Top Banner
15 BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI A. Gambaran Umum Memotong Bahan (Cutting) Kompetensi memotong bahan merupakan mata pelajaran standar kompetensi kejuruan yang termasuk program produktif diberikan pada kelas satu semester dua yang terdiri atas beberapa kompetensi dasar, di antaranya : menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan, memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta bahan yang sudah dipotong. Setelah mempelajari kompetensi memotong bahan, diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan tentang teknik dan prosedur memotong bahan, peserta didik menjadi lebih terampil melaksanakan pekerjaan memotong bahan dalam proses pembuatan busana. Dalam usaha pembuatan busana, pekerjaan memotong bahan memegang peranan yang sangat penting setelah pembuatan pola. Pekerjaan memotong bahan adalah termasuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan teliti dan seksama. Hasil potongan bahan yang kurang baik akan mempengaruhi proses pembuatan suatu busana dan berdampak pada hasil akhir busana yang dibuat. Berikut akan diuraikan langkah-langkah kegiatan memotong bahan mulai dari menyiapkan tempat kerja sampai mengemas.
28

15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

Mar 19, 2019

Download

Documents

docong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

15

BAB II

HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

A. Gambaran Umum Memotong Bahan (Cutting)

Kompetensi memotong bahan merupakan mata pelajaran standar

kompetensi kejuruan yang termasuk program produktif diberikan pada kelas satu

semester dua yang terdiri atas beberapa kompetensi dasar, di antaranya :

menyiapkan tempat kerja, menyiapkan bahan, meletakkan pola diatas bahan,

memotong, memindahkan tanda-tanda pola pada bahan dan mengemas pola serta

bahan yang sudah dipotong.

Setelah mempelajari kompetensi memotong bahan, diharapkan peserta

didik memiliki pengetahuan tentang teknik dan prosedur memotong bahan,

peserta didik menjadi lebih terampil melaksanakan pekerjaan memotong bahan

dalam proses pembuatan busana. Dalam usaha pembuatan busana, pekerjaan

memotong bahan memegang peranan yang sangat penting setelah pembuatan

pola.

Pekerjaan memotong bahan adalah termasuk pekerjaan yang harus

dilaksanakan dengan teliti dan seksama. Hasil potongan bahan yang kurang baik

akan mempengaruhi proses pembuatan suatu busana dan berdampak pada hasil

akhir busana yang dibuat.

Berikut akan diuraikan langkah-langkah kegiatan memotong bahan mulai

dari menyiapkan tempat kerja sampai mengemas.

Page 2: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

1. Ruang Kerja Memotong Bahan

Ruang kerja yang digunakan

menurut Dwi Parwati (2005: 13) mengemukakan :

“Memiliki penerangan yang baik, tidak terhalang furnitur atau barang lainnya, sirkulasi udara yang cukup nyaman, bahaya/peringatan diletakkan pada tempat yang terlihatpotong rata, terbebas dari yaitu lebar meja sesuai dengan lebar kaisesuai satu model busana yang dibuat

2. Alat Jahit yang Digunakan

Alat menjahit yang digunakan untuk proses memotong bahan yaitu :

a. Pita ukur

Pilihlah pita pengukur yang terbuat dari bahan yang halus, lemas dan tidak

bertiras. Kedua permukaan berukuran centimeter dan inchi, ukuran panjangnya

150 cm, garis dan angka

Digunakan dalam keadaan lurus (tidak

digunakan dalam setiap langkah proses pembuatan suatu busan

mengambil ukuran hingga

b. Penggaris

Penggaris digunakan untuk membantu dalam

pada kain. Penggaris yang digunakan ada bermacam

Memotong Bahan

Ruang kerja yang digunakan untuk melakukan pekerjaan memotong bahan

Dwi Parwati (2005: 13) mengemukakan :

penerangan yang baik, tidak terhalang furnitur atau barang lainnya, sirkulasi udara yang cukup nyaman, bahaya/peringatan diletakkan pada tempat yang terlihat, permukaan meja potong rata, terbebas dari kotoran dengan ukuran meja potong sesuai s

bar meja sesuai dengan lebar kain yang digunakan dan panjangnya satu model busana yang dibuat”.

Digunakan untuk Memotong Bahan

Alat menjahit yang digunakan untuk proses memotong bahan yaitu :

pengukur yang terbuat dari bahan yang halus, lemas dan tidak

bertiras. Kedua permukaan berukuran centimeter dan inchi, ukuran panjangnya

150 cm, garis dan angka tercetak jelas, terdapat logam penjepit pada kedua sisi

dalam keadaan lurus (tidak bergelombang atau mulur)

digunakan dalam setiap langkah proses pembuatan suatu busan

mengambil ukuran hingga finishing.

