dr. Hydrawati Sari, SpOG Blok Kegawatdaruratan, 31 Oktober 2011 [18]
dr. Hydrawati Sari, SpOGBlok Kegawatdaruratan, 31 Oktober 2011 [18]
Pregnancy-specific syndrome New-onset hypertension and proteinuria (umur kehamilan 20 minggu)
DeteksiNo single screening test reliable or affective**Stamilio et al 2000
Ada tidaknya faktor risikoPerubahan tekanan darahPerubahan BB yg sangat cepatGejala sakit kepala, mata berkunang-kunang dan nyeri ulu hati Bengkak di tangan/kakiDeteksi Awal
Pre-eclampsia:a multisystem disorder
Kriteria diagnosis Preeklamsia Tekanan darah sistolik > 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik > 90 mm Hg yang terjadi setelah u.k. 20 minggu pada wanita yang tekanan darah sebelumnya normal Proteinuria: > 0.3 g / 24 jam Edema bukan merupakan bagian dari definisi(Am J Obstet Gynecol 2000;183:S1S22)
Pre-eclampsia: At riskprimigravidaPernah preeklamsia sebelumnya multiple pregnancyobesitas
Peny. ginjalPenderita hipertensi kronikdiabetesPenyakit autoimun, mis. SLE, antiphospholipid syndromethrombophiliaalloimmunisation
Implikasi Klinis PreeklamsiaPreeklamsia: ringan beratIUGR, prematuritas, kematian
Progresifitas dapat lambat atau cepat beberapa jam hingga hari atau minggu
Manajemen preeklamsia terutama untuk mencegah morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal melalui timing of delivery.
Patofisiologi Preeklamsia Endothelial cell disorder : terjadi mikroangiopati pada organ (plasenta, ginjal, hepar dan otak) Several circulating markers of endothelial injury have been shown to be elevated in wolen who develop preeclampsia endothelin cellular fibronection, palsminogen activator inhibitor-1 and prostacyclin/thromboxane profile Oxidative stress, circulatory maladaptation, inflammation and metabolic abnormalities may all contribute to endothelial dysfunction and pathogenesis of PE
Patofisiologi Preeklamsia
Patofisiologi Preeklamsia
Noris M et al. (2005) Mechanisms of Disease: pre-eclampsiaNat Clin Pract Neprol 1: 98114 doi:10.1038/ncpneph0035Figure 2Pathophysiology of pre-eclampsia: the facts
Noris M et al. (2005) Mechanisms of Disease: pre-eclampsiaNat Clin Pract Neprol 1: 98114 doi:10.1038/ncpneph0035Figure 4Unifying hypothesis of pre-eclampsia pathophysiology
Assessment Umur kehamilanPertumbuhan janinDisfungsi organ maternal
Haemoglobin, haematokrit, ATSerum asam uratSerum creatinineFungsi hepar: transaminase, albuminUrinalisisKadar protein urinRasio protein urin/kreatinin24 jamPemeriksaan Laboratorium
ManajemenMondokMonitoring ibu dan janinTerminasi kehamilan Persalinan mrp terapi utk hipertensi dalam kehamilan
ManajemenMencegah kejang: MgSO4Kontrol hipertensi
Antihipertensi untuk preeklamsia Hydralazine: 510-mg I.v. setiap 1520 menit sampai respons yg diinginkan tercapai Labetalol: 20-mg i.v. bolus, diikuti dg. 40 mg jika blm. Efektif dlm. waktu 10 minutes; dilanjutkan 80 mg setiap 10 menit, total dosis maksimum 220 mg(Am J Obstet Gynecol 2000;183:S1S22) Oral nifedipine
ManajemenAntihipertensi diberikan pada keadaan: TD sistole > 160 mmHg TD diastole > 105-110 mmHgInvasive Hemodynamic Monitoring Penyakit jantung yg berat Penyakit ginjal yg berat Hipertensi yg persisten Oliguria Edema paru
ManajemenFetal assessment: CTGJika terdapat non-reactive stress test pada janin preterm, perlu monitoring lebih detil Jika terdapat non-reactive stress test pada janin matur, terminasi kehamilan dapat dikerjakan Deselerasi lambat dan menurunnya variabilitas merupakan indikasi terminasi kehamilan
Deciding for the optimal time of delivery?Do Not Generalize
Berat ringannya penyakitUmur kehamilanKondisi serviksIt will depend upon
Eklamsia
Manajemen EklamsiaKontrol kejangKoreksi hipoksiaKontrol tekanan darahPersalinan
Komplikasi ibuLiverJaundiceHELLPHepatic ruptureKoagulasiDICMicroangiopathic haemolysisHELLP
Susunan saraf pusatEclamptic convulsionsCerebral haemorrhageCerebral oedemaCortical blindnessRetinal detachmentGinjalCortical necrosisTubular necrosis
ManajemenGangguan Neurologis Eklamsia dp tjd pada pasien dg peningkatan TD yg tidak terlalu tinggi Persalinan tidak mengurangi risiko dengan segera!
