8 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Wisma II.1.a Definisi Wisma Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) pengertian wisma (wis.ma) adalah bangunan untuk tempat tinggal, kantor, gerha atau kumpulan rumah, kompleks perumahan, permukiman. Peruntukan Wisma adalah jenis peruntukan lokasi tanah atau lahan yang dapat didirikan bangunan untuk penggunaan rumah atau tempat tinggal. Jenis peruntukan Wisma dapat berupa jenis peruntukan : • WBS (Wisma Besar) • WSD (Wisma Sedang) • WKC (Wisma Kecil) • WTm (Wisma Taman) • WFL (Wisma Flat) • WSN (Wisma Susun), yang dapat didirikan menjadi Rumah Susun Murah, atau Apartemen, Condominium dengan ketinggian 4 lantai atau lebih sesuai batasan yang ditetapkan dan rencana kota. Definisi Atlet • Menurut Peraturan Organisasi Aeromodelling Indonesia (2010), atlet adalah olahragawan baik laki-laki maupun perempuan yang melatih kemampuan secara khusus untuk bersaing dalam pertandingan yang melibatkan kemampuan fisik, kecepatan atau daya tahan. • Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) pengertian atlet (at.let) adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1. Pengertian Wisma
II.1.a Definisi Wisma
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) pengertian wisma
(wis.ma) adalah bangunan untuk tempat tinggal, kantor, gerha atau kumpulan
rumah, kompleks perumahan, permukiman.
Peruntukan Wisma adalah jenis peruntukan lokasi tanah atau lahan yang
dapat didirikan bangunan untuk penggunaan rumah atau tempat tinggal. Jenis
peruntukan Wisma dapat berupa jenis peruntukan :
• WBS (Wisma Besar)
• WSD (Wisma Sedang)
• WKC (Wisma Kecil)
• WTm (Wisma Taman)
• WFL (Wisma Flat)
• WSN (Wisma Susun), yang dapat didirikan menjadi Rumah Susun Murah, atau
Apartemen, Condominium dengan ketinggian 4 lantai atau lebih sesuai batasan
yang ditetapkan dan rencana kota.
Definisi Atlet
• Menurut Peraturan Organisasi Aeromodelling Indonesia (2010), atlet adalah
olahragawan baik laki-laki maupun perempuan yang melatih kemampuan secara
khusus untuk bersaing dalam pertandingan yang melibatkan kemampuan fisik,
kecepatan atau daya tahan.
• Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) pengertian atlet
(at.let) adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau
pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).
9
II.1.b Karakter Wisma
Dalam penentuan karakternya wisma mempunyai ciri atau karakter ruang
yang hampir sama dengan apartment, jadi penulis dsini menjelaskan karakter
ruang atau program ruang berdasarkan buku John macsai: Housing. Pembagian
ruang atau karakter ruang dan yang berkaitan dengan gedung dan keadaan
sekitar gedung berdasarkan buku tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Building program
1. Pengguna (user)
• Umur (age)
• Gaya hidup (life style)
• Kependudukan/jumlah (occupation)
2. Kepunyaan/pasar (market)
• Sponsor/pendukung (sponsorship)
• Kepunyaan (ownership)
• Cara penjualan (rent or sales structures)
• Keuangan (financing)
3. Jenis unit hunian (dweliing unit)
• Campuran unit (mix) Jalan masuk (entry)
• Ukuran unit (unit size) Gudang (storage)
• Ukuran ruang (room size) Kamar mandi (bathroom)
• Ruang makan (dining) Dapur (kitchen)
• Exterior luar (exterior space)
4. Gedung (building)
• Tipe privasi dengan umum
• Orientasi
5. Servis
• Parkir
• Tempat cuci (laundry)
• Area loading (delivery and pick up)
• Mail
• Pencuci kaca (window washing)
10
6. Commercial space
7. Keamanan (security)
• kebutuhan (needs) dan control
8. Sponsor
• Skill pembangun
• Pengalaman dan Marketing
Mechanical
1. Pemanasan, penghawaan, dan fentilasi
2. Plumbing
3. Electrical
Lokasi
1. Keadaan tapak (surface)
2. Keadaan bawah tapak (subsurface)
3. Iklim (climate)
4. Bahaya (hazards)
5. Traffic
6. Keindahan tapak (visual conditions)
7. Services
Zoning
Building code
Light and air, etc
Dari hal-hal yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan konsep wisma
atlet ini yaitu hampir sama dengan hotel, yaitu dengan lobby yang didukung oleh
front office dan back office juga ruang-ruang servis yang lain. Hanya konsep
yang dibawa bukan seperti hotel bintang 5-7, bila melihat susunan kamar dan
program ruangnya nanti yaitu seperti hotel bintang 3.
