Top Banner

of 33

248706321-cholelithiasis-ppt.ppt

Mar 09, 2016

Download

Documents

Ulfa Elsanata
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Oleh Abrar Pratama.SPembimbingdr. Faisal Lukman BawanongSupervisordr. Murny A. Rauf, Sp.B-KBD

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR2014

  • Identitas

    Nama : Muh RusliTanggal Lahir :10/12/1955Umur : 56 tahun RM : 670468 MRS : 02-07-2014

  • AnamnesisKeluhan UtamaNyeri perut kanan tembus ke belakang

    Riwayat Perjalanan PenyakitDialami 3 Bulan yang lalu. Nyeri dirasakan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan tidak terus menerus, tidak dipengaruhi oleh posisi dan aktivitas. Nyeri dirasakan seperti tertusuk dan menjalar ke punggung. Nyeri kadang muncul setelah mengonsumsi makanan berlemak Nyeri tidak disertai dengan mual, tidak muntah. Demam tidak ada, ada riwayat demam 3 hari yang lalu, riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal, riwayat gatal pada badan ada sejak 3 hari yang lalu. BAB kesan normal,warna kuning. Riwayat BAB warna dempul disangkal. BAK kesan lancar, warna kuning jernih

  • AnamnesisRiwayat Penyakit Terdahulu/LainnyaRiwayat trauma daerah perut disangkalRiwayat penyakit DM dan hipertensi disangkalRiwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

  • Pemeriksaan FisisStatus Generalis : Sakit sedang / gizi cukup / sadar

    Status VitalisTekanan Darah: 120/80mmHgNadi: 80 x/menitPernafasan: 18 x/menitSuhu: 36,7oC

  • Status RegionalKepala : Mesocephal, normocephalRambut : Rambut hitam, lurus, sukar dicabut.Mata : Ikterus (-), Anemis (-), exoftalmus (-)Telinga : Otore (-), perdarahan (-)Hidung : Rinorhea (-), epistaksis (-)Bibir : Tidak tampak sianosis, bibir kering/terkelupas (-)Lidah : Kotor (-), candidiasis (-)

  • THORAXJANTUNGInspeksi : Simetris kiri = kanan, ikut gerak nafas, tipe thoracoabdominal Palpasi : MT (-), NT (-), krepitasi (-), vocal fremitus kiri = kananPerkusi :Sonor, batas paru hepar ICS V kananAuskultasi :BP vesikuler, BT Rh-/- , Wh-/-

    Inspeksi : Iktus kordis tidak tampakPalpasi :Iktus kordis sulit dinilaiPerkusi : Pekak, batas jantung kanan ICS 2 parasternalis kanan, batas jantung kiri ICS VII linea midclavicularis sinistraAuskultasi : Bunyi jantung I/II dalam batas normal, bising (-)

  • Status LokalisataAbdomen Inspeksi: datar, ikut gerak nafas, warna kulit sama dengan sekitarnya, massa tumor tidak tanpak.Palpasi: nyeri tekan pada hipokondrium kanan, pembesaran hepar dan lien tidak adaPerkusi:timpani , nyeri ketok di region hipokondrium kanan.Auskultasi : peristaltik kesan normal

  • Laboratorium

    PemeriksaanHasilNilai normalWBC7.64,00-10,0RBC5.484,00-6,00HGB17.012,0-16,0HCT48.937,0-48,0PLT242150-400Ureum1710-50Kreatinin0.90L(

  • Foto thorax PA (02/07/2014)Corakan bronchovaskular dalam batas normalTidak tampak proses spesifik aktif pada kedua paruCor membesar dengan dengan CTI 0.6 Aorta dilatasi dan elongasiSinus dan diafragma kanan baik,sinus dan diafragma kiri berselubungTulang-tulang intakKesan : Suspek efusi pleura minimal sinistraCardiomegaly disertai dilatation et elongation aortae

  • USG Abdomen (02/07/2014)Kesan: Kolestatik intrahepaticCholesistolith disertai cholecytitis kronik

  • MSCT abdomen (15/4/2014)

  • MSCT abdomen (15/4/2014) Hepar: Ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal, tidak tampak dilatasi vascular, densitas mass/cyst.Tampak densitas batu diameter 0,5 cm pada duktus choledocus disertai dilatasi ductus biliaris proksimalnya.GB : Dinding tidak menebal, tidak tampaak densitas batu.Pankreas : ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal, tidak tampak dilatasi ductus pankreatikus. Tidak tampak densitas masss/cyst.Lien : ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal Tidak tampak densitas masss/cyst.Kedua ginjal Ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal, tidaak tampak dilatasi PCS tidak tampak densitas batu/masss/cystVU : dinding tidak menebal tidak tampak densitas batu.Kesan : Batu pada ductus choledocus dengan tanda tanda Cholestatik ekstrahepatikUsul : MSCT Abdomen dengan kontras

