Nama
: Yoga GunawanNIM
: 2013437141Mata Kuliah: Al-Islam III
Jurusan : Teknik Kimia1. Jelaskan bagaimana konsep KELUARGA
SAKINAJ MENURUT ISLAM !
Jawaban :
SAKINAH artinya tentram, yaitu adanya kepercayaan dalam berumah
tangga, dan saling memahami sifat pasangan masing-masing hingga
timbul perasaan tentram, seiring, dan sejalan untuk mewujudkan
tujuan berumah tangga.MAWADDAH artinya cinta, yang merupakan
tahapan berikutnya yang kita rasakan pada pasangan. Kita mencintai
tidak hanya didasari atas keadaan fisik atau ekonomi semata,
ataupun keadaan luar saja. Tetapi adanya perasaan mencintai karena
Allah SWT., yang tidak tergoyahkan oleh godaan-godaan apa pun.
WARAHMAH artinya rahmat, merupakan tahap akhir dari semua perasaan.
Pada tahap inikita benar-benar menjalankan pernikahan tanpa adanya
halangan yang menghadang hingga menjadi pasangan yang diridhai
Allah SWT.
(Sumber : Meraih berkah setelah menikah oleh M. Thobroni &
Aliyah A. Munir)
Namun sebelum memasuki atau menuju konsep keluarga sakinah,
mawaddah, warahmah. Kita harus melewati atau melakukan Tahap
Memilih Calon Pendamping.
Hadist Nabi : Wanita dikawini karena empat hal: karena hartanya,
karena keturunannya, karena kecantikannya, dank arena agamanya.
Maka utamakanlah karena agamanya niscaya engkau akan bahagia (HR
Bukhari dan Muslim). Dari hadis diatas dapat kita ambil kesimpulan
bahwa mencari calon pendamping itu harus di perhatikan dahulu
siapakah yang akan kita jadikan seorang pendamping di dalam rumah
tangga. Keputusan terakhir untuk memasuki gerbang pernikahan
hendaklah ditimbang dengan neraca permikiran yang tenang dan mata
terbuka. Selain itu, jika kita ingin mendapatkan jodoh/pendamping
yang baik maka mulailah dengan memperbaiki amalan dan sikap diri
sendiri sebab dalam Al-Quran dijelaskan bahwa :
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
(An Nuur : 26)
Setelah mendapatkan jodoh, kita akan memasuki tahap perkawinan.
Perkawinan sendiri memiliki beberapa tujuan diantarannya :1. Untuk
Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi.
Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk
memenuhi kebutuhan ini adalah dengan aqad nikah (melalui jenjang
pernikahan), bukan dengan cara yang amat kotor dan menjijikkan,
seperti cara-cara orang sekarang ini; dengan kumpul kebo, melacur,
berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan
diharamkan oleh Islam.2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan
untuk Menundukkan Pandangan.Sasaran utama dari disyariatkannya
pernikahan dalam Islam di antaranya adalah untuk membentengi
martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang dapat
merendahkan dan merusak martabat manusia yang luhur. Islam
memandang pernikahan dan pem-bentukan keluarga sebagai sarana
efektif untuk me-melihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan
melindungi masyarakat dari kekacauan.
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah.
Menurut kozhnsep Islam, hidup sepenuhnya untuk mengabdi dan
beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla dan berbuat baik kepada
sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah
satu lahan subur bagi peribadahan dan amal shalih di samping ibadah
dan amal-amal shalih yang lain, bahkan berhubungan suami isteri pun
termasuk ibadah (sedekah).
5. Untuk Memperoleh Keturunan Yang Shalih.
Tujuan pernikahan di antaranya adalah untuk memperoleh keturunan
yang shalih, untuk melestarikan dan mengembangkan bani Adam,
sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:Dan Allah menjadikan bagimu
pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari
yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah? [An-Nahl : 72](sumber :
http://almanhaj.or.id/content/3232/slash/0/tujuan-pernikahan-dalam-islam/
)Dalam keluarga suami maupun istri memiliki hak dan kewajibannya
masing-masing, diantaranya :1. Suami istri, hendaknya saling
menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21).2. Hendaknya
saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya.
(An-Nisa: 19 - Al-Hujuraat: 10)3. Hendaknya menghiasi dengan
pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)4. Hendaknya saling
menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
SUAMI KEPADA ISTRI1. Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah
meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)
2. Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar
mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal),
Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari
satu. (AI-Ghazali)
3. Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk
istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
4. Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya.
(Tirmidzi)
5. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan
penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa: 19)
6. Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan,
memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan
tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu
Dawud).
7. Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama
kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
8. Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.).
(AI-Ghazali)
9. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri.
(An-Nisa: 3)
10. Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun.
(Nasai)
11. Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami),
maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan,
walaupun secara paksa. (AIGhazali)
ISTRI KEPADA SUAMI1. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan
kemaksiatan. (An-Nisa: 39)
2. Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah: a.
Menyerahkan dirinya, b. Mentaati suami, c. Tidak keluar rumah,
kecuali dengan ijinnya, d. Tinggal di tempat kediaman yang
disediakan suami, e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
3. Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya.
Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak
suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
4. Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya.
(Thabrani)
5. Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di
hadapan suami(Thabrani) 6. Istri wajib menjaga kehormatan suaminya
baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah).
(An-Nisa: 34).
(Sumber : Pecinta Rosulullah oleh M. Syafii)2. Jelaskan
bagaimana pandangan islam terhadap PERKAWINAN BEDA AGAMA !Jawaban
:Perkawinan beda agama maksudnya ialah perkawinan seorang laki-laki
dengan seorang wanita yang masing-masing berbeda agamanya, beda
akidah sebagai sesuatu yang sangat prinsip.Hukum dari perkawinan
beda agama menurut islam, seorang wanita Muslim dilarang menikah
dengan pria non-Muslim. Hal itu sesuai dengan surat al-Baqarah ayat
221.Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik
dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah
kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik
dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
Namun dalam QS. al-Maidah (5): 5 dijelaskan, yang artinya :
Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Dan makanan
(sembelihan) ahli kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
(pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang
menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara ahli kitab sebelum
kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud
menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula)
menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman
(tidak menerima hukum-hukum Islam), maka hapuslah amalannya dan ia
di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.Hal ini menimbulkan
beberapa pendapat dari para ulama mengenai hukum seorang laki-laki
muslim menikahi wanita ahli kitab.Namun dalam QS. Al-Mumtahanah
(60):10 yang artinyaHai orang-orang yang beriman, apabila datang
berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah
kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan
mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar)
beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami
mereka) orang-orang kafir. Mereka tidak halal bagi oang-orang kafir
itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan
tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka
maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan)
dengan perempua-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar
yang telah kamu bayar, dan hendaklah mereka meminta mahar yang
telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkannya di
antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksanasehingga
jelaslah sudah jika pernikahan beda agama dalam islam baik oleh
wanita muslim maupun laki-laki muslim dengan yang beda agama tidak
diperbolehkan.
(Sumber : Bahan Ajar kuliah mengenai beda agama)3. Jelaskan
bagaimana pandangan islam tentang KONSEP GENDER MENURUT
ISLAM!Jawaban :
Gender adalah pembedaan peran dan tanggung jawab antar perempuan
dan laki-laki sebagai hasil konstruksi sosial budaya masyarakat,
yang dapat berubah sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.
Sedangkan seks (jenis kelamin: laki-laki dan perempuan) tidak
berubah dan merupakan kodrat Tuhan.
Dalam ajaran agama Islam tidak ada perbedaan antara perempuan
dan laki-laki, baik sebagai hamba Allah, sebagai khalifah di bumi,
sebagai hamba yang mempunyai tanggung jawab, sebagai hamba yang
terlibat dalam drama kosmis, dan sebagai hamba yang berpotensi
meraih prestasi. Perbedaan yang cukup gamblang adalah masalah
perbedaan perlakuan laki-laki dan perempuan terkait dengan nilai
kesaksian (dan porsi kewarisan QS. an-Nisa(4): 11 dan 176). Masalah
lain yang juga tidak sejalan dengan prinsip kesetaraan adalah
kedudukan suami isteri dalam rumah tangga, tentang apa yang
dimaksud dengan kepala keluarga, umumnya didasarkan pada QS.
An-Nisa (4): 34, sebagai berikut:
kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289]
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka)[290]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291],
Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292].
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar
[289] Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia
dan harta suaminya.
[290] Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk
mempergauli isterinya dengan baik.
[291] Nusyuz: meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz
dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin
suaminya.
