2015
2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
ANNUAL REPORT
2015
DAFTAR ISI Hal
Daftar Isi .................................................................................................................................................. i
Ikhtisar Keuangan ............................................................................................................................. 1
Informasi Harga Saham ................................................................................................................... 4
Komposisi Pemegang Saham ......................................................................................................... 6
Laporan Dewan Komisaris .............................................................................................................. 9
Laporan Direksi ................................................................................................................................ 11
Profil Perusahaan ........................................................................................................................... 15
Struktur Perseroan ......................................................................................................................... 23
Struktur Organisasi ........................................................................................................................ 24
Susunan Manajemen ....................................................................................................................... 25
Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris dan Direksi ...................................................... 26
Sumber Daya Manusia .................................................................................................................... 30
Analisis dan Pembahasan Manajemen ..................................................................................... 33
Tata Kelola Perusahaan ................................................................................................................. 42
Laporan Keuangan Audit ............................................................................................................... 63
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
1
Annual Report 2015
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
2
Annual Report 2015
IKHTISAR DATA KEUANGAN Dalam Jutaan Rupiah
PENJELASAN 2015 2014 2013
Penjualan Bersih 16.970 49.251 20.545
Laba Kotor 7.731 24.117 12.061
Laba Rugi Usaha (3.253) 7.088 (99)
Laba (Rugi) Neto Tahun Berjalan (3.086) 3.007 (13.991)
Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan yang distribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk 34.618 5.947 (14.185)
Kepentingan Non - Pengendali (321) (454) 251
Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang distribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk (3.085) 3.007 (13.991)
Kepentingan Non - Pengendali (0,3) (0,4) (0,3)
Kas & Setara Kas 32.745 43.156 46.507
Aset Real Estat 75.242 62.315 66.454
Aset Tetap 1.110 972 1.327
Aktiva Lancar 65.360 96.621 85.458
Aktiva 182.264 155.997 159.067
Kewajiban Lancar 12.583 20.727 28.175
Kewajiban 14.046 22.397 31.414
Ekuitas yang dapat Distribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk 168.217 133.594 127.646
Kepentingan Non – Pengendali 6 6 7
Jumlah Ekuitas 168.217 133.600 127.653
Jumlah Saham yang beredar (lembar) 326.722.500 326.722.500 326.722.500
Laba (Rugi) Bersih Per Saham (9,44) 9,20 (42,80)
Modal Kerja Bersih 52.777 75.894 57.283
Jumlah Investasi 67.653 42.245 37.197
Laba (Rugi) bersih/ Jumlah Aktiva (1,69%) 1,93% (8,80%)
Laba (Rugi) bersih/ Ekuitas (1,83%) 2,25% (10,96/%)
Laba (Rugi) bersih/ Penjualan Bersih (18,18%) 6,11% (68,10%)
Lancar (Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar) 519,42% 466,16% 303,31%
Kewajiban / Ekuitas 8,35% 16,76% 24,61%
Kewajiban / Jumlah Aktiva 7,71% 14,36% 19,75%
Laba (Rugi) Kotor terhadap Penjualan Bersih 45,56% 48,97% 58,71%
Laba (Rugi) Usaha terhadap Penjualan Bersih (19,17%) 14,39% (0,48%)
Laba (Rugi) Komprehensif terhadap Penjualan Bersih (203,99%) 12,07% (69,04%)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
3
Annual Report 2015
2015 2014 2013
16.970
49.251
20.545
PENJUALAN BERSIH(dalam juta Rp)
2015 2014 2013
182.264
155.997
159.067
AKTIVA(dalam juta Rp)
2015 2014 2013
14.046
22.397
31.414
KEWAJIBAN(dalam juta Rp)
2015 2014 2013
168.217
133.600127.653
EKUITAS(dalam juta Rp)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
4
Annual Report 2015
INFORMASI HARGA SAHAM PERSEROAN
Tahun 2015
TRIWULAN
2015
JUMLAH SAHAM YANG
BEREDAR
KAPITALISASI PASAR
(Rp)
TERTINGGI (Rp)
TERENDAH (Rp)
PENUTUPAN (Rp)
VOLUME PERDAGANGAN
SAHAM
I 326.722.500 28.424.857.500 111 75 87 102.316.000
II 326.722.500 27.444.690.000 93 65 84 7.880.300
III 326.722.500 20.256.795.000 92 57 62 16.617.600
IV 326.722.500 20.583.517.500 70 50 63 2.105.200
0
20
40
60
80
100
120
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2015
Tertinggi
Terendah
Penutupan
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
5
Annual Report 2015
Tahun 2014
TRIWULAN
2014
JUMLAH SAHAM YANG
BEREDAR
KAPITALISASI PASAR
(Rp)
TERTINGGI (Rp)
TERENDAH (Rp)
PENUTUPAN (Rp)
VOLUME PERDAGANGAN
SAHAM
I 326.722.500 29.078.302.500 107 86 89 7.196.700
II 326.722.500 27.444.690.000 109 65 84 25.659.800
III 326.722.500 27.771.412.500 105 76 85 2.063.900
IV 326.722.500 28.751.580.000 104 73 88 44.208.400
0
20
40
60
80
100
120
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2014
Tertinggi
Terendah
Penutupan
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
6
Annual Report 2015
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham yang ditempatkan dan disetor penuh:
NO NAMA JUMLAH SAHAM PRESENTASE
SAHAM
1. Richard R. Wiriahardja 119.247.200 36,50
2. PT Artha Era Primayasa 62.663.875 19,18
3. Michella Ristiadewi 27.500.000 8,42
4. Siaw Yunus Subandi 21.464.700 6,57
5. Maria Florentina Tulolo 18.336.125 5,61
6. Masyarakat 77.510.600 23,72
Kepemilikan saham oleh Komisaris dan Direksi:
NO NAMA JUMLAH SAHAM PRESENTASE
SAHAM
1. Richard R. Wiriahardja 119.247.200 36,50
2. Michella Ristiadewi 27.500.000 8,42
3. Maria Florentina Tulolo 18.336.125 5,61
Struktur Pemegang Saham Perseroan:
NO NAMA JUMLAH SAHAM PRESENTASE
SAHAM
1. Institusi Domestik 65.808.775 20,14%
2. Individu Domestik 258.453.025 79,10%
3. Institusi Asing 426.400 0,13%
4. Individu Asing 1.161.300 0,36%
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
7
Annual Report 2015
PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN PENGENDALI BAIK
LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG
99,23%
36,50%
58,57%
19,18%
40% 99,93%
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL
Hotel)
RICHARD WIRIAHARDJA
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK.
PT ARTHA ERA PRIMAYASA
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL
(Hotel)
PT BHASKARA MUTU SENTOSA
(Properti)
RICHARD WIRIAHARDJA
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK.
PT ARTHA ERA PRIMAYASA
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL
(Hotel)
PT BHASKARA MUTU SENTOSA
(Properti)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
8
Annual Report 2015
Nama Entitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi :
PT Bhaskara Mutu Sentosa merupakan Anak Perusahaan yang dimiliki Perseroan. PT Bhaskara
Mutu Sentosa bergerak di bidang properti yang berlokasi di Jalan Raya Cipondoh, Tangerang.
PT Tiara Raya Bali International merupakan Perusahaan Asosiasi dari Perseroan yang bergerak di
bidang perhotelan. Saat ini PT Tiara Raya Bali International telah membangun hotel bintang lima
dengan brand Hotel Le Meridien Bali Jimbaran yang resmi beroperasi pada tanggal 9 Mei 2013.
Kronologis Pencatatan Saham Perseroan
Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan mencatatkan sahamnya yang seluruhnya berjumlah
260.000.000 lembar pada Bursa Efek Jakarta. Dalam penawaran Umum saham perdananya (IPO),
Perseroan menawarkan 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga penawaran
Rp 500 setiap sahamnya, beserta dikonversikannya Obligasi Konversi Mandatori menjadi saham
sejumlah 40.000.000 lembar saham pada saat pertama kali saham dicatatkan di Bursa Efek
Jakarta. Penawaran saham perdana tersebut disertai waran dengan perbandingan 4 : 1 (4 lembar
saham berhak atas 1 lembar waran secara cuma-cuma), sehingga jumlah waran yang diterbitkan
sebanyak 27.500.000 waran.
Pada bulan September 2000, Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu dengan menerbitkan 190.000.000 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per
saham dan 66.722.500 saham seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200 per lembar sahamnya.
Pada triwulan akhir tahun 2013, Perseroan telah melakukan pembelian kembali atas 359.500
saham Seri A dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp 36.023.050. Pelaksanaan pembelian
kembali saham tersebut telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 2/POJK.04/2013 tentang
“Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi
Pasar yang Berfluktuatif Secara Signifikan” dan Surat Edaran OJK No. I/SEOJK.04/2013 tentang
“Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuatif secara Signifikan” dalam Pelaksanaan
Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
9
Annual Report 2015
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat dan kuasa-Nya maka
Perseroan telah melampaui tahun 2015 dengan baik dan memasuki tahun yang baru yaitu tahun
2016.
Dewan Komisaris berpendapat bahwa dalam tahun buku 2015 seluruh jajaran Direksi, Staf dan
Karyawan Perseroan telah menunjukkan kinerja usaha sebagaimana diharapkan oleh seluruh
manajemen Perseroan dan harapan kami selaku Dewan Komisaris Perseroan.
Dewan Komisaris menilai hasil Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun Buku 2015 yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar & Rekan. Dewan Komisaris menyakini bahwa laporan
keuangan Perseroan dalam penyajiannya merupakan tanggung jawab Direksi Perseroan telah
disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan
menyakini bahwa laporan keuangan tersebut telah memuat semua informasi secara lengkap dan
benar. Perseroan membukukan rugi bersih selama tahun 2015 sebesar Rp 3.086 juta atau
terdapat penurunan sebesar 202,62% dibandingkan tahun 2014 dimana Perseroan mencatat
laba bersih sebesar Rp 3.007 juta.
Berdasarkan hasil laporan suplemen terbaru Bank Pembangunan Asia mengenai angka
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 4,8%, melambat dibandingkan
tahun 2014 sebesar 5,02%. Seiring melambatnya perekonomian, permintaan terhadap properti
juga melemah, serta harga properti tidak naik signifikan. Hal ini tercemin dari Indeks Harga
Properti Residensial pada triwulan IV-2015 yang hanya tumbuh 0,73%, lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2015 yang tercatat sebesar 0,99%. Melambatnya
kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2016.
Selama tahun 2015 Dewan Komisaris telah senantiasa mengawasi pengelolaan Perseroan yang
dilakukan oleh Direksi Perseroan. Dewan Komisaris juga telah memberikan masukan-masukan
yang diperlukan Direksi Perseroan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
10
Annual Report 2015
Dewan Komisaris juga telah mempelajari rencana kerja yang disusun Direksi Perseroan dan
memberikan dukungan penuh atas program kerja dan kebijakan untuk tahun buku 2016, serta
memahami prospek usaha yang telah dipaparkan Direksi Perseroan guna terus meningkatkan
kinerja Perseroan secara keseluruhan di tahun 2016. Semua hasil yang telah dicapai Perseroan
hingga kini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Pada tahun 2015 susunan komposisi Dewan Komisaris terjadi perubahan, dikarenakan Direktur
Utama Perseroan telah meninggal dunia pada tanggal 29 Desember 2014, sehingga dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2016,
susunan komposisi Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut:
Komisaris Utama : Michella Ristiadewi
Komisaris : Maria Florentina Tulolo
Komisaris Independen : Rosa Lestari Putri Tiomagda
Sebagai penutup, dalam kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada Direksi beserta seluruh staf dan karyawan Perseroan, yang telah berusaha dengan sebaik-
baiknya dan kami juga menyampaikan pula terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah menunjukkan kerjasamanya, termasuk kepada para pemegang saham Perseroan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melimpahkan rahmat-Nya bagi kita
semua.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
11
Annual Report 2015
LAPORAN DIREKSI
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan
karuniaNya sehingga Perseroan mampu melewati pertumbuhan perekonomian Indonesia yang
kurang kondusif selama tahun 2015.
Kondisi ekonomi yang lesu sepanjang tahun 2015 berimbas pada berbagai banyak sektor. Salah
satu bisnis yang paling terkena imbasnya adalah sektor properti. Penjualan rumah tahun 2015
tidak sesuai dengan harapan para pengembang.
Dari Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun Buku 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Anwar & Rekan, dapat dilihat bahwa pada tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015 Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 16.970 juta sedangkan
ditahun 2014 tercatat Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 49.251 juta, atau
mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 66%. Demikian juga halnya dengan
beban pokok penjualan di tahun 2015 dan 2014 masing-masing membukukan sebesar Rp 9.239
juta dan Rp 25.134 juta sehingga laba kotor yang diperoleh Perseroan di tahun 2015 tercatat
sebesar Rp 7.731 juta dan Rp 24.117 juta di tahun 2014. Perseroan membukukan rugi usaha
untuk tahun 2015 sebesar Rp 3.253 juta atau mengalami penurunan dibandingkan thun 2014
yang membukukan laba usaha sebesar Rp 7.088 juta. Sehingga tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015 Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 3.086 juta
dibandingkan tahun 2014 Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 3.007 juta.
Pada tahun 2015 terdapat beberapa peraturan pemerintah yang membuat kondisi ekonomi
berubah, yang sangat berpengaruh pada penjualan properti yang ikut menurun drastis. Hal ini
diungkapkan oleh ketua umum DPP Real Estate Indonesia bahwa penjualan properti anjlok
hingga 25% jika dibanding tahun 2014. Anjloknya trend properti sebenarnya sudah dirasakan
oleh pelaku pasar mulai tahun 2013 hingga tahun 2015 yang di nilai semakin menurun.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
12
Annual Report 2015
Terjadinya penurunan penjualan properti juga dipengaruhi peraturan yang diterapkan oleh
pemerintah, seperti kebijakan Loan to Value (LTV) oleh Bank Indonesia yang berlaku secara
nasional dimana kebijakan ini mengatur besaran batas uang muka pembayaran kredit
kepemilikan rumah kepada konsumen.
Selain itu, beberapa kondisi pasar juga sangat mempengaruhi penurunan atau mulai lesunya
pasar properti di tahun 2015 seperti terjadinya kenaikan Bahan Bakar Minyak, rupiah yang
melemah terhadap dolar sehingga mempertinggi biaya produksi sebuah rumah hingga hasil
akhirnya harga yang ditawarkan oleh pengembang semakin mahal.
Menghadapi kondisi industri yang masih melemah, Perseroan mengambil langkah kebijakan
strategis dengan melakukan rencana ekspansi dengan membuka lahan pengembangan baru di
lokasi yang strategis dan terjangkau serta memiliki target pemasaran untuk lapisan masyarakat
tingkat ekonomi menengah-menengah dan menengah ke bawah, mengadakan kunjungan ke
berbagai instansi pemerintahan dan perusahaan milik Negara serta perusahaan-perusahaan/
pabrik-pabrik di sekitar lokasi perumahan Perseroan, mengikutsertakan semua proyek yang
sedang dikembangkan dalam setiap pameran properti dan perumahan secara teratur,
melaksanakan promosi berupa pemasangan spanduk-spanduk dan penyebaran brosur-brosur
perumahan ditempat – tempat yang dianggap strategis di sekitar lokasi proyek perumahan yang
sedang dikembangkan, meningkatkan penjualan melalui jaringan pemasaran yang lebih luas,
mengupayakan teknik dan terobosan baru guna meningkatkan pengawasan pemakaian bahan
bagunan, mengusahakan program-program pembangunan rumah dengan konsep hemat biaya
dan efisiensi, menyesuaikan rancang bangun rumah dengan type rumah yang diminati pasar, dan
ikut serta mendukung program pembangunan satu juta unit rumah. Hasil yang dicapai atas
pendapatan dan laba Perseroan hanya sekitar 50% dari target atau proyeksi pada awal tahun
buku.
Perseroan berencana di tahun 2016 untuk melakukan akuisisi terhadap PT Alam Indah Selaras
yang akan meningkatkan penjualan sehingga kinerja Perseroan semakin meningkat. Perusahaan
yang diakuisisi tersebut merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dengan
Perseroan yaitu real estat dan pengembang serta yang mendukung usaha Perseroan dalam hal
pengembangan perumahan, sehingga akuisisi ini akan menjadi suatu sinergi yang mendukung
pertumbuhan penjualan yang akan meningkatkan kinerja Perseroan nantinya. PT Alam Indah
Selaras ini berlokasi di Jalan Desa Margasari dan Desa Pasirjengkol, Kecamatan Karawang Timur
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
13
Annual Report 2015
dan Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. PT Alam Indah Selaras
memiliki prospek yang sanggat baik, dikarenakan kawasan Karawang yang cukup menonjol akan
pertumbuhan properti untuk segmen lahan industri. Selain itu Perseroan juga memiliki proyek
Saung Riung yang berlokasi di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa
Barat dengan lahan yang telah dibebaskan seluas 74.383 m2. Dengan demikian Perseroan akan
melanjutkan pengembangan usahanya di kawasan Karawang yang memiliki prospek usaha yang
sangat baik.
Managemen percaya bahwa Tata Kelola Perseroan Yang Baik (Good Corporate Governance)
merupakan instrumen penting dalam pertumbuhan Perseroan. Oleh karenanya pelaksanaan dan
penerapan Tata Kelola Perseroan Yang Baik menjadi perhatian utama Manajemen.
Perbaikan penerapan Tata Kelola Perseroan Yang Baik merupakan salah satu perjuangan yang
membutuhkan perubahan sikap dan budaya kerja seluruh karyawan. Itu sebabnya kami
berkomitmen untuk terus mengupayakan peningkatan dan menunjukkan keseriusan dalam
melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perseroan Yang Baik .
Dalam pelaksanaannya, Unit Internal Audit juga turut berperan dalam melakukan pengawasan
dan evaluasi implementasi sehingga pencapaian efektivitas manajemen resiko dan pengendalian
internal menjadi lebih maksimal. Dewan Komisaris beserta Komite Audit turut serta dalam
memberikan ide-ide positif yang berguna untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Hal ini
dilakukan melalui pertemuan rutin antara Direksi dan Komisaris, juga Direksi dengan seluruh
jajaran staff dan karyawan yang membahas permasalahan yang ada sehingga dapat segera
diselesaikan dan ditindaklanjuti.
Pada tahun 2015 susunan komposisi anggota Direksi terjadi perubahan, dikarenakan Direktur
Utama Perseroan telah meninggal dunia pada tanggal 29 Desember 2014, sehingga dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2016,
susunan komposisi anggota Direksi menjadi sebagai berikut:
Direktur Utama : Richard Rachmadi Wiriahardja
Direktur tidak terafiliasi : Suhsih Boentoro
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
14
Annual Report 2015
Akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris yang senantiasa
memberikan pengarahan dan masukan yang berharga, kepada seluruh karyawan atas kerja keras
dan profesionalisme serta kepada mitra usaha atas kerjasama yang baik yang terjalin selama ini.
Semoga di tahun mendatang kami tetap mampu memberikan yang terbaik dalam mewujudkan
rencana dan target Perseroan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
15
Annual Report 2015
PROFIL PERSEROAN
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
16
Annual Report 2015
PROFIL PERSEROAN
Nama Perseroan : PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
Alamat : Gedung Ribens/ Abarth
Jl. RS. Fatmawati No. 188
Jakarta 12.420
Telpon/ Fax : (021) 7511441, 7505000 / (021) 7511025
Email : [email protected]
Website : www.ristiagroup.co.id
Menjadi pemain utama dan terdepan
di bidang penyediaan dan pengembangan perumahan
yang terjangkau dan berkualitas bagi golongan masyarakat berpendapat menengah ke
bawah.
Memaksimalkan seluruh sumber daya Perseroan
yang ada demi tersedianya perumahan yang berkualitas dengan harga terjangkau.
