PEMERINTAHAN KABUPATEN CILACAP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSalah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan adalah ditetapkannya delapan (8) Standar Nasional
Pendidikan (SNP) sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Salah satu dari Standar Nasional Pendidikan adalah
Standar Pendidik dan tenaga kependidikan.
Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah
juga mengamanatkan tentang tugas pokok kepala sekolah pada semua
jenjang mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b)
supervisi dan (c) kewirausahaan Tugas pokok tersebut dalam
implementasinya perlu dikawal oleh pemangku kepentingan untuk
mengetahui keterlaksanaannya.
Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses
mengamanatkan bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan
pembelajaran , melaksanakan pembelajaran ,melakukan penilaian dan
adanya pengawasan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan
pendidikan .Guru merupakan salah satu variable yang sangat
menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu pelaksanaan standar
prosesi harus dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu pengawas
sekolah .Karena hal ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar.
Kinerja guru dan kepala sekolah mewarnai kualitas pendidikan dan
berujung pada mutu pendidikan di sekolah .Untuk itu peraturan
peratuturan yang telah ada wajib dikawal akan implementasi di
sekolah . Salah satu unsur tenaga kependidikan yang dinilai penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah pengawas satuan
pendidikan. Pengawas satuan pendididkan bertugas melaksanakan
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial di sekolah yang
ditunjuk melalui kegiatan pemantauan, penilaian, dan pembinaan
serta pelaporan dan tindak lanjut. Tanggung jawab pengawas satuan
pendidikan adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan. Disamping itu pengawas satuan pendidikan juga
berfungsi sebagai penjamin mutu pendidikan pada sekolah
binaannya.Dalam Rangka menjamin perluasan dan pemerataan akses
peningkatan mutu dan inovasi, serta tata kelola pendidikan yang
baik dan akutantabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan
global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu dan
profesionalisme pengawas yang merupakan kepanjangan tangan dari
kebijakan Kepala Dinas Pendidikan Kaabupaten Dompu untuk memberikan
layanan teknis terhadap keberhasilan pendidikan di Tingkat
TK/SD/SMP/SMA/SMK/SLB secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah
dasar hukum. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan
PP No.19 Tahun 2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang
menegaskan keberadaan pejabat fungsional itu. Selaian itu secara
tegas dikatakan dalam Keputusan Menpan No.118 / 1996 sebagai
berikut :Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan
dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan
menengah.
Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang
pengawas sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian
kinerja baik kinerja guru ,kepala sekolah ,dan staf (tenaga
administrasi sekolah ) merupakan salah satu kompetensi yang harus
dikuasai pengawas sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut termasuk
dalam dimensi kompetensi evaluasi pendidikan .
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui
peningkatan kualitas Pembelajaran dan Peningkatan kualitas
Pengelolaan . Peningkatan kualitas pembelajaran memiliki makna
strategis dan berdampak positif berupa (1) peningkatan kemampuan
dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang
dihadapi secara nyata, (2) peningkatan kualitas masukan, proses dan
hasil belajar, (3) peningkatan profesionalitas pendidik, dan (4)
penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Sedangkan
peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan akan menciptakan
pendidikan yang transparan, akuntabel, berdaya saing tinggi dan
menghasilkan pencitraan yang positif.
Kemampuan sekolah dalam memberikan layanan pembelajaran secara
efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas guru-gurunya
yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan
mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual serta kelompok.
Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perancang),
implementator (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan
pembelajaran. Guru merupakan faktor paling dominan, karena di
tangan merekalah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas
mengajar guru baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengarui kualitas pembelajaran khususnya dan kualitas satuan
pendidikan pada umumnya.
Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan
pengembangan yang terus-menerus melalui supervisi atau pengawasan
baik akademik maupun manajerial. Supervisi pengajaran perlu
diarahkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan
kepada para guru untuk berkembang secara profesional, sehingga
mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki
dan meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar. Supervisi
pengajaran merupakan kegiatan-kegiatan yang menciptkan kondisi yang
layak bagi pertumbuhan profesional guru secara intensif. Kegiatan
pengawasan memungkinkan pendidik memperoleh arah dalam mencapai
tujuan dan belajar memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
pembelajaran dengan imajinatif, penuh inisiaftif, dan kreatifitas,
bukan konformitas (Djaman Setari, 1989).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kepengawasan yang dalam
implementasi dapat berupa bimbingan, pembinaan, unjuk kerja, dan
monitoring hendaknya menjadi kebutuhan serta kebiasaan yang
mentradisi dan dilakukan terus-menerus. Untuk mencapai hasil yang
lebih maksimal maka dalam pengawasan perlu adanya pemilihan
pendekatan dan metode yang tepat, terarah, dan terprogram yang
meliputi aspek akademik maupun manajerial.Dalam laporan ini,
menyajikan penilaian kinerja guru dan kinerja kepala sekolah hasil
pengawasan ,sedangkan dalam administrasi pendidikan menyajikan
ketercapaian pelaksanaan 8 (delapan standar nasional Pendidikan ) ,
monitoring ulangan akhir semester dan pelaksanaan peneriman peserta
didik . Penulis berharap laporan semester ini dapat memeberikan
kontribusi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu untuk memberikan
pertimbangan dalam membuat kebijakan yang lebih tepat untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Dompu .
