15
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Airtanah2.1.1Definisi AirtanahAirtanah adalah air yang
bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara
butir-butir tanah yang membentuk itu dan di dalam retak-retak dari
batuan (Mori dkk, 1999). Definisi lain menyebutkan airtanah adalah
air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi (Bisri,
1998). Mengenai jumlah airtanah sendiri akan dipengaruhi banyak
faktor, mulai dari curah hujan yang terjadi, nilai infiltrasi hujan
ke tanah, kondisi litologi (batuan) dan geologi tiap-tiap
wilayah.2.1.2Terjadinya Airtanah2.1.2.1Asal AirtanahHampir semua
airtanah dapat dianggap sebagai bagian dari daur hidrologi.
Termasuk air permukaan dan air atmosfer. Sejumlah kecil airtanah
yang berasal dari sumber lain dapat pula masuk dalam daur tersebut
(Bisri, 1998). Daur hidrologi sendiri merupakan fenomena perputaran
air di bumi. Ketika terjadi daur hidrologi, air akan mengalami
perubahan bentuk dan perpindahan tempat yang akan selalu berulang
dan akhirnya disebut sebagai daur/siklus hidrologi. Untuk
penjelasan lebih lanjut mengenai daur hidrologi dapat dilihat pada
ilustrasi berikut.
Gambar 2.1 Daur HidrologiSumber: Bisri, 1998
2.1.2.2Penyebaran Vertikal AirtanahAirtanah jika dilihat secara
vertikal di dalam tanah dapat dibagi dalam dua jenis lapisan, yaitu
lapisan jenuh (zone of saturation) dan lapisan tidak jenuh (zone of
aeration).a. Zona JenuhZone jenuh (zone of saturation) merupakan
bagian tanah dengan rongga-rongga ataupun pori-pori tanah yang
terisi penuh oleh air. Air yang terdapat dalam zona jenuh inilah
yang disebut sebagai airtanah. Biasanya dasar dari zona jenuh
adalah lapisan kedap air berupa tanah liat ataupun batuan dasar
(bedrock). Sehingga airtanah tidak akan terus merembes semakin
dalam ke tanah meskipun dipengaruhi oleh gaya gravitasi.b. Zona
Tidak Jenuh Zona tidak jenuh (zone of aeration) hampir sama seperti
zona jenuh memiliki rongga-rongga atau pori-pori tanah tetapi tidak
terisi penuh oleh air. Sebagian rongga-rongga tersebut akan terisi
oleh udara. Letak dari zona tidak jenuh ini berada di atas zona
jenuh sampai ke permukaan tanah. Zona tidak jenuh sendiri masih
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:a) Zona Air DangkalZona air
dangkal (soil water zone) berada di bagian paling atas dari zona
tidak jenuh. Terletak sejak permukaan tanah sampai ke wilayah
perakaran utama (major root zone). Biasanya ketika terjadi hujan,
apabila terjadi run-off itu menandakan zona air dangkal ini telah
menjadi zona jenuh meskipun tidak secara permanen.b) Zona
AntaraZona antara (intermediate vadoze zone) terletak di
tengah-tengah zona tidak jenuh, dibatasi oleh zona air dangkal di
bagian atas dan zona kapiler di bawahnya. Memiliki ketebalan yang
beragam, mulai dari nol sampai ratusan meter. Air yang tidak
bergerak (air pellicular) ditahan dalam daerah ini oleh gaya-gaya
higroskopis dan kapiler (Bisri, 1998). Selebihnya adalah air yang
terpengaruh oleh gaya gravitasi dan terus mengalir turun hingga
memasuki zona kapiler dan zona jenuh.
c) Zona KapilerZona kapiler (capillary zone) merupakan batas
antara zona tidak jenuh dengan zona jenuh. Berikut disajikan
ilustrasi mengenai penyebaran vertikal airtanah.
Gambar 2.2 Penyebaran Vertikal AirtanahSumber:
http://geocities.ws/Eureka/Gold/1577/hg_dasar.html
2.1.3Aliran AirtanahBeberapa faktor yang berpengaruh terhadap
gerakan air bawah permukaan tanah antara lain adalah (Usmar dkk,
2006):a. Perbedaan kondisi energi di dalam airtanah itu sendirib.