MISI PERSEROAN
VISI PERSEROAN
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
17
Annual Report 2015
Perseroan didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1985. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam
bidang penyediaan dan pengembangan perumahan bagi golongan masyarakat berpendapatan menengah,
Perseroan mulai mengimplikasikan visi dan misinya melalui pembangunan komersialnya dengan
membangun proyek perumahan pertamanya yaitu Perumahan Bintang Metropol. Perumahan yang
berlokasi di Bekasi dibangun diatas lahan seluas 20 Ha. Perumahan ini memiliki akses public yang baik
karena jaraknya yang hanya 3 km dari pusat kota Bekasi serta sangat dekat dengan pusat perbelanjaan,
stasiun kereta api dan serta gerbang tol Bekasi. Dengan telah diresmikannya penggunaan jembatan layang
yang menghubungkan antara Bekasi Utara dan Bekasi Selatan, maka akses menuju ke perumahan Bintang
Metropole menjadi lebih mudah dan cepat.
Proyek perumahan kedua Perseroan yang berlokasi di kawasan Ciledug yang dikenal dengan Perumahan
Mahkota Simprug pertama kali dibuka pada tahun 1995. Proyek perumahan ini dikembangkan di atas
lahan seluas 45 Ha dan hingga kini masih terus dilakukan pengembangannya oleh Perseroan dengan
menghadirkan konsep dan type perumahan yang inovatif.
Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan melakukan pencatatan saham yang seluruhnya berjumlah
260.000.000 lembar di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dimana saat penawaran
perdananya, ditawarkan sebanyak 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga Rp 500
setiap sahamnya, serta dikoversikannya obligasi konversi mandatory menjadi saham sejumlah 40.000.000
lembar pada saat pertama kali saham dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Bulan Januari 1998, Perseroan melakukan penambahan saham dalam PT Bhaskara Mutu Sentosa dari
sebelumnya 20% menjadi 99,93% yang mana Anak Perusahaan ini memiliki lokasi yang nantinya akan
dikembangkan di wilayah Cipondoh - Tangerang seluas 15 hektar. Pada bulan April 2010, Perseroan telah
memperoleh ijin lokasi tanah seluas 15 hektar yang berlokasi Kerawang Timur.
Pada tanggal 5 Desember 2011, Perseroan melakukan penyertaan saham sebanyak 28.000 saham atau
mencerminkan kepemilikan sebesar 40% di PT Tiara Raya Bali International (TRBI), sebagaimana yang
tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiara Raya Bali
International tertanggal 5 Desember 2011. Atas transaksi penyertaan ini, Perseroan telah menyampaikan
keterbukaan informasi kepada pemegang saham sebagaimana diatur di dalam Peraturan BAPEPAM-LK No.
IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM -LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009
tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” dan Peraturan No. IX.E.2,
Lampiran Ketua BAPEPAM -LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang “Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
18
Annual Report 2015
PT TRBI ini memiliki hotel dengan Brand International berbintang 5 dan beroperasi di bawah Manajemen
Starwood Hotel & Resort, yang memiliki beberapa Brand kuat seperti St. Regis, W, Westin, Sheraton,
Luxury Collection dan Le Meridien. Dan untuk hotel di Bali ini, diberikan Brand Le Meridien Bali Jimbaran
lahan di Jimbaran Bali yang diatas lahan tersebut telah didirikan Hotel Le Meridien yang beroperasi secara
resmi mulai tanggal 9 Mei 2013.
VISI
Menghadirkan kepada dunia pengalaman
keramahan Bali dengan keindahan,
kehangatan dan kenyamanan Hotel berkelas
International.
MISI
Untuk melebihi impian para tamu setia kami
setiap saat dengan keramahan, kehangatan
dan keperdulian serta pelayanan professional
dengan standard International.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
19
Annual Report 2015
LOKASI KANTOR PUSAT & PEMASARAN
PERUMAHAN Bintang Metropol
Alamat : Jl. KH Mochtar Tabrani Perjuangan, Bekasi
Telepon : (021) 887-1006
Fax : (021) 887-1007
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
20
Annual Report 2015
PERUMAHAN MAHKOTA SIMPRUG
Alamat : Jl. Dr. Ciptomangunkusumo d/h
Jl. Dr. H. Mencong, Ciledug, Tangerang
Telepon : (021) 732-6983
Fax : (021) 7305980
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
21
Annual Report 2015
PERUMAHAN Saung Riung
Alamat : Jl. Klari Raya - Kondang Jaya Klari, Karawang
Telepon : (0267) 432851/52
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
22
Annual Report 2015
BALI JIMBARAN
Alamat : Jl. Bukit Permai, Jimbaran Bali
Telepon : (0361) 846-6888
Fax : (0361) 894-8777
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
23
Annual Report 2015
STRUKTUR PERSEROAN
99,93% 40,00%
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK.
Perumahan Bintang Metropol
Perumahan Mahkota Simprug
Perumahan Saung Riung
PT BHASKARA MUTU SENTOSA
Pengembangan Tanah
PT TIARA RAYA BALI
INTERNATIONAL
Bergerak di bidang Perhotelan
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
24
Annual Report 2015
STRUKTUR ORGANISASI
DEWAN KOMISARIS Michella Ristiadewi - Komisaris Utama
Maria Florentina Tulolo - Komisaris Rosa L. Putri - Komisaris Independen
DEWAN DIREKSI Richard Wiriahardja - Direktur Utama
Suhsih M. Boentoro - Direktur
KOMITE AUDIT Rosa L. Putri - Ketua
Anita P. Putri - Anggota Caesarika - Anggota COORPORATE
SECRETARY Suhsih M. Boentoro
UNIT AUDIT INTERNAL
Anitasari - Ketua Deddy Indra - Anggota
MANAGER
TEHNIK Adang
MANAGER SALES &
MARKETING Deddy Setiawan
MANAGER KEUANGAN &
ADMIN Herny Widjaja
PELAKSANA
STAFF
STAFF
STAFF
SUPERVISOR
SUPERVISOR
SUPERVISOR
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
25
Annual Report 2015
SUSUNAN PENGURUS PERSEROAN
Untuk Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
DEWAN KOMISARIS
MICHELLA RISTIADEWI - Komisaris Utama
MARIA FLORENTINA TULOLO - Komisaris
ROSA L. PUTRI - Komisaris Independen
DEWAN DIREKSI
RICHARD WIRIAHARDJA - Direktur Utama
SUHSIH M. BOENTORO - Direktur
NAMA LEMBAGA PENUNJANG & PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL :
AUDITOR INDEPENDEN
K A P. A N W A R & R E K A N
Member of DFK International
Gedung Permata Kuningan Lt. 5
Jl. Kuningan Mulia Kav 9C, Setiabudi, Jakarta
Telepon: 021-83780750
BADAN ADMINISTRASI EFEK
P T S I N A R T A M A G U N I T A
Plaza BII, Tower I, Lt. 9
Jl. MH. Thamrin No. 51, Jakarta
Telepon: 021-3922332
KANTOR NOTARIS
M A R C I V I A R A H M A N I S H. M K N.,
Jl. Senopati No. 96
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telepon: 021-7205889
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
26
Annual Report 2015
RIWAYAT HIDUP
DEWAN KOMISARIS & DIREKSI
MICHELLA RISTIADEWI – Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1984. Lulus pada tahun 2008 dengan
gelar BASc (HONS) dari University of British Colombia, Canada. Memulai karirnya di
perusahaan konsultan infrastruktur terkemuka di Vancouver, Canada, Hatch Mott
MacDonald sejak tahun 2007 - 2010 dengan jabatan terakhir sebagai Structural Engineer.
Sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 menjabat sebagai Direktur Perseroan, berdasarkan Akta
Petikan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 12 tanggal 4 Juni 2010 dihadapan
Notaris Henny Singgih. kemudian pada tahun 2015 diangkat sebagai Komisaris Utama
Perseroan, berdasarkan Pengangkatan terakhir Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa tanggal 12 Juni 2016 sesuai dengan Akta No. 5 tanggal 12 Juni 2015 dihadapan
Notaris Firdhonal. Mempunyai hubungan afiliasi dengan Direksi Perseroan dan dengan
Pemegang Saham Perseroan yaitu Richard Wiriahardja, juga dengan Dewan Komisaris lainnya
dan Pemegang Saham Perseroan yaitu Maria Florentina Tulolo.
MARIA FLORENTINA TULOLO - Komisaris
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1956. Lulus dengan gelar Sarjana
Ekonomi dari Universitas Trisakti tahun 1984. Dari tahun 1980 - 1996 menjabat sebagai
Komisaris PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk dan dengan jabatan yang sama juga di
PT Bhaskara Mutu Sentosa dari tahun 1992 - 1996. Pada tahun 1985 – 1996, menjabat sebagai
Direktur PT Ristia Bintang Mahkota. Pada tahun 1992 hingga tahun 2001, menjabat sebagai
Komisaris PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada sejak tahun 1997 sampai dengan saat ini
menjabat sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta No. 356 tanggal 30 Juni 1997
dihadapan Notaris Rachmat Santoso. Mempunyai hubungan afiliasi dengan Direksi Perseroan
dan dengan Pemegang Saham Perseroan yaitu Richard Wiriahardja, juga dengan Dewan
Komisaris lainnya dan Pemegang Saham Perseroan yaitu Michella Ristiadewi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
27
Annual Report 2015
ROSA L. PUTRI - Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1974. Menyelesaikan studi di Australia
pada tahun 1997 dan pada tahun 2002 memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas
Tarumanegara. Memulai karir di Sinar Mas Group mulai dari tahun 1997 sampai tahun 2000.
Sejak tahun 2000 - 2007 menjabat sebagai Corporate Secretary PT Roda Panggon Harapan
Tbk. Pada tahun 2005, menjabat sebagai Direktur PT Ribens Autocars dan pada tahun
2000 – 2007 menjabat sebagai Direktur Perseroan berdasarkan Akta No. 75 tanggal 30 Juni
2000. Pada tahun 2008 - 2009 menjabat sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan
berdasarkan Akta No. 4 tanggal 2 Juni 2008 dihadapan Notaris Henny Singgih. Sejak tahun
2010 sampai dengan saat ini menjabat sebagai Komisaris Independent Perseroan berdasarkan
Akta No. 12 tanggal 4 Juni 2010 dihadapan Notaris Henny Singgih.
RICHARD WIRIAHARDJA - Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1953. Lulus tahun 1981 dengan gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan memulai kariernya sebagai Sales Engineer
PT Metrodata Indonesia 1978 - 1979. Kemudian menjabat sebagai Asisten General Manager
Grup Harapan 1979 -1982, Direktur Utama PT Hidayat Utama Sejahtera 1982 - 1990, Direktur
PT Bintang Mitra Semestaraya 1989 - 1999, Direktur PT Cahaya Kharisma Teguhmandiri
1991 -1998, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk. 1992 - 1993, Direktur PT Alvita
Sunta 1992 - 1996, Komisaris Utama PT Erses Sejahtera 1992 - 1996, Direktur Utama PT Sinar
Slipi Sejahtera 1992 - 1997, Direktur PT Bhaskara Mutu Sentosa 1992 - 1996, Direktur Utama
PT Laksayudha Abadi 1993 - 1999, Komisaris Utama PT Sinar Kompas Utama 1992 - 2004,
Direktur Utama PT Suryagajah Maspertiwi 1995 - 1997, Komisaris Utama 1997-2004, Komisaris
PT Maxima Perdana Finance 1997 - 1998, Direktur Utama PT Ristia Bintang Mahkota untuk
periode 1985 – 1994. Sejak tahun 1997 – 1999 menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan
berdasarkan Akta No. 356 tanggal 30 Juni 1997 dihadapan Notaris Rachmat Santoso. Pada
tahun 2000 – 2007 menjabat sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta No. 76 tanggal 30
Juni 2000 dihadapan Notaris Fathiah Helmi. Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri (d/h PT
Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk) 1997 - 2009, Komisaris Utama PT Muribens Otograha 2001 -
2002, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk 1998 - 2001, Direktur Utama PT Roda
Panggon Harapan Tbk 2001 - 2007, Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri Tbk 2007 - 2009,
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
28
Annual Report 2015
Komisaris PT Royal Oak Development Asia Tbk 2007 - 2010, Direktur PT Tiara Bali
International 2008 - 2010. Hingga saat ini memegang jabatan antara lain: sebagai Direktur PT
Bumi Mahligai Sejahtera sejak tahun 1989, Komisaris PT First Asia Capital (d/h PT Panin
Capital) sejak tahun 1991, Komisaris PT Artha Era Primayasa sejak tahun 1999, Komisaris
Utama PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999 hingga tahun 2013, Komisaris
Utama PT Ribens Autocars sejak tahun 2002, Komisaris PT Sinar Kompas Utama sejak tahun
2004. Pada tahun 2008 – 2014 menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan Akta
No. 02 tanggal 2 Juni 2008 dihadapan Notaris Henny Singgih. Pada tahun 2010 hingga kini
menjabat sebagai Komisaris PT Tiara Raya Bali International. Sejak tahun 2015 menjabat
sebagai Direktur Utama Perseroan, berdasarkan Pengangkatan terakhir Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham tanggal 12 Juni 2016. Mempunyai hubungan afiliasi dengan Dewan
Komisaris Perseroan dan dengan Pemegang Saham Perseroan yaitu Maria Florentina Tulolo
dan Michella Ristiadewi.
SUHSIH MAS BOENTORO – Direktur Tidak Terafiliasi
Warga Negara Indonesia, lahir di Pangkal Pinang pada tanggal 16 September 1970.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dibidang Akuntansi dari Universitas Atmajaya
pada tahun 1994. Memulai karirnya di Arthur Andersen - Prasetio, Untomo & Co. Registered
Public Accountants 1994 - 1999. Kemudian menjabat sebagai Direktur PT Ristia Bintang
Mahkotasejati Tbk 1999 – 2005 berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham No. 34 tanggal 21 Juni 1999 dihadapan Notaris Henny Singgih, Direktur Utama PT
Artha Era Primayasa sejak tahun 1999 sampai dengan Juni 2014 dan Direktur PT Bintang
Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999 sampai dengan Juni 2014. Sejak Juni 2014 hingga saat
ini kembali memegang jabatan sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan berdasarkan
pengangkatan terakhir berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 12 Juni
2016 sesuai dengan Akta No. 14 tanggal 6 Juni 2014 dihadapan Notaris Lies Herminingsih.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
29
Annual Report 2015
Rincian Profesi Penunjang Pasar Modal :
PROFESI PENUNJANG
PASAR MODAL JASA YANG DIBERIKAN FEE
PERIODE
PENUGASA
N
Kantor
Akuntan
Publik
Anwar &
Rekan
Mengaudit laporan posisi
keuangan tanggal 31 Desember
2015, serta laporan laba rugi
komprenhensif, laporan
perubahan ekuitas dan laporan
arus kas konsolidasian
Perusahaan dan Entitas Anak
untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015.
Rp 130.000.000 31/12/2015
Badan
Administrasi
Efek
PT
Sinartama
Gunita
Melaksanakan administrasi
efek dalam penitipan kolektif
Menyampaikan konfirmasi
tiap hari kepada KSEI
Bertanggung jawab tiap bulan
untuk menyerahkan Daftar
Pemegang Saham
Rp 10.000.000 31/12/2015
Kantor
Notaris
Marcivia
Rahmani
SH. MKn.,
Persiapan dan pelaksanaan
RUPS Rp 20.000.000 31/12/2015
Kantor
Aktuaris
Independen
PT Quattro
Asia
Consulting
Menghitung kewajiban dan
beban perusahaan atas imbalan
kerja sesuai dengan ketentuan
UU Ketenagakerjaan No. 13
Tahun 2003
Rp 2.500.000 31/12/2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
30
Annual Report 2015
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber Daya Manusia merupakan mitra kerja Perseroan yang merupakan faktor penentu dari
keberhasilan Perseroan dalam mencapai tujuannnya. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan
dan profesionalisme Sumber Daya Manusia, serta pendayagunaannya secara optimal senantiasa
menjadi perhatian Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2015 Perseroan memperkerjakan
sejumlah 28 (dua puluh delapan) karyawan.
Adapun komposisi karyawan Perseroan menurut jenjang manajemen dan pendidikan dapat
dilihat sebagaimana di bawah ini :
Komposisi karyawan tetap Perseroan menurut jenjang manajemen :
0
5
10
15
20
25
30
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
31
Annual Report 2015
Komposisi karyawan tetap Perseroan menurut jenjang pendidikan :
Pengembangan dan peningkatan kemampuan profesionalisme Sumber Daya Manusia ini
dilakukan melalui suatu program pendidikan dan pelatihan, baik dilakukan secara internal
maupun yang dilakukan diluar lingkungan Perseroan serta Perseroan mengirimkan karyawan-
karyawannya untuk mengikuti seminar maupun workshop khususnya di bidang sales dan
marketing. Di masa mendatang, penambahan jenis seminar akan dilakukan guna menambah nilai
kompetensi karyawan Perseroan.
Pada tahun 2015 Perseroan mengikuti pelatihan yaitu Emotional Spiritual Quotient (ESQ) untuk
bagian Manager Teknik, Administrasi, Sales, Teknik, Legal dan IT.
Pelatihan ESQ adalah sebuah pelatihan pengembangan sumber daya manusia yang mampu
membentuk karakter tangguh yang memadukan konsep kecerdasan intelektual yang berfungsi
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
32
Annual Report 2015
untuk mengelola fisik atau materi, kecerdasan emosional yang berfungsi untuk mengelola
kekayaan sosial dan kecerdasan spiritual yang berfungsi untuk mengelola kekayaan spiritual
secara terintegrasi dan transcendental. Fungsi karyawan mengikuti pelatihan ESQ yaitu lebih
menyadari siapa diri kita, menumbuhkan rasa empati, memiliki kasih sayang yang tulus, memiliki
visi hidup, senantiasa memiliki memotivasi diri, lebih terbuka dan fleksibel, bisa menerima
kekurangan orang lain, selalu berpikir positif, mudah berintropeksi diri, ikhlas menerima dan
memberi, berprilaku jujur dan maju, siap menghadapi tantangan hidup, menghargai perasaan dan
kepentingan orang lain, serta mengikis rasa egois dan matrialistis.
Selain itu karyawan Perseroan juga secara rutin menjalani evaluasi berdasarkan tugas dan
tanggung jawabnya yang disesuaikan dengan indikator kinerja utama mereka masing-masing.
Manajemen juga mendorong pengembangan pribadi bagi masing-masing karyawan. Atas dasar
itulah Perseroan memastikan bahwa setiap karyawan diberi kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dengan mengadakan pelatihan regular dan lokakarya,
baik secara internal dan eksternal.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
33
Annual Report 2015
ANALISIS &
PEMBAHASAN MANAJEMEN
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
34
Annual Report 2015
ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN
TINJAUAN USAHA DAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN
Perlambatan ekonomi yang menimpa Indonesia turut berimbas kepada sektor properti.
Rendahnya pertumbuhan properti membuat indeks harga saham sektor properti juga turun. Awal
tahun 2015 indeks saham properti pada Bursa Efek Indonesia berada pada level 532,96,
dikarenakan kinerja sektor properti yang kurang baik membuat indeks sahamnya turun mencapai
496,91 pada akhir tahun 2015.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia mengatakan perlambatan di sektor
properti terjadi karena rendahnya daya beli masyarakat, imbas dari kondisi ekonomi saat ini.
Selain itu, dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, informasi segmen usaha
properti Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut :
Presentase(%)
Penjualan Bersih PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 100.00
Laba (Rugi) Usaha
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 102.09
PT Bhaskara Mutu Sentosa (2.09)
Jumlah 100.00
Jumlah Aktiva
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 88.14
PT Bhaskara Mutu Sentosa 11.86
Jumlah 100.00
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
35
Annual Report 2015
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan membukukan penjualan
bersih sebesar Rp 16.970 juta atau mengalami penurunan sebesar Rp 32.281 juta atau 66% jika
dibandingkan dengan yang dibukukan Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember
2014 sebesar Rp 49.251 juta. Penurunan penjualan bersih disebabkan karena proses splitsing
sertifikat atas Perumahan Bintang Metropole yang menjadi persyaratan jual beli oleh Badan
Pertanahan Nasional belum selesai.
