-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-1
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
IMPLEMENTASI GREEN ARCHITECTURE
PADA SEKOLAH ALAM TINGKAT DASAR DI SOLO RAYA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
NUNUK LUPIYANTI
I0202071
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-2
BAB I PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN JUDUL
Implementasi adalah
pelaksanaan ; penerapan1
Green Architecture adalah
suatu konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh
buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat
hidup
yang lebih baik dan lebih sehat yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan
sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan
optimal.2
Sekolah Alam adalah
sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta.3
Pendidikan Dasar adalah
pendidikan umum yang lamanya 9 tahun diselenggarakan selama 6
tahun di
sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama
atau satuan
pendidikan yang sederajat.4
Wilayah Solo Raya adalah
wilayah eks-Karesidenan Surakarta yang terletak di propinsi Jawa
Tengah.
Implementasi Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Wilayah Solo
Raya adalah suatu penerapan konsep arsitektur yang berusaha
meminimalkan pengaruh
buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan
tempat hidup yang lebih
baik dan lebih sehat yang dilakukan dengan cara memanfaatkan
sumber energi dan sumber
daya alam secara efisien dan optimal pada sekolah yang berkonsep
pendidikan berbasis alam
semesta selama pendidikan dasar 9 tahun (SD & SMP) di
wilayah Solo Raya.
B. LATAR BELAKANG
1. Green Architecture Sebagai Tema Perancangan
Peningkatan suhu bumi yang terus berlangsung menimbulkan
peningkatan temperatur
global yang akan mempengaruhi pola iklim dan kerusakan serius
terhadap bumi. Gejala
1 Depdikbud, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka 2 Brenda and Robert Vale, Green Architecture, Design for
Sustainable Future 3 http://saciganjur.blogspot.com/ 4 Abdul Rajak
Husain, 1995, Sistem Pendidikan Nasional: Berpacu Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia, Solo: Aneka
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-3
yang dikenal dengan istilah Global Warming atau Greenhouse
Effect ini merupakan akibat
dari peningkatan polusi udara berasal dari industri manufaktur,
transportasi, bangunan dan
penggunaan energi secara besar-besaran pada semua sektor untuk
menunjang kehidupan
modern manusia. Gedung, area parkir, dan jalan yang padat banyak
diisi oleh udara panas
yang dihasilkan dari penguapan material keras seperti beton,
kaca, kendaraan dan efek
polusi lainnya. dengan demikian perlu adanya material lunak yang
dapat mengimbangi
kondisi lingkungan itu. Kurangnya keseimbangan lingkungan kota
dapat didorong oleh
kurangnya penghijauan di lingkungan kota. Selain itu juga tidak
cukupnya informasi edukasi
mengenai pola lingkungan hidup yang sehat dan baik, sehingga
musibah banjir pun menjadi
musiman dan terciptanya iklim panas yang mengkhawatirkan bagi
masyarakat perkotaan.
Dewasa ini, isu pemanasan global sedang hangat menjadi
permasalahan di seluruh
dunia. Proses yang biasa disebut dengan efek rumah kaca (green
house effect) lalu
dihubungkan dengan perubahan iklim yang menjurus ke hal ekstrem,
yakni bencana alam,
meningkatnya tinggi muka air laut, udara yang semakin panas,
kelangkaan sumber air dan
makanan, sampai timbulnya berbagai ancaman penyakit. Sudah
saatnya bangunan
berkesinambungan dengan lingkungannya. Tujuannya untuk
menurunkan dampak negatif
terhadap bangunan dan lingkungannya.
Dalam membangun komunitas dan lingkungan, manusia sering
melakukan
pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungannya. Dengan
adanya konsep
perencanaan yang bijak akan dapat mengatur optimalisasi ruang
hijau pada bangunan
sekaligus mengedukasi pengguna bangunan agar menyadari dirinya
sebagai bagian dari
lingkungan hidup.
Kebutuhan akan tempat tinggal berefek menggerus lahan-lahan
hijau yang semula
untuk resapan air atau sumber udara sehat. Gaya hidup modern
berdampak pada
pengerukan sumber daya alam hingga batas yang sulit terkontrol.
Ini semua berpotensi
merusak lingkungan, sehingga menghasilkan efek-efek negatif
seperti di atas.
Kini saatnya umat manusia peduli terhadap lingkungannya. Salah
satu langkah untuk
pelestarian lingkungan adalah menciptakan bangunan yang ramah
lingkungan, peduli
dengan lingkungan dan dapat mengurangi dampak buruk terhadap
lingkungan. Selain itu,
juga memperhatikan sumber daya alam sebagai kesatuan dari
lingkungan yang akan
dibentuk. Bangunan semacam ini menerapkan prinsip-prinsip desain
Green Architecture.
Kesadaran akan Green Architecture bukan semata-mata tren, namun
kondisi alam saat
ini yang membuat tempat tinggal manusia harus dirancang
sedemikian rupa. Desain yang
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-4
tepat serta memperhatikan iklim dan lingkungan akan berdampak
positif pada kualitas hidup
penghuni bangunan.
Green Architecture sendiri merupakan sebuah definisi longgar
dari land-use, desain
bangunan dan strategi konstruksi yang ringan, hangat di musim
dingin dan sejuk di musim
panas, nyaman dan menyehatkan, efisien dalam hal bahan dan
energi, fungsional dan tahan
lama serta memberikan pengaruh baik terhadap pengguna dan
lingkungannya.5
Tujuan utama Green Architecture adalah menciptakan eco-design,
arsitektur ramah
lingkungan, serta arsitektur alami dengan konsep pembangunan
berkelanjutan.6 Manfaat
yang diperoleh dengan mengimplementasikan Green Architecture
pada bangunan yaitu
antara lain : mengurangi konsumsi energi dan bahan material
baru, perlindungan terhadap
ekosistem, meningkatkan produktivitas kerja dari pengguna serta
berpengaruh baik
terhadap kesehatan pengguna.7
Menurut praktisi arsitektur Mauro Purnomo Rahardjo, ciri Green
Architecture antara
lain, adanya sistem sirkulasi udara yang dirancang efisien baik
untuk pemanasan maupun
pendinginan ruang. Pemakaian pencahayaan dengan sumber energi
yang efisien, serta
penggunaan bahan bangunan yang non-synthetic serta non-toxic.
Efisiensi ruangan juga
menjadi fokus perhatian dalam ilmu ini.8
Konsep Green Architecture memiliki dua fokus utama yaitu
penghematan penggunaan
energi dalam bangunan dan kesadaran bahwa banyak ancaman dalam
sebuah bangunan
yang bisa memicu gangguan kesehatan pada penghuni. Efisiensi
ruangan juga menjadi
fokus perhatian dalam ilmu ini.
Green Architecture memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui
seperti pemakaian
energi sinar matahari melalui passive solar dan active solar.
Selain itu, konsep Green
Architecture ini juga memakai teknik photovoltaic seperti
penambahan tanaman serta pohon
melalui atap hijau dan taman hujan.
Green Architecture meletakkan dasar-dasar penataan lingkungan
yang serasi dan
mengikuti alam. Selain itu, juga menghendaki perbaikan pada
sistem bangunan yang
menjamin kesejahteraan sekaligus meningkatkan kesehatan
penghuninya.9 Para pengguna
5 dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain bangunan UTP Balai
Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 6 Arsitektur Selaras
Alam, edisi 26 April 2008 oleh Oki Baren yang diambil dari
www.inilah.com 7 Dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain bangunan UTP
Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 8 Arsitektur
Selaras Alam, edisi 26 April 2008 oleh Oki Baren yang diambil dari
www.inilah.com 9 oleh Ir. Jimmy Priatman, M.Arch, Republika edisi
Jumat 22 Februari 2008
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-5
bangunan yang mengimplementasikan Green Architecture telah
menikmati hidup lebih
sehat. Ini karena alam sebagai paradigma adalah hal yang menjadi
fokus Green
Architecture.
Secara lebih luas dalam skala kota, Green Architecture berusaha
mengoptimalkan
lahan bangunan sebagai bagian dari ruang hijau kota. Bangunan
berkonsep Green
Architecture merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat
terhadap alam dan
kehidupan tempat tinggalnya.10
2. Sekolah Alam Tingkat Dasar Sebagai Obyek Perancangan
Sekolah Alam didirikan dengan tujuan untuk mengubah paradigma
bahwa sekolah
yang berkualitas selalu mahal. Pendidikan berkualitas sulit
dijangkau oleh masyarakat
bawah. Untuk mengubah paradigma tersebut, diperlukan sistem
pendidikan yang berkualitas
dan terjangkau, tidak bergantung pada alat peraga yang relatif
mahal, tetapi mengacu pada
alam sebagai sumber ilmu pengetahuan. Sekolah yang dibuat harus
mempunyai dimensi
alam sebagai sumber ilmu dan bisa dikelola oleh para peserta
didik. Hakikat tujuan
pendidikan adalah membantu anak didik tumbuh menjadi manusia
yang berkarakter.
Menjadi manusia yang tidak saja mampu memanfaatkan apa yang
tersedia di alam, tapi
juga mampu mencintai dan memelihara alam lingkungannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kraft (1985) terhadap generasi
muda di Amerika
menyatakan metodologi pendidikan dan latihan yang sangat efektif
manfaatnya adalah
menggunakan alam sebagai media untuk pengetahuan. Ketika
anak-anak berinteraksi
langsung dengan tanah, air, daun, dan ikan adalah saat yang
tepat bagi anak-anak lebih
mengenali dan menghayati alam melalui seluruh panca
inderanya.
Di sekolah terjadi proses enkulturasi, yaitu proses pembudayaan
terhadap nilai-nilai
dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat, termasuk nilai
dan norma yang
mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya. Oleh karena
sikap terhadap alam,
nilai dan norma yang berlaku, pantangan dan pengetahuan
seseorang sangat berpengaruh
terhadap proses pengambilan keputusan, maka pendidikan di
sekolah menempati posisi
strategis sebagai tempat persemaian manusia-manusia ramah
lingkungan (ecofriendly).
