Top Banner

of 135

141. Kematian Kedua.pdf

Jun 03, 2018

Download

Documents

almizaN17
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    1/135

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    2/135

    BASTIAN TITO

    PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212

    WWIIRROOSSAABBLLEENNGG

    KEMATIAN KEDUA

    e-book oleh: kiageng80sumber cover: kelapalima

    sumber kitab: pendekar212

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    3/135

    ENGAN mengubah diri menjadi asap,Bunga si gadis alam roh, berhasil menyelinap masuk ke dalam bukit batu markas

    barisan manusia pocong lewat sebuah celah sehalus rambut. Suara genta mendadak menggemamengguncang seantero tempat. Menyadari bahwakemunculannya telah diketahui penghuni 113Lorong Kematian, dia harus bertindak cepat. Bausetanggi mendadak memenuhi ruangan. Lalu satu

    suara halus mengiang di telinga Bunga.Roh dari alam gaib. Kau datang membawabencana. Terima kematianmu sebelum kau menimbulkan malapetaka!

    Bunga tidak tinggal diam. Dia segera menyahutisuara yang datang dari jauh itu.

    Bencana ada dalam hatimu. Malapetaka ada

    dalam benakmu! Aku datang membawa kebaikan.Aku akan bertindak sebagai juru nikahmu. Untukmelepas kau agar bisa kembali bebas ke alam asal.Dunia bukan tempat tinggalmu. Di dalam lorongada manusia jahat memperalat dirimu!

    Ahai! Pandai sekali kau mengeluarkan ucapan.Hanya perintah Yang Mulia Ketua yang harus

    dilaksanakan! Hanya Yang Mulia Ketua seorangyang wajib dicintai! Aku mau lihat apakah kaumasih bisa berkata-kata sesudah aku menjatuhkan kematian kedua padamu!

    Bunga terkesiap mendengar ucapan dari keja

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA 1

    D

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    4/135

    uhan itu. Bukan perihal kematian kedua atasdirinya, tapi kata-kata menyangkut diri YangMulia. Apakah mahluk bernama Sang Ratu itutelah bercinta dengan Ketua Barisan ManusiaPocong? Apakah Sang Ketua telah menggaulidirinya? Celaka kalau hal itu sampai terjadi!Berarti dia telah menguasai ilmu kesaktian luarbiasa dahsyatnya!

    Bunga tak sempat berpikir lebih jauh. Dari arahlorong di depannya bertiup serangkum angin.

    Menyusul muncul cahaya kuning menggidikkan.Bunga cepat rapatkan dua telapak tangan di ataskepala. Mulut terkancing rapat, Sepasang matamenatap tajam ke arah cahaya kuning yang datang menyambar. Roh alam gaib, aku mewakilisemua roh dari alammu. Berikan seluruh kekuatan dan kesaktianmu padaku! Hancurkan pintu

    itu!Bunga gerakkan tangan kanan ke depan.Sejenis bubuk menebar di udara. Bau harumsetanggi semakin santar di tempat itu. Dari jauhmendadak terdengar suara pekikan.

    Sosok bunga laksana kilat berubah menjadiasap dan melesat ke atas. Di ujung lorong kemu

    dian terdengar satu teriakan keras.Jangan! Aahh!Ada satu kekuatan berusaha mencegah tapi

    terlambat. Cahaya kuning berkiblat. Cahaya mautyang seharusnya menghantam Bunga, lolos lalumelabrak dinding batu. Tebaran setanggi yang melayang di udara berubah menjadi percikan bunga

    api terang benderang.Bumm! Byaarr!Satu letusan keras berdentum mengguncang

    bukit batu. Dinding batu di depan sana hancurberantakan. Sebuah lobang berbentuk pintu

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    5/135

    empat persegi panjang terpentang.

    Bunga kembali membentuk ujud nyatanya.Gadis dari alam roh ini tertawa panjang laluberseru. Terima kasih! Kau telah membukakanpintu untuk calon suamimu!

    Satu pekikan dahsyat dan panjang menggelegardi kejauhan. Begitu suara pekikan sirna, tiba-tibaterdengar suara genta bergema tujuh kali berturut-turut. Terguncang ke kiri dan ke kanan,Bunga lari ke arah pintu.

    Wiro, cepat!Di bawah sana di dasar jurang, Wiro, Gondoruwo Patah Hati, Naga Kuning dan Jatilandakbaru saja keluar dari dalam telaga. Melihat Bungamuncul dan berteriak, keempatnya segera menaikitangga batu menuju ke atas dan sampai di saturuangan beratap dan berdinding batu tapi berlan

    tai tanah keras. Bukan pekerjaan mudah menaikitangga terjal itu sementara bukit batu digoncangoleh suara genta.

    Cepat, ikuti aku! kata Bunga begitu keempatorang tersebut sampai di hadapannya. Di kejauhan genta terdengar berdentang lagi tujuh kaliberturut-turut. Kawasan 113 Lorong Kematian

    seperti diguncang gempa. Ada kekuatan dahsyatingin melampiaskan kemarahannya. Bahaya besarmengancam Bunga dan empat orang yang telahmenerobos masuk ke dalam bukit batu di manaterletak 113 Lorong Kematian, markas barisanmanusia pocong.

    Masuk sejauh belasan tombak menyelusuri

    lorong yang masih harum oleh bau setanggi, di kirikanan muncul dua cabang lorong. Wiro dan NagaKuning yang berada di sebelah depan tahan larimasing-masing.

    Lurus! teriak Bunga yang berada di belakang

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    6/135

    Naga Kuning.

    Wiro dan Naga Kuning, diikuti GondoruwoPatah Hati dan Jatilandak segera menggebraklurus ke depam. Baru bergerak sepuluh langkahtiba-tiba dari arah berlawanan terdengar suaramenderu dahsyat disusul kiblatnya cahaya kuningdatang menyapu.

    Awas! seru Pendekar 212.Jatuhkan diri ke tanah! teriak Bunga. Sebe

    lumnya dia telah melihat keganasan cahaya

    kuning itu. Dia khawatir tak seorangpun akansanggup menghadapinya. Karena itu dia memperingatkan agar semua orang jatuhkan diri ke lantailorong. Bunga sendiri sehabis berteriak melesat keatas, tempelkan tubuh sama rata dengan ataplorong.

    Wuuuttt! Wussss!

    Ketika cahaya kuning menderu di atas punggung mereka, Wiro, Gondoruwo Patah Hati, NagaKuning, dan Jatilandak merasa seperti disambarapi. Untuk beberapa lamanya mereka hanyamampu menelungkup di lantai lorong sebelumtersentak oleh suara benda runtuh jauh dibelakang sana. Yaitu suara hancurnya salah satu

    bagian dinding bukit batu akibat hantamancahaya kuning tadi.

    Gila! Hampir leleh tubuhku! ucap NagaKuning sambil usap-usap rambutnya yang jabrik.

    Makanya anak kecil jangan berani-beranian didepan. Kata Gondoruwo Patah Hati. Sini, di belakangku saja! Lalu si bocah ditarik ke belakang

    nya.Naga Kuning menggerutu lalu meledek. Bilang

    saja kau takut, mau dekat-dekat aku.Huh! Gondoruwo Patah Hati yang sebenarnya

    adalah kekasih Naga Kuning pencongkan mulut.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    7/135

    Seperti yang diketahui, ujud sebenarnya NagaKuning adalah seorang kakek yang biasa disebutdengan nama Kiai Paus Samudera Biru dan bernama asli Gunung. Sementara Gondoruwo PatahHati yang perwujudannya sehari-hari adalah seorang nenek berwajah jelek dan angker sebenarnyaadalah seorang perempuan cantik bernama NingIntan Lestari dan merupakan puteri angkat dariseorang kakek sakti yang dianggap setengah dewa

    yaitu Kiai Gede Tapa Pamungkas.

    Ikuti aku, Bunga berkata lalu berjalan cepatmendahului di sebelah depan. Bau setanggi masihtercium di dalam lorong. Di depan sana lorong

    yang mereka tempuh bercabang ke kanan. Bungahentikan langkah. Tangan kanan diangkat memberi tanda agar semua orang berhenti. Mendadakdari balik lorong sebelah kanan terdengar suara

    orang tertawa bergelak. Di lain saat muncullahsosok seorang manusia pocong. Mahluk ini keluarkan ucapan.

    Hanya perintah Yang Mulia Ketua seorangyang harus dilaksanakan! Hanya Yang MuliaKetua seorang yang wajib dicintai!

    Semua orang hentikan langkah. Naga Kuning

    justru maju ke depan. Dia pelototi sosok manusiaberjubah dan bertutup kepala serba putih itu.

    Wow! Jadi ini mahluknya yang bernamamanusia pocong. Ternyata cuma seorang lelaki

    yang bercinta dengan Yang Mulia Ketua. Tidaksangka kalau kau cuma budak nafsu seoranglelaki yang doyan sesama jenis! Habis berkata

    begitu Naga Kuning lalu tertawa tergelak-gelak.Sepasang mata di balik dua lobang kecil kain

    penutup kepala pancarkan sinar amarah. Tenggorokan keluarkan suara menggembor. Dada menggembung. Bocah tolol, kau dan kawan-kawanmu

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    8/135

    akan mampus mengenaskan. Kau akan kubuatpaling sengsara!

    Sombongnya! ejek Naga Kuning lalu putartubuh dan songgengkan pantat.

    Marah sekali, manusia pocong bergerak dantendangkan kaki kanan. Pendekar 212 WiroSableng yang sudah tidak sabaran cepat menarikNaga Kuning lalu melompat ke hadapan manusiapocong. Tangan kanannya sudah dialiri tenagadalam tinggi siap melepas pukulan maut.

    Mahluk edan! Jangan banyak bicara dihadapan kami! Lekas antarkan kami ke tempatkalian mengurung para tokoh dan perempuan-perempuan hamil. Atau tubuhmu kubuat gosongsaat ini juga!

    Manusia pocong sambuti ancaman Wiro denganrangkapkan dua tangan di depan dada lalu

    berkata. Pendekar 212 Wiro Sableng! Kedatanganmu dan kawan-kawan memang sudah lamaditunggu. Aku bisa saja mendapatkan pahala,menggiring kalian ke hadapan Yang Mulia Ketua.

    Tapi aku ingin membuat pahala yang lebih besar!Membunuh empat temanmu ini dan membawamuhidup-hidup ke hadapan Yang Mulia Ketua!

    Kalau begitu apa yang kau tunggu?! bentakPendekar 212 sambil perlahan-lahan angkattangan kanan ke atas. Sebatas siku ke bawahtangan itu telah berubah warna menjadi putihkeperakan.

    Kau hendak melepas Pukulan Sinar Matahariyang tersohor itu? ucap manusia pocong dengan

    suara mengejek.Wiro terkesiap karena orang kenali ilmu kesak

    tiannya. Di sini bukan tempatnya untuk memamerkan kehebatan. Karena kalian tak lebih darisampah yang siap untuk digusur dan dimasukkan

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    9/135

    ke dalam keranjang sampah!

    Puah! Naga Kuning semburkan ludah. Gondoruwo Patah Hati dekati bocah ini, merunduk danberbisik. Aku seperti mengenali suara mahlukcelaka ini. Kau ingat sesuatu?

    Naga Kuning menggeleng.Tiba-tiba manusia pocong di depan sana

    berteriak.Dengar! Kematian sudah jadi takdir kalian

    semua! Sebelum mati kalian harus menyerahkan

    semua ilmu kepandaian kalian pada Yang MuliaSri Paduka Ratu. Namun aku bisa memberikansedikit kenyamanan pada kalian agar mampusseperti nyenyaknya orang tidur. Syaratnya, nenekberpakaian serba hitam berambut kelabu ituharus mau ikut aku hidup-hidup!

    Semua orang jadi terkejut mendengar ucapan

    manusia pocong itu. Terutama Gondoruwo PatahHati. Si nenek maju ke hadapan manusia pocong,memandang lekat-lekat seolah mau menembuskain penutup kepala. Dia perhatikan sepasangmata yang berkilat namun tetap saja dia belumdapat menduga pasti siapa adanya mahluk itu danmengapa justru inginkan dirinya.

    Mahluk salah urus! Kalau kau inginkan dirikukatakan siapa kau sebenamya! hardik si nenek.

    Manusia pocong jawab hardikan orang dengantertawa panjang. Siapa diriku itulah yang akutidak tahu. Tapi percayalah, kau tidak akankecewa bila ikut bersamaku. Hanya perintah YangMulia Ketua yang harus dilaksanakan. Hanya...

    Setan alas kentut busuk! Kalau tidak maumenerangkan diri sekarang lekas buka topengmu!Laksana kilat tangan kanan Gondoruwo PatahHati yang berkuku hitam melesat ke atas hendakmenarik lepas kain penutup kepala manusia

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    10/135

    pocong.