Adapun jumlah penjualan unit rumah di tahun 2015, sebanyak 35 unit dengan luas tanah yang
terjual 4.359 meter persegi, yang mana terdapat penurunan sebanyak 235 unit bangunan jika
dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebanyak 270 unit dengan luas tanah yang terjual 19.325
meter persegi. Selama tahun 2015, penjualan terbesar di Perumahan Bintang Metropole untuk
type 36/120 sebanyak 20 unit, sedangkan tahun 2014 penjualan terbesar di Perumahan Saung
Riung untuk type 21/60 tersebut terjual sebanyak 204 unit.
Berikut ini adalah proforma penjualan dan laba (rugi) usaha untuk tahun 2015 dan 2014 dengan
menerapkan dampak peningkatan harga tanah yang terjadi sampai triwulan I tahun 2016.
Dalam jutaan rupiah, kecuali perubahan harga
PROYEK TAHUN PERUBAHAN
HARGA
PENJUALAN LABA (RUGI) USAHA
HISTORIS PROFORMA HISTORIS PROFORMA
Bintang Metropole,
Mahkota Simprug,
Saung Riung
2015 3.000.000 16.970 18.667 (233.500) 1.464
Bintang Metropole,
Mahkota Simprug 2014 2.000.000 49.251 54.176 11.441 16.366
Pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 3.086 juta atau
mengalami penurunan sebesar Rp 6.092 juta atau 203% dibandingkan dengan tahun 2014
dimana Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 3.007 juta. Hal ini disebabkan karena
terdapat penurunan penjualan.
Jumlah Aset lancar Perseroan berjumlah Rp 65.360 juta pada tanggal 31 Desember 2015,
menurun sebesar 32,35% dibanding dengan Rp 96.621 juta pada tanggal 31 Desember 2014.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
36
Annual Report 2015
Penurunan ini terutama disebabkan penurunan pada aset keuangan yang tersedia untuk di jual,
kas dan setara kas, persediaan real estat, piutang usaha dan biaya dibayar di muka.
Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 116.903 juta naik
sebesar 96,89% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 59.375 juta.
Kenaikan ini didorong peningkatan pada uang muka pembelian tanah, penyertaan saham pada
entitas asosiasi dan aktiva tetap.
Dari Total Aset, Perseroan tercatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 182.264 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp 26.267 juta atau 16,84% dibandingkan dengan tahun 2014
sebesar Rp 155.997 juta.
Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan pada penyertaan saham pada entitas asosiasi,
uang muka pembelian tanah dan aset tetap bersih.
Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 berjumlah Rp 12.583 juta,
mengalami penurunan sebesar 39,29% bila dibandingkan dengan Rp 20.726 juta pada tanggal 31
Desember 2014. Penurunan ini terutama disebabkan uang muka penjualan, hutang usaha, hutang
pajak, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar.
Liabilitas jangka panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 berjumlah 1.462 juta,
mengalami penurunan sebesar 12,41% bila dibandingkan dengan Rp 1.670 juta pada tanggal
31 Desember 2014. Penurunan ini disebabkan penurunan pada liabilitas imbalan pasca kerja.
Dari Total Liabilitas, Perseroan tercatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar 14.046 juta
mengalami penurunan menjadi 37,29% dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar
22.397 juta. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan pada uang muka, hutang usaha,
hutang pajak, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar dan liabilitas imbalan pasca kerja.
Ekuitas tercatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar 168.217 juta mengalami kenaikan
sebesar 25,91% dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 133.600 juta.
Kenaikan ini terutama disebabkan keuntungan revaluasi aset tetap.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
37
Annual Report 2015
Dari sisi kewajiban, Perseroan mencatat pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 14.046 juta
atau menurun sebesar Rp 8.351 juta atau 37% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 22.397
juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan pada hutang usaha, hutang lain-lain, hutang
pajak, beban masih harus dibayar, uang muka penjualan dan liabilitas imbalan pasca kerja.
Untuk beban usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp 7.963 juta, terdapat penurunan sebesar Rp 4.995 juta dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 12.957 juta. Hal ini terutama disebabkan
adanya penurunan atas komisi penjualan, iuran dan perizinan, keperluan kantor, jasa professional
serta sumbangan.
KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG DENGAN MENYAJIKAN PERHITUNGAN RASIO YANG
RELEVAN
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah 8,35% dan
16,76%, rasio kewajiban terhadap jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
7,71% dan 14,36%, rasio kewajiban jangka pendek terhadap ekuitas pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah 7,48% dan 15,51%, rasio kewajiban jangka pendek terhadap aset pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 6,90% dan 13,29%, rasio kewajiban jangka panjang
terhadap ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 0,87% dan 1,25%, rasio
kewajiban jangka panjang terhadap aset pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah 0,80%
dan 1,07%. Rasio Solvabilitas pada tahun 2015 – 2014 menurun disebabkan oleh peningkatan
pada total aset terutama penyertaan saham pada entitas asosiasi, uang muka pembelian tanah
dan aset tetap bersih.
Rasio solvabilitas Perseroan mencerminkan jumlah aset yang memadai untuk memenuhi jumlah
kewajiban. Untuk tingkat kolektibilitas piutang Perseroan pada tahun 2015 adalah 134 hari,
dimana perputaran umur piutang Perseroan masuk kisaran cepat.
Arus kas yang diperoleh Perseroan selama tahun 2015 mengalami penurunan bersih sebesar
Rp 10.411 juta, sedangkan arus kas Perseroan selama tahun 2014 mengalami penurunan bersih
sebesar Rp 3.411 juta. Penurunan arus kas selama tahun 2015 dab 2014 terutama disebabkan
dari penurunan atas penerimaan kas dari pelanggan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
38
Annual Report 2015
STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL
Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yang sehat
dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternative pendanaan pada
biaya pendanaan (cost of fund) yang wajar. Perseroan mengevaluasi struktur permodalan melalui
rasio hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto
dengan modal.
IKATAN PENTING
Perseroan telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal
12 Juni 2015 sesuai akta No. 5 yang dibuat di hadapan Notaris Firdhonal, S.H., dengan hasil antara
lain menyetujui atas rencana akuisisi dan/ atau penyertaan dalam saham Portepel terhadap
PT Alam Indah Selaras, yang dibiayai oleh dana Perseroan.
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN AKUNTAN
PUBLIK
Tidak ada informasi dan fakta material yang harus dilaporkan Perseroan setelah tanggal laporan
keuangan akuntan publik.
TARGET DAN REALISASI
Pada tahun 2015 hasil yang dicapai atas pendapatan dan laba Perseroan terhadap target proyeksi
pada awal tahun buku sekitar 50%. Struktur permodalan Perseroan seluruhnya direalisasikan
melalui modal sendiri.
Target atau proyeksi pendapatan dan laba bersih yang ingin dicapai Perseroan untuk tahun 2016
mendatang masing-masing meningkat sebesar 10% dibandingkan dengan tahun 2015. Struktur
permodalan Perseroan melalui modal sendiri, apabila diperlukan juga dibiayai oleh pihak
perbankan. Kebijakan dividen tidak terdapat perubahan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
39
Annual Report 2015
INFORMASI MATERIAL ANTARA LAIN MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI,
PENGGABUNGAN/ PELEBURAN USAHA, AKUISISI, RESTRUKTURISASI UTANG/ MODAL,
TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
Pada tahun 2015, tidak terdapat Infomasi material yang mengandung Investasi, Ekspansi,
Divestasi, Penggabungan/ Peleburan Usaha, Akuisisi, Restrukturisasi Utang/ Modal, Transaksi
Afiliasi dan Transaksi yang mengandung benturan kepentingan, baik dengan anggota Dewan
Komisaris, Direksi maupun pihak-pihak lainnya.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN
TERHADAP PERSEROAN
Pada tahun 2015, tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh
signifikan terhadap Perseroan.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pada tahun 2015, tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh terhadap
laporan keuangan.
PROSPEK USAHA
Tahun 2015, bagi sektor properti tahun
tersulit dikarenakan lesunya ekonomi di
Indonesia, termasuk juga pasar properti
mengalami perlambatan.
Perlambatan ekonomi di sepanjang tahun
2015 memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan beberapa sektor industri
dalam negeri, terutama bagi sektor properti.
Menurunnya daya beli masyarakat ini
menjadi salah satu penyebab utama terhadap
sektor properti menurun tajam.
Direktur Utama Synthesis Square, Julius Warouw, memiliki optimisme bahwa tahun 2016
berpotensi menjadi titik balik bisnis properti dalam negeri untuk kembali menggeliatkan industri
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
40
Annual Report 2015
tanah air. Menurutnya ada beberapa faktor timbulnya rasa optimisme tersebut. Salah satunya,
adalah data realisasi investasi domestik maupun asing yang masuk di akhir tahun 2015.
Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi asing untuk sektor properti
di akhir kuartal IV-2015 justru meningkat cukup tajam. Setidaknya ada 246 proyek asing dengan
nilai investasi sebesar US$ 952,3 triliun. Sementara dari sisi investasi dalam negeri untuk sektor
properti mencapai 108 proyek dengan nilai investasi US$621,9 triliun. Artinya, hampir 50%
penanaman modal luar negeri lebih besar dibandingkan penanaman modal yang berasal dari
dalam negeri di bidang properti.
Melihat kondisi maraknya investasi di bidang properti pada akhir kuartal IV-2015, menghimbau
kepada seluruh pembeli bahwa tahun ini merupakan saat yang tepat apabila ingin berbisnis di
sektor properti. Para pembeli juga diminta untuk memilih bisnis properti yang memiliki nilai
tambah yang jelas seperti lokasi yang strategis, serta keunikan yang ditawarkan kepada
konsumen.
Sementara bagi developer, menghimbau agar para developer memiliki model bisnis baru.
Pengembang juga harus berhati-hati, jangan sampai terkena dengan euforia. Karena yang terjadi
dalam penjualan properti dalam dua tahun terakhir, itu belum tentu merefleksikan kebiasaan
pasar yang sesungguhnya. Kemudian harus fokus ke nilai-nilai yang memberikan nilai tambah.
STRATEGI PEMASARAN & PANGSA PASAR
Ditengah kondisi ekonomi yang masih melemah, para pengembang properti berlomba-lomba
untuk memasarkan penjualan demi memenuhi target market sales, dengan memberikan berbagai
macam diskon dan promo penjualan. Dengan adanya promo dan diskon diharapkan dapat
menarik minat calon pembeli. Melihat kondisi ekonomi sekarang ini dilakukan pemasaran yang
aktif melakukan berbagai macam kegiatan promosi seperti : pameran, kanvasing, dan buyer get
buyer. Untuk itu, kreativitas dan inovasi dalam strategi pemasaran sangat diperlukan. Pasalnya
konsumen saat ini sangat hati-hati dan selektif menggunakan dananya.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
41
Annual Report 2015
Pengamat property dari Indonesia Property Watch mengatakan kreativitas dan inovasi marketing
sangat dibutuhkan bagi para pengembang jika ingin mendobrak pasar properti nasional yang saat
ini telah berkembang sangat dinamis dan membuat persaingan semakin ketat.
Hal ini mutlak dilakukan para developer, karena produk sebagus apapun, jika dipasarkan dengan
strategi marketing yang masih bergaya konvensional, tentu tidak akan bisa menjaring konsumen
dengan maksimal dan dalam waktu cepat, apalagi di saat pasar melemah seperti saat ini.
DIVIDEN
Pembagian dividen Perseroan kepada Pemegang Saham ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dengan mempertimbangkan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan Anak
Perusahaan. Adapun rumusan pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut :
Laba Bersih Persentase Dividen Tunai terhadap Laba Bersih
Sampai dengan Rp 15milyar 10% sampai 15%
Di atas Rp 15 milyar 16% sampai 20%
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni
2015 telah memutuskan tidak adanya pembagian dividen untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014. Namun demikian, Perseroan juga menyadari akan pentingnya
pembagian dividen kepada pemegang saham pada masa-masa mendatang, akan tergantung pada
pendapatan yang diterima Perseroan dan peluang investasi atas aset-aset properti yang ada.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
42
Annual Report 2015
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
43
Annual Report 2015
TATA KELOLA PERUSAHAAN
elaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance)
tidak semata-mata tercemin dari visi, misi
dan nilai-nilai perusahaan, tetapi juga
bagaimana suatu perusahaan mematuhi
peraturan yang berlaku untuk mencapai visi,
misi dan nilai-nilai tersebut. Perseroan
menyadari bahwa peraturan diperlukan
tidak semata-mata untuk mengatur
hubungan eksternal Perseroan dengan
masyarakat, namun juga peraturan yang
mengatur hubungan internal Perseroan
dengan organ perusahaan dan para
karyawan.
Tata Kelola Perseroan Yang Baik (Good Corporate Governance) memiliki arti dan peranan penting
untuk diterapkan di Perusahaan. Tata Kelola Perseroan Yang Baik (Good Corporate Governance)
merupakan salah satu kunci sukses Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karenanya,
Perseroan memastikan bahwa pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance) tetap menjadi perhatian utama Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
Untuk mencapai penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)
diperlukan kerjasama yang baik diantara fungsi pengurusan dan pengawasan di dalam
perusahaan yang mencakup Komisaris, Direksi Komite Audit, Sekretaris Korporasi dan Internal
Audit. Hal ini diwujudkan dalam pengawasan dan pemenuhan terhadap berbagai peraturan
perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun Regulasi terkait lainnya
seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia.
P
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
44
Annual Report 2015
Sepanjang tahun 2015, Perseroan memastikan bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance) telah dilakukan mulai tingkat atas hingga bawah yang tugas
dan tanggung jawabnya meliputi antara lain :
DEWAN KOMISARIS
Prosedur pengangkatan Dewan Komisaris Perseroan mengacu pada ketentuan yang terdapat
dalam Pasal 18 Anggaran Dasar Perseroan dan juga ketentuan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 TAHUN 2014 yang secara khusus diatur dalam BAB III
mengenai Dewan Komisaris. Dewan Komisaris paling tidak terdiri dari 2 orang dan salah satu
diantaranya atau minimal 30% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris merupakan
Komisaris Independen. Dewan komisaris yang diangkat oleh Perseroan merupakan perseorangan
yang berkompeten dibidangnya sehingga dapat menjalankan fungsi pengawasan selaku Dewan
komisaris yang merupakan tugas pokok utamanya. Perseroan juga mengacu pada ketentuan
Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 TAHUN 2014, dimana syarat
utama menjadi Dewan Komisaris adalah :
1. perseorangan yang memiliki akhlak, moral dan integritas yang baik
2. cakap melakukan perbuatan hukum
3. dalam 5 tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat :
a. tidak pernah dinyatakan pailit
b. tidak pernah diangkat menjadi Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit.
c. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
Dewan Komisaris memiliki tanggung jawab diantaranya adalah melakukan pengawasan
terhadap kebijakan yang diambil oleh Direksi dalam menjalankan perusahaan. Di samping itu,
Dewan Komisaris juga bertanggung jawab di dalam memberikan nasehat atau masukan
kepada Dewan Direksi sehubungan dengan permasalahan yang berhubungan dengan
pengembangan Perseroan, anggaran dan rencana kerja tahunan dan pelaksanaan hal - hal
yang telah diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Dewan Komisaris juga memiliki akses
penuh terhadap informasi maupun laporan yang ada dalam Perusahaan dan dapat meminta
penjelasan dari Direksi terkait informasi dan laporan tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang bertanggung
jawab langsung kepada Dewan Komisaris.
Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris ditentukan dalam Rapat Umum
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
45
Annual Report 2015
Pemegang Saham. Untuk saat ini Dewan Komisaris Perseroan memiliki 3 anggota yang terdiri
dari Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen.
Para anggota Dewan Komisaris Perseroan diangkat sejak Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2015 dengan dilakukan melalui proses
pencalonan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar
Perseroan. Sesuai dengan Akta Petikan Acara RUPSLB No. 5 tanggal 12 Juni 2016 dibuat oleh
Firdhonal, SH Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris saat ini adalah sebagai
berikut :
Komisaris Utama : Michella Ristiadewi
Komisaris : Maria Florentina Tulolo
Komisaris Independen : Rosa Lestari Putri Tiomagda
Penetapan jumlah remunerasi tersebut berdasarkan prosedur remunerasi yang telah ditetapkan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan kewenangan pembagiannya diserahkan kepada
Komite Remunerasi. Besarnya remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi untuk
tahun 2015 adalah sebesar Rp 749.100.000.
Pertemuan antara Dewan Komisaris dilakukan minimal satu kali dalam dalam dua bulan
dengan tingkat kehadiran antara 90% - 100%, sedangkan dengan Dewan Direksi dilakukan
sedikitnya satu kali dalam empat bulan dengan tingkat kehadiran antara 90% - 100%.
Pertemuan antara Dewan Komisaris dan Komite Audit sedikitnya dua kali setiap bulan.
Manakala diperlukan, maka rapat dengan Komite Audit dapat diadakan secepatnya tanpa
harus menunggu jadwal rapat selanjutnya.
DIREKSI
Prosedur pengangkatan Direksi Perseroan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal
18 Anggaran Dasar Perseroan dan juga ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
33/POJK.04/2014 TAHUN 2014 yang secara khusus diatur dalam BAB II mengenai Direksi. Direksi
paling tidak terdiri dari 2 orang dan salah satu diantaranya anggota Direksi diangkat menjadi
Direktur Utama atau President Direktur. Dalam 1 (satu) periode masa jabatan anggota Direksi
paling lama 5 (lima) tahun atau sampai dengan penutupan RUPS Tahunan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
46
Annual Report 2015
Perseroan juga mengacu pada ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
33/POJK.04/2014 TAHUN 2014, dimana syarat utama menjadi Direksi adalah :
1. perseorangan yang memiliki akhlak, moral dan integritas yang baik
2. cakap melakukan perbuatan hukum
3. dalam 5 tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat :
a. tidak pernah dinyatakan pailit
b. tidak pernah diangkat menjadi Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit.
c. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
Direksi memiliki kewajiban menjalankan tugas utamanya dengan penuh tanggung jawab.
Tugas dan Tanggung jawab Direksi Perseroan meliputi penetapan seluruh kebijakan, strategi
usaha, dan program-program strategis yang diperlukan dalam rangka menjalankan usaha
Perseroan. Disamping itu, Direksi bertanggung jawab atas tercapainya integrasi dan sinergi
kebijakan dan penggunaan sumber daya guna mencapai sasaran dan tujuan Perseroan, serta
Direksi juga bertanggung jawab terhadap penyusunan perangkat kebijakan, penyelenggara
administrasi, supervisi dan pengembangan Perseroan.
Rapat Umum Pemegang Saham berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota
Direksi. Para anggota Direksi Perseroan diangkat sejak Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2015, melalui proses pencalonan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perusahaan. Sesuai dengan
Akta Petikan Acara RUPSLB No. 5 tanggal 12 Juni 2016 dibuat oleh Firdhonal, SH Notaris di
Jakarta, susunan anggota Direksi saat ini adalah sebagai berikut :
Direktur Utama : Richard Rachmadi Wiriahardja
Direktur tidak terafiliasi : Suhsih Boentoro
Besarnya remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun 2015 adalah
sebesar Rp 749.100.000.
Pembagian tugas dan wewenang setiap Direksi diatur oleh Rapat Direksi antara lain :
1. Direktur Utama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan koordinasi diantara
anggota Direksi sehingga seluruh kegiatan bisnis Perseroan dan program kerja berjalan
dengan baik sesuai dengan visi, misi Perseroan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
47
Annual Report 2015
2. Direktur Teknik dan Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang teknik dan
penjualan.
3. Direktur Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang keuangan, anggaran dan
akutansi.