B. Fokus Permasalahan
Sesuai latar belakang di atas ,focus permasalahan pada
pengawasan ini adalah :1. Apakah tenaga pendidik telah memiliki
kemampuan dalam menyususn perangkat pembelajaran/persiapan
pembelajaran yang meliputi :a. Program Tahunan dan Program
Semester, b. Analisis konteks ( SI/SK-KD, SKL, Standar Proses,
Standar Penilaian ),c. Dokumen Analisis KKM
d. buku Nilai siswa,e. Analisis UH lengkap dengan progran
remedial dasn pengayaan, serta
instrumen penilaian ( kisi-kisi, soasl, kunci, dan pedoman sekor
).
2. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam
menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
Staansar isi dan Standar Proses?
3. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah
menggunakan pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan,
gembira dan bermutu (Paikem Gembrut) ?
4. Apakah guru telah memiki kemapuan menusun proposal PTK dan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ?
5. Apakah tenaga pendidik, kependidikan dan satuan pendidikan
telah memiliki kemampuan dalam mengkaji dan mengembangkan serta
menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ?
6. Apakah Satuan Pendidikan (sekolah) binaan sudah memiliki
dokumen PSB(Penerimaan Siswa Baru), Ulangan Harian, dan Ulangaan
Tengah Semester ,Ulangan Akhir Semester (UAS) secara lengkap ?
7. Apakah sekolah sudah melaksanakan SNP ?.
8. Apakah pengawasan (supervisi) yang dilaksanakan secara
intensif dengan pendekatan dan metode yang sesuai dapat
meningkatkan hasil yang optimal ?C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan1.
TujuanSesuai dengan fokus permasalahan di atas, maka tujuan
pengawasan ini ingin mengetahui dan mendiskripsikan :a. Kemampuan
guru dalam menyususn administasi perangkat persiapan pembelajaran
yang meliputi : Prota, Promes, Analisis konteks ( SI, SKL, Standar
Proses, Standar Penilaian ), buku Nilai siswa, Analisis UH lengkap
dengan progran remedial dasn pengayaan, serta instrumen penilaian (
kisi-kisi, soasl, kunci, dan pedoman sekor ).b. Kemampuan guru
dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai Staansar isi dan Standar Proses
c. Kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan,
gembira dan bermutu (Paikem Gembrut)d. Kemapuan guru menyusun
proposal dan melaksanakan PTK e. Kemapuan guru , kepala sekolah
dalam mengkaji dan mengembangkan serta menyusun Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)f. Kelengkapan dokumen UAS/UKK ,US/UN, di
sekolah binaan g. Keterlaksanaan SNP di sekolah binaan.h.
Memperoleh hasil pengawasan yang optimal melalui penerapan
pendekatan dan metode yang sesuai.2. SasaranSecara garis besar
sasaran kepengawasan mencakup input, proses, dan output. a. Input
meliputi segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses, seperti : sumber daya, perangkat lunak, dan
harapan-harapan.b. Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain yang lebih baik. Faktor-faktornya meliputi :
peserta didik, guru, tenaga kependidikan, kurikulum, alat, dan buku
pelajaran, serta kondisi lingkungan sosial dan fisik sekolah. c.
Out put meliputi kinerja guru, prestasi akademik dan prestasi non
akademik.
Secara khusus sasaran kepengawasan meliputi :
a. Teknis Pendidikan
Untuk focus masalah nomor a, b, c dan d, sasarannya adalah guru
mata pelajaran dalam merencanakan persiapan dan pelaksanaan
pembelajaran .
b. Administrasi pendidikan
Untuk focus masalah pada nomor e, f dan nomor g sasaranya pada
administrasi pendidikan yang berupa bukti fisik .
D. Ruang Lingkup PengawasanSesuai tugas pokok dan fungsi
pengawas sekolah ,ruang lingkup pengawasan semester I tahun
pelajaran 2012/2013 ini mencakup dua aspek, yaitu aspek akademik
dan manajerial meliputi : penilaian, pemantauan dan pembinaan guru
dan kepala sekolah pada jenjang SMA/SMK Kabupaten Dompu. 1.