Kelulusan lapisan pembawa air (Permeabilty)c. Keterusan
(Transmissibility)d. Kekentalan (viscosity) airtanahAirtanah
memerlukan energi untuk dapat mengalir melalui ruang di atara
butir-butir tanah. Tenaga yang menggerakaan airtanah untuk dapat
mengalir adalah jenis dari energi potensial. Energi potensial
airtanah dicerminkan dari tinggi muka airnya (pizometric) pada
tempat yang bersangkutan. Airtanah mengalir dari titik dengan
energi potensial tinggi ke arah titik dengan energi potensial
rendah (Usmar dkk, 2006). Terkadang terdapat titik dengan nilai
energi potensial yang sama dengan titik lain. Jika titik-titik
seperti itu disambungkan dengan garis khayal akan terbentuk seperti
garis kontur yang disebut garis kontur muka airtanah (garis
isohypse). Pada posisi garis isohypse tidak akan terjadi aliran
airtanah.2.1.4Sifat Batuan yang Mempengaruhi AirtanahBerdasarkan
perlakuan terhadap airtanah, yang terutama tergantung pada sifat
fisik tekstur dari batuan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis,
yaitu:1.AkuiferAkuifer (aquifer) merupakan suatu lapisan yang
mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air
yang cukup berarti di bawah kondisi lapangan. Contoh: pasir,
kerikil, batu kapur, batuan gunung berapi, batu pasir,
dsb.2.AkuikludAkuiklud (Aquiclude) merupakan suatu lapisan yang
mempunyai susunan batuan sedemikian rupa sehingga dapat menampung
air tetapi tidak dapat melepaskan air dalam jumlah yang cukup
berarti. Hal ini terjadi karena nilai konduktifitasnya kecil
sekali. Contoh: lempung, shale, tufa halus, silt dan berbagai
batuan yang berukuran lempung.3.AkuifugAkuifug (Aquifuge) merupakan
suatu lapisan yang mempunyai susunan batuan sedemikian rupa
sehingga tidak dapat menampung maupun melepaskan air (sama sekali
kedap terhadap air). Contoh: granit, batuan-batuan yang kompak,
keras, padat.4.AkuitarAkuitar (Aquitards) merupakan suatu lapisan
yang memiliki susunan sedemikian rupa sehingga dapat meyimpan air
tetapi hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah terbatas. Akuitar
terletak diantara akuifer dengan akuiklud.Batuan-batuan dalam tanah
yang memiliki bagian kosong atau lubang akan diisi kekosongannya
oleh air ataupun udara. Untuk mengetahui keadaan dan kedudukan
airtanah harus diketahui daerah geologinya. Berdasarakan susunan
lapisan geologi dan harga kelulusan air (K), akuifer dapat
dibedakan menjadi 4 macam (Bisri, 1998), yaitu:a. Akuifer Bebas
(Unconfined Aquifer)Akuifer bebas adalah suatu akuifer dimana muka
airtanah merupakan bidang batas sebelah atas dari pada daerah jenuh
air. Akuifer ini disebut juga phereatic aquifer/non artesian
aquifer/ free aquifer.
Gambar 2.3 Akuifer Bebas Sumber: Bisri, 1998
b. Akuifer Terkekang (Confined Aquifer)Akuifer terkekang adalah
suatu akuifer dimana airtanah terletak dibawah lapisan kedap air
(impermeable) dan mempunyai tekanan yang lebih besar daripada
tekanan atmosfer (Bisri, 1998). Disebut juga pressure
aquifer/artesian aquifer.
Gambar 2.4 Akuifer TerkekangSumber: Bisri, 1998
c. Akuifer Bocor atau Akuifer Setengah TerkekangYaitu suatu
akuifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian atas dibatasi oleh
lapisan setengah kedap air dan bagian bawah terletak pada suatu
dasar yang kedap air (Bisri, 1998).
Gambar 2.5 Akuifer Setengah TerkekangSumber: Bisri, 1998
d. Akuifer Menggantung (Perched Aquifer)Yaitu akuifer yang
mempunyai massa airtanahnya terpisah dari airtanah induk oleh suatu
lapisan yang relatif kedap air yang begitu luas dan terletak diatas
daerah jenuh air (Bisri, 1998).