Gambar 2.1 Pita Ukur Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Penggaris digunakan untuk membantu dalam membuat garis

pada kain. Penggaris yang digunakan ada bermacam-macam yaitu:

16

untuk melakukan pekerjaan memotong bahan

penerangan yang baik, tidak terhalang furnitur atau barang gambar tanda

permukaan meja meja potong sesuai standar

n yang digunakan dan panjangnya

Alat menjahit yang digunakan untuk proses memotong bahan yaitu :

pengukur yang terbuat dari bahan yang halus, lemas dan tidak

bertiras. Kedua permukaan berukuran centimeter dan inchi, ukuran panjangnya

ogam penjepit pada kedua sisi.

bergelombang atau mulur). Pita ukur

digunakan dalam setiap langkah proses pembuatan suatu busana mulai dari

membuat garis-garis pola

macam yaitu:

Page 3: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

1) Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus, garis tegak dan garis

miring dalam proses persiapan sebelum memotong.

2) Penggaris lengkung panjang digunakan untuk menggambar pola sisi rok, tepi

bawah rok dan garis hias.

3) Penggaris siku-siku digunakan untuk membuat garis siku

4) Penggaris lengkung pendek digunakan untuk menggambar pola kerung

lengan, kerung leher dan garis hias.

Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus, garis tegak dan garis

miring dalam proses persiapan sebelum memotong.

Gambar 2.2 Penggaris Lurus Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Penggaris lengkung panjang digunakan untuk menggambar pola sisi rok, tepi

bawah rok dan garis hias.

Gambar 2.3 Penggaris Lengkung Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

siku digunakan untuk membuat garis siku-siku pada

Gambar 2.4 Penggaris Siku-siku Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Penggaris lengkung pendek digunakan untuk menggambar pola kerung

leher dan garis hias.

Gambar 2.5 Penggaris Lengkung pendek Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

17

Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus, garis tegak dan garis

Penggaris lengkung panjang digunakan untuk menggambar pola sisi rok, tepi

siku pada pola.

Penggaris lengkung pendek digunakan untuk menggambar pola kerung

Page 4: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

18

c. Gunting

Gunting yang digunakan untuk memotong bahan harus dalam keadaan

tajam, tidak berkarat dan tidak kendur murnya. Terdapat jenis-jenis gunting yang

dipergunakan dalam menjahit busana yaitu :

1) Gunting kain, gunakanlah gunting yang tajam, baud terpasang rapat, terbuat

dari baja tahan karat, panjangnya 20-25 cm dan mempunyai cincin pegangan

kecil untuk ibu jari dan cincin besar untuk jari-jari lainnya.

Gambar 2.6 Contoh Gunting Kain Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

2) Gunting zig-zag, terbuat dari baja tahan karat, berfungsi untuk menyelesaikan

kampuh terbuka agar tidak bertiras atau untuk menggunting pinggiran kain

sebagai garis hiasan.

Gambar 2.7 Contoh Gunting Zig-zag Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

3) Gunting benang, gunting benang yang dipergunakan khusus untuk

menggunting benang, ukurannya lebih kecil dan tidak terdapat cincin

pegangan untuk jari.

Gambar 2.8 Gunting Benang Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Page 5: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

19

d. Pemberat

Pemberat yang terbuat dari bahan logam dengan berbagai bentuk, berfungsi

untuk membantu menahan kedudukan bahan pada waktu memotong agar bahan

tidak bergeser. Biasanya dipakai untuk bahan yang licin atau memotong bahan

dalam jumlah banyak.

e. Alat pemberi tanda pada busana yaitu kapur jahit, rader, karbon jahit, jarum

tangan dan benang.

f. Jarum pentul

Jarum pentul yang digunakan untuk memotong bahan harus dalam keadaan

runcing, tajam dan tidak berkarat. Digunakan untuk menyematkan pola diatas

bahan. Ada beberapa ukuran jarum pentul yang digunakan dalam menjahit, yaitu :

1) Jarum pentul logam, seluruhnya dari logam baik kepala maupun ujung jarum.

Biasanya digunakan untuk pekerjaan memotong.

Gambar 2.9 Jarum Pentul Logam Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

2) Jarum pentul ukuran sedang, lebih panjang dari jarum pentul ukuran kecil.

Badan sampai ujung jarum terbuat dari logam, kepala jarum dari plastik

warna-warni, digunakan untuk menyemat pola ke bahan pada proses

memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

Page 6: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

20

Gambar 2.10 Jarum Pentul Ukuran Sedang Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

3. Persiapan Memotong Bahan

Berikut ini cara menyiapkan bahan sebelum digunting, yaitu :

a. Kain dibentangkan di atas meja potong, pada saat digunting kain dalam

keadaan lurus, datar, licin (tidak boleh kusut) dan kain diluruskan menurut

arah benang pakan (berlaku untuk semua jenis kain).

Gambar 2.11 Menggunting Kain Yang Tidak Lurus

Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

b. Kain ditarik keempat arah agar lurus.

Gambar 2.12 Meluruskan Kain

Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Page 7: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

21

c. Kain dilipat menjadi dua ke arah lebar bahan.