Untuk jadwal pertemuan antara Dewan Komisaris dan Direksi diadakan sedikitnya satu kali
dalam empat bulan dengan tingkat kehadiran 100%. Sedangkan pertemuan antara anggota
Direksi diadakan satu kali setiap bulan dengan tingkat kehadiran 100%.
Guna mengikuti perkembangan industri properti, maka Dewan Direksi secara berkala mengikuti
berbagai seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan industri properti yang
diselenggarakan baik di dalam maupun diluar negeri.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2015
yang secara musyawarah untuk mufakat telah memutuskan hal - hal sebagai berikut :
1. Menyetujui Laporan Tahunan Direksi serta Laporan pengawasan Dewan Komisaris untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014; dan mengesahkan Laporan
Keuangan Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik “HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL” sebagaimana
tercantum dalam laporannya No. 040/01/DPL/I/RBM-1/15 tanggal 6 Februari 2015 dengan
pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.
Dengan demikian membebaskan Direksi dan Komisaris Perseroan dari tanggung jawab dan
segala tanggungan (acquit et de charge) atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang
telah mereka jalankan selama tahun buku 2014, sepanjang tindakan-tindakan mereka
tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku 2014.
2. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun 2014 sebesar Rp 3.001.250.377
untuk dipergunakan sebagai laba ditahan guna cadangan Perseroan sebagaimana
diwajibkan dalam UU PT sampai dengan Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
3. Menyetujui memberi wewenang kepada Direksi dengan persetujuan Komisaris untuk
menunjuk Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Kantor
Akuntan Publik Perseroan untuk mengaudit buku perseroan untuk tahun buku yang
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
48
Annual Report 2015
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan memberi wewenang kepada Direksi Perseroan
untuk menetapkan jumlah honorarium Akuntan Publik dan persyaratan-persyaratan
lainnya.
4. Menyetujui
a) Pemberian gaji kepada Dewan komisaris seluruhnya paling sedikit sebesar Rp 749.100.000
pertahun atau sesuai dengan kondisi Perseroan dan pembagiannya diatur di dalam
Rapat Komisaris.
b) Memberikan pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
menetapkan gaji dan tunjangan lainnya anggota Direksi melalui keputusan rapat Dewan
Komisaris.
KOMITE AUDIT
Pembentukan Komite Audit Perseroan dilakukan sejak tanggal 15 Juni 2001. Perubahan susunan
Komite Audit dilakukan pada tanggal 24 April 2012 dimana Ketua Komite Audit tetap dijabat
oleh Rosa Lestari Putri (Komisaris Independen), sedangkan anggota Komite Audit saat ini adalah
sebagai berikut:
a. Anita Pranowo Putri Warga Negara Indonesia, lahir di Sragen pada tahun 1986. Lulus tahun
2010 dengan gelar Sarjana Matematika dari Universitas Muhamadiyah Surakarta. Memulai
kariernya di Perseroan sejak tahun 2010 sampai sekarang.
b. Caesarika Dwi Sekar Palupi Warga Negara Indonesia, lahir di Bogor pada tahun 1989. Lulus
tahun 2011 dengan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti Jakarta. Memulai kariernya
di PT Asian Mining Resources pada tahun 2012 dan PT GLC Consulting pada tahun 2014.
Bergabung dengan Perseroan sejak awal tahun 2015 sampai sekarang.
Semua anggota komite audit adalah independen, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan
pemegang saham pengendali Perseroan, direktur dan/atau komisaris lainnya, dan tidak bekerja
rangkap sebagai direktur di perusahaan lain yang terafiliasi dengan Perseroan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
49
Annual Report 2015
Tugas pokok Komite Audit antara lain adalah memberikan pendapat atau masukan secara
profesional yang independen kepada Dewan Komisaris atas laporan yang disampaikan oleh
Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal -hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris, antara lain melalui kajian atas program audit serta tindak lanjutnya.
Pertemuan rutin antara Komite Audit diadakan satu kali dalam tiga bulan dengan tingkat
kehadiran 90% - 100%, sedangkan pertemuan Komite Audit dengan Dewan Komisaris diadakan
dua kali dalam sebulan dengan tingkat kehadiran 90%-100%. Manakala diperlukan, maka
rapat tersebut dapat diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya.
Sepanjang tahun 2015, Komite Audit Perseroan melakukan fungsi pengawasannya dengan
mengkaji laporan keuangan bulanan, triwulan, enam bulan dan tahunan Perseroan serta
memastikan bahwa laporan keuangan tersebut telah mengikuti prinsip akutansi yang berlaku
umum dan peraturan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek Indonesia.
Komite Audit juga turut memberikan rekomendasi atas penunjukkan auditor independent,
melakukan tindak lanjut atas temuan yang diperoleh Manajemen dan melakukan penelaahan
atas rencana kerja tahunan.
Untuk tahun buku 2015, uraian singkat pelaksanaan tugas Komite Audit antara lain :
1. Melakukan penelaahan dan mengevaluasi hasil audit informasi keuangan Perseroan yang
mencakup laporan keuangan, proyeksi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan.
2. Mengevaluasi independensi dan objektivitas perusahaan akuntan publik.
3. Menilai kinerja dan efisiensi dari Internal Audit.
4. Menilai kepatuhan Perseroan atas peraturan yang berlaku.
5. Menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris perihal risiko yang dihadapi Perseroan
dan pelaksanaan pengelolaan risiko oleh Direksi serta hal lainnya yang memerlukan
perhatian dari Dewan Komisaris.
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI
Komite Remunerasi sudah diterapkan dalam Perseroan sejak tahun 2013, yang kemudian
disempurnakan dengan dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 34/POJK.04/2014
tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan
Publik.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
50
Annual Report 2015
Komite Nominasi dan Remunerasi adalah Komite yang dibentuk oleh Perseroan untuk
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris Perseroan dalam membantu melaksanakan fungsi
dan tugas Dewan Komisaris terkait Nominasi dan Remunerasi terhadap anggota Direksi dan
Dewan Komisaris yang seluruh anggotanya merupakan pihak independen.
Dimana Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi dijabat oleh Rosa Lestari Putri (Komisaris
Independen), sedangkan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan adalah sebagai
berikut:
1. Cicih Sukaesih, Warga Negara Indonesia, lahir di Kuningan Jawa Barat pada tahun 1984.
Lulus SMA tahun 2001. Memulai kariernya pada tahun 2005 di PT Ribens Autocars sampai
tahun 2006. Pada tahun 2007 bergabung dengan Perseroan sampai dengan saat ini.
2. Risky Wahyuni, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1991. Lulus tahun 2014
dengan gelar Sarjana Seni di Universitas Indraprasta PGRI. Memulai kariernya di Perseroan
pada tahun 2012 sampai dengan saat ini.
Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk di bawah pengawasan Dewan Komisaris dengan
uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Terkait dengan fungsi Nominasi :
a. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai komposisi jabatan
anggota DIreksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris, kebijakan dan kriteria yang
dibutuhkan dalam proses Nominasi, kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/
atau anggota Dewan Komisaris
b. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan/ atau
anggota Dewan Komisaris berdasarkan tolok ukur yang telah disusun sebagai bahan
evaluasi.
c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program pengembangan
kemampuan anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris; dan
d. Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi dan/ atau
anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
2. Terkait dengan fungsi Remunerasi :
a. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai struktur remunerasi,
kebijakan atas remunerasi dan besaran atas remunerasi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
51
Annual Report 2015
b. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian remunerasi
yang diterima masing-masing anggota Direksi dan/ atau anggota Dewan Komisaris.
Untuk jadwal pertemuan antara Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi diadakan sedikitnya
satu kali dalam empat bulan dengan tingkat kehadiran 90% - 100%.
Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki pedoman yang bersifat mengikat bagi setiap
anggota Komite Nominasi dan Remunerasi. Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi
Perseroan memuat tugas dan tanggung jawab, komposisi dan struktur keanggotaan, tata cara
dan prosedur kerja, penyelenggaraan rapat, sistem pelaporan kegiatan, tata cara penggantian
anggota dan, masa jabatan.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan komite nominasi untuk tahun buku 2015 salah satunya
adalah membantu memberikan rekomendasi calon kepada Anggota Direksi dan Dewan
Komisaris terkait dengan perubahan susunan pengurus Perseroan. Untuk pelaksanaan kegiatan
Komite Remunerasi, membantu memberikan pemilaian kerja anggota Dewan Komisaris dan
Anggota Direksi atas kinerja yang telah dilakukan, sehinga remunerasi yang diberikan sesuai
dengan kinerja yang dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan Perseroan.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan dirangkap oleh Direktur Perseroan adalah Suhsih M. Boentoro. Periode
jabatan sekretaris Perusahaan efektif sejak tanggal 18 Juni 2014 sampai dengan saat ini.
Salah satu cakupan tugas yang dijalankan oleh Sekretaris Perusahaan adalah bertanggung
jawab atas pelaksanaan komunikasi Perseroan ke pihak luar termasuk pendistribusian informasi
yang berhubungan dengan keuangan dan kinerja usaha kepada para Pemegang Saham, pasar
modal dan masyarakat umum.
Di samping mengikuti perkembangan pasar modal, sekretaris perusahaan juga memberikan
pelayanan informasi bagi masyarakat sebagai contact person dan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan RUPS.
Untuk tahun buku 2015, uraian singkat pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan antara lain
adalah:
1. Telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
2. Telah mengadakan acara Public Expose Perseroan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
52
Annual Report 2015
3. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam memberikan masukan dalam setiap pertemuan
Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi
4. Melakukan penyampaikan informasi terkait operasional Perseroan dalam rangka
keterbukaan informasi kepada OJK, BEI dan KSEI.
UNIT AUDIT INTERNAL
Unit Audit Internal adalah Unit kerja dalam Perseroan yang menjalankan fungsi Audit Internal,
bertujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan, melalui
pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas
manajemen risiko, pengendalian, proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman penyusunan
piagam Unit Audit Internal.
Pembentukan Unit Audit Internal dilakukan dalam rangka membantu tugas Direksi dalam
melakukan evaluasi internal yang obyektif terhadap kegiatan usaha Perseroan secara
keseluruhan. Hasil yang diperoleh akan dibawakan kepada Dewan Direksi untuk menjadi salah
satu dasar pembentukan kebijakan dan strategi yang akan ditetapkan oleh Dewan Direksi
sehingga tetap mengikuti prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Pengangkatan dan pemberhentian Unit Audit Internal Perseroan dilakukan oleh Direktur
Utama atas persetujuan dari Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya , Unit Internal
Audit bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Unit Internal Audit Perseroan adalah
sebagai berikut:
a. Ketua Anitasari SE, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1978. Lulus tahun
2000 dengan gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Gunadarma. Memulai kariernya
di Bank IFI sejak tahun 2001 sampai dengan 2002. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun
2002 sampai sekarang.
b. Anggota Deddy Indra SE, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1977. Lulus
tahun 2005 Dengan gelar Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia, memulai kariernya di PT
Selamat Sempurna Tbk sejak tahun 2000 sampai tahun 2002, dari 2002 – 2004 di PT Astra
Autoparts Tbk Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2013 sampai sekarang.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
53
Annual Report 2015
Kualifikasi minimum audit internal adalah Sarjana Akuntansi. Setiap audit internal adalah
independen dan dilarang merangkap tugas dan jabatan dengan kegiatan operasional
Perseroan dan Anak Perusahaan, dan juga harus menunjukkan profesionalisme pada saat
melakukan penilaian, bebas dari pengaruh dan pendapat dari pihak manapun atas segala hal,
dan tidak terlibat dalam kegiatan dengan pihak yang dapat mempengaruhi penilaian yang
tidak netral.
Berdasarkan Piagam Audit Internal, tugas dan tanggung jawab Audit Internal Perseroan adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan.
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan Perseroan.
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional
Perseroan.
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa
pada semua tingkat manajemen.
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden
DIrektur dan Dewan Komisaris.
6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
7. Bekerja sama dengan Komite Audit.
8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilaksanakan;
dan
9. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Unit Audit Internal mengacu kepada Piagam
Unit Audit Internal yang telah disahkan pada tanggal 5 Februari 2010. Piagam ini secara garis
besar memuat tujuan, struktur organisasi, tanggung jawab, wewenang, kode etik dan
persyaratan serta profesionalisme auditor.
Uraian singkat pelaksanaan tugas unit internal audit selama tahun buku 2015 sebagaimana
yang tercantum dalam Piagam antara lain meliputi penyusunan dan pelaksanaan rencana
audit internal tahunan, melakukan pengujian dan evaluasi atas pelaksanaan pengendalian
internal, melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas kinerja di setiap
departemen dan memberikan rekomendasi atas hal yang memerlukan perbaikan atau
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
54
Annual Report 2015
improvement, membuat laporan hasil audit untuk diserahkan kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris, memantau dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut dari penerapan
rekomendasi yang telah diberikan.
SISTEM PENGENDALIAN INTEREN PERSEROAN
Sistem pengendalian internal Perseroan salah satunya dilakukan melalui pembuatan
serangkaian kebijakan dan prosedur standar di dalam menjalankan kegiatan operasional
Perseroan. Sistem ini terus dimonitor pelaksanaannya dan telah mengalami penyempurnaan
untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang baik di dalam meminimalkan risiko yang
dapat timbul.
Perseroan secara rutin mengadakan tinjauan manajemen sebagai sarana pengendalian dan
sebagai alat peringatan dini jika ada hal-hal yang menyimpang sehingga langkah-langkah
antisipasi dapat segera diambil.
Seiring dengan berjalannya waktu dimana tingkat risiko yang dihadapi juga terus mengalami
perubahan, maka Unit Audit Internal dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi dan
profesionalismenya. Unit Audit Internal yang dalam hal ini merupakan mitra Management
memiliki peran untuk dapat meningkatkan kualitas pengendalian internal melalui penyediaan
informasi yang cepat dan akurat guna pengambilan keputusan Management dalam
pencapaian target Perseroan.
Bentuk lain pengendalian interen juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan rutin
dengan divisi yang ada di Perseroan guna membahas progres pekerjaan dan masalah yang
dihadapi baik secara internal maupun eksternal. Pihak Unit Audit Internal akan membahas
semua permasalahan termasuk memberikan rekomendasi kepada pihak Management sehingga
progres pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan permasalahan dapat diselesaikan dengan
cepat dan baik. Selain itu, Unit Audit Internal akan menilai tingkat kepatuhan terhadap sistem,
prosedur dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan di tingkat operasional. Sistem pengendalian
interen yang ada akan ditelah secara periodik untuk mengetahui apakah masih cukup efektif
dalam menangani risiko yang mungkin timbul.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
55
Annual Report 2015
Di lain sisi, Dewan Komisaris dibantu Komite Audit juga berperan aktif dalam mengawasi
pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan Direksi dalam mengelola Perseroan dimana
Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam memberikan nasehat atau masukan kepada
Direksi.
SISTEM MANAJEMEN RISIKO
Manajemen Risiko bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang dihadapi
Perseroan, menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta mengawasi
kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan tanpa terlalu mempengaruhi daya saing
dan fleksibilitas Perseroan. Manajemen risiko yang andal yang didukung oleh sumber daya dan
teknologi informasi, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan
memperkecil potensi kerugian.
Inisiatif pengelolaan risiko Perseroan mengupayakan informasi terkini dan menyeluruh bagi
Direksi dan jajaran manajemen agar dapat mengantisipasi sedini mungkin kemungkinan
timbulnya risiko dan memitigasi risiko yang timbul. Dalam hal ini, fungsi pengelolaan risiko di
Perseroan dan Entitas Anak dilakukan oleh setiap divisi baik kegiatan operasional maupun non
operasional. Pengelolaan risiko di Entitas Anak mencangkup identifikasi, penilaian, pengelolaan,
dan pemantauan risiko secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Perseroan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan perumahan memiliki risiko-
risiko usaha yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja Perseroan. Perseroan telah
mengidentifikasi risiko-risiko utama yang harus dikelola dengan baik agar tidak berdampak
negatif dan material terhadap kegiatan usaha , kondisi keuangan, kinerja dan prospek usaha
Perseroan. Risiko-risiko tersebut adalah:
Risiko Ekonomi
Naik turunnya kondisi perekonomian nasional khususnya akan sangat mempengaruhi tingkat
suku bunga, laju inflasi dan nilai tukar mata uang asing. Kondisi perekonomian yang tidak stabil
akan berakibat kepada kenaikan harga bahan baku dan sangat mempengaruhi kemampuan
daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat penjualan Perseroan.
Oleh karenanya, Management akan selalu mencermati indikasi perekonomian dan
menyesuaikan kebijakan Perseroan sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang terjadi. Direksi dan manajemen Perseroan secara berkala mengevaluasi
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
56
Annual Report 2015
struktur permodalan. Sebagai bagian dari eveluasi tersebut, Direksi dan manajemen
mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang terjadi karena adanya perubahan yang merugikan pada harga
pasar, termasuk tingkat suku bunga dan kurs nilai tukar nilai tukar dari instrument keuangan.
Risiko pasar utama bagi Perseroan adalah risiko nilai tukar mata uang asing yang terkait
perubahan kurs nilai tukar dari utang yang didenominasi dalam mata uang asing, risiko
likuiditas dan kredit serta risiko harga komoditas.
Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi dalam mata uang selain mata uang
fungsional dari Perseroan dan Entitas Anak yang terutama disebabkan oleh volatilitas atau
fluktuasi nilai tukar mata uang asing tersebut. Volatilitas ini menghasilkan pendapatan dan
beban Perseroan dan Entitas Anak.
Risiko Modal
Perseroan mengelola risiko modal untuk memastikan kemampuan untuk melanjutkan
keberlangsungan usaha dan operasional perusahaan, selain memaksimalkan keuntungan para
pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perseroan terdiri
dari kas serta ekuitas pemegang saham induk dan kepentingan non pengendali.
Risiko lainnya
Risiko lainnya adalah persaingan usaha dengan perusahan properti lainnya khususnya yang
berada di wilayah pengembangan yang sama dengan Perseroan. Guna menghadapi
permasalahan ini, Perseroan menyadari bahwa perumahan yang ditawarkan harus memberikan
mutu dan kualitas perumahan serta pelayanan yang lebih baik. Oleh karenanya, Perseroan
selalu berupaya untuk memberikan yang lebih kepada kepada konsumen hal ini menjadi faktor
yang signifikan dalam menghadapi persaingan.
Evaluasi Efektivitas Manajemen Risiko
Sistem pengendalian internal di masing-masing bagian merupakan faktor utama yang langsung
berperan dalam manajemen risiko. Sedangkan Audit Internal merupakan bagian yang menilai
dan mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko tersebut.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
57
Annual Report 2015
Audit Internal juga melakukan evaluasi dan penilaian risiko dari sudut pandang audit (internal
audit risk assessment) yaitu menyangkut tingkat risiko dan tingkat pengendalian. Hasil penilaian
ini dijadikan acuan untuk tindak lanjut perbaikan pengendalian internal dan manajemen risiko.
Evaluasi efektivitas sistem manajemen risiko yang telah/ akan dilakukan oleh bagian Audit
Internal adalah sebagai berikut:
1. Melakukan monitoring, review dan evaluasi terhadap manajemen risiko yang telah
diterapkan.
2. Melakukan koordinasi dan pembahasan manajemen risiko dengan bagian terkait.
3. Menyampaikan laporan analisis risiko dan kepatuhan secara berkala kepala Direksi.
PERKARA PENTING
Sesuai Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 bahwa tanah yang belum dikembangkan PT Bhaskara
Mutu Sentosa, anak Perusahaan termasuk dalam wilayah ruang terbuka hijau (jalur hijau).