    Manusia pocong tertawa pendek. Geser duakaki dan hentakkah kepala ke belakang. Sambaran tangan si nenek luput. Saking kesalnyaGondoruwo Patah Hati segera menerjang. Tangankanan yang berkuku panjang kembali berkelebat.Kuku-kuku berwarna hitam setengah jalan berubah menjadi merah menyala. Inilah ilmu KukuApi, salah satu dari sekian banyak ilmu kesaktian

    yang dimiliki si nenek. Kali ini serangannya bukan

    untuk menarik lepas kain penutup kepala, tapimembeset ke arah dada. Jika serangan ini menemui sasaran, daging dan tulang dada manusiapocong bisa jebol. Bahkan jantungnya bisa dibesethancur atau dibetot lepas.

    Ilmu Kuku Api. Jurus Lima Cakar Langit!teriak manusia pocong sambil melompat mundur.

    Untuk kedua kalinya dia berhasil lolos dari serangan si nenek. Sebenarnya bukan kecepatanlompatan mundur ini yang menyelamatkan dirinya, melainkan satu gelombang angin keras yangtiba-tiba menghantam ke arah Gondoruwo PatahHati. Tubuh si nenek terpental dua langkah.Ketika berdiri sosok Gondoruwo Patah Hati masih

    tergontai goyang dan wajah angkernya berubahpucat.

    Jahanam, dia mengenali ilmu kesaktian danjurus seranganku, Gondoruwo Patah Hati memakidalam hati.

    Intan, kau tak apa-apa? Tanya Naga Kuningpenuh khawatir.

    Ada satu kekuatan luar biasa datang daridalam lorong membentengi mahluk celaka ini!

    jawab Gondoruwo Patah Hati.Mahluk dari alam roh yang ada di dalam

    lorong yang mengirimkan kekuatan gaib memban

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    11/135

    tu manusia pocong, kata Bunga memberi tahu.

    Anggota Barisan Manusia Pocong umbar tawalalu berkata. Kalau sudah tahu ada kekuatan

    yang tidak bisa kalian tembus, mengapa tidaksegera saja bunuh diri serahkan nyawa. Kecualinenek satu itu! Aku tak bakal melepaskannya!

    Naga Kuning tak dapat menahan diri lagi.Sekali tubuhnya bergerak selarik sinar birumelesat dari tangan kanannya. Sebelum tubuhnyasampai ke hadapan manusia pocong, sinar biru itu

    telah menyambar ke arah kepala orang.Aha! Aku sudah lama mendengar kehebatanjurus Naga Murka Merobek Langit! seru manusiapocong menyebut jurus serangan yang dilancarkan Naga Kuning. ternyata jurus ini tidak adaapa-apanya!

    Sekali ini si manusia pocong kecele. Walau dia

    berhasil selamatkan diri dari jurus Naga MurkaMerobek Langitnamun dia tidak mengira dan tidakmelihat kalau di saat yang sama tangan kiri NagaKuning ikut bergerak. Sesaat tangan ini akanmendarat di kening sebelah kanan manusiapocong, tiba-tiba ada cahaya kuning menyambardari ujung lorong, mengarah pada bocah rambut

    jabrik itu.Naga Kuning tidak menyangka bakal mendapat

    serangan begitu rupa berseru kaget, terlambatselamatkan diri. Bunga cepat mengeruk setanggidi dalam kantong putih di balik baju kebayapanjangnya. Secepat kilat setanggi ditebarkan kearah sambaran cahaya kuning.

    Bummm!Taarrr... tarr!

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    12/135

    EDAKAN dahsyat disertai letusan menebarbunga api memercik di udara. Tiga orangberkaparan di tanah, yaitu Naga Kuning,

    Bunga, dan Gondoruwo Patah Hati. Wiro jatuhterduduk sementara Jatilandak yang berdiri agak

    jauh terbanting ke dinding.Manusia pocong keluarkan tawa mengejek.

    Manusia-manusia geblek! Ajal sudah di depanmata masih saja berlaku tolol!

    Bunga dan Gondoruwo Patah Hati cepatbergerak bangkit. Wiro menyusul dan Jatilandakmenjauh dari dinding. Hanya Naga Kuning yangmasih terkapar di tanah. Namun saat itu terjadikeanehan atas dirinya. Sosok dan wajah bocahnyatelah berubah menjadi seorang kakek berjubahbiru dan berambut putih panjang menjulai. Inilah

    sosok asli Naga Kuning yaitu seorang kakek usia120 tahun. Perlahan-lahan si kakek bangkit berdiri lalu melangkah ke arah manusia pocong.

    Ha... ha! seru manusia pocong. Naga Kuning!Rupanya kau inginkan mati dalam ujud aslimusebagai Kiai Paus Samudera Biru! Aku siap membantumu mencari jalan ke akhirat sekarang juga!

    Sementara Naga Kuning heran mahluk dihadapannya tahu riwayat dirinya, si manusiapocong kebutkan dua lengan jubah. Dua larikangin keras menderu ke arah Kiai Paus SamuderaBiru. Serangan ini ternyata hanyalah satu tipuan

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA 2

    L

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    13/135

    belaka, karena begitu lawan mengelak, manusiapocong lesatkan tubuh ke depan sambil sekaligushantamkan jotosan tangan kanan ke batok kepalaKiai Paus Biru. Ketika Kiai Paus Biru balas menggebrak menangkis serangan lawan dengan tangankiri sementara tangan kanan laksana kilat menyusup ke dada lawan, tiba-tiba ada kekuatan laindatang dari belakang manusia pocong.

    Kiai! Cepat menyingkir! teriak Bunga.Tapi terlambat. Dua lengan sudah beradu.

    Manusia pocong menjerit keras dan terpental empat langkah. Kiai Paus Samudera Biru mengeluhtinggi. Tubuhnya terlontar ke belakang hampirsatu tombak pertanda dia kalah tenaga luar maupun tenaga dalam. Kalah kesaktian!

    Gondoruwo Patah Hati berseru tegang. Takpercaya dia kalau kekasihnya itu bisa dihantam

    lawan begitu rupa. Sebelum si kakek jatuh terjengkang di tanah, nenek ini cepat merangkulpinggangnya.

    Gunung... Gondoruwo Patah Hati sebut namaasli Naga Kuning.

    Aku tidak apa-apa, ucap Kiai Paus SamuderaBiru. Mukanya pucat dan ada keringat memercik

    di keningnya. Dada turun naik sedang nafasmenyengal. Ketika si nenek memperhatikan lengan

    jubah kiri kekasihnya itu ternyata ada bagianberwarna hitam hangus akibat benturan denganlengan manusia pocong. Cepat-cepat GondoruwoPatah Hati membawa Kiai Paus Samudera Biru ketempat yang lebih aman.

    Gunung, kau tunggu di sini. Aku akan habisibangsat yang mencelakai dirimu itu!

    Nek, biar aku menunggui kakek ini, kataJatilandak.

    Hati-hati Intan. Ada kekuatan gaib dan dah

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    14/135

    syat yang membantu manusia pocong itu. KiaiPaus Samudera Biru mengingatkan dan perlahan-lahan ujudnya kembali ke bentuk Naga Kuning,seorang bocah berambut jabrik berpakaian serbahitam. Walau kini pakaiannya bukan lagi sehelai

    jubah, namun pada lengan kiri baju hitam anakitu juga terlihat ada bagian yang hangus.

    Perduli setan! Akan kupecahkan kepalanyaljawab si nenek lalu melompat ke hadapan manusia pocong.

    Ah, seorang kekasih ingin menolong kekasih!Sungguh setia dan luar biasa budimu. Sekarangkau mau memukulku? Silahkan! Aku tidak akanmelawan! Kalau kau sudah puas menghajarku akutetap berharap bisa dapatkan dirimu! Manusiapocong berkata sambil maju satu langkah seolahmenyerahkan diri untuk dihantam.

    Wiro dan Bunga saling pandang sesaat. Lalumurid Sinto Gendeng ini berbisik Bunga, adayang tidak beres. Tidak masuk akal mahluk keparat itu mau serahkan diri dihantam begitu sajatanpa melawan. Ini satu tipuan. Si nenek bisaterjebak mati konyol. Aku harus melakukan sesuatu. Wiro berkata sambil tangannya siap meng

    ambil kantong kain berisi setanggi yang diberikanBunga.

    Gadis dari alam roh ini cepat berkata. Akutahu apa yang ada di benakmu! Biar aku yangmengerjakan. Kau awasi nenek itu.

    Begitu selesai berucap sosok Bunga berubahmenjadi seperti bayang-bayang dan melesat ke

    atas melewati kepala Gondoruwo Patah Hati.Ketika lewat di atas kepala manusia pocong,mahluk ini berusaha memukul, namun dia sepertimenghantam asap. Di lain kejap Bunga telahberada di lorong di sebelah belakangnya. Apa

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    15/135

    yang hendak dilakukan setan perempuan itu?pikir manusia pocong. Namun perhatiannya segerakembali pada Gondoruwo Patah Hati yang kinitegak dekat sekali di hadapannya. Sesaatpadangan mata si manusia pocong mengeluarkancahaya dan dadanya berdebar.

    Tunggu apa lagi? Kenapa tidak segeramemukul?

    Ditantang begitu rupa, apalagi setelah kekasihnya dicederai, Gondoruwo Patah Hati keluarkan

    suara mendengus. Tanpa banyak bicara lagitangan kanan dihantamkan ke dada manusiapocong. Tangan si nenek saat itu telah berubahbiru dan keras seperti batu.

    Pukulan Batu Naroko, ucap Pendekar 212Wiro Sableng. Dia pernah melihat orang lainmengeluarkan ilmu ini, malah menghadapinya

    sendiri. Yaitu ketika terlibat dalam perkelahianhidup mati melawan seorang pemuda bernamaDamar Wulung alias Adisaka yang adalah seorangmurid Gondoruwo Patah Hati sendiri. 1Kalau sajaWiro tidak memiliki ilmu Pukulan Harimau Dewa

    yang didapatnya dari Datuk Rao Basaluang Ameh,dalam kejadian itu kemungkinan sudah tamat

    riwayatnya. Paling tidak hancur luluh tangankanannya sampai ke siku. Konon Damar Wulungalias Adisaka mendapat ilmu pukulan sakti itudengan cara mencuri, tidak diajarkan atau diwariskan oleh Gondoruwo Patah Hati. Kalau sangmurid sudah demikian luar biasa tingkat kehebatan dalam penggunaan ilmu pukulan sakti itu,

    dapat dibayangkan betapa dahsyatnya jika itudilakukan oleh pemiliknya sendiri. Dan pukulaninilah yang dihantamkan si nenek pada manusia

    1Baca: Wiro Sableng Senandung Kematian

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    16/135

    pocong di hadapannya.

    Manusia pocong yang hendak dihajar berdiritenang, tidak bergerak, tidak berkesip. Ada satukeyakinan dalam dirinya bahwa pukulan lawantidak akan menciderainya. Malah dia ulurkankepala sedikit dan keluarkan ucapan berbisik.Intan, aku tidak ingin kau celaka. Lekas tarikpulang pukulanmu!

    Si nenek heran tapi tidak perdulikan ucapanorang yang merupakan satu keanehan. Malah dia

    perhebat aliran tenaga dalam ke tangan kanan.Wuuuttt!Pukulan Batu Naroko menderu ke arah dada

    manusia pocong. Seperti yang diduga Wiro danBunga pada saat yang bersamaan ketika tanganGondoruwo Patah Hati mulai bergerak, dari ujunglorong menderu angin dahsyat disertai berkiblat

    nya cahaya kuning.Tangan kanan Bunga bergerak menebarsetanggi. Tangan kiri melempar tiga buah bendakuning yang bukan lain adalah tiga kuntumkembang kenanga.

    Bummm!Blaarr... tarr... tarr!

    Seperti kejadian sebelumnya, begitu tebaransetanggi bersentuhan dengan cahaya kuning,dentuman dahsyat menggelegar disertai kerlapanbunga api menyilaukan mata. Dua kembangkenanga hancur berantakan, satunya lolos danmelesat lenyap ke arah ujung lorong.

    Ketika dentuman mengguncang seantero tem

    pat. Wiro cepat menarik Gondoruwo Patah Hati kebelakang sambil berbisik. Tahan dulu seranganmu, nek!

    Di sebelah depan manusia pocong sesaatterkesiap menyadari apa yang terjadi. Kekuatan

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    17/135

    gaib yang tadi membentengi dan melipatgandakankekuatan yang dimilikinya tidak muncul karenakeburu dihadang oleh Bunga. Saat itu, walausanggup mementahkan kekuatan gaib yangdahsyat, tak urung Bunga tergontai-gontai sambilpegangi dada. Walau cuma sebentar dan kemudian sirna, di sudut bibir gadis alam roh inikelihatan cairan kental, bukan darah merah tapicairan berwarna biru.

    Wiro tepuk bahu Gondoruwo Patah Hati dan

    berkata. Sekarang Nek!Gondoruwo Patah Hati berpaling pada sangpendekar. Sekarang?

    Wiro kedipkan mata dan anggukkan kepala. Sinenek menyeringai.

