-
1
TANYA JAWAB PERTANYAAN UMUM
TENTANG
EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN
BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN
KURIKULUM 2013
PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006
PADA SEMESTER KEDUA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
-
2
KATA PENGANTAR
Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas,
satuan
pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan
kurikulum yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006
dan
Kurikulum 2013. Ditinjau dari beban belajar peserta didik
berdasarkan struktur
Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat
perbedaan jumlah
jam pelajaran secara keseluruhan dan pada beberapa matapelajaran
di
SMP/SMA/SMK.
Dampak dari pemberlakuan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
tersebut, mengakibatkan sejumlah guru bersertifikat pendidik
yang mengajar
pada mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar di
SMP/SMA/SMK yang
sebelumnya menggunakan kurikulum 2013, tidak dapat memenuhi
beban
mengajar 24 jam tatap muka per minggu. Hal ini berakibat SK
Tunjangan Profesi
guru yang bersangkutan tidak dapat diterbitkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Ekuivalensi
Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas
pada
SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester
Pertama
Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun
Pelajaran
2014/2015.
Untuk memberikan persamaan persepsi dan langkah dalam
melaksanakan
Peraturan Menteri dimaksud di sekolah, disusun Buku Tanya Jawab
tentang
kemengapaan dan proses pelaksanaan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar
mata
pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan
Kurikulum 2013
pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester
kedua
tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan
pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan oleh para guru pada
khususnya
dan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan
dasar dan menengah pada umumnya.
Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat.
Jakarta, Februari 2015
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
-
3
A. UMUM
1. Apa tujuan ekuivalensi itu dilakukan?
Jawab
Membantu guru yang bersertifikat pendidik yang mengajar mata
pelajaran
tertentu pada rombongan belajar di SMP/SMA/SMK yang
sebelumnya
menggunakan kurikulum 2013, kemudian menggunakan kurikulum tahun
2006
untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per
minggu.
2. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/
pembimbingan?
Jawab
Pada tahun 2014/2015 Pemerintah mengevaluasi pelaksanaan
Kurikulum 2013
dan salah satu kebijakan yang diambil adalah menghentikan
pelaksanaan
Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru melaksanakan Kurikulum
2013
selama 1 (satu) semester yaitu sekolah pelaksana Kurikulum 2013
tahap II
untuk kembali menggunakan Kurikulum Tahun 2006. Dengan
adanya
kebijakan untuk kembali pada Kurikulum Tahun 2006 tersebut,
berdampak
pada terjadinya sebagian guru tidak terpenuhi beban mengajar
minimal 24 jam
tatap muka per minggu. Akibatnya adalah mereka tidak akan
memperoleh SK
Tunjangan Profesi sebagai dasar untuk memperoleh tunjangan
profesi.
Agar guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu
pada
rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada
semester
pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun
pelajaran
2014/2015, tetap memperoleh tunjangan profesi, perlu aturan yang
mengakui
kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka sebagai
bagian dari
pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu.
Khusus untuk
jenjang SMP, hanya rombel yang terdaftar pada data dapodik
semester pertama
tahun ajaran 2014/2015 sebagai rombel yang melaksanakan
kurikulum 2013.
3. Bagi siapa saja kegiatan pembelajaran dapat
diekuivalensi?
Jawab
Kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka yang
dapat
diekuivalensikan sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap
muka
minimal 24 jam per minggu, diperuntukkan bagi guru SMP/SMA/SMK
yang
mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang
melaksanakan
Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun
2006 pada
semester kedua tahun pelajaran 2014/2015.
-
4
4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua guru?
Jawab
Tidak. Ekuivalensi berlaku hanya bagi guru SMP/SMA/SMK yang
mengajar
mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang
melaksanakan
Kurikulum 2013 pada semester pertama tahun pelajaran 2014/2015
menjadi
Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran
2014/2015.
5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi
beban mengajar
guru dan pada jenjang pendidikan apa?
