1 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK HAPPY KIDS KUALA TUNGKAL TANJUNG JABUNG BARAT TESIS Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar magister pendidikan islam dalam konsetrasi pendidikan anak usia dini Oleh: FADULAH ARIFIN NIM : MPU 182912 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020
166
Embed
TESISrepository.uinjambi.ac.id/5579/1/MPU 182912 KOMPETENSI... · 2020. 11. 18. · 4 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI JL. ArifRahman Hakim
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK
KANAK HAPPY KIDS KUALA TUNGKAL TANJUNG JABUNG BARAT
TESIS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar magister pendidikan islam dalam konsetrasi pendidikan anak usia dini
Pembimbing I : Dr. H.M. Syahran Jailani, M.Pd Jambi,17 November 2020 Pembimbing II : Dr. Minnah El Widdah, M.Ag Alamat : Pascasarjana UIN STS Jambi Kepada
Jln. Arif Rahman Hakim Bapak Direktur Telanaipura Jambi Pascasarjana UIN STS Jambi
di- JAMBI
NOTA DINAS
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku di Pascasarjana UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa tesis saudara Fadulah Arifin NIM. MPU.182912,
dengan Judul “Kompetensi Pedagogik Guru Paud dalam
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat” telah dapat
diajukan untuk ujian tesis sebegai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister (S2) Program Study Manajemen Pendidikan dalam
Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini pada Pascasarjana UIN STS
Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wssalamu ‘alaikum Wr. Wb. Pembimbing I Pembimbing II Dr. H. Syahran Jailani, M.Pd Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
Tesis dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru PAUD Dalam
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Happy
Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat” yang diujiankan oleh Sidang Pascasajana UIN STS Jambi Pada : Hari/Tanggal : Senin/ 16 November 2020 Jam : 14.30 – 16.00 WIB Tempat : Ruang Sidang ( Aplikasi Zoom ) Online Nama : Fadulah Arifin NIM : MPU. 182912 Judul :“Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung
Barat” Telah diperbaiki sebagaimana sidang diatas dan telah diterima
sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Dua (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini pada Pascasarjana UIN STS Jambi.
Pembimbing I Pembimbing II Dr.H. Syahran Jailani, M.Pd Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
Mengetahui,
Wakil Direktur
Dr. Badarussyamsi, S.Ag. MA
Nama : FADULAH ARIFIN Nim : MPU. 182912 Judul : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI 5 – 6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK HAPPY KIDS KUALA TUNGKAL TANJUNG JABUNG BARAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fadulah Arifin NIM : MPU.182912 Tempat/Tgl. Lahir : Lumahan, 15 Juni 1993 Konsentrasi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Alamat : Jln. Jamrud RT 04 Desa Lumahan
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnyabahwa tesis yang berjudu “Kompetensi Pedagogik Guru Paud dalam Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat” adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggungjawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan Pascasarjana UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui tesis ini
Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Jambi, Oktober 2020 Penulis FADULAH ARIFIN NIM. MPU.182920
7
MOTTO
ئك ة يدعون إلى ٱلخير ويأمرون بٱلمعروف وينهون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ولتكن م
لحون هم ٱلمف
Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung ( Q.S. Ali Imran : 104).1
1 Anonim, Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka (Banten:
Kalim, tt), hal. 544.
8
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan untuk Kedua orang tuaku
Ayahandaku Abdul Gani dani bundaku Siti Nurbayah
Saudara-saudariku yang kusayang
Yang sudah memberikan dukungan dan supportnya
mengiringiku dengan Do’a
Majelis Guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal, Para
Guru dan Dosenku, yang telah mendidik, membimbing, dan memotivasi dalam menuntut ilmu mulai dari awal hingga Akhir
.
9
ABSTRAK
Fadulah Arifin : Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengembangan
Kognitif_Anak Usia”Dini 5–6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat
Masalah pokok dari penelitian ini ialah mengapa kompetensi pedagogik guru belum optimal didalam pengembangan kognitif anak usia dini, dengan indikator guru melakukan proses pembelajaran secara terpisah dengan bermain, guru melakukan kegiatan belajar tidak berdasarkan rencana kegiatan harian secara kreatif, guru hanya menggunakn buku paket saja. Penelitian ini bertujuan agar memperoleh informasi mengenai mengapa kompetensi pedagogik guru belum optimal didalam pengembangan kognitif anak usia dini. Penelitian ini berfokus tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Usia 5–6 Tahun diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat pada kelas B. Manfaat dari penelitian ini yakni memberi konstribusi sebagai masukan serta perbandingan guru sehingga bias memberi peningkatan kompetensi pedagogiknya sehingga dapat mengembangkan kognitif anak usia dini.
Penelitian kualitatif sebagai metode pendekatan dengan tekhnik Pusposive Sampling. Cara peneliti melakukan pengumpulan data yakni dengan observasi, wawancara serta dokumentasi Tahap tekhnik analisi data meliputi mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, serta verifikiasi atau menyimpulkan, mengecek keabsahan data dilaksanakan melalui memperpanjang keikut sertaan, ketelitian dalam mengamati, triangulasi, serta melaksanakan konsultasi kepada pembimbing.
Hasil temuan dalam penelitian pertama, Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5–6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids, guru diTaman Kanak-kanak Happy Kids masih ada yang belum berkompetensi pedagogik pengembangan materi serta konsep bidang ilmu kognitif anak usia dini, belum melakukan rancangan beragam kegiatan dalam perkembangan secara kreatif, belum melakukan evaluasi. Kedua, factor latar belakang pendidikan guru, faktor anggapan tuntutan administrasi, faktor minimnya sarana dan prasarana yang menjadi penyebab rendanya Kompetensi pedagogik guru Ketiga, Upaya untuk mengembangkan kompentensi pedagogik anak usia dini meliputi melanjutkan kuliah jurusan paud, mengikuti pelatihan dan pembinaan guru, pengadaan media belajar. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik Guru, Kognitif anak usia dini
10
ABSTRACT
Fadulah Arifin: Teacher_Pedagogical Competence in Early Childhood Cognitive Development 5–6 Years at Happy Kids Kuala Tungkal Kindergarten, Tanjung Jabung Barat
The main problem of this research is why the pedagogical competence of teachers is not optimal in early childhood cognitive development, with the indicator that the teacher carries out the learning process separately by playing, the teacher does the learning process not based on creative daily activity plans, which the teacher uses in the learning process only uses textbook course. The purpose of this study was to obtain information about why teachers' pedagogical competence was not optimal in early childhood cognitive development. This research focuses on Teacher Pedagogical Competence in the development of Early Childhood Cognitive Age 5–6 Years at Happy Kids Kuala Tungkal Kindergarten, Tanjung Jabung Barat in class B. The benefit of this research is to contribute as input and comparison of teachers in order to improve pedagogic competence so as to develop early childhood cognitive.
Qualitative research as an approach method with Pusposive Sampling technique. The way researchers collect data is through observation, interviews and documentation. The data analysis technique stage includes data collection, data reduction, data presentation, and verification or drawing conclusions, while checking the validity of the data is done by extending participation, careful observation, triangulation, and consulting with the supervisor. .
The findings in the first study, Teacher Pedagogic Competence in Early Childhood Cognitive Development 5–6 Years in Happy Kids Kindergarten, Happy Kids Kindergarten teachers still have no pedagogical competence in developing materials and concepts in early childhood cognitive science. , have not designed various creative development activities, have not conducted an evaluation. Second, the factor of teacher education background, the factor of perceived administrative demands, the factor of the lack of facilities and infrastructure which is the cause of the low teacher's pedagogical competence.Third, efforts to develop pedagogic competence in early childhood include continuing studies majoring in paud, participating in teacher training and coaching, procurement of learning media . Keywords: Teacher Pedagogic Competence, Early childhood cognitive
11
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang
memberikan nikmat kesehatan sehingga penulisan tesis ini bisa
terselesaikan.
Sholawat beriring salam selalu dilimpahkan pada baginda Nabi besar
Muhammad SAW. karena beliaulah yang kita harap-harapkan syafa’atnya
di hari kiamat nanti Amin.
atas bimbmbingan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini penulis
haturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.Suaidi Asy’ari, MA,.Ph.D , Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
2. Bapak Prof Dr. Ahmad Syu’ri SS. MA, Direktur Pasca Sarjana Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Badarussyamsi, MA selaku Wakil Direktur Pascasarjana UIN
STS Jambi
4. Bapak Dr.H. Syahran Jailani, M.Pd selaku Pembimbing I
5. Bapak Dr. Minnah El Widdah, M.Ag selaku pembimbing II
6. Bapak/Ibu Dosen Konsentrasi Magister Pendidikan di Pascasarjana
UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi
7. Bapak/Ibu Kepala Perpustakaan Pascasarjana UIN STS Jambi.
Penulis berharap, atas jasa dan budi baik dari mereka semua semoga senantiasa mendapat ridho Allah swt. Semoga hasil tesis ini semoga bias memberikan manfaat untuk dibaca
Jambi, September 2020 Penulis,
FADULAH ARIFIN NIM. MPU.182912
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
LEMBAR LOGO ................................................................................. ii
HALAMAN NOTA DINAS .................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ........................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .......................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
melalui indikatornya yaitu kemampuan melaksanakan intraksi atau
mengelola kegiatan pembelajaran, kemapuan merangcang program
pembelajaran serta mampu melakukan penilaian.20
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republic
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Mengenai Standar Nasional
Pendidkkan, menjelaskan Kompetensi Pedagogik Guru PAUD meliputi
hal-hal berikut :
1. Menyatukan aspek pengembangan disesuaikan terhadap krakterisktik anak
usia dini
2. Memeriksa teori dalam permainan yang disesuaikan terhadap aspek maupun
tahap pengembangan apa yang dibutuhkan, bakat, potensi, maupun minat
mereka
3. Melakukan perancangan proses pengembangan anak yang disesuaikan
dengan kurikulumnya
4. Menggunakan teknilogi, informasi, dan komunikasi untuk penyelenggaran
proses pengembanganyang mendidk
5. Mengembanagkan potensi anak usia dini
6. Berkomunikasi secara efektif, santun dan empatik
20 Diknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, (Jakarta: Ciputat Press, 2006), hal. 66.
24
7. Menyusun laporan penilaian, evaluasi proses maupun hasil pembelajaran
anak
8. Hasil pembelajaran anak usia dini ditentukan dengan lingkup sasaran
asesmen proses
9. Mempergunakan hasil penilaian, perkembangan serta mengevaluasi program
terhadap apa yang penting bagi perkembangan anak usia dini
10. Melaksanakan tindangan korktif, reflektif, serta inovatif didalam peningkatan
mutu proses maupun hasi perkembangan anak usia dini.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka peneliti
menemukan permasalahan didalam penelitian tersebut. Diantara beberapa
gejala yang ditimbulkan diantaranya :21
1. Guru kurang memahami bagaimana membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPPH) serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan (RPPM)) Kenyataan ini menunjukkan bahwasanya
kompetensi pedagogik guru belum optimal.
2. Guru belum Melakukan pengorganisasian aspek pengembangan yang
disesuaikan terhadap karakter anak usia dini
3. Didalam bidang tehnologi guru belum melakukan pemanfaatan
tehnologi, informasi maupun komunikasi dalam kegiatan belajar, guru
masih gaptek (gagap tehnologi) hingga jarang menggunakan internet
dalam mendapatkan informasi yang diperlukan.
4. Guru kurang mampu membangun suana belajar yang kondusif untuk
belajar mandiri,dan kegiatan eksplorasi diri.
5. Guru kurang memanfaatkan profesi seutuhnya, dikarenakan kebanyakan
guru bekerja diluar sekolah dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya
21 Observasi Awal peneliti, tanggal 02 September – 07 September 2019
25
hingga waktu dalam membaca maupun menulis dalam peningkatan
dirinya tidak tersedia.
Berdasarkan penemuan tersebut ada kesenjangan yang perlu diteliti
hingga kompetensi pedagogic guru paud penting dikarenakan saling
berkaitan serta perkembangan anak dari setiap individual anak usia dini.
Bertolak dari latarbelakang diatas sehingga peneliti tertaris
melaksanakan penelitian berjudul “KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PAUD DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI 5 – 6
TAHUN DITAMAN KANAK-KANAK HAPPY KIDS KUALA TUNGKAL
TANJUNG JABUNG BARAT”
B. Rumusan Masalah
Sesuai latarbelakang yang telah dijelaskan, sehingga pertanyaan
pertama peneliti ialah mengapa kompetensi Pedagogik guru belum optimal
didalam perkembangan kognitif anak usia dini diTaman-taman Happy Kids
Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat ? Sehingga perumusan masalahnya
yakni :
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam pengembangan kognitif
Anak Usia Dini 5 sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids
Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat?
2. Apa kendala guru yang menyebabkan rendahnya kompetensi pedagogik
guru dalam pengembangan kognitif Anak Usia Dini 5 sampai 6 Tahun
diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung
Barat?
3. Upaya apa saja yang dilaksanakan guru didalam mengoptimalkan
kemampuan pedagogik dalam pengembangan kognitif Anak Usia Dini 5
sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal
Tanjung Jabung Barat?
C. Fokus Penelitian
26
Supaya tidak terjadi simpangsiur didalam penelitian tersebut, oleh
karena itu Peneliti lebih fokus dalam memahami kemampuan pedagogik
guru didalam Pengembangan kognitif anak Usia Dini 5-6 Tahun diTaman
Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat pada
kelas B. yakni Melakukan pengorganisasian aspek pengembangan yang
disesuaikan terhadap karakter anak usia dini, Melakukan perancangan
proses perkembangan anak usia dini sesuai kurikulum, melakukan
komunikasi yang efektif, empatik serta santun.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan agar memperoleh informasi mengetahui
pengetahuan pedagogic guru didalam pengembangan kognitif anak usia
dini, yaitu :
a. Mengetahui Kompetensi pedagogik guru dalam Pengembangan kognitif
anak Usia Dini 5 sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids
Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat
b. Mengetahui kendala guru yang menyebabkan rendahnya kompetensi
pedagogik guru dalam Pengembangan kognitif anak Usia Dini 5 sampai
6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung
Jabung Barat
c. Mengetahui upaya yang dilakukan guru dalam mengoptimalkan
kompetensi pedagogik dalam Pengembangan kognitif anak Usia Dini 5
sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal
Tanjung Jabung Barat
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat memberi
berbagai manfaat, diantaranya :
a. Dapat memberikan kontribusi sebagai bahan masukan dan
perbandingan kepada pihak-pihak terkait di Taman Kanak-Kanak
27
Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat khususnya, dan
dilembaga pendidikan anak usia dini yang lain
b. Dapat menambah hazanah keilmuan serta literatur tentang
kemampuan pedagogik guru paud didalam perkembangan kognitif
anak usia dini
c. Memberikan kontribusi pemikiran kepada guru dalam melaksanakan
pengembangan kognitif yang disesuaikan terhadap prinsip belajar anak
usia dini
d. Agar guru selalu berusaha meningkatkan kompetensi pedagogik
semaksimal mungkin, sehingga tanggungjawabnya sebagai seorang
pendidik anak usia dini dapat berhasil dengan baik.
28
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Kompetensi Pedagogik Guru
a. Pengertian Kompetensi
Pendapat Danim Sudarman kompetensi ialah seperangkat keterampilan,
pengetahuan, serta nilai mendasar yang di refleksikan melalui kebiasaan berpikir
serta bertindak bagi tenaga pedagogik. Kompetensi juga berarti perincian suatu
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang ada pada guru yang
menerapankan didalam bekerja disesuaikan terhadap standarisasi kinerja yang
diperlukan masyarakat maupun didunia pekerjaan.22
Kompetensi menurut John M. Ivancevich, much more general than
traditional knowledge, skills, and abilities needed to perform one specific
job,competencies are general attributes employees need to do well across
multiple jobs or within the organizations as a whole. Kompetensi adalah sifat
umum pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan
dengan baik dan termasuk kedalam keseluruhan organisasi. Hal ini lebih
umum dari pengetahuan, skill, dan kemampuan yang dibutuhkan pada satu
pekerjaan yang spesifik.23
Menurut Munsyi sebagaimana yang dikutip Hamzah kompetensi
ialah mampu didalam melakukan hal yang didapat dari pendidkan.
