Top Banner
Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id 503 PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN BURNOUT PADA TELLER BANK Sandi Ayu Wulandari Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] Burnout banyak ditemui dalam profesi human service, yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang yang berkaitan langsung dengan banyak orang dan melakukan pelayanan kepada masyarakat umum salah satunya adalah teller bank. Salah satu faktor untuk menimbulkan munculnya burnout adalah adanya sumber dukungan sosial yang diperlukan terutama dari rekan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi dukungan sosial rekan kerja terhadap burnout pada teller bank. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan menggunakan 50 orang teller bank sebagai subjek. Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa korelasi product moment dari Pearson’s. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan (r=- 0,533; p/sig=0,000) antara persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller bank. Kata kunci: Burnout, persepsi dukungan sosial rekan kerja, teller bank Burnout is commonly found in human service professions is people work in fields directly related to a lot of people and do a service to the general public one of which is a bank teller. One of the factors to cause the emergence of burnout is the source of social support that is needed, especially from co-workers. The purpose of this study was to determine the relationship of perceived social support on burnout colleagues at the bank teller. This research is quantitative. The sampling technique used was purposive sampling and use as a bank teller 50 subjects. Analysis in this study using correlation analysis of Pearson's product moment. The results from this study is that there is a significant negative relationship (r = - 0.533, p / sig = 0.000) between the perception of social support by co- workers at the bank teller burnout. Keyword : Burnout, perceived social support co-workers, bank teller
12

2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

May 26, 2017

Download

Documents

queencantik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

503

PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN BURNOUT PADA

TELLER BANK

Sandi Ayu Wulandari

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Burnout banyak ditemui dalam profesi human service, yaitu orang-orang

yang bekerja pada bidang yang berkaitan langsung dengan banyak orang

dan melakukan pelayanan kepada masyarakat umum salah satunya adalah

teller bank. Salah satu faktor untuk menimbulkan munculnya burnout

adalah adanya sumber dukungan sosial yang diperlukan terutama dari rekan

kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi

dukungan sosial rekan kerja terhadap burnout pada teller bank. Penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive sampling dan menggunakan 50 orang teller

bank sebagai subjek. Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa

korelasi product moment dari Pearson’s. Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan (r=-

0,533; p/sig=0,000) antara persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan

burnout pada teller bank.

Kata kunci: Burnout, persepsi dukungan sosial rekan kerja, teller bank

Burnout is commonly found in human service professions is people work in

fields directly related to a lot of people and do a service to the general

public one of which is a bank teller. One of the factors to cause the

emergence of burnout is the source of social support that is needed,

especially from co-workers. The purpose of this study was to determine the

relationship of perceived social support on burnout colleagues at the bank

teller. This research is quantitative. The sampling technique used was

purposive sampling and use as a bank teller 50 subjects. Analysis in this

study using correlation analysis of Pearson's product moment. The results

from this study is that there is a significant negative relationship (r = -

0.533, p / sig = 0.000) between the perception of social support by co-

workers at the bank teller burnout.

Keyword : Burnout, perceived social support co-workers, bank teller

Page 2: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

504

Bank merupakan fasilitas umum yang sangat penting dan bertanggung jawab

memberikan pelayanan (human service) pada masyarakat. Teller bank merupakan salah

satu karyawan bank yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas uang tunai. Menurut

Kamus Bank Sentral Republik Indonesia dalam situs resminya www.bi.go.id teller

adalah petugas bank yang bertanggung jawab untuk menerima simpanan, mencairkan

cek, dan memberikan jasa pelayanan perbankan lain kepada masyarakat. Tuntutan

pekerjaan sebagai teller terkadang membuatnya mengalami stress kerja yang mana

diungkapkan melalui gejala-gejala umum, seperti somnabulisme (tidak dapat tidur),

perasaan cemas, sulit berkonsentrasi dalam pengambilan keputusan, mudah tersinggung

dan frustrasi serta adanya keluhan psikosomatis (Munandar, 2001).

Burnout sendiri banyak ditemui dalam profesi human service, yaitu orang-orang yang

bekerja pada bidang yang berkaitan langsung dengan banyak orang dan melakukan

pelayanan kepada masyarakat umum. Baron dan Greenberg (1997) telah mengatakan

bahwa “burnout adalah suatu sindrom kelelahan emosional, fisik dan mental,

berhubungan dengan rendahnya perasaan harga diri, disebabkan penderitaan stress yang

intens dan berkepanjangan”.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya burnout adalah dukungan sosial dari

rekan kerja. Rekan kerja di sini merupakan salah satu tempat yang dibutuhkan untuk

seseorang dalam menghadapi segala persoalan hidup dan masalah pekerjaan di

lingkungan kerja. Dalam penelitian ini lebih dibahas pada bagian persepsi dukungan

sosial rekan kerja itu sendiri. Hubungan persepsi dukungan sosial rekan kerja terhadap

burnout sangat penting, karena hal tersebut adalah salah satu cara untuk mengurangi

burnout. Jadi, persepsi dukungan sosial rekan kerja yang dirasakan atau diterima oleh

teller bank dapat mengurangi burnout yang di alami.

