8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
1/53
Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator and Explaining
dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMK di Tasikmalaya
A. atar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pendidikan adalah
seperangkat proses berupa penanaman nilai, gagasan, konsep dan teori-teori
yang bertujuan mengembangkan kepribadian, pengetahuan, keterampilan, dan
tingkah laku serta mencapai cita-cita dan tujuan hidup. Upaya meningkatkan
kualitas pendidikan dilakukan terus-menerus baik secara konvensional
maupun inovatif. Dalam era globalisasi, pendidikan sangat dibutuhkan oleh
segenap lapisan masyarakat agar terhindar dari pengaruh negatif yang dapat
mencelakakanya.
Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan salah satu jalur yang
sangat strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Semua mata pelajaran di
sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan
kualitas manusia.
amun, kenyataannya pendidikan di !ndonesia belumlah sesuai dengan
apa yang diharapkan. "embaga-lembaga pendidikan belum mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. #ualitas pendidikan
!ndonesia tercermin dari penguasaan materi matematika siswa. $al ini terlihat
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
2/53
dari hasil laporan The Trends International Mathematics and Science Study
%&!'SS( yang menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi matematik siswa
!ndonesia berada signifikan di bawah skor rata-rata !nternasional. Pada tahun
)***, !ndonesia berada pada peringkat ke + dari + negara, tahun //+ berada
di peringkat ke +0 dari 1 negara, dan tahun //2 berada di peringkat ke +1 dari
* negara. 'engenai hasil studi &!''S pada tahun )***, Suryadi %3lhadad,
Syarifah 4adilah, /)/50( mengemukakan, 6Soal-soal matematika tidak rutin
yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada umumnya tidak
berhasil dijawab dengan benar oleh sampel siswa !ndonesia7.
$asil Studi &!''S ini didukung oleh hasil survey yang dilakukan 8!93
Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics
Teaching for Primary and Secondary Education in Indonesia atau !'S&:P
%3lhadad, Syarifah 4adilah, /)/5( pada tahun )*** di kota ;andung, yang
menemukan bahwa salah satu kegiatan bermatematika yang dipandang sulit
oleh siswa untuk mempelajarinya dan oleh guru untuk mengajarkannya adalah
pemecahan masalah.
"emahnya kemampuan pemecahan masalah siswa teridentifikasi dari
bagaimana cara mereka menyelesaikan soal-soal matematika yang bersifat tidak
rutin. ;erdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh 4akhrudin %/)/(,
dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa #ota Semarang
masih rendah. Penelitian ini dilakukan peneliti pada kedua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor maksimum ideal pada tes
ini adalah 2/.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
3/53
ideal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa pada umumnya masih rendah.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
4/53
menggunakan keterampilan berpikirnya untuk menyelesaikan soal-soal yang
berupa pemecahan masalah, sebab disadari atau tidak dalam kehidupan
manusia sehari-hari tidak terlepas dari masalah. Dengan pembelajaran yang
dimulai dari masalah, siswa belajar suatu konsep dan prinsip sekaligus
memecahkan masalah.
Dengan demikian, sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang
dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah % produk ( dan cara memecahkan
masalah % proses(. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa sebaiknya perlu ada inovasi dalam pembelajaran, dimana
siswa diberikan masalah kemudian siswa belajar untuk mengajukan masalah
kemudian menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pembelajaran
hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual, autentik, relevan, dan
bermakna bagi siswa.
#emampuan pemecahan masalah merupakan salah satu fokus dalam
pembelajaran matematika. &im '#P;' %//)5 +( menyatakan,
Pemecahan masalah matematika bagian dari kurikulum matematika
yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk
diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
Pemecahan masalah merupakan kegiatan matematika yang sangat sulit
untuk mengajarkan dan mempelajarinya karena menurut &im '#P;'
%//)5+(, 6... pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi dari
delapan yang dikemukakan >agne, yaitu5 signal learning , stimulus-response-
learning , chaining , veral assosiation, discrimination learning , concept
learning , rule learning , dan pemecahan masalah7. Dengan kata lain
keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui
pemecahan masalah.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
5/53
'enurut ?ardani, Sri %/))51(, 7Pemecahan masalah % prolem
solving ( adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan@hambatan yang
ditemui dalam mencapai tujuan yang diharapkan7. Pada umumnya, siswa
merasa kesulitan apabila dihadapkan pada masalah-masalah yang tidak rutin
karena tingkat kemampuan pemecahan masalah mereka masih rendah.
Padahal, pengajaran matematika harus digunakan untuk memperkaya,
memperdalam, dan memperluas kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah. $asil penelitian yang dilakukan The !ational assessment of
Educational Progress %3:P( %dalam ?ulanratmini, Diani, /)/5(
menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal
kreatif pemecahan masalah menurun drastis manakala setting %konteks(
permasalahannya diganti dengan hal yang tidak dikenal siswa, walaupun
permasalahan matematikanya tetap sama.
&im survey !'S&:P-8!93 %)***( di kota ;andung menemukan
sejumlah kegiatan yang dianggap sulit oleh siswa untuk mempelajari soal
yang diberikan oleh guru yaitu dalam cara pembuktian, pemecahan masalah
yang memerlukan penalaran matematis, menemukan generalisasi atau
konjektur, dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang
diberikan. #egiatan-kegiatan yang dianggap sulit tersebut, kalau kita
perhatikan merupakan kegiatan yang menuntut kemampuan berpikir kritis
dari siswa dan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil survey
tersebut menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan jika dihadapkan
kepada persoalan yang memerlukan kemampuan berpikir kritis.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
6/53
#emampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui kegiatan
pembelajaran matematika karena tujuan pembelajaran matematika di sekolah
menurut Depdiknas %//1( adalah5 %)( memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalahA
%( menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematikaA %+( memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperolehA %(
mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan %0( memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk
dikembangkan pada pembelajaran matematika secara formal baik itu di
tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, ataupun perguruan tinggi.
Salah satu model pembelajaran yang menyediakan banyak
kesempatan bagi siswa dalam melakukan pengembangan kemampuan
memecahkan masalah dan berpikir kritis adalah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif. 'odel pembelajaran kooperatif menekankan pada
pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif
kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap,
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
7/53
nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. 'enurut &rianto %//25)(, 6Pembelajaran
kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan
temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling
membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks7.
