Page 1
1
Universitas Kristen Petra
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Cutlip, Center dan Broom, Public Relations berkaitan dengan cara
untuk mengubah atau menetralkan opini yang tidak memihak organisasi,
mewujudkan opini yang tersembunyi atau mempertahankan opini yang memihak
organisasi (Gregory, 2004, p.66).Selain itu menurut Roberto Simoes (1984),
Public Relations merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu.Public Relations
menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik,
bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian, dan citra
yang baik dari publiknya (dalam Rumanti, 2002, p. 7). Dalam menanamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan tujuan
menanamkan goodwill, selanjutnya Public Relations juga memiliki fungsi yaitu
memperkirakan, meganalisis dan menginterpretasikan opini dan sikap publik
(Cutlip, Center & Broom, 2006, p.6).
Menurut kamus IPR (1987), praktek humas atau Public Relations merupakan
keseluruhan usaha atau upaya yang diadakan dengan terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan serta memelihara niat baik dan
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (dalam
Jefkins, 1992, p.8). “Upaya yang terencana dan berkesinambungan” yang
dimaksudkan yaitu Public Relations merupakan suatu kelompok kegiatan yang
diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program yang terpadu
dan semuanya berkesinambungan dan teratur, sehingga Public Relations bukanlah
kegiatan yang sembarangan dan dadakan (Jefkins, 1992, p.8).
Menurut Rogers dan Storey (1987), kampanye sendiri merupakan
“serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan
efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
pada kurun waktu tertentu (Venus, 2009, p.7). Sedangkan menurut Newsom, Turk
& Kruckeberg (2004, p.301),kampanye Public Relations merupakan kegiatan
yang dikoordinasikan, bertujuan, dan merupakan upaya jangka panjang yang
dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau suatu keputusan yang terkait
Page 2
2 Universitas Kristen Petra
dengan tujuan yang akan membantu organisasi untuk menjangkau sasaran yang
dinyatakan sebagai misi kampanye.
Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan kepada
khalayak, sehingga pesan merupakan inti kampanye dan merupakan sebuah
gagasan yang muncul berdasarkan berbagai macam alasan dan gagasan tersebut
pada akhirnya akan dikonstruksi dalam bentuk pesan-pesan yang dapat
disampaikan kepada khalayak, lalu khalayak akan mempresepsi, menanggapi,
menerima atau menolak pesan tersebut (Venus, 2009, p.70). Pesan kampanye
memiliki dua aspek penting yaitu isi pesan dan struktur pesan. Isi pesan terdiri
dari materi pendukung, visualiasasi pesan, isi negatif pesan, pendekatan
emosional, pendekatan rasa takut, kreativitas dan humor, serta pendekatan
kelompok rujukan. Sedangkan dalam struktur pesan terdiri dari sisi pesan
(message sidedness), susunanan penyajian (order of presentation), dan pernyataan
kesimpulan (drawing conclusion) (Venus, 2009, 71-74).
Dalam menyampaikan pesan, pasti suatu kampanye membutuhkan media
atau saluran untuk menyampaikannya kepada publiknya. Schramm (1973)
mengatakan bahwa saluran (kampanye) sebagai perantara apapun yang
memungkinkan pesan-pesan sampai kepada penerima. Sedangkan Klingemann
dan Rommele (2002) mengatakan bahwa saluran kampanye sebagaisegala bentuk
media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak (Venus,
2009, p.84).Kampanye Public Relations memiliki tiga tujuan yaitukesadaran
(awareness), sikap dan opini (attitude and opinion), perilaku (behavior)(Gregory,
2004, p.78).
Ketiga tujuan tersebut dapat dilihat dengan meneliti sikap publik yang menjadi
target suatu kampanye, seperti yang dikatakan oleh Cutlip, Center dan Broom
(2006, p.6) bahwa sikap merupakan salah satu objek yang dapat diteliti oleh
Public Relations. Menurut Berkowitz (1972), sikap merupakan suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek merupakan
perasaan yang mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (dalam Azwar,
2015, p.5). Sikap menurut Azwar sendiri (2015, p.4-5) adalah suatu predisposisi
Page 3
3 Universitas Kristen Petra
dari perilaku yang terdiri dari komponen kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan
atau emosinal), dan juga konatif (kecenderungan berperilaku).