Karena masih minimnya data yang kami ketahui tentang hal tersebut, maka PT Bhaskara Mutu
Sentosa melakukan langkah-langkah klarifikasi kepada Pemda Kota Tangerang atas status
tanah tersebut yang mana PT Bhaskara Mutu Sentosa telah mengajukan permohonan izin lokasi
untuk pembangunan perumahan di kawasan seluas ±150.000 M2 yang terletak di Desa
Cipondoh, Kecamatan Cipondoh, Kotamadya Tangerang, dan pemberian izin lokasi tersebut
telah dikabulkan oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang melalui suratnya
Nomor 595.1/SK.04-Pem/1993 yang diterbitkan pada tanggal 4 Agustus 1993. Bahwa atas
pemberian izin lokasi tersebut telah dilakukan perpanjangan dengan dikeluarkannya
perpanjangan izin lokasi melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya
Tangerang Nomor 460.05-SK.106.P tanggal 9 Agustus 1994. Bahwa terhadap pemberian izin
lokasi tersebut, PT Bhaskara Mutu Sentosa telah melakukan pembebasan tanah seluas 127.093
M2, sebagaimana dinyatakan pada Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 6342/Cipondoh dan
Nomor 6343/Cipondoh yang diterbitkan Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang bahwa PT
Bhaskara Mutu Sentosa adalah pemegang Hak Guna Bangunan atas lokasi yang dimaksud
pada Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang, bahwa selanjutnya
dalam Lampiran 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 tanah tersebut diatas dinyatakan sebagai kawasan
hijau. Karena tiadanya jawaban atas surat permintaan penjelasan mengenai status tanah dari
Pemerintah Daerah Kotamadya Tangerang maka PT Bhaskara Mutu Sentosa mengirimkan
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
58
Annual Report 2015
somasi pertama tertanggal 25 Februari 2014 dengan Nomor 01/Dir.BMS/XII/14 guna menanyakan
kejelasan status tanah tersebut kepada Walikota Tangerang. Karena tidak mendapatkan
jawaban, maka PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi kedua dengan Nomor
002/Dir.BMS/III/14 tanggal 10 Maret 2014 yang masih tidak mendapat tanggapan, lalu PT
Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi ketiga pada tanggal 17 April 2014.
Kemudian pada tanggal 25 Juli 2014 Walikota Tangerang mengirimkan Surat Tanggapan Nomor
180/2705-Bag.Hukum/2014 yang menyatakan bahwa Hak Guna Bangunan tersebut ditetapkan
sebagai Ruang Terbuka Hijau. Berdasarkan Surat Tanggapan tersebut, PT Bhaskara Mutu
Sentosa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara melalui Kantor Hukum
William Soerjonegoro & Partners yang diterima pada tanggal 21 Oktober 2014 di Kepaniteraan
Pengadilan Tata Usaha Negara Serang dengan Nomor Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG. Pada
tanggal 26 Februari 2015 Pengadilan Tata Usaha Negara memutuskan bahwa gugatan yang
diajukan oleh PT Bhaskara Mutu Sentosa tidak diterima. Berdasarkan hasil tersebut, PT
Bhaskara Mutu Sentosa kembali melakukan upaya hukum selanjutnya yaitu Banding. Sampai
dengan saat ini memori Banding atas Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara dengan Nomor
Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG antara PT Bhaskara Mutu Sentosa sebagai Pembanding melawan
Walikota Tangerang sebagai Terbanding telah diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Tata
Usaha Negara Serang pada tanggal 17 April 2015. Pada tanggal 15 Juli 2015, Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara Jakarta mengeluarkan Putusan atas perkara No. 46/G/2014/PTUN-SR G jo
131/B/2015/PT.TUN.JKT yang amar putusannya menyatakan untuk menguatkan Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara Serang No. 46/G/2014/PTUN-SRG tanggal 26 Februari 2015.
Pada tanggal 23 Februari 2016 PT Bhaskara Mutu Sentosa juga melakukan upaya hukum
lainnya yaitu Judicial Review dengan Nomor Register 11 P/HUM/2016. Sampai dengan saat ini
statusnya sedang dalam tahap pemeriksaan.
SANKSI ADMINISTRATIF
Selama tahun 2015, Perseroan tidak pernah dikenakan sanksi administrasi oleh otoritas pasar
modal dan otoritas lainnya.
KODE ETIK DAN BUDAYA PERSEROAN
Budaya Perseroan merupakan suatu pola mendasar yang dimiliki oleh seluruh anggota
Perseroan yang berisi nilai-nilai dan norma-norma serta kebiasaan yang dapat mempengaruhi
pemikiran, perilaku serta metode kerja karyawan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
59
Annual Report 2015
Kode etik Perseroan merupakan aturan guna mengatur perilaku etika dan menetapkan
larangan yang berlaku dalam ruang lingkup Perseroan, di mana mewajibkan dan berlaku bagi
dewan komisaris dan direksi serta seluruh karyawan untuk mematuhi peraturan dan ketentuan
yang berlaku.
Pokok-pokok ketentuan dalam kode etik ini meliputi komisi, jamuan, hadiah, pembayaran
tidak resmi, kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, hubungan antar karyawan, terjadi
pertentangan kepentingan antar pihak, mempekerjakan anggota keluarga dan pejabat atau
pegawai pemerintah, kegiatan dan sumbangan politik serta sumbangan kemanusiaan.
Pokok-pokok budaya Perseroan memiliki fungsi di dalam suatu organisasi antara lain memiliki
suatu peran dalam batas-batas tertentu yaitu menciptakan perbedaan antara satu organisasi
dengan organisasi yang lain. Selain itu, budaya digunakan untuk menyampaikan indentitas bagi
anggota-anggotanya, apabila setiap orang dalam perusahaan mampu menyelaraskan budaya
dengan strategi organisasi, maka tujuan perusahaan akan lebih efektif untuk dicapai.
Bentuk sosialisasi kode etik dan budaya Perseroan tersebut, kode etik ini disampaikan dan
dijelaskan secara langsung kepada seluruh pihak-pihak terkait termasuk pihak-pihak lain yang
melakukan hubungan bisnis atas nama Perseroan.
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
Perseroan memiliki pedoman sitem pelaporan dan penyelidikan pelanggaran atas suatu sistem
dan prosedur dalam melakukan pengawasan kegiatan bisnis Perseroan yang terus semakin
berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dapat mencegah segala kemungkinan terjadinya
segala pelanggaran yang dapat terjadi.
Setiap pelanggaraan dapat segera dilaporkan kepada masing-masing anggota komite audit
investigasi yang dibentuk Perseroan guna melakukan penyelidikan jika ada laporan dugaan
pelanggaran, baik lisan maupun tertulis atas permasalahan yang terjadi, setelah itu komite audit
investigasi dapat memahami dan menindak-lanjuti permasalahan yang terjadi serta melakukan
langkah-langkah penanganan yang tepat.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
60
Annual Report 2015
Dalam pelaksanaan penyelidikan, komite audit investigasi akan melindungi kerahasiaan pelapor
dan Perseroan menjamin atas keamanan pihak pelapor dan tidak ada tanggapan dalam
bentuk apapun yang ditujukan kepada pihak pelapor yang berkaitan dengan masalah yang
dilaporkannya.
Komite audit investigasi akan menyimpan setiap laporan yang diterima dan catatan
penyelidikan dalam waktu tidak kurang dari seminggu sejak laporan diterima, serta membuat
laporan berkala mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menindak-lanjuti setiap
laporan yang masuk dan penyelidikan yang dilakukan.
Selama tahun 2015, komite audit investigasi tidak menerima laporan dugaan pelanggaran yang
signifikan yang dapat merugikan Perseroan.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan tidak hanya berjalan sendiri melainkan juga memiliki
tanggung jawab baik kepada lingkungan sekitar, karyawan maupun konsumen Perseroan.
Tanggung jawab dalam lingkungan hidup terwujud salah satunya dalam bentuk menjaga
kelestarian di tempat kegiatan usaha berlangsung. Hal ini dilakukan melalui kegiatan
penanaman pohon guna mengurangi emisi gas karbon dan memastikan saluran air selalu bersih
dari sampah sehingga lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.
Dari segi praktik ketenagakerjaan, Perseroan tidak memberlakukan perbedaan status antara
pihak pria maupun wanita. Prestasi merupakan kunci penting di dalam menjalankan pekerjaan
dan kesempatan selalu terbuka bagi pihak yang ingin maju dan terus meraih prestasi di
bidangnya masing - masing karena Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia
merupakan salah satu aset yang penting bagi pertumbuhan Perseroan ke depannya. Tingkat
perpindahan karyawan juga sangat kecil, demikian juga dengan tingkat kecelakaan kerja nyaris
tidak pernah terjadi.
Mempekerjakan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perumahan yang
dikembangkan Perseroan sudah sejak dulu dilakukan. Demikian juga dengan perbaikan sarana
umum dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang bersifat sosial maupun keagamaan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
61
Annual Report 2015
Perseroan menyadari bahwa konsumen juga merupakan aset yang penting bagi Perseroan. Oleh
karenanya, Perseroan akan selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
Tanggung jawab produk yang diberikan kepada konsumen adalah dengan menyediakan
perumahan dengan mutu dan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Dalam hal
terjadi pengaduan dari konsumen, maka sedapat mungkin pengaduan tersebut diselesaikan
dalam waktu yang singkat dan dicarikan pemecahannya secepatnya sehingga kasus serupa
tidak kembali berulang di masa mendatang.
Selama tahun 2015, Perseroan baru dapat meluangkan dana sebesar Rp. 45 juta berkaitan
dengan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Ke depannya, diharapkan
partisipasi Perseroan dapat lebih meningkat dan berpartisipasi dalam bidang yang lebih luas
lagi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
62
Annual Report 2015
SURAT PERNYATAAN
ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam
laporan tahunan PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Tahun 2015 telah dimuat
secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan
Perseroan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 30 April 2016
DEWAN KOMISARIS
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
63
Annual Report 2015
LAPORAN
AUDITOR
&
LAPORAN
KEUANGAN
KONSOLIDASI
1
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2015 Dan 2014 Dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 Januari 2014/
31 Desember 2013
(Disajikan Kembali)
Catatan 31 Desember
2015
31 Desember 2014
(Disajikan Kembali)
ASET ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2h,2j,3
4,27,28
32.745.135.084 43.155.850.124 46.566.633.747
Piutang usaha - pihak ketiga
2h,3,5, 27,28
5.435.117.423 7.226.161.277 7.514.477.584
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
2h,3,6, 27,28
218.350.000 11.510.000.000 217.500.000
Persediaan real estat 2k,7 26.883.692.290 34.645.518.130 31.152.493.350 Biaya dibayar di muka 77.842.000 83.875.000 6.875.000
Jumlah Aset Lancar 65.360.136.797 96.621.404.531 85.457.979.681
ASET TIDAK LANCAR Penyertaan saham pada
entitas asosiasi
2l,8
67.434.528.011 30.734.547.575 36.979.633.947
Tanah yang belum dikembangkan
2k,2n,9
25.505.164.726 27.668.992.973 35.301.972.748
Uang muka pembelian tanah 10 22.853.522.523 - - Aset tetap – setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.475.630.292 pada tahun 2015, Rp 2.130.031.577 pada tahun 2014 dan Rp 1.877.622.067 pada tahun 2013
2m,2n, 3,11
1.110.365.873 971.828.937 1.327.127.663
Jumlah Aset Tidak Lancar 116.903.581.133 59.375.369.485 73.608.734.358
JUMLAH ASET 182.263.717.930 155.996.774.016 159.066.714.039
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2015 Dan 2014 Dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 Januari 2014/
31 Desember 2013
(Disajikan Kembali)
Catatan 31 Desember
2015
31 Desember 2014
(Disajikan Kembali)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Hutang usaha – pihak ketiga
2h,3 12,27,28
- 2.490.600.220 2.239.577.700
Hutang lain-lain – pihak ketiga
2h,3 27,28
817.756.322 1.426.237.881 673.109.950
Hutang pajak 2r,3,13 1.279.719.723 3.346.291.987 1.385.774.356
Beban masih harus dibayar 2h,3,
14,27,28
192.165.054 648.489.092 125.990.225
Uang muka penjualan – pihak ketiga
2p,15
10.293.612.380 12.815.344.907 23.750.847.834
Jumlah Liabilitas Jangka
Pendek
12.583.253.479 20.726.964.087 28.175.300.065
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Liabilitas imbalan pasca kerja 2o,3,16 1.462.535.613 1.669.723.248 3.238.372.520
JUMLAH LIABILITAS 14.045.789.092 22.396.687.335 31.413.672.585
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2015 Dan 2014 Dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 Januari 2014/
31 Desember 2013
(Disajikan Kembali)
Catatan 31 Desember
2015
31 Desember 2014
(Disajikan Kembali)
EKUITAS Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Modal saham - Nilai nominal saham Seri A Rp 500 dan saham seri B Rp 200
Modal dasar – 1.013.311.000 saham seri A dan 66.722.500 saham seri B
Modal ditempatkan dan disetor penuh – 260.000.000 saham seri A dan 66.722.500 saham seri B
17
143.344.500.000 143.344.500.000 143.344.500.000
Tambahan modal disetor 18 (1.767.134.491 ) (1.767.134.491 ) (1.767.134.491 ) Saham treasuri 2s,17 (36.023.050 ) (36.023.050 ) (36.023.050 ) Keuntungan revaluasi aset
tetap
2m,11
39.067.341.672 - - Keuntungan (kerugian) yang
belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual
6
(159.900.000 ) 1.268.750.000 (63.750.000 ) Saldo laba (defisit) Telah ditentukan
penggunaannya
19
2.300.000.000 2.300.000.000 2.300.000.000
Belum ditentukan penggunaannya
(14.536.883.494 ) (11.516.355.078 ) (16.131.354.375 )
Sub-jumlah
168.211.900.637 133.593.737.381 127.646.238.084
Kepentingan nonpengendali 20 6.028.201 6.349.300 6.803.370
JUMLAH EKUITAS
168.217.928.838 133.600.086.681 127.653.041.454
JUMLAH LIABILITAS DAN
EKUITAS
182.263.717.930 155.996.774.016 159.066.714.039
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 Catatan 2015 (Disajikan Kembali)
PENJUALAN BERSIH 2p,21 16.970.149.091 49.251.127.287 BEBAN POKOK PENJUALAN 2p,22 (9.238.808.304) (25.133.759.481)
LABA KOTOR 7.731.340.787 24.117.367.806
Beban penjualan 2p,23 (968.794.681) (1.980.803.054) Beban umum dan administrasi 2p,24 (6.993.829.902) (10.976.363.996) Beban pajak final 2r,3,13 (966.861.929) (2.462.556.364) Beban usaha lainnya - bersih 2n,2p,25 (2.054.451.259) (1.609.741.567)
LABA (RUGI) USAHA (3.252.596.984) 7.087.902.825
Penghasilan bunga - bersih 2p 2.207.090.991 2.068.090.725 Bagian atas rugi dari entitas asosiasi 2l,8 (2.040.132.167) (6.149.153.421)
LABA (RUGI) NETO TAHUN BERJALAN (3.085.638.160) 3.006.840.129
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Pengukuran kembali atas imbalan
pasca kerja 8,16 64.788.645 1.607.705.098
Keuntungan revaluasi aset tetap 8,11 39.067.341.672 - Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Aset keuangan tersedia untuk dijual 6 (1.428.650.000) 1.332.500.000
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 34.617.842.157 5.947.045.227
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 Catatan 2015 (Disajikan Kembali)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk (3.085.317.061) 3.007.294.199 Kepentingan nonpengendali 2d,20 (321.099) (454.070)
JUMLAH (3.085.638.160 ) 3.006.840.129
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk 34.618.163.256 5.947.499.297 Kepentingan nonpengendali 2d,20 (321.099) (454.070)
JUMLAH 34.617.842.157 5.947.045.227
LABA (RUGI) PER SAHAM YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2t,26 (9,44) 9,20
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk
Surplus Revaluasi
Keuntungan (kerugian)
yang Belum Direalisasi
Atas Perubahan Nilai Wajar
Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual
Modal Saham Tambahan
Modal Disetor
Saldo Laba (Defisit)
Jumlah Kepentingan
Nonpengendali Jumlah Ekuitas Saham
Treasuri
Telah Ditentukan
Penggunaannya
Belum Ditentukan
Penggunaannya
Saldo 1 Januari 2014 143.344.500.000 (1.767.134.491 ) (36.023.050 ) - (63.750.000 ) 2.300.000.000 (15.950.235.316 ) 127.827.357.143 6.803.370 127.834.160.513 Dampak adopsi PSAK
No. 24 - - - - - - (181.119.059 ) (181.119.059 ) - (181.119.059)
Saldo per 1 Januari
2014 (disajikan kembali) 143.344.500.000 (1.767.134.491 ) (36.023.050 ) - (63.750.000 ) 2.300.000.000 (16.131.354.375 ) 127.646.238.084 6.803.370 127.653.041.454
Laba neto tahun berjalan - - - - - - 3.007.294.199 3.007.294.199 (454.070 ) 3.006.840.129 Penghasilan
komprehensif lain - - - - 1.332.500.000 - 1.607.705.098 2.940.205.098 - 2.940.205.098
Saldo 31 Desember
2014 (disajikan kembali) 143.344.500.000 (1.767.134.491 ) (36.023.050 ) - 1.268.750.000 2.300.000.000 (11.516.355.078 ) 133.593.737.381 6.349.300 133.600.086.681
Rugi neto tahun berjalan - - - - - - (3.085.317.061 ) (3.085.317.061 ) (321.099 ) (3.085.638.160) Penghasilan
komprehensif lain - - - 39.067.341.672 (1.428.650.000 ) - 64.788.645 37.703.480.317 - 37.703.480.317
Saldo 31 Desember
2015 143.344.500.000 (1.767.134.491 ) (36.023.050 ) 39.067.341.672 (159.900.000 ) 2.300.000.000 (14.536.883.494 ) 168.211.900.637 6.028.201 168.217.928.838
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
7
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2015 2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 16.239.460.424 38.603.940.666 Pembayaran kas kepada: Pemasok (1.476.982.464) (28.626.784.261) Kontraktor (2.490.600.220) (251.022.520) Gaji dan tunjangan (2.643.862.957) (2.787.359.238) Beban operasi (9.566.892.346) (13.846.712.764)
Kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi 61.122.437 (6.907.938.117) Penghasilan bunga - bersih 2.207.090.991 2.068.090.725 Pembayaran pajak (3.033.434.193) (2.462.556.364)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (765.220.765) (7.302.403.756)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap (168.800.000) (14.160.000) Uang muka pembelian tanah (22.853.522.523) - Tanah yang belum dikembangkan 2.163.828.248 7.632.979.775 Aset keuangan tersedia untuk dijual 11.213.000.000 (3.727.199.642 )
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (9.645.494.275) 3.891.620.133
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (10.410.715.040) (3.410.783.623) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 43.155.850.124 46.566.633.747
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 32.745.135.084 43.155.850.124
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 114 tanggal 22 Mei 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., yang kemudian diubah berdasarkan Akta No. 30 tanggal 14 Oktober 1985 dari notaris yang sama mengenai perubahan maksud dan tujuan Perusahaan. Akta Pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-31.HT.01.01.Th.86 tanggal 4 Januari 1986 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70, Tambahan No. 3745 tanggal 2 September 1997. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 5 tanggal 12 Juni 2015 yang dibuat di hadapan Notaris Firdhonal, S.H., antara lain sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan (pasal 4 sampai 28) untuk menyesuaikan dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 32/POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.04/2014 dan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-0950865 tanggal 11 Juli 2015. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang real estat dan kontraktor. Pada saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah sebagai pengembang (developer) untuk perumahan Bintang Metropol, Mahkota Simprug dan Saung Riung yang masing-masing berlokasi di Bekasi, Tangerang dan Karawang. Perusahaan berkedudukan di Gedung Ribens Autocars, Jln. R.S. Fatmawati No. 188, Jakarta Selatan dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Februari 1994. Perusahaan tidak memiliki entitas induk (ultimate parent) oleh karena tidak terdapat entitas yang memiliki saham Perusahaan lebih dari 50%.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 4 Desember 1997, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-2786/PM/1997 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana sejumlah 70.000.000 saham biasa atas nama kepada masyarakat dengan nilai nominal dan harga penawaran masing-masing sebesar Rp 500 per saham yang disertai dengan penerbitan 27.500.000 waran yang melekat pada saham dengan harga pelaksanaan Rp 500 untuk setiap waran. Waran tersebut berlaku sampai dengan tanggal 18 Desember 2000 dan sampai dengan tanggal tersebut tidak ada hak waran yang dilaksanakan.