ManajemenEklamsia Kontrol kejang dan cegah tjd rekurensi kejang Kejang biasanya tjd dlm wkt singkat MgSO4 diberikan sbg profilaksis thd kejang selanjutnya
ManajemenEklamsia Berikan loading dose 4-6 g MgSo4 yg dilarutkan dlm 100 ml cairan dan diberikan i.v. selama 15-20 menit Dilanjutkan 2 g/jam dalam infus Antihipertensi diberikan jk TD diastole > 105-110 mmHg Bradikardi dp terjadi pada janin saat kejang eklamsia terjadi
ManajemenEklamsia Segera terminasi kehamilan setelah keadaan pasien stabil Cara persalinan tergantung pada u.k., presentasi janin, kondisi serviks
Perawatan PostpartumSetelah persalinan biasanya terjadi perbaikan yg baik tetapi eklamsia dapat jg tjd setelah postpartum
HELLP SyndromeHHemolisisELElevated liver enzymes (disfungsi dan kerusakan sel hepar)LPLow Platelet (trombositopenia)
Trombositopenia merupakan indikator pertama pada kasus HELLP Syndrome Ringan (100.000-150.000/ L) Sedang (50.000-100.000/L Berat (< 50.000/L)
HELLP SyndromeAJOG, 2006
HELLP SyndromeAJOG, 2006
What is the optimal treatment for preeclampsia?Keputusan untuk melahirkan tergantung pada kondisi/risiko ibu dan janin Keputusan utk melakukan SC sangat individual
ManajemenIndikasi Persalinan: Kehamilan matur (>37 weeks) Gagal mengontrol TD meskipun dgn Tx yg adekuat Fungsi hepar memburuk Fungsi ginjal memburuk Trombositopenia progresif Komplikasi neurologis atai impending eklamsia Solusio plasenta Gangguan kesejahteraan janin
ManajemenPersalinan: Janin yang matur biasanya dapat dilahirkan per vaginal Monitoring DJJ selama persalinan Pada PEB, terutama pada janin prematur jika indikasi persalinana adalah karena faktor janin, SC merupakan cara terbaik untuk ibu dan janin NO ergometrine/Syntometrine!
Post partum Biasanya semua gejala berangsur-angsur membaik Komplikasi baru, dpt terjadi s/d 1 mgg postpartum Monitor balans cairan! Jika tjd oliguria kmk menunjukkan mulai tjd gagal ginjal postpartum Jika keadaan klinis membaik, px darah rutin distop Lanjutkan pemberian obat antihipertensi dan hentikan jika TD
Manajemen
Future CounselingTdp risiko lebih tinggi utk terjadinya PIH berulang pada kehamilan berikutnya Tdp risiko lebih tinggi utk terjadinya hipertensi kronik
**********