Gambar 2.6 Akuifer MenggantungSumber: Bisri, 1998
2.2Pendugaan AirtanahAirtanah tidak dapat diamati secara
langsung melalui permukaan bumi, sehingga diperlukan penyelidikan
awal berupa penyelidikan permukaan tanah yang selanjutnya
dilanjutkan dengan penyelidikan bawah tanah. Beberapa metode yang
dapat dilakukan pada penyelidikan permukaan tanah adalah:a.Metode
GeologiDidasarkan pada pengumpulan, analisis, dan interprestasi
data dari peta topografi, peta geologi dan peta hidrogeologi serta
informasi dari daerah setempat.b.Metode GravitasiDidasarkan pada
sidat medan gravitasi yang disebabkan oleh perbedaan kontras rapat
massa batuan dengan sekelilingnya.c. Metode Magnit Bertujuan untuk
mendeteksi variasi medan magnit yang disebabkan oleh batuan yang
mempunyai kerentanan (suspectibilitas) yang berbeda-beda atau
disebabkan oleh perubahan susunan geologi.b. Metode
SeismikDidasarkan pada pada sifat perjalanan gelombang elastik yang
merambat dalam batuan-batuan.c. Metode ListrikDidasarkan pada
sifat- sifat listrik dari batuan penyusun kerak bumi. Dalam metode
listrik, berdasarkan sumbernya dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu:1. bergantung pada kandungan arus atau medan listrik alami
yang terdapat pada kerak bumi. Salah satu contoh ialah metode
Potensial Diri (self potensial).2. bergantung atau mempergunakan
arus/medan listrik buatan, dalam hal ini mempergunakan arus searah
atau arus bolak-balik.Contoh:Arus searah (DC) dengan metode tahanan
jenis Arus bolak balik (AC) dengan metode listrik magnitDalam
pengerjaan laporan ini menggunakan metode listrik, sehingga
pembahasan akan diperdalam lagi mengenai pendugaan airtanah
menggunakan metode listrik (geolistrik). Selain karena alasan
tersebut, metode listrik merupakan metode yang paling umum
digunakan dan hasilnya sudah terbukti cukup baik.2.2.1Pendugaan
Airtanah Metode GeolistrikSalah satu metode yang dapat digunakan
untuk melakukan pendugaan airtanah yaitu metode geolistrik. Metode
ini lebih sering digunakan, karena terbilang mudah dan murah dalam
pelaksanaannya. Berikut ilustrasi cara kerja alat geolistrik.
Gambar 2.7 Cara Kerja Alat GeolistrikSumber:
http://conoscenzano.wordpress.com/2010/05/23/metode-geolistrik/
Cara kerja metode geolistrik ini didasarkan pada sifat-sifat
listrik dari batuan penyusun kerak bumi. Alat ini sering digunakan
untuk memetakan penyebaran akuifer. Alat untuk pendugaan geolistrik
lebih dikenal dengan nama resistivity meter. Dengan mengalirkan
arus listrik ke bumi lewat elektroda yang dipasang dan dicatat pula
tegangan yang ditimbulkan oleh arus tersebut, maka dapat ditutup
besaran tahanan jenis setiap kedalaman yang diinginkan, maka jarak
antar elektroda diubah, dimana semakin jauh jarak antara elektroda
maka semakin dalam tahanan jenis batuan yang didapat.Dalam
pengukuran tahanan jenis (resistivity) dan arus listrik (ampere)
dihantarkan ke bumi melalui dua buah electrode dan hasilnya berupa
beda potensial (volt) yang dibaca dari dua electrode yang lain.
Selain itu akan diperoleh pula nilai besaran tahanan bumi (ohm)
dari pengukuran ini.Harga tahanan jenis batuan tergantung macam
materialnya, densitas, porositas batuan, kandungan air, sifat air
dan suhu. Dengan demikian tidak ada kepastian harga tahanan jenis
untuk setiap batuan. Batuan beku dan batuan malihan mempunyai harga
tahanan jenis berkisar antara 102 sampai dengan 108 Ohmmeter.
Batuan endapan dan batuan malihan yang lepas mempunyai harga
tahanan jenis berkisar antara 1 sampai dengan 104 Ohmmeter.Akuifer
berupa material lepas mempunyai harga tahanan jenis yang berkurang
apabila makin besar kandungan air semakin besar kandungan garamnya
(misalnya air asin). Mineral lempung bersifat menghantarkan arus
listrik sehingga tahanan jenisnya akan kecil.
Gambar 2.8 Alat-Alat Untuk Survei GeolistrikSumber: Dokumentasi
Survei, 2015
2.2.2Tahanan Jenis Batuan
Gambar 2.9 Arus Listrik Merata dan Sejajar Dalam Silinder
Berbeda PotensialSumber: Waluyo, 1984
Tahanan jenis atau resistivitas, dapat ditentukan menggunakan
hukum Ohm berikut.