[292] Maksudnya: untuk memberi peljaran kepada isteri yang
dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat,
bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur
mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul
mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Bila cara
pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain
dan seterusnya.(sumber : Gender dalam Perspektif Islam oleh Siti
Zubaidah)
4. Jelaskan bagaimana konsep MAWARIS DALAM ISLAM !
Jawaban :
Pengertian harta waris:
Dari segi bahasa, kata mawaris () merupakan bentuk jamak dari
kata artinya harta yang diwariskan. Secara istilah, berarti ilmu
tentang pembagian harta peninggalan setelah seseorang meninggal
dunia. Ilmu mawaris disebut juga ilmufaraidh(). Katafaraidhdari
segi bahasa merupakan bentuk jamak dari yang berarti ketentuan,
bagian atau ukuran. Dengan demikian, ilmu ini dinamakan ilmu
mawaris karena mempelajari tentang ketentuan-ketentuan pembagian
harta pusaka bagi ahli waris menurut hukum Islam.Ahli waris adalah
orang yang berhak menerima warisan. Sebab-sebab waris mewarisi
diantaranya ialah :1. Pernikahanpernikahan adalah ikatan yang
mengandung arti hak meiliki wati (jima') yang diucapkan dengan
perkataan nikah, tajwiz, atau seperti arti arti keduanya.Di dalam
hukum waris, pernikahan mempunyai sebab untuk waris mewarisi karena
dalam keluarga itu ada istilah suami istri. Suami sebagai pamimpin,
bertanggung jawab dalam keluarga dan encari nafkah untuk istri dan
anak.sedangkan istri betanggung jawab dalam mengurus rumah. Dari
sinilah Alloh memberikan keadilan, yakni menetapkan bagian-bagian
tertentu baik bagi suami maupun istri.2. NasabNasab ialah kerabat
yang mempunyai hubungan keturunan dengan pewaris, baik dari garis
keturunan (jihat) bapak atau jihat istri. Kekerabatan dalam syara'
terbagi kepada 3 golongan, yaitu:
1. Kelompok furu' (cabang), yaitu keturunan dari si mayit, bak
dari jihat bapak atau dari jihat istri. kelompok furu' dibagi
menjadi:
a. golngan laki-laki, terdiri atas anak laki-laki, cucu
laki-laki, dan saudara laki-laki.b. golongan perempuan, terdiri
atas anak perempuan, cucu perempuan, saudara perempuan.2. Kelompok
ushul (asal), yaitu seluruh yang menyebabkan adanya si mayit.
kelompok usul dibagi menjadi:
a. golongan laki-laki,terdiri atas ayah dan kakek sahih
betapapun tinggi ke atas.b. golongan perempuan, terdiri atas ibu
dan nenek sahih.
3. Kelompok hawasyi (menyamping), yaitu keluarga yang dihubungan
dengan si mayit melalui garis menyampimg. kelompok hawasyi dibagi
manjadi:a. golongan laki-laki, terdiri atas saudara dan paman.b.
golongan parempuan, terdari tas saudari dan bibi.
3. wala'Istilah dan keadaan wala' di zaman sekarang rasanya
tidak mungkin ada, namun dengan mempelajari hukum waris kita
sedikit tahu bahwa kedudukan wala' itu ada dalam pandangan hukum
islam.wala' menurut syariat adalah kekerabatan menurut hukum akibat
dari pembebasan budak. hak wala' termasuk sebab-sebab waris
mewarisi. walaupun seorang tidak memiliki pertalian nasab. oleh
karena itu, seseorang hak wala' mempunyai hak menerima waris dari
harta peninggalan budaknya yang sudah dibebaskannya, apabila budak
tersebut meninggal dunia.
(Sumber : Fiqih Mawaris oleh Ahmad Sarwat)Yang termasuk ahli
waris dan haknya:Ahli waris dan haknyaKedududkan ahli waris
ditentukan oleh hubungan antaran ahli waris dengan pewaris, yaitu
sebagai ahli waris utama (ahli waris primer) dan ahli waris biasa
(ahli waris sekunder) di dalam system faraidh islam ada ketentuan
bila ahli waris utama ada (belum mati) maka ahli waris biasa tidak
mendapatkan harta warisan , sebab mereka dinamakan terhijab yakni
terhalang karena masih hidupnya ahli waris utama.Para ahli fiqih
atas dasar QS Annisa 11,12,176 mendeskripsikan pembagian harta
waris sebagai berikut:a. Mereka yang mendapatkan Hw Anak perempuan
jika ia sendiri saja tidak ada saudara lainnya (anak tunggal) Cucu
perempuan tunggal dari anak perempuan atau laki-laki Saudara
perempuan seorang saja dalam urutan sekandung sebapak Suami, jika
isteri yang meninggal itu tidak mempunyai anak atau cucu (anak dari
isteri)b. Mereka yang mendapatkan Hw-suami, jika isteri yang
meninggal itumeninggalkan anak laki-laki atau perempuan atau
meninggalkan cucu (dari anak laki2 atau perempuan)-isteri baik
isteri seorang ataupun empat orang , jika isteri dua orang , masing
masing mendapat 1/8 bagian , isteri 3 orang masin-masing mendapat
1/12 bagian jika 4 orang masing masing mendapat 1/16 bagianc. Yang
mndapat 1/8 HW adalah isteri baik seorang atau lebih, jika suami
(pewaris) memiliki cucu (cucu disini sebagai pengganti anak)d. Yang
mendapat 2/3 HW -dua anak atau lebih dengan persyaratan tidak ada
anak laki-laki-dua cucu perempuan atau lebih jika tidak ada anak
atau cucu lainnya-dua orang saudara perempuan atau lebih, jika
tidak ada saudara laki-laki lainnya , sedangkan saudara perempuan
itu sendiri saling hijab dalam urutan saudara sekandung , sebapak ,
yang berpendapat seibu QS:Annisa :176e. Yang mendapatkan 1/3 HW
Ibu, jika yang meninggal tidak meninggalkan anak atau cucu dan
tidak meninggalkan pula saudara atau saudara-saudara sekandung atau
sebapak/seibu baik laki-laki maupun perempuan Saudara perempuan
sebapak atau seibu dua orang atau lebih, jika mereka bersama-sama
saudara perempuan sekandung yang menghijab mereka, (yang mendapat
2/3 itu) maka yang 1/3 itu diberikan kepada saudara perempuan
sebapak/seibu.f. Yang mendapatkan 1/6 Hw Ibu, jika pewaris
meninggalkan selain ibu yaitu anak atau cucu serta saudara
sekandung Bapak,jika pewaris yakni anak mempunyai anak (cucu dari
bapak) sebagai ahli waris pengganti Nenek dari ibu atau bapak sudah
meninggal lebih dulu , sehingga mereka berposisi sebagai ahli waris
pengganti Kakek sebagaimana nenek Seorang saudara laki-laki dan
saudra perempuan , jika pewaris hanya mempunyai anak perempuan saja
atau lebih , tidak punya anak laki-laki atau cucu laki-laki dari
anak laki-laki Saudara perempuan dua atau lebih sebapak atau seibu
yang terhijab oleh saudara perempuan sekandung yang mendapatkan
separuh atau 2/3 , jadi mereka mendapatkan sisia sdra sekandung
atau sisa sdra sebapak bagi saudara seibu Kewajiban ahli waris
terhadap jenazah:a.Memelihara keutuhan harta peninggalan sebelum
harta peninggalan dibagib. Mencari cara pembagian yang sesuai
dengan ketentuan dan lain lain.c.Melunasi hutang pewaris jika
pewaris meninggalkan hutangd.Melaksanakan wasiat jika adaSumber: -
http://fiqihituindah.wordpress.com/2012/11/10/hukum-mawaris/-
http://ashibly.blogspot.com/2012/07/hukum-waris.html5. Jelaskan
bagaimana konsep SOSIAL POLITIK DAN BUDAYA DALAM ISLAM !
Jawaban :
Jika berbicara mengenai sosial dan politik maka kita tidak akan
lepas dengan yang namanya demokrasi. Demokrasi adalah bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat (kekuasaan rakyat) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut. Dalam islam, sistem demokrasi
merupakan hal yang tidak pernah dibahas sebelumnya. Secara
etimologis, musyawarah berasal dari kata syawara yang pada mulanya
bermakna mengeluarkan madu dari sarang lebah. Makna ini kemudian
berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat diambil
atau dikeluarkan dari yang lain, termasuk pendapat. Musyawarah
dapat juga berarti mengatakan atau mengajukan sesuatu. Kata
musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik,
sejalan dengan makna dasarnya. Pandangan Islam tentang HAMKonsep
Islam tentang HAM berpijak pada Tauhid,yangpada dasarnya;
didilamnya mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia yang
oleh Harun Nasution disebut sebagai
ideperkemaklukan.Ideperikemakhlukanmemuat nilai-nilai kemanusiaan
dalam arti sempit. Ide perikemakhlukan mengandung makna bahwa
manusia tidak boleh sewenangwenang terhadap sesama makhluk termasuk
juga pada binatang dan alam sekitar.Berdasarkan tingkatannya, Islam
mengajarkan tiga bentuk hak asasi manusia, yaitu:
Pertamahakdarury(hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak
tersebut dilanggar, bukan hanya mernbuat manusia sengsara, tetapi
juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya,
misalnya mati. Kedua_hak hajy (haksekunder),yakni hak-hakyang bila
tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-hak elementer,
misalnyahak seseoranguntuk memperoleh sandang pangan yang layak,
maka akan rnengakibatkan hilangnya hak hidup.
Ketiga,haktahsiny,yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak
primer dan sekunder. Hukum berpolitik praktis:Pendapat Syaikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baza. Fatwa Pertama
Sebuah pertanyaan diajukan kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz
tentang dasar syariah mengajukan calon legislatif untuk Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan hukum Islam atas kartu peserta pemilu
dengan niat memilih untuk memilih para dai dan aktifis sebagai
anggota legislatif. Maka beliau menjawab:
Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap amal itu tergantung pada
niatnya. Setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Oleh
karena itu tidak ada masalah untuk masuk ke parlemen bila tujuannya
memang membela kebenaran serta tidak menerima kebatilan. Karena hal
itu memang membela kebenaran dan dakwah kepada Allah SWT.
Begitu juga tidak ada masalah dengan kartu pemilu yang membantu
terpilihnya para dai yang shalih dan mendukung kebenaran dan para
pembelanya, wallahul muwafiq.
b. Fatwa Kedua
Di lain waktu, sebuah pertanyaan diajukan kepada Syeikh Bin Baz:
Apakah para ulama dan duat wajib melakukan amar makruf nahi munkar
dalam bidang politik? Dan bagaimana aturannya?