Pada akhirnya, kesepakatan-kesepakatan internasional dalam upaya
melestarikan fungsi
ozon dan kelestarian alam bagi kehidupan di bumi dapat
dipercepat pencapaiannya.
10 Mewujudkan Bangunan Arsitektur Hijau, Nirwono Joga, Kompas
edisi Jumat, 16 Desember 2005
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-6
Sebenarnya telah lama sekolah menjadi bagian terpenting dalam
upaya penyelamatan
bumi. Dr Mubariq Ahmad, Direktur Eksekutif WWF-Indonesia dalam
makalahnya mengenai
peranan para pihak dalam pendidikan lingkungan hidup, dengan
tegas menyatakan bahwa
sekolah adalah instrumen yang sangat mampu dan strategis untuk
mengembangkan
pendidikan lingkungan hidup. Institusi pendidikan diyakini
sebagai tempat yang paling tepat
untuk menanamkan nilai serta membentuk mental dan kepribadian.
Dalam hal ini,
khususnya menyangkut tentang pendidikan lingkungan hidup yang
mengharapkan
tumbuhnya kesadaran, sikap, dan perilaku kecintaan pada
kelestarian alam yang
mendarahdaging dan sangat sulit diubah dalam diri peserta
didik.
Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengenalan, pemahaman,
dan penghayatan
nilai-nilai pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan penyadaran
dan pengelolaan
lingkungan hidup akan menjadi efektif bila didasarkan pada
proses pendidikan yang benar.
Proses penyadaran merupakan proses inti atau hakikat dari proses
pendidikan itu sendiri.
Sekolah Alam adalah sekolah tempat belajar bertindak mencintai
alam, belajar menjadi
manusia yang berdaya lahir batin, bertanggung jawab merawat dan
mengawal negara,
karena alam atau tanah air adalah sajadah tempat bersujud kepada
Tuhan.11 Di SA, murid-
murid diajak mengenal, mengakrabi, dan kemudian bersahabat
dengan alam. Anak didik tak
hanya diajarkan percaya kepada buku. Semua bidang studi yang
ditargetkan kurikulum
pemerintah diajarkan, tapi selebihnya mereka diarahkan untuk
membaca alam.
Secara psikologis, proses pengetahuan akan maksimal apabila
pengalaman yang
dimiliki anak menjadi pengetahuan bagi mereka sendiri. Dengan
mengalami sesuatu itu
sendiri, pemahaman yang diterima otak lebih maksimal terekam dan
awet dibandingkan
ketika membaca, menghafal, mendengar dan melihat saja. Pada
usia-usia pendidikan dasar
yaitu antara 5-12 tahun untuk SD dan 13-15 tahun untuk SMP,
keseimbangan tubuh anak
sudah semakin membaik dan besarnya rasa ingin tahu sebagai
pertanda keluar dari masa
kanak-kanak mulai terlihat jelas. Kontak dengan dunia luar pun
semakin luas dan koordinasi
11 www.indonesiaindonesia.com
Gambar I.1 Sekolah sebagai instrumen yang sangat mampu dan
strategis untuk
mengembangkan pendidikan lingkungan hidup. Sumber :
www.mbe.com
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-7
psikomotorik sudah membaik. Dalam tugas perkembangannya,
anak-anak seusia ini sedang
berusaha mencari dan mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya demi
memuaskan
pertanyaan-pertanyaaan yang menyangkut diri dan lingkungan
sekitar mereka. Jadi, proses
mengalami sesuatu sebagai metode mendapatkan pengetahuan dapat
membantu anak
didik memenuhi tugas perkembangannya di SA.
Internalisasi penanaman nilai, pembentukan mental dan
kepribadian, penumbuhan
kesadaran, sikap dan perilaku kecintaan pada kelestarian alam
akan lebih berhasil jika
ruang belajar peserta didik juga mengimplementasikan arsitektur
yang berpihak pada
kelestarian alam, ramah lingkungan dan mempunyai keterikatan
kuat dengan alam. Di
samping itu, peserta didik dan tenaga pendidik sebagai pengguna
ruang dan bangunan
dapat meningkat produktivitasnya dan terjaga kesehatannya.
Dengan demikian, Green
Architecture berperan sebagai pembentuk ruang belajar dan
pendukung media belajar pada
SA Tingkat Dasar.
3. Wilayah Solo Raya Sebagai Area Studi
Solo Raya adalah suatu wilayah yang meliputi kota Surakarta dan
se-eks Karesidenan
Surakarta yang terletak di propinsi Jawa Tengah.. Wilayah Solo
Raya memiliki lokasi yang
strategis, yaitu di Jawa Tengah, dan merupakan bagian dari area
pengembangan wilayah
Joglosemar yang menggabungkan Yogyakarta, Solo dan Semarang.
Solo terletak hanya
102 km dari Semarang, 60 km dari Yogyakarta dan sekitar 210 km
dari Surabaya. Semua
daerah ini dapat dijangkau dengan mudah dari Solo karena jalan
dan lintasan dalam kondisi
baik.12 Solo Raya terdiri dari daerahdaerah terkenal dan
berbudaya tinggi yang dahulu
termasuk wilayah Surakarta, antara lain: kota Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar,
Wonogiri, Sragen, dan Klaten (Subosukawonosraten).
Seiring dengan perkembangan kota Surakarta yang mengarah pada
kota metropolitan,
kondisi lingkungan kota ikut mengalami perubahan. Luas ruang
terbuka hijau di kota
Surakarta semakin berkurang semakin memicu kondisi lingkungan
yang semakin tak sehat.
Ruang terbuka hijau tahun 1990 seluas 8,65 % dari luas kota
Surakarta atau seluas 380,79
ha menjadi berkurang saat ini. Diprediksikan ruang terbuka hijau
dalam RUTRK Kodya
Surakarta tahun 1993-2013 disebutkan hanya akan bersisa 0,5 %
dari luas kota Surakarta
atau hanya 22,02 ha.
12 www.soloraya.co.id
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-8
Perubahan gaya hidup masyarakat turut menyumbangkan dampak
tidak
menguntungkan bagi bumi dan lingkungan. Semakin bertambahnya
pusat-pusat
perbelanjaan dan meluasnya area komersial mempengaruhi
pergeseran gaya hidup
masyarakat kota menjadi konsumtif dan materialistis. Gaya hidup
semacam ini kemudian
mendorong tingginya mobilitas, meningkatnya jumlah kendaraan
bermotor dan pemakaian
kendaraan pribadi saat ini mendorong terjadinya pencemaran udara
di lingkungan kota
Surakarta. Kegiatan belanja masyarakat konsumtif ini menambah
kuantitas sampah,
terutama anorganik yaitu bungkus plastik, kaleng alumunium,
kertas kardus dan sebagainya.
Semakin berkembangnya industri di Solo Raya juga ikut andil
dalam mencemari
sungai-sungai di kota Surakarta karena sebagian besar limbah
dari pabrik-pabrik industri itu
dibuang ke sungai-sungai terdekatnya. Selain itu, perilaku
masyarakat yang membuang
sampah ke sungai dan saluran drainase telah menyebabkan banjir
lokal. Tepian Sungai
Bengawan Solo dimanfaatkan sebagai lahan pembuangan sampah
secara terbuka atau
open dumping.
Dari penelitian, bakteri E.Coli pada air dangkal di kota Solo
sudah parah. Kandungan
Fe (besi) dan Mn (mangan) serta konsentrasi merkuri di ambang
batas normal. Padahal air
sungai Bengawan Solo digunakan sebagai bahan baku PDAM di Solo,
Cepu (Jateng) dan
Bojonegoro (Jatim). Kondisi penghijauan di hulu dan DAS Bengawan
Solo semakin tipis
sehingga tak mampu lagi menyerap lebih banyak air hujan. Hal ini
diperparah dengan
kondisi sebagian bantaran sepanjang sungai Bengawan Solo yang
dihuni sebagai
pemukiman secara ilegal. Padahal, area bantaran yang termasuk
garis sempadan sungai
seharusnya dijadikan sabuk hijau (green belt) untuk menambah
luasan ruang terbuka hijau
kota.
Hal ini disinyalir menjadi penyebab banjir terbesar kedua
setelah banjir terbesar
pertama tahun 1966 yang melanda kota Surakarta. Saluran drainase
yang buruk dan
akumulasi sampah kota akibat perilaku buruk masyarakat juga
menjadi faktor penyebab
banjir Jateng dan Jatim pada akhir tahun 2007 kemarin. Bersamaan
dengan kondisi
tersebut, global warming turut mengubah iklim sedikit demi
sedikit sehingga curah hujan
lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Siklus kerusakan lingkungan semacam ini bukannya tanpa campur
tangan manusia.
Manusia mulai tidak memperhatikan etika lingkungan. Etika
lingkungan menyangkut tentang
kesadaran manusia untuk memelihara kestabilan dan keseimbangan
lingkungan sejauh
mungkin dalam tiap kegiatan. Etika lingkungan yang rendah
disebabkan karena
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-9
pengetahuan masyarakat yang rendah terhadap lingkungan (bumi)
sebagai tempat tinggal.
Oleh karena itu, pendidikan berperan penting dalam pemahaman
mengenai etika
lingkungan. Dan akan lebih efektif lagi bila pendidikan
lingkungan hidup demi penyelamatan
bumi dan kelestarian alam itu direalisasikan lewat jalur
pendidikan formal berupa Sekolah
Alam.
Selama ini, pengetahuan tentang lingkungan hidup, upaya
pelestariannya dan
penanaman rasa cinta terhadap alam hanya menjadi salah satu
bagian kecil yang diselipkan
diantara kurikulum DikNas di sekolah-sekolah pada umumnya. Ada
pula yang hanya
diselenggarakan secara ekstrakurikuler dan tidak menyentuh area
kurikuler. Padahal, bahan
belajar melalui lingkungan sekitar lebih mudah dilakukan dan
dipahami, lebih dekat dan lebih
awet terekam sebagai pengetahuan.
