Top Banner
276

2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

Apr 30, 2019

Download

Documents

NguyễnHạnh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima
Page 2: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

2 BIMA WHYNOT

Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang

menyukai cerita laga

--Bima Whynot--

Page 3: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 3

Sambutan Penulis

“Dor! Dor! dor!” bertemu kembali denganku, Bima

Whynot. Setelah vakum cukup lama pasca merilis novel

komedi romantis ‘I Am Your Bodyguard’, aku kini kembali

menulis novel baru dengan genre yang jauh berbeda

dengan novel sebelumnya. Dengan bangga

kupersembahkan ‘Lost Bastard’ kepada teman-teman

penggemarku di luar sana. Novel action ini diharapkan akan

mengguncang dunia penulisan di Indonesia, selain karena

plotnya yang kubuat ribet, aku juga berusaha menciptakan

karakter yang akan membuat orang-orang Indonesia

menyukainya (kuharap ia bisa menyaingi 007 atau Jason

Bourne, haha).

Kisah Lost Bastard ini kutulis karena masih

sedikitnya cerita tentang konspirasi, politik, dan

perkelahian antar agen rahasia di Indonesia. Sebagaimana

Page 4: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

4 BIMA WHYNOT

yang kita lihat di layar bioskop, cerita semacam itu

didominasi oleh Hollywood, sedangkan Indonesia baru

berani memproduksi satu atau dua cerita yang bisa

menyaingi kualitas Hollywood. Aku berharap novel ini bisa

menjadi pemicu majunya genre action di Indonesia.

Aku akan terus berusaha menulis cerita-cerita laga

terbaik, meskipun aku sadar hasilnya tidak sebaik yang

kukira. Akan tetapi, lebih baik berusaha daripada tidak,

bukan? Jika memang pada akhirnya ada orang lain yang

lebih sukses karena terpicu oleh semangatku, itu sangat

keren! Aku akan mendukungnya. :D

Baiklah, langsung saja beralih ke cerita.

Pertunjukkan dimulai! Selamat membaca, teman-teman!

Page 5: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 5

Prolog

Apa yang aneh di hari itu? Tidak ada. Semua orang

tampak tenang duduk di dalam bus; ada yang tertidur, ada

yang asik menelepon, ada pula yang sibuk mengutak-atik

gadget. Pada intinya, semua tampak normal.

Kemacetan hari itu juga normal—bagaimana tidak

normal? Semua orang juga tahu bahwa kemacetan di

ibukota merupakan hal yang lumrah. Hawa panas dari

kendaraan bermotor menyeruak menyelimuti atmosfer

Jakarta pagi itu, benar-benar tidak ada sesuatu yang ganjil,

karena setiap hari seperti itu.

Di tengah kemacetan ibukota, seseorang berambut

pirang dan berkulit putih masuk ke dalam bus. Kau bisa

bayangkan bagaimana reaksi orang pada saat itu, mereka

terkagum melihat bule yang tampan dan rapi. Beberapa

Page 6: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

6 BIMA WHYNOT

penumpang wanita kemudian mencoba mengabadikan si

bule dengan gadget-nya masing-masing.

Tetapi, si bule tiba-tiba berjalan ke dekat supir dan

menghadap para penumpang. Matanya sayu dan

ekspresinya datar, ia tidak terlihat begitu sehat. “Wahai

penumpang, perkenalkan nama saya George Medley. Aku

adalah warga Amerika yang datang kemari untuk keperluan

bisnis dengan perusahaan swasta. Dan aku ingin

mengatakan sesuatu kepada kalian, rakyat Indonesia...”

ujarnya dalam Bahasa Inggris.

Para penumpang yang sedang duduk tenang seketika

terheran dengan keadaan tersebut. Fokus mereka beralih

kepada si bule, tetapi terlihat kebingungan. Beberapa dari

mereka bahkan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh si

bule, hanya bisa berkelakar dengan orang di sebelahnya.

“... tanah ini akan diambil alih oleh Amerika, karena

kalian adalah bangsa lemah yang tidak bisa mengolah hasil

buminya sendiri!” lanjut si bule dengan wajah yang datar.

Page 7: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 7

“Hei! Jaga bicaramu! Ingat, kau sedang menginjak

bumi Indonesia saat ini. Kalau kau berani menghina

Indonesia, berarti kau berani menghina kami sebagai rakyat

Indonesia!” seseorang tiba-tiba bangkit dan menjawab si

bule dengan Bahasa Inggris pula. Tampaknya ia satu-

satunya orang yang bisa memahami maksud ucapan si bule.

Si bule tidak peduli, ia langsung mengambil pistol

otomatis dari balik celananya dan memuntahkan tembakan

sembarang kepada seluruh penumpang. Belum sempat

melarikan diri, para penumpang sudah tewas terlebih

dahulu, termasuk pria yang mencoba menegurnya. Bus itu

seketika berubah menjadi rumah jagal, darah dari para

penumpang terus mengalir seperti hewan ternak.

Melihat tragedi mengerikan tersebut, sang supir

segera menghentikan laju busnya dan lari terbirit-birit

bersama dengan sang kernet yang kebetulan sedang

berada di samping ruang kemudi. Suasana hening di dalam

bus pun berubah menjadi kebisuan permanen. Tiada yang

selamat dari kejadian itu, semua penumpang mati. Si bule

Page 8: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

8 BIMA WHYNOT

kemudian turun dari bus sambil menenteng pistolnya yang

sudah kehabisan peluru.

Di tengah kemacetan seperti itu, tidak hanya supir

dan kernet bus yang panik, tetapi semua orang yang

terjebak dalam kemacetan. Bagaimana tidak panik?

Seorang warga negara asing tiba-tiba keluar dari bus

berlumuran darah sambil memegang senjata api, semua

saksi mata langsung menyimpulkan bahwa ia adalah

pembunuh. Beberapa orang—termasuk supir dan kernet

bus—yang menyaksikan keganjilan si bule segera

memanggil polisi lalu-lintas yang sedang bertugas di sekitar

sana. Mereka menunjuk-nunjuk si bule.

Beberapa orang polisi akhirnya datang menghampiri

si bule dan menodongnya dengan pistol revolver khas

kepolisian. “Diam di tempat! Diam di tempat!” suasana pun

menegang, beberapa orang yang berada di dalam mobil

juga satu persatu keluar karena takut terkena tembakan

nyasar.

Page 9: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 9

Tetapi, si bule tidak melakukan perlawanan, ia malah

jatuh pingsan di atas aspal. Polisi segera mengamankannya

dan kembali mengatur lalu-lintas agar tidak terjadi

kemacetan total.

Polisi juga menyisir bus tempat di mana si bule

sebelumnya menumpang. Mereka sangat syok begitu

melihat semua penumpang di dalam bus tewas

mengenaskan. Sesaat itu mereka berpikir: apa yang

sebenarnya dipikirkan oleh si bule? Apa tujuannya? Mereka

pun mengumpulkan semua bukti yang ada dan melempar

kasus tersebut kepada bagian investigasi.

Pertanyaan besarnya adalah: jika Amerika berencana

menginvasi Indonesia seperti yang dikatakan Medley,

mengapa Amerika menggunakan perantara orang bodoh

seperti dirinya?

Page 10: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

10 BIMA WHYNOT

Satu – Bajingan Lepas

Masih adakah orang baik tersisa di negeri ini? Masih

adakah keadilan absolut berjalan di tanah air ini? Ada,

tetapi bagaikan jarum di dalam tumpukan jerami. Negeri

bedebah ini berubah menjadi tempat tinggal para setan

berwajah malaikat; mereka tersenyum demi popularitas,

mereka mencuri gelar demi mencoret-coret hukum, dan

mereka duduk di kursi istana demi menjadi dewa-dewi

pemusnah kedamaian.

Hidup rasanya lebih hening di balik jeruji besi, sama

seperti yang dirasakan Hariswan. Mantan kapten dari

Detasemen 901/Korps Pasukan Khas lebih memilih

mendekam di penjara daripada mondar-mandir menicum

bau busuk para iblis berjas yang berusaha mencurangi hidup

untuk kepentingan pribadi masing-masing. Ia hampir saja

membabat habis ilalang pemerintahan yang

Page 11: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 11

menyengsarakan hidup rakyat. Ia hampir membunuh

semua orang DPR/MPR karena mereka diduga terlibat

dalam kasus korupsi, narkoba, perselingkuhan, hingga

konspirasi.

Kapten Hariswan ditangkap karena dianggap

melanggar protokol militer dan dipecat secara tidak

terhormat dari Korps Pasukan Khas karena kebrutalannya

menghabisi nyawa orang-orang yang duduk di bangku

pemerintahan. Sejak saat itu, ia diberi julukan “Lost

Bastard” oleh teman-temannya yang berarti “Bajingan yang

Hilang”. Tidak, bukan karena ia bajingan tengik, tetapi

karena ia bajingan di mata para iblis.

Selama tiga puluh tahun, pria berbadan tegap itu

hanya akan menghirup udara dari lubang sebesar penggaris

di ruangannya. Ia dikurung seperti binatang jalang, bahkan

sinar matahari pun tak bisa menembus ruangan tersebut

dengan baik.

Tetapi, Hariswan tak masalah dengan itu, ia malah

tampak tenang di ruangannya. Ia jauh dari gonggongan

Page 12: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

12 BIMA WHYNOT

anjing geladak yang setiap hari meributkan persoalan harta,

tahta, dan wanita. Atau... mungkin sebenarnya ia hanya

beristirahat setelah membantai puluhan politisi selama

beberapa periode?

****

Di hari yang serba biasa itu, seorang polisi militer

membuka pintu kurungan Hariswan. Cahaya lampu dari luar

ruangan pun merasuk ke dalam ruangan sebesar 3 x 4 meter

tersebut, luar biasa berkilau, Hariswan saja sampai tak

sanggup membuka matanya lebih lebar. Bagaimana tidak?

sudah hampir satu tahun ia mendekam dalam kegelapan

dan keheningan.

“Kapten Hariswan, Anda kedatangan tamu. Tetap

tenang, jika Anda berusaha melakukan hal bodoh, kami tak

akan sungkan menembak Anda,” ujar seorang polisi militer

masuk ke dalam ruangan sambil membawa borgol.

Page 13: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 13

“Tamu? Apa itu? Semacam pisau untuk mencukur

bulu ketiakmu?” gumam Hariswan saat dipasangkan borgol

di kedua kaki dan tangannya.

Polisi itu langsung menatap Hariswan tajam. “Plak!” Ia

pun menampar Hariswan hingga jatuh dari kursinya.

“Heheh, aku hanya bercanda, aku hanya bercanda.

Ayolah, aku sudah setahun tidak bercanda dengan orang

lain,”

Polisi itu tampak tak peduli, ia dan beberapa

temannya kemudian menuntun Hariswan ke ruangan

khusus yang dirancang untuk pertemuan antara narapidana

dengan anggota keluarga. Hariswan tampak senyum-

senyum saat dipapah berjalan menuju ruangan pertemuan

tersebut, sepertinya ia mulai gila karena dikurung terlalu

lama di dalam kegelapan.

Setibanya di dalam ruangan pertemuan, ia kembali

dikurung dengan penjagaan ekstra di luar. Tetapi, kali ini

Page 14: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

14 BIMA WHYNOT

ruangannya lebih nyaman dan terlihat lebih manusiawi.

Benar-benar ruangan yang ideal untuk pertemuan.

“Kapten Hariswan, suatu kehormatan bertemu

dengan Anda...” seorang pria berusia sekitar lima puluh

hingga enam puluh tahun menyambut Hariswan di

kursinya.

“Jenderal Permana... apa yang Anda lakukan di sini?

Anda mau kampanye politik?”

Pria bernama Permana itupun tertawa kecil. “Tidak,

mari kita kesampingkan urusan partai politikku. Aku ke sini

untuk meminta bantuanmu...”

“Oho, kau mau aku membunuh rival-rival politikmu?”

“Haha, sayangnya tidak. Aku tidak bermain curang

seperti itu. Ini persoalan mengenai pembantaian yang

terjadi sekitar tiga hari lalu, kau mendengar beritanya?”

“Satu-satunya hal yang bisa kudengar selama aku di

penjara hanyalah tikus-tikus yang berteriak kelaparan,”

Page 15: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 15

“Oh, berarti kau belum mendengar beritanya,”

“Ceritakan padaku apa yang terjadi, jenderal. Aku

sudah lama sekali tidak mendengar dongeng sebelum

tidur,”

“Jadi begini, tiga hari yang lalu, seorang pria asing

masuk ke dalam bus Transjakarta dan membantai semua

penumpang hanya dengan bermodal pistol Glock otomatis.

Tidak ada yang selamat dari kejadian itu, bahkan supir dan

kernet turut menjadi korban. Sebelum ia membantai semua

orang, ia mengatakan ‘kami akan merebut tanah

Indonesia’,”

“Kami?”

“Orang Amerika maksudnya. Aku tak tahu apa yang

merasuk ke dalam jiwanya, tetapi aku mencium bahaya

besar jika kasus ini dibiarkan terlalu lama,”

“Sederhana, akan terjadi perang...”

“Tepat sekali! Jika dibiarkan berlarut-larut, sudah

pasti akan ada orang-orang Indonesia yang membalas

Page 16: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

16 BIMA WHYNOT

dendam. Hal itu akan meningkatkan ketegangan antara

Indonesia dan Amerika... dan bisa berujung kepada

peperangan,”

“Jadi begitu, kalau begitu terima kasih telah

menyampaikan berita ini kepadaku. Kita lihat saja

bagaimana kelanjutannya nanti, pasti akan meriah...”

“Hariswan, ini bukan saatnya untuk berkelakar—”

“Aku tidak tertarik untuk mengurus masalah ini,

meskipun kau membayarku dengan harga tinggi. Kau mau

aku melakukan ini demi nama partaimu ‘kan? Agar kau

dianggap penyelamat oleh rakyat Indonesia?”

“Aku sama sekali tidak berpikir ke sana, Hariswan.

Aku melakukan ini karena aku pernah menjadi pembela

kebenaran, sama seperti dirimu. Aku tidak mau melihat

Indonesia hancur-lebur seperti Hiroshima dan Nagasaki,

kita akan hancur sehancur-hancurnya jika membiarkan

Indonesia berperang dengan Amerika,”

Page 17: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 17

“Puhahaha! Pembela kebenaran katamu? Jika kau

menganggapku sebagai pembela kebenaran, ke mana kau

selama setahun belakangan ini? Kau membiarkanku

mendekam di dalam penjara yang memiliki jendela hanya

sebesar penggaris!”

“Baiklah, kuanggap itu kesalahanku. Akan

kubersihkan namamu dan kau akan hidup dengan tenang

seperti sedia kala, tetapi kau harus membantu mencegah

terjadinya kekacauan!”

“Mengapa harus aku? Aku tanya kepadamu: ke mana

intelijen kepolisian? Ke mana Sandi Yudha? Ke mana

Detasemen 901? Ke mana BIN? Mereka semua memiliki

kualifikasi untuk menyelesaikan kasus ini, tetapi mengapa

kau justru memintaku?”

“Karena kau bisa bergerak dan beraksi tanpa protokol,

itulah sebabnya. Kau bisa menuntaskan kasus ini lebih

cepat daripada teman-temanmu itu. Intinya, aku ingin

membantu mereka menyelesaikan kasus ini,”

Page 18: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

18 BIMA WHYNOT

“Hehe, kau punya sisi baik rupanya, jenderal...”

“Jika suatu saat kau temukan aku melakukan hal

busuk seperti pejabat-pejabat yang telah kau bunuh, aku

rela jika kau membunuhku,”

“Oh, tenang saja. Aku akan memastikan pelurunya

bersarang di kepalamu, jenderal,”

“Aku takkan meragukan hal tersebut. Sekarang, aku

butuh jawabanmu: kau ikut bergabung ke dalam permainan

ini?”

“Amerika? Ini bukan perkara mudah. Tapi baiklah, aku

sudah lama tak ikut ‘bermain’. Tetapi, syarat utamanya kau

harus membersihkan namaku,”

“Setuju! Kalau begitu anak buahku akan

menunggumu di sungai bagian barat malam ini. Kau akan

diminta sandi: ia akan memberi challenge ‘FOX’, kau harus

menjawab dengan countersign ‘DIAMOND’,”

“Tak masalah, lalu bagaimana cara aku keluar dari

sini?”

Page 19: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 19

“Ini bagian yang agak sulit, Hariswan. Aku tidak bisa

mengeluarkanmu begitu saja seperti mengeluarkan

sampah. Aku beri kau kegelapan dan... kau tahu apa yang

harus kau lakukan,”

“Tch! Bunuh atau tidak?”

“Kau mau namamu bersih ‘kan? Jangan bunuh mereka

kalau begitu! Mereka tidak bersalah, hanya orang-orang

yang mematuhi tugas,”

“Baiklah, ini akan membosankan,”

“Aku sangat mengharapkanmu, kapten. Kutunggu

kau di markasku...”

Permana pun berjalan meninggalkan ruangan dan

semua prajurit yang berjaga di luar segera menghormat

kepadanya. Maklum, ia adalah jenderal purnawirawan yang

memiliki reputasi cukup bagus di kalangan militer.

Sementara itu, Hariswan kembali digandeng oleh dua

orang prajurit PM untuk digiring kembali ke dalam penjara.

Page 20: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

20 BIMA WHYNOT

Sama seperti sebelumnya, ia terlihat begitu gembira,

senyum-senyum sendiri seperti orang sinting.

“Beruntung sekali kau dikunjungi Jenderal Permana.

Seharusnya kau meneladaninya, tidak asal dar-der-dor

kepada para pejabat,” celetuk salah seorang PM yang

memapahnya.

“Heh-heh-heh, dasar bodoh. Percayalah, kalian akan

termakan oleh kebodohan kalian sendiri,”

“DIAM!” seru sang PM sambil memukul wajah

Hariswan dengan tinjunya.

Hariswan tak peduli, ia malah tertawa seperti

psikopat. Syaraf rasa sakitnya sepertinya telah tertukar

dengan syaraf rasa geli, bagaimana mungkin ia bisa tertawa

begitu keras setelah sebuah tinju melayang ke wajahnya?

Hariswan dan kedua PM yang memapahnya

kemudian berjalan melewati seorang penjaga dengan pistol

revolver merek Colt di pinggangnya. Pistol itu tampaknya

mengalihkan perhatian Hariswan untuk sesaat, ia

Page 21: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 21

mengamatinya begitu serius. Apa yang sebenarnya ia

pikirkan?

“Pang!” tiba-tiba saja semua lampu di penjara militer

itu padam, kegelapan pun menjadi sekat yang menghalangi

pandangan semua orang. Semua penghuni penjara tentu

terkejut dan bertanya-tanya, mengapa listrik tiba-tiba

padam tanpa ada pemberitahuan sebelumnya? Sempat

terdengar bisik-bisik “ada apa ini? Mengapa tiba-tiba terjadi

pemadaman listrik?”

Akan tetapi, keadaan itu justru dimanfaatkan oleh

Hariswan, ia segera melayangkan sikutnya kepada kedua

PM yang memapahnya. Seorang penjaga yang mendengar

perkelahian itu segera mengeluarkan pistolnya untuk

menetralkan keadaan, akan tetapi Hariswan sudah

menyadari itu sejak awal. Ia segera menghampiri sang

penjaga dan menendang tangannya agar bidikannya

meleset.

“BAM!” bunyi keras tembakan sang penjaga

tampaknya akan membangunkan para tetangga. Hariswan

Page 22: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

22 BIMA WHYNOT

segera menyelesaikan pertarungannya, ia beberapa kali

memukuli sang penjaga dan membenturkan kepalanya ke

tembok hingga pingsan.

“Hei, apa yang terjadi di atas?!” seorang PM

tampaknya menyadari suara tembakan yang terjadi di

lokasi perkelahian Hariswan. Mereka pun bergerak tergesa-

gesa untuk menelusuri apa yang tengah terjadi.

“Sial...” bisik Hariswan. Ia segera menghampiri dua

orang PM yang memegang kunci borgolnya. Dengan cepat

ia mencuri kunci dan melepaskan borgol dari kaki dan

tangannya. Sebagai alat keamanan, ia juga mencuri pistol

revolver dari sang penjaga yang sudah tak sadarkan diri.

“Ada apa di atas?! Kau mendengar tembakan?!”

beberapa orang PM mulai merasa terusik, mereka pun

bergerak menuju tempat di mana Hariswan beraksi. “Hei!

Nyalakan senter! Mengapa di saat seperti ini lampu darurat

malah rusak?!”

Page 23: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 23

Hariswan tidak bisa melawan semua PM sekaligus,

karena ia sadar mereka pasti bersenjata lengkap. Ia pun

bergerak dari satu lorong ke lorong yang lain untuk

menghindari kontak dengan PM. Ia memanfaatkan

kegelapan untuk menghindari kejaran para PM.

Sadar bahwa ada narapidana yang lepas, para PM

segera bersiaga dengan senjata mereka masing-masing. Ini

akan sangat menengangkan, karena Hariswan masih agak

jauh dari pintu keluar.

Benar saja, Hariswan akhirnya terjebak. Jika ia

mundur ia akan diberondong oleh segerombolan PM yang

mengamuk, sedangkan jika maju ia harus berkelahi dengan

dua orang PM yang sudah siap siaga. “Sial...” bisiknya.

Akhirnya, Hariswan memilih jalan yang memiliki

bahaya lebih kecil, ia maju dan bertarung jarak dekat

dengan dua orang PM yang juag sedang mencarinya.

Dengan gesit ia memukuli kedua PM tersebut dengan

gagang pistolnya hingga salah satu dari mereka langsung

pingsan. Tersisa satu PM yang masih sanggup berdiri,

Page 24: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

24 BIMA WHYNOT

Hariswan langsung memukuli dan menendangnya hingga

lengah. Begitu lunglai, ia himpitkan kepala sang PM ke

dinding dan ia pukul sisi lehernya beberapa kali sampai

pingsan.

Tidak boleh ada waktu yang disia-siakan, Hariswan

segera bergerak begitu mengetahui lawannya sudah tak

berdaya. Setelah bersembunyi dari satu titik ke titik yang

lain, ia akhirnya bisa keluar. Masalah selanjutnya adalah

bagaimana caranya lolos dari pandangan para penjaga di

luar, karena mereka sedikit diuntungkan dengan cahaya

bulan.

Hariswan bergerak dengan dengan sangat hati-hati.

Sebagaimana para PM, ia juga bersiaga dengan pistolnya

untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Pelan

sekali ia bergerak, ia bahkan dapat mendengar langkah

orang lain dengan jelas.

Tetapi, pada akhirnya ia selamat. Hariswan lolos dari

pandangan semua orang yang mencarinya. Ia pun

memanjat tembok dengan lincah dan berhasil keluar dari

Page 25: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 25

penjara militer tersebut. Senyumannya terlihat sangat

mengolok, benar-benar terlihat seperti bajingan. Tak lama

kemudian, ia pun kembali tertawa seperti psikopat. Ia

menang di hari itu.

Jauh dari penjara militer, seorang pria tampak sedang

menikmati sebatang rokok di atas perahunya. Tak lama

kemudian, ia mendengar suara langkah seseorang di balik

semak belukar. Ia segera mengambil pistolnya dan

membidikkannya ke arah sumber suara. Kemudian

tampaklah seorang pria dengan baju narapidana, tentu saja

itu Hariswan.

“Fox...” ujar pria itu dingin.

“Diamond. Cepat nyalakan mesin perahumu dan pergi

dari sini. Kita tidak punya banyak waktu,” jawab Hariswan

sambil berjalan ke arah perahu dengan santai.

Pria misterius itu malah menatapi Hariswan selama

beberapa detik, pandangannya yang dingin itu

Page 26: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

26 BIMA WHYNOT

menandakan bahwa ia masih belum percaya dengan

Hariswan.

Hariswan sudah duduk di atas perahu, tetapi mesin

tak kian dinyalakan. Ia pun menatapi sang pria. “Apa? Kau

naksir denganku? Oh Tuhan, lihat apa yang kuhadapi?

Jenderal Permana mengirim seorang gay untuk

menjemputku,”

“Aku bukan gay...”

“Kalau bukan, cepat nyalakan mesin dan pergi dari

sini! Kau mau kita diberondong oleh para polisi militer?”

Pria itupun akhirnya menyalakan mesin perahunya

dan menghilang dari tempat itu secepatnya.

****

Hariswan berada di ruangan berlatih menembak hari

itu. Ia menggunakan earmuff untuk melindungi telinganya

dari sengatan suara tembakan yang sangat bising.

Page 27: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 27

Tangannya juga terlihat sudah siap melepaskan tembakan

dari pistol Sig-Sauer di genggamannya. Begitu targetnya

bergerak, “BLAM!” ia segera melepaskan tembakan dan

tepat mengenai bagian vital target.

“Setan, aku belum pernah melihat orang yang bisa

menembak sempurna dengan tingkat kesulitan yang

berbeda-beda,” ujar Rizal, pria misterius yang menjemput

Hariswan malam itu. Ia tengah berbincang dengan

kawannya di ruang pengamatan, Wisnu.

“Itu mungkin karena kau tidak pernah berhubungan

langsung dengan orang militer, apalagi kudengar Kapten

Hariswan mantan anggota Den Bravo-90...”

“Jenderal Permana tak pernah menceritakan hal ini

sebelumnya. Orang ini benar-benar psikopat terlatih, kalau

malam itu aku macam-macam dengannya, mungkin aku

sudah mati,”

Page 28: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

28 BIMA WHYNOT

“Ya, pastinya. Kudengar ia bisa membunuh orang

dengan tangan kosong...” Wisnu menatapi Rizal dengan

wajah horor.

“Ah, kau ini! Singkirkan wajahmu itu, benar-benar

seperti bak sampah,”

Tak lama kemudian, seorang wanita masuk ke dalam

ruang pengamatan. Ia adalah Marsha, asisten Jenderal

Permana. “Wisnu, Rizal... kalian dipanggil jenderal.

Hariswan juga. Ada persoalan penting yang harus beliau

bicarakan,”

“Eh, baiklah. Kapan?” tanya Rizal.

“Sekarang! Kalian mau menunggu sampai lebaran?!”

“Baiklah, katakan pada jenderal kita akan segera ke

sana,”

“Aku duluan, Rizal. Kau panggil Hariswan kalau

begitu,” ucap Wisnu sambil melenggang pergi.

Page 29: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 29

“Hariswan, kita sudahi dulu latihan kali ini. Hasilmu

sangat sempurna, sekarang saatnya menghadap Jenderal

Permana,” ujar Rizal melalui mikropon.

Hariswan segera menurunkan bidikannya, ia

kemudian menatap ke jendela ruang pengamatan. Tetapi,

“BANG!” dengan instingnya yang tajam ia melepaskan

tembakan terakhir kepada target yang masih bergerak

sangat cepat. Hasilnya? Sempurna.

“Hariswan, jangan pamer. Aku tahu kau hebat, tetapi

jangan lakukan itu di hadapanku,”

“Hehehe,”

****

Jenderal Permana menampilkan beberapa foto warga

Amerika pembunuh bus Transjakarta beberapa waktu

silam, George Medley. Ia menampilkan penampilan fisik

sang pembunuh dari beberapa sudut pandang; depan,

belakang, dan samping.

Page 30: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

30 BIMA WHYNOT

“Aku mengunjungi Medley kemarin malam, kau tahu

apa yang membuatku terkejut, Hariswan? Orang ini sama

sekali tidak memiliki catatan kriminal; ia bukan tentara,

bukan polisi, bukan agen khusus, ia hanya warga Amerika

yang bekerja di Indonesia. Catatan kriminalnya sama sekali

bersih. Karena penasaran, kukontak temanku di NYPD dan

ia memberikanku data tentang George Medley, ia sangat

bersih,”

“Sampai pada hari di mana ia membantai seluruh

penumpang bus Transjakarta...”

“Ya, benar. Itu adalah catatan kriminalnya pertama

kali. Sekarang aku akan memperlihatkan rekaman video

saat aku datang mengunjunginya,”

Jenderal Permana pun memutar video rekamannya

saat ia mengunjungi Medley. Ia mengajukan beberapa

pertanyaan kepada Medley, tetapi pria berambut pirang itu

hanya bengong—padahal Permana menanyainya dengan

Bahasa Inggris.

Page 31: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 31

Hingga pada akhirnya, tibalah kepada pertanyaan

terakhir “mengapa kau sangat yakin bahwa Amerika akan

merebut tanah Indonesia?”

Medley menjawab “Amerika akan menguasai

Indonesia suatu saat kelak,”

Permana segera menyetop video-nya. “Apa

pendapatmu setelah melihat rekaman ini, Hariswan?”

“Kau tahu, sekitar tahun 1960-an, CIA pernah

meluncurkan sebuah program bernama MKULTRA, proyek

hipnotis yang sangat berbahaya dimana memori subyek

bisa terhapus secara permanen. Ini adalah salah satu tanda-

tanda penggunaan MKULTRA; lihat bagaimana ia

menanggapi semua pertanyaan yang dilontarkan

kepadanya. Ia hanya menjawab ketika disebutkan kata

kunci yang tepat, di luar itu ia tidak akan menjawab

apapun,”

“Tepat sekali! Akupun berpikir sama denganmu,

Hariswan. Selain itu, sorot mata Medley juga kosong,

Page 32: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

32 BIMA WHYNOT

pupilnya membesar dan syarafnya mati. Pertanyaanku

berikutnya adalah: mengapa Amerika mengirim orang

awam seperti Medley dan membiarkan Medley ditangkap

oleh aparat kemanan? Jika ini benar-benar ulah Amerika—”

“Mereka pasti mengirim orang terlatih yang bisa

melarikan diri dari aparat keamanan dan membuat

pembunuhan itu tak terlihat oleh publik...”

“Benar. Jadi, jelas bahwa kasus ini tidak berakar ke

Amerika...”

“Maksud Anda ada orang yang ingin menyalahkan

Amerika dengan kasus ini?” Wisnu bertanya.

“Yang pasti si pelaku ingin seluruh masyarakat

Indonesia melihat kejadian ini. Mungkin ia ingin

menciptakan demonstrasi anti-AS di mana-mana,” jawab

Hariswan.

“Atau ingin memancing kemarahan rakyat Indonesia,”

Jenderal Permana menimpali.

Page 33: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 33

“Pak, mohon maaf memotong pembicaraan Anda.

Aku mendapatkan rekaman CCTV yang mengejutkan. Anda

akan menyukainya!” Lukas, salah seorang pegawai Jenderal

Permana tiba-tiba mengangkat tangannya dan memotong

pembicaraan seru antara jenderal dengan Hariswan. Ia pun

menampilkan rekaman CCTV yang ia maksud kepada

semua anggota yang berkumpul di ruangan tersebut.

Pada rekaman terkait, terlihat seorang pria bule

bertemu empat mata dengan seorang pria yang terlihat

seperti orang Indonesia. “Lihat itu? Itu adalah George

Medley, sedangkan pria yang berada di hadapannya sudah

tentu orang Indonesia—warna kulitnya sangat khas...”

“Kapan rekaman ini diambil?” tanya jenderal.

“Rekaman ini diambil sehari sebelum peristiwa

pembantaian terjadi,”

“Bisakah kau memperjelas wajah pria Indonesia

tersebut?” Hariswan penasaran.

Page 34: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

34 BIMA WHYNOT

“Maaf, pak. Teknologi kita terbatas. Akan tetapi, kita

bisa mengambil beberapa probabilitas berdasarkan

kompleksitas wajahnya,”

“Oke, lakukan...”

Lukas segera memenuhi permintaan Hariswan. Hanya

butuh dua menit dan “POP!” muncul beberapa wajah

garang di atas layar. “Kita menemukan empat

kemungkinan wajah yang cocok. Data ini kita pinjam dari

database BIN,”

“Bisakah kau buat matriks perbandingan agar aku bisa

membandingkan wajah mereka satu persatu?”

“Tidak masalah, pak...” pegawai tersebut kembali

mengetikkan beberapa baris kode di komputernya. “Sudah

jadi pak,”

“Hmm...” Hariswan mengamati layar dengan cermat.

Ia kemudian menunjuk kepada gambar yang berada di

pojok kanan atas. “Dia orangnya...”

Page 35: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 35

“Kau yakin, kapten?” jenderal mencoba meyakinkan

dirinya.

“Aku sudah sering melakukan ini, jenderal. Tak perlu

ragu,” jawab Hariswan santai.

“Apakah kita akan—”

“Aku akan mengunjunginya dan mewawancarainya

sedikit,” Hariswan berjalan menuju pintu keluar.

“Kapten! Tetapi kita belum tahu apa yang ia lakukan

dengan Medley di rekaman itu!”

“Aku akan bertanya, pak!” ujar Hariswan sambil

bergegas keluar ruangan.

Seketika itu, keheningan menyeruak di ruangan

briefing. Semua orang terpaku menatap ke arah pintu.

“Walah, ia akan memukuli orang itu sampai mati,

jenderal. Bagaimana jika ternyata orang itu tidak terbukti

memberikan MKULTRA pada Medley?” gumam Rizal

khawatir.

Page 36: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

36 BIMA WHYNOT

“Ah, tenanglah. Kita percayakan saja kepadanya. Ia

bukan orang bodoh,”

“Iya ‘sih, tetapi...”

“Percayalah, Rizal. Ia tidak akan membunuh

sembarang orang. Psikopat itu punya sisi baik,”

****

Hariswan tiba di depan flat Maman, pria yang diduga

memberikan MKULTRA kepada Medley beberapa waktu

silam. Ia mengetuk pintu beberapa kali dan seorang pria

akhirnya muncul membukakan pintu—dialah Maman yang

dimaksud. Akan tetapi, Maman enggan membuka pintunya

lebar-lebar, ia hanya bertanya “ada apa?” dengan ekspresi

wajah penuh kecurigaan.

“Maman, kau Maman Suherman ‘kan?” tanya

Hariswan tegas.

Page 37: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 37

Maman terdiam sejenak. Ia kemudian memalingkan

wajahnya ke belakang sambil berusaha menutup pintu

perlahan-lahan. “Maaf, tidak ada yang bernama Maman di

sini,”

Tetapi Hariswan menahan laju pintunya. “Jadi Anda

siapa? Desy Ratnasari?” ujarnya dengan tatapan dingin.

Maman terhenyak melihat tatapan itu. Adrenalinnya

sedikit terpacu merasakan ketegasan Hariswan menahan

laju pintunya. “M-maaf, pak! Anda jangan membuat saya

tegang! Saya bukan Maman, jangan sampai saya panggil

polisi karena tingkah kasar Anda!”

Hariswan pun melepaskan genggamannya. “Oh,

baiklah kalau begitu. Saya juga baru ingat bahwa saya

kemari bukan untuk mencari Maman, hehehe,”

“Dasar orang gila!” Maman segera menutup pintunya

sambil mendumel. Aktingnya cukup bagus, ia bisa

membuat Hariswan mundur.

Akan tetapi...

Page 38: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

38 BIMA WHYNOT

“BRAK!” Hariswan menendang pintu flat Maman

hingga gagang dan kuncinya hancur. Pintu pun terbuka

secara paksa dan menumbuk wajah Maman.

“Auuuh!” Maman meringis kesakitan sambil

memegangi hidungnya yang berdarah.