Pada model cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk saling
membantu memecahkan masalah, sementara guru bertindak sebagai
motivator dan fasilitator aktivitas siswa. 3rtinya dalam pembelajaran ini
kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri dengan aktif oleh siswa
dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student "acilitator and
E#plaining$ 'odel pembelajaran kooperatif dengan metode Student
"acilitator and E#plaining merupakan metode pembelajaran dimana siswa
belajar mempresentasikan ide@pendapat pada rekan siswa lainnya. &ujuan dari
metode pembelajaran ini yaitu akan melatih sikap kritis siswa. 'isalnya,
seorang pendidik memberikan sebuah masalah. ;erdasarkan masalah tersebut
siswa diminta membuat soal dan jawaban dari masalah yang diberikan oleh
pendidik tersebut. 'aka akan muncul banyak pertanyaan dan jawaban dari
permasalahan yang diberikan.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
8/53
'elalui metode pembelajaran ini siswa bisa termotivasi untuk
mengembangkan pengetahuan dengan cara yang mudah dan murah.
Pengetahuan siswa dengan metode pembelajaran kooperatif Student
"acilitator and E#plaining bisa dikembangkan dari yang sederhana hingga
pada pengetahuan yang kompleks. Selain itu, dengan metode pembelajaran
kooperatif Student "acilitator and E#plaining ini siswa akan belajar sesuai
dengan tingkat berpikirnya. #arena antara siswa yang pandai dengan yang
kurang pandai tidak diperlakukan sama. #eberhasilan pengajaran matematika
tidak hanya tergantung pada materi-materi pelajaran matematika, tetapi
sangat tergantung pada keahlian guru dalam menyampaikan materi tersebut.
Sehingga seorang guru harus memiliki kompetensi akademik dan menguasai
materi-materi yang akan diajarkan. Untuk menguasai konsep-konsep dasar
matematika, baik guru ataupun siswa harus banyak berlatih menyelesaikan
soal-soal mulai dari yang sederhana hingga yang sukar, termasuk soal-soal
yang menyangkut pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir
kritis matematis siswa.
;erdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul 7Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator and
Explaining dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis dan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa SMK!
B. "umusan Masalah
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
9/53
;erdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu5
) 3dakah pengaruh positif metode pembelajaran kooperatif Student
"acilitator and E#plaining terhadap pemecahan masalah matematik
siswaB
3pakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator
and E#plaining akan lebih baik dari pada siswa yang memperoleh
pembelajaran langsungB+ 3pakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh
pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator
and E#plaining%
3pakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh
pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator
and E#plaining%
0 3pakah ada hubungan antara pemecahan masalah matematik dan berpikir
kritis matematis siswaB
1 ;agaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif Student "acilitator and E#plaining B
#. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka penelitian bertujuan untuk5
). 'engetahui pengaruh positif penggunaan metode pembelajaran Student
"acilitator and E#plaining terhadap pemecahan masalah matematik siswa.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
10/53
. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode pembelajaran Student
"acilitator and E#plaining dan siswa yang mengikuti pembelajaran
langsung.
+. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang
memperoleh pembelajaran dengan metode pembelajaran Student
"acilitator and E#plaining$
. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh
pembelajaran dengan metode pembelajaran Student "acilitator and
E#plaining$
0. 'engetahui hubungan@kaitan@korelasi antara pemecahan masalah
matematik dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan metode pembelajaran Student "acilitator and
E#plaining dan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung.
1. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif dengan
metode pembelajaran Student "acilitator and E#plaining$
$. Manfaat Penelitian
'anfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut5
). Sebagai bahan masukan bagi pendidik agar selalu mempertimbangkan
dan memilih pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.
. Sebagai bahan masukan untuk menanggulangi kendala-kendala yamg
muncul khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa dalam mata pelajaran matematika.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
11/53
+. Sebagai sarana untuk mengembangkan daya pikir siswa dan kemampuan
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
%. Kajian Teori&. Metode Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining
!stilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari
pada suatu strategi, metode atau prosedur. !stilah model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode
tertentu yaitu5 rasional teoretik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Suprijono, 3gus %/)/50(
menyatakan,
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-benruk yang lebihdipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooferatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana
guru menetapkan tugas dan pernyataan-pernyataan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa
menyelesaikan masalah yang dimaksud. >uru biasanya menetapkan
bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
'elalui pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat saling
membantu dan saling bekerjasama satu sama lain dalam menyelesaikan suatu
masalah untuk mencapai tujuan bersama.
'odel pembelajaran kooperatif diperlukan adanya saling
ketergantungan positif sehingga siswa mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap tugas yang mereka peroleh.Selama pembelajaran berlangsung siswa
melakukan interaksi dengan anggota kelompoknya agar komunikasi antar
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
12/53
anggota berjalan secara efektif dan setiap anggota kelompok saling
memberikan kontribusi terhadap kegiatan pembelajaran tersebut.
&erdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif menurut Suprijono, 3gus.
%/)/510(, langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel berikut.
&abel )
angkah'langkah Model Pembelajaran Kooperatif
(ase Tingkah aku )uru
4ase-)5 Present goals and
set
'enyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
'enjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan siswa siap belajar.
4ase-5 Present information
Menyajikan informasi
'empresentasikan informasi kepada
siswa secara verbal.
4ase-+ 5 &rgani'e studentsinto learning teams
'engorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif
'emberikan penjelasan kepada peserta sisik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien
4ase- 5 (ssist team )ork
and study
'embantu kerja tim dan
belajar
'embantu tim-tim belajar selama
siswa mengerjakan tugasnya.
4ase-0 5 Test on the
materials
'engevaluasi
'enguji pengetahuan siswa
mengenaia berbagai materi
pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
4ase-1 5 Provide recognition
'emberikan pengakuan
atau penghargaan
'empersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok.
Sumber5 Suprijono, 3gus. %/)/5 10(
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
13/53
Penghargaan atau penilaian individu dan kelompok yang merupakan
salah satu dari karakteristik pembelajaran kooperatif lebih berorientasi pada
kelompok dari pada individu. 'enurut Slavin,
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
14/53
#riteria %3& ;3!#
)2 &!' SUP:<
Sumber5 Slavin, uru menyimpulkan ide@pendapat dari siswa.
e. >uru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu,
Penutup.
;erdasarkan pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator and E#plaining
adalah suatu metode yang mendasarkan pada penugasan tiap-tiap kelompok
dimana guru mendemontrasikan atau menyajikan secara garis besar materi
yang akan disampaikan untuk selanjutnya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya melalui peta konsep atau
bagan.
*. Pembelajaran angsung
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
15/53
Pembelajaran langsung biasa disebut juga pembelajaran konvensional.
