76 BAB III KONSEP ETIKA MURID DALAM MENCARI ILMU MENURUT KH. AHMAD MAISUR SINDY AT TURSIDY 1. Biografi KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy A. Riwayat Hidup KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy (selanjutnya disebut At- Tursidy) dilahirkan pada tanggal 18 Juni 1925 di desa Tersidi RT dan RW : 04, kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 1 Nama At Tursidy diambil dari nama desa beliau yaitu Tersidi. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang berpegang teguh pada agama dan mementingkan akhlak serta ilmu dalam Islam baik. Ayahnya, KH. Sarbini adalah seorang yang dikenal oleh masyarakat sebagai ulama yang selalu teguh dalam memperjuangkan agama dan bangsa teerbukti dengan semangat beliau ketika melaan melawan penjajah. Kakeknya yaitu KH. Rofi’i juga seorang ulama yang wira’i. 2 At Tursidy Wafat pada bulan shafar tepatnya bulan Agustus tahun 1997 dalam usia 72 tahun di kediri jawa timur. Di makamkan di pondok pesantren Mahir Ariyyad Ringin Agung, Pare, Jawa Timur, sebuah pesantren yang didirikan oleh Syeh Nawawi. 3 1 Wawancara dengan KH. Munif Maisur (Putra ke-2 KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy). Di rumah KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy. Hari Sabtu. Tgl. 04. 15. 2013. pukul 17.27 WIB. 2 Wawancara dengan KH. Munif Maisur (Putra ke-2 KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy). Di rumah KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy. Hari Sabtu. Tgl. 04. 15. 2013. pukul 17.40 WIB 3 Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damascus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau dididik oleh ayah beliau yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai belajar di katatib (tempat belajar baca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh.Ketika berumur
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
76
BAB III
KONSEP ETIKA MURID DALAM MENCARI ILMU MENURUT KH.
AHMAD MAISUR SINDY AT TURSIDY
1. Biografi KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy
A. Riwayat Hidup KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy
KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy (selanjutnya disebut At-
Tursidy) dilahirkan pada tanggal 18 Juni 1925 di desa Tersidi RT dan RW :
04, kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.1 Nama At
Tursidy diambil dari nama desa beliau yaitu Tersidi. Beliau dibesarkan
dalam keluarga yang berpegang teguh pada agama dan mementingkan
akhlak serta ilmu dalam Islam baik. Ayahnya, KH. Sarbini adalah seorang
yang dikenal oleh masyarakat sebagai ulama yang selalu teguh dalam
memperjuangkan agama dan bangsa teerbukti dengan semangat beliau
ketika melaan melawan penjajah. Kakeknya yaitu KH. Rofi’i juga seorang
ulama yang wira’i.2
At Tursidy Wafat pada bulan shafar tepatnya bulan Agustus tahun
1997 dalam usia 72 tahun di kediri jawa timur. Di makamkan di pondok
pesantren Mahir Ariyyad Ringin Agung, Pare, Jawa Timur, sebuah
pesantren yang didirikan oleh Syeh Nawawi.3
1 Wawancara dengan KH. Munif Maisur (Putra ke-2 KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy).Di rumah KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy. Hari Sabtu. Tgl. 04. 15. 2013. pukul 17.27 WIB.
2 Wawancara dengan KH. Munif Maisur (Putra ke-2 KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy).Di rumah KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy. Hari Sabtu. Tgl. 04. 15. 2013. pukul 17.40 WIB
3 Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, AbuZakaria. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerahDimasyq (Damascus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau dididik oleh ayah beliauyang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai belajar di katatib (tempat belajarbaca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh.Ketika berumur
77
B. Pendidikan
At Tursidy mendapat pendidikan tingkat ibtida (pendidikan awal
setingkat sekolah dasar) oleh ayahnya sendiri yaitu KH. Sarbini, setelah
cukup dewasa KH. Sarbini mengantar putranya KH. Ahmad maisur sindy
kepondok pesantren di pondok Lirab kabupaten Kebumen Jawa Tengah,
yang pondok itu khusus akan ilmu alat yaitu Nahwu, Shorof, mantiq, bayan
dll. dari kecilnya beliau sangat cerdas jadi dalam menerima pelajaran selalu
mudah ditangkapnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di pondok pesantren lirab, KH.