Tetapi, Hariswan tak peduli. Ia malah menghampiri

Maman dan meninjunya dua kali; di ulu hati dan di wajah.

Begitu Maman lengah, ia langsung mencekiknya. “Sudah

kubilang aku ke sini bukan untuk mencari Maman, tetapi

untuk MENGHAJAR Maman,”

“Uhuk! A-apa...”

“Diam kau! Kau sudah berbohong dua kali dengan

mengatakan bahwa kau bukan Maman. Aku sudah melihat

foto dan identitasmu dengan jelas, mana mungkin aku

salah orang?

“Karena kau sudah berbohong, kau harus menjelaskan

untuk apa kau berbohong? Untuk apa kau menutup-nutupi

Page 39: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 39

identitasmu? Merasa pernah melakukan sesuatu dengan

warga Amerika yang bernama George Medley?”

“Ahk! A-aku mohon, jangan b-bunuh aku,”

“Katakan terus terang dan kita akan lihat...”

“A-aku hanya pengirim paket, aku hanya memberikan

sekotak kue kepada George...”

“Oh benar! Aku bisa melihat itu, tukang pos

gadungan. Sekarang katakan apa yang terkandung di

dalam kue itu? Kau memberikannya sehari sebelum Medley

berubah menjadi pembunuh gila,”

“A-aku tak tahu! Sumpah, aku hanya seorang

pengirim! Aku hanya diberi tugas untuk mengirimkan kue

itu kepada George,”

“Apa pekerjaanmu sehari-hari?”

“A-aku disewa oleh orang-orang yang tak kukenal

hanya untuk mengirim paket-paket ilegal. Jasa pos dan

Page 40: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

40 BIMA WHYNOT

pengiriman kilat sekarang mempunyai regulasi yang sangat

ketat sejak banyak paket ilegal yang keluar-masuk,”

“Jadi, kau tak tahu siapa orang yang menyuruhmu?”

“Tidak, aku tidak tahu...”

“Tetapi, kau pasti punya cara berkomunikasi yang

unik dengan klienmu. Katakan bagaimana cara klien

mengubungimu dan memberikan paketnya kepadamu,”

“Menelepon dan bertemu, tanpa identitas apapun dari

masing-masing pihak. Itu kulakukan untuk menghindari

hari-hari seperti sekarang, biarpun kau menyiksaku sampai

hampir mati sekalipun kau takkan mendapatkan apa-apa

dariku,”

Hariswan tiba-tiba tertawa seperti orang gila. Ia

kemudian mencekik Maman sedikit lebih keras. “Sungguh?

Kau tidak membual ‘kan? Kapan klien pemilik kue beracun

menghubungimu dan di mana kalian bertemu?”

Page 41: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 41

“Uhk! Ia menghubungiku dua hari sebelum aku

memberikan paket itu pada Medley! Uhk, uhk! Kami... kami

bertemu di X-Cafe sehari setelahnya,”

“Adakah seseorang yang mungkin mengingat

wajahnya atau mobilnya atau apapun yang berhubungan

dengannya?”

“A-aku tidak tahu, uhk!”

Hariswan meninju ulu hati Maman sekali lagi dan

menghimpitkan kepalanya ke dinding. “Jangan bohong,

Maman. Atau kau akan terus merasakan tinju-tinjuku

sampai hari kiamat,”

“S-sekuriti mungkin tahu. Wajah dan mobilnya

seharusnya terekam oleh kamera CCTV. Ia menggunakan

jas hitam dan mobil Jaguar berwarna putih waktu itu,”

“Bagus, anak manis...” Hariswan akhirnya melepaskan

genggamannya dari leher Maman sambil tersenyum

mengolok. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan mulai

menelepon. “Jenderal, aku dapat sesuatu. Lacak semua

Page 42: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

42 BIMA WHYNOT

telepon yang masuk ke ponsel Maman empat hari sebelum

Medley menggila. Periksa semua identitas pemilik nomor

dan cocokkan datanya dengan database kependudukan.

Cek juga semua rekaman CCTV di X-Cafe tiga hari sebelum

tragedi pembantaian terjadi, si pemilik paket diketahui

menggunakan jas hitam dan mengendarai Jaguar putih,”

“Oke, kau tidak membunuh anak itu ‘kan?”

“Tidak, jenderal. Aku hanya membuatnya pipis di

celana. Sampai nanti, jenderal...” Hariswan kemudian

menutup sambungan teleponnya. “Kau lihat itu, Maman

Suherman? Kau harus lebih giat belajar bagaimana caranya

menghindar dari orang sepertiku,”

“Huh, kau pikir aku tidak menyiapkannya? Jangan

terlalu percaya diri...”

“Sungguh? Mari kita sambut teman-temanmu kalau

begitu,” Hariswan kemudian menutup pembicaraannya

dengan memukul Maman sampai pingsan.

Page 43: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 43

Tak lama kemudian, muncul empat orang dari jendela

dan pintu dengan senjata lengkap—mereka terlihat seperti

tim SWAT. “PAPAPAPAW!” tanpa ragu mereka

memuntahkan timah panas ke lokasi di mana Hariswan

sebelumnya berdiri. Suaranya kecil, mereka sudah tentu

menggunakan peredam.

Tetapi, Hariswan bukan orang yang mudah

dihentikan. Sesaat sebelum orang-orang bersenjata itu

masuk ke flat Maman, ia sudah melemparkan dirinya ke

balik sofa. Kini, ia punya keuntungan; ia bisa melihat posisi

para SWAT gadungan tersebut dari tempatnya

bersembunyi.

“BLAM! BLAM! BLAM!” Hariswan segera membalas

tembakan mereka, tiga orang langsung rubuh tak berdaya

sedangkan satu lagi berhasil menghindar.

“Sial! Sial!” pria bersenjata yang tersisa itu ketakutan

bersembunyi di balik dinding. Ia tak menyangka lawannya

sehebat itu.

Page 44: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

44 BIMA WHYNOT

“Aku bantai kalian semua di sini, lihat saja…” ujar

Hariswan tersenyum.

“PAPAPAW!” lagi, pria bertopeng itu memuntahkan

pelurunya ke lokasi terakhir Hariswan terlihat. Ia

memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiannya.

“Klak!” pelurunya pun habis.

Keadaan berubah menjadi hening. Pria itu maju

perlahan-lahan sambil mengganti magasin senapannya.

Wajahnya sangat tegang, ia tentu sangat mewaspadai

eksistensi Hariswan. Tangannya saja gemetar, bayangkan

betapa takutnya pria ini!

“Sret!” ia mencoba melongok ke balik sofa dan...

Hariswan sudah tidak ada! Yang lebih mengkhawatirkan

adalah tidak ada darah, tidak ada tanda-tanda Hariswan

tertembak.

“Halo, sayang...” betapa mengejutkan, Hariswan tiba-

tiba sudah berada di belakang sang pria. Ia berbisik di depan

telinga sang pria.

Page 45: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 45

Tentu saja pria misterius itu panik. Ia berusaha

membalikkan badannya dan menyerang Hariswan, tetapi

apa daya? Hariswan lebih cepat. Hariswan menahan laju

tangannya dan mengambil pisau yang berada di paha sang

pria. “TAP!” ia kemudian menempelkan mata pisau di leher

pria bertopeng tersebut.

“Sssst, sssst, jangan berisik. Sekali lagi ada suara

tembakan akan mengacaukan suasana hati tetangga. Jadi,

aku ingin menyelesaikan pertemuan ini dengan hening,

hihihi,”

Pria itu gemetar, ia langsung menjatuhkan

senapannya dan mengangkat kedua belah tangannya tanpa

mengatakan apapun. Ia menelan ludah, mungkin ia berpikir

bahwa itu adalah hari terakhirnya bernapas.

“Kau punya informasi menarik soal George Medley

dan pembantaian di bus Transjakarta beberapa waktu lalu?”

bisik Hariswan.

Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Page 46: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

46 BIMA WHYNOT

“Tidak tahu apa-apa? Ah, membosankan sekali,”

Hariswan melempar pisaunya ke atas lantai. Aneh sekali ia

malah membuang pisau tersebut.

“KRAK!” akan tetapi, tiba-tiba saja Hariswan

mendekap kepala sang pria dan memutarnya hingga

terdengar seperti bunyi tulang yang patah. Pria itupun jatuh

tak berdaya; ia tidak pingsan, maut sudah menjemputnya.

Tak lama setelahnya, terdengar bunyi sirine polisi dari

kejauhan. Sepertinya ada tetangga yang mengadukan suara

tembakan kepada polisi.

“Fufufu!” Hariswan meninggalkan ruangan dengan

tawanya yang mengolok.

****

“Kau sudah menemukan petunjuk, jenderal?” tanya

Hariswan sambil berjalan masuk ke dalam ruangan briefing.

Page 47: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 47

“Tentu. Kita telah menemukan identitas pemilik

Jaguar putih seperti yang kau katakan,”

“Dan?”

“Dan kau akan terkejut, Hariswan. Lihatlah, mobil

Jaguar putih yang dikendarai oleh pelaku adalah Jaguar

model XF-12Z keluaran tahun 2025 lalu; Jaguar ini hanya

dijual sepuluh unit di Indonesia. Sepuluh unit Jaguar langka

ini semuanya dimiliki oleh bos-bos perusahaan... lihatlah

ini,” ujar Jenderal Permana mempresentasikan hasil

analisisnya.

Hariswan memperhatikan layar dengan seksama. Ia

kemudian menyedekapkan tangannya dengan wajah

merungut. “Hmm...”

“Kau melihat sesuatu yang aneh dari sepuluh pemilik

Jaguar ini?”

“Ya. Mad Bulldog. Mengapa ia masih hidup?”

“Tepat sekali. Aku sendiri terkejut melihat data ini,

kabar terakhir ia dimutilasi oleh pembunuh bayaran, bukan?

Page 48: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

48 BIMA WHYNOT

Walaupun penampilannya baru, tetapi aku kenal

kompleksitas wajahnya,”

“Ehh, maaf. Siapa Mad Bulldog ini?” Wisnu menyela

pembicaraan Hariswan dan Jenderal Permana.

“Mad Bulldog adalah satu-satunya orang dari sepuluh

pemilik Jaguar yang bisa melakukan kekacauan seperti di

bus Transjakarta beberapa waktu silam. Sisanya, mereka

hanya bos biasa,” jelas Hariswan.

“Dari pembicaraanmu dengan jenderal aku bisa

memahami itu, Hariswan. Yang aku heran, siapa orang ini?

Mengapa nama Rasyid Makruf bisa berubah menjadi Mad

Bulldog?”

“Mad Bulldog dulunya merupakan seorang tentara

terhormat, nama aslinya Syamsul Arif. Ia belasan tahun

aktif membantu intelijen militer. Semenjak istri dan anak-

anaknya dibunuh oleh orang-orang misterius, ia

memberontak dan menjadi psikopat gila... persis seperti

Kapten Hariswan,” jelas jenderal menambahkan.

Page 49: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 49

“Keluarganya dibunuh?”

“Dibunuh oleh orang Amerika, keluarganya dibunuh

karena Syamsul dianggap mencuri dokumen rahasia

Mossad dan CIA yang hilang di Indonesia. Syamsul sudah

diberi peringatan beberapa kali untuk mengembalikan

dokumen itu, tetapi tak digubris. Ia malah membantai

mata-mata Amerika yang datang kepadanya.

“Asal kau tahu, beberapa tahun setelah keluarganya

dibabat habis oleh mata-mata AS, ia menyamar menjadi

agen ganda di FBI dan KGB. Ia mengubah identitasnya dan

melakukan operasi plastik demi menghancurkan Amerika.

Kau tahu? Amerika hampir punah waktu itu karena Rusia

sudah membuka silo nuklir rahasianya untuk segera

ditembakkan ke Amerika. Semua itu karena Syamsul

seorang, gila bukan?” jelas Hariswan panjang.

“Rusia hampir melepaskan nuklir ke Amerika? Itu

tragedi sepuluh tahun lalu. Kupikir itu berita fiktif,”

Page 50: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

50 BIMA WHYNOT

“Berita itu hanya diketahui oleh orang-orang tertentu

saja, tidak dibeberkan ke publik. Dan berita itu semakin

lekang oleh waktu karena Rusia tidak jadi melepaskan

nuklirnya. Kabarnya, seorang senior KGB berhasil

mengungkap identitas Syamsul, ia kemudian membunuh

Syamsul dan memutilasinya menjadi dua belas bagian,”

tambah Hariswan.

“Itulah kenapa kita terheran dengan data ini, Wisnu. Ia

memalsukan kematiannya dan mengecoh semua orang,”

sela Permana sambil menunjuk ke arah layar.

“Itu berarti ia sudah merencanakan sesuatu sejak

lama...” Wisnu mencoba berspekulasi.

“Benar. Itu artinya kita sudah tertinggal seratus

langkah darinya. Jika kita ingin menghentikannya, kita akan

banyak mengorbankan waktu tidur,” timpal Hariswan.

“Sampai harus seperti itu?”

“Otak Mad Bulldog ratusan kali lebih cemerlang dari

siapapun yang ada di ruangan ini,” jawab Hariswan sambil

Page 51: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 51

mengetukkan jari telunjuk ke pelipisnya beberapa kali.

“Artinya, ia pasti sudah memikirkan segala sesuatunya,

bahkan hal-hal tak terduga seperti tim Jenderal Permana

ini. Percayalah, ia ahli membuat strategi,”

“Hariswan benar. Sekarang, untuk mengejar

ketertinggalan, kita harus memikirkan bagaimana cara

menemukan orang ini,” sela Jenderal.

“Mudah. Kita ikuti Jaguar miliknya,” ujar Hariswan.

“Tetapi kita tidak tahu apakah ia menggunakan

Jaguar itu setiap hari,” Marsha yang jarang berbicara itu

akhirnya angkat suara.

“Marsha, jika ia tidak menggunakan Jaguar itu

sebagai kendaraan pribadinya ATAU mencurinya dari

seseorang, sudah tentu namanya tidak akan tercatat di

database pembelian Jaguar,” tukas Hariswan.

“Hmm, benar juga ya...” Marsha mengangguk-

anggukkan kepalanya.

Page 52: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

52 BIMA WHYNOT

“Jadi, semua sudah jelas. Kapten, ikuti jejaknya,”

jenderal memberi perintah.

“Mari kita hajar si anjing ini!“

Page 53: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 53

Dua – Anjing Jenius

Anggap saja ini adalah perusahaan X, sebuah

perusahaan besar yang memproduksi kendaraan-

kendaraan pribadi berkualitas tinggi. Sudah lima tahun

perusahaan ini merajai bisnis otomotif di tanah air, luar

biasa. Padahal, sebelumnya masyarakat skeptis dengan

eksistensi perusahaan ini. “Perusahaan ini tidak akan

bertahan sampai lima tahun,” buktinya lima tahun

kemudian malah menjadi raja.

Tetapi, bukan itu topik utamanya. Kini saatnya

terfokus pada seorang lelaki berusia sekitar 40-50 tahun

yang sedang duduk manis mendengarkan presentasi kepala

purchasing perusahaan X tersebut. Diantara semua orang

yang duduk, ia adalah seseorang yang berwajah paling

cerah dan murah senyum. Tentu, ia adalah perwakilan dari

salah satu supplier perusahaan X.

Page 54: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

54 BIMA WHYNOT

Sedang serius mendengarkan presentasi, tiba-tiba

ponselnya bergetar. Ia segera mengecek layar ponselnya

dan terdiam sejenak. Sepertinya seseorang yang ia kenal,

namanya tersimpan di database ponsel. Tanpa

mengucapkan apapun, ia segera mengangkat telepon itu

dan berjalan perlahan keluar ruangan.

“Bos, bagaimana ini? Rencana kita—” ujar pria di balik

telepon.

“Tenang, Amir. Aku sudah tahu kau akan menelepon

karena khawatir. Tetap tenang dan segera proceed ke

rencana selanjutnya,” pria setengah tua itu membalas

sambil tersenyum.

“Apa kau yakin, bos?”

“Tentu saja. Ini bukan semacam rencana yang

kurancang kemarin sore. Ini adalah strategi yang sudah

kususun sejak lama, jadi kau tidak perlu khawatir. Aku

sudah memikirkan segala resikonya,”

Page 55: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 55

“Baiklah, bos. Kita akan eksekusi rencana selanjutnya.

Akan kukabari jika rencana ini sudah selesai,”

“Bagus, kutunggu kabarmu. Aku sedang rapat, jadi

tak bisa berlama-lama menelepon,”

“Oh! Maafkan aku! Aku tak tahu,”

“Ah, sudahlah. Tenang saja, Amir,”

“Baik, bos...”

Mereka berdua memutus sambungan teleponnya.

Setelah memasukkan ponselnya kembali ke saku celana,

pria setengah tua itupun tertawa kecil dan menghela napas

panjang. Wajahnya seperti orang picik yang baru saja

menang atas kelicikannya. Ia kemudian masuk kembali ke

ruangan rapat.

Pria itu dikenal dengan nama Rasyid di kalangan

supplier perusahaan X. Akan tetapi, nama aslinya adalah

Syamsul Arif. Dialah Mad Bulldog yang dimaksud Permana

dan Hariswan. Kini ia menjabat sebagai CEO perusahaan

kaca mobil lokal, benar-benar peran yang sempurna.

Page 56: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

56 BIMA WHYNOT

****

Di hari yang sama Hariswan melesat mengikuti jejak

Jaguar putih milik Mad Bulldog. Ia menyetir dengan

kecepatan tinggi agar tidak kehilangan kesempatan

bertemu dengan ahli strategi tersebut. Tentu saja, ia

menancap gas ke arah perusahaan X di mana Mad Bulldog

sedang mengadakan rapat supplier.

Di markas Jenderal Permana, Lukas tampak gelisah. Ia

mengutak-atik komputernya sementara orang lain sibuk

dengan aktivitasnya masing-masing. “Gawat...” bisiknya

tertegun melihat layar komputer.

Menyadari kegalauan Lukas, Jenderal Permana segera

menghampirinya. “Apa apa, Lukas? Kau tampak tak

tenang,”

“Ah, jenderal. Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya

menemukan sedikit keganjilan hari ini,”

“Apakah ini soal Mad Bulldog?”

Page 57: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 57

“Aku tak yakin, jenderal. Tetapi kupikir begitu...”

“Luapkan saja, Lukas. Kita tengah berhadapan

dengan salah satu tentara paling jenius di Indonesia.

Artinya, setiap keganjilan yang ada harus kita

perhitungkan,”

“Baik, jenderal. Aku akan memperlihatkannya di

layar,” ujar Lukas sambil mengambil kabel VGA untuk

menampilkan hasil analisisnya di layar.

“Semuanya, perhatikan! Lukas mendapatkan sesuatu

di sini. Ini mungkin penting bagi kita untuk selangkah lebih

dekat dengan Mad Bulldog,”

“Lihat, jenderal. Ini adalah video rekaman CCTV yang

diambil sekitar sepuluh menit lalu. Dari sini tampak tidak

ada yang mencurigakan... tetapi, coba lihat beberapa

rekaman CCTV yang lain...” Lukas mencoba

memperlihatkan hasil analisisnya yang lain.

“POP!” sesaat kemudian, muncul beberapa rekaman

CCTV dari wilayah yang berbeda.

Page 58: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

58 BIMA WHYNOT

Lukas kembali menatap ke layar presentasi. “Kau lihat

rekaman-rekaman itu, jenderal? Apa kau merasa ada yang

aneh?”

Jenderal Permana terdiam sejenak. Ia kemudian

berjalan mendekati layar. “Ya. Orang-orang ini memiliki

ciri-ciri yang sama; menggunakan topi dan membawa tas

jinjing. Kapan semua rekaman ini diambil?”

“Semuanya diambil sepuluh menit yang lalu, jenderal.

Itu artinya mereka bergerak secara bersamaan. Mereka

pasti berpusat pada satu rencana yang sama. Pertanyaanku

selanjutnya adalah: ke mana mereka bergerak?”

“Tidak mungkin. Coba petakan dari mana saja

rekaman ini diambil?”

“Ini adalah bagian yang menarik, aku baru saja akan

menunjukkannya kepadamu. Lihat ini, meskipun lokasinya

berbeda-beda, tetapi mereka berdekatan. Mereka datang

dari sini, sini, dan sini,” ujar Lukas sambil menunjukkan

lokasi tempat rekaman CCTV diambil. Menariknya, jika

Page 59: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 59

dilihat dari peta, semua lokasi itu membentuk sebuah

lingkaran tak sempurna. Mereka terlihat seperti kawanan

semut yang siap menggerogoti kue dari segala arah.

“Lingkaran, mereka membentuk sebuah lingkaran. Itu

artinya... mereka bergerak ke tengah sini, Lukas. Mereka

hendak mengepung wilayah ini karena sejatinya berada di

tengah-tengah lingkaran yang mereka buat,”

“Aku mengecek semua berita yang berhubungan

dengan wilayah itu, jenderal. Kau tahu? Aku menemukan

sesuatu yang mungkin bisa menjadi referensi. SMA San

Maria, mereka kedatangan siswa-siswa dari Amerika hari

ini,”

“San Maria?”

“Sekolah itu berada tepat di tengah lingkaran yang

mereka buat, jenderal...”

Ekspresi jenderal berubah drastis. Ia terhenyak hebat,

syok. Bagaimana tidak? Jika analisis Lukas tepat, itu artinya

akan ada pembunuhan massal terhadap orang-orang yang

Page 60: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

60 BIMA WHYNOT

tak bersalah. Mereka akan menanggung dosa Medley,

dibantai demi alasan ‘balas dendam’. Tidak hanya itu,

Jenderal Permana juga memikirkan resiko terburuknya:

perang.

“Sambungkan aku dengan Hariswan, SEKARANG!”

seru jenderal.

****

Hariswan tak ikut dalam pembicaraan antara

Permana dan Lukas. Ia masih memacu kendaraannya

menuju perusahaan X untuk melabrak Mad Bulldog, tentu

saja. Tetapi, ia tak segirang biasanya. Ia justru merasa aneh.

Bagaimana mungkin ia bisa melacak keberadaan Mad

Bulldog begitu mudah? Ia merasa ada jebakan yang siap

menanti.

“BIP! BIP! BIP!” tak lama kemudian, ponsel Hariswan

berbunyi. Ia pun mengangkat telepon tersebut. “Ya,

jenderal?”

Page 61: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 61

“Hariswan! Kau harus balik arah, pergilah ke SMA San

Maria. Sekolah itu dikunjungi oleh siswa-siswa Amerika hari

ini dan ada beberapa orang misterius yang sepertinya siap

membalas dendam atas perlakuan George Medley,”

“Puh, sudah kuduga kita tak bisa menangkap Mad

Bulldog sekarang. Apakah tidak ada orang lain yang bisa

pergi selainku?”

“Hariswan, tidak ada waktu! Kita bukan semacam

badan intelijen khusus yang mempunyai helikopter. Selain

itu, lalu lintas ke arah San Maria juga terhambat. Posisimu

lebih dekat, kau bisa balik arah sekarang dan berlari

menembus kemacetan untuk mencapai San Maria!”

“Oke...”

“Mad Bulldog bisa kita temukan nanti, sekarang

selamatkan nyawa orang-orang yang tak bersalah itu!”

Hariswan segera menutup sambungan teleponnya. Ia

langsung menarik rem tangan dan putar arah seperti yang

diinstruksikan jenderal. Tentu saja gerakan mendadak itu

Page 62: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

62 BIMA WHYNOT

membuat beberapa pengendara di belakang mobil

Hariswan terkejut. Suara klakson pun menggelegar silih

berganti memprotes kelakuan Hariswan.

Tetapi Hariswan tak peduli, ia segera menancap gas

menuju SMA San Maria.

Sementara itu, belasan orang bertopi berjalan

mendekat ke arah SMA San Maria. Tampaknya analisis

Lukas dan Jenderal Permana akan berubah menjadi

kenyataan yang mengerikan. Orang-orang itu datang dari

arah yang berbeda; dari timur, barat, utara, juga selatan.

Mereka benar-benar akan mengepung sekolah itu dari

segala arah.

Di waktu yang sama, Hariswan tiba di persimpangan

jalan yang terhambat karena kemacetan. Luar biasa, tidak

ada satu kendaraan pun yang bergerak, benar-benar macet

total. Tanpa berpikir, Hariswan segera keluar dari mobilnya

dan berlari menuju San Maria. Ia melompati mobil-mobil

yang terjebak kemacetan untuk mencapai trotoar, tentu

saja ia mendapatkan kemarahan dari para pemilik mobil.

Page 63: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 63

Salah seorang pemilik mobil akhirnya keluar dan

mencoba menghentikan Hariswan. Dari wajahnya, ia

tampak jengkel dengan kelakukan Hariswan. Namun,

begitu ia menangkap Hariswan, Hariswan segera

menangkap tangannya dan memelintirnya hingga terjatuh

ke atas aspal. “Uwaaa!” teriaknya menahan rasa sakit.

“Maafkan aku telah menaiki kap mobilmu dan

memelintir tanganmu, sobat. Aku sedang terburu-buru

mencoba menyelamatkan pembantaian di SMA San Maria.

Telepon polisi sekarang,” tutup Hariswan. Ia pun kembali

berlari ke arah San Maria.

Kembali ke SMA San Maria, orang-orang bertopi yang

dimaksud Lukas akhirnya tiba di sekolah internasional

tersebut. Dua orang dari mereka tiba di depan gerbang dan

dicegat oleh pihak keamanan. Akan tetapi, belum sempat

bertanya-tanya, tiga orang pihak keamanan yang berjaga di

depan gerbang langsung dieliminasi dengan timah panas.

Tak ada suara tembakan, kedua orang bertopi itu ternyata

Page 64: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

64 BIMA WHYNOT

menggunakan pistol berperedam. Mereka pun masuk ke

dalam sekolah dengan tenang.

Belasan orang bertopi lainnya juga sudah berada di

lingkungan sekolah. Ada dari mereka yang memanjat

tembok dan ada pula yang menerobos gerbang belakang.

Mereka bisa melihat para siswa dengan jelas

sekarang, termasuk siswa-siswa berambut pirang dari

Amerika. Sayangnya, tidak ada satupun siswa yang

memperhatikan mereka secara detil, para siswa asik

dengan kegiatannya masing-masing.

“KLAK!” mereka menekan tombol khusus pada tas

jinjing mereka dan cangkangnya pun terlepas. Rupanya

mereka sedari tadi menjinjing senapan M4. Hingga detik

itu, masih belum ada siswa yang sadar bahwa nyawa

mereka terancam.

Para penjahat bersenjata itu segera membidikkan

senapan mereka masing-masing. “RATATATATATA!” tanpa

ragu, mereka melepaskan timah panas kepada para siswa

Page 65: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 65

yang berada di dalam jarak pandang mereka. Suara tawa

yang begitu riang berubah menjadi teriakan penuh

ketakutan dalam sekejap mata. Puluhan siswa langsung

rubuh tak berdaya oleh serangan itu, baik siswa Amerika

maupun siswa Indonesia sendiri.

Beberapa siswa dan guru berhasil menyelamatkan

diri, tetapi tidak banyak. Mereka yang selamat segera

berlindung di balik dinding dan setiap benda yang cukup

keras untuk menahan laju peluru. Tentu, mereka panik

setengah mati. Semua itu bisa terlihat jelas dari ekspresi

paranoid dibumbui dengan teriakan histeris para korban.

Sementara itu, para penjahat bertopi tidak peduli.

Mereka terus berjalan maju sambil memuntahkan peluru ke

arah siswa dan guru yang berada di sekolah tersebut. Peluru

habis, ganti magasin baru. Pokoknya mereka ingin semua

siswa yang berada di SMA San Maria musnah, tak peduli

dari Indonesia maupun Amerika.

Tiba-tiba...

Page 66: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

66 BIMA WHYNOT

“BLAM!” seseorang datang dari belakang dan

melepaskan tembakan kepada salah seorang penjahat

bertopi. “BLAM! BLAM!” belum sempat penjahat lain

bereaksi, sosok misterius ini sudah merubuhkan mereka

terlebih dahulu dengan tembakannya yang begitu cepat.

Siapa lagi? Semua orang bisa melihat wajahnya

dengan jelas, ia Hariswan. Ia datang seperti pahlawan

penyelamat dan merubuhkan beberapa penjahat dengan

elemen kejut. “BLAM!” ia terus memuntahkan pelurunya

kepada penjahat yang terlihat di hadapan matanya dan

gerombolan penjahat itu semakin lama semakin berkurang.

Hariswan mendekati salah seorang penjahat yang

mencoba menembaknya dari jarak dekat dan “TAP!” ia

segera menepis tangannya. “RATATATA!” tentu saja

tembakan sang penjahat nyasar ke arah lain. “BUK!”

Hariswan melayangkan tinjunya ke wajah sang penjahat

dan segera mencekiknya. “BLAM! BLAM!” ia menutup

perjumpaannya dengan sang penjahat dengan menembak

ke arah dada dua kali.

Page 67: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 67

“RATATATA!” seorang penjahat dari arah lain

menyadari bahwa teman-temannya berada dalam bahaya.

Ia segera berlari menuju sumber suara tembakan dan

menembaki Hariswan, sayangnya meleset.

Hariswan segera berlari mencari tempat belindung

sementara ia terus memuntahkan tembakan sembarang

kepada pria yang mencoba membunuhnya. Ia akhirnya tiba

di samping dinding, tempat yang ideal untuk berlindung.

Terlihat banyak siswa yang berlindung di dekat sana,

mereka menangis dan berteriak histeris karena syok

melihat teman-temannya mati seketika.

Hariswan mendengar seseorang berlari ke arahnya. Ia

segera memunculkan tubuhnya sedikit dari balik dinding

dan membidik ke arah orang yang berlari menghampirinya.

“BLAM! BLAM! BLAM!” tiga kali ia memuntahkan

tembakan kepada pelari tersebut hingga rubuh tak berdaya,

tentu saja ia adalah salah satu penjahat bertopi itu.

Sesaat itu keadaan berubah menjadi hening, hanya

terdengar isak tangis para korban yang syok atas terjadinya

Page 68: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

68 BIMA WHYNOT

peristiwa pembantaian tersebut. Mereka meringkuk di

sudut tembok, meratapi nasibnya yang berada di ujung

tanduk.

“Kalian, tetap merunduk. Jangan ada yang berdiri

atau berlari panik sampai aparat datang kemari,” ujar

Hariswan dalam Bahasa Inggris. Ia mencoba menenangkan

para siswa dan guru yang paranoid.

Tak lama setelahnya, Hariswan kembali berdiri dan

berjalan perlahan-lahan menyusuri tiap lorong sekolah.

Aneh, keadaan berubah menjadi sangat hening. Ia tahu

masih ada beberapa penjahat bersenjata yang hidup,

mereka sudah pasti bersembunyi dan merencanakan taktik

baru.

Wajah Hariswan berubah serius, ia mengecek setiap

sudut yang memungkinkan para penjahat bersembunyi.

Dan... “RATATATA!” pertarungan dimulai kembali.

Seseorang menembak ke arah Hariswan dari arah yang

tidak diketahui, bahu kanan Hariswan tertembak.

Page 69: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 69

Hariswan tak gentar. Meski terluka, ia masih bisa

berlari mencari tempat berlindung. Sementara itu, suara

tembakan semakin ramai, mereka datang dari berbagai

arah yang sulit diterka. “ZING! ZING! ZING!” terdengar jelas

bunyi peluru melesat di dekat tubuh Hariswan. Sungguh

mengerikan.

Tak boleh terekspos, itulah prinsip Hariswan. Ia pun

mendobrak pintu ruangan kepala sekolah dan berlindung di

dalam. Sesaat itu situasi berubah menjadi hening kembali,

para penjahat bertopi itu menahan tembakannya. Mereka

menunggu pergerakan dari Hariswan, tetapi tampaknya tak

ada tanda-tanda darinya.

“Tim, kepung dia. Ini kesempatan kita, si bodoh itu

malah membuat dirinya sendiri terpojok,” ujar salah

seorang penjahat bertopi melalui radio kecilnya.

Para penjahat bertopi itupun keluar dari tempat

persembunyian dan berjalan cepat menuju ruangan kepala

sekolah. Tampaknya mereka bukan begundal bodoh, dari

Page 70: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

70 BIMA WHYNOT

cara mereka bergerak, jelas terlihat bahwa mereka

pembunuh profesional.

Setibanya di depan ruangan kepala sekolah, mereka

segera membuat dua barisan dan menghimpit tembok

untuk melakukan penyerbuan.

Tetapi...

“BLAM! BLAM!” sambil merosot di atas ubin,

Hariswan menembak dua orang pertama dari jarak dekat. Ia

malah menghampiri para penjahat itu dengan percaya diri.

Pertarungan jarak dekat pun tidak bisa dihindari. Para

pembunuh itu tampaknya tidak menyangka dengan

kedatangan Hariswan dari dalam ruangan. Mereka pikir

lelaki berwajah tampan itu sudah benar-benar terpojok.

Terus terang saja, mereka sangat terkejut.

Hariswan pun bergerak cepat. Pukulan dan

tendangannya dengan sukses menghantam bagian-bagian

vital para penjahat dan membuat mereka lengah. “BLAM!

BLAM!” ia juga beberapa kali memuntahkan tembakan dari

Page 71: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 71

jarak dekat sebagai ‘bumbu akhir’ pertarungannya dengan

masing-masing penjahat.

Seorang penjahat terakhir mencoba menikam kepala

Hariswan dengan pisau komandonya. Akan tetapi,

Hariswan segera berbalik dan menangkis tangannya.

“PLAK!” ia kemudian menampar wajah sang penjahat

dengan pistolnya disusul dengan tendangan ke arah

selangkangan. “BLAM!” dan satu bumbu penutup untuk

mengakhiri pertarungannya di hari itu.

Luar biasa. Tidak ada satu penjahat pun yang tersisa.

Semua dirubuhkan oleh Hariswan seorang. Meskipun

bahunya terluka dan tubuhnya penuh dengan goresan

peluru, namun ia menang.

Hariswan terengah-engah pasca pertarungannya

dengan para penjahat bertopi tersebut. Ia juga menahan

rasa perih yang menggerayangi bahunya. Segera ia

sarungkan pistolnya dan merenggut jaket salah satu

penjahat untuk menutupi lukanya. Ia kemudian

melenggang pergi.

Page 72: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

72 BIMA WHYNOT

Namun, baru berjalan satu atau dua langkah, ia

berhenti dan berputar kembali ke arah mayat yang

bergelimpangan di depan ruangan kepala sekolah. Ia

kemudian berjongkok dan merogoh saku celana para

penjahat. Gotcha! Hariswan menemukan smartphone yang

tampaknya berguna untuk menguak informasi soal rencana

Mad Bulldog.

“Ini sudah cukup, hohoho. Terima kasih dan selamat

tinggal, lubang WC gadungan,” bisik Hariswan sambil

mengantungi ponsel cerdas tersebut. Ia kembali bangkit

dan berjalan cepat meninggalkan lingkungan sekolah.

Seperti aksi-aksi lainnya, Hariswan meninggalkan TKP

sambil tertawa. Psikopat itu tentu saja merasa bahagia

setelah menumbangkan belasan penjahat profesional

seorang diri.

...