Gambar 2.13 Melipat Kain Ke Arah Lebar Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

4. Langkah-langkah Memotong Bahan

Memotong bahan adalah salah satu pekerjaan yang memegang peranan

penting baik dalam pembuatan busana maupun benda lainnya yang menggunakan

bahan dasar kain atau produk yang berhubungan dengan usaha busana, sehingga

persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya untuk menghindari kesalahan pada saat

memotong bahan. Setelah kain yang akan dipotong dibentangkan di atas meja

kerja, pekerjaan selanjutnya adalah:

a. Menyiapkan pola

Menyiapkan pola merupakan langkah pertama untuk melakukan kegiatan

memotong bahan, yang harus diperhatikan yaitu: memeriksa kelengkapan jumlah

pola dan kelengkapan tanda-tanda pola agar tidak terjadi kekeliruan pada saat

meletakkan pola yang berakibat kesalahan memotong bahan.

b. Meletakkan pola diatas bahan

Tahapan meletakkan pola di atas bahan yaitu :

1) Meletakkan pola di atas bahan harus memperhatikan kain yang akan

digunakan, dilihat dari motif kain seperti motif kotak, garis, dan batik.

Page 8: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

22

Sebelum meletakkan pola, kain disemat dengan jarum pentul pada

beberapa tempat agar kain yang bermotif tidak bergeser.

2) Pola-pola yang diperkirakan membutuhkan bahan yang lebih banyak

diletakkan terlebih dahulu pada bahan yang sudah disiapkan, kemudian

dilanjutkan dengan pola-pola kecil yang membutuhkan bahan tidak terlalu

banyak.

3) Setelah yakin tidak akan ada perubahan, pola disemat dengan jarum

pentul. Akan lebih aman menggunakan jarum pentul berukuran sedang

(Gambar 2.10)

4) Setelah pola dipasang di atas kain dan disemat jarum pentul, seluruh sisi

pola diberi kampuh menggunakan kapur jahit, karbon, rader atau jelujur

renggang sesuai tekstur bahan yang digunakan.

5) Ukuran kampuh pada potongan pola diatas kain disesuaikan dengan

tekstur kain dan ukuran standar yang biasa digunakan untuk bagian-bagian

pola yaitu : untuk bahu 2 cm, lingkar lubang lengan 1,5 cm, lingkar leher 1

cm, sisi depan dan sisi belakang mulai dari 1-2 cm, sisi lengan ±1,5 - 2 cm,

kelim bagian bawah blus 3 cm, kelim celana dan rok 4 cm, kelim lubang

lengan 3 cm dan bagian lapisan seperti leher, lengan dan lapisan kancing

depan ± 1-2 cm.

c. Memotong bahan

Setelah semua pola disemat dengan jarum pentul di atas bahan dengan benar,

bahan dipotong dengan menggunakan gunting kain. Pada waktu memotong bahan

yang harus diperhatikan yaitu :

Page 9: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

23

1) Pemakaian gunting dengan posisi lubang kecil pada gunting berada diposisi

atas ditahan oleh ibu jari sedangkan lubang yang lebih besar berada dibawah,

ditahan oleh empat jari lainnya.

Gambar 2.14 Cara Memegang Gunting yang Tepat Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

2) Posisi tangan kiri berada diatas bahan, menekan agar bahan tidak terangkat,

tangan kanan memegang gunting dengan benar.

3) Gunting dibuka lebar-lebar pada tiap kali memotong, agar tepi bahan yang

digunting rata.

4) Bahan tidak boleh diangkat atau diputar posisinya pada waktu dipotong.

5) Pemberian kampuh dapat dilakukan langsung pada bahan apabila pada pola

belum diberi kelebihan kampuh, sehingga hasil potongan bahan berkampuh

sesuai dengan kebutuhan

Gambar 2.15 Cara Menggunting Bahan Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Page 10: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

d. Memberi Tanda

Memberi tanda

1) Untuk memberikan batasan besaran kampuh pada kain

pola.

2) Untuk memberi

Alat untuk memin

dengan tekstur bahan tekstil yang digunakan. Alat

pola ke bahan adalah:

1) Rader

Rader mempunyai dua macam yaitu :

a) Rader bergerigi adalah rader yang bagian rodanya memiliki gigi.

Digunakan untu

sedang sampai yang tebal

b) Rader licin (polos),

untuk memberi tanda pada bahan yang tipis

Memberi Tanda Pola pada Bahan

Memberi tanda pola pada bahan memiliki dua fungsi yaitu :

Untuk memberikan batasan besaran kampuh pada kain dari

Untuk memberi tanda batasan pola pada kain.

Alat untuk memindahkan tanda pola ke bahan ada 4 jenis, disesuaikan

bahan tekstil yang digunakan. Alat-alat untuk memindahkan tanda

pola ke bahan adalah:

mempunyai dua macam yaitu :

bergerigi adalah rader yang bagian rodanya memiliki gigi.

Digunakan untuk memberi tanda pada bahan yang memiliki ketebalan

sampai yang tebal.