Kompetensi menunjukan tindakan secara rasional, agar terpeenui
spesifikan tertentu didalam melakukan tugas pendidikan. Hal itu disebut
rasional dikarenakan memilikii arah serta tujuan, Performance ialah
tindakan nyata yang tidak hanya diperhatikan tapi berupa prihal yang
tidak.24
22Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Prajabatan, Induksi, Ke
Profesional Madani (Jakarta: Prenamdia Group, 2011), hal. 111. 23John M. Ivancevich, Human Resource Management (New York: McGraw Hill, 2007),
hal. 169. 24Hamzah Uno dan Nina Lamatengo, Tugas Guru dalam Pembelajaran : aspek yang
mempengaruhi (Jakarta : bumi Aksara, 2016. 11-12.
29
Kompetensi menurut Luciano L’Abate et,. Al, competence has been
defined in so many ways that would be difficult to limit it, except by how
effectively we are in dealing with ourselves and others. Kompetensi telah
didefinisikan dalam banyak cara yang akan sulit untuk membatasinya,
kecuali dengan seberapa efektif kita dalam mengarahkan diri kita sendiri
dan orang lain kepada kebaikan.25 Firman Allah dalam Al-qur’an surah al-
an’am ayat 135
قبة ٱلدار إن فسوف تعلمون من تكون لهۥ ع قوم ٱعملوا على مكانتكم إن ي عامل فلح هۥ لا ي قل ي لمون
ٱلظ
Artinya: Katakanlah: "Hai umatku, berbuat lah sepenuh kemampuan mu,
Sesungguh nya aku pun berbuat (pula). kelak kamu akan
mengetahui, siapa (diantara kita) yang akan mendapat hasil yang
baik didunia ini. Sesunggunya orang zalim itu tidak dapat
keberuntungan. (QS. Al-an’am: 135)26
Kompetensi adalah kecakapan ataupun kemampuan dalam
pengerjaan sesuatu pekerjaan, selain itu kompetensi juga diartikan sebagai
sifat (karakter) orang yang mempunyai kecakapan, kemampuan,
wewenangan, keterampilan, pengetahuan dalam menyelesaikan sesuatu
yang dibutuhkan. Lebih jauh lagi kompetensi diartikan sebagai prilaku atau
kinerja rasional dalam mencapai tujuan yang memberi kepuasan atas dasar
kondisi (prasyarat) yang diinginkan.27
Spencer and Spancer sebagaimana yang dikuti Sagala melihat
bahwasanya kompetensi sebagai karakter yang muncul dari individu yang
mempunyai hubungan bagi kinerja yang efektif ataupun superior didalam
pekerjaan situasi.28Hall dan Jones Sebagaimana yang dikutip Sagala
kompetensi ialah pernyataan yang memberi gambaran penampilan dari
25Luciano L’Abate et.al, Relational Competence Theory, (New York: Springer
Science+Business Media, 2010), hal. 7 -9. 26Departemen Agama RI, Op. Cit., hal. 145. 27Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.
44. 28Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif (Jakrta: Bumi Aksara, 2012), hal. 78.
30
kemampuan tertentu yang bulat yakni menyatukan diantara pengetahuan
serta kemampuan yang bisa dilihat maupun di ukur.29Menurut Littrel
sebagaimana yang dikutip Hamzah, kompetensi ialah kekuatan mental
maupun fisik dalam melaksanakan tugas ataupun keterampilan yang
diajarkan dengan pelatihan serta praktik.30
Elizabeth Moore Plionis dalam bukunya mengatakan competency in
social work practice requires that students acquire and value skill sets for
both direct and indirect practice, critically assess the available empirical
evidence when making decisions, realistically appraise a variety of theories,
and master the art and science of relationship building in direct and indirect
practice. Kompetensi adalah praktek pekerjaan social mengharuskan siswa
memperoleh dan keterampilan nilai untuk melatih diri baik langsung dan
tidak langsung, kritis menilai bukti empiris yang adak etika membuat
keputusan, realistis menilai dalam berbagai teori, dan menguasai seni dan
ilmu membangun hubungan antara teori dan praktek.31
b. Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang yang
berhubungan pada kinerja yang berkreteria unggul serta efektif didalam
pekerjaan serta setuai tertentu. Menurut Muhaimin, kompetensi ialah
seseorang yang harus memiliki sifat intelegen, tanggung jawab, ahli
didalam melakukan pekerjaan didalam bidang tertentu.32 Sipat intelegen
perlu diperlihatkan sebagai keterampilan, ketetapan maupun keberhasilan
dalam berprilaku. Sipat tanggungjawab perlu diperlihatkan sebagai sesuatu
yang benar sesuai tindakan baik dilihat berdasarkan sudut teknologi,
pengetahuan ataupun etika.
29Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal. 157. 30Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Op. Cit., hal. 12. 31Elizabeth Moore Plionis, Competency in generalist practice: a guide to theory
andevidence-based decision making (New York : Oxford University Press, 2007), hal. xi. 32
Muhaimiin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 151
31
Kompetensi_guru ialah menguasai kemampuan yang terdapat
didalam diri guru sehinga bisa terwujud kinerja yang tepat serta ifektif.
Berdasarkan Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, standarisasi
kompetensi guru ada 4 komponen, yakni : 1). Mengeloa
pembelajaran, 2). Mengembangkan potensi 3). Menguasai akademik, 4).
Sifat kepribadian. Semua standarisasi kompetensi guru terbagi menjadi 7
kompetensi diantaranya : 1). Penyusugnan perencanaan kegiatan belajar,
mengapresiasi maupun harpan yang berciri serta berkarakter bagi
seseorang didalam melaksanakan tugasnya. 2) ciri serta karakteristik
kompetensi yang tergambar didalam aspek pertama ini menampilkan
secara nyata didalam prilaku, tingkah laku serta unjuk kerja. 3) unjuk kerja
tersebut yakni terpenuhinya suatu kriteria standarisasi mutu tertentu.34
33 Kunandar, Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 56 34 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan (Bandung
ALFABETA, 2013), hal. 23.
32
Pendapat Barlow yang mana dikutip oleh Muhibbin Syah bahwo
kompetensi guru ialah keterampilan seorang guru didalam melakukan
kewajibannya dan mmpertanggung jawabkannya secara layak.35
Dari gambaran diatas kesimpulannya bahwa kompetensi guru ialah
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan serta wewenang yang perlu ada, di
hayati serta di kuasai guru didalam melakukan pekerjaan professional nya.
Menurut Mulyasa sebagaimana yang dikutip Nurhabibullah
kompetensi guru ialah memadukan antar kemampuan personal, ilmu,
tehnologi, sosial, maupun spiritualnya berdasarkan kaffah terbentuk
kompetensi standarisasi profesi guru, meliputi materi, memahami anak,
proses belajar yang mendidik, pengambangan kepribadian maupun
rofesional.36 Kompetensi guru berkaitan bagi keseluruhan kemampuan
yang dilaksanakan bagi guru didalam pengembangan amanat serta
Group 2011).hlm. 89 47 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
38
tehnik permainan sembari belajar
memiliki sifat holistik, disesuaian
dengan yang dibutuhkan anak usia
dini, serta memiliki makna, yang
berkaitan dengan beberapa bidang
perkembangan diPAUD
4. Melakukan rancang-kegiatan
permainan yang menjadi bentuk
kegiatan belajar yang membimbing
anak usia dini
C.Melakukan rancangan
proses perkembangan
anak usai dini sesuai
kurikulum
1. Melakukan penyusunan isi program
perkembangan peserta didik
berdasarkan tema serta apa yang
dibutuhkan anak usia dini terhadap
aspek pengembangan
2. Merancang proses bermain kedalam
program tahunan, semester,
mingguan, serta harian
D.*Menyelenggaraka
kegiatan perkembangan
yang memberi didikan
1. Menentukan prinsip perkembangan
yang membimbing serta memberi
kesenangan
2. Melakukan rancangan proses
perkembangan yang memberi didikan
serta lengkap, baik terhadap kegiatan
didalam kelas dan diluar kelas
3. Melakukan penerapan proses bermain
yang memiliki sifat holistik, autentik,
serta memiliki makna
E. Memberi manfaat
teknologi, informasi
dan komunikasi untuk
kepentingan
penyelenggaraan
kegiatan
pengembangan yang
memberi didikan
1. Menentukan tehnologi informasi
maupun berkomunikasi dan materi
pengajaran berdasarkan kegiatan
perkembangan anak usia dini
2. Mempergunakan tehnologi informasi
maupun berkomunikasi dalam
peningkatan mutu kegiatan
perkembangan yang memberi didikan
39
F. Melakukan
pengembangan
potensi anak usia dini
untuk
pengaktualisasian diri
1. Menentukan sarana kegiatan maupun
sumber pembelajaran dalam
perkembangan anak usia dini
2. Menciptakan media proses
perkembangan anak usia dini
3. Melakukan pengembangan potensi
serta kreativitas anak usia dini dengan
proses bermain sembari belajar
G.Melakukan komunikasi
yang efektif, empatik, serta
santun
1. Menentukan beragam strategi
komunikasi efektif, empatik serta
santun pada anak usia dini
2. Melakukan komunikasi yang efektif,
empatik, serta santun pada anak usia
dini
H. Melakukan
penyelenggaraan
maupun pembuatan
laporan penilaian,
mengevaluasi proses
maupun keberhasilan
pembelajaran anak usia
dini
Paham prinsip dalam menilai serta
mengevaluasi proses maupun
keberhasilan pembelajaran anak usia dini
I. lingkup sasaran asesmen
proses maupun hasil
belajar bagi anak usia dini
1. Menentukan pilihan pendekatan,
metode serta tehnik asesmen proses
mapun hasil perkembangan bagi anak
usia dini
2. Mempergunakan prinsip serta prosedur
asesmen proses maupun hasil
perkembangan anak usia dini
3. Melakukan administrasi dalam menilai
proses serta hasil pembelajaran yang
mempunyai kesinambungan dengan
mempergunakan beragam instrument
4. Penentuan tingkatan pencapaian
pengembangan anak usia dini
40
5. Melakukan analisis hasil dalam menilai
proses serta keberhasilan
pembelajaran bagi beragam tujuan
6. Mengevaluasi proses serta hasil
pembelajaran
J. Mempergunakan hasil
penilaian,pengembangan
serta mengevaluasi
program demi kebutuhan
perkembangan anak usia
dini
1. Mempergunakan informasi hasil menilai
serta mengevaluasi bagi
kesinambungan pembelajaran anak
usia dini
2. Melakukan program remedial serta
pengayaan
3. Memanfaat kan informasi keberhasilan
dalam menilai serta mengevaluasi
proses belajar guna peningkatan mutu
belajar
4. Mengkomunikasi kan hasil dalam
menilai perkembangan serta
mengevaluasi program bagi pemangku
kepentingannya
K. Melaksanakan tindakan
reflektif, korektif dan
inovatif dalam peningkatan
kualitas proses dan hasil
pengembangan
anak usia dini
1. Melakukan refleksi bagi kegiatan
perkembangan anak usia dini yang
sudah dilakukan
2. Melakukan peningkatan mutu
perkembangan anak usia dini dengan
meneliti tindakan kelas
3. Melaksanakan penelitian kegiatan
kelas
*berdsarkan penjelasan diatas, bisa memahami bahwasanya
kompetensi pedagogik sangat penting dipunyai oleh pendidik terutama guru
Pendidikan Anak Usia Dini dikarenakan kompetensi pedagogik iaalah
landasan awal didalam melaksanakan kegiatan belajar dikelas dengan
kunci keberhasilan mencapai tujuan belajar teradap anak. Dikarenakan
41
kompetensi pedagogik ialah mampu mendidik, menumbuhkan situasi serta
pengalaman pembelajaran yang beragam didalam mengelola anak untuk
pemenuhan kurikulum yang dipersiapkan misalnyai kemampuan
pengembangan kurikulum atau silabus; kemampuan penyusunan rencana
kegiatan belajar, melakukan kegiatan belajar yang mendidik serta dialogis;
mengevaluasi keberhasilan pembelajaran sesuai aturan yang benar.
Menjadii pendidik, ia diharuskan mempunyai ilmu yang bisa di
ajarkan. Dikarenaan pendidik tidak mungkin memberi suatu pada orang lain
jika pendidik itu tidak mempunyainya. Apa yang diajari perlu di kuasai
pendidik sebelumnya, dan langsung di ajarkan ke yang lainnya. Keadaan
tersebut diartikan didalam ilmu pendidikan sebagai personifikasi pendidik.
Pendidikan anak usia dini merupukan aktifitas yang terus ikut serta
terhadap hidup manusia, berawal dari bangsa yang sederhana peradaban
nya hingga bangsa yang tinggi peradaban nya. Permasalahan ini timbul
bersamaan bagi keberadaan manusia dilingkungannya, disebabkan
manusia ialah mahluk yang sering memperoleh didikan serta membantu
kehidupannya lebih jauh karena manusia haruslah bisa memberi didikan
terhadap diri sendiri, keluarga serta masyarakat yang ada dilingkungannya.
Dengan demikian pendidik atau guru memiliki fungsi dan berperan penting
didalam pendidikan. Hal ini diungkapkan juga dalam surat At-Taubah ayat
122 berbunyi:
Artinya: “Tidak lah sepatut nya orang mukmin pergi semua (kemedan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap golongan diantara mereka beberapa orang agar mendalami pengetahuan mereka mengenai agama (ad-din) serta untuk memberikan peringatan pada kaum
(٢١١)التوبة:
42
nya jika mereka sudah kembali kepada nya agar mereka bisa menjaga dirinya” (Q.S. 9: 122).48
Dalam surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT juga berfirman keutamaan
seorang bertakwa yang berkorelasi positif dengan orang yang berilmu
berikut ini:
Artinya: “ hai_manusia sesungguh nya Kami menciptakan engkau dari seorang laki-laki maupun seorang perempuan serta menjadi kan kamu berbangsa - bangsa serta bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguh nya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang bertakwa di antara kamu. Sesungguh nya Allah Maha Mengetahui maupun Maha Mengenal (Q.S. 49: 13).49
*kak seto menjalaskan bahwasanya dunia peserta didik ialah dunia
permainan, yakni dunia yang secara spontan serta memberi kesenangan.
Berbagai hal bisa dilaksanakan oleh peserta didik dengan bersemangat jika
berkaitan dengan situasi yang menimbulakn keseenangan.50 Anak-anak
butuh banyak permainan. Tentu saja permainan yang dimaksud di sini
adalah permainan edukatif sehingga mampu meningkatkan kecerdasan,
mengasah imajinasi, dan semakin meluas wawasannya.51 Untuk itu,
manjatuhkan pilihan hidup_sebagai PAUD sangat bertanggungjawab
besar. Karena membimbing peserta didik diusia dini tidak dapat dipandang
remeh.52
48Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), hal.
301-302. 49Ibid., hal. 847. 50Kak Seto, “Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Anak” dalam Arismantoro
(Penyunting), Tinjauan Berbagai Aspek Character Building: Bagaimana Mendidik Anak berkarakter, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), hal. 3.
51Ajeng Yusriana, Kiat-Kiat Menjadi Guru PAUD yang disukai Anak-Anak, (Jogyakarta: Diva Press, 2012), hal. 82.
52Lily Alfiyatul Jannah, Kesalahan-Kesalahan Guru PAUD yang sering Diangggap Sepele, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hal. 21.
(٣١׃)الحجرات
43
Melalui kegiatan belajar, guru diharuskan mempunyai kemampuan
dalam bimbingan serta memberi fasilitas peserta didik supaya ia paham
kekuatan maupun kemampuan ysng dimiliki, kemudian memotivasi supaya
peserta didik terdorong agar melakukan pekerjaam ataupun belajar dengan
baik agar terwujud hasil yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.53
Guru memengaruhi keputusan berdasarkan berpartisipasi di
59James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano, Qualities of Effective Principals, Terj. Siti Mahyuni, (Alexandria VA, Association for Supervision dan Curriculum Development (ASCD) N. Beauregard St. 2008), hal. 94.
60David N. Aspin and Judith D. Chapman, Values Education and lifelong Learning, (AA. Dordrecht, The Netherlands: Springer, 2007), hal. 282.
61Mukhtar Latif, dkk, op. cit., hal. 86.
46
2. Melakukan integrasi kesehatan, gizi, pendidikan, mengasuh serta
melindungi.
3. Proses belajar dilakukan dengan bermain.
4. Proses belajar dilaksanakan dengan bertahap, berkesinambungan serta
sifat pembiasaan.
5. Pengembangan kognitifbersifat aktif, kreaktif, interaktif, efektif serta
memberikan kesenangan.