Kepengawasan AkademikAspek akademik menekankan pada kompetensi guru
(pendidik) dalam meningkatkan kemampuannya untuk menyusun
perencanaan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran serta
evaluasi kegiatan belajar mengajar matematika . Supervisi akademik
atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan
dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan
pelatihan profesional guru dalam :(1) merencanakan pembelajaran;,
(2)melaksanakanpembelajaran;(3)menilai hasil pembelajaran; (4)
membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan
beban kerja guru (PP 74/2008). Hal tersebut dapat dilaksanakan
melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.
a. Pembinaa :
Tujuan:
1) Meningkatkan pemahamankompetensi guruterutama kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi guru, Kompetensi
guru, pemahaman KTSP).
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian Standar
Isi. Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar
Penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan RPP,
pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar dan penulisan butir
soal)3) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ).
Ruang Lingkup
1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
menyusun administrasiperencanaanpembelajaran/program bimbingan.
2) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan3) Melakukan
pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan
melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.4) Melakukan
pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media
dan sumber belajar5) Memberikan masukankepada guru dalam
memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar6) Memberikan rekomendasi
kepada gurumengenaitugas membimbing dan melatih peserta didik.7)
Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pembelajaran8) Memberi bimbingan kepada guru
dalam pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan
dan pembelajaran/pembimbingan.9) Memberikan bimbingan kepada guru
untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainyab. Pemantauan :
Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar
proses, dan standar penilaianc. Penilaian ( Kinerja Guru) :
1) merencanakan pembelajaran;
2) melaksanakan pembelajaran;3) menilai hasil pembelajaran;4)
membimbing dan melatih peserta didik, dan5) melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan
beban kerja guru
.
Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan
guru dengan tahapan sebagai berikut:
1) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
di MGMP/MGP dan sejenisnya
2) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru 3)
mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru 4)
melaksanakanpembimbingan dan pelatihan professional guru dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Bidang peningkatan kemampuan profesionalgurudifokuskanpada
pelaksanaan standar nasional pendidikan, yang meliputi:
1) kemampuan guru dalam melaksanakan standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan/standar tingkat pencapaian
perkembangan (bagi TK), dalam kerangka pengembangan KTSP,
2) pembelajaran yang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) termasuk penggunaan media yang
relevan, c.pengembangan bahan ajar,3) penilaian proses dan hasil
belajar4) PTKuntuk perbaikan/pengembanganmetode pembelajaran,
2. Kepengawasan ManajerialSupervisi manajerial atau pengawasan
manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek
pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan
efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup
perencanaan,koordinasi, pelaksanaan,penilaian, pengembangan
kompetensi sumber daya
tenaga
pendidikdan kependidikan. Dalam melaksanakan fungsi manajerial,
pengawas sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses
perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor
dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis
potensi sekolah, (3) informan pengembangan
mutusekolah,dan(4)evaluatorterhadap hasil pengawasan.
a. Pembinaan:
Tujuan:
Tujuan pembinaan kepala sekolahyaitu peningkatan pemahaman dan
pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar
Nasional Pendidikan ( SNP )
Ruang Lingkup:1) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan
program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun
rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan
evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi
Manajemen (SIM).
2) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS)
dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan.3) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta
sumber-sumber belajar lainnya.4)
Kemampuankepalasekolahdalammembimbing pengembangan program
bimbingan konseling di sekolah.5) Melakukan pendampingan terhadap
kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah
(supervisi manajerial), yang meliputi:
a)Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi kepala
sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di
sekolah
b)Melakukanpendampingandalam melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah.
c) Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan
refleksi hasil-hasil yang dicapainya.
b. Pemantauan:
pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan
memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah
mempersiapkan akreditasi sekolah.
c. Penilaian:
Penilaian kinerja kepala sekolah tentang pengelolaan sekolah
sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Metode kerja yang dilakukan pengawas sekolah antara lain
observasi, kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data,
kunjungan kelas, rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam
pembinaan.
Untuk meningkatkan profesionalisme kepalasekolah dalam
melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan
pelatihan kepala sekolah dengan tahapan sebagai berikut:\
1) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional
kepala sekolah di KKKS/MKKS dan sejenisnya.2) melaksanakan
pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah.
3) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen
4) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional
kepala sekolah5) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas/sekolah
Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau
masuk kepala sekolah oleh setiap pengawas sekolah dilaksanakan
paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok
dalam kegiatan di sekolah binaan MGMP/MGP/KKKS/MKKS/K3SK. Kegiatan
ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang
diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis
keterampilan dan kompetensi guru yang akan ditingkatkan. Dalam
pelatihan ini diperkenalkan kepada guru hal-hal yang inovatif
sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/pembimbingan.
Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini
dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan
group conference, yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas
melalui supervisi akademik.
Selain melaksanakan tugas kepengawasan sesuai dengan ruang
lingkup di atas, setiap pengawas harus melakukan pengembangan
profesi yang meliputi:
1) pembuatan karya tulis dan/atau karya ilmiah dibidang
pendidikan formal/pengawasan.2) penerjemahan/penyaduran buku
dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/pengawasan.3)
pembuatan karya inovatif.Kegiatan penunjang tugas pengawas sekolah
dapat dilakukan melalui:
1) peransertadalam seminar/lokakaryadibidangpendidikan formal
/kepengawasan sekolah.
2) keanggotaan dalam organisasi profesi.3) keanggotaan dalam tim
penilai angka kredit jabatan fungsional Pengawas Sekolah
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAHA. Kerangka
berpikirSiklus Kerangka berpikir pengawasan dan pemecahan masalah
dalam pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .a. Diawali
penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada
tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang
disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian,
pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di
sekolah binaannya. b. Pada tahap berikutnya pengolahan dan analisis
data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan
evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua
sekolah binaan. c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan
hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas
pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di
sekolah binaan. d. Tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan
adalah menetapkan tindak lanjut untuk program pengawasan tahun
berikutnya berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh
kegiatan pengawasan dalam satu periode.Dari siklus proses
pengawasan inilah ,laporan kegiatan pengawasan merupakan tahapan
yang sangat penting dan strategis.Kerangka berpikir siklus kegiatan
pengawasan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Pengawasan SekolahB. Pemecahan
masalah Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat
terwujud jika seluruh proses kegiatan yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporannya dapat
terlaksana secara intens, komprehensif, dan terjadwal secara
akurat.
Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan
dan program yang terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan
kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta
menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi
faktor penghambat.
Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work
yang kompak, cerdas, dan dinamis, serta adanya partisipasi yang
tinggi dari seluruh warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali
diri dengan pengetahuan dan keterampilan (skill), baik akademik
maupun manajerial yang dapat mereka peroleh melaui pendidikan dn
latihan, work shop, maupun pengkajian pustaka, dan dokumentasi.
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah
memiliki kemauan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang
dimaksud. Bagitu pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri
melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak dan
masih membutuhkan motivasi eksternal.Dari realita di atas, maka
peran pengawas satuan pendidikan dalam membina, membimbing, dan
memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan memiliki arti yang amat
urgen. Pemberian bimbingan, pembinaan, dan dorongan yang dilakukan
secara intensif berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian
program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara
maksimal.
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan
kepengawasan dapat lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka
perlu memilih pendekatan dan metode yang sesuai.
A. PendekatanPendekatan yang dilakukan pengawas dalam
melaksanakan tugas kepengawasannya adalah teknik supervisi yang
bersifat kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah
mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai
sejauh mana sasaran pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana
diuraikan dalam siklus pengawasan pada bab sebelumnya.1. Kooperatif
: yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk
kepentingan bersama (mutual benefit)
2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan
atau penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya
yang saling mengisi dan melengkapiB. MetodeMetode yang digunakan
dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat bervariasi, bergantung
kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan
pengawasan. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai
berikut:1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung
mengamati objek pengawasan. Metode tersebut oleh pengawas digunakan
untuk melakukan supervise kunjungan kelas untuk mengamati
penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar2. Wawancara baik
secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk memperoleh
data/informasi yang lebih akurat. Metode tersebut digunakan untuk
menggali data dari beberapa stakeholder sekolah terhadap :Pemenuhan
delapan standar nasional pendidikan SNP) dan Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check dengan data
yang diperoleh dari pengisian kuesioner tertutup .3. Kunjungan
kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh gambaran nyata
tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun
supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata
atau contoh langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru,
kepala sekolah, tenaga kependidikan lain, atau bahkan pengawas
sekolahnya.5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi
permasalahan tertentu di sekolah binaan, dimaksudkan untuk
memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat tentang permasalah
yang sedang dibahas/dihadapi.
6. Pendidikan dan pelatihan atau BIMTEK dimaksudkan untuk
membekali guru, kepala sekolah atau tenaga kependidikan lainnya
sesuai situasi dan kebutuhan.
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan,
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di
sekolah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya
penekanannya lebih kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan
pendapat, tidak harus ada kasus khusus di sekolah. Sharing bisa
dilakukan kapan saja dan dengan media yang lebih luas.