II.2. Pengertian Arsitektur Berkelanjutan
Sustainable development
“ Development that meets the needs of the present without compromising
the ability of future generations to meet their own needs. “
(Brundtland, 1987)
11
Sustainable Design
“ Creating buildings which are energy efficient,healthy, comfortable, flexible, in
use and designed for long life. “
(Foster and Partners, 1999)
Environmental friendly development adalah pembangunan yang
ramah lingkungan. Melihat isu-isu tersebut yang sedang marak-maraknya,
sebuah bangunan kini haruslah earth-friendly dan cukup indah agar dapat
dihargai untuk dipreservasi. Tujuannya untuk memunculkan sifat sustainable
architecture pada bangunan tersebut yang merupakan jawaban dari
environmenal friendly development tersebut. walau keberlanjutan suatu
bangunan tidak bisa dilihat dari sudut ketahanan fisik bangunan saja.Prinsip-
prinsip dari sustainable architecture, antara lain seperti :
Perhatian pada iklim setempat
Substitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (menghemat
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui)
Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang hemat
energi
Pembentukan peredaran yang utuh antara penyedia dan pembuangan
bahan bangunan energi dan air
Hemat energi secara menyeluruh
Selain itu, ada berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung
sustainable architecture terutama di Indonesia, antara lain seperti :
Efisiensi lahan
Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan
seluruhnya untuk bangunan, karena sebaiknya selalu ada lahan hijau dan
penunjang keberlanjutan potensi lahan.
• Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus
dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan . Menggunakan
lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
• Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau
dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan roof
12
garden ( taman atap ), taman gantung ( dengan menggantung pot-pot
tanaman pada sekitar bangunan ), pagar tanaman.
• Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak
mudah menebang pohon-pohon.
• Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman ( sesuai
dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya ) .
• Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat
menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan,
misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana
letak lahan ( dikota atau didesa ) dan bagaimana konsekuensinya
terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap
desain ruang-ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan
alami yang dapat digunakan?
Efisiensi energi
Arsitektur dapat menjadi media yang paling berpengaruh dengan
implementasi arsitektur berkelanjutan, karena dampaknya secara
langsung terhadap lahan. Konsep desain yang dapat meminimalkan
penggunaan energi listrik, misalnya, dapat digolongkan sebagai konsep
sustainable dalam energi, yang dapat diintegrasikan dengan konsep
penggunaan sumber cahaya matahari secara maksimal untuk penerangan,
penghawaan alami, pemanasan air untuk kebutuhan domestik, dan
sebagainya.
• Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara
maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi
listrik.
• Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan
penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan
iklim tropis.
Efisiensi material
• Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam
pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu
sisa bekisting dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
13
• Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama
yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan
lama.
• Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang
ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material yang
semakin jarang seperti kayu.
Penggunaan teknologi dan material baru
• Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin,
cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik
untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
Manajemen limbah
• Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (
black water, grey water ) yang mandiri dan tidak membebani sistem
aliran air kota.
(Sumber: Tri Harso Karyono, Arsitektur Masa Kini)
Sementara pendapat lain yang sama seperti Tri Harso yaitu Heinz Frick,
menurutnya dalam membangun itu harus secara ekologis (basic eco-design
standard), pegangan untuk pembangunan secara berkelanjutan didasarkan pada
teknologi bangunan lokal dan tuntutan ekologis alam. Ketentuan cara
membangun merupakan fungsi perencanaan. Kebiasaan cara membangun
berasal dari cara bagaimana pengamat memperhatikan sesuatu dan apa yang
dianggapnya penting.
Desain gedung dapat diubah sesuai keinginan dengan catatan
meminimalkan pengaruhnya terhadap lingkungan karena desain pada prinsipnya
tidak bisa dipaksakan oleh apa saja dari alam. Cara bagaimana suatu gedung
berfungsi dalam keseimbangan dengan alam mencerminkan kemampuan para
perencana untuk mengerti cara membangun dan prosesnya, menyatakan impian
penghuni, memperhatikan segala peredaran alam.
Asas-sas pembangunan secara berkelanjutan yang ekologis dapat dibagi
menjadi dua: asas yang menciptakan keadaan yang ekologis berkelanjutan dan
asas yang menjawab tantangan oleh keadaan yang ekologis tidak berkelanjutan.
14
Berdasarkan dua hal tersebut, maka empat asas yang pembangunan
berkelanjutan yang ekologis dapat disusun sebagai berikut:
1. Menggunakan bahan baku alam tidak lebih cepat dari pada alam mampu
membentuk penggantinya
Prinsip : meminimalkan penggunaan bahan baku, utamakan bahan baru yg
renewable, meningkatkan efisiensi.
2. Menciptakan system yang menggunakan sebanyak mungkin energi
terbarukan.
Prinsip : menggunakan energy matahari,meminimalkan pembororsan
3. Mengizinkan hasl sambilan (potongan, sampah, dsb) saja yang dapat
dimakan atau merupakan bahan mentah untuk produksi bahan lain.
Prinsip : meniadakan pencemaran, menggunakan bahan organik, reuse.
4. Meningkatkan penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis.
Prinsip : melestarikan dan meningkatkan keanekaragaman biologis.