BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penelitian Terdahulu Dalam rangka membuat penelitian yang lebih terarah, maka penulis melakukan telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan objek yang penulis teliti yaitu “IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA”. Dari hasil telaah pustaka yang dilakukan, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama dengan judul yang diambil oleh penulis saat ini. Namun demikian, penulis menemukan penelitian sebelumnya yang memiliki tema yang sama dengan yang penulis lakukan yaitu implementasi standar akuntansi keuangan. Judul penelitian terdahulu yang penulis angkat sebagai bahan acuan adalah “IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PT. SAPTAWIRA ADHITAMA TOUR & TRAVEL” 7
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Penelitian Terdahulu
Dalam rangka membuat penelitian yang lebih terarah, maka penulis melakukan
telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan
objek yang penulis teliti yaitu “IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA”.
Dari hasil telaah pustaka yang dilakukan, penulis tidak menemukan penelitian dengan
judul yang sama dengan judul yang diambil oleh penulis saat ini. Namun demikian,
penulis menemukan penelitian sebelumnya yang memiliki tema yang sama dengan yang
penulis lakukan yaitu implementasi standar akuntansi keuangan. Judul penelitian
terdahulu yang penulis angkat sebagai bahan acuan adalah “IMPLEMENTASI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS
PUBLIK (SAK ETAP) PADA PT. SAPTAWIRA ADHITAMA TOUR &
TRAVEL”
Penelitian tersebut disusun oleh Kartika Wijaya pada tahun 2011. Selain itu,
tujuan penelitian yang disusun oleh Kartika adalah :
1. Untuk mengimplementasikan SAK ETAP sebagai standar penyusunan laporan
keuangan perusahaan PT Saptawira Adhitama Tour & Travel.
2. Untuk mengevaluasi pengaruh implementasi SAK ETAP pada laporan keuangan
perusahaan PT Saptawira Adhitama Tour & Travel.
7
Metodologi penelitian yang dipakai oleh Kartika dalam menyusun penelitiannya
adalah sebagai berikut :
1. Jenis dari risetnya adalah riset eksploratoria yang bersifat deskriptif naratif.
2. Dimensi waktu riset adalah melibatkan urutan waktu selama 2 tahun.
3. Kedalaman risetnya berupa studi kasus, mendalam tetapi hanya melibatkan satu
objek.
4. Metode pengumpulan datanya :
Kontak langsung (wawancara)
Kontak tidak langsung (arsip data perusahaan)
5. Lingkungan penelitiannya adalah noncontived setting yaitu lingkungan riil.
6. Unit analisisnya adalah sebuah perusahaan menengah di bidang jasa biro
perjalanan wisata.
Berikut ini merupakan simpulan penelitian terdahulu dalam menjawab rumusan
masalah yang tertulis pada Bab I dari skripsi tersebut, antara lain :
1. PT Saptawira Adhitama Tour & Travel menerapkan dini SAK ETAP secara
prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu
cara mengimplementasikan SAK ETAP sebagai standar penyusunan laporan
keuangan perusahaan adalah :
a. Membuat Neraca Awal perusahaan dengan mengakui dan tidak mengakui
Aset dan Kewajiban yang dipersyaratkan dalam SAK ETAP,
mereklasifikasikan pos-pos Aset, Kewajian, dan Ekuitas berdasarkan
SAK ETAP.
b. Penyesuaian yang diperlukan dalam membuat Neraca Awal dan yang
muncul dari transaksi, kejadian, atau kondisi lainnya sebelum tanggal
8
efektif SAK ETAP, diakui secara langsung di pos Saldo Laba pada
tanggal penerapan SAK ETAP.
c. Menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh komponen Laporan
Keuangan perusahaan pada tahun penerapan SAK ETAP.
d. Menyusun Laporan Keuangan perusahaan pada akhir periode yang sesuai
dengan SAK ETAP, termasuk pengungkapan ynag diperlukan dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan.
2. Pengaruh dari mengimplementasikan SAK ETAP pada laporan keuangan
perusahaan PT Saptawira Adhitama Tour & Travel adalah :
a. Saldo Laba
Akibat adanya pengakuan Aset dan penyesuaian lain yang muncul dari
transaksi, kejadian, atau kondisi lainnya sebelum tanggal efektif SAK
ETAP, maka nilai Saldo Laba perusahaan pada Neraca Awal penerapan
SAK ETAP menjadi lebih tinggi dari sebelumnya yang akan memberikan
keuntungan bagi para pemegang saham.
b. Pendapatan
Akibat adanya penerapan kewajiban secara akrual dapat menyebabkan
munculnya pos Pendapatan Diterima Dimuka. Pos ini merupakan
Pendapatan Usaha yang memenuhi syarat diakui sebagai kewajiban
perusahaan.