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan
bukti fisik/ autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi
studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen
yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut digunakan untuk meneliti
RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses
.Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan
untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan .BAB IV
HASIL PENGAWASAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Kondisi Awal Objek
PengawasanPengawasan dilakukan di satuan pendidikan sesuai wilayah
binaan masing-masing pengawas. Pada Tahun Pelajaran 2011/2012,
objek (guru / sekolah) yang menjadi binaan penulis meliputi 67
orang guru matematuka dan TIK di 32 SMA/SMK kabupaten Dompu .Serta
ada 3 (tiga) sekolah binaan khusus. Dari hasil pengawasan tahun
sebelumnya guru-guru pada sekolah-sekolah tersebut dan sekolah
binaan khusus , pada umumnya belum menunjukkan hasil yang
memuaskan, sebagaimana tabel berikut :(TABEL : I )
Untuk peningkatan status kinerja guru maupun sekolah- sekolah
masih ada peluang dari beberapa sekolah maupun guru yang mendapat
kategori B menuju ke A, dari yang kategori C menuju B dan dari yang
D menuju C . sedangkan yang lain ada beberapa sekolah yang kecil
kemungkinan untuk dipacu menuju SSN karena berbagai kendala,
terutama pada keterbatasan lahan dan sumber daya pendukung.
Berdasarkan fakta di atas maka penulis telah mencoba
meningkatkan efektifitas kepengawsan melalui aplikasi pendekatan
yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing
sekolah, dalam upaya untuk mencapai hasil yang lebih baik.
B. Deskripsi Hasil Pengawasan Pengawasan yang dilakukan pada
pada semster Gazal tahun pelajaran 2012 /2013 mengacu pada rencana
pengawasan yang bersifat akademik dan manajerial. Pengawasan
akademik difokuskan pada pencapaian kompetensi pendidik (guru),
sementara pengawasan manajerial lebih difokuskan pada kemampuan
kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam pengelolaan
satuan pendidikan (Sekolah).
Kepengawasan akademik yang dilakukan ditekankan pada aspek
pencapaian standar isi dan standar proses yang meliputi dokumen
Administrasi perencanaan pembelajaran , silabus dan RPP dan
supervisi kunjungan kelas. Sementara kepengawasan manajerial
penekanannya pada aspek kelengkapan dokumen administrasi sebagai
bukti fisik bahwa pengelolaan sekolah sudah dilaksanakan dengan
baik. Bukti fisik dokumen terutama pada Penerimaan siswa baru
(PSB), Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan
Akhir Semester (UAS) semseter ganjil 2012/2013 , dan dokumen
Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Waktu pelaksanaan pengawasan mengacu pada Program Tahunan
(PROTA) dan Program Semester (PROMES) yang telah disusun
sebelumnya.
Berikut disajikan dalam bentuk tabel / matrik diskripsi
pembahasan.Hal tersebut dimaksudkan agar mudah melihat permasalahan
yang ada di setiap sekolah binaan dan tindak lanjut apa yang
dilakukan .1. Hasil Pemantuan PSB/PPDB
a. Tabel 2 : SMAN 1 Kempo
b. Tabel 3 : SMA TD KOSGORO
c. Tabel 4 : SMAN 3 WOJA
2. Tabel 5 : Hasil Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP a. SMAN 1
KEMPO
b. SMA TD KOSGORO
c. SMAN 3 WOJA
3. Hasil Penilaian Kinerja Guru Matematika dan TIK/KKPIa. Tabel
6: Kategori dan kulaifikasi kinerja guru pada tabel berikut :
b. Tabel 7:Hasil Penilaian Kinerja Guru Merencanakan
Pembelajaran Data hasil penilaian kinerja guru matematika dan TIK
merencanakan pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut
:
c. Tabel 8: Hasil Penilaian Kinerja Guru Melaksanakan
PembelajaranData hasil penilaian kinerja guru melaksanakan
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
d. Tabel 9: Hasil Penilaian Kinerja Guru Melaksanakan Penilaian
Pembelajaran
Data hasil penilaian kinerja guru melaksanakan penilaian
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
e. Tabel 10:Nilai Akhir Kinerja Guru Matematika , TIK /KKPI
Kab.Dompu
4. Hasil Penilaian Guru Sekolah Binaan Khusus Sman 1 Kempoa.
Tabel,11: Data Kinerja guru membuat administasi perencanaan
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut :
b. Tabel 12:Data Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran
disajikan dalam bentuk tabel berikut:
c. Tabel 13: Data Kinerja Guru Melaksanakan Penilaian
Pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
d. Tabel 14: Nilai Akhir Kinerja Guru SMAN 1 Kempo
5. Hasil Penilaian Guru Sekolah Binaan Khusus SMA TD Kosgoro
Dompu
a. Tabel 15: Data Kinerja guru membuat administasi perencanaan
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut :
b. Tabel 16:Data Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran
disajikan dalam bentuk tabel berikut:
c. Tabel 17:Data Kinerja Guru Melaksanakan Penilaian
Pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
d. Tabel 18:Nilai Akhir Kinerja Guru SMA TD Kosgoro Dompu
6. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Gurua. Tabel 19
:Pra Pembinaan Minat Guru Terhadap PTK (Evaluasi Diri)
b. Tabel 20:Pra Pembinaan: Kemampuan Guru Melaksanakan PTK
c. Tabel 18:Hasil Pembimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
(PTK)
d. Tabel 19: Hasil Penilaian PTK
C. Pembahasan Hasil Pengawasan1. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah penilain kinerja
guru dalam merencanakan pembelajaran yang meliputi administrasi
pembelajaran , dan pembuatan silabus dan RPP. Serata Penampilan
Guru dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Permendiknas
nomor 41 tahun 2007 tentang standar Proses yang mengamanatkan
seorang guru wajib merencanakan proses pembelajaran , melaksanakan
proses pembelajaran , melakukan proses penilaian hasil pembelajaran
dan pengawasan proses pembelajaran .
Penilaian pada RPP difokuskan pada komponen : a).Tujuan
pembelajaran , b).bahan belajar , c).metode pembelajaran , d).media
pembelajaran dan e). evaluasi Sedangkan penilaian pada penampilan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada : a). Kegiatan
Pendahuluan, b). Kegiatan Inti ( Eksplorasi, Elaborasi dan
Komfirmasi ) dan c). Kegiatan Penutup .
Dari hasil penilaian kinerja 85 guru matematika dan TIK
didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut :
1). Nilai rata-rata Kinerja guru pembuatan persipan pembelajaran
adalah 83,40 (termasuk dalam kategori B, baik ), dengan presentase
kinerja kategori A 14,12%. Presentase kinerja kategori B 85.88% .
Presentase kinerja kategori C dan 0% atau tidak ada guru yang
mempunyai kinerja C dan D untuk komponen perencanaan pembelanjara
.Dari hasil supervise kinerja guru membuat administrasi perencanaan
pebelajaran disimpulnan berada pada kategori A dan B. Dari tiap
komponen perencanaan pembelajaran yang belum lengkap atau masih
ditingkatkan adalah berturut-turut : komponen Analisis SK/KD, RPP,
Dokumen KKM, dan silabus. 2). Nilai rata-rata Kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran adalah 75,34 (kategori B ) dengan
presentase kinerja kategori A=11,76% , Kategori B=88,24%, kategori
C dan D =0% atau tidak ada guru yang nilai kinerja C atau D pada
komponen pelksanaan pembelajaran.3). Nilai rata-rata Kinerja guru
dalam penilaian pembelajaran adalah 82,35 (kategori B ) dengan
presentase kinerja kategori A=22,35% , Kategori B=77,65%, kategori
C dan D =0% atau tidak ada guru yang nilai kinerja C atau D pada
komponen penilaian pembelajaran.
(N. Persiapan pemb) + (2 x N. pel pemb )+(N. Penilaian Pembel)NA
KG= 4
= 79,11 = Kategori Baik (B)
Dengan demikian dari rangkuman instrumen hasil supervisi
diketahui indikator keberhasilan kepengawasan akademik mencapai
79,11 artinya bahwa secara umum kemampuan rata-rata guru yang telah
dijadikan objek supervisi perencanaan , pelaksanaan, dan penialain
pembelajaran dalak kategori BAIK. Sedangkan untuk guru yang belum
sempat disupervisi pengawas, pelaksanaannya diserahkan kepada
kepala sekolah masing-masing. Berikut disajikan dalam bentuk tabel
/ matrik diskripsi pembahasan, agar mudah melihat permasalahan yang
ada di setiap sekolah binaan dan tindak lanjut apa yang dilakukan
.Tabel 20 :Diskripsi matrik pembahasan :
2. Pemantauan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
Pemantauan 8 standar nasional meliputi standar Isi dan SKL ,
standar Proses ,standar Pendidik dan tenaga kependidikan ,standar
sarpras ,standar pengelolaan ,standar pembiayaan , standar
penilaian dan Dukungan eksternal .Dari hasil pemantauan tersebut
telah dipaparkan di atas dan bisa kita lihat ketercapaian 8 standar
nasional pendidikan di setiap sekolah .