Beliau menjawab bahwa dakwah kepada Allah SWT itu mutlak
wajibnya di setiap tempat. Amar makruf nahi munkar pun begitu juga.
Namun harus dilakukan dengan himah, uslub yang baik, perkataan yang
lembut, bukan dengan cara kasar dan arogan. Mengajak kepada Allah
SWT di DPR, di masjid atau di masyarakat.
Lebih jauh beliau menegaskan bahwa bila dia memiliki bashirah
dan dengan cara yang baik tanpa berlaku kasar, arogan, mencela atau
tayir melainkan dengan kata-kata yang baik.
Dengan mengatakan wahai hamba Allah, ini tidak boleh semoga
Allah SWT memberimu petunjuk. Wahai saudaraku, ini tidak boleh,
karena Allah berfirman tentang masalah ini begini dan Rasulullah
SAW bersabda dalam masalah itu begitu. Sebagaimana firman Allah
SWT:
Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS An-Nahl: 125).
Ini adalah jalan Allah dan ini adalah taujih Rabb kita. Firman
Allah SWT:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu? (QS Ali Imran:
159)
Dan tidak merubah dengan tangannya kecuali bila memang mampu.
Seperti merubha isteri dan anak-anaknya, atau seperti pejabat yang
berpengaruh pada sebuah lembaga. Tetapi bila tidak punya pengaruh,
maka dia mengangkat masalah itu kepada yang punya kekuasaan dan
memintanya untuk menolak kemungkaran dengan cara yang baik.
c. Fatwa Ketiga
Majalah Al-Ishlah pernah juga bertanya kepada Syeikh yang pernah
menjadi Mufti Kerajaan Saudi Arabia. Mereka bertanya tentang hukum
masuknya para ulama dan duat ke DPR, parlemen serta ikut dalam
pemilu pada sebuah negara yang tidak menjalankan syariat Islam.
Bagaimana aturannya?
Syaikh Bin Baz menjawab bahwa masuknya mereka berbahaya, yaitu
masuk ke parlemen, DPR atau sejenisnya. Masuk ke dalam lembaga
seperti itu berbahaya namun bila seseorang punya ilmu dan bashirah
serta menginginkan kebenaran atau mengarahkan manusia kepada
kebaikan, mengurangi kebatilan, tanpa rasa tamak pada dunia dan
harta, maka dia telah masuk untuk membela agam Allah SWT, berjihad
di jalan kebenaran dan meninggalkan kebatilan. Dengan niat yang
baik seperti ini, saya memandang bahwa tidak ada masalah untuk
masuk parlemen. Bahkan tidak selayaknya lembaga itu kosong dari
kebaikan dan pendukungnya.
Bila dia masuk dengan niat seperti ini dengan berbekal bashirah
hingga memberikan posisi pada kebenaran, membelanya dan menyeru
untuk meninggalkan kebatilan, semoga Allah SWT memberikan manfaat
dengan keberadaannya hingga tegaknya syariat dengan niat itu. Dan
Allah SWT memberinya pahala atas kerjanya itu.
Namun bila motivasinya untuk mendapatkan dunia atau haus
kekuasaan, maka hal itu tidak diperbolehkan. Seharusnya masuknya
untuk mencari ridha Allah, akhirat, membela kebenaran dan
menegakkannya dengan argumen-argumennya, niscaya majelis ini
memberinya ganjaran yang besar.
d. Fatwa Keempat
Pimpinan Jamaah Ansharus sunnah Al-Muhammadiyah di Sudan, Syaikh
Muhammad Hasyim Al-Hadyah bertanya kepada Syaikh bin Baz pada
tanggal 4 Rabiul Akhir 1415 H. Teks pertanyaan beliau adalah: Dari
Muhammad Hasyim Al-Hadyah, Pemimpin Umum Jamaah Ansharus-Sunnah
Al-Muhammadiyah di Sudan kepada Samahah Abdul Aziz bin Abdullah bin
Baz, mufti umum Kerajaan Saudi Arabia dan Ketua Haiah Kibar Ulama
wa Idarat Al-buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta.
Bentuk negara menurut Al-Quran dan SunnahTentang Pemerintahan,
Al-Quran hanya memberikan nilai dasar dan kata kunci, antara lain
:KataKholifah(penguasa):
26. Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena
ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena
mereka melupakan hari perhitungan.(QS. Shaad
(38):26)KataMulk(kerajaan / pemerintahan)
35. Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah Aku dan anugerahkanlah
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun
sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi". QS. Shaad
(38):35)BerlakuAmanatdanAdil58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha Melihat.(QS. An Nisa (4): 58).Ketaatan pada Ulil Amri
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS. An Nisa (4):
59).KataUlil Amri:Uli : Bentuk jamak dari kata Waly yang berarti
pemilik,yang mengurus, yang menguasai, dan yang dicintai.Karena
bentuk jamak, maka difahami bahwa mereka merupakan
kelompok/badan/lembaga. Atauseseorang yang memiliki
kewenangan/diberi kewenangan oleh
banyak/rakyat/lembaga/kelompok.Al-Amri:Dalam bentuk makrifat
(definitive)terbatashanya dibatasi pada haltertentusaja.JadiUlil
Amri adalah seseorang /sekelompok orangyang memiliki/
mengurus/menguasai kewenanganmengelola hal/ masalah tertentu.Jadi
Al Quran berbicara tentang pemerintahan adalah :-Al-Quran tidak
menentukan bentuk Negara-Pemegang pemerintahan harus
memegangprinsi-prinsipamanat, adil,Ketaatankejujuran dan
sebagainya.-Tentang teknis bagaimana pemerintahan dijalankan,
diserahkan kepada manusia.Literatur-
http://www.gudangmateri.com/2010/12/demokrasi-dan-musyawarah-islam.html-http://hukum.kompasiana.com/2011/12/28/hak-asasi-manusia-dalam-islam-425478.htmlhttps://www.facebook.com/permalink.php?id=205385769543368&story_fbid=427650857316857-http://muhammadiyahtemanggung.blogspot.com/2012/03/pemerintahan-berdasarkan-al-quran.html6.
Jelaskan yang dimaksud dengan WASIAT, WAKAF, DAN HIBAH !
Jawaban :1. Wasiat
Wasiat berasal dari kata washshaitu asy-syaia, uushii, artinya
aushaltuh (aku menyampaikan sesuatu) yang juga berarti pesanan,
jadi berwasiat juga diartikan berpesan untuk melakukan sesuatu hal,
atau bermakna pula sesuatu janji kepada pihak lain untuk melakukan
sesuatu ketika masih ia hidup atau setelah wafat. Dikaitkan dengan
perbuatan hukum wasiat itu pada dasarnya juga bermakna transaksi
pemberian sesuatu pada pihak lain. Pemberian itu bisa berbentuk
penghibahan harta atau pembebanan/pengurangan utang ataupun
pembarian manfaat dari milik pemberi wasiat kepada yang menerima
wasiat. Pada dasarnya inti dari definisi wasiat merupakan pesan
dari seseorang yang isinya memberikan sejumlah harta atau
pembatasan/ pengurangan utang atau pemberian manfaat harta kepada
orang lain setelah ia wafat. Dengan istilah lain bahwa wasiat itu
pesan yang intinya memberikan harta kepada pihak lain yang
pemberian itu mulai berlaku apabila pihak yang berpesan meninggal
dunia.
a. Syarat - syarat wasiat
1. Al-Musi (orang yang berwasiat)
Aqal (Tidak sah bagi mereka yang gila dan juga terencat
aqal)
Baligh (Tidak sah wasiat oleh kanak-kanak walaupun mumayiz
kareana kanak-kanak tidak layak untuk bersedekah)
Pilihan (Tidak berlaku sebarang paksaan)
Merdeka (tidak sah kepada hamba)
2. Al-Musho Lahu (orang yang menerima wasiat)
Harus benar-benar ada, meskipun ia tidak hadir pada saat wasiat
diucapkan
Tidak menolak pemberian wasiat
Bukan pembunuh orang yang berwasiat
Bukan ahli waris yang berhak menerima warisan, kecuali atas
persetujuan ahli waris lain
3. Al-Musho Bihi (Barang yang diwasiatkan)
Dapat berpindah miliki dari seseorang kepada orang lain
Harus ada ketika wasiat diucapkan
Harus dapat memberi manfaat
Tidak bertentangan dengan huk syara
4. Sighah (Lafaz Ijab dan Qabul)
Kalimat dapat dimengerti maupun dipahami baik dengan lisan
maupun tulisan.
Penerimaan wasiat diucapkan setelah orang yang berwasiat
meninggal dunia.b. Hukum wasiat
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah :
180).
c. Hikmah Wasiat
Mentaati perintah Allah swt. Sebagaimana tertuang dalam QS.
Al-Baqarah :180
Sebagai amal jariyah seseorang setelah dirinya meninggal
dunia
Menghormati nilai-nilai kemanusiaan, terutama bagai kerabat atau
orang lain yang tidak mendapat warisan.
2. HibahBukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya) dan
mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah : 177 )a.