'asriyah %//5 )( memandang bahwa pembelajaran yang selama ini sering
dilakukan oleh guru pada umumnya disebut pembelajaran langsung. 'asih
menurut 'asriyah %//( bahwa pembelajaran langsung adalah suatu
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi
selangkah..$al ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh 3rends
%&rianto, //25 *( yang menyatakan
'odel pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
'enurut ?idaningsih, Dedeh %/)/b5)0/(, 6Pengetahuan prosedural
yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu. Sedangkan
pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu7. 'enghapal rumus
dalam pembelajaran matematika merupakan contoh pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan bagaimana memperoleh rumus tersebut merupakan pengetahuan
prosedural.
Pembelajaran langsung menurut #ardi %&rianto, //25+/(
6Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan
atau praktek, dan kerja kelompok7. Pengajaran langsung digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
16/53
siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang
dengan tepat waktu yang digunakan.
9iri-ciri model pembelajaran langsung Depdiknas %?idaningsih,
Dedeh, /)/5)0)( adalah sebagai berikut 5
a. 3danya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung
berlangsung dan berhasilnya pengajaran.
Sintaks model pembelajaran langsung Depdiknas %?idaningsih,
Dedeh, /)/5)0( disajikan dalam lima tahap, seperti ditunjukkan pada tabel
berikut 5
&abel
Sintaks Pengajaran angsung
(ase Peran )uru
(ase &
'enyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
>uru menjelaskan tujuan
pembelajaran khusus, informasi latar
belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar.
(ase *
'endemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
>uru mendemonstrasikan
keterampilan dengan benar, atau
menyajikan informasi tahap demi
tahap.
(ase -
'embimbing Pelatihan
>uru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
17/53
(ase
'engecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
'engecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan
baik, memberi umpan balik.
(ase /
'emberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan
penerapan
>uru mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan
kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.
'enurut Depdiknas %?idaningsih, Dedeh, /)/5)0(, terdapat ciri
utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan model pembelajaran
langsung adalah sebagai berikut 5
a. &ugas perencanaan.
)( 'erumuskan tujuan pengajaran.
( 'emilih isi.
>uru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang
akan diberikan pada siswa dalam kurun waktu tertentu. >uru
harus selektif dalam memilih konsep yang diajarkan dengan
model pengajaran langsung.
+( 'elakukan analisis tugas.'enganalisis tugas, akan membantu guru menentukan dengan
tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk melaksanakan
keterampilan yang akan dipelajari. !ni bukan berarti bahwa
seorang guru harus melakukan analisis tugas untuk setiap
keterampilan yang diajarkan.$al ini disebabkan karena waktu
yang tersedia terbatas.
( 'erencanakan waktu
>uru harus memperhatikan bahwa waktu yang disediakan
sepadan dengan kemampuan dan bakat siswa, dan memotivasi
siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan
perhatian yang optimal. 'engenal secar baik siswa-siswa yang
akan diajar, akan bermanfaat sekali untuk mengira-ngira
alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
b. Penilaian pada pembelajaran langsung
>rounlund %?idaningsih,Dedeh,/))5 22( mengemukakan 1
prinsip dasar dapat membimbing guru dalam merancang sistem
penilaian sebagai berikut 5
)( Sesuai dengan tujuan pengajaran
( 'encakup semua tugas pengajaran
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
18/53
+( 'enggunakan soal tes yang sesuai
( ;uatlah soal tes yang sesuai
0( ;uatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin
1( 'emanfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar
mengajar berikutnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran langsung
merupakan pembelajaran yang menuntut keaktifan guru karena materi
pelajaran diajarkan langsung kepada siswa. Siswa tidak dituntut untuk
menemukan materi karena materi pelajaran diajarkan seakan-akan sudah jadi.
Pembelajaran langsung disajikan melalui lima tahap yaitu menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik, serta memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan.
-. Teori Belajar yang Mendukung Metode Pembelajaran Kooperatif
Student Facilitator And Explaining
a. &eori belajar #ognitif
Dalam perspektf teori kogntif Suprijono, 3gus %/)/5( menyatakan
6;elajar merupakan pristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun
hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap
peristiwa belajar7.
Perilaku individu bukan semata-mata respons terhadap yang ada
melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh
otaknya. ;elajar adalah proses aktif untuk mencapai, mengingat dan
menggunakan pengetahuan. Untuk itu teori belajar kognitif mendukung
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
19/53
pembelajaran metode pembelajaran kooperatif Student "acilitator and
E#plaining$
b. &eori CigotskyCygotsky %
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
20/53
bentuk kerja sama antara pelajar dengan pelajar lainnya yang lebih mampu
dibawah bimbingan orang dewasa dalam hal ini guru.
&eori Cygotsky menghendaki interaksi dan komunikasi baik antara
siswa dengan siswa sehingga terbentuk masyarakat belajar melalui kelompok-
kelompok kecil. $al ini sesuai dengan salah satu komponen pembelajaran
dengan metode Student "acilitator and E#plaining$
. Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran angsung
&eori belajar yang mendukung model pembelajaran langsung adalah
teori 3usubel. &eori 3usubel dikenal dengan belajar bermaknanya dan
pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. &im 'P#;' %//)5+0(
menyatakan,
3usubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar
menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal
menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan
oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Selain itu untuk
dapat membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna.
Pada belajar menghafal siswa menghafal materi yang sudah
dipelajarinya, tetapi pada belajar bermakna materi yang telah
diperoleh dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya
lebih dimengerti.
'enurut 3usubel %Dahar, )**5 ))/( belajar dapat diklasifikasikan ke
dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi
atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau
penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat
mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang ada.
3usubel %&im '#P;', //)5+0( mengemukakan, 6'etode
ekspositori adalah metode mengajar yang paling baik dan bermakna7. 'etode
ekspositori adalah metode yang paling cocok digunakan pada model
pembelajaran langsung yang pembelajarannya berpusat pada guru.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
21/53
Dalam pelaksanaan pembelajaran langsung, guru memberikan konsep-
konsep dan setiap konsep yang diberikan disertai dengan contoh soal. Selain
itu, dalam model pembelajaran langsung pengaturan awal mengarahkan siswa
ke materi yang akan dipelajari dan menolong siswa untuk mengingat kembali
materi yang sudah dipelajari untuk menanamkan pengetahuan baru. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, hal ini disebut apersepsi.
Dari uraian tersebut, teori belajar 3usubel mendukung pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Dalam pembelajaran
langsung, guru memberikan materi kepada siswa lalu siswa menerimanya.
$al ini sejalan dengan pendapat 3usubel tentang belajar menerima.
/. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang
untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa
yangharus dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah matematika
merupakan pertanyaan yang harus dijawab. amun tidak semua pertanyaan
merupakan masalah. Pendekatan pemecahan masalah matematik merupakan
salah satu dari beberapa macam pendekatan matematik yang sangat penting,
karena dalam proses penyelesaiannya siswa harus memiliki banyak
pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh
pengalaman kemampuan dalam memecahkan masalah matematik.
"angkah-langkah dalam memecahkan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah langkah-langkah Polya. 'enurut >eorge Polya
%?ardani, Sri. //5)( ada empat langkah dalam menyelesaikan pemecahan
masalah yang harus dilakukan yaitu5 a. memahami masalah %understanding
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
22/53
the prolem+, b. membuat rencana pemecahan %divising a plan+, c. melakukan
penghitungan %carrying out the plan+ dan d. memeriksa kembali hasil yang
diperoleh %looking ack (.
0. Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
;eberapa ahli memberikan pengertian tentang berpikir diantaranya,
Suryabrata %
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
23/53
pada suatu kesimpulan. #esimpulan tersebut diharapkan dapat
mengantarkannya pada kebenaran. Dengan kata lain, melalui berpikir
manusia dapat sampai pada kebenaran. $al ini sesuai dengan pernyataan
Poedjiadi %/))5 0( yang menyatakan bahwa berpikir adalah kegiatan
akal untuk mengolah pengetahuan yang diterima melalui panca indera dan
ditujukan untuk mencapai kebenaran.
'enurut ?ijaya %)***(, pengembangan kemampuan berpikir menjadi
modal utama bagi siswa dalam menghadapi kehidupan di masa kini dan masa
yang akan datang. Dalam dunia pendidikan, siswa tidak terlepas dari kegiatan
berpikir. ;erpikir merupakan kegiatan yang lumrah bagi siswa. Dalam
mengerjakan tugas pasti menggunakan pikiran untuk memdapakan hasil yang
terbaik. 9ontohnya, mengerjakan tugas@pekerjaan rumah dan mengerjakan
soal pada saat ujian yang membutukan pemikiran yang sangat baik dalam
merangkai kata-kata. 8uga dalam kehidupan sosial yang tidak lepas dari
pemikiran siswa.
Dalam pendidikan, berfikir kritis diartikan sebagai pembentukan
kemampuan dalam aspek logika seperti kemampuan memberikan
argumentasi, silogisme dan penalaran yang proposional. "ogika sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan manusia berfikir rasional dan
kritis.
;erpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu
dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,
menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ;eberapa ahli memberikan
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
24/53
pengertian tentang berpikir kritis diantaranya, orris %4owler, )**15 )(
medefinisikan berpikir kritis sebagai pengambilan keputusan secara rasional
apa yang diyakini dan dikerjakan. Sedangkan $uitt %)**5 ( mengemukakan
bahwa Critical thinking is disciplined mental activity of making judgments
that can guide the development of eliefs and taking actions. Dari pengertian
tersebut menunjukkan bahwa berpikir kritis berarah pada pengambilan
keputusan mengenai tindakan dan keyakinan yang akan diambil.
'emperhatikan pengertian berpikir kritis di atas, secara umum dapat
diartikan seorang yang berfikir kritis harus selalu melihat ke depan, seseorang
tidak boleh membiarkan berpikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar.
Seorang yang berpikir dengan cara kritis akan melihat setiap masalah dengan
sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat
dikatakan dengan tersedianya pengetahuan baru seorang yang berfikir kritis
harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan
ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri
maupun orang lain.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan manusia dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan
yang dimilikinya menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan
membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari
sebuah proses berpikir dan belajar. 8adi, berpikir kritis adalah kemampuan
memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan
secara sistematis. ;erpikir kritis artinya diarahkan, dikendalikan, diawasi oleh
diri sendiri sekaligus merupakan koreksi terhadap diri sendiri. Semua hal
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
25/53
tersebut dilakukan secara teliti karena dikendalikan oleh berbagai tolok ukur
yang berasal dari pemikiran yang berkualitas. $al ini berkaitan dengan
kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan menyelesaikan masalah
yang dimiliki manusia.
b. Berpikir Kritis dan ,ndikator',ndikatornya
#emampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. ;eberapa ahli mendefinisikan pengertian dengan cara yang berbeda-
beda. $al ini sesuai dengan pendapat 9otton %)**)( yang menyatakan bahwa
tidak ada kesepakatan secara universal mengenai pengertian berpikir kritis.
'enurut pendapat :nnis %)**15( berpikir kritis didefinisikan sebagai
cara berpikir reflektif dan beralasan yang difokuskan pada pengambilan
keputusan tentang apa yang harus diyakini dan dikerjakan.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
26/53
,ndikator Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan
Berpikir
Kritis
Sub Kemampuan
Berpikir KritisPenjelasan
).'emberikan
penjelasan
sederhana
).'emfokuskan
pertanyaan
a.'engidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
b.'engidentifikasi kriteria-kriteria untuk
mempertimbangkan jawaban yang mungkin
c.'enjaga kondisi pikiran
.'enganalisis
argumen
a.'engidentifikasi kesimpulan
b.'engidentifikasi alasan yang dinyatakan
%eksplisit(
c.'engidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan
%implisit(
d.'engidentifikasi ketidakrelevanan dan
kerelevanan
e.'encari persamaan dan perbedaan
f. 'encari struktur dari suatu argumen
g.'erangkum
+.;ertanya dan
menjawab pertanyaan yang
membutuhkan
penjelasan
a.'engapa
b.3pa intinya, apa artinyac.3pa contohnya dan apa yang bukan contoh
d.;agaimana menerapkannya dalam kasus tersebut
e.Perbedaan apa yang membedakannya
f. 3kankah anda menyatakannya lebih dari itu
.'embangun
keterampilan
dasar
).'epertimbangkan
kredibilitas
%kriteria suatu
sumber(
a.3hli
b.&idak adanya konflik interest
c.#esepakatan antar sumber
d.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
27/53
.'elakukan dan
mempertimbangk an induksi
a.'embuat generalisasi
b.'embuat kesimpulan dan hipotesis
+.'embuat dan
mempertimbangk
an nilai keputusan
a."atar belakang fakta
b.#onsekuensi
c.Penerapan prinsip-prinsip
d.'emikirkan alternatif
e.'enyeimbangkan,memutuskan
.'embuat
penjelasan
lebih lanjut
).'endefinisikan
istilah dan
mempertimbangk
an nilai keputusan
3da tiga dimensi5
a.;entuk5 sinonim, klasifikasi, rentang, ekspresi
yang sama, operasional, contoh dan non contoh
b.Strategi definisi %tindakan mengidentifikasi persamaan(
c.#onten %isi(
.'engidentifikasi
istilah dan
mempertimbangk
an definisi
a.Penalaran secara implisit
b.3sumsi yang diperlukan, rekonstruksi argumen
0.'engatur
strategi dan
taktik
).'emutuskan suatu
tindakan
a.'endefinisikan masalah
b.'enyelesaikan kriteria untuk membuat solusi
c.'erumuskan alternatif yang memungkinkan
d.'emutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara
tentatif
e.'ereview
f. 'emonitor implementasi
.;erinteraksi
dengan orang lain
1. Berpikir Kritis dalam Matematika
9ara berpikir kritis berbeda dalam disiplin ilmu yang satu dengan
yang lain. $al ini disebabkan oleh pengetahuan dasar yang digunakan dalam
setiap disiplin ilmu tidak sama. 3gar dapat melaksanakan berpikir kritis
dalam disiplin ilmu tertentu, menurut Poedjiadi %)***(, kita harus terlebih
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
28/53
dahulu menguasai terminologi, konsep-konsep, dan metodologi disiplin ilmu
tersebut.
