Top Banner

of 53

25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

Jul 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    1/53

    Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator and Explaining 

    dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan Pemecahan

    Masalah Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

    SMK di Tasikmalaya

    A. atar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

    mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pendidikan adalah

    seperangkat proses berupa penanaman nilai, gagasan, konsep dan teori-teori

    yang bertujuan mengembangkan kepribadian, pengetahuan, keterampilan, dan

    tingkah laku serta mencapai cita-cita dan tujuan hidup. Upaya meningkatkan

    kualitas pendidikan dilakukan terus-menerus baik secara konvensional

    maupun inovatif. Dalam era globalisasi, pendidikan sangat dibutuhkan oleh

    segenap lapisan masyarakat agar terhindar dari pengaruh negatif yang dapat

    mencelakakanya.

    Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan salah satu jalur yang

    sangat strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Semua mata pelajaran di

    sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan

    kualitas manusia.

     amun, kenyataannya pendidikan di !ndonesia belumlah sesuai dengan

    apa yang diharapkan. "embaga-lembaga pendidikan belum mampu

    menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. #ualitas pendidikan

    !ndonesia tercermin dari penguasaan materi matematika siswa. $al ini terlihat

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    2/53

    dari hasil laporan The Trends International Mathematics and Science Study

    %&!'SS( yang menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi matematik siswa

    !ndonesia berada signifikan di bawah skor rata-rata !nternasional. Pada tahun

    )***, !ndonesia berada pada peringkat ke + dari + negara, tahun //+ berada

    di peringkat ke +0 dari 1 negara, dan tahun //2 berada di peringkat ke +1 dari

    * negara. 'engenai hasil studi &!''S pada tahun )***, Suryadi %3lhadad,

    Syarifah 4adilah, /)/50( mengemukakan, 6Soal-soal matematika tidak rutin

    yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada umumnya tidak 

     berhasil dijawab dengan benar oleh sampel siswa !ndonesia7.

    $asil Studi &!''S ini didukung oleh hasil survey yang dilakukan 8!93

    Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics

    Teaching for Primary and Secondary Education in Indonesia  atau !'S&:P

    %3lhadad, Syarifah 4adilah, /)/5( pada tahun )*** di kota ;andung, yang

    menemukan bahwa salah satu kegiatan bermatematika yang dipandang sulit

    oleh siswa untuk mempelajarinya dan oleh guru untuk mengajarkannya adalah

     pemecahan masalah.

    "emahnya kemampuan pemecahan masalah siswa teridentifikasi dari

     bagaimana cara mereka menyelesaikan soal-soal matematika yang bersifat tidak 

    rutin. ;erdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh 4akhrudin %/)/(,

    dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa #ota Semarang

    masih rendah. Penelitian ini dilakukan peneliti pada kedua kelompok yaitu

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor maksimum ideal pada tes

    ini adalah 2/.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    3/53

    ideal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan

    masalah matematik siswa pada umumnya masih rendah.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    4/53

    menggunakan keterampilan berpikirnya untuk menyelesaikan soal-soal yang

     berupa pemecahan masalah, sebab disadari atau tidak dalam kehidupan

    manusia sehari-hari tidak terlepas dari masalah. Dengan pembelajaran yang

    dimulai dari masalah, siswa belajar suatu konsep dan prinsip sekaligus

    memecahkan masalah.

     Dengan demikian, sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang

    dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah % produk ( dan cara memecahkan

    masalah % proses(. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa sebaiknya perlu ada inovasi dalam pembelajaran, dimana

    siswa diberikan masalah kemudian siswa belajar untuk mengajukan masalah

    kemudian menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pembelajaran

    hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual, autentik, relevan, dan

     bermakna bagi siswa.

    #emampuan pemecahan masalah merupakan salah satu fokus dalam

     pembelajaran matematika. &im '#P;' %//)5 +( menyatakan,

    Pemecahan masalah matematika bagian dari kurikulum matematika

    yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun

     penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman

    menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk 

    diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

    Pemecahan masalah merupakan kegiatan matematika yang sangat sulit

    untuk mengajarkan dan mempelajarinya karena menurut &im '#P;'

    %//)5+(, 6... pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi dari

    delapan yang dikemukakan >agne, yaitu5 signal learning , stimulus-response-

    learning , chaining , veral assosiation, discrimination learning , concept 

    learning , rule learning , dan pemecahan masalah7. Dengan kata lain

    keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui

     pemecahan masalah.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    5/53

      'enurut ?ardani, Sri %/))51(, 7Pemecahan masalah % prolem

     solving ( adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan@hambatan yang

    ditemui dalam mencapai tujuan yang diharapkan7. Pada umumnya, siswa

    merasa kesulitan apabila dihadapkan pada masalah-masalah yang tidak rutin

    karena tingkat kemampuan pemecahan masalah mereka masih rendah.

    Padahal, pengajaran matematika harus digunakan untuk memperkaya,

    memperdalam, dan memperluas kemampuan siswa dalam memecahkan

    masalah. $asil penelitian yang dilakukan The !ational assessment of 

     Educational Progress %3:P( %dalam ?ulanratmini, Diani, /)/5(

    menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal

    kreatif pemecahan masalah menurun drastis manakala  setting   %konteks(

     permasalahannya diganti dengan hal yang tidak dikenal siswa, walaupun

     permasalahan matematikanya tetap sama.

    &im survey !'S&:P-8!93 %)***( di kota ;andung menemukan

    sejumlah kegiatan yang dianggap sulit oleh siswa untuk mempelajari soal

    yang diberikan oleh guru yaitu dalam cara pembuktian, pemecahan masalah

    yang memerlukan penalaran matematis, menemukan generalisasi atau

    konjektur, dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang

    diberikan. #egiatan-kegiatan yang dianggap sulit tersebut, kalau kita

     perhatikan merupakan kegiatan yang menuntut kemampuan berpikir kritis

    dari siswa dan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil survey

    tersebut menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan jika dihadapkan

    kepada persoalan yang memerlukan kemampuan berpikir kritis.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    6/53

    #emampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui kegiatan

     pembelajaran matematika karena tujuan pembelajaran matematika di sekolah

    menurut Depdiknas %//1( adalah5 %)( memahami konsep matematika,

    menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau

    algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalahA

    %( menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

    gagasan dan pernyataan matematikaA %+( memecahkan masalah yang meliputi

    kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

    menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperolehA %(

    mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

    untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan %0( memiliki sikap menghargai

    kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,

     perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

     percaya diri dalam pemecahan masalah.

    Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk 

    dikembangkan pada pembelajaran matematika secara formal baik itu di

    tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, ataupun perguruan tinggi.

    Salah satu model pembelajaran yang menyediakan banyak 

    kesempatan bagi siswa dalam melakukan pengembangan kemampuan

    memecahkan masalah dan berpikir kritis adalah dengan menggunakan model

     pembelajaran kooperatif. 'odel pembelajaran kooperatif menekankan pada

     pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif 

    kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap,

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    7/53

    nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi

    kehidupannya di masyarakat. 'enurut &rianto %//25)(, 6Pembelajaran

    kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan

    dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan

    temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling

    membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks7.

    Pada model cooperative learning   siswa diberi kesempatan untuk 

     berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk saling

    membantu memecahkan masalah, sementara guru bertindak sebagai

    motivator dan fasilitator aktivitas siswa. 3rtinya dalam pembelajaran ini

    kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri dengan aktif oleh siswa

    dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.

    Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan

    untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah

    adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student "acilitator and 

     E#plaining$ 'odel pembelajaran kooperatif dengan metode Student 

     "acilitator and E#plaining   merupakan metode pembelajaran dimana siswa

     belajar mempresentasikan ide@pendapat pada rekan siswa lainnya. &ujuan dari

    metode pembelajaran ini yaitu  akan melatih sikap kritis siswa. 'isalnya,

    seorang pendidik memberikan sebuah masalah. ;erdasarkan masalah tersebut

    siswa diminta membuat soal dan jawaban dari masalah yang diberikan oleh

     pendidik tersebut. 'aka akan muncul banyak pertanyaan dan jawaban dari

     permasalahan yang diberikan.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    8/53

    'elalui metode pembelajaran ini siswa bisa termotivasi untuk 

    mengembangkan pengetahuan dengan cara yang mudah dan murah.

    Pengetahuan siswa dengan metode pembelajaran kooperatif Student 

     "acilitator and E#plaining  bisa dikembangkan dari yang sederhana hingga

     pada pengetahuan yang kompleks. Selain itu, dengan metode pembelajaran

    kooperatif Student "acilitator and E#plaining   ini siswa akan belajar sesuai

    dengan tingkat berpikirnya. #arena antara siswa yang pandai dengan yang

    kurang pandai tidak diperlakukan sama. #eberhasilan pengajaran matematika

    tidak hanya tergantung pada materi-materi pelajaran matematika, tetapi

    sangat tergantung pada keahlian guru dalam menyampaikan materi tersebut.

    Sehingga seorang guru harus memiliki kompetensi akademik dan menguasai

    materi-materi yang akan diajarkan. Untuk menguasai konsep-konsep dasar 

    matematika, baik guru ataupun siswa harus banyak berlatih menyelesaikan

    soal-soal mulai dari yang sederhana hingga yang sukar, termasuk soal-soal

    yang menyangkut pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir 

    kritis matematis siswa.

    ;erdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian

    dengan judul 7Pengaruh Penggunaan Metode  Student Facilitator and 

     Explaining dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan

    Pemecahan Masalah Matematis dan Kemampuan Berpikir Kritis

    Matematis Siswa SMK!

    B. "umusan Masalah

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    9/53

    ;erdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

    merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu5

    ) 3dakah pengaruh positif metode pembelajaran kooperatif Student 

     "acilitator and E#plaining terhadap pemecahan masalah matematik 

    siswaB

    3pakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh

     pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator 

    and E#plaining akan lebih baik dari pada siswa yang memperoleh

     pembelajaran langsungB+ 3pakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

    matematik siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh

     pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator 

    and E#plaining%

    3pakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis

    matematis siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh

     pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator 

    and E#plaining%

    0 3pakah ada hubungan antara pemecahan masalah matematik dan berpikir 

    kritis matematis siswaB

    1 ;agaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode

     pembelajaran kooperatif Student "acilitator and E#plaining B

    #. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka penelitian bertujuan untuk5

    ). 'engetahui pengaruh positif penggunaan metode pembelajaran Student 

     "acilitator and E#plaining terhadap pemecahan masalah matematik siswa.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    10/53

    . Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang

    memperoleh pembelajaran dengan metode pembelajaran Student 

     "acilitator and E#plaining   dan siswa yang mengikuti pembelajaran

    langsung.

    +. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan

    masalah matematik siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang

    memperoleh pembelajaran dengan metode pembelajaran Student 

     "acilitator and E#plaining$

    . Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis

    matematis siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh

     pembelajaran dengan metode pembelajaran Student "acilitator and 

     E#plaining$

    0. 'engetahui hubungan@kaitan@korelasi antara pemecahan masalah

    matematik dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti

     pembelajaran dengan metode pembelajaran Student "acilitator and 

     E#plaining  dan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung.

    1. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif dengan

    metode pembelajaran Student "acilitator and E#plaining$

    $. Manfaat Penelitian

    'anfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut5

    ). Sebagai bahan masukan bagi pendidik agar selalu mempertimbangkan

    dan memilih pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar sehingga dapat

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

    . Sebagai bahan masukan untuk menanggulangi kendala-kendala yamg

    muncul khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan

    masalah matematik siswa dalam mata pelajaran matematika.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    11/53

    +. Sebagai sarana untuk mengembangkan daya pikir siswa dan kemampuan

     pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.

    %. Kajian Teori&. Metode Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining 

    !stilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari

     pada suatu strategi, metode atau prosedur. !stilah model pembelajaran

    mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode

    tertentu yaitu5 rasional teoretik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan

    dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

    dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar 

    tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Suprijono, 3gus %/)/50(

    menyatakan,

    Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

    semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-benruk yang lebihdipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum

     pembelajaran kooferatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana

    guru menetapkan tugas dan pernyataan-pernyataan serta menyediakan

     bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa

    menyelesaikan masalah yang dimaksud. >uru biasanya menetapkan

     bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

    'elalui pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat saling

    membantu dan saling bekerjasama satu sama lain dalam menyelesaikan suatu

    masalah untuk mencapai tujuan bersama.

    'odel pembelajaran kooperatif diperlukan adanya saling

    ketergantungan positif sehingga siswa mempunyai rasa tanggung jawab

    terhadap tugas yang mereka peroleh.Selama pembelajaran berlangsung siswa

    melakukan interaksi dengan anggota kelompoknya agar komunikasi antar 

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    12/53

    anggota berjalan secara efektif dan setiap anggota kelompok saling

    memberikan kontribusi terhadap kegiatan pembelajaran tersebut.

    &erdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

    menggunakan model pembelajaran kooperatif menurut Suprijono, 3gus.

    %/)/510(, langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel berikut.

    &abel )

    angkah'langkah Model Pembelajaran Kooperatif 

    (ase Tingkah aku )uru

    4ase-)5  Present goals and 

     set

    'enyampaikan tujuan dan

    mempersiapkan siswa

    'enjelaskan tujuan pembelajaran dan

    mempersiapkan siswa siap belajar.

    4ase-5  Present information

     Menyajikan informasi

    'empresentasikan informasi kepada

    siswa secara verbal.

    4ase-+ 5  &rgani'e studentsinto learning teams

    'engorganisasikan siswa ke

    dalam kelompok kooperatif 

    'emberikan penjelasan kepada peserta sisik tentang tata cara

     pembentukan tim belajar dan

    membantu kelompok melakukan

    transisi yang efisien

    4ase- 5  (ssist team )ork 

    and study

    'embantu kerja tim dan

     belajar 

    'embantu tim-tim belajar selama

    siswa mengerjakan tugasnya.

    4ase-0 5 Test on the

    materials

    'engevaluasi

    'enguji pengetahuan siswa

    mengenaia berbagai materi

     pembelajaran atau kelompok-

    kelompok mempresentasikan hasil

    kerjanya

    4ase-1 5 Provide recognition

    'emberikan pengakuan

    atau penghargaan

    'empersiapkan cara untuk mengakui

    usaha dan prestasi individu maupun

    kelompok.

    Sumber5 Suprijono, 3gus. %/)/5 10(

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    13/53

    Penghargaan atau penilaian individu dan kelompok yang merupakan

    salah satu dari karakteristik pembelajaran kooperatif lebih berorientasi pada

    kelompok dari pada individu. 'enurut Slavin,

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    14/53

    #riteria %3& ;3!#  

    )2 &!' SUP:<  

    Sumber5 Slavin, uru menyimpulkan ide@pendapat dari siswa.

    e. >uru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu,

    Penutup.