HibahKata Hibah bila dilihat dari segi bahasa berasal dari kata
bahasa arab yang sudah diadopsi menjadi bahasa Indonesia. Kata ini
merupakan mashdar dari katawahaba yang berarti pemberian. Yang
secara etimologi berarti melewatkan atau menyalurkan, yang berarti
: disalurkan dari tangan orang yang memberi kepada tanganyang
diberi.Menurut istilah Hibah adalah suatu persetujuan dengan nama
si penghibah, diwaktu hidupnya dengan cuma-cuma dan dengan tidak
dapat ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si
penerima hibah yang menerima penyerahan itu. Apabila seseorang
memberikan harta miliknya pada orang lain maka berarti si pemberi
itu menghibahkan miliknya itu. Maka itu kata hibah sama artinya
dengan istilah pemberian. Istilah hibah berkonotasikan memberikan
hak milik oleh seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan
imbalan dan jasa. Oleh sebab itu istilah balas jasa dan ganti rugi
tidak berlaku dalam transaksi hibah.Hibah dalam arti pemberian juga
bermakna bahwa pihak penghibah bersedia melepaskan haknya atas
benda yang dihibahkan. Dikaitkan dengan suatu perbuatan hukum,
hibah termasuk salah satu bentuk pemindahan hak milik. Pihak
penghibah dengan sukarela memberikan hak miliknya kepada pihak
penerima hibah tanpa ada kewajiban dari penerima untuk
mengembalikan harta tersebut kepada pihak.b. Rukun dan syarat
hibahAdapun dalil yang menyatakan diperkenankannya menerima hibah
yaitu :Barang siapa yang diberi oleh saudaranya kebaikan dengan
tidak berlebih-lebihan dan dia tidak minta (imbalan) hendaklah
diterima dan janganlah dikembalikan. Maka sesungguhnya hal semacam
itu pemberian yang diberikan Allah kepadanya.(HR. Ahmad dari Khalid
bin Adi r.a).Hibah mempunyai akibat perpindahan hak milik, sehingga
Hibah juga mempunyai rukun yang harus terpenuhi, adapun rukun dari
hibah ialah :1. Pihak si penghibah :Orang yang berhak memperedarkan
hartanya dan memiliki barang yang diberikan. Maka anak kecil, orang
gila dan yang menyiayikan harta tidak sah memberikan harta benda
mereka kepada yang lain, begitu juga wali terhadap harta benda yang
diserahkan kepadanya.2. Pihak penerima hibah :Syaratnya berhak
memiliki. Tidak sah memberi kepada anak yang masih berada di dalam
kandungan ibunya.3. Benda yang dihibahkan4. Ijab Qabul (transaksi)
Sebuah perkataan yang di ucapkan oleh penghibah kepada penerima
hibah.c. Syarat benda hibah Yang menyangkut benda yang dihibahkan
haruslah memenuhi syarat sebagai berikut: Benda tersebut
benar-benar ada, artinya yang sesungguhnya ketika transaksi hibah
dilaksanakan, tidak sah menghibahkan benda yang tidak wujud Benda
itu mempunyau nilai Benda yang dihibahkan dapat dipisahkan dan
diserahkan kepada penerima hibah.Adapun yang menyangkut ijab qobul
yaitu suatu pernyataan terjadi beberapa pendapat yaitu sebagian
ahli hukum. hukum islam ijab harus diikuti qobulnya, akan tetapi
menurut imam hanafi ijab saja sudah cukup tanpa diikuti qobulnya.d.
Pelaksanaan hibah :Adapun dalam pelaksanakan hibah menurut
ketentuan syariat islam ialah dapat dirumuskan kepada sebagai
berikut: Penghibahan dilaksanakan ketika masih hidup, demikian
dalam penyerahan barang yang dihibahkan Beralihnya hak atas barang
yang dihibahkan pada saat penghibahan dilakukan, dan kalau si
penerima hibah dalam keadaan tidak cakap bertindak hukum. Dalam
melakukan hibah harus ada pernyataan, terutama bagi penghibah
Penghibahan hendaknya dilaksanakan dihadapan beberapa orang
saksi(hukumnya sunnah)Dalam praktik pelaksanaan di Indonesia,
khususnya penghibahan atas barang-barang yang tidak bergerak,
seperti penghibahan atas tanah dan rumah, selalu dipedomani
ketentuan yang termaksud dalam pasal 1682 dan 1687 Kitab
Undang-Undang Perdata, yaitu adanya formalitas dalam bentuk akta
notaris. Hal ini berkaitan dengan pengurusan surat-surat balik nama
atas benda-benda tersebut. Sedangkan apabila yang dihibahkan
berbentuk tanah yang mempunyai sertifikat, maka penghibahan
dilakukan di depan pejabat pembuat akta tanah (PPAT) didaerah
dimana tanah tersebut ada.e. Dasar Hukum HibahAdapun dasar dari
hibah kita dapat berpedoman pada hadits Nabi Muhammad SAW antara
lain hadits yang diriwayatkan ahmad dari hadits khalid bin Adi
bahwa Nabi bersabda yang artinya barangsiapa mendapatkan kebaikan
dari saudaranya yang bukan karena mengharap-harapkan dan
meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya dan tidak menolaknya
karena itu adalah rizqi dari Allah kepadanya.Akan tetapi apabila
yang menarik kembali akan hibahnya itu justru ayahnya sendiri maka
hal itu diperkenankan. Hal ini didasarkan pada hadist (HR. Ahmad
dan Empat ahli hadist dan disahkan oleh Turmudzi, Ibnu Hibban dan
Hakim dari IbnuUmar r.a). Tidaklah hahal bagi seorang muslim
memberikan sesuatu pemberian, kemudian ia menariknya kembali
terhadap hibahnya itu kecuali bapak yang menarik kembali barang
yang diberikan kepada anaknya.Mengenai penghibahan dalam Hukum
Perdata Indonesia, telah diatur dalam beberapa pasal yang terdapat
dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Adapun ketentuan tersebut
adalah :1. Pasal 1667 Kitab Undang-undang Hukum Perdata:Hibah
hanyalah dapat mengenai benda-benda yang sudah ada, jika ada itu
meliputi benda-benda yang baru akan dikemudian hari, maka sekedar
mengenai itu hibahnya adalah batal. Berdasarkan ketentuan tersebut,
maka jika dihibahkan barang yang sudah ada, bersama suatu barang
lain yang akan dikemudian hari, penghibahan mengenai yang pertama
adalah sah, tetapi mengenai barang yang kedua adalah tidak sah.2.
Pasal 1668 Kitab Undang-undang Hukum Perdata :Si penghibah tidak
boleh memperjanjikan bahwa ia tetap berkuasa untuk menjual atau
memberikan kepada orang lain suatu benda termasuk dalam penghibahan
semacam ini sekedar mengenai benda tersebut dianggap sebagai
batal.Janji yang diminta si penghibah, bahwa ia tetap berkuasa
untuk menjual atau memberikan kepada orang lain, berarti bahwa hak
milik atas barang tersebut, tetap ada padanya karena hanya
seseorang pemilik yang dapat menjual atau memberikan barangnya
kepada orang lain, hal mana dengan sendirinya bertentangan dengan
sifat dan hakekat penghibahan.Sudah jelas, bahwa perjanjian seperti
ini membuat penghibahan batal, yang terjadi sebenarnya adalah hanya
sesuatu pemberian nikmat hasil.3. Pasal 1669 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata :Adalah diperbolehkan kepada si penghibah untuk
memperjanjikan bahwa ia tetap memiliki kenikmatan atau nikmat hasil
benda-benda yang dihibahkan, baik benda-benda bergerak maupun
benda-benda tidak bergerak, atau bahwa ia dapat memberikan nikmat
hasil atau kenikmatan tersebut kepada orang lain, dalam hal mana
harus diperhatikan ketentuan-ketentuan dari bab kesepuluh buku
kedua kitab undang-undang ini.Bab kesepuluh dari Buku Kedua Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, yang dimaksud itu adalah bab yang
mengatur tentang Hak Pakai Hasil atau Nikmat Hasil. Sekedar
ketentuan-ketentuan itu telah dicabut, yaitu mengenai tanah, dengan
adanya Undang- undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960), tetapi
ketentuan-ketentuan itu mengenai barang yang bergerak masih
berlaku.f. Syarat yang harus terpenuhi agar sebuah hibah dikatakan
sah menurut hukumAdapun syarat bagi penghibah : Penghibah adalah
pemilik asli dari barang penghibah disyaratkan pemilik yang
mempunyai hak penuh tidak dibenarkan menghibahkan benda milik orang
lain Penghibah yaitu, seseorang yang sudah cukup umur dan berakal.
Orang yang sudah mempunyai kecakapan dalam bertindaklah yang bisa
menilai bahwa perbuatan yang dilakukannya sah, sebab ia sudah dapat
memikirkan akibat dari ia melakukan hibah Penghibah bukan yang
dibatasi haknya disebabkan sesuatu alasan Penghibah tidak terpaksa
hendaklah perbuatan yang dilaksanakan itu atasdasar dari kemauan
diri sendiri dengan penuh kesukarelaan dan bukan dalam keadaan
terpaksa.g. Hikmah hibahHibah merupakan amalan membantu ekonomi
umat Islam dan merapatkan ikatan persaudaraan dan pertalian kasih
sayang sesama insan. Ia amat wajar disuburkan dalam kehidupan semua
ahli masyarakat lantaran ia boleh dilakukan dalam bentuk harta,
makanan, minuman, dan wang ringgit. Alangkah baiknya masyarakat
yang prihatin kepada masalah umat yang hidup sezaman dengannya lalu
memberi di saat orang memerlukan, tidak meminta-minta walaupun amat
berhajat kepada sesuatu, pemurah, pemaaf tidak pendendam, dan
sentiasa suka akan kebajikan dan bersifat majikan. tangan sebelah
atas Memberi, bukan tangan sebelah bawah Meminta.(Sumber : Hibah
dan Wasiat oleh Dessy)3.Wakaf
Menurut bahasa wakaf berasal dari waqf yang berarti radiah
(terkembalikan), al-tahbis (tertahan), al-tasbil (tertawan), dan
al-manu (mencegah). Sedangkan menurut istilah syara yang dimaksud
dengan wakaf sebagaimana yang di definisikan oleh para ulama adalah
menahan suatu benda yang kekal zatnya dan memungkinkan untuk
diambil manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan.Syarat wakaf
yang menjadi syarat utama agar dapat sahnya suatu akad wakaf adalah
seorang wakif telah dewasa, berakal sehat, tidak berhalangan
membuat perbuatan hukum, dan pemilik utuh dan sah dari harta benda
yang diwakafkan. Akad wakaf yang diikrarkan seorang wakif harus
disaksikan oleh dua orang saksi dan pejabat pembuat akta wakaf.