'atematika sebagai suatu disiplin ilmu memiliki karakteristik
yang berbeda dengan disiplin ilmu lainnya. 'atematika mempelajari tentang
pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. $al itu dimulai dari
unsur-unsur yang tidak terdefinisikan kemudian ke unsur yang didefinisikan,
ke aksioma@postulat, dan akhirnya pada teorema %
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
29/53
dengan konsepsi dan metodologi matematika. Selain harus memuat
komponen berpikir kritis, definisi tersebut harus memuat karakteristik
%terminologi, konsep-konsep, dan metodologi( matematika. Salah satu
definisi yang memuat kedua pernyataan itu dikemukakan oleh >laer %//(
yang menyatakan berpikir kritis dalam matematika adalah ketrampilan
kognitif dan disposisi untuk menggabungkan pengetahuan, penalaran, serta
strategi kognitif dalam membuat generalisasi, membuktikan, dan
mengevaluasi situasi matematika yang tidak dikenali dengan cara reflektif.
>laer menyebutkan syarat-syarat untuk berpikir kritis dalam
matematika, syarat-syarat yang dimaksud adalah5
). 3danya situasi yang tidak dikenal atau akrab sehingga seorang
individu tidak dapat secara langsung mengenali konsep
matematika atau mengetahui bagaimana menentukan solusi suatu
masalah.
*. 'enggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya, penalaran
matematika, dan strategi kognitif.
-. 'enghasilkan generalisasi, pembuktian dan evaluasi.
. ;erpikir reflektif yang melibatkan pengkomunikasian suatu solusi,
rasionalisasi argumen, penentuan cara lain untuk menjelaskan
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah, dan pengembangan
studi lebih lanjut.
2. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pembelajaran
Matematika
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
30/53
'atematika mempunyai peranan beragam pengertian tergantung
bagaimana seseorang memandang dan memanfaatkan matematika dalam
kegiatan hidupnya. Dalam kegiatan hidupnya setiap orang akan terlibat
dengan matematika, hal ini menggambarkan karakteristik matematika sebagai
suatu kegiatan manusia atau 1mathematics as human activity,. Pandangan
matematika sebagai suatu kegiatan manusia mamuat matematika sebagai
suatu proses yang aktif, dinamik dan generatif, serta sebagai ilmu yang
mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif dan terbuka %Sumarmo, //+(.
Eleh karena itu peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran matematika.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis telah terbukti dapat dilakukan
seperti apa yang diungkapkan 9otton %)**)( bahwa meskipun banyak orang
percaya kita lahir dengan atau tanpa kemampuan berpikir kritis, riset telah
memperlihatkan kemampuan berpikir kritis dapat diajarkan dan dapat
dipelajari. Untuk mengajarkan atau memfasilitasi siswa agar kemampuan
berpikir kritisnya berkembang, maka diperlukan situasi pembelajaran yang
dirancang secara tepat.
Pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
eksplorasi, baik melalui pemberian soal yang tidak bersifat prosedural
ataupun pemberian materi yang tidak secara langsung kepada siswa. 3rtinya
siswa harus dilibatkan secara aktif dalam menemukan konsep. $al ini sejalan
dengan pendapat >laer %//51( bahwa kondisi untuk berpikir kritis dalam
matematika harus memuat5
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
31/53
a. Situasi yang tidak rutin %tidak biasa( sehingga individu tidak dapat
dengan cepat memahami konsep matematika atau mengetahui
bagaimana menentukan solusi persoalan A b. Penggunaan pengetahuan awal, penalaran dan strategi kognitifA
c. >eneralisasi, pembuktian dan evaluasiA berpikir reflektif yang
melibatkan pengkomunikasian solusi dengan penuh pertimbangan,
membuat makna tentang jawaban atau argumen yang masuk akal,
dan atau membangkitkan perluaan studi selanjutnya.
Pendapat lain mengenai pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menurut Fohar dkk %dalam 'aulana, //15 (
dapat dilakukan melalui pembelajaran yang bersifat student-centered , yakni
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran serupa ini, guru
memberikan kebebasan berpikir dan keleluasaan bertindak kepada siswa
dalam memahami pengetahuan serta memecahkan masalahnya. >uru
memberikan keleluasaan seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan
cara-cara baru. Dengan aktifnya siswa belajar diharapkan siswa tidak hanya
mengingat fakta-fakta, aturan-aturan dan prosedur-prosedurnya, akan tetapi
mereka dapat mengerjakan dan menyelesaikan masalah matematika secara
kritis dan kreatif.
Pembentukan suasana yang kondusif untuk mengajarkan berpikir
kritis kepada siswa seperti yang dikemukakan oleh 9otton %)**)( adalah
dengan mengatur lingkungan kelas agar dapat berperan secara optimal,
merencanakan aktivitas pembelajaran yang baik, memberikan penghargaan
pada setiap respon yang disampaiakan siswa, bersikap fleksibel terhadap
jawaban atau pendapat siswa, menerima perbedaan individual, membuat
model sesuai kebutuhan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
32/53
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dan menggunakan model
mengajar yang bervariasi.