Suara sirine mulai berdatangan. Polisi dan pihak

medis akhirnya tiba di lokasi kejadian. SMA San Maria

Page 73: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 73

kembali ramai dalam hitungan detik. Tidak, bukan ramai

karena adegan koboi dar-der-dor, tetapi justru karena para

siswa merasa lega. Mereka yang selamat langsung

menangis sejadi-jadinya di hadapan para penegak hukum.

Lega tetapi trauma.

****

Hariswan berjalan cepat menuju mini market

terdekat. Ia masuk, tersenyum pada penjaga toko, dan

langsung berjalan ke arah kulkas. Tak seperti orang lain, ia

tak berpikir panjang untuk memilih minuman; ia segera

membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol minuman

beralkohol yang berwarna bening. Mau apa dia? Mabuk?

Setelahnya, ia berjalan ke arah rak aksesoris dan

mengambil sebuah handuk kecil yang panjangnya sekitar 50

sentimeter. Ia juga mengambil pisau kecil yang biasa

digunakan untuk mengupas buah-buahan.

Page 74: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

74 BIMA WHYNOT

Selesai. Hariswan berdiri di hadapan kasir sekarang,

tetapi tidak lama. Hanya butuh beberapa detik untuk

melakukan transaksi. Begitu akan meninggalkan toko, ia

kembali menghentikan langkahnya. “Eh, maaf. Apakah ada

toilet di toko ini? Aku tidak menemukan toilet di sekitar

jalan ini,” tanya Hariswan.

“Oh, di belakang, pak. Masuk saja ke arah lorong kecil

itu,” jawab sang kasir sambil menunjuk dengan ibu jarinya.

“Baiklah, terima kasih,” tutup Hariswan dengan

senyuman. Ia kembali berjalan cepat, benar-benar terlihat

seperti orang yang sudah tak tahan ingin buang air besar.

Setibanya di dalam toilet, Hariswan segera

mengeluarkan semua benda yang baru saja ia beli. Apa

yang sebenarnya ia pikirkan? Ia juga membuka jaket dan

bajunya yang berlumur darah di bagian bahu.

Luka di bahunya cukup parah meskipun tidak major

untuk psikopat pembunuh sekelas Hariswan. “PUK!” Ia

segera membuka tutup botol minuman beralkohol yang

Page 75: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 75

baru saja ia beli dan segera menyiramkannya di atas

bahunya yang terluka.

“RRRRGH!” Hariswan menahan hebatnya rasa perih

yang menjalar ke seluruh tubuh. Rupanya sedari tadi ia

hendak mengoperasi dirinya sendiri. Ia terlihat sangat

kesakitan, bisa dilihat dari ekspresi wajahnya yang berubah

drastis saat menyiramkan air beralkohol tersebut ke atas

lukanya.

Setelah sekitar setengah botol ia habiskan untuk

lukanya, ia kemudian mengambil pisau kecil dan

menusuknya di dekat tempat peluru bersarang di bahunya,

letaknya tidak begitu dalam, sepertinya di lapisan daging

terluar. “HMMMPH!” Hariswan menahan diri untuk tidak

berteriak, apa yang ia lakukan memang menyakitkan.

Sambil membelah dagingnya sedikit, Hariswan

mencongkel peluru tersebut keluar dan hal tersebut sangat

memilukan baginya. “PLUK!” setelah berjuang melawan

rasa sakit, akhirnya peluru itupun keluar, terjatuh ke atas

ubin.

Page 76: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

76 BIMA WHYNOT

Hariswan sedikit mengeluarkan keringat, ia

membutuhkan tenaga ekstra untuk menahan rasa sakit

yang cukup menyengat. Tetapi, itu bukan masalah besar

untuknya. Ia pun mengambil segayung air dan mencuci

lukanya. Setelah itu, ia segera membungkus bahunya

dengan handuk kecil baru.

“Fuh, itu cukup menegangkan,” gumam Hariswan. Ia

mengenakan pakaiannya kembali dan mengambil segala

hal yang berhubungan dengannya, termasuk sebutir peluru

yang sempat bertengger di dalam bahunya. Tidak boleh ada

jejak yang tersisa.

Hariswan bergegas meninggalkan mini market

tersebut, ia tersenyum kepada sang kasir sesaat sebelum

membuka pintu keluar. Senyuman itu merupakan

senyuman terima kasih—terima kasih karena telah

diberikan tempat untuk memulihkan diri. Plus, senyuman

itu juga berguna untuk menghapuskan kecurigaan orang

lain.

Page 77: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 77

Tak mau berlama-lama, Hariswan segera menelepon

Jenderal Permana untuk melapor. “Jenderal, di mana posisi

Mad Bulldog sekarang? Masih ada di tempat yang sama?”

“Hariswan! Gila, kau benar-benar selamat. Sesaat

kupikir kau mati di San Maria,”

“Ah, hanya dapat lubang kecil di bahu. Bukan masalah

besar. Sekarang katakan padaku di mana Mad Bulldog,”

“Ah… Mad Bulldog sudah pergi sejak sepuluh menit

yang lalu. Kau tidak bisa mengejarnya, Hariswan. Ia sudah

terlalu jauh dan perjalanan menuju ke arahnya sangat

padat, di beberapat titik bahkan macet total,”

“Lacak ke mana dia pergi kalau begitu. Aku akan

menunggu di sekitar sini. Jika kalian sudah dapat jawaban,

segera hubungi aku. Aku akan naik ojeg,”

“Ya, Lukas sudah melakukan itu. Ia masih mengikuti

Mad Bulldog dengan meretas CCTV di beberapa tempat.

Kau tidak kembali ke sini? Katamu kau terluka?”

Page 78: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

78 BIMA WHYNOT

“Hanya luka di bahu dan sudah kuoperasi sendiri,

hehe…”

“Oh…” jenderal kehabisan kata-kata. “Baiklah kalau

begitu, aku akan mengabarimu kembali,”

“Oke,” Hariswan menutup sambungannya.

“Apakah Hariswan tidak apa-apa, pak? Bukankah

seharusnya ia kembali ke markas mengingat kondisinya

yang kurang ideal,” ujar Marsha terheran.

“Karena tertembak di bahu? Aku tidak

mengkhawatirkan itu, Marsha. Dia orang terlatih, takkan

mati hanya karena peluru menembus bahunya. Yang lebih

kukhawatirkan adalah rencana Mad Bulldog, Marsha.

“Kau bisa lihat, Hariswan sebenarnya tidak melakukan

sesuatu yang besar di SMA San Maria. Ia memang berhasil

menyelamatkan sebagian siswa, tetapi tak menghentikan

rencana besar Mad Bulldog,”

Page 79: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 79

“Rencana besar, jenderal?”

“Perhatikan, Marsha. Membunuh siswa Amerika

bukan perkara besar untuk tentara jenius seperti Mad

Bulldog, tetapi dampak yang dihasilkan dari pembantaian

itulah yang besar. Itulah yang Mad Bulldog nantikan,”

“Astaga, berarti si Bulldog itu selama ini—”

“Ia mau membenturkan Amerika dan Indonesia. Ia

mau memicu peperangan dan kekacauan,”

“Jadi, percuma saja Hariswan menyelamatkan

sebagian siswa itu. Korban tetap berjatuhan,”

“Begitulah. Tetapi, apa yang Hariswan lakukan patut

diapresiasi. Kalau bukan karena Hariswan, semua siswa

pasti tewas. Hariswan hanya bisa menyelamatkan apa yang

bisa ia selamatkan,”

“Bagaimana dengan Mad Bulldog?”

Page 80: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

80 BIMA WHYNOT

“Tetap fokuskan diri kepadanya. Kita lakukan apa

yang bisa kita lakukan. Tetap koordinasikan dengan BIN

untuk mempermudah pergerakan kita,”

****

Mad Bulldog tiba di sebuah rumah yang sangat

mewah, entah rumah siapa itu. Ia berjalan masuk dan

semua penghuni segera menghormat kepadanya, sudah

tentu orang-orang itu adalah bawahannya. Pria yang

berpangkat kolonel itu rupanya masih disegani oleh orang-

orang yang mengenalnya.

“Teman-teman, aku datang ke sini untuk

menetralisir perasaan khawatir kalian terhadap isu yang

tersebar belakangan ini,” ujarnya sambil berjalan ke arah

tangga agar dapat dilihat oleh semua orang. “Kudengar

kalian waswas terhadap kehadiran sosok misterius yang

berusaha mengacak-acak rencana kita?”

Page 81: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 81

“Benar, bos. Kau sendiri juga pasti sudah mendengar

bahwa semua pasukan yang ditugaskan ke SMA San Maria

mati dibantai olehnya,”

“Apa?! Benarkah?!”

“B-benar, bos...”

Seketika itu suasana berubah menjadi senyap, para

penghuni rumah tidak mengira bahwa berita

mencengangkan di San Maria tidak sampai ke telinga Mad

Bulldog, bos mereka.

“Hehehe, aku hanya bercanda. Aku sudah tahu

perkara itu,” timpal Mad Bulldog. Ia mencandai anak

buahnya, sepertinya ia tidak begitu khawatir dengan

perbuatan Hariswan. “Aku ingin bertanya, apa yang

sebenarnya kalian khawatirkan?

“Mari kita lihat kejadian di SMA San Maria; anak

buahku semuanya terbunuh. Ya, aku akui orang ini memang

hebat, bisa merubuhkan belasan anak buahku hanya

Page 82: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

82 BIMA WHYNOT

dengan bermodal Sig-Sauer di tangannya. Tetapi, kita lihat

kembali, apa yang ia cegah?”

Anak buah Mad Bulldog terdiam sejenak, mereka

saling pandang, kehabisan kata-kata.

“Orang ini tidak mencegah apa-apa, saudaraku. Ia

hanya menyelamatkan beberapa siswa dan guru, tetapi

tidak menyelamatkan Indonesia dari apa yang akan terjadi.

Jadi, aku tidak khawatir kepadanya. Ia sebenarnya tidak

melakukan apa-apa,”

“Lalu, bagaimana dengan teman-teman kita yang

mati dibantai olehnya? Apakah kau tidak mempunyai niatan

untuk membalas dendam atas kematian mereka?”

Mad Bulldog terhenti sejenak, pandangannya

terpaku pada seorang anak buahnya. Ia kemudian tertawa

terbahak-bahak. “Haha, kau pikir ini film Hollywood, di

mana seseorang membalas dendam atas kematian anak

buahnya? Anak buahku mati dalam tugas, mereka tidak

mati sia-sia dan berhasil menempuh tujuan mereka;

Page 83: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 83

membunuh siswa Amerika. Jadi, biarkan mereka mati

dengan tenang,”

“Kami hanya khawatir ia akan datang padamu dan

membunuhmu, bos...”

Mad Bulldog kembali tertawa, tetapi tidak keras. Ia

tertawa dengan mulut tertutup sambil berjalan pelan ke

arah anak buahnya. Tiba-tiba saja ia mengeluarkan pistol

revolver dari balik jas hitamnya dan membidiknya ke kepala

si bawahan.

Situasi menegang. Tidak ada yang berani bergerak

saat itu, juga tak ada yang berani berbicara. Semua

menelan ludah, terutama pria yang sedang berhadapan

empat mata dengan Mad Bulldog.

“Apa yang kau rasakan saat aku membidikmu

seperti ini?” tanya Mad Bulldog dengan senyuman picik.

“...”

“Jawab, Toni. Aku bertanya kepadamu,”

Page 84: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

84 BIMA WHYNOT

“T-takut, bos...”

“Bagus!” Mad Bulldog kemudian mengarahkan

moncong pistolnya kepada bawahannya yang lain. Benar-

benar momen yang tepat, kebetulan mereka sedang berdiri

mengelilinginya. “Bagaimana dengan kau? Kau? Kau?”

“T-takut, bos...” jawaban yang sama keluar dari

mulut masing-masing orang yang ditodong.

“Bagus!” Syamsul memutar pistolnya dan

mengarahkan gagangnya kepada Toni, anak buah yang

berdiri di hadapannya. “Jika orang terlatih seperti kalian

takut dengan bidikan seperti itu, artinya ‘dia’ juga pasti

takut. Jadi, aku berikan pistol ini kepadamu sebagai bentuk

kepercayaan bahwa kau akan mengurus ‘dia’,”

“Bunuh dia, bos?”

“Tentu saja! Aku menyewa kalian ‘kan bukan untuk

menjaga kandang ayam. Kalian kusewa untuk menjaga

kelancaran rencanaku. Kalian mau uang? Kalian mau

Page 85: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 85

bersenang-senang? Bantu aku membereskan tugas ini,

hehehe,”

“Baik, bos...”

“Mari beraksi...” ucap Mad Bulldog sambil memutar

jari telunjuknya ke atas. Ia melenggang pergi meninggalkan

anak buahnya yang berada di rumah real estate tersebut.

****

Sembari menunggu, Hariswan duduk santai di

sebuah warkop sambil menikmati kopi susu ditemani

beberapa bungkus roti. Ia menanti panggilan Jenderal

Permana, sudah sekitar tiga puluh menit ia bertengger di

warkop tersebut tanpa melakukan sesuatu yang berarti.

Tiba-tiba Hariswan teringat smartphone yang ia

renggut dari salah satu jenazah penjahat di San Maria. Ia

mengambil ponsel itu dan mulai memperhatikan konten-

konten penting yang mungkin bisa berguna untuk

mengungkap keberadaan Mad Bulldog.

Page 86: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

86 BIMA WHYNOT

Ia menemukannya; terdapat sebuah e-mail

komunikasi antara si penjahat dengan Mad Bulldog terkait

penyerangan di San Maria. Akan tetapi e-mail itu terkunci,

Hariswan tidak dapat membacanya kecuali memasukan

kode enkripsi yang benar. Ia pun terdiam sejenak.

“BIP, BIP, BIP!” tak lama kemudian, ponsel Hariswan

berbunyi. Jenderal Permana, sudah pasti.

“Ya, pak?”

“Lukas sudah mencoba melacak jejak Mad Bulldog

melalui CCTV di beberapa tempat, tetapi tampaknya ia

hilang di antara Jalan Bambu dan Jalan Pinus. Dengan mobil

semewah itu, kami rasa ia berbelok ke komplek real estate

di lokasi itu—”

“Perumahan Grand Flower?” Hariswan memotong

pembicaraan.

“Ya, ya. Tampaknya ia masuk ke perumahan itu.

Sayangnya tidak ada CCTV di sekitar sana yang bisa

memberi petunjuk tentang keberadaan Mad Bulldog,”

Page 87: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 87

“Itu perumahan baru, belum banyak CCTV yang

beroperasi di sana. Baiklah, aku akan pastikan kalau

begitu,”

“Berhati-hatilah,”

****

Hariswan tiba di depan Perumahan Grand Flower. Ia

turun dari ojeg yang ditumpanginya dan segera berjalan ke

arah pos keamanan yang berdiri gagah di ujung komplek.

“Selamat malam, pak...” ujar salah seorang pihak

keamanan sambil menghormat kepada Hariswan.

“Selamat malam. Maaf pak, saya mau bertanya.

Apakah bapak kenal dengan Pak Rasyid? Beliau tinggal di

komplek ini,”

“Pak Rasyid?”

“Errm, biasanya beliau membawa mobil Jaguar

berwarna putih,”

Page 88: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

88 BIMA WHYNOT

“Oh! Bapak Rasyid Makruf!”

“Ya, Pak Rasyid Makruf,”

“Ada urusan apa dengan beliau, pak?”

“Begini, saya diundang ke rumah beliau, tetapi ia

tidak memberikan alamat lengkapnya dengan jelas. Saya

kirim e-mail tidak dibalas dan saya telepon tidak diangkat.

Mungkin ada tamu lain di rumahnya. Bisa tunjukkan kepada

saya rumah beliau?”

“Dari sini lurus saja mengikuti jalan besar, pak. Nanti

jika bertemu ruko, belok kiri. Rumahnya di sebelah kanan,

lima rumah dari ruko tersebut,”

“Oh baik, pak. Terima kasih banyak,” tutup Hariswan

tersenyum sambil menghormat kepada pihak keamanan

tersebut. Ia pun dengan senang hati berjalan kaki menuju

rumah Mad Bulldog—diduga rumahnya, belum tentu rumah

asli.

Lumayan jauh, Hariswan membutuhkan waktu

sekitar sepuluh menit untuk tiba di rumah Mad Bulldog.

Page 89: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 89

Sesampainya di depan rumah mewah tersebut, Hariswan

tidak segera beraksi. Ia justru memperhatikan situasi sekitar

terlebih dahulu dengan seksama.

Begitu dirasa aman, ia pun kembali berjalan. Namun,

langkahnya tidak mengarah ke pintu gerbang rumah, ia

malah berjalan memutari rumah tersebut.

Setelah melewati semak belukar yang kusam dan

disinggahi segala macam serangga, Hariswan akhirnya tiba

tepat di belakang rumah Mad Bulldog. Apa lagi sekarang?

Dinding penghalang yang cukup tinggi itu mungkin tidak

akan bisa dipanjat olehnya, apalagi dinding itu dilengkapi

dengan pecahan botol di ujungnya. “Hmm...” renung

Hariswan.

Dengan santai, ia kemudian berjalan ke arah pohon

tua yang lebih tinggi daripada dinding tersebut. Ia

memanjatnya. Setibanya di atas pohon, Hariswan berjalan

perlahan menyusuri cabang pohon yang melampaui dinding

pembatas rumah Mad Bulldog. Ia bisa melihat halaman

Page 90: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

90 BIMA WHYNOT

rumah dengan jelas, sangat sepi. Itu adalah momen yang

tepat untuk melakukan infiltrasi.

Hariswan pun bergelantungan di ranting pohon

seperti kera dan kemudian menjatuhkan diri ke halaman

belakang rumah Mad Bulldog. Ia jatuh sempurna, tiada

cedera yang ia alami.

“CKLAK!” Hariswan sudah memasuki wilayah

musuh, ia segera mengokang pistolnya dan

membidikkannya sejajar dengan arah pandang. Tak mau

ambil resiko, ia melangkah dengan penuh kehati-hatian,

sampai-sampai langkahnya hampir tak terdengar. Ninja?

Bukan, ia hanya seorang Hariswan.

Rumah sebesar itu tentu saja memiliki pintu

belakang. Akan tetapi, Hariswan tidak mau masuk.

Tujuannya memang bukan masuk ke dalam rumah. Ia

hanya berlalu di depan pintu itu dan melihat sekejap apa

yang ada di dalam—pintu itu memiliki kaca yang tembus

pandang, tentu saja.

Page 91: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 91

Ada seorang pria gundul di dalam, ia sedang berdiri

menghadap ke arah yang berlawanan dengan pintu.

Hariswan mencari akal, ia hendak memancing perhatian

sang pria. Hariswan kemudian mengambil batu kecil dan

melemparkannya ke arah pintu.

“TUK!” suara benturan antara batu dan pintu

tampaknya mencuri perhatian sang pria. Pria gundul

tersebut mengeluarkan pistolnya dan berjalan ke arah

pintu. Kecurigaan tampak mewarnai raut wajahnya, ia

khawatir ada seseorang yang mendobrak pintu dan

kemudian menghajarnya secara tiba-tiba.

Namun, sampai ia membuka pintu, ia tak mendapati

sesuatu yang berarti. Hanya halaman belakang yang sunyi

dan gelap.

Tiba-tiba, “BUK!” Hariswan datang dari arah

samping dan meninju hidung si pria gundul. Ia juga melucuti

pistol yang digenggam oleh sang pria. Berhasil, Hariswan

membuat sang pria lengah dan kehilangan senjata.

Page 92: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

92 BIMA WHYNOT

Pria gundul tersebut tak gentar, ia mencoba meninju

balik. Sayang, Hariswan tanggap dengan serangan

tersebut. Ia langsung membalas sang pria dengan beberapa

serangan dan mengunci gerakannya untuk diinterogasi.

“Oke, bocah gundul. Sekarang saatnya kamu jawab

pertanyaan saya,” ujar Hariswan sambil menempelkan

moncong pistolnya di kepala sang pria.

“Ah, setan! Mati saja kau, bangsat!” tukas sang pria

tersengal-sengal.

Tidak menjawab, Hariswan segera menyodok

hidung si pria gundul dan menyekap mulutnya. “HNNNN!”

sang pria meringis kesakitan, tetapi suaranya tidak bisa

membangunkan tetangga.

“Oke sobat, sekarang jawab pertanyaanku dengan

sopan: di mana Mad Bulldog?” tanya Hariswan tenang.

“Ahh, ahh... aku tak tahu. Sumpah! Aku tak tahu!

Mad Bulldog bukan tipe orang yang senang membocorkan

Page 93: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 93

lokasi kepada orang lain, bahkan kepada anak buahnya

sendiri,”

Hariswan menjitak kepala botak sang pria, kali ini

tidak menyakitkan. “Yang benar? Jangan bohong,

hidungmu mau kupatahkan sekali lagi?”

“Ah! Tolong, jangan! Sumpah, tidak ada satupun

orang di rumah ini yang tahu di mana Mad Bulldog berada

saat ini,”

“Hmm, kalau begitu apa rencana berikutnya?” tegas

Hariswan sambil menekan moncong pistolnya di kepala

sang pria.

“Aduh! Sakit, sakit! CIA, rencana berikutnya ia akan

bertemu dengan agen CIA,”

Hariswan terdiam sejenak. Ia mulai sadar ada orang

Amerika yang ikut ‘bermain’ dalam strategi Mad Bulldog.

Pertanyaannya, apa keuntungan yang akan diraih oleh

pihak Amerika?

“Di mana bisa kutemui agen CIA itu?”

Page 94: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

94 BIMA WHYNOT

“A-aku tak tahu! Sudah kubilang, Mad Bulldog

adalah orang yang sangat tertutup dalam persoalan

‘lokasi’,”

”Puh, jalan buntu. Baiklah, pertanyaan terakhir:

apakah kau menyimpan tangga lipat di rumah ini?”

“Hah? Untuk apa?!”

“PLAK!” Hariswan kembali menjitak kepala sang pria

dengan laras pistolnya. “Jawab saja, botak!”

“Ah! Oke! Ambil saja di gudang, di samping!”

Tanpa menjawab, Hariswan langsung

menghantamkan pistolnya di leher sang pria dua kali. Pria

gundul itupun pingsan. “Terima kasih, botak. Lain kali

belilah penumbuh rambut,” tutup Hariswan sambil

menutup pintu dan berjalan meninggalkannya.

Dengan penuh kewaspadaan, Hariswan berjalan

mencari tangga lipat yang dimaksud oleh sang pria. Ia

menemukannya, tepat di samping gudang. Ia segera

mengambil tangga tersebut dan menyandarkannya di

Page 95: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 95

dinding belakang rumah. Rupanya ia berencana untuk

keluar melalui jalur yang sama ketika ia masuk.

Tugasnya selesai. Saatnya kembali ke markas.

****

Hariswan masuk ke dalam ruangan briefing dengan

sedikit perasaan kecewa. Bagaimana tidak? Ia pulang tanpa

membawa jawaban yang berarti.

“Hariswan, apa yang kau dapatkan? Kau benar-

benar baru saja kembali dari rumah Mad Bulldog?” tanya

Jenderal Permana antusias.

“Ya, tetapi aku sedikit kecewa karena tidak

mendapatkan jawaban yang berarti,”

“Tetapi setidaknya kau punya jawaban bukan?”

“CIA. Mad Bulldog akan bertemu dengan agen CIA,

tetapi aku tak tahu kapan, di mana, dan siapa. Ini akan

sedikit sulit karena kita harus mencari secara brute force,”

Page 96: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

96 BIMA WHYNOT

“CIA? CIA terlibat dalam kasus ini?”

“Kita belum tahu pasti. Bisa saja ‘orang-orang nakal’

di internal CIA sengaja membuat cabang black ops baru

tanpa sepengetahuan CIA itu sendiri,”

“Brengsek, apa gambaran besarnya? Apa yang

sebenarnya sedang mereka mainkan?”

“Kupikir ini sederhana. Jika tujuan Mad Bulldog

adalah membuat perang, berarti ia sudah pasti akan

menyerahkan intel palsu kepada CIA untuk memancing

kemarahan pemerintah Amerika,”

“Sial, kalau begitu kita harus bergerak cepat. Kita

harus mengontak CIA untuk memetakan setiap agen CIA

yang ada di Indonesia,”

“Tidak bisa, jenderal. Jangan,” Rizal tiba-tiba

memotong pembicaraan. “Sekalipun kita memiliki teman di

CIA, itu tetap berisiko. Kita tidak tahu siapa saja agen CIA

yang terlibat dalam kasus ini. Salah-salah, mereka malah

menjadi bumerang untuk kita, sudah pasti,”

Page 97: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 97

“Rizal benar, jenderal. Berbahaya jika kita

mengontak CIA,” Hariswan menambahkan.

Permana menghela napas panjang. “Sial, kalau

seperti ini bagaimana? Jalan buntu,”

“Masih ada jalan, jenderal. Smartphone ini mungkin

bisa menyelamatkan kita. Benda ini milik salah satu

penjahat di San Maria,” ujar Hariswan sambil mengeluarkan

ponsel cerdas yang dimaksud.

“Smartphone?”

“Ya, aku mendapatkan beberapa e-mail yang dikunci

dengan kode enkripsi khusus. Kupikir sang pemilik ponsel

telah melakukan pembicaraan dengan Mad Bulldog—aku

tidak begitu yakin, tetapi patut untuk dicari tahu.

“Maka dari itu, aku hendak meminta tolong padamu,

Lukas. Bisakah kau meretas setiap e-mail yang masuk ke

smartphone ini?” tanya Hariswan sambil menyodorkan

smartphone tersebut kepada Lukas.

Page 98: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

98 BIMA WHYNOT

“Hmm,” Lukas memperhatikan pola enkripsi pada

ponsel cerdas itu. “Bisa kulakukan, tetapi akan butuh waktu

sekitar satu jam, kapten. Apakah tidak apa-apa?”

“Itu lebih baik daripada tidak sama sekali,”

“Baik, kapten,”

“Baiklah Hariswan, kupikir itu cukup untuk hari ini.

Semoga kita bisa mendapatkan jawaban berarti dari

smartphone tersebut,” sela jenderal. “Beristirahatlah

sejenak. Pergilah ke ruang kesehatan untuk membersihkan

luka tembakmu tadi siang,”

“Oke,” jawab Hariswan singkat. Ia kemudian

berjalan ke arah ruang kesehatan sambil meletakkan

pistolnya di atas meja.

****

Seorang pria tampak sedang membersihkan dan

membalut luka tembak pada bahu Hariswan. Lukanya tidak

Page 99: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 99

begitu parah, setidaknya tidak akan membuatnya mati. Tak

lama kemudian, Marsha masuk membawakan secangkir teh

hangat.

“Hai...” sapa Marsha.

“Hai, Marsha...” jawab Hariswan sambil menatap

Marsha sekelebat. “Ah, terima kasih,” ia kemudian beralih

kepada pria ahli medis yang mengobati lukanya. Pria itupun

kemudian pergi.

“Bagaimana lukamu, kapten?” tanya Marsha

membuka percakapan.

“Tidak buruk, hanya luka tembak di bahu,”

“Heheh, kau mengatakannya seakan-akan bukan hal

yang besar. Ini kubawakan teh manis agar kau lebih relaks,”

“Memangnya wajahku terlihat tegang?”

“Ya, kau tampak sedikit tegang. Aku tidak tahu kau

mau menangani kasus ini dengan serius,”

“Heheh, aku mengerjakannya karena aku dibayar,”

Page 100: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

100 BIMA WHYNOT

“Oh! Jadi kau mengejar Mad Bulldog demi uang?”

“Ya, itu salah satu alasannya, tetapi bukan alasan

utamaku. Setidaknya aku memiliki tujuan baik untuk

menghentikan perang,”

“Kedengarannya tetap saja kurang enak, hehe...”

“Lihat saja hasilnya kelak. Ngomong-ngomong,

tumben sekali kau mendatangiku seperti ini? Apakah ini

semacam kencan spesial?”

“Haha,” Marsha tertawa lebar, meskipun

sesungguhnya ia sedikit tersipu. “Kau adalah bagian dari

tim ini, aku tak bisa terus-menerus bersikap dingin

kepadamu,”

“Kupikir julukanku telah membuat orang lain salah

menilaiku,”

“Ya, awalnya kupikir kau benar-benar bastard,

rupanya pandangan itu berasal dari para koruptor yang kau

buru,”

Page 101: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 101

“Tidak hanya koruptor, Marsha...”

“Ya, aku tahu itu. Kau juga memburu penjahat-

penjahat lain, termasuk atasanku,”

“Oh! Irjen Supono, ya? Itu sudah lama sekali, aku

hampir lupa kalau aku pernah memburunya,”

“Ya, waktu itu aku baru saja masuk kepolisian. Masih

tamtama. Kaget sekali ketika mendengar ia tewas karena

ditembak,”

“Begitu? Jangan-jangan kau ke sini untuk membalas

dendam?”

“Haha, tentu saja tidak! Tak lama setelah kau

membunuhnya, ternyata ditemukan bukti-bukti kriminal

padanya. Ia ternyata juga merupakan akar perseteruan

kubu Joko dan Narjiman,”

“Ah, kubu Joko dan Narjiman. Aku tidak

berpartisipasi pada kekacauan itu. Itu terjadi beberapa

tahun setelah kubunuh Supono, bukan?”

Page 102: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

102 BIMA WHYNOT

“Ya, benar. Kedua perwira polisi itu merupakan

orang yang berprinsip untuk mengembalikan posisi militer

seperti dahulu kala, mereka sadar bahwa TNI lebih superior

daripada kepolisian. Intinya, mereka ingin mengembalikan

kepolisian sesuai dengan jalurnya, karena selama ini Polri

telah banyak merangkap tugas yang seharusnya dilakukan

oleh TNI.

“Tetapi, Irjen Supono tidak demikian. Ia tidak mau

militer bekerja seperti dulu kala, bahkan kalau bisa

dibekukan dan hanya diturunkan jika ada perang saja. Ia

merupakan salah satu polisi yang membenci militer, entah

apa alasannya. Ia ingin mempopulerkan Detasemen Khusus

AT-13 sebagai ‘sahabat rakyat’. Akhirnya, ia secara diam-

diam membenturkan Joko dan Narjiman, begitulah

ceritanya,”

“Menarik sekali. Untung saja Supono sudah mati.

Jika tidak, mungkin kekacauannya akan lebih parah,”

“Begitulah, karena kekacauan itu aku memilih pergi

dan bergabung dengan tim ini. Daripada terkena debu

Page 103: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 103

skandal, lebih baik aku keluar dan membela kebenaran

melalui jalan lain,”

“Bagaimana kau bisa menemukan Jenderal Permana

dan tim rahasianya?”

“Beliau yang menemukanku. Waktu itu aku hampir

mati diburu oleh orang-orang Brigjen Joko karena dituduh

bekerja untuk Brigjen Narjiman. Tiba-tiba saja jenderal dan

Rizal datang untuk menolongku,”

“Untung saja kau selamat, Marsha. Semua akan jauh

lebih kacau jika kau tidak selamat,”

“Eh? Memangnya kenapa?”

“Karena aku tidak akan bisa mengobrol dengan

gadis cantik sepertimu saat ini,”

“Oh ya ampun!” jawab Marsha tersipu-sipu. Ia

kemudian tergelak sambil memukul bahu Hariswan.

Sementara itu Hariswan hanya tersenyum kecut, tak

menjawab apa-apa.

Page 104: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

104 BIMA WHYNOT

****

Mad Bulldog sedang dalam perjalanan, entah ke

mana. Ia duduk di bangku belakang mobil dengan kaki

menyilang ditemani ddengan dua orang pengawalnya yang

terlihat garang. Ketenangan itu tiba-tiba terpecah oleh

suatu kejadian.

“Kolonel, saya mendapati seseorang menerobos e-

mail Anda. Sepertinya ada yang berhasil membuka kode

enkripsi yang Anda buat,” ujar pengawal Mad Bulldog yang

sedang berinteraksi dengan laptop-nya.

“Oh, ya? Bagus kalau begitu. Lacak siapa yang

melakukannya, aku ingin memastikan,” Mad Bulldog

menjawabnya dengan tenang.

“Baik, kolonel,” pengawal itu segera memasukkan

beberapa baris kode di laptop-nya. “Kolonel, aku

mendapatkan identitas sang peretas. Lukas Hakim, kau

kenal dengannya?”

Page 105: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 105

“Fufufu, dugaanku benar. Ia adalah anak buah

Jenderal Permana. Ini bagus sekali, ini akan menjadi

permainan yang sangat menarik. Aku tidak menyangka

mereka memakan umpan kita,”

“Lalu, apa yang harus kita lakukan, Kolonel?”

“Biarkan mereka masuk. Buatlah e-mail palsu untuk

membeberkan rencana kita kepada mereka, katakan bahwa

kita akan menemui anggota CIA,”

“Eh? Maksud Anda kita ungkapkan semua tentang

rencana kita berikutnya?”

“Ya, tentu saja. Tulis nama agen CIA yang akan kita

temui, lokasi pertemuannya, waktu pertemuannya,

pokoknya tulis saja semuanya dan kirim ke e-mail dummy

agar mereka bisa melacak dan membacanya, mumpung

mereka sedang asik mengacak-acak e-mailku sekarang,”

“Eh? Apakah tidak apa-apa, kolonel?”

“Lakukan saja,”

Page 106: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

106 BIMA WHYNOT

“B-baik, kolonel,”

“Katakan kepadaku jika kau sudah selesai menulis,

agar bisa kuperiksa terlebih dahulu. Lakukan sekarang

secara cepat, agar bisa dikirim secepatnya dan memberikan

tanda kepada mereka.

“Dan kau, Amir. Hubungi tim C, suruh mereka

bersiap-siap menjalankan rencana cadangan kita. Katakan

pada Toni untuk menurunkan senjata dan membiarkan

Hariswan bermain,”

“Siap, kolonel,” ujar pengawal Mad Bulldog yang

lain.

“Ini akan menarik. Sangat menarik,” tutup Mad

Bulldog sambil tertawa.

****

Demonstrasi anti-AS terjadi hampir di setiap kota di

Indonesia, tak terkecuali Jakarta. Masyarakat mulai merasa

Page 107: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 107

resah dengan kehadiran warga Amerika yang dianggap

membahayakan kelangsungan hidup warga Indonesia. Tak

peduli seberapa keras pemerintah mencoba menjelaskan,

warga tetap gusar dengan keberadaan ‘orang bule’ di

sekitar mereka.

Tidak hanya demonstrasi, masyarakat yang

diguncang oleh amarah juga menyerang beberapa

perusahaan di ibukota yang masih memiliki relasi baik

dengan Amerika. Penyerangan dilakukan dengan berbagai

cara; mulai dari melempar batu, menembak dengan senjata

api, hingga memasang bom plastik di sejumlah titik.

Pihak kepolisian tak gentar menghadapi kekerasan

demi kekerasan yang terus terjadi pasca penyerangan

Medley di bus Transjakarta. Untuk saat itu, mereka masih

mampu menahan setiap badai yang datang, akan tetapi jika

pemerintah tak segera mengambil langkah tegas, mereka

pasti akan kewalahan.