Ikrar akad wakaf dilaksanakan dengan ikrar dari wakif untuk
menyerahkan harta benda yang dimiliki secara sah untuk diurus oleh
nadzir (orang yang mengurus harta wakaf) demi kepentingan ibadah
dan kesejahteraan masyarakat.Hikmah Wakaf:1. Mendekatkan diri
kepada Allah dengan amalankebajikan melalui harta yang
ditinggalkan.2.Dapat menambah pahala dan menampung kekurangan dalam
ibadah yang dilakukansemasa hayatnya.3.Melahirkan kesyukuran
terhadap nikmat yang dikurniakan oleh Allah swt.7. Jelaskan konsep
JUAL BELI DAN HUTANG PIUTANG !
Jawaban :
A. JUAL BELI
Jual beli adalah kegiatan saling menukar, terdiri dari 2 kata,
yaitu jual ( al-bai) dan beli (al-syir`), merupakan 2 kata yang
biasanya digunakan dalam pengertian yang sama. Secara etimologi,
al-bai (jual beli) merupakan bentuk isim mashdar dari akar kata
bahasa Arab ba , maksudnya: penerimaan sesuatu dengan sesuatu yang
lain. Kata al-bai dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk
pengertian lawannya, yakni kata al-syir`(beli). Dua kata ini
masing-masing mempunyai makna dua (jual dan beli) yang satu sama
lain bertolak belakang. Secara terminologi, jual-beli adalah
pertukaran harta dengan harta yang lain berdasarkan tujuan
tertentu, atau pertukaran sesuatu yang disukai dengan yang
sebanding atas dasar tujuan yang bermanfaat dan tertentu, serta
diiringi dengan ijab dan qabul . Menurut Sayyid Sbiq, jual-beli
adalah pertukaran harta atas dasar saling rela, atau memindahkan
hak milik dengan ganti yang dapat dibenarkan. Apabila akad
pertukaran (ikatan dan persetujuan) dalam jual-beli telah
berlangsung, dengan terpenuhinya rukun dan syarat, maka
konsekuensinya penjual akan memindahkan barang kepada pembeli.
Demikian pula sebaliknya, pembeli memberikan miliknya kepada
penjual, sesuai dengan harga yang disepakati, sehingga
masing-masing dapat memanfaatkan barang miliknya menurut aturan
dalam Islam. Dalam konteks modern, terminologi jual-beli digunakan
untuk menunjukkan proses pemindahan hak milik barang atau aset yang
mayoritas mempergunakan uang sebagai medium pertukaran.Menurut
Ulama Hanafiyah jual beli adalah salinh menukar harta dengan harta
melalui cara tetentu atau tukar menukar ssesuatu yang diingini
dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat.Dasar
Hukum Jual Beli
Jual beli hukum asalnya jiz atau mubah (boleh) berdasarkan dalil
dari al-Quran, hadis dan ijma para ulama. al-Quran surat al-Nisa,
4:29 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. surat
al-Baqarah, 2:275
Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
Dalil dari hadis
: : . ( )
Artinya: Dari Rafaah bin Rafe r.a bahwa Rasulullah SAW pernah
ditanya, pekerjaan apakah yang paling mulia? Lalu Rasulullah SAW
menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli
yang mabrur. (HR. Albazzar)Menurut Imam al-Syathibi, pakar fiqh
mazhab Maliki, hukum jual beli bisa berubah menjadi wajib pada
situasi tertentu, misalnya ketika terjadi praktik ihtikar (monopoli
atau penimbunan barang sehingga stok hilang dari pasar dan harga
melonjak naik). Pemerintah boleh turun tangan mewajibkan pedagang
menjual barangnya sesuai ketentuan pemerintah.Hukum jual beli juga
bisa menjadi haram , misalnya ketika berkumandang azan Jumat,
meskpiun akadnya tetap sah. Rukun dan Syarat Jual BeliMenurut
Jumhur Ulama, rukun jual beli ada 4, yaitu
a) Adanya orang-orang yang berakad (al-mutaaqidain) ,
b) Sighat (ijab dan qabul) ,
c) Barang yang dibeli (mabi) , dan
d) Nilai tukar pengganti (tsaman) .
Menurut Mazhab Hanafi, rukun jual beli hanya satu yaitu adanya
kerelaan kedua belah pihak (an taradhin minkum) . Indikatornya
tergambar dalam ijab dan qabul, atau melalui cara saling memberikan
barang dan harga. Sedangkan syarat jual beli menurut mazhab Hanafi
adalah orang yang berakad, barang yang dibeli dan nilai tukar
barang.SYARAT ORANG YANG BERAKAD yaitu: baligh, berakal, memiliki
barang yang ia jual atau yang menggantikannya. saling ridlo antara
penjual dan pembeli, cakap hukum (memiliki kompetensi dalam
melakukan aktifitas jual beli), dan sukarela (tidak dalam keadaan
dipaksa atau terpaksa atau dibawah tekanan) sesuai dengan
keterangan ayat di atas, An-Nisa ayat 29.SYARAT IJAB QABUL (SIGHOT)
Ijab adalah perkataan penjual, umpamanya Saya jual barang ini
sekian sedangkan qobul adalah ucapan si pembeli. Yaitu harus jelas
dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad, antara ijab
dan qabul harus selaras baik spesifikasi barang dan harga yang
disepakati, tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang. Menurt Nawawi,
Mutawalli, Bagawi, dan beberapa ulama yang lain berpendapat bahwa
lafaz itu tidak menjadi rukun, hanya menurut adat kebiasaan saja.
Apabila menurut adat telah berlaku bahwa hal seperti itu sudah
dipandang sebagai jual beli, itu saja sudah cukup, karena tidak ada
daliluntuk mewajuibkan suatu lafadz.SYARAT BARANG YANG DIPERJUAL
BELIKAN yakni barang itu ada, dapat dimanfaatkan dan bermanfaat
bagi manusia, merupakan hak milik penuh pihak yang berakad (milik
sediri) , dapat diserahkan saat akad berlangsung atau pada waktu
yang disepakati, diketahui oleh sipenjual dan pembeli :zat, bentuk,
kadar ukuran, dan sifat-sifatnya jelas sehingga antara keduanya
tidak terjadi kecoh mengecoh, tidak termasuk yang diharamkan atau
dilarang (seperi benda najis), dan syarat nilai tukar atau harga
barang harus diketahui secara pasti.SYARAT NILAI TUKAR yaitu harga
yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya, dapat
diserahkan pada waktu akad atau transaksi, apabila jual beli
dilakukan dengan sisten barter, maka barang yang dijadikan nilai
tukar bukan barang yanh diharamkan syara.Manfaat dan Hikmah Jual
Beli Allah mensyriatkan jual beli sebagai penberian keluangan dan
keleluasaan dari-NYA untuk hamba-hamba-NYA, yang sangat membawa
manfaat bagi manusia diantaranya:a) Jual beli dapat menata struktur
kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak milik orang
lain.b) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar
kerelaan.c) Masing-masing pihak merasa puas, baik ketika penjual
melepas barang dagangannya dengan imbalan, maupun pembeli membayar
dan menerima barang.d) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau
memiliki barang yang haram atau secara bathil.e) Penjual dan
pembeli mendapat rahmat Allah Swt. Bahkan 90% sumber rezeki
berputar dalam aktifitas perdagangan.f) Menumbuhkan ketentraman dan
kebahagiaan. Sedangkan hikmah jual beli yaitu: Allah Swt
mensyariatkan jual beli sebagai bagian dari bentuk taawun (saling
menolong) antar sesama manusia, juga sebagai pemberian keleluasaan,
karena manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang,
pangan, papan dsb. Kebutuhan seperti ini tak pernah putus selama
manusia masih hidup. Tak seorangpun dapat memenuhi seluruh hajat
hidupnya sendiri, karena itu manusia dituntut berhubungan satu sama
lain dalam bentuk saling tukar barang. Manusia sebagai anggota
masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan dimiliki oleh
orang lain. Oleh karena itu jual beli adalah salah satu jalan untuk
mendapatkannya secara sah. Dengan demikian maka akan mudah bagi
setiap individu untuk memenuhi kebutuhannyaPembagian Jual beli yang
tidak sah karena tidak kurang syarat dan rukunya :1) Jual beli
barang yang zatnya haram najis atau tidak boleh diperjualbelikan.2)
Jual beli yang dilarang karena belum jelas (sama-samar), antara
lain: jual beli buah-buahan yang belum tampak hasilnya, jual beli
barang yang belum tampak, seperti menjual ikan di kolam, menjual
anak ternak yang masih dalam kandungan.3) Jual beli bersyarat.4)
Jual beli yang menimbulkan kemudharatan, seperti menjual narkoba,
buku atau vcd porno, lambang-lambang salib dsb.5) Jual beli yang
dilarang karena dianiaya, seperti menjual anak binatang yang masih
begantung kepada induknya.6) Muhaqalah, yaitu menjual tanam-tanaman
yang masih di sawah.7) Mukhadharah, menjual buah-buahan yang masih
hijau (belum pantas dipanen)8) Mulamasah, jual beli secara sentuh
menyentuh. Misal, orang yang menyentuh sehelai kain atau barang
berarti dianggap/diharuskan membeli barang tersebut.9) Munabadzah,
jual beli secara lempar melempar, seperti seseorang berkata:
Lemparkan kepadaku apa yang ada padamu, nanti kulemparkan pula
kepadamu apa yang ada padaku. Setelah lempar-melempar terjadilah
jual beli.10) Muzabanah, menjual buah yang basah dengan buah yang
kering, seperti menjual padi kering dengan bayaran padi basah,
sedangkan ukurannya dengan ditimbang, sehingga akan merugikan
pemilik padi kering.Jual beli sah, tapi terlarang :1) Membeli
barang dengan harga yang lebih mahal dari haga pasar sedang ia
tidak ingin barang itu, tetapi semata-mata supayaorang lain tidak
dapat membeli barang itu.2) Membeli barang yang sudah dibeli orang
lain yang masih dalam masa khiyar3) Menjual sesuatu yang berguna