    ;erdasarkan pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

     bahwa metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator and E#plaining 

    adalah suatu metode yang mendasarkan pada penugasan tiap-tiap kelompok 

    dimana guru mendemontrasikan atau menyajikan secara garis besar materi

    yang akan disampaikan untuk selanjutnya memberikan kesempatan kepada

    siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya melalui peta konsep atau

     bagan.

    *. Pembelajaran angsung

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    15/53

    Pembelajaran langsung biasa disebut juga pembelajaran konvensional.

    'asriyah %//5 )( memandang bahwa pembelajaran yang selama ini sering

    dilakukan oleh guru pada umumnya disebut pembelajaran langsung. 'asih

    menurut 'asriyah %//( bahwa pembelajaran langsung adalah suatu

     pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan

    dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi

    selangkah..$al ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh 3rends

    %&rianto, //25 *( yang menyatakan

    'odel pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar 

    yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang

     berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural

    yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola

    kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

    'enurut ?idaningsih, Dedeh %/)/b5)0/(, 6Pengetahuan prosedural

    yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu. Sedangkan

     pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu7. 'enghapal rumus

    dalam pembelajaran matematika merupakan contoh pengetahuan deklaratif.

    Pengetahuan bagaimana memperoleh rumus tersebut merupakan pengetahuan

     prosedural.

    Pembelajaran langsung menurut #ardi %&rianto, //25+/(

    6Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan

    atau praktek, dan kerja kelompok7. Pengajaran langsung digunakan untuk 

    menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    16/53

    siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan

     pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang

    dengan tepat waktu yang digunakan.

    9iri-ciri model pembelajaran langsung Depdiknas %?idaningsih,

    Dedeh, /)/5)0)( adalah sebagai berikut 5

    a. 3danya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.

     b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.

    c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung

     berlangsung dan berhasilnya pengajaran.

    Sintaks model pembelajaran langsung Depdiknas %?idaningsih,

    Dedeh, /)/5)0( disajikan dalam lima tahap, seperti ditunjukkan pada tabel

     berikut 5

    &abel

    Sintaks Pengajaran angsung

    (ase Peran )uru

    (ase &

    'enyampaikan tujuan dan

    mempersiapkan siswa

    >uru menjelaskan tujuan

     pembelajaran khusus, informasi latar 

     belakang pelajaran, pentingnya

     pelajaran, mempersiapkan siswa

    untuk belajar.

    (ase *

    'endemonstrasikan

     pengetahuan dan keterampilan

    >uru mendemonstrasikan

    keterampilan dengan benar, atau

    menyajikan informasi tahap demi

    tahap.

    (ase -

    'embimbing Pelatihan

    >uru merencanakan dan memberi

     bimbingan pelatihan awal.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    17/53

    (ase

    'engecek pemahaman dan

    memberikan umpan balik 

    'engecek apakah siswa telah

     berhasil melakukan tugas dengan

     baik, memberi umpan balik.

    (ase /

    'emberikan kesempatan untuk 

     pelatihan lanjutan dan

     penerapan

    >uru mempersiapkan kesempatan

    melakukan pelatihan lanjutan, dengan

     perhatian khusus pada penerapan

    kepada situasi lebih kompleks dan

    kehidupan sehari-hari.

    'enurut Depdiknas %?idaningsih, Dedeh, /)/5)0(, terdapat ciri

    utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan model pembelajaran

    langsung adalah sebagai berikut 5

    a. &ugas perencanaan.

    )( 'erumuskan tujuan pengajaran.

    ( 'emilih isi.

    >uru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang

    akan diberikan pada siswa dalam kurun waktu tertentu. >uru

    harus selektif dalam memilih konsep yang diajarkan dengan

    model pengajaran langsung.

    +( 'elakukan analisis tugas.'enganalisis tugas, akan membantu guru menentukan dengan

    tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk melaksanakan

    keterampilan yang akan dipelajari. !ni bukan berarti bahwa

    seorang guru harus melakukan analisis tugas untuk setiap

    keterampilan yang diajarkan.$al ini disebabkan karena waktu

    yang tersedia terbatas.

    ( 'erencanakan waktu

    >uru harus memperhatikan bahwa waktu yang disediakan

    sepadan dengan kemampuan dan bakat siswa, dan memotivasi

    siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan

     perhatian yang optimal. 'engenal secar baik siswa-siswa yang

    akan diajar, akan bermanfaat sekali untuk mengira-ngira

    alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

     b. Penilaian pada pembelajaran langsung

    >rounlund %?idaningsih,Dedeh,/))5 22( mengemukakan 1

     prinsip dasar dapat membimbing guru dalam merancang sistem

     penilaian sebagai berikut 5

    )( Sesuai dengan tujuan pengajaran

    ( 'encakup semua tugas pengajaran

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    18/53

    +( 'enggunakan soal tes yang sesuai

    ( ;uatlah soal tes yang sesuai

    0( ;uatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin

    1( 'emanfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar 

    mengajar berikutnya.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran langsung

    merupakan pembelajaran yang menuntut keaktifan guru karena materi

     pelajaran diajarkan langsung kepada siswa. Siswa tidak dituntut untuk 

    menemukan materi karena materi pelajaran diajarkan seakan-akan sudah jadi.

    Pembelajaran langsung disajikan melalui lima tahap yaitu menyampaikan

    tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan dan

    keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan

    memberikan umpan balik, serta memberikan kesempatan untuk pelatihan

    lanjutan dan penerapan.

    -. Teori Belajar yang Mendukung Metode Pembelajaran Kooperatif 

     Student Facilitator And Explaining 

    a. &eori belajar #ognitif

    Dalam perspektf teori kogntif Suprijono, 3gus %/)/5( menyatakan

    6;elajar merupakan pristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun

    hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap

     peristiwa belajar7.

    Perilaku individu bukan semata-mata respons terhadap yang ada

    melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh

    otaknya. ;elajar adalah proses aktif untuk mencapai, mengingat dan

    menggunakan pengetahuan. Untuk itu teori belajar kognitif mendukung

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    19/53

     pembelajaran metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator and 

     E#plaining$

     b. &eori CigotskyCygotsky %

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    20/53

     bentuk kerja sama antara pelajar dengan pelajar lainnya yang lebih mampu

    dibawah bimbingan orang dewasa dalam hal ini guru.

    &eori Cygotsky menghendaki interaksi dan komunikasi baik antara

    siswa dengan siswa sehingga terbentuk masyarakat belajar melalui kelompok-

    kelompok kecil. $al ini sesuai dengan salah satu komponen pembelajaran

    dengan metode Student "acilitator and E#plaining$

    . Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran angsung

    &eori belajar yang mendukung model pembelajaran langsung adalah

    teori 3usubel. &eori 3usubel dikenal dengan belajar bermaknanya dan

     pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. &im 'P#;' %//)5+0(

    menyatakan,

    3usubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar 

    menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal

    menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan

    oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Selain itu untuk 

    dapat membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna.

    Pada belajar menghafal siswa menghafal materi yang sudah

    dipelajarinya, tetapi pada belajar bermakna materi yang telah

    diperoleh dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya

    lebih dimengerti.

    'enurut 3usubel %Dahar, )**5 ))/( belajar dapat diklasifikasikan ke

    dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi

    atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau

     penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat

    mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang ada.