Begitupun di Amerika, warga menuntut perang

dengan Indonesia. Para demonstran dari berbagai daerah

Page 108: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

108 BIMA WHYNOT

mulai berkumpul di depan Gedung Putih dan memprotes

aksi pembunuhan di SMA San Maria. Mereka tidak

sejengkal pun meninggalkan tempat sebelum presiden AS

memenuhi keinginan mereka untuk membalas dendam atas

perlakuan Indonesia.

Terjadi perhelatan di Gedung Putih; haruskah

mereka menyerang Indonesia atau tidak? Presiden AS tidak

bisa memberikan keputusan karena apa yang terjadi di San

Maria merupakan akibat dari perbuatan George Medley. Ia

pun mengurung diri dan tidak mengeluarkan pernyataan

apapun terkait ketegangan yang tengah terjadi antara

Indonesia dan Amerika. Perintahnya hanya satu: tidak ada

yang boleh bertindak sebelum ia memberi perintah. Dan

semua orang mematuhinya, meski dengan berat hati.

Sementara itu di markas Jenderal Permana, seluruh

anggota tim berkumpul untuk menonton berita. Tangis dan

geram menjadi pemandangan yang tak bisa dihindari,

semua dikemas untuk merepresentasikan kesedihan para

Page 109: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 109

korban rencana Mad Bulldog dan kemarahan para

nasionalis yang rela mati demi tanah air.

“Oh Tuhan, demonstrasi mulai menjalar di setiap

kota, kekacauan tingkat pertama sepertinya mulai terlihat,”

ujar Wisnu menatapi layar presentasi yang sedang

menampilkan berita.

“Tidak setiap kota, tetapi hanya di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar,”

tentang Hariswan.

“Mad Bulldog, apa yang ia lakukan? Ia membuat

negeri ini kacau balau,” tambah jenderal.

“Ini bukan kekacauan yang ingin dicapai oleh Mad

Bulldog, jenderal. Ini hanyalah permulaan dari semua

rencana buatannya. Kita masih memiliki tugas untuk

menghentikan perang yang sebenarnya,” jawab Hariswan.

“Tetapi, aku tidak yakin merebut intel palsu dari

tangan CIA akan menghentikan perang, Hariswan. Kalau

Page 110: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

110 BIMA WHYNOT

situasi masyarakat kita sekacau ini sekarang, siapapun bisa

memancing kemarahan presiden Amerika,” sela Marsha.

“Aku tahu itu, Marsha. Tetapi setidaknya itu yang

bisa kita lakukan,”

“Tetapi bagaimana jika tetap ada pemberontak yang

melakukan hal gila dan memancing kemarahan pemerintah

AS?” Marsha terlihat sangat khawatir, tak seperti biasanya.

“Kita harus bekerja sama dengan BIN, kepolisian,

dan Sandi Yudha lebih gencar. Cari cara untuk

menghentikan kekacauan yang terjadi saat ini,”

“...”

Jenderal Permana melihat jam tangannya. “Ini sudah

waktunya, Hariswan. Kita harus bergerak sekarang.

Berdasarkan e-mail yang dikirim Mad Bulldog, ia akan

bertemu dengan agen CIA tersebut satu jam lagi,”

“Baik, aku jalan sekarang,” Hariswan berjalan keluar

ruangan. “Pastikan kalian memikirkan cara untuk

menghentikan kekacauan!” pekik Hariswan di luar ruangan.

Page 111: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 111

...

“Aku tak percaya Mad Bulldog bisa melakukan hal

ini. Kekacauan ini mengingatkanku pada kerusuhan tahun

1998,” ujar Wisnu resah.

“Hanya satu hal yang bisa kita lakukan, teman-

teman...” jawab jenderal. Seketika semua orang terdiam

dan menatapinya. “Berharap,”

****

Hariswan tiba di sebuah hotel bintang lima malam

itu, tujuannya adalah untuk mencuri intel palsu yang

diberikan pihak Mad Bulldog kepada agen CIA yang sengaja

ingin memancing peperangan antara Indonesia dengan

Amerika. Menyadari bahwa lawannya adalah agen

professional yang sudah terbiasa membunuh orang dengan

tangan kosong, ia tak bisa bergerak terlalu terburu-buru.

Jika ketahuan, maka agen itu pasti akan lari dan akan sulit

Page 112: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

112 BIMA WHYNOT

merenggut intel palsu tersebut—peluangnya akan lebih

kecil.

Hariswan mengamati pertemuan antara agen CIA

dengan salah seorang anak buah Mad Bulldog dari

kejauhan. Mereka bertemu di kafe hotel seperti pebisnis,

sementara Hariswan memperhatikan gerak-gerik mereka

dari lantai dua. Saat kedua penjahat itu melakukan

‘transaksi’, Hariswan segera meninggalkan tempatnya; ia

berjalan menuju kamar si agen CIA. Entah apa yang ia

rencanakan, ia pun menerobos masuk ke dalam kamar sang

agen dengan kartu dummy buatan Lukas.

Pertemuan antara agen CIA dengan anak buah Mad

Bulldog pun berakhir, mereka menutupnya dengan saling

bersalaman dan bertukar senyuman. Tidak ada seorang pun

yang sadar bahwa keduanya baru saja melakukan

pertukaran yang menentukan nasib bangsa Indonesia,

apalagi dengan penyamaran mereka yang tampak seperti

konglomerat. Tidak akan ada yang menyangka.

Page 113: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 113

Agen yang berwajah seperti orang Arab itupun

kembali ke kamarnya dengan santai. Begitu ia masuk ke

dalam kamar, baru dua langkah, tiba-tiba muncul seseorang

dari samping menempelkan mata pisau di lehernya.

“Halo, agen CIA. Baru saja mendapatkan hadiah dari

Mad Bulldog, ya?” Hariswan rupanya, ia bersembunyi di

kamar mandi sedari tadi untuk menyergap sang pria secara

diam-diam. Ia berbicara dalam Bahasa Inggris tentunya.

Sebelum sang agen bertindak, Hariswan segera

melemahkannya terlebih dahulu. “BUK!” ia meninju hidung

sang agen. Tentu saja itu menyakitkan, namun momen itu

segera dimanfaatkan Hariswan untuk menggeledah pistol

sang agen yang disembunyikan di balik celana. Ia kemudian

mendorong sang agen menjauhinya, ia sadar akan bahaya

yang dihadapi jika terlalu dekat dengan pria berwajah Arab

tersebut.

“Aku hanya ingin bertanya satu hal saja: apa

keuntungan untukmu jika terjadi perang antara Indonesia

Page 114: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

114 BIMA WHYNOT

dengan Amerika?” tanya Hariswan sambil mengarahkan

mulut pistol kepada pria tersebut.

“...” pria itu diam saja, persis seperti apa yang

diperkirakan Hariswan di dalam benaknya.

“Haaaaah,” Hariswan menghela napas panjang.

“Sudah kukira akan begini. Mengapa kalian tidak pernah

mempermudah pekerjaan agen lain?” gerutunya sambil

membawa teko berisi air mendidih dari meja hidang.

“Bisnis senjata, ladang minyak, dan sumber daya

alam baru,” jawab pria itu singkat, ia sedikit gentar melihat

Hariswan membawa teko berisi air panas.

Mendengar jawaban tersebut, Hariswan kembali

meletakkan tekonya. “Puh, selalu soal uang dan

persenjataan baru untuk memusnahkan manusia. Kalian ini,

masih saja bermimpi menjadi negara adidaya. POTUS1

menyetujui tindakanmu?”

1 President Of The United States

Page 115: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 115

“Di luar pengetahuannya,”

“Apa?! Ia tidak tahu?!” Hariswan terkejut. Ia

kemudian memukul keningnya dengan wajah penuh

kekecewaan.

Pria itu terdiam menatapi Hariswan, mungkin ia

sedikit heran dengan respon yang keluar darinya.

“Hahaha, bercanda. Aku sebenarnya sudah tahu

kalau kau agen black ops yang bergerak tanpa seizin

presiden. Siapa yang menyuruhmu? Wapres? Menteri?”

“...”

“Ah, maafkan aku. Itu pertanyaan tak penting

sebenarnya. Kita langsung saja ke inti permasalahan...”

Hariswan menarik hammer pistolnya dan mengarahkan

moncongnya sekali lagi ke wajah sang agen. “Kemarikan

intel palsu yang baru saja kau terima dari orang suruhan

Mad Bulldog,”

Secara perlahan, pria itupun mengeluarkan

flashdrive yang baru saja diterimanya dari anak buah Mad

Page 116: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

116 BIMA WHYNOT

Bulldog. Gerakan dan sorot mata sang agen terlihat sangat

waspada, Hariswan pun menyadari hal tersebut. Akan

tetapi, ia mencoba bersikap biasa dan merenggut flashdrive

itu dengan cepat.

“Katakan kepada bosmu, salam hangat dari

pantatku. Aku tahu flashdrive ini akan kalian gunakan untuk

memancing amarah POTUS dan mempengaruhinya untuk

menyerang Indonesia. Sayang sekali, kalian takkan bisa

melakukannya,” gumam Hariswan.

“Sepertinya tugasku sudah selesai di sini. Kalau

begitu, kuucapkan selama tinggal kepadamu. Terima

kasih,” Hariswan kemudian mengucapkan selamat tinggal

dan berjalan membelakangi sang pria. Namun, sebelum

berhasil keluar dari kamar, ponsel Hariswan berbunyi.

Fokusnya pun teralihkan.

Momen itu segera dimanfaatkan oleh sang agen

untuk menyerang Hariswan. Ia segera menyeruduk

Hariswan dari belakang dan mendorongnya ke arah pintu

Page 117: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 117

dan dinding. Ia juga membuang pistol yang berada di balik

celana Hariswan.

Hariswan lengah, wajahnya beberapa kali harus

menumbuk dinding dan benda-benda keras. Meski begitu,

ia masih mampu memberontak; ia menyikut kepala sang

agen beberapa kali hingga genggamannya melemah. Ia pun

berhasil melepaskan diri.

Pertarungan sengit tak terelakkan, ruangan mewah

hotel bintang lima itupun berubah menjadi arena

perkelahian hidup dan mati.

Masih di sekitar meja hidang, sang agen yang gusar

itu mengambil garpu dan mencoba menghujamkannya

beberapa kali ke arah Hariswan. Sayangnya, Hariswan

berhasil menghindari dan menepis serangannya.

Hariswan sadar bahwa dirinya tak bisa terus-

menerus dalam posisi bertahan, ia harus melawan. Dengan

cepat, Hariswan pun mengambil senjata sebagaimana yang

dilakukan oleh lawannya; ia mengambil teko air mendidih

Page 118: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

118 BIMA WHYNOT

yang semula akan ia gunakan untuk menginterogasi sang

agen. “FWOSH!” tanpa ragu ia menyiramkan isi teko

tersebut ke wajah sang pria.

“AAAAAA!” agen CIA itu memekik kesakitan akibat

air panas yang mengguyur wajahnya. Tetapi Hariswan tak

peduli, ia malah memukuli sang agen dengan tekonya.

Tak gentar, agen itu berbalik melawan meski rasa

perih masih menggerayangi wajahnya. Ia melucuti teko

yang berada di genggaman Hariswan dan melemparnya ke

ruang utama.

Perkelahian kembali terjadi, kali ini tanpa senjata.

Keduanya saling menunjukkan kemampuan beladiri

masing-masing. Pukulan demi pukulan melayang, tetapi

semuanya dapat diantisipasi dengan baik oleh kedua belah

pihak.

Tetapi, Hariswan lebih cekatan. Ia berhasil

menangkap tangan sang agen dan menyerangnya dengan

kombinasi gerakan yang bagus. Sebagai penutup, ia

Page 119: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 119

mengunci pergelangan lawannya dan membenturkan

kepalanya ke televisi yang berada di sampingnya.

“PRANG!” layar televisi pun pecah berkeping-keping

dihantam kepala sang agen.

Tampaknya merubuhkan sang agen tak semudah

seperti yang dibayangkan. Dengan kepala penuh darah,

agen tersebut masih bisa melakukan perlawanan dan

hampir berhasil mencolok mata Hariswan.

Lengah oleh serangan agen tersebut, Hariswan pun

melepaskan kunciannya. Ia pun harus menerima beberapa

tinju keras dan sebuah tendangan dari sang agen yang

membuatnya terpental ke meja telepon. Wajah Hariswan

mulai penuh dengan darah dan lebam, agen tersebut benar-

benar bukan lawan yang bisa diremehkan.

Terbakar amarah, agen tersebut segera mengambil

salah satu pecahan layar televisi yang tebal dan runcing

tentunya. Ia pun menghampiri Hariswan kembali.

Page 120: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

120 BIMA WHYNOT

Sadar bahwa lawannya kembali menggunakan

senjata, Hariswan segera mencabut gagang telepon dari

tempatnya. Ia hampir terlambat, sang agen menebaskan

pecahan layar kepadanya dan mengenai pipinya.

Untungnya itu hanya luka minor.

Keduanya kembali bertarung sengit; Hariswan

dengan gagang telepon, sementara si agen CIA dengan

pecahan layar televisi. Konfrontasi itu hanya terjadi sekitar

satu hingga dua menit, hingga akhirnya Hariswan berhasil

membuat sang agen melepaskan senjatanya. Setelahnya, ia

mencekik sang agen dengan kabel yang sedari tadi

menggantung di gagang telepon.

“DUK!” agar sang agen tak bisa melawan, Hariswan

segera menendang sisi lututnya. Agen tersebut kehilangan

keseimbangan dan jatuh dalam posisi telungkup. Tentu saja

sang agen memberontak, tetapi dalam posisi seperti itu

sangat sulit untuk melakukan perlawanan.

Merasa lawannya sudah melemah, Hariswan

melepaskan cekikannya dan menggenggam kepala sang

Page 121: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 121

agen. “BRUK!” dengan keras ia menghantamkan kepala

sang agen ke atas ubin. Ia juga melepaskan tinjunya

beberapa kali di bawah telinga sang agen—yang berarti di

leher bagian samping.

Pertarungan pun usai; agen CIA itu tumbang dan tak

sadarkan diri. “Beruntung aku tidak membunuhmu, kawan.

Bersyukurlah—pulang dan cium tangan mamamu,” gumam

Hariswan tersengal-sengal. Ia kemudian bangkit dan

menatap layar ponselnya, ia teringat ada seseorang yang

menelepon saat terjadi pertarungan.

“Marsha... ada apa?” Hariswan terheran begitu

melihat nama Marsha muncul di layar ponselnya,

tampaknya wanita itu telah menghubungi Hariswan

beberapa kali.

Hariswan tak mau berpikir panjang, ia segera

membuka lemari dan mencari pakaian yang dapat ia

gunakan. Ketemu! Ia menemukan kemeja berwarna putih

tergantung di dalam lemari—tampaknya kemeja itu milik

Page 122: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

122 BIMA WHYNOT

sang agen. Ia segera mengambil kemeja tersebut dan

membawanya ke kamar mandi.

Di kamar mandi, Hariswan membersihkan luka-

lukanya. Ia juga mengganti pakaiannya dengan kemeja

putih milik sang agen. Hanya butuh beberapa menit

baginya untuk ‘dandan’, ia pun kembali resik meskipun

terdapat beberapa lebam di wajahnya.

Seusainya, Hariswan segera mengambil pistol yang

terbaring di atas ubin—tentu saja pistol milik sang agen. Ia

menyembunyikannya di balik celana kemudian ia keluar

dari kamar tersebut, ia menguncinya. Tak mau melalui jalan

utama, Hariswan pun bergegas meninggalkan hotel melalui

pintu darurat.

****

Di saat yang sama Hariswan melakukan tugas

penyamaran, presiden baru saja pulang dari sebuah agenda

di Hotel Hyatt. Mobilnya diiringi oleh dua mobil dan empat

Page 123: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 123

motor Paspampres, formasi dibentuk seperti biasa: mobil

presiden di tengah, diapit oleh dua mobil Paspampres di

depan dan di belakang, sedangkan keempat motor

mengapit dua mobil Paspampres, bentuknya kurang-lebih

menyerupai huruf X.

Malam itu, semuanya berjalan normal, tidak ada

tanda-tanda bahaya. Presiden maupun Paspampres tidak

mendapatkan informasi apapun dari bagian intelijen soal

keamanan rute perjalanan malam itu, artinya mereka tidak

tidak berada dalam bahaya. Sehingga, mereka pun dapat

melesat tanpa membawa perasaan khawatir.

Seperti biasa, presiden dan para pengawalnya

menggunakan akses jalan layang khusus pemerintah yang

membentang kokoh di atas Jalan Sudirman. Jalan khusus

tersebut dibuat pada tahun 2021 agar presiden dan para

menteri dapat menyusuri ibukota tanpa harus khawatir

akan terjebak dalam kemacetan. Tidak seperti jalur bus

Transjakarta yang masih bisa diterobos oleh pengendara

Page 124: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

124 BIMA WHYNOT

motor sesekali, jalan layang ini tidak bisa diterobos oleh

siapapun kecuali pemerintah.

Di jalur sesunyi itu, rombongan presiden dapat

melaju dengan kecepatan sekitar 60-80 kilometer perjam.

Tidak ada yang menghalangi, semuanya berjalan dengan

lancar. Hingga akhirnya, sebuah tragedi muncul begitu

iring-iringan presiden memasuki kilometer ke sepuluh.

“DUAAAAR!” dua mobil Paspampres yang mengapit mobil

presiden tiba-tiba meledak dan terguling, tampaknya

seseorang memasang bom khusus di kolong mobil.

Asap mengepul tebal, supir pribadi presiden segera

menghindari mobil Paspampres yang terguling dan

menambah laju kecepatan. Akan tetapi, ia tampaknya juga

kurang beruntung; dua orang pengawal bermotor yang

berada di depan tiba-tiba menembakkan sesuatu ke atas

kap mobil presiden, bom rekat. “KABLAAM!” lagi-lagi

terjadi ledakan, kali ini mobil presiden yang menjadi korban.

Lebih buruknya lagi, ledakan pada kap mobil itu turut

Page 125: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 125

meledakkan mesin yang berada dibaliknya. Mobil presiden

pun mogok seketika.

Bagaimana dengan dua orang pengawal bermotor

yang berada di belakang? Mereka memastikan bahwa tim

Paspampres yang berada di dalam dua mobil sudah mati,

mereka membuka pintu mobil dan memberondong para

Paspampres yang sekarat. Tidak cukup sampai di situ,

mereka juga melepaskan granat ke dalam mobil untuk

benar-benar memastikan bahwa para Paspampres itu

tewas.

Kembali kepada presiden. Apa yang ia lakukan

sementara ia tahu bahwa dirinya terpojok dan dikhianati

oleh pengawalnya sendiri? Tidak ada, ia hanya bisa berdoa

di dalam mobil, berharap bisa bertemu dengan keluarganya

kembali. Sementara itu, para Paspampres yang tersisa mau

tidak mau harus menghadapi para pengkhianat tersebut.

Mereka pun membuka jendela dan mulai memberondong

dua pengawal bermotor yang berada di hadapan mereka.

Page 126: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

126 BIMA WHYNOT

Sayangnya, tidak ada satupun dari tembakan itu

yang berhasil mengenai para pengkhianat. Kedua

pengkhianat yang berada di hadapan mobil presiden

dengan tenang berlindung di balik motor mereka masing-

masing.

Tak lama kemudian, dua pengkhianat yang lain

mendatangi mobil presiden dengan santai. Para

Paspampres tidak menyadari kehadiran mereka karena

terfokus pada dua pengkhianat di depan. Tiba-tiba, salah

satu pengkhianat melemparkan bom molotov ke dalam

mobil presiden. “FWOOOOSH!” seketika api menyembur di

dalam mobil, membakar semua orang yang berlindung di

dalamnya.

Di tengah teriakan dan kepanikan para korban bom

molotov, pengkhianat yang lain muncul di sisi lain mobil

dan menodongkan moncong senapannya ke dalam mobil.

“RATATATA!” tanpa ragu ia muntahkan semua pelurunya

kepada para Paspampres dan presiden yang masih

Page 127: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 127

menggelinjang karena terbakar. Ia mempercepat proses

kematian mereka yang menyakitkan.

Dan semuanya usai, presiden dan para pengawalnya

tewas malam itu. Bagaimana dengan empat pengkhianat

yang mengadakan ‘pesta meriah’ malam itu? Mereka

menghilang secepat kilat, kegelapan malam telah

menyekat eksistensi mereka. Mereka seperti macan yang

berburu di malam hari, misterius dan mematikan.

****

Perasaan Hariswan tidak enak, ia merasa telah

masuk ke dalam perangkap. Ia menancap gas menuju

markas, nalurinya mengatakan ada peristiwa buruk yang

baru saja terjadi. Jika tidak, mengapa Marsha

meneleponnya berulang kali? Selain itu, mengapa Jenderal

Permana tidak menghubunginya? Rasanya tidak mungkin

jika Marsha ingin mengajak kencan di tengah krisis

tersebut.

Page 128: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

128 BIMA WHYNOT

Tampaknya dugaan Hariswan menjadi kenyataan.

Begitu ia tiba di depan rumah Jenderal Permana—

markasnya—situasi tampak mencekam; semua lampu

padam, kunci pagar dirusak, dan kamera CCTV mati.

Hariswan segera menyelidiki keganjilan tersebut, ia masuk

ke lingkungan rumah sambil bersiaga dengan pistolnya.

Mengantisipasi pertarungan frontal dengan musuh,

Hariswan memutari rumah jenderal dan memutuskan untuk

masuk dari pintu belakang. Namun, begitu tiba di pintu

belakang, ia terkejut melihat pintu sudah rusak

sebagaimana pintu depan rumah. Hariswan sadar bahwa

jumlah musuh kemungkinan sangat banyak, ia pun masuk

ke dalam rumah secara perlahan.

Akan tetapi, musuh tampaknya sudah pergi dan

meninggalkan ‘remah’ yang sangat besar. Mereka

membantai seluruh pegawai yang bekerja di rumah

jenderal. Hariswan mendapati banyak lubang akibat

tembakan dan mayat bergelimpangan hampir di seluruh

Page 129: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 129

ruangan. Tak ada tanda-tanda kehidupan, mereka mati

secara mengenaskan.

Khawatir, Hariswan bergegas menuju ruangan

briefing. Ia pun terhenyak, tak ada satupun yang selamat di

sana. Seluruh komputer dan peralatan elektronik hancur,

begitupun dengan para operatornya—mereka tewas.

Hariswan mengecek denyut nadi masing-masing anggota,

mulai dari Jenderal Permana, Lukas, Wisnu, Rizal, dan para

operator komputer di sana. Benar-benar tak ada yang

selamat.

Hariswan terdiam luruh. Ia berjongkok di hadapan

jenderal yang mati duduk sambil memegang pistol di

tangannya. “Maafkan aku, jenderal. Maafkan aku, teman-

teman. Seharusnya aku tahu ini akan terjadi,” sesaat

kemudian ia bangkit dan menatapi teman-temannya untuk

sekali lagi. Hariswan merasa jadi orang tak berguna,

meskipun ia sedikit gila dan gemar membunuh, tetapi ia

bisa membedakan mana kawan dan lawan.

Page 130: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

130 BIMA WHYNOT

Tiba-tiba Hariswan teringat sesuatu. Marsha. Ke

mana ia pergi? Hariswan pun mengitari ruang briefing

mencari jasad Marsha, tetapi tidak ada. Hariswan berpikir,

jika ia tak ada di rumah jenderal, ada kemungkinan ia kabur.

Hariswan segera mencari tanda-tandanya.

Ketemu! Hariswan menemukan jejak darah; ada

beberapa tetesan darah di atas lantai membentuk jalur

yang akan mengantarkannya ke suatu tempat. “Marsha...”

bisiknya. Ia segera berlari mengikuti tetesan darah tersebut.

Setelah beberapa menit mengikuti jejak tersebut,

Hariswan berakhir di sebuah hutan kecil yang membatasi

antara komplek elit dengan komplek perkampungan. Ada

kemungkinan Marsha bersembunyi di hutan tersebut,

Hariswan segera mencarinya. Ia berjalan perlahan-lahan

menyusuri setiap semak yang memungkinkan Marsha

untuk bersembunyi.

Tak lama kemudian, “CKLAK!” tiba-tiba saja

seseorang menodongkan pistol ke arah Hariswan,

begitupun yang dilakukan Hariswan terhadap sosok

Page 131: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 131

misterius tersebut. Setelah dicermati, rupanya sosok itu

adalah Marsha. Ia masih hidup dengan luka tembakan di

lambung kanannya.

“Hariswan...” Marsha luruh, lututnya melemas dan ia

pun jatuh.

“Marsha! Marsha! Apa yang terjadi?!” Hariswan

menangkap Marsha. Ia pun menyandarkan Marsha pada

pohon pisang yang berada di dekatnya.

“Hariswan, kau harus pergi dari sini. Kau harus

pergi,”

“Ssssh! Marsha, lukamu parah. Aku harus

membawamu ke rumah sakit!”

“Tidak! Tidak... kita tidak bisa ke rumah sakit,”

“Apa maksudmu?! Kau terluka parah!”

“Semua orang mencari kita, Hariswan. Kita adalah

daftar orang paling dicari oleh setiap aparat keamanan di

Indonesia,”

Page 132: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

132 BIMA WHYNOT

“Apa? Apa maksudmu?”

“Si tua picik itu menjebak kita semua. Di saat yang

bersamaan kau pergi dari markas, Mad Bulldog mengirim

pasukannya ke markas dan membantai teman-teman kita,

termasuk Jenderal Permana. Tidak hanya itu, mereka juga

mengirim pasukan untuk menghadang presiden malam ini

dan memberondongnya sampai tewas.

“Setelah kedua rencananya itu berjalan mulus, Mad

Bulldog memerintahkan anak buahnya yang berada di

tubuh BIN untuk menyebarkan intel palsu yang berisi

tuduhan terhadap tim kita. Intel palsu itu menuduh kita

sebagai dalang di balik pembantaian bus Transjakarta

sekaligus menuduh kita sebagai dalang pembunuhan

presiden malam ini,”

Hariswan kehabisan kata-kata. Ia benar-benar

masuk ke dalam perangkap dan terlambat menyadarinya.

“Dalam intelnya itu, kita dikatakan sebagai

‘kelompok pemberontak yang sengaja menciptakan

Page 133: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 133

kekacauan untuk menurunkan presiden secara paksa’. Kita

dituduh hendak menurunkan presiden karena presiden

dianggap terlalu baik dan memberikan segalanya kepada

Amerika,”

“Jadi pada intinya, semua hal busuk yang ada di otak

Mad Bulldog dituduhkan kepada kita,”

“Y-ya, begitulah... kita ini hanya alat, Hariswan. Mad

Bulldog tahu bahwa rencananya akan membuat hubungan

Amerika dan Indonesia memanas. Itulah sebabnya ia

mengundang kita sedari awal untuk masuk ke dalam

permainannya. Dengan begitu, kita bisa menjadi alat untuk

menetralisir perang dan ia bisa terus berjalan dengan

rencana besarnya. Intinya, secara tak sadar kita semua

adalah bagian dari rencananya,”

“Lalu, jika kalian semua diburu oleh Mad Bulldog,

mengapa aku tidak?”

“Mad Bulldog sengaja menggiringmu ke hotel untuk

bertarung dengan agen CIA. Ia tahu kau pasti menang

Page 134: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

134 BIMA WHYNOT

melawan agen tersebut, karena ia mengenal agen tersebut.

Taktik itu hanya untuk mengulur waktu dan menjauhkan

kau dari kami. Ia sadar, jika kau berada dalam zona

serangnya, maka ada kemungkinan rencananya kacau.

Untuk itulah ia ‘menggiringmu’ menjauhi kami. Tetapi, ia

pasti akan memburumu juga, Hariswan. Pasti, tapi bukan

sekarang,”

“Bangsat tua itu—”

“Hariswan, kita sudah kalah. Kita kalah telak. Mad

Bulldog telah merencanakan ini secara matang, ia bahkan

telah menyiapkan ratusan rencana cadangan jika ia gagal.

“S-sebaiknya kau cepat pergi sebelum ada

seseorang yang melihat kita,”

“Tidak! Aku takkan meninggalkanmu di sini! Kau

bisa kuselamatkan,”

“Hariswan...” Marsha menggenggam tangan

Hariswan, tetapi luruh. “Hiduplah, larilah. Aku

menyukaimu...”

Page 135: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 135

Kalimat terakhir itu membuat Hariswan terhenyak.

Sejenak itu Hariswan termenung menatapi wajah Marsha

yang cantik. Ia tak lagi merasakan genggaman tangan

Marsha, sorot matanya pun sudah pudar. Angin sepoi

malam itu menepuk dahi Hariswan yang sedikit

berkeringat, membumbui kesunyian yang tiba-tiba saja

merajang.

Hariswan sadar, Marsha telah pergi. Kini bergantian,

ia yang menggenggam tangan Marhsa untuk terakhir kali.

Sejenak kemudian, ia menutup kedua mata Marsha yang

masih terbuka. “Innalillaahi... maafkan aku Marsha.

Maafkan aku,” ucap Hariswan luruh sambil menahan

kepiluan yang meronta-ronta di dalam hatinya. Airmata pun

turun membasahi pipinya yang kusam, hanya satu atau dua

tetes. Ia tak ingin menangisi kepergian Marsha begitu

dalam, meski sakit rasanya ditinggal olehnya.

Tak lama kemudian, terdengar bunyi sirine polisi dari

kejauhan. Hariswan pun bangkit dari tempatnya berjongkok

sambil terus menatapi wajah Marsha. “Aku juga

Page 136: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

136 BIMA WHYNOT

menyukaimu, Marsha...” ucapnya lirih. Ia pun meninggalkan

jasad Marsha bersandar di pohon pisang. Hariswan sadar, ia

tak seharusnya meninggalkan teman-temannya di malam

itu.

Satu hal yang bisa Hariswan selamatkan malam itu:

kekalahan.

Page 137: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 137

Tiga – Ambisi

Detasemen Khusus AT-13 Kepolisian2 baru saja

menyisir rumah Jenderal Permana yang diduga sebagai

dalang peristiwa pembantaian bus Transjakarta dan

pembunuhan presiden Indonesia. Seluruh elemen

masyarakat dapat menonton siaran langsung adegan

tembak-menembak Densus AT-13 di dalam rumah jenderal.

Tetapi, siapa yang mereka tembaki? Tidak ada.

Mereka hanya memuntahkan peluru ke sembarang tempat

agar orang percaya bahwa mereka sedang memberantas

teroris—lagipula, siapa yang melihat mereka melakukan

aksi koboi di dalam rumah? Tidak ada.

2 Detasemen Khusus AT-13 atau Densus AT-13 adalah detasemen fiktif dalam kisah Lost Bastard—tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Detasemen ini merupakan kesatuan elit kepolisian yang bertugas untuk menangani terorisme lokal dengan cepat, tepat, dan akurat.

Page 138: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

138 BIMA WHYNOT

Mengapa mereka membuang-buang peluru untuk

sebuah ketiadaan? Komandan kepolisian yang memberi

perintah. Ia terkejut ketika pimpinan penggerebekan

mengatakan bahwa semua orang telah mati dan mulai

mengeluarkan bau tak sedap. Masalahnya, jurnalis dari

berbagai media—mereka mendapatkan informasi dari

warga sekitar yang melihat kedatangan Densus AT-13—

sudah berkumpul di komplek lokasi kejadian, sangat ganjil

jika Densus AT-13 membawa mayat keluar rumah tanpa

adanya suara tembak-menembak. Mereka pasti

berspekulasi aneh-aneh jika sampai hal itu terjadi.

Akhirnya, sang komandan menyuruh seluruh anak

buahnya untuk berpura-pura melakukan aksi tembak-

menembak di rumah Jenderal Permana. Ia pikir pihak

intelijen sudah melakukan penggerebekan lebih awal, jadi ia

tidak begitu mempermasalahkannya. Lagipula, ia juga

menginginkan tim Jenderal Permana ‘dibabat habis’.

Setelah terjadi pertempuran palsu selama sekitar

tujuh belas menit, Densus AT-13 pun keluar dan membawa

Page 139: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 139

beberapa kantong jenazah sebagai bukti bahwa mereka

menumpas teroris dengan efektif. Tidak ada wartawan

yang boleh mendekat, sehingga tak ada yang tahu bahwa

seluruh jenazah itu sudah berumur satu malam di dalam

rumah. Para warga dan siapapun yang tidak berurusan

dengan penggerebekan malam itu dijauhkan sejauh lima

ratus meter dari TKP.

Karena aksi heroik itu, Densus AT-13 dianggap

sebagai pahlawan. Mereka dianggap mampu membalaskan

dendam atas kematian presiden dan orang-orang tak

bersalah. Rakyat puas ditimang oleh kebohongan tersebut,

para demonstran anti-AS pun sedikit demi sedikit hilang—

sebagian dari mereka merasa bersalah karena menuduh AS

sebagai dalangnya, sebagian lagi merasa sudah tidak

bersemangat lagi berdemonstrasi.

Hubungan AS-Indonesia pun membaik, namun

pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Presiden

Yarisman—yang sebelumnya menjabat sebagai wapres

sebelum presiden dibunuh—memutuskan untuk membatasi

Page 140: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

140 BIMA WHYNOT

kerja sama dengan AS dalam rangka ‘menjadi negeri yang

mandiri’. Padahal, jauh di lubuk hati yang terdalam,

Yarisman melakukannya karena menyadari ada pihak yang

tak senang dengan hubungan AS-Indonesia.

Presiden AS dapat memaklumi hal tersebut

mengingat situasi antara dua negara baru saja tenang. Ia

juga menjadi sedikit paranoid atas tragedi ‘balas dendam’

yang terjadi di SMA San Maria, ia tak pernah menyangka

bahwa pemberontak di Indonesia berani dan sanggup

melakukan pembantaian seperti itu. Dengan adanya

pengalaman pahit seperti itu, ia memutuskan untuk

menjaga jarak dengan Indonesia.

Pada intinya, Mad Bulldog berhasil membuat

hubungan Amerika dan Indonesia meregang; Indonesia

dibuat geram dengan tragedi bus Transjakarta, sedangkan

Amerika dibuat paranoid atas tragedi pembantaian San

Maria. Hebat. Rencananya berjalan mulus.

Kini, tersisa satu orang anggota Jenderal Permana

yang masih menjadi menjadi buron. Tentu saja, Hariswan.

Page 141: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 141

Hidupnya tak tenang, ia harus berpindah tempat dari satu

lokasi ke lokasi lain untuk menghindari kejaran aparat.

Sudah hampir sebulan ia diburu oleh seluruh aparat

keamanan di Indonesia.

Tetapi, Hariswan tetap tenang. Tampaknya ia sudah

terbiasa dengan keadaan tersebut. Tak ayal, ia pun harus

tidur di tempat-tempat yang tak terduga, seperti di kolong

jembatan, di atas pohon, hingga di gorong-gorong. Jika

bertemu dengan aparat yang mengenali wajahnya,

terkadang ia tak bisa menghindar dan terpaksa harus

bertarung. Hebatnya, ia selalu lolos dan menang.

Pertarungan biasanya hanya berlangsung selama beberapa

detik—tinjunya benar-benar berbahaya untuk orang-orang

yang tak dilatih untuk menahan hantaman keras.