Berikut ini akan dibahas mengenai permasalahan atau kendala yang
dihadapi sekolah sekaligus memberi alternative untuk pemecahan
masalah /tindak lanjut dalam upaya tercapainya pemenuhan 8 standar
nasional pendidikan .
1). Tabel 21:CAPAIAN SNP SMAN 1 KEMPONama Kepala sekolah :
Drs.Muhdar
2). Tabel 22:CAPAIAN SNP SMA KOSGORO DOMPUKepala Sekolah :
Pahlawan Indra Jaya,SE
3). Tabel 23:CAPAIAN SNP SMAN 3 WOJA
Nama Kepala Sekolah : M.Umar,S.Pd,M.MPd
3. Pembimbingan dan Pelatihan Profesional GuruMelihat data
Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru dalam PTK di atas,
dapat disimpulkan bahwa guru banyak yang belum pernah melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Tetapi guruguru sebagian besar kurang
berani menyatakan tidak tahu atau tidak memahami tentang penelitian
tindakan kelas. Alasan sementara yang diperoleh berdasarkan
wawancara masih banyak tugas lain yang harus dikerjakan.Pembahasan
terhadap permasalahan penelitian tindakan kelas dan profil kelompok
guru SMP/SMA/SMK Negeri maupun Swasta di Kabupaten Dompu sebagai
berikut. Tabel 24 Berikut adalah profil guru sesudah mengikuti
pembinaan tentang penelitian tindakan kelas.
Keterangan:
85,01 % - 100 % = Sangat Baik
70,01 % - 85,00%= Baik
56,01 % - 70,00 % = Cukup
56
= Kurang
Pada tabel 16 merupakan gambaran kondisi yang sebenarnya karena
belum mendapat pembinaan, sebagai bukti bahwa guru-guru yang
menyatakan belum pernah melaksanakan penelitian tindakan kelas
(PTK) cukup banyak mencapai 81,37%. Kemudian setelah menerima
pembinnaan pada minat guru terhadap penelitian tindakan kelas (PTK)
seperti yang terlihat pada tabel 24 menunjukkan yang sangat
berminat 67,24 % dan 31,07 %, sedikit berminat dan yang belum
berminat pun masih ada 1,70 %. Hal ini membuktikan bahwa guru-guru
ada keinginan untuk melaksanakan PTK, namun masih ada beberapa
kendala seperti hasil wawancara bahwa guru-guru belum pernah
mengikuti pelatihan khusus tentang PTK dan banyak pekerjaan lain
yang harus dikerjakan, tetapi saya berkeyakinan apabila dimotivasi
dan didorong terus dengan berbagai pendekatan dan diberi peluang
apalagi reward oleh kepala sekolah, lambat laun guru-guru akan
termotivasi untuk melaksanakan dan akan membuahkan PTK.
Evaluasi diri setelah pembinaan tentang PTK guru-guru yang
sangat memahami PTK mencapai 39,34 % dan yang memahami sebagian
57,77 % , yang tahu akan manfaat PTK 70,84% dan yang tahu sebagian
29,16% berarti tidak ada yang tidak tahu akan manfaat PTK. Tetapi
tentang prinsip-peinsip PTK masih ada yang belum tahu seperti
terlihat pada tabel 24.
Dari hasil pembinaan PTK tersebut, ketercapaian rata-rata untuk
minan dan evaluasi diri yang sangat memahami PTK 39,34 % tergolong
masih sangat kurang, yang memahami sebagian 57,77% tergolong cukup,
tetapi bila digabung hanya memahami saja tergolong sangat baik
97,11%. Fokus utama sebetulnya berkenaan dengan minat guru untuk
melaksanakan PTK, melihat rata-rata dari 3 kali pembinaan
menunjukkan sangat berminat 67,24 berarti baru tergolong cukup, dan
yang sedikit berminat 31,07% , jadi bila dilihat dari sisi minatnya
tergolong sangat baik menunjukkan 98,31%. Yang tahu tentang manfaat
PTK 70,84% berarti tergolong Baik, tetapi bila digabungkan dengan
tahu sebagian 29,16 berarti tergolong sangat baik dan yang tahu
prinsip-prinsip PTK 38,78 % yang tahu sebagian 56,00 % berarti
tergolong sangat baik 94,78 %. Bila dihitung rata-rata keseluruhan
tabel 3 sesuai dengan yang diharapkan mencapai 54,05 % tergolong
Kurang berarti masih sangat perlu pembinaan.