Untuk meneliti sikap publik mengenai suatu kampanye, peneliti
menggunakan model komunikasi S-M-C-R yang merupakan singkatan dari S
untuk Source (Komunikator), M untuk Message (Pesan), C untuk Channel
(Saluran/Media), R untuk Reciever (Komunikan). Model ini tidak terbatas pada
komunikasi publik atau komunikasi massa saja, tetapi juga komunikasi
antarpribadi dan bentuk komunikasi tertulis lainnya (Mulyana, 2004,
p.151).Dalam penelitian ini, Source (Komunikator) adalah Universitas Kristen
Petra yang menyampaikan Message (Pesan) yaitu pesan kampanye “No Tas
Kresek dan No Styrofoam”, yang disampaikan melalui Channel (Saluran/Media)
yaitu media primer terdiri dari tulisan, logo dan gambar-gambar, dan media
sekunder terdiri dari X-banner, dan Reciever (Komunikan) pesan tersebut adalah
Mahasiswa Universitas Kristen Petra.
Setelah mahasiswa mengetahui pesan kampanye tersebut maka diharapkan
akan berdampak pada sikap dan sikap ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek kognitif
berkaitan dengan pengetahuan dari mahasiswa mengenai pesan kampanye “No
Tas Kresek dan No Styrofoam”; aspek afektif berkaitan dengan kesukaan akan
pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”; dan aspek yang terakhir
yaitu aspek konatif berkaitan dengan kecenderungan perubahan perilaku
mahasiswa seteleh mengetahui pesan kampanye “No Tas Kresek dan No
Styrofoam”. Dari penelitian sikap yang dilakukan maka diharapkan dapat
diketahui apakah tujuan dari kampanye ini terwujud.
Kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” merupakan kampanye yang
dilakukan oleh Universitas Kristen Petra yang sudah ada sejak 1 Maret 2014
hingga saat ini. Beberapa kampanye yang berhubungan dengan pengurangan
plastik juga dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya sejak 21 Februari 2016
menggencarkan kampanye “Diet Kantong Plastik”, dan “Kantong Plastik tidak
gratis” dengan mengajak perusahaan-perusahaan retail modern untuk ikut serta
dalam kampanye ini (Tempo.Co. “Kota Surabaya Intensifkan Diet Kantong
Plastik”. 19 Februari 2016.
https://m.tempo.co/read/news/2016/02/19/206746624/kota-surabaya-intensifkan-
Page 4
4 Universitas Kristen Petra
diet-kantong-plastik). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jenna Jambeck
(2015) (Profesor teknik lingkungan di University of Georgia), mengatakan bahwa
Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang
mencapai sebesar 187,2 juta ton. Kota Surabaya menghasilkan sampah plastik
perharinya 400 ton dan menyatakan diri darurat sampah plastik (Tempo.Co.
“Kota Surabaya Intensifkan Diet Kantong Plastik”. 19 Februari 2016.
https://m.tempo.co/read/news/2016/02/19/206746624/kota-surabaya-intensifkan-
diet-kantong-plastik).
Universitas Kristen Petra merupakan Universitas pertama yang telah
mencanangkan diri sebagai kampus bebas tas kresek dan Styrofoam di Indonesia
dan telah memiliki SK Rektor. Universitas lain di Indonesia hanya melakukan
gerakan namun tidak ada yang menjadi SK Rektor, sedangkan Universitas Kristen
Petra sudah menjadikannya sebagai SK Rektor. Sebelumnya Universitas Kristen
Petra sudah melakukan sosialisasi SK Rektor tersebut dengan kantin, café,
koperasi, dan toko buku untuk tidak menggunakan tas kresek dan Styrofoam sejak
tanggal 5 Mei 2015 (wawancara peneliti dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur
sekaligus Bagian Kreatif Tim Green Campus pada 1 Maret 2016).