Dimana:=Tahanan jenis (Ohm-m)V=Tegangan (Volt)I= Arus listrik
yang melewati bahan berbentuk silinder (Ampere)A=Luas penampang
(m2)L= Panjang (m)Menurut (Telford et al., 1990) aliran arus
listrik di dalam batuan dapat digolongkan menjadi tiga macam
besarnya dipengaruhi oleh porositas batuan dan juga dipengaruhi
oleh jumlah air yang terperangkap dalam pori-pori batuan, yaitu
:1.Konduksi elektronik jika batuan mempunyai elektron bebas
sehingga arus listrik dialirkan oleh elekron-elektron
bebas.2.Konduksi elektrolit terjadi jika batuan bersifat poros dan
pori-pori terisi oleh cairan elektrolit. Pada konduksi ini arus
listrik dibawa oleh elektrolit.3.Konduksi dielektrik terjadi jika
batuan bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik yaitu
terjadi polarisasi saat bahan dialiri arus listrik.
Tabel 2.1 Harga Tahanan Jenis Berbagai Mineral, Batuan Maupun
FluidaMaterial BumiResistivitas Semu (-m)Material BumiResistivitas
Semu (-m)
LogamBatuan sedimen
Tembaga1,7 x 10-8Batu Lempung10 1 x 103
Emas2,4 x 10-8Batu Pasir1 1 x 108
Perak1,6 x 10-8Batu Gamping50 1 x 107
Grafit1 x 10-3Dolomit100 1 x 104
Besi1 x 10-7
Nikel7,8 x 10-8Sedimen Lepas
Timah1,1 x 10-7Pasir1 1 x 103
Lempung1 1 x 102
Batuan Kristalin
Granit102 - 106Airtanah
Diorit104 105Air Sumur0,1 1 x 103
Gabbro103 106Air Payau0,3 1
Andesit102 104Air Laut0,2
Basalt10 107Air Asin (Garam)0,05 0,2
Sekis10 104
Gneiss104 - 106
Sumber: Waluyo, 1984
Tabel 2.2 Harga Resistivitas Spesifik BatuanMaterialHarga
resistivitas (M)
Air Permukaan80-200
Airtanah30-100
Silt-lempung10-200
Pasir100-600
Pasir dan Kerikil100-1000
Batu Lumpur20-200
Batu Pasir50-500
Konglomerat100-500
Tufa20-200
Kelompok Adesit100-2000
Kelompok Granit1000-10000
Tanah Lempung1,5-3,0
Lempung Lanau3,0-15
Tanah Lanau Pasiran15-150
Batuan Dasar Lembab150-300
Pasir Kerikil Kelanauan300
Batuan Dasar Tak lapuk2400
terdapat Air Tawar20-60
Air Asin20-200
Kelompok Chert, Slate0,18-0,24
Unconsolidated Sedimen
Sand1-1000
Clay1-100
Marl1-100
Ground Water
Portable well water0,1-1000
Breckish water0,3-1
Sea Water0,05-0,2
Sumber: Telford et al., 1990
Secara teknis hubungan antara besarnya nilai tahanan jenis
dengan macam batuan dapat disimpulkan sebagai berikut:1.Nilai
tahanan jenis batuan yang lepas lebih rendah dari batuan yang
kompak.2.Nilai tahanan jenis batuan akan lebih rendah, jika
airtanah berkadar garam tinggi.3.Tidak terdapat batas yang jelas
antara nilai tahanan jenis dari tiap-tiap batuan.4.Tahanan jenis
batuan dapat berbeda secara menyolok, tidak saja dari lapisan yang
satu terhadap lapisan yang lain, tetapi juga didalam satu lapisan
batuan.5.Batuan yang pori-porinya mengandung air, hambatan jenisnya
lebih rendah dari yang kering. Kandungan air didalam batuan akan
menunjukan harga resistivitas.Ketentuan umum dari sifat kelistrikan
batuan adalah besarnya tahanan dinyatakan dengan perantaraan nilai
tahanan jenisnya. Tahanan jenis berbanding terbalik dengan daya
hantar listrik, sehingga:
Dimana:=Tahanan jenis (Ohm-m)=Daya hantar
listrik2.2.3Konfigurasi SchlumbergerDalam pelaksanaan geolistrik
terdapat beberapa cara pemasangan dan urutan penggunaan elektroda
yang disebut sebagai konfigurasi. Dari beberapa konfigurasi
tersebut yang digunakan oleh penulis adalah konfigurasi
schlumberger.