    Tahu gelagat kalau dirinya bakal diserang, simanusia pocong segera mendahului. Tangannya

    kiri kanan naik ka atas lalu menghantam dalamgerakan menggunting. Yang diarah adalah batangleher si nenek. Inilah jurus serangan yang disebutGunting Iblis. Gondoruwo Patah Hati tertawapendek. Lengan kiri melesat ke atas menangkiskemplangan tangan kanan lawan. Kini keduaorang itu sama-sama mengerahkan kehebatan

    ilmu milik sendiri.Kraak!Manusia pocong menjerit keras ketika benturan

    dua tangan membuat tulang lengan kanannyapatah. Selain itu bentrokan yang hebat menyebabkan tubuhnya terputar hingga pukulan tangan kirihanya mengenai angin. Sebelum dia sempat

    berbuat sesuatu untuk selamatkan diri, PukulanBatu Narokosudah mendarat di dadanya!

    Jeritan manusia pocong tertahan oleh darahyang menyembur keluar dari mulutnya. Tubuhterpental ke dinding dan tertegun di sana seolah

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    18/135

    menempel. Di balik kain penutup kepala sepasangmatanya mendelik mencelet. Mulut menganga danlidah terjulur. Noda darah membasahi kain penutup kepala dan leher pakaian sementara bagiandada jubah putihnya tampak bolong hangus birumengerikan. Asap mengepul dari dada yang kenahantaman Pukulan Batu Naroko.

    Di kejauhan suara genta menggema bertalu-talu disertai suara aneh seperti raungan anjing dimalam buta. Lorong batu bergetar hebat. Manusia

    pocong batuk-batuk beberapa kali lalu jatuhtergelimpang. Ketika tubuhnya tertelungkup ditanah, bagian punggungnya kelihatan bolong.

    Ternyata Pukulan Batu Naroko tembus dari dadasampai ke punggung!

    Naga Kuning tinggalkan Jatilandak yangmenungguinya. Melompat ke arah sosok manusia

    pocong. Dengan kaki kirinya dia balikkan tubuhtanpa nyawa yang tertelungkup itu. Lalu ditariknya kain putih yang menutupi kepala.

    Begitu kepala dan wajah tersingkap, walaumata mencelet dan lidah terjulur, siapa dirinyamasih bisa dikenali. Gondoruwo Patah Hatitersurut dua langkah. Wiro dan Naga Kuning

    sama-sama keluarkan suara tercekat. Manusiapocong ternyata adalah seorang kakek berambut,berkumis, dan berjanggut putih. Diduga sudah

    jadi mayat ternyata megap-megap masih hidup.Malah masih bisa keluarkan ucapan walauterpatah-patah dan kelu.

    Intan, aku ber... bahagia mati di tangan... mu.

    Sam... pai ka... panpun aku tetap men... cintaimu.Ak... aku akan me... nunggumu di pintu akhirat...

    Manusia keparat! Kalau kau mau ke akhiratsilahkan jalan duluan! Makian keras keluar darimulut Naga Kuning. Marah sekali, bocah ini

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    19/135

    tendang kepala manusia pocong hingga remuk dantubuhnya mental menghantam dinding lorong laluterkapar di tanah. Kini nyawanya benar-benarputus sudah!

    Bunga yang telah pulih keadaannya dekati Wirodan berbisik. Siapa adanya manusia pocong itu?

    Namanya Rana Suwarte. Dia pernah jadi kakitangan Kerajaan yang hendak menangkap diriku.Setahuku di masa muda dia tergila-gila pada sinenek. Tapi kalah saing dengan bocah konyol

    berambut jabrik itu. Antara mereka sampai pernahterjadi perkelahian. Rana Suwarte menghindarketika tahu siapa adanya Naga Kuning. Diamenyadari ilmu kesaktiannya tak akan mampumenghadapi bocah itu. Tadi dia berani menantangkarena ada kekuatan sakti luar biasa yang menolongnya. Kalau kau tidak menghadang kekuatan

    itu niscaya si nenek tamat riwayatnya. Paling tidakcelaka berat.Heran, Jatilandak berkata sambil melihat ke

    arah mayat Rana Suwarte. Jika dia seorang tokohrimba persilatan, apa lagi alat Kerajaan, mengapasampai jadi anggota barisan manusia pocong?

    Mungkin dia mendapat imbalan besar. Mung

    kin juga merupakan salah satu korban penculikan. Yang jelas aku merasa otaknya tidak bekerjawajar. Menjawab Bunga. Gadis dari alam roh inimenarik nafas dalam. Masalah cinta tak pernahhabis-habisnya di dunia ini. Membuat banyakmanusia menemui ajal dalam penasaran bahkankesesatan. Gadis dari alam roh itu berucap per

    lahan. Dia ingat akan nasib dirinya yang berkenaan seperti itu, mati dibunuh karena cinta sesat. 2

    Wiro, kita harus segera keluar dari sini. Kita

    2Baca: Wiro Sableng Dewi Bunga Mayat

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    20/135

    harus menemui calon istrimu.

    Yang Mulia Sri Paduka Ratu...? ucap Wirosambil garuk-garuk kepala.

    Bunga tersenyum lalu mengangguk. Ikutiaku, katanya dan siap memimpin rombongan itumasuk makin jauh ke dalam perut bukit markasBarisan Manusia Pocong 113 Lorong Kematian.Namun Jatilandak mendahului.

    Biar aku yang di depan, kata pemuda berkulitkuning kepala botak dari negeri 1200 silam itu.

    Sebelum Bunga membantah, pemuda itu lalugoyangkan tubuh. Asap mengepul. Serta mertaujudnya berubah menjadi sosok seekor landakbesar. Namun sewaktu bicara suaranya tetapseperti manusia.

    Aku tidak merendahkan kemampuan parasahabat di sini, termasuk Bunga. Namun dengan

    ujud seperti ini aku memiliki penciuman danpendengaran lebih tajam dari kalian. Jatilandaklalu berlari cepat di sepanjang lorong.

    Wiro pandangi sosok Jatilandak. sebenarnyadia ingin sekali bertanya pada pemuda ini di manaberadanya Bidadari Angin Timur. Namun karenamasih ada ganjalan dia memutuskan untuk tidak

    melakukan hal itu. Seperti diketahui antaraPendekar 212, Jatilandak, dan Bidadari Angin

    Timur telah terjadi satu ganjalan besar. Dimulaiketika Wiro memergoki Bidadari Angin Timurdianggapnya bermesraan dengan Jatilandak. 3

    3Baca: Wiro Sableng Bendera Darah

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    21/135

    UANG Bendera Darah di dalam 113 LorongKematian. Sebuah bendera besar berlumurdarah setengah kering menancap di dinding

    batu. Inilah bendera yang merupakan salah satubenda sakral milik Barisan Manusia Pocong 113Lorong Kematian, disebut Induk Bendera Darah.Bau amis darah yang menebar dari bendera besarini tidak mampu ditindih oleh bau kemenyan daripendupaan yang terletak di empat sudut ruangan.

    Di kursi batu di tengah ruangan duduk satu sosoktinggi besar, kepala tegak, sepasang mata di balikkain penutup kepala putih menatap tak berkesipke arah dinding di depannya di mana terdapatsebuah pintu rahasia. Tanpa berpaling padamanusia pocong yang berdiri tak bergerak disampingnya, yang juga memiliki perawakan tinggi

    kokoh, orang yang duduk di atas kursi batuberkata.Wakil Ketua, anak buahmu bekerja lambat!

    Kalau mereka datang apa aku perlu mengeprukkepala mereka sampai hancur?

    Mohon maafmu Yang Mulia Ketua. Salahseorang dari mereka baru saja melakukan tugas

    pengintaian...Tugas pegintaian? Kita sudah tahu siapa saja

    yang berhasil menyelinap masuk ke dalam lewattelaga di dasar jurang lalu masuk ke bagianbelakang lorong lewat tangga seratus undak! Kau

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA 3

    R

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    22/135

    memberi tahu telah menyiapkan sambutan hinggasemua akan berlangsung sesuai rencana. Menurutketeranganmu mereka adalah Pendekar 212,seorang nenek berpakaian hitam, lalu seorangbocah lelaki berambut jabrik, dan seekor landakbesar! Aku mengharapkan Ratu Duyung danBidadari Angin Timur muncul bersama mereka.

    Ternyata tidak! Padahal aku ingin dua gadis cantikitu dapat kau ringkus lalu ikut menyaksikankematian Pendekar 212! Mengapa masih ada yang

    diberi tugas mengintai?Yang Mulia Ketua, keadaan mendadakberubah...

    Apa maksudmu? Tanya Yang Mulia KetuaBarisan Manusia Pocong 113 Lorong Kematian.

    Seperti rencana, kita ingin menjebak merekamasuk lewat pintu lorong sebelah depan. Ternyata

    mereka bisa tembus lewat jalan rahasia di bukitsebelah belakang.Aku tidak perduli mereka mau masuk dari

    mana. Yang penting sekarang mereka sudah masuk ke dalam lorong kematian dan bakal menemuiajal mengenaskan di tempat ini! Dan PartaiBendera Darah akan menjadi satu-satunya partai

    yang berkuasa di rimba persilatan negeri ini!Wakil Ketua Barisan Manusia Pocong

    membungkuk dalam-dalam. Hanya perintah yangMulia Ketua yang harus dilaksanakan! Manusiapocong ini membungkuk sekali lagi lalu teruskanucapannya. Namun Yang Mulia, perlu sayaberitahu. Keadaan berubah. Ada sesuatu yang

    tidak terduga. Pendekar 212 dan kawan-kawannyamasuk ke dalam lorong ditemani seorang mahlukaneh.

    Jangankan satu orang, seribu mahluk anehakan menemui ajalnya di dalam lorong ini! Apa

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    23/135

    yang kau takutkan?

    Saya bukannya takut Yang Mulia...Yang Mulia Ketua Barisan Manusia Pocong 113

    Lorong Kematian angkat tangan kirinya. Ada yangdatang, katanya. Lalu dia menekan sebuah tonjolan batu di ujung lengan kanan kursi batu yangdidudukinya. Terdengar suara desiran halus.Secara aneh bagian dinding di seberang sana bergerak turun ke bawah membentuk sebuah pintubesar. Seorang Satria Pocong berdiri di ambang

    pintu, memanggul sosok seorang manusia pocong.Lemparkan orang itu dan pergi dari sini!Satria Pocong segera lakukan apa yang diperin

    tahkan Yang Mulia Ketua. Orang yang dipangguldilempar ke dalam Ruang Bendera Darah, menggelinding di lantai dan berhenti tepat di depankursi batu. Dinding yang tadi turun kini bergerak

    naik kembali.Buka kain penutup kepalanya!Wakil Ketua dekati sosok manusia pocong lalu

    tarik lepas kain putih yang menutupi kepalanya.Kelihatan satu wajah tua dengan rambut, kumis,dan janggut putih menjulai dada. Dua mata dalamkeadaan terpejam.

    Tua bangka konyol! Jangan berpura-puratidur! Yang Mulia Ketua memaki marah. Bangkitdari kursinya lalu tendang tubuh orang tua ituhingga mencelat, terduduk di lantai tersandar kedinding. Sesaat sepasang mata masih terpejam.Lalu mulut terbuka menguap lebar.

    Aahhhh. Enak-enak tidur, siapa yang memba

    ngunkan? Padahal baru mimpi mau menunggangiperempuan cantik. Ha... ha... ha! Eh, masihmalam atau sudah siang? Orang tua itu menggeliat dan jilat-jilat bibirnya sendiri dengan ujunglidah.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    24/135

    Plaakk! Plaaakk!Dua tamparan Yang Mulia Ketua mendarat di

    pipi kiri kanan si orang tua itu hingga tubuhnyaterguncang dan melosoh ke lantai.

    Bukannya diberi tuak malah dihajar dengantamparan. Mana bumbung tuakku...

    Wakil Ketua jambak rambut putih orang tua ituhingga kembali terduduk di lantai. Pipi kirinyakelihatan bengkak akibat tamparan. Di sudut bibirsebelah kanan ada lelehan darah.

    Dewa Tuak! Kau harus menjawab pertanyaanYang Mulia Ketua! Setelah itu nyawamu tak adaartinya lagi!

    Tanpa membuka mata si kakek yang adalahDewa Tuak sahuti ucapan orang. Bagaimanakalau aku mati dulu baru menjawab pertanyaan?Ha... ha... ha!

    Tua bangka jahanam! Kau minta mampuslebih cepat! Teriak Wakil Ketua. Kaki kanannyadiangkat. Siap ditendangkan ke kepala Dewa Tuakdengan kekuatan tenaga dalam penuh.

    Yang Mulia Ketua angkat tangan kiri memberiisyarat agar wakilnya tidak segera membunuhkakek itu.

    Perlahan-lahan Dewa Tuak buka keduamatanya. Sesaat dia menatap ke arah depan kearah Yang Mulia Ketua, lalu pejamkan matakembali. Dua tangan diangkat ke depan mulut,kepala didongakkan. Lalu, glukk... glukkk... glukk,tenggorokannya turun naik dan keluarkan suaraseperti orang sungguhan minum tuak yang meng

    ucur dari bumbung.Kali ini Wakil Ketua tidak dapat lagi menahan

    kesabarannya.Tua bangka setan alas! Berani berlaku kurang

    ajar di hadapan Yang Mulia Ketua!

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    25/135

    Plaakkk!