Sementara itu, sekolah-sekolah alam semakin menjamur di
kota-kota besar di
Indonesia. Misalnya, SA Ciganjur di Jakarta, Sekolah Alam
Bandung (SAB), SA ARridlo di
Semarang, SA Insan Mulia di Surabaya, SA Nurul Islam di
Yogyakarta dan sebagainya. Solo
Raya dengan Surakarta sebagai pusat kotanya, dan merupakan salah
satu kota besar saat
ini belum mempunyai Sekolah Alam. Padahal, faktor-faktor
pendukung didirikannya sebuah
Sekolah Alam cukup memadai.
Kota Surakarta merupakan salah satu daerah yang menjadi
barometer pendidikan
nasional. Kondisi pendidikan di kota Surakarta dianggap mewakili
dan merupakan titik
tengah dari daerah-daerah yang tingkat pendidikannya maju
seperti Jakarta maupun
daerah-daerah yang tingkat pendidikannya masih tergolong
rendah.13 Dan sesuai dengan
fungsi kota yang ditetapkan, Surakarta diharapkan menjadi
kawasan pusat pengembangan
pendidikan dalam skala lokal, regional dan nasional. Untuk itu
perlu adanya peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan sehingga
dapat mendukung fungsi
kota tersebut. Dengan demikian, masih dimungkinkan adanya
pembangunan sekolah-
sekolah baru termasuk Sekolah Alam.
Di samping itu, faktor lainnya adalah perhatian pemerintah kota
dan dukungan
masyarakat luas terhadap masalah lingkungan hidup yang cukup
baik. Hal tersebut
dibuktikan dengan dipilihnya Kota Surakarta dijadikan sebagai
pilot project parliament watch
di bidang lingkungan karena dianggap paling responsif terhadap
masalah lingkungan.
Parliament watch bertugas untuk melihat, mengawasi dan mencatat
anggota DPRD yang
13 www.republika.co.id, 2005
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-10
peduli, tidak peduli bahkan yang anti lingkungan. Tujuan
pembentukan parliament watch
adalah untuk mendorong setiap pemerintah daerah agar mempunyai
good governance di
bidang lingkungan. Selain itu juga bertujuan untuk menumbuhkan
kepekaan terhadap
tuntutan masyarakat di bidang lingkungan. 14 Tumbuhnya perhatian
pemkot Surakarta
terhadap lingkungan juga ditunjukkan dengan ditetapkannya
rancangan peraturan daerah
tentang pengendalian lingkungan hidup menjadi Perda Pengendalian
Lingkungan Hidup.
Walikota Joko Widodo menyatakan siap melaksanakan amanat Perda
tersebut. Menurut
beliau, pelestarian lingkungan hidup harus dilakukan di daerah
manapun.15
Perhatian masyarakat luas terhadap lingkungan hidup di Solo Raya
dapat dilihat
dengan adanya institusi akademis (formal) dan
organisasi-organisasi (non-formal) yang
melibatkan diri dalam pemecahan masalah lingkungan hidup, antara
lain :
a. Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi, antara lain Pusat Studi
Lingkungan Hidup (
Kartasura), Universitas Veteran Bangun Nusantara Bantara
(Klaten), Pusat Studi dan
Pengembangan Lingkungan Akademi Teknik Adiyasa (Palur), Pusat
Penelitian
Lingkungan Hidup, Lemlit UNS (Surakarta) dan LPM UNS
(Surakarta).
b. Anggota Organisasi WALHI Jawa Tengah (www.walhi.or.id) antara
lain : Lembaga
Studi dan Lingkungan atau LSL (Pucangsawit), Yayasan Akar
(Pajang) dan Gita
Pertiwi (Baturan).
Lembaga yang melakukan upaya penyadaran melalui pendidikan
lingkungan hidup
saat ini yaitu Yayasan Masyarakat Indonesia Hijau (YMIH) yang
berada di Colomadu,
Karanganyar. YMIH mempunyai motivasi gerakan kesadaran
meminimalisir dampak
kerusakan lingkungan dengan cara memberikan PLH untuk usia dini.
Upayanya antara lain
pendidikan lingkungan hidup untuk SD, penghijauan berbasis
sekolah dan pengelolaan
sampah/ pengomposan dengan kelompok sasaran masyarakat dan
pelajar. Adapun Sekolah
Alam yang ada di Solo Raya baru diwujudkan dalam bentuk
fasilitas rekreasi dan edukasi
SA Griyo Kulo di Kali Samin, Tawangmangu, Karanganyar.
C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. Permasalahan
Bagaimana aplikasi Green Architecture pada wadah fisik Sekolah
Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya.
14 Kompas, edisi Selasa, 29 Juli 2003 15 Kompas, edisi Jumat, 17
Maret 2006
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-11
2. Persoalan
Bagaimana aplikasi Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat
Dasar di Solo Raya
dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap :
a. penentuan lokasi
b. peruangan meliputi kebutuhan ruang, besaran ruang,
persyaratan ruang dan pola
hubungan ruang
c. pengolahan tapak
d. desain fisik bangunan
e. lansekap
f. sistem utilitas
D. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Mengaplikasikan Green Architecture pada wadah fisik Sekolah Alam
Tingkat Dasar di
Wilayah Solo Raya.
2. Sasaran
Mendapatkan konsep program dan desain fisik Sekolah Alam Tingkat
Dasar di Solo
Raya yang mengimplementasikan Green Architecture guna memenuhi
kebutuhan terhadap
penentuan :
a. konsep lokasi
b. konsep peruangan
c. konsep tapak
d. konsep desain fisik bangunan
e. konsep lansekap
f. sistem sistem utilitas
E. LINGKUP DAN BATASAN
1. Lingkup
a. Area permasalahan
Pembahasan berada dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur,
khususnya Green
Architecture. Sebagai teori penunjang di luar arsitektur yaitu
yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan alam di Sekolah Alam dan PLH (Pendidikan
Lingkungan Hidup).
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-12
b. Area spasial
Lingkungan makro yang akan dibahas adalah wilayah perkotaan Solo
Raya. Surakarta
sebagai pusat kota bagi Solo Raya dan eks-Karesidenan Surakarta
yang bersentuhan
langsung dengan Surakarta.
2. Batasan
Pembahasan difokuskan pada upaya implementasi Green Architecture
dalam
memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan wadah yang sesuai dengan
aktivitas kegiatan
belajar mengajar dalam penyelenggaraan pendidikan alam
(lingkungan hidup) berupa
perencanaan dan perancangan Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo
Raya. Dengan
demikian, gagasan desain dapat diungkapkan secara grafis sesuai
dengan disiplin ilmu
arsitektur.
F. METODE
1. Maksud Studi
Green Architecture memiliki beragam pandangan. Yang paling mudah
dilakukan adalah
membuat kesimpulan dari banyaknya pendapat tersebut sehingga
langkah-langkah menuju
desain dapat segera dilakukan. Kesimpulan berisi tentang hal-hal
yang esensial dan bersifat
konstan dalam Green Architecture.
Green Architecture berperan sebagai subyek yaitu variabel yang
bekerja
mempengaruhi atau memberi akibat tertentu pada wadah fisik
obyeknya yaitu Sekolah Alam
Tingkat Dasar di Solo Raya. Maksud dari studi ini antara lain
:
a. Menjelaskan esensi Green Architecture dengan cara melihat
sejarah, paradigma,
filosofi, tujuan, manfaat dan ciri, serta strategi desain Green
Architecture.
b. Menunjukkan bahwa pendidikan di sekolah mempunyai posisi
strategis untuk
mengembangkan pendidikan lingkungan hidup, menanamkan nilai
serta membentuk
mental dan kepribadian yang memahami etika lingkungan melalui
proses enkulturasi.
c. Menjelaskan adanya pendidikan sustainabilitas lingkungan
hidup melalui desain yang
menerapkan Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat
Dasar.
2. Pendataan
a. Observasi (pengamatan) terhadap kondisi eksisting pada
site-site
b. Studi literatur
c. Diskusi
d. Informasi dari internet
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-13
e. Data BPS untuk melengkapi data non fisik dan data fisik
eksisting site yang menjadi
alternatif
f. Obyek karya ilmiah produk tugas akhir dan produk
sayembara
g. Studi banding tentang green building yang sudah ada dan
sekolah alam yang ada di
Indonesia
3. Analisa
Merupakan metode penguraian dan pengkajian dari data-data,
informasi dan
pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan
bagi implementasi
Green Architecture pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Wilayah
Surakarta.
a. Mengobservasi site-site yang menjadi lokasi alternatif lokasi
site disertai dengan data
BMG untuk mengetahui kondisi dan karakteristik sebenarnya.
b. Menentukan program aktivitas (indoor outdoor) dan peruangan
yang sesuai dengan
kebutuhan belajar anak, psiko-fisik anak, perkembangan anak dan
dapat merangsang
kecerdasan anak dengan cara studi literatur (psikologi
pendidikan) dan menggunakan
obyek bandingan Sekolah Alam yang sudah ada untuk merangsang ide
baru.
c. Melakukan studi literatur dan wawancara ahli untuk mengetahui
struktur konstruksi
dan material yang aman, berkesan ringan, hemat energi, bebas
dari zat berbahaya
dan dapat menyatu dengan alam.
d. Mengeksplorasi bentuk-bentuk arsitektural untuk menentukan
bentuk massa, pola
tata massa dan tampilan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Green
Architecture
e. Menambah wacana tentang preseden Green Architecture agar
dapat mengatur
sistem energi dalam bangunan yaitu penerangan, penghawaan,
kelistrikan dan
kebutuhan air.