Jawab
Bukan mata pelajaran yang diekuivalensi, tetapi guru SMP/SMA/SMK
yang
mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang
melaksanakan
Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun
2006 pada
semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 yang dapat melakukan
kegiatan
pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian
dari
pemenuhan beban kerja tatap muka 24 jam per minggu. Mereka yang
terkena
dampak adalah yang mengajar:
a. Mata pelajaran di SMP meliputi
1) Bahasa Indonesia,
2) Ilmu Pengetahuan Alam,
3) Matematika,
4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
6) Seni Budaya, dan
7) TIK.
b. Mata pelajaran di SMA meliputi
1) Geografi,
2) Matematika,
3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
4) Sejarah, dan
5) TIK.
c. Mata pelajaran di SMK meliputi
1) Bahasa Indonesia,
2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
3) Sejarah, dan
4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI).
-
5
6. Mengapa ekuivalensi tidak berlaku bagi guru yang mengajar di
sekolah
dasar?
Jawab
Karena perubahan kurikulum tidak berdampak pada pemenuhan
beban
mengajar guru yang bertugas di sekolah dasar.
7. Mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak?
Jawab
Guru yang mengajar di SD terdiri dari guru kelas dan guru mata
pelajaran
(Pendidikan Agama dan Penjasorkes). Bagi guru kelas tidak
terkena dampak
kekurangan jam mengajar akibat perubahan pelaksanaan kurikulum,
karena
beban mengajar guru kelas sudah dapat memenuhi 24 jam tatap muka
per
minggu.
8. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan
guru
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah
Dasar?
Jawab
Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru
Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam struktur kurikulum SD
berdasarkan
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 tidak mengalami
perubahan,
sehingga tidak ada masalah dalam pemenuhan beban mengajar 24 jam
tatap
muka per minggu. Dengan demikian tidak diperlukan kegiatan
ekuivalensi
dalam pemenuhan beban mengajarnya.
9. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya guru mata pelajaran
tertentu saja di
SMP/SMA/SMK yang memperoleh ekuivalensi?
Jawab
Adanya perbedaan alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu
di
SMP/SMA/SMK antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tahun
2006,
dimana secara umum jumlah alokasi waktu pada mata pelajaran
tertentu pada
kurikulum 2013 lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum tahun
2006,
yaitu dari 38 jam pelajaran menjadi 32 jam pelajaran dengan
bobot yang
berbeda pada setiap mata pelajarannya.
-
6
10. Mengapa hanya guru mata pelajaran tertentu tersebut dan
tidak bisa
untuk mata pelajaran lain?
Jawab
Ya itu tadi, karena pada mata pelajaran tertentu tersebut dalam
struktur
Kurikulum Tahun 2006 alokasi waktu jam pelajaran per minggunya
lebih kecil
daripada yang terdapat di dalam struktur program Kurikulum 2013,
sedangkan
mata pelajaran lainnya tidak ada perubahan yang signifikan.
Artinya, karena
tidak ada perubahan jumlah jam maka tidak akan berdampak pada
guru
dalam memenuhi beban mengajarnya.
11. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki
kekurangan
beban mengajar guru?
Jawab
Kekurangan jam mengajar pada guru mata pelajara lain yang tidak
terkena
dampak perubahan kurikulum mengikuti aturan yang berlaku.
Untuk
memperoleh tunjangan profesi guru, mereka harus memenuhi beban
mengajar
24 jam tatap muka per minggu.
12. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang
dapat
diekuivalensikan?
Jawab
Ada 5 jenis kegiatan ekivalensi pembelajaran/pembimbingan yang
dapat dipilih
oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, yaitu guru menjadi:
a. walikelas,
b. pembina OSIS,
c. guru piket,
d. membina kegiatan ekstrakurikuler, seperti OSN, Keagamaan,
Pramuka, Olah
raga, Kesenian, UKS, PMR, Pencinta Alam, dan KIR, atau
e. menjadi tutor Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan,
atau program
pendidikan kesetaraan.
