PJT dapat terjadi kapanpun dalam
kehamilan. PJT yang muncul sangat dini sering berhubungan dengan
kelainan kromosom dan penyakit ibu. Sementara, PJT yang muncul
terlambat (>32 minggu) biasanya berhubungan dengan problem lain.
Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh tubuh dan organ janin menjadi
terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta tidak cukup, janin akan
menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut
jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami
kematian. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT akan mengalami
keadaan berikut :
Penurunan level oksigenasi
Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi
adaptasi bayi segera setelah lahir)
Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di
dalam kandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas
Hipoglikemi (kadar gula rendah)
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)2.9. MORBIDITAS DAN
MORTALITAS
Pada kasus PJT bayi lahir dengan asphyxia, meconium aspiration,
hipoglikemi, hipotermi, polisitemi yang semua hal ini menyebabkan
kelainan neurologi baik pada bayi cukup bulan atau kurang
bulan.
Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat PJT lebih
tinggi daripada kehamilan cukup bulan. Kematian terutama
diakibatkan oleh infeksi virus, kelainan kromosom, penyakit ibu,
insufisiensi plasenta, atau akibat faktor lingkungan dan sosial
ekonomi.
2.10. DIAGNOSIS diagnosis PJT dapat diketahui1. Faktor Ibu Ibu
hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal, kardiopulmonal
dan pada kehamilan ganda.2. Tinggi Fundus Uteri cara ini sangat
mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada kehamilan kecil.
Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan dari
simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada
pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga)
sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka
kita dapat mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan
pertumbuhan.
Cara ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel,
hidramnion, janin letak lintang.3. USG FetomaternalPada USG yang
diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry angka
kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan cephalometry
yang tidak normal maka dapat kita sebut sebagai asimetris PJT.
Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada
pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran
hati. Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan
antara ukuran lingkar kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk
mendeteksi adanya asimetris PJT.Pada USG kita juga dapat mengetahui
volume cairan amnion, oligohidramnion biasanya sangat spesifik pada
asimetris PJT dan biasanya ini menunjukkan adanya penurunan aliran
darah ke ginjal.(6)Setiap ibu hamil memiliki patokan kenaikan berat
badan. Misalnya, bagi ibu yang memiliki berta badan normal,
kenaikannya sampai usia kehamilan 9 bulan adalah antara 12,5 kg-18
kg, sedangkan bagi yang tergolong kurus, kenaikan sebaiknya antara
16 kg-20 kg. Sementara, jika Anda termasuk gemuk, maka
pertambahannya antara 6 kg11,5 kg. Bagi ibu hamil yang tergolong
obesitas, maka kenaikan bobotnya sebaiknya kurang dari 6 kg. Untuk
memantau berat badan, terdapat parameter yang disebut dengan indeks
massa tubuh (IMT). Patokannya, bila : IMT 20 24 = normal IMT 25 29
= kegemukan (overweight) IMT lebih dari 30 = obesitas IMT kurang
dari 18 = terlalu keras Jadi, jika IMT Anda 20-24, maka kenaikan
bobot tubuh selama kehamilan antara 12,5 kg-18 kg, dan seterusnya.
Umumnya, kenaikan pada trimester awal sekitar 1 kg/bulan.
Sedangkan, pada trimester akhir pertambahan bobot bisa sekitar 2
kg/bulan(9). 4. Doppler Velocimetry Dengan menggunakan Doppler kita
dapat mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang tidak normal pada
arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya PJT.
5. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi diabetes
mellitus
2. Screening penyakit infeksi, waspada infeksi TORCH,
Syphilis
3. Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada Hepatitis B dan
C6. Pengukuran Cairan Amnion
Terdapat hubungan antara oligohidramnion dengan pertumbuhan
janin terhambat, juga semakin kecil kantong cairan amnion semakin
besar angka kematian perinatal. Karena semakin sedikit cairan
amnion berarti kurangnya jumlah produksi urin janin akibat hipoksia
dan penurunan aliran darah ginjal.12.11. DIAGNOSIS BANDING
Janin kecil pada ibu yang ukuran tubuhnya kecil pula. Wanita
yang tubuhnya kecil secara khas akan memiliki bayi yang berukuran
kecil pula. Jika wanita itu memulai kehamilannya dengan berat badan
kurang dari 100 pound ( 40 tahun, riwayat ART (assisted repro
tech), pregestasional DM, kehamilan multiple, riwayat solusio
plasenta, riwayat infark plasenta. Dimulai antara usia 12-16
minggu, dilanjutkan sampai 36 minggu.3,5Pemeriksaan tambahan
Pasien dengan IUGR, skrining maternal untuk mencari etiologic
infeksi dapat dipertimbangkan. Saat ditegakkan diagnosis IUGR
lakukan surveilans. Lakukan USG serial setiap 2 minggu dan lakukan
doppler a. umbilikalis. Bias lakukan juga pemeriksaan doppler MCA (
middle cerebral artery ), v. umbilikalis.9. Monitoring
intrapartum
Dalam persalinan perlu dilakukan pemantauan terus menerus sebab
fetus dengan hambatan pertumbuhan intrauterin mudah menjadi
hipoksia dalam masa ini. Oligohidramnion bisa menyebabkan tali
pusat terjepit sehingga rekaman jantung janin menunjukkan
deselerasi variabel. Keadaan ini diatasi dengan memberi infus
kedalam rongga amnion (amnioinfusion). Pemantauan dilakukan dengan
kardiotokografi kalau bisa dengan rekaman internal pada mana
elektroda dipasang pada kulit kepala janin setelah ketuban
pecah/dipecahkan dan kalau perlu diperiksa pH janin dengan
pengambilan sampel darah pada kulit kepala. Bila pH darah janin
< 7,2 segera lakukan resusitasi intrauterin kemudian disusul
terminasi kehamilan dengan bedah. Resusitasi intrauterin dilakukan
dengan cara ibu diberi infus (hidrasi maternal) merebahkan dirinya
kesamping kiri, bokong ditinggikan sehingga bagian terdepan lebih
tinggi, berikan oksigen kecepatan 6 I/menit, dan his dihilangkan
dengan memberi tokolitik misalnya terbutalin 0,25 mg
subkutan.1Tatalaksana hipoglikemia ibu
Menurut PERKENI (2006) pedoman tatalaksana hipoglikemi Target
gula darah puasa yaitu 120 mg/dl
Bila diperlukan pemberian glukosa cepat (IV) ( 1 flash (25 cc)
dex 40% (10gr Dex) dapat meningkatkan kadar glukosa 25-30 mg/dl
Hipoglikemia ringan :
1. Berikan 150-200 ml the manis / jus buah atau 6-10 butir
permen / 2-3 sendok the sirup atau madu
2. Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit ( ulangi
pemberiannya (tak dianjurkan pemberian makanan tinggi kalori (
coklat, kue, donat, ice cream, cake)
Hipoglikemia berat :
1. Tergantung tingkat kesadaran Pasien
2. Bila Pasien tak sadar ( jangan berikan makanan atau minuman (
aspirasi
Pilihan terapi hipoglikemi
Glukosa oral Glukosa intravena Glucagon 1 mg (SC/IM) Thiamine
100 mg (IV/IM) ( pada Pasien alcoholic (Wernicke
encephalopathy)
Monitoring
Penatalaksanaan pada NeonatusPenanganan bayi harus dilakukan
seoptimal mungkin, harus dikelola sejak dilahirkan. Persiapan
resusitasi neonatus harus dilakukan dengan baik. Evaluasi segera
setelah lahir, meliputi: penghitungan nilai APGAR, pemeriksaan
keadaan umum bayi, pemeriksaan fisik untuk melihat adanya cacat
bawaan, pemeriksaan plasenta, pemeriksaan kadar glukosa,
pemeriksaan hematokrit tali pusat, pengawasan lanjut.9,10Masalah
yang mungkin timbul pada bayi adalah perubahan morfologi/fisiologi
akibat gangguan pertumbuhan intrauterin, makrosomia, cacat bawaan;
gangguan metabolik seperti hipoglikemia, hipokalsemia,
hipomagnesemia, hiperbilirubinemia; gangguan hematologik seperti
polisitemia atau hiperviskositas darah; serta gangguan pernafasan
dan kelainan jantung bawaan.9,101. HipoglikemiaDikatakan
hipoglikemia bila kadar gula darah