    Tamparan Wakil Ketua ke muka Dewa Tuakmembuat orang tua ini terjerembab ke lantai tapicepat dijambak kembali dan disandarkan kedinding. Darah meleleh dari sudut bibir kirikanan. Tak kelihatan ringis kesakitan. Dewa Tuakperlahan-lahan buka lagi dua matanya. Memandang berkeliling.

    He... he. Berada di mana aku ini? Ada benderabesar, ada dua manusia pocong, bau kemenyan,

    bau anyir... Huek! Kuburan? Neraka atau kawasancomberan?Di balik kain penutup kepala, rahang Yang

    Mulia Ketua menggembung. Tangan mengepalkencang. Saat itu ingin sekali dia memukul pecahbatok kepala si kakek.

    Dewa Tuak, katakan di mana kau menyembu

    nyikan gadis yang bernama Anggini, muridmu itu!Dewa Tuak menatap sosok Yang Mulia Ketua.Lalu menguap lebar-lebar. Ngantuk. Aku masihngantuk. Disuguhi pertanyaan. Pertanyaan itulagi! Itu lagi! Dewa Tuak lalu jilat lelehan darah disudut bibirnya. Aku sudah bilang aku tidakpunya murid. Anggini... Huh, siapa dia? Tikus

    atau meong...?Sang Ketua berpaling kepada wakilnya lalu

    bertanya. Aku melihat keanehan. Dia masih ingatpada tuak minuman kesayangannya. Apakahminuman pencuci otak yang kita cekoki itu benar-benar telah berhasil memusnahkan ingatan dandaya pikirnya?

    Saya rasa begitu, jawab Wakil Ketua. Sayamenyuruh orang memberinya tambah dua cangkirlagi. Enam cangkir semuanya.

    Kalau begitu tak ada guna ditanyai lagi. Bawadia ke halaman Rumah Tanpa Dosa sekarang juga.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    26/135

    Minta Yang Mulia Sri Paduka Ratu menyedotseluruh tenaga dalam dan ilmu kesaktiannyasebelum Pendekar 212 dan penyusup lainnyamasuk lebih jauh di dalam lorong! Anggota kitasaat ini hanya tinggal empat orang. Satu-satunyaandalan kita adalah Yang Mulia Sri Paduka Ratu,mahluk sakti pemilik nyawa kedua denganselangit ilmu kesaktian.

    Wakil Ketua membungkuk, tidak mengeluarkanucapan apa-apa. Karena dalam benaknya sendiri

    saat itu ada satu pikiran lain.Yang Mulia Ketua melangkah ke kursi batu ditengah ruangan. Jari tangan menekan tonjolanbatu di lengan kursi. Dinding batu bergerak turunke bawah.

    Hanya perintah Yang Mulia Ketua yang harusdilaksanakan! Hanya Yang Mulia Ketua seorang

    yang wajib dicintai! Wakil Ketua berucap, lalumenyarungkan kain putih ke kepala Dewa Tuaklalu membawa kakek itu keluar dari RuangBendera Darah. Lewat sebuah pintu rahasia lainnya yang tembus ke sebuah lorong di manaterdapat beberapa buah kamar. Yang Mulia Ketuatinggalkan Ruang Bendera Darah. Di dalam

    kamar, di atas sebuah ranjang telah menungguseorang perempuan muda dalam keadaan hamilhampir delapan bulan. Begitu melihat kemunculanYang Mulia Ketua perempuan ini segera turun dariatas ranjang, bungkukkan badan seraya berkata.

    Hanya perintah Yang Mulia Ketua yang harusdilaksanakan! Hanya Yang Mulia Ketua seorang

    yang wajib dicintai!Habis berkata begitu perempuan hamil itu

    tanggalkan seluruh pakaiannya lalu naik kembalike atas ranjang. Dua tangan direntang ke atas,dua kaki direnggang.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    27/135

    Yang Mulia Ketua tanggalkan kain penutup

    kepala. Ketika melirik wajah tampan itu, perempuan hamil di atas ranjang kembali keluarkanucapan. Hanya perintah Yang Mulia Ketua yangharus dilaksanakan! Hanya Yang Mulia Ketuaseorang yang wajib dicintai. Saya siap melayaniYang Mulia Ketua.

    Yang Mulia Ketua tanggalkan jubah putihnya.Namun belum kesampaian tiba-tiba matanya melihat tombolan batu merah di dinding kiri kamar

    mengeluarkan cahaya. Tanda bahaya! Apa yangterjadi? membatin Yang Mulia Ketua dengan matamendelik menahan nafsu sekaligus menahanamarah. Dia cepat mengenakan kembali jubah dankain penutup kepala lalu keluar dari kamar.Ketika pintu dibuka seorang manusia pocong berdiri di ambang pintu, membungkuk dalam-dalam

    seraya berucap. Hanya perintah Yang MuliaKetua yang harus dilaksanakan...Satria Pocong! Kau mengganggu kesenangan

    ku! Cepat katakan ada apa! Membentak YangMulia Ketua.

    Yang Mulia Ketua, mohon maafmu. Sayamelapor. Satria Pocong bernama Rana Suwarte

    menemui ajal di tangan musuh yang masuk daribagian belakang lorong...

    Keparat! Bagaimana ini bisa terjadi?Saya...Sudah! Jangan banyak mulut! Hadang mereka

    semua. Habisi semuanya kecuali Pendekar 212Wiro Sableng. Yang Mulia Sri Paduka Ratu akan

    kuminta membantumu!Hanya perintah Yang Mulia Ketua yang harus

    dilaksanakan!

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    28/135

    ATU Duyung dan Setan Ngompol berdiri ditepi jurang. Kita menghadapi jalan buntu,kata si kakek sambil usap-usap perutnya.

    Bagaimana kalau kita kembali dan masuk melaluimulut lorong di sebelah selatan?

    Selain membuang waktu kita mungkin takmampu menembus sampai ke sarang penguasalorong, jawab Ratu Duyung. Ada satu hal yangaku pikirkan.

    Apa? Tanya Setan Ngompol sambil mengusapbagian bawah perut.Menurut Bidadari Angin Timur, Wiro didorong

    seorang nenek cebol masuk ke dalam jurang.Sayang aku lupa menanyakan ciri-ciri nenek cebolitu. Aku punya dugaan... tapi, sudahlah. Waktukupantau melalui cermin sakti, Wiro ternyata

    masih hidup dan menaiki tangga batu bersamaNaga Kuning, Gondoruwo Patah Hati, danJatilandak. Di dasar jurang ada telaga. Itulah yangmenyelamatkan Wiro dari kematian.

    Jatilandak, Gondoruwo Patah Hati, serta NagaKuning. Mereka tidak didorong nenek cebol masukke dalam jurang. Tapi bagaimana bisa berada

    bersama-sama Wiro? Pasti ada jalan masuk lain kedalam lorong...

    Kau betul, jawab Ratu Duyung. Waktu akumemantau ke arah telaga lewat cermin akumelihat ada lobang besar di salah satu dinding

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA

    R

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    29/135

    batu yang mengelilingi telaga. Di luar lobang adasungai mengalir. Aku yakin Naga Kuning danGondoruwo Patah Hati datang lewat sungai,masuk ke telaga melalui lobang di dinding.Mengenai Jatilandak, ini yang jadi pertanyaan.

    Tapi... dia bukan manusia biasa. Dia mahluk darialam lain. Dia punya banyak ilmu untuk berbuatapa saja. Ratu Duyung diam sebentar barumeneruskan ucapannya. Saat ini Wiro dan yanglain mungkin telah menemui jalan masuk ke

    dalam markas mahluk yang disebut manusiapocong itu. Kita harus segera menyusul mereka.Dua tangan Setan Ngompol langsung menekan

    bagian bawah perut menahan kencing. Mulutdipencongkan. Tadi kita mendengar suara-suaraaneh. Seperti suara lonceng raksasa. Tanahbergetar. Lalu ada suara jeritan-jeritan. Suara

    raungan serta letusan-letusan hebat...Kau takut? Bilang saja begitu! Potong RatuDuyung.

    Siapa bilang aku takut! jawab Setan Ngompol.Yang aku pikirkan bagaimana caranya kita ikutmasuk ke dalam lorong kematian menyusulteman-teman. Dengan cara tepat tapi aman.

    Gampang saja. Jawab Ratu Duyung entengsambil senyum-senyum.

    Enak saja kau bicara. Gampang bagaimana?Tanya si kakek biang kencing penasaran.

    Melompat ke dalam jurang!Serrrr!Air kencing Setan Ngompol langsung terpancar!

    Ketika Ratu Duyung melangkah mendekati, sikakek cepat bergerak mundur.

    Ratu Duyung, jangan kau berani macam-macam! mengancam Setan Ngompol.

    Siapa macam-macam. Aku justru mau jadikan

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    30/135

    kau satu macam! Habis berkata begitu RatuDuyung sambar lengan kiri Setan Ngompol lalusecepat kilat melompat ke arah jurang. Si kakekmenjerit keras ketika tubuhnya melayang jatuh kedalam jurang di sela-sela ranting dan cabangpohon. Pakaian robek-robek. Kencingnya muncrathabis-habisan. Sementara Setan Ngompol takutsetengah mati, Ratu Duyung tertawa cekikikan.Saat itu gadis cantik bermata biru ini masihmencekal lengan kiri Setan Ngompol. Entah saking

    takut entah memang punya niat nakal, tiba-tibakakek ini gelungkan tangan kanannya. Dua kakidikembang lalu disilang ke tubuh Ratu Duyung.Keadaan Setan Ngompol saat itu tidak ubahnyaseperti tengah digendong belakang oleh RatuDuyung.

    Kakek kurang ajar! Apa yang kau lakukan ini!

    Teriak Ratu Duyung.Setan Ngompol tertawa tergelak-gelak.Kau membuat aku ketakutan setengah mati!

    Tapi saat ini aku senang. Kapan lagi ada kesempatan memelukmu seperti ini! Lalu serrr! Air kencing si kakek mengguyur hangat punggung RatuDuyung membuat gadis ini berteriak marah.

    Tangan kirinya dijambakan ke tengkuk baju SetanNgompol. Sementara tubuhnya melayang kebawah, Ratu Duyung membuat gerakan jungkirbalik. Tengkuk baju dihentakkan keras. Bersamaan dengan itu tangan kanan melepas cekalan dilengan kiri. Tak ampun Setan Ngompol terpelanting ke bawah. Byuurrr!

    Setan Ngompol kecebur dalam telaga, RatuDuyung menyusul sesaat kemudian. sebenarnyadia mampu membuat gerakan melesat ke arah tepitelaga. Tapi gadis ini memilih menceburkan dirilebih dulu ke dalam air telaga untuk membersih

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    31/135

    kan tubuh dan pakaiannya dari kencing SetanNgompol.

    Ketika Setan Ngompol muncul megap-megap dipermukaan air, dilihatnya Ratu Duyung berdiri ditepi telaga, tak jauh dari sebuah perahu kayu,bertolak pinggang, unjukkan raut wajah marah.Kakek ini meledek lambaikan tangan serayaberseru. Kapan-kapan kalau mau lompat lagi kedalam telaga, jangan lupa mengajak aku! Ha haha...!

    Clepp!Suara tawa Setan Ngompol mendadak lenyap.Di atas sana terdengar suara genta yang membuatseantero telaga bergetar hebat. Sosok RatuDuyung tergontai-gontai. Lalu ada suara letusan-letusan dan jerit pekik.

    Suara genta! ucap Ratu Duyung. Dia ingat.

    Rumah putih di dalam cermin! Gadis ini ingatlagi. Aku harus cepat ke sana. Aku punya firasatbahaya besar mengancam para sahabat yangsudah masuk ke dalam lorong! Tanpa menunggulebih lama Ratu Duyung putar tubuh lalu melesatke arah tangga batu di dinding telaga.

    Hai! Kau mau ke mana? Tunggu! teriak Setan

    Ngompol. Cepat-cepat dia berenang ke tepi telaga.Ketika keluar dari dalam air, ternyata celanaluarnya yang memang longgar dan kini menjadiberat karena basah kuyup oleh air, telah merosotsampai ke paha!

    Dan di balik celana luar itu si kakek tidakpunya celana dalam!

    Kakek sial! maki Ratu Duyung yang taksengaja melihat perabotan Setan Ngompol yangtersingkap polos!

    ***

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    32/135

    Wakil Ketua berlari cepat sepanjang lorong.

    Sosok Dewa Tuak ada di atas bahu kirinya. Disatu tempat di mana lorong bercabang dua, untukpergi ke rumah putih yang merupakan pusatkekuatan gaib luar biasa, seharusnya dia membelok ke kanan. Tapi manusia pocong ini justrumengambil arah memasuki lorong sebelah kiri. Disatu tempat Wakil Ketua hentikan langkah. Telapak tangan kanan ditekankan pada salah satubagian dinding batu. Dinding bergeser ke samping.