Selain karena ketertarikan judul penelitian di atas, peneliti juga tertarik dengan saran-

saran dari peneliti sebelumnya dan alasan lain karena, peneliti lebih ingin membahas

dari sisi persepsi dukungan sosial tersebut. Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh

Arifianti (2008) mengenai burnout menunjukkan bahwa terdapat hubungan berarah

negatif yang sangat signifikan antara kecenderungan kepribadian ekstrovert introvert

dengan burnout pada perawat. Hal ini berarti dengan semakin kepribadian seseorang itu

ekstrovert, maka burnout akan semakin rendah, sebaliknya semakin introvert, maka

burnout semakin tinggi. Artinya, kecenderungan kepribadian ekstrovert introvert

memiliki pengaruh terhadap burnout.

Penelitian lain mengenai burnout dari Diaz (2008) menunjukkan hasil bahwa adanya

hubungan yang negatif yang sangat signifikan antara skor burnout dengan skor motivasi

berprestasi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi burnout

yang dialami individu, maka semakin rendah motivasi berprestasi akademis. Demikian

juga sebaliknya, semakin rendah burnout yang dialami individu maka motivasi

berprestasinya akan semakin tinggi.

Penelitian sebelumnya mengenai persepsi yang dilakukan oleh Sitohang (2005),

hasilnya pada hipotesis pertama terbukti ada hubungan negatif antara persepsi karyawan

terhadap lingkungan kerja psikologisnya dengan burnout, pada hipotesis kedua terbukti

ada perbedaan tingkat burnout berdasarkan jenis kelamin, karyawan wanita mengalami

burnout lebih tinggi dibandingkan karyawan pria.

Page 3: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

505

Selain itu, berdasarkan penelitian dari Fereshti (2012) menunjukkan hasil 1) terdapat

korelasi yang signifikan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan burnout (R =

0,784, F =75,005, p < 0,01 dan sumbangannya sebesar 61,5 %). 2) efikasi diri

berkorelasi negatif secara signifikan dengan burnout (r = -0,289, t = -2,923, p < 0,01

dengan sumbangan sebesar 22,307 %). 3) dukungan sosial berkorelasi negatif secara

signifikan dengan burnout (r = -0,448, t = -4,852, p < 0,01 dengan sumbangan terhadap

burnout sebesar 39,169 %.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Brotheridge & Grandey (2002) menunjukkan

hasil yakni yang hasilnya membandingkan dua perspektif emosioanal sebagai prediktor

burnout di luar efek negatif dari efektivitas tenaga kerja. Hasilnya ada perbedaan yang

signifikan dalam tuntutan emosional yang dilaporkan oleh lima kelompok kerja,

penggunaan permukaan-tenaga kerja tingkat emosional, atau pura-pura, di prediksi

depersonalisasi melampaui tuntutan kerja. mengamati dalam permintaan untuk

menampilkan emosi positif dan penggunakan tingkat regulasi yang dikaitkan dengan

rasa tinggi prestasi pribadi, menunjukkan manfaat positif pada aspek pekerjaan.

Penelitian yang ada kaitannya dengan burnout juga pernah diteliti sebelumnya oleh

Hamama (2012) di mana temuan ini menunjukkan hasil bahwa, rata-rata burnout secara

signifikan berkorelasi negatif dengan usia, senioritas, intrinsik (psikologis) kondisi

kerja, dan dukungan sosial dalam organisasi. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa

secara umum dapat dilihat bahwa persepsi dukungan sosial rekan kerja dan burnout

merupakan hal-hal yang penting dan perlu diperhatikan.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan persepsi dukungan sosial

rekan kerja dengan burnout pada teller bank. Adapun manfaat dari penelitian ini bagi

pihak perusahaan yaitu dapat memberikan kegiatan yang bertujuan untuk lebih

meningkatkan pentingnya dukungan sosial rekan kerja. Selain itu, manfaat praktisnya

yaitu dapat menambah informasi bagi rekan kerja mengenai burnout itu sendiri dan

pentingnya diadakan kegiatan-kegiatan team work untuk meningkatkan persepsi

dukungan sosial yang positif antar sesama rekan kerja.