untuk menjadi alat maksiat
Hukum-hukum Jual Beli :1) Mubah (boleh) merupakan asal hukum
jual beli2) Wajib, umpamanya wali menjual harta anak yatim apabila
terpaksa; begitu juga kadi menjual harta muflis (orang yang lebih
banyak hutangnya dari pada hartanya).3) Haram, sebagaimana yang
telah diterangkan pada jula beli yang dilarang4) Sunnat, misalnya
jual beli kepada orang yang sangat membutuhkan barang itu.B. UTANG
PIUTANGPengertian Utang Piutang Hutang-piutang menurut syara ialah
aqad untuk memberikan sesuatu benda yang ada harganya atau berupa
uang dari seseorang kepada orang lain yang memerlukan dengan
perjanjian orang yang berutang akan mengembalikan dengan jumlah
yang sama. Hukum Utang Piutang Orang yang berhutang hukumnya mubah
(boleh), sedangkan orang yang memberi pinjaman hukumnya sunnah,
sebab ia termasuk orang yang menolong sesamanya. Hukum ini dapat
berubah menjaid wajib jika orang yang meminjam itu benda-benar
dalam keadaan terdesak, misalnya hutang beras bagi orang yang
kelaparan, hutang uang untuk biaya pengobatan, dan lain
sebagainya.Rasulullah SAW bersabda : Dari Ibnu Mas'ud ra,
sesungguhnya Nabi SAW telah besabda "Seorang muslim yang memberi
pinjaman kepada seorang muslim dua kali, seolah-olah dia telah
bersedekah kepadanya satu kali". (HR. Ibnu Majah)
Antara orang yang menghutangi dengan orang yang berhutang
dilarang memberikan sayarat agar dalam pengembalian hutang itu
dilebihkan nilainya. Sebagai contoh, sewaktu terjadi aqad, orang
yang mengutangi sebesar Rp. 50.000 memberi syarat nanti ketika yang
berutang mengembalikan hutangnya dalam jangka waktu 3 bulan menjadi
Rp. 55.000. Tambahan itu tidak halal dan termasuk riba. Jika
tambahan itu tidak disyaratkan pada waktu aqad tetapi secara
sukarela dari orang yang meminjam tidak termasuk riba, bahkan
dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda :"Maka sesungguhnya sebaik-baik
kamu ialah orang yang sebaik-baiknya pada waktu membayar hutang."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).Dari Abu Hurairah, ia berkata,
Rasulullah SAW telah berhutang binatang ternak, kemudian beliau
membayar dengan binatang yang lebih besar umurnya daripada binatang
yang beliau pinjam itu, dan Rasulullah bersabda : "Orang yang
paling baik di antara kamu adalah orang yang membayar hutangnya
dengan yang lebih baik." (HR. Ahmad At-Turmudzi dan
disahkannya).Rukun Utang Piutang :
1) Lafaz ( kalimat mengutangi) seperti: saya uatangkan ini
kepada engkau jawab yang berhutang saya mengaku berhutang kepada
engkau2) Ada pihak yang berpiutang dan yang berhutang3) Barang yang
dihutangkanMenambah bayaran melebihkan bayaran dari sebanyak
hutang, kalau kelebihan itu memang kemauan yang berhutang dan tidak
atas perjanjian sebelumnya, maka kelebihan itu boleh (halal) bagi
yang mengutangkannya, dan menjadi kebaikan untuk orang yang
memebayar utang.C. RIBAPengErtian Riba "Ar-ribaa" menurut bahasa
artinya az-ziyaadah yaitu tambahan atau kelebihan. Riba menurut
istilah syara' ialah suatu aqad perjanjian yang terjadi dalam
tukar-menukar suatu barang yang tidak diketahui sama atau tidaknya
menurut syara' atau dalam tukar-menukar itu disyaratkan dengan
menerima salah satu dari dua barang.
Hukum Riba.
Riba hukumnya haram dan Allah melarang untuk memakan barang
riba. Allah SWT berfirman :"sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba." (QS. Al-Baqarah : 275)."Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Ali
Imran : 130).Jika Allah melarang hamba untuk memakan riba, maka
Allah juga menjanjikan untuk melipat-gandakan orang yang dengan
ikhlas mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah. Allah SWT berfirman
:"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah." (QS. Al-Baqarah
: 276).Rasulullah SAW bersabda :Dari Jabir ra, ia berkata,
Rasulullah SAW telah melaknat ornag-orang yang memakan riba, orang
yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang
yang menuliskan, orang yang menyaksikannya dan (selanjutnya Nabi
bersabda) mereka itu semua sama saja." (HR. Muslim).Jenis-jeni
RibaMenurut pendapat sebagian ulama, riba itu da empat macam:1)
Riba Fadhl, yaitu tukar-menukar dua barang yang sama jenisnya
dengan tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh yang menukarkan.
Contoh, tukar-menukar emas dengan emas, beras dengan beras, dengan
ada kelebihan yang disyaratkan oleh orang yang menukarkannya.2)
Riba Qardhi, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan
atau tambahan dari orang yang meminjami. Contoh, A meminjam uang
kepada B sebesar Rp. 5.000 dan B mengharuskan kepada A
mengembalikan uang itu sebesar Rp. 5.500. Tambahan lima ratus
rupiah adalah riba qardhi.3) Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat
aqad jual-beli sebelum serah terima. Misalnya orang yang membeli
suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual,
antara penjual dan pembeli berpisah sebelum serah terima barang
itu.4) Riba Nasiah, yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis
maupun tidak sejenis atau jua-beli yang bayarannya disyaratkan
lebih oleh penjual dengan dilambatkan. Contoh, A membeli arloji
seharga Rp. 500.000. Oleh penjual disyaratkan membayarnya tahun
depan dengan harga Rp. 525.000. Ketentuan melambatkan pembayaran
satu tahun dinamakan riba nasiah.Rasulullah SAW bersabda : Dari
Samurah bin Jundub ra, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang
jual-beli bintang dengan binatang yang pembayarannya diakhirkan."
(HR. Lima ahli hadits dan disahkan oleh At-Turmudzi dan Abu Dawud).
Surat Ar-Rum, ayat 39:Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan
agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah.# Jumhur (mayoritas/kebanyakan) Ulama sepakat bahwa
bunga bank adalah riba, oleh karena itulah hukumnya haram. Hasil
rapat komisi VI dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-27 Tarjih dan
Tajdid Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
menetapkan, bunga perbankan termasuk riba sehingga diharamkan.
(Sumber : Jual-Beli, Utang Piutang dan Riba Oleh Zuhal,
M.Ag)
8.Jelaskan konsep MAKANAN DAN MINUAN MENURUT ISLAM !
Jawaban : Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di
dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada
larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Quran dan yang
terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
1. Makanan Yang Dihalalkan Allah SWTSegala jenis makanan apa
saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali ada larangan
dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam
menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan
baik. Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha
yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang
bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.Makanan halal dari segi
jenis ada tiga : (1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut,
seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung, ikan. (2) Berupa
nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan
lain-lain. (3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.
Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu : 1) Halal
makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain
seperti bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir,
dll.2) Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas,
namun pekerjaan itu hala, tetapi dibenci Allah seperti pengamen.3)
Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran,
walimah, warisan, wasiat, dll.4) Halal makanan dari rampasan perang
yaitu makanan yang didapat dalam peperangan (ghoniyah).
2. Minuman Yang DihalalkanSegala jenis minuman apa saja yang ada
di dunia ini halal untuk diminum kecuali ada larangan yang
mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.Minuman halal menurut
jenisnya ada dua, yaitu :1) Halal minuman yang dihasilkan oleh
hewani seperti susu sapi, madu, minyak samin, dll.2) Halal minuman
yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti jice wortel, juice jeruk,
juice anggur, juice tomat, juice avokad, dll.
Manfaat Makanan Dan Minuman DihalalkanMakanan dan minuman yang
halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat
berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.
Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal,
yaitu :1) Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,2)
Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,3) Mendapat perlindungan
dari Allah SWT,4) Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah
SWT,5) Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap
apa adanya, dan6) Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia
akhirat. 3. Dalil Naqli tentang Makanan dan Minuman Halal. 1).
Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal,
dan barang yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram.
Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya, mak barang itu termasuk yang
diafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.(HR. Ibnu Majah dan
Tirmidzi) Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid). 2). Dan makanlah
makan yang halal lagi bik dari apa yang Allah telah telah berikan
rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman
pada-Nya.(QS. Al Maidah : 88). 3).Dia telah menurunkan air hujan
dari langit untuk kamu, sebagian menjadi minuman dan sebagainnya
(menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu.(QS.An Nahl : 10) 4).Wahai orang beriman
sesungguhnya arak 9khimar), berjudi, qurban untuk berhala, undian
dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka
juhilah agar kamu mendapat keberuntungan (QS.Al Maidah :90)
6). Sesungguhnya Saad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW
agar didoakan kepada Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka
beliau bersabda kepadanya : Perbaiki makanan, niscaya diterima
doa-doamu (HR. Tabrani) 7). Maka makanlah rezeki yang halal lagi
suci yang telah diberikan Allah pada kamu(QS. An Nahl
:114)Pengertian Makanan dan Minuman HaramBanyak terjadi salah
sangka dari masyarakat bahwa mencari rezeki yang haram saja sulit,
apalagi yang halal. Hal itu malah memicu banyak kesalahapahaman
tentang halal dan haram suatu rezeki.
1. Makanan Yang Diharamkan Makanan yang diharamkan agama, yaitu
makanan dan minuman yang diharamkan di dalam Al Quran dan Al
Hadist, bila tidak terdapat petunjuk yang melarang, berarti
halal.Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam
:a) Haram ini, ditinjau dari sifat benda seperti daging babi,
darang, dan bangkai. Haram karena sifat tersebut, ada tiga :1.
Berupa hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan
seperti daging babi, anjing, ulat, buaya, darah hewan itu, nanah
dll.2. Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang
berasal dari tumbuhan seperti kecubung, ganja, buah, serta daun
beracun. Minuman buah aren, candu, morfin, air tape yang telah
bertuak berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuak dan jenis lainnya
yang dimakan banyak kerugiannya.3. Benda yang berasal dari perut
bumi, apabila dimakan orang tersebut, akan mati atau membahayakan
dirinya, seperti timah, gas bumi. Solar, bensin, minyak tanah, dan
lainnya.sabab banyak macamnya, yaitu :1. Makanan haram yang
diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri, korupsi,
menipu, merampok, dll.
2. Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan,
taruhan, menang togel, dll.
3. Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti
daging babi, , miras, kemudian dibelikan makanan dan minuman.
4. Hasil haram karena telah membungakan dengan riba, yaitu
menggandakan uang.
5. Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar. 2.
Minuman Yang DiharamkanPada prinsipnya segala minuman apa saja
halal untuk diminum selama tidak ada ayat Al Quran dan Hadist yang
mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan dilakukan,
maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan.
Minuman yang haram secara garis besar, yakni :a. Berupa hewani yang
haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah
kerbau, bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing,
dan lain-lain.
b. Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren,
candu, morfin, air tape bertuak dari bahan ubi, anggur telah
bertuak, dan lain sebagainya.
c. Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti
solar, bensin, spiritus, dan lainnya yang membahayakan.(Sumber :
Hukum Islam Tentang Makanan dan Minuman ~ Kehidupan
Islam)9.Jelaskan apa yang dimaksud dengan EKONOMI ISLAM !
Jawaban :
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur
seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip
illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik
manusia, melainkan hanya titipan dari Allah swt agar dimanfaatkan
sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya
semua akan kembali kepada Allah swt untuk
dipertanggungjawabkan.Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan
rukun Islam. Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt
memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat
105: Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu. Karena
kerja membawa pada keampunan, sebagaimana sabada Rasulullah
Muhammad saw: Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja
tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapat ampunan.(HR.Thabrani
dan Baihaqi)
Tujuan Ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam system Islam
mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta
menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh
ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah
membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di
akhirat.Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah
mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam
diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber
kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.2. Tegaknya keadilan
dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan
di bidang hukum dan muamalah.3. Tercapainya maslahah (merupakan
puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjad
puncak sasaran di atas mencaku p lima jaminan dasar:a. keselamatan
keyakinan agama ( al din)b. kesalamatan jiwa (al nafs)c.
keselamatan akal (al aql)d. keselamatan keluarga dan keturunan (al
nasl)e. keselamatan harta benda (al mal) Ciri dan ruang lingkup
ekonomi IslamCiri-ciri ekonomi Islam.1. Harta adalah milik Allah
dan manusia hanyalah dilantik oleh Allah untuk memakmurkan
bumi.i.Perspektif keagamaan ini adalah asas yang dikaitkan dengan
harta dan ini adalah intipati pengsyariatan yang berkaitan dengan
ketuhanan. Telah didatangkan dengan dalil yang jelas dalam al-Quran
dan Hadis.Firman Allah S.W.T: [1]Maksudnya: Dialah yang menjadikan
kamu dari bahan-bahan bumi, serta menghendaki kamu
memakmurkannya.Dan firman Allah: [2]Maksudnya: Berimanlah kamu
kepada Allah dan RasulNya, dan infakkanlah di jalan Allah
sebahagiaan dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai
penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu
dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang
besar2. Saling menyempurna dan lengkap.i. Sistem Ekonomi Islam
mempunyai hubung kait dengan akidah islamiyah yang dibuktikan
dengan fikrah kejadian iaitu Allah S.W.T adalah pemilik yang
memiliki kesemuanya.PadaNya ada hukum-hukum dan
perintah-perintah.Firman Allah yang membuktikan Dialah pemilik
kekal: [3]Maksudnya: Allah jualah yang menguasai alam langit dan
bumi serta segala yang ada padanya.3. Hubungkait dengan penilaian
akhlak.i.Syariah mementingkan akhlak dengan mengambil berat tentang
segala yang diwajibkan dan diharamkan. Ini adalah pendekatan yang
kuat melalui akidah, ibadah, muamalat dan akhlak. Keistimewaan ini
lengkap dengan taaun, takamul dan penjagaan kepada orang yang
memerlukan.Firman Allah yang berbunyi: [4]Maksudnya: Dan janganlah
kamu makan (atau mengambil) harta (orang-orang lain) di antara kamu
dengan jalan yang salah, dan jangan pula kamu menghulurkan harta
kamu (memberi rasuah) kepada hakim-hakim kerana hendak memakan
sebahagian dari harta manusia dengan berbuat dosa, padahal kamu
mengetahui (salahnya).4. Pengukuhan keseimbangan antara kepentingan
individu dan kepentingn rakyat.i.Ekonomi Islam membuat pilihan yang
adil dalam menyeimbangkan semua kepentingan dan tidak mewujudkan
percanggahan antara keduanya. Seperti firman Allah: [5]Maksudnya:
Dan demikian (sebagaimana Kami telah memimpin kamu ke jalan yang
lurus), Kami jadikan kamu (wahai umat Muhammad) satu umat pilihan
lagi adil.Ruang lingkup ekonomi IslamBeberapa ekonom memberikan
penegasan bahwa ruang lingkup dari ekonomi islam adalah masyarakat
muslim dan negara muslim itu sendiri.Ruang lingkup ekonomi islam
yang tampaknya menjadi administrasi kekurangan sumber-sumber daya
manusia dipandang dari konsepsi etik kesejahteraan dalam islam.
Oleh karena itu, ekonomi islam tidak hanya mengenai sebab-sebab
material kesejahteraan, tetapi juga mengenai hal-hal non material
yang tunduk kepada larangan islam tentang konsumsi dan produksi.
Etos kerja sesuai ajaran IslamMenurut riwayat Al-Baihaqi dalam
Syubul Iman ada empat prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah.
Keempat prinsip itu harus dimiliki kaum beriman jika ingin
menghadap Allah dengan wajah berseri bak bulan purnama.
Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal
dari segi jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya. Antitesa
dari halal adalah haram, yang dalam terminologi fiqih terbagi
menjadi haram lighairihi dan haram lidzatihi.Analoginya, menjadi
anggota DPR adalah halal. Tetapi jika jabatan DPR digunakan
mengkorupsi uang rakyat, status hukumnya jelas menjadi haram.
Jabatan yang semula halal menjadi haram karena ada faktor
penyebabnya. Itulah haram lighairihi. Berbeda dengan preman.
Dimodifikasi bagaimanapun ia tetap haram. Keharamannya bukan karena
faktor dari luar, melainkan jenis pekerjaan itu memang haram
lidzatihi.
Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban
hidup orang lain (taaffufan an al-masalah). Kaum beriman dilarang
menjadi benalu bagi orang lain. Rasulullah pernah menegur seorang
sahabat yang muda dan kuat tetapi pekerjaannya mengemis. Beliau
kemudian bersabda, Sungguh orang yang mau membawa tali atau kapak
kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya di atas punggung lebih
baik dari orang yang mengemis kepada orang kaya, diberi atau
ditolak (HR Bukhari dan Muslim). Dengan demikian, setiap pekerjaan
asal halal adalah mulia dan terhormat dalam Islam. Lucu jika masih
ada orang yang merendahkan jenis pekerjaan tertentu karena
dipandang remeh dan hina. Padahal pekerjaan demikian justru lebih
mulia dan terhormat di mata Allah ketimbang meminta-minta. Ketiga,
bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sayan ala iyalihi).
Mencukupi kebutuhan keluarga hukumnya fardlu ain. Tidak dapat
diwakilkan, dan menunaikannya termasuk kategori jihad. Hadis
Rasulullah yang cukup populer, Tidaklah seseorang memperoleh hasil
terbaik melebihi yang dihasilkan tangannya. Dan tidaklah sesuatu
yang dinafkahkan seseorang kepada diri, keluarga, anak, dan
pembantunya kecuali dihitung sebagai sedekah (HR Ibnu Majah).
