PENGARUH PENGHASILAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN TEGALREJO KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Nur Imaniyah Bestari Dwi Handayani (Universitas Negeri Semarang) Abstract The purpose of this research is to test the influence of income and tax knowledge towards tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) on Tegalrejo Pekalongan region. Population of this research are taxpayers at Tegalrejo, Pekalongan region, consist in 2.011 taxpayers. The samples of this research are 95 respondences. This research use income and tax knowledge as independent variables and tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) as dependent variable. Data will analized with regression. Test results show that there is significant influence income and tax knowledge towards tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 1
39
Embed
16_pengaruh Penghasilan Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENGHASILAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN TEGALREJO
KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008
Nur Imaniyah
Bestari Dwi Handayani
(Universitas Negeri Semarang)
Abstract
The purpose of this research is to test the influence of income and tax
knowledge towards tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) on Tegalrejo Pekalongan region. Population of this research are taxpayers
at Tegalrejo, Pekalongan region, consist in 2.011 taxpayers. The samples of this
research are 95 respondences.
This research use income and tax knowledge as independent variables and
tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) as dependent
variable. Data will analized with regression. Test results show that there is
significant influence income and tax knowledge towards tax payers compliance to
pay Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Keywords: Income, tax knowledge, tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
1
2
1. Pendahuluan
Peran aktif rakyat dalam menunjang pembangunan nasional sangat
diperlukan, khususnya wajib pajak. Rakyat sebagai wajib pajak akan ikut
memberikan iuran bagi Negara dalam bentuk pajak. Dari hasil pembayaran
pajak oleh rakyat tersebut diharapkan akan dapat membiayai pembangunan
nasional. Meskipun pajak dianggap sebagai sumber dana yang paling
potensial bagi pembiayaan negara, namun dalam realisasinya pemungutan
pajak terhadap pajak masih sulit dilakukan oleh Negara. Hal ini
disebabkan masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dan
kepercayaan masyarakat kepada administrasi pengelolaan pajak (Sri
Mulyani Indrawati dalam Depkomonto.go.id, 2006). Hal ini membuktikan
bahwa wajib pajak di Indonesia memerlukan motivasi untuk meningkatkan
kepatuhannya untuk membayar pajak, serta peningkatan kepercayaan
masyarakat bahwa penyaluran hasil pajak dilakukan sesuai aturan yang
berlaku, yaitu untuk kesejateraan rakyat, sehingga persepsi wajib pajak
tentang pembayaran pajak akan positif terhadap pemerintah dalam
mengelola pajak yang telah mereka bayarkan.
Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah Self
Assesment System, dimana segala pemenuhan kewajiban perpajakan
dilakukan sepenuhnya oleh wajib pajak, fiskus (pengumpul pajak) hanya
melakukan pengawasan melalui prosedur pemeriksaan (Devano dan Siti
Kurnia R., 2006:109). Dalam pelaksanaan sistem tersebut, wajib pajak
dituntut keaktifannya mulai dari saat mendaftarkan diri, mengisi SPT
(Surat Pemberitahuan) dengan jujur, baik dan benar sampai dengan
melunasi pajak terutang tepat pada waktunya. Hal ini membuktikan bahwa
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak benar-benar penting bagi
sistem perpajakan dan menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan Self
Assesment System sehingga patut menjadi sorotan bagi pemerintah dan
masyarakat. Wajib pajak akan siap menerima sistem baru apapun yang
diperkenalkan, seperti Self Assesment System, jika mereka mempunyai
pengetahuan yang besar untuk memahami sistem itu (Kasipillai dalam Ali
3
Roshidi bin Ahmad dkk., 2007:3). Faktor pengetahuan jelas sangat penting
dalam membantu wajib pajak melaksanakan kewajibannya, khususnya
pengetahuan tentang pajak. Tanpa adanya pengetahuan, wajib pajak akan
mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi SPT dan
membayar pajaknya. Wajib pajak yang tidak tahu tentang pengetahuan
pajak akan bingung tentang berapa jumlah pajak yang seharusnya ia
bayarkan.