Hal ini mengakibatkan Pendapatan Usaha pada Laporan Laba Rugi
perusahaan menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Pendapatan (PPN)
yang telah dikeluarkan dari Pendapatan Usaha perusahaan juga
mengakibatkan Pendapatan Usaha perusahaan menjadi lebih rendah.
9
Pendapatan perusahaan lebih rendah maka beban pajak penghasilan
perusahaan akan menjadi lebih rendah, sehingga perusahaan dapat
meminta restitusi pajak penghasilan yang telah lebih bayar.
c. Pihak-pihak Istimewa
Adanya penyajian secara terpisah dari transaksi dengan pihak-pihak
istimewa yang menimbulkan pos Piutang Hubungan Istimewa pada
Neraca Perusahaan. Hal ini membuat penyajian dan pengungkapan
transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa menjadi
sesuai seperti yang disyaratkan dalam SAK ETAP.
II.2 Rerangka Teori dan Literatur
II.2.1 Implementasi
II.2.1.1 Pengertian Implementasi
Menurut Dave Chaffey (2009), menyatakan bahwa implementasi adalah “The
creation of a system based on analysis and design documentation”. (p681)
Berdasarkan pengertian ahli di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah
menciptakan suatu proses berupa tindakan untuk memastikan terlaksananya suatu
kebijakan dan tercapainya tujuan kebijakan tersebut.
II.2.1.2 Manfaat dan Tujuan Implementasi IFRS
10
Dalam artikel berita berjudul Standar Internasional Dipakai 2012 yang ada di
situs Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), menurut Dudi M Kurniawan (2010) sebagai
Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengatakan, dengan
mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus, yaitu :
1. Pertama, meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Kedua, mengurangi biaya SAK.
3. Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Kelima, meningkatkan transparansi keuangan.
6. Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
penghimpunan dana melalui pasar modal.
7. Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Selain itu, terdapat pula tujuan dari implementasi IFRS dalam menyusun laporan
keuangan suatu perusahaan yaitu :
1. Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung
informasi berkualitas tinggi
2. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode
yang disajikan
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna
4. Meningkatkan investasi.
II.2.2 Pengertian PSAK
11
PSAK adalah singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Di
Indonesia PSAK adalah Standar Akuntansi Keuangan yang merupakan standar yang
digunakan untuk pelaporan keuangan dan digunakan sebagai pedoman dan aturan
akuntan untuk membuat atau menyusun laporan keuangan. Dengan adanya Pernyataan
Standar Akuntansi keuangan yang baik, laporan keuangan menjadi lebih berguna, dapat
diperbandingkan, tidak menyesatkan dan dapat menciptakan transparansi bagi
perusahaan.
Di Indonesia PSAK akan dikonvergensi secara penuh ke dalam IFRS melalui
tiga tahapan, yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Adopsi
International Financial Reporting standard (IFRS) yang dilakukan secara bertahap
disebut dengan gradual strategy. Strategi ini digunakan oleh negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Dengan mengadopsi secara penuh IFRS pada tahun 2012, laporan
keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan
dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
II.2.3 Konvergensi IFRS
Indonesia bagian dari IFAC (International Federation of Accountants) yang
harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), seperti dengan
menggunakan IFRS sebagai accounting standard. Maka dari itu, saat ini Indonesia
sedang melakukan konvergensi untuk IFRS. Konvergensi sendiri berasal dari bahasa
Inggris yaitu convergence. Kata konvergensi merujuk pada “Dua hal/benda atau lebih
bertemu dan bersatu dalam suatu titik”. (Arismunandar, 2006: 1)
Konvergensi IFRS adalah pengadopsian secara penuh dengan tujuan akhir ialah
PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya modifikasi sedikitpun. Konvergensi IFRS ini
12
merupakan salah satu bentuk kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20
forum (The Group of Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors). G20
forum adalah forum yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia
ditambah dengan Uni Eropa. Maka dari itu, standar akuntansi keuangan nasional yang
digunakan Indonesia saat ini sedang dalam proses yang secara bertahap menuju
konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards (IFRS)
yang dikeluarkan oleh IASB.
