Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan 1 | TK4101 – Pengelolaan Limbah Industri Desertifikasi Pendahuluan Desertifikasi (Penggurunan) adalah pengurangan atau hilangnya produktivitas secara biologi atau ekonomi dari lahan kering. Ekosistem yang melayani kebutuhan manusia di alam terdapat dalam itu Penggurunan terjadi sebagai akibat dari kegagalan jangka panjang manusia dalam menyeimbangkan kebutuhannya antara jasa ekosistem dan jumlah ekosistem yang tersedia. Ketidakseimbangan ini dipicu oleh peningkatan kebutuhan manusia akan ekosistem lahan kering dalam menyediakan layanan seperti makanan, pakan, bahan bakar, bahan bangunan, air, serta irigasi sanitasi ternak. Peningkatan ini disebabkan oleh kombinasi faktor manusia (seperti tekanan populasi dan pola penggunaan lahan) dan faktor iklim (seperti kekeringan). Menurut informasi 10% hingga 20% lahan kering sudah terdegradasi. Penanggulangan yang yang tidak terencana dan kurang tepat tentu membuat penggurunan sebagai suatu hal yang mengancam. Kesejahteraan manusia akan berisiko hilang di masa depan. Oleh sebab itulah , desertifikasi merupakan salah satu tantangan lingkungan terbesar dunia yang ada pada hari ini terutama sebagai penghalang utama untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia di lahan kering. Manusia terhadap Desertifikasi Produktivitas biologi manusia kebanyakan berasal dari lahan kering. Layanan ekosistem untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti produksi tanaman, ternak dan produksi susu, pertumbuhan kayu bakar, dan bahan bangunan semua tergantung pada produktivitas tanaman pada lahan kering. Tentu saja ketersediaan air menjadi faktor pembatas dari produktivitas tersebut. Produktivitas biologi itu pula yang membatasi peluang mata pencaharian yang layak. Dalam praktek, budidaya intensif di daerah-daerah yang tidak memiliki tingkat jasa penunjang (kesuburan tanah, nutrisi, dan pasokan air) yang memadai membutuhkan penyesuaian dalam praktek manajemen atau impor yang mahal untuk nutrisi dan air.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
1 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
Desertifikasi
Pendahuluan
Desertifikasi (Penggurunan) adalah pengurangan atau hilangnya produktivitas secara biologi atau
ekonomi dari lahan kering. Ekosistem yang melayani kebutuhan manusia di alam terdapat dalam
itu Penggurunan terjadi sebagai akibat dari kegagalan jangka panjang manusia dalam
menyeimbangkan kebutuhannya antara jasa ekosistem dan jumlah ekosistem yang tersedia.
Ketidakseimbangan ini dipicu oleh peningkatan kebutuhan manusia akan ekosistem lahan kering
dalam menyediakan layanan seperti makanan, pakan, bahan bakar, bahan bangunan, air, serta
irigasi sanitasi ternak. Peningkatan ini disebabkan oleh kombinasi faktor manusia (seperti
tekanan populasi dan pola penggunaan lahan) dan faktor iklim (seperti kekeringan).
Menurut informasi 10% hingga 20% lahan kering sudah terdegradasi. Penanggulangan yang
yang tidak terencana dan kurang tepat tentu membuat penggurunan sebagai suatu hal yang
mengancam. Kesejahteraan manusia akan berisiko hilang di masa depan. Oleh sebab itulah ,