4. Sintesa
Merupakan tahap penggabungan dari data sumber di lapangan,
literatur dan pengalaman
empiris yang telah dikaji pada tahap analisa dan kemudian diolah
menjadi sebuah konsep
program dan desain yang lebih spesifik memperlihatkan
implementasi Green Architecture
pada Sekolah Alam Tingkat Dasar di Wilayah Surakarta, antara
lain :
a. Konsep site, konsep struktur konstruksi dan sistem
operasional bangunan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip Green Architecture
b. Konsep pemrograman aktivitas dan peruangan yang
merepresentasikan Sekolah
Alam Tingkat Dasar
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-14
G. RENCANA SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Tahap Pertama menyajikan tentang latar belakang, permasalahan
& persoalan, tujuan &
sasaran, batasan & lingkup pembahasan, metode dan
sistematika pembahasan.
Tahap Kedua memaparkan tinjauan teori secara lengkap dan
mendalam tentang Green
Architecture dan tinjauan tentang Sekolah Alam yang berorientasi
pada pendidikan
lingkungan hidup.
Tahap Ketiga menyajikan data-data baik fisik dan non-fisik. Data
fisik berupa kondisi,
karakteristik dan potensi Solo Raya. Data non-fisik dapat berupa
peraturan daerah dan
kebijakan setempat tentang tata ruang makro dan mikro sebagai
acuan berdirinya suatu
bangunan.
Tahap Keempat merupakan sintesa dari tinjauan teori dengan
tinjauan data sehingga
dapat mengemukakan kesimpulan awal antara prinsip-prinsip Green
Architecture dan konsep
belajar di Sekolah Alam Tingkat Dasar dengan data kewilayahan
Surakarta yang kemudian
menjadi gagasan/ide desain.
Tahap Kelima mengelola gagasan/ide desain awal sebagai dasar
pendekatan analisis
Green Architecture untuk diimplementasikan pada wadah fisik
Sekolah Alam Tingkat Dasar di
Solo Raya.
Tahap Keenam merupakan sintesa dari analisa pendekatan desain
yang berupa
konsep program dan desain Sekolah Alam Tingkat Dasar di Solo
Raya yang
mengimplementasikan Green Architecture.
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-15
BAB II TINJAUAN TEORI
H. GREEN ARCHITECTURE
1. Kemunculan Green Architecture
a. Sejarah Green Architecture
Dekade 1980-1990 merupakan tonggak bersejarah di mana dalam masa
ini terjadi
pengungkapan saintifik tentang fenomena kerusakan planet bumi
dan atmosfir yang akan
terus berlanjut. Jurnal saintifik (1985) melaporkan terjadinya
lubang besar pada lapisan
ozon di atmosfer di atas Antartica yang selanjutnya dikenal
dengan fenomena Ozone
Depletion (pelubangan ozon). Fenomena ini terjadi akibat
konsentrasi gas CFC di atmosfer
yang akan terus menerus terjadi apabila tidak ada
langkah-langkah pencegahan yang
serius.
Tahun 1988 para ahli klimatologi sepakat menyatakan bahwa suatu
problema riil
sedang terjadi. Peningkatan suhu bumi yang terus berlangsung
menimbulkan peningkatan
temperatur global yang akan mempengaruhi pola iklim dan
kerusakan serius terhadap
bumi. Gejala yang dikenal dengan istilah Global Warming atau
Greenhouse Effect ini
merupakan akibat dari peningkatan polusi udara berasal dari
industri manufaktur,
transportasi, bangunan dan penggunaan energi secara
besar-besaran pada semua sektor
untuk menunjang kehidupan modern manusia. Mengingat 50% konsumsi
energi fosil dunia
adalah berhubungan dengan kebutuhan energi bangunan. Berarti,
50% gas buang
karbondioksida yang menimbulkan kontaminasi udara atau 25% dari
seluruh gas
greenhouse berasal dari bangunan. Keprihatinan ini yang
mendorong timbulnya pemikiran
baru dalam perancangan arsitektur yang kemudian dikenal dengan
Green Architecture.
Perkembangan arsitektur dalam eco-design semakin kuat pasca
tahun 1990-an.
Sebelumnya, pemahaman konsep Green Architecture belum menjadi
fokus perhatian di
kalangan arsitek dunia. Kini, perkembangan pembangunan di
kawasan perkotaan
menuntut dukungan Green Architecture. Tren itu kini berkembang
di hampir setiap
perkotaan yang ada di dunia.
b. Urgensi Green Architecture
Saat ini, alam mulai menunjukkan perubahannya yaitu efek-efek
buruk akibat ulah
manusia yang tak bijak terhadap bumi. Industrialisasi dan
pemakaian energi secara besar-
besaran dan terus menerus telah menggerogoti bumi dan
menyebabkan fenomena
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-16
pemanasan global atau global warming. Efek utama pemanasan
global yaitu perubahan
pola iklim bumi yang drastis. Perubahan iklim ini dapat menjurus
ke efek ekstrem seperti
bencana alam (banjir, angin puting beliung, topan siklon,
gelombang besar), meningkatnya
tinggi muka air laut karena pencairan es di kutub, udara yang
semakin panas, kelangkaan
sumber air dan makanan, timbulnya berbagai ancaman penyakit yang
sulit diprediksi
sebelumnya, musnahnya spesies karena kerusakan habitat,
deforestasi dan hujan asam.
Semua efek tersebut membahayakan kehidupan manusia. Hal ini akan
berpengaruh pada
ruang-ruang mikro yaitu bangunan sebagai kulit ketiga
manusia.
Faktanya, penyumbang efek global warming terbesar adalah
bangunan mulai dari
pembangunan, pengoperasian dan penghancurannya. Sumber daya
alam, industri dan
energi untuk memenuhi tuntutan material bangunan, pembangunan,
operasional dan
ketika dihancurkan untuk membangun kembali membutuhkan jumlah
besar. Padahal,
kebutuhan terhadap bangunan bersifat primer. Oleh karenanya,
perlu strategi desain yang
memperhatikan lingkungan sehingga dapat lestari dan
berkelanjutan.
Pemanasan global saat ini tidak dapat dihilangkan begitu saja,
namun manusia dapat
memperlambat dan mengurangi efek buruknya. Untuk mengurangi
dampak ekstrem
tersebut, manusia harus berani mengubah diri untuk lebih
memperhatikan alam. Bangunan
tempat berlindung akhirnya harus dikondisikan sedemikian rupa
agar manusia sebagai
penghuni dapat mengurangi efek buruk tersebut. Salah satu upaya
untuk mengurangi
dampak kerusakan global yang dikenal dengan global warming atau
pemanasan global
terhadap ruang makro yaitu dengan memperbaiki ruang mikro secara
bersama-sama.
Manusia sebagai penghuni planet bumi dituntut untuk berpikir
global, bertindak lokal.
Green Architecture hadir sebagai pendekatan desain bangunan yang
mengubah pola
pikir dan kebiasaan manusia yang kurang menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Green
Architecture berangkat dari kesadaran akan kerusakan lingkungan
secara global. Green
Architecture menghendaki perbaikan pada sistem bangunan yang
menjamin kesejahteraan
sekaligus meningkatkan kesehatan penghuninya.16
2. Green Architecture sebagai Tema Perancangan
a. Definisi Green Architecture
Green Architecture dapat diartikan sebagai konsep arsitektur
yang berusaha
meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
manusia, dan
16 oleh Ir. Jimmy Priatman, M.Arch, Republika edisi Jumat 22
Februari 2008
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-17
menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang
dilakukan dengan cara
memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien
dan optimal.17
Sedangkan menurut Jimmy Priatman, dosen UK Petra sekaligus
pemerhati Green
Architecture, mengungkapkan Green Architecture adalah arsitektur
yang berwawasan
lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi
lingkungan global alami
dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola
keberlanjutan
(sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach).
Green Architecture dapat diinterpretasikan sebagai sustainable
(berkelanjutan),
earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building
(bangunan dengan
performa sangat baik).18
Green Architecture sendiri merupakan sebuah definisi longgar
dari land-use, desain
bangunan dan strategi konstruksi yang ringan, hangat di musim
dingin dan sejuk di musim
panas, nyaman dan menyehatkan, efisien dalam hal bahan dan
energi, fungsional dan
tahan lama serta memberikan pengaruh baik terhadap pengguna dan
lingkungannya.19
b. Tujuan, Manfaat, Ciri dan Peran Green Architecture
Tujuan utama Green Architecture adalah menciptakan eco-design,
arsitektur ramah
lingkungan, serta arsitektur alami dengan konsep pembangunan
berkelanjutan.20
Manfaat yang diperoleh dengan mengimplementasikan Green
Architecture pada
bangunan yaitu antara lain : mengurangi konsumsi energi dan
bahan material baru,
perlindungan terhadap ekosistem, meningkatkan produktivitas
kerja dari pengguna serta
berpengaruh baik terhadap kesehatan pengguna.21
Menurut praktisi arsitektur Mauro Purnomo Rahardjo, ciri Green
Architecture antara
lain, adanya sistem sirkulasi udara yang dirancang efisien baik
untuk pemanasan maupun
pendinginan ruang. Pemakaian pencahayaan dengan sumber energi
yang efisien, serta
penggunaan bahan bangunan yang non-synthetic serta non-toxic.