Malam itu, Hariswan mendapatkan tempat

beristirahat yang cukup ideal. Ia singgah di sebuah gedung

yang telah ditinggalkan akibat kebakaran. Sambil menatapi

kilauan cahaya dari gedung-gedung yang menjulang,

Hariswan menikmati sebatang rokok filter yang dibelinya di

Page 142: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

142 BIMA WHYNOT

warung kaki lima. Tentu saja tak ada yang mencurigainya, ia

berdandan layaknya pengemis.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah dari

kejauhan. Hariswan segera mengeluarkan pistol revolver

yang dicurinya dari seorang polisi. Begitu sosok misterius

itu terlihat, Hariswan segera membidikkan senjatanya.

“Maju selangkah, itu akan jadi nyawa terakhirmu,” ucapnya

tenang.

“Tenang, Kapten Hariswan. Kau pasti mengenal

suaraku. Aku kawan, bukan lawan,” jawab sosok misterius

tersebut, tampaknya ia adalah seorang pria yang sudah

cukup tua.

“Puh!” Hariswan menurunkan bidikannya. Ia kembali

menghisap rokoknya. “Bagaimana caranya kau bisa

menemukanku di sini?”

“Kulihat kau baru saja merubuhkan dua orang

polantas yang mencoba menghentikanmu. Jadi, kuikuti saja

Page 143: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 143

kau sampai ke sini,” pria itu menampakkan dirinya,

wajahnya mulai jelas disorot sinar rembulan.

“Dan? Kau membawa pasukan ke sini untuk

menangkapku secara diam-diam dan mengurungku di

taman safari?”

“Aku tidak membawa siapa-siapa ke sini, Hariswan.

Aku sendirian. Lagipula aku sudah tidak memiliki pasukan

seperti dulu kala,”

“Mengapa aku harus percaya padamu, jenderal? Kau

pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia. Jadi kupikir

bisa saja kau memanggil Kopassus ke sini untuk

melumatkanku seperti perkedel,”

“Memang...”

Mengejutkan. Jenderal Yono rupanya, ia adalah

mantan presiden Indonesia. Kini ia menjadi dosen di salah

satu perguruan tinggi dan masih aktif mengamati kegiatan

politik di Indonesia. Meski sudah tidak memiliki kuasa atas

seluruh aparat, namun ia masih memiliki beberapa orang

Page 144: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

144 BIMA WHYNOT

terpercaya yang bersedia membeberkan informasi politik

kepadanya.

“Tetapi aku bukan presiden lagi, Hariswan. Kau tahu

bagaimana rantai komando berjalan. Aku adalah warga

negara biasa sekarang, komandoku takkan berlaku kepada

aparatur negara,” lanjut sang jenderal.

“Puh, terserahlah. Untuk kali ini aku percaya saja.

Tetapi, aku sedang tak ingin kedatangan tamu. Pergilah,

jenderal. Jika kau kemari untuk menghiburku, maka kau

telah melakukan hal yang sia-sia,”

“Aku tahu kau berakhir di sini karena Syamsul ‘kan?

Bulldog tua itu?” Jenderal Yono berjalan tenang ke arah

Hariswan sambil menyilangkan kedua tangannya di balik

punggung.

Hariswan menatap jenderal sejenak, kemudian

memalingkan pandangannya kembali. “Jika kau punya

sesuatu yang menarik soal Mad Bulldog, ceritalah. Jika

tidak, pulanglah,”

Page 145: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 145

“Kau tahu, nak? Sesungguhnya aku tidak

kontradiktif terhadap misi Syamsul. Tujuannya baik, ia ingin

menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri. Tetapi,

mungkin caranya terlalu ekstrem,”

“Aku juga tidak. Aku tidak berniat

menghentikannya, hanya berniat menghentikan

peperangan antara Indonesia dengan Amerika,”

“Hehe,” Jenderal Yono duduk di samping Hariswan.

“Kita hidup di era dimana penjahat tidak selalu buruk.

Mereka bisa jadi merupakan orang-orang yang memegang

teguh kebenaran,”

Hariswan kembali menatap wajah jenderal dengan

sinis. “Kau datang jauh-jauh kemari hanya untuk

memberikanku filosofi murahan seperti itu? Itu ‘sih bisa

kudapatkan dari snack yang biasa kubeli sewaktu SD—

biasanya ada hadiah berupa kata-kata mutiara. Untuk apa

mantan orang nomor satu datang kemari hanya untuk

memberikanku kuliah seperti demikian?”

Page 146: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

146 BIMA WHYNOT

“Intinya aku datang kemari untuk mengatakan

bahwa meskipun tujuan Mad Bulldog baik, namun jika

dikerjakan dengan cara yang salah makanya hasilnya tetap

salah. Aku yakin kau sependapat denganku, kapten. Kau

mau kembali bekerjasama denganku?” Jenderal Yono

menyodorkan tangannya.

“Bekerjasama, pak mantan presiden? Apa-apaan ini?

Mengapa aku begitu berarti di mata para jenderal?

Lagipula, aku sudah membunuh Jenderal Permana dan

semua orang yang bekerja padanya. Kau mau menjadi

korban selanjutnya dan membebani aku dengan hukuman

yang jauh lebih berat?”

“Kau tidak membunuh Jenderal Permana, Mad

Bulldog yang melakukan itu—”

“Apa bedanya? Ia mempercayaiku dan aku

mengkhianati kepercayaannya dengan pergi di saat yang

genting. Dan aku membunuh Briptu Marsha... aku tak mau

menjadi bencana lagi untuk orang lain.

Page 147: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 147

“Lagipula, kau ke mana selama aku bekerja dengan

Jenderal Permana? Diam di sofa empukmu itu sambil

menikmati hasil kekayaan yang melimpah?”

Jenderal Yono menghela napas. “Kupikir kalian akan

berhasil. Jadi, kuanggap kalian telah mengambil jatah

tugasku dan akan menghajar keparat tersebut,”

“Oh, jadi begitu? Kau hanya mengerami telur di

sarang tercintamu sambil melihat temanmu dimasukkan ke

dalam karung mayat di layar televisimu!”

“Selalu ada hal-hal tak terduga, kapten.

Kedatanganku ke sini bukan untuk beradu argumen

denganmu, tetapi ingin memburu Mad Bulldog atas darah

Jenderal Permana,” Jenderal Yono mencoba meyakinkan

Hariswan dengan wibawanya.

Hariswan tertegun. Ia menghisap rokoknya dan

berpikir sekali lagi untuk menerima tawaran dari Jenderal

Yono.

Page 148: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

148 BIMA WHYNOT

“Sebagai informasi, ia menanam orang-orangnya di

kursi pemerintahan. Tetapi, orangku baru menemukan satu

yang benar-benar terkoneksi dengan Mad Bulldog. Ia duduk

di Komisi III DPR-RI saat ini.

“Kau tahu? Jika orang ini berada di kursi

pemerintahan, berarti mendapatkan komando langsung

dari Mad Bulldog. Mad Bulldog itu cerdik, takkan mungkin

melepas agennya begitu saja, ia selalu bermain cantik di

belakang layar.

“Jadi, kupikir jika kita bisa membuat orang ini buka

mulut, kita bisa melacak Mad Bulldog ke manapun ia pergi,”

Hariswan membuang rokoknya ke atas lantai dan

menginjaknya. “Kau berbicara seakan-akan mudah untuk

mendekati orang tersebut. Apa kau tidak memikirkan resiko

yang akan kau tanggung? Bagaimana jika Mad Bulldog

mencium keberadaanmu dan membantaimu seperti

Jenderal Permana?”

Page 149: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 149

“Kita ini pejuang, kapten. Selalu ada resiko di mana

kita akan terbunuh. Tetapi, itu semua tergantung pada kita

‘kan? Bunuh atau dibunuh. Aku lebih memilih membunuh

daripada dibunuh,”

“Fwahahaha! Kau pandai berbicara, jenderal. Tetapi

kau terlalu percaya diri,” Hariswan bangkit dari tempat

duduknya, ia memutar-mutar pinggangnya untuk

menghilangkan pegal.

“Aku percaya diri jika kau mau bekerjasama

denganku seperti dulu kala. Aku punya rencana dan itu

membutuhkan orang terlatih,”

“Lha? Orangmu ke mana? Kau tidak melatihnya?”

“Pengalaman dalam bertempur masih minim,

mereka belum bisa diandalkan untuk ‘menyeberangi’

kematian sepertimu,”

Page 150: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

150 BIMA WHYNOT

“Duo Bunglon3 bagaimana? Gama dan Amanda? Aku

rasa mereka dapat menyelesaikan tugas ini lebih cepat

dariku. Si Gama itu mantan Sandi Yudha terbaik dan

Amanda adalah mantan petarung Raider yang mematikan.

Kurang apa mereka?”

“Mereka berada di ujung dunia dan sulit dikontak,

sepertinya tidak tertarik untuk mengurus masalah ini.

Lagipula aku tidak kenal dekat dengan mereka.

“Ayolah, Hariswan. Ini demi nama baikmu juga. Kau

mau namamu bersih ‘kan? Aku bisa melakukan itu asalkan

kau mau bekerjasama kembali denganku,”

“Fufufu, rayuanmu maut, jenderal. Baiklah, kau

mendapatkanku. Tetapi ingat: aku tak ingin kita bergerak

dengan pasukan besar seperti mau membuat pesta

kembang api. Bagaimana? Berani?”

“Aku justru merencanakan seperti itu,”

3 Bunglon merupakan seri novel action Bima Whynot yang berkisah mengenai mantan prajurit yang ahli dalam penyamaran.

Page 151: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 151

“Heheh, siapkan fisikmu kalau begitu, jenderal!”

“Jangan meremehkanku karena aku tua. Aku masih

bisa menghancurkanmu dari jarak satu kilometer, bahkan di

saat kau sedang mengendarai Ducati,”

“Ohoho, menyombong kau. Tetapi sekarang kau

tidak sedang bermain-main dengan Barrett M82 atau

semacamnya, itu artinya aku bisa menghancurkanmu saat

ini juga. Kau lupa aku mengantongi revolver saat ini?”

“Hahaha. Baiklah. Kita mulai esok hari kalau begitu,

jangan lupa bangun pagi, prajurit!”

“Katakan itu kepada dirimu sendiri. Aku tidur di atas

batu, mana mungkin aku tidak bangun pagi?”

Jenderal Yono tertawa. Ia pun mengakhiri

perbincangannya dengan Hariswan. Meski begitu, ia

sesungguhnya baru saja memulai rencana yang sebenarnya:

merangkak di atas kekalahan.

****

Page 152: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

152 BIMA WHYNOT

Siang itu, sang mantan presiden turun dari mobilnya

di depan pintu masuk sebuah hotel bintang lima. Melihat

kejadian ini, para pegawai hotel yang sedang berdiri kokoh

di depan pintu segera menyambut Jenderal Yono dengan

hangat; mereka menghormat dan mengawalnya berjalan ke

meja resepsionis.

Setelah mengurus administrasi hotel, jenderal

segera diantar ke kamarnya didampingi oleh seorang bell

boy. Di sampingnya, berdiri tegap seorang pengawal yang

setia menemani ke manapun jenderal pergi. Wajahnya

beringas dan tubuhnya kekar; hanya dengan tatapannya, ia

mampu membuat semua orang menjaga jarak dari Jenderal

Yono.

Meski begitu, semua orang yang berpapasan dengan

jenderal tak segan untuk menyapa. Jenderal pun

melemparkan senyumannya sambil melambaikan tangan.

Siapa tak suka diberikan senyuman oleh mantan orang

nomor satu di Indonesia?

Page 153: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 153

Jenderal Yono tiba di kamarnya, ia kemudian

memberikan tip dua kali lipat kepada bell boy dan menutup

pintu. Kini, ia tinggal berdua dengan pengawalnya yang

setia. “Bagus sekali, Firman. Wajah sangarmu itu cukup

untuk membuat orang tidak mengerubungiku seperti

martabak, hehe,” ujar jenderal kepada pengawalnya yang

berwajah seram tersebut.

“Ya, pak. Rupanya rencana kita ampuh. Padahal

saya ‘kan lemah lembut,”

“Hehe. Baiklah, kita langsung ke inti permasalahan.

Kita punya waktu sekitar satu jam lagi. Pastikan bahwa kau

bisa menembus keamanan jaringan hotel tanpa terdeteksi,”

“Siap, pak. Serahkan urusan itu padaku,”

“Bagus, sementara itu saya harus memastikan dua

maestro kita sudah berada di posisi,” Jenderal Yono

mengeluarkan ponselnya dan memasang earphone nirkabel

di telinganya. Ia mencoba menghubungi dua orang secara

bersamaan.

Page 154: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

154 BIMA WHYNOT

“Jenderal...” seseorang menjawab telepon, entah

siapa.

“Kashmir, mari kita tunggu Hariswan. Ia belum

mengangkat teleponnya,” Kashmir rupanya, salah seorang

anak buah Jenderal Yono yang bertugas di lapangan.

“Baik, jenderal,”

Tak lama kemudian, terdengar suara orang

mengangkat telepon. Hariswan pastinya. “Ya, pak?”

“Oke, semua sudah terhubung. Laporkan keadaan

kalian saat ini. Kita hanya memiliki waktu sekitar satu jam

sampai target tiba di lokasi. Dimulai dari Kashmir,

bagaimana keadaanmu?”

“Tidak ada gangguan, pak. Aku sudah berada di

posisi, tinggal menunggu target keluar ruangan,” terang

Kashmir.

“Bagus. Bagaimana denganmu, Lost Bastard?”

Page 155: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 155

“Situasi aman terkendali. Tinggal menunggu

perintah, pak,” jawab Hariswan santai.

“Bagus. Semua berjalan sesuai rencana. Kashmir,

kami tinggal menunggu aba-aba darimu...”

“Baik, jenderal. Laksanakan,” Kashmir kemudian

menutup sambungan teleponnya.

“Dan kau Hariswan, jaga penyamaranmu, jangan

sampai terkuak oleh orang lain,”

“Fufu, kau ini. Aku bukan prajurit yang baru lulus

akademi kemarin sore,” Hariswan menyanggah.

“Ingat, sobat. Kau orang nomor satu dalam daftar

pencarian aparat saat ini. Jika kau mau bertemu dengan

Mad Bulldog, kuminta kau untuk waspada dengan orang-

orang di sekitarmu,”

“Ya, ya, ya. Terserah kau saja,” Hariswan kemudian

memutus sambungannya.

“Semua baik-baik saja, pak?” tanya Firman.

Page 156: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

156 BIMA WHYNOT

“Tentu,” jenderal menyilangkan kedua tangannya di

balik punggung. “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita

akan bertemu Mad Bulldog sesuai dengan rencana,”

“Aku takkan meragukannya, pak,”

“Mad Bulldog... bajingan tua itu benar-benar tak

pernah kalah,” bisik jenderal. Ia menggeleng-gelengkan

kepala sambil termenung menatapi langit jingga di balik

jendela kamarnya.

Rupanya ia merencanakan penyergapan terhadap

seorang anggota Komisi III DPR-RI yang tergabung dalam

lingkaran setan Mad Bulldog. Dengan rencana tersebut, ia

berharap dapat membuat Mad Bulldog keluar dari

sarangnya.

****

Tak terasa, sudah satu jam berlalu. Jenderal Yono

yang sedang beristirahat di atas sofanya itu dikejutkan oleh

suara ponsel yang begitu nyaring. Ia segera memasang

Page 157: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 157

earphone-nya dan mengangkat telepon tersebut.

“Kashmir...”

“Jenderal, target sudah bergerak. Ia hanya dijaga

oleh tiga orang pengawal, sesuai dengan rencana,”

“Bagus, berapa waktu yang kupunya?”

“Dengan situasi lalu lintas saat ini, Anda memiliki

waktu sekitar lima belas menit,”

“Kerja bagus, Kashmir. Sekarang keluarlah kau dari

sana,”

“Baik, jenderal,”

Sambungan pun terputus. Jenderal segera bangkit

dari tempat duduknya dan menatap Firman yang masih

berkutat dengan laptop-nya. “Firman...”

“Sudah saatnya, pak?”

“Yep! Bekukan semua kamera sekarang,”

“Siap. Tidak masalah, pak!”

Page 158: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

158 BIMA WHYNOT

Firman mengetikkan beberapa baris kode di

komputernya dan mengakhirinya dengan menekan tombol

ENTER. Kode itu memberikan efek luar biasa kepada

seluruh kamera CCTV yang menjadi mata di setiap sudut

hotel. Apa yang terjadi? Semua kamera ‘beku’ dan hanya

menampilkan satu gambar statis. Dengan begitu, Jenderal

Yono dapat bergerak sesukanya tanpa harus khawatir akan

terekam oleh kamera.

“Selesai, pak. Kau bisa bergerak sekarang,” ujar

Firman yakin.

“Bagus sekali...” jenderal mengambil tas jinjingnya.

“Sekarang lakukan tugasmu berikutnya: pastikan tidak ada

orang yang mengikutiku,”

“Siap,” Firman mengiyakan. Ia segera membereskan

peralatannya dan bangkit dari tempat duduknya.

“Sekarang mari hubungi Hariswan...” sambil

berjalan, jenderal mencari kontak Hariswan dan segera

meneleponnya. “Hariswan...”

Page 159: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 159

“Ya, pak?”

“Estimasi lima belas menit. Bersiaplah. Aku sedang

bergerak ke atas,”

“Diterima, aku bergerak sekarang,”

“Ah, Hariswan!”

“Apa lagi, jenderal?”

“Berhati-hatilah, keberhasilan operasi ini ditentukan

olehmu,”

“Katakan itu kepada dirimu sendiri. Jika

tembakanmu meleset, semua akan kacau balau. Mad

Bulldog akan meratakan kita dengan tanah,”

“Hehe, baiklah,” jenderal menutup sambungannya.

Ia pun bergegas menuju lantai atas, ke atap hotel tepatnya.

Sementara itu, Firman akan berjaga di bawah untuk

mengawasi setiap orang yang berlalu di sekitar tangga.

Jenderal Yono membuka tas jinjingnya. Rupanya tas

itu menyimpan bagian-bagian senapan yang telah dipisah.

Page 160: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

160 BIMA WHYNOT

Ia pun merakit senapan khususnya dan menunggu

mangsanya datang. Matanya sudah bersiap di belakang

teropong pembidik dan jari telunjuknya sudah siap

menekan pelatuk.

Seharusnya tinggal semenit lagi hingga target tiba di

lokasi. Akan tetapi, jenderal belum melihat tanda-tanda

kedatangan sang target. Ia terus mengamati jalan raya,

namun belum terlihat mobil target berlalu. Apakah sang

target mengetahui rencananya? Jenderal mulai waswas.

Tidak. Kekhawatiran jenderal tidak jadi membesar.

Mobil target akhirnya terlihat. Jenderal Yono segera bersiap

dengan senapannya. Ia berniat untuk menembak mobil

yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi tersebut.

“Tenang, Yono. Kau hanya butuh satu peluru, kau hanya

butuh satu peluru,” bisiknya untuk dirinya sendiri.

Page 161: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 161

“ZING!” timah panas pun melesat kencang dari

senapan Jenderal Yono. Tidak ada suara letusan, senapan

khusus itu rupanya dirancang dengan supressor4.

“BANG!” peluru itu tepat mengenai kap mobil dan

melubanginya. Sang supir terkejut setengah mati oleh

tembakan tersebut, ia hampir kehilangan kendali mobilnya.

Menyadari adanya bahaya mengintai, ia pun segera

menancap gas untuk meninggalkan lokasi tersebut.

Sayangnya, peluru itu berhasil menghancurkan mesin mobil

sehingga mobil pun mogok.

Di saat yang bersamaan, seorang polisi lalu lintas

yang melintas di belakang mobil sang target juga terkejut

oleh gerakan tiba-tiba yang dilakukan oleh mobil di

depannya. Ia pun berusaha menghindar dan terjatuh dari

motornya.

“Pak, ayo keluar dari sini! Cepat!” seorang pengawal

keluar dari mobil dan berusaha melindungi sang target

4 Peredam suara

Page 162: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

162 BIMA WHYNOT

sambil melihat ke arah datangnya tembakan. Tak lama

kemudian, target pun keluar dari mobil didampingi dengan

tiga orang pengawalnya.

Seorang polantas yang baru saja terjatuh berusaha

menolong. Ia bangkit dan membidikkan pistolnya ke atap

hotel. “Pak, cepat lari ke gedung itu! Cepat!” seru sang polisi

sambil menunjuk ke gedung yang berada di seberang hotel.

“BLAM! BLAM!” polisi itu lantas melepaskan

tembakan beberapa kali ke arah datangnya tembakan. Ia

tidak menembak dengan tepat sebenarnya, hanya

memberikan tembakan ancaman kepada sang penembak

jitu yang berada di atap hotel.

“Bodohnya, dengan pistol revolver itu masih

berharap mengenaiku,” bisik Jenderal Yono. Ia pun

membereskan peralatannya dan menyimpannya kembali di

dalam tas jinjing. Tak lama, ia pun pergi.

Semua berjalan sesuai dengan rencana, jenderal pun

turun dan menemui Firman. “Tak ada yang berlalu?”

Page 163: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 163

“Ada, satu-dua orang. Tapi mereka tidak curiga,”

bisik Firman.

“Bagus. Setibanya di kamar, hidupkan kembali

semua kamera. Tugas kita sudah selesai,”

“Baik, pak. Bagaimana dengan Hariswan?”

“Heheh, orang sepertinya tak perlu dikhawatirkan,”

Sementara itu, sang target terlihat masih panik.

Kepanikannya itu tentu membuat masyarakat sekitar ikut

resah. Mereka berlari tunggang-langgang dan berteriak-

teriak meminta pertolongan karena takut terkena peluru

nyasar.

Tetapi target tak peduli, ia lebih khawatir dengan

nyawanya. Ia pun akhirnya berlari memasuki gedung

perkantoran yang terletak tepat di seberang hotel. Ia

dikawal oleh tiga orang pengawal resmi dan seorang

polantas yang ikut membantunya melarikan diri dari lokasi

kejadian.

Page 164: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

164 BIMA WHYNOT

Sang polantas menuntun orang-orang pemerintahan

tersebut. Hingga akhirnya, tibalah mereka di sebuah lorong

menuju pintu keluar darurat. Begitu tiba di lorong tersebut,

sang polantas segera mengunci pintu dan melepas

helmnya.

“Pak, ke mana lagi ini?!” tanya salah seorang

pengawal panik.

“Ke akhirat,” jawab sang polantas santai.

Sesaat kemudian, polantas tersebut memukulkan

helmnya kepada seluruh pengawal yang menjaga sang

target. Benar-benar tak terduga. Para pengawal yang tak

siap itu langsung berjatuhan dalam sekejap mata. Pingsan.

Begitupun dengan sang target, ia berhasil dijatuhkan meski

tak sampai pingsan.

Seorang pengawal yang masih sadar segera

mengeluarkan pistolnya dan berusaha menembakkannya

ke arah sang polantas. Tetapi, polantas itu bukan orang

Page 165: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 165

biasa. Ia segera melucuti senjata sang pengawal dan

menumbukkan kepalanya ke dinding hingga pingsan.

Kini tersisa sang target yang masih berusaha bangkit

dan melawan. “WUSH!” ia melayangkan tinjunya kepada

polisi misterius tersebut, namun berhasil dihindari. Polantas

itu melawan balik, ia melepaskan tinjunya beberapa kali

kepada sang target kemudian membantingnya ke atas ubin.

“BRUGH!” terdengar jelas bunyi punggung sang

target membentur ubin. Tak puas dengan serangan

tersebut, sang polantas kembali mengambil helmnya dan

membantingnya tepat di atas lutut sang target.

“AAAAA!” target berteriak sangat keras, tempurung

lututnya sepertinya bergeser karena serangan sang

polantas. Ia pun menghujat dan mengutuk perbuatan si

polisi berkali-kali, kata-kata kasar pun keluar dari mulutnya

begitu lancar, seperti muntah.

Polantas itu tak peduli, ia kemudian menginjak

tangan sang target dan menggenggam tempurung

Page 166: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

166 BIMA WHYNOT

kepalanya. “Hei, lihat kemari! Lihat kemari! Kau bisa

dituntut karena menghina aparat keamanan. Jangan

lakukan itu, kasihan mamamu di rumah,” ujar polisi

misterius tersebut.

“Aaaagh! Aku tidak peduli! Bangsat!”

“Heheheh, menyenangkan sekali bisa menangkap

salah satu orang kepercayaan Mad Bulldog yang duduk di

kursi DPR,”

“Aku takkan memberitahu apapun tentang Mad

Bulldog. Lagipula, aparat yang asli akan datang kemari! Kau

akan mati, Hariswan! Mati!”

Hariswan. Rupanya polantas itu adalah Hariswan. Ia

sengaja menyamar agar bisa mendekati sang target.

Wajahnya memang berubah, apalagi ia menggunakan

kumis dan jambang palsu. Jika dilihat dari jauh, ia sama

sekali tak tampak seperti Hariswan.

“Aku ke sini bukan untuk menanyai di mana Mad

Bulldog. Aku ke sini untuk menanyai siapa saja anak buah

Page 167: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 167

Mad Bulldog yang berada di kursi pemerintahan selain

dirimu. Paling tidak tiga orang saja kau sebutkan,”

“Cium pantatku, Hariswan!”

“Ah, baiklah. Kau tidak mau memberitahuku.

Lagipula itu hanya pertanyaan opsional,” Hariswan

kemudian memegangi tengkuk sang target.

“K-kau mau apa?!”

“Membunuhmu ‘lah! Apa lagi? Kau pikir aku di sini

untuk menanyai merek kolormu?” Hariswan mulai menekan

tengkuk sang target.

“A-ah! Baik! Baik! Bowo Margana, David Silalahi, dan

Pandu Wiryono! Aku sudah beritahu, jangan bunuh... aku

punya anak dan istri di rumah,”

“Bagus,” Hariswan melonggarkan cengkeramannya.

“Siapa mereka? Apa tugas mereka? Dan apa rencana Mad

Bulldog?”

Page 168: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

168 BIMA WHYNOT

“M-mereka menjadi pemain utama Mad Bulldog di

kursi pemerintahan. Siapapun yang terpilih menjadi

pemimpin negara Indonesia harus berlandaskan ideologi

yang dibawa oleh Mad Bulldog, itulah mengapa mereka ada

di sana,”

“Satu pertanyaan lagi, siapa yang membunuh

Jenderal Permana dan teman-temannya beberapa minggu

lalu? Benarkah polisi dan Densus AT-13 yang

melakukannya?”

Pria itu tak menjawab, ia ragu menjawabnya.

Tampaknya ia menyembunyikan sesuatu dari peristiwa

besar tersebut.

Tak lama kemudian, terdengar sekelompok orang

berlari mendekati posisi Hariswan dan sang target. Waktu

yang dibutuhkan untuk interogasi tinggal sedikit, tersisa

satu pertanyaan belum terjawab.

“Aku tidak punya banyak waktu, keparat. Siapa yang

membunuh Jenderal Permana atau aku buru anak dan

Page 169: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 169

istrimu sekarang!” seru Hariswan sambil mencengkram

leher sang target.

“Kau sudah tahu siapa orangnya, Hariswan…” jawab

sang pria luruh.

“Mad Bulldog? Kolonel Syamsul Arif?”

Pria itu mengangguk perlahan.

“JAWAB!”

“Y-ya…”

“Bagus, terima kasih atas waktumu, semua

ocehanmu sudah kurekam. Jadi, kau bisa tidur nyenyak

sekarang,” Hariswan menarik kepala sang target dan

membenturkannya ke ubin. Target pun pingsan seketika.

Tak lama kemudian, datang segerombolan orang

yang berniat menyelidiki lokasi pelarian Hariswan dan sang

target. Begitu tiba di depan pintu lorong, mereka terkejut

melihat anggota Komisi III DPR-RI terbaring lemah di atas

lantai ditemani oleh seorang berseragam polisi. Pria

Page 170: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

170 BIMA WHYNOT

pemerintahan itu terlihat tak sadarkan diri sementara sang

polisi justru bangkit dengan tenang.

Melihat keganjilan tersebut, para penyelidik pun

panik dan berusaha membuka pintu besi yang menghalangi

mereka. Sayangnya, pintu tersebut terkunci rapat dan

sangat sulit untuk didobrak.

Hariswan melirik ke arah pintu dan tertawa

mengolok. Ia puas karena tak ada yang bisa menembus

pertahanannya. Ia pun melenggang santai meninggalkan

lorong dan semua lawannya yang tak sadarkan diri.

Hari itu, Hariswan membawa oleh-oleh yang besar:

hasil interogasi salah satu pion Mad Bulldog.

****

Tiga hari setelah operasi rahasia Jenderal Yono dan

Hariswan berjalan mulus, berita mengenai ‘borok’ Mad

Bulldog mulai tersebar ke khalayak umum. Jenderal Yono

Page 171: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 171

menyebarkan rekaman tersebut ke seluruh media dan

mereka menyiarkannya sebagai berita utama.

Rakyat Indonesia kembali dilanda oleh kebingungan.

Pertama, mereka berhasil dihipnotis oleh penyataan Kapolri

bahwa Jenderal Permana merupakan aktor utama

pemberontakan terhadap presiden. Kini, mereka

mendengar versi lain yang menyebutkan bahwa Kolonel

Syamsul Arif alias Mad Bulldog merupakan dalang di balik

kekacauan yang terjadi beberapa bulan belakangan,

termasuk pembunuhan presiden.

Rasa percaya rakyat mulai goyah, mereka pun

sedikit demi sedikit mulai mengabaikan kasus ini dan

menganggapnya sebagai ‘permainan elit politik’. Tidak

masalah, Jenderal Yono memang tidak berencana untuk

membuat rakyat percaya, tetapi ia hendak membuat

masyarakat menjadi bersikap netral atas kasus ini. Ia ingin

urusannya dengan Mad Bulldog bersifat pribadi dan tidak

melibatkan rakyat.

Page 172: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

172 BIMA WHYNOT

Kapolri bingung dan berusaha menutup-nutupi hal

ini. Ia tak ingin citra kepolisian menjadi buruk karena

dianggap sebagai alat konspirasi. Sesungguhnya, ia sendiri

sulit mempercayai bahwa Mad Bulldog adalah dalang di

balik semua kekacauan, karena menurut intel kepolisian,

Kolonel Syamsul alias Mad Bulldog telah berstatus K.I.A5.

Di tempat lain, Mad Bulldog duduk bertopang dagu

di belakang meja kerjanya, matanya fokus menatap layar

televisi. Ada sedikit perasaan tidak percaya atas peristiwa

yang baru saja menimpa anak buahnya—seorang anggota

Komisi III DPR-RI. Ia semakin sadar bahwa Hariswan bukan

perkara kecil, mantan prajurit baret jingga itu telah

membuat namanya kembali mencuat di semua media.

Tak ingin mendengar namanya disebut lebih

banyak, Mad Bulldog mematikan televisinya. Ia kemudian

memanggil salah satu anak buahnya, Toni. “Toni,

kemarilah. Aku perlu bicara denganmu,” ujarnya melalui

mikropon.

5 Killed In Action

Page 173: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 173

Tak lama kemudian, anak buah yang bernama Toni

tersebut masuk ke dalam ruangan Mad Bulldog. “Bos, kau

memanggilku?”

“Ya, aku memanggilmu. Apa suaraku kurang jelas?”

“J-jelas, bos…”

“Bagus. Kau sudah menonton berita?”

“Sudah, bos. A-aku pikir kita ketahuan, bos.

Hariswan melebihi perkiraan kita,”

“Benar, aku jadi semakin yakin bahwa Hariswan

bukan kecoak seperti Jenderal Permana dan teman-

temannya. Orang ini ahli bertempur dan bertahan hidup,

seluruh aparat keamanan sudah mencarinya tetapi tak ada

hasil. Kau bisa bayangkan itu?”

“Tentu, kolonel. M-mohon maaf sebelumnya,

bukankah aku sudah pernah memperingatkanmu soal

Hariswan? Kami semua mengkhawatirkannya dan kau tetap

mengatakan bahwa semua sesuai dengan rencana,”

Page 174: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

174 BIMA WHYNOT

“Benar, Toni. Kita memang tidak perlu terlalu

mengkhawatirkannya,” Mad Bulldog berdiri dari tempat

duduknya, ia kembali menyatakan pendiriannya tentang

Hariswan. “Sebenarnya aku memanggilmu ke sini hanya

untuk menanyakanmu suatu hal: ingatkah kau terhadap

pistol revolver yang waku itu kuberikan kepadamu sebagai

simbol untuk menghabisi Hariswan?”

“A-aku ingat, bos… tetapi rencana cadangan untuk

mengalihkan Hariswan kepada agen CIA membuatku harus

menunda pelaksanaan eksekusi terhadapnya,”

“Ya, tetapi rencana cadangan itu sudah berlalu dan

awalnya kupikir aparat keamanan bisa melakukan tugasnya

dengan efektif. Rupanya mereka tidak bisa diandalkan. Jadi,

simbol itu kuaktifkan kembali. Aku percayakan nyawa

Hariswan kepadamu: bunuh dia,”

“Baik, bos. Segera kuatasi,” Toni segera berbalik

arah menuju pintu.

“Eits! Tunggu sebentar, aku belum selesai bicara,”

Page 175: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 175

“Ah, maaf, bos…”

Mad Bulldog tertawa, ia kemudian mengajak Toni

bersantai di mejanya sambil menikmati secangkir teh

hangat. Mungkin ia hendak menyampaikan beberapa

wejangan kepada Toni sebelum melumatkan Hariswan,

karena lawannya ini benar-benar bukan orang biasa.

****

Menanggapi rekaman misterius yang disebarkan

Jenderal Yono kepada media membuat Presiden Yarisman

kebingungan. Ia merasa malu, citranya dirusak oleh sebuah

berita yang ‘plin-plan’; beberapa waktu lalu dikatakan

Jenderal Permana adalah dalang kekacauan, kini muncul

bukti rekaman yang menunjukkan bahwa Kolonel Syamsul

adalah dalang yang sebenarnya.

Rakyat dapat memaklumi hal tersebut, tetapi

mereka telah terlanjur menganggap sang presiden sebagai

orang plin-plan yang tidak punya pendirian. Akhirnya,

Page 176: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

176 BIMA WHYNOT

kepercayaan rakyat pun menurun, lagipula mereka sudah

bosan mendengar dongeng-dongeng politik yang hanya

bermuara pada lautan kekuasaan.

Takut kebijaksanaannya hilang, presiden pun

memerintahkan seluruh dinas intelijen untuk menyelidiki

kasus ini dengan cermat dan tepat. Ia tak ingin salah orang

lagi, ia tak ingin dianggap plin-plan lagi. Perintah untuk

mewaspadai intel palsu juga diperketat, presiden curiga ada

orang-orang yang sering menyebarkan intel palsu sehingga

pemerintah terkecoh dengan taktik si pelaku kejahatan.

Lima hari kemudian, unit Sandi Yudha berhasil

menginterupsi intel palsu yang akan diteruskan kepada

Kapolri. Mereka segera menangkap sang pelaku dan

menyerahkannya kepada pihak intelijen kepolisian untuk

diinterogasi. Dari hasil interogasi, didapatlah nama Rasyid

alias Syamsul Arif alias Mad Bulldog, mantan anggota

Kostrad yang sangat jenius sekaligus pengatur strategi yang

andal.