Sejarah tentang kegiatan cinta lingkungan yang dilalui Universitas Kristen
Petra, yaitu Univeristas Kristen Petra telah menetapkan dirinya sebagai kampus
“Kawasan Tanpa Rokok” pada tanggal 1 Januari 2011. Selain itu Universitas
Kristen Petra juga pernah melakukan kampanye “Kampus Tanpa Rokok” pada
tahun 2011. Pada tanggal 21 Oktober 2013, Universitas Kristen Petra
mencanangkan dirinya sebagai “Green Campus”. Dengan adanya pencanangan
diri sebagai “Green Campus” maka Universitas Kristen Petra memiliki program
Green Campus. Program Green Campus memiliki lima program efisiensi demi
tercapainya “Green Campus”, yaitu yang pertama efisiensi kertas, efisiensi
sampah, efisiensi lahan atau oksigen, efisiensi energy dan efisiensi air(Surat
Keputusan, Nomor: 103/Kept/UKP/2016, 1 Maret 2016).
Sehubungan dengan penelitian ini yaitu efisiensi sampah yang didalamnya
terdapat kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”. Dalam program efisiensi
sampah, SK Rektor No. 103/ Kept/ UKP/ 2016 pasal dua yang telah menetapkan
ketetapan yaitu tentang penggunaan tas kresek dan styrofoam. Penggunaan tas
Page 5
5 Universitas Kristen Petra
kresek yang ditetapkan di Universitas Kristen Petra yaitu semua bentuk penjualan
makanan, minuman, dan barang di seluruh kedai makanan dan minuman di kantin,
café, koperasi, dan toko buku tidak diperkenankan menggunakan tas kresek ; dan
setiap kedai makanan dan minuman diwajibkan menyediakan tas daur ulang yang
dapat dibeli dikantin, koperasi, dan swalayan. Sedangkan untuk penggunaan
styrofoam yang ditetapkan oleh Universitas Kristen Petra yaitu semua bentuk
penjualan makanan di seluruh kedai makanan di kantin, cafe, dan koperasi tidak
diperkenankan menggunakan Styrofoam; Semua bentuk tugas perkuliahan dan
studio tidak diperkenankan menggunakan bahan dari styrofoam; Setiap bentuk
dekorasi untuk acara yang diadakan di lingkungan kampus tidak diperkenankan
memakai bahan dari styrofoam; dan Setiap bentuk dekorasi untuk acara yang
diadakan oleh mahasiswa dan tenaga kependidikan di luar kampus tidak
diperkenankan memakai bahan dari Styrofoam(Surat Keputusan, Nomor:
103/Kept/UKP/2016, 1 Maret 2016).
Menurut Liliany Sigit, kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan bahwa
penggunaan tas kresek dan Styrofoam adalah hal yang tidak baik dikarenakan
susahnya untuk diurai; menjadi agen perubahan dalam menjaga ciptaan Tuhan
yaitu lingkungan; dan sekaligus sebagai implementasi program Green
Campus(wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian
Kreatif Tim Green Campus, 1 Maret 2016).
Dari hasil wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian
Kreatif Tim Green Campus ini pada 1 Maret 2016, diketahui bahwa target dari
kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” adalah semua sivitas akademika.
Namun dalam penelitian ini, peneliti memilih salah satu sivitas akademika yaitu
mahasiswa Universitas Kristen Petra. Dengan total jumlah mahasiswa berjumlah
7940 orang (Data Statistik BAKA Universitas Kristen Petra, Mahasiswa Aktif
2016). Dengan jumlah yang paling besar yang mendominasi jumlah sivitas
akademika, membuat peneliti memilih mahasiswa menjadi subjek penelitian kali
ini. Dikarenakan jumlah yang besar, menjadikan mahasiswa menjadi target utama
yang dapat menjalankan dan membuat berhasil kampanye ini.