    3usubel %&im '#P;', //)5+0( mengemukakan, 6'etode

    ekspositori adalah metode mengajar yang paling baik dan bermakna7. 'etode

    ekspositori adalah metode yang paling cocok digunakan pada model

     pembelajaran langsung yang pembelajarannya berpusat pada guru.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    21/53

    Dalam pelaksanaan pembelajaran langsung, guru memberikan konsep-

    konsep dan setiap konsep yang diberikan disertai dengan contoh soal. Selain

    itu, dalam model pembelajaran langsung pengaturan awal mengarahkan siswa

    ke materi yang akan dipelajari dan menolong siswa untuk mengingat kembali

    materi yang sudah dipelajari  untuk menanamkan pengetahuan baru. Dalam

     pelaksanaan pembelajaran, hal ini disebut apersepsi.

    Dari uraian tersebut, teori belajar 3usubel mendukung pembelajaran

    dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Dalam pembelajaran

    langsung, guru memberikan materi kepada siswa lalu siswa menerimanya.

    $al ini sejalan dengan pendapat 3usubel tentang belajar menerima.

    /. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

    Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang

    untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa

    yangharus dikerjakan untuk menyelesaikannya.

    Pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah matematika

    merupakan pertanyaan yang harus dijawab. amun tidak semua pertanyaan

    merupakan masalah. Pendekatan pemecahan masalah matematik merupakan

    salah satu dari beberapa macam pendekatan matematik yang sangat penting,

    karena dalam proses penyelesaiannya siswa harus memiliki banyak 

     pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh

     pengalaman kemampuan dalam memecahkan masalah matematik.

    "angkah-langkah dalam memecahkan masalah yang digunakan dalam

     penelitian ini adalah langkah-langkah Polya. 'enurut >eorge Polya

    %?ardani, Sri. //5)( ada empat langkah dalam menyelesaikan pemecahan

    masalah yang harus dilakukan yaitu5 a. memahami masalah %understanding 

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    22/53

    the prolem+, b. membuat rencana pemecahan %divising a plan+, c. melakukan

     penghitungan %carrying out the plan+ dan d. memeriksa kembali hasil yang

    diperoleh %looking ack (.

    0. Kemampuan Berpikir Kritis

    a. Pengertian Berpikir Kritis

    ;eberapa ahli memberikan pengertian tentang berpikir diantaranya,

    Suryabrata %

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    23/53

     pada suatu kesimpulan. #esimpulan tersebut diharapkan dapat

    mengantarkannya pada kebenaran. Dengan kata lain, melalui berpikir 

    manusia dapat sampai pada kebenaran. $al ini sesuai dengan pernyataan

    Poedjiadi %/))5 0( yang menyatakan bahwa berpikir adalah kegiatan

    akal untuk mengolah pengetahuan yang diterima melalui panca indera dan

    ditujukan untuk mencapai kebenaran.

    'enurut ?ijaya %)***(, pengembangan kemampuan berpikir menjadi

    modal utama bagi siswa dalam menghadapi kehidupan di masa kini dan masa

    yang akan datang. Dalam dunia pendidikan, siswa tidak terlepas dari kegiatan

     berpikir. ;erpikir merupakan kegiatan yang lumrah bagi siswa. Dalam

    mengerjakan tugas pasti menggunakan pikiran untuk memdapakan hasil yang

    terbaik. 9ontohnya, mengerjakan tugas@pekerjaan rumah dan mengerjakan

    soal pada saat ujian yang membutukan pemikiran yang sangat baik dalam

    merangkai kata-kata. 8uga dalam kehidupan sosial yang tidak lepas dari

     pemikiran siswa.

    Dalam pendidikan, berfikir kritis diartikan sebagai pembentukan

    kemampuan dalam aspek logika seperti kemampuan memberikan

    argumentasi, silogisme dan penalaran yang proposional. "ogika sangat

     bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan manusia berfikir rasional dan

    kritis.

    ;erpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu

    dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk 

    membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,

    menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ;eberapa ahli memberikan

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    24/53

     pengertian tentang berpikir kritis diantaranya, orris %4owler, )**15 )(

    medefinisikan berpikir kritis sebagai pengambilan keputusan secara rasional

    apa yang diyakini dan dikerjakan. Sedangkan $uitt %)**5 ( mengemukakan

     bahwa Critical thinking is disciplined mental activity of making judgments

    that can guide the development of eliefs and taking actions. Dari pengertian

    tersebut menunjukkan bahwa berpikir kritis berarah pada pengambilan

    keputusan mengenai tindakan dan keyakinan yang akan diambil.

    'emperhatikan pengertian berpikir kritis di atas, secara umum dapat

    diartikan seorang yang berfikir kritis harus selalu melihat ke depan, seseorang

    tidak boleh membiarkan berpikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar.

    Seorang yang berpikir dengan cara kritis akan melihat setiap masalah dengan

    sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat

    dikatakan dengan tersedianya pengetahuan baru seorang yang berfikir kritis

    harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan

    ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri

    maupun orang lain.

    Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan

    keterlibatan manusia dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan

    yang dimilikinya menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan

    membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari

    sebuah proses berpikir dan belajar. 8adi, berpikir kritis adalah kemampuan

    memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan

    secara sistematis. ;erpikir kritis artinya diarahkan, dikendalikan, diawasi oleh

    diri sendiri sekaligus merupakan koreksi terhadap diri sendiri. Semua hal

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    25/53

    tersebut dilakukan secara teliti karena dikendalikan oleh berbagai tolok ukur 

    yang berasal dari pemikiran yang berkualitas. $al ini berkaitan dengan

    kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan menyelesaikan masalah

    yang dimiliki manusia.

    b. Berpikir Kritis dan ,ndikator',ndikatornya

    #emampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat

    tinggi. ;eberapa ahli mendefinisikan pengertian dengan cara yang berbeda-

     beda. $al ini sesuai dengan pendapat 9otton %)**)( yang menyatakan bahwa

    tidak ada kesepakatan secara universal mengenai pengertian berpikir kritis.

    'enurut pendapat :nnis %)**15( berpikir kritis didefinisikan sebagai

    cara berpikir reflektif dan beralasan yang difokuskan pada pengambilan

    keputusan tentang apa yang harus diyakini dan dikerjakan.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    26/53

     