Gambar 2.16 Rader Bergerigi Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Rader licin (polos), bagian rodanya licin, rata, tidak bergerigi, digunakan

untuk memberi tanda pada bahan yang tipis dan tembus pandang.

Gambar 2.17 Rader Licin Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

24

memiliki dua fungsi yaitu :

dari setiap bagian

jenis, disesuaikan

alat untuk memindahkan tanda

bergerigi adalah rader yang bagian rodanya memiliki gigi.

memiliki ketebalan

rodanya licin, rata, tidak bergerigi, digunakan

tembus pandang.

Page 11: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

25

2) Karbon Jahit

Kegunaan karbon jahit untuk memberi tanda pola pada bahan yang bertekstur

sedang dan tebal. Karbon jahit berupa lembaran seperti kertas yang

permukaannya agak tebal karena dilapisi zat seperti lilin di salah satu

permukaannya. Terdapat bermacam-macam warna karbon jahit. Tampilan

karbon jahit memiliki ketebalan yang berbeda (ada yang tebal dan tipis).

Penggunaan warna karbon jahit dapat digunakan warna senada atau

berlawanan dengan warna bahan.

Gambar 2.18 Karbon Jahit

Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

3) Kapur Jahit

Kapur jahit berfungsi untuk memindahkan tanda pola ke bahan, digunakan

untuk bahan yang bertekstur sedang dan tebal, warna kapur jahit yang dipilih

sebaiknya menggunakan warna yang berlawanan dengan kain agar terlihat

jelas tanda-tanda pola yang dibubuhkan pada kain.

Gambar 2.19 Kapur Jahit

Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Page 12: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

26

4) Jarum Tangan dan Benang

Jarum jahit tangan dan benang, dalam pemberian tanda pola digunakan untuk

bahan yang halus, licin dan transparant dengan memakai tusuk jelujur

renggang dan warna benang yang digunakan harus yang berlawanan dengan

warna kain agar terlihat jelas.

Gambar 2.20 Benang dan Jarum Tangan Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Cara menggunakan alat untuk memindahkan tanda pola pada bahan, yaitu:

1. Karbon jahit dan rader

Karbon jahit yang berlilin diletakkan pada bagian buruk bahan, kemudian

rader dijalankan pada garis-garis pola yang akan dipindahkan. Fungsi

penggunaan alat ini yaitu untuk memberikan tanda pola pada seluruh bagian

sisi atau bagian–bagian yang akan disambung (dijahit). Rader dan karbon jahit

digunakan untuk kain yang bertekstur sedang sampai tebal.

Gambar 2.21 Memberi Tanda Dengan Rader dan Karbon Jahit Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Page 13: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

27

2. Kapur jahit

Kapur jahit digunakan untuk memberi tanda kampuh pada kain yang

bertekstur sedang dan tebal. Cara penggunaanya yaitu : Tepat pada bagian

yang akan disambung semat terlebih dahulu dengan jarum pentul, kemudian

buatlah garis mengikuti jarum pentul dengan kapur jahit.

Gambar 2.22 Memberi Tanda dengan Kapur Jahit Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

3. Jarum tangan dan benang

Penggunaan jarum tangan dan benang untuk memberi tanda pada bahan yang

tipis, melangsai dan transparant dengan tusuk jelujur renggang, langkah-

langkah menjelujur renggang yaitu :

a. Siapkan jarum tangan dan isi jarum tersebut dengan benang jahit sebanyak

dua helai, warna benang yang digunakan sebaiknya yang berlawanan

dengan warna bahan.

b. Seluruh garis-garis pola yang akan dipindahkan ke bahan dijelujur

renggang dengan jarum yang sudah diisi benang. (Gambar 2.23)

Page 14: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

28

c. Setelah selesai menjelujur renggang, kedua helai bahan ditarik, benang

jelujur yang ada diantara kedua bahan digunting. (Gambar 2.24 dan

gambar 2.25)

Gambar 2.23 Memberi Tanda dengan Jelujur Renggang

Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Gambar 2.24 Cara Menggunting Jelujur Renggang Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

Gambar 2.25 Hasil Jelujur Renggang Sumber : Dokumentasi Penulis 2009

e. Mengemas bahan yang sudah selesai dipotong

Setelah seluruh proses memotong bahan selesai, maka langkah selanjutnya

yang dilakukan yaitu mengemas dengan langkah sebagai berikut:

1) Melepaskan pola-pola dari kain

Page 15: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

29

2) Pola disimpan dengan disusun satu persatu dan diberi nama

pelanggan/pemesan agar tidak sulit mencari pada saat akan dipakai

kembali.

3) Bahan yang sudah dipotong disimpan dengan cara digulung, diikat

dengan sisa bahan dan diberi nama pelanggan agar tidak tercecer dan

tertukar dengan pelanggan lainnya selanjutnya diserahkan kebagian

menjahit untuk diproses lebih lanjut.

f. Penerapan Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan (K3) dalam bekerja

Kegiatan memotong bahan harus mengikuti prosedur Kesehatan,

Keselamatan dan Keamanan dalam bekerja (K3). Karyawan yang ditugaskan

sebagai ahli memotong bahan pada saat bekerja sebaiknya menggunakan pakaian

kerja, alas kaki dan penggunaan alat-alat memotong, menjahit digunakan dengan

cara yang tepat. Selanjutnya letakkan alat-alat memotong bahan dan alat menjahit

pada tempatnya untuk menghindari kecelakaan pada saat bekerja.