Dalam kampanye ini terdapat beberapa media yang digunakan untuk
mendukung berjalannya kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” ini ,
Page 6
6 Universitas Kristen Petra
diantaranya banner, spanduk, DIVo, web-petra, video pendek yang diputar di
perpustakaan dan mailing list(Wawancara dengan Evelina Carolina, Unit
Perencanaan Fisik Kampus sekaligus sekretaris ketua Green Campus, 20 April
2016). Penelitian ini akan menggunakan salah satu media yaitu X-banner sebagai
objek penelitan dikarenakan media X-banner yang digunakan untuk kampanye ini
masih ada hingga sekarang, sedangkan media-media yang lainnya sudah tidak
dipergunakan. Pada saat launching SK Rektor sebagai bentuk nyata kegiatan
kampanye ini yaitu pada tanggal 22 Februari 2016, kampanye ini menggunakan 4
buah X-banner, yang disebar di beberapa titik yaitu pada kantin di gedung W, T
dan P, selain itu juga di depan E-Hall. Namun peletakkan x-banner berpindah-
pindah yaitu di depan student service, didepan swalayan gedung W, dan di jalan
menuju gedung T dari gedung C. Namun setelah berselang 1 bulan kemudian, X-
banner yang digunakan terdapat 3 buah yang diletakkan di kantin-kantin di
gedung W, T dan P. Pesan dalam media X-banner yang disampaikan yaitu
mengatakan tidak pada tas kresek; SK Rektor No.103/Kept/UKP/2016
(Implementasi Tahapan Jangka Menengah Program Green Campus), Mulai
tanggal 22 Februari 2016 (Perkuliahan semester genap 15/16) “Bahwa di semua
kedai makanan di dalam kampus UK Petra tidak menyediakan makanan dan
minum memakai Styrofoam dan bungkus tas kresek”, Tas berbahan kain tersedia
di koperasi; YES! I CARE, I CAN yang terdiri dari beberapa pesan yang
bertujuan untuk menciptakan green campus.Selain itu bagian Humas Universitas
Kristen Petra sendiri juga ikut serta dalam kampanye “No Tas Kresek dan No
Styrofoam” ini. Humas Universitas Kristen Petra menjadi jembatan yang
memberitakan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” keluar Universitas
Kristen Petra (wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian
Kreatif Tim Green Campus, 1 Maret 2016).
Page 7
7 Universitas Kristen Petra
Gambar 1.1
X-banner kampanyeKantin T
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Gambar 1.2
X-banner kampanyeKantin W
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Gambar 1.3
X-banner kampanyeKantin P
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Gambar 1.4
Isi X-banner kampanye
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Gambar 1.5
Isi X-banner kampanye
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Page 8
8 Universitas Kristen Petra
Di dalam x-banner terdapat logo Universitas Kristen Petra sebagai pelaku
kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”, logo “Gerakan Menuju Kampus
Bebas Tas Kresek” yang merupakan nama kampanye sebelum ada SK Rektor,
logo Petra Greeners sebagai penggerak kampanye “No Tas Kresek dan No
Styrofoam”, dan terdapat logo I Care I Can.
Peneliti telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa mengenai
kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dan peneliti menemunkan
beberapa pendapat baik positif dan negatif berkaitan dengan kampanye tersebut.
Terdapat beberapa kritik yang ditemui peneliti saat melakukan wawancara dengan
beberapa mahasiswa Universitas Kristen Petra. Hasil wawancara peneliti dengan
Berril, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2012, mengungkapkan
bahwa dengan tidak adanya tas kresek membuat dirinya kewalahan saat membawa
barang atau makanan atau minuman yang dia beli, apalagi saat teman-temannya
meminta dirinya untuk membelikan sesuatu. Dia merasa lebih baik apabila tas
kresek itu tetap ada namun dikenakan biaya jika ingin menggunakannya, jika di
mini market di luar dikenakan 200 rupiah, maka Universitas Kristen Petra dapat
Gambar 1.6
Isi X-banner kampanye
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Gambar 1.7
Isi X-banner kampanye
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Page 9
9 Universitas Kristen Petra
membandrol hingga harga 500 rupiah. Walaupun tas kresek tetap ada, pasti tetap
akan mengalami penurunan jumlah penggunaanya (Wawancara, 5 April 2016).
Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa yaitu Martha
jurusan Sastra Inggris angkatan 2012, yang saat ditanya tentang kampanye “No
Tas Kresek dan No Styrofoam”, dan tahu tentang media yang digunakan dalam
kampanye ini, memberi jawaban dengan bertanya kembali “masih ada ya itu?
Beberapa waktu lalu aku liat X-bannernya tapi sekarang udah gak liat lagi X-
bannernya.” dan menurut dirinya kampanye ini memang bagus namun
dengantidak adanya tas kresek membuat agak kerepotan karena dirinya pernah
dengan temannya membeli cukup banyak barang di swalayan dan dengan tidak
ada tas kresek membuatnya kewalahan (Wawancara, 5 April 2016).