Faktor pendidikan atau pengetahuan khususnya tentang pajak dan
faktor penghasilan atau pendapatan adalah dua hal yang sangat penting
bagi wajib pajak dalam kaitan dengan kepatuhan pajak, dimana dalam
kehidupan sehari-hari seseorang bisa dinilai atau dihargai dengan melihat
besarnya penghasilan dan tingkat pendidikannya. Hal ini diperkuat oleh
kesimpulan dari Kassipillai dkk, (2003:144) yang menyebutkan
pentingnya pengetahuan pajak, dalam hal ini kursus pajak, bagi mahasiswa
yang akan bekerja dan mendapatkan penghasilan. Mereka dapat
mengetahui bila penghasilannya tersebut terkena pajak. Mereka
seharusnya akan lebih patuh terhadap hukum pajak, sehingga ketika ada
pengelakan pajak dari mereka yang mempunyai pengetahuan pajak cukup,
itu sengaja dan dianggap tidak patuh, maka akan terkena hukuman pajak
yang lebih berat. Pada akhirnya faktor pengetahuan perpajakan dapat
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak baik secara positif maupun negatif,
karena dengan adanya pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak,
dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan kepatuhannya dalam
membayar pajak.
Faktor penghasilan juga dijadikan salah satu alasan wajib pajak tidak
patuh. Seperti yang diungkapkan oleh Nurmantu (2003:149), bila seorang
bekerja dan kemudian dapat menghasilkan uang, maka secara naluriah
uang itu pertama-tama ditujukannya untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri dan keluarganya. Tapi pada saat yang bersamaan-jika telah
memenuhi syarat-syarat tertentu-timbul kewajiban untuk membayar pajak
kepada Negara. Disini timbul konflik, antara kepentingan diri sendiri dan
4
kepentingan Negara. Pada umumnya kepentingan untuk pribadi dan
keluarga yang selalu dimenangkan. Masyarakat awam akan lebih
cenderung berpikir bahwa penghasilan yang mereka peroleh sudah tidak
dapat mencukupi kebutuhan mereka, apalagi harus disisihkan untuk
membayar pajak. Realita semacam itulah yang menjadi penghalang
terwujudnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga
faktor penghasilan wajib pajak ini dapat berpengaruh terhadap
kepatuhannya dalam membayar pajak baik positif maupun negatif.
Pada penelitian awal di kelurahan Tegalrejo diperoleh adanya jumlah
realisasi penerimaan PBB yang lebih rendah dari jumlah target penerimaan
PBB. Di bawah ini adalah data tentang penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Pekalongan Barat
selama tiga tahun terakhir (2006-2008) sebagai berikut:
Tabel 1.1. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Tegalrejo
Pekalongan tahun 2006-2008
(menurut data Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kota Pekalongan)
Tah
un
WP
(SPPT)
Target
(Baku) PBB
% WP
(SPPT)
Realisasi
PBB
%
2006 1.981 83.136.186 100 1.200 50.490.151 60,73
2007 2.010 111.824.174 100 1.086 67.439.912 60,31
2008 2.011 110.574.655 100 1.149 64.335.938 58,18
Berdasarkan data di atas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kelurahan Tegalrejo selama tiga tahun terakhir belum pernah memenuhi
target (baku). Hal ini dapat dilihat dari jumlah realisasi yang lebih rendah
dari targetnya. Pada tahun 2006 realisasi PBB sebesar 60,73%, tetapi
jumlah penerimaan PBB terus menurun pada tahun 2007 dan 2008, yaitu
sebesar 60,31% dan 58,18%. Hal ini menjadi masalah, karena seharusnya
jika wajib pajak jumlahnya makin meningkat, akan berdampak pada
5
peningkatan jumlah penerimaan PBB. Dalam realisasinya, jumlah wajib
pajak meningkat sebesar 29 (2.010-1.981) dan wajib pajak, tetapi jumlah
penerimaan PBB justru menurun sebesar Rp28.687.988,00
(RP111.824.174,00-Rp83.136.186,00). Masalah kurangnya realisasi
penerimaan PBB dari targetnya ini diindikasikan karena faktor kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak yang kurang. Kepatuhan wajib pajak
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor penghasilan
wajib pajak dan pengetahuan wajib pajak tentang perpajakan.
Berdasarkan uraian di atas, Penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan dengan melakukan penelitian mengenai bagaimana
“Pengaruh Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) di Kelurahan Tegalrejo Pekalongan tahun 2008.”
2. Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Pengertian Pajak
Definisi pajak menurut Judisseno (2002) adalah suatu kewajiban
kenegaraan dan pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota
masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai pembangunan nasional
yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan
untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan Negara. Pajak adalah bantuan, baik
secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari
penduduk atau dari barang, untuk menutupi belanja pemerintah (R.