6. Pengembangan kognitifberpusat pada anak.62
Pengorganiasian rencana pembelajaran taman kanak-kanak adalah:
1) Memilih metode yang sesuai serta beragam, 2) Memilih peralatan
permainan maupun sumber pembelajaran yang tersedia dlingkungannya
dan 3) Memilih tehnik serta peralatan sehingga dalam menilai disesuaikan
bagi kegiatan yang dilakukan.63 Dalam pengukuran kualifikasi guru, siap
mengenai materi yang akan disampaikan, siap merencanakan kegiatan
belajar maupun mampu mempergunakan media atau peralatan praktek
yang dipergunakan ketika praktek terjadi. Allah SWT juga berfirman:
Artinya: hai_orang _yang beriman, bertakwa lah pada Allah serta hendaknya tiap diri memperhati kan apa yang sudah dilakukannya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwa lah pada Allah, sesungguh nya Allah Maha Mengetahui terhadap suatu yang kamu kerjakan (Q.S 59: 18).64
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap orang harus memperhatikan yang
diperbuatnya, termasuk yang dilakukan guru dalam mengajar. Kompetensi
pedagogik guru TK dijelaskan secara rinci yakni :
1. *Penguasaan karakter anak berdasarkan aspek fisik, moral, sosial,
pendekatan agar terpenuhinya tujuan mereka berdasarkan populasi
peserta siswa yang begitu beragam. Sebuah pendekatan ataupun metode
tunggal tidak lagi mencukupi.73
Berkaitan terhadap hal tersebut, maka sistem pendidikan anak usia
dini yang ideal adalah:
1. Proses pembelajaran peserta didik dikelas 1 dilaksanakan seperti diTK,
yakni bermain sembari belajar serta belajar yang mengajak peserta didik
agar sering bergerak.
2. Proses pembelajaran dikelas 2, dilaksanakan melalui tahapan serta
dapat dirubah ke arah yang formal misalnya kanak-kanak kelas nya.
Sehingga, ketika peserta didik masuk kekelas 3, dia telah memiliki
kesiapan menjadi peserta didik praremaja awal.74
Dari penjelasan di atas telah terungkap bahwa bagaimana
penggunaan metode dengan segala prosedur yang ada. Jika penggunaan
metode mengikuti pola yang telah disebutkan di atas maka tidak mustahil
akan menghasilkan suatu pelaksanaan metode yang baik sesuai dengan
teori yang dipelajari oleh guru itu sendiri saat mereka menempuh jenjang
pendidikan sebelumnya.
Metode pengajaran balita dan anak pra sekolah/taman kanak-kanak
adalah:
1. Bermain. Bermain ialah beragam bentuk kegiatan yang memberi rasa
puas bagi peserta didik yang memiliki sifat tidak serius, kelenturan serta
bahan permainan yang ada didalam kegiatan yang imajinatif
ditarnformasikan sama terhadap dunia kedewasaan. Bermain
mempunyai makna terpenting terhadap tumbuh kembang peserta didik.
2. Karyawisata. Berkarya wisata memiliki arti terpenting terhadap
pengembangan peserta didik dikarenakan bisa membangkit kan minat
peserta didik terhadap suatu hal, informasi yang diperoleh lebih meluas,
73Richard I. Arends, Learning to Teach, (Buku Satu), Terj. Helly Prajitno Soejipto dan
Sri Mulyantini Soejipto, (Yogjakarta: Pustaka Pelajaran, 2008), hal. 25. 74Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hal.
365.
52
memperkaya lingkungan program proses pembelajaran anak balita
yang tidak di hadirkan dikelas (misalnya seperti melihat berbagai hewan
ataupun melihat proses pertumbuhannya).75
Belajar ialah proses menumbuhkan arti serta pemahaman, peserta
didik, bagi pengelaman informasi yang di saring melalui pendapat,
pemikiran perasaan, sehingga belajar dijadikan kegiatan memperoleh
gagasan. Yang berarti peserta didik perlu menyampaikan materi
pembelajaran yang telah diajarkan baik berupa tulisan ataupun kedalam
bentuk presentasi. Peserta didik perlu menghasilkan gagasan kegiatan
pembelajaran yang inivartif, mempunyai kreativitas, serta produktif.
Sehingga implementasi kompetensi pedagogis terhadap guru tentunya
memotivasi prilaku pembelajaran sehingga termotivas agar senantiasa
melaksanakan perubahan. Agar mendapatkan kualitas hasil pembelajaran
yang bisa bersaing tentunya guru perlu mempunyai kemampuan serta
berkeinginan melaksanakan perubahan yang berinovatif serta berkreatif
mempergunakan strategi yang menarik melalui sentuhan pedagogis.76
Dalam kondisi ini maka guru harus bisa berkomunikasi secara efektif.
Menurut DuBrin, berkomunikasi secara kuat dan dramatis bisa
mempengaruhi dan memberi inspirasi orang lain. Tipe komunikasi yang
dibutuhkan untuk membantu orang tumbuh dan berkembang adalah
komunikasi yang lembut.77
Pengalaman menunjukkan profil guru yang tidak mempergunakan
pendekatan pedagogik diantaranyan (1) guru kebanyakan ceramah serta
berinteraksi belajarnya searah; (2) media tidak di manfaatkan; (3)
mengelola pembelajaran lebih klasikal serta kegiatannya tidak terlalu
bervariasi ; (4) tuntutan pendidikan mengenai keberhasilan dalam
pembelajaran serta produktiftas rendah ; (5) tidak adanya hasil karya
peserta didik yang pantas untuk diperlihatkan; (6) pendidik maupun buku
75Maimunah Hasan, op. cit., hal. 359-362. 76Syaiful Sagala, op. cit., hal. 159. 77Andrew J. DuBrin, The Complete Ideal’s Guides: Leadership, Terj. Tri Wibowo BS,
(Jakarta: Prenada, 2009), hal. 286.
53
yang menjadi sumber pembelajaran; (7) seluruh peserta didik di anggap
sama; (8) Menilainya dalam bentuk test; serta (9) pelatihan ataupun
tugasnya tidak menantang. Pengalaman ini tentunya tidak dpat terabaikan
lebih lanjut. Proses belajar yang hanya memusat kepada guru, perlu
dirubah agar memusat kepada peserta didik. Pendidik mengutamakan
metode dalam memahami serta menjadi syarat dalam pemenuhan
kompetesi. Sehingga kemampuan guru harus di tingkatkan melalui
kemantapan terhadap kemampuan pedagogis.78
Proses belajar ialah suatu hubungan antar guru dengan peserta didik
guna pencapai tujuan yang sudah ditentukan didalam proses belajar.
Interaksi ini bertujuan untuk menambahkan pengalaman peserta didik baik
teori ataupun praktek serta merubah prilaku peserta didik. Pengembangan
kognitifmembutuhkan tersedianya kegiatan berkomunikasi. Komunikasi
muncul dikarenakan terdapat hubungan timbal balik diantara guru dengan
peserta didik yang ber tujuan agar berpengaruh pada perubahan intelek,
watak serta sosial karena hubungan itu berdasarkan kepada hubungan
yang memiliki sifat mendidik. Didalam kegiatan belajaran, dibutuhkan ada
nya aksi serta reaks sebagai hubungan antar guru dengan peserta didik
yang memiliki fungsi yang tidak sama, yakni guru memiliki fungsi menjadii
pengajar sedangakan peserta didik sebagai pelajar. Dialam kegiatan
belajar, peserta didik di hadapkan pada beragam masalah didalam
menerima pembelajaran. Oleh Karen itu perlu ada motivasi (dorongan) dari
seorang guru.
Peran guru anak usia dini didalam melaksanakan proses belajar
adalah:
1. Peranan_guru ketika berinteraksi
2. Peranan_guru ketika pengasuhan
3. Peranan_guru ketika tekanan/stress
4. Peranan_guru ketika memberi fasilitas
78Ibid., hal. 159.
54
5. Peranan_guru ketika perencanaan
6. Peranan_guru ketika pengayaan
7. Peranan_guru ketika menangani masalah
8. Peranan_guru ketika pembelajaran
9. Peranan_guru ketika bimbingan serta pemeliharaan.79
Sebagai salah satu aspek terpenting dalam pengembangan
kognitifaktivitas siswa merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu
pengembangan kognitiftersebut. Dengan aktivitas belajar yang tinggi, maka
sumbangan partisipasi siswa akan optimal, sehingga mempercepat dalam
mencapai kemandirian serta dapat mengembangkan cakrawala berpikir
siswa. Dengan demikian aktivitas belajar siswa menjadi keharusan dalam
pengembangan kognitifagar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal. Ketentuan yang telah dijelaskan sebagai usaha yang dilaksanakan
bagi tenaga pengajar atau institusi penyedia layanan pendidikan agar bisa
mengembangkan potensi peserta didik agar sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran.
Peranan guru terpenting didalam memotivasi peserta didik ialah
peningkatan apa yang diinginkan peserta didik ataupun motivasinya dalam
pembelajaran.80 Menurut Wlodkowski dan Jaynes, ketika siswa ingin
melaksanakan usaha selanjutnya yang diperlukan, guru memiliki tanggung
jawab untuk menbentu anak tersebut merasakan keberhasilan. semua
metode, jangan siswa akan bosan di sekolah akibat masa yang lama.81
Salah satu cara meningkatkan keterlibatan siswa dalam suatu unit
bidang penjelasan pelajaran adalah dengan meminta siswa untuk
mengindentifikasi sesuatu yang menarik bagi mereka diluar tujuan belajar
yang sudah ditentukan oguru.82 Artinya guru harus kreatif dalam
79Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, op. cit., hal. 31-32. 80David A. Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak, Methods for Teaching, Terj.
Achmad Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 11. 81Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas
Pustaka, 2004), hal. 146. 82Robert T. Marzano, The Art and The Science of Teaching, Terj. Rahmat Purwono,
(Jakarta: Indeks, 2013), hal. 24.
55
mengembangkan anak. Kognitif secara umum merujuk kepada
kecenderungan umum untuk berpikir secara kreatif dalam beragam
situasi.83 Berfikirlah tentang setiap proses kreatif sebagai mempercepat
sesuatu, membuatnya menjadi lebih baik dan lebih cepat. Kalau kita berpikir
tentang kognitif dengan cara ini. Maka kita bisa menentukan apakah suatu
proses itu benar-bena kreatif atau tidak.84
Dalam kelas yang berorientasi pembelajar, siswa dianggap sebagai
pemikir independen yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komunitas
belajar yang lebih besar. Tiap siswa merupakan jati diri dari persoarangan
yang kompleks. Adanya peluang bagi siswa untuk berbagi pemikiran dan
mempertimbangkan pendapat orang lain sangatlah penting. Ketika siswa
bisa berbeda pendapat dengan tetap saling menghormat dan kemudian
bisa mencapai kesepakatan, berarti mereka belajar cara mengkaji
persoalan dari beragam sudut panjang.85
Pertama, siswa perlu didorong dalam setiap tahanan pembelajaran
yang mereka lalui untuk mengadopsi sikap aktif terhadap pendidikan
mereka. Mereka sebaiknya tidak hanya menerima pelajaran, tetapi juga
mencari tahu tentang pelajaran yang mereka dalami. Ini perilaku yang
sangat berharga untuk ditanamkan, karena di dalam dunia kerja tidak ada
yang akan memberi tahu Anda formula yang seharusnya digunakan.
Kesuksesan bergantung pada kemampuan dalam pemecahan permasalah
melalui cara kreatif serta baru. Lagi pula, memimta anak-anak bersikap aktif
tidak lebih daripada meminta mereka menjadi diri sendiri. Apakah alami
bagi anak untuk duduk diam selama sejam, sekedar mendengarkan orang?
Tidak, yang alami bagi mereka adalah keinginan melakukan sesuatu, sibuk
dengan pekerjaan atau permainan, dan berinteraksi. Siswa secara alamiah
tidak pasif. Sebaliknya, mereka harus diajarkan menjadi pasif. Kepasifan
83Gary A. Davis, Anak berbakat dan Pendidikan Keberbakatan, Terj. Ati Cahayani,
(Jakarta: indeks, 2012), hal. 262. 84Andrei G. Aleinikov, Mega Creativity Five Steps to Tinking Like a Genius, Terj.
Gunardi, (Yogyakarta: Imperium, 2012), hal. 42. 85Laura Lipton dan Deborah Hubble, Sekolah Kreatif, (Bandung: Nuansa Cendekia,
2013), hal. 131.
56
kemudian menjadi kebiasaan yang membuat mereka lebih penurut,
mungkin, tetapi kurang kritis, kurang terlibat dalam apa yang mereka
sedang kerjakan. Tarik ulur semacam ini mungkin membantu kelas
konvensional yang padat jam pelajarannya untuk tetap tertib, tetapi bukan
berarti ini cara terbaik bagi siswa untuk belajar.86
Strategi-pengajaran utama iyalah kemampuan yang ada padai
seluruh pendidik, terlepas daripada pengalaman, kelas yang guru ajari,
ataupun materi agar memenuhi kuantitas pengetahuannya. Modeling serta
antusiasme, harapan, peduli serta evektifitas pembelajaran guru ialah
mempunyai kesamaan yang penting utama dalam memotivasi prose belajar
sebagai mana penting bagi seluruh peserta didik terhadap usaha dalam
membentuk iklim ruangan kelas yang positif. Strategi pengajaran utama
seperti menyusun proses pembelajaran agar waktu yang ada untuk
pengajaran bisa semaksimal mungkin, melakukan komunikasi dengan
jelas, menarik serta mempertahan kan focus peserta didik, memberi
feedback informasi mengenai kemajuan pembelajaran, pemantauan tanda
apa kah peserta kebingungan ataupun kurang memperhatikan,
mengajukan Tanya jawab dengan cakap dalam melibati seluruh peserta
didik, serta melakukan review informasi penting agar memasti kan
kevalidan dalam memahaminya.87
Menggabungkan strategi-strategi diskusi ke dalam ruang kelas yang
aktif bisa menolong peserta didik dalam peningkatan kemampuan berbicara
serta mendengarkannya. Strategi tersebut memberikan kesempatan pada
peserta didik dalam melakukan interaksi bersama rekan-rekan sekelas,
menumbuhkan koneksi diantara sesuatu yang dibaca dan yang di
diskusikan, menginteraksikan berita baru, mempertanggungjawabkan
pengetahuannya terhadap subjek ia pelajari. Menyenangkan rasanya.
Maka, peserta didik tidak lagi Cuma duduk terdiam dimeja mereka sendiri,
86Salman Khan, The One Word Schoolhouse, (Jakarta: Noura Books, 2013), hal. 63. 87Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: Indeks,
2012), hal. 120.
57
menunggu giliran berbicara. Strategi diskusi menuntut peserta didik agar
tahu materinya, ikut melibatkan diri didalam pembicaraan dalam tingkata
yang tidak sama, serta bekerja sama bersama pihak lainnya agar
menumbuhkan kemampuan mereka. Guru yang memasuk kan beragam
tehnik diskusi bisa menjadi ruangan kelas yang hidup dengan gembira: tiap
minggu terdapat tantangan serta strategi terbaru, agar peserta didik agar
terdorong serta semangat dalam pembelajaran. Seketika, ruangan kelas
penuh dengan ucapan semangat mengenai pembelajar serta saling
berbagi, yang mana peserta didik membawakan pengalaman pribadi yang
memiliki keistimewaan kedalam diskursus yang cerdas tentang apa yang
telah mereka baca dan teliti.88
Proses komunikasi dialam dunia pendidikan sama bagi
perkembangan kognitifkecuali terhadap aspek konteks terjadinya
komunikasi proses instruksional (PBM). Sumber informasi ialah tenaga
guru,peserta didik, orang lain, materi dan lainnya. Media pembelajaran
beragam serta fungsinya dialam menyampaikan informasi serta alat
bantuan ddalam proses belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka media
pembelajaran sebagai sarana untuk memperlancar jalannya
pengembangan kognitifjuga harus dikelola oleh kepala sekolah.
Tiap materi pembelajaran tentunya mempunyai tingkatan kesulitan
yang beragam. Disatu sisi terdapat materi pembelajaran tanpa perlu alat
bantuan, tapi dari pihak lainnya terhadap bahan pembelajaran yang
membutuhkan alat bantuan seperti globe, grafik, gambar dan lainnya. Dan
di dalam buku strategi belajar mengajar dijelaskan fungsi media sebagai
berikut: Media berfungsi melicinkan jalan ke arah tercapai nya tujuan
pembelajaran. Hal tersebut berlandaskan pada kepercayaan bahwasanya
proses pembelajaran berdasarkan bantuan media dalam proses
pembelajaran peserta didik didalam tenggang waktu yang agak lama.
88Andi Stix dan Frank Hrbek, Guru Sebagai Pelatih Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hal. 8.
