8/30/2013 1 INDUSTRY AND SECTORAL POLICY E-Mail : Mail : [email protected][email protected]HP HP : : 0811 0811 – 25 25 – 4255 4255 Visit my site: http://www.mudrajad.com Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM 2 Note: Other sectors include the following: electricity, gas, and water sector; construction sector; trade, hotel, and restaurant sector; transportation and communication sector; finance, rental, and company service sector; and service sector. Source: Calculated from BPS (2012) Indonesia adalah negara agraris pada tahun 1960an hingga 1980an. Namun sejak tahun 1993, telah terjadi transformasi struktural karena industri telah menggantikan pertanian sebagai penggerak utama PDB Indonesia. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia cenderung mengalami penurunan kembali sejak tahun 2004. Namun demikian, pada tahun 2011 kontribusi manufaktur meningkat menjadi 27,3%, sedang sektor pertanian menyumbang 13,5% terhadap PDB. Sektor 1968 1978 1988 1998 2000 2004 2006 2008 2009 2010 2011 Pertanian 51,0 30,5 24,1 17,4 15,6 15,4 14,1 14,1 15,3 15,3 13,5 Pertamba- ngan 4,2 17,6 12,1 8,3 12,1 8,6 9,4 9,1 10,6 11,2 8,1 Manufaktur 8,5 10 18,5 23,9 27,8 28,3 28,1 27,8 26,4 24,8 27,3 Lainnya 36,3 41,9 45,2 50,3 44,6 47,7 48,1 52,9 47,7 48,7 51,1 PDB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 MENGAPA SEKTOR INDUSTRI? INDUSTRIALISASI TELAH MENYEBABKAN TRANSFORMASI STRUKTURAL Kontribusi Masing-masing Sektor terhadap PDB Indonesia, 1969-2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.DFakultas Ekonomika & Bisnis UGM
2
Note: Other sectors include the following: electricity, gas, and water sector; construction sector; trade, hotel, and restaurant sector; transportation and communication sector; finance, rental, and company service sector; and service sector.Source: Calculated from BPS (2012)
Indonesia adalah negara agraris pada tahun 1960an hingga 1980an. Namun sejaktahun 1993, telah terjadi transformasi struktural karena industri telahmenggantikan pertanian sebagai penggerak utama PDB Indonesia. Kontribusisektor manufaktur terhadap PDB Indonesia cenderung mengalami penurunankembali sejak tahun 2004. Namun demikian, pada tahun 2011 kontribusimanufaktur meningkat menjadi 27,3%, sedang sektor pertanian menyumbang13,5% terhadap PDB.
MENGAPA SEKTOR INDUSTRI?INDUSTRIALISASI TELAH MENYEBABKAN TRANSFORMASI STRUKTURAL
Kontribusi Masing-masing Sektor terhadap PDB Indonesia, 1969-2011
8/30/2013
2
3
Pertumbuhan sektor industri manufaktur di Indonesia 2001-2008 menunjukkan tren yang secara umum meningkat antara 2,8% hingga 7,5%. Ini jauh lebih rendah dibanding sebelum krisis 1998, yang mampu tumbuh 2 digit. Pertumbuhan sektor industri di Indonesia 2005-2008 hanya meningkat sebesar 5.7%. Padahal, pemerintah menargetkan industri tumbuh sebesar 8,56%/tahun dan menyerap tenaga kerja 2,64 juta/tahun selama 2004-2009.
Pertumbuhan Sektor Industri & Perekonomian Indonesia, 1994-2008* (%)
Sumber: KPIN (2009).
Peranan Masing-Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2007*
No.Cabang Industri Persen (%)
1995 2004 2005 2006 2007*
1 Makanan, Minuman dan Tembakau 47.1 30..3 29.3 27.1 11.0
2 Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 9.2 13.8 12.5 12.4 10.4
3 Brg. Kayu & Hasil Hutan 6.7 5.7 5.4 5.8 1.8
4 Kertas & Barang Cetakan 4 5.8 5.6 5.2 5.7
5 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 13.5 11 12.1 12.6 18.6
8 Alat Angkut., Mesin & Peralatannya 12.4 25.7 27.4 29.4 34.6
9 Barang lainnya 0.6 0.9 0.9 0.9 5.7
Total Industri 100 100 100 100 100
*Kuartal 2 2007
Sumber: diolah dari BPS (2007), Depperin (2007)
Empat penyumbang industri manufaktur utama yang berperanan dalam pembentukan PDB industri pengolahan non-migas selama 1995-2007 adalah industri alat angkut, mesin dan peralatannya; industri makanan, minuman dan tembakau; industri pupuk, kimia dan barang dari karet; serta industri tekstil, barang kulit dan alas kaki
8/30/2013
3
Indonesia’s Leading Food & Beverages Companies
Indofood, Wingfood, Garudafood are vertically integrated,
owning production, processing & distribution facilities.