    Menjorok ke dalam ada sebuah pintu besi berwarna merah. Dewa Tuak diturunkan lalu didudukkan di lantai antara dinding batu dan pintumerah. Wakil Ketua menutup kembali bagiandinding batu yang terbuka lalu menekan alatrahasia lain untuk membuka pintu merah. Begitupintu terbuka dia cepat menyelinap masuk. Di

    sebelah dalam ternyata ada sebuah ruangan tidur.Di atas sebuah ranjang terbaring sosok seoranggadis berpakaian ringkas warna ungu. Rambutpanjang acak-acakan tapi justru membuat wajahnya tambah cantik. Wakil Ketua mendekati ran

    jang lalu berkata pada gadis yang terbaring dalamkeadaan tertotok. Gurumu ada di luar. Aku

    diperintahkan Yang Mulia Ketua untuk membunuhnya! Jika kau mau menuruti kemauanku, akuakan menyelamatkannya. Permintaanku cumasatu. Jika semua persoalan di tempat ini selesai,kau harus sedia jadi istriku!

    Mahluk setan jahanam busuk! teriak gadis diatas ranjang. Rupanya hanya tubuhnya yang

    ditotok sementara jalan suara dibiarkan terbuka.Aku sudah minta agar kau segera membunuhku!Siapa sudi jadi istri mahluk setan sepertimu! Tapisebelum aku mati di tanganmu tunjukkan kejantananmu! Buka kain penutup kepalamu. Perlihat

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    33/135

    kan siapa dirimu sebenarnya!

    Wakil Ketua keluarkan suara mendecak. Gadiskeras kepala. Kalau kau memang ingin matimudah saja bagiku melakukannya. Tapi sebelummati sesuai dengan permintaanmu aku akantunjukkan kejantananku padamu.

    Wakil Ketua naik ke atas ranjang lalu menarikturun celana si gadis. Pakaian dalamnya tersibak.Si gadis menjerit keras. Penuh nafsu Wakil Ketuamenarik lagi celana luar si gadis. Namun sebelum

    celana itu merosot sampai ke bawah pinggul tiba-tiba ada bayangan berkelebat, dan, bukkk! Satutendangan menghantam pinggang Wakil Ketua.

    Tendangan itu tidak berapa kencang. Tubuh WakilKetua hanya tergontai-gontai. Ketika berpaling diadapatkan Dewa Tuak berdiri di depannya, terbungkuk-bungkuk lalu tengadahkan kepala dan

    tertawa mengekeh.Guru! seru gadis di atas ranjang. Kaget jugamarah melihat wajah gurunya yang bengkak.Siapa yang mencideraimu?

    Dewa Tuak cuma lambaikan tangan, berpalingpada Wakil Ketua Barisan Manusia Pocong.Mahluk keparat! Jadi kau yang punya pekerjaan!

    Menculik muridku Anggini. menyekapnya ditempat ini! Berpura-pura sibuk mencari. Kini kauhendak berbuat bejat atas dirinya! Jahanam betul!

    Tanganku sudah gatal mau mematahkan batanglehermu! Tapi biar aku melepas dahaga dulu.Setelah itu aku akan menemui pimpinanmu,memberi tahu apa yang telah kau lakukan!

    Si kakek dongakkan kepala. Dua tangandinaikkan di atas mulut. Lalu, glukk... glukk...gluk... Dewa Tuak seperti orang yang betul-betultengah minum tuak.

    Di atas ranjang gadis yang memang Anggini,

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    34/135

    murid Dewa Tuak adanya menarik nafas dalam.Tendangannya tadi tidak membuat cidera. Sikapnya menunjukkan kelainan. Pasti guru sudahdicekok dengan obat terkutuk itu. Membatin sangmurid.

    Tua bangka setan alas! teriak Wakil Ketuamarah. Dia sama sekali tidak menyangka kakek

    yang telah dicekok dengan minuman pencuci otakitu masih mampu melancarkan serangan.sebenarnya ilmu kepandaian dan kesaktian Dewa

    Tuak memang masih ada di dalam dirinya namunpengaruh obat membuat sekujur badannya lemas.Dia tidak mampu mengalirkan tenaga dalam, tidakdapat mengeluarkan kesaktian. Bahkan tenagaluarnya waktu menendang tadi lemah sekali.

    Dewa Tuak! Aku ingin cepat-cepat membawamu ke hadapan Yang Mulia Sri Paduka Ratu! Tapi

    sebelum kau mampus aku ingin kau menyaksikanapa yang akan aku lakukan terhadap muridmu!Wakil Ketua melompat ke arah Dewa Tuak.

    Sarangkan satu jotosan ke perut kakek itu hinggaDewa Tuak terlipat ke depan, lalu roboh di lantairuangan, mengeluh tinggi. Mata melotot ke arahranjang. Mulut komat-kamit tapi tak mampu

    keluarkan suara.Jahanam pengecut! Beraninya hanya pada

    orang tua yang tidak berdaya! Anggini memakimarah.

    Wakil Ketua menyeringai di balik kain putihpenutup kepala lalu melompat ke atas ranjang.Dengan gelegak nafsu serta amarah dia kembali

    menarik turun celana luar dan pakaian dalamAnggini.

    Pada saat itulah tiba-tiba menggema suaragenta. Ruangan tidur bergetar hebat. Di luar adateriakan-teriakan keras. Ada suara orang-orang

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    35/135

    lari melewati lorong di depan kamar.

    Wakil Ketua tekap telinga kanannya. Di antarasuara genta mengiang suara perempuan. Tidak

    jelas, namun Wakil Ketua sudah maklum siapayang bicara. Dalam hati dia memaki. Jahanam!Mengapa setiap aku hendak melakukan hal iniselalu ada suara mengganggu! Mengapa jika Ketua

    yang berbuat tidak terjadi apa-apa! Mungkinkarena dia memegang batu keramat itu? AksaraBatu Bernyawa!

    Di kejauhan suara genta semakin menjadi-jadi.Suara genta sekali ini tidak seperti biasanya.Ada sesuatu yang tidak beres di luar sana! WakilKetua berpaling ke arah ranjang. Hatinya bimbang. Akhirnya dia buka pintu besi merah, jambakrambut putih si kakek.

    Manusia pocong terkutuk! Kalau kau membu

    nuh guruku aku bersumpah memenggal kepala,menguliti dan mencincang tubuhmu!Ckk... ckkk... ckkk! Wakil Ketua berdecak

    leletkan lidah lalu tertawa bergelak. Jangan bicara tolol! Kau tak akan mampu membebaskan diri!

    Tidak ada satu orangpun yang akan menolongmu!Aku menginginkan kau jadi istriku! Itu satu

    kehormatan luar biasa bagimu! Tapi kau justrumalah memilih mati! Apa sulitnya bagiku?Kunikmati tubuhmu lalu kuhabisi nyawamu! Danaku akan mengajak serta gurumu ikut bersamamuke alam kematian! Ha... ha... ha!

    Di alam kematian aku akan menyaksikandirimu jadi kemasukan setan gadis ini menjerit

    keras.Wakil Ketua yang hendak menutup pintu

    merah hentikan gerakan lalu melangkah ke arahranjang. Sepasang matanya memandang berkilatke arah bagian bawah tubuh Anggini. Tiba-tiba dia

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    36/135

    ulurkan tangan. Menarik lepas selendang ungu

    yang tergelung di pinggang si gadis lalu memasukkannya ke balik jubah putih.

    Mahluk pocong keparat! Kembalikan selendangitu!

    Wakil Ketua membungkuk, membuat gerakanseperti hendak mengembalikan selendang. Namun

    yang dilakukannya adalah melampiaskan nafsubinatangnya. Menciumi wajah dan dada Anggini.Lalu mulutnya berucap.

    Kekasihmu pemuda sableng itu akan matiberdiri jika mengetahui apa yang nanti aku lakukan padamu. Kalau saja kematiannya tidak lebihdahulu dari kematianmu!

    Mahluk setan! Aku ingin sekali melihat mukaanjingmu! Ada permusuhan apa antara kau danWiro hingga memperlakukan diriku seperti ini?

    Wakil Ketua dongakkan kepala lalu tertawaperlahan. Setelah keluarkan suara berdecak diaberkata.

    Tunggu saja. Kelak kau bakal menyaksikanwajahku! Aku tidak kalah ganteng dari pemudaedan itu! Kau benar-benar akan menyesal sampaidi alam kematian karena menolak kujadikan istri!

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    37/135

    ATILANDAK yang membentuk diri menjadiseekor landak raksasa berlari sepanjanglorong yang bergetar akibat hantaman suara

    genta dari arah Rumah Putih kawasan 113 LorongKematian. Di sebelah belakang menyusul Wiro,Bunga, Gondoruwo Patah Hati, dan Naga Kuning.Kalau yang lain-lain merasa sakit kuping merekadan berlari terhuyung-huyung, Jatilandak tidakterpengaruh oleh suara genta itu. Larinya malah

    dipercepat. Empat kaki berkuku panjang sertaduri-duri tebal lancip di tubuh sama sekali tidakmengeluarkan suara bergemerisik. Sepuluh langkah di depan sana, lorong bercabang dua.

    Jatilandak hentikan lari. Angkat kepala lalu menghirup udara dalam-dalam. Dua bola mata coklatpekat bergerak ke kiri dan ke kanan. Duri panjang

    tebal dan runcing yang menutupi tubuh berjingkrak.Aku mencium ada bahaya di lorong kiri dan

    lorong kanan. Bahaya di lorong kanan lebihdahsyat. Aku dan para sahabat harus bergerakmemasuki lorong kiri.

    Setelah mengambil keputusan begitu rupa

    Jatilandak memberi isyarat pada orang-orang dibelakangnya lalu mendahului bergerak memasukilorong sebelah kiri. Baru dua langkah memasukilorong sebelah kiri tiba-tiba belasan benderamerah disertai cipratan air berbau busuk berkele

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA 5

    J

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    38/135

    bat di udara

    Bendera Darah! Awas! teriak Jatilandak.Secepat kilat dia melompat ke udara, duri yangmenutupi tubuhnya bergerak ke depanmembentuk tameng. Mulut keluarkan suaramelengking lalu meniup. Di sebelah belakang Wirolepaskan pukulan Tameng Sakti Menerpa Hujan.Bunga melesat ke atas, dua tangan didorongkan.Dua gelombang angin menderu.

    Luar biasa! Walau dihantam tiupan angin sakti

    dari mulut Jatilandak, didera pukulan berkekuatan tenaga dalam tinggi yang dilepas Wiro danBunga, hanya sembilan Bendera Darah yangmenyerang ganas sanggup dirontokkan. Tiga lainnya tembus. Yang pertama berhasil menyusup disela duri-duri lalu menancap di bahu kiri

    Jatilandak. Jatilandak terbanting ke tanah.

    mengerang sebentar lalu patahkan gagang Bendera Darah dengan cara menggigitnya.Bendera Darah Kedua walau agak goyang

    berhasil menyusup dan menyambar di atas kepalaGondoruwo Patah Hati, menyerempet luka kulitkepalanya. Cairan merah darah membasahi sebagian rambut. Seujung kuku saja gagang bendera

    menyambar ke bawah niscaya menancap di keningsi nenek!

    Jahanam kurang ajar! Siapa yang punyapekerjaan! Lekas unjukkan diri! Teriak Gondoruwo Patah Hati sambil kibaskan rambut. Sementaradi belakang, Naga Kuning meringis karena Bendera Darah ketiga menancap di lengan baju sebelah

    kanan, menyerempet melukai daging bahunyacukup dalam. Untung tidak sampai menancap.Dari arah tikungan lorong di sebelah depan membahana suara tawa bergelak. Di lain saat munculsosok seorang manusia pocong. Tangan kiri ber

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    39/135

    kacak pinggang, tangan kanan diletakkan didepan dada.

    Sayang hanya diberi wewenang membunuhtiga di antara kalian! Padahal tanganku sudahgatal untuk mengorek jantungmu! Manusiapocong satu ini tutup ucapannya sambil tudingkan telunjuk tangan kiri tepat-tepat ke arahPendekar 212 Wiro Sableng yang berdiri sekitartujuh langkah di hadapannya.

    Kunyuk, jejadian setan putih! bentak murid

    Sinto Gendeng tapi mukanya tidak unjukkan hawamarah malah menyeringai dan sambil garuk-garukkepala. Aku kepingin tahu, mau melihat ilmu apa

    yang kau miliki hingga bisa-bisanya mengorekjantungku? Ha... ha... ha! Kalau ilmu mengorekyang aku punya cuma ilmu mengorek kuping!Lalu Wiro masukkan kelingking kirinya ke telinga

    kiri dan digoyang-goyang. Mulut dipencongkandan mata dimerem-melekkan.Dasar otak miring! Siap mampus masih mau

    guyonan! Maki manusia pocong.Hai! Tunggu! Aku rasa-rasanya mengenal

    suaramu! Wiro berseru.Pemuda sinting! Jangan banyak mulut!

    Menghindar kalau tidak mau kubunuh sekalianbersama tiga temanmu!

    Sombongnya! Ayo perlihatkan ilmu korekkupingmu! kata Wiro mengejek lalu menerjang kedepan sambil lepaskan jotosan Kepala NagaMenyusup Awan. Gerakan tangan sang pendekarperlahan saja seperti penari. Namun tahu-tahu

    kepalan tangan kanan itu telah melesat ke bawahdagu manusia pocong!

