PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS 1. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS 1.1. PERATURAN PEMASANGAN Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut : INSTALASI TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS 1. ASHRAE, ARI, ASTM, ASME dan SMACNA, NEC,UL, AMCA. 2. National Fire Protection Association (NFPA). 3. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan. 4. Fire Office Comitte (FOC). 5. Pedoman Plumbing Indonesia 1979. 6. National Plumbing Code. 7. Standard Nasional Indonesia 2000 8. DEPNAKER 9. PUIL dan PUIPP Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran. 1.2. GAMBAR – GAMBAR 1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. 2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertim-bangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah dioperasikan. 3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi. 4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada Pihak Owner untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. 5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Pihak Owner pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERATURAN UMUM
PEKERJAAN TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS
1. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS
1.1. PERATURAN PEMASANGAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan
sebagai berikut :
INSTALASI TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS
1. ASHRAE, ARI, ASTM, ASME dan SMACNA, NEC,UL, AMCA.
2. National Fire Protection Association (NFPA).
3. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
4. Fire Office Comitte (FOC).
5. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
6. National Plumbing Code.
7. Standard Nasional Indonesia 2000
8. DEPNAKER
9. PUIL dan PUIPP
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat
Ijin Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu
daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
1.2. GAMBAR – GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertim-bangkan juga kemudahan service maintenance
jika peralatan peralatan sudah dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada Pihak Owner untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari
situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan
kepada Pihak Owner pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid
serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
1.3. KOORDINASI
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
1.4. PELAKSANAAN PEMASANGAN
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pihak Owner dalam rangkap 3
(tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong
harus segera menghubungi Pihak Owner. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
3. Mengajukan Metoda Pelaksanaan atau Standard Kerja.
1.5. TESTING DAN COMMISSIONING
1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan
terlebih dahulu program Testing dan Commissioning .
2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Pihak Owner untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta.
3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.
1.6. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan
teguran dari Pihak Owner atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang
diperlukan, maka Pihak Owner berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian /
penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan
dapat melaksanakan pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong
dan Pihak Owner serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan
Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :
a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Pihak Owner.
b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instansi
pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam Kebakaran dan Instansi
Keselamatan Kerja, dll, hingga intalasi yang telah terpasang dapat dipakai
tanpa menyalahi peraturan instalasi yang bersangkutan.
c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan
maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan
kepadaPihak Owner.
d) Tool Kit dan accessories yang merupakan standard pabrik dari peralatan utama
yang dipasang harus diserahkan kepadaPihak Owner.
1.7. LAPORAN - LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Pihak Owner yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
Jumlah material masuk/ ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah/ kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pihak Owner
untuk diketahui/ disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pihak Owner dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel/pipa
dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh Pihak Owner.
1.8. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN
Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang
bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh Pihak Owner.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan/ dikehendaki oleh Pihak Owner.
1.9. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan
Perencana dan Pihak Owner.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Pihak Owner dalam rangkap 3 (tiga).
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepadaPihak
Owner, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang / perubahan yang ada harus
disetujui oleh Pihak Owner secara tertulis.
1.10. IJIN - IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
1.11. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN
1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari Pihak Owner secara tertulis.
1.12. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS
1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada
permintaan dari dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
1.3.RAPAT LAPANGAN
Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi
tugas.
2. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM TATA
UDARA.
2.1. UMUM
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang
perlu diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan
dengan instalasi tata udara.
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
2.2. KONDISI PERANCANGAN
1. Kondisi udara luar
Temperatur : 33.2 ° C (91.8 F)
Relative Humidity : 80 %
2. Kondisi dalam ruangan (semua ruangan yang di kondisikan)
Temperatur : 24 ° C ± 2 ° C / 75 F ± 4 F
Relative Humidity : 55 % ± 10 % RH
3. Noise Criteria
Perkantoran 40 - 45 NC ( 55 - 60 dB )
R. Management 40 - 45 NC ( 45 - 50 dB )
Ruang olah raga 50 - 55 NC ( 60 - 65 dB )
2.3. PERLINDUNGAN KEBAKARAN
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap
api dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya
celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan material
penahan api ( fire stopping material ) yang sesuai untuk tujuan tersebut.
2.4. INSTALASI
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung-jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan
pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian- bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan. Berat
peralatan diartikan berat dalam operasinya
3. Platforms.
suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal
(siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku
dan tidak bergetar dalam operasinya.
2.5.PENETRASI ATAP.
Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi tersebut
sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.
2.6.PENCAPAIAN PERALATAN UNTUK SERVICE.
1. Semua peralatan utama ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya
harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories pipa dan duct seperti valve, clean out, damper, filter,
venting dll.
Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang
terbaik dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang dimaksud
tercapai.
2. Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Pihak Owner (bila belum
ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan
dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta
ukuran dan lokasi yang tepat.
3. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan dengan
letak peralatan/ accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan
dengan Pihak Owner untuk disetujui.
2.7.PERLINDUNGAN PERALATAN DAN BAHAN.
1. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi
peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila
diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh
alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.
2. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diadjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengn baik. Peralatan dan
bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar
adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum
100%).
2.8.PENGECATAN
Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel atau seng yang
digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian
harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat. Urut-urutan
pengecatan adalah cat dasar anti karat (zinccromate) dan cat finish terdiri atas 2 lapis cat
copolymer. Untuk peralatan-peralatan yang cat fabriknya rusak/cacat dalam
pengangkutan, penyimpanan dlsb, harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan
warna yang ditentukan Pihak Owner. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan
dengan standard.
2.9. ANTI KARAT
1. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens
dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.
2. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
3. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bebas
las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.
2.10. SLEEVE, PERALATAN YANG TERTANAM DI DINDING.
Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk itu
ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan
Manajer Proyek/MK dan disertai gambar detail. Semua ducting atau pipa tembus dinding
harus menggunakan sleeve dengan clearance 20mm (3/4") jika duct atau pipa berisolasi,
clearance tetap dibutuhkan 20mm (3/4") antara isolasi dan sleeve. Sleeve yang
menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm diatas atap lantai. Setelah pemasangan
pipa atau duct clereance harus diisi dengan sealant yang tahan api.
2.11. PENOMORAN, NAMA PERALATAN/ ACCESSORIES.
Semua peralatan terpasang dan asesorisnya harus diberi kode nama peralatan dan
nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau
sabagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau asesories yang belum
mempunyai kode nama dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan kepada Manajer
Proyek/MK dan ini semua sudah harus tercantum dalam as built drawing.
3. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI.
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan
Instalasi Tata Udara (Air Conditioning) dan Ventilasi Mekanis (Mechanical
Ventilation) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjangnya,
sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama
dan siap untuk dipergunakan.
3.2. PENGADAAN DAN PEMASANGAN
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara
(air conditioning) seperti : Mesin AC Split Outdoor/Indoor, Fan, Thermostat,
Kontrol dan lain sebagainya.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pemipaan
air pengembunan (drainage) sampai kesaluran air terdekat.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock sistim instalasi tata
udara dan ventilasi dengan sistim fire alarm yang ada.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel AC.
6. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasi
ini seperti tercantum dalam dokumen ini.
7. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
8. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
9. Menyerahkan Tools Part (Alat bantu standar untuk perbaikan mesin yang
terpasang), gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
10. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
11. Memberikan garansi terhadap mesin/ peralatan yang terpasang.
12. Melakukan koordinasi terhadap pihak–pihak yang terkait selama melakukan
kerja lapangan.
13. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.
4. FAN VENTILASI
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) termasuk tenaga kerja,
supervision, material, peralatan, aksesoris, service dan pengetesan sehingga siap
dioperasikan sesuai dengan perencanaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana
yang melengkapi dokumen ini.
4.2. UMUM
1. Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type,
kemampuan (performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada
lembar gambar rencana "Daftar Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
2. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.
3. Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re 10-12 watt pada
octave band mid freq. 60 - 4000 Hz.
4. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya,
dan dalam batas-batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus
diberi tambahan noise silencer tanpa adanya tambahan biaya.
5. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan
pilot lamp.
6. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi
kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.
7. Kontraktor mengajukan data produk : printed data dari pabrik pembuat, katalog,
acaustic performance, data pengetesan.performance curve, pedoman operasional
dan maintenance, Satu set spare part fan belt masing – masing fan setelah
balancing dilakukan.
4.3.SPESIFIKASI TEKNIS
1. Centrifugal Fan
Fan harus dari type backward curve airfoil sesuai seperti yang dijelaskan
dalam daftar peralatan dengan komponen-komponen sbb. :
Tipe in line
Volute casing dari galvanis steel
Impeller dari multivane galvanized steel
Shaft dari mild steel.
Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing dan diusahakan maintenance
free.
External rotor motor berputar disekeliling internal stator.
Bisa dilakukan speed kontrol motor fan.
Motor dari jenis TEFC, IP 44, isolasi kelas B.
Fan dan motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame), dengan posisi
motor dapat diatur untuk ketegangan tali kipas (bila hubungan motor dan fan
bukan hubungan langsung).
Drain connection disediakan di bawah fan.
Sediakan pintu akses untuk semua fan scroll diameter lebih 900 mm. Pintu dari
tipe tipe quick opening.
2. Axial Fan
Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch.