13. Apa saja kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang diakui
untuk
diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan ekuivalensinya?
Jawab
Kegiatan, tugas, jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang,
ekuivalensi beban
kerja per minggu dan bukti fisik untuk masing-masing kegiatan
diuraikan
dalam tabel berikut.
-
7
Wali Kelas
Tugas
Jumlah
Kegiatan/Kelas/
Kelompok/Orang
Ekuivalensi Beban
Kerja Per Minggu Bukti Fisik
a. Pengelolaan Kelas b. Berinteraksi dengan
orang tua/wali peserta didik
c. Penyelenggaraan Administrasi Kelas
d. Penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik
e. Pembuatan catatan khusus tentang peserta didik
f. Pencatatan mutasi peserta didik
g. Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil
belajar
h. dan lain-lain tugas kewalikelasan
Satu kelas per tahun
2 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai wali kelas dari kepala
sekolah
b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala
sekolah.
c. Laporan hasil kegiatan wali kelas
Membina Osis
Tugas Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang
Ekuivalensi Beban Kerja Per Minggu
Bukti Fisik
a. Menyusun program pembinaan OSIS
b. Mengkoordinasikan kegiatan upacara rutin dan hari besar
nasional
c. Penyelenggaraan latihan kepemimpinan dasar bagi peserta
didik
d. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan class
meeting
e. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan OSIS
Pengurus OSIS 1 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai pembina
OSIS dari kepala sekolah
b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala
sekolah.
c. Laporan hasil kegiatan pembinaan OSIS
-
8
Guru Piket
Tugas Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang
Ekuivalensi Beban Kerja Per Minggu
Bukti Fisik
a. Meningkatkan pelaksanaan keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan, dan
keterbukaan (9K)
b. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piket
c. Menjadi guru pengganti di kelas kosong
d. Mencatat warga sekolah yang tidak disiplin
e. Melaporkan kasus-kasus yang bersifat khusus kepada kepala
sekolah
f. Melakukan kegiatan lainnya yang terkait tugas guru piket
Satu kali dalam seminggu
1 jam pelajaran a. Surat tugas per semester sebagai guru piket
dari kepala sekolah
b. Jadwal piket yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
c. Laporan hasil piket per tugas
Membina Ekstrakurikuler
Tugas Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang
Ekuivalensi Beban Kerja Per Minggu
Bukti Fisik
a. Menyusun program pembinaan ekstrakurikuler tertentu
b. Melaksanakan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler tertentu
c. Melaporkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tertentu
Satu paket per tahun
2 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler
tertentu dari kepala sekolah
b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala
sekolah.
c. Laporan hasil kegiatan pembinaan ekstrakurikuler tertentu
-
9
Menjadi Tutor Paket A, B, atau C
Tugas Jumlah
Kegiatan/Kelas/
Kelompok/Orang
Ekuivalensi
Beban Kerja Per
Minggu
Bukti Fisik
Mengajar peserta didik Paket A, Paket B, atau Paket C di
PKBM/SKB
Jam pelajaran per
minggu
Sesuai dengan
alokasi jam
pelajaran per
minggu, maksimal
6 jam pelajaran
a. SK mengajar sebagai tutor.
b. Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala PKBM/SKB.
c. Laporan pelaksanaan tugas sebagai tutor.
14. Apakah beban mengajar 24 jam beban kerja guru itu bisa
diekuivalensikan
seluruhnya?
Jawab
Tidak.
Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan diakui paling
banyak 25%
dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6
jam tatap
muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.
15. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan
dapat
dipilih oleh guru?
Jawab
Dapat lebih dari 1 kegiatan ekuivalensi, namun jumlah jam yang
diakui paling
banyak adalah 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka
per
minggu atau 6 jam tatap muka per minggu.
16. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tersebut yang dapat
diekuivalensikan
dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK?
Jawab
Karena 5 kegiatan ekuivalensi tersebut merupakan kegiatan yang
berinteraksi
langsung dengan peserta didik, sehingga sangat bermanfaat dalam
kegiatan
pembelajaran/pembimbingan/pendidikan di satuan pendidikan.
17. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/
pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar guru?
-
10
Jawab
Cara melakukan kegiatan ekuivalensi: a. Kepala sekolah melakukan
pemetaan jumlah guru dan jumlah jam mengajar
di satuan pendidikan.
b. Kepala sekolah membagi tugas kegiatan ekuivalensi dengan
memprioritaskan guru yang bersertifikat pendidik yang masih
kekurangan
beban mengajar pada SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran
tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013
pada
semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester
kedua
tahun pelajaran 2014/2015.
c. Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi menyerahkan bukti
fisik berupa
surat tugas dari kepala sekolah, program dan jadwal kegiatan
yang
ditandatangani oleh kepala sekolah, dan laporan hasil
kegiatan
pembelajaran/pembimbingan.
18. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi
kegiatan
pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan tunjangan
profesinya?
Jawab
Tahapan bagi guru yang melakukan ekuivalensi agar mendapatkan
tunjangan
profesi:
a. Guru merencanakan tahapan kegiatan ekuivalensi yang
ditugaskan oleh
kepala sekolah
b. Guru menyiapkan bukti fisik/dokumen kegiatan ekuivalensi yang
diperlukan
c. Kepala sekolah melegalisasi bukti fisik/dokumen kegiatan
ekuivalensi
d. Kepala sekolah menyampaikan bukti fisik/dokumen yang sudah
dilegalisir
ke dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan
kewenangannya untuk diverifikasi
e. Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi melaporkan hasil
verifikasi ke
Direktorat terkait yang menangani guru sebagai dasar penerbitan
Keputusan
Tunjangan Profesi
-
11
Adapun mekanisme tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
19. Apakah dengan melakukan kegiatan pembelajaran/pembimbingan,
guru
matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat
memenuhi
beban mengajar tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan
SK
Tunjangan Profesi?
Jawab
Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tidak otomatis
mendapatkan SK
Tunjangan Profesi karena harus memenuhi persyaratan lain sesuai
peraturan
perundang-undangan, seperti mengajar minimal 18 jam tatap muka
per minggu
sesuai dengan sertifikat pendidiknya, memiliki hasil penilaian
kinerja guru (bagi
guru SD dan SMP).
20. Apakah ekuivalensi berlaku bagi guru yang sebelumnya
mengajar pada
rombel yang melaksanakan Kurikulum 2013 kemudian berpindah
tugas
ke rombel yang melaksanakan Kurikulum Tahun 2006, tetapi
tidak
pernah melaksanakan Kurikulum 2013?
Jawab
Tidak berlaku
Guru
Penyiapan dan Entri Data Bukti Fisik
Kepala Sekolah
Legalisasi Bukti Fisik
Dinas Pendidikan
Verifikasi Bukti Fisik
Entry Data Beban Kerja Diakui
Kemdikbud
Pengolahan Data Beban Kerja
Penerbitan SKTP
Dapodik
-
12
21. Apa himbauan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap
Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya?
Jawab
Kami menghimbau agar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
sesuai
dengan kewenangannya melakukan:
a. Penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan
guru di sekolah-
sekolah tertentu,
b. Verifikasi bukti fisik ekivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan yang
disampaikan oleh kepala sekolah.
c. Pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guru-guru
di
wilayahnya.
Himbauan untuk dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai
dengan
kewenangannya:
a. melakukan penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi
kelebihan guru
di sekolah-sekolah tertentu
b. melakukan verifikasi terhadap bukti fisik/dokumen kegiatan
ekuivalensi
yang disampaikan oleh kepala sekolah
c. melakukan pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada
guru-
guru di wilayahnya
22. Apakah pembelajaran/pembimbingan yang diekuivalensi ini
bersifat
permanen?