    Mampus kau! teriak Naga Kuning yang sudahmerasa pasti mahluk serba putih tidak sanggupmengelak.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    40/135

    Tapi apa yang terjadi kemudian sungguh

    mengejutkan. Sosok manusia pocong sepertiterangkat ke atas. Begitu dagunya selamat daripukulan Kepala Naga Menyusup Awan, kakikanannya tiba-tiba melesat ke depan. Wiro berkelitke samping. Tendangan lawan hanya lewatseujung kuku dari depan perutnya. Dengan geramWiro balas menyerang. Juga dengan gerakanmenendang. Yang jadi sasaran adalah kaki kirimanusia pocong sementara kaki kanan masih

    berada di udara. Seperti serangan pukulan kedagu tadi, hampir tendangan Wiro akan menemuisasaran mendadak tubuh manusia pocongterangkat ke atas. Begitu melayang turun diamenyerbu dengan dua tangan kosong sekaligus.Seperti sepasang pedang atau golok, dua tanganitu membeset, menusuk, dan membacok.

    Traangg!Serangan tangan kiri manusia pocong dalamgerakan membacok ke arah kepala Wiro meleset,menghantam dinding batu, mengeluarkan suaraberdentang seolah yang beradu dengan dinding ituadalah sebilah senjata tajam, bukan tanganmanusia! Dan luar biasanya lagi dinding batu

    yang terkena hantaman tangan kelihatan benar-benar pecah gompal berantakan!

    Gila! ucap murid Sinto Gendeng, matamelotot. Tangannya seperti golok betulan! Kalautidak segera dihabisi aku bisa konyol!

    Tidak menunggu lebih lama Pendekar 212segera menyerbu manusia pocong dengan jurus-

    jurus mematikan yang dipadu dengan pukulan-pukulan sakti mengandung tenaga dalam tinggi.

    Namun seperti ditahan satu tembok kekuatandahsyat yang tidak kelihatan, semua seranganWiro tidak satupun mampu menyentuh lawan.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    41/135

    Malah dua tangan manusia pocong itu berkelebatsemakin ganas dan mengeluarkan suara deruangin luar biasa keras. Wiro terdesak hebat. Kalausampai kepala kena hantam pasti terbelah. Kalauleher yang kena sasaran niscaya kuntung putuslaksana ditebas golok atau pedang!

    Bunga memperhatikan tanpa berkesip. Dua kalitadi dia melihat ada cahaya kuning sangat tipis

    yang menyelubungi sosok putih manusia pocong.Yaitu ketika dua kali Wiro hampir berhasil

    menjotos dagu dan menendang kaki kirinya. Lalusetiap melancarkan serangan, cahaya kuning tipisberubah lebih jelas. Dari sekian banyak pasangmata yang ada di tempat itu, hanya Bunga sendiri

    yang mampu melihat keberadaan cahaya kuning.Ketika mereka berhadapan dengan Rana Suwarte,Bunga tidak melihat ada lapisan cahaya kuning

    seperti ini. Itu sebabnya walau cukup sulit namunakhirnya Rana Suwarte berhasil juga ditamatkanriwayatnya dengan Pukulan Batu Naroko olehGondoruwo Patah Hati. Agak aneh. Apakahmahluk luar biasa pengirim kekuatan gaib itumemiliki ketentuan sendiri untuk menentukan

    jenis perlindungan yang diberikan. Dari apa yang

    dilihatnya, yaitu sejak memasuki gunung batu dibagian belakang 113 Lorong Kematian, Bungamaklum kalau kehebatan tenaga pelindungberbeda untuk manusia pocong satu denganmanusia pocong lainnya. Mengapa?

    Tingkat ilmu silat dan kesaktian manusiapocong satu ini mungkin tidak seberapa. Cahaya

    kuning tipis. Itulah kekuatan gaib luar biasa yangmelindunginya dari jauh. Bukan cuma melindungi. Sekaligus memberikan kekuatan saktiuntuk membunuh lawan! Luar biasa berbahaya!

    Bunga bergerak cepat ke samping Pendekar

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    42/135

    212. Wiro, hati-hati. Mahluk ini mendapatlindungan dan kekuatan dari alam gaib. Tahanserangan. Aku akan coba menahan kekuatanpelindungnya. Kalau aku berteriak memberi tanda,baru hantam!

    Bunga renggangkan dua kaki. Tubuh dibungkukkan sambil dua tangan diangkat datar didepan dada. Dua telapak terkembang. Ketika jari-

    jari tangan kiri kanan dijentikkan, pada masing-masing tangan kelihatan sekuntum bunga

    kenanga kuning. Begitu dua tangan didorong dankaki kanan dihentakkan ke lantai, hawa anehbergeletar di lantai ruangan, menyengat ke arahsepasang kaki manusia pocong. Di balik kainpenutup kepala mahluk ini mengerenyit menahansakit. Tubuhnya terlonjak. Cahaya kuning yangmembungkus sekujur tubuhnya kelihatan mere

    dup. Sekali lagi Bunga hentakkan kaki kanannya.Si manusia pocong terdorong satu langkah kebelakang. Cahaya kuning lenyap.

    Di kejauhan sayup-sayup ada suara menggerung panjang lalu caci maki penuh amarah.Menyusul suara menderu. Ada gelombang angindengan deras menuju ke tempat itu.

    Wiro! Cepat hantam! Bunga gadis dari alamroh berteriak memberi tanda.

    Pendekar 212 Wiro Sableng berteriak tak kalahkerasnya. Tubuh melesat ke depan. Tangan kananmelancarkan pukulan Tangan Dewa MenghantamBatu Karang. Ini adalah ilmu pukulan jurus kedua

    yang diwarisi Wiro dari Datuk Rao Basaluang

    Ameh.4Bukkk!Selagi manusia pocong berusaha mengimbangi

    4Baca: Wiro Sableng Delapan Sabda Dewa

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    43/135

    diri, pukulan sakti yang dilepaskan Wiro mendarattelak di pertengahan dadanya. Kesaktian pukulanini satu tingkat di atas pukulan Batu NarokomilikGondoruwo Patah Hati yang telah menewaskanRana Suwarte. Jangankan dada manusia, tembokbaja sekalipun tidak akan mampu menahankehebatan pukulan Tangan Dewa MenghantamBatu Karangitu. Manusia pocong terpental empatlangkah, terjengkang di tanah.

    Tamat riwayatmu! ucap Naga Kuning.

    Bersamaan dengan itu dari arah belakangmanusia pocong, suara gelombang angin semakinderas. Lalu tampak cahaya kuning berkiblat. Hawapanas memenuhi seantero tempat.

    Semua tiarap! teriak Bunga. Dua kembangkenanga di tangan kiri kanan dilemparkan ke arahcahaya kuning. Dari balik pakaian dia mengambil

    setanggi lalu melemparkan ke udara.Buuummmm!Blaarrr!

    Taarr! Taarr! Taarr!Dentuman dahsyat, goncangan keras serta

    letusan-letusan yang disertai percikan bunga apiberkiblat dalam ruangan. Tempat itu laksana

    diguncang gempa. Angin kuning panas menyambar ganas. Semua orang merasa punggungmasing-masing terbakar melepuh. Untuk beberapalama mereka menelungkup tak bergerak. Wiroangkat kepala. Berpaling ke belakang. Bunga,gadis dari alam roh duduk tersandar di dindingbatu. Ada lelehan cairan berwarna biru di salah

    satu sudut bibirnya. Mukanya yang putih lebihpucat dari biasanya.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    44/135

    UNGA! seru Wiro ketika melihat keadaangadis dari alam roh itu. Dia cepat berdiri.Naga Kuning dan Gondoruwo Patah Hati

    ikut mendatangi. Hanya Jatilandak yang masihtak bergerak di tempatnya. Karena berada disebelah depan, sapuan angin panas bercahayakuning menyapunya lebih dulu dan lebih keras.Membuat separuh dari duri-duri yang menutupitubuhnya terpanggang hangus dan untuk

    beberapa lama kelihatan membara merah!Wiro usap lelehan cairan biru di sudut bibirBunga. Gadis alam roh ini pegang lengan si pemuda. Matanya menatap mesra ke dalam mataWiro. Senyum menyeruak di bibir.

    Terima kasih, Wiro. Aku tak apa-apa...Lelehan cairan biru. Kau terluka di dalam.

    Kata Wiro pula.Bunga mengangguk. Dalam waktu beberapasaat luka dalamku akan sembuh sendiri. Kau takusah mengkhawatirkan diriku. Justru aku mengkhawatirkan dirimu dan para sahabat. LorongKematian agaknya benar-benar akan menjadi timbungan kuburan bagi kita semua kalau kita tidak

    bertindak cepat. Kita harus segera menemukanmahluk yang disebut Sri Paduka Ratu itu...

    Yang akan kau nikahkan dengan diriku! ujarWiro pula.

    Kodrat menentukan itu satu-satunya cara

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA 6

    B

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    45/135

    untuk menyelamatkan diri kita semua sertamalapetaka besar rimba persilatan.

    Aku punya firasat... kata Wiro pula sambilmenggaruk kepala.

    Firasat apa? Tanya Bunga.Ya, ya. Katakan firasat apa? Naga Kuning

    menimpali.Baik atau buruk? ikut bersuara Gondoruwo

    Patah Hati.Buruk. Agaknya diriku yang jadi sasaran

    utama. Aku bakal menemui ajal paling sengsara,paling mengenaskan...Jangan berkata seperti itu! tukas Gondoruwo

    Patah Hati. Kami teman-temanmu, masa akanhanya berpangku tangan.

    Aku tahu. Tapi... Ucapan murid Sinto Gendeng terputus.

    Dalam keadaan begitu rupa mendadak terdengar suara tawa bergelak! Semua orang memandang ke depan.

    Astaga gila! Aku kira sudah mampus dia!ucap Naga Kuning seraya berdiri. Yang lain-lainikut bergerak bangkit.

    Di depan sana sosok manusia pocong yang tadi

    tergeletak di tanah kelihatan bergerak bangkit,perlahan-lahan berdiri. Di balik kain penutupkepala, mulutnya kemudian berucap.

    Nyawaku dilindungi nyawa kedua. Tidaksatupun dari kalian bisa membuatku mati!

    Setan alas, takabur sekali! maki Naga Kuning.Apa aku boleh ikut minta perlindungan nyawa

    kedua? Jatilandak yang sejak tadi diam takbergerak maupun bersuara tiba-tiba keluarkankata-kata. Begitu ucapannya selesai, tubuhnyadigoyang keras. Duri-duri yang masih bersisa ditubuhnya dikibas.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    46/135

    Sett! Settt! Settt!Duapuluh bulu landak tebal, kuat, dan runcing

    melesat ke arah duapuluh bagian tubuh manusiapocong. Yang diserang cepat menyingkir sambillepaskan pukulan tangan kosong. Hebat! Taksatupun duri landak yang seolah berubah menjadisenjata rahasia itu sanggup menyentuh tubuhmanusia pocong. Tiga dari sekian banyak bululandak yang dibikin mental menancap di dindingbatu.

    Walau selamat dari serangan bulu landak,namun manusia pocong ini sempat dibikin kaget,kelabakan selamatkan diri. Tadi dia menyangkabinatang landak itu telah meregang nyawa. Padasaat inilah justru Jatilandak melesat di udara,menyerang ke arah manusia pocong. Mahluk darilorong kematian terlambat mengelak. Empat kaki

    Jatilandak mencengkeram di bahu dan dada.Mulut dengan deretan gigi panjang lancip menancap di batang lehernya! Kain penutup kepala yangmenjuntai sampai ke leher bawah kelihatan berwarna merah!

    Tiba-tiba ada suara genta menggema keras dikejauhan. Lalu dari arah belakang menderu dan

    berkiblat cahaya kuning.Jatilandak yang sudah siap untuk merobek

    leher manusia pocong dengan gigitan mautnyaangkat kepala sedikit dan menjawab. Kawan-kawan! Aku siap mati bersama mahluk iblis ini!

    Jatilandak lalu merobek leher manusia pocongdengan gigitan ganas.

    Jangan tolol! teriak Bunga Cahaya kuning ituakan melindungi dan memberi kekuatan padamusuhmu! Kau sendiri bisa terpanggang gosong!

    Jatilandak menduga gigitannya pada lehermanusia pocong akan menewaskan mahluk itu.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    47/135

    Didahului suara menggembor keras dia melompatdari tubuh manusia pocong. Cahaya kuning menyapu. Sosok manusia pocong yang tadi sudahmenghuyung sambil pegangi luka menganga dilehernya, kini berdiri tegap kembali. Malahmampu melangkah ke arah Pendekar 212 WiroSableng. Ternyata cahaya kuning itu menjadisumber kekuatan dan penolong bagi dirinya.Sebaliknya malapetaka bagi Wiro dan kawan-kawan. Namun gerakan si manusia pocong ter

    tahan ketika tiba-tiba ada suara mengiang ditelinganya.Satria Pocong, lekas kembali ke markas. Kau

    sudah bertindak dan keluarkan ucapan terlalujauh. Yang harus kau bunuh adalah tiga orang itu.Tapi kau justru memusatkan tangan maut padaPendekar 212 Wiro Sableng! Otakmu sudah dicuci!