    ,ndikator Kemampuan Berpikir Kritis

    Kemampuan

    Berpikir

    Kritis

    Sub Kemampuan

    Berpikir KritisPenjelasan

    ).'emberikan

     penjelasan

    sederhana

    ).'emfokuskan

     pertanyaan

    a.'engidentifikasi atau merumuskan pertanyaan

     b.'engidentifikasi kriteria-kriteria untuk 

    mempertimbangkan jawaban yang mungkin

    c.'enjaga kondisi pikiran

    .'enganalisis

    argumen

    a.'engidentifikasi kesimpulan

     b.'engidentifikasi alasan yang dinyatakan

    %eksplisit(

    c.'engidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

    %implisit(

    d.'engidentifikasi ketidakrelevanan dan

    kerelevanan

    e.'encari persamaan dan perbedaan

    f. 'encari struktur dari suatu argumen

    g.'erangkum

    +.;ertanya dan

    menjawab pertanyaan yang

    membutuhkan

     penjelasan

    a.'engapa

     b.3pa intinya, apa artinyac.3pa contohnya dan apa yang bukan contoh

    d.;agaimana menerapkannya dalam kasus tersebut

    e.Perbedaan apa yang membedakannya

    f. 3kankah anda menyatakannya lebih dari itu

    .'embangun

    keterampilan

    dasar 

    ).'epertimbangkan

    kredibilitas

    %kriteria suatu

    sumber(

    a.3hli

     b.&idak adanya konflik interest

    c.#esepakatan antar sumber 

    d.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    27/53

    .'elakukan dan

    mempertimbangk an induksi

    a.'embuat generalisasi

     b.'embuat kesimpulan dan hipotesis

    +.'embuat dan

    mempertimbangk 

    an nilai keputusan

    a."atar belakang fakta

     b.#onsekuensi

    c.Penerapan prinsip-prinsip

    d.'emikirkan alternatif 

    e.'enyeimbangkan,memutuskan

    .'embuat

     penjelasan

    lebih lanjut

    ).'endefinisikan

    istilah dan

    mempertimbangk 

    an nilai keputusan

    3da tiga dimensi5

    a.;entuk5 sinonim, klasifikasi, rentang, ekspresi

    yang sama, operasional, contoh dan non contoh

     b.Strategi definisi %tindakan mengidentifikasi persamaan(

    c.#onten %isi(

    .'engidentifikasi

    istilah dan

    mempertimbangk 

    an definisi

    a.Penalaran secara implisit

     b.3sumsi yang diperlukan, rekonstruksi argumen

    0.'engatur 

    strategi dan

    taktik 

    ).'emutuskan suatu

    tindakan

    a.'endefinisikan masalah

     b.'enyelesaikan kriteria untuk membuat solusi

    c.'erumuskan alternatif yang memungkinkan

    d.'emutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara

    tentatif 

    e.'ereview

    f. 'emonitor implementasi

    .;erinteraksi

      dengan orang lain

    1. Berpikir Kritis dalam Matematika

    9ara berpikir kritis berbeda dalam disiplin ilmu yang satu dengan

    yang lain. $al ini disebabkan oleh pengetahuan dasar yang digunakan dalam

    setiap disiplin ilmu tidak sama. 3gar dapat melaksanakan berpikir kritis

    dalam disiplin ilmu tertentu, menurut Poedjiadi %)***(, kita harus terlebih

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    28/53

    dahulu menguasai terminologi, konsep-konsep, dan metodologi disiplin ilmu

    tersebut.

    'atematika sebagai suatu disiplin ilmu memiliki karakteristik 

    yang berbeda dengan disiplin ilmu lainnya. 'atematika mempelajari tentang

     pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. $al itu dimulai dari

    unsur-unsur yang tidak terdefinisikan kemudian ke unsur yang didefinisikan,

    ke aksioma@postulat, dan akhirnya pada teorema %

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    29/53

    dengan konsepsi dan metodologi matematika. Selain harus memuat

    komponen berpikir kritis, definisi tersebut harus memuat karakteristik 

    %terminologi, konsep-konsep, dan metodologi( matematika. Salah satu

    definisi yang memuat kedua pernyataan itu dikemukakan oleh >laer %//(

    yang menyatakan berpikir kritis dalam matematika adalah ketrampilan

    kognitif dan disposisi untuk menggabungkan pengetahuan, penalaran, serta

    strategi kognitif dalam membuat generalisasi, membuktikan, dan

    mengevaluasi situasi matematika yang tidak dikenali dengan cara reflektif.

    >laer menyebutkan syarat-syarat untuk berpikir kritis dalam

    matematika, syarat-syarat yang dimaksud adalah5

    ). 3danya situasi yang tidak dikenal atau akrab sehingga seorang

    individu tidak dapat secara langsung mengenali konsep

    matematika atau mengetahui bagaimana menentukan solusi suatu

    masalah.

    *. 'enggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya, penalaran

    matematika, dan strategi kognitif.

    -. 'enghasilkan generalisasi, pembuktian dan evaluasi.

    . ;erpikir reflektif yang melibatkan pengkomunikasian suatu solusi,

    rasionalisasi argumen, penentuan cara lain untuk menjelaskan

    suatu konsep  atau memecahkan suatu masalah, dan pengembangan

    studi lebih lanjut.

    2. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pembelajaran

    Matematika

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    30/53

    'atematika mempunyai peranan beragam pengertian tergantung

     bagaimana seseorang memandang dan memanfaatkan matematika dalam

    kegiatan hidupnya. Dalam kegiatan hidupnya setiap orang akan terlibat

    dengan matematika, hal ini menggambarkan karakteristik matematika sebagai

    suatu kegiatan manusia atau 1mathematics as human activity,. Pandangan

    matematika sebagai suatu kegiatan manusia mamuat matematika sebagai

    suatu proses yang aktif, dinamik dan generatif, serta sebagai ilmu yang

    mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif dan terbuka %Sumarmo, //+(.

    Eleh karena itu peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilakukan

    melalui kegiatan pembelajaran matematika.

    Peningkatan kemampuan berpikir kritis telah terbukti dapat dilakukan

    seperti apa yang diungkapkan 9otton %)**)( bahwa meskipun banyak orang

     percaya kita lahir dengan atau tanpa kemampuan berpikir kritis, riset telah

    memperlihatkan kemampuan berpikir kritis dapat diajarkan dan dapat

    dipelajari. Untuk mengajarkan atau memfasilitasi siswa agar kemampuan

     berpikir kritisnya berkembang, maka diperlukan situasi pembelajaran yang

    dirancang secara tepat.

    Pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

     berpikir kritis harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

    eksplorasi, baik melalui pemberian soal yang tidak bersifat prosedural

    ataupun pemberian materi yang tidak secara langsung kepada siswa. 3rtinya

    siswa harus dilibatkan secara aktif dalam menemukan konsep. $al ini sejalan

    dengan pendapat >laer %//51( bahwa kondisi untuk berpikir kritis dalam

    matematika harus memuat5

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    31/53

    a. Situasi yang tidak rutin %tidak biasa( sehingga individu tidak dapat

    dengan cepat memahami konsep matematika atau mengetahui

     bagaimana menentukan solusi persoalan A b. Penggunaan pengetahuan awal, penalaran dan strategi kognitifA

    c. >eneralisasi, pembuktian dan evaluasiA berpikir reflektif yang

    melibatkan pengkomunikasian solusi dengan penuh pertimbangan,

    membuat makna tentang jawaban atau argumen yang masuk akal,

    dan atau membangkitkan perluaan studi selanjutnya.

    Pendapat lain mengenai pembelajaran untuk meningkatkan

    kemampuan berpikir kritis, menurut Fohar dkk %dalam 'aulana, //15 (

    dapat dilakukan melalui pembelajaran yang bersifat  student-centered , yakni

     pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran serupa ini, guru

    memberikan kebebasan berpikir dan keleluasaan bertindak kepada siswa

    dalam memahami pengetahuan serta memecahkan masalahnya. >uru

    memberikan keleluasaan seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan

    cara-cara baru. Dengan aktifnya siswa belajar diharapkan siswa tidak hanya

    mengingat fakta-fakta, aturan-aturan dan prosedur-prosedurnya, akan tetapi

    mereka dapat mengerjakan dan menyelesaikan masalah matematika secara

    kritis dan kreatif.

    Pembentukan suasana yang kondusif untuk mengajarkan berpikir 

    kritis kepada siswa seperti yang dikemukakan oleh 9otton %)**)( adalah

    dengan mengatur lingkungan kelas agar dapat berperan secara optimal,

    merencanakan aktivitas pembelajaran yang baik, memberikan penghargaan

     pada setiap respon yang disampaiakan siswa, bersikap fleksibel terhadap

     jawaban atau pendapat siswa, menerima perbedaan individual, membuat

    model sesuai kebutuhan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk 

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    32/53

     berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dan menggunakan model

    mengajar yang bervariasi.

