Top Banner
B I D A I dan P E M B I D A I A N
17

15. Bidai 2

Oct 27, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 15. Bidai 2

B I D A I dan

P E M B I D A I A N

Page 2: 15. Bidai 2

Pem “Bidai “ an

Definisi

Suatu tindakan fixasi untuk immobilisasi

tulang/sendi yang cedera

(fractur/luxatio),dg menggunakan

bantuan benda lain sebagai fixator.

Page 3: 15. Bidai 2

Indikasi

1.    Adanya fraktur ,baik terbuka /tertutup.

2.    Adanya kecurigaan adanya fraktur.

3.    Dislokasi persendian

Page 4: 15. Bidai 2

Pem ”bidai” an

1. Tindakan pertolongan sementara

a) Dilakukan ditempat cidera sebelum ke rumah sakit

b)  Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa c) Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri

dan menghindarkan kerusakan yang lebih berat.

d)   Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan tehnik dasar pembidaian

Page 5: 15. Bidai 2

Pembidaian

2. Tindakan pertolongan definitif

a)  Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan, klinik /RS

b)   Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur /dislokasi menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih

Page 6: 15. Bidai 2

PRINSIP

Prinsip pembidaian1. Lakukan pembidaian di mana anggota

badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.

Page 7: 15. Bidai 2

PRINSIP

2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.

Page 8: 15. Bidai 2

Tanda dan gejala patah tulang:

1. Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.

2. Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.

Page 9: 15. Bidai 2

Tanda dan gejala patah tulang:

3. Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.

4. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan

Page 10: 15. Bidai 2

Tujuan Pembidaian

1. ujung tulang yang tajam tidak melukai jaringan otot,syaraf, pembuluh darah.

2. mengurangi timbulnya rasa nyeri hebat akibat mudah bergesernya patahan tulang,oleh gerakan saat pasien di transportasi .

3. mencegah terjadinya perlukaan kulit oleh patahan tulang tajam, yang dapat mengakibatkan infeksi tulang karena terjadinya hubungan dg dunia luar.

Page 11: 15. Bidai 2

Tujuan Pembidaian

4. Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh darah.

5. Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.

6. Untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga mudah untuk dislokasi kembali

Page 12: 15. Bidai 2

Jenis jenis bidai

1.  Bidai keras: bidai yang palingbaik dan sempurna dalam keadaan darurat kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang mempunyai syarat dilapangan. Contoh;bidai kayu

2. Bidai Traksi: Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha.

Page 13: 15. Bidai 2

Jenis jenis bidai

3.  Bidai improvisasi: Bidai yang cukup dibut bahan cukup kuat dan ringan untuk menopang ,pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong. Contoh :majalah ;koran .karton.

4. Gendongan /belat dan bebat: Pembidaian dengan menggunakan pembalut umumnya dipakai misalnya dan memanfaatkan tubuh penderita ebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cidera

Page 14: 15. Bidai 2

Syarat Pembidaian

1. Bidai harus meliputi 2 sendi , sebaiknya di ukur dulu panjang bidai nya pada anggauta yang tdk sakit.

2. Bidai harus lunak,bersih, tak menimbulkan iritasi/gatal pada anggauta badan. Perlu di lapis kasa .

3. Ikatan benar2 harus pas/ tidak ketat,tidak longgar.

Page 15: 15. Bidai 2

Prosedur pembidaian

1. Jika ada luka terbuka, sebaiknya luka dan perdarahan di tangani dulu. Bersihkan luka dg anti septik, hentikan perdarahan dg menekan kan kassa steril pd t4 perdarahan.

2. Pada Kasus kll, utamakan life saving, baru kemudian penanganan luka, mencari ada nya tanda dislokasi/fraktur.

Page 16: 15. Bidai 2

Komplikasi

a. Dapat menekan jaringan pembuluh darah / syaraf dibawahnya bila bidai terlalu ketat

b. Bila bidai terlalu longgar , masih ada gerakan pada tulang yang patah

c. Menghambat aliran darah , iskemi jaringan , Nekrosis

d. Memperlambat transportasi penderita bila terlalu lama melakukan pembidaian

Page 17: 15. Bidai 2