58
Dalam artian proses pembelajaran peserta didik melalui bantuan media
agar mendapat hasil pembelajaran yang terbaik tanpa dibantu media.89
Media pendidikan menjadii salah satu sumber pembelajaran
mengikuti guru dalam memperluas wawasan peserta didik. Beragam bentuk
serta jenis media dipergunakan guru sebagai sumber keilmuan terhadap
pengetahuan peserta didik. Didalam menjelaskan suatu benda, guru bisa
membawa benda langsung kehadapan peserta didik dikelas.
Terdapat 4 fungsi media belajar diantaranya ialah :.
1. Fungsi-atensi ialah penarikan serta pengarahan perhatian peserta didik
dalam berkonsentrasi terhadap isi pembelajaran yang berhubungan
terhadap arti visual yang di tampilkan disertai teks materi pembelajaran.
2. Fungsi-afektif media visual terlihat berdasarkan tingkatan kenimatan
peserta didik pada saat melakukan pembelajaran ataupun pembacaan
teks bergambar. Gmabar bisa menimbulkan emosi serta tindakan
peserta didik, milsanya informasi yang berhubungan dengan
permasalahan sosial serta ras.
3. Fungsi kognitif, bahwasanya lambang visual ataupun gambar
melancarkan dalam mencapai agar paham ataupun ingat informasi serta
pesan yang ada didalam gambar.
4. Fungsi kompensantoris, media visual yang memberi konteks agar
mengerti teks sehingga menolong peserta didik yang lemah didalam
membaca agar melakukan organisasi informasi didalam teks sehingga
ingat lagi.90
Media pembelajaran ialah semua hal yang bisa dipergunakan
pendidik dalam menyampaikan pesan dari pengirim (guru) kepenerima
(siswa) agar bisa merangsang pemikiran, rasa, perhatian serta minat
peserta didik hingga proses pembelajaran dapat berlangsung.
89Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Surabaya: Usaha Nasional,
serta hubungan antara bagian dari pembelajaran suatu permasalahan
serta bagaimana menyelesaikannya. Didalam kegiatan pembelaiarna
analisis anak diajar kan bagai mana memilah suatu kesatiu dari
68
berbagai unsur maupun bagian yang bisa memberi petunjuk hierarki
dan susunan tersebut.
5) Synthesis (Sintesis) pembelajaran ini iyalah aktifitas belajar dengan
melakukan penggabungan bermacam informasi membentuk satu
konsep serta menyimpulkan, mengungkap kan maupun melakukan
perangkaian beragam gagasan sebagai sesuatu yang terbaru. Melalui
kemampuan sintesis individu bisa mempersatukan berbagai unsur
ataupun bagian menjadikan bentuk baru yang kompleks secara
keseluruhan.
6) Evaluation (Evaluasi) iyalah aktifitas belajar dengan melakukan
pertimbangan maupun penilaian mengenai suatu ide, gagasan,
pandangan, aktifitas, prilaku, sikap, kebiasaan, nilai, benar ataupun
salah, baik ataupun buruk, memiliki manfaat ataupun tidak sesuai
standaritas tertentu.104
Pendidik mesti mengikuti setiap aspek yang ditawarkan pendekatan
perkembangan kognistif dalam ilmu psikologi. Agar anak-ank usia dini yang
dalam dunia belajarnya sambil bermain—menguunakan alat permainan
misalnya seperti tangram benar-benar sampai kepada maksud informasi
yang akan dihantarkan.
d. Indikator perkembangan kognitif Anak usia dini
Berkaitan terhadap indikator pengembangan kognitif anak usia dini,
Piaget memiliki pendapat bahwasanya anak ada ditiap tahapan ataupun
priode Pra operasional, yang mendeskripsikan kemampuannya pada tabel
dibawah ini :105
Tabel 1.1 Indikator perkembangan anak usia dini
104 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), hal. 152 105 Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT
Raja Grasindo, 2012), hal. 55
69
Lingkup
`Perkembangan
Indikator-Indikator praoperasional
Kognitif
(pengetahuan)
*mampu berfikir dengan mengegunakan
simbolnya (symbolic- function). Kemampuan
tersebut ialah subtahapan utama kepada pra
operasional, yang berlangsung pada umur 2
sampai 4 tahun. Ditahap ini, anak bisa
melakukan pengembangan kemampuan dalam
membayang kan melalui mental dari obyek
(misalnya manusia, rumah, hewan, dan
sebagainya.) yang tidak tersedia.
Cara pikirnya terbatas terhadap persepsi nya.
Mereka meya- kini sesuatu yang terlihat, serta
berfokus pada satu atribut/dimensi bagi suatu
obyek dlam waktu yang bersamaan ,Cara
berfikir memiliki sifat memusat (centering).
Perhatian tersebut berpusat pada satu
karakteristik serta mengesampingkan
karakteristik lain.
Cara Berpikir terlihat kaku belum fleksibel. Cara
pikirnya berfokus pada kondisi awal ataupun
akhir bagi suatu transformasi (perubahannya),
bukan pada transformasi itu sendiri yang
mengantarai kondisi itu.
Cara Berpikir terlihat kaku belum fleksibel. Cara
pikirnya berfokus pada kondisi awal ataupun
akhir bagi suatu transformasi (perubahannya),
bukan pada transformasi itu sendiri yang
mengantarai kondisi itu.
70
Berdasarkan tabel diatas terlihat bagaimana melalui alat permainan
tangram diharapkan anak usia dini untuk bisa mengembangkan daya
berfikirnya. Tanpa mesti dipaksakan tetapi melalui pembimbingan yang
intens agar informasi-informasi masuk kedalam kognisinya. Benar-benar
menyerap persepsi yang diarahkan oleh pendidik khususnya guru.
e. Pencapaian perkembangan kognitif anak usia dini
Tabel 1.2 Upaya pencapaian perkembangan kognitif anak usia dini106
Lingkup Aspek Pencapaian Upaya Perkembangan
Intelektual
(Kecerdasan)
Keberbakatan/Kognitif/
Daya Pikir/Daya Cipta
a. Memberikan contoh
ataupun memotivasi
anak agar gemar
membaca
b. Memperkenalkan
lingkungan ataupun
melakukan stimulasi
anak dalam beragam
informasi yang ada
dilingkungannya
(berupa sosial, alam
(flora, fauna),
transportasi peralatan
serta komunikasi).
c. Mengenalkan angka,
huruf, serta bangun
geometri (berupa segi
tiga, segi empat
kubus, serta
trapesium)
106 Ibid, hal. 56-57
71
d. Melatih anak agar
belajar berfikir
sebabakibat
e. Membiasakan anak
agar memberanikan
diri dalam
pengungkapan
ide/eagasan serta
mengaju kan
pertanyaan
f. Melatih problem
solving
(bertanyajawab
dengan anak
mengenai pemecahan
permasalahan dalam
hidup sehari-harinya,
misalnya cara
pemeliharaan gigi
supaya tidaksakit,
serta pemeliharaan
diri supaya sehat)
g. Mendorong
kemandirian anak
melaksanakan
pekerjaannya sendiri
(misalnya pengerjaan
PR).
h. Pengembangan
kemampuan
72
berimajinatif / berdaya
cipta anak
(mengarang, melukis,
merupa, serta
meneliti)
i. Pengadaan program
yang memberi
peluang bagi anak
agar berkompetisi,
misalnya perlombaan
meng gambar,
bernyanyi, dan
berdeklamasi.
j. Melakukan identifikasi
kecerdasan anak
dengan melalui tes
kecerdasan, serta
Memanfaatkannya
untuk pelayanan
bimbingan ).
k. Pengenalan pada
anak mengenai
produk tekhnologi
yang berkaitan dengn
komunikasi
informatika (misalnya
HP, komputer, video,
televisi, transportasi
(pesawat terbang, laut
kereta api,
73
mobil, dsb
Anak usia dini iyalah individu yung tengah menjalani proses tumbuh
kembang yang cepat, sehingga disebut sebagai batu loncatan
pengembangan.107 Pendidikan anak usia dini hakekatnya adalah
pendidikan yang bertujuan untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak
secara keseluruhan.108
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas, tampak
jelas bahwa upaya pencapaian perkembangan kognitif pada anak usia dini
dalam lingkup perkembangan intelektual (kecerdasan) atau kognisi yang
berhubungan dengan alat permainan tangram adalah mengenalkan kepada
anak tentang angka, warna, huruf serta sebab dan akibat dari setiap pilihan
yang nantinya dalam memainkan alat edukatif berupa tangram.
A. Penelitian yang Relevan
1. Nurtaniawati yang berjudul peran guru dan media pemebelajaran
didalam menstimulasi perkembangan kognitif anak diTaman kanak-
kanak dikelompok A ditaman kanak-kanak negeri Pembina sadang
serang bandung. Dalam penelitian tersebut diangkat permasalahan
belum optimal nya peranan guru serta media pemebelajaran didalam
melakukan stimulasi pengembangan kognitif anak ditaman kanak-kanak
negeri Pembina sadang serang bandung, penelitian ini bertujuan dalam
memberi gabaran yang berkaitan terhadap proses stimulasi kognitif anak
dengan peranan guru serta media belajar. Penelitian ini mempergunakan
pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus terhadap kelompok A (
berusia 4 - 5 tahun) diamana didalam nya terdapat proses pembelajaran
dengan dua orang guru menjadi responden. Hasil penelitian mengatakan
bahwasanya guru mempunyai peran terpenting didalam stimulasi
107 Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal.16. 108 Suyadi dan Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, (Bandung: PT. Remaja
Rosdkarya, 2016), hal. 17
74
pengembangan anak, guru memiliki peran menjadi creator melalui
pembuatan rencana belajar, guru sebagai fasilitator didalam
melaksanakan rencana belajar serta guru sebagai evaluator didalam
penelitian. Persamaannya penelitian kami disini dalam perkembangan
kognitifnya yang menjadi pembedanya saja adalah alat yang di gunakan.
2. Penelitian Yuhasriati dalam jurnal nya berjudul Upaya Guru Didalam
peningkatan Kognitif Melalui Kartu Angka Bergambar diTK Bungong
Seulanga Lamteuba Dro Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian nya
menunjukkan bahwa dengan alat permainan edukatif kartu angka
bergambar dapat meningkat kan kognitif anak yaitu melalui berhitung.
Penggunaannya yaitu memberi pertanyaan dan menunjuk kan gambar
yang ada pada alat permaianan edukatif kartu angka bergambar.
Penelitian ini berkaitanterhadap penelitian yang dilakukan yakni
samasama melakukan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan
kognitif anak melalui alat permaianan edukatif,hanya yang berbeda alat
permainan edukatifnya saja yaitu kartu angka bergambar dan tangram.
3. Penelitian Eka Cahya Maulidiyah dalam jurnalnya yang berjudul
Peningkatan kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan
Membilang Benda Sekitar.Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa penerapan kegiatan membilang yang di lakukan dengan
menggunakan berbagai variasi kegiatan (bermain, bernyanyi, berlomba,
dan bertepuk) dan variasi alat (jari, balok, biji jagung, dan
kelereng).sesuai dengan karakteristik dan lingkungan sekitar anak
mampu meningkatkan kognitif anak melalui kegiatan
membilang.Penelitian berkaitan terhadap penelitian yang dilakukan
karna mempunyai kesamaan dalam meningkatkan kemampuan kognitif
anak, tapi yang berbeda hanya pada kegiatan pembelajaranntya
saja,bila peneliti diatas melalui kegiatan membilang benda sekitar
penulis dengan alat permaianan edukatif tangram. 6. Penelitian Ramaikis
Jawati dalam jurnalnya yang berjudul
75
peneingkatan kemampuan kognitif anak melalui permaianan
ludo geometri di PAUD Habibul Ummi II.Hasil penelitiannya
menunjukan bahwasanya dengan permainan ludo geometri mampu
meningkat kan kemampuan kognitif anak usia dini 5 sampai 6 tahun
didalam aspek pengenalan bentuk geometri,pengenalan bilangan serta
mengelompokan warna. Penitian ini berkaitan pada penelitian yang
dilakukan karna sama-sama meningkatkan kognitif anak.
76
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Perkembangan metodologi penelitian sampai saat ini muncul banyak
paradigma, namun dalam pembagian garis besarnya terdiri dari dua aliran
yakni metodologi penelitian kualitatif serta metodologi penelitian kuantitatif
dengan masing-masing pendekatan yang berbeda. Penelitian ini
mengangkat judul “Kompetensi pedagogikguru dalam pengembangan
kognitif anak usia dini 5 sampai 6 tahun ditaman kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat” pendekatan yang dilakukan peneliti adalah studi
kualitatif, untuk mengetahui lebih dekat aktifitas yang dilakukan guru
didalam pengembangan kognitif anak usia dini.
Menurut taylur dan bogdan dikutip oleh-meleong, mengartikan
kualitatif ialah prosedur penelitian yang memperoleh data deskriptif seperti
kata tertulis maupun lisan dari orang serta prilaku yang diteliti. Pendekatan
tersebut ditujukan kepada latar serta individu dengan cara holistic (utuh).
Sehingga, tidak diperbolehkan untuk melakukan isolasi individu ataupun
organisasi didalam variabel dan hipotesisnya, tapi harus melihat sebagai
bagian sesuatu yang utuh.109 Adapun alasan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif iyalah karna didalam penelitian ini data yang diperoleh
seperti data deskriptif dari data seperti tulisan, kata-kata maupun dokumen
dari informan yang diamati sehingga bisa di percaya.
Penelitian kualitatif dilakukan dengan proses induktif, yakni berasal
dari konsep khusus keumum, terkonseptualisasi, kategorisasi, serta
deskripsi dilakukan pengembangan berdasarkan permasalahan yang
berlangsung dilapangan. Sehingga didalam penelitian kualitatif
mengumpulkan data bisa diilaksanakan dengan cara simultan atas dasar
KegiatanAwal / Pembuka : Tanya Jawab, Bercakap-cakap, dan berbagi cerita mengenai tema
KegiatanInti : Pengembangan nilai agama, praktek wudhu
KegiatanInti : Pengembangan Fisik Motorik Kasar
09.00-10.00
Kegiatan Inti : Peserta diberi kesempatan untuk
Lanjutan Kegiatan Inti :
Sabtu Ceria Sabtu Bersih-bersih Sabtu Kreatif
115
belajar melalui bermain dengan Sudut/ Area. Dengan mengembangkan NAM dan sosem, Mengembangkan Kemampuan Dasar : Kognitif, Bahasa, Fisik Motorik Halus
Praktek Sholat, Bacaan Sholat, Bercerita, berdoa, makanbersama Kegiatan Akhir : BertanyaJawab Kegiatan 1 hari, Berdoa dan Pulang
Sabtu Jalan-jalan Berdoa, makan Bersama Kegiatan Akhir : BertanyaJawab Kegiatan 1 Hari Berdoa dan Pulang
10.00-10.30
Merapi kan lagi peralatan bermain yang telah dipergunakan, Berdoa serta makan Bersama
10.30-10.45
Bermain diluar / didalam kelas
10.45-11.00
Kegiatan Akhir / Penutup : Tanya Jawab Kegiatan 1 hari, Doa dan Pulang
Dari tabel tersebut diketahui bahwasanya pengembangan kognitif
Taman Kanak-kanak Happy Kids dimulai mulai hari senin sampai sabtu.
Mulai hari senin sampai kamis kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
mulai jam 07.30 sampai 11.00 Wib, dan hari jum’at serta sabtu jam 07.30-
10.00 WIB di awali kegiatan Berbaris dihalaman dan membaca ikrar,
setelah itu di mulai kegiatan pembelajaran didalam kelas pukul 08.00-11.00
WIB.
B. Temuan Penelitian
1. Kompetensi pedagogik guru dalam pengembangan Kognitif_Anak
Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung
Jabung Barat
a. Merancang berbagai kegiatan pengembangan
Menjadi pendidik Taman Kanak-kanak merupakan keahlian dalam
bekerja_kemahiran, keahlian serta khusus yang mencapai standarnya.
Disaat ini standarnya berpacu kepada Peraturan Menteri Pendidkan dun
116
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor_137 Tahun 2013 mengenai
standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Pada Permendikbud tersebut
ditegaskan bahwu pendidik pendidikan anak usia dini* ialah tenaga
profesional yang memiliki tugas melakukan perencanaan, melakukan
pembelajaran, penilaian hasil pembelajarannya, melaksanakan bimbingan,
melatih, mengasuh serta melindungi anak usia dini.