    3pplebaum %)***( menyatakan bahwa untuk meningkatkan

    kemampuan berpikir kritis didalam proses belajar mengajar matematika

    disekolah, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut5

    a. 'eminta siswa untuk menemukan algoritma serta selalu mencari

    cara lain untuk menyelesaikan masalahA

     b. 'embangun suatu aktivitas untuk memfasilitasi siswa untuk 

    meningkatkan dan menyempurnakan kemampuan berpikir kritis

    yaitu dengan cara 5 membandingkan, membedakan, membuat

    konjektur, membuat induksi, membuat generalisasi, membuat

    spesialisasi, membuat klasifikasi, mengelompokan, melakukan

     proses deduksi, membuat visualisasi, mengurutkan, mambuat

     prediksi, membuat validasi, membuktikan, menganalisis,

    mengevaluasi, dan membuat polaA

    c. 'eminta siswa untuk menentukan hubungan fungsional diantara

    satu variabel dengan variabel lainA

    d. 'enggunakan bernagai cara dalam mempelajari suatu topikA

    e. 'eminta siswa mempelajari bagaimana matematika disajikan atau

    dipresentasikan beserta alasannya.

    f. 'engumpulkan data yang ditemukan siswa, fakta-fakta yang

    mereka kumpulkan dalam lebih dari dua cara, dan konjektur-

    konjektur atau argument yang mereka percaya merupakan sentral

    dari ringkasan materi yang mereka pelajari untuk dijadikan bahan

    diskusi lebih lanjut.

      Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir 

    kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. >uru

    memegang peranan penting dalam mendesain pembelajaran matematika yang

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    33/53

    memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menumbuh kembangkan

    kemampuan berpikir kritis. Peran guru dalam memberikan stimulus dan

    memelihara lingkungan berpikir kritis merupakan hal yang krusial. &anpa

    adanya peranan dari guru, kemampuan berpikir kritis tersebut tidak akan

     berkembang secara maksimal. ;erdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka

    dalam penelitian ini kemampuan berpikir kritis yang akan dikaji meliputi

    kemampuan mengidentifikasi konsep, menggeneralisasi, serta membuat

    deduksi.

    (. Kerangka Berpikir

    Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadapi banyak masalah.

    Permasalahan-permasalahan itu tentu saja tidak semuanya merupakan

     permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan yang sangat

    sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu. Eleh karena itu cukup

     beralasan jika pemecahan masalah menjadi 6trend7 dalam pembelajaran

    matematika belakangan ini.

    Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika

    yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran siswa dimungkinkan

    memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang

    sudah dimilikinya untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat

    tidak rutin.;eberapa studi tentang kemampuan berpikir kritis matematis tingkat

    tinggi mengimplementasikan pendekatan pembelajaran tidak langsung,

     pendekatan gabungan langsung dan tidak langsung. $asil studinya

    menunjukkan bahwa pendekatan tidak langsung dan pendekatan gabungan

    secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir 

    matematis tingkat tinggi siswa disbanding pendekatan langsung.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    34/53

    'aulana %//15 )1( menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir 

    kritis mahasiswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan

    menggunakan pendekatan metakognitif lebih baik secara signifikan

    dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar secara konvensional.

    Suriadi %//1( menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman dan

     berpikir kritis matematis yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan

    discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang

     belajar secara konvensional.

    Dalam penelitian ini masalah yang akan dikaji berkaitan dengan

     penggunaan metode Student 4acilitator and :Gplaining melalui Pembelajaran

    #ooperatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir 

    kritis matematis siswa S'3. $al ini dilakukan karena belum ada penelitian

    sebelumnya yang mengkaji masalah tersebut.

    ). $efinisi 3perasional

      3gar tidak terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang

    dimaksudkan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan definisi

    operasional sebagai berikut5

    &. Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining 

    'etode Pembelajaran Student "acilitator and E#plaining  merupakan

    metode pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide@pendapat

     pada rekan siswa lainnya. 'etode ini diharapkan siswa mampu menerangkan

    dengan bagan atau peta konsep. Selain itu juga metode ini merupakan tipe

    model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok 

    kecil dengan jumlah anggota dari tiap kelompok -0 orang siswa secara

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    35/53

    heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian

    materi, kegiatan kelompok, dan penghargaan kelompok.

    *. Pembelajaran angsung

    Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang menuntut

    keaktifan guru karena materi pelajaran diajarkan langsung kepada

    siswa.Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi karena materi pelajaran

    diajarkan seakan-akan sudah jadi. Pembelajaran langsung disajikan melalui

    lima tahap yaitu menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,

    mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan,

    mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan memberikan

    kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

    -. Kemampuan Pemecahan Masalah

    #emampuan pemecahan masalah matematik adalah kemampuan

    menggunakan informasi dan pengetahuan dalam upaya mencari jalan keluar 

    dari suatu permasalahan matematik yang dilakukan untuk mencapai tujuan

    tertentu dengan langkah penyelesaiannya menggunakan fase penyelesaian

    menurut polya yang terdiri dari5 memahami masalah, merencanakan

     penyelesaian, melakukan perhitungan dan memeriksa kembali hasil terhadap

    semua langkah yang telah dikerjakan. #emampuan pemecahan masalah

    dilihat dari tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

    . Pengaruh penggunaan metode pembelajaran Student Facilitator and

     Explaining.

      Penggunaan metode pembelajaran Student "acilitator and 

     E#plaining dikatakan mempunyai pengaruh positif jika kemampuan

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    36/53

     pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan metode

     pembelajaran Student "acilitator and E#plaining lebih baik dari siswa yang

    menggunakan pembelajaran langsung.

    /. Kesulitan Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematis

    #esulitan dalam matematika dikategorikan dalam tiga jenis yaitu 5

    kesulitan dalam mempelajari konsep, kesulitan dalam menerapkan konsep,

    kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal. Siswa dianggap mengalami

    kesulitan pada tahap tertentu jika pada tahap itu siswa memperoleh nilai

    kurang dari´ X 

    mnimun atau tidak memberikan jawaban dan siswa dianggap

    tidak mengalami kesulitan jika siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama

    dengan´ X 

    minimum$Dalam penelitian ini skor maksimum tiap tahap bervariasi

    untuk tiap tahap pokok uji.

    4. 4ipotesis Penelitian

    $ipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 5

    ). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang

    memperoleh pembelajaran dengan metode Student "acilitator and 

     E#plaining melalui pembelajaran kooperatif lebih baik daripada siswa

    yang memperoleh pembelajaran langsung.

    . Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh

     pembelajaran dengan metode Student "acilitator and E#plaining melalui

     pembelajaran kooperatif lebih baik daripada siswa yang memperoleh

     pembelajaran langsung.

    +. &erdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

    matematik siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    37/53

     pembelajaran kooferatif dengan metode Student "acilitator and 

     E#plaining$

    . &erdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis

    siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh pembelajaran

    kooperatif dengan metode Student "acilitator and E#plaining$

    0. &erdapat korelasi positif antara pemecahan masalah matematik dan

    kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pembelajaran

    kooperatif dengan metode Student "acilitator and E#plaining$

    ,. Penelitian yang "ele+an

    ;eberapa studi tentang hasil penelitian terdahulu yang mendukung

     permasalahan penelitian, diantaranya upaya peningkatkan implementasi siswa

    ditinjau dari kemampuan awal siswa, kemampuan terhadap komunikasi

    matematik, kemampuan pemahaman, pemecahan masalah dan berpikir kritis

    melalui berbagai macam model pembelajaran.