Jawab
Berdasarkan Permendikbud tentang Ekuivalensi Kegiatan
Pembelajaran/Pembimbingan bagi Guru yang Bertugas pada
SMP/SMA/SMK
yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama
Menjadi
Kurikulum Tahun 2006 Pada Semester Kedua Tahun Pelajaran
Tahun
2014/2015, kegiatan ekuivalensi hanya berlaku sampai dengan
tanggal 31
Desember 2016.
-
13
B. WALI KELAS
1. Apa saja yang menjadi tugas wali kelas
Jawab
Tugas wali kelas antara lain
a. Pengelolaan Kelas,
b. Berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik,
c. Penyelenggaraan Administrasi Kelas,
d. Penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik,
e. Pembuatan catatan khusus tentang peserta didik,
f. Pencatatan mutasi peserta didik,
g. Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil
belajar,
h. dan lain lain tugas kewalikelasan,
2. Apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas?
Jawab
Kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan kelas antara lain:
a. Memastikan ketersediaan sarana prasana penunjang kelas,
diantaranya
kelengkapan kelas, jadwal pelajaran, papan tulis, ATK, media
pembelajaran,
listrik, pengaturan sirkulasi udara, kebersihan dan kesehatan
ruangan,
b. Pembentukan pengurus kelas dan tugas-tugas lainnya disertai
rincian tugas
dan kewenangannya,
c. Membuat jadwal piket kelas,
d. Mengatur posisi duduk peserta didik sesuai dengan
karakteristik mereka,
3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas
dengan orang
tua/wali peserta didik?
Jawab
Hal-hal yang termasuk dalam interaksi antara lain:
a. Interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta
didik adalah
pertemuan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik,
b. Interaksi dapat dilakukan minimal tiga kali pertemuan dalam
satu semester.
c. Selain tiga pertemuan, interaksi dapat juga dilakukan melalui
telepon, SMS,
media group online (WA, email, BB, line) maupun media cetak
(brosur, buletin,
majalah dinding kelas),
d. Pertemuan dapat dilakukan dengan mengundang orang tua/wali
peserta
didik ke sekolah atau mengunjungi kediaman peserta didik,
e. Pertemuan dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau
seluruh orang
tua/wali peserta didik.
-
14
4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas
dengan
orang tua/wali peserta didik?
Jawab
Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas
dengan orang
tua/wali peserta didik antara lain:
a. Kegiatan /pertemuan rutin antara wali kelas dengan orang
tua/wali peserta
didik
b. Kebijakan dan program kegiatan sekolah dan kelas dalam
bulanan,
semester, dan tahunan
c. Kondisi, potensi, tantangan, dan peluang di kelas dan peserta
didik,
d. Perkembangan peserta didik baik akademis maupun
keperibadiannya,
e. Hasil laporan koordinasi dengan BK/Wkl Kepala sekolah Bidang
Kesiswaan,
dan/atau pihak terkait lainnya
5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik
memiliki
permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang
lainnya?
Jawab
Langkah yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki
permasalahan dalam
hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya antara lain:
a. Memanggil peserta didik yang bermasalah.
b. Mencatat permasalahan dalam buku pembinaan peserta didik.
c. Berkoordinasi dengan guru BK atau pihak terkait.
d. Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik.
e. Melaksanakan bimbingan dan tindak lanjut hasil pertemuan wali
kelas dan
peserta didik.
6. Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?
Jawab
Kegiatan yang harus dilakukan dalam mengerjakan administrasi
kelas adalah
mengisi buku jurnal kelas, agenda kelas, buku penghubung dan
daftar hadir
-
15
C. PEMBINA OSIS
1. Berapa jumlah pembina Osis pada setiap satuan pendidikan yang
dapat
diberikan nilai ekuivalensi?