    Mengapa dendam masih menguasai dirimu? Ingattugas utamamu! Juga jangan kau berani menyentuh pemuda itu. Nyawanya tegas-tegas bagianYang Mulia Ketua! Segera kembali ke markas!Datang langsung ke Rumah Putih! Tenagamudibutuhkan di tempat itu!

    Manusia pocong tundukkan kepala sedikit lalu

    lantangkan ucapan. Hanya perintah Yang MuliaKetua yang wajib dilaksanakan! Setelah keluarkan ucapan tadi dia maju satu langkah mendekatiWiro. Kalian semua tidak satupun yang bakalselamat!

    Manusia pocong palingkan tubuh. Tangankanan menggapai ke arah cahaya kuning yang ada

    di atas kepalanya, seperti menangkap sebuah bolakecil. Lalu tangan kanan itu dihantamkan ke arahWiro dan kawan-kawan. Untuk kesekian kalinyakeempat orang yang mendapat serangan menjadikalang kabut selamatkan diri. Begitu terhindar

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    48/135

    dari serangan cahaya kuning yang ganas, Wirodan kawan-kawan dapatkan si manusia pocongtak ada lagi di tempat itu.

    Jatilandak hendak mengejar ke ujung lorongtapi cepat dicegah oleh Bunga.

    Aneh! kata Jatilandak. Aku rasa aku sudahmengoyak lehernya lebih dari setengah! Darah

    jelas mengucur! Mengapa dia masih bisa hidup?Mahluk itu mendapat perlindungan dan keku

    atan dari mahluk alam gaib yang ada di dalam

    Lorong Kematian. Kita harus mampu menghancurkan pusat kekuatan mereka! menjelaskanBunga.

    Lalu apa maksudnya dengan kata-kata nyawakedua? ujar Wiro pula.

    Itulah biang segala bencana yang diperalatoleh Ketua Barisan Manusia Pocong. Kita akan

    saksikan sendiri nanti. Jawab Bunga lalu diamemberi isyarat untuk melanjutkan perjalanan.Namun belum sampai melangkah tiga tindak mendadak di belakang ada suara angin berkelebat.Begitu berpaling, kelihatan sosok tinggi besarseorang manusia pocong. Dari bentuk tubuhnya

    yang tinggi besar jelas dia bukan manusia pocong

    yang tadi.Manusia pocong bertubuh tinggi ini sama sekali

    tidak keluarkan ucapan. Sepasang mata di balikkain penutup kepala memandang ke arah Pendekar 212. Tiba-tiba dalam kecepatan luar biasa diakibaskan lengan jubah sebelah kiri tiga kaliberturut-turut.

    Dess... dess... desss!Buntalan asap berwarna putih kekuningan

    serta-merta memenuhi tempat itu.Asap beracun! Tutup jalan pernafasan! teriak

    Bunga. Gadis dari alam roh ini melesat ke udara.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    49/135

    Menghantam ke arah manusia pocong yangmenebar asap beracun.

    Wuttt! Braakk!

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    50/135

    UKULAN sakti Bunga hanya menghancurkandinding batu. Sementara manusia pocongsudah lenyap entah ke mana. Bunga

    berpaling ke arah Wiro, Gondoruwo Patah Hati,dan Naga Kuning. Wajah mereka tampak pucat.Dengan cepat satu persatu ketiga orang ituditotoknya di bagian pangkal leher sehingga untukbeberapa saat mereka mengalami sulit bernafas.Ini adalah untuk menghindari menghirup hawa

    beracun yang sangat berbahaya itu. Ketika hendakmenotok Jatilandak, Bunga jadi bingung. Seluruhleher Jatilandak tertutup duri tebal dan rapat.

    Balikkan tubuhmu! Aku akan menotok bagianleher sebelah bawah!

    Sepasang mata Jatilandak menatap sayu kearah gadis alam roh.

    Lekas! Bunga berusaha membalikkan tubuhJatilandak dengan kedua tangannya. Tapi pemudadari negeri 1200 tahun silam yang berada dalamperujudan seekor landak itu gelengkan kepala.

    Terima kasih kau mau berbaik hatimenolongku. Sayang sudah terlambat...

    Terlambat bagaimana? Tanya Naga Kuning

    sambil membungkuk lalu mendorong tubuhJatilandak. Ternyata tubuh itu berat sekali. Seolahbatu ratusan kati!

    Aku telah menghirup hawa beracun itu,menerangkan Jatilandak. Mata semakin kuyu dan

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA

    P

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    51/135

    empat kakinya terentang lunglai di tanah.

    Kita semua memang sempat menghirup. Tapikadarnya cuma sedikit. Kita masih bisa selamat.Gerakkan kepalamu ke samping biar aku bisamelihat lehermu! Bunga siap untuk menotok.

    Namun lagi-lagi jawaban Jatilandak terdengarmemelas.

    Kalian dan aku berbeda. Asap beracun itumengandung belerang. Aku tidak boleh bersentuhan dengan belerang dalam bentuk apapun.

    Kawan-kawan, pergilah. Tinggalkan aku di sini.Aku akan menemui jalanku sendiri. Pergilah, akudoakan agar kalian berhasil menghancurkanmarkas manusia pocong itu. Hati-hati.

    Semua orang terkejut. Wiro tercekat dan ingatriwayat hidup Jatilandak semasa di NegeriLatanahsilam. Pemuda yang terlahir dari

    perkawinan yang tidak direstui oleh para Peri inidibuang ke sebuah pulau. Di pulau ini diadipelihara oleh seseorang yang memiliki tubuhpenuh sisik bernama Tringgiling Liang Batu. Sebelum kedatangan Jatilandak, Tringgiling Liang Batutelah memelihara sepasang landak. Baik Tringgiling Liang Batu maupun dua landak peliharaan

    nya sangat tidak tahan terhadap belerang.Jangankan sampai tersentuh, mencium baunyasaja bisa mengakibatkan kematian! Keberpantangan terhadap belerang ini ternyata juga diwarisidan diindap oleh Jatilandak. Bahaya racun belerang yang mematikan itulah kini tengah dihadapipemuda dari Negeri Latanahsilam ini.5

    Kami tidak akan pergi tanpa kau! kata Bunga,sementara Wiro tegak tertegun.

    Betul. Kita datang bersama pergi harus

    5Baca: Wiro Sableng Hantu Jatilandak

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    52/135

    bersama. Kata Naga Kuning sambil melintangkandi atas dada bumbung bambu milik Dewa Tuak

    yang masih terus dibawanya lalu melirik padaWiro yang sejak tadi bersikap diam saja.

    Jangan risaukan diriku. Kalian lekas pergisebelum terlambat... kata Jatilandak.

    Tiba-tiba di kejauhan lagi-lagi genta membahana. Tempat itu kembali berguncang bergeletar.Lapat-lapat seperti ada suara orang menyanyi

    yang diakhiri dengan tawa panjang menggidikkan.

    Kita tidak bisa menunggu lebih lama, berkataBunga seraya menatap ke arah Jatilandak.Pemuda yang berujud landak ini berkedip sayumatanya tanda mengerti. Bunga berpaling padaWiro, Gondoruwo Patah Hati, dan Naga Kuning.

    Kalau memang tak ada jalan lain kita terpaksaharus meninggalkannya... si nenek terpaksa ber

    kata perlahan.Bunga tidak berlama-lama lagi. Gadis dari alamroh ini segera berkelebat ke jurusan lenyapnyamanusia pocong yang tadi dirobek lehernya oleh

    Jatilandak. Naga Kuning menyusul, lalu Wiro, dandi belakang sekali Gondoruwo Patah Hati. Sementara berlari Wiro merasa hatinya galau. Kalau dia

    ingat apa yang telah terjadi dia tak mau perduli.Tapi kalau menyadari bahwa dia memiliki jiwakesatria, kebimbangan menggalau sanubarinya.

    Sementara itu totokan yang tadi dilakukanBunga masih menguasai Wiro, Naga Kuning, danGondoruwo Patah Hati. Nafas dan dada yang sesakmembuat mereka tak mampu berlari cepat.

    Menjelang sebuah tikungan rasa sesak turun kebawah, membuat perut membuncah mulas sepertiterdesak buang air besar.

    Celaka! Aku mau berak! kata Naga Kuningsambil pegangi perut. Mukanya kelihatan merah.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    53/135

    Butir-butir keringat memercik di keningnya. Sinenek Gondoruwo Patah Hati kalang kabut. Dia

    juga mengalami hal yang sama. Demikian puladengan Wiro. Bunga yang telah menghentikanlarinya memperhatikan sambil senyum-senyum.

    Enaknya saja kau mesem-mesem! ucapGondoruwo Patah Hati.

    Sudah! Berak saja barengan di sini! kata NagaKuning. Bocah berambut jabrik ini siap dodorkancelana ke bawah.

    Tiba-tiba secara aneh, rasa mulas di perutketiga orang itu lenyap, berpindah naik ke atas.Ada hawa panas di dada. Rasa seperti tercekik.Lalu, hueekkk...! Wiro, Naga Kuning, dan Gondoruwo Patah Hati sama-sama semburkan muntahberupa cairan berwarna kekuning-kuningan. Bersamaan dengan itu rasa sesak hilang, jalan perna

    fasan sesaat masih megap-megap lalu kembaliberubah wajar. Ketiga orang itu terduduk di tanah.Muka merah basah oleh keringat.

    Edan. Naga Kuning masih bisa keluarkansuara. Untung cuma muntah barengan. Kalausampai berak barengan!

    Gondoruwo Patah Hati jambak rambut Naga

    Kuning tapi sambil tawa cekikikan. Bungamemberi isyarat agar mereka segera meneruskanmasuk ke dalam lorong.

    Wiro yang ingatannya masih terpaut padaJatilandak berkata. Kalian pergilah duluan. Akusegera menyusul.

    Memangnya kau mau ke mana? Tanya Bunga

    heran.Jangan-jangan sembunyi mau berak! kata

    Naga Kuning pula.Jatilandak... ucap Pendekar 212.Jatilandak? Apa yang ada di pikiranmu, Wiro?

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    54/135

    Bertanya Bunga.

    Kita tidak bisa meninggalkannya begitu saja.Aahhh... Gadis dari alam roh menghela nafas.

    Menatap ke sepasang mata Pendekar 212 diaseperti bisa membaca apa yang ada di dalampikiran dan hati pemuda ini.

    Sebenarnya, bukankah dia sendiri yang mintaditinggalkan? Dia menyadari keadaan, kata NagaKuning pula.

    Aku... Wiro mengusap dagu, tidak teruskan

    ucapannya.Ada sesuatu yang hendak kau lakukan?Tanya Gondoruwo Patah Hati.

    Wiro tidak menjawab. Malah mendorong NagaKuning ke samping lalu lari ke arah tadi dia danrombongan datang. Ketika sampai di tempat

    Jatilandak tergeletak, Wiro terkejut. Sosok yang

    tadinya berbentuk landak kini telah berubahmenjadi sosok manusia berkulit kuning, tertelungkup mengenaskan di tanah. Pakaian coklatnyahancur hangus, menyembulkan punggung yangterpanggang merah.

    Dua tangan dan dua kaki pemuda ituterbentang di lantai. Sepasang mata tertutup. Wiro

    tidak dapat memastikan apakah Jatilandak masihhidup. Namun kemudian dari sela bibir Jatilandak

    yang terbuka dia mendengar suara erangan halus.Mendengar langkah kaki orang mendatangi lalu

    berdiri di dekatnya, pemuda dari negeri 1200tahun silam ini perlahan-lahan buka sepasangmatanya.

    Wiro, kenapa kau kembali? Suara Jatilandakperlahan sekali.

    Kami tidak bisa meninggalkan kau sendirian disini.

    Lalu...

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    55/135

    Wiro membungkuk. Membuat empat kali

    totokan, satu di belakang kepala, tiga di bagiantubuh Jatilandak. Sesaat kemudian pemuda dariLatanahsilam itu sudah berada di bahu kirinyalalu dibawa lari kembali ke arah lorong dari manatadi mereka datang.

    Wiro, aku berterima kasih kau punya maksudmenolong diriku. Tapi menolong orang yang segeraakan menemui kematian tidak ada gunanya. Lebihbaik kau segera bergabung dengan para sahabat.

    Mereka lebih membutuhkan dirimu. Kau takmungkin membawa aku ke mana kau pergi...Kau betul. Tapi aku bisa mencarikan tempat

    yang lebih baik dan lebih aman bagimu.Wiro membawa Jatilandak ke telaga di dasar

    jurang. Susah payah dia menuruni tangga terjal didinding batu. Jatilandak dibaringkan di tepi

    telaga.Untuk sementara kau aman di sini. Aku haruspergi. Kalau semua urusan dengan mahluk setanitu selesai, kami akan kembali menemuimu disini.

    Jatilandak ulurkan tangan memegang lengankiri Pendekar 212 erat-erat.