Ahmad maisur sindy At Tursidy melanjutkan pendidikannya ke Pondok
pesantren tebu Ireng yang diasuh Oleh KH. Hasyim Asy’ari4 dengan melalui
jalan kaki dari rumahnya desa Tersidi kecamatan Pituruh Kab. Purworejo,
sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikhini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud padamasanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam. Perhatian ayah dan gurubeliaupun menjadi semakin besar.An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudianpada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilmi-nya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut. Ia tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-Jami’ Al-Umawiy. Jadilah thalabul ilmi sebagai kesibukannya yangutama. Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali danmenghafal banyak hal. Ia pun mengungguli teman-temannya yang lain. Ia berkata: “Dan akumenulis segala yang berhubungan dengannya, baik penjelasan kalimat yang sulit maupunpemberian harakat pada kata-kata. Dan Allah telah memberikan barakah dalam waktuku.”[Syadzaratudz Dzahab 5/355]. Lihat, http://muslim.or.id/biografi/biografi-ringkas-imam-nawawi.html
4 Beliau dilahirkan pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal24 Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur danbeliau kemudian tutup usia pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebu Ireng,Jombang, KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama yaitu sebuah organisasi massaIslam yang terbesar di Indonesia. KH Hasyim Asyari merupakan putra dari pasangan Kyai Asyaridan Halimah, Ayahnya Kyai Ashari merupakan seorang pemimpin Pesantren Keras yang berada disebelah selatan Jombang. KH Hasyim Ashari merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Darigaris keturunan ibunya, KH Hasyim Ashari merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir(Sultan Pajang). dari Ayah dan Ibunya KH Hasyim Ashari mendapat pendidikan dan nilai-nilaidasar Islam yang kokoh. Lihat. http://fimadani.com/kh-hasyim-asyari-sang-penjaga-islam-tradisional/
78
tidak membawa bekal apapun kecuali uang benggol 5 yang didapat dari
orang tuanya. Selama berminggu-minggu dalam perjalanan menuju pondok
pesantren Tebu Ireng, beliau hanya makan 1 – 2 kali, bahkan hanya minum
saja, demikian itu berlanjut sampai ketika di pondok pesantren. Dalam
mencari ilmu Beliau bahkan sampai dirumahpun beliau ta’dzim sekali
kepada guru-gurunya dan dalam kehidupannyapun sederhana, bahkan sering
Tirakat dan puasa.6
KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy melanjutkan Pendidikannya di
pondok pesantren Jampes, Kediri, Jawa timur, kemudian disinilah beliau
mendirikan madrasah Mafatihul Huda yang santrinya sangat banyak hingga
ribuan.
Setelah mendirikan dan merintis Madrasah Mafatihul Huda, beliau
kemudian Melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren Benda, Pare,
Kediri Jawa Timur. Disinilah KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy mulai
mengarang beberapa kitab yang sebenarnya sudah ada angan-angan sudah
lama.diantaranya adalah kitab Tanbihu Al Muta’allim, kitab inilah karangan
beliau yang pertama dan terpopuler. KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy
kemudian pulang ke kampungnya di desa Tersidi karena pada waktu itu
terjadi penjajahan jepang.
5 Uang zaman penjajahan belanda-jepang berbentuk bundar dengan diameter 2 cm dansalah satu muka uang bertuliskan arab, uang ini dianggap oleh masyarakat dahulu hingga sekarangmempunyai keramat,atau bisa dijadikan sebagai orang jawa bilang ajimat keberuntungan.Wawancara dengan ibu Hj. Aminah. 04 januari 2012. Di Kesesirejo, bodeh, pemalang.
6 Wawancara dengan Istri KH. Munif Maisur (Putra ke-2 KH. Ahmad maisur sindy AtTursidy). Di rumah KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy. Hari Sabtu. Tgl. 04. 15. 2013. pukul16-49 WIB.
79
C. Aktivitas dan Kiprah KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy
Aktivitas mengajar KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy sudah
dimulai sejak di pondok pesantren Hingga sampai Akhir hayatnya yang
berhasil melahirkan ribuan Ulama, Kyai dan asatidz yang menyebar ke
berbagai pelosok tanah air. Bermula ketika diTersidi KH. Ahmad maisur
sindy sering sakit-sakitan terutama sakit mata, akhirnya bapaknya yaitu KH.
Sarbani menganjurkan untuk Tirah7 atau Pindah tempat ke Ringin Agung
(Pondok pesantren ayahnya dahulu yang didirikan oleh Syekh Nawawi Al-
Bantani). Disamping untuk kesehatan juga disini beliau belajar dan
mengajar. pada waktu masih dalam asuhan syekh Nawawi Al-Bantani
santrinya kurang lebih berjumlah 20.000 orang, setelah itu berkurang
menjadi 50 orang semenjak Syekh Nawawi Wafat. Kedatangan KH. Ahmad
maisur sindy menjadi keberkahan tersendiri disamping mengajar beliau
kemudian dijadikan menantu oleh keluarga pondok pesantren ringin Agung
yang akhirnya diamanati untuk menagsuh pondok tersebut. Dibawah asuhan
KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy pondok pesantren Mahir Ariyyadl
Ringin Agung Maju pesat, santrinya bertambah yang tadinya sekitar 50
orang hingga menjadi 6000 orang, jumlah tersebut bertahan hingga sekarang
yang di asuh oleh anaknya yaitu KH. Musib Maisur.
Pada zaman penjajahan jepang KH. Ahmad maisur sindy At
Tursidy mengajar dirumah tempat kelahirannya desa Tersidi, setiap
waktunya digunakan bersama santri-santri dari pagi hingga petang, di setiap
7 Adat orang jawa ketika ada seseorang yang sakit kemudian diobati masih belum jugasembuh, maka dengan jalan pindah tempat dengan Idzin Allah penyakit itu ikut pindah pula.