Jawab
Ekuivalensi pembina OSIS adalah 1 jam pelajaran.
Satuan pendidikan dapat mengangkat Pembina OSIS berdasarkan
rombongan
belajar.
a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar
diangkat satu
pembina OSIS.
b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar
diangkat dua
pembina OSIS.
c. 9 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar
diangkat tiga
pembina OSIS.
d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 Pembina OSIS.
Mereka yang diangkat hanya yang bagi guru yang kurang jam
akibat
perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum Tahun 2006.
2. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan OSIS yang
dapat
dijadikan bukti fisik?
Jawab
Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain:
Cover, kata
pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan,
Manfaat, Ruang
Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan,
Peserta,
Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang
dibutuhkan,
Penutup.
3. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan
pembinaan
OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik?
Jawab
Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain:
Cover, kata
pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan,
Manfaat, Ruang
Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan,
Peserta,
Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang
dibutuhkan, Hasil
Pelaksanaan kegiatan, Dampak Kegiatan, Hambatan pelaksanaan,
Solusi atas
hambatan pelaksanaan Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi, dan
Lampiran-
lampiran.
-
16
4. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai
Pembina
OSIS di satuan pendidikan lain?
Jawab:
Tidak boleh.
5. Siapa saja yang boleh menjadi Pembina OSIS terkait dengan
Ekuivalensi
Jawab:
Hanya guru yang mengalami kekurangan jam mengajar yang
diakibatkan oleh
perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum 2006.
6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk
penambahan
jam ekuvalensi.
Jawab:
Karena guru Pembina OSIS melakukan bagian dari tugas pokok guru
dalam
rangka membimbing.
-
17
D. GURU PIKET
1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di
perbolehkan?
dan rasio perhitungannya?
Jawab
Ekuivalensi guru piket adalah 1 jam pelajaran.
Satuan pendidikan dapat mengangkat guru piket berdasarkan
rombongan
belajar.
a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar
diangkat satu
guru piket .
b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar
diangkat dua
guru piket .
c. 19 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar
diangkat tiga
guru piket
d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 guru piket.
2. Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk
menentukan guru
piket selain kekurangan beban mengajar akibat K13 kembali ke
K2006
Jawab
Tidak ada kriteria khusus yang penting sehat jasmani dan Rohani
dan dapat
bertugas penuh dalam 1 hari sesuai jadwal
3. Adakah format isian yang diperlukan untuk ekuivalensi ?
Jawab
Tidak ada format isian khusus, yang diperlukan SK kepala sekolah
dan jadwal
piket.
4. Bagaimana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi
?
Jawab
Jam piket dihitung dari jam pertama sd jam terakhir (sesuai
jadwal yang
berlaku di sekolah ) minimal 1 hari dalam seminggu.
-
18
5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam , dapatkah kekurangan
ini diatasi
dengan 5 hari sebagai guru piket.
Jawab
Tidak bisa, yang diakui adalah pelaksanaan tugas piket 1 hari
atau lebih
dalam seminggu ekuivalen dengan 1 jam mengajar.
6. Berapa lama masa berlaku SK Guru Piket ?
Jawab
SK berlaku selama 1 (satu) semester.
7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak
dapat
menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh (dari jam
pertama
sampai jam terakhir)?
Jawab
Tidak dapat diekuivalensikan.
-
19
E. MEMBINA EKSTRAKURIKULER
1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler?
Jawab:
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang
dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan
pendidikan,
bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara
optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler?
Jawab:
a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa
(LKS), Palang
Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan
Pengibar
Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b. Karya ilmiah, misalnya: kegiatan ilmiah remaja (KIR),
kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan
bakat
olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, fotografi,
teater, debat,
bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, teknologi informasi
dan
komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca
tulis
alquran, retreat, perayaan idul qurban, perayaan galungan,
perayaan
waisak, dan lain-lain;
e. Bentuk kegiatan lainnya, seperti penyiapan lomba Olimpiade
Sains Nasional
(OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba
Seni
Siswa Nasional (FLS2N), cerdas cermat 4 pilar, dan lain-lain
3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ?