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
8,000,000
Indofood(NoodleOnly)
Nestlé(Domesticwithout JV)
Garudafood(Peanut &
Snack)
Coca-Cola Sinar Sosro(RTD Tea)
Frisian Flag Santos(Coffee &Candy)
Heinz ABC Danone(Biscuit &
Beverages)
Mayora(Coffee, Hot
Cereal,Candy)
Sale
s 2
006 (
mio
Rp
)
manufacturer
Pertumbuhan Industri Non-Migas (YoY) Tahun 2004-2007*
8 Alat Angkut, Mesin & Peralatan 7.7 17.7 12.4 7.531.2 17.2
9 Barang Lainnya 8.9 12.8 2.6 3.6-29.9 -2.7
Total Industri 13.1 7.5 5.9 5.37.3 6.5
*Kuartal 2 2007
8/30/2013
4
Terjadi Peningkatan Volume Pemakaian BBM
Terjadi peningkatan penggunaan premium pada bulan Oktober dan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan penjualan kendaraan bermotor (Mobil dan Motor)7
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct
2006 2007
Hundreds
Car Sale
Sunrise Industry and Sunset Industry
Growth2002-9*
Share to Manufacturing Industry, 2002-9*
High Low
High
Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia
Industri Karet dan Barang-Barang dari Plastik
Industri Makanan dan Minuman
Industri Barang Galian Bukan Logam
Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya
Industri Daur Ulang
Low
Industri Tembakau Industri Kayu, Barang dari Kayu,
dan Anyaman Industri Kertas dan Barang dari
Kertas
Industri Logam Dasar Indsutri Mesin dan
Perlengkapannya Industri Radio, Televisi,
dan Peralatan Komunikasi Lainnya
Sunrise industry adalah cabang industri yang pangsanya besar dalam sektor industri dan memiliki pertumbuhan di atas rata-rata industri. Industri yang termasuk sunrise industry adalah industri kimia dan barang-barang kimia (pupuk termasuk di dalamnya), industri karet dan barang-barang dari plastik, dan industri makanan dan minuman.
Sunset industry adalah cabang indutri yang perannya kecil dalam industri manufaktur dan memiliki pertumbuhan di bawah rata-rata industri. industri yang termasuk sunset industry adalah industri logam dasar, industri mesin dan perlengkapannya, dan industri radio, televisi, dan peralatan kominikasi lainnya.
*)angka perkiraanSumber: diolah dari BPS (2012)
8/30/2013
5
@Mudrajad Kuncoro\GBE 9
2003 2001 2000 1999 Perusahaan Skor
3 1 1 2 Astra Int 6.06
1 2 2 3 Indofood 5.90
6 3 3 6 Sampoerna 5.72
4 4 4 1 Gudang Garam 5.55
7 5 5 5 Indosat 5.42
8 6 8 7 Djarum 5.10
9 7 9 (-) Telkomsel 5.03
- 8 (-) (-) Satelindo 4.97
10 9 7 (-) Sosro 4.95
- 10 10 (-) SCTV 4.94
10 Besar Perusahaan Terbaik di Indonesia yang masuk “Top 200 best Companies in Asia”Menurut Far Eastern Economic Review(25/12/2003-5/1/2004)
Sumber: http://www.feer.com/articles/2003/0312_25/free/p064.html, accessed 25 Dec 2003
Perilaku konsumtif rakyat Indonesia: tetap beli mobil/sepeda motor, makan mie instant, ngrokokan untuk penghilang stress, ke mana-mana
nenteng ponsel, nonton TV terus, sambil minum teh botol.