Persepsi Dukungan Sosial

Menurut Mozkowitz dan Orgel (dalam Walgito, 2005) persepsi merupakan proses yang

integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian,

dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpetasian

terhadap stimulus yang diinderanya, sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan

merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Selain itu, menurut Kamus

lengkap psikologi (dalam Chaplin, 2008), persepsi adalah proses pengolahan informasi

dari lingkungan yang berupa stimulus, yang diterima melalui alat indera dan diteruskan

ke otak untuk diseleksi, diorganisasikan sehingga menimbulkan penafsiran atau

penginterpretasian yang berupa penilaian dari penginderaan atau pengalaman

sebelumnya.

Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor

yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu (1) objek atau stimulus yang

dipersepsi, (2) alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf, yang merupakan

syarat fisiologis dan (3) perhatian yang merupakan syarat psikologis.

Page 4: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

506

Gottlieb (dalam Koenjoro, 2002) mendefinisikan bahwa dukungan sosial (social

support) sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau

tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam

lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. House, et al.

(dalam Sarafino, 1994) mengemukakan beberapa bentuk dukungan sosial, antara lain:

1. Dukungan emosional yang meliputi; ekspresi empati, cinta, perhatian, pengertian dan

melindungi.

2. Dukungan penilaian yang meliputi; penilaian positif terhadap hasil usaha atau

prestasi yang dicapai individu.

3. Dukungan instrumental yang meliputi; penyediaan sarana yang mempermudah

tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk materi atau jasa.

4. Dukungan informatif yang meliputi; pemberian informasi, nasehat, pengarahan,

pertimbangan tentang bagaimana seseorang harus berbuat, terutama dalam mengatasi

masalah.

Jadi, persepsi dukungan sosial adalah suatu proses pengolahan informasi dari

lingkungan terhadap suatu stimulus yang diterima individu, yang mana berupa bentuk

dukungan emosional (ekspresi empati, cinta, perhatian, pengertian dan melindungi),

dukungan penilaian (penilaian positif terhadap hasil usaha atau prestasi yang dicapai

individu), dukungan instrumental (penyediaan sarana yang mempermudah tujuan yang

ingin dicapai dalam bentuk materi atau jasa) dan dukungan informatif (pemberian

informasi, nasehat, pengarahan, pertimbangan tentang bagaimana seseorang harus

berbuat, terutama dalam mengatasi masalah).

Burnout

Freudenberger (dalam Farber, 1991) menjelaskan bahwa “burnout adalah suatu bentuk

kelelahan yang disebabkan karena seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasi dan

berkomitmen, bekerja terlalu banyak dan terlalu lama serta memandang kebutuhan dan

keinginan mereka sebagai hal kedua”. Hal ini menyebabkan individu tersebut

merasakan adanya tekanan-tekanan untuk memberi sumbangan lebih banyak kepada

organisasinya.

Maslach (1982) mengemukakan bahwa timbulnya burnout dapat disebabkan oleh

beberapa faktor yang diantaranya yaitu: (1) Beban kerja yang berlebihan, meliputi jam

kerja , jumlah individu yang harus dilayani, tanggung jawab yang dipikul. Dengan

beban kerja yang berlebihan menyebabkan pemberi pelayanan merasakan adanya

ketegangan emosional saat melayani klien sehingga dapat mengarahkan perilaku

pemberi pelayanan untuk menarik diri secara psikologis dan menghindari diri untuk

terlibat dengan klien. (2) Tipe kepribadian, tipe kepribadian ekstrovert dan introvert

juga dapat mempengaruhi timbulnya burnout pada diri seseorang. Semakin ekstrovert

seseorang maka burnout yang dialami dapat berkurang, sebaliknya semakin introvert

maka burnout yang dialami semakin tinggi. (3) Jenis kelamin, perbedaan jenis kelamin

juga mempengaruhi timbulnya burnout. Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan

perempuan akan mempengaruhi tinggi rendahnya burnout yang dialami. (4) Dukungan

sosial dari rekan kerja turut berpotensi menyebabkan munculnya burnout. Sisi positif

yang dapat diambil bila memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja yaitu mereka

Page 5: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

507

merupakan sumber emosional bagi individu saat menghadapi masalah dengan klien.

Individu yang memiliki persepsi adanya dukungan sosial akan merasa nyaman,

diperhatikan, dihargai atau terbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan kerja yang

dapat menimbulkan burnout adalah terjadinya hubungan antar rekan kerja yang buruk.