80
malam hari beliau memimpin mujahadah atau dzikir bersama, dengan
masyarakat sekitar yang mengikutipun hingga ratusan orang. Karena
sempitnya tempat dan banyaknya murid kemudian beliau mendirikan
Madrasah dan pondok pesantren dirumahnya, yang mana sebagai wujud
nyata dari hasil pendidiknnya dan pengalaman yang tela beliau dapatkan
selama 20 tahun, dan selama ini masih berjalan sampai sekarang yang
diteruskan oleh putra beliau.
Salah satu gerakan sosial yang dilakukan Oleh KH. Ahmad maisur
sindy At Tursidy adalah berjuang melawan penjajah jepang. Beliau
mengajak masyaratnya untuk berjuang melawan penjajahan demi
merebutkan kemerdekaan republik Indonesia.
Mendirikan bersama-sama masayrakat masjid dan majlis ta’lim
dengan bergotong-royong denga masyarakat desa tersidi. Ketik dipesantren
jampes kediri beliau mendirikan madrasah Mafatihul Huda.
D. Akhlak dan Ibadah KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy
Ketulusan Niat disertai Ikhlas dalam segala amal dalam hal duniawi
maupun ukhrawi menjabarkan Akhlak Ahlu Al baiti (keluarga Nabi) dan
para sahabat yang mereka mencontohkan baginda nabi Muhammad SAW,
sifat Tawadhu atau Rendah Hati sangat tinggi telah menghiasi beliau.
Karena beliau paling tidak suka membagakan diri baik tentang ilmu, amal
dan ibadah, demikain itu beliau diwasiatkan kepada anak cucu dan santri-
santrnya.
81
Dalam beribadah beliau Beristiqomah, baik itu shalat Fardhu atau
sunnah, Rawatib, Qiyamu Al laili dan ibadah yang lain, beliau hampir tidak
pernah meninggalkan walaupun dalam bepergian dan sakit. Segala sisi
kehidupannya, KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy selalu mengusahakan
untuk selalu benar-benar sesui yang digariskan agama.
Cintanya beliau kepada keluarga dan dzuriyah nabi (keturunan Nabi),
para sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, ulama, dan para guru-gurunya, itulah
bertanda ke ‘aliman dan keteguhan iman beliau.
Sifat wara’8 beliau yang besar, perkara yang meragukan dan syubhat
beliau tinggalkan sebagaimana meninggalkan perkara-perkara yang haram,
dalam penampilanpun beliaupun juga sederhana.
Sifat Ghirah Islamiyah dan fanatisme dalam beragama sangat kuat
dalam jiwa beliau. Konsisten dalam menegakan amar ma’ruf nahi munkar
misalnya, dalam memberikan ilmunya tidak lepas beliau selau menekankan
kepada budi pekerti khususnya bagaimana etika murid yang baik dalam
mencari ilmu, karenaa dewasa ini banyak kalangan pelajar pada ummnya
tidak menghiraukan etika dalam mencari ilmu, untuk itu pesan beliau adalah
yang terutama budi pekerti atau etika yang harus diutamakannya dalam
menacari ilmu, dengan berlandas etika yang baik insyaallah segala ilmu
akan cepat masuk dan bermanfaat.
8 Menurut abu Zakariya Al-anshari adalah menjauhkan diri dari subhat dan dari yang tidakmembawa kebaikan dalm kehidupan agama, walaupun halal. Imam Al-Qusyairi mengutipperkataan Ibrohim bin Adham yang mengatakan bahwa wara’ adalah meninggalkan yang subhatdan sega yangtidak menjadi kepentingan, yaitu yang berlebih-lebihan. Lihat, Drs. Supiana dan M.Karman, Mater Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), hlm.227
82
E. Karya-karya KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy
Kaya-karya KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy sebenarnya banyak
sekitar 25 kitab yang sudah terbit, akan tetapi putranya yaitu KH. Munif
Maisur hanya menyebutkan 5 kitab, diantaranya :
1. Tanbihu Al Muta’allim (Karangan yang pertama dan terpopuler)
2. Tadzribunnujaba’
3. Nailul ‘Amal Fii Qowa’idul ‘i’lal
4. Tanbidzul Bayan
5. Tamridz
Yang semuanya dalam bahasa arab, dan ada yang diterjemahkan
dalam bahasa arab pegon. Kesemua karangan beliau lebih banyak dikarang
ketika masih di Pondok pesantren Bendo Pare, kediri jawa timur, termasuk
Kitab Tanbihu Al Muta’allim.dan tidak sedikit dari kalangan intelektual
mengalih bahasakan dari kalarangan beliau termasuk dari malaisya dan
Dosen IAIN Walisongo Semarang.
F. Guru-guru KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy
Dalam menimba ilmu KH. Ahmad maisur sindy At Tursidy banyak