@Mudrajad@Mudrajad 1010
AnalisisAnalisis 2000 perusahaan terbaik di dunia 2000 perusahaan terbaik di dunia tersebuttersebut menunjukkanmenunjukkan bahwabahwa meskipunmeskipun gejolakgejolak didi sektorsektorkeuangankeuangan global, bank global, bank masihmasih mendominasimendominasi, , dengandengan 5 5 perusahaanperusahaan didi jajaranjajaran 10 10 terbaikterbaik didi
10 Besar Perusahaan Terbaik di Indonesia yang masuk “The World’s Biggest Companies”Menurut Majalah Forbes (21/4/2010)Sumber: http://www.forbes.com/lists/2010/18/global-2000-10_The-Global-2000-Indonesia_10Rank.html, accessed 3 Nov2010
* Until 1st quarter. Source: Calculated from BPS (2010)
@Mudrajad Kuncoro\GBE 12
PRODUKSI ROKOK DI INDONESIA
• Krisis moneter tidak mempengaruhi industri rokok di Indonesia
• Negara tujuan ekspor rokok kretek Indonesia adalah Malaysia dengan volume 5.041.217 kg dengan nilai US$ 61.184.464 0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
1996 1997 1998 1999 2000 2001
Rokok Kretek
Rokok Putih
Klobot/Klembak
Total
Perkembangan Produksi
Rokok Kretek di Indonesia
Sumber:
Diolah dari data Indocommercial (1999;2002)
8/30/2013
7
@Mudrajad Kuncoro\GBE 13
ANALISIS STRUKTUR INDUSTRI ROKOK KRETEK
• Untuk mengukur konsentrasi industri digunakan dua indikator:
– Rasio konsentrasi:• CR4 & CR 8 : pangsa 4
perusahaan terbesar dan pangsa 8 perusahaan terbesar dalam industri.
– Indeks Herfindahl-Hirschman (IHH):
• penjumlahan kuadrat pangsa pasar tiap-tiap perusahaan dalam suatu industri.
• IHH bernilai antara 0-1.
– Jika mendekati 0 berarti struktur industri mendekati pasar persaingan sempurna.
– Jika mendekati 1 maka struktur industri cenderung ke pasar monopoli.
• Jika CR4 = 40%, maka struktur industri dikatakan berbentuk oligopoli (Kuncoro, et al, 1997: Bab 22)
• Menurut Stigler, suatu industri dikatakan berstruktur oligopoli bila mempunyai konsentrasi industri lebih dari 60%. (Hasibuan, 1993)
@Mudrajad Kuncoro\GBE 14
KONSENTRASI INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA, 1996-1999
• Dengan metode Rasio Konsentrasi:– rata-rata CR4 industri rokok di
Indonesia sebesar 77,56%.
– Rata-rata CR8 industri rokok di Indonesia sebesar 88,15%.
– Berdasarkan klasifikasi struktur industri menurut Bain (1956), struktur industri rokok kretek di Indonesia termasuk tipe II yaitu oligopoli dengan tingkat konsentrasi tinggi.
• Dengan metode IHH diperoleh nilai 0,27 yang berarti struktur industri rokok kretek di Indonesia tidak berstruktur monopoli.
Tahun CR4 CR8 IHH Total Firm
1996 0.8109 0.9174 0.3131 191
1997 0.8216 0.9071 0.3207 190
1998 0.6807 0.8206 0.2056 204
1999 0.7891 0.8812 0.2716 206
rata - rata 0.7756 0.8815 0.2778Sumber: diolah dari data BPS.
8/30/2013
8
@Mudrajad Kuncoro\GBE 15
Diversifikasi usaha Djarum
• Bermula dari raja rokok, merambah berbagai bisnis:– Perbankan: beli saham BCA
bersama Farallon Capital; Bank Haga & Hagakita
– Properti: WTC Mangga Dua. Mal Daan Mogot, Perum Karawang Resinda, Griya Padma Semarang, Hotel Padma
– Optik: pemain terbesar bisnis lensa kacamata
– Elektronika: Polytron, Digitec
– Tekstil: busana & garmen
– Funiture: Ligna,Kudus Istana Furnitur
Sumber: Swa (Jan, 2003)
@Mudrajad Kuncoro\GBE 16
Para Pemain Rokok Pinggiran
• Sebagai “follower”
– Meniru desain grafis & kemasan produk 4 besar
– Harga murah
– Pemasaran sebatas kec, kab, provinsi
– Iklan bombastis & sihir kata:
• Rokok ini memakai tembakau sangat canggih & cocok untuk kaum intelektual (Dja Yen Ng)
Integrasi Ekonomi Regional dengan Lingkungan Global yang semakin kompetitif
ASEAN Economic Community 2015
1. Menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal yang didukung olehaliran barang dan jasa, investasi, modal dan tenaga kerjaterdidik yang lebih bebas.