  • ResumeSeorang Laki-laki datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada hipokondrium kanan, dialami 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan tidak terus menerus, tidak dipengaruhi oleh posisi dan aktivitas. Nyeri dirasakan seperti tertusuk dan menjalar ke punggung. Nyeri kadang muncul setelah mengonsumsi makanan berlemak Nyeri tidak disertai dengan mual, tidak muntah. Demam tidak ada. ada riwayat demam 3 hari yang lalu, riwayat sakit kuning disangkal, riwayat gatal pada badan sejak 3 hari yang lalu. BAB kesan normal,warna kuning. Riwayat BAB warna dempul disangkal. BAK kesan lancar, warna kuning jernih.

  • Dari hasil pemeriksaan fisis pasien datang dengan status general sakit sedang, gizi cukup, dan compos mentis. Tekan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali permenit, pernafasan 18 kali permenit, dan suhu afebris.

  • Pada pemeriksaan abdomen ditemukan inspeksi dan auskultasi dalam batas normal. Pada pemeriksaan perkusi didapatkan nyeri ketok pada hipokondrium kanan, palpasi ditemukan adanya nyeri tekan di hipokondrium kanan, disertai murphy sign (+). Pada USG abdomen didapatkan kista hepar lobus kanan dan suspek cholecystolitiasis. Pada pemeriksaan MSCT abdomen ditemukan kesan cholelith dan multiple kista hepar.

  • Diagnosis

    Cholesistolithiasis

  • Penatalaksanaan

    Cholesistectomy

  • D I S K U S I

  • CholelithiasisIstilah kolelitiasis dimaksudkan untuk penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol terbentuk di dalam kandung empedu (kolesistolitiasis).

  • Anatomi

  • EpidemiologiInsiden kolelitiasis di Negara Barat adalah 20% dan banyak menyerang orang dewasa dan usia lanjut. Angka kejadian penyakit batu empedu di Indonesia diduga tidak berbeda jauh dengan angka kejadian di Negara lain di Asia Tenggara

  • Faktor risikoUsiaJenis kelaminBerat badanMakanan Aktifitas

  • Oklusi saluran oleh adanya lumpur atau batu menghasilkan komplikasi penyakit batu empedu.Kristal akan akan bertambah dan teragregasi yang akan memicu terbentuknya batu makroskopik. Kristal bercampur dalam mukus kandung empedu menghasilkan zat kandung empedu yang berbentuk seperti lumpurkemudian mengendap dari larutan sebagai kristal mikroskopisEmpedu terkonsentrasi di kantong empedu, zat ini dapat menjadi jenuhPATOFISIOLOGI

  • Gejala klinisNyeri di bagian atas kanan perut. Karena nyeri yang terjadi berepisode, sering sebagai serangan, biasanya dimulai dalam waktu 30 menit setelah makanan berlemak atau berminyak, nyeri tumpul, dan menetap, dan dapat berlangsung dari satu sampai lima jam, dapat menjalar ke bahu kanan atau punggung belakang.

  • Gejala umum lainnya dari batu empedu adalah sebagai berikut: Mual dan muntah Gangguan pencernaan, sendawa, kembung Intoleransi makanan berlemak atau berminyak, dan Ikterus(menguningnya kulit atau putih mata).

  • Pemeriksaan FisisNyeri tekan dengan punktum maksimum di daerah kandung empedu. Tanda Murphy postitif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik napas panjang karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik napas.

  • Pemeriksaan Penunjang

  • PENATALAKSANAANKolesistektomi terbukaKolesistektomi LaparoskopiDisolusi medis Disolusi kontak

    Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL)

  • PrognosisSebagian dari penderita batu empedu tidak memiliki gejala. Angka kematian dari penderita kurang dari 0.5%. Angka kematian dari cholelithiasis yang emergensi sekitar 3-5% dari 50% angka kesembuhan.

  • Setalah dilakukan kolesistektomi batu empedu dapat kembali muncul di saluran empedu. Sekitar 10-15% pasien memiliki choledocholithiasis terkait.

    Prognosis pada pasien dengan choledocholithiasis tergantung pada keberadaan dan tingkat keparahan. Dari semua pasien yang menolak operasi atau tidak layak untuk menjalani operasi, 45% tetap asimtomatik.

  • ***