    Sejumlah studi %?ardani, //A

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    38/53

     "acilitator and E#plaining   dapat meningkatkan impelemtasi siswa jika

    ditinjau dari kemampuan awal siswa.

    Suriadi %//1( menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman dan

     berpikir kritis matematis yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan

    discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang

     belajar secara konvensional.

    Selanjutnya penelitian yang diajukan 'ufrika, &ika %/)/( masih

    dengan model pembelajaran koopertaif metode Student "acilitator and 

     E#plaining   diperoleh nilai thit kemampuan komunikasi matematika siswa

    yang diajarkan dengan metode Student 4acilitator and :Gplaining %S4:( lebih

    tinggi dan signifikan daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematika

    siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

    5. $esain Penelitian

    Dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu untuk melihat

    sejauh mana pengaruh penggunaan metode Student "acilitator and 

     E#plaining melalui pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan pemecahan

    masalah matematik dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa S'#,

    maka penelitian ini didesain dalam studi eksperimen dengan desain berbentuk 

    randomi'ed pre test-post test control group design$

    Penelitian ini akan mengambil sampel sebanyak dua kelas yang

    homogen sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pembelajaran

     berbeda. #elas eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode

    Student "acilitator and E#plaining   dan kelas kontrol menggunakan

     pembelajaran langsung. Dengan demikian, desain penelitiannya dapat

    digambarkan %

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    39/53

    A 3&  6& 3*A 6* 3&  ' 3*

    #eterangan 5

    A H Pemilihan sampel secara acak kelas

    3&  H &es awal %pretes(

    3*  7 &es akhir %Postes(

    6 H Perlakuan berupa pembelajaran kooperatif dengan metode

    Student "acilitator and E#plaining$

    K. Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    3rikunto Suharsimi %/)/5)+/( 6Populasi adalah keseluruhan subjek 

     penelitian. 3pabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

    wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi7.

     b. Sampel

    Sudjana %//051( berpendapat, 6Sampel merupakan bagian dari

     populasi, seluruh populasi dianggap semua dan mempunyai kesempatan yang

    sama pula untuk dijadikan sampel dari penelitian6. Sampel dalam penelitian

    ini akan diambil sebanyak dua kelas berdasarkan random menurut kelas.

    3lasan menggunakan sampel random menurut kelas karena kemampuan

    siswa setiap kelas memiliki karakteristik yang sama yaitu terdiri dari siswa

     berkemampuan kurang, sedang dan pandai.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    40/53

    . ,nstrumen Penelitian

    'enurut 3rikunto, Suharsimi % //15)1/( 6!nstrumen penelitian

    adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

    data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

    cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah7. !nstrumen

    digunakan untuk memperoleh data yang digunakan untuk menjawab

     penelitian.

    Penelitian ini melibatkan dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes.

    !nstrumen dalam bentuk tes terdiri dari seperangkat tes pemecahan masalah

    matematik dan tes berpikir kritis matematis. Sedangkan instrumen dalam

     bentuk non-tes melibatkan skala sikap siswa. 'asing-masing bentuk tes di

    atas diuraikan sebagai berikut5

    ). &es Pemecahan 'asalah

    Soal tes pemecahan masalah di dalam penelitian ini berbentuk soal

    uraian sebanyak soal. &es pemecahan masalah yang berbentuk uraian

     bertujuan untuk mengetahui proses berfikir, keterkaitan, dan sistematika

     pekerjaan siswa.

    Di dalam penskoran pemecahan masalah terdapat poin-poin atau skor 

     pada setiap langkah yang dikerjakan. Pada pedoman penskoran pemecahan

    masalah yang dikemukakan, Shcoen dan &chmke  %?ardani, Sri, //5)1(

     bahwa setiap langkah memiliki skor yang berbeda.

    Tabel

    Pedoman Pemberian Skor Pemecahan Masalah

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    41/53

    Skor 'emahami

    masalah

    'erencanakan

     penyelesaian

    'elakukan

     perhitungan

    'emeriksa

    kembali hasil

    /

    Salah

    menginterpretasikan@salah

    sama sekali

    &idak ada

    rencana,membuat

    rencana yang

    tidak relevan

    &idak

    melakukan perhitungan

    &idak ada

     pemeriksaanatau tidak ada

    keterangan

    lain

    )

    Salah

    menginterpre

    tasikan soal,

    mengabaikan

    soal

    'embuat

    rencana yang

     benar tapi

    salah dalam

    hasil, tidak ada

    hasil

    'elakukan

     prosedur

    yang benar

    dan mungkin

    menghasilkan

     jawaban

     benar tapi

    salah

     perhitungan

    3da

     pemeriksaan

    tetapi tidak

    tuntas

    'emahami

    masalah soal

    selengkapnya

    'embuat

    rencana yang

     benar dan

    mendapatkan

    hasil yang

     benar 

    'elakukan

     proses yang

     benar dan

    mendapatkan

    hasil yang

     benar 

    Pemeriksaan

    dilakukan

    untuk melihat

    kebenaran

     proses

    +

    'embuat

    rencana yang

     benar tetapi

     belum lengkap

    'embuat

    rencana sesuai

    dengan

     prosedur dan pengaruh pada

    solusi yang

     benar

    Skor

    maksimal

    Skor maksimal

    Skor

    maksimal

    Skor

    maksimal

    Sumber8 9ardani: Sri ;*

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    42/53

    &es kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini terdiri dari 1 soal

     berbentuk uraian. &es ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

    dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin.#riteria pemberian skor tiap butir soal dalam tes ini menurut pedoman

     penskoran soal-soal, dimana setiap butir soal mempunyai bobot nilai

    maksimal dan minimal /. 3dapun kriteria penskoran mengacu pada teknik 

     penskoran $ancock %)**0( seperti dijelaskan pada tabel berikut ini5

    Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

    #eterangan jawaban ilai

    ). 8awaban

    lengkap dan benar untuk  

     pertanyaan yang diberikan

    . !llustrasi

    ketrampilan pemecahan masalah,

     penalaran, dan komunikasinya

    sempurna %e#cellent++. 8ika jawaban

    terbuka, jawaban semuanya benar 

    . Pekerjaannya

    ditunjukkan dan atau dijelaskan

    clearly

    0. 'emuat sedikit

    kesalahan

    1. 8awaban benar  

    untuk masalah yang diberikan

    2. !llustrasiketrampilan pemecahan masalah,

     penalaran dan komunikasi baik 

    % good+ 

    . 8ika jawaban

    terbuka, banyak jawaban yang

     benar 

    *. Pekerjaannya

    ditunjukkan dan atau dijelaskan

    )/. 'emuat

     beberapa kesalahan dalam

     penalaran matematika

    +

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    43/53

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    44/53

     E#plaining$ Sikap yang dilihat meliputi sikap terhadap pelajaran matematika,

    sikap terhadap pembelajaran kooperatif dengan metode Student "acilitator 

    and E#plaining , dan sikap terhadap soal-soal yang mengukur pemecahan

    masalah matematik dan kemampuan berpikir kritis matematis.

    'odel skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap "ikert,

    dengan pilihan jawaban SS %Sangat Setuju(, S %Setuju(, &S %&idak Setuju(

    dan S&S %Sangat &idak Setuju(. Untuk melihat kecenderungan sikap siswa ke

    arah positif atau negatif, diberikan penskoran dimana untuk pernyataan positif 

    SS memiliki nilai , pernyataan S memiliki nilai +, pernyataan &S memiliki

    nilai dan pernyataan S&S memiliki nilai ). Sedangkan untuk pernyataan

    negatif dengan pemberian skor sebaliknya dari pernyataan positif.