2. Menjadikan kawasan ASEAN sebagai magnet bagi penanamanmodal asing
Visi ASEAN 2020 (1997)Dipertegas oleh Deklarasi ASEAN Concord II
(2003); ASEAN Charter (2007)
Liberalisasi PerdaganganWTO
Tantangan RegionalAsean Economic Community dan Liberalisasi Perdagangan Dunia
8/30/2013
11
Catatan: dalam ribuan orang; data sampai 15 Juni 2010Sumber: ASEAN Tourism Database (2010)
Kedatangan Wisman di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 2006-2008.Apabila dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, Indonesia ada di peringkat ke empat.
KEDATANGANKEDATANGAN WISMANWISMAN KKEE INDONESIA INDONESIA DANDAN ASEAN (ASEAN (RIBURIBU ORANGORANG))
Persentase Jumlah Usaha (Total: 22,7 juta)
Perbandingan Daya Serap Tenaga
Kerja/Unit Usaha dan Persentase Jumlah
Usaha0,2
0,7
15,8
83,3
108
19
3
2
Besar
Menengah
Kecil
Mikro
Tenaga Kerja/ Unit Usaha (Total: 49,7 juta orang)
9,6%
5,9%
21,9%
62,5%
Sumber: Diolah dari BPS, Sensus Ekonomi 2006Sumber: Diolah dari BPS, Sensus Ekonomi 2006
DATA TERBARU SENSUS EKONOMI 2006DATA TERBARU SENSUS EKONOMI 2006Usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99,1%) dan penyerapan tenaga kerja (84,4%), dengan perbandingan 2 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha mikro dan 3 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha kecil. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit usahanya hanya 0,9%, menyerap 15,5% tenaga kerja dengan perbandingan 19 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha menengah, dan 108 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha besar.
8/30/2013
12
ASEAN Economic Integration: Setting the Context
ASEAN Economic Community 2015 (AEC 2015) is not a newly invented vision of ASEAN in economic sphere
ASEAN Leaders have long pledged to foster regional economic growth, reduce poverty and improve living standards by-inter alia–lowering/eliminating tariff barriers and eliminating non-tariff barriers among the member states
1976
1977
1981
1983
1987
1992
1995
1997
1998
2003
2005
2007
2008
2009
1989
1994
2004
2006
2010
Categorization of Goods
• Normal Track (target of tariff rate = 0%)
(a) Early Harvest Program (2006)
(b) NT1 (2010)
(c) NT2 (2012)
• Sensitive list
(a) Tahun 2012 tarif menjadi 20%
(b) Tahun 2018 tarif menjadi 0-5%
• Highly Sensitive list
Tahun 2015 tarif menjadi 50% (untuk produk yang pada tahun 2002 tingkat tarifnya >50%)
8/30/2013
13
ASEAN-Australia- New Zealand FTA
ASEAN-Korea FTA
ASEAN-Japan CEP
ASEAN-Canada
ASEAN-China FTA
ASEAN-Russia
ASEAN-EU
ASEAN-Pakistan
ASEAN-India FTA
ASEAN-US TIFA
AEC : ASEAN Economic Community
EAFTA : East Asia Free Trade Area
CEPEA : Comprehensive Economic Partnership in East Asia
Selama 2008-2009, ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan yang negatif yakni minus 14,4%. Penurunan growth terbesar terjadi pada komoditas ekspor migas yakni minus 31%, sementara komoditas ekspor nonmigas hanya turun hingga minus 8,5%. Namun, kinerja ekspor mulai membaik selama Jan-Agust 2009-2010, di mana total ekspor tumbuh 35,1%. Kenaikan ekspor terutama dari ekspor minyak, gas, dan nonmigas.