Gambar 2.10 Konfigurasi-Konfigurasi Elektroda GeolistrikSumber:
Loke, 1992
Gambar 2.11 Konfigurasi SchlumbergerSumber: Bisri, 1998
Konfigurasi schlumberger dipergunakan untuk profiling dan
sounding. Untuk dapat melakukan sounding, elektroda arus dipisahkan
oleh AB secara simetris dengan elektroda potensial MN, kemudian
elektroda arus diperbesar sehingga K menjadi :
Dengan tahanan jenis semu yang terukur:
Kemudian K menjadi:
Pada konfigurasi schlumberger terdapat kelebihan dan kekurangan,
sebagai kelebihannya, pada konfigurasi schlumberger dapat secara
signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
sounding karena pada elektroda arusnya harus dipindahkan untuk
kebanyakan pembacaan dan juga efek dari variasi lateral dalam
resistivitasnya di dekat permukaan dapat dikurangi karena elektroda
potensial yang tersisa berada pada posisi yang tetap/tidak
berubah.Sedangkan untuk kekurangan dari konfigurasi schlumberger
adalah membutuhkan voltmeter yang sangat sensitif untuk spasi
elektroda arus yang besar, karena spasi pada elektroda potensialnya
kecil bila dibandingkan spasi elektroda arus. Dan juga secara umum
interpretasi yang didasarkan pada DC sounding akan terbatas untuk
disederhanakan, yaitu pada struktur lapisan horizontal.
2.2.4Tahanan Jenis SemuMenurut Robinson (1998) terdapat beberapa
asumsi dasar yang digunakan dalam metode resistivitas (tahanan
jenis semu) antara lain:1. Bawah permukaan tanah terdiri dari
beberapa lapisan yang dibatasi oleh bidang batas horizontal serta
terdapat perbedaan resistivitas antara bidang batas perlapisan
batuan.2. Lapisan batuan bersifat homogen isotropik dan mempunyai
ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisan terbawah mempunyai
ketebalan yang tidak terhingga.3. Batas antara dua lapisan
merupakan bidang batas antara dua hambatan jenis yang berbeda.4.
Dalam bumi tidak ada sumber arus listrik searah yang diinjeksikan
diatas permukaan bumi.Pada kenyataannya, bumi terdiri dari
lapisan-lapisan dengan yang berbeda-beda, sehingga potensial yang
terukur seolah-olah merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan
saja (terutama untuk spasi yang lebar). Resistivitas semu ini
dirumuskan dengan (Bisri, 1988):
Dimana:a=Resistivitas semu (Ohm-m)K=Faktor GeometriV= Beda
potensial pada MN (Volt)I=Kuat arus (Ampere)Oleh karena itu
resistivitas yang diperoleh dari persamaan konfigurasi schlumberger
bukan merupakan resistivitas yang sebenarnya, melainkan
resistivitas semu atau apparent resistivity (a). Untuk jarak antar
elektroda arus kecil, akan memberikan nilai a yang harganya
mendekati batuan di dekat permukaan.Resistivitas semu yang
dihasilkan oleh setiap konfigurasi yang berbeda akan berbeda
nilainya walaupun jarak antar elektrodanya sama. Untuk medium yang
berlapis, harga resistivitas semu merupakan fungsi jarak antara
elektroda arus.2.2.5Interpretasi GeolistrikDasar interpretasi
geolistrik resistivitas yang digunakan hingga saat ini umumnya
berdasarkan atas nilai tahanan jenis yang kemudian menafsirkan
kedalaman batuan-batuan tertentu sesuai dengan sifat dan kondisi
geologinya. Tujuan dari interpretasi geolistrik resistivitas adalah
untuk mendapatkan harga tahanan jenis sebenarnya dan ketebalan
masing-masing lapisan batuan.Selain dari nilai tahanan jenis
batuan, kegiatan interpretasi geolistrik dapat didukung dengan
keberadaan peta geologi dan peta potensi airtanah yang menampilkan
lokasi diadakannya pendugaan.
2.3Paket Program Komputer2.3.1IPI2WINIPI2WIN merupakan sebuah
software yang didesain untuk mengolah data Vertical Electric
Sounding dan Induced Polarization secara otomatis dan semifigurasi
rentangan yang umum dikenal dalam pendugaan geolistrik (Asisten
Geofisika, 2006). IPI2WIN digunakan untuk memecahkan masalah -
masalah geologi sesuai dengan kurva pendugaan yang dihasilkan.