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) [dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)] pada tanggal 19 Desember 1997. Pada tanggal 30 September 2000, Perusahaan menerbitkan 190.000.000 saham Seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 66.722.500 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Penerbitan saham tersebut berasal dari penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang telah disetujui oleh Direksi BEJ melalui Pengumuman No. PENG-140/BEJ.EEM/09-2000 tanggal 19 September 2000.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)
c. Entitas Anak
Ringkasan informasi mengenai Entitas Anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Tahun Awal Jumlah Aset Tempat Persentase Bidang Kegiatan Sebelum Konsolidasi
Nama Entitas Anak Kedudukan Kepemilikan Usaha Komersial 2015 2014
PT Bhaskara Mutu Sentosa (BMS) Jakarta 99,93% Pengembangan Belum beroperasi 19.925.951.657 18.704.839.111 tanah di Tangerang
d. Komisaris, Direksi, Komite Audit serta Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
2015 2014
Dewan Komisaris Komisaris Utama : Michella Ristiadewi Richard Rachmadi Wiriahardja Komisaris : Maria Florentina Tulolo Maria Florentina Tulolo Komisaris Independen : Rosa Lestari Putri Rosa Lestari Putri Dewan Direksi Direktur Utama : Richard Rachmadi Wiriahardja (Alm.) Parningotan Okto Luther Direktur : Suhsih Boentoro Michella Ristiadewi Suhsih Boentoro Adapun susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 2014
Ketua : Rosa Lestari Putri Rosa Lestari Putri Anggota : Anita Pranowo Putri Meina Mutya Caesarika Dwi Sekar Palupi Anita Pranowo Putri Dewan Komisaris (selain Komisaris Independen) dan Dewan Direksi adalah personil manajemen kunci Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing adalah sebanyak 28 dan 40 orang (tidak diaudit).
e. Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian ini telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi Perusahaan, selaku pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan dan penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, pada tanggal 17 Maret 2016.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN
a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK - IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014, kecuali untuk penerapan beberapa PSAK dan ISAK baru ataupun revisi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini. Laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 telah disajikan dalam laporan keuangan karena penerapan restropektif kebijakan akuntansi tertentu. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan.
c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi Perusahaan telah menerapkan pertama kali atas PSAK dan ISAK, baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2015. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan transisi dalam standar dan interpretasi masing-masing.
Perusahaan telah menerapkan perubahan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK No. 1 (Revisi 2013) menjelaskan pengelompokan pos-pos yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi pada titik masa depan harus disajikan secara terpisah dari pos-pos yang tidak direklasifikasi. Perubahan mempengaruhi penyajian dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan dan kinerja Grup.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan) Di antara PSAK dan ISAK baru dan revisi, PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup terkait dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan imbalan pasca kerja. Perubahan kebijakan akuntansi Grup adalah sebagai berikut:
(1) Seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui langsung melalui penghasilan komprehensif
lain, maka eliminasi „pendekatan koridor‟ diizinkan versi PSAK No. 24 sebelumnya. (2) Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi. (3) Biaya bunga dan pengembalian yang diharapkan dari aset program diganti dengan jumlah
bunga neto yang dihitung dengan menggunakan tarif diskon pada liabilitas/aset imbalan pasti.
Grup telah menerapkan secara retrospektif amandemen PSAK No. 46 (Revisi 2014) tentang "Pajak Penghasilan". PSAK No. 46 (Revisi 2014) telah menjelaskan bahwa standar yang harus diterapkan untuk menghitung pajak penghasilan yang didasarkan pada laba fiskal. Standar ini telah diubah untuk memberikan pengecualian terhadap prinsip yang ada untuk pengukuran aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari properti investasi diukur sebagai nilai wajar. Karena penghapusan pajak penghasilan final sebagai bagian dari beban pajak penghasilan, Grup telah memutuskan untuk menyajikan semua pajak penghasilan final sebagai bagian dari beban operasi.
Grup telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013) secara retrospektif pada periode berjalan sesuai dengan ketentuan transisi yang ditetapkan dalam standar revisi. Laporan posisi keuangan konsolidasian periode komparatif yang disajikan, 1 Januari 2014/31 Desember 2013, dan angka perbandingan 31 Desember 2014 telah disajikan kembali. Penyesuaian yang dihasilkan dari perubahan kebijakan akuntansi di atas dirangkum dalam tabel berikut:
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
(Disajikan sebelumnya)
Penyesuaian
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali)
Laporan Posisi Keuangan
Aset
Penyertaan saham pada entitas asosiasi 36.910.459.451 69.174.496 36.979.633.947
Liabilitas Liabilitas imbalan pasca kerja 2.988.078.964 250.293.556 3.238.372.520
Ekuitas Saldo laba (defisit)
Belum ditentukan penggunaannya (15.950.235.316 ) (181.119.059 ) (16.131.354.375)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan)
PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” menggantikan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” dan ISAK No. 7, “Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus”. PSAK No. 65 merubah definisi pengendalian tersebut sehingga investor memiliki kontrol atas investee, (a) kekuasaan atas investee, (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. Panduan tambahan telah dimasukkan dalam PSAK No. 65 menjelaskan ketika seorang investor memiliki kontrol atas investee. Perubahan tersebut mempengaruhi kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anaknya dalam kaitannya dengan definisi kontrol dan tidak memiliki dampak pada posisi keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknya atau kinerja. Selain itu, penerapan standar dan interpretasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan akuntansi Grup dan tidak memiliki dampak material terhadap jumlah yang dilaporkan untuk periode keuangan berjalan atau sebelumnya: • PSAK No. 4 (Revisi 2013), "Laporan Keuangan Tersendiri" • PSAK No. 15 (Revisi 2013), "Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama" • PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”
31 Desember 2014 (Disajikan sebelumnya)
Penyesuaian
31 Desember 2014 (Disajikan kembali)
Laporan Posisi Keuangan
Aset
Penyertaan saham pada entitas asosiasi 30.677.659.093 56.888.482 30.734.547.575 Liabilitas Liabilitas imbalan pasca kerja 3.045.215.141 (1.375.491.893 ) 1.669.723.248
Ekuitas Saldo laba (defisit)
Belum ditentukan penggunaannya (12.948.501.808 ) 1.432.146.730 (11.516.355.078) Laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain
Beban umum dan administrasi (10.983.274.994 ) 6.910.998 ( 10.976.363.996) Bagian atas rugi dari entitas asosiasi (6.148.036.758 ) 1.116.663 (6.149.153.421) Penghasilan komprehensif lain -
keuntungan atas liabilitas imbalan pasca kerja - (1.607.705.098 ) (1.607.705.098)
Laba (rugi) tahun berjalan yang
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 3.001.733.508 5.560.691 3.007.294.199 Kepentingan nonpengendali (483.131 ) 29.061 (454.070)
Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun
berjalan yang diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 4.334.448.009 1.613.051.288 5.947.499.297 Kepentingan nonpengendali (697.632 ) 243.562 (454.070)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Penerapan PSAK dan ISAK Baru dan Revisi (lanjutan) • PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset” • PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian” • PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” • PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” • PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama” • PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain” • PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar” • ISAK No. 26, “Pengukuran Kembali Derivatif Melekat”.
d. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan, selaku entitas induk, dan entitas anak (lihat Catatan 1c) sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki, baik secara langsung atapun tidak langsung, lebih dari setengah (50%) kekuasaan suara pada entitas anak. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal ketika Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk tiap transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa, kecuali dinyatakan lain. Seluruh saldo, penghasilan dan beban intra Perusahaan dan Entitas Anak yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari transaksi intra Perusahaan dan Entitas Anak dan dividen, dieliminasi secara penuh. Kepentingan Nonpengendali (KNP) adalah bagian dari ekuitas Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada Perusahaan. KNP disajikan pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan, selaku entitas induk. Seluruh laba rugi komprehensif konsolidasian diatribusikan kepada Perusahaan dan KNP, bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas Entitas Anak namun tanpa kehilangan pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak maka Perusahaan pada tanggal hilangnya pengendalian tersebut: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak pada
jumlah tercatatnya; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima dan distribusi saham (jika ada); - mengakui setiap sisa investasi pada Entitas Anak pada nilai wajarnya; - mereklasifikasi bagian Perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai
penghasilan komprehensif lain ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba dan;
- mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
e. Kombinasi Bisnis
Grup menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan kontinjensi. Beban akuisisi terkait dibebankan pada saat terjadinya. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Pada akuisisi bertahap, Grup mengakui kepentingan nonpengendali sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Grup atas aset bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laba rugi.
f. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
(a) Mata Uang Fungsional dan Penyajian Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Grup.
(b) Transaksi dan Saldo Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku saat itu. Pos non-moneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan nilai historis tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs yang timbul atas penyelesaian pos-pos moneter dan penjabaran kembali pos-pos moneter diakui pada laba rugi.
g. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, suatu pihak dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan, secara langsung atau tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 29 atas laporan keuangan konsolidasian.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
h. Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, yang sesuai. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal tergantung pada tujuan perolehan aset keuangan dan jika diperbolehkan dan sesuai, serta mengevaluasinya pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diakui apabila Grup memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui dengan menggunakan akuntansi tanggal transaksi yaitu tanggal di mana Grup berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value through profit or loss) (FVTPL). Adapun aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laba rugi.
Setelah pengakuan awal, pengukuran aset keuangan tergantung pada bagaimana aset keuangan tersebut dikelompokkan. Aset keuangan dapat diklasifikasikan dalam empat kategori berikut:
(a) Aset keuangan yang diukur pada FVTPL merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan
sebagai kelompok diperdagangkan (held for trading) atau pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh manajemen (apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti mempertimbangkan bahwa aset keuangan atau liabilitas keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar sebagaimana didokumentasikan di dalam manajemen risiko atau strategi investasi Grup) untuk diukur pada kelompok ini. Aset keuangan dalam kelompok ini diukur pada nilai wajarnya dan seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut (termasuk bunga dan dividen) diakui pada laba rugi. Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivable) merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas dan setara kas dan piutang usaha.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
h. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset Keuangan (lanjutan)
(c) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) yaitu aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.
(d) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak dikelompokkan ke dalam tiga kategori di atas. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual selanjutnya diukur pada nilai wajar. Perubahan nilai wajar aset keuangan ini diakui sebagai pendapatan komprehensif kecuali kerugian akibat penurunan nilai atau perubahan nilai tukar dan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus disajikan sebagai penyesuaian reklasifikasi dan diakui pada laba rugi. Kelompok aset keuangan ini adalah efek ekuitas.
Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Grup telah, secara substansial, mengalihkan aset keuangan tersebut berikut dengan seluruh risiko dan manfaat yang terkait kepada entitas lain.
Liabilitas Keuangan
Grup mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada FVTPL, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Ketika liabilitas keuangan yang ada saat ini diganti atau dimodifikasi oleh pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, perubahan atau modifikasi tersebut diakui sebagai penghentian pengakuan liabilitas lama dan pengakuan liabilitas baru di mana selisih yang timbul antara jumlah tercatat dari masing-masing liabilitas diakui di dalam laba rugi.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas kontraktual telah dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluarsa. Liabilitas keuangan Grup terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
h. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Saling Hapus antar Instrumen Keuangan
Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, 1) Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi harga penawaran pasar untuk aset dan harga yang ditawarkan atas liabilitas yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya tanpa dikurangi biaya transaksi.
Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Grup dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto atau model penetapan harga opsi.
i. Penurunan Nilai Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai.
(a) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian
penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi. Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
i. Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)
(b) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan, investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal dicatat pada biaya perolehan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.
(c) Untuk kelompok aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain harus diakui ke laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi.
j. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dipergunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi penggunaannya.
k. Aset Real Estat
Aset real estat meliputi 1) persediaan real estat yaitu bangunan rumah dalam penyelesaian, kavling tanah dan bangunan rumah yang tersedia untuk dijual serta 2) tanah yang sedang dan/atau belum dikembangkan di mana seluruhnya dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value).
Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah pra-pengembangan ditambah dengan biaya pengembangan langsung, kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada pengembangan aset real estat.
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah
ditambah kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya lainnya sehubungan dengan biaya perolehan tanah. Akumulasi biaya tersebut akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah dimulai.
Biaya perolehan bangunan rumah yang sedang dikonstruksi meliputi biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek, biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan proyek dan kapitalisasi biaya pinjaman.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
l. Investasi Pada Entitas Asosiasi
Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan atau Entitas Anak mempunyai pengaruh signifikan, biasanya mempunyai kepemilikan saham 20% atau lebih dari hak suara entitas. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi termasuk goodwill yang teridentifikasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, penerimaan dividen dari investee dan dikurangi dengan kerugian penurunan nilai sejak tanggal perolehan.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil
operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika diterapkan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi di eliminasi sesuai dengan jumlah kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi, disesuaikan jika diperlukan, untuk menjamin konsistensi kebijakan akuntansi dengan yang digunakan oleh Grup.
m. Aset Tetap
Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset terdiri dari harga
pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Biaya pengurusan legal awal untuk hak atas tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan biaya ini tidak disusutkan. Biaya yang berkaitan dengan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai beban ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau manfaat ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.
Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang
terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Grup dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada tahun di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan memilih menggunakan model revaluasi untuk tanah
dan bangunan agar aset tetap mencerminkan nilai wajar mengingat aset tetap adalah merupakan komponen utama dari aset Perusahaan.
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke
ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
m. Aset Tetap (lanjutan) Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam penghasilan
komprehensif lain. Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi aset tetap tersebut. Penurunan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas di bawah dari surplus revaluasi.
Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama
estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20 Peralatan dan perabot kantor 5 Kendaraan 5
Nilai residu, masa manfaat ekonomi dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap akhir tahun keuangan atas pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi yang berlaku prospektif.
Jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali jika jumlah
tercatat aset lebih besar dari jumlah yang dapat terpulihkan tersebut. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa
depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai selisih antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
n. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
Aset yang diamortisasi ditelaah untuk penurunan nilai apabila terjadi kondisi atau perubahan yang
mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai diakui sebesar selisih jumlah tercatat aset terhadap jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakai. Untuk tujuan menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah teridentifikasi (unit penghasil kas). Aset non-keuangan yang mengalami penurunan nilai ditelaah untuk kemungkinan pembalikkan atas penurunan nilai tersebut pada setiap tanggal pelaporan.
o. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Grup menyediakan imbalan pasca kerja pasti kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003. Liabilitas neto Grup atas program imbalan pasti dihitung dari nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja
pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program, jika ada. Perhitungan liabilitas imbalan pasca kerja dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periode pelaporan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
o. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja (lanjutan) Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasca kerja, meliputi a) keuntungan dan kerugian aktuarial, b)
imbal hasil atas aset program, tidak termasuk bunga, dan c) setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk bunga, diakui di penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya.
Ketika program imbalan berubah atau terdapat kurtailmen atas program, bagian imbalan yang
berubah terkait biaya jasa lalu, atau keuntungan atau kerugian kurtailmen, diakui di laba rugi pada saat terdapat perubahan atau kurtailmen atas program.
Grup menentukan (penghasilan) beban bunga neto atas (aset) liabilitas imbalan pasca kerja neto
dengan menerapkan tingkat bunga diskonto pada awal periode pelaporan tahunan untuk mengukur liabilitas imbalan pasca kerja selama periode berjalan.
Grup mengakui keuntungan dan kerugian atas penyelesaian liabilitas imbalan pasca kerja pada saat
penyelesaian terjadi. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian merupakan selisih antara nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja yang ditetapkan pada tanggal penyelesaian dengan harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dan setiap pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh Grup sehubungan dengan penyelesaian tersebut.
Grup mengakui (1) biaya jasa, yang terdiri dari biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan setiap keuntungan
atau kerugian atas penyelesaian, dan (2) penghasilan atau beban bunga neto di laba rugi pada saat terjadinya.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 tentang “Akuntansi
Pengembangan Real Estat”. Berdasarkan PSAK tersebut maka: 1. Penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lain beserta kavling tanahnya diakui dengan
metode akrual penuh (full accrual method) apabila telah memenuhi seluruh kriteria berikut: a. Proses penjualan telah selesai. b. Harga jual akan tertagih. c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan
datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli. d. Perusahaan dan Entitas Anak telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit
bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan serta Perusahaan dan Entitas Anak tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
2. Penjualan kavling tanah tanpa bangunan diakui dengan metode akrual penuh apabila pada saat pengikatan jual beli seluruh kriteria berikut ini telah terpenuhi: a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan
jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli. b. Harga jual akan tertagih. c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain
yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga Perusahaan dan Entitas Anak tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban Perusahaan dan Entitas Anak, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan Perusahaan dan Entitas Anak dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.
Seluruh penerimaan hasil penjualan bangunan rumah dan kavling tanah yang belum memenuhi persyaratan di atas, ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit serta dikelompokkan sebagai akun “Uang Muka Penjualan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Penerimaan dari tanda jadi untuk pembelian yang batal, biaya administrasi, penghasilan bunga dari para pembeli, biaya perbaikan (yang tidak ditanggung oleh kontraktor), biaya pemeliharaan sebelum penyerahan dan beban usaha lainnya diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
q. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estate
Beban Aktivitas pengembangan real estate yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real
estate adalah:
1. Beban pra-perolehan tanah 2. Beban perolehan tanah 3. Beban yang secara langsung berhubungan dengan proyek 4. Beban yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estate 5. Beban pinjaman
Beban yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah:
1. Beban pra-perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh 2. Kelebihan beban dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang
dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan sehubungan dengan penjualan unit.
Apabila akumulasi biaya ke proyek pengembangan lebih rendah dari realisasi pendapatan pada masa depan maka selisihnya akan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Atas perbedaan yang terjadi manajemen akan melakukan penyisihan secara periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi jumlah tercatat proyek dan dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Beban yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode identifikasi khusus (Specific Identification Method).
Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir tahun pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Jika terjadi perubahan mendasar, manajemen akan melakukan revisi dan realokasi biaya. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian aktivitas pengembangan adalah berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan (cost to cost basis).
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) q. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estate (lanjutan)
Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real estat.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual.
r. Pajak Penghasilan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71/2008 yang ditetapkan pada tanggal
4 November 2008, penghasilan dari penjualan atau pengalihan tanah dan/atau bangunan untuk pengembang real estat dikenakan pajak final sebesar 5% yang dihitung dari nilai penjualan atau pengalihan, dan beban yang berhubungan dengan kegiatan tersebut tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan badan.
Perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak kini sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subjek pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan
sebagai beban pajak penghasilan pada laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
s. Saham Treasuri
Saham treasuri merupakan saham yang diperoleh kembali dan dimiliki oleh Perusahaan. Saham
tersebut diakui sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan atau pembatalan saham treasuri diakui langsung ke ekuitas.
t. Laba (Rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan selaku entitas induk selama tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
u. Segmen Operasi
Segmen operasi disajikan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang diberikan oleh para manajer segmen kepada pembuat keputusan operasional. Segmen operasi tersebut dikelola secara independen oleh tiap-tiap manajer yang bertanggungjawab atas kinerja dari masing-masing segmen operasi yang ada dalam lingkup wewenangnya. Sedangkan pembuat keputusan operasional adalah pihak yang melakukan penelaahan terhadap laporan segmen di mana laporan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan serta pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada setiap akhir periode pelaporan. Namun, hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi, ketidakpastian atas asumsi serta estimasi tersebut dapat menimbulkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada tahun berikutnya. Pertimbangan yang dibuat dalam penerapan kebijakan akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbangan berikut, selain yang telah tercakup dalam estimasi, yang memiliki dampak signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya dari masing-masing entitas. Penentuan mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan karena berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi di lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2014) telah terpenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 27 atas laporan keuangan konsolidasian. Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Masa Manfaat Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa aset dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah/direvisi. Jumlah tercatat aset tetap Grup pada tanggal laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di dalam Catatan 11 atas laporan keuangan konsolidasian.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan pajak tertentu yang penentuan akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Ketika hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan penyisihan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat hutang pajak penghasilan Grup diungkapkan di dalam Catatan 13 atas laporan keuangan konsolidasian.
