8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
1/20
PENDAHULUAN
Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung; merupakan suatu keluhan atau tanda,
bukan penyakit. Perdarahan yang terjadi di hidung adalah akibat kelainan setempat atau penyakit
umum. Penting sekali mencari asal perdarahan dan menghentikannya, di samping perlu juga
menemukan dan mengobati sebabnya. Epistaksis sering ditemukan sehari-hari dan mungkin
hampir 90% dapat berhenti dengan sendirinya (spontan atau dengan tindakan sederhana yang
dilakukan oleh pasien sendiri dengan jalan menekan hidungnya.
Epistaksis berat, !alaupun jarang dijumpai, dapat mengancam keselamatan ji!a pasien,
bahkan dapat berakibat "atal, bila tidak segera ditolong. Pada umumnya terdapat dua sumber perdarahan yaitu dari bagian anterior dan bagian posterior. Epistaksis anterior dapat berasal dari
Pleksus #iesselbach atau dari arteri ethmoidalis anterior. $edangkan epistakasis posterior dapat
berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid posterior. Epistaksis biasanya terjadi tiba-
tiba. Perdarahan mungkin banyak, bisa juga sedikit. Penderita selalu ketakutan sehingga merasa
perlu memanggil dokter.$ebagian besar darah keluar atau dimuntahkan kembali.
1
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
2/20
LAPORAN KASUS
apak &apitulu, ' tahun e)ecuti*e suatu bank, datang ke tempat anda dengan keadaan
yang cemas, masih bisa berjalan dan duduk sendiri, dengan handuk kecil menutupi hidungnya
yang sudah penuh darah.
$ebagai dokter yang belum begitu mengenal pasien tersebut, apa tindakan dan rencana
anda selanjutnya. $etelah mendapat kesan bah!a "ungsi *ital penderita masih baik, anda
menghentikan perdarahannya dengan memasang tampon anterior kemudian melanjutkan dengan
anamnesis.
Perdarahan hidung dialami baru pertama kali, setelah melakukan olahraga senam, kira-
kira + jam yang lalu, jumlahnya + gelas minum. #eluar darah intermitten dan tidak berhenti
dengan pencet hidung dan kompres es.
$ebelumnya penderita sudah sering mengeluh pusing kepala. idak pernah sakit berat
sampai dira!at, tidak pernah mengalami trauma kepala. idak pernah sakit berat sampai dira!at,
tidak pernah mengalami trauma kepala trauma hidung operasi hidung.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
# / lemah, masih bisa duduk dan berjalan sendiri
#esadaran / 1
$uhu / 23 4
ekanan darah / 560 90 mm7g
Pernapasan / 80)menit
unyi jantung / murni
Paru-paru / sonor, *esikuler
2
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
3/20
7epar :ien / tidak teraba
Ekstremitas / hangat
Status Lokalis
elinga /
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
4/20
PEMBAHASAN
Masalah Dasar masalah Hiotesis
#eluar darah dari hidung namnesis dan pemeriksaan :okal/ trauma, in"eksi hidung
4
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
5/20
"isik paranasal, tumor, pengaruh
lingkungan, benda asing dan
rinolit , dan idiopatik.
$istemik/ penyakit
kardio*askuler, kelainan
darah, in"eksi sistemik, dan
gangguan endokrin.
Anamnesis !ambahan
Ri"a#at en#akit sekaran$
• pakah sebelumnya ada jatuh atau korek hidung
• $ejak kapan mulai berdarah dan sudah berapa banyak perdarahannya
• $udah berapa lama berdarahnya
• pa kegiatan sebelum terjadinya perdarahan
• pakah unilateral atau bilateral
• pakah ada hematemesis dan atau melena
Ri"a#at en#akit %ahulu
• pakah sebelunya pernah terjadi kejadian serupa
• pakah pasien ada ri!ayat hemo"ili
• pakah ada penurunan berat badan dalam beberapa bulan ini
• pakah punya ri!ayat
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
6/20
• pakah ada mengkonsumsi obat antikoagulan
&N!ERPRE!AS& PEMER&KSAAN F&S&K
Status Generalis
# / lemah, masih bisa duduk dan berjalan sendiri !alaupun pasien
terlihat lemah dikarenakan perdarahan yang dialaminya, namun
belum terjadi syok . $ehingga ia masih bisa duduk dan berjalan
sendiri.
#esadaran / 1 pasien masih dalam keadaan sadar penuh.
$uhu / 23 4 masih dalam batas normal yaitu 26,4 - 23,84 .
ekanan darah / 560 90 mm7g menunjukkan Hipertensi Stage II menurut
#riteria >& FGG dimana nilai systole H 560 mm7g.