Kenyamanan pada saat bekerja perlu diciptakan untuk meningkatkan

produktifitas kerja, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pekerja adalah

menjaga kebersihan lingkungan tempat bekerja, misalnya membuang perca-perca

kain sisa pemotongan bahan pada tempat yang sudah disediakan.

Page 16: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

30

B. Pengertian Belajar Dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan tahapan

perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman

dengan lingkungan yang termasuk didalamnya aspek kognitif, afektif dan

psikomotor seperti yang dikemukakan oleh Arief Sadiman (2003: 1), yaitu :

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Perubahan tingkah laku pada setiap individu akan terjadi melalui kegiatan

belajar. Hasil belajar harus menunjukan perubahan keadaan menjadi lebih baik,

oleh karena itu peserta didik program keahlian tata busana SMK Negeri 9

Bandung, setelah melakukan kegiatan belajar, diharapkan mendapatkan

perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Perubahan yang diharapkan ialah perubahan ke arah yang lebih baik dari

sebelumnya seperti penempatan pola pada bahan kurang tepat, penerapan tanda-

tanda pola yang masih keliru dan teknik memotong yang kurang baik, sehingga

memberikan kesan kurang siap dalam melakukan praktek kerja industri di usaha

busana khususnya di usaha Butik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai melalui proses belajar

mengajar, berupa perubahan tingkah laku, sikap dan keterampilan yang diperlukan

oleh peserta didik untuk meningkatkan kemampuannya agar lebih baik, sehingga

Page 17: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

31

peserta didik akan memiliki nilai tambah yang bermanfaat bagi diri dan

lingkungannya. Seperti yang dikemukakan Nasution (1997: 75) ”Hasil belajar

adalah perubahan tingkah laku yang mencakup ilmu pengetahuan, keterampilan

dan sikap setelah melalui proses tertentu sebagai hasil pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungan”.

Indikator adanya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seseorang dapat

dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar menurut Nana Sudjana

(2008: 22) adalah “Kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

menerima pengalaman belajarnya yang mencakup aspek kognitif, afektif dan

psikomotor”.

Aspek kognitif di dalamnya mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, evaluasi dan kreasi. Aspek afektif mencakup sikap, nilai dan kepribadian

setelah mendapatkan pngetahuan dari proses belajar, dan aspek psikomotor

mencakup kesatuan psikis yang dimanifestasikan dalam tingkah laku fisik

(sekumpulan keterampilan dalam bidang tertentu).

C. Kesiapan Peserta Didik Mengikuti Praktek Kerja Industri Bidang Busana

1. Kesiapan

a. Pengertian Kesiapan

Kesiapan mengikuti praktek kerja industri merupakan suatu kondisi peserta

didik dari hasil pendidikan dan latihan atau keterampilan yang mampu

memberikan jawaban terhadap situasi lingkungan kerja. Kesiapan kerja tersebut

ditunjang oleh pendidikan dan latihan yang lebih mengarah pada profesionalisme

Page 18: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

32

kerja yang baik dan terencana. Sejalaur dengan pendapat Slameto (2003: 113)

mengemukakan bahwa kesiapan adalah: “Keseluruhan kondisi individu yang

membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap

suatu situasi”. Lebih lanjut menurut M. Surya (1985: 45): “Kesiapan adalah

sejumlah pola-pola respon atau kecakapan tertentu yang diperlukan untuk suatu

tindakan”.

Pengertian kesiapan dalam penelitian ini mengacu pada pengertian

kesiapan tersebut yaitu, sebagai kondisi peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran yang berkaitan dengan pembuatan busana yang dilandasi dengan

kecakapan untuk mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

membuatnya siap memberi respon terhadap praktek kerja industri di usaha Butik

yang akan dilaksanakan.

b. Aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan

Individu yang melakukan interaksi sosial, selain dipengaruhi oleh faktor

yang ada dalam dirinya, juga dipengaruhi oleh faktor yang datang dari luar.

Sebagai contoh pengaruh yang datang dari luar diri peserta didik Program

Keahlian Tata Busana SMK Negeri 9 Bandung adalah pengkondisian peserta

didik sehingga memiliki kesiapan dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri di

usaha Butik khususnya. Aspek-aspek yang ada dalam diri seseorang yaitu :

a. Kematangan b. Kecerdasan c. Kondisi fisik, mental dan emosional d. Kebutuhaan-kebutuhan, motif dan tujuan e. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah

dipelajari. (Slameto, 2003: 113)

Page 19: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

33

Aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan pada penelitian ini mengacu

pada pengertian di atas, dapat diartikan sebagai kondisi individu yang memiliki

keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari,

sehingga mampu menghadapi suatu situasi sesuai dengan kemampuan fisik,

mental, sosial, moral dan emosional yang ada pada diri peserta didik Program

Keahlian Tata Busana SMK Negeri 9 Bandung yang mengikuti Praktek Kerja

Industri di usaha Butik.