Adanya konflik peran merupakan faktor yang potensial terhadap timbulnya burnout.

Maslach (1993) menyebutkan bahwa burnout adalah sindrom psikologis yang terdiri

dari tiga dimensi yang meliputi: (1) Emotional exhausting atau kelelahan emosional

merupakan inti dari sindrom burnout yang ditandai dengan terkurasnya sumber-sumber

emosional di dalam diri seperti rasa kasih, empati dan perhatian, yang pada akhirnya

memunculkan perasaan tidak mampu lagi. (2) Depersonalization atau depersonalisasi

merupakan sikap kurang menghargai atau kurang memiliki pandangan positif terhadap

orang lain. (3) Low personal accomplishment atau rendahnya penghargaan terhadap diri

sendiri, ditandai dengan kecenderungan memberi evaluasi negatif terhadap diri sendiri,

terutama berkaitan dengan pekerjaan. Lebih lanjut Greenberg dan Baron (1997),

mengemukakan beberapa karakteristik burnout : (1) Physical exhaustion, karyawan

merasa energinya menurun, sangat lelah dan mengalami gangguan fisik, seperti sakit

kepala, kurang tidur dan perubahan kebiasaan makan. (2) Emotional exhaustion,

karyawan merasa depresi, tidak tertolong dan merasa terjebak dalam pekerjaan. (3)

Mental exhaustion, karyawan menjadi sinis dengan orang lain, berperilaku negatif

cenderung tidak respek terhadap diri sendiri, pekerjaan organisasi bahkan hidupnya

secara keseluruhan. (4) Low personal accomplishment, karyawan merasa tidak

mendapat pencapain yang besar dimasa lalu dan menganggap bahwa ia tidak akan

sukses dimasa depan. Ahli yang lain yakni Pines & Aronson, 1989 menyebutkan

beberapa ciri-ciri umum burnout, yaitu: (1) Sakit fisik, dicirikan seperti sakit kepala,

demam, sakit punggung, tegang pada otot leher dan bahu, sering flu, susah tidur dan

rasa letih yang kronis. (2) Kelelahan emosi, dicirikan seperti rasa bosan, mudah

tersinggung, sinisme, suka marah, gelisah, putus asa, sedih, tertekan dan tidak berdaya.

(3) Kelelahan mental, dicirikan seperti acuh tak acuh pada lingkungan, sikap negatif

terhadap orang lain, konsep diri yang rendah, putus asa dengan jalan hidup dan merasa

tidak berharga.

Berdasarkan penjelasan teori di atas, dukungan sosial rekan kerja dapat menyebabkan

timbulnya burnout. Hal ini dikarenakan salah satu penyebab timbulnya burnout sendiri

adalah dukungan sosial rekan kerja. Sisi positif yang dapat diambil bila memiliki

hubungan yang baik dengan rekan kerja yaitu mereka merupakan sumber emosional

bagi individu saat menghadapi masalah dengan klien. Individu yang memiliki persepsi

adanya dukungan sosial yang tinggi akan merasa nyaman, diperhatikan, dihargai atau

terbantu oleh orang lain. Sisi negatifnya dari hubungan antar rekan kerja yang buruk

maka akan dapat menimbulkan burnout.

Hipotesis

Ada hubungan antara persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller

bank. Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi dukungan sosial rekan kerja yang

dimiliki seorang teller bank, maka akan semakin rendah burnout yang dialaminya.

Sebaliknya, semakin negatif persepsi dukungan sosial rekan kerja yang dimiliki

tellerbank , maka semakin tinggi pula burnout yang dialaminya.

Page 6: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

508

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan penelitian kuantitatif korelasional antara dua

variabel dengan menggunakan metode penghitungan statistik tertentu sehingga akan

diketahui ada atau tidak hubungan antara dua variabel yang diteliti.

Subjek penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, karena itu untuk melaksanakan

penelitian tentu ada subjek penelitian yang dijadikan sumber untuk menggali data.

Karena dalam penelitian ini akan menyelidiki tentang hubungan persepsi dukungan

social dengan burnout pada teller bank, maka sebagai populasinya adalah karyawan

bank Mandiri di Kota Balikpapan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dalam penelitian ini adalah

teller bank. Jumlah sampel sebanyak 50 orang. Adapun karakteristik subjek dalam

penelitian ini adalah teller bank, laki-laki atau perempuan, berusia 22-25 tahun dan

telah bekerja selama 2-3 tahun. Alasan peneliti dikarenakan usia tersebut merupakan

usia di mana seorang teller bank mulai bekerja dan jabatan selama 2-3 tahun bekerja.