3pplebaum %)***( menyatakan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis didalam proses belajar mengajar matematika
disekolah, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut5
a. 'eminta siswa untuk menemukan algoritma serta selalu mencari
cara lain untuk menyelesaikan masalahA
b. 'embangun suatu aktivitas untuk memfasilitasi siswa untuk
meningkatkan dan menyempurnakan kemampuan berpikir kritis
yaitu dengan cara 5 membandingkan, membedakan, membuat
konjektur, membuat induksi, membuat generalisasi, membuat
spesialisasi, membuat klasifikasi, mengelompokan, melakukan
proses deduksi, membuat visualisasi, mengurutkan, mambuat
prediksi, membuat validasi, membuktikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan membuat polaA
c. 'eminta siswa untuk menentukan hubungan fungsional diantara
satu variabel dengan variabel lainA
d. 'enggunakan bernagai cara dalam mempelajari suatu topikA
e. 'eminta siswa mempelajari bagaimana matematika disajikan atau
dipresentasikan beserta alasannya.
f. 'engumpulkan data yang ditemukan siswa, fakta-fakta yang
mereka kumpulkan dalam lebih dari dua cara, dan konjektur-
konjektur atau argument yang mereka percaya merupakan sentral
dari ringkasan materi yang mereka pelajari untuk dijadikan bahan
diskusi lebih lanjut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. >uru
memegang peranan penting dalam mendesain pembelajaran matematika yang
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
33/53
memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menumbuh kembangkan
kemampuan berpikir kritis. Peran guru dalam memberikan stimulus dan
memelihara lingkungan berpikir kritis merupakan hal yang krusial. &anpa
adanya peranan dari guru, kemampuan berpikir kritis tersebut tidak akan
berkembang secara maksimal. ;erdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka
dalam penelitian ini kemampuan berpikir kritis yang akan dikaji meliputi
kemampuan mengidentifikasi konsep, menggeneralisasi, serta membuat
deduksi.
(. Kerangka Berpikir
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadapi banyak masalah.
Permasalahan-permasalahan itu tentu saja tidak semuanya merupakan
permasalahan matematis, namun matematika memiliki peranan yang sangat
sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu. Eleh karena itu cukup
beralasan jika pemecahan masalah menjadi 6trend7 dalam pembelajaran
matematika belakangan ini.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika
yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran siswa dimungkinkan
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang
sudah dimilikinya untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat
tidak rutin.;eberapa studi tentang kemampuan berpikir kritis matematis tingkat
tinggi mengimplementasikan pendekatan pembelajaran tidak langsung,
pendekatan gabungan langsung dan tidak langsung. $asil studinya
menunjukkan bahwa pendekatan tidak langsung dan pendekatan gabungan
secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir
matematis tingkat tinggi siswa disbanding pendekatan langsung.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
34/53
'aulana %//15 )1( menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kritis mahasiswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan metakognitif lebih baik secara signifikan
dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar secara konvensional.
Suriadi %//1( menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman dan
berpikir kritis matematis yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang
belajar secara konvensional.
Dalam penelitian ini masalah yang akan dikaji berkaitan dengan
penggunaan metode Student 4acilitator and :Gplaining melalui Pembelajaran
#ooperatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir
kritis matematis siswa S'3. $al ini dilakukan karena belum ada penelitian
sebelumnya yang mengkaji masalah tersebut.
). $efinisi 3perasional
3gar tidak terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang
dimaksudkan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan definisi
operasional sebagai berikut5
&. Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
'etode Pembelajaran Student "acilitator and E#plaining merupakan
metode pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide@pendapat
pada rekan siswa lainnya. 'etode ini diharapkan siswa mampu menerangkan
dengan bagan atau peta konsep. Selain itu juga metode ini merupakan tipe
model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok
kecil dengan jumlah anggota dari tiap kelompok -0 orang siswa secara
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
35/53
heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian
materi, kegiatan kelompok, dan penghargaan kelompok.
*. Pembelajaran angsung
Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang menuntut
keaktifan guru karena materi pelajaran diajarkan langsung kepada
siswa.Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi karena materi pelajaran
diajarkan seakan-akan sudah jadi. Pembelajaran langsung disajikan melalui
lima tahap yaitu menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan,
mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
-. Kemampuan Pemecahan Masalah
#emampuan pemecahan masalah matematik adalah kemampuan
menggunakan informasi dan pengetahuan dalam upaya mencari jalan keluar
dari suatu permasalahan matematik yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan langkah penyelesaiannya menggunakan fase penyelesaian
menurut polya yang terdiri dari5 memahami masalah, merencanakan
penyelesaian, melakukan perhitungan dan memeriksa kembali hasil terhadap
semua langkah yang telah dikerjakan. #emampuan pemecahan masalah
dilihat dari tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.
. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran Student Facilitator and
Explaining.
Penggunaan metode pembelajaran Student "acilitator and
E#plaining dikatakan mempunyai pengaruh positif jika kemampuan
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
36/53
pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan metode
pembelajaran Student "acilitator and E#plaining lebih baik dari siswa yang
menggunakan pembelajaran langsung.
/. Kesulitan Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematis
#esulitan dalam matematika dikategorikan dalam tiga jenis yaitu 5
kesulitan dalam mempelajari konsep, kesulitan dalam menerapkan konsep,
kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal. Siswa dianggap mengalami
kesulitan pada tahap tertentu jika pada tahap itu siswa memperoleh nilai
kurang dari´ X
mnimun atau tidak memberikan jawaban dan siswa dianggap
tidak mengalami kesulitan jika siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama
dengan´ X
minimum$Dalam penelitian ini skor maksimum tiap tahap bervariasi
untuk tiap tahap pokok uji.
4. 4ipotesis Penelitian
$ipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 5
). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode Student "acilitator and
E#plaining melalui pembelajaran kooperatif lebih baik daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran langsung.
. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode Student "acilitator and E#plaining melalui
pembelajaran kooperatif lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran langsung.
+. &erdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
37/53
pembelajaran kooferatif dengan metode Student "acilitator and
E#plaining$
. &erdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang memperoleh pembelajaran
kooperatif dengan metode Student "acilitator and E#plaining$
0. &erdapat korelasi positif antara pemecahan masalah matematik dan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pembelajaran
kooperatif dengan metode Student "acilitator and E#plaining$
,. Penelitian yang "ele+an
;eberapa studi tentang hasil penelitian terdahulu yang mendukung
permasalahan penelitian, diantaranya upaya peningkatkan implementasi siswa
ditinjau dari kemampuan awal siswa, kemampuan terhadap komunikasi
matematik, kemampuan pemahaman, pemecahan masalah dan berpikir kritis
melalui berbagai macam model pembelajaran.
Sejumlah studi %?ardani, //A
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
38/53
"acilitator and E#plaining dapat meningkatkan impelemtasi siswa jika
ditinjau dari kemampuan awal siswa.
Suriadi %//1( menyimpulkan bahwa kemampuan pemahaman dan
berpikir kritis matematis yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang
belajar secara konvensional.