Page 177: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 177

Tetapi, presiden tak mau cepat percaya. Ia kembali

meminta semua elemen intelijen untuk memeriksa apakah

Mad Bulldog benar-benar terkait dengan kekacauan yang

terjadi. Seluruh badan intelijen mengonfirmasi hal tersebut

secara serentak. Terang saja hal itu membuat presiden

akhirnya mengambil tindakan: buru Mad Bulldog dan

semua kroconya.

Dan dimulailah perburuan terhadap Mad Bulldog.

TNI dan kepolisian bekerjasama untuk menangkap mantan

prajurit jenius tersebut, tak peduli hidup atau mati. Mereka

tahu Mad Bulldog bukan lawan sepele. Meskipun kekuatan

pasukannya tidak sampai satu batalion, tetapi Mad Bulldog

masih ditakuti karena kecerdikannya. Selain itu, ia juga

mantan eksekutor alias pembunuh yang sering bertugas

dalam operasi black ops.

Presiden Yarisman kemudian naik mimbar dan

menyampaikan pidatonya mengenai kekacauan yang sudah

terjadi hampir tiga bulan lamanya. Ia mengucapkan

belasungkawa terhadap keluarga korban bus Transjakarta,

Page 178: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

178 BIMA WHYNOT

keluarga almarhum presiden, dan mengucapkan

permintaan maaf kepada pihak yang dirugikan akibat

keputusannya. Tentu maksudnya adalah Hariswan—ia tak

mau menyebutkannya secara gamblang, tetapi maksudnya

bisa terlihat dari rangkaian pidato yang ia bacakan.

Dua hari setelah deklarasi perang terhadap Mad

Bulldog, Densus AT-13 akhirnya membawa hasil: mayat

Mad Bulldog. Luar biasa, mereka hanya butuh dua hari

untuk meringkus seorang prajurit jenius. Mereka bahkan tak

malu memperlihatkan mayat Mad Bulldog ke hadapan

publik—melalui media tentunya.

Puas dengan hasil yang Densus AT-13 bawakan,

presiden pun memberikan penghargaan kepada seluruh

elemen aparat yang turut serta dalam mengungkap

kebenaran, khususnya orang-orang Densus AT-13 yang

membunuh Mad Bulldog. Sehari setelahnya, ia pun

menutup kasus Mad Bulldog dan dianggap sudah selesai.

Lalu, bagaimana tanggapan rakyat? Mereka biasa-

biasa saja, tidak begitu peduli dengan kisah heroik Densus

Page 179: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 179

AT-13 yang baru saja terjadi. Rakyat sesungguhnya

bingung, siapa yang salah dalam kasus ini; Amerika?

Presiden Yarisman? Mad Bulldog? Atau Hariswan?

Daripada bingung, akhirnya mereka kembali kepada

prinsip dasar: semua yang terjadi di sebuah negara pada

dasarnya telah diridoi oleh negara (pemerintah). Dengan

pemahaman itu, mereka mengambil jalan yang paling

mudah: menyalahkan pemerintah. Siapa lagi yang bisa

disalahkan kalau akarnya bukan dari pemerintah?

Sementara itu di tempat lain, Jenderal Yono dan

kedua ajudannya—Kashmir dan Firman—serta Hariswan

asik memperhatikan layar televisi. Mereka bukan menonton

pertandingan sepakbola, akan tetapi mereka terhenyak

dengan berita bahwa Mad Bulldog telah tewas di tangan

Densus AT-13.

“Aku tidak percaya ini…” gumam Jenderal Yono.

“Orang yang mengenalnya dengan baik pasti takkan

percaya. Dia bukan orang yang mudah dikalahkan seperti

Page 180: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

180 BIMA WHYNOT

itu. Memangnya dia kecoak selokan yang bisa diinjak

kemudian mati?” Hariswan menyampaikan opininya.

Senada dengan jenderal, ia pun tak percaya jika Mad

Bulldog mati.

“Tetapi, bagaimana cara kita membuktikan bahwa

Mad Bulldog memang belum mati?” Firman bertanya

heran.

“Menunggu. Ia akan muncul dengan sendirinya. Aku

sendiri terkejut ketika melihat ia masih hidup saat aku

bekerja dengan Jenderal Permana. Katanya ia mati

dimutilasi, tetapi buktinya masih utuh. Tidak mungkin ada

orang yang memasang super glue padanya, bukan?”

Firman dan Kashmir tertawa.

“Ssssh!” tetapi Hariswan segera menyela tawa kedua

ajudan Jenderal Yono tersebut. “Matikan televisinya atau

matikan saja suaranya,”

“Eh, ada apa?” Jenderal Yono berpikir sejenak. Ia

kemudian mematikan televisinya.

Page 181: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 181

“Kau tak dengar itu, jenderal?”

“Dengar apa? Aku tidak mendengar apa-apa,”

jenderal mengernyitkan keningnya.

“Ya justru itu maksudku. Kenapa tiba-tiba hening

sekali di luar?”

Semuanya terdiam. Seketika itu mereka tersadar

ada sesuatu yang tidak beres.

“Sialan, kenapa harus di rumahku?!” bisik jenderal

gelisah. “Kashmir, bawa Bu Anya dan anak-anak ke ruang

bawah tanah. Firman, ambil senapanku,”

“Baik, pak,” kedua ajudan itu langsung bergegas

pergi.

“Apa ini ulah Mad Bulldog, Hariswan?”

“Sudah kubilang ia akan muncul dengan sendirinya.

Ia pasti memalsukan kematiannya agar gerakannya lebih

leluasa untuk menghabisi kita,” ucap Hariswan sambil

menelisik keluar jendela. “Sepertinya kita akan kedatangan

Page 182: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

182 BIMA WHYNOT

gerombolan gajah mengamuk. Matikan lampu jenderal,

semuanya! Matikan saja sekringnya agar listrik padam

total,”

“Kau gila? Keluargaku bagaimana? Mereka akan

kepanasan di ruang bawah tanah dan akan gelap sekali di

bawah sana,”

“Kita tidak punya waktu untuk mematikan lampu

satu persatu untuk rumah sebesar ini. Cepat kerjakan atau

kau mau keluargamu ikut berperang? Terserah kau sajalah,

tetapi jangan salahkan aku jika mereka diberondong

senapan,”

“Sial, baiklah. Ini kesekian kalinya aku diperintah

oleh prajurit dengan pangkat lebih rendah dariku,” jawab

jenderal sambil bergegas untuk mematikan sekring.

“Kita sudah bukan tentara, kau masih saja berbicara

soal kasta,” bisik Hariswan.

Tak lama kemudian, listrik di rumah Jenderal Yono

padam total. Keluarga jenderal tetap berlindung di bawah

Page 183: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 183

tanah dikawal oleh Kashmir. Mereka terlihat sedikit

paranoid, namun mereka tak punya pilihan lain. Meski

hanya ditemani oleh lampu senter dan kipas angin baterai,

namun setidaknya mereka aman di bawah tanah.

“Jenderal, ini senapanmu!” sahut Firman

memberikan senapan shotgun kepada Jenderal Yono.

“Terima kasih. Kau juga, persenjatai dirimu! Jangan

sisakan siapapun yang masuk ke dalam rumah ini,”

“Siap, jenderal!”

Hariswan menghampiri jenderal dari ruangan lain.

Wajahnya tampak gelisah. “Jenderal, jumlah mereka ada

banyak dan akan mengepung kita dari segala arah. Itu

artinya kita harus berpencar dan manfaatkan kegelapan

untuk mengecoh lawan. Jika satu orang bisa membunuh

dua puluh, itu akan sangat bagus,”

“Apa kau bilang—” belum sempat menyelesaikan

kata-katanya, tiba-tiba timah panas melesat kencang

Page 184: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

184 BIMA WHYNOT

menembus jendela rumah. Jenderal Yono segera

menghentakkan kepalanya karena terkejut.

“RATATATATA!” sesaat kemudian, lingkungan

rumah jenderal yang sunyi berubah menjadi arena

kegaduhan. Puluhan orang muncul dari balik kegelapan dan

memberondong rumah jenderal dengan senapan mesin.

Peluru-peluru berkaliber besar dengan mudah

menembus dinding dan jendela rumah, benda-benda di

dalam rumah pun hancur seketika. Menghadapi kekacauan

itu, Jenderal Yono segera memerintahkan semuanya untuk

tiarap. Ia, Hariswan, dan Firman berbaring telungkup

menghindari ratusan timah panas yang melesat hebat.

“Bergerak! Semuanya bergerak! Kalau diam di sini

kita bisa mati!” tambah Hariswan memberi perintah. Ia pun

merayap seperti cicak sementara benda-benda kecil

beterbangan di atasnya akibat hentakan peluru. Berisik

sekali mendengar suara tembakan dan benturan yang

dihasilkannya.

Page 185: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 185

Begitupun dengan Jenderal Yono dan Firman,

mereka merayap ke arah yang berlainan. Meski dengan

susah payah, namun mereka berhasil mencapai titik terjauh

dari tembakan. Setidaknya mereka aman untuk saat itu.

Tak lama kemudian, aksi tembak-menembak pun

berhenti. Sambil terengah-engah, Hariswan mencoba

memperhatikan keganjilan yang terjadi. Ia mencoba

menelisik keluar jendela.

“Hei, Hariswan! Mengapa mereka berhenti?!” tanya

jenderal dari kejauhan.

Hariswan tak menjawab, ia tetap mencoba

mengintip keluar jendela.

“Hei! Hariswan! Kau tidak apa-apa?!”

Tiba-tiba, mata Hariswan membesar. Ia baru saja

melihat sesuatu yang mencengangkan. “Bangkai! TIARAP

SEMUANYA! TIARAP! Grenade launcher!” Hariswan kembali

tiarap dan merayap cepat ke tempat yang lebih aman.

Page 186: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

186 BIMA WHYNOT

“PANG!” para prajurit misterius itupun melontarkan

granatnya masing-masing ke rumah jenderal. “KABOOM!”

berkali-kali suara ledakan menggelegar di dalam rumah dan

menghancurkan harta benda jenderal. Rumah mewah

itupun berubah menjadi kapal pecah.

“Serbu sekarang,” ujar seorang pria tenang. Ia

tampak berbeda dengan prajurit lainnya; ia hanya berbekal

pistol revolver sementara teman-temannya membawa

senapan serbu.

“Terkutuk…” bisik Hariswan sambil menyingkirkan

pecahan benda-benda kecil dari tubuhnya. Ia pun

berjongkok dan memperhatikan keadaan sekitar,

konsentrasinya masih goyah akibat suara bising yang

menyengat telinganya.

“BRAK!” tiba-tiba saja sekelompok orang

menerobos masuk ke dalam rumah dari pintu depan dan

belakang. Wujud pertama yang mereka lihat adalah

Hariswan yang sedang berjongkok; mereka pun tanpa ragu

memuntahkan beberapa butir peluru kepadanya.

Page 187: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 187

Sayangnya, Hariswan tanggap dengan serangan

tersebut, ia segera berlari menghindari tembakan. Badan

dan kakinya tergores, namun tidak menimbulkan luka fatal.

Ia berhasil selamat dari serangan mendadak tersebut dan

menghilang secara tiba-tiba dari pandangan para prajurit

misterius.

Para prajurit itu kebingungan, salah satu dari mereka

kemudian memberikan isyarat untuk berpencar. Mereka

pun berpencar. Anehnya, mereka juga tidak menemukan

Jenderal Yono dan Firman, menghilang ke mana mereka?

Di tengah pencarian, mereka dikejutkan dengan

sosok bertubuh agak gempal dan tegap muncul dari sudut

ruangan—Jenderal Yono, tentu saja. “BLAM!” ia

memuntahkan peluru shotgun-nya kepada para prajurit

yang tak siap dengan kehadirannya. Jenderal

memenangkan pertarunagn kecil tersebut.

Mendengar suara tembakan shotgun, prajurit lain

terpancing. Mereka pun bergerak ke sumber suara tanpa

mengindahkan situasi di sekitarnya. Di saat itulah Hariswan

Page 188: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

188 BIMA WHYNOT

dan Firman beraksi; Hariswan menembaki mereka dengan

serangan jarak dekat, sedangkan Firman menembaki para

prajurit dari tempat persembunyiannya.

Aksi koboi tak bisa terhindarkan, tembakan demi

tembakan silih berganti meletus dari satu pihak ke pihak

yang lain. Keadaan rumah benar-benar sangat ribut, bahkan

Bu Anya—istri Jenderal Yono—yang berlindung di ruangan

bawah tanah sampai berteriak histeris karena paranoid

dengan peperangan di lantai atas.

Keberadaan Hariswan sangat membantu di sana;

dengan keahliannya bertarung jarak dekat, ia memukuli dan

menembaki para prajurit dari jarak yang tak mungkin dapat

dihindari lawan. Hingga akhirnya seorang prajurit berhasil

menyentak tangan Hariswan dengan gagang senapannya.

Pistol yang berada di genggaman Hariswan pun terlepas.

Akan tetapi, Hariswan tak gentar. Begitu sang lawan

hendak menghantam wajahnya dengan badan senapan, ia

merunduk dan meninju bagian-bagian vital lawannya

Page 189: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 189

hingga lengah. Ia pun mengakhiri nyawa sang prajurit

dengan memutar lehernya.

Namun, serangan lain datang. Teman-teman sang

prajurit tampaknya hendak mengikuti cara yang sama;

menyerang Hariswan dari jarak dekat, tetapi kali ini mereka

maju secara bersamaan. Mereka berharap serangan itu

akan efektif.

Namun, harapan hanya sebatas harapan. Mereka

sesungguhnya telah meremehkan kemampuan pria yang

dijuluki Lost Bastard tersebut. Hariswan merenggut pisau

dari prajurit yang telah mati dan membantai seluruh prajurit

yang menghampirinya.

“BLAM! BLAM!” usai mengirim beberapa prajurit ke

neraka, Hariswan akhirnya bertatap muka dengan pria

misterius yang membawa pistol revolver. Ia memuntahkan

tembakan kepada Hariswan, namun berhasil dihindari

olehnya.

Page 190: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

190 BIMA WHYNOT

Hariswan bersembunyi di balik dinding dan itu

membuat sang pria kesal. Akhirnya, ia pun mengambil

granat dan melemparkannya ke tempat Hariswan

bersembunyi.

“Ah, setan!” bisik Hariswan sesaat setelah melihat

granat bergulir di sampingnya. Ia segera berlari tergesa-

gesa menghindari granat yang akan meledak. “KABOOM!”

tetapi apa daya? Meski sudah berusaha menghindar, namun

ia tetap terkena dampak ledakannya; ia terpental dan

menabrak tembok.

“Ugh!”Hariswan mencoba bangkit, ia tak boleh

lengah meskipun sejenak. Ia mendengar langkah kaki

menuju ke tempatnya, sudah pasti sang pria revolver itu

hendak memastikan kematiannya. Akhirnya, ia bangkit dan

berlari agak sempoyongan menghampiri sumber suara.

“BLAM!” sang pria melepaskan tembakan, namun

Hariswan muncul di saat yang tepat; ia menyentak tangan

sang pria hingga pistolnya terlempar. Sesaat kemudian,

terjadilah baku hantam yang cukup sengit diantara

Page 191: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 191

keduanya, akan tetapi sang pria berhasil mengungguli

Hariswan.

“BRAK!” pria misterius itu menendang Hariswan

hingga terpental ke rak buku. Hariswan lengah, ia masih

pusing akibat ledakan granat yang baru saja terjadi. Situasi

tersebut segera dimanfaatkan lawannya, sang pria

mengambil pisau dari sarungnya dan menghunuskannya ke

arah Hariswan. Keduanya pun bergerak lambat

mempelajari gerakan masing-masing.

Perkelahian kembali terjadi. Sang pria berkali-kali

berusaha menebaskan pisaunya kepada Hariswan, namun

tak ada yang kena. Justru Hariswan bisa membalas

serangan dengan beberapa pukulan dan tendangan. Hidung

dan mulut sang pria pun berdarah akibat serangan-

serangan yang dilayangkan Hariswan.

Akhirnya, tibalah pada klimaks pertarungan. Pria

misterius tersebut kembali mencoba menghujamkan mata

pisaunya ke wajah Hariswan, tetapi Hariswan segera

merunduk dan mengambil vas bunga yang berada di

Page 192: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

192 BIMA WHYNOT

sampingnya. “PRAAANG!” tanpa ragu ia segera

menghantamkan vas itu ke wajah sang pria.

“AAAAH!” sang pria mengerang kesakitan. Hariswan

tak peduli, ia kembali menyerang sang pria dan melucuti

pisaunya. Kemudian, ia segera menendang sisi lutut sang

pria hingga membuatnya goyah dan terjatuh. Di saat itulah

Hariswan memukulinya bertubi-tubi, tanpa ampun.

Pria misterius itu terbaring luruh dengan lebam di

sekujur tubuhnya. Hariswan menyudahi serangan brutalnya

dan bangkit perlahan. Ia kemudian berjalan menjauhi sang

pria sambil membungkuk—tampaknya ia hendak

mengambil sesuatu di atas ubin. Benar saja, ia mengambil

pistol revolver milik sang pria. Masih ada satu peluru tersisa

di dalamnya, setidaknya itu cukup untuk menghabisi nyawa

pemiliknya sendiri.

Hariswan mengarahkan moncong pistol tersebut

kepada sang pria. “Aku hanya akan bertanya sekali setelah

itu kau boleh pergi: kalian yang membunuh Jenderal

Permana dan Briptu Marhsa ‘kan?”

Page 193: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 193

“B-bangsat kau…”

“BLAM!” tanpa berpikir panjang, Hariswan langsung

menepati ucapannya untuk membuat sang pria ‘pergi’. Ia

kemudian melempar pistol itu di samping pemiliknya.

Situasi tampaknya mulai terkendali, Hariswan tak

mendengar suara tembak-menembak lagi. Tetapi, di mana

Jenderal Yono dan Firman? Mereka juga sudah tak

terdengar lagi. Ada sedikit perasaan khawatir di dalam hati

Hariswan, bisa saja keduanya mati dikeroyok orang-orang

bersenjata tersebut.

Sebelum meninggalkan jasad musuhnya, Hariswan

menggeledah seluruh perlengkapan yang berada di

kantong sang jenazah. Ia menemukan sebuah ponsel—

bukan smartphone, tetapi sepertinya menyimpan banyak

data rahasia. Benar saja, ada kontak bernama ‘Bos’ pada

ponsel tersebut. Tanpa pikir panjang, Hariswan segera

menghubunginya.

Page 194: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

194 BIMA WHYNOT

Seseorang mengangkat telepon, tetapi masih belum

jelas identitasnya. “Toni, beri aku laporan yang

menyenangkan,” sepertinya Mad Bulldog, siapa lagi yang

memiliki anak buah bernama Toni?

“Mereka mati, bos…”

“Bagus, sekali mendayung dua pulau terlampaui.

Bawa jasad mereka berdua kemari,”

“Berdua? Bukankah kau mengirim puluhan orang ke

sini, kolonel?”

Pria di balik telepon itu sejenak terdiam. “Aaaah…

Lost Bastard. Kupikir kau sudah mati,”

“Sama, kupikir kau juga sudah mati. Seluruh televisi

nasional memberitakan kematianmu,”

“Hahaha, bagaimana? Sandiwaraku berhasil, bukan?

Mereka lupa jika aku ikut berinvestasi saat Densus AT-13

didirikan,”

Page 195: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 195

“Hmph, silakan kau berbangga diri atas prestasi

yang telah kau raih sampai sejauh ini. Tetapi, aku tetap

akan memburumu, Mad Bulldog! Kau benar-benar akan

kupotong menjadi dua belas bagian,”

“Eww, aku takut sekali, nak. Hahaha. Atas dasar apa

kau memburuku? Kau tahu bahwa rencanaku

menggulingkan presiden adalah keputusan yang tepat.

Tinggal beberapa bulan lagi negara ini akan berada dalam

kuasaku sepenuhnya dan akan kukebiri hak-hak barat di

Indonesia. Bukankah ini adalah cita-cita nenek moyang kita,

Hariswan?”

“Diam kau! Aku tidak tertarik membunuhmu karena

rencanamu menguasai Indonesia; masa bodoh kau mau jadi

raja atau presiden atau Fir’aun sekalipun di negara ini.

Tetapi ingatlah, aku akan membunuhmu karena darah

orang sipil yang kau tumpahkan dan darah BRIPTU

MARSHA!” bentak Hariswan.

“Fufufu, jadi kau memburuku karena dendam, bukan

begitu? Karena cinta? Ahahaha. Silakan saja, kawan. Tetapi,

Page 196: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

196 BIMA WHYNOT

bukankah kau ingin tahu mengapa aku membunuh

mereka?”

Hariswan terdiam.

“Hahaha, kehabisan kata-kata, kapten? Datanglah

padaku, akan kuceritakan semuanya kepadamu… sebelum

aku meledakkan kepalamu tentunya,”

“Tak perlu kau perintah, aku pasti mendatangimu,

kolonel…”

“Mari bertemu kembali, Lost Bastard. Akan

kusiapkan beberapa kejutan untukmu. Kita lihat siapa yang

akan mati kelak,” tutup Mad Bulldog dengan tawanya yang

menyebalkan. Ia pun memutuskan sambungan teleponnya.

Hariswan mengantongi telepon genggam tersebut

dan menoleh ke belakang. Ia mendapati Jenderal Yono

bersandar di dinding dengan napas yang tersengal-sengal.

“Apa kau baru saja menelepon si anjing Mad

Bulldog?” tanya jenderal.

Page 197: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 197

“Ya, kupikir kita bisa melacak keberadaannya

dengan meneleponnya. Kau tidak apa-apa, jenderal?”jawab

Hariswan sambil menopang tubuh jenderal.

“Ah, hanya luka kecil. Aku tertembak di paha, sama

sekali bukan perkara besar,”

“Mad Bulldog takkan berdiam diri setelah hari ini. Ia

akan memburu kita habis-habisan. Jadi, sebelum ia

membuat kita terpojok, kita harus menemuinya terlebih

dahulu. Aku butuh Firman untuk melacak keberadaan Mad

Bulldog dari ponsel yang baru saja kucuri,”

“Tidak bisa, Firman sekarat…”

“Apa?”

“Ia ada di dapur, lukanya sedang ditangani oleh

Kashmir. Ia terluka sangat parah, lambung kanannya

terkena peluru kaliber 50,”

“Ah, sial…” bisik Hariswan penuh rasa sesal.

“Bagaimana dengan istri dan anak-anakmu?”

Page 198: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

198 BIMA WHYNOT

“Mereka selamat, terima kasih kepada Kashmir

karena telah menjaga mereka selama di ruang bawah

tanah,”

“Kita harus bergerak cepat, tetapi bagaimana

caranya? Kau punya kenalan orang intelijen yang bisa

meretas lokasi telepon?”

“Tentu saja ada, tetapi itu butuh waktu. Kau pikir

Mad Bulldog akan menggunakan nomor yang sama dan

berdiam diri di tempat yang sama? Ingat, ia adalah ‘orang

mati’ sekarang, ia pasti akan nomaden,”

“Jadi, kita biarkan ia datang kepada kita?”

“Ya, hanya itu caranya. Tetapi aku memiliki satu

strategi dimana kita bisa mengetahui lokasi Mad Bulldog

tanpa harus melacak nomornya,”

“Katakan maksudmu,”

“Dia pasti muak denganmu, kapten. Setelah

kejadian hari ini, ia pasti akan memanggil orang terbaiknya.

Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa orang terbaik

Page 199: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 199

pasti akan bertemu EMPAT MATA dengan atasannya

sebelum beraksi. Itu artinya—”

“Fufu!” Hariswan menyela dengan tawanya. “Oke,

aku mengerti maksudmu, jenderal. Usulan bagus…”

Di tempat lain, Mad Bulldog terlihat gelisah. Ia

kemudian membanting ponselnya dan menginjaknya

samapi hancur berkeping-keping. Dua orang anak buah

Mad Bulldog yang berjaga di dalam ruangan ketakutan

melihat bos mereka kecewa, mereka tak berani menatap ke

arah Mad Bulldog, tertunduk saja seperti padi.

Sesaat kemudian, Mad Bulldog menatap salah satu

anak buahnya tersebut. “Hei, kau. Pinjamkan ponselmu

kepadaku,”

“A-aku, bos?”

“Ya! Kau! Siapa lagi?! Kemari dan berikan

ponselmu!” Mad Bulldog geram.

Page 200: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

200 BIMA WHYNOT

Bawahan itu segera menghampiri Mad Bulldog dan

menyerahkan ponselnya. Ia tak mengatakan sepatah kata

pun, tangannya sedikit gemetar karena gentar.

“Mari kita hubungi T-Rex. Setan kecil Hariswan itu

tampaknya harus berhadapan dengan pemangsa yang

sebenarnya,”

Jauh dari sana, tampak seorang pria berwajah dingin

tengah berdiri di hadapan seorang lelaki bule yang terikat di

sebuah kursi. Pria bule itu tampak ketakutan, wajahnya

sudah penuh lebam dan darah, namun sayangnya ia tidak

bisa berteriak karena mulutnya disumpal oleh gumpalan

kain. Pria yang berada di hadapannya pun tertawa

mengolok.

Tiba-tiba, ponsel sang pria berdering. Ia pun

mengangkat telepon tersebut. “Siapa ini?” tanyanya dingin.

“Datanglah besok ke Kafe Moonwalk pukul sembilan

pagi. Ada tugas penting,” ujar seseorang di balik panggilan

telepon tersebut.

Page 201: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 201

“Bos? Lama tak jumpa. Bagaimana rencanamu

menguasai Indonesia?”

“Rencana berjalan mulus, tetapi ada satu kecoak

yang harus kubereskan. Ia bekas petarung Paskhas dan aku

tak punya waktu untuk melayaninya. Kau tahu aku

membutuhkanmu jika aku sampai memintamu bertemu,”

Mad Bulldog rupanya, tak salah lagi.

“Siap! Tunjuk saja siapa orangnya dan akan

kubungkam siapapun yang berani macam-macam

denganmu,”

“Aku takkan meragukan itu, mari kita bertemu esok

hari, T-Rex” Mad Bulldog menutup pembicaraannya,

telepon pun terputus.

Sang pria yang dipanggil T-Rex itu segera

mengantongi ponselnya dan merogoh sesuatu di balik

celananya. “ZAP!” dalam sekejap, sebuah shuriken melesat

dan menancap di leher si pria bule. Tak salah lagi, shuriken

Page 202: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

202 BIMA WHYNOT

itu merupakan senjata yang dilontarkan oleh T-Rex dari

sakunya. Pria bule itupun tewas seketika.

Tak lama kemudian, T-Rex melenggang pergi

meninggalkan mayat si pria bule. Dilihat dari senyumannya,

ia tampaknya merasa senang bisa bertemu kembali dengan

bosnya, Mad Bulldog.

****

Mendapat kabar bahwa rumah Jenderal Yono porak-

poranda oleh sekelompok teroris, polisi segera hadir dalam

jumlah besar—tak terkecuali Densus AT-13. Mereka

menyisir rumah jenderal dan mengevakuasi jenazah para

penyerang. Sejujurnya perasaan mereka bercampur aduk,

antara bingung, senang, dan tak percaya. Terang saja

mereka risau, jenderal hanya dikawal oleh dua orang

ajudannya, tetapi ia bisa selamat dan hanya mengalami

luka ringan.

Page 203: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 203

Tak hanya kepolisian, kawan-kawan media juga

turut hadir di depan rumah Jenderal Yono dan meminta

keterangan mengenai apa yang terjadi. Jenderal Yono

segera mendatangi mereka dan memberikan pernyataan

langsung dari dirinya sendiri. Ia pun dengan senang hati

menceritakan detil kejadiannya kepada wartawan, namun

tanpa embel-embel Hariswan—entah mengapa ia tak

menyebut Hariswan di dalam ceritanya.

Seorang wartawan kemudian bertanya “Pak Yono,

setelah melihat rumah Anda hancur-lebur, ke mana Anda

akan pindah setelah ini?”

“Untuk sementara saya akan tinggal di apartemen

sepupu saya. Lokasinya strategis dan pihak kepolisian bisa

mengawal saya lebih optimal di sana,”

“Apakah Anda tidak takut akan kedatangan teroris

lagi?”

Page 204: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

204 BIMA WHYNOT

“Hanya Tuhan yang tahu. Pokoknya pihak kepolisian

sudah sepakat akan memberikan proteksi penuh kepada

saya dan keluarga, insya Allah semua akan baik-baik saja,”

Setelah memberikan pernyataan terakhirnya,

Jenderal Yono kemudian dijemput dengan mobilnya. Ia

meminta maaf kepada seluruh wartawan karena waktunya

terbatas dan ia pun pergi dari tempat kejadian perkara.

“Wawancara berjalan lancar, pak?” tanya Kashmir. Ia

menjadi supir di hari itu.

“Semua berjalan sesuai rencana. Tenang saja.

Bagaimana dengan Firman dan Hariswan?”

“Firman berada di rumah sakit. Keadaannya sudah

stabil, namun masih tak sadarkan diri. Sementara Kapten

Hariswan sudah berada di posisi,”

“Bagus, kita lihat apakah rencana ini akan berjalan

mulus sesuai dengan perhitunganku?”

“Ayah, apakah menurutmu membeberkan informasi

bahwa kita akan pindah ke apartemen merupakan ide

Page 205: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 205

baik?” Bu Anya, ia tampak khawatir dengan rencana

suaminya.

“Itu merupakan ide baik, Anya. Dengan

membeberkan informasi ke wartawan, kuharap orang

terbaik Mad Bulldog akan datang ke apartemen dan

Hariswan bisa menginterogasinya sampai menemukan

lokasi keberadaan Mad Bulldog,”

“A-aku paham. Tetapi sejujurnya aku takut dengan

rencana ini, resikonya sangat besar dan keselamatan

keluarga kita akan menjadi taruhan,”

Jenderal Yono menatapi istri dan kedua anaknya

sejenak. “Kita punya Kashmir dan Kapten Hariswan, mereka

akan melindungi kita, insya Allah. Rencana ini sudah

kuperhitungkan dengan matang, jadi takkan kubiarkan Mad

Bulldog menyentuhmu sedikit saja,”

Bu Anya terdiam, ia menghela napas dan kemudian

merangkul kedua putranya.

Page 206: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

206 BIMA WHYNOT

Perjalanan tidak begitu menyita waktu. Jenderal

Yono beserta keluarganya akhirnya tiba di apartemen yang

dimaksud. Tempat itu dijaga ketat oleh kepolisian

sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Kapolri untuk

menjaga Jenderal Yono sementara waktu. Dengan

penjagaan seketat itu diharapkan keamanan keluarga

jenderal akan terjamin.

Lalu, di mana Hariswan? Tentu ia ada di apartemen

itu juga, menyamar di lantai dasar sembari memperhatikan

gerak-gerik yang mencurigakan. Ia memperhatikan setiap

detil apartemen yang memungkinkan dijadikan celah oleh

Mad Bulldog. Akan tetapi, ia tidak mendapati apa-apa hari

itu. Semuanya aman terkendali. “Tch, hari kau beruntung,

jenderal. Mari kita lihat esok hari,” bisiknya.

Hari berikutnya. Tak ada gerak-gerik mencurigakan

di apartemen tersebut. Hariswan tetap dalam penyamaran,

tetapi dengan penampilan yang berbeda. Hari itu ia tidak

memperhatikan perubahan yang besar, kecuali

pengurangan jumlah personil kepolisian. Jumlah mereka

Page 207: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 207

dikurangi karena dirasa sudah kondusif, pengamanan pun

tidak seperti hari yang lalu.

Saat sedang mengamati keadaan sekitar, tiba-tiba

Hariswan melihat seorang pengantar makanan yang tidak

dikenal. Ia segera berinisiatif untuk mengikutinya. Namun,

sayang seribu sayang, tiba-tiba ia dihadang oleh tiga orang

anggota kepolisian bersenjata lengkap. “Hei, pak. Apakah

bapak tidak tahu bahwa bapak tidak bisa lewat sini untuk

sementara karena ada pengunjung VIP yang harus kami

jaga,” ujar salah seorang polisi.

“Ehm, saya tidak tahu. Tetapi, bagaimana dengan

pengantar makanan itu? Mengapa dia boleh lewat?”

Hariswan balik bertanya.

“Dia pengantar makanan khusus VIP dan sudah

disetujui oleh atasan kami. Jadi, mohon maaf karena Anda

tidak bisa lewat sini,”

“Uhm, baiklah kalau begitu. Lewat samping boleh

‘kan?”

Page 208: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

208 BIMA WHYNOT

“Silakan, pak…”

Hariswan segera bergerak menuju pintu samping

agar dapat berpapasan dengan sang pengantar makanan

yang mencurigakan. Akan tetapi, badai belum usai

berhembus. Ia ditimpa oleh masalah lagi.

Ketiga polisi yang baru saja bertemu dengan

Hariswan tiba-tiba menghentikannya. Mereka

mendapatkan perintah melalui walkie-talkie untuk

menangkap pria yang mengenakan topi dan berkacamata

di lantai dasar, tentu saja Hariswan maksudnya. “Pak!

Mohon berhenti sebentar!”

Hariswan tak ingin membuat para polisi itu curiga, ia

pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang

dengan ekspresi tak berdosa. “Oh? Ada yang bisa saya

bantu?”

“Mohon tunjukkan kartu identitas Anda,”

“Oh, oke. Silahkan…” Hariswan mengeluarkan kartu

identitasnya dan memperlihatkannya kepada para polisi

Page 209: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 209

tersebut. Ia menggunakan kartu identitas lama yang pernah

dipakai untuk penyamaran.

“Terima kasih. Mohon ikut dengan kami sebentar.

Ada yang harus kami bicarakan,”

“Uhm, ada apa? Apakah saya melakukan kesalahan?

Saya sedang terburu-buru,”

“Nanti akan kami jelaskan di kantor. Akan tetapi,

ikut kami terlebih dahulu,”

“Oh tidak bisa, saya sedang terburu-buru.

Setidaknya jelaskan apa yang terjadi?”

“Pak, mohon ikut kami!” polisi itu mulai bertindak

tegas. Ia tiba-tiba menggenggam tangan Hariswan dengan

keras.

Hariswan tahu ada yang tidak beres di sana. Ia

segera menghajar ketiga polisi yang berada di hadapannya

dengan cepat. Hanya berselang beberapa detik, perkelahian

itu berakhir. Ketiga polisi pingsan tak berdaya. Ada

beberapa orang yang melihat kejadian itu, tetapi Hariswan

Page 210: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

210 BIMA WHYNOT

tak peduli. Ia segera mengambil walkie-talkie salah seorang

polisi dan bergegas ke tempat Jenderal Yono.

Untuk memastikan, Hariswan menelepon jenderal.

“Halo! Di mana kau?”

“Hariswan? Apa yang terjadi? Mengapa kau

terdengar gusar?”

“Kau memerintahkan para polisi untuk

menangkapku?”

“Tidak. Apa yang terjadi?”

“Bangsat! Orang itu sudah tahu aku ada di sini dan

sengaja ingin menghambatku agar bisa membunuhmu

terlebih dahulu,”

“Hah? Siapa?!”