Secara keseluruhan bisa dilihat pada tabel 24, dari hasil
pembinaan terbukti bahwa minat guru untuk melaksanakan PTK ada
peningkatan. Peningkatan minat seperti yang tertuang pada tabel 24
di atas, memungkinkan pembinaan masih perlu terus dilaksanakan dan
penelitian pun perlu ditindak-lanjuti, jangan sampai ada anggapan
karena sudah 3 kali diberi bimbingan oleh pengawas, maka jawaban
yang diberikan kurang cocok tujuan pembinaan. Melalui pembinaan
hanya merupakan salah satu cara agar guru memiliki keinginan untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam menulis berbagai kejadian selama
pembelajaran dan dituangkan menjadi sebuah penelitian tindakan
kelas (PTK). Yang pasti, apabila ada kemauan pasti ada hasil
walaupun tidak banyak.Pada tabel berikut menggambarkan kemampuan
guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan PTK dengan perhitungan
dari siklus ke siklus dan dari jawaban yang diharapkan/benar di
gabung dan dihitung rata-ratanya.BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepengawasan (supervisi) dan pembinaan yang dilakukan secara
intens dan berkesinambungan melalui pendekatan dan metode yang
sesuai dapat meningkatkan hasil kepengawasan baik akademik maupun
manajerial.
Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan dan
melaksanakan pembelajaran memang tidak bisa instan, serta belum
mampu menjangkau semua guru di wilayah binaan. Untuk itu perlu
pembinaan intens dan terus-menerus agar kemampuan profesional guru
semakin meningkat, terutama di sekolah-sekolah swasta kecil.
Peningkatan kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan
lainnya dalam mengelola sekolah sudah semakin baik, meski masih ada
sekolah yang sangat sulit untuk ditingkatkan statusnya karena
keterbatasan dalam segala aspek/komponen. Di sinilah peran pengawas
selaku supervisor dan konsultan sangat diperlukan untuk membuat
pengelolaan pendidikan menjadi semakin baik.
B. RekomendasiBerdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas
penulis menyampaikan rekomendasi kepada kepala dinas dan para
pengambil kebijakan di bidang pendidikan,:
Bagi Pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten :
1. Untuk Peningkatan kinerja guru :
a. Untuk meningkatkan kinerja guru , pemangku kepentingan
tingkat Kabupaten perlu membuat kebijakan tentang pemenuhan standar
sarana dan prasarana .Seperti yang segera dipenuhi RKB,Ruang multi
media ,Lap Top , LCD .
b. Sosialisasi Permendiknas no.41 th.2007 tentang standar proses
terus dilakukan selama penyusunan RPP belum mengacu ke sana .
c. Adanya pelatihan pemanfaatan computer mikro sebagai alat
bantu / media pembelajaran .Misal dengan aplikasi software : power
point ,Ms word dan Exel atau yang lain selama membantu guru dalam
PBM.
2. Untuk Pemenuhan 8 (delapan standar nasional pendidikan )
a. Dinas pendidikan dalam upaya pemberian grant/bentuk bantuan
apapun ke sekolah agar melibatkan pengawas sekolah. Karena Pengawas
sekolah yang lebih mengetahui kondisi sebenarnya di sekolah .Hal
ini sangat penting karena banyak sekolah yang semestinya wajib
mendapat bantuan ternyata bantuan itu diberikan ke sekolah yang
mestinya tidak perlu .
b. agar peran pengawas lebih dioptimalkan, karena pengawaslah
ujung tombak dalam melakukan pembinaan di sekolah-sekolah dalam
rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas, baik di bidang
akademik maupun manajerial.
Bagi Kepala sekolah
1. Meningkatkan intensitas pemeriksaan perencanaan pembelajaran
yang disusun oleh guru
2. Meningkatkan intensitas supervise akademik /kunjungan kelas
untuk mengetahui penampilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru sebagai bentuk implementasi penyusunan RPP.
Korwas SMP/SMA/SMKDompu, Juli 2011
Pengawas sekolah,
H.Muchtar Ali,S.PdDrs.Suaidin
NIP.195410091979031008NIP 196301081987031013
Mengetahui
Kepala Dinas Dikpora Kab.Dompu
H.Ictiar, SH
NIP. 196612311988031325
Sasaran pengawasan sekolah yang menjadi daerah binaan , yaitu
:
NONAMA SEKOLAHKECAMATAN
1Dompu
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11Woja
12
13
14
15
16
17
18
19
20Manggelewa
Kempo
Kilo
Pekat
Pajo
Hu.u
PENGAWASAN
SEKOLAH
ANALISIS HASIL
PENGAWASAN
PEMANTAUAN
EVALUASI
TINDAK LANJUT
LAPORAN
PEMBINAAN
PENILAIAN
Program PENGAWASAN
Laporan Supervisi Akademik & manajerial SMA/SMK
suaidin-dompuPage 34