2. Praktek Kerja Industri di Butik

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan

formal yang dapat mempersiapkan tenaga terampil, cakap dan mandiri menjadi

tenaga tingkat menengah dalam mengisi kebutuhan industri. Salah satu upaya

yang dilakukan untuk memenuhi tuntutan tersebut, peserta didik diwajibkan

menempuh praktek kerja industri yang dilaksanakan secara terpadu antara

pemenuhan kebutuhan sekolah dan industri. Pengertian praktek kerja industri

menurut Dale (Heri Mulyadi, 1996: 98) adalah:

Praktek Kerja Industri adalah program yang dirancang dan dilaksanakan bersama oleh SMK dan Industri, melalui praktek kerja industri diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan profesional serta etos kerja yang meliputi kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatifitas, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu dan rajin dalam bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Industri tempat pelaksanaan praktek kerja memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk melaksanakan aktivitas kerja dalam situasi dan kondisi kerja

yang sebenarnya, sehingga diharapkan peserta didik dapat menjadi tenaga kerja

yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan

Page 20: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

34

dunia kerja serta dapat menjadi tenaga kerja yang professional dan terampil di

usaha bidang busana yaitu Garmen, Konfeksi, Butik, Sanggar Busana, dan Atelier.

Tujuan pelaksanaan praktek kerja industri dapat dicapai apabila

singkronisasi antara pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di sekolah

dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di industri. Perbedaan

antara pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di sekolah dan di dunia

industri pada umumnya masih ada, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi lebih cepat terjadi di dunia industri. Berkaitan dengan itu pihak sekolah

perlu menyesuaikan materi pembelajaran dengan tuntutan di lapangan dan

meningkatkan kualitas peserta didiknya di bidang pengetahuan dan keterampilan

yang sesuai dengan keahlian. Selain itu diperlukan peningkatan sistem, strategi

kerja sama yang saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Tujuan praktek

kerja industri yang tercantum dalam kurikulum SMK 1994 (Sugiharti 2005: 20),

yaitu :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

2. Memperoleh keterkaitan dan kesepadanan antara sekolah dan dunia kerja

3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional

4. Member pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

Kutipan di atas mengandung makna bahwa praktek kerja industri Program

Keahlian Tata Busana diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan,

memperluas dan memantapkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam

bidang busana. Selain itu mempererat hubungan industri dengan sekolah serta

Page 21: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

35

meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja di bidang

busana. Di samping itu peserta didik akan mendapatkan pengakuan dan

penghargaan dari lapangan kerja di mana peserta didik melaksanakan praktek

kerja industri.

Praktek kerja industri dilaksanakan satu semester (6 bulan) selama di kelas

dua pada semester kedua atau di kelas tiga semester pertama, hal tersebut

dilakukan apabila semua materi teori kejuruan dan praktek dasar kejuruan telah

diberikan kepada peserta didik yang akan mengikuti praktek kerja industri.

Tempat praktek kerja industri di usaha Butik, Garmen dan Sanggar Busana yang

merupakan mitra SMKN 9 Bandung. Pengalaman peserta didik berbeda-beda,

diantaranya dipengaruhi oleh tempat mitra praktek kerja. Perbedaan pengalaman

dari peserta didik tersebut dapat dijadikan suatu agenda untuk tukar pengalaman

diantara peserta didik setelah kembali ke sekolah. Selama pelaksanaan praktek

kerja industri peserta didik dibimbing oleh seorang pembimbing dari pihak

sekolah dan pihak mitra usaha yang berpengalaman serta memahami kebutuhan

belajar peserta didik. Langkah-langkah peserta didik dalam pelaksanaan praktek

kerja industri di butik, yaitu :

1) Mengikuti pengarahan dan petunjuk pelaksanaan praktek kerja industri di

butik oleh pihak mitra selaku penanggung jawab semua kegiatan selama

peserta didik melaksanakan praktek. Pengarahan tersebut bertujuan agar

peserta didik dapat melaksanakan praktek kerja dengan tanggung jawab dan

disiplin.

Page 22: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

36

2) Melaksanakan praktek kerja industri di usaha Butik, peserta didik mempelajari

dan terjun langsung bagaimana pengelolaan usaha dan proses produksi mulai

dari pembuatan desain, pembuatan pola, proses pemotongan bahan,

penjahitan, finishing dan cara mempromosikan busana yang dihasilkan di

tempat praktek.

3) Melaksanakan evaluasi terhadap kesulitan, kemajuan yang dihadapi peserta

didik dalam menjalankan kegiatan praktek kerja industri di butik.