Sedangkan teknik pengambilan sempel yang digunakan adalah teknik pengambilan

sampel non random, yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu bentuk

metode pemilihan subjek sesuai dengan karakteristik yang diharapkan oleh peneliti.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Varibel bebas penelitian, yaitu persepsi dukungan social rekan kerja, sedangkan variable

terikatnya yaitu burnout. Persepsi dukungan sosial rekan kerja adalah suatu proses

pengolahan informasi verbal atau non verbal, bantuan yang nyata atau tingkah laku

yang diberikan oleh orang-orang yang ada di lingkungan kerja subjek yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku subjek. Burnout

pada teller bank adalah suatu bentuk kelelahan yang dialami subjek, karena bekerja

terlalu intens, yaitu bertanggung jawab untuk menerima simpanan, mencairkan cek dan

memberikan jasa pelayanan perbankan lainnya.

Persepsi dukungan social rekan kerja diukur dengan melakukan adaptasi skala skala

persepsi dukungan sosial rekan kerja dari Multidimensional Scale of Perceived Social

Support yang terdiri dari 12 item pernyataan. Hal ini berdasarkan pada alas an peneliti

bahwa skala adaptasi tersebut sudah mencakup indikator dari persepsi dukungan sosial

rekan kerja yang dikemukakan oleh House, et al. (dalam Sarafino, 1994) yang meliputi

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informatif dan dukungan

instrumental. Dari keempat aspek, masing-masing aspek akan memiliki skor tinggi dan

rendah sesuai respon yang diberikan oleh subjek penelitian, sebagai berikut:

Page 7: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

509

Tabel 1. Indeks Validitas Persepsi Dukungan Sosial Rekan Kerja

Bentuk Persepsi Dukungan Sosial

Rekan Kerja

Indeks Validitas Indeks Reliabilitas

Dukungan Emosional

Dukungan Penilaian

0,432-0,663

0,432-0,663

0,845

Dukungan Instrumental 0,432-0,663

Dukungan Informatif 0,432-0,663

Berdasarkan table 1 diatas, diperoleh hasil uji validitas terhadap 12 item pernyataan

skala persepsi dukungan social rekan kerja, semua item valid setelah diujikan melalui

uji statistik menggunakan program SPSS versi 21.00. Indeks validitas dari skala

kematangan emosi yang diujikan adalah 0,432 untuk yang terendah dan 0,663 untuk

yang tertinggi. Selanjutnya uji reliabilitas didapatkan hasil 0,845. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa kedua instrument yang dipakai dalam penelitian ini reliabel jika

dibandingkan dengan syarat crobanch alpha yaitu 0,6 atau 60% (Priyatno, 2011), itu

berarti jika nilai alpha pada instrument lebih dari 0,60 maka instrument tersebut dapat

dikatakan reliabel.

Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur burnout dalam

penelitian ini menggunakan Maslach Burnout Inventory Scale yang terdiri dari 25 item

pernyataan. Skala ini termasuk dalam skala frekuensi atau skala intensitas. Peneliti

mengadaptasi alat ukur ini yang sama-sama terdiri dari 25 item pernyataan. Alasan

peneliti mengadaptasi alat ukur ini, karena masing-masing pernyataan sudah mencakup

3 faktor yang mempengaruhi burnout yang dikemukakan oleh Maslach (1993) yaitu,

kelelahan emosi (emotional exhausting), rendahnya penghargaan diri sendiri (low

personal accomplishment) dan depersonalisasi (depersonalization) serta item pilihan

(faktor keempat) yang berisi pernyataan mengenai keterlibatan subjek. Masing-masing

faktor akan mendapatkan skor tinggi dan rendah sesuai dengan respon yang diberikan

oleh subjek penelitian.

Tabel 2. Indeks Validitas Skala Burnout

Indikator Burnout Indeks Validitas Indeks Reliabilitas

Emotional Exhauting

Low Personal Accomplishment

0,401-0,778

0,655-0,832

0,890

Depersonalization 0,508-0,831

Involvement 0,483-0,835

Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh hasil uji validitas terhadap 25 item skala burnout,

semua item dinyatakan valid. Indeks validitas adalah 0,401 untuk indeks terendah dan

0,835 untuk indeks tertinggi. Selanjutnya uji reliabilitas didapatkan hasil 0,845. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa kedua instrument yang dipakai dalam penelitian ini reliabel

jika dibandingkan dengan syarat crobanch alpha yaitu 0,6 atau 60% (Priyatno, 2011),

itu berarti jika nilai alpha pada instrument lebih dari 0,60 maka instrument tersebut

dapat dikatakan reliabel.