    M. Prosedur Pengumpulan $ata

    Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu

    melalui tes dan angket. &es dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran.

    Sebelum pembelajaran diadakan tes awal %pretes(, bertujuan untuk 

    mengetahui penguasaan materi dan kemampuan awal siswa pada kedua

    kelompok. Sedangkan tes sesudah pembelajaran berupa tes pemecahan

    masalah matematis serta berpikir krititis matematis yang bertujuan untuk 

    mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal non-rutin pada

    aspek-aspek tersebut.

    Skala sikap diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah

    seluruh kegiatan dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Student 

     "acilitator and E#plaining  berakhir. Pengisian skala sikap ini bertujuan

    untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran kooperatif 

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    45/53

    dengan metode Student 4acilitator and :Gplaining dan soal-soal pemecahan

    masalah serta berpikir kritis matematis.

    >. Metode Analisis $ata

    3nalisis data yang digunakan, yaitu data kuantitatif berupa hasil tes

    kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir kritis

    matematis siswa dan data kualitatif berupa skala sikap siswa.

    )( Data kuantitatif

    3nalisis data hasil tes dimaksudkan untuk mengetahui besarnya

     peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan

     berpikir kritis matematis siswa, sehingga data primer hasil tes siswa sebelum

    dan setelah perlakuan penerapan metode pembelajaran kooperatif   Student 

     "acilitator and E#plaining dianalisis dengan cara membandingkan skor 

     pretes dan postes. Perbandingan skor ini dinyatakan dengan nilai gainnya .

    'enyatakan gain dalam hasil proses pembelajaran tidaklah mudah.

    'isalnya, siswa yang memiliki gain dari 0 ke 2 dan siswa yang memiliki

    gain dari ke )/ dengan skor maksimal )/. >ain absolut menyatakan

     bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis seharusnya siswa

    yang kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa yang pertama. $al ini

    karena usaha untuk meningkatkan dari ke )/ akan lebih berat daripada

    meningkatkan dari 0 ke 2. 'enyikapi kondisi bahwa siswa memiliki gain

    absolut sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama, 'elter 

    %"estari, //( mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain

    yang disebut gain ternormalisasi.

    'enghitung gain ternormalisasi dengan rumus5

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    46/53

     g=

      postes− prete s

    skor maksimal− pretes   %'elter dalam "estari,

    //(

    Tabel Kriteria ,ndeks )ain

    !nterval #riteria

    g>0,7 &inggi

    0,3< g ≤0,7 Sedang

    g≤0,3

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    47/53

    $/ 5 &idak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan berpikir 

    kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif 

    Student "acilitator and E#plaining  dengan siswa yang memperoleh

     pembelajaran langsung.

    $) 5 Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang

    memperoleh pembelajaran kooperatif   Student "acilitator and 

     E#plaining   secara signifikan lebih baik daripada siswa yang

    memperoleh pembelajaran langsung.

    Untuk menguji hipotesis ke-) dan digunakan uji perbedaaan dua

    rata-rata %uji-t( dengan taraf signifikan α H /,/0 dan derajat kebebasan dkH

    %ne J nk K (, $/ diterima jika thitung  L ttabel %

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    48/53

    Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah data berdistribusi normal

    atau tidak. 'enguji normalitas data menggunakan uji 9hi #uadrat dengan

    hipotesis sebagai berikut.

     3 4  H sebaran data berdistribusi normal

     3 .  H sebaran data tidak berdistribusi normal

    #riteria5

    $ipotesis nol ditolak jika ❑hitung2

    ≥❑tabel2

    $ipotesis nol diterima jika ❑hitung2

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    49/53

    $ipotesis5

     3 4  5σ  A

    2=σ B2

    , varians kelompok eksperimen tidak terdapat perbedaan

    dengan varians kelompok kontrol

     3 .  5σ  A

    2≠ σ B

    2

    , varians kelompok eksperimen tidak sama dengan varians

    kelompok kontrol

    #riteria uji homogenitas adalah5

    $ipotesis nol ditolak jika F hitung > F tabel

    $ipotesis nol ditolak jika F hitung ≤ F tabel

    Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji-4 sebagai berikut.

      F = s A

    2

    sB2   %

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    50/53

     

    t =´ x1

    − ´ x2

    √(n1−1 ) s1

    2+( n2−1) s2

    2

    n1+ n2−2   ( 1

    n1+ 1

    n2 )  .

    %Sudjana, //0(

    #eterangan5

    ´ x1   H rata-rata sampel pertama

    ´ x2   H rata-rata sampel kedua

    s12

      H varians sampel pertama

    s2

    2

      H varians sampel kedua

    n.  H banyaknya data sampel pertama

    n/  H banyaknya data sampel pertama

    #riteria5 &erima 3 4 jikat hitung

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    51/53

    ( Data kualitatif 

    Dalam penelitian data kualitatif yang dianalisis adalah skala sikap.

    Penganalisisan data hasil skala sikap dititik beratkan pada respons siswa

    terhadap model pembelajaran yang diberikan, yaitu pembelajaran kooferatif 

    dengan metode Student "acilitator and E#plaining . Untuk mengetahui

    hubungan@kaitan antara pemecahan masalah matematis dengan kemampuan

     berikir kritis siswa dengan menggunakan rumus korelasi  product moment 

    dengan angka kasar %3rikunto, //05 2(, yaitu5

    { ( )   }   ( )   }{   ....((%%

    5 5  !  6  6  ! 

    5  6  65  ! r  #y

    ∑−∑∑−∑

    ∑∑−∑=

     

    dengan r  #y 7 #oefisien korelasi antara variabel 6  dan variabel 5  

     6   H Skor pemecahan masalah matematis

      5   H Skor kemampuan berpikir kritis siswa

     !  H ;anyaknya siswa peserta tes

    Untuk menganalisis dan mendeskripsikan sikap siswa diperlukan

    langkah-langkah sebagai berikut5

      ). Pemberian Skor Skala sikap

    Penentuan skor skala sikap "ikert dapat dilakukan secara apriori dan

    dapat pula secara aposteriori %Subino, )**2(. Secara apriori maka bagi skala

    yang berarah positif akan mempunyai kemungkinan-kemungkinan skor bagi

    SS, + bagi S, bagi &S dan ) bagi S&S, sedangkan bagi skala yang berarah

    negatif maka kemungkinan skor tersebut menjadi sebaliknya.

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    52/53

      . 'emilih ;utir-butir Skala Sikap

    Pemilihan butir-butir skala sikap "ikert ini didasarkan kepada

    signifikan tidaknya daya pembeda butir skala yang bersangkutan. Daya

     pembeda butir-butir skala sikap "ikert ini dianalisis dengan uji-t$

    Statistik t dihitung dengan rumus 5

     8

     8

    n

    n

     # #t    8T 

    ..

    +

    −=

     

    dengan 5

    T  6 

      5

  • 8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02

    53/53

    Pembeda yang signifikan. uilford.

    . $asil Pengukuran Sikap dan 'inat Siswa

    $asil pengukuran sikap dan minat siswa dihitung rata-ratanya untuk 

    setiap butir pernyataan. #emudian dibandingkan dengan rata-rata netralnya.

    3pabila rata-rata skor untuk suatu pernyataan lebih besar dari rata-rata skor 

    netralnya, maka sikap dan minat siswa dikatakan positif terhadap pernyataan

    tersebut.