Selanjutnya penelitian yang diajukan 'ufrika, &ika %/)/( masih
dengan model pembelajaran koopertaif metode Student "acilitator and
E#plaining diperoleh nilai thit kemampuan komunikasi matematika siswa
yang diajarkan dengan metode Student 4acilitator and :Gplaining %S4:( lebih
tinggi dan signifikan daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematika
siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
5. $esain Penelitian
Dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu untuk melihat
sejauh mana pengaruh penggunaan metode Student "acilitator and
E#plaining melalui pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematik dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa S'#,
maka penelitian ini didesain dalam studi eksperimen dengan desain berbentuk
randomi'ed pre test-post test control group design$
Penelitian ini akan mengambil sampel sebanyak dua kelas yang
homogen sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pembelajaran
berbeda. #elas eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode
Student "acilitator and E#plaining dan kelas kontrol menggunakan
pembelajaran langsung. Dengan demikian, desain penelitiannya dapat
digambarkan %
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
39/53
A 3& 6& 3*A 6* 3& ' 3*
#eterangan 5
A H Pemilihan sampel secara acak kelas
3& H &es awal %pretes(
3* 7 &es akhir %Postes(
6 H Perlakuan berupa pembelajaran kooperatif dengan metode
Student "acilitator and E#plaining$
K. Populasi dan Sampel
a. Populasi
3rikunto Suharsimi %/)/5)+/( 6Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. 3pabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi7.
b. Sampel
Sudjana %//051( berpendapat, 6Sampel merupakan bagian dari
populasi, seluruh populasi dianggap semua dan mempunyai kesempatan yang
sama pula untuk dijadikan sampel dari penelitian6. Sampel dalam penelitian
ini akan diambil sebanyak dua kelas berdasarkan random menurut kelas.
3lasan menggunakan sampel random menurut kelas karena kemampuan
siswa setiap kelas memiliki karakteristik yang sama yaitu terdiri dari siswa
berkemampuan kurang, sedang dan pandai.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
40/53
. ,nstrumen Penelitian
'enurut 3rikunto, Suharsimi % //15)1/( 6!nstrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah7. !nstrumen
digunakan untuk memperoleh data yang digunakan untuk menjawab
penelitian.
Penelitian ini melibatkan dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes.
!nstrumen dalam bentuk tes terdiri dari seperangkat tes pemecahan masalah
matematik dan tes berpikir kritis matematis. Sedangkan instrumen dalam
bentuk non-tes melibatkan skala sikap siswa. 'asing-masing bentuk tes di
atas diuraikan sebagai berikut5
). &es Pemecahan 'asalah
Soal tes pemecahan masalah di dalam penelitian ini berbentuk soal
uraian sebanyak soal. &es pemecahan masalah yang berbentuk uraian
bertujuan untuk mengetahui proses berfikir, keterkaitan, dan sistematika
pekerjaan siswa.
Di dalam penskoran pemecahan masalah terdapat poin-poin atau skor
pada setiap langkah yang dikerjakan. Pada pedoman penskoran pemecahan
masalah yang dikemukakan, Shcoen dan &chmke %?ardani, Sri, //5)1(
bahwa setiap langkah memiliki skor yang berbeda.
Tabel
Pedoman Pemberian Skor Pemecahan Masalah
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
41/53
Skor 'emahami
masalah
'erencanakan
penyelesaian
'elakukan
perhitungan
'emeriksa
kembali hasil
/
Salah
menginterpretasikan@salah
sama sekali
&idak ada
rencana,membuat
rencana yang
tidak relevan
&idak
melakukan perhitungan
&idak ada
pemeriksaanatau tidak ada
keterangan
lain
)
Salah
menginterpre
tasikan soal,
mengabaikan
soal
'embuat
rencana yang
benar tapi
salah dalam
hasil, tidak ada
hasil
'elakukan
prosedur
yang benar
dan mungkin
menghasilkan
jawaban
benar tapi
salah
perhitungan
3da
pemeriksaan
tetapi tidak
tuntas
'emahami
masalah soal
selengkapnya
'embuat
rencana yang
benar dan
mendapatkan
hasil yang
benar
'elakukan
proses yang
benar dan
mendapatkan
hasil yang
benar
Pemeriksaan
dilakukan
untuk melihat
kebenaran
proses
+
'embuat
rencana yang
benar tetapi
belum lengkap
'embuat
rencana sesuai
dengan
prosedur dan pengaruh pada
solusi yang
benar
Skor
maksimal
Skor maksimal
Skor
maksimal
Skor
maksimal
Sumber8 9ardani: Sri ;*
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
42/53
&es kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini terdiri dari 1 soal
berbentuk uraian. &es ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin.#riteria pemberian skor tiap butir soal dalam tes ini menurut pedoman
penskoran soal-soal, dimana setiap butir soal mempunyai bobot nilai
maksimal dan minimal /. 3dapun kriteria penskoran mengacu pada teknik
penskoran $ancock %)**0( seperti dijelaskan pada tabel berikut ini5
Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
#eterangan jawaban ilai
). 8awaban
lengkap dan benar untuk
pertanyaan yang diberikan
. !llustrasi
ketrampilan pemecahan masalah,
penalaran, dan komunikasinya
sempurna %e#cellent++. 8ika jawaban
terbuka, jawaban semuanya benar
. Pekerjaannya
ditunjukkan dan atau dijelaskan
clearly
0. 'emuat sedikit
kesalahan
1. 8awaban benar
untuk masalah yang diberikan
2. !llustrasiketrampilan pemecahan masalah,
penalaran dan komunikasi baik
% good+
. 8ika jawaban
terbuka, banyak jawaban yang
benar
*. Pekerjaannya
ditunjukkan dan atau dijelaskan
)/. 'emuat
beberapa kesalahan dalam
penalaran matematika
+
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
43/53
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
44/53
E#plaining$ Sikap yang dilihat meliputi sikap terhadap pelajaran matematika,
sikap terhadap pembelajaran kooperatif dengan metode Student "acilitator
and E#plaining , dan sikap terhadap soal-soal yang mengukur pemecahan
masalah matematik dan kemampuan berpikir kritis matematis.
'odel skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap "ikert,
dengan pilihan jawaban SS %Sangat Setuju(, S %Setuju(, &S %&idak Setuju(
dan S&S %Sangat &idak Setuju(. Untuk melihat kecenderungan sikap siswa ke
arah positif atau negatif, diberikan penskoran dimana untuk pernyataan positif
SS memiliki nilai , pernyataan S memiliki nilai +, pernyataan &S memiliki
nilai dan pernyataan S&S memiliki nilai ). Sedangkan untuk pernyataan
negatif dengan pemberian skor sebaliknya dari pernyataan positif.