Tegasnya, seseorang yang memerah keringat dan membanting tulang
demi keluarga akan dicintai Allah dan Rasulullah. Ketika berjabat
tangan dengan Muadz bin Jabal, Rasulullah bertanya soal tangan
Muadz yang kasar. Setelah dijawab bahwa itu akibat setiap hari
dipakai bekerja untuk keluarga, Rasulullah memuji tangan Muadz
seraya bersabda, Tangan seperti inilah yang dicintai Allah dan
Rasul-Nya. Keempat, bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga
(taaththufan ala jarihi). Penting dicatat, Islam mendorong kerja
keras untuk kebutuhan diri dan keluarga, tetapi Islam melarang kaum
beriman bersikap egois. Islam menganjurkan solidaritas sosial, dan
mengecam keras sikap tutup mata dan telinga dari jerit tangis
lingkungan sekitar. Hendaklah kamu beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian harta yang Allah telah
menjadikanmu berkuasa atasnya. (Qs Al-Hadid: 7).
(Sumber: Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah oleh Pusat Komunikasi
Ekonomi
Syariah)-http://urduniah.blogspot.com/2010/12/ciri-ciri-ekonomi-islam-dan.html
-http://syariahcooperation.blogspot.com/2012/04/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan.html
-http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/03/21/mjzgo9-empat-prinsip-etos-kerja-islami10.
Jelaskan apa pengertian ilmu pengetahuan (pengertian ilmu,
kewajiban menuntut ilmu, ayat al-Quran dan hadits tentang menuntut
ilmu).
Jawab:
Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari kata- - yang artinya mengetahui, lawan dari
katayang artinya bodoh.Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata
bahasa Inggris, Science, yang berarti pengetahuan. Kata science itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang berarti
pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan
adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses
pengkajian dan dapat diterima oleh rasio. Kewajiban menuntut ilmuDi
dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.
Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu
pengetahuan kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di
dunia maupun di akhirat. Apalagi sebagai seorang muslim itu wajib
hukumnya seperti dalam sebuah hadits disebutkan bahwa :Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Menuntut ilmu ituwajibatas
setiap muslim.(HR. Ibnu Majah. Dinilaishahiholeh Syaikh Albani
dalamShahih wa Dhaif Sunan Ibnu Majahno. 224)Dalam hadits ini,
Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamdengan tegas menyatakan bahwa
menuntut ilmu itu hukumnyawajib atas setiap muslim, bukan bagi
sebagian orang muslim saja. Lalu, ilmu apakah yang dimaksud dalam
hadits ini? Penting untuk diketahui bahwa ketika AllahTaalaatau
Rasul-Nya Muhammadshallallahu alaihi wa sallammenyebutkan kata ilmu
saja dalam Al Quran atau As-Sunnah, maka ilmu yang dimaksud adalah
ilmu syari (ilmu agama), termasuk kata ilmu yang terdapat dalam
hadits di atas.
Sebagai contoh, berkaitan dengan firman AllahTaala, Dan
katakanlah,Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadakuilmu.(QS. Thaaha
[20] : 114)
maka Ibnu Hajar Al-Asqalanirahimahullahberkata,
( : ) Firman Allah Taala (yang artinya),Wahai Rabb-ku,
tambahkanlah kepadaku ilmu mengandung dalil yang tegas tentang
keutamaan ilmu. Karena sesungguhnya Allah Taala tidaklah
memerintahkan Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam untuk meminta
tambahan sesuatu kecuali (tambahan) ilmu.
Sumber:
-http://mashfufah25.blogspot.com/2013/12/makalah-kewajiban-menuntut-ilmu.html
-http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/setiap-muslim-wajib-mempelajari-agama.html
11. Jelaskan sumber ilmu pengetahuan menurut ajaran Islam
(Al-Quran, al-hadits, dan al-kaun)
Jawab: Al-Quran
Al Quran merupakan salah satu mukjizat yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai petunjuk
bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai petunjuk dari Allah
tentulah isi dari Al Quran tidak akan menyimpang dari Sunatullah
(hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan Allah sedangkan
Al Quran adalah merupakan hasil perkataan Allah. Karena Allah
bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah
tidak sejalan dengan perbuatan-Nya.
Al-haditsHadist atau sunnah adalah perkataan, perbuatan dan
pengakuan atau ketetapan yang disandarkan kepada Rasullah SAW.
Sedangkan menurut Al-Quran, suunah berarti syariat, hukum atau
peraturan, dan pengertian sunnah menurut Hadits adalah kebiasaan,
tradisi, jalan hidup, cara-cara dan kebiasaan. Al Kaun
Sumber Al-kaun)Alam semesta(harus kita pelajari, kita
tafakurkan, kita obserrvasi, kita teliti, dan kita nalarkan secara
cermat, akurat dan seksama sebagaimana sikap kita terhadap Al-Quran
dan As Sunnah. Al-kaun sebagai sumber yang ketiga akan memberikan
kelengkapan yang detail bagi pemahaman serta penafsiran Al-quran
dan As Sunnah.
Sumber:
-http://cyberdakwah.com/2013/08/al-quran-sumber-ilmu-pengetahuan/
-http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/06/sunnah-rasul-sebagai-sumber-ilmu.html
-http://muhammadhakimazhari.blogspot.com/2013/05/konsep-anti-dikotomi-ilmu-pengetahuan.html
12. Jelaskan bagaimana penciptaan alam semesta menurut Al-Quran
tulis ayatnya.
Jawab: Mari kita awali dengan penciptaan alam semesta yang
sangat luas ini. Jika kita merujuk surat keenam dalam Al-Quran,
yaitu Surat Al-Anam ayat 101 yang berbunyi: [/101]Dia (Allah)
Pencipta langit dan bumi. Bagaimana (mungkin) Dia mempunyai anak
padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu;
dan Dia mengetahui segala sesuatu.Dalam ayat ini Allah telah dengan
jelas menyebutkan bahwa Allah Yang Maha Esa tidak membutuhkan apa
pun untuk menciptakan segala sesuatu, bahkan adalah hal yang sangat
mudah bagi Allah SWT untuk menciptakan langit dan bumi.Setelah
diciptakan ternyata bumi yang kita pijak dan langit yang kita lihat
di atas kepala kita ini pada awalnya menyatu. Serta pernyataan para
ilmuwan dan peneliti yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari
air merupakan benar adanya. Ayat yang menerangkannya jelas tertera
dalam Surat Al-Anbiya ayat 30: [/30]Dan apakah orang-orang kafir
tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak
beriman?Teori Big Bang atau Unsteady State yang dicetuskan oleh
ilmuwan kenamaan Stephen Hawking dimana jagat raya ini akan terus
berkembang/bertambah luas ini bukan tidak ada penjelasannya dalam
Al-Quran, karena jelas dalam Surat Az-Zariyat ayat ke-47 Allah SWT
berfirman: [/47[Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan
Kami benar-benar meluaskannya.Jika dilihat dari sudut pandang
Astronomi, sejauh yang saya tahu dan saya pelajari selama ini, alam
semesta memang benar-benar mengembang. Contoh kecilnya saja,
galaksi M31 atau yang lebih dikenal dengan nama Andromeda merupakan
galaksi yang diketahui terdekat dengan galaksi Bima Sakti (Milky
Way) ini terus-menerus mengalami pergeseran merah (redshift). Dalam
Asas Doppler, diketahui bahwa setiap benda yang bergerak semakin
menjauh dari pengamat akan mengalamiredshiftsedangkan yang bergerak
mendekati pengamat akan mengalamiblueshift(pergeseran biru). Jadi
berdasar pada ayat Al-Quran dan fakta ilmiah, alam semesta ini
memang meluas/mengembang.Bintang-bintang yang berkilauan yang kita
lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya
berupa materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al
Qur'an:
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itumasih
merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11)
Kita mengetahui bahwa Bumi dan planet-planet anggota Tata Surya
lainnya bergerak mengelilingi Matahari? Tentu karena mereka
memiliki garis edar (orbit) masing-masing yang tidak berpotongan
satu sama lain. Penjelasan Al-Quran tentang hal ini dapat kita
lihat dalam Surat Al-Anbiya ayat ke-33: [/33]Dan Kami yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan. Masing-masing
beredar pada garis
edarnya.Sumber:-http://cyberdakwah.com/2013/06/sains-salah-satu-cara-pembuktian-kebenaran-al-quran-melalui-penciptaan-alam-semesta/-http://www.al-habib.info/review/al-quran-asal-mula-alam-semesta.htm13.Jelaskan
bagaimana konsep penciptaan manusia menurut al-Quran !
Jawaban :
Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah
dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk
yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh
kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di
dalam firman-Nya :
Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As Sajdah (32) : 7)Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al
Hijr (15) : 26)Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh
Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan.
Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan
jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan
oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (QS. Yaasiin (36)
: 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan
di dalam surat An Nisaa ayat 1 yaitu :
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak
(QS. An Nisaa (4) : 1)Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua
keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini
disamping dapat ditinjau menurut Al Quran dan Al Hadits dapat pula
ditinjau secara medis. Di dalam Al Quran proses kejadian manusia
secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya
:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al
Muminuun (23) : 12-14).
Atas perkembangan teknologi kini telah dikenal istilah bayi
tabung
Bayi tabung dikenal dengan istilah pembuahan in vitro atau dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai in vitro fertilisation. Ini adalah
sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita.
Islam memandang bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari
pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Namun, para
ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan
suami-istri yang dititipkan di rahim perempuan lain. "Itu hukumnya
haram," dan bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang
telah meninggal dunia hukumnya haram. "(sumber :
-http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/fatwa/10/05/08/114856-apa-hukum-bayi-tabung-menurut-islam.)
(Sumber :
http://citysaidah.wordpress.com/2010/02/18/penciptaan-manusia-menurut-alquran/)