Efisiensi ruangan juga
menjadi fokus perhatian dalam ilmu ini.22
17 Brenda & Robert Vale, Green Architecture, Design for
Sustainable Architecture. 18 Oleh Budi Pradono, Konsep Green
Architecture, edisi Minggu, 10 November 2008, yang diambil dari
www.astudioarchitect.com 19 dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain
bangunan UTP Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 20
oleh Oki Baren, Arsitektur Selaras Alam, edisi 26 April 2008 yang
diambil dari www.inilah.com 21 Dalam Willy Gunawan, 2001, Re-Desain
bangunan UTP Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI Bogor ,TA,UNS 22
Arsitektur Selaras Alam, edisi 26 April 2008 oleh Oki Baren yang
diambil dari www.inilah.com
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-18
Green Architecture lebih dari sekedar menanam rumput atau
menambah tanaman
lebih banyak di sebuah bangunan. Lebih luas dari itu, Green
Architecture berperan untuk
memberdayakan arsitektur atau bangunan agar lebih bermanfaat
bagi lingkungan,
menciptakan ruang-ruang publik baru, menciptakan alat
pemberdayaan masyarakat,
sarana informasi dan edukasi masyarakat dan sebagainya.23
Bangunan berkonsep Green Architecture merupakan reinterpretasi
sosial budaya
masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya.24
Secara lebih luas dalam
skala kota, Green Architecture berusaha mengoptimalkan lahan
bangunan sebagai bagian
dari ruang hijau kota.
c. Komponen Green Architecture
Terdapat beberapa komponen dari Green Architecture menurut Jason
Frederick
McLennan (Universitas Oregon) dalam tulisannya yang berjudul
Solar Incidents yaitu
antara lain :
1). Memperhatikan energi (Respect for energy)
Mengurangi/menghemat kebutuhan bangunan untuk mengkonsumsi
energi.
Menghemat pemakaian lampu listrik, AC, dan pemanas ruangan.
Memanfaatkan
pencahayaan alami untuk penerangan di siang hari.
2). Memperhatikan tempat (Respect for place)
Bekerja dengan iklim lokal, konteks dan material untuk
menghasilkan arsitektur
yang sesuai dengan masyarakat dan lingkungan alami di
sekitarnya. Dengan
menggunakan komponen ini dapat mengolah beragam kondisi sekitar
juga dapat
mengangkat potensi lokal.
3). Memperhatikan sumber daya (Respect for resources)
Meminimalkan jumlah sumber daya alam dan sumberdaya buatan
manusia yang
digunakan dalam sebuah bangunan. Desain layout menjadi lebih
kecil dan lebih efisien.
Eliminasi elemen-elemen yang tidak dibutuhkan dalam program.
Pembangunan ditujukan
untuk jangka panjang. Menggunakan material yang dapat
diperbaharui/dapat didaur
ulang.
23 Oleh Budi Pradono, Konsep Green Architecture, edisi Minggu,
10 November 2008 yang diambil dari www.astudioarchitect.com 24
Nirwono Joga, Mewujudkan Bangunan Arsitektur Hijau, Kompas edisi
Jumat, 16 Desember 2005
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-19
4). Memperhatikan masyarakat (Respect for people)
Menggunakan material yang tidak beracun dan menyebabkan udara di
dalam
bangunan menjadi tidak sehat. Tidak membuat bangunan dengan
material, yang dalam
langkah penggunaannya, dari pembuatan hingga instalasi dapat
menyebabkan manusia
menjadi tidak sehat. Membangun dengan tidak mengabaikan umur
maupun kemampuan
fisik manusia sehingga penggunaan dalam kegiatan sehari-hari
menjadi lebih maksimal.
Dan jika memungkinkan juga memperhatikan faktor keindahan atau
estetika bangunan.
5). Memperhatikan tapak (Respect for site)
Memelihara karakter dari bagian alam di tapak manapun.
Memperbaiki dan
memugar kembali area yang rusak dari tapak tersebut. Memelihara
lingkungan setempat
sehingga mampu untuk bertahan di kemudian hari. Tidak membangun
di area yang
sensitif seperti area atau tapak dimana kondisi tanahnya mudah
longsor.
6). Memperhatikan siklus kehidupan (Respect for the cycle of
life)
Menghindari pemakaian material yang sulit dihancurkan oleh
proses alamiah dan
berbahaya bagi manusia dan lingkungannya. Membangun hanya dengan
material yang
dirancang secara berkelanjutan.
3. Strategi Desain Green Architecture
Global Warming dapat mengakibatkan temperatur bumi naik,
perubahan iklim, dan
konsumsi energi meningkat. Green Architecture diimplementasikan
semaksimal mungkin
agar tak menyumbang efek global warming namun tetap dapat
memenuhi kebutuhan
kegiatan yang diwadahinya. Untuk mewujudkan suatu bangunan
dengan pendekatan Green
Architecture, manusia harus membuka wawasan lingkungannya dan
bekerja dengan alam
sekitar. Beberapa strategi desain Green Architecture yang
diharapkan dapat memecahkan
persoalan arsitektural, antara lain :
a. Penghematan energi dalam bangunan
Bangunan sebagai pemboros energi terbesar perlu dikendalikan.
Perbaikan sistem
energi di dalam bangunan dapat dilakukan dengan tujuan
penghematan sumber daya
alam dan penghematan biaya operasional. Penghematan energi dalam
bangunan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1). Pendinginan alami dengan cara cross ventilation dalam
bangunan dapat
menghemat energi penggunaan AC dan kipas angin. Bangunan dapat
diberdayakan
untuk menangkap angin, menyaring debunya dan meneruskannya ke
dalam
ruangan hingga terjadi sirkulasi udara yang terus menerus.
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-20
2). Pencahayaan alami dalam bangunan dapat menghemat penggunaan
lampu listrik.
3). Sumber energi listrik alternatif dari sinar matahari
dihasilkan dengan menggunakan
alat photovoltaic yang diletakkan di atas atap.
4). Menggunakan energi terbaharui dalam operasional bangunan.
Energi terbaharui
mendapatkan energi dari aliran energi yang berasal dari proses
alam yang
berkelanjutan, seperti sinar matahari, angin, air yang mengalir,
proses biologi dan
geothermal.
5). Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan area
pencahayaan
dan menghemat energi listrik.
6). Penggunaan atap miring. Atap miring termasuk atap
dingin karena memiliki dua lapisan terpisah dengan
rongga udara di tengahnya. Bidang atap yang
menghadap utara-selatan cocok untuk penempatan
kolektor datar atau photovoltaic. Kemiringan untuk
pengaliran air hujan yang disalurkan oleh talang air
menuju pipa ke penyimpanan air bawah tanah
sehingga menghemat air murni. Tritisan lebar melindungi dinding
dan jendela dari
cahaya matahari dan hujan.
b. Material berkelanjutan
Pembangunan ditujukan untuk jangka panjang. Agar berkelanjutan,
maka upaya
konservasi sumber daya alam material dapat dilakukan dengan:
1). Penggunaan material dengan kandungan energi rendah
Material dianggap memiliki kandungan energi rendah yaitu apabila
material itu
diupayakan dengan menggunakan sedikit energi mulai dari
penambangan hingga
Gambar II.1 Panel surya yang dipasang pada atap sebagai sumber
energi dalam bangunan. Sumber : www.wikipedia.com
Gambar II.2 Respon bangunan terhadap pergerakan udara (1)
Ventilasi silang secara vertikal : pada saat panas, udara
mengembang, naik dan ditempati
oleh udara yang lebih dingin. (2) dan (3) Ventilasi silang
secara horisontal : udara bergerak akibat perbedaan tekanan yaitu
tekanan lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Sumber :
Tabloid Home, 2005
(1) (2) (3)
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-21
transportasi untuk distribusinya. Oleh karenanya, material yang
ada pada site atau yang
lebih dekat perolehannya akan lebih menghemat energi untuk
transportasi.
2). Penggunaan bahan material yang dapat didaur ulang
Bahan-bahan bangunan yang digolongkan menurut penggunaan bahan
mentah dan
tingkat transformasinya sebagai berikut25 :
a). Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali, antara lain
:
Kayu dan bahan perkayuan (vinil, kayu lapis, papan partikel,
kulit kayu)
Bambu
Tangkai dan serat alam (rotan, serabut kelapa, ijuk, kapas,
serat kayu dan
papan serat kayu)
Daun dan rumput
Kulit hewan dan bulu binatang (wol domba)
b). Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali, antara
lain :
Tanah liat, pasir dan tanah pekat
Bahan pengikat hidrolis terpendam, contoh : semen merah dari
bata merah
Batu alam
c). Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan kembali dengan
mengalihkan
fungsinya : Kardus pembungkus, botol bekas, mobil bekas, ban
mobil bekas,
potongan plat seng, dll.
d). Bahan bangunan alam yang mengalami perubahan transformasi
sederhana :
Batu buatan yang dibakar atau dikukus : batu merah/ batu bata,
beton ringan
berpori
Genting dan pipa tanah liat
Bahan keramik
Batu buatan yang tidak dibakar : batako, conblock, beton,
genting beton, pipa
beton, ubin semen dan traso
Logam : besi dan baja, tembaga, alumunium, seng
3). Pemanfaatan kembali material yang telah digunakan
4). Sistem dan penyesuaian bentuk bangunan yang tepat bagi
lingkungan
5). Ruang-ruang multifungsi dapat menghemat luasan ruang
sehingga menghemat
kuantitas material yang dibutuhkan.
25 Heinz Frick & Ch. Koesmartadi, 1999, Ilmu Bahan Bangunan,
Kanisius, Yogyakarta, h. 11
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-22
Demi kenyamanan dan kesehatan pengguna, maka usaha yang dapat
dilakukan
yaitu:
a). Menggunakan material yang tidak beracun dan menyebabkan
udara di dalam
bangunan menjadi tidak sehat.