Santoso Brotodihardjo, 2003 dalam Devano dan Siti Kurnia R., 2006:22).
2.2 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-
rawa, tambak, perairan) serta laut wilayah Republik Indonesia. Bangunan
adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
6
tanah dan atau perairan. Yang termasuk dalam pengertian bangunan
adalah:
1. Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek bangunan.
2. Jalan tol.
3. Kolam renang.
4. Pagar mewah.
5. Tempat olahraga.
6. Galangan kapal, dermaga.
7. Taman mewah.
8. Tempat penampungan/kilang minyak, air, dan gas, pipa minyak.
9. Fasilitas lain yang memberikan manfaat (Mardiasmo, 2002:269).
2.3 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut kamus umum bahasa Indonesia (1995:1013), istilah kepatuhan
berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan, dapat
diartikan ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan
perpajakan. Jadi wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan
memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
Berdasarkan tabel di atas, maka besarnya pengaruh variabel
penghasilan (X1) dan pengetahuan perpajakan (X2) terhadap kepatuhan
wajib pajak (Y) dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan secara
simultan adalah 0,537 atau 53,7%.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali Roshidi, Mohamad bin Ahmad, Hajah Mustafa bin Mohd Hanefah, and MohdAsri bin Mohd Noor. 2007. The Effects of Knowledge on tax compliance behaviors among Malaysian Taxpayers. Universiti Pendidikan Sultan Idris: 1-15.
Ancok, D. 2004. Psikologi Terapan. Yogyakarta: Darussalam.
Asikin, Agustini, Tika Nurjaya dan Yullia Lianawati. 1991. Pajak Citra danUpaya Pembaharuannya (Revisi dari buku pajak Citra dan Bebannya). Jakarta : PT. Bina Rena Pariwara.
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT. Rineka.
Chairul, Tubagus A. Z. 1992. Perpajakan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Devos, Ken. 2009. What influences the behavior of non-compliant individualtaxpayers. Tax Policy Journal An Annual Summary of Tax Policy Issues. Volume 5: 17-22.
Forum on Tax Administration Compliance Sub-group. 2004. Compliance RiskManagement:Managing and Improving Tax Compliance. Centre For Tax Policy and Administration.
G. Kartasapoetra dkk,. 1989. Pajak Bumi dan Bangunan, Prosedur dan Pelaksanaannya. Jakarta: Bina Aksara.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kasipillai, Jeyapalan, Norhani, Aripin and Noor Afza Amran. 2003. The Influence of education on tax avoidance and tax evasion. Jurnal of tax research Volume 1. Number 2. The University of New South Wales: Atax, 134-146.
Kusumawati, Atika. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Skripsi. Semarang: FE UNNES.
Noormala, Siti Sheikh Obid. 2008. Voluntary compliance : tax educationpreventive. International Conference on Bussiness and Economy 6-8 November 2008 Constanta Romania. International IslamicUniversity Malaysia: 30-40.
Noviani, Elly. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Sunggingan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Skripsi. Semarang: FIS UNNES.
Pemenang dan Nominasi Pemenang Lomba Karya Tulis Perpajakan 2005. 2006.Dengan Pajak Kita Wujudkan Kemandirian Bangsa. Jakarta: DJPDepartemen Keuangan RI.
Ritsema, Christina M. Deborah W. Thomas, and Gary D. Ferrier. 2003. Economicand Behavioral Determinants of Tax Compliance : Evidence from the 1997 Arkansas Tax Penalty Amnesty Program. Presented at the 2003 IRS Research Conference, June 2003 : 1-25.
Sambodo, Agus. 1999. Kewajiban Perpajakan bagi Badan Usaha dan OrangPribadi tinjauan dari sisi Wajib Pajak. Jakarta : BPFE-Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Bussiness. Jakarta: Salemba Empat.
Siahaan, Marihot P. 2004. Utang Pajak, pemenuhan kewajiban dan penagihanpajak dengan surat paksa. Jakarta: Grafindo Persada.
Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi (Edisi Revisi dan Perluasan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari, Lia. 2007. Pengaruh Pendapatan, Kualitas Pelayanan, dan Penegakan Hukum terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Skripsi. Semarang: FE UNNES.