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Penentuan liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dengan jumlah yang diestimasi diperlakukan sesuai dengan kebijakan sebagaimana diatur dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian. Sementara manajemen Grup berpendapat bahwa asumsi yang digunakan adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan dari hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan secara material dapat mempengaruhi perkiraan jumlah liabilitas imbalan pasca kerja dan beban imbalan kerja karyawan. Jumlah tercatat liabilitas imbalan pasca kerja Grup diungkapkan pada Catatan 16 atas laporan keuangan konsolidasian.
4. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini seluruhnya dalam mata uang Rupiah dan terdiri dari:
2015 2014
Bank PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 8.394.371.956 9.749.158.137 PT Bank Rakyat Indonesia Syariah 465.789.357 460.370.387 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 334.912.857 2.471.942.383 PT Bank DKI 283.897.534 186.283.248 PT Bank Victoria International Tbk 226.055.650 1.157.509.219 PT Bank Central Asia Tbk 201.116.082 258.373.799 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 168.488.533 28.423.734 PT Bank CIMB Niaga Tbk 71.784.143 72.671.722 PT Bank Pan Indonesia Tbk 30.538.953 15.573.652 PT Bank Sinarmas Tbk 3.027.643 3.431.143
Sub-jumlah - Bank 10.179.982.708 14.403.737.424
Deposito berjangka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 22.565.152.376 28.752.112.700
Jumlah 32.745.135.084 43.155.850.124
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
Tingkat suku bunga deposito berjangka pada tahun 2015 dan 2014 adalah 8,5% per tahun dengan jangka waktu penempatan 1 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis (automated roll over). Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat pembatasan terhadap penggunaan kas dan setara kas, penempatan kas dan setara kas pada pihak-pihak berelasi, ataupun kas dan setara kas yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Rincian akun piutang usaha berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual adalah sebagai berikut:
2015 2014
Tipe 36/120 1.256.730.000 403.930.000 Tipe 21/60 994.647.491 1.683.385.717 Tipe 38/90 507.365.840 713.649.123 Tipe 33/72 372.099.300 976.806.300 Tipe 39/120 283.240.000 399.920.000 Tipe 51/135 266.268.763 253.568.763 Tipe 39/108 120.772.944 172.822.944 Tipe 39/90 119.308.613 251.054.098 Tipe 32,5/69 118.771.988 206.731.988 Tipe 38/75 117.130.002 198.960.002 Tipe 33/78 107.712.000 163.812.000 Tipe 33/84 102.650.000 344.550.000 Tipe 38/78 81.127.377 121.582.377 Tipe 45/105 76.196.656 112.601.956 Tipe 36/69 64.305.500 83.605.500 Tipe 32/75 50.025.565 72.483.005 Tipe 33/90 35.395.000 168.695.000 Tipe 44/105 10.250.000 10.250.000 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 751.120.384 887.752.504
Jumlah 5.435.117.423 7.226.161.277
Saldo piutang usaha di atas seluruhnya dalam mata uang Rupiah di mana meliputi:
- piutang kepada pihak bank atas transaksi penjualan real estat melalui fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR) atas rumah-rumah inden dan,
- sisa tagihan retensi yang masih belum dibayarkan oleh pihak bank terkait dengan fasilitas KPR di atas.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan)
Adapun rincian akun piutang usaha berdasarkan nama bank pemberi fasilitas KPR adalah sebagai berikut:
2015 2014
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.915.373.279 2.077.091.260 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1.897.838.537 2.799.387.638 PT Bank DKI 692.678.803 1.115.838.804 PT Bank CIMB Niaga Tbk 504.588.551 809.425.328 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 424.638.253 424.418.247
Jumlah
5.435.117.423 7.226.161.277
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal akta jual beli/akad kredit adalah sebagai berikut:
2015 2014
Kurang dari 30 hari 550.000.000 613.828.006 31 - 60 hari - 1.141.047.710 61 - 90 hari - 17.200.000 91 - 360 hari 482.350.501 1.017.316.377 Lebih dari 360 hari 4.402.766.922 4.436.769.184
Jumlah 5.435.117.423 7.226.161.277
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat adanya bukti objektif atas penurunan nilai piutang dan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan adanya penyisihan penurunan nilai atas piutang.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
6. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Rincian aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:
2015 2014
PT Golden Energy Mines Tbk 140.000.000 200.000.000 PT PP Property Tbk 35.600.000 - PT Bumi Resources Tbk 25.000.000 - PT Blue Bird Tbk 17.750.000 11.310.000.000
Jumlah 218.350.000 11.510.000.000
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
6. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL (lanjutan) Mutasi keuntungan (kerugian) aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang belum direalisasi adalah sebagai berikut:
2015 2014
Saldo awal 1.268.750.000 (63.750.000) Laba (rugi) yang belum direalisasi yang diakui di ekuitas (78.650.000) 1.278.400.000 Jumlah yang direalisasi ke laba rugi (1.350.000.000) 54.100.000
Saldo akhir (159.900.000) 1.268.750.000
Laba (rugi) penjualan aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:
2015 2014
Harga perolehan 9.960.000.000 899.919.000 Harga pelepasan (11.310.000.000) (954.019.000)
Laba (rugi) 1.350.000.000 (54.100.000)
7. PERSEDIAAN REAL ESTAT
Akun ini terdiri dari: 2015 2014
Tanah matang (kavling tanah) 22.919.462.594 27.317.340.431 Bangunan rumah tersedia untuk dijual 3.964.229.696 7.328.177.699
Jumlah 26.883.692.290 34.645.518.130
Perusahaan tidak mengasuransikan persediaannya karena manajemen berkeyakinan bahwa risiko kerugian yang mungkin timbul atas persediaan tersebut tidak signifikan. Sepanjang tahun 2015 dan 2014, jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pokok penjualan masing-masing adalah sebesar Rp 9.238.808.304 dan Rp 25.133.759.481. Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas persediaan ataupun indikasi bahwa jumlah tercatat persediaan tersebut melampaui nilai realisasi netonya. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
8. PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI
Akun ini seluruhnya merupakan penyertaan saham pada PT Tiara Raya Bali International (TRBI) dengan kepemilikan sebesar 40%. Ringkasan data keuangan TRBI adalah sebagai berikut:
2015 2014
Jumlah aset 309.674.319.034 233.473.201.140 Jumlah liabilitas 93.487.999.008 109.036.832.205 Pendapatan bersih 66.275.220.979 61.390.280.140 Rugi neto (5.100.330.417) (15.372.883.553) Penghasilan komprehensif lain - neto 96.850.281.508 (27.923.378 )
Saham TRBI tidak memiliki kuotasi harga di pasar dan nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal. Seluruh penyertaan ini dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dengan rincian sebagai berikut:
2015 2014 2013
Saldo awal 30.734.547.575 36.979.633.947 51.543.220.544 Bagian atas rugi neto tahun
berjalan (2.040.132.167 ) (6.149.153.421 ) (14.632.761.093 ) Penghasilan komprehensif lain 38.740.112.603 (11.169.351 ) 69.174.496 Perubahan investasi - (84.763.600 ) -
Saldo akhir 67.434.528.011 30.734.547.575 36.979.633.947
9. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
Akun ini terdiri dari: 2015 2014
Tanah yang belum dikembangkan 28.845.642.240 27.668.992.973 Penghapusan (lihat Catatan 25) (3.340.477.514 ) -
Jumlah 25.505.164.726 27.668.992.973
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini seluruhnya merupakan tanah yang akan dikembangkan pada masa mendatang masing-masing seluas 170.285 m
2 dan 207.928 m
2 yang berada
di Tangerang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang, bagian tanah yang belum dikembangkan atas nama BMS, Entitas Anak, seluas 127.093 m
2 yang terletak di kawasan Cipondoh, Tangerang merupakan
kawasan ruang terbuka hijau.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
9. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN (lanjutan) Terkait hal di atas, BMS melalui surat Nomor 001/Dir-BMS/II/14 tanggal 25 Februari 2014 dan No. 002/Dir-BMS/III/14 tanggal 10 Maret 2014, mengajukan somasi 1 dan 2 kepada Walikota Tangerang perihal kejelasan status tanah tersebut.
Pada tanggal 25 Juli 2014, BMS menerima surat yang diterbitkan oleh Walikota Tangerang No. 180/2705-Bag.Hukum/2014, yang menetapkan Hak Guna Bangunan Nomor 6342/Cipondoh dan 6343/Cipondoh sebagai ruang terbuka hijau.
Pada tanggal 21 Oktober 2014, BMS mengajukan gugatan melalui Kantor Hukum Wiliam Soerjonegoro & Partners dan telah diterima oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Nomor Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG.
Pada tanggal 26 Februari 2015, BMS menerima surat Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang Nomor 46/G/2014/PTUN.SRG yang menyatakan gugatan tidak diterima. Pada tanggal 11 Maret 2015, BMS mengajukan permohonan banding di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang.
Pada tanggal 17 April 2015, memori banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara dengan gugatan Nomor 46/G/2014/PTUN.SRG telah diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang. Pada tanggal 15 Juli 2015, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta mengeluarkan putusan atas perkara No. 46/G/2014/PTUN.SRG Jo 131/B/2015/PT.TUN.JKT yang amar putusannya menyatakan bahwa menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang tanggal 26 Februari 2015.
10. UANG MUKA PEMBELIAN TANAH Pada tanggal 31 Desember 2015, akun ini seluruhnya merupakan uang muka pembelian tanah di Karawang seluas 76.705 m2
11. ASET TETAP
Rincian dan mutasi akun aset tetap adalah sebagai berikut:
2015
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Revaluasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan Tanah 34.032.000 - 20.000.000 281.899.000 295.931.000
Bangunan 70.400.000 - 50.400.000 103.836.651 123.836.651 Peralatan dan perabot
kantor 409.443.516 - - - 409.443.516 Kendaraan 2.587.984.998 168.800.000 - - 2.756.784.998
Jumlah Biaya Perolehan 3.101.860.514 168.800.000 70.400.000 385.735.651 3.585.996.165
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
11. ASET TETAP (lanjutan)
2015 (lanjutan)
2014
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah 34.032.000 - - 34.032.000 Bangunan 70.400.000 - - 70.400.000 Peralatan dan perabot kantor 481.959.732 14.160.000 86.676.216 409.443.516 Kendaraan 2.618.357.998 - 30.373.000 2.587.984.998
Jumlah Biaya Perolehan 3.204.749.730 14.160.000 117.049.216 3.101.860.514
Akumulasi Penyusutan Bangunan 61.306.655 3.519.996 - 64.826.651 Peralatan dan perabot kantor 403.492.505 27.418.732 86.676.218 344.235.019 Kendaraan 1.412.822.907 338.520.000 30.373.000 1.720.969.907
Jumlah Akumulasi Penyusutan 1.877.622.067 369.458.728 117.049.218 2.130.031.577
Nilai Buku 1.327.127.663 971.828.937
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 394.738.715 dan Rp 369.458.728 yang seluruhnya dialokasikan ke beban umum dan administrasi (lihat Catatan 23). Pada tanggal 31 Desember 2015, Perusahaan melakukan penilaian kembali atas tanah dan bangunan senilai Rp 400.561.000. Penilaian kembali aset tetap tersebut berdasarkan atas laporan No ID&R/PA/040316-01 tanggal 4 Maret 2016 dari Kantor Jasa Penilai Publik Ihot Dollar & Raymond.
Pada tanggal 31 Desember 2014, aset tetap berupa kendaraan dengan jumlah tercatat sebesar Rp 625.000.000 telah diasuransikan terhadap seluruh risiko (all risk) dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 540.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman, aset tetap yang tidak digunakan sementara ataupun aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif. Pada tanggal yang sama, jumlah tercatat bruto dari aset tetap yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan masing-masing adalah sebesar Rp 1.901.226.512 dan Rp 1.113.456.541.
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Revaluasi Saldo Akhir
Akumulasi Penyusutan Bangunan 64.826.651 3.520.000 49.140.000 - 19.206.651 Peralatan dan perabot
kantor 344.235.019 24.565.400 - - 368.800.419 Kendaraan 1.720.969.907 366.653.315 - - 2.087.623.222
Jumlah Akumulasi Penyusutan 2.130.031.577 394.738.715 49.140.000 - 2.475.630.292
Nilai Buku 971.828.937 1.110.365.873
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
11. ASET TETAP (lanjutan) Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas aset tetap.
12. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Pada tanggal 31 Desember 2014, akun ini seluruhnya merupakan hutang dalam mata uang Rupiah kepada para kontraktor dan pemasok dengan saldo sebesar Rp 2.490.600.220.
Rincian umur hutang usaha berdasarkan tanggal tagihan adalah sebagai berikut: 2014
Kurang dari 30 hari - 31 - 90 hari 2.490.600.220 91 - 180 hari - 181 - 360 hari - Lebih dari 360 hari -
Jumlah 2.490.600.220
Tidak ada jaminan yang secara khusus diberikan oleh Perusahaan atas hutang usaha. 13. PERPAJAKAN
Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut:
2015 2014
Perusahaan Pajak penghasilan (PPh) Pasal 4 (2) 29.155.890 94.426.532 Pasal 21 - 38.461.280 Pasal 23 - 166.301 Pajak penjualan final 89.889.173 250.448.545 Pajak bumi dan bangunan 989.685.842 577.502.056 Pajak pertambahan nilai (PPN) 170.988.818 2.385.287.273
Jumlah 1.279.719.723 3.346.291.987
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
13. PERPAJAKAN (lanjutan) Perhitungan beban pajak penjualan final dan hutang pajak penjualan final untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
2015 2014
Penjualan bersih menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian 16.970.149.091 49.251.127.287 Uang muka penjualan 2.367.089.487 -
Objek pajak penjualan final 19.337.238.578 49.251.127.287
Beban pajak penjualan final (5%) 966.861.929 2.462.556.364 Dikurangi pajak penjualan final yang telah disetorkan (876.972.756) (2.212.107.819)
Jumlah hutang pajak penjualan final 89.889.173 250.448.545
Sesuai dengan PP No. 71/2008 (lihat Catatan 2r) nilai penjualan yang menjadi dasar pengenaan pajak penjualan final adalah nilai yang tertinggi antara 1) nilai berdasarkan akta pengalihan hak atau 2) nilai jual objek pajak tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan.
Perhitungan pajak di atas menjadi dasar dalam penyusunan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang disampaikan kepada Kantor Pajak.
Pada tanggal 6 Januari 2014, Perusahaan menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan rincian sebagai berikut:
No. SKP Objek Pajak Jumlah
00004/201/11/054/14 SKPKB PPh Pasal 21 untuk Januari sampai dengan Desember 2011 55.947.570
00003/201/12/054/14 SKPKB PPh Pasal 21 untuk Januari sampai dengan Desember 2012 41.232.394
00001/240/12/054/14 SKPKB PPh Pasal 4 (2) untuk Januari sampai dengan Desember 2012 51.323.681
00008/203/12/054/14 SKPKB PPh Pasal 23 untuk Januari sampai dengan Desember 2012 7.537.643
00018/207/11/054/14 SKPKB PPN untuk Juni 2011 26.196.000
00019/207/11/054/14 SKPKB PPN untuk Desember 2011 114.274.224
00002/207/12/054/14 SKPKB PPN untuk Mei 2012 254.600
00003/207/12/054/14 SKPKB PPN untuk Desember 2012 211.537.001
00001/240/11/054/14 SKPKB PPh Pasal 4 (2) untuk Januari sampai dengan
Desember 2011 15.008.885
00003/206/11/054/14 SKPKB PPh untuk tahun 2011 60.794.011
Jumlah 584.106.009
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
13. PERPAJAKAN (lanjutan) Pada tanggal yang sama, Perusahaan juga menerima beberapa Surat Tagihan Pajak (STP) dengan rincian sebagai berikut:
No. STP Objek Pajak Jumlah
00017/107/11/054/14 STP STP PPN untuk Januari sampai dengan Desember 2011 134.290.660
00002/107/12/054/14 STP PPN untuk Januari sampai dengan Desember 2012 120.465.410
Jumlah 254.756.070
Pada tahun 2014, Perusahaan telah melunasi seluruh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) tersebut.
14. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini meliputi beban yang masih harus dibayarkan atas:
2015 2014
Komisi 174.165.054 636.489.092 Lain-lain 18.000.000 12.000.000
Jumlah 192.165.054 648.489.092
15. UANG MUKA PENJUALAN - PIHAK KETIGA
Rincian akun ini (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual) adalah sebagai berikut:
2015 2014
Kavling tanah 3.792.720.084 4.062.647.356 Tipe 51/135 1.568.854.087 2.495.287.726 Tipe 36/135 1.471.664.541 - Tipe 36/120 1.282.921.806 2.339.673.584 Tipe 78/75 877.487.728 877.487.728 Tipe 38/90 502.249.075 502.249.075 Tipe 33/72 323.563.645 349.906.371 Tipe 45/114 171.796.385 171.796.385 Tipe 39/120 119.436.363 1.188.545.455 Tipe 43/120 - 323.913.728 Tipe 36/78 - 291.636.363 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 182.918.666 212.201.136
Jumlah 10.293.612.380 12.815.344.907
Seluruh saldo uang muka penjualan di atas adalah dalam mata uang Rupiah.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Perusahaan memiliki program pensiun manfaat pasti yang sepenuhnya tidak didanai untuk mencakup seluruh karyawan tetap. Perusahaan mencadangkan liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan liabilitas imbalan pasca kerja untuk tahun 2015 dan 2014 berdasarkan pada laporan aktuaris independen, PT Quattro Asia Consulting berdasarkan Laporan No. 0000/LA-QAC/I/2016 tanggal 18 Januari 2016. Liabilitas tersebut dihitung menggunakan metode “Projected Unit Credit”, dengan asumsi-asumsi utama sebagai berikut:
2015 2014
Tingkat diskonto 9,03% per tahun 8,30% per tahun Tingkat kenaikan gaji 7% per tahun 7% per tahun Usia pensiun 55 tahun 55 tahun Tingkat mortalitas TMI III tahun 2011 TMI II tahun 2011 Tingkat pensiun dini/pengunduran diri 10% 10%
Jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif dari program imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
2015 2014
Beban jasa kini 209.362.398 189.452.867 Beban bunga 138.587.030 283.681.432 Dampak kurtailmen - (422.909.122)
Biaya imbalan pasti yang diakui pada laba rugi 347.949.428 50.225.177
Pendapatan komprehensif lain periode berjalan (6.282.063) (1.584.507.488) Keuntungan aktuaria atas penyesuaian - (34.366.961)
Biaya imbalan pasti yang diakui pada pendapatan komprehensif lain (6.282.063) (1.618.874.449)
Jumlah 341.667.365 (1.568.649.272)
Mutasi nilai kini liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut:
2015 2014 2013
Saldo awal liabilitas imbalan pasti 1.669.723.248 3.238.372.520 2.602.276.037 Biaya jasa kini 209.362.398 189.452.867 392.713.927 Beban bunga 138.587.030 283.681.432 - Dampak kurtailmen - (422.909.122 ) - Pembayaran liabilitas imbalan pasti (548.855.000 ) - - Pengukuran kembali atas liabilitas
imbalan pasca kerja (6.282.063 ) (1.618.874.449 ) 243.382.556
Saldo akhir liabilitas imbalan pasti 1.462.535.613 1.669.723.248 3.238.372.520
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (lanjutan)
Sensitivitas keseluruhan liabilitas pensiun terhadap perubahan tertimbang asumsi dasar adalah sebagai berikut:
2015
Perubahan asumsi Dampak pada liabilitas
Tingkat bunga diskonto Penurunan menjadi 8,03% Kenaikan menjadi 86.909.238 Kenaikan menjadi 10,03% Penurunan menjadi 74.794.571 Tingkat kenaikan gaji Penurunan menjadi 6,0% Penurunan menjadi 76.774.989 Kenaikan menjadi 8,0% Kenaikan menjadi 87.803.813
2014
Perubahan asumsi Dampak pada liabilitas
Tingkat bunga diskonto Penurunan menjadi 7,30% Kenaikan menjadi 108.840.651 Kenaikan menjadi 9,30% Penurunan menjadi 93.721.199 Tingkat kenaikan gaji Penurunan menjadi 6,0% Penurunan menjadi 5.921.815 Kenaikan menjadi 8,0% Kenaikan menjadi 6.567.517
Jatuh tempo yang tidak didiskontokan, manfaat program manfaat pasti pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Manfaat Jatuh Tempo
2015 2014
1 sampai dengan 2 tahun 780.776.400 708.227.500 2 sampai dengan 5 tahun 69.783.611 797.596.105 Diatas 5 tahun 12.129.096.584 15.886.677.450
Jumlah 12.979.656.595 17.392.501.055
17. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
2015
Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A Saham Seri B Persentase (lembar) (lembar) Kepemilikan Jumlah
Richard Rachmadi Wiriahardja (Direktur Utama) 52.724.700 66.522.500 36,50% 39.666.850.000 PT Artha Era Primayasa 62.663.875 - 19,18% 31.331.937.500 Michella Ristiadewi (Komisaris Utama) 27.500.000 - 8,42% 13.750.000.000 Siaw Yunus Subandi 21.464.700 - 6,57% 10.732.350.000 Maria Florentina Tulolo (Komisaris) 18.336.125 - 5,61% 9.168.062.500 Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) 76.951.100 200.000 23,61% 38.515.550.000
Sub-jumlah 259.640.500 66.722.500 99,89% 143.164.750.000
Saham treasuri 359.500 - 0,11% 179.750.000
Jumlah 260.000.000 66.722.500 100,00% 143.344.500.000
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
17. MODAL SAHAM (lanjutan)
2014
Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A Saham Seri B Persentase (lembar) (lembar) Kepemilikan Jumlah
Richard Rachmadi Wiriahardja (Komisaris Utama) 52.006.500 66.522.500 36,28% 39.307.750.000 PT Artha Era Primayasa 62.663.875 - 19,18% 31.331.937.500 Michella Ristiadewi (Direktur) 27.500.000 - 8,42% 13.750.000.000 Siaw Yunus Subandi 21.464.700 - 6,57% 10.732.350.000 Maria Florentina Tulolo (Komisaris) 18.336.125 - 5,61% 9.168.062.500 Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) 77.669.300 200.000 23,83% 38.874.650.000
Sub-jumlah 259.640.500 66.722.500 99,89% 143.164.750.000
Saham treasuri 359.500 - 0,11% 179.750.000
Jumlah 260.000.000 66.722.500 100,00% 143.344.500.000
Perusahaan telah melakukan pembelian kembali atas 359.500 saham Seri A dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp 36.023.050. Pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 2/POJK.04/2013 tentang “Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan” dan Surat Edaran OJK No. I/SEOJK.04/2013 tentang “Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuasi secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik”.