    Aku sangat berterima kasih. Hatimu seputihkapas, budimu semurni emas. Wiro, aku tidakakan bertahan lama. Aku tidak ingin mati denganmeninggalkan duga dan sangka yang menjadibeban berat dalam perjalananku ke alam lain. Akuingin kau tahu. Antara aku dan Bidadari Angin

    Timur tidak ada apa-apa. Tidak pernah terjadi

    apa-apa di antara kami. Budinya setinggi langit,sejuk hatinya sedalam lautan. Aku sangatmenghormatinya...

    Wiro terdiam sesaat lalu berdiri.Wiro, gadis itu mencintai dirimu setulus

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    56/135

    hatinya..., Jatilandak lepaskan pegangannya ditangan Wiro.

    Pendekar 212 garuk kepala, menatap wajahJatilandak sesaat lalu pandangannya membenturujung patahan gagang kayu Bendera Darah yangmasih menancap di bahu kiri pemuda berkulitkuning itu. Wiro ingat apa yang telah dilakukanEyang Sinto Gendeng ketika keluarkan KapakNaga Geni 212. Salah satu mata kapak ditempelkan ke patahan kayu gagang bendera. Wiro kerah

    kan tenaga dalam. Kapak Naga Geni 212 pancarkan cahaya menyilaukan disertai hawa panas.Cessss!

    Jatilandak mengernyit menahan sakit. Dagingbahunya mengepulkan asap. Gagang BenderaDarah serta merta berubah hitam, hangus gosongmenjadi bubuk.

    Wiro berbalik lalu tinggalkan tempat itu. Diaterharu mendengar ucapan Jatilandak tadi. Namun semua itu tidak dapat melenyapkan ganjalan

    yang ada di dalam hatinya. Ganjalan yang seolah-olah telah menyatu menjadi batu. Sulit untukdipupus.

    Di belakang sana terdengar suara Jatilandak

    berucap perlahan.Wiro, terima kasih. Aku mendoakan keselama

    tan bagimu dan kawan-kawan...

    ***

    Di dalam lorong, Naga Kuning tampak seperti

    orang bingung. Sebentar-sebentar dia usap bagianbawah perutnya. Bibir digigit-gigit. Dia memandang berkeliling, melirik pada Gondoruwo PatahHati dan Bunga. Kalau saja keduanya laki-lakiaku tidak malu-malu melakukannya di sini, kata

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    57/135

    si bocah dalam hati.

    Intan, Naga Kuning menyebut nama asli sinenek.

    Kau mau ke mana? Tanya Gondoruwo PatahHati yang sejak tadi memperhatikan Naga Kuning.

    Aku mau menyusul Wiro. Aku khawatir kalaudia pergi sendirian...

    Hai...Naga Kuning tidak perdulikan seruan

    Gondoruwo Patah Hati. Langsung saja bocah ini

    berlari cepat ke arah lorong yang tadi ditempuhWiro sewaktu membawa Jatilandak. Di satu tikungan dia hentikan lari. Nafas mengengah.

    Gila, aku tidak tahan lagi. Betul-betul kebelet!Sudah, di sini rasanya bisa kulakukan. Tak ada

    yang melihat, Lalu anak ini dodorkan celanahitamnya ke bawah. Tapi dia bingung sendiri. Ah,

    apa langsung saja di sini? Kalau tempat ini banyakmahluk halusnya bagaimana? Bisa kapiran akukalau sampai anuku dipencet. Dia melirik padabumbung bambu yang tersembul di kepitantangan kiri. Baiknya kumasukkan dalam bumbung ini saja. Nanti kalau ada kesempatan baruaku buang...

    Naga Kuning ambil bumbung bambu kosong,dekatkan ke bagian bawah perutnya lalu, seerrr!Bocah ini pancarkan air kencingnya ke dalambumbung bambu. Selesai kencing dia menariknafas lega. Dari balik pakaian dia keluarkansehelai sapu tangan butut lalu disumpalkan keujung bambu.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    58/135

    ANGUNAN serba putih yang dikenal dengannama Rumah Tanpa Dosa memancarkancahaya berkilau terkena sinar terik sang

    surya. Suara bahana genta baru saja lenyap.Kesunyian membungkus delapan penjuru anginsampai ke lembah kecil yang terletak tak jauh disebelah utara Rumah Tanpa Dosa.

    Sambil memanggul tubuh Dewa Tuak, WakilKetua Barisan Manusia Pocong 113 Lorong Kema

    tian berlari cepat melewati rumah tua berbentukpanggung beratap ijuk hitam. Lampion kain putihdi bawah atap bangunan membersit keluar baubusuk antara amis dan bau bangkai.

    Selewatnya, sebuah lembah kecil yang lebihbanyak tertutup batu daripada tetumbuhan, WakilKetua akhirnya sampai di halaman satu rumah

    panggung serba putih, mulai dari atap ijuk sampaitiang-tiang penyanggah bangunan serta tanggasetengah lingkaran. Sebuah genta besar tergantung di bawah atap ijuk putih. Tali genta menjulaike bawah, hampir menyentuh tanah. Dua buahbenda yaitu dua kuntum kembang kenangamenancap di atas pintu putih. Kayu di sekitar dua

    kembang itu kelihatan hangus menghitam,terdapatlah dua kembang kenanga yang dilemparBunga sewaktu berusaha menahan serangankekuatan gaib yang dilepas Sri Paduka Ratu dariRumah Tanpa Dosa.

    WIRO SABLENG

    KEMATIAN KEDUA

    B

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    59/135

    Sial, Yang Mulia Ketua selalu memberi

    perintah berubah-ubah dan mendadak. Kalau sajadia tidak menyuruh aku menebar hawa beracun dilorong, urusanku sudah selesai dari tadi. Segalarencana jadi tak karuan. Aku harus bertindakcepat!

    Yang Mulia Sri Paduka Ratu! Aku Wakil Ketuadatang menjalankan perintah Yang Mulia Ketua.Lekas keluar dan laksanakan perintah!

    Suara keras seruan Wakil Ketua menggema

    panjang lalu lenyap. Tak ada gerakan, tak adajawaban dari dalam Rumah Tanpa Dosa.Yang Mulia Sri Paduka Ratu! Kita tidak punya

    waktu banyak! Para penyusup sudah berada didalam lorong sebelah selatan! Wakil Ketuaberteriak lagi.

    Wakil Ketua! Aku tidak tuli! Mengapa berteriak

    tidak karuan seolah kau lebih kuasa dari YangMulia Ketua? Tiba-tiba ada suara perempuan daridalam bangunan putih, mendesing keras seolahsambaran angin.

    Perempuan keparat! Kau akan rasakanbagianmu nanti! Kau akan menyembah di kakikusebelum tubuhmu kembali ke alam bangkai

    busuk! Wakil Ketua memaki dalam hati.Tidak sabaran Wakil Ketua menarik tali genta

    tiga kali berturut-turut. Suara keras menggelegar.Tanah bergeletar. Rumah Tanpa Dosa mengeluarkan suara berderik. Wakil Ketua terhuyung-huyung dan cepat kerahkan tenaga sebelumtubuhnya terbanting ke tanah.

    Ketika suara genta berhenti, dari dalam RumahTanpa Dosa terdengar suara perempuan tertawa.Pintu putih di ujung atas tangga setengah lingkaran terbuka. Sesaat kemudian muncul satu sosokputih, melangkah dalam gerakan kaku.

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    60/135

    Sosok putih ini mengenakan kain penutup

    kepala yang pada bagian atas melingkar sebuahmahkota kecil berwarna hijau. Jubah putih yangmenutupi tubuh begitu tipis menerawang hinggabentuk aurat di sebelah dalam nyaris jelas. Adasatu kejanggalan. Jubah putih itu robek di bagianperut. Di sebelah belakang, di bawah kainpenutup kepala menjulai rambut panjang hitamsampai sepinggang.

    Yang Mulia Sri Paduka Ratu, Wakil Ketua

    berseru. Yang Mulia Ketua minta kau menyedottenaga dalam dan kesaktian kakek ini! Harap kaulakukan dengan cepat!

    Habis berkata begitu Wakil Ketua turunkantubuh Dewa Tuak dari panggulannya. Si kakek,dalam keadaan lemah tegak terhuyung, duatangan terkulai lunglai, dua lutut agak tertekuk

    dan sepasang mata terpejam.Sepasang mata di balik dua lobang pada kainpenutup kepala bermahkota menatap tak berkesipke arah Wakil Ketua dan kakek yang tegak disampingnya.

    Wakil Ketua, kau menunjukkan perilakusangat setia dalam menjalankan perintah Yang

    Mulia Ketua. Tapi kau tidak bisa menipu diriku!Wakil Ketua terkejut. Perasaanku jadi tidak

    enak. Apa dia mengetahui semua rencanaku?Berbahaya. Aku benar-benar harus bertindakcepat. Mudah-mudahan Ketua masih sibuk dalammelampiaskan nafsu bejatnya.

    Yang Mulia Sri Paduka Ratu, apa maksud

    Yang Mulia dengan ucapan tadi? Wakil Ketuaajukan pertanyaan.

    Berapa kali aku menegur agar kau tidakberbuat cabul di tempat ini?

    Yang Mulia Sri Paduka Ratu, saya tidak

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    61/135

    mengerti...

    Sang Ratu yang masih berdiri di ujung atastangga putih tertawa panjang.

    Kau menculik dan menyekap seorang gadis.Punya maksud hendak mencabulinya. Apakah kautidak takut mendapat hukuman berat?

    Ucapan sang Ratu kembali membuat WakilKetua terkejut. Bagaimana dia bisa tahu akumenculik dan menyekap gadis itu?

    Sri Paduka Ratu, jangan kau percaya pada

    segala kabar angin. Tugasku banyak. Mana adawaktu untuk segala urusan culik menculik, sekapmenyekap.

    Sosok putih di depan pintu tertawa panjang.Yang Mulia Sri Paduka Ratu. Kau rupanya

    selalu memperhatikan gerak-gerikku. Padahalyang berbuat cabul di tempat ini bukan cuma

    aku...Yang Mulia Sri Paduka Ratu kembali tertawa.Apakah engkau hendak mengatakan Yang MuliaKetua juga melakukan perbuatan cabul tapimengapa aku tidak memperdulikan dan tidakmenegur? Beraninya kau punya pikiran dankeluarkan ucapan seperti itu. Apa tidak khawatir

    Yang Mulia Ketua mendengar?Perempuan setan! maki Wakil Ketua tapi

    diam-diam hatinya kecut juga. Dia memandangberputar ke arah kejauhan. Belum kelihatantanda-tanda Yang Mulia Ketua akan segeramuncul.

    Di atas tangga Yang Mulia Sri Paduka Ratu

    kembali membuka mulut.Kau lupa pada ucapan kesetiaan bahwa hanya

    perintah Yang Mulia Ketua yang harusdilaksanakan!

    Dalam hati Wakil Ketua kembali memaki. Lalu

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    62/135

    dia berkata dengan suara keras. Kehadiranku disini bukan untuk mendengar segala bicara pan

    jang lebar. Aku membawa tugas dari Yang MuliaKetua. Kau diperintahkan untuk menyedot tenagadalam dan kesaktian kakek ini! Laksanakan sajatugasmu! Jangan banyak bicara!

    Sri Paduka Ratu tertawa panjang. Sekalikakinya digerakkan, seperti terbang tubuhnyamelayang ke bawah dan tegak di halaman Rumah

    Tanpa Dosa, terpisah lima langkah di hadapan

    Dewa Tuak dan Wakil Ketua.Aku mencium bau aneh di tubuh kakek ini.Wakil Ketua, harap kau menerangkan siapa diaadanya.

    Wakil Ketua tanggalkan kain putih penutupkepala orang yang tegak terbungkuk di sampingnya. Kelihatan satu wajah tua berambut putih

    dengan sepasang mata dalam keadaan terpejam.Julukannya Dewa Tuak. Kuberitahupun kautidak tahu apa-apa! jawab Wakil Ketua pula.

    Yang Mulia Sri Paduka Ratu menyeringai lalumelangkah mendekati Dewa Tuak yang masihberdiri terhuyung-huyung. Tiba-tiba kakek inibuka matanya yang sejak tadi terpejam. Begitu

    melihat siapa yang berdiri di depannya, duamatanya langsung dikedap-kedipkan.

    Aku harap tidak bermimpi. Tidak mendugabakal bertemu seorang manusia pocong betina ditempat ini! Ada mahkota di kepalamu! Ha... ha...ha! Kau pasti bukan mahluk sembarangan.Sayang wajahmu tertutup kain putih. Tapi aku

    yakin pasti wajahmu secantik bidadari. Ha... ha...ha!

    Yang Mulia Sri Paduka Ratu. Lekaslaksanakan tugasmu! Cepat sedot tenaga dalamdan kesaktiannya! Wakil Ketua sudah tidak

  • 8/12/2019 141. Kematian Kedua.pdf

    63/135

    sabaran.

    Eh, apa? Dewa Tuak angkat kepalanyasedikit. Tangan kiri digelungkan di belakang dauntelinga kiri. Lagaknya seperti orang maumendengar lebih jelas. Kalau mau menyedot

    jangan tenaga dalam dan kesaktianku. Aku relamemberikan bagian tubuhku yang lain untukdisedot! Kau pasti merasa enak! Aku juga enak!Sama-sama enaklah kita! Ha... ha... ha!