Didalam pengembangan kognitif_anak usia dini diperlukan
*seorang guru berkompetensi pedagogic dalam merancang kegiatan
pengembangan *pada anak usia dini. perencanan sangatlah penting
keberadaannya bagi pengembangan kognitif diTaman Kanak-kanak (TK),
karena perencanaan adalah pijakan dalam mencapai tujuan sehingga
dalam perencanaan pembelajaran_ditaman kanak-kanak akan
menentukan apakah anak akan diberi kesempatan terbaik untik
memperoleh kemajuan dalam perkembangan atau malah melenceng dari
program pembelajaran yang harus diterima oleh anak pada saat usianya
yang masih dini.
Sebelum mengajar, hendaknya guru memikirkan dan
merencanakan kegiatan mingguaan yang isinya berbagai
materi_perkembangan diri bahan pengembangan diri berdasarkan bidang
perkembangan yang terpadu serta terstruktur. *kegiatan mingguan ini
terbagi didalam kegiatan harian, Untuk kegiatan harian isinya penjelasan
mengenai tindakan yang hendak dilakukan para guru dihari yang
ditentukan. Didalam menyusun suatu kegiatan harian, perlu di ingat
bahwasanya melaksanakan pengembangan peserta didik harus melalui
permainan, dan menarik. Selain itu juga memungkiinkan anak untuk
melakukan-kegiatan berdasarkan kebutuhan, minat, serta kemampuannya
yang mandiri.
Sebagian guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak Happy Kids,
mempersiapkan program semester, mingguan dan harian. Mengelola
program pembelajaran meliputi peerencanaan pada jangka waaktu tertentu
yangberisi tentang yang ingin dilaksanakan*guru didalam mengajar.
117
Sehingga, proses mengajar ialah usaha untuki mengira kegiatan yang ingin
dilaksanakan didalam proses belajar. Perencanaan pembelajaran dibuat
agar mengkordinasikan komponen belajar. Mengenai perencanaan
pembelajaran berikut wawancara dengan SB guru kelas B1 yang
mengatakan bahwa untuk melakukan pembelajaran di kelas, maka terlebih
dahulu harus menyiapkan beberapa hal tentang pembelajaran itu sendiri
yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran harian atau disebut RPPH. Hal itu
meliputi semester mingguan-, hari dan tanggal, kelompok, tema/ sub tema,
tingkatan mencapai pengembangan, kegiatan belajar, peralatan atau
sumber pembelajaran, menilai kegiatan proses pembelajaran.151
Dalam mensukseskan suatu kurikulum, guru Taman Kanak-kanak
mengelola program dimulai dari perencanaan belajar, dalam
mengidentiifikasi standar kompetensinya,_kompetensi mendasar, tema
kegiatan, peralatan serta sumber belajar, dan menilai. Mengenai
perencanaan pelaksanaan belajar, berikut wawancara dengan JN seorang
guru kelas B1, mengatakan bahwa untuk melakukan pembelajaran dikelas,
maka terlebih dahulu guru menyiapkan beberapa hal tentang pembelajaran
itu sendiri. Hal itu meliputi mempersiapkan standar kompetensi, kompetensi
dasar, tema pembelajaran, kegaiatan belajar, peralatan maupun sumber
belajar, dan menilai proses belajar terhadap suatu materi yang akan
diajarkan nantinya di kelas.152
Wawancara penulis dengan KS selaku kepala sekolah Taman
Kanak-kanak Happy Kids, mengatakan bahwa proses *kegiatan
pembelajaran yng dilakukan dikelas B. maka setiap guru wajib membuat
rencana_pelaksanaan pembelajarann harian (RPPH), hal ini dikarenakan
adanya keinginan bersama untuk membangun Taman Kanak-kanak ini
menjadi yang lebih baik, serta upayanya yaitu menciptakan lulusan darii
lembaga pendidikan menjaidi lebih baik. Hal itu bisa9terwujud, dikarenakan
151Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Merancang-Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini. 152Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Jainainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Merancang-Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini.
118
pendidik membentuk perencanaan kegiatan anak secara terstruktur
maupun berkelanjutan didalam pengembangan kognitifnya sendirii.153
Tujuan membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk
memberi arah pada pengembangan kognitif anak usia dini. Tanpa
perencanaan guru tidak bisa melakukan pengembangan kognitif dengan
baik. Guru tidak memiliki gambaran tentang tujuan yang ingin dicapai. Guru
juga tidak bisa menentukan arah dan cara yang dipakai dalam mencapai
tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya akan menjadi membingungkan.
Oleh karena itu perencanaan juga harus disusun secara jelas.
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat, ketika guru melakukan pengembangan kognitif tidak
mengacuu pada rencana pembelajaran_harian (RPPH) yang telah dibuat.
Terlihat guru melakukan pengembangan kognitif ‘menggunakan buku-buku
bergmbaar yang telah disediakan” oleh pihak sekolah, padahal di dalam
rencana kegiatan peserta didik tidak tertera mengenai buku-buku yang
diajarkan tersebut.154
Wawancara dengan salah seorag guru kelas B1 Taman Kanak-
kanak Happy Kids mengatakan, dalam melakukan pengembangan kognitif
biasanya anak-anak saya berikan tugas kegiatan sesuai dengan perintah
yang ada didalam buku. Biasanya isi dari buku tersebut mengidentifikasi
gambar, mewarnai gambar, menebalkan huruf, menghitung gambar dan
lain-lain. Buku-buku tersebut telah disediakan oleh sekolah, setiap anak
wajib memiliki buku-buku tersebut agar guru tidak kesulitan melakukan
proses pembelajaran. Pada semester ganjil, buku-buku yang digunakan
sebanyak 7 buah buku, dan pada semester genap, buku yang digunakan
sebanyak 8 buah buku sebagai sumber utama untuk anak belajar.155
153Kepala Sekolah Taman-Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Merancang Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini. 154Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 155Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, ‘Merancang Kegiatan_Pengembangan Anak usia Dini.
119
Lebih dalam lagi peneliti menanyakan tentang rencana pelaksnaan
pembelajarran harian yang”dibuat oleh guru’, wawancara dengan SB salah
seorang guru kelas B1 mengatakan, rencana kegiatan pembelajaran yang
telah kami tulis di dalam buku agenda yang besar menjadi acuan dalam
melakukan pengembangan kognitif menggunakan pendekatan tematik,
tetapi kami para guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids mengajar
menggunakan buku yang telah disediakan, dan buku-buku tersebut tidak
sesuai dengan tema yang telah kami rencanakan, sehingga pelaksanaan
pengembangan kognitif berbeda dengan rencana pembelajaran yang telah
kami buat.156
Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran dengan cara menyalin
punya teman, baik dalam perencanaan, pelaksaan, maupun evaluasi.8guru
harus slalu membuat dan melihat proses stiap mau melakukan_kegiatan
pembelajaran, harus selalu di ingat mengajar tanpa proses ialah jalan pintas
serta prilaku yang membahayakan, bagi pengembangan anak serta
member ancaman terhadap kenyamanannya.
Wawancara dengan JN, guru kelas B1 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids. Ketika ditanya mengenai cara memnbuat rencana
pelaksanaan-pembelajaran harian (RPPH), mengatakan Setiap pendidik
diTaman kanak-kanak Happy Kids diwajibkan memiliki dan membuat
Rencana pelaksanaan pembelajaran’’harian (RPPH) oleh kepala sekolah.
Terkadang saya hanya menyalin Rencana pelaksanaan pembelajaran
harian yang dibentuk oleh ibu SB atau ibu JN, kemudian saya tinggal
mengganti nama saya dan nama kelas yang saya pegang.157
Lebih lanjut SB guru kelas B1 diTaman Kanak-kanak Happy Kids,
ketika peneliti menanyakan tentang cara membentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH), mengatakan, saya biasanya membuka
google untuk mencari rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH),
156Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Merancang-Kegiatan Pengembangan”Anak usia Dini. 157Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Merancang ‘Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini.
120
yang sesuuai terhadap model belajar diTaman Kanak-kanak0Happy Kids
yakni model kelompok atau klasik, di google banyak sekali bisa kita
temukan berbagai macam rencana pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH). Namun saya tetap harus mencari yang sesuai terhadap model
belajar diTaman Kanak-kanak Happy Kids yakni model kelompok.158
7Perencanaan kegiatan pembelajaraan sangatlah menolong guru
didalam pengarahan maupun pengoptimalan proses pembelajaran dengan
cara bermain peserta didik, agar dapat meningkatkan perkembangan anak
dengan optimal. Melihat pentingnya serta manfaatnya merencanakan
proses belajar sehingga guru perlu mengenali, belajar dan menggunakan
perencanaan proses pembelajaran sebelum melaksanakan proses
pembelajaran.
Kompetensi pedagogik guru salah satu indikatornya adalah guru
mampu membuat rancangan proses perkembangan anak usia dini. Dalam
pengembangan kognitif anak usia dini sangat diperlukan seorang guru yang
mampu merancang kegitan pengembangan anak usia dini dengan baik.
Permasalahan yang terjadi adalah dari beberapa hal yang menunjukkan
mengenai kompetensi pedagogik seorang guru adalah masalah
perencanaan pembelajaran yang belum dibuat oleh guru itu sendiri
dikarenakan guru belum memahami cara membuat rencana kegiatan
tersebut dan lemahnya semangat belajar guru.
Berdasarkan observasi peneliti, sebagian guru masih ada yang
belum maksimal membuat perencanaan pembelajaran untuk menunjang
perkembangan kognitif anak usia dini. Sebagian guru juga membuat
rencana kegiatan pembelajaran dengan cara menyalin milik guru lainnya,
bahkan guru menjadikan rencana kegiatan hariah (RPPH) sebagai syarat
perlengkapan mengajar tetapi tidak dilaksanakan sebagai bahan acuan
dalam mengajar. Setiap guru mempunyai RPPH untuk dijadikan pedoman
dalam mengajar )supaya peroses belajar mengajar terarah dan supaya
158Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Merancang Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini.
121
tujuan pembelajaran tercapai,* Namun di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat guru mempunyai RPPH tetapi tidak digunakan dalam
proses pembelajaran.159
Mengenai sebagian guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids lebih
memilih cara praktis untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH), dengan cara menyalin milik teman sesama guru kelas B.
Berikut wawancara dengan SB salah seorang guru kelas B Taman Kanak-
kanak Happy Kids mengatakan, saya membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH) melihat milik ibu JN, karena Tema setiap
minggunya sama, jadi saya samakan saja, antara rencana^pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH) dikelas saya dengana(RPPH) kelas ibu JN.160
b. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak
Happy Kids
Berdasarkan Permendikbudd137 Tahun 2014 mengenai standar
nasional pendidikan anak usia dini bahwas penilaian belajar anak usia dini
dilaksanakan oleh guru PAUD dengan penerapan prinsip menilai. Prinsip
dalam pembelajaran tersebut, ialah membimbing,, memiliki
kesinambungan,-obyektif, akuntabel, transparan, terstruktur, utuh, serta
mempunyai makna.#.
“Penilaian pada pendidikaan anak usia dini dilakukan ketika peserta
didik melaksanakan berbagai tindakan. Dari peserta didik tiba, berbaris, ikut
kegiatan belajar, melakukan cuci tangan, makan bekal, istirahat atau
permainan bebas, hingga mereka pulang. Penilaian tersebut dilaksanakan
dengan_alami, baik atas keadaan nyata yang timbul berdasarkan sikap
peserta didik dalam tiap kegiatan ataupun hasil kegiatan itu.
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal bahwa ketika anak datang, guru menyambut anak dengan
159Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 160Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, penilaian Anak Usia Dini.
122
senyuman dan sapaan manis sembari bersalaman dan mempersilahkan
anak bermain secara bebas sambil menunggu teman lainnya datang. Hal
itu dilakukan hingga semua anak berkumpul di halaman TK. Setelah semua
anak berkumpul, guru menginstruksikan agar anak berbaris dengan rapi
untuk memulai kegiatan pembukaan.161
Begitu pula, hasil wawancara terhadap guru kelas kelompok B1,
bahwa diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal selalu memulai
kegiatan dengan berbaris di halaman sambil melakukan beberapa kegiatan
ringan sebagai pemanasan atau kegiatan pembuka sebelum masuk kelas.
Pemanasan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan anak secara fisik dan
psikis agar siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan biasanya
bernyanyi sambil menggerak-gerakkan anggota badan.162
Kegiataan pembelajaran dalm pendidikan_anak usia dini diatur guna
membolehkan peserta didik bermain. Tiap tindakan diharuskan
menggambarkan jiwanya bermain, yakni kesenangan, merdeka, serta
demokratis. Sehingga tiap permainan yang diajarkan perlu diberikan
muatan pendidikan agar peserta didik bisa sambil melakukan kegiatan
pembelajaran. Maka guru PAUD haruslah berkreatif memandang potensi
dilingkungannya serta melakukan desain proses belajar yang memberi
kesenangan.
Pengamatan peneliti di lapangan, mendapati bahwa kegiatan
pembelajarann di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal sudah
mencerminkan jiwa bermain. Sehingga anak yang mengikuti kegiatan
tersebut merasa gembira, meskipun sesungguhnya mereka sedang belajar.
Kegembiraan tersebut menggambarkan bahwa anak terlibat dalam
kegiatan pembelajaran.163
161Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019. 162Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini. 163Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019.
123
Hasil wawancara bersama SB guru di Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal bahwa hasil penilaian yang guru lakukan terhadap
anak, selalu guru jadikan pedoman untuk mengkaji ulang yang berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran. Terutama dalam pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Guru juga selalu mengamati
anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, jika pembelajaran hari ini
kurang menarik bagi anak, maka keesokan harinya guru berusaha untuk
membuat yang berbeda dari hari ini”.164
Terkait dengan hasil wawancara diatas, peneliti melakukan
observasi. Hasil pengamatan peneliti yang dilaksanakan diTaman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa guru belum terlihat melaksanakan
penilaian. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru terlihat sibuk
menyiapkan lembar kerja dari area pembelajaran yang satu kearea
pembelajaran lainnya. Terkadang, guru juga terlihat sibuk membantu
peserta didik yang tidak bisa mengerjakan tugasnya berdasarkan apa yang
disampaikan pada area pembelajaran tertentu .165
Penilaian ialah proses yangg diintegrasikan terhadap aktifitas
pendidik didalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Menurut Dewi Fitri
bahwa penilaian_bagi anak usia dini, tempat serta waktunya dilaksanakan
berdasarkan waktu kegiatan melaksanakan program tersebut.166
Penilaian=itu dilaksanakan dengan cara alami, yakni ketika peserta didik
bermain, membuat gambar ataupun karyanya.167
Untuk memastikan keabsahan data, peneliti mengadakan
wawancara kepada guru pendamping Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa guru melakukan penilaian terhadap lembar kerja
164Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, sari
banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini. 165Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019. 166Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak .......Op. Cit., hlm. 64. 167Rohita dan Nurfadilah, pelaksanaan penilaian pembelajaran.......Op. Cit., hlm. 60.
124
anak. Setelah anak menyelesaikan tugasnya, guru akan meminta lembar
kerja tersebut dan mengumpulkannya menjadi satu.168
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal bahwa lembar kerja yang dikumpulkan guru, kemudian disimpan
dalam lemari TK setelah guru mempersilahkan anak untuk istirahat sambil
makan bekal bagii anak yang membawa0bekal. Dan bagi anak yang tidak
membawa bekal, maka guru mempersilahkan anak tersebut untuk bermain
di halaman TK dan melarang untuk bermain di luar halaman TK.169
Terkait fenomena diatas, untuk menguji keabsahan data peneliti
mengadakan wawancara bersama Kepala Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal bahwa lembar kerja yang guru kumpulkan itu menjadi
penilaian bagi guru untuk membuat laporan diakhir semester. Selain itu,
guru juga selalu melakukan pengamatan terhadap anak mengenai
perkembangan belajarnya. Dan saya juga yakin, pasti guru sudah hapal
masing-masing perkembangan anak didiknya. Karena memang guru yang
selalu bersama anak dalam setiap harinya.170
Penilaian yang guru lakukan tidak sesuai dengan prinsip penilaian itu
sendiri, dimana hasil penilaian diharapkaan dapat memberikan feedback
bagi anak untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Dan bagi guru bisa
di gunakan dalam pengkajian kembali rangsangan pendidikan yang
disampaikan, salah satunya metode maupun media dalam belajar, proses
ataupun hubungan bersama peserta didik, perencanaan belajar, dan
lainnya. Maka penilaian ialah proses yang diintegrasikan terhadap aktifitas
guru didalam pelaksanaan kegiatan belajar.*.