Pengelolaan Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat antara jumlah liabilitas dan ekuitas guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Perusahaan mengelola dan melakukan penyesuaian terhadap struktur permodalan berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan bisnis. Dalam rangka memelihara dan mengelola struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan atau menunda besaran pembagian dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru, membeli kembali saham yang beredar, mengusahakan pendanaan melalui pinjaman ataupun menjual aset untuk mengurangi pinjaman. Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yang sehat dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternatif pendanaan pada biaya pendanaan (cost of fund) yang wajar. Tidak ada ketentuan atau peraturan khusus yang ditetapkan bagi Perusahaan mengenai jumlah permodalan selain dari yang diatur di dalam Undang-undang No. 1/1995 tanggal 7 Maret 1995 mengenai Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40/2007 tanggal 16 Agustus 2007. Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan modal. Hutang neto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas, termasuk KNP. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, ringkasan perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
17. MODAL SAHAM (lanjutan)
2015 2014
Jumlah liabilitas 14.045.789.092 22.396.687.335 Dikurangi kas dan setara kas (32.745.135.084) (43.155.850.124)
Liabilitas neto (18.699.345.992) (20.759.162.789)
Jumlah ekuitas 168.217.928.842 133.600.086.681
Rasio hutang terhadap modal (0,111) (0,155)
18. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini terdiri dari:
Biaya emisi saham (lihat Catatan 1b) (1.611.076.661 ) Selisih nilai transaksi dengan entitas sepengendali (156.057.830 )
Jumlah (1.767.134.491 )
Saldo selisih nilai transaksi dengan entitas sepengendali timbul dari transaksi akuisisi 99,93% saham BMS, Entitas Anak, dari entitas sepengendali pada tanggal 14 Januari 1998 dengan rincian sebagai berikut:
Bagian atas jumlah tercatat ekuitas bersih BMS pada saat akuisisi 15.033.942.170 Imbalan yang dibayarkan (15.190.000.000 )
Selisih (156.057.830 )
19. SALDO LABA TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2002, Perusahaan mengalokasikan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 2.300.000.000 dari saldo laba. Pencadangan ini dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007.
20. KEPENTINGAN NONPENGENDALI
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2015 2014
Saldo awal 6.349.300 6.803.370 Bagian kepentingan nonpengendali atas rugi tahun berjalan (321.099) (454.070 )
Saldo akhir 6.028.201 6.349.300
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
21. PENJUALAN BERSIH
Akun ini seluruhnya merupakan penjualan real estat dengan rincian (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah) sebagai berikut:
2015 2014
Bangunan rumah: Tipe 36/120 11.802.320.000 542.000.000 Tipe 51/135 1.421.470.000 1.939.690.000 Tipe 39/120 1.013.200.000 - Tipe 36.135 643.000.000 - Tipe 21/60 493.181.818 23.852.872.731 Tipe 33/78 329.600.000 355.000.000 Tipe 43/120 304.650.000 - Tipe 33/72 - 11.174.450.000 Tipe 33/84 - 5.727.000.000 Tipe 33/90 - 4.570.000.000 Tipe 38/90 - 256.110.750 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 279.000.000 186.003.806
Sub-jumlah 16.286.421.818 48.603.127.287 Kavling tanah 683.727.273 648.000.000
Jumlah 16.970.149.091 49.251.127.287
Sepanjang tahun berjalan, tidak terdapat pelanggan individual yang nilai transaksinya melebihi 10% dari penjualan bersih kumulatif ataupun penjualan yang dilakukan kepada pihak-pihak berelasi.
22. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
2015 2014
Kavling tanah 5.777.263.304 14.244.605.401 Bangunan rumah 3.461.545.000 10.889.154.080
Jumlah 9.238.808.304 25.133.759.481
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
23. BEBAN PENJUALAN
Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:
2015 2014
Komisi penjualan 968.794.681 1.959.923.382 Iklan dan promosi - 20.879.672
Jumlah 968.794.681 1.980.803.054
24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
2015 2014
Gaji, upah dan tunjangan 2.643.862.957 2.787.359.238 Iuran dan perizinan 1.665.701.130 4.709.921.952 Pajak bumi dan bangunan 662.110.789 625.762.303 Penyusutan (lihat Catatan 11) 394.738.715 369.458.728 Listrik, air, telepon dan fax 365.682.542 319.864.610 Jasa profesional 358.125.544 370.790.000 Imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 16) 347.949.428 50.225.177 Asuransi karyawan 146.729.708 109.569.032 Keperluan kantor 129.491.288 1.125.029.378 Sumbangan 44.840.000 164.881.000 Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 234.597.801 343.502.578
Jumlah 6.993.829.902 10.976.363.996
25. BEBAN USAHA LAINNYA - BERSIH
Rincian beban usaha lainnya - bersih adalah sebagai berikut:
2015 2014
Laba penjualan saham 1.350.000.000 54.100.000 Biaya administrasi bank (38.271.344) (10.050.000) Rugi penghapusan tanah yang belum dikembangkan (3.340.477.514) - Lain-lain (25.702.401) (1.653.791.567)
Jumlah (2.054.451.259) (1.609.741.567)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
26. LABA (RUGI) PER SAHAM
Perhitungan laba atau rugi per saham sebagaimana disajikan di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai berikut:
2015 2014
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk (3.085.317.061) 3.007.294.199 Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun berjalan 326.722.500 326.722.500
Laba (rugi) per Saham (9,44) 9,20
27. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN
Perbandingan antara jumlah tercatat dan nilai wajar dari tiap kelompok aset dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
2015 2014
Jumlah Tercatat Nilai Wajar Jumlah Tercatat Nilai Wajar
Aset Keuangan Kas dan setara kas 32.745.135.084 32.745.135.084 43.155.850.124 43.155.850.124 Piutang usaha - pihak ketiga 5.435.117.423 5.435.117.423 7.226.161.277 7.226.161.277 7.323.488.985 7.323.488.985 Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 218.350.000 218.350.000 11.510.000.000 11.510.000.000 3.572.500.000 11.4%
Jumlah 38.398.602.507 38.398.602.507 61.892.011.401 61.892.011.401 10.895.988.985 10.895.988.985
Liabilitas Keuangan
Hutang usaha - pihak ketiga - - 2.490.600.220 2.490.600.220 Hutang lain-lain - pihak ketiga 817.756.322 817.756.322 1.426.237.881 1.426.237.881 3.572.500.000 11.4% Beban masih harus dibayar 192.165.054 192.165.054 648.489.092 648.489.092
Jumlah 1.009.921.376 1.009.921.376 4.565.327.193 4.565.327.193 10.895.988.985 10.895.988.985
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar aset dan liabilitas keuangan di atas adalah sebagai berikut: a. Nilai wajar dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 6) ditentukan berdasarkan
harga kuotasi di pasar aktif (hirarki nilai wajar Tingkat 1). Nilai wajar tersebut mengacu kepada harga penutupan (closing price) pada hari perdagangan terakhir di BEI.
b. Jumlah tercatat untuk kelompok aset dan liabilitas keuangan lainnya yang meliputi akun-akun kas dan setara kas, piutang usaha, hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar telah mendekati nilai wajarnya. Hal ini karena seluruh aset dan liabilitas keuangan tersebut berjangka pendek.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
28. KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Grup memiliki eksposur risiko dalam bentuk risiko kredit dan risiko harga serta risiko likuiditas. Manajemen terus memantau proses manajemen risiko Grup untuk memastikan keseimbangan yang sesuai antara risiko dan pengendalian yang dicapai. Kebijakan dan sistem manajemen risiko dipantau secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar dan kegiatan Grup.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan atau kontrak pelanggan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Tujuan Grup adalah untuk mencari pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dan meminimalkan kerugian yang terjadi karena peningkatan eksposur risiko kredit. Grup melakukan transaksi hanya dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. Ini adalah kebijakan Grup bahwa semua pelanggan yang akan melakukan transaksi secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Selain itu, saldo piutang dipantau secara terus menerus dengan tujuan bahwa eksposur Grup terhadap piutang tak tertagih tidak signifikan.
Guna meminimumkan eksposur yang ada atas simpanan dana di bank, Perusahaan hanya menempatkan dana pada bank yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. Manajemen juga senantiasa memantau kesehatan bank serta mempertimbangkan keikutsertaan bank dalam Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).
Terhadap eksposur yang terkait dengan dengan piutang, Perusahaan menerapkan manajemen kredit dengan prinsip kehati-hatian di mana mencakup prosedur verifikasi kredit, pertimbangan atas kredibilitas konsumen dan penetapan jaminan kredit dalam bentuk sertifikat kepemilikan tanah/rumah. Manajemen juga senantiasa memantau kolektibilitas penagihan dan mengupayakan secara maksimum pencapaian zero bad debt. Selain dari itu dalam transaksi penjualan real estat, manajemen juga melakukan kerjasama dengan pihak bank dalam bentuk penyediaan fasilitas KPR sehingga dapat meminimumkan risiko kredit.
Tabel di bawah menunjukkan analisis umur aset keuangan Grup yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
2015
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami
penurunan nilai
Belum jatuh tempo dan
tidak mengalami penurunan
nilai < 3
bulan
> 3 bulan dan < 1 tahun > 1 tahun
Mengalami penurunan
nilai
Penyisihan penurunan
nilai Jumlah
Kas dan setara kas 32.745.135.084 - - - - - 32.745.135.084 Piutang usaha – pihak
ketiga
550.000.000 - 482.350.501 4.402.766.922 - - 5.435.117.423 Aset keuangan yang
tersedia untuk dijual
218.350.000 - - - - - 218.350.000
Jumlah 33.513.485.084 - 482.350.501 4.402.766.922 - - 38.398.602.507
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
28. KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
a. Risiko Kredit (lanjutan)
b. Risiko Harga
Risiko harga pasar dalam hal ini adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar (selain risiko yang timbul dari risiko suku bunga atau risiko mata uang). Eksposur bagi Perusahaan atas risiko ini timbul dari investasi pada saham yang diperdagangkan di BEI (risiko harga efek ekuitas) yang seluruhnya dikelompokkan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 6).
Apabila pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, harga efek ekuitas tersebut bergerak naik atau turun masing-masing sebesar +8,95% dan +5,17% dan variabel lain diasumsikan konstan, maka jumlah laba dan ekuitas konsolidasian akan bergerak naik atau turun sebesar Rp 19.548.846 dan Rp 595.582.293. Analisis sensitivitas atas pergerakan efek ekuitas tersebut didasarkan pada rata-rata perubahan harga penutupan saham yang bersangkutan selama tahun 2015 dan 2014. Manajemen menggabungkan antara kecenderungan pasar, kondisi fundamental saham dan bauran portofolio dalam mengelola risiko ini dengan tujuan untuk mengoptimalkan imbal hasil (return on investment) pada biaya dan risiko yang masih dapat diterima.
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko di mana Grup akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana guna memenuhi komitmennya atas liabilitas keuangan yang jatuh tempo dalam waktu singkat. Grup memiliki eksposur terhadap risiko likuiditas yang timbul terutama dari ketidaksesuaian jatuh tempo antara aset dan liabilitas keuangan. Grup memantau kebutuhan likuiditasnya dengan memonitor jadwal pembayaran liabilitas keuangan dan arus kas keluar terkait dengan operasi sehari-hari, guna memastikan ketersediaan pendanaan yang cukup melalui fasilitas kredit, baik mengikat dan tidak mengikat. Tabel di bawah merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
2014
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami
penurunan nilai
Belum jatuh tempo dan
tidak mengalami penurunan
nilai < 3
bulan
> 3 bulan dan < 1 tahun > 1 tahun
Mengalami penurunan
nilai
Penyisihan penurunan
nilai Jumlah
Kas dan setara kas 43.155.850.124 - - - - - 43.155.850.124 Piutang usaha – pihak
ketiga
613.828.006 - 2.175.564.087 4.436.769.184 - - 7.226.161.277 Aset keuangan yang
tersedia untuk dijual
11.510.000.000 - - - - - 11.510.000.000
Jumlah 55.279.678.130 - 2.175.564.087 4.436.769.184 - - 61.892.011.401
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
28. KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
c. Risiko Likuiditas (lanjutan)
29. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Rangkuman transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Persentase Terhadap Jumlah Beban Usaha
2015 2014 2015 2014
Imbalan Kerja Manajemen Kunci Imbalan jangka pendek 756.000.000 1.014.000.000 8,47% 6,58% Imbalan pasca kerja jangka panjang 167.730.071 269.429.933 1,88% 1,75%
Jumlah 923.730.071 1.283.429.933 10,35% 8,33%
30. INFORMASI SEGMEN
Perusahaan beroperasi hanya dalam satu segmen usaha yaitu pengembang real estat. Tidak ada komponen dari Perusahan yang terlibat secara terpisah dalam aktivitas bisnis ataupun yang informasi keuangannya dapat dipisahkan.
31. IKATAN PENTING Perusahaan telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 12 Juni 2015 sesuai akta No. 5 yang dibuat di hadapan Notaris Firdhonal, S.H., dengan hasil antara lain menyetujui atas rencana akuisisi dan/ atau penyertaan dalam saham Portepel terhadap PT Alam Indah Selaras.
2015
Kurang dari 1 bulan
1 s/d 3 bulan
3 s/d 12 bulan 1 s/d 5 tahun Jumlah
Biaya transaksi/
biaya keuangan
mendatang Seperti yang dilaporkan
Hutang lain-lain -
pihak ketiga
- 54.245.352 763.510.970 - 817.756.322 - 817.756.322 Beban masih harus
dibayar
- 192.165.054 - - 192.165.054 - 192.165.054
Jumlah - 246.410.406 763.510.970 - 1.009.921.376 - 1.009.921.376
2014
Kurang dari 1 bulan
1 s/d 3 bulan
3 s/d 12 bulan 1 s/d 5 tahun Jumlah
Biaya transaksi/
biaya keuangan
mendatang Seperti yang dilaporkan
Hutang usaha -
pihak ketiga
- 2.490.600.220 - - 2.490.600.220 - 2.490.600.220 Hutang lain-lain -
pihak ketiga
- - 876.531.915 549.705.966 1.426.237.881 - 1.426.237.881 Beban masih harus
dibayar
- 648.489.092 - - 648.489.092 - 648.489.092
Jumlah - 3.139.089.312 876.531.915 549.705.966 4.565.327.193 - 4.565.327.193
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
32. REKLASIFIKASI AKUN
Akun-akun tertentu dalam laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2015 dengan rincian sebagai berikut:
Sebelum Setelah reklasifikasi reklasifikasi
Beban usaha - pajak final - 2.462.556.364 Beban pajak penghasilan 2.462.556.364 - 33. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS 2015 2014
Penambahan revaluasi aset tetap 385.735.651 -
34. PENERBITAN AMANDEMEN DAN PENYESUAIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU
DSAK-IAI telah menerbitkan amandemen standar akuntansi keuangan baru dan interpretasi standar akuntansi keuangan baru yang akan berlaku efektif atas laporan keuangan untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal sebagai berikut:
1) 1 Januari 2016
Amandemen PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri”
Amandemen PSAK No. 15, “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”
Amandemen PSAK No. 16, “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi”
Amandemen PSAK No. 19, “Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi”
Amandemen PSAK No. 24, “Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja”
Amandemen PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”
Amandemen PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama”
Amandemen PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”
ISAK No. 30, “Pungutan”
PSAK No. 5 (Penyesuaian 2015), “Segmen Operasi”
PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”
PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015), “Properti Investasi”
PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015), “Aset Tetap”
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2015 Dan 2014 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
34. PENERBITAN AMANDEMEN DAN PENYESUAIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (lanjutan)
1) 1 Januari 2016 (lanjutan)
PSAK No. 19 (Penyesuaian 2015), “Aset Takberwujud”
PSAK No. 22 (Penyesuaian 2015), “Kombinasi Bisnis”
PSAK No. 25 (Penyesuaian 2015), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”
PSAK No. 53 (Penyesuaian 2015), “Pembayaran Berbasis Saham”
PSAK No. 68 (Penyesuaian 2015), “Pengukuran Nilai Wajar”
2) 1 Januari 2017
Amandemen PSAK No. 1, “Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan”
ISAK No. 31, “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi”
3) 1 Januari 2018
Amandemen PSAK No. 16, “Aset Tetap: Agrikultur - Tanaman Produktif”
PSAK No. 69, “Agrikultur”
Grup masih mengevaluasi dampak dari amandemen dan penyesuaian pernyataan standar akuntansi keuangan baru dan interpretasi standar akuntansi keuangan baru di atas dan belum dapat menentukan dampak yang timbul terkait dengan hal tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Gedung Ribens/ Abarth
Jl. RS Fatmawati No. 188
Jakarta 12420