Selain itu juga ditemui pendapat yang pro atau positif tentang kampanye “No
Tas Kresek dan No Styrofoam” dari wawancara dengan Chyntia, mahasiswa
jurusan Manajemen Bisnis angkatan 2012, mengungkapkan bahwa dengan adanya
kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” menunjukkan bahwa Universitas
Kristen Petra merupakan kampus yang peduli dengan lingkungan dengan ikut
serta dalam pengurangan global warming (Wawancara, 5 April 2016). Peneliti
juga melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa yaitu Wisely,
mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2013, mengatakan bahwa
kampanye ini bagus, dikarenakan dengan banyaknya sampah yang ada, dirinya
mengharapkan dengan adanya kampanye ini menjadikan ini langkah kecil yang
baik untuk kesehatan lingkungan kita (Wawancara, 5 April 2016).
Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti menemukan adanya pendapat pro
dan kontra tentang kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” ini. Suatu
kampanye sendiri pasti memiliki tujuan yang pertama adalah kesadaran
(awareness) untuk membuat publik sasaran untuk berpikir tentang suatu hal dan
mencoba untuk memperkenalkan suatu tingkatan pemahaman tertentu. Yang
kedua adalah sikap dan opini (attitude and opinion) untuk membuat publik
sasaran anda untuk membentuk suatu sikap atau opini tertentu tentang suatu sikap
atau opini tertentu tentang suatu subjek. Tujuan yang ketiga adalah perilaku
(behavior) untuk membuat publik sasaran anda untuk bertindak sesuai dengan
yang diinginkan. (Gregory, 2004, p.95).
Page 10
10 Universitas Kristen Petra
Menurut Liliany Sigit, kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan bahwa
penggunaan tas kresek dan Styrofoam adalah hal yang tidak baik dikarenakan
susahnya untuk diurai; menjadi agen perubahan dalam menjaga ciptaan Tuhan
yaitu lingkungan; dan sekaligus sebagai implementasi program Green Campus
(wawancara dengan Liliany Sigit, Dosen arsitektur sekaligus Bagian Kreatif Tim
Green Campus, 1 Maret 2016).
Selain itu kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” ini semakin
dikukuhkan dengan SK Rektor yang serius, sehingga membuat mahasiswa mau
tidak mau untuk harus ikut serta dalam kampanye ini, dikarenakan tidak
disediakannya tas kresek dan styrofoam di kampus. Disaat membeli banyak
barang atau makanan, mahasiswa harus dihadapkan dengan tidak adanya tas
kresek, dan diberikan pilihan untuk membeli tas kain atau juga kesulitan untuk
membeli makan dengan tidak adanya Styrofoam. Dengan adanya masalah ini
membuat peneliti tertarik tentang bagaimanakah mahasiswa sebagai target
kampanye ini menyikapi SK Rektor tersebut dan saat dihadapkan dengan masalah
yang sebenarnya.Oleh karena itu dengan meneliti sikap, mahasiswa diharapkan
dapat memberikan dukungan yang jelas mengenai kampanye “No Tas Kresek dan
No Styrofoam” sehingga tujuan yang ingin Universitas Kristen Petra capai
melalui kampanye ini dapat terealisasi.
Berbagai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu
penelitian Livingston, Tugwell, Korf-Uzan, Cianfrone, dan Coniglio dengan judul
“Evaluation of Campaign To Improve Awareness and Attitudes of Young People
towards Mental Health Issues”. Dalam penelitian ini sang peneliti menggunakan
metode kuantitatif dan menggunakan kuesioner dengan skala likert. Kampanye
tersebut menggunakan sosial media dan hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa kampanye tersebut sukes meningkatkanawareness (kesadaran), namun
tidak sukses meningkatkan attitudes (sikap) (Livingston, Tugwell, Korf-Uzan,
Cianfrone, dan Coniglio, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti hanya
membahassikap yang terdiri dari komponen kognitif, afektif dan konatif. Selain
itu juga ditemui perbedaan media yang diteliti, penelitan terdahulu ini
menggunakan media, sosial media untuk diteliti, sedangkan media yang diteliti
dalam penelitian ini yaitu media X-banner.