EKSPOR INDONESIA 2005-2010
*hingga Agustus 2010
ASEANASEAN--China FTA?China FTA?Ekspor dan Impor Indonesia dengan China (2006Ekspor dan Impor Indonesia dengan China (2006--2009)2009)
* Sampai dengan Agustus 2010* Sampai dengan Agustus 2010
Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)
Sejak tahun 2008, neraca perdagangan Indonesia terhadap China mengalami defisit, sebesar US$3.610,70 juta pada tahun 2008.
Hal yang sama masih terjadi pada tahun 2009, sampai dengan November, Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 2.501,80 juta.
TahunTahun
Surplus/DefisitSurplus/DefisitNeraca Perdagangan Neraca Perdagangan ((juta juta
China merupakan mitra dagang ASEAN terbesar ketiga pada tahun 2008, setelah Jepang dan Uni Eropa.
Pangsa China dalam perdagangan intra-regional di Asia Timur dan Tenggara meningkat dari 31,7 persen pada tahun 1990 menjadi 42 persen pada 2008 (ADB, 2009)
India, Vietnam dan Indonesia saat ini mengalami perdagangan defisit dengan China. Ketiga negara mengimpor manufaktur China dan mengekspor bahan mentah utama.
Peringkat Nilai Impor Indonesia dari China Menurut Jenis Peringkat Nilai Impor Indonesia dari China Menurut Jenis BarangBarang
* Sampai dengan September
Sumber: diolah dari Departemen Perdagangan (2010)
No Code HS Description of Goods 2008 2009*
1 8517Elect. App. For LineTelephony/Line Telegraphy 1.619,0 1.027,6
2 8471Automatic Data Processing Machines and Units Thereof 457,8 422,0
3 7308Structures and Parts Thereof 277,0 98,9
4 8404Auxiliary Plant for Use with Boilers of Heading 8402 or 8403 268,9 240,1
5 7208Flat-Rolled Products of Iron or Non-Alloy Steel 215,6 261,3
6 7304Tubes, Pipes, and Hollow Profiles, Seamless, of Iron or Steel 195,0 196,0
7 7606Aluminium Plates, Sheets and Strip 191,3 26,1
8 8473
Parts and Accessories Suitable for Use Solely/Principally with the Machines of Headings 8469 to 8470 183,6 51,9
9 3103Mineral or Chemical Fertilisers. Phospatic 178,9 39,2
10 8406Steam Turbines and Other Vapour Turbines 169,1 167,2
China menjadi importir utama mineral dan bahan mentah lainnya, bahan bakar, makanan, barang kapital dan sejumlah barang konsumsi.
Konsumen China mengimpor seafood, batu permata, dan furnitur dari Asia Tenggara.
Empat negara Asia Tenggara termasuk di antara sepuluh besar tujuan kunjungan turis China pada tahun 2007; Vietnam, Thailand, Singapura dan Malaysia.
8/30/2013
17
Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia Terhadap Negara China
Sumber: Tjahjana (2010)
Perbandingan Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia dan China Pada Pasar Dunia
• Berdasarkan perhitungan daya saing pada pasar global berdasarkan HS 4 digit, dari 1075 total produk yang memiliki daya saing antara Indonesia dan China, Indonesia memiliki 36 produk yang sama kuat dengan China
• Pada produk Indonesia yang memiliki daya saing lebih baik dari China, nilai total ekspor Indonesia tampak berada masih jauh dari nilai total ekspor China
Sumber: Tjahjana (2010)
8/30/2013
18
Indonesia’s Sensitive Track
• Sensitive List : 304 Produk (HS 6 digit), antara lain barang jadi kulit (tas, dompet); alas kaki (sepatu sport, casual, kulit); kacamata; alat musik (tiup, petik, gesek); mainan-boneka; alat olah raga; alat tulis; besi dan baja; spare part; alat angkut; glokasida dan alkaloid nabati; senyawa organik; antibiotik; kaca; barang-barang plastik.
• Highly Sensitive List : 47 Produk (HS 6 digit), antara lain terdiri dari produk pertanian, seperti beras, gula, jagung dan kedelai; produk industri tekstil dan produk tekstil (itpt); produk otomotif; produk ceramic tableware.