Jawab:
Lingkup kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
a. Individual, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
peserta didik
secara perorangan.
b. Berkelompok, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
peserta didik
secara:
1) Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).
2) Berkelompok dalam kelas parallel
3) Berkelompok antar kelas.
-
20
4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler
pilihan di
satuan pendidikan?
Jawab:
Tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler melalui: (1)
analisis sumber
daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan
ekstrakurikuler; (2)
identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3)
menetapkan bentuk
kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya
sesuai pilihan
peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau
lembaga
lainnya; (5) menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan
Ekstrakurikuler?
Jawab:
Komponen Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya
memuat:
a. rasional dan tujuan umum;
b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;
c. pengelolaan;
d. pendanaan; dan
e. evaluasi
6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler ?
Jawab:
Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal
tahun pelajaran
oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah atau
wakil kepala
sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar
tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.
7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler?
Jawab:
Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri dari jadwal latihan
rutin dan jadwal
yang bersifat incidental
Jadwal Latihan rutin
NO HARI/TGL PUKUL URAIAN KEGIATAN PNJWB
1.
2.
X.
-
21
Sedangkan jadwal yang bersifat incidental sesuai dengan
kebutuhan.
8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan
Ekstrakurikuler?
Jawab:
Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler berupa penilaian dan
dideskripsikan dalam
raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi
peserta didik. Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta
didik wajib
memperoleh nilai minimal baik pada setiap semesternya.
9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler ?
Jawab:
Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler
adalah:
a. Satuan Pendidikan,
b. Komite Sekolah/Madrasah,
c. Orangtua,
d. Dunia usaha dan dunia industri.
10. Siapakah yang berhak menjadi Pembina Kegiatan
Ekstrakurikuler terkait
dengan ekuivalensi?
Jawab:
Guru mata pelajaran yang terkena dampak kebijakan yang
melaksanakan
kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi kurikulum tahun
2006 pada
semester kedua tahun pelajaran 2014/2015.
11. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata
pelajaran terkait
ekuivalensi?
Jawab:
Hanya 1 (satu) Kegiatan Ekstrakurikuler.
12. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Jawab:
-
22
Guru mata pelajaran yang membina kegiatan Ekstrakurikuler
sebagai bagian
dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar paling
banyak 2
jam pelajaran per minggu.
-
23
F. TUTOR PAKET A,B, ATAU C
1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi
kegiatan
pembelajaran/pembimbingan dalam pendidikan kesetaraan?
Jawab:
Mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang
dimiliki dari mata
pelajaran tertentu yang diakui dalam peraturan menteri.
2. Mata pelajaran apakah yang mendapat pengakuan
ekuivalensi?
Jawab
a. Mata pelajaran di SMP meliputi
1) Bahasa Indonesia,
2) Ilmu Pengetahuan Alam,
3) Matematika,
4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
6) Seni Budaya, dan
7) TIK.
b. Mata pelajaran di SMA meliputi
1) Geografi,
2) Matematika,
3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
4) Sejarah, dan
5) TIK.
c. Mata pelajaran di SMK meliputi
1) Bahasa Indonesia,
2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
3) Sejarah, dan
4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI).
3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui
sebagai jam
ekuivalensi?
Jawab
Jam pelajaran per minggu sesuai dengan yang diampunya
-
24
4. Berapa ekuivalensi beban kerja per minggu?
Jawab
Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam
pelajaran.
5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan
ekuivalensi?
Jawab
Bukti fisik yang diperlukan adalah:
a. SK mengajar sebagai tutor.
b. Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala PKBM/SKB.
c. Laporan pelaksanaan tugas sebagai tutor.