Ketika penilaian yang dilakukan guru hanya sebatas pengamatan
tanpa menggunakan lembar observasi. Maka sulit bagi pendidik tahu
tingkatan pelaksanaan program serta keberhasilan peserta didik dalam
168Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 169Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019. 170Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
125
pencapaian kemampuan yang diinginkan. Sehingga tidak ada tolak ukur
bagi guru untuk memperbaiki perencanaan kegiatan pembelajaran
berikutnya.
Guru melakukan penilaian belajar terhadap anak usia_dini secara
berkesinambungan, maksudnya ialah proses penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap, dan selalu mempergunakan metode maupun
peralatan penilaian yang benar. Hal itu dilakukan agar mendapat cerminan
dari proses tumbuh kembang peserta didik. Kemudian_hasilnya tersebut
dipergunakan sebagai masukan dalam perencanaan program belajar
sehingga peserta didik bisa mencapai tingkatan pengembangan tertinggi.171
Hasil wawancara bersama guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam
RPPH. Guru juga selalu membawa RPPH ketika melaksanakan
pembelajaran sebagai acuan agar pembelajaran yang diberikan tidak
keluar dari apa yang direncanakan. Dan penilaian guru terhadap anak juga
berdasarkan yang ada dalam RPPH.
*Hasil pengamatan peneliti dilapangan, juga menemukan bahwa
penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam RPPH. Yang mana
RPPH tersebut selalu dibawa oleh guru setiap kali melaksanakan
pembelajaran. Namun untuk pelaksanaannya, guru belum terlihat
melakukan penilaian karena belum adanya alat penilaian ataupun catatan-
catatan mengenai informasi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak
sebagai bukti bahwa guru telah melaksanakan penilaian.172
Untuk memastikan keabsahan data mengenai fenomena belum
adanya alat penilaian yang membuktikan bahwa guru sudah melakukan
penilaian, peneliti melaksanakan wawancara bersama guru kelas B1
diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa penilaian yang
guru lakukan memang tidak menggunakan alat penilaian. Guru sekedar
mengamati anak. Dan pengamatan itu menjadi penilaian bagi guru apakah
171Kemendikbud, Penilaian dalam Pembelajaran .hlm. 19. 172Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
126
anak sudah mencapai target apa belum, sebagaimana yang sudah
direncanakan dalam RPPH.173
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal saat ditemui di ruangannya, bahwa guru
belum mempunyai alat penilaian. Dan untuk teknis penilaian pembelajaran
anak, kepala lembaga memberikan wewenang sepenuhnya kepada para
guru. Karena gurulah yang selalu bersama anak, jadi merupakan hal yang
wajar jikalau guru hapal mengenai masing-masing anak didiknya. Sebab
guru merasa hapal, sehingga guru tidak perlu mencatatnya kembali.174
Sebagaimana definisi penilaian menurut Mulyasa bahwa penilaian
dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan bukti terpercaya, teliti serta
konsisten.175 Tujuan penilaian guru harus dibuktikan dengan bukti-bukti
yang autentik agar hasilnya bisa diakses secara terbuka bagi orangtua serta
seluruh pihak yang berkepentingan secara langsung tanpa ada yang
disembunyikan.
Berhubungan dengan alat penilaian di Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal, guru kelas memberikan penjelasan saat ditemui di
ruangannya ketika jam istirahat, guru menjelaskan bahwa pada semester
ganjil lalu, guru menggunakan alat penilaian, yaitu berupa: ceklis, catatan
anekdot dan hasil karya. Pada waktu itu, guru mengisinya ketika anak
sudah pulang. Apa yang diamati selama pembelajaran, itulah yang akan
dituangkan dalam alat penilaian. Namun untuk semester ini, guru belum
menggunakan itu karena belum ada disediakan dari sekolah. 176
Untuk menguji kebenaran data, peneliti mengadakan wawancara
bersama kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa
173Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini. 174Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 175Mulyasa, Manajemen PAUD.......Op. Cit., hlm. 195. 176Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
127
memang benar pada semester lalu penilaian guru *mempergunakan ceklis,
pencatatan anekdot, serta hasil karyanya. Kemarin dari TK yang
membuatkan itu semua. Untuk sekarang ini, belum sempat dibuatkan
karena beberapa faktor. Insyaallah dengan segera akan diadakan kembali.
Supaya penilaian yang guru lakukan itu terbukti.177
Menurut Een dalam safitri terdapat beberapa alat penilaian yang bisa
mengungkapkan beberapa kemampuan aspek tertentu tetapi tidak bisa
digunakan untuk aspek lainnya.178
Penilaian pembelajaran anak usia dini yang didasarkan pada
indikator capaian perkembangan anak harus mempergunakan prinsip
diinginkan mampu memisah diantara kenyataan dan dugaan berupa
memberi panggilan khusus pada peserta didik atau hal-hal subyektif
lainnya.
Hasil wawancara bersama guru diTaman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa penilaian guru tidak pernah dicampuri unsur-unsur
apapun. Murni dari hasil pengamatan selama berkegiatan dan hasil yang
telah dibuat anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Semuanya
berdasarkan apa adanya. Guru yang selalu bersama anak pasti tahu
mengenai sikap sehari-hari, pengetahuan, dan juga keterampilan yang
dihasilkan. Itu semua guru nilai tanpa unsur pilih kasih dan lain-lainnya”.179
Pelaksanaan penilaian tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
hasil dari kegiatan belajar anak. Hasil belajar tersebut digunakan untuk
merancang kembali pelajaran yanq akan dilakukan hari berikutnya. Oleh
karena itu, penilaian harus selalu dilakukan untuk mendapatkan informasi-
informasi yang berbeda dalam setiap harinya agar rancangan pembelajaran
177Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 178Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2. 179Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
128
dihari berikutnya lebih bervariatif dan inovatif. Hal ini sebagaimana
pendapat Al Tabany bahwa+penilaian iyalah upaya pengumpulan serta
penafsiran beberapa informasi yang terstruktur, berkala,
berkesinambungan, keseluruhan mengenai pengembangan anak yang
tercapai dengan belajar.180
Untuk memastikan keaslian data mengenai guru melaksanakan
penilaian, peneliti mengadakan wawancara kepada guru pendamping di
Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa pengamatan guru
itu merupakan penilaian. Kemudian hasil kegiatan anak setelah mengikuti
pembelajaran itu juga penilaian. Guru selalu mengumpulkan hasil kegiatan
anak dalam tiap harinya. Meskipun, kadang-kadang sebagian dari hasil
karya anak ditempel di dinding kelas sebagai hiasan. Namun sebelum
ditempel, guru memerintahkan kepada anak untuk memberi nama pada
hasil karyanya. Jadi walaupun ditempel, guru tetap bisa kasih nilai.181
Hasil pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal memang selalu mengumpulkan hasil
belajar anak dan menyimpannya dalam sebuah lemari sebelum hasil karya
tersebut diamati dan diukur tingkat perkembangan yang membuat karya
tersebut. Hingga anak pulang dan sampai keesokan harinya karya tersebut
tidak di amati kembali oleh guru, sebagai upaya untuk mendapatkan
informasi mengenai perkembangan anak melalui hasil karya.182
“melaksanakan pengamatan pendidik harusnya mencatat yang
menjadi bukti serta mengingatkan semua hal yang diamati. *hal iini perlu
dilaksanakan sebab terbatasnya kemampuan dalam mengingatkan lagi
sesuatu yang sudah berlangsung disepanjang hari dengan peserta didik.
Kemudian tepat serta cepatnya dokumentasi sangatlah mempengaruhi
180Trianto *Ibnu Badar Al Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik
(Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 213. 181Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 182Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
129
ketelitian terhadap kegiatan hasil penilaian. Maka guru harusnya
mempunyai berbagai strategi dalam mendokumentasikan.
Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas kelompok B1 diTaman
Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa guru selalu mengamati
perkembangan anak ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Terlebih saat
anak aktif dalam menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan guru ketika
kegiatan belajar berlangsung. Namun guru memang belum
mendokumentasikan pengamatan yang dilakukan, guru hanya sebatas
menghapal siapa saja yang mengalami perkembangan.183
Penjelasan serupa dari kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa sesungguhnya guru selalu melakukan pengamatan
perkembangan anak. Hanya saja guru belum mempunyai cara yang tepat
dalam mendokumentasikan hasil penilaian tersebut. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru disibukkan dengan mendampingi anak
dan terkadang menyiapkan media pembelajaran. Sehingga tidak sempat
mencatat atau mendokumentasikan hasil pengamatannya. Kemudian
setelah anak pulang, guru juga mungkin sudah merasa lelah, sehingga ingin
segera pulang kerumah, begitu seterusnya. Namun saya yakin bahwa guru
mampu memberikan penilaian terhadap ketercapaian perkembangan
anak.184
Salah satu tujuan guru mendokumentasikan hasil penilaian
pembelajaran adalah agar guru dengan mudah menganalisis agar tahu
pencapaian kemampuan peserta didik, apa kah ada dalam kemampuan
Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), atau Berkembang Sangat Baik (BSB). Sesuai hasil
pengamatan peneliti diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal
183Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 184Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
130
bahwa guru belum menerapkan skala pengembangan anak usia dini
didalam penilaiannya. Sehingga memungkinkan pendidik akan kesulitan
dalam menganalisis aspek-aspek perkembangan anak berdasarkan skala
perkembangan.185
Skala perkembangan tersebut digunakan untuk mengukur
ketercapaian aspek perkembangan anak, kiranya anak berada pada skala
yang mana. Sehingga penilaian yang dilakukan guru harus meliputi seluruh
aspek tumbuh kembang peserta didik baik prilaku, pengetahuan ataupun
keterampilannya. Sehingga diketahuilah status pertumbuhan dan
pengembangan peserta didik keseluruhan. Sebagaimana yang terdapat
dalam prinsip penilaian.
Selain itu, hasil penilaian yang dilakukan guru PAUD harus
bermakna atau memiliki arti, serta dapat memberi informasi yang berguna
terhadap peserta didik, orang tua, guru, serta pihak lainnya. Hasil penilaian
juga bukan hanya dokumen yang perlu diselesaikan tepat waktu.
*Dengan demikian, hasil penilaian haruslah mampu memberi
gambaran tentang peserta didik secara tepat, agar orang tua ataupun pihak
lainnya yang mempergunakan bisa mengerti. Seperti, pada saat hasil
penilaian mempergunakan kategori, misalnya mulai berkembang,
berkembang ataupun berkembang sangat baik, sehingga 3 kategori itu
haruslah memiliki kejelasan makna. Sehingga, indikator yang dipergunakan
haruslah operasional, dan diberi penjelasan secara benar kepada yang
menggunakan hasil penilaian. Jika hasil penilaiannya tidak memilki makna,
Cuma berbentuk dokumen yang disimpan rapi didalam lemari arsip,
sementara hasil penilaian sebenarnya ialah “sepenggalan pencatatan hidup
peserta didik”.
Hasil wawancara peneliti bersama guru Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal bahwa guru selalu berusaha memberikan kegiatan
185Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
131
pembelajaran yang memiliki arti bagi kehidupan anak. Dengan harapan,
kegiatan-kegiatan yang diberikan dapat menggambarkan tentang kemajuan
perkembangan dan pembelajaran anak. Sehingga hasil penilaiannya pun
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.186
Terkait kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal, pengamatan peneliti pada saat kegiatan inti, mendapati
bahwa guru memberikan kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda pada
setiap area pembelajaran. Guru memberikan kegiatan pembelajaran
berdasarkan tema pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya pada
kegiatan pembukaan, yaitu rekreasi/tempat-tempat rekreasi. Setiap anak
diberikan kesempatan untuk memilih area pembelajaran yang diminati.
Namun setelah selesai kegiatan dalam satu area, anak akan di rolling
secara bergantian untuk mengikuti kegiatan di area lainnya. Pada area
bahasa, kegiatannya menulis nama tempat-tempat rekreasi dan menempel
huruf nama beberapa binatang. Pada area seni, kegiatannya mewarnai
binatang dan bernyanyi kebun binatang. Pada area berhitung, kegiatannya
melakukan penjumlahan. Pada area balok, kegiatannya anak bebas
berekspresi dengan menggunakan balok-balok tersebut.187
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal bahwa banyaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,
namun guru belum juga terlihat melakukan penilaian selain mengumpulkan
lembar kerja anak setelah selesai pembelajaran. Dan lembar kerja itu pun
hanya disimpan dalam lemari TK, ditinggalkan begitu saja tanpa
memberikan penilaian. Dan kemudian guru mendampingi kegiatan bermain
anak saat jam istirahat sebelum pulang. Setelah semua anak pulang, guru
pun menyegerakan diri untuk pulang. Tanpa mengecek kembali lembar
186Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 187Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
132
kerja anak yang tersimpan dalam lemari untuk mendapatkan informasi
ketercapaian kegiatan pembelajaran hari itu.188
Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan_diatas,
kesimppulannya bahwasanya penilaian belajar anak usia dini yang
dilakukan oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal belum berdasarkan aspek penilaian dalam pendidikan anak usia
dini. Karena penilaiannya belum terbukti terlaksana secara sistematis,
berkesinambungan, akuntabel dan terintegrasi bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dan hasil penilaiannya juga belum
bisa dikatakan mendidik, autentik, objektif, transparan, dan menyeluruh.
Sebab belum ada bukti secara dokumentasi
1. Faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi Pedagogik guru
dalam pengembangan Kognitif_anak usia dini 5-6 tahun di taman
kanak-kanak’ Happy Kids Tanjung Jabung Barat
Setiap suatu kebijakan yang dilaksanakan apabila kurang optimal,
tentu ada beberapa faktor penyebabnya, begitu juga mengenai kompetensi
pedagogic guru Didalam perkembangan kognitif’anak usia dini, belum
sepenuhnya bejalan sempurna sebagaimana yang di inginkan. dalam
kenyataannya, terdapat beberapa penyebab rendahnya kompetensi
pedagogic guru didalam perkembangan kognitif anak usia dini.
hasil temuan dilapangan, faktor yang menyebabkan rendahnya
kompetensi pedagogic guru dalam pengembangan kognitif “anak usia dini
5 sampai 6 tahun diTaman Kanak-kanak Happy Kids adalah :
a. Faktor Latar Belakang Pendidikan Guru
Permasalahan yang terjadi adalah dari beberapa hal yang
menunjukkan mengenai kompetensi Pedagogik guru adalah masalah
latar_belakang pendidikan guru itu sendiri. Pendidik anak usia dini
diharuskan berlatar belakang keilmuan pendidikan anak usia dini atau
188Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
133
psikologi perkembangan, agar mempunyai keahlian akademik maupun
intelektual. Harusnya_pendidik mempunyai kesamaan diantara
latarbelakang keilmuannya terhadap subyek yang ia bina. Kemudian
pendidik mempunyai pengetahuan serta pengalaman didalam
menyelenggarakan kegiatan belajar. Secara nyata dua hal ini bisa
disertakan dengan ijazah keahliannya dalam pengajaran (akta mengajar)
yang diperoleh dari lembaga yang terakreditasi dari pemerintah.
Kualifikasi akademik pendidik atau guru pendidikan anak usia dini
sesuai aturan yang telah ditetapkan didalam Permendikbud nomor 137
tahun 2013 yakni sebagai berikut:
1. Mempunyai_ijazah Diploma empat (D-IV) ataupun sarjana (S-1) didalam
bidang pendidikan anak usia dini didapat daripada program studi yang
diakreditasi.
2. Mempunyai“ijazah diploma empat (D-IV) ataupun sarjana (S-1)
kependidikan lainnya yang berkaitan ataupun psikologi yang
mempunyai sertifikat pendidikan profesi guru (PPG) PAUD dari
perguruan tinggi yang diakreditasi.
Berdasarkan deskripsi diatas, * Secara_kualifikasi akademik tidak
terdapat perbedaan diantara guru PAUD dan guru SD, SMP, ataupun SMA.
Sehingga tuntutan kualifikasi akademik S1 terhadap guru PAUD sudah
menyajarkan kedudukan mereka sebagai guru profesional terhadap guru
lain. *ijazaah S1 yang ada pada guru PAUD mempresentasikan ataupun
setidaknya sebagai legalitas formal bahwasanya pendidik PAUD sudah
ahli, mahir, serta cakap dengan terpenuhinya standarisasi pendidikan anak
usia dini.