Sektor Yang Dikhawatirkan Terkena Dampak AC-FTA
Sumber: Tjahjana (2010)
Terdapat 228 Kategori Produk yang terdiri atas 12 sektor industri yang dikhawatirkanakan terkena dampak negatif dari AC-FTA
8/30/2013
19
Konsep Daya Saing• Daya saing adalah produktivitas dimana suatu negara, wilayah atau cluster
mendayagunakan modal, sumber daya manusia dan potensi alam-nya.
• Produktivitas menentukan ‘standard of living’ dari suatu negara atau wilayah (tingkat upah, kesejahteraan sosial maupun lingkungan)
• Daya saing: Bukan tentang industri apa yang berkompetisi di suatu kawasan, tapi bagaimana perusahaan berkompetisi dalam industri tersebut
• Produktivitas di suatu kawasan merefleksikan apa yang dilakukan perusahaan domestik maupun asing di kawasan tsb
• Produktivitas dari industri “lokal” merupakan hal paling fundamental dalam daya saing, bukan sekedar hubungan perdagangan dengan pihak luar
• Hanya bisnis yang kompetitif yang dapat menciptakan lapangan kerja yang sinambung dan upah yang atraktif
• Negara atau kawasan bersaing dalam menawarkan lingkungan paling produktifuntuk bisnis
• Sektor publik dan privat memainkan peran berbeda tapi saling terkait dalam menciptakan suatu produktivitas ekonomi
37
Faktor Penentu Daya Saing
• Kekayaan alam saja tidak cukup untuk meningkatkan taraf hidup
• Kondisi makroekonomi yang kondusif akan menciptakan potensi daya saing, namunbelum cukup
• Produktivitas sangat tergantung pada perbaikan kemampuan mikroekonomi dan tingkat persaingan lokal
Source: On Competition, Prof. Michael Porter
38
8/30/2013
20
Persepsi atas Daya Saing IndonesiaWorld Economic Forum mengurutkan 139 Negara di dunia berdasarkan tingkat daya saing perekonomian negara tersebut yang dilihat dari12 pilar utama perekonomian. Indonesia menempari urutan 44 pada tahun 2011, atau naik dari urutan 54 tahun lalu.
Dari 3 kategori negara berdasarkan keadaan ekonominya, yakni Factor Driven, Efficiency Driven, dan Innovation Driven, WEFmengkategorikan Indonesia ke dalam negara yang sedang bertransisi dari 1 ke 2 (dari factor driven ke efficiency driven).
Sumber: World Economic Forum (2011), “Global Competitiveness Report 2011”
URUTAN INDONESIA SECARA UMUM BESERTA URUTAN PER PILAR EKONOMI
SKOR PER PILAR EKONOMI INDONESIA DIBANDING NEGARA LAIN YANG SETARA (skor 1 min 7 max/baik)
Source: IMD World Competitiveness Yearbook, http://www02.imd.ch/wcy/methodology/
42
The Most Problematic Factors for Doing Business, selected Asian countries, The Most Problematic Factors for Doing Business, selected Asian countries, 20102010--2011 (% of Respondents)2011 (% of Respondents)
MalayMalay--siasia
SingaSinga--porepore
ChinaChina ThailandThailand IndoIndo--nesianesia
PhilippinesPhilippines
Inefficient government bureaucracy 13.013.0 3.33.3 9.09.0 13.313.3 16.216.2 18.318.3
Crime and theft 4.44.4 0.10.1 1.11.1 0.70.7 3.63.6 1.71.7
Government inability/coups 1.41.4 0.00.0 2.02.0 24.824.8 6.46.4 2.32.3
Source: Global Competitiveness Report 2010-2011
42
8/30/2013
22
What is grease money?
• Illegal charges:
– It is not stated in any laws/regulations
– When you pay you do not get any receipts
– By “duit” (money) you can do it (semua bisa diatur)
• Some gifts (“grant”) are given to government officers. It is called as “gratification”.
• Other extra cost (beyond production and distribution costs) that companies have to pay in dealing with bureaucracy.