Konvergensi dalam hal standar akuntansi internasional berarti merujuk bahwa
hanya akan ada satu standar yang digunakan secara internasional di masa yang akan
datang. Standar internasional tersebut yang kemudian berlaku untuk menggantikan
standar yang sudah dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi
standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di negara
tersebut dengan standar internasional. Konvergensi standar akan menghapus perbedaan
tersebut secara perlahan-lahan dan bertahap sehingga diharapkan tidak akan ada lagi
perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar internasional di masa yang akan
datang.
Ada 3 cara melakukan proses konvergensi yaitu dengan :
1. Adaptasi, yaitu dengan membuat standar akuntansi sendiri yang disesuaikan
dengan IFRS
2. Adopsi, yaitu dengan mengambil dan memakai langsung standar dari IFRS
3. Harmonisasi, yaitu dengan membuat standar akuntansi sendiri yang tidak
bertentangan dengan IFRS.
Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan,
antara lain :
13
1. Full Adoption, yaitu dimana suatu negara mengadopsi secara keseluruhan
IFRS dan menterjemahkan word by word.
2. Adapted, yaitu dimana suatu negara mengadopsi seluruh IFRS tetapi
disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3. Piecemeal, yaitu dimana suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor
IFRS seperti nomor standar atau paragraf tertentu.
4. Referenced, yaitu dimana standar yang diterapkan di suatu negara hanya
mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun
sendiri oleh badan pembuat standar.
5. Not adoption at all, yaitu dimana suatu negara sama sekali tidak
mengadopsi IFRS.
II.2.4 Penyajian Laporan Keuangan
II.2.4.1 Pengertian Penyajian Laporan Keuangan
Menurut Menurut Kieso and Weygandt (2007:2) yang dialih bahasakan oleh
Emil Salim, menyatakan bahwa “Laporan keuangan merupakan sarana
pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi”.
Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:6), menyatakan bahwa “Laporan Keuangan
adalah salah satu penyajian terstruktur dari posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas suatu entitas”. Sedangkan menurut PSAK 1 (revisi 2009), “Laporan keuangan adalah
suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
(paragraf 9)
Berdasarkan pengertian laporan keuangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang digunakan sebagai
14
alat komunikasi mengenai informasi keuangan suatu perusahaan untuk pihak-pihak
pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas,
dan lengkap, yang mengungkapkan keadaan ekonomi perusahaan yang sesungguhnya.
Sedangkan penyajian laporan keuangan adalah proses penyampaian laporan keuangan
dengan adanya pengaturan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan unsur-unsur
laporan keuangan.
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar adalah penyajian yang secara jujur
memperlihatkan dampak yang terjadi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK,
dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.
II.2.4.2 Pihak-pihak yang Berkepentingan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (Revisi
2009), menyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang
berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
15
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
16
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya. (paragraf 9)
II.2.4.3 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:3), menyatakan bahwa “Laporan
keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Sedangkan menurut
PSAK 1 (2009) yang dikeluarkan oleh IAI menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan
adalah “Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
Berikut ini perbedaan yang terjadi antara PSAK 2 yang telah direvisi pada tahun
2009 dengan PSAK 2 yang telah direvisi pada tahun 1994 kecuali untuk paragraf 53, 54
dan 55 IAS 7 mengenai tanggal efektif awal dan tanggal efektif dari amandemen atas
IAS 7, antara lain :
Perihal PSAK 2 (1994) PSAK 2 (Revisi 2009)Arus kas yang berasal dari beberapa transaksi serta
Tidak diatur secara eksplisit - Arus kas dari beberapa transaksi, misalnya
29
keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut
penjualan peralatan pabrik diakui sebagai arus kas investasi. - Arus kas dari keuntungan atau kerugian dari transaksi di atas diakui sebagai arus kas operasi.
Metode tidak langsung
Penyesuaian atas laba atau rugi termasuk berasal dari hak minoritas dalam laba / rugi konsolidasi.
Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung.
Arus kas dari pos luar biasaTerdapat peraturan mengenai arus kas pos luar biasa
Dihilangkan
Arus kas dari pelepasan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian
Tidak ada pengaturanArus kas dari transaksi tersebut diakui sebagai arus kas pendanaan.