4) Membuat laporan kegiatan

Penilaian praktek kerja industri mencakup penilaian, proses dan hasil

pekerjaan peserta didik selama bekerja di usaha Butik. Fokus penilaian peserta

didik adalah tentang penguasaan kemampuan dan perilaku selama melaksanakan

pekerjaan di dunia usaha atau industri. Selama peserta didik melaksanakan

pekerjaan di dunia usaha, penilaian sepenuhnya menjadi wewenang pihak pemilik

usaha, dan hasil penilaian yang telah diperoleh peserta didik selama mengikuti

praktek kerja industri di serahkan kepada pihak sekolah. Tujuan penilaian selama

praktek kerja industri yaitu mengetahui perkembangan peserta didik selama

mengikuti praktek keahlian di Butik, Garmen dan Sanggar Busana yang meliputi :

kemampuan kerjasama, disiplin, perilaku, sikap, inisiatif dan kreatifitas yang

termasuk kedalam penilaian non teknis. Sedangkan penilaian teknis meliputi

prosedur kerja dan kompetensi yang dikuasai peserta didik selama kegiatan

praktek kerja di Butik, Garmen dan Sanggar Busana.

Kriteria penilaian peserta didik selama praktek kerja industri didasarkan

atas kriteria standar yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah dengan nilai 6,00-

Page 23: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

37

7,50 = Cukup, 7,51-8,99 = Baik, dan 9,00-10,00 = Sangat Baik. Setelah praktek

kerja industri dilaksanakan, peserta didik diwajibkan membuat lapoaran kegiatan

yang dibuat secara kelompok sesuai dengan tempat praktek kerja industri.

Didalam laporan berisi gambaran tempat praktek kerja industri, pelaksanaan

praktek kerja industri dan hasil kegiatan laporan diserahkan kepada pihak sekolah

sebagai salah satu penilaian kegiatan praktek kerja di dunia usaha atau industri.

D. Manfaat Hasil Belajar Memotong Bahan Sebagai Kesiapan Mengikuti Praktek Kerja Industri

Manfaat hasil belajar Memotong Bahan yang diharapkan yaitu adanya

perubahan kognitif yaitu pengetahuan, afektif yaitu sikap/tindakan, psikomotor

yaitu keterampilan pada peserta didik Program Keahlian Tata Busana SMK

Negeri 9 Bandung sejalan dengan pendapat Benyamin Bloom dalam Nana

Sudjana (2008:23) tentang klasifikasi hasil belajar yang secara garis besar

membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor.

Manfaat berdasarkan pengertian di atas adalah memfungsikan kemampuan

peserta didik Program Keahlian Tata Busana SMK Negeri 9 Bandung pada

kompetensi Memotong Bahan yang berupa kemampuan kognitif, kemampuan

afektif dan kemampuan psikomotor yang diperoleh setelah menerima pengalaman

belajar. Hasil belajar Memotong Bahan ini diharapkan dapat bermanfaat baik

untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Page 24: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

38

1. Manfaat Hasil Belajar Memotong Bahan Berupa Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan

dengan berfikir, mengetahui dan pemahaman masalah. Manfaat hasil belajar

Memotong Bahan dalam bentuk kemampuan kognitif untuk mengukur

kamampuan peserta didik dalam menerima materi pembelajaran, mengacu pada

pendapat Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2008: 23) yang penulis sarikan, yaitu :

a. Pengetahuan merupakan kemampuan dalam menghapal dan mengingat

kembali materi yang dipelajari. Contoh: Setelah mempelajari pengetahuan

kebutuhan alat memotong bahan, peserta didik dapat mengetahui pengetahuan

tersebut yang bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha

Butik.

b. Pemahaman merupakan kemampuan menggunakan atau menafsirkan makna

suatu konsep. Contoh: Setelah memiliki pengetahuan teknik memotong,

peserta didik dapat memahami pengetahuan tersebut yang bermanfaat sebagai

kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

c. Aplikasi merupakan kemampuan dalam menerapkan dan mengabstraksikan

suatu konsep atau ide dalam situasi baru. Contoh: Setelah memiliki

pengetahuan tanda-tanda pola, peserta didik dapat mengaplikasikan

pengetahuan tersebut dalam memotong bahan yang bermanfaat sebagai

kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

d. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu integritas menjadi unsur-

unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau tingkatan. Contohnya:

Setelah memiliki pengetahuan menganalisis pola sebagai persiapan

Page 25: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

39

memotong bahan, maka pengetahuan tersebut bermanfaat sebagai kesiapan

praktek kerja industri di usaha Butik.

e. Evaluasi yaitu memberikan penilaian berdasarkan kriteria atau standar yang

telah ditentukan. Contoh: Setelah memiliki pengetahuan tentang

mengevaluasi penerapan tanda-tanda pola pada bahan yang akan dipotong,

maka pengetahuan tersebut bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja

industri di usaha Butik.

f. Kreasi merupakan kemampuan dalam menciptakan unsur atau bagian yang

berkaitan satu sama lain menjadi suatu bentuk baru yang berguna. Contoh:

pengetahuan berkreasi dalam meletakan pola di atas bahan ada manfaatnya

sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

2. Manfaat Hasil Belajar Memotong Bahan Berupa Kemampuan Afektif

Kemampuan peserta didik berkaitan dengan sikap dan nilai, tipe hasil

belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku atau sikap

peserta didik, mengacu pada pendapat Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2008:

30) yang penulis sarikan, sebagai berikut :

a. Penerimaan yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar

yang datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi atau gejala.