Tabel II.1 Bahan bangunan berbahaya bagi kesehatan
No Bahan bangunan/material Bahaya yang ditimbulkan
1). Kayu sumber bahaya: penggunaan politur, melamin (urea
formal-dehyde)
Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir
2). Pipa PVC, lem PVC, cat PVC, lantai Vinil, karpet plastik
(yang dibuat dari PVC), lem kontak
Kanker, pembakaran menguapkan asam khlorida (mematikan tanaman),
penyakit hati, ginjal
3). Cat sintetis (cat besi/kayu), thinner, cat epoksi yang
mengandung ethylalkohol, epoksi mesin
Penyakit syaraf, darah, pernafasan, mata buta, gangguan
keseimbangan, selaput lendir, eksim pada kulit
4). Asbes (plafon dan atap) Asbestose (penyakit paru),
kanker
5). Gas radon (merupakan penguapan dari tanah)
Mutagen dan karsinogenik (penyebab kanker
Sumber : www.astudioarchitect.com
Tabel II.2 Bahan bangunan yang sehat
No Bahan bangunan/material Jenis material
1). Bahan material dari alam Batu alam, tanah liat, batako,
kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang, logam
2). Bahan material buatan bata merah, genteng tanah, kaca,
beton, batako, conblok
Sumber : www.astudioarchitect.com
b). Tidak membuat bangunan dengan material, yang dalam langkah
penggunaannya,
dari pembuatan hingga instalasi dapat menyebabkan manusia
menjadi tidak
sehat.
c). Membangun dengan tidak mengabaikan umur maupun kemampuan
fisik manusia
sehingga penggunaan dalam kegiatan sehari-hari menjadi lebih
maksimal.
c. Green roof technology
Salah satu teknologi lingkungan yang ikut berperan dalam
mempengaruhi bentuk
rancang bangun dan sekaligus mempengaruhi kualitas lingkungan
hidup adalah konsep
green roof. Green roof merupakan layer atau lapisan struktur
konstruksi hijau yang terdiri
dari media pertumbuhan/tanah dan media tanaman diatas sebuah
bangunan.
Kebun atap dan penghijauan di atap sudah dikenal abad 6 sebelum
Masehi oleh
orang Babilonia. Sekitar tahun 1890 rumah di Berlin ditutupi
oleh suatu lapisan humus
yang dilapisi tumbuh-tumbuhan dengan tujuan untuk melindungi
dari kebakaran. Pada
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-23
abad 20, Le Corbusier menemukan kembali atap ditanami yang
hampir terlupakan.26 Atap
dan teras atas yang ditutupi rumput dan tanaman hidup lainnya
merupakan konsekuensi
pengembalian fungsi ruang hijau yang telah diambil oleh massa
bangunan di bawahnya.
Tanaman yang dipilih adalah dari jenis semak yang tahan panas,
memerlukan sedikit
air, namun banyak daun untuk meningkatkan daya serap CO2.
Alternatif lain yaitu palem
untuk peneduh dan mereduksi panas matahari.
Kini, kebangkitan dari taman gantung ini dikenal dengan nama
Green Roof Technology. Teknologi ini bukan hanya sekedar
gerakan penghijauan semata. Lebih dari itu teknologi ini
bermanfaat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup. Secara
garis
besar ada 2 keuntungan yang diperoleh dari teknologi ini
yaitu
antara lain:
1). Keuntungan Ekologi
a). Mereduksi Urban Heat Island Effect. Green Roof dapat
mengendalikan dan menciptakan iklim mikro yang
bertindak sebagai pendingin dan kelembaban udara sekitar. Selain
itu dapat juga
berperan sebagai penangkap partikel polusi perkotaan dan CO2
yang terdapat
pada udara dan debu.
b). Menetralisasi polusi suara dengan pengaturan disain lansekap
melalui komposisi
tanaman pada area atap dapat meminimaliskan polusi suara sampai
8 db.
c). Menciptakan habitat bagi kehidupan alam liar Dengan
pemilihan dan konsep
disain lansekap taman yang tepat menimbulkan efek positif dengan
memperbesar/
menambah luas ruang habitat bagi kehidupan alam liar seperti
burung-burung di
perkotaan maupun fauna lainnya.
2). Keuntungan Ekonomi
a). Penambahan ruang aktif dengan kreasi para arsitek lansekap
mendisain area atap
menjadi taman gantung atau Roof Garden akan menambah ruang untuk
aktivitas
interaksi. Hal ini sangat membantu pada daerah perkotaan dimana
cadangan
tanah/lahan tidak tersedia.
b). Meminimalkan biaya pemeliharaan dan renovasi. Teknologi
Green Roof
merupakan lapisan water proofing hidup berfungsi untuk
memproteksi bangunan
26 Neufert Architect Data, jilid 1
Gambar II.3 Kebun semiramis yang
menggantung di Babilon (dalam abad ke 6 sebelum Masehi). Sumber
: Neufert
Architect Data, jilid 1
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-24
dari energi ultraviolet, temperatur suhu energi matahari yang
ekstrem. Hasil studi
telah membuktikan bahwa dengan adanya lapisan green roof ini
dapat
menambah umur lapisan tradisional water proofing berumur lebih
dari 40 Tahun.
c). Mereduksi air buangan dengan adanya lapisan green roof dapat
memperkecil
volume kandungan air akibat curah hujan sebanyak 50-90% dan
menjadi lapisan
filter bagi partikel-partikel polusi yang terkandung di
dalamnya. Akibatnya volume
air tidak menjadi beban bagi aliran pembuangan.
d). Pendidikan bagi generasi penerus. Merupakan suatu Living
Monument bagi
pendidikan tentang arti lingkungan hidup bagi generasi
penerus.
d. Lansekap
Indonesia adalah Negara dengan area hutan yang luas dan dapat
dilihat sebagai the
world lungs, atau paru-paru dunia karena memiliki banyak hutan
lindung. Organisasi dunia
atau PBB berharap Indonesia melindungi dan melestarikan
hutannya, sehingga
masyarakatnya dapat menyelamatkan kualitas udara yang baik bagi
dunia.
Menurut Sri Pare Eni, dalam Green Principle Of Landscaping
Design In The Tropics,
masyarakat kota membutuhkan lebih banyak pohon dan tanaman untuk
mengurangi polusi
udara dengan cara memelihara banyak taman, kebun, taman bermain
anak, taman kota,
hutan kota, dan sejenisnya di kota. Setiap kota harus mempunyai
taman public untuk
memberikan peneduhan, melindungi saat musim hujan dan hutan kota
untuk
menyeimbangkan lingkungan.
Banyaknya fungsi bangunan sebagai apartemen, kantor, dan
bangunan industri harus
disesuaikan dengan lingkungan. Pilihan material bangunan harus
lebih banyak pengalas
lagi (green cover) seperti rumput, perdu (shrubs) dan pohon
(trees). Permukaan
perkerasan untuk dinding dan atap, akan memberi efek nyata pada
iklim mikro pada tapak.
Tanaman alami berfungsi menjaga stabilitas temperatur dan
meminimalisir kondisi
ekstrem. Secara umum, tumbuhan yang hidup berperan sebagai
material absorban,
menyerap panas, cahaya dan suara. Karena dedaunan melimpahkan
kelembaban, maka
daun dapat menghilangkan sebagian besar jumlah panas yang jatuh
pada permukaan
daun. Dengan demikian, daun dapat memantulkan panas kurang dari
material anorganik.
Perbedaan temperatur yang besar antara rumput dan
perkerasan:
Pada saat siang hari di musim kemarau (panas), temperatur udara
30 cm di
bawah permukaan tanah sekitar 4-5 C lebih rendah daripada
permukaan tanah
itu sendiri.
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-25
Rumput juga lebih dingin daripada permukaan tanah yang gundul,
perbedaan
temperatur yang terjadi berkisar antara 5-6C.
Pada hari yang terang, beton dan permukaan beton yang dicat akan
merefleksikan
mulai dari 25%-35% dari cahaya yang datang. Sementara permukaan
rumput
merefleksikan hanya sekitar 10%-15% cahaya yang datang.
Potensi alam sekitar dapat digunakan seperti misalnya
memberdayakan vegetasi
sekitar, penyiraman tanaman dari air sungai dengan water
treatment. Semakin banyak
jumlah dan ukuran tanaman dan semakin lebar ukuran/tajuk daun,
semakin dingin tempat
tersebut. Perdu dapat meningkatkan suhu panas jika sirkulasi
udara dipotong. Perdu yang
sangat rendah dianjurkan. Angin penting untuk menghilangkan
panas, angin kering di musim kemarau dan angin dingin di
musim hujan.
Mengolah dan memanfaatkan eksisting yang potensial
seperti iklim, kontur, jenis tanah, pergerakan matahari,
angin,
air, kelembaban, temperatur, bentukan alam (danau, bukit,
lembah, rawa-rawa, sungai dll), kondisi infrastruktur
(jalan,
jembatan, menara seluler) dll.
1). Vegetasi
Vegetasi merupakan komponen lansekap yang bersifat organik,
yaitu berupa
tumbuh tumbuhan. Vegetasi dapat memanfaatkan eksisting yang
sudah ada atau bisa
juga berupa built environment.
Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void)
berguna menjaga
kestabilan suhu udara di dalam tetap segar dan sejuk. Potensi
hijau tumbuhan dalam
lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai
inovasi, misalnya
pembuatan atap di atas bangunan (taman atap), vertikultur
sebagai dinding sekat atau
bagian dari struktur, dll. Elemen vegetasi di dalam lansekap
memiliki kegunaan
kegunaan, antara lain :27
# sebagai elemen struktural :
menciptakan ruang dengan membentuk dinding, lantai dan langit
langit
mengatur dan mengarahkan pandangan, menutup pandangan
tertentu
mengatur lalu lintas dalam pergerakan pedestrian maupun
kendaraan
27 dalam Danny Widya Kristiani, Wisma Retret Ngargoyoso
Karanganyar, TA Arsitektur UNS
Gambar II.4 Gifu Techno Plaza : respon bangunan mengikuti
kontur alami lahan perbukitan. Sumber : dok.pribadi,2006
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-26
sebagai elemen environmental : dapat mengatur kualitas air,
mencegah
terjadinya erosi, dan mengatur iklim
sebagai elemen visual : menjadi pusat perhatian dan komponen
penghubung
antar pusat perhatian
# kegunaan arsitektural :
diutamakan pada organisasi lingkungan dan penciptaan ruang
sebagai
pembatas antar ruang
pembentuk sifat ruang yang berbeda
# fungsi estetik :
complementer : melengkapi obyek dalam lingkungan untuk
mencapai
keselarasan dan kesatuan
unifer : secara visual menyelaraskan dan menyatukan komponen
komponen
yang berbeda pada suatu lingkungan.
emphasizer : berfungsi menonjolkan atau menekan suatu obyek
tertentu dalam
suatu lingkungan.
acknowledger : untuk menunjukkan suatu lokasi atau obyek yang
mempunyai
tingkat interest tinggi.
softener : melunakkan elemen buatan manusia atau lanscape yang
mempunyai
wujud keras dan kaku.