Raw Materials PRODUCTION PROCESS
EXPORTS
-ETPIK
-ILLEGAL LOGGING
-Value added tax
-Business Permissions (HO, SIUP, dll)
-Regional minimum Wages
-Tariff increase
-ILLEGAL CHARGES collected by customs officers
-THC (Terminal Handling Charges)
-EDI (ELECTRONIC DATA INTERCHANGE)
-CONTAINER PARKING CHARGES
Illegal Charges collected by scale bridge
stations
Illegal Charges collected by police & unofficial bodyguards
Masih adanya "grease money" dalam bentuk pungli, upeti dan biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dari sejak mencari bahan baku, memproses input menjadi output, maupun ekspor. Besarnya pungli
mencapai 7,5% dari biaya ekspor atau minimal Rp 3 trilyun per tahun!
8/30/2013
23
ILLEGAL CHARGES TO EXPORT COST IS ESTIMATED AT LEAST ABOUT RP 3 TRILLIONS (US$ 300 MILLIONS) PER ANNUM
Proportion of illegal charges to export cost 7.5%
Assuming the export cost/container Rp 4 millions
then amount of illegal charges becomes Rp 300 thousandsIf Indonesia can export on average per annum
10 millions containers
TOTAL ILLEGAL CHARGES Rp 3 trillionsOr in US$ (With exhange rate US$1=Rp10,000) US$ 300 millions
46
Year CPI
Rank
(Number of Countries)
2000 1,7 85 (90)
2001 1.9 84 (91)
2002 1,9 96 (102)
2003 1,9 122 (133)
2004 2,0 133 (145)
2005 2,2 137 (159)
2008 2,6 126 (180)
2009 2,8 111(180)
2010 2,8 110(178)
* Corruption Perception Index; 0 = Worst ; 10 = BestSource: Transparancy International Indonesia (2008)
Corruption Perception Index (CPI): Indonesia 2000Corruption Perception Index (CPI): Indonesia 2000--20082008Indonesia is no longer included in the top 10 most corrupted
country in the world.
8/30/2013
24
KONDISI DAYA SAING & KORUPSI INDONESIA POSISI DAYA SAING: Global Competitiveness Ranking (World Economic Forum) Tahun 2006 – 2007 sampai dengan 2010 – 2011POSISI DAYA SAING: Global Competitiveness Ranking (World Economic Forum) Tahun 2006 – 2007 sampai dengan 2010 – 2011
TINGKAT KORUPSI: Corruption Perception Index (Transparency International)Asia Tenggara Tahun 2001 – 2011TINGKAT KORUPSI: Corruption Perception Index (Transparency International)Asia Tenggara Tahun 2001 – 2011
ZERO TOLERANCE ON CORRUPTION = ZERO DEVELOPMENT?
• RASULULLAH SAW: – “Allah melaknat orang yang menyuap berikut orang yang
menerima suap dan broker suap yang menjadi penghubung antara keduanya” (HR Imam Ahmad)
• PERJANJIAN LAMA– Kitab Keluaran 23:8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta
mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
– Kitab Ulangan 10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap.
8/30/2013
25
49
CATCH-UP INDUSTRIALIZATION
• STOP DEINDUSTRIALISASI– Deindustrialisasi terlihat di sentra-sentra utama industri padat karya
khususnya di pulau Jawa maupun daerah yang terkena bencana alam (Kuncoro, 2007: bab 16).
– Gejala deindustrialisasi dini ini harus dicari akar masalahnya.
• Catch-up industralization– Suehiro (2008) menemukan bahwa gejala tersebut merupakan
fenomena yang wajar dari negara yang melakukan industrialisasi yang mengejar ketertinggalan (catch-up industralization). Di Asia Timur, Jepang adalah negara pertama yang mencoba, diikuti oleh Korea Selatan, Taiwan, dan negara-negara ASEAN.
– Dua fenomena umum yang muncul: • Negara yang baru saja melakukan industrialisasi biasanya tertinggal
dalam hal teknologi dan produk.
• Negara ini biasanya mengimpor sebagian besar produk industrinya, memulai strategi industrialisasi substitusi impor, dan mengandalkan industri padat karya.