Pernapasan / 80)menit nilai normal pernapasan Pria adalah 5'-5B )menit,
pasien ini dalam keadaan tachypnoe.
unyi jantung / murni normal , berarti tidak ditemukan bunyi jantung
tambahan. idak ada kelainan.
Paru-paru / sonor, *esikuler normal , berarti tidak ditemukan kelainan.
7epar :ien / tidak teraba normal , tidak terjadi pembesaran.
Ekstremitas / hangat normal , berarti per"usi masih bagus.
Status Lokalis
elinga /
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
7/20
untuk mencabut kembali tampon anterior dan mengeksplorasi
lebih lanjut ka*um nasinya.
Pada !aktu darah di hidung dibersihkan dengan suction terlihat
*estibulum dan septum licin, tenang.
tampak tidak ada
kelainan, semakin mendukung kemungkinan perdarahan yang
bukan berasal dari anterior, karena di daerah septum merupakan
tempat dari pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan
anterior.
ampak asal perdarahan dari bagian belakang hidung di ba!ah
konka media, berdenyut. ditemukan sumber perdarahan
berasal dari bagian posterior , dan berdenyut menyatakan bah!a
perdarahan berasal dari arter i.
enggorok / onsil 55 tenang normal , tidak terjadi pembesaran dan
peradangan tonsil.
=aring tenang tidak terjadi peradangan.
da darah yang mengalir di dinding "aring belakang darah
berasal dari naso faring akibat dari perdarahan yang terjadi
pada posterior hidung , sehingga darah akan mengalir sampai ke
oro "aring.
&N!ERPRE!AS& LABORA!OR&UM
Hasil Ka%ar normal &ntreretasi
5. 7b / 58 g % 52. I 53. (52 I 56 (gdl A$ak se%ikit menurun karena
asien men$alami er%arahan
8. :eukosit / 3000ml '.000 I 55.000 (.000 I
50.000 (ul
Pada pasien normal menandakan
tidak adanya in"eksi pada pasien
2. Eritrosit / ', jutaml '. I .9 ('. I . (jutaul Pasien bera%a a%a batas ba"ah
7
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
8/20
namun masih normal'
%ierkirakan karena er%arahan
'. >umlah trombosit/
860.000ml
50.000 I ''0.000 (50.000
I '00.000 (ul
&ormal
. leeding time / 8? 5?-B? &ormal
6. lotting time / 6? ? I 5? &ormal
3. P / 52A 8 I 2A Menurun' meruakan (aktor
resiko ter)a%in#a thrombus
B. $CP / 8B J: I '5 (ul &ormal
9. $CD / 25 J: I '0 (ul &ormal
50. reum / 8' mgdl 5 I '0 (mgdl &ormal
55. reatinin / 5,0 mgdl 0. I 5. (mgdl &ormal
58. sam urat / mgdl 2.' I 3.0 (mgdl &ormal
52. Clucose darah se!aktu/
52 mg%
/ K 50 (mgdl &ormal
5'. holesterol / 860 mgdl K 800 (mgdl Menin$$i meruakan (aktor bisa
ter)a%in#a arteroskelosis
5. riglyceride / 880 mgdl K 50 (mgdl Menin$$i meruakan (aktor bisa
ter)a%in#a arteroskelosis
56. 7
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
9/20
Mekanisme ter)a%in#a masalah *Pato(isiolo$i+
Pada pemeriksaan "isik pasien ini didapatkan bah!a tekanan darah 56090 mm7g hipertensi
grade 8 secara tidak langsung epikstasis. Pada kasus ini jenisnya epistaksis posterior
tingginya tekanan pada pembuluh darah pecahnya pembuluh darah. $elain itu, dari hasil
anamnesis diketahui pasien mengalami epistaksis setelah melakukan senam meningkatkan
tekanan darah.
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
10/20
benang, 8 buah pada satu sisi dan sebuah lagi pada sisi yang lainnya. ampon harus menutup
sumber perdarahan. #emudian tampon diberikan *aselin agar tidak lengket saat dicabut serta
antibiotik untuk mencegah terjadinya otitis media dan sinusitis.
eknik Pemasangan
:angkah langkah pemasangan tampon ellocM
• dilakukan anestesi local terlebih dahulu
• lalu dimasukkan kateter karet melalui nares anterior sampai tampak di oro"aring
(gunanya untuk menarik tampon elloMue ke koana.
• kemudian ditarik ke luar melalui mulut.
• jung kateter di mulut kemudian diikat pada dua buah benang yang terdapat pada
satu sisi tampon ellocM• kemudian kateter yang ada dihidung, ditarik keluar hidung.
• enang yang telah keluar melalui hidung tadi kemudian ditarik, sedangkan jari
telunjuk tangan yang lain membantu mendorong tampon ini ke arah naso"aring.