Dengan target mendapatkan hasil yang dapat di interpretasikan
secara geologi merupakan keunggulan IPI2WIN daripada program
inverse lainnya.Beberapa keuntungan yang utama dari software
IPI2WIN adalah penafsiran manual dan berubah parameter model pada
model yang berbeda. Aplikasi IPI2WIN ini juga digunakan untuk
mencari resivisitas lapisan bawah tanah yang nyata dengan metode
INVERSE.Program IPI2WIN kemudian mengkoreksi kombinasi nilai
ketebalan dan true resistivity untuk mendapatkan angka kesalahan
(RMS error) terkecil setelah terjadi sekian (bisa sampai ribuan)
kali iterasi. Angka kesalahan terkecil ini tergantung pada kualitas
data lapangan serta banyaknya parameter yang dimasukkan. Bila hasil
perhitungan masih menunjukkan nilai kesalahan yang relatif besar,
akan dicoba dengan menambah atau mengurangi jumlah parameter yang
dimasukkan dan proses perhitungan dimulai lagi.Proses pemasukan
data dalam program IPI2WIN dengan memilih konfigurasi yang
digunakan dan memasukkan data AB/2, MN, Rho_a pada kolom kolom yang
tersedia pada program IPI2WIN. Dari data tersebut program IPI2WIN
menyajikannya dalam bentuk grafik Apparent Resistivity vs Spacing
dan selanjutnya dapat dilakukan inversi. Hasil yang didapat dari
proses inversi berupa kondisi bawah permukaan yang meliputi jumlah
lapisan (N), harga tahanan jenis sebenarnya (), tebal lapisan (h),
kedalaman lapisan (d), dan ketinggian lapisan (alt).
2.3.2PROGRESS 3.0Resistivity Interpretasion Program Progress
Version 3.0 merupakan perangkat lunak komputer yang secara otomatis
menampilkan model resistivitas 2D bawah permukaan secara vertikal
dengan menampilkan 3 (tiga) hasil, yaitu kontur pengukuran, kontur
perhitungan dan kontur dengan inversil eastsquares. Perangkat lunak
ini mengolah data yang didapatkan dari akusisi lapangan. Pemodelan
2D dilakukan dengan menggunakan program inversi. Program inversi
ini menggambarkan dan membagi keadaan bawah permukaan dalam bentuk
penampang 1D (Loke, 1996). Progress 3.0 akan menghasilkan nilai
tahanan jenis pada tiap titik di kedalaman tertentu. Adapun
interpretasi adanya keberadaan airtanah berada pada lapisan pasir,
karena lapisan pasir merupakan lapisan yang berpori. Pada lapisan
berpori tersebut penyusunnya selain butiran pasir itu sendiri
terdapat fluida yang terperangkap. Penggunaan Software Progress 3.0
ini juga didapatkan gambaran dua dimensi secara vertikal dan
horisontal. Hasil inversinya berupa gambaran anomali tahanan jenis
semu penampang bawah permukaan daerah penelitian yang merupakan
daerah persebaran airtanah dan kedalamannya. Dari pengolahan data
akan menghasilkan data kedalaman lapisan dan nilai resistivity log.
Tiap - tiap nilai resistivity akan mewakili dari kandungan
kandungan mineral yang terdapat dalam lapisan yang berada di bawah
permukaan. Dengan mengetahui jenisjenis mineral pada lapisan tanah
tersebut maka dapat ditentukan daerah yang mengandung
airtanah.Penggunaan program ini digunakan untuk memperhalus grafik
yang diperoleh dari program IPI2WIN. Dan memperjelas dugaan
kedalaman lapisan batuan. Nilai nilai resistivitas dan kedalaman
lapisan batuan yang sebenarnya sehingga akan mempermudah pada saat
melakukan interpretasi data.
4
IV1AALV2Konfigurasi Wenner AlphaC1P1P2C2aaaKonfigurasi Wenner
BetaC2C1P1P2aaaKonfigurasi Wenner GammaC1P1C2P2aaaKonfigurasi
Dipole-dipoleC2C1P1P2aanaKonfigurasi
Pole-dipoleC1P1P2anaKonfigurasi
Wenner-SchlumbergerC1P1P2C2nanaa