Page 8: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

510

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Prosedur penelitian diawali dengan menyusun instrumen penelitian berupa skala

burnout dan skala persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan cara mengadaptasi

kedua instrument tersebut. Instrument berupa skala burnout terdiri dari 25 item

pernyataan yang di dalamnya sudah mencakup 4 indikator burnout yang ingin diungkap

peneliti. Sedangkan skala persepsi dukungan sosial rekan kerja sendiri terdiri dari 12

item pernyataan yang sudah mencakup 4 bentuk-bentuk dukungan sosial rekan kerja.

Selanjutnya melakukan penyebaran skala untuk diuji coba pada tanggal 11-19 Maret

2013 dengan subjek teller Bank BNI Kota Malang sebanyak 30 orang. Setelah data hasil

uji coba terkumpul, kemudian melakukan uji validitas dan didapatkan hasil tidak ada

item yang gugur. Setelah di ujicobakan, selanjutnya penelitian dilakukan dengan

memberikan kedua skala tersebut yaitu skala burnout dan skala persepsi dukungan

sosial rekan kerja kepada teller bank. Teknik pengambilan sampel non random, yaitu

purposive sampling yang mana merupakan suatu bentuk metode pemilihan subjek

sesuai dengan karakteristik yang diharapkan oleh peneliti. Jumlah responden sebanyak

50 orang teller bank Mandiri. Pengambilan data berlangsung mulai tanggal 28 Maret-5

April 2013 di Kota Balikpapan. Data yang diperoleh diharapkan dapat menunjukan

adanya hubungan persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller bank.

Setelah kedua data terkumpul, data-data tersebut diolah dengan menggunakan fasilitas

komputerisasi SPSS versi 12,0 for windows. Sedangkan, untuk melihat hasil skala yang

telah di isi subjek dilakukan analisa data dengan menggunakan korelasi Product

Moment (Karl Person).

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji T-score skala burnout sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji T-Score Skala Burnout

Kategori Interval Frekuensi Prosentase (%)

Tinggi ≥50 34 68 %

Rendah < 50 16 32 %

Total 50 100 %

Berdasarkan tabel 3 diatas, ditemukan bahwa teller bank yang mengalami burnout

dengan kategori tinggi sebanyak 34 subjek (68%), sedangkan yang mengalami burnout

dengan kategori rendah sebanyak 16 subjek (32,0%).

Tabel 4. Hasil Uji T- Score Persepsi Dukungan Sosial Rekan Kerja

Kategori Interval Frekuensi Prosentase (%)

Positif ≥50 27 54 %

Negatif < 50 23 46 %

Total 50 100 %

Berdasarkan tabel 4 diatas, ditemukan bahwa teller bank yang memiliki persepsi

dukungan sosial rekan kerja dalam kategori positif sebanyak 27 subjek (54%),

sedangkan yang memiliki persepsi dukungan sosial rekan kerja dalam kategori negatif

sebanyak 23 subjek (46%).

Page 9: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

511

Tabel 5. Korelasi Antara Persepsi Dukungan Sosial Rekan Kerja Terhadap

Burnout pada Teller Bank

r r2 p/sig Keterangan Kategori

-0,533 0,284 0,000 Sig < 0,000 Sangat signifikan

Berdasarkan analisa data yang dilakukan pada tabel 7, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan (r = -0,533; p/sig = 0,000) antara

persepsi dukungan sosial rekan kerja terhadap burnout pada teller bank. Hal ini berarti

bahwa semakin positif persepsi dukungan sosial rekan kerja yang dimiliki seorang teller

bank, maka akan semakin rendah burnout yang dialaminya. Sebaliknya, semakin negatif

persepsi dukungan sosial rekan kerja yang dimiliki teller bank , maka semakin tinggi

pula burnout yang dialaminya.

Adapun koefisien determinan variabel (r2) persepsi dukungan sosial rekan kerja

terhadap burnout pada teller bank adalah sebesar 0,284 (28,4%). Dengan demikian

sumbangan efektif dari persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller

bank sebesar 28,4%, sedangkan sisanya 71, 6% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti. Beberapa variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi burnout adalah

beban kerja, jenis kelamin dan tipe kepribadian (Maslach, 1982).

DISKUSI

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan persepsi dukungan sosial rekan kerja

dengan burnout pada teller bank di Kota Balikpapan. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan menunjukan bahwa terdapat hubungan persepsi dukungan sosial rekan

kerja dengan burnout pada teller bank. Hal ini berarti dapat diambil kesimpulan bahwa

ada hubungan negatif yang sangat signifikan (r = -0,533; p/sig = 0,000) antara persepsi

dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller bank.