• >ika masih terjadi perdarahan dapat dibantu dengan pemasangan tampon anterior,
kemudian diikat pada sebuah kain kasa yang diletakkan di tempat lubang hidung
sehingga tampon posterior ter"iksasi.
• $ehelai benang lagi pada sisi lain tampon ellocM dikeluarkan melalui mulut dan
ditempelkan dipipi, ini digunakan saat pencabutan tampon setelah 8-2 hari pasca
tindakan ini.6. Pasien dengan elloMue tampon harus dira!at. $aat dira!at, sebaiknya pasien melakukan
tirah baring dengan kepala lebih tinggi dan humidi"ikasi kamar harus diperhatikan.
3. $etelah itu, pasien kita berikan edukasi, seperti harus menghindari korekan hidung, dilarang
mengeluarkan ingus secara keras, memencet atau menggaruk hidung selama 5 minggu. Pasien
juga dilarang kerja berat dan olah raga selama 8 minggu.B. kita juga konsultasikan ke dokter penyakit dalam untuk mengatasi hipertensinya.
10
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
11/20
Komlikasi
-
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
12/20
d $anationam /
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
13/20
dangkal memanjang dari atas keba!ah yang disebut "iltrum. $ebelah menyebelah kolumela
adalah nares anterior atau nostril (:ubang hidungkanan dan kiri, sebelah latero-superior dibatasi
oleh ala nasi dan sebelah in"erior oleh dasar hidung.
7idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra!an yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang ber"ungsi untuk melebarkan atau menyempitkan
lubang hidung. ahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum
disebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari naso"aring.
Oongga hidung atau ka*um nasi berbentuk tero!ongan dari depan kebelakang, dipisahkan oleh
septum nasi dibagian tengahnya menjadi ka*um nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk
ka*um nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior
(koana yang menghubungkan ka*um nasi dengan naso"aring.
agian dari ka*um nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior,
disebut dengan *estibulum.Festibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea dan
rambut-rambut panjang yang disebut dengan *ibrise.
iap ka*um nasi mempunyai ' buah dinding yaitu dinding medial, lateral, in"erior dan
superior.
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
14/20
meatus medius dengan in"undibulum yang dinamakan hiatus semilunaris.
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
15/20
Fena-*ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan
arterinya. Fena di*estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke *ena o"talmika yang
berhubungan dengan sinus ka*ernesus.
Persara(an hi%un$
agian depan dan atas rongga hidung mendapat persara"an sensoris dari ner*us
etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari ner*us nasosiliaris, yang berasal dari ner*us
o"talmikus. $ara" sensoris untuk hidung terutama berasal dari cabang o"talmikus dan cabang
maksilaris ner*us trigeminus. abang pertama ner*us trigeminus yaitu ner*us o"talmikus
memberikan cabang ner*us nasosiliaris yang kemudian bercabang lagi menjadi ner*us
etmoidalis anterior dan etmoidalis posterior dan ner*us in"ratroklearis. &er*us etmoidalis
anterior berjalan mele!ati lamina kribrosa bagian anterior dan memasuki hidung bersama arteri
etmoidalis anterior melalui "oramen etmoidalis anterior, dan disini terbagi lagi menjadi cabang
nasalis internus medial dan lateral. Oongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persara"an
sensoris dari ner*us maksila melalui ganglion s"enopalatinum.
Canglion s"enopalatina, selain memberi persara"an sensoris, juga memberikan persara"an
*asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Canglion ini menerima serabut serabut sensorid
dari ner*us maksila.$erabut parasimpatis dari ner*us petrosus pro"undus. Canglion
s"enopalatinum terletak dibelakang dan sedikit diatas ujung posterior konkha media.
&er*us Dl"aktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan ba!ah bulbus
ol"aktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa ol"aktorius di
daerah sepertiga atas hidung.
Eistaksis *er%arahan hi%un$+
E!&OLOG&
$eringkali epistaksis timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya, kadang-kadang
jelas disebabkan oleh kelainan local pada hidung atau kelainan sistemik. #elainan lo.al misalnya
trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluh darah, in"eksi local, benda asing, tumor, pengaruh
udara lingkungan. #elainan sistemik seperti penyakit kardio*askuler, kelainan darah, in"eksi
sistemik, perubahan tekanan atmos"ir, kelainan hormonal dan kelainan congenital.
15
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
16/20
1. Trauma
Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung, benturan
ringan, bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau sebagai akibat trauma yang lebih hebat
seperti terkena pukul, jatuh atau kecelakaan lalulintas. $elain itu juga bisa terjadi akibat adanya
benda asing tajam atau trauma pembedahan.
Epistaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum yang tajam. Perdarahan dapat
terjadi di tempat spina itu sendiri atau pada mukosa konka yang berhadapan bila konka itu
sedang mengalami pembengkakan.