Material fan :
Casing : hot dipped galvanized steel
Impeller : alluminium die- cast atau PAG
Shaft : carbon steel
Pelumasan : grease ball bearing
Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F (outdoor type).
Fan lengkap dengan counter flens untuk peyambungan ke ducting. Dilengkapi
dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet).
Sediakan pintu akses untuk semua fan scroll diameter lebih 900 mm. Pintu dari
tipe tipe quick opening.
3. Propeller Fan (wall atau ceiling fan).
Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan
ceiling fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar atau data
sheet.
Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic
shutter dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau data
sheet).
Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari
alluminium die- cast.
5. AIR COOLED SPLIT SYSTEM.
5.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pemasangan dan pengadaan Split Unit Air Cooled yang terdiri atas Indoor Unit
dan Outdoor Unit berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas
masing-masing unit sebagai tertera dalam skedul peralatan pada lembar gambar rencana.
5.2.UMUM
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit (performance) dapat
dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
5.3.SPESIFIKASI TEKNIS
1. Kapasitas unit berdasarkan kepada :
Udara pendingin kondensor 35 ° C.
Temperatur ruang 24 ° C ± 2 C.
Resulting Humidity 55 % ± 10 % RH.
2. Outdoor Unit.
Kompressor dari jenis "Scroll" atau “Screw” dengan refrigenrant HFC-134A.
Masing-masing kompressor dilengkapi dengan "Spring Vibrator Isolators",
crankcase, automatic reversible oil pump, crankcase, automatic heater untuk
pengaturan kelarutan minyak selama shutt down.
Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish
memakai baked enamel.
Semua pipa suction hendaknya diisolasi dengan "Close Fitting Celcular
Insulation" masing-masing unit dilengkapi dengan factory wired panel control
pengaman terhadap overload, pembatas arus.
Control Pengaman terdiri atas low pressure switch, high pressure switch, oil
pressure safety switch, compressor motor protector, heater control relay.
Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan langsung dan
dilengkapi dengan pelindung pengaman.
3. Indoor Unit.
Blower dari indoor fan dari type tangential berjumlah 1 unit dengan digerakkan
oleh motor 4 pole (1450 RPM).
Refrigerant (Liquid) line mempunyai combination moisture indicator dan sight
glass, refrigerant filter drier, liquid line solenoid valve.
Casing dari indoor diletakkan di dinding untuk type wall mounted dan atau
diceiling untuk type cassette.
4. Peralatan Pengaturan.
Suatu Room thermostat yang dilengkapi dengan switch Off, Fan, Cool dan room
temperatur setting akan memfungsikan unit beroperasi.
6. FILTER ATAU SARINGAN UDARA.
6.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan Filter/ saringan
udara yang masuk/ inlet ke Fan mesin Air Handling Unit, Fan Coil Unit dan Fan seperti
yang ditunjukkan dalam spesifikasi teknik ini.
6.2. UMUM
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi.
6.3. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pre-filter
Type washable , fire resistance, media dari metalic dengan ketebalan 2”. Filter
frame terbuat dan galvanised steel berpenampang ‘U’. Effisiensi filter 30-35%
berdasarkan standard ASHRAE 52-76 Atmosphere dust sport, everage
arrestance 94-96 %, pada keadaan low velocity.
Filter harus terpasang rapat satu sama lainnya terhadap frame. Tidak
diperbolehkan adanya celah antara yang ditutup dengan plat yang disebabkan
kurangnya ukuran filter.
Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosure merk filter
tersebut terhadap type dan effesiensinya.
2. Bag Filter (Tidak dipakai).
Bag Filter dipergunakan untuk AHU/FCU yang mempunyai kapasitas 1 m3/s
sampai 2,5 m3/s yang melayani ruangan-ruangan yang berhubungan dengan
publik.
Filter ini berupa kantung-kantung yang berbentuk ‘V’, terbuat dari fiberglass
yang berbentuk paket kantung-kantung ini dipasang pada frame yang terbuat
dari galvanised stell dengan ketebalan 25 mm. Pemasangan pada unit AHU
harus kuat dan mudah dilepas ketika akan dibersihkan (bila diperlukan).
3. Carbon Filter.
Carbon filter dipergunakan untuk AHU/FCU yang melayani ruangan-ruangan
yang berasap dan berbau seperti asap rokok atau dapur.
Filter ini berbentuk Cartridge-cartridge silender yang berisi activated carbon.
Cartridge ini terbuat dari 2 buah silinder yang berbeda diameter, terbuat dari
galvanised stell dan berlubang-lubang kecil.
Ruangan antara dua silender tersebut diisi carbon yang telah dipadatkan
dalam wadah tahan getaran dan dapat menyerap asap. Lebar ruangan antara
silinder 16mm, lalu Cartridge ini ditutup dengan lockring dan diikat dengan