“Seorang pengantar makanan, dia akan mengarah

ke kamarmu kata para polisi. Pasti dia orangnya, anak buah

Mad Bulldog,”

“Makanan? Aku tidak memesan makanan,”

Page 211: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 211

“Setan alas—“ tiba-tiba percakapan terhenti sejenak

dan terdengar keributan dari balik telepon jenderal.

“Halo? Hariswan?! Hariswan, apa yang terjadi di

sana?! Ribut-ribut apa itu?!”

“Sudahlah! Tutup dulu teleponnya dan maju ke

rencana berikutnya!” Hariswan menutup sambungannya.

Rupanya ia baru saja dihadang oleh para polisi lagi,

beruntung ia selamat.

Mendengar berita kurang sedap dari Hariswan,

Jenderal Yono segera memerintahkan Kashmir untuk

memindahkan keluarganya ke tempat yang aman melalui

pintu rahasia. Kini ia seorang diri di tempatnya, hanya bisa

berharap kepada dua orang polisi yang berjaga di depan

pintu.

Tak lama kemudian, muncul seorang pengantar

makanan di depan apartemen Jenderal Yono. Belum

sempat dipersilahkan masuk oleh kedua polisi yang berjaga

di depan pintu, ia tiba-tiba melemparkan dua buah shuriken

Page 212: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

212 BIMA WHYNOT

ke leher masing-masing polisi. Keduanya pun rubuh tak

berdaya, gugur dalam tugas. Sesaat setelahnya, sang

pengantar makanan segera melepas kostum

penyamarannya; rupanya ia adalah T-Rex, anak emas Mad

Bulldog.

Tanpa sedikitpun keraguan, T-Rex segera

memasang peledak untuk mendobrak pintu apartemen

jenderal. “BOOM!” peledak itupun hancur beserta dengan

pintu yang menghalangi jalan T-Rex. Pecahan pintu

menyebar ke dalam ruangan, dan itu mengenai jenderal

yang sedang berdiri di depan pintu.

Tetapi, Jenderal Yono tak mengalami luka serius. Ia

pun mencoba melepaskan tembakan ke arah T-Rex sesaat

setelah ledakan terjadi. “BLAM!” sayangnya, T-Rex tanggap

dengan serangan tersebut. Ia menendang tangan jenderal

dan membuat pistolnya terlempar dari genggaman. Sesaat

kemudian, T-Rex menghujamkan pisaunya, namun tak

berhasil mengenai bagian vital; pisau itu tertancap di bahu

jenderal.

Page 213: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 213

Menghadapi kesulitan tersebut, Jenderal Yono mau

tak mau harus menghadapi T-Rex dengan pertarungan

jarak dekat. Dengan tubuhnya yang besar, ia segera

menyeruduk T-Rex hingga menabrak dinding. “BRAK!”

benturan terjadi begitu keras sehingga membuat T-Rex

sedikit lengah.

Tetapi, anak emas Mad Bulldog itu tidak menyerah.

Ia menyikut punggung jenderal beberapa kali dan

menendang perutnya dengan lutut. Sayangnya,

genggaman jenderal tak sedikitpun melemah.

Jenderal Yono mencari cara lain; ia meraih wajah T-

Rex dengan tangannya dan berusaha mencolok matanya.

“Aaaaaaaa!” T-Rex berteriak cukup keras saat ibu jari

jenderal tiba-tiba menekan bola matanya.

Pertarungan menjadi semakin sengit, T-Rex kembali

menendang-nendang jenderal dengan lututnya hingga

genggaman jenderal melemah. Ia pun menjauhkan jenderal

dari jangkauannya. Begitu jenderal mundur beberapa

Page 214: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

214 BIMA WHYNOT

langkah, ia segera meraih pisau lemparnya di dalam tas

kecil dan melemparnya kepada jenderal.

“BRAAAK!” lagi-lagi serangan T-Rex gagal. Jenderal

Yono tiba-tiba mengangkat mejanya dan semua pisau T-

Rex tertahan di permukaan meja tersebut.

Tak ingin mengulur waktu, jenderal segera

melepaskan pisau yang masih tertancap di bahunya dan

berlari ke arah T-Rex. Ia berusaha menusuk T-Rex dengan

pisau tersebut.

Sayangnya, serangan jenderal terlalu mudah untuk

diprediksi. T-Rex menahan tangan jenderal dan melucuti

pisaunya. Sesaat setelahnya, ia langsung menghujani

Jenderal Yono dengan tinjunya. Jenderal babak belur, ia

hanya bisa memblokir setiap serangan yang datang tanpa

bisa melawan balik.

Kecepatan jenderal kalah jauh dengan T-Rex, tidak

ada satupun dari tinjunya yang mengenai T-Rex. Akan

tetapi, ia masih memiliki badan yang besar. Artinya, akan

Page 215: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 215

sangat mudah untuk baginya untuk menangkap T-Rex dari

jarak sedekat itu dan membantingnya dengan sadis.

Benar saja, tak lama kemudian jenderal kembali

menangkap tubuh T-Rex dan meninju alat vitalnya. Begitu

lawannya lengah, jenderal segera mengangkat tubuh T-Rex

dan melemparnya ke atas meja kaca yang berada di ruang

utama. “PRAAAANG!” bantingan itu sukses membuat T-

Rex terluka sama parahnya dengan Jenderal Yono.

Meskipun tubuhnya penuh dengan luka, tetapi T-Rex

tak mau mengakui kekalahannya. Ia mengambil pecahan

kaca yang tergeletak di atas lantai dan kembali bangkit

dengan sempoyongan. Ia tersengal-sengal sambil menatapi

jenderal yang kelelahan. “AAAAAA!” amarah membakar

sukma T-Rex, ia kemudian menghampiri jenderal dengan

cepat.

Jenderal Yono sadar bahwa ia akan mati jika tidak

mengambil senjata, T-Rex bisa menusuknya dengan

pecahan kaca tersebut. Tanpa pikir panjang, jenderal segera

mengangkat kursi besi kecil yang berada di belakangnya.

Page 216: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

216 BIMA WHYNOT

“PRAK!” ia segera mengayunkannya ke arah T-Rex dan

berhasil mengenai tangannya. Pecahan kaca yang dipegang

T-Rex pun jatuh.

Jenderal kembali menyerang T-Rex dengan kursi

tersebut, namun hanya satu hingga dua ayunan yang

berhasil mengenainya. Tak terima, T-Rex melancarkan

serangan balasan; ia menghindar dan menyerang jenderal

dengan brutal. Sebagai penutup, ia menendang jenderal

hingga terpental ke arah rak buku.

Jenderal Yono lengah. Darah keluar dari mulut dan

hidungnya, ia hampir tak sanggup untuk berdiri. Begitupun

T-Rex, ia merasa sangat letih dan kesakitan. Bantingan

jenderal membuatnya harus merasakan keseleo hampir di

setiap sendi dan dagingnya banyak yang terkelupas karena

pecahan kaca.

Selagi jenderal lengah, T-Rex mencoba

memanfaatkan keadaan tersebut. Ia berusaha mengambil

pisau yang tergeletak tidak jauh dari sana.

Page 217: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 217

Namun, belum sempat mengambil pisaunya,

masalah kembali menghampirinya; jenderal berlari ke

arahnya dan kembali menangkapnya. T-Rex tak berdaya

dalam genggaman jenderal, ia pun pasrah diangkat dan

dihempaskan ke atas ubin oleh jenderal. Tetapi kali ini

berbeda, jenderal ikut melompat dan menimpa tubuh T-Rex

yang jauh lebih kecil. “BAM!” bunyi benturan terdengar

begitu keras, penghuni yang tinggal di bawah apartemen

itu mungkin bisa mendengarnya.

Pertarungan usai. Keduanya berhenti bergerak

untuk sesaat. Tetapi, jenderal tak ingin berada dekat-dekat

dengan sang penjahat. Ia pun merangkak menjauhi T-Rex.

“AAAAAAH! AAAAAH!” tak disangka, T-Rex juga

ternyata masih sadar. Ia berteriak kesakitan karena kakinya

patah. Tubuhnya sedikit gemetar akibat sensasi ditimpa

oleh jenderal yang bobotnya jauh lebih besar. Sambil

mengutuk perbuatan jenderal, ia kemudian mencoba

bangkit dan mengambil pisaunya kembali. Kali ini ia

berhasil, tak ada yang menghalanginya lagi.

Page 218: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

218 BIMA WHYNOT

Jenderal sudah tidak memiliki tenaga untuk

bertarung lagi. Kali ini ia hanya merangkak menjauhi T-Rex,

ia pergi ke arah dapur.

“Jenderal bangsat, seharusnya mudah untuk

membunuhmu, tetapi mengapa kau membuatku sulit? Kau

baru saja membuat reputasiku hancur sebagai pembunuh

bayaran terbaik!” keluh T-Rex sambil berjalan lunglai

menghampiri Jenderal Yono.

Jenderal Yono tak menjawab. Ia hanya bersandar di

depan meja sambil menggenggam pisau dapur. Wajahnya

penuh dengan lebam dan darah, ia bahkan tak tahu apakah

bisa selamat dari terkaman T-Rex hari itu.

“Aku akan menikmati setiap potongan yang

kudapatkan dari dagingmu! Akan kucincang kau seperti

ayam dan kukirim potongan tubuhmu kepada keluargamu!”

T-Rex terus menggerutu, ia sangat yakin bisa membunuh

jenderal yang telah lemah tersebut.

“Fufufu, coba saja kalau bisa…”

Page 219: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 219

T-Rex menatap jenderal dengan gusar, namun ia tak

bisa bergerak lebih cepat. Tetapi, itu bukan lagi masalah

untuknya. Jenderal sudah tak bisa melawan, semuanya

akan terasa lebih mudah. Tinggal sedikit lagi hingga ia bisa

menghujamkan pisaunya di jantung jenderal.

Akan tetapi, tiba-tiba saja seseorang memegang

kepala T-Rex dari belakang dan membenturkannya ke

dinding. T-Rex pun jatuh tak berdaya, namun masih sadar.

Dalam posisi itu, sosok misterius kembali menghampirinya

dan menendang wajahnya dengan keras. Akhirnya,

pertarungan pun benar-benar selesai, T-Rex pingsan tak

berdaya.

“Jenderal! Kau tidak pernah belajar berkelahi di

Angkatan Darat? Apa saja yang kau lakukan selama

menjadi tentara?!” sosok misterius itu Hariswan rupanya, ia

hampir saja terlambat menyelamatkan nyawa Jenderal

Yono.

Page 220: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

220 BIMA WHYNOT

“Oh… aku sudah lama sekali tidak merasakan baku

hantam dengan orang lain dan aku hampir tidak pernah

bertarung jarak dekat seperti ini…”

“Dasar bodoh! Seharusnya kau tetap latihan karena

kau masih tertarik bekerja di lapangan. Lihat dirimu, luka di

mana-mana, wajahmu juga bonyok-bonyok tak karuan,

seperti baru dikeroyok satu kampung saja,” sindir Hariswan

sambil menutup luka di bahu jenderal.

“Agh! Pelan-pelan, kapten. Si bangsat itu

menghujamkan pisaunya cukup dalam,”

“Ini bukan apa-apa, kau tidak akan mati karena ini,

setidaknya untuk beberapa jam. Tetapi… sejujurnya aku

cukup kagum dengan kerja kerasmu, sepertinya lawanmu

luka parah,”

“Heheh, aku membantingnya berulang kali. Tinjuku

sudah lambat, jadi aku bergulat saja,”

“Unik juga caramu, tetapi kau juga mengalami luka

parah. Itu artinya kau tidak meraih apa-apa,”

Page 221: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 221

“Kau juga lama sekali…”

“Si bangsat ini sudah tahu aku berada di sini. Jadi ia

menyusun rencana agar bisa membunuhmu sekaligus

membunuhku secara bersamaan. Ia mengirim pesan palsu

kepada kepala polisi di sini—tertulis nama dan tanda

tanganmu pada pesan tersebut—yang berisi perintah untuk

menangkapku hidup atau mati,”

“Oh! Ia dapat tanda tanganku?!”

“Ah, itu bukan perkara sulit. Sekarang banyak

penjahat profesional yang bisa memalsukan tanda tangan

orang lain,”

“Jadi, dengan begitu ia berharap kau akan dikeroyok

para polisi, sementara aku dibunuh olehnya? Ia pasti

menginginkanku karena dijanjikan bonus besar oleh Mad

Bulldog,”

“Tepat sekali! Kepalamu dihargai besar oleh Mad

Bulldog. Rasanya sayang jika melewatkanmu dan langsung

Page 222: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

222 BIMA WHYNOT

baku hantam denganku. Jika ia melakukan hal demikian, ia

tidak akan dapat bonus nantinya,”

“Brengsek, aku jadi merasa seperti mainan junk

food…”

“Hahaha! Sudahlah, yang penting rencana kita

berhasil memancing anak buah terbaik Mad Bulldog datang

kemari. Kita akan buka mulutnya lebar-lebar, jenderal…”

“Fufu, mari kita buat ia bernyanyi, kapten!”

****

“FWOOOSH!” Hariswan mengguyur seember air ke

wajah T-Rex. Ia pun terbangun dari pingsannya dan melihat

keadaan sekitar. Ada yang aneh, ia tidak bisa bergerak

leluasa. Tentu saja, ia diikat di sebuah kursi oleh Hariswan

dan Jenderal Yono.

Menyadari bahwa dirinya disandera, T-Rex meronta-

ronta. Ia juga berkali-kali mengutuk Hariswan dan Jenderal

Page 223: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 223

Yono yang sedang berdiri di hadapannya. “Aku akan

membunuh kalian berdua! Aku akan bunuh!” ujarnya

menggila, air liurnya sampai tumpah.

Kesal, Hariswan segera mendekati T-Rex dan

menginjak lututnya. Ia membuat tempurung lutut T-Rex

mengalami dislokasi. T-Rex berteriak kesakitan, namun

Hariswan tampak tak peduli. “Anak setan, mengapa kau

tidak bisa diam?”

“Aaaah! Aku takkan mengatakan apapun kepadamu!

Bajingan!”

“Heheh, kita lihat saja, kawan…” Hariswan

mengeluarkan pistolnya dan menempelkan moncongnya di

depan kemaluan T-Rex. “Kau tahu apa yang kami mau,

sobat. Kami mau eskrim,”

“Hah?! Gila kau!”

“Hahaha! Hanya bercanda. Sekarang lebih serius,

kau tahu bahwa kami butuh lokasi. Mad Bulldog, di mana

dia?”

Page 224: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

224 BIMA WHYNOT

T-Rex tak menjawab, ia hanya menatapi Hariswan

dengan napas yang berat. “A-anjing…” bisiknya.

“BLAM!” Hariswan melepaskan tembakan.

“AAAAA! AAAAAH!” lagi-lagi T-Rex berteriak, tetapi

ia tidak apa-apa. Hariswan sengaja melepaskan tembakan

ke arah kursi, hanya berjarak beberapa sentimeter dari alat

vital T-Rex.

“Fufufu, aku tidak tahu jika anak buah terbaik Mad

Bulldog penakut dan berteriak-teriak seperti bencong

kepanasan,”

Jenderal Yono tiba-tiba saja menghampiri T-Rex dan

menampar wajahnya dengan pisau daging. Serangan itu

membuat pipi T-Rex teriris, tidak sobek memang, tetapi

tampak jelas garis lukanya. “Kita tidak punya waktu untuk

bermain-main! Katakan di mana Mad Bulldog!” baru kali itu

Jenderal Yono membentak lawannya. Biasanya ia tenang

dan mengedepankan cara diplomatis.

Page 225: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 225

“Ugh! Dasar bodoh! Kalian sudah tahu permainan

Mad Bulldog, ia tidak pernah memberitahu lokasinya

kepada orang lain, bahkan anak buahnya sendiri…” jawab

T-Rex luruh.

“Jenderal, biar aku yang tangani interogasi ini. Ia

pasti bicara, tenang saja…” ujar Hariswan menghibur

jenderal yang gusar. Setelah jenderal mundur, Hariswan

kembali mendekati T-Rex dan menempelkan moncong

senjatanya kembali di tempat yang sama. “Aku serius

sekarang. Jika kau tak tahu lokasi Mad Bulldog, kau pasti

bertemu dengannya di suatu tempat, bukan? Dilihat dari

caramu beroperasi, kau adalah orang terbaiknya. Dan orang

terbaik pasti akan melakukan pertemuan khusus dengan

bosnya, di mana kau bertemu dengannya?”

T-Rex tak menjawab. Ia hanya bisa menghembuskan

napasnya dengan luruh dan menatapi Hariswan.

Sementara itu, Hariswan menarik pelatuk pistolnya

perlahan-lahan. Ia tidak memindahkan moncong pistolnya

dari alat vital T-Rex, jika pelatuk telah sampai ujung, maka

Page 226: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

226 BIMA WHYNOT

pistol akan meletus. Ia hendak memberikan waktu sekaligus

rasa takut kepada T-Rex.

“Oke! Oke! Berhenti! Kafe Moonwalk, di sana kami

bertemu…” akhirnya T-Rex memuntahkan jawabannya.

“Cerdas, jika kuteruskan menarik pelatuk tadi, maka

‘barang berhargamu’ akan hilang. Kapan kau bertemu

dengannya?”

“Lusa,”

“Bagus. Kau dengar itu, jenderal? Kita dapat lokasi,

saatnya menghubungi Firman,”

“Tidak!” tukas Jenderal Yono. Lagi-lagi ia

menghampiri T-Rex dengan pisau dagingnya tersebut. “Aku

masih memiliki satu pertanyaan, anak ingusan. Mad Bulldog

dianggap sudah mati oleh rakyat Indonesia. Itu artinya ia

tidak akan menampakkan jati dirinya di muka umum.

Seperti apa tampangnya ketika kau bertemu dengannya?”

“Rambut panjang, berjenggot, kacamata hitam.

Pokoknya memakai kostum seperti anak geng motor…” T-

Page 227: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 227

Rex membuatnya menjadi lebih mudah. Ia sudah terlalu

lemah untuk melawan.

“Bagus, itu akan mempermudahku melacaknya,”

“Kalau begitu, segera hubungi Firman, jenderal.

Lacak si bajingan Mad Bulldog itu. Aku akan membuang

orang ini ke tempat yang seharusnya,” tak lama kemudian,

Hariswan menarik kursi yang diduduki T-Rex ke arah

jendela utama—jendela yang langsung mengarah ke jalan.

Ia juga memecahkan jendela tersebut dengan beberapa

tembakan.

“Hei! HEI! KAU MAU APA?!” T-Rex panik, ia pikir ia

akan dilempar ke bawah oleh Hariswan. Ia terus meronta-

ronta, tetapi ikatannya begitu kuat.

Sekitar satu hingga dua sentimeter dari ujung

jendela, Hariswan berhenti dan menurunkan T-Rex ke posisi

semula. Angin berhembus sangat kencang mengingat

mereka ada di lantai 22, hal itu membuat T-Rex gemetar

ketakutan.

Page 228: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

228 BIMA WHYNOT

“KAU MAU APA?! Aku sudah katakan semuanya

kepadamu! Kau tidak bisa membunuhku, aku sudah

melakukan apa yang kau mau!”

Hariswan tersenyum lebar. “Aku tidak akan

membunuhmu, kawan. Tenang saja,”

“Huh…?”

“Alam dan gravitasi yang akan membunuhmu!”

sesaat kemudian, Hariswan menendang dada T-Rex dan

membuatnya terlempar keluar jendela. Teriakan T-Rex

begitu kencang, ia tidak percaya hidupnya akan berakhir

dengan cara mengerikan seperti itu.

“BRUAAK!” tak lama kemudian, terdengar bunyi

benturan yang sangat keras dari lantai dasar. T-Rex, tak

salah lagi. Ia menghantam mobil yang berada tepat di

bawahnya.

“Itu akan jadi pesan untuk Mad Bulldog. Mari kita

hampiri si tua bangka itu sekarang,” ujar Hariswan puas.

Page 229: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 229

“Eww, kapten. Kau benar-benar gila membunuhnya

dengan cara seperti itu,”

“Tch! Kau lupa mengapa aku dijuluki bastard?

Lagipula, orang ini pembunuh. Nyawa orang tak

bersalahpun akan diambilnya,”

“Hoo, aku mengerti sekarang…”

“Kau sudah menghubungi Firman?”

“Belum sempat, aku masih syok melihatmu

melakukan aksi seperti tadi,”

“Oh, ayolah! Daripada memikirkan dosa-dosaku,

lebih baik hubungi dia sekarang. Kita tidak punya waktu,

jenderal!”

“Oke, oke!”

“Keluargamu sudah tiba di tempat yang aman?”

“Sudah, Kashmir mengirimkan pesan singkat tadi.

Mereka sudah tiba di checkpoint,”

Page 230: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

230 BIMA WHYNOT

“Bagus, mari kita beraksi, jenderal…”

****

Meskipun masih terbaring di rumah sakit, namun

Firman sudah cukup bugar. Ia pun membantu Hariswan dan

Jenderal Yono untuk menemukan keberadaan Mad Bulldog.

Hanya dengan bermodal laptop ia melacak pergerakan Mad

Bulldog di Kafe Moonwalk dua hari sebelum terjadi

penyerangan ke apartemen Jenderal Yono. Beberapa

kamera CCTV ia retas untuk mengikuti pergerakan Mad

Bulldog.

Dan perjuangannya tidak sia-sia, ia mendapati Mad

Bulldog menetap di sebuah rusun. Ia segera mengontak

Jenderal Yono dan memberikan lokasi tempat tinggal Mad

Bulldog. Semoga saja kali ini mereka bisa mendapatkan

Mad Bulldog.

Hari sudah mulai gelap, akan tetapi Hariswan dan

Jenderal Yono harus bergerak hari itu juga. Jika tidak,

Page 231: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 231

kemungkinan mereka akan kehilangan jejak Mad Bulldog

lagi.

Mereka pun mampir di rumah seorang kawan dekat

jenderal, Brigjen Polisi Chairuddin. Mereka ke sana bukan

hanya untuk silaturahim, tetapi untuk mempersenjatai diri.

Brigjen Chairuddin merupakan salah seorang purnawirawan

yang memiliki gudang senjata untuk membantu teman-

teman terdekatnya. Banyak yang meminjam atau membeli

senjata darinya untuk operasi khusus.

Menyerbu markas seorang pengatur strategi takkan

pernah mudah, jadi Hariswan maupun Jenderal Yono harus

mempersiapkan diri.

“Silahkan lihat-lihat dan pilih sesukamu, Yono. Kau

tidak perlu bayar, aku tahu siapa yang kau kejar,” ujar

Brigjen Chairuddin sambil membuka gudang senjatanya.

Hariswan bersiul melihat koleksi Brigjen Chairuddin.

“Wah, terlalu banyak harta karun di sini. Apa perlu kita

Page 232: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

232 BIMA WHYNOT

bawa bazooka juga untuk mencerai-beraikan tubuh Mad

Bulldog?”

“Haha, jangan bodoh, Hariswan. Kita tidak sedang di

Afghanistan, lagipula bazooka itu hanya dummy untuk

model pembuatan senjata di Pindad,” ujar Jenderal Yono.

“Oh? Begitukah, brigjen?”

“Ah, ya. Itu barang lama. Kusimpan saja di sana

untuk koleksi, terlihat keren,” timpal Brigjen Chairuddin.

“Begitu, ya? Baiklah, lagipula tak menarik

membunuh orang dengan bazooka, lemah sekali sepertinya

harus menggunakan bazooka,”

Brigjen Chairuddin berpaling kepada Jenderal Yono.

Ia sedikit mengkhawatirkan rencananya untuk meringkus

Mad Bulldog. “Aku sudah dengar semuanya dari asistenku.

Kau ingin menyerang Mad Bulldog dengan frontal ‘kan?”

“Ya, kau mau ikut?”

Page 233: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 233

“Tidak, Yono. Istriku takkan mengijinkan. Aku hanya

khawatir kepadamu. Selain karena wajahmu yang bonyok-

bonyok, Mad Bulldog itu sudah pernah menjadi agen ganda

di mana-mana, pengalamannya luar biasa—”

“Udin, dengarkan. Jika tidak sekarang, kapan lagi?

Jika bukan kami, siapa lagi? Jika kita tak bergerak, cepat

atau lambat ia akan naik ke tampuk kekuasaan tertinggi di

Indonesia. Aku mengenalnya, ia sangat kasar jika ada

orang-orang yang bertentangan dengan pendapatnya. Kau

bisa bayangkan jika ada yang berani berdemonstrasi di

hadapannya, habislah nyawa orang-orang tak bersalah,”

Brigjen Chairuddin menghela napas panjang.

“Baiklah, tapi usahakan kau kembali, sobat. Kusarankan kau

untuk mengambil peralatan berat; bawa granat, flashbang,

C4, dan segala hal yang bisa menyelamatkanmu dari orang-

orang Mad Bulldog,”

“Aku tidak perlu membawa barang-barang seberat

itu, Udin…” jawab Jenderal Yono sambil berjalan menuju

gudang senjata. “Aku ambil ini saja sudah cukup. Aku hanya

Page 234: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

234 BIMA WHYNOT

butuh satu peluru untuk meledakkan kepala Mad

Bulldog,”jenderal mengambil senapan Rusia klasik, Mosin-

Nagant.

“Ah! Apa kau yakin, Yono? Kau hanya membawa

senapan jadul untuk menyerbu pertahanan Mad Bulldog?”

“Tidak, aku juga butuh rompi anti-peluru dan ponsel

yang bisa kugunakan dengan fitur handsfree,”

“Eh…?”

“Jenderal, aku ambil yang ini saja,” Hariswan

menyela pembicaraan, lagi-lagi ia hanya mempersenjatai

dirinya dengan pistol Sig-Sauer.

“Ah! Kalian! Seriuslah! Apa kalian benar-benar akan

menyerang Mad Bulldog dengan dua senjata itu dan rompi

anti-peluru?! Itu gila, bunuh diri namanya!”

“Tenang saja Udin, semua yang sudah direncanakan

akan berjalan sesuai rencana. Tidak akan ada orang yang

panik ketika semua berjalan sesuai rencana,” Jenderal Yono

Page 235: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 235

menepuk pundak Brigjen Chairuddin, ia berusaha

menenangkannya.

“Sepertinya kata-kata itu pernah kudengar dari film

Hollywood,” gumam Hariswan.

“Haha! Sudahlah, kita tidak punya waktu banyak

untuk berbincang-bincang. Udin, tunjukkan rompi anti-

peluru dan alat komunikasi yang kau punya, setelah itu

kami akan berangkat,”

“Fuh, baiklah jika kau berkata seperti itu, Yono.

Rompi anti-peluru ada di belakang, sudah agak usang,

bekas pasukan Raider,”

“Tak apa, tunjukkan saja kepada kami, Udin…”

Jenderal Yono dan Hariswan pergi ke ruangan

rahasia yang lain. Selain mempersenjatai diri dengan

senjata seadanya, mereka juga melengkapi persiapan

penyerbuan dengan rompi anti-peluru dan alat komunikasi.

Tidak begitu ideal untuk penyerbuan tingkat tinggi,

mungkin mereka hendak menyerang secara diam-diam.

Page 236: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

236 BIMA WHYNOT

****

Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam,

akan tetapi Hariswan dan Jenderal Yono tetap bergerak

mendekati target. Mereka sudah tiba di depan rusun yang

ditempati oleh Mad Bulldog, tinggal bergerak ke rencana

berikutnya.

“Firman, bagaimana pengamatanmu di rusun Mad

Bulldog? Tidak ada orang yang keluar-masuk sedari tadi?”

tanya jenderal melalui ponselnya.

“Ada, tetapi bukan Mad Bulldog. Mereka sepertinya

penghuni asli rusun,”

“Baik, jadilah mata kami untuk malam ini, Firman.

Ini akan sangat meriah,”

“Baik, jenderal…”

Page 237: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 237

Jenderal Yono menutup sambungannya dengan

Firman. Ia kemudian beralih kepada Hariswan. “Lost

Bastard, kau siap?”

“Tentu saja, kau pikir untuk apa aku di sini?”

“Oke, kalau begitu mari bergerak ke posisi masing-

masing… SEKARANG!”

Jenderal Yono dan Hariswan keluar dari mobil secara

bersamaan. Mereka bergerak cepat menuju posisi masing-

masing; Jenderal Yono naik ke lantai teratas gedung yang

berada di seberang rusun, sedangkan Hariswan menyisir

rusun.

Gedung yang berada di seberang rusun merupakan

gedung tua yang sudah diabaikan pemiliknya, sehingga

jenderal dapat naik ke puncaknya tanpa hambatan. Begitu

tiba di posisinya, jenderal segera mengeluarkan senapan

klasiknya dan membidikkannya ke arah rusun. “Aku sudah

di posisi,” ujarnya.

Page 238: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

238 BIMA WHYNOT

“Yup, aku masuk sekarang,” jawab Hariswan. Ia

kemudian berjalan santai memasuki rusun tersebut.

Penyisiran pun dimulai, Hariswan mulai mengawasi

setiap sudut ruangan. Ia tidak menemukan apapun di rusun

tersebut, hanya suara jangkrik dan hembusan angin malam.

Justru itulah yang membuatnya khawatir, mengapa tidak

ada tanda-tanda kehidupan manusia di rusun tersebut?

“Jenderal, ini aneh. Sepertinya tidak ada orang di

sini,” ujar Hariswan.

“Tidak ada orang? Mungkin karena ini sudah malam,

sudah jam tidur. Tetaplah mencari, aku akan amati dari atas

sini,”

“Sialan… perasaanku tidak enak tentang ini,”

Hariswan mulai waswas, ia pun mengeluarkan pistolnya dan

bersiaga.

Sementara Hariswan menyisir rusun, Jenderal Yono

merenungkan apa yang sesungguhnya terjadi di dalam

rusun tersebut. Ia sadar bahwa ia harus

Page 239: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 239

mempertimbangkan kekhawatiran Hariswan. Matanya

mulai mencari segala bentuk keganjilan di sekitar rusun

tersebut melalui teropong senapannya.

“Tunggu sebentar…” bisik jenderal kepada dirinya

sendiri. “Jika posisiku di sini, itu artinya…” jenderal kembali

berbisik, tetapi tak sampai selesai. Ia segera meninggikan

bidikannya ke arah gedung yang berada sekitar 400 meter

di hadapannya.

“PRAAANG!” belum usai membidik, tiba-tiba sebuah

timah panas melesat dan memecahkan kaca yang berada di

hadapan jenderal. Untung saja ia sempat merunduk

sebelum peluru menyasar ke wajahnya. “BRENGSEK!”

serunya.

“Jenderal?! Ada apa?!” Hariswan keheranan

mendengar suara keributan dari balik handsfree-nya.

“Kapten! Keluar dari situ, sekarang! Kita dijebak!

Mad Bulldog sudah tahu kita di sini!”

Page 240: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

240 BIMA WHYNOT

“KABOOM!” belum sempat menjawab, tiba-tiba

Hariswan disambut dengan beberapa ledakan dari kamar

yang berada di sekitarnya. Tanpa pikir panjang, ia langsung

berlari untuk menyelamatkan nyawanya.

Sementara itu, Jenderal Yono masih sibuk mencari

penembak misterius yang berusaha membunuhnya, tetapi

sepertinya sudah pergi. Perhatiannya kemudian dialihkan

dengan suara mesin mobil yang meraung. Tampaknya

seseorang mencoba kabur secepat mungkin dari lokasi

terjadinya tembakan dan ledakan. Siapa lagi? Mad Bulldog

tentunya. “Bangsat! Mad Bulldog kabur!”

“Kejar dia, jenderal! Jangan tunggu aku!” sambil

terus berlari menghindari ledakan, Hariswan memberi

perintah kepada Jenderal Yono. Tak lama kemudian,

sebuah ledakan terjadi tepat beberapa meter di samping

Hariswan. Ia pun terlempar keluar jendela dan menghantam

pohon besar sebelum terjatuh ke trotoar.

Page 241: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 241

“Kapten! KAPTEN!” Jenderal Yono melihat Hariswan

terlempar dari jendela. Ia berusaha menyadarkannya

melalui suara, karena Hariswan terlihat tak sadarkan diri.

“Ugh… sialan kau, jenderal. Sudah kubilang kejar

Mad Bulldog. Ini bukan saatnya bermain drama Romeo dan

Juliet…” tetapi Hariswan tak pingsan, ia hanya lengah dan

syok oleh hentakan tersebut.

“Kau tidak apa-apa? Baiklah, baiklah. Aku kejar si

bangsat itu sekarang!” seru jenderal sambil menuruni

tangga dengan tergesa-gesa.

“Nyalakan mesin dan kejar dia… aku akan

menyusul…” Hariswan mencoba bangkit, tetapi kakinya

masih terlalu luruh untuk berdiri. Ia pun dihampiri oleh

beberapa orang warga yang berlalu di sekitar sana.

Tak lama kemudian, Jenderal Yono muncul

beberapa puluh meter dari tempat Hariswan tergeletak. Ia

bisa melihat Hariswan, akan tetapi ia harus

memprioritaskan tugasnya, yakni mengejar Mad Bulldog. Ia

Page 242: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

242 BIMA WHYNOT

tak bisa menolong Hariswan, karena akan memakan waktu

dan membuatnya kehilangan jejak Mad Bulldog. Akhirnya,

ia masuk mobil dan segera menancap gas.

Jenderal Yono tak ragu memacu kendaraannya

dengan kecepatan tinggi, ia berharap Mad Bulldog belum

jauh. Benar saja, dengan kecepatan sekitar 80 kilometer per

jam, ia berhasil mengejar ketertinggalan dengan mobil

Panther hitam milik Mad Bulldog.

Jenderal menancap gas lebih kencang, ia sadar

bahwa mobilnya jauh lebih unggul dalam persoalan

kecepatan. Sedikit demi sedikit jarak dengan Mad Bulldog

pun dapat diperkecil hingga akhirnya ia bisa menghantam

bumper belakang mobil Mad Bulldog beberapa kali.

Tak terima dengan gangguan yang ditimbulkan oleh

Jenderal Yono, Mad Bulldog bertindak. Ia memerintahkan

anak buahnya untuk menembaki jenderal dari pintu

belakang. Anak buah Mad Bulldog mengiyakan dan

langsung membuka pintu belakang mobil. “RATATATA!”

dengan senapannya, ia memberondong mobil jenderal

Page 243: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 243

hingga melubangi kaca depan seperti daun yang digerogoti

ulat.

“BRENGSEK!” kutuk jenderal. Ia beruntung tak ada

tembakan yang mengenainya karena sempat berlindung di

balik dasbor sesaat sebelum ia ditembaki.

Karena tembakan dari pihak Mad Bulldog tak

kunjung berhenti, Jenderal Yono kembali menancap gas

dan menabrak bumper belakang mobil Mad Bulldog. Anak

buah Mad Bulldog pun tersentak dan jatuh di atas kap mobil

jenderal.

Jenderal berhasil membuat tembakan berhenti,

tetapi tampaknya anak buah Mad Bulldog tersebut malah

berusaha menyerangnya dengan cara lain; ia berpegangan

di atas kap mobil dan berusaha menyerang jenderal dengan

beberapa pukulan. Jenderal tak bisa tinggal diam, ia pun

mengemudikan mobilnya dengan zigzag agar anak buah

Mad Bulldog terlempar dari kap mobilnya.