2). Air
Air merupakan elemen lunak pada lansekap yang dapat menciptakan
kesegaran
lingkungan, memberikan berbagai nuansa yang menggugah rasa dan
menggelitik emosi.
Hubungan air dan ruang dengan porsi yang tepat dapat menciptakan
berbagai bentuk
yang bernilai seni tinggi dan suasana yang menarik.
Fungsi air dapat dikembangkan sesuai dengan sifat air yang
lentur, mudah bergerak
atau digerakkan, serta memantulkan semua bayang bayang yang ada
di sekitarnya,
dan dapat menimbulkan bunyibunyian yang menarik bila dirancang
secara tepat,
misalnya membuat musik air, waterwall, pancuran bambu pada taman
Zen, kolam mini,
empang dll.
Di daerah yang panas, air sangat dibutuhkan untuk mengkondisikan
penghawaan
agar mereduksi suhu panas lingkungan. Kolamkolam di sekitar
bangunan bukan saja
merupakan elemen estetis, namun juga merupakan elemen penunjang
suhu udara
ruangan yang nyaman.
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-27
Melalui desain lansekap, kita harus menjaga prinsip pembangunan
berkelanjutan
yang anti polusi, higienis, indah, evergreen, dan menghasilkan
udara segar. Seluruh
faktor itu harus nampak dalam kesatuan yang harmonis pada
pembangunan kota.
e. Manajemen limbah
Sumber daya alam yang penting dalam proses konstruksi hingga
operasional yaitu
air. Konservasi dan efisiensi air dilakukan untuk meminimalkan
pemanfaatan langsung dari
alam. Konservasi air dapat dilakukan dengan memelihara air tanah
melalui penghijauan,
pemanfaatan air hujan dan pemanfaatan kembali air dalam
bangunan28. Untuk
efisiensinya, perlu menyesuaikan dengan kebutuhan, misalnya
untuk minum, mandi, cuci,
menyiram tanaman, metabolisme dan sebagainya. Selain itu juga
diupayakan
pengurangan konsumsi air bersih secara terus menerus.29 Misalnya
untuk menyetor
kotoran padat (faeces) tidak perlu dengan air bersih PAM yang
biasanya digunakan untuk
minum.
Untuk menjamin kelangsungan hidup
tanaman harus dirancang sistem penyiraman
yang khusus. Penyiramannya berasal dari
penyemprot yang airnya didapat dari daur ulang
air limbah dari tempat cuci tangan, termasuk
juga air limbah dari WC yang diolah terlebih
dulu dengan sistem tertentu. Penggunaan air
limbah dari WC dimaksudkan untuk membuat
tanaman menjadi subur.
Air hujan dapat dimanfaatkan secara inovatif untuk menampung dan
mengolah air
hujan bagi keperluan domestik. Salah satu cara yang saat ini
sedang dikembangkan
adalah Teknik Biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang
(terowongan kecil) yang
dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. Lubang
biopori yang berupa lubang
silindris vertikal di dalam tanah diisi sampah organik untuk
memicu terbentuknya biopori.
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan untuk
mengatasi banjir dengan cara :
a). Meningkatkan daya resapan air
28 Kim,Jong Jin, Introduction to Sustainable Design 29 Kim,Jong
Jin, Introduction to Sustainable Design
Gambar II.5 Keunggulan lubang resapan biopori
Sumber : www.biopori.com
Gambar II.6 Penampang membujur lubang biopori
Sumber : www.biopori.com
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-28
b). Mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi
gas rumah
kaca (CO2 dan metan)
c). Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman
dan mengatasi
+masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit
demam berdarah
dan malaria.
Untuk mendapatkan air bersih dapat dilakukan dengan penjernihan
air secara
tradisional. Air dialirkan pada beberapa bak. Pada bak diberi
tawas yang dapat mengatasi
kesadahan air dengan membuat unsur besi menjadi endapan yang
berwarna kuning
coklat. Dalam proses ini, koloid lain pun akan ikut menggumpal
dan mengendap.
Kemudian air dialirkan pada
bak kedua yang berisi batu,
kerikil, ijuk dan pasir.
Penyaring pasir tersebut
disusun dengan baik
sehingga menghasilkan air
yang jernih dan tak
menimbulkan kerak pada alat dapur dan sebagainya.
3). Penanganan limbah domestik
Yang termasuk limbah domestik antara lain : kotoran padat
lavatori, air kotor
lavatori, air bekas cuci tangan, air cuci rumahtangga, air
kolam, air hujan, dan sampah.
Limbah sebagai hasil buangan dari kegiatan manusia tersebut
dapat dikelola sebagai
berikut :
a). Air kotor (WC)
b). Air hujan
Septic tank
Sumur resapan
setempat
Air tanah
Makanan lele
Biogas Limbah padat
Air sabun
Air cuci tangan
WC
Gambar II.8 Pengolahan limbah padat dan cair dari lavatori.
Sumber : analisa pribadi, 2008
tawas
batu
kerikil
ijuk
pasir
air keruh
air jernih
Gambar II.7 Proses penjernihan air tradisional.
Sumber : analisa penulis, 2008
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-29
Air hujan merupakan limpahan air yang mampu memberi kontribusi
terhadap
penciptaan iklim mikro (dalam bangunan) dan dapat dimanfaatkan
sebagai sumber air
untuk operasional bangunan.
c). Sampah
Sampah dikelola dengan lebih dulu memisahkan antara sampah
organik,
anorganik dan logam. Sampah organik biasanya berupa limbah
pertanian seperti
rumput, semak dan daun-daun yang berguguran. Juga berupa sampah
rumahtangga
seperti sisa makanan, kulit buah, batang sayuran dan lain-lain.
Sampah anorganik
biasanya barang bekas yang terbuat dari kertas, plastik, karet,
kardus, kain perca, kulit,
kayu, PVC dan lain sebagainya. Sampah logam biasanya berupa
barang bekas yang
terbuat dari alumunium (kaleng minuman), besi, kuningan dan lain
sebagainya.
f. Konservasi alam
Konservasi alam bertujuan untuk menyelamatkan dan melestarikan
ekosistem yang
terancam eksistensinya. Tindakan ini dapat dilakukan dengan cara
:
1). Memelihara lingkungan setempat sehingga mampu untuk bertahan
di kemudian
hari.
2). Menggunakan lahan yang ada. Tidak semua lahan harus ditutupi
dengan bangunan,
sehingga lahan yang ada dapat memiliki cukup lahan hijau dan
taman.
3). Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
4). Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak
mudah menebang
pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian
untuk berbagi
dengan bangunan.
I. SEKOLAH ALAM
1. Sekolah secara Umum
Air sumur sebagai air
bersih
Air bersih siap pakai
Air hujan Biopori
Pepohonan
Tadah hujan
Air tanah
Penjernihan air tradisional
Penyiraman tanaman
Kolam ikan
Gambar II.9 Pemanfaatan air hujan sebagai sumber air untuk
operasional bangunan.
Sumber : analisa penulis, 2008
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-30
a. Pengertian Sekolah
Sekolah adalah bangunan/ lembaga untuk belajar dan mengajar
serta tempat
menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada
dasar-menengah-tinggi).30
b. Jenjang Pendidikan di Indonesia
Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan terdiri atas31
:
1). Pendidikan dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya 9 tahun
diselenggarakan
selama 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah lanjutan
tingkat pertama atau
satuan pendidikan yang sederajat. Sekolah Dasar adalah bentukan
satuan pendidikan
dasar yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun.
Sedangkan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) adalah bentuk satuan pendidikan
dasar yang
menyelenggarakan program pendidikan tiga tahun.
2). Pendidikan menengah
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang lamanya tiga tahun
sesudah
pendidikan dasar dan diselenggarakan di Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA) atau
satuan pendidikan yang sederajat.
3). Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi daripada
pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Sedangkan
satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi.
4). Pendidikan pra sekolah
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan
keluarga sebelum
memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur
pendidikan sekolah atau di
jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan prasekolah tidak
menjadi persyaratan untuk
memasuki pendidikan dasar.
c. Klasifikasi Pendidikan
Tripusat pendidikan merupakan penyangga pendidikan yang ideal,
di mana
pendidikan diposisikan secara proporsional yaitu tetap berpijak
pada kekuatan keluarga,
masyarakat dan sekolah.32
30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka Jakarta, Dep P
& K, 1989 31 Sistem Pendidikan Nasional, Berpacu Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia, Abdul Rajak Husain, 1995, Solo :
Aneka
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-31
Tabel II.3 Tripusat pendidikan di Indonesia
Lingkungan pendidikan
Lingkup Tipe Kegiatan Proses Belajar
Informal Lingkungan keluarga, merupakan lingkungan terdekat dan
paling dulu dikenal.
Kegiatan kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi antar anggota
keluarga, sebagai pendidikan dan pengalaman fundamental.
Formal Lingkungan sekolah atau pendidikan akademis, merupakan
lingkungan yang terlembagakan (institusional) yang memiliki
persyaratan tertentu sesuai peraturan dan kebijakan suatu negara,
serta bertujuan untuk menciptakan SDM profesional.
Kegiatan interaksi belajar mengajar dalam suatu wadah yang
dilakukan dengan pola berkelompok secara efektif dan efisien,
sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
Non-formal Lingkungan masyarakat luas. Kegiatan interaksi
sosial, wadah komunitas, kursus/pelatihan dengan jangka waktu
pendek.