KS selaku kepala sekolah mengatakan bahwa guru
pendidikan_anak usia dini yang mengajar diTaman Kanak-kanak Happy
Kids, berlatarbelakang pendidikan_yang tidak sama, tidak semua guru
berpendidikan anak usia dini (PAUD) yakni terdapat Strata Satu (S1) dari
berbagai disiplin ilmu, antara lain ada guru yang lulusan dari Pendidikan
134
Agama Islam (PAI), dan terdapat pula alumni dari Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA) sederajat.189
Ketika peneliti melakukan observasi, peneliti memang menemukan
guru Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat yang
kualifikasi pendidikannya tidak sesuai dengan pendidikan anak usia dini,
belum mempunyai sertifikat pendidik anak usia dini, dan guru mengajar
hanya menggunakan buku kegiatan anak saja sebagai sumber
pembelajaran, sehingga bisa dikatakan belum terpenuhinya salah satu
indikatur sebagai guru yang memiliki kompetensi pedagogik.190
Kompetensi guru didalam melakukan kegiatan pembelajaran bisa
dilihat dari bagaimana guru tersebut melakukan proses pembelajaran, jika
hanya menggunakan buku kegiatan anak saja dalam melaksanakan proses
pembelajaran, maka bisa dikatakan bahwa guru tersebut belum memenuhi
standar sebagai seorang guru yang berkompetensi pedagogik, karena
salah satu indikator guru yang memiliki kompetensi pedagogic dalam
melakukan pengembangan kognitif harus menggunakan setertegi dan
sarana belajar yang berkaitan terhadap tema yang dijelaskan kepada
peserta didik.
Wawancara dengan SB guru kelas B1, ketika ditanya tentang latar
belakang pendidikannya, beliau mengatakan, saya mulai mengajar di
Taman Kanak-kanak Happy Kids sejak Tahun 2016. Pada saat tahun
pertama dan kedua mengajar, saya dipercaya mengajar anak-anak kelas
A, sedangkan pada tahun ini saya diamanahkan untuk mengajar di kelas
B1. Saya alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kuala Tungkal,
dan di tahun 2017 saya baru bisa *melanjutkan pendidikan kesalah satu
perguruan tinggi satu perguruan tinggi yakni di stai An-Nadwah_Kuala
Tungkal Tanjung Jabung Barat.191
189Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
sari, Wawancara, 19 Februari 2020 Latar Belakang Pendidikan Guru. 190Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 191Guru Kelas B3 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Latar Belakang Pendidikan Guru.
135
Untuk memahami prinsip bermain seraya belajar yang dapat
mengembangkan kognitif anak usia dini, maka seorang guru harus
mengajar sesuai dengan bidang yang dikuasai dan memiliki_latar belakang
pendidikan yang disesuaikan terhadap pendidikan anak usia dini. Ketika ia
mengajar anak usia dini, maka guru tersebut harus berlatarbelakang
pendidikan keguruan pendidikan anak usia dini ataupun psikologi serta
Bimbingan Konseling, agar pendidik yang bersangkutan mudah melakukan
proses pembelajaran, sehingga bisa melakukan pengembangan kognitif
anak usia dini yang baik.
Wawancara dengan JN salah seorang guru kelas B diTaman
Kanak-kanak Happy Kids menuturkan bahwa guru diTaman Kanak-kanak
Happy Kids Tanjung Jabung Barat ini hanya ibu KS yang sarjana
pendidikan anak usia dini. Guru lainnya berlatarbelakang pendidikan yang
tidak sama, terdapat guru berPendidikan Agama Islam (PAI), ada yang
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan ada pula yang alumni SMA,
sedangkan saya sendiri mulai melanjutkan studi mengambil jurusan guru
pendidikan Agama Islam (PAI) An-Nadwah Kuala Tungkal.192
Hasil observasi di lapangan, sebagian pendidik yang mengajar
diTaman Kanak-kanak Happy Kids belum sesuai dengan bidang
keprofesionalan.193 latarbelakang pendidikan yang bukan dari pendidikan
anak usia dini, sehingga akan mengakibatkan guru kesulitan didalam
perencanaan serta pelaksanaan proses belajar. Karena prinsip
pembelajaran anak usia dini yang berbeda dengan prinsip belajar SD, SMP,
maupun SMA. Seperti salah satu prinsip pembelajarannya, yakni prinsip
belajar seraya bermain.
b. Faktor Anggapan Tuntutan Administrasi
Dalam program pendidikan anak usia dini (PAUD)
perencanaan_pembelajaran ialah tahap utama yang terpenting dalam
192Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat,Janainah
Wawancara, 18 Februari 2020, Latar Belakang Pendidikan Guru. 193Observasi, 23 Februari 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
136
memberi arahan yang sesuai didalam melaksanakan kegiatan belajar, dan
perencananaan belajar diatur guna memberi panduan didalam penyiapan
proses belajar yang disesuaikan terhadap kompetensi peserta didik.
Menyusun perencanaan proses belajar haruslah sesuai pada tahapan
pengembangan dan prinsip pembelajaran anak usia dini.
Perencanaan pelaksaan pembelajaran sangat perlu dibuat oleh
para pendidik Taman Kanak-kanak, sesuai dengan tujuan_yaitu agara
pelaksanaan pembelajran berlangsung secara evektif serta efisien. Setiap
kegiatan pembelajaran haruslah disusun matang agar berjalan sesuai
dengan tujuan yang di inginkan. Sebelum pembelajaran berlangsung harus
ada perencanaan yang jelas sehingga alur pembelajaran menjadi terarah.
Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti, yang menjadi masalah
mengenai rencana kegiatan pembelajaran ini, bagi sebagian pendidik di
Taman kanak Happy Kids dianggap hanya sebatas perlengkapan
administrasi, dan dalam kegiatan pembelajaran tidak memiliki esensi yang
tinggi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sampai detik ini masih
dipahami sebagai formalitas dalam dunia pendidikan saja. Rencana
pelaksanan pembelajaran dipandang sebagai tuntutan administrasi yang
harus dipenuhi oleh guru sebagai persyaratan akademik, bukan sebagai
bahan landasan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai nantinya. Padahal
rencana pembelajaran merupakan pedoman dalam kegiatan
pengembangan kognitif dan nantinya juga menjadi bahan evaluasi guru
atas kegiatan pembelajaran yang sudah dijalani, apakah tujuan belajar telah
tercapai sepenuhnya atau sebaliknya secara efektif dan efisien.
* Hasil pengamatan yang dilakukan, sebagian guru kelas B
diTaman Kanak-kanak Happy Kids masih ada yang belum maksimal
membuat rencana kegiatan pembelajaran anak usia dini. Sebagian guru
menganggap bahwa rencana itu tidak penting dan hanya sebagai syarat
administrasi saja. Sehingga membuat perencanaan pelaksanaan
137
pembelajaran hanya untuk kepentingan administrasi bukan untuk
kepentingan proses pembelajaran.194
*Wawancara dengan salah satu guru kelas B, mengatakan, setiap
guru kelas diTaman Kanak-kanak Happy Kids diwajibkan untuk membuat
rencana_pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) serta rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), melalui 2 cara, ada yang diketik
di komputer dan ada pula ditulis dengan tangan di buku agenda yang besar,
hal ini dilakukan atas instruksi dari kepala sekolah untuk keperluan
administrasi Taman Kanak-kanak Happy Kids dikemudian hari, misalnya
untuk keperluan akreditasi, untuk diperlihatkan kepada pengawas Taman
Kanak-kanak dan lain-lain.195
Pembuatan rencana kegiatan mingguan dan harian dengan tujuan
seperti itu mencerminkan guru belum berkompetensi pedagogikmerancang
kegiatan pengembangan terhadap anak usia dini. Sistem pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) sebagai syarat
administrasi di Taman Kanak-kanak Happy Kids,hanya dilakukanoleh satu
atau dua orang guru untuk seluruh anak kelas B, sehingga guru kelas B
yang lain tinggal menyalin/ copy paste dan hasilnya RPPM maupun RPPH
dibuat secara seragam.
Fungsi perencanaan kegiatan pengembangan anak usia dini yakni
dapat mendorong seorang guru untuk melakukan kegiatan pengembangan
dengan matang, dan dapat meng-efektifkan pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran yang akan dilakukan. Namun ketika peneliti melakukan
pengamatan saat guru mengajar, peneliti melihat rencana kegiatan tidak
dilaksanakan sesuai tahapannya, adapula pendidik yang mengajarkan tidak
mengacu terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dan
tidak menjadikannya bahan acuan dalam pembelajaran.196
194Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 195Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Anggapan Tuntutan Administrasi. 196Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
138
Wawancara dengan JN seorang guru kelas B Taman kanak-kanak
Happy Kids, mengungkapkan bahwa saya membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH), selain digunakan untuk acuan melakukan
proses pembelajar juga digunakan sebagai bahan kelengkapan
administrasi Taman kanak-kanak, karena setiap guru kelas diTaman
Kanak-kanak ini diharuskan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH) oleh kepala sekolah.197
Wawancara dengan JN, guru kelas B diTaman Kanak-kanak
Happy Kids, mengatakan, ketika saya melakukan pengembangan kognitif
tidak mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH),
karena RPPH harian belum diberikan oleh ibu KS kepada saya, biasanya
beliau yang buat rencana pelaksanaan pembelajaran harian dan diberikan
kepada guru-guru kelas B, jadi terkadang RPPH waktunya terlambat,
akhirnya RPPH dibuat setelah pengembangan kognitif selesai.198
Pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpedoman terhadap
sesuatu yang dituangkan didalam rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH). Berdasarkan pengamatan peneliti,sebagian guru kelas B
diTaman kanak-kanak Happy Kids sudah memiliki RPPH, akan tetapi
rencana yang tersedia tersebut tidak digunakan ketika melakukan proses
kegiatan pembelajaran.199 Padahal berdasarkan RPPH seorang guru
diharapkan menerapkan pembelajaran secara terprogram. Hal ini terjadi
dikarenakan guru menganggap bahwa fungsi perencanaan pembelajaran
yang dibuat hanya untuk keperluan administrasi, bukan untuk diaplikasikan
dalam pengembangan kognitifdi kelas.
Dengan demikian apabila hal ini masih saja berlangsung, maka
akan dapat dipastikan hasil dari pengembangan kognitif tidak akan tercapai
dengan baik, efektif dan efisien. Seorang guru harus benar-benar
197Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Jainah,
Wawancara 18 Feberuari 2020, Anggapan Tuntutan Administrasi. 198Guru Kelas B2,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Anggapan Tuntutan Administrasi. 199Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
139
memahami fungsi dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)
ini, bukan hanya sekedar tuntutan formalitas administrasi saja, akan tetapi
memang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam pengembangan
kognitifdan bahan evaluasi nantinya setelah selesai proses pembelajaran.
c. Faktor Minimnya Sarana dan Prasarana
Suatu aspek yang perlu diperhatikan tiap pendidikan anak usia dini
ialah tentang sarana serta prasarana pendidikan ataupun fasilitas
pendidikan. Sarana pendidikan secara umum meliputi seluruh fasilitas yang
langsung dipergunakan serta menjadi penunjang didalam kegiatan
pendidikan, diantaranya gedung, ruang belajar atau kelas, peralatan sarana
pendidikan, meja, kursi dan lainnya Fasilitas ataupun prasarana yakni
secara tidak langsung sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan
pendidikan diantaranya halaman, kebun atau taman, perjalanan kesekolah.
Maka, sarana pra sarana pendidikan ialah seluruh benda bergerak serta
tidak bergerak yang menjadi penunjang dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, secara langsung ataupun tidak langsung.
*sarana prasarana dialam kontek lembaga pendidikan sangat
penting, terutama didalam kontek pendidikan diTaman Kanak-kanak yang
identik dengan bermain sebagai instrumen pembelajaran.
Penyelenggaraan_pendidikan’diTaman Kanak-kanak haruslah sadar akan
hal tersebut, karena Taman kanak-kanak yang memiliki sarana dan
prsarana yang memiliki kelengkapan disukai masyarakat. Melalui sarana
pra sarana yang lengkap, proses belajar bisa dilaksanakan dengan
bervariatif serta kreatif. Tidak hanya disatu tempat, satu pendekatan, serta
satu permainan. Melalui bantuan sarana dan prasarana, peserta didik bisa
merasakan perkembangan kognitif yang disampaikan. Kegiatan bermain
yang diadakanpun bermutu berdasarkan sarana dan prasarana yang
tersedia.
Taman Kanak-kanak yang tidak menunjang sarana prasarana
lengkap sulit melakukan penerapan tehnik belajar. Kegiatan bermain yang
yang ada tidak terlalu menarik tanpa adanya sarana dan prasarana.
140
Dengan demikian ketersediaan sarana prasarana penting didalam
mendorong proses belajar. Wawancara dengan KS selaku kepala sekolah
Taman Kanak-kanak Happy Kids, mengatakan, Guru Taman Kanak-kanak
akan semakin pedagogik jika sarana prasarana lengkap. Paling tidak,
sarana prasarana minimal yang harus ada diTaman Kanak-kanak yakni alat
permainan edukatif yang dipergunakan dalam pengembangan
pembelajaran.200
Suasana belajar di isi peralatan bermain disesuaikan terhadap apa
yang dibutuhankan serta bisa bermanfaat dalam melatih peserta didik
supaya kognitif mereka mengalami perkembangan yang baik. Guru
hendaknya menggunakan seluruh sarana yang dperoleh dari lingkungan
alam sekitarnya, murah ataupun bahan bekas, walaupun ada yang di beli,
mengingat tingkatan kompetensi memerlukan presisi (ketepatan) serta
teknologi lainnya. Yang paling penting pendidik mempergunakan sarana
pembelajaran itu seefektif dan seefisien mungkin.
Sesuai hasil pengamatan, peneliti melihat bahwasanya sarana
yang tersedia diTaman Kanak-kanak Happy Kids meliputi meja, kursi, rak
sepatu, papan tulis, balok bangunan, puzzle, mainan masak, pohon angka,
ayunan, mangkuk putar dan lain-lain. Dari hasil observasi tersebut dapat
dilihat bahwa sarana prasarana yang tersedia di Taman Kanak-kanak
Happy Kids masih tergolong belum cukup memadai sebagai penunjang
pengembangan potensi dan kognitif anak usia dini.201
Proses belajar diTaman Kanak-kanak pasti memerlukan beberapa
peralatan peraga, media, permainan, serta alat bantu yang lain,
dikarenakan umur anak sekolah diTaman Kanak-kanak mesih memerlukan
semuanya. Sehingga pendidik diTaman Kanak-kanak haruslah kreatif,
berimajinatif, serta komunikatif dialam membentuk ataupun mendapatkan
beragam peralatan bermain serta media bagi anak didiknya.
200Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020 Minimnya Sarana Prasaran. 201Observasi, 02 september 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
141
Guru Taman Kanak-kanak sering kali dihadapi dengan masalah
pemilihan media yang pas dalam proses belajar anak diTaman Kanak-
kanak. Terkadang kesulitan itu bukan karena pendidik tidak mampu
menentukan media, tapi media yang sama dengan tingkatan
pengembangan peserta didik tidak ada. Guru dituntut mampu memecahkan
persoalan ini, melalui perancangan, pengembangan, serta pembuatan
sendiri media yang dibutuhkan khususnya bagi media sederhana.
Sarana prasarana merupakan pendukung proses pembelajaran,
tercapainya tujuan pembelajaran juga bisa ditentukan dengan kualitas
sarana prasarana yang tersedia, apabila sarana dan prasarana baik dan
digunakan secara optimal, maka proses belajar akan efektif sehingga dapat
meningkatkan perkembangan kognitif anak. Namun apabila sarana dan
prasarana yang ada tidak digunakan dengan maksimal, maka berdampak
tidak baik terhadap efektif pengembangan kognitifdan perkembangan anak.
Wawancara dengan JN, guru kelas B1 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids, Mengatakan apabila sarana prasarana yang tersedia memadai
serta digunakan dengan baik, maka perkembangan anak dan tujuan
pembelajaran yang kita harapkan akan dapat tercapai, namun saat ini
Taman Kanak-kanak Happy Kids belum bisa menyediakan sarana
prasarana secara lengkap, dikarenakan terbatasnya kemampuan pihak
Taman Kanak-kanak Happy Kids dalam mengadakan sarana prasarana
tersebut. Saat ini kami hanya bisa menggunakan sarana yang tersedia dan
menjaganya dengan baik.202
Wawancara dengan DF, guru kelas B2 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids, mengatakan sarana pembelajaran seperti alat permainan
edukatif didalam ruangan, jarang kami gunakan sebagai sumber atau media
pembelajaran, kami para guru melakukan pengembangan kognitif anak
menggunakan media seadanya, seperti kertas origami dan gambar-gambar
yang telah disediakan dibuku pembelajaran anak. Adapun alat permainan
202Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020 , Minimnya Sarana Prasaran.