Contoh: Hasil pembelajaran memotong bahan dapat memberikan stimulus

pada peserta didik dalam mengerjakan tugas memotong bahan yang

bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

b. Menanggapi adalah suatu sikap yang diberikan oleh seseorang terhadap

stimulus yang datang dari luar yaitu kemauan mengikuti secara aktif dalam

Page 26: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

40

kegiatan tertentu. Contohnya: Setelah belajar memotong bahan peserta didik

dapat menyelesaikan tugas memotong bahan sesuai jenis dan tekstur kain yang

bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

c. Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan positif, baik yang disebabkan

oleh intern maupun ekstern. Contoh: Peserta didik termotivasi untuk

memotong bahan dengan cara yang tepat dan cepat sesuai dengan SOP yang

bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

d. Kesungguhan, dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan dengan

maksimal. Contoh: Setelah mempelajari teknik memotong bahan peserta didik

bersungguh-sungguh dalam memotong bahan dengan memperhatikan tata

letak pola yang disesuaikan dengan tekstur kain yang bermanfaat sebagai

kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

e. Keingintahuan, dapat diartikan sebagai suatu langkah awal berpikir

seseorang. Contoh: Setelah mempelajari memotong bahan peserta didik

cermat dalam menggunakan alat pemindah tanda pola sesuai dengan ketebalan

kain yang bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

f. Disiplin, dapat diartikan sebagai suatu usaha mematuhi peraturan dan

kebiasaan hidup teratur. Contoh: Setelah belajar memotong bahan peserta

didik menjadi terbiasa tepat waktu dalam mengerjakan tugas yang bermanfaat

sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

Page 27: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

41

3. Manfaat Hasil Belajar Memotong Bahan Berupa Kemampuan

Psikomotor

Kemampuan psikomotor berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan

untuk bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar. Aspek

psikomotor atau keterampilan dapat dinilai dengan tes perbuatan atau evaluasi

dalam bentuk praktek dan observasi, mengacu pada pendapat Benyamin Bloom

(Nana Sudjana, 2008: 30) yang penulis sarikan, sebagai berikut :

a. Kekuatan, bersifat memantapkan hasil belajar yang didapat dalam bentuk

pemahaman prinsip tertentu. Contoh: Setelah belajar memotong sesuai SOP

(Standar Operasional Prosedur) maka keterampilan tersebut bermanfaat

sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

b. Kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan yang dimiliki oleh peserta didik

untuk menyelesaikan masalah dalam suatu pekerjaan. Contoh: peserta didik

mampu menentukan tanda-tanda pola pada bahan dengan cepat dan tepat

sehingga bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

c. Dorongan (impulsion) dibagi menjadi dua yaitu dorongan dari dalam dan

dorongan dari luar. Contoh: setelah belajar memotong bahan dan mendapatkan

nilai yang baik, karena peserta didik mempraktekan memotong bahan dengan

cepat dan tepat sesuai dengan model dan bahan yang disediakan sehingga

bermanfaat sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

d. Ketelitian (prasion) yaitu ketelitian dalam menyelesaikan suatu pekerjaan,

misalnya: Peserta didik teliti menata pola di atas bahan dengan

memperhatikan efisiensi kain sehingga bermanfaat sebagai kesiapan praktek

kerja industri di usaha Butik.

Page 28: 15 BAB II SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkk_044354_chapter2(1).pdf · memotong bahan atau menyemat bahan ke bahan pada proses menjahit.

42

e. Keserasian (coordination) yaitu membuat sesuatu menjadi serasi. Contoh:

peserta didik dapat memberikan besaran kampuh untuk setiap bagian pola,

jenis dan tekstur kain yang berbeda sehingga bermanfaat sebagai kesiapan

praktek kerja industri di usaha Butik.

f. Daya tahan (endurance) yaitu daya tahan fisik dan psikis dalam situasi

tertentu. Contoh: Peserta didik mengerjakan tugas memotong bahan dengan

kondisi fisik dan mental yang seimbang dan sehat sehingga bermanfaat

sebagai kesiapan praktek kerja industri di usaha Butik.

Hasil belajar yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perbuatan yang terjadi pada peserta didik setelah melalui proses

evaluasi yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor memiliki manfaat

yang diharapkan dapat menjadi bekal dalam pelaksanaan praktek kerja industri.

Uraian teoritis pada Bab II tentang manfaat hasil belajar memotong bahan

ini, diharapkan dapat menjadi dasar pemikiran untuk uraian penjabaran hasil

penelitian pada Bab berikutnya.