Kerangka Penyusunan Grand Design (Roadmap)Strategi Pengembangan Industri
LINGKUNGAN LINGKUNGAN INTERNALINTERNAL•MakroIndustri
1.1. IndustriIndustri Material Material DasarDasar((besibesi dandan bajabaja, semen, , semen, petrokimiapetrokimia, , keramikkeramik))
2.2. IndustriIndustri PPermesinanermesinan(peralatan listrik & (peralatan listrik & mesin listrik, mesin & mesin listrik, mesin & peralatan umum)peralatan umum)
3.3. IndustriIndustri Manufaktur Manufaktur Padat Tenaga KerjaPadat Tenaga Kerja((tekstil & produk tekstil, tekstil & produk tekstil, alas kaki, farmasialas kaki, farmasi))
1.1. IndustriIndustri Material Material DasarDasar((besibesi dandan bajabaja, semen, , semen, petrokimiapetrokimia, , keramikkeramik))
2.2. IndustriIndustri PPermesinanermesinan(peralatan listrik & (peralatan listrik & mesin listrik, mesin & mesin listrik, mesin & peralatan umum)peralatan umum)
3.3. IndustriIndustri Manufaktur Manufaktur Padat Tenaga KerjaPadat Tenaga Kerja((tekstil & produk tekstil, tekstil & produk tekstil, alas kaki, farmasialas kaki, farmasi))
I. Basis I. Basis IndustriIndustriManufakturManufaktur
1.1.KelapaKelapa sawitsawit2.2.Karet dan barang karetKaret dan barang karet3.3.Kakao dan CoklatKakao dan Coklat4.4.KelapaKelapa5.5.KopiKopi6.6.GulaGula7.7.TembakauTembakau8.8.Industri BuahIndustri Buah--buahanbuahan9.9.Kayu dan barang kayuKayu dan barang kayu10.10.Hasil perikanan & lautHasil perikanan & laut11.11.Pulp & kertasPulp & kertas12.12.Pengolahan susuPengolahan susu
1.1.KelapaKelapa sawitsawit2.2.Karet dan barang karetKaret dan barang karet3.3.Kakao dan CoklatKakao dan Coklat4.4.KelapaKelapa5.5.KopiKopi6.6.GulaGula7.7.TembakauTembakau8.8.Industri BuahIndustri Buah--buahanbuahan9.9.Kayu dan barang kayuKayu dan barang kayu10.10.Hasil perikanan & lautHasil perikanan & laut11.11.Pulp & kertasPulp & kertas12.12.Pengolahan susuPengolahan susu
IIII. AGRO. AGRO
PENGEMBANGAN KLUSTER INDUSTRI PRIORITAS (Perpres no. 28/2008)
1.1. ElektronikaElektronika2.2. Perangkat keras Perangkat keras
Kekuatan utama industri kelas dunia (California Wine & TPT Italia) adalah keterkaitan dan sinergi antara industri terkait & pendukung,
dengan dukungan universitas, lembaga keuangan, dan kebijakan pemerintah yang kondusif
Area Area SaintifikSaintifik
Area Area KomersialKomersial
SiklusSiklus RisetRiset--Market IdealMarket Ideal
Alva E. Tontowi-UGM
HasilHasilRisetRiset
MitraMitraIndustriIndustri
PenelitiPeneliti(UGM)(UGM)
MarketMarket
spinspin
ProsesProses ProduksiProduksi: : ScaleScale--up up (incubator, pilot project), (incubator, pilot project),
spinspin--off, off, dstdst..
HKIHKI2013/8/30
8/30/2013
28
@www.mudrajad.com 55
Dari Soeharto ke Susilo:Dari Soeharto ke Susilo:Apa yang beda?Apa yang beda?
56
Krisis adalah cobaan. Quran Srt Al Baqarah ayat 155:Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
…akhirnya….
Lebih Kurang Mohon DimaafkanLain Kali Mohon Diundang
8/30/2013
29
@Mudrajad Kuncoro\GBE 57
GROUP ASSIGMENT
• Take an industry as a case study. Analyze to what extent the performance of industry is influenced by industry, sectoral, fiscal, and monetary policy?
• Deadline of paper submission: one & half month after the lecture.
OUTLINE OF YOUR PAPER
1. INTRODUCTION
– Research question?
– Outline
2. MAIN BODY
– Contribution of an industry:Mengapa memilih suatu industri? Pakai data BPS untuk menunjukkan sumbangan industri tsb terhadap total ind manufaktur: nilai tambah, jumlah perusahaan, penyerapan tenaga kerja
– Overview related macro and sectoral policies
– Impacts of those policies on industrial performance