142
edukatif didalam ruangan seperti pohon angka, mainan masak-masak
belum diberikan sepenuhnya kepada kelas, hal ini dilakukan karena
keterbatasan jumlah mainan yang tidak sebanding dengan jumlah anak.203
Wawancara dengan KS, kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids,
mengatakan sarana pembelajaran seperti alat permainan edukatif didalam
ruangan belum kami berikan kepada guru dan anak-anak sepenuhnya,
sebab jumlah mainan yang tidak sebanding dengan jumlah anak yang
banyak. Oleh sebab itu APE (alat permainan edukatif) didalam ruangan,
kami simpan di kantor dengan tujuan sebagai perawatan sarana, karena
dikawatirkan rusak di mainkan/ diperebutkan oleh anak-anak, sementara
itu, alat permaianan edukatif yang ada tidak tergolong murah.204
Sarana dan prasarana menjadi instrument pendukung
pelaksanaan pengembangan kognitif anak usia dini. Agar kognitif peserta
didik bisa berkembang secara baik diperlukan sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan belajar seraya bermain anak.
*Hasil wawancara serta pengamatan yang dipaparkan, diketahui
Faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi pedagogic*guru dalam
pengembangan kognitif anak usia dini diTaman kanak-kanak Happy Kids
disebabkan oleh faktor latar belakang pendidikan guru, faktor anggapan
tuntutan administrasi serta faktor minimnya sarana dan prasarana.
3. *Upaya yang dilakukan_untuk mengembangkan kompetensi pedagogik
guru dalam pengembangan kognitif anak usia dini 5-6 tahun di taman
kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat
a. Upaya Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD
Sama halnya seperti guru SD, SLTP, SMA sederajat,_menjadi guru
anak usia dini harus memenuhi syarat berpendidikan S1 pendidikan guru
203Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Minimnya Sarana Prasaran. 204Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara,18 Februari 2020, Minimnya Sarana Prasaran.
143
anak usia dini. Artinya untuk menjadi_guru anak usia dini butuh pendidikan
dan keahlian khusus. Guru tidak bisa dilakoni oleh semua orang.
Pemerintah telah mensyaratkan untuk menjadi guru, minimal harus
memenuhi dua syarat, yaitu kualifikasi akademik dan kompetensi.
Menurut KS, selaku kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids, guru
Taman Kanak-kanak Happy Kids yang belum memiliki kualifikasi akademik
sarjana pendidikan guru PAUD terlihat perbedaaanya baik
dalam_memahami anak ataupun didalam proses pembelajaran. Guru
Taman Kanak-kanak yang memiliki kualifikasi akademik bukan dari sarjana
pendidikan anak usia dini secara-pisik terlihat memiliki kemampuan didalam
pembelajaran, tetapi kejiwaan sebagai pendidik yang mampu didalam
pehamaman karakter anak serta keterampilan didalam mpembelajaran
terlihat kurangtampak. Didalam pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH), terlihat beda diantara guru yang memiliki
kualifikasi akademik sarjana pendidikan anak usia dini terhadap yang bukan
sarjana pendidikan anak usia dini.205
Lebih jauh lagi JN mengatakan, mengenai kegiatan harian dan
pengembangan kognitif. Dalam pengembangan kognitif juga demikian, guru
yang berkualifikasi akademik sarjana pendidikan anak usia dini terlihat
memiliki kemampuan memberik materi belajar, yakni melalui metode yang
bervariasi serta teknik belajar yang menarik serta menyenangkan, jika
dibandingkan dengan guru yang bukan dari sarjana pendidikan anak usia
dini.206
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh kepala Taman Kanak-
kanak Happy Kids KS, mengatakan bahwa setelah beliau menyelesaikan
S1 pendidikan guru anak usia dini, sangat menjiwai peserta didik daripada
sebelum nya. Menurutnya memahami karakter peserta didik sangat
penting, baik karakter pengembangan fisik, sosial emosional, kognitif serta
205Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari , Wawancara, 19 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD. 206Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD
144
aspek pengembangan lain.” Sehingga mempunyai implikasi yang penting
untuk guru didalam memahami seluruh prilaku peserta didik.207
Melanjutkan kuliah jurusan pendidikan anak usia dini menjadi suatu
alternatif terbaik guna peningkatan kompetensi guru. Namun selain
mahalnya kuliah pendidikan anak usia dini, tempat juga menjadi kendala
yang lain. Perguruan tinggi yang membuka program pendidikan anak usia
dini masih jarang dan kebanyakan berada dikota-kota besar, sehingga
guru-guru dipedesaan merasa kesulitan melanjutkan studi. Mereka
memerlukan waktu dan biaya besar untuk menjangkaunya. Tempat yang
jauh menjadi pertimbangan, paling tidak mereka harus mempunyai
penginapan selama studi.
Wawancara bersama SB, Guru Kelas B1 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids mengatakan, Pihak Taman Kanak-kanak Happy Kids
memberikan izin belajar kepada guru yang ingin melanjutkan kuliah
pendidikan anak usia dini. Saya bersama ibu JN kuliah di sekolah tinggi
agama Islam (STAI) Mauizah Kabupaten Tanjab Barat dan mengambil
juruan pendidikan anak usia dini.208
Wawancara dengan JN Guru Kelas B1, mengatakan ketua
yayasan menghimbau kepada guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak
Happy Kids untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan pendidikan guru anak
usia dini, sebab jika tidak kuliah S1 maka akan diganti dengan guru yang
baru dan berkualifikasi akademik pendidikan guru anak usia dini. Atas
himbauan ini saya melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka, dan
mengambil jurusan pendidikan guru anak usia dini.209
Berdasarkan observasi peneliti, Sebagian guru Taman Kanak-
kanak Happy Kids ada yang=lanjut kuliah diSekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Mauizzah, ada pula yang melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka
207Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari , Wawancara, 19 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD 208Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD 209Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD
145
(UT) di Tanjung Jabung Barat dengan jurusan pendidikan_guru anak usia
dini. Biasanya bagi guru yang kuliah di STAI Mauizzah setiap bulannya
meminta izin dengan kepala sekolah untuk tidak masuk mengajar karena
harus memenuhi tanggung jawab belajar di kampus yang jauh dengan jarak
tempuh 3 jam menggunakan mobil.210
b. Upaya Mengikuti Pelatihan Guru
Pelatihan dan pengembangan guru ^pendidikan anak usia dini ialah
2 konsep yang mempunyai kesamaan, yakni sama-sama dilakukan guna
peningkatan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan=guru
pendidikan anak usia dini. Sehingga dalam pelatihan dan pengembangan
guru pendidikan anak usia dini dilakukan serangkaian usaha dalam
meningkatkan kinerja guru pendidikan anak usia dini dimasa kini maupun
dimasa yang akan datang melalui peningkatan pengetahuan, sikap, dan
kepribadian.
Pelatihan dan pengembangan guru pendidikan anak usia dini
sangatlah penting untuk dilakukan apabila dihadapkan dengan berbagai
perubahan, baik itu perubahan dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.
Guru pendidikan anak usia dini diharuskan mempunyai kemauan dan
kemampuan agar selalu belajar meng-upgrade dirinya agar pengetahuan
dan keterampilannya tidak usang ditengah berbagai perubahan yang
melanda. Hal itu dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
pengembangan guru pendidikan anak usia dini.
Sadari atau tidak, kognitif anak usia dini dapat berkembang dengan
baik apabila memang dalam proses perkembangannya diikuti dengan
proses yang baik pula, dan salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan
teknis guru pendidikan anak usia dini dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran yang efisien. Sebagai rujukan, kegiatan pembelajaran bagi
anak usia dini dikatakan efisien manakala:
210Observasi, 02 september, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.
146
1) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan_berdasarkan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang telah disusun.
2) Kegiatan pembelajaran *dapat mengokomodir yang membedakan tiap
anak usia dini.
3) Proses pembelajaran yang di fasilitasi guru bisa menghantarkan anak
usia dini mencapaii tujuan belajaryang sudah ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran yang efisien di atas menitikberatkan
terhadap seorang guru yang harus mampu memahami dan memfasilitasi
kegiatan pembelajaran dengan baik. Dimulai dari penyusunan_rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), melakukan akomodir yang
membedakan tiap individu anak usia dini, dan memfasilitasi proses
pembelajaran yang telah di rencanakan. Kesemuanya ini apabila dipahami
akan mengerucutkan bagaimana seorang guru harus mampu memahami
dengan baik bidang pembelajaran anak usia dini dan dituntut meningkatkan
kompetensinya dengan terus belajar.
Peningkatan kompetensi pedagogic guru_terhadap anak usia dini
pada dasarnya bisa dilaksanakan dengan menyelenggarakan workshop,
pendidikan serta pelatihan (diklat), training of trainer (TOT), shortcourse,
dan lain sebagainya yang mengarah bagi meningkatnya kompetensi
pedagogic guru dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal bagi
anak usia dini.
Wawancara peneliti kepada kepala Taman Kanak-kanak Happy
Kids yang berinisial KS, mengatakan bahwa guru jangan hanya berjalan di
tempat dan tidak mau mengikuti pelatihan sebagai bentuk pengembangan
diri.Guru sangat penting mengikuti pelatihan-pelatihan, seperti seminar dan
workshop, karena dengan guru mengikuti seminar dan pelatihan, maka
akan menambah wawasan dan menimbulkan suatu inovasi terbaru dalam
pendidikan anak usia dini, khususnya dari segi perencanaan pembelajaran
di Taman Kanak-kanak. Terkadang yang menjadi kesulitan adalah
147
kurangnya waktu dan biaya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut
karena banyaknya aktifitas dan keperluan guru diluar sekolah.211
Pentingnya mengikuti pelatihan-pelatihan guru pendidikan anak
usia dini agar guru mampu menyerap pengetahuan, skill, teknik, metode,
dan aplikasinya. Memang akan banyak biaya yang dikeluarkan untuk
mengikuti pelatihan, apalagi jika mengadakan sendiri. Namun biaya
tersebut seimbang atau jauh lebih murah dari ilmu yang didapatkan.
Biasanya, peserta mendapatkan paper makalah, multimedia, wawasan,
serta praktik yang diaplikasikan.
Wawancara peneliti kepada guru kelas B1 Taman Kanak-kanak
Happy Kids, mengatakan saya jarang mengikuti pelatihan, workshop atau
seminar, karena waktu saya gunakan untuk mengurus keperluan rumah
tangga, selain itu juga saya memiliki anak kecil yang harus saya jaga dan
perhatikan dirumah. jika ada pelatihan maka saya sering tidak ikut serta dan
lebih memilih dirumah untuk menjaga dan mengawasi anak-anak saya,
karena masih kecil dan kasihan, setiap harinya saya titipkan dirumah orang
tua saya ketika saya mengajar kesekolah.212
Hasil “obserasi dan wawancara peneliti dengan guru diTaman
Kanak-kanak Happy Kids, menunjukkan guru ditaman Kanak-kanak Happy
Kids Tanjung Jabung Barat sudah berkeluarga, dan memiliki anak usia 0-4
tahun, Hal ini menyebabkan guru disibukkan dengan urusan keluarga, dan
keperluan rumah tangga lainnya, sehingga guru kurang berminat untuk
mengikuti pelatihan dan seminar-seminar yang biasa diadakan oleh
organisasi keguruan di luar maupun di dalam Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.213
Lain halnya dengan JN, +merupakan guru kelas B1 diTaman
Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat yang mengatakan bahwa,
211Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari , Wawancara, 19 Februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru. 212Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru. 213Observasi, 02 september 2019,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
148
selalu ikut serta dalam pelatihan maupun seminar pendidikan anak usia dini
yang di adakan oleh organisasi keguruan, dengan alasan selain
mendapatkan ilmu, paserta juga mendapatkan sertifikat pelatihan yang
dapat digunakan sebagai bahan administrasi mengajukan sertifikasi
guru.214 Dalam meningkatkan pengetahuan tentang membuat-rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), maka guru jangan hanya
menunggu dan menyalin milik guru yang lain saja, guru harus belajar
membuat sendiri perencanaan pembelajaran dan bersikap kreatif dalam
menjalankan proses pembelajaran. Guru harus mencari tau strategi agar
dapat mengembangkan kognitif anak sehingga berkembang lebih baik. Hal
inilah yang diperlukan, sehingga guru dapat membuat perencanaan belajar
yang terbaik disesuaikan dangan tingkat perkembangan apa yang
dibutuhkannya.
Kepala Taman-kanak-kanak Happy Kids member penjelasan,
bahwasanya tiap guru harus mempertanggung jawabkan terhadap sesuatu
yang sudah di amanahkan, dan harus menjalankan amanah tersebut. Guru
di Taman Kanak-kanak Happy Kids harus mampu membuat rencana
kegiatan mingguan dan harian dengan baik yang disesuaikan+terhadap
pengembangan serta aspek belajar anak usia dini, jika terkendala oleh
pengetahuan guru itu sendiri, maka guru wajib belajar dengan berbagai
cara, salah satunya dengan cara mengikuti seminar, pelatihan, baik yang
diadakan oleh pemerintah maupun ornagisasi keguruan, dan bekerja sama
antara satu dan yang lainnya didalam pencapaian tujuan belajar diTaman
Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.215
Kurangnya pemahaman guru mengenai penyusunan rencana
*Elizabeth_Moore Plionis.’Competency in generalist practice: a guide to theory andevidence-based decision making.New York: Oxford University Press. 2007.
*Hamzah_Onu dan Nina Lamatenggo.Tugas Guru dalam Pembelajaran: Aspek yang Mempengaruhi.’Jakarta: Bumi Aksara. 2016.*
Hamzah B. Uno.Model_Pembelajaran:_Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.Jakrta: Bumi Aksara. 2012.
Hendra Sofyan.“perkembangan Anak_Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya. Jakarta: Infomedika. 2014.
Lily Alfiyatul Jannah, Kesalahan-Kesalahan Guru PAUD yang sering Diangggap Sepele, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
Diknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Ciputat Press, 2006),
Zulmaizarna, Akhlak Mulia bagi Para Pemimpin, (Bandung: Pustaka Al-Fikriis, 2009),
Anita E. Woolfolk dan Lorraine McCune-Nicolich, Mengembangkan Kepribadian dan Kecerdasan Anak-anak, (Jakarta: Inisiasi Press, 2004)
163
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana: 2011)
Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
Suwardi, Manajemen Pembelajaran: Menciptakan Guru yang Kreatif dan Berkompetensi, (Jawa Tengah: STAIN Salatiga Press, 2007).
Diknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, (Jakarta: Diknas, 2007),
Kak Seto, “Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Anak” dalam Arismantoro (Penyunting), Tinjauan Berbagai Aspek Character Building: Bagaimana Mendidik Anak berkarakter, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008),
Ajeng Yusriana, Kiat-Kiat Menjadi Guru PAUD yang disukai Anak-Anak, (Jogyakarta: Diva Press, 2012)
Lily Alfiyatul Jannah, Kesalahan-Kesalahan Guru PAUD yang sering Diangggap Sepele, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009)
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Sharon K. Ferrett, Peak Performance, (New York: Mcgraw-Hill, 2006)
Mike Schmoker, Results Now, Terj. Devri Bernadi Putra, (Danvers MA: Clearance Centre, 2006),
Susan M. Drake, Creating Standards-Based Integrated Curriculum: The Common Core State Standards Edition, Terj. Benyamin Molan, (California: Teller Road Thousand Oaks, 2012)
164
James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano, Qualities of Effective Principals, Terj. Siti Mahyuni, (Alexandria VA, Association for Supervision dan Curriculum Development (ASCD) N. Beauregard St. 2008),
David N. Aspin and Judith D. Chapman, Values Education and lifelong Learning, (AA. Dordrecht, The Netherlands: Springer, 2007)
Susan E. Jackson, et. Al, (Editors), Managing Knowledge for Sustained Competitive Andvantage, (San Francisco: Jossey-Bass, 2003
David W. Johnson, Roger T. Johnson dan Edythe Johnson Holubec, The Ne Circle Learning, Terj. Narulita Yusron, (Virginia: Alexandria, 2004)
Anita E. Woolfolk dan Lorraine McCune-Nicolich, Educational Psikology for Teacher, Terj. M. Khairul Anam, (Englewood Cliffs NJ: College Division Prentice Hall, 2004)
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Ciputat: Gaung Persada Press Graoup, 2013)
Richard I. Arends, Learning to Teach, (Buku Satu), Terj. Helly Prajitno Soejipto dan Sri Mulyantini Soejipto, (Yogjakarta: Pustaka Pelajaran, 2008),
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2011)