2. Kelainan pembuluh darah (local
$ering congenital, pembuluh darah lebih lebar, tipis, jaringan ikat dan sel-selnya lebih tipis.
!. Infeksi local
Epistaksis bisa terjadi pada in"eksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis atau
sinusitis. isa juga pada in"eksi spesi"ik seperti rhinitis jamur, tuberculosis, lupus, si"ilis dan
lepra.
". Tumor
Epistaksis dapat timbul pada hemangioma dan karsinoma. Nang lebih sering terjadi pada
angio"ibroma, dapat menyebabkan epistaksis berat.
#. $enyakit kardio%askular
7ipertensi atau kelainan pembuluh darah seperti yang terjadi pada arteriosklerosis,
ne"ritis kronik, sirosis hepatis, atau diabetes mellitus dapat menyebabkan epistaksis. Epistaksis
yang terjadi pada penyakit hipertensi seringkali hebat dan berakibat "atal.
&. Kelainan darah
#elainan darah penyebab epistaksis antara lain leukemia, trombositopenia, bermacam-
macam anemia serta hemophilia.
'. Kelainan congenital
16
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
17/20
#elainan congenital yang sering menyebabkan epistaksis ialah telengiektasis hemoragik
herediter ( Hereditary Hemorrhagic Telengiectasis Osler-Rendu-Weber disease. >uga sering
terjadi pada Von Willenbrand disease.
. Infeksi sistemik
Nang sering menyebabkan epistaksis ialah demam berdarah, demam ti"oid, in"luena, dan
morbili juga dapat disertai epistaksis.
). $erubahan udara atau tekanan atmosfir
Epistaksis ringan sering terjadi bila seseorang berada di tempat yang cuacanya sangat
dingin atau kering. 7al serupa juga bisa disebabkan adanya at-at kimia ditempat industry yang
menyebabkan keringnya mukosa hidung.
1*. +angguan hormonal
Epistaksis juga dapat terjadi pada !anita hamil atau menopause karena pengaruh
perubahan hormon.
SUMBER PERDARAHAN
1elihat asal perdarahan, epistaksis dibagi menjadi epistaksis anterior dan epistaksis
posterior. ntuk penatalaksanaannya, penting dicari sumber perdarahan !alaupun kadang-
kadang sulit.
Eistaksis Anterior
17
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
18/20
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
19/20
terdapat "aktor pendukung lainnya, yaitu adanya hiperlipidemia pada pasien dilihat dari
pemeriksaan pro"il lipidnya. 7al ini menambah berat perdarahan pada pasien karena pembuluh
darah menjadi tidak elastis sehingga dapat pula semakin menaikkan tekanan darah pasien.
ika perdarahan tidak berhenti maka dapat dirujuk ke dokter spesialis telinga hidung dan
tenggorokan untuk ditangani lebih lanjut.
DAF!AR PUS!AKA
5. $ilbernagl $, :ang =lorian. eks tlas er!arna Pato"isologi. >akarta/ Penerbit uku
#edokteran EC; 8002.8. $oepardi E, Gskandar &, ashiruddin, Oestuti Oakarta/ alai Penerbit =#G; 8050. p. 5-6.
2. ccessed at http/repository.usu.ac.idbitstream582'63B9858B2'hapter%80GG.pd"
'. ccesed at http/re"erensiartikelkedokteran.blogspot.com805050epistaksis-dan-
penatalaksanaannya.html
19
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21283/4/Chapter%20II.pdfhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2010/10/epistaksis-dan-penatalaksanaannya.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21283/4/Chapter%20II.pdf
8/16/2019 152239142-Makalah-Epistaksis
20/20
. 7ealth Encyclopedia o" 1edicine *ailable
at /http/"indarticles.comparticlesmiQg8605isQ0008aiQ8605000803 ccessed 50
&o*ember 8055.
6. lotting time. *ailable at /http/medical-dictionary.the"reedictionary.comclottingRtime
ccessed 50 &o*ember 8055.3. $chmaier 7. :aboratory e*aluation o" hemostatic and thrombotic disorders. Gn/
7o""man O, en E> >r, $hattil $>, et al, eds. Hoffman Hematology: asic !rinciples and
!ractice . th ed. Philadelphia, Pa/ hurchill :i*ingstone Else*ier; 800B/chap 588.
20
http://findarticles.com/p/articles/tn_health/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/is_0002/ai_2601000207/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/is_0002/ai_2601000207/http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/clotting+timehttp://medical-dictionary.thefreedictionary.com/clotting+timehttp://findarticles.com/p/articles/tn_health/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/http://findarticles.com/p/articles/mi_g2601/is_0002/ai_2601000207/http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/clotting+time