Page 11
11 Universitas Kristen Petra
Tujuan dari suatu kampanye ini adalah tujuan kesadaran, dan sikap, opini
dengan kedua tujuan tersebut, maka peneliti ingin mengetahui apakah tujuan yang
ingin dicapai dari kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” tercapai atau
belum melalui penelitian sikap mahasiswa Universitas Kristen Petra mengenai
pesan kampanye dalam media X-banner. Kampanye ini juga semakin dikukuhkan
dengan SK Rektor yang serius membuat mahasiswa mau tidak mau untuk ikut
serta dalam kampanye ini, namun bagaimanakah mahasiswa menyikapi SK
Rektor tersebut dan saat dihadapkan dengan kampanye ini dimana dengan tidak
adanya tas kresek dan Styrofoam. Sikap yang akan diteliti pada penelitian ini
adalah sikap kognitif, afektif dan konatif.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian adalah:
Bagaimana sikap mahasiswaUniversitas Kristen Petra mengenai pesan
kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”dalam media X-banner?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap
mahasiswaUniversitas Kristen Petra mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek
dan No Styrofoam”dalam media X-banner.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian mengenai sikap mahasiswaUniversitas Kristen Petra
mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam”dalam media X-
banner ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini merupakan kajian Public Relations yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat terhadap penelitian
dibidangPublic Relations pada umumnya. Selain itu juga diharapkan
dapat memberi pengetahun baru tentang sikap mengenai pesan kampanye.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi tinjuan pustaka bagai
Page 12
12 Universitas Kristen Petra
penelitian selanjutnya yang menggunakan metode kuantitatif deskriptif.
Sekaligus diharapkan dapat berguna bagi peneliti-peneliti lain yang ingin
mengembangkan atau memperbaiki penelitian yang sudah ada.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi kepada
Universitas Kristen Petra selaku komunikator yang mengeluarkan
pertaturan mengenai kampanye ini, tentang bagaimana tanggapan atau
feedback mahasiswanya tentang kampanye “No Tas Kresek dan No
Styrofoam”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pembaca dapat
memahami pentingnya komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan
kegiatan oleh sebuah organisasi.
1.5 Batasan Penelitian
Peneliti memberikan batasan sebagai berikut:
1. Masalah yangditeliti adalah sikap mahasiswaUniversitas Kristen Petra
mengenai pesan kampanye “No Tas Kresek dan No Styrofoam” dalam
media X-banner.
2. Objek penelitian adalah pesan kampanye “No Tas Kresek dan No
Styrofoam”dalam media X-banner.
3. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Kristen Petra.
4. Penelitian telah dilakukan pada 22 Februari – 24 November2016 .
Page 13
13 Universitas Kristen Petra
1.6 Sistematika Penulisan
Pada bagian ini, peneliti akan menjabarkan keseluruhan rangkaian
penelitian yang terbagi pada tiga bab yaitu:
1. PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang latar belakang masalah
pemilihan topik penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah,
rencana kegiatan, kerangka teori, serta sistematika penulisan.
2. LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan mencantumkan teori-teori yang berkaitan
dengan konsep penelitian yang diangkat. Adapaun teori yang akan dibahas
adalah teori tentang sikap, Public Relations dan kampanye Public
Relations. Masing-masing bagian tersebut akan dibahas dalam sub bab
tersendiri untuk menjelaskan teori secara terperinci. Lalu selanjutnya akan
ada nisbah antar konsep dan kerangka pemikiran.
3. METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan memasukkan mode penelitian yang digunakan
peneliti yang terdiri dari definisi konseptual dan operasional, jenis
penelitian, jenis sumber data, populasi dan teknik pengambilan sampel,
teknik pengumpulan data dan uji keabsahan data.
4.ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan menganalisa sikap mahasiswa berdasarkan hasil
data yang diperoleh melalui kuesioner maupun data-data pendukung lain
dengan teori yang ada.
5.KESIMPULAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan kesimpulan dari penelitian,
terutama adalah hasil yang diperoleh dari pembahasan bab sebelumnya.
Selain itu, peneliti juga memberikan saran praktis dan akademik yang
berguna sebagai masukan kepada pihak yang terkait.