Page 244: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

244 BIMA WHYNOT

Namun, meskipun pada akhirnya anak buah Mad

Bulldog tak bisa menyerang jenderal, ia tetap bisa bertahan

di atas kap mobil dan itu sangat mengganggu konsentrasi

jenderal. Akhirnya, jenderal membuka laci mobil dan

mengambil obeng kecil. Tanpa ragu, ia segera

menghujamkan obeng tersebut di bahu pria yang masih

bertahan di atas kap mobilnya. “AAAAAAA!” pria itu

berteriak kesakitan, genggamannya pun menjadi luruh.

Jenderal melihat kesempatan, ia kembali

membelokkan kemudi mobilnya secara mendadak.

“WUSH!” satu hentakan keras dan anak buah Mad Bulldog

itupun terlempar dari kap mobil. Ia jatuh ke atas jalan dan

ditabrak oleh mobil yang juga sedang melaju kencang. Usai

sudah.

Saatnya berkonsentrasi kembali dengan tugas

utama, jenderal segera menancap gas dan berusaha

mengejar ketertinggalan dengan mobil Mad Bulldog.

Meskipun tak kehilangan jejaknya, namun jarak yang

Page 245: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 245

kembali membesar membuat jenderal sedikit kesulitan

untuk menghantam mobilnya.

Aksi kebut-kebutan itu terus berlanjut hingga Mad

Bulldog melalui persimpangan pertama yang terkenal

berbahaya. Lampu lalu-lintas sudah berwarna merah,

namun mobil Mad Bulldog maupun mobil jenderal tetap

melaju kencang. Jika mereka tetap bersikukuh menerobos,

maka mereka akan berhadapan dengan mobil-mobil dari

arah samping.

Tetapi, mereka tak peduli dengan resiko tersebut.

Mad Bulldog maupun jenderal tetap melesat cepat

menerobos lampu merah. Apalagi, Jenderal Yono sudah

berhasil mensejajarkan posisi mobilnya dengan Mad

Bulldog, ia takkan melewatkan kesempatan itu.

“BRUAAAAK!” belum sempat menghantam mobil

Mad Bulldog, mobil jenderal sudah lebih dahulu dihantam

oleh mobil lain dari arah samping. Mad Bulldog juga terkena

efek tabrakan tersebut, tetapi tampaknya tidak separah

Jenderal Yono yang merasakan ditabrak langsung dengan

Page 246: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

246 BIMA WHYNOT

kecepatan tinggi. Mobil jenderal terseret beberapa meter

hingga menyasar ke atas trotoar dan menumbuk dinding

bangunan. Suasana pun menjadi sunyi, tak ada yang

bergerak sama sekali.

Melihat kecelakaan maut tersebut, beberapa warga

maupun pengemudi yang berada di sekitar persimpangan

segera menghampiri mereka yang menjadi korban. Akan

tetapi, sebelum pertolongan datang, mobil Panther hitam

yang dikendarai Mad Bulldog tiba-tiba meraung kembali.

Sesaat kemudian, Mad Bulldog melesat meninggalkan

lokasi kecelakaan, meninggalkan jenderal dan pengemudi

yang tak sengaja menabrak jenderal.

Belum lama berselang, warga kembali dikejutkan

dengan pengemudi motor yang tiba-tiba melesat kencang

ke arah mobil Panther hitam pergi. Tanpa helm, pengemudi

tersebut menukik tajam di tikungan sambil melirik kepada

Jenderal Yono yang terluka di dalam ruang kemudinya.

Hariswan rupanya, ia memastikan jenderal masih hidup

pasca tabrakan maut tersebut.

Page 247: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 247

“Bertahanlah…” ujar Hariswan melalui handsfree-

nya.

“Aku cuma keseleo, tak perlu khawatir. Air bag dan

sabuk pengaman menyelamatkanku,”

Hariswan tak menjawab, ia hanya tersenyum kecut

dan menancap gas untuk menyusul Mad Bulldog. Tak lama

kemudian, ia bertemu dengan mobil Panther hitam yang

sudah penyok dan mengepulkan asap. Tak diragukan lagi,

itu adalah mobil Mad Bulldog. Hariswan segera

mengeluarkan pistolnya dan menembaki mobil tersebut

beberapa kali.

Tembakan Hariswan berhasil menembus kaca

belakang mobil dan mengenai sang supir. Mobil pun oleng,

supir yang tertembak akhirnya tewas. Penumpang yang

berada di samping sang supir berusaha untuk

mengendalikan kemudi mobil, namun malah membuat

mobil tersebut berbelok-belok tak karuan.

Page 248: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

248 BIMA WHYNOT

“BLAM! BLAM!” sekali lagi Hariswan memuntahkan

tembakannya. Pelurunya berhasil menembus kaca dan kali

ini mengenai si asisten supir hingga tewas. Mobil menjadi

semakin tak terkendali, akhirnya Panther hitam itupun

menabrak lampu trotoar dan berhenti melintang di atas

jalan. Asap mengepul hebat dari hidung mobil, tampaknya

tabrakan itu membuat kerusakan parah pada mesin mobil.

Hariswan pun menghentikan laju kendaraannya, ia

parkir melintang di jalan dan segera berlindung di balik

motornya. Beberapa saat kemudian, seorang penumpang di

kursi tengah mobil Panther membuka jendela dan

menembakkan senapan kecilnya ke arah Hariswan.

“RATATATA!” tembakan menyasar ke segala arah, namun

tak ada yang mengenai Hariswan. Beberapa peluru juga

tertahan oleh motor yang menghalangi tubuh Hariswan.

Suasana pun menegang, tidak ada yang berani

mendekati lokasi tembak-menembak tersebut. Begitu

lawannya kehabisan peluru, Hariswan segera bertindak. Ia

muncul dari tempatnya berlindung dan menembak ke arah

Page 249: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 249

datangnya tembakan. “BLAM! BLAM! BLAM!” timah panas

dimuntahkan dan berhasil mengenai penembak dari mobil

Mad Bulldog.

Tiba-tiba saja keadaan menjadi sangat hening,

Hariswan menyangka bahwa ia baru saja membunuh Mad

Bulldog. Ia pun menghampiri Panther tersebut untuk

memastikan kematian Mad Bulldog. Akan tetapi, ia tak

menurunkan bidikannya, ia tetap bersiaga dari segala hal

yang mungkin terjadi.

Benar saja, belum tiba di depan mobil, tiba-tiba

sebuah granat meluncur ke arah Hariswan. “BRENG—” tak

sempat mengutuk perbuatan sang pelaku, granat tersebut

sudah lebih dahulu meletup. Rupanya granat itu berisi gas

air mata, bukan peledak. Meskipun tidak fatal, namun gas

yang keluar membuat pandangan Hariswan membuta

selama beberapa detik. “BANGSAT! MAD BULLDOG!”

Seseorang keluar dari mobil dan berlari ke arah

gedung perkantoran yang berada di seberang jalan.

Hariswan tak bisa melihat, ia hanya bisa mendengar suara

Page 250: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

250 BIMA WHYNOT

langkah kaki yang begitu cepat. Akhirnya, ia pun mengira-

ngira bidikannya dan melepaskan tembakan ke arah

sumber suara. Sayangnya, tak ada satupun peluru yang

mengenai pria misterius tersebut.

Beberapa detik kemudian, pandangan Hariswan

mulai kembali normal. Masih perih, namun setidaknya ia

sudah bisa melihat lingkungan sekitar. Ia pun berlari ke arah

pria tersebut berlari.

Hariswan memasuki kantor yang dijadikan tempat

pelarian oleh pria yang diduga Mad Bulldog tersebut.

Beberapa petugas keamanan tewas ditembak olehnya,

sisanya terdapat pekerja lembur yang bersembunyi karena

ketakutan.

“Pak, ke mana pembunuh itu pergi?” tanya Hariswan

kepada salah satu pegawai kantor yang bersembunyi

ketakutan.

“K-ke atas. Tak tahu lantai berapa, ia ke atas naik

tangga,” jawab pegawai tersebut gemetar.

Page 251: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 251

“Terima kasih. Segera telepon polisi sekarang,

semua akan baik-baik saja,” Hariswan pun bergerak ke

lantai atas, berharap akan bertemu dengan pria pembunuh

tersebut.

Kantor yang sebenarnya sudah tutup sejak pukul

tujuh malam itu memberikan perlindungan ideal bagi

siapapun yang bersembunyi di sana. Selain karena gelap,

kantor itu juga dipenuhi dengan perabotan yang akan

melindungi dari tembakan acak. Hariswan pun bergerak

secara perlahan, ia memanfaatkan kesunyian untuk

mendengarkan suara yang mencurigakan di sekitarnya. Ia

juga membiarkan kegelapan menyelimuti dirinya agar

lawannya sulit menerka keberadaannya.

“Cklak…” Hariswan mendengar sesuatu, suaranya

kecil dan terdengar seperti orang yang sedang bergerak

perlahan-lahan. Sumbernya dari persimpangan, tampaknya

seseorang bersembunyi di sana. Hariswan bergerak

semakin pelan, ia menghimpit dinding dan mencoba

Page 252: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

252 BIMA WHYNOT

mendengarkan kembali suara misterius yang baru saja

didengarnya.

“BLAM!” belum sempat membidik dengan benar,

tiba-tiba seseorang menabrak tangan Hariswan dan pistol

pun meletus ke arah lain. Tak salah lagi, ia adalah pria yang

Hariswan cari-cari, Mad Bulldog. Setelah sekian lama

melakukan petualangan, Hariswan akhirnya bertemu empat

mata dengan Mad Bulldog.

“BLAM!” melihat Mad Bulldog berada di

hadapannya, Hariswan bernafsu melepaskan tembakan

kepadanya. Namun, Mad Bulldog tak semudah itu

dilumatkan, ia menahan tangan Hariswan dan melucuti

pistolnya dengan mudah. Sesaat kemudian, Mad Bulldog

menendang Hariswan dan “PRAAAANG!” Hariswan pun

terpelanting keras menembus sekat yang terbuat dari kaca.

Hariswan tak gentar, meskipun tubuhnya penuh luka

karena ledakan yang terjadi di rusun sebelumnya, namun ia

masih kuat berdiri untuk menghadapi Mad Bulldog.

Page 253: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 253

Di sisi lain, Mad Bulldog tak ingin Hariswan bangkit.

Ia pun menyeruduk Hariswan yang belum siap menerima

serangan darinya.

Hariswan lengah, ia tak bisa menahan serangan Mad

Bulldog. Tubuhnya terangkat dan menabrak salah satu

meja kerja. Begitu terpojok, ia segera menendang Mad

Bulldog dengan lututnya beberapa kali, namun tak

membuahkan hasil. Ia malah didorong ke sana-kemari

hingga menabrak berbagai inventaris kantor.

Beruntung, Hariswan berhasil mengambil sebuah

pulpen dari salah satu meja kerja. Tanpa pikir panjang, ia

segera menghujamkan pulpen itu beberapa kali ke

punggung Mad Bulldog. Ia membuat beberapa lubang di

punggung Mad Bulldog, meskipun tampak tak fatal

untuknya.

“AAAAH!” Mad Bulldog meringis kesakitan, ia pun

melepaskan genggamannya dari Hariswan dan segera

meninjunya. Pukulan itu tepat mengenai pipi Hariswan dan

Page 254: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

254 BIMA WHYNOT

membuat wajahnya sedikit terpelanting. Namun, saat

melayangkan tinju kedua, Hariswan berhasil memblokirnya.

Saatnya untuk memberikan serangan balasan,

Hariswan membalas pukulan Mad Bulldog dengan tinju

yang lebih berbahaya. Semua tinjunya masuk ke daerah

vital Mad Bulldog, hal tersebut membuat Mad Bulldog

kehilangan keseimbangan. Ia pun menendangnya hingga

menghantam mesin fotokopi.

Keadaan itu harus segera dimanfaatkan oleh

Hariswan, jika menunggu Mad Bulldog pulih itu akan sangat

merepotkan. Ia pun menghampiri Mad Bulldog dan

melayangkan tinjunya kembali. Beberapa serangan awal

dapat masuk dengan baik, namun lama-kelamaan Mad

Bulldog bisa mengantisipasi serangannya.

Baku hantam sengit kembali terjadi. Sulit untuk

menumbangkan satu sama lain karena keduanya

merupakan ahli dalam pertarungan jarak dekat. Pukulan

demi pukulan, tendangan demi tendangan, dan bantingan

demi bantingan terus dilancarkan untuk melemahkan

Page 255: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 255

kondisi fisik masing-masing, tetapi tampaknya tak ada

satupun yang membuat keduanya menyerah.

Hingga akhirnya, keduanya tiba di penghujung

pertarungan. Mad Bulldog menendang kaki Hariswan

hingga kehilangan keseimbangan dan membenturkan

kepalanya ke atas meja. Hariswan pun terjatuh dengan

beberapa perabotan kantor yang tergeletak di atas meja.

Tak ingin dirinya mati sia-sia, Hariswan mengambil

gunting dan menghujamkannya ke kaki Mad Bulldog.

“UWAAAAH!” Mad Bulldog berteriak kesakitan, namun

Hariswan segera menyusul serangannya dengan tinju ke

arah kemaluan. Mad Bulldog lengah, ia pun ditangkap dan

dilempar oleh Hariswan ke tempat awal terjadinya

perkelahian. “PRAAAANG!” impas sudah, Hariswan

melakukan apa yang Mad Bulldog lakukan kepada dirinya

pertama kali.

Dengan langkah gontai, Hariswan menghampiri

Mad Bulldog untuk melakukan serangan terakhir. Napasnya

terengah-engah bukan main, keringatnya bahkan

Page 256: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

256 BIMA WHYNOT

mengucur deras seperti air hujan. Selain karena letih, ia juga

terluka akibat ledakan yang terjadi di rusun, itu

membuatnya lemas bukan main.

Akan tetapi, Mad Bulldog tak demikian. Ia masih

menyimpan tenaga cadangan untuk menyerang Hariswan.

Akhirnya, ia pun bangkit dan mengerahkan seluruh

kemampuan terakhirnya; ia menendang Hariswan hingga

terpental menjauhinya.

Pertarungan pun usai. Kekacauan di dalam kantor

tersebut berakhir dengan menyedihkan, Hariswan kalah

dan Mad Bulldog menang. Segala tumpah darah yang

dilakukan oleh Hariswan dan Jenderal Yono menjadi tak

berarti. Semua yang dilakukan berakhir dengan sia-sia,

pada akhirnya semua tertunduk menyerah di bawah kaki

Mad Bulldog.

“Tak salah orang menjulukimu Lost Bastard, karena

kau memang benar-benar bajingan tengik. Seharusnya

sejak awal kupilih orang yang lebih lemah daripada dirimu,

sehingga aku tak perlu repot-repot baku hantam seperti

Page 257: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 257

malam ini,” Mad Bulldog memulai pidato kemenangannya

di hadapan Hariswan. Ia menyombong.

“Mengapa, kolonel? Mengapa kau melakukan semua

ini?”

“Mengapa? Hahaha! Dasar bocah tolol, kupikir kau

cerdas, tetapi rupanya tidak! Aku melakukan ini karena aku

benci Amerika! Mereka pembunuh yang telah merenggut

segalanya dariku! Itulah mengapa kubuat rencana untuk

menjauhkan Amerika dari jangkauan negeri ini, kita ini

terlalu lama dininabobokan oleh kemunafikan Amerika!

“Lihat presiden-presiden kita sebelumnya, mereka

menjadikan Amerika seperti kekasih. Kau bahkan sudah

tahu apa yang terjadi setelahnya; minyak dikuasai,

tambang emas dicuri, dan batas teritorial kita dilecehkan

oleh sekutu-sekutunya. Jika kita membiarkan mereka

terlalu lama bermain-main di negeri ini, kita akan menjadi

negeri jajahan Amerika secara total!”

Page 258: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

258 BIMA WHYNOT

“Jika memang semua rencanamu adalah untuk

memutuskan hubungan dengan Amerika, lalu mengapa kau

bunuh Jenderal Permana, Briptu Marsha, Lukas, Rizal,

Wisnu, dan kawan-kawan?”

“Kau masih tak tahu mengapa aku melakukan itu,

huh? Itu karena mereka adalah alat yang kugunakan untuk

menghentikan perang antara Indonesia dengan Amerika.

Aku tahu rencanaku akan memicu peperangan, itulah

sebabnya aku memilih orang-orang terbaik untuk

menghentikannya!”

“Dan kau bunuh mereka untuk menghapus jejak

kejahatanmu atau dengan kata lain kau membuang ‘alat’

yang baru saja kau gunakan untuk melakukan kejahatan

agar tak ada bukti yang mengarah kepadamu,”

“Tepat sekali, dan kau adalah satu-satunya alat yang

sulit kusingkirkan. Akan tetapi… sebenarnya aku tidak

melakukan kejahatan apapun, aku hanya berbuat yang

terbaik untuk negeri ini, kapten. Jadi kau harus sadar bahwa

Page 259: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 259

aku membunuhmu bukan karena membencimu, tetapi

untuk kebaikan bangsa ini. Pikirkanlah itu!”

Hariswan terdiam sejenak. Napasnya masih

terengah-engah, ia termenung mendengarkan perkataan

Mad Bulldog.“Jika memang kematianku adalah untuk

kebaikan bangsa, buatlah kematianku cepat dan tak

menyakitkan. Bisakah kau melakukan itu, kolonel?”

Mad Bulldog mengambil pistol Sig-Sauer milik

Hariswan yang tergeletak di atas ubin. “Tentu saja,

Hariswan. Dengan senang hati,”

“Kolonel, sebelum kau membunuhku, maukah kau

melakukan permintaan terakhir untukku? Tiada dendam di

antara kita, oke?”

“Sebutkan permintaanmu, kapten,”

“Katakan cheese ke arah jendela, kolonel…”

Ekspresi Mad Bulldog berubah drastis, ia pun

menatap ke arah jendela dan “BLAM!” sebuah peluru

Page 260: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

260 BIMA WHYNOT

melesat dari bangunan di seberang jalan melubangi bahu

kiri Mad Bulldog.

“AAAAAH!” Mad Bulldog tak kuasa menahan rasa

perih yang menggerayangi bahunya. Ia pun tersungkur

jatuh dan melepaskan pistol yang berada di

genggamannya. Ia lupa terhadap sesuatu, ia lupa bahwa

Hariswan masih memiliki seorang teman penembak jitu,

Jenderal Yono.

“Heheheh, bagaimana aktingku? Sepertinya itu

cukup membuatmu terenyuh, kolonel. Seharusnya ada

yang menyalakan musik romantis ala Korea tadi,” olok

Hariswan.

“BANGSAT KAU, HARISWAN!” tak ada yang bisa

Mad Bulldog lakukan selain mengutuk perbuatan Hariswan.

Sambil menahan rasa sakit, lidahnya tak berhenti

mengucapkan kata-kata kotor kepada Hariswan.

“Terima kasih, jenderal. Kau datang tepat waktu.

Berapa waktu yang kupunya sampai polisi tiba di sini?”

Page 261: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 261

Hariswan beralih kepada Jenderal Yono, ia berbincang

melalui handsfree-nya.

“Lima menit, tidak lebih. Jika kau hendak

mengucapkan kalimat penutup kepada Kolonel Syamsul,

katakan dengan cepat. Aku akan tunggu di bawah dengan

Kashmir,” jawab jenderal.

Hariswan hanya tersenyum. Meskipun tubuhnya

luruh, namun ia masih bisa mengolok-olok Mad Bulldog

dengan senyumannya yang menjengkelkan. Ia pun

mengambil pistolnya kembali dan menembakkannya ke

kedua kaki Mad Bulldog.

“AAAAAH!” lagi-lagi Mad Bulldog harus berteriak

kesakitan. Ia tak menyangka semuanya akan berakhir

seperti demikian.

“Kau tahu, kolonel? Idemu itu bagus, kau hendak

menjadi Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan lepas

dari cengkeraman barat. Tetapi, kau mengorbankan nyawa

orang-orang tak bersalah untuk memenuhi konspirasimu;

Page 262: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

262 BIMA WHYNOT

dimulai dari pembantaian bus Transjakarta, pembantaian di

SMA San Maria, hingga pembunuhan terhadap satpam

kantor ini. Meskipun aku bajingan, tetapi aku tahu mana

yang salah dan mana yang benar. Dan aku bukan anjing gila

sepertimu yang tak bisa membedakan kawan dan lawan.

“Akan tetapi, aku sudah sepakat dengan Jenderal

Yono bahwa aku takkan membunuhmu. Kau telah

merencanakan semua ini dengan matang dan aku tak bisa

memungkiri bahwa sesungguhnya KAMI KALAH TELAK.

Kau tinggal selangkah untuk menguasai negeri ini dan

menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, jika

aku membunuhmu, kami tahu apa yang akan terjadi: anak-

anak setanmu akan memulai kekacauan di mana-mana dan

akan merubah negara ini menjadi abu.

“Jadi, kami memberikan kesempatan padamu untuk

hidup dan menjalankan rencanamu, tetapi… kau berada di

bawah ketiak kami, paham? Semua rencanamu akan kami

filter dan kami modifikasi agar tak menimbulkan konflik,”

jelas Hariswan panjang.

Page 263: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 263

Mad Bulldog tak menjawab, ia hanya menunjukkan

ekspresi kekecewaan di hadapan Hariswan. Ia begitu

bernafsu hendak membunuh Hariswan hingga terlupa

orang-orang yang berada di belakang Hariswan.

Tak lama kemudian, terdengar sirine polisi dari

kejauhan. Tampaknya, Hariswan harus segera pergi dari

sana sebelum polisi datang menyisir kantor tersebut.“Kau

menang, kolonel. Kami mengakui kekalahan kami,” ujar

Hariswan tersenyum. Ia pun menyepak wajah Mad Bulldog

hingga membuatnya pingsan. Tak ada lagi petualangan

memburu Mad Bulldog, semuanya sudah berakhir.

Page 264: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

264 BIMA WHYNOT

Epilog

Enam bulan berlalu, tidak ada lagi kekacauan besar

yang terjadi di Indonesia, semua berjalan dengan normal

dan tenteram. Hampir tidak ada orang yang mengingat

tentang Mad Bulldog, Hariswan, maupun ketegangan

antara Indonesia dengan Amerika Serikat, semua itu seperti

dedaunan kering yang diterpa oleh angin topan. Hilang

begitu saja.

Mad Bulldog tetap hidup, namun ia berada di bawah

pengawasan maksimal polisi militer. Tidak banyak yang

dapat ia lakukan, kedua kakinya lumpuh akibat tembakan

yang dimuntahkan Hariswan dan tangan kanannya sudah

tak bisa digunakan untuk menembak akibat peluru yang

menembus bahunya. Ia hanya bisa membeberkan

rencananya kepada Hariswan dan Jenderal Yono, karena

Page 265: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 265

keduanya telah berjanji akan membantunya merealisasikan

ide ‘Indonesia mandiri’.

Hariswan dan Jenderal Yono menepati janjinya.

Presiden Yarisman akhirnya turun tahta dan digantikan

dengan Letjen Purnawirawan Supono, seorang panglima

Angkatan Darat yang berteman baik dengan Kolonel

Syamsul alias Mad Bulldog. Ia kemudian diberikan arahan

oleh Mad Bulldog melalui Jenderal Yono untuk mengatasi

masalah yang banyak terjadi di Indonesia, khususnya

masalah ‘percintaan’ antara Indonesia dengan bangsa

barat.

Meskipun tidak se-ekstrem pemikiran Mad Bulldog,

namun Presiden Supono berhasil membuat negara-negara

barat angkat kaki dari Indonesia. Hubungan diplomatik

tetap berjalan, komunikasi antar pemimpin negara tetap

langgeng, namun mereka—orang-orang barat—sangat

menjaga jarak dengan Indonesia, takut terulang kejadian

seperti di SMA San Maria.

Page 266: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

266 BIMA WHYNOT

Perusahaan-perusahaan asing akhirnya mundur dan

melarikan diri dari tanah Indonesia, diambil alih oleh

perusahaan lokal. Sektor minyak dan gas bumi

menunjukkan perubahan yang paling besar, Pertamina

langsung menguasai 95% lokasi pengeboran minyak dan

gas bumi di Indonesia setelah ditinggal oleh ‘majikannya’.

Sementara itu, Jenderal Yono dan Hariswan kembali

kepada kehidupan masing-masing. Jenderal kembali

menjadi guru dan bapak yang menjaga anak-anaknya,

sedangkan Hariswan menjadi kepala instruktur di sebuah

perusahaan keamanan swasta. Akan tetapi, sejak hari di

mana mereka meringkus Mad Bulldog, keduanya jarang

bertemu dan saling mengontak.

Hari itu mungkin kesempatan yang baik bagi

Jenderal Yono untuk menghubungi Hariswan karena

merupakan hari libur nasional. Ia memang sedang berlibur

bersama keluarganya, tetapi setidaknya ia bisa menyapa

Hariswan melalui telepon.

Page 267: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 267

“Bagaimana kabar Kapten Hariswan, jenderal? Kau

sudah lama tidak bersama dengannya,” tanya Kashmir

sembari mengemudikan mobilnya.

“Ah, Hariswan. Benar juga, sudah lama aku tak

bertemu dengannya,”

“Benar juga, kau tidak pernah menghubunginya

lagi? Padahal ia sudah menolong keluarga kita,” timpal Bu

Anya.

“Haha, kalian ini. Baiklah, aku akan

menghubunginya. Barangkali ia ada waktu berlibur dengan

kita juga,” ujar jenderal. “Oh, aku baru ingat bahwa nomor

ponsel Hariswan sudah berubah...”

“Tenang, jenderal. Aku sudah mendapatkan

nomornya, ini dia!” sela Firman. Ia duduk di samping

Kashmir.

“Ah, bagus sekali! Tak salah aku memilih ahli

komputer seperti dirimu. Oke… saatnya kita menghubungi

Page 268: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

268 BIMA WHYNOT

Hariswan dan say hi,” jenderal segera menghubungi nomor

yang tertera pada ponsel Firman.

“Halo, Hariswan! Apa kabarmu?”

“Huh? Siapa ini?” Hariswan tak mengenali suara si

penelepon, tampak jelas bahwa dirinya sudah lama tak

berbincang dengan jenderal.

“Jenderal Yono. Bagaimana kau bisa lupa dengan

suaraku? Sedang sibuk apa dirimu?”

“Ah, jenderal. Seperti biasa, berkelahi dengan orang

lain…”

“Haha, kau berkelahi tetapi mengatakannya seperti

sedang bermain gundu. Kau pasti sedang luang ‘kan?

Bagaimana jika kita bertemu lagi? Sudah hampir enam

bulan kita tidak saling mengontak,”

“Errm, maaf jenderal. Aku tidak bisa. Sebenarnya

saat ini aku benar-benar sedang berkelahi dengan orang

lain. Kau menghubungiku di saat yang tak tepat,”

Page 269: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 269

“Oh…” ekspresi jenderal berubah, wajahnya yang

berseri-seri itu segera tergantikan oleh mimik serius. “Apa

ada peristiwa besar yang baru saja terjadi?”

“Aku masih belum yakin, jenderal. Aku akan

menghubungimu kelak, aku harus selesaikan permasalahan

ini terlebih dahulu,” Hariswan langsung mematikan

ponselnya, ia tidak menunggu jawaban dari Jenderal Yono.

“Hmm, apa yang sebenarnya sedang terjadi?”

gumam jenderal sambil memasukkan ponselnya ke saku

celana.

“Ada apa, ayah?” Bu Anya bertanya.

“Tak tahu, Hariswan terdengar tidak senang

terhadap sesuatu, tetapi aku tak tahu apa,”

“Mungkin masalah pribadi, jenderal?” Firman

menambah pertanyaan.

“Mungkin saja, tetapi sepertinya tidak begitu. Tak

tahulah, mari kita bersenang-senang terlebih dahulu. Ini

adalah momen liburan, bukan?” Jenderal Yono menutupi

Page 270: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

270 BIMA WHYNOT

rasa penasarannya dengan senyuman. Sesungguhnya,

hatinya gelisah, ia merasakan sesuatu yang tidak baik.

Beralih kepada Hariswan, ia tampak sedang berada

di sebuah ruangan yang minim cahaya. Mungkin ia berada

di sebuah gudang atau hangar yang sudah tak terpakai,

entahlah. Ia menoleh ke arah samping, menatapi seorang

pria yang bersandar luruh di dinding. Mengejutkan, hidung

dan mulut sang pria mengeluarkan darah, sepertinya ia baru

saja berkelahi dengan Hariswan. Tetapi kenapa?

“Katakan hal yang baru saja kau katakan tadi,” ujar

Hariswan dingin.

“Heheheh, kau tidak dengar? Aku akan

memberikanmu sedikit petunjuk, kau hanya perlu

memecahkan rangkaian kalimat sederhana dariku: cepat

atau lambat, mimpi buruk akan datang dari negeri mentari,”

Hariswan naik pitam, ia pun menampar sang pria

dengan pistolnya. “Berhentilah membuang waktuku,

kacung. Aku tidak punya waktu untuk kau gombali dengan

Page 271: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 271

puisi, hatiku bisa galau. Katakan kepadaku untuk siapa kau

bekerja?!”

Pria itu malah tertawa. Ia tak takut dengan ancaman

Hariswan. “Sudah kukatakan tadi: negeri mentari.

Percayalah, jika kau melawan, kau akan mati sama seperti

masa lalu, mungkin lebih buruk,”

“BLAM!” kesabaran Hariswan sudah habis, ia pun

melepaskan tembakan kepada pria tersebut. Sang pria

langsung rubuh tak sadarkan diri, ia tewas seketika.

“Puh! Negeri mentari katanya. Itu sudah cukup

menjadi jawaban, tetapi apa?” Hariswan menggaruk-garuk

kepalanya, ia kebingungan. Ia kemudian berjalan menuju

jendela yang kusam dan menatap langit siang itu. “Mentari

berarti matahari. Huh? Itu artinya… Jepang?”

END

Page 272: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

272 BIMA WHYNOT

Sekilas Tentang Hariswan

Hariswan Ramadya merupakan seorang pemuda

yang berasal dari Bandung. Ia lahir di tengah keluarga yang

normal; ayahnya merupakan seorang pebisnis andal,

sedangkan ibunya merupakan seorang pengusaha kain.

Meskipun tinggal di pinggiran kota, namun keadaan

ekonomi keluarganya cukup baik. Itulah mengapa Hariswan

bisa menimba ilmu di sekolah-sekolah favorit.

Sejak kecil, Hariswan merupakan anak yang cerdas

dan cekatan, ia tampak menonjol dalam bidang akademik

maupun non-akademik di sekolahnya. Tidak hanya itu,

Hariswan juga disenangi oleh teman-temannya karena ia

sering mengatakan hal-hal konyol yang terdengar sinis,

tetapi lucu.

Hariswan tak pernah bermimpi menjadi seorang

anggota militer sebelumnya, ia malah bercita-cita menjadi

seorang petinju professional. Sejak SMP, ia sudah menekuni

olahraga tinju, itulah mengapa Hariswan lebih sering

bertarung menggunakan tangan dibanding menggunakan

Page 273: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 273

kaki. Sepak terjangnya dalam olahraga tinju tergolong

sangat baik, ia menjadi juara berturut-turut di SMA-nya dan

pernah membantu seorang pria—yang ternyata merupakan

anggota Paskhas—saat dikeroyok oleh belasan anggota

geng motor (pada waktu itu ia sudah duduk di bangku

kuliah).

Karena berhasil mengusir anggota geng motor yang

berusaha membunuh seorang anggota Paskhas, Hariswan

pun didatangi dan diwawancarai oleh seorang mayor baret

jingga di kemudian hari. Betapa terkejutnya Hariswan

menerima tamu seorang perwira Angkatan Udara di depan

kampusnya. Pada intinya, sang mayor mengucapkan terima

kasih karena telah menolong anak buahnya dan

mengungkapkan kekagumannya pada kemampuan beladiri

Hariswan. Ia pun menawarkan Hariswan untuk melamar

sebagai perwira karir6 setelah lulus dari bangku perkuliahan.

6 Anggota militer yang dipilih dari lulusan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Umumnya, perwira karir dilantik dengan pangkat pertama Letnan Dua (Letda)

Page 274: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

274 BIMA WHYNOT

Hariswan menyetujuinya, siapa yang tidak mau

ditawari menjadi anggota pasukan khusus? Dari sanalah

ketertarikannya dalam bidang militer mulai mencuat.

Setelah lulus dari kuliahnya, ia mengikuti seleksi perwira

karir dan lolos. Semenjak resmi menyandang baret jingga,

ia tak pernah berhenti berprestasi, hingga akhirnya ia pun

terpilih menjadi anggota Detasemen 901 yang merupakan

grup intelijen dari Detasemen Bravo 90.

Beralih kepada kehidupan asmara Hariswan, ia

merupakan pria yang memiliki cukup banyak penggemar di

kalangan wanita. Akan tetapi, ia tampaknya tidak begitu

tertarik menjalani kisah percintaan kecuali satu atau dua

kali. Tidak ada alasan khusus dibalik hal tersebut, ia hanya

merupakan tipe lelaki yang sulit jatuh cinta dan menunggu

wanita datang kepadanya. Sama seperti kisahnya dengan

Briptu Marsha7, andaikan Marsha tidak menghampirinya

dan berbincang-bincang dengannya, Hariswan takkan

membuka hatinya.

7 Lihat di penghujung bab dua

Page 275: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

LOST BASTARD 275

Hariswan juga memiliki beberapa talenta menarik

yang berguna untuk menjalankan tugasnya, diantaranya

adalah:

1. Penguasaan bahasa asing, yakni Inggris, Arab,

Jepang, Korea, dan Jerman. Ia juga bisa berbicara

Bahasa Mandarin dan Perancis, namun tidak begitu

lancar.

2. Ketepatan menembak. Sebagai ‘jebolan’ pasukan

khusus, Hariswan memiliki kemampuan menembak

yang luar biasa, baik dengan senapan maupun pistol.

Ia bisa menembak dengan posisi tersulit sekalipun,

namun tepat sasaran.

3. Penguasaan senjata klasik, seperti pedang, panah,

dan sumpit beracun. Hariswan beranggapan bahwa

selalu ada momen dimana senjata api tak bisa

digunakan untuk bertempur. Oleh karenanya, setiap

tentara dan petarung harus melatih diri dengan ‘cara

lama’.

Page 276: 2 BIMA WHYNOT - s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/compressed.photo.goodreads.com/documents/...2 BIMA WHYNOT Kupersembahkan novel ini untuk teman-teman yang menyukai cerita laga --Bima

276 BIMA WHYNOT

4. Ketahanan dan stamina tinggi. Sejak remaja,

Hariswan sudah banyak menempa diri dengan

berbagai macam olahraga, khususnya tinju. Hal

tersebut membuat fisiknya memiliki daya tahan

yang luar biasa. Lihat pertarungannya dengan Mad

Bulldog di penghujung cerita; meskipun terluka,

namun ia bisa mengungguli Mad Bulldog.

5. Penyamaran. Hariswan cukup lihai berakting,

kemampuannya itu ia kembangkan untuk keperluan

penyamaran. Ia mempertajam kemampuannya

setelah bertemu dengan Gama, mantan prajurit

Sandi Yudha Kopassus yang dijuluki Bunglon.