Sumber : Kedaulatan Rakyat, Kembalikan Pendidikan pada Tripusat,
edisi Sabtu, 7 Juni 2003
d. Kurikulum Nasional menurut Standar Nasional Pendidikan
(SNP)
Sejak tahun 2006, pemerintah mulai mensosialisasikan kurikulum
baru pengganti
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003 yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006 sebagai Kurikulum Nasional. Dalam KTSP 2006,
ditentukan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan
(BSNP) dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri.
Beberapa standar isinya antara lain menetapkan tentang :
1). Kelompok mata pelajaran secara umum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal
6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
:
a). Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b). Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c). Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d). Kelompok mata pelajaran estetika
e). Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
2). Struktur kurikulum SD/MI dan SMP/MTs
Tabel II.4 Struktur kurikulum SD/MI
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II III IV, V, VI
A. Mata Pelajaran
32 Kedaulatan Rakyat, Kembalikan Pendidikan pada Tripusat, edisi
Sabtu, 7 Juni 2003
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-32
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya dan Ketrampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
4
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 26 27 28 32
*) Ekuivalen 2 jam pelajaran Sumber : www.bsnp-indonesia.com
Tabel II.5 Struktur kurikulum SMP/MTs
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran 2 2 2
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 4 4 4
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni dan Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2 2
10. Ketrampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
2*) Ekuivalen 2 jam pelajaran Sumber :
www.bsnp-indonesia.com
a). Ketentuan sarana dan prasarana
Tabel II.6 Ketentuan Sarana dan Prasarana menurut SNP
SD SMP
1). Ruang kelas 1). Ruang kelas
2). Ruang perpustakaan 2). Ruang perpustakaan
3). Ruang laboratorium IPA 3). Ruang laboratorium IPA
4). Ruang pimpinan 4). Ruang pimpinan
5). Ruang guru 5). Ruang guru
6). Tempat ibadah 6). Ruang tata usaha
7). Ruang UKS 7). Tempat ibadah
8). Jamban 8). Ruang konseling
9). Gudang 9). Ruang UKS
10). Ruang sirkulasi 10). Ruang organisasi kesiswaan
11). Tempat bermain/berolahraga 11). Jamban
12). Gudang
13). Ruang sirkulasi
14). Tempat bermain/berolahraga
Sumber : Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-33
2. Sekolah Alam Tingkat Dasar (SATD)
a. Pengertian Sekolah Alam
Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis
alam semesta. 33.
Sekolah Alam (SA) dapat dimaknai sebagai suatu lembaga
pendidikan dengan metoda
tertentu dan dapat pula dimaknai sebagai suatu sistem. Sebagai
sistem, Sekolah Alam
merupakan sistem pendidikan yang memanfaatkan dimensi alam
sebagai obyek
pendidikan, eksperimen/ uji coba, modal produksi dan sarana
pengembangan manusia.34
Sedangkan, penulis D. Zawawi Imron dalam berpendapat bahwa
Sekolah Alam adalah
sekolah tempat belajar bertindak mencintai alam, belajar menjadi
manusia yang berdaya
lahir batin, bertanggung jawab merawat dan mengawal negara,
karena alam atau tanah air
adalah sajadah tempat bersujud kepada Tuhan.35
b. Urgensi Sekolah Alam
Pendidikan dan pengelolaan lingkungan hidup (alam) merupakan dua
komponen
yang sangat berhubungan. Pendidikan pada dasarnya adalah proses
pengenalan,
pemahaman, dan penghayatan nilai-nilai pengelolaan lingkungan
hidup. Sedangkan
penyadaran dan pengelolaan lingkungan hidup akan menjadi efektif
bila didasarkan pada
proses pendidikan yang benar. Proses penyadaran merupakan proses
inti atau hakikat
dari proses pendidikan itu sendiri.
Secara psikologis, proses pengetahuan akan maksimal apabila
pengalaman yang
dimiliki anak menjadi pengetahuan bagi mereka sendiri. Dengan
mengalami sesuatu itu
sendiri, pemahaman yang diterima otak lebih maksimal terekam dan
awet dibandingkan
ketika membaca, menghafal, mendengar dan melihat saja.
Di sekolah terjadi proses enkulturasi, yaitu proses pembudayaan
terhadap nilai-nilai
dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat, termasuk nilai
dan norma yang
mengatur hubungan antara manusia dan lingkungannya. Oleh karena
sikap terhadap
alam, nilai dan norma yang berlaku, pantangan dan pengetahuan
seseorang sangat
berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, maka
pendidikan di sekolah
menempati posisi strategis sebagai tempat persemaian
manusia-manusia ramah
lingkungan.
c. Karakteristik Sekolah Alam
33 Profil Sekolah Alam Ciganjur 34 Profil Sekolah Alam Ar-Ridho
Semarang 35 www.indonesiaindonesia.com
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-34
Berbeda dengan konsep belajar konvensional yang pada umumnya
dikelola oleh
pemerintah, Sekolah Alam menawarkan konsep belajar yang lebih
dinamis dan fleksibel.
Meski bukan mustahil jika sekolah-sekolah negeri pada umumnya
turut mengembangkan
kurikulum seperti di Sekolah Alam, namun faktanya
sekolah-sekolah konvensional tersebut
banyak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
kurikulum baru dari
pemerintah. Hal ini disebabkan karena sekolah-sekolah negeri
terbiasa terikat secara
birokratif sehingga kurang mandiri dan cenderung berorientasi
pada teori saja.
Berdasarkan hasil studi banding, Sekolah-sekolah Alam di
Indonesia mempunyai
beberapa kesamaan ciri yang membentuk karakteristik umum Sekolah
Alam. SA sangat
spesifik dilihat dari paradigma belajar, metoda, hubungan
guru-siswa, media belajar,
kurikulum, desain fisik, dan penentuan lokasi. Karakteristik SA
secara umum antara lain :
1). Pembelajaran berpusat pada siswa (learner centered) sehingga
mendorong siswa
untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap
dan perilaku.
2). Guru diposisikan sebagai fasilitator proses pembelajaran
siswa. Guru menjadi mitra
pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping (guide on the
side) bagi siswa.
3). Belajar Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) sehingga
siswa memperoleh
pemahaman terhadap suatu pengetahuan dengan lebih mendalam (deep
learning).
4). Alam digunakan sebagai media belajar. Alam sekitar dijadikan
sebagai
laboratorium.
5). Menekankan pada Pendidikan Luar Ruang (Outbound Education)
yang sarat
dengan permainan yang menantang, mengandung nilai-nilai
pendidikan, dan
mendekatkan siswa dengan alam.
6). Memodifikasi kurikulum nasional dengan memasukkan kurikulum
pengembangan
seperti : falsafah ilmu pengetahuan, spiritualisasi di alam,
kepemimpinan, ilmu
pengetahuan hayati, pendidikan lingkungan hidup, distribusi
bisnis dan retail,
teknologi informasi dan komunikasi, dll.
7). Menggunakan konsep pembelajaran spider web (mengambil satu
obyek lalu
mengaitkannya dengan banyak mata pelajaran sekaligus) dan fun
learning
(menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan).
8). Desain fisik ruang kelas biasanya berupa saung-saung tanpa
bangku kelas
umumnya. Anak-anak dapat bebas memilih posisi duduk di
lantai.
9). Fasilitas untuk melakukan kegiatan di alam biasanya berupa
laboratorium, rumah
kaca, area kebun dan ternak, lapangan untuk outbound,
kolam/empang untuk
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-35
variasi outbound dan playground. Fasilitas lain yang umumnya
disediakan SA
antara lain perpustakaan, ruang administrasi, laboratorium
komputer, ruang
serbaguna dan tempat ibadah.
10). Lokasi SA pada umumnya dipilih di pinggir kota, di mana
anak-anak dapat dengan
mudah menemukan lingkungan hijau seperti kebun, sawah, sungai,
dan cukup
tenang dari keramaian aktivitas kota.
11). Tapak SA biasanya mempunyai potensi alam dan eksisting
alami yang menarik,
seperti misalnya sawah, sungai, kontur bervariasi, kebun,
peternakan, waduk tadah
hujan, pemukiman penduduk setempat, bukit, dan jenis
biodiversitas lainnya.
12). Lansekap SA dirancang dinamis, jauh dari kesan formal,
mengikuti kontur alami,
cenderung berkesan rekreatif dan menyatu dengan alam.
13). Bahan material bangunan didominasi oleh kayu, bambu, ijuk
dan batu bata yang
menimbulkan kesan menyatu dengan alam.
14). Massa-massa bangunan biasanya dipolakan secara terpisah
agar tercipta ruang-
ruang terbuka di antara massa-massa bangunan itu. Ruang-ruang
antara dijadikan
lahan bertanam dan area untuk berinteraksi dengan alam.
d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mendukung
Eksistensi Sekolah
Alam (SA)
KTSP memuat 7 prinsip dasar pembelajaran36, yaitu antara lain
:
1). Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan
dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini,
peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis
dan menyenangkan.
2). Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar
belajar, yaitu : (a) belajar
untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)
belajar untuk
memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan
dan berbuat
secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi
orang lain, dan (e)
belajar untuk membangun dan menemukan jatidiri, melalui proses
pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
36 Jawa Pos, edisi Selasa, 17 Oktober 2006
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-36
3). Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi keTuhanan,
keindividuan,
kesosialan dan moral.
4). Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik
dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat,
dengan prinsip tut
wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarso sung tulada
(di belakang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan
prakarsa, di
depan memberikan contoh dan teladan)
5). Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam
takambang jadi
guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat
dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan
teladan).
6). Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh
bahan kajian secara optimal.
7). Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan
dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis
serta jenjang
pendidikan.
Secara ringkas, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut :
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
2) Beragam dan terpadu
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
6) Belajar sepanjang hayat
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah
-
Implementasi GREEN ARCHITECTURE pada Sekolah Alam Tingkat Dasar
di Solo Raya
____PENDAHULUAN
I-37
Dengan membandingkan antara prinsip dasar pembelajaran dalam
KT