M. Prosedur Pengumpulan $ata
Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu
melalui tes dan angket. &es dilaksanakan sebelum dan sesudah pembelajaran.
Sebelum pembelajaran diadakan tes awal %pretes(, bertujuan untuk
mengetahui penguasaan materi dan kemampuan awal siswa pada kedua
kelompok. Sedangkan tes sesudah pembelajaran berupa tes pemecahan
masalah matematis serta berpikir krititis matematis yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal non-rutin pada
aspek-aspek tersebut.
Skala sikap diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah
seluruh kegiatan dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Student
"acilitator and E#plaining berakhir. Pengisian skala sikap ini bertujuan
untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran kooperatif
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
45/53
dengan metode Student 4acilitator and :Gplaining dan soal-soal pemecahan
masalah serta berpikir kritis matematis.
>. Metode Analisis $ata
3nalisis data yang digunakan, yaitu data kuantitatif berupa hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa dan data kualitatif berupa skala sikap siswa.
)( Data kuantitatif
3nalisis data hasil tes dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa, sehingga data primer hasil tes siswa sebelum
dan setelah perlakuan penerapan metode pembelajaran kooperatif Student
"acilitator and E#plaining dianalisis dengan cara membandingkan skor
pretes dan postes. Perbandingan skor ini dinyatakan dengan nilai gainnya .
'enyatakan gain dalam hasil proses pembelajaran tidaklah mudah.
'isalnya, siswa yang memiliki gain dari 0 ke 2 dan siswa yang memiliki
gain dari ke )/ dengan skor maksimal )/. >ain absolut menyatakan
bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis seharusnya siswa
yang kedua memiliki gain yang lebih tinggi dari siswa yang pertama. $al ini
karena usaha untuk meningkatkan dari ke )/ akan lebih berat daripada
meningkatkan dari 0 ke 2. 'enyikapi kondisi bahwa siswa memiliki gain
absolut sama belum tentu memiliki gain hasil belajar yang sama, 'elter
%"estari, //( mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain
yang disebut gain ternormalisasi.
'enghitung gain ternormalisasi dengan rumus5
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
46/53
g=
postes− prete s
skor maksimal− pretes %'elter dalam "estari,
//(
Tabel Kriteria ,ndeks )ain
!nterval #riteria
g>0,7 &inggi
0,3< g ≤0,7 Sedang
g≤0,3
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
47/53
$/ 5 &idak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan berpikir
kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif
Student "acilitator and E#plaining dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran langsung.
$) 5 Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran kooperatif Student "acilitator and
E#plaining secara signifikan lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran langsung.
Untuk menguji hipotesis ke-) dan digunakan uji perbedaaan dua
rata-rata %uji-t( dengan taraf signifikan α H /,/0 dan derajat kebebasan dkH
%ne J nk K (, $/ diterima jika thitung L ttabel %
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
48/53
Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah data berdistribusi normal
atau tidak. 'enguji normalitas data menggunakan uji 9hi #uadrat dengan
hipotesis sebagai berikut.
3 4 H sebaran data berdistribusi normal
3 . H sebaran data tidak berdistribusi normal
#riteria5
$ipotesis nol ditolak jika ❑hitung2
≥❑tabel2
$ipotesis nol diterima jika ❑hitung2
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
49/53
$ipotesis5
3 4 5σ A
2=σ B2
, varians kelompok eksperimen tidak terdapat perbedaan
dengan varians kelompok kontrol
3 . 5σ A
2≠ σ B
2
, varians kelompok eksperimen tidak sama dengan varians
kelompok kontrol
#riteria uji homogenitas adalah5
$ipotesis nol ditolak jika F hitung > F tabel
$ipotesis nol ditolak jika F hitung ≤ F tabel
Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji-4 sebagai berikut.
F = s A
2
sB2 %
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
50/53
t =´ x1
− ´ x2
√(n1−1 ) s1
2+( n2−1) s2
2
n1+ n2−2 ( 1
n1+ 1
n2 ) .
%Sudjana, //0(
#eterangan5
´ x1 H rata-rata sampel pertama
´ x2 H rata-rata sampel kedua
s12
H varians sampel pertama
s2
2
H varians sampel kedua
n. H banyaknya data sampel pertama
n/ H banyaknya data sampel pertama
#riteria5 &erima 3 4 jikat hitung
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
51/53
( Data kualitatif
Dalam penelitian data kualitatif yang dianalisis adalah skala sikap.
Penganalisisan data hasil skala sikap dititik beratkan pada respons siswa
terhadap model pembelajaran yang diberikan, yaitu pembelajaran kooferatif
dengan metode Student "acilitator and E#plaining . Untuk mengetahui
hubungan@kaitan antara pemecahan masalah matematis dengan kemampuan
berikir kritis siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar %3rikunto, //05 2(, yaitu5
{ ( ) } ( ) }{ ....((%%
5 5 ! 6 6 !
5 6 65 ! r #y
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
dengan r #y 7 #oefisien korelasi antara variabel 6 dan variabel 5
6 H Skor pemecahan masalah matematis
5 H Skor kemampuan berpikir kritis siswa
! H ;anyaknya siswa peserta tes
Untuk menganalisis dan mendeskripsikan sikap siswa diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut5
). Pemberian Skor Skala sikap
Penentuan skor skala sikap "ikert dapat dilakukan secara apriori dan
dapat pula secara aposteriori %Subino, )**2(. Secara apriori maka bagi skala
yang berarah positif akan mempunyai kemungkinan-kemungkinan skor bagi
SS, + bagi S, bagi &S dan ) bagi S&S, sedangkan bagi skala yang berarah
negatif maka kemungkinan skor tersebut menjadi sebaliknya.
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
52/53
. 'emilih ;utir-butir Skala Sikap
Pemilihan butir-butir skala sikap "ikert ini didasarkan kepada
signifikan tidaknya daya pembeda butir skala yang bersangkutan. Daya
pembeda butir-butir skala sikap "ikert ini dianalisis dengan uji-t$
Statistik t dihitung dengan rumus 5
8
8
T
T
n
S
n
S
# #t 8T
..
+
−=
dengan 5
T 6
5
8/16/2019 25022013siskaryanempmt-130305220135-phpapp02
53/53
Pembeda yang signifikan. uilford.
. $asil Pengukuran Sikap dan 'inat Siswa
$asil pengukuran sikap dan minat siswa dihitung rata-ratanya untuk
setiap butir pernyataan. #emudian dibandingkan dengan rata-rata netralnya.
3pabila rata-rata skor untuk suatu pernyataan lebih besar dari rata-rata skor
netralnya, maka sikap dan minat siswa dikatakan positif terhadap pernyataan
tersebut.