Burnout yang dialami individu akan rendah ketika individu memiliki persepsi dukungan

sosial rekan kerja yang positif. Sebaliknya, burnout yang dialami akan tinggi ketika

individu memiliki persepsi dukungan sosial rekan kerja yang negatif. Hal tersebut dapat

dilihat pada saat individu merasa menerima dukungan emosional berupa empati,

pengertian dan perhatian dari rekan kerja dan selama bekerja individu juga merasa

mendapatkan penilaian positif atas prestasi atas pekerjaannya. Selain itu, ketika individu

menerima dukungan instrumental berupa penyediaan bantuan baik berupa jasa atau

materi yang dibutuhkan dari rekan kerja baik dan merasa menerima nasehat atau saran

dari rekan kerja atas permasalahan dalam pekerjaan, maka akan membuat persepsi

positifnya muncul. Hal ini dikarenakan individu merasa dihargai, terbantu dengan rekan

kerjanya dan juga merasa bahwa rekan kerjanya sangat peduli dengan apa yang terjadi

padanya, sehingga akan membuat individu merasa nyaman dan aman untuk berbagi

cerita atau permasalahan pekerjaan yang sedang dihadapinya di tempat kerja.

Hal yang sama pernah dikemukakan Labib (2013) dalam penelitiannya yang

mengatakan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat burnout

memiliki sifat berlawanan, dilihat dari tanda negatif (-) dalam koefisien korelasi.

Page 10: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

512

Dengan kata lain semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh, maka tingkat burnout

semakin rendah.

Sedangkan hasil penelitian dari Laily dan Sukaris (2011) mengatakan bahwa semakin

baik persepsi terhadap lingkungan kerjanya dan semakin baik dukungan sosial yang

didapatkan, maka burnout yang dialami akan rendah.

Halbesleben dan Jonathon (2006) juga mengatakan bahwa sumber-sumber yang dapat

mengurangi burnout yaitu adanya dukungan sosial. Jadi semakin tinggi dukungan sosial

yang diterima, maka semakin rendah burnout yang dialami.

Pendapat-pendapat dari beberapa peneliti diatas juga didukung oleh teori dari Maslach

(1982) yang mengatakan bahwa timbulnya burnout dapat disebabkan oleh salah satu

faktornya yaitu dukungan sosial dari rekan kerja. Sisi positif yang dapat diambil bila

memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja yaitu mereka merupakan sumber

emosional bagi individu saat menghadapi masalah dengan klien. Individu yang

memiliki persepsi adanya dukungan sosial akan merasa nyaman, diperhatikan, dihargai

atau terbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan kerja yang dapat menimbulkan

burnout adalah terjadinya hubungan antar rekan kerja yang buruk. Adanya konflik peran

merupakan faktor yang potensial terhadap timbulnya burnout.

Hasil deskripsi dan analisa data dalam penelitian ini mengalami perbedaan, artinya

secara deskripsi hasil penelitian menunjukkan arah negatif sangat signifikan, yang

mana bahwa semakin positif persepsi dukungan sosial rekan kerja, maka burnout akan

rendah begitu juga sebaliknya. Namun secara analisa data hasil penelitian menunjukkan

hubungan yang positif, yang mana persepsi dukungan sosial rekan kerja positif, maka

burnout tinggi dan dukungan sosial rekan kerja negatif, burnout rendah.

Dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang mana peneliti lebih

membahas dari sisi persepsi dukungan sosial itu sendiri. Jadi, besarnya hubungan

persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller bank dapat diketahui

dari nilai koefisien determinasi r2 sebesar 0,284 yang mana korelasinya sangat kecil

artinya bahwa sumbangan efektif dari persepsi dukungan sosial rekan kerja terhadap

burnout pada teller bank hanya sebesar 28,4%, sedangkan sisanya 71, 6% lebih besar

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain beban

kerja, jenis kelamin dan tipe kepribadian (Maslach, 1982).

Penelitian ini telah direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, namun tetap

saja terdapat keterbatasan dalam penelitian ini. Adapun keterbatasan dari penelitian

yang dialami peneliti adalah pemilihan subjek yang hanya berfokus pada teller bank,

sedangkan di bank sendiri bukan hanya ada teller sebagai human service. Selain itu, hal

lainnya dikarenakan jumlah subjek sebanyak 50 masih dirasa kurang dalam penelitian

ini.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan negatif sangat signifikan antara persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan

burnout pada teller bank. Nilai korelasi yang diperoleh dari penelitian ini sebesar -0,533

dengan nilai p sebesar 0,000 menandakan adanya hubungan kearah negatif yang sangat

signifikan antara persepsi dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller bank.

Page 11: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

513

Burnout akan rendah ketika teller bank memiliki persepsi dukungan sosial rekan kerja

positif, begitu juga sebaliknya.

Implikasi dari penelitian, yaitu diharapkan Instansi perbankan perlu mengadakan

kegiatan-kegiatan team work yang berguna untuk menumbuhkan persepsi dukungan

sosial rekan kerja yang positif antara lain dengan mengadakan kegiatan yang dapat

meningkatkan empati antar sesama rekan kerja, menjaga hubungan baik antar sesama

rekan kerja, dapat saling memberi saran atau nasehat atas permasalahan pekerjaan yang

dihadapi dan memberikan penilaian yang positif agar dapat meringankan beban

pekerjaan yang selama ini dialami serta dapat mengurangi konflik persaingan yang

sering muncul dalam dunia kerja. Bagi peneliti selanjutnya yang mungkin tertarik

meneliti dengan topik yang sama, disarankan untuk menggunakan variabel-variabel lain

yang dapat mempengaruhi burnout misalnya seperti jenis kelamin, tipe kepribadian dan

beban kerja. Peneliti juga menyarankan untuk memperluas pemilihan subjek human

service yang lainnya. Jumlah subjek dalam penelitian yang perlu ditambah atau lebih

dari 50 subjek.

REFERENSI

Arifianti, P., R. (2008). The relationship between introverted extrovert personality and

burnout on nurse. Fakultas Psikologi Gunadarma.

Azwar. S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. (2010). Penyusunan skala psikologi edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Brotheridge, C., M & Grandey, A., A. (2002). Emotional labor and burnout: comparing

two perpectives of “people work”. Journal of Vacational Behavior. 60, 17-23.

http://www.idealibrary.com

Diaz, R. (2007). Hubungan antara burnout dengan motivasi berprestasi akademis pada

mahasiswa yang bekerja. Skripsi, Fakultas Psikologi Gunadarma.

Halbesleben & Jonathon, R. B. (2006). Sources of social support and burnout: A meta-

analytic test of the conservation of resources model. Journal of Applied

Psychology. 91, 1134-1145. http://www.idealibrary.com

Hamama, L. (2012). Burnout in social workers treating children as related to

demographic characteristic, work environment and social support. Journal

Social Work Research. 36, 2. http://www.proquest.com

Kartono, K. (2008). Kamus psikologi lengkap. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Kim, H., Ji, J., & Kao, D. (2011). Burnout and physical health among social workers: a

three years longitudinal study. National Association of social work, 258, 258-

268. http://www.proquest.com

Page 12: 2. Presepsi Dukungan Sosial.pdf

Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 02, Thn. 2013 http://ejournal.umm.ac.id

514

Labib, A. (2013). Analisis hubungan dukungan sosial dari rekan kerja dan atasan

dengan tingkat burnout pada perawat rumah sakit jiwa. Journal Kesehatan

Masyarakat. 2. (1). Fakultas Kesehatan Universitas Diponegoro.

Lailani, F. (2012). Burnout pada perawat ditinjau dari efikasi diri dan dukungan sosial.

Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Sahid Surakarta

Laily, N & Sukaris (2011). Burnout tenaga pendidik wanita ditinjau dari lingkungan

kerja psikologis dan dukungan sosial. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas

Muhammadiyah Gresik.

Maslach, C., & Jackson, E., Susan. (1981). The measurement of experienced burnout.

Journal of Occupational Behaviour. 2, 99-113.

Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta:Universitas

Indonesia (UI-Press).

Rakhmat, J. (2005). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sitohang, N. I. (2004). Burnout pada karyawan dinjau dari persepsi terhadap lingkungan

kerja psikologis dan jenis kelamin. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Bina

Darma. Palembang.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherlan, T. (5 April 2011). Operasional bank. Akses 20 Desember 2012 21:47, dari

http://bankoperasional.blogspot.com/2011/04/kas-dan-teller.html

Walgito, B. (2005). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi pendidikan. Malang: UMM

Press.

www.bi.go.id . Kamus bank Indonesia. Akses 12 November 2012 18:32, dari

http://www.bi.go.id/web/id/Kamus

Zimet, G.D., Dahlem., N. W., Zimet, S.G. & Farley, G.K. (1988). The multidimensional

scale of perceived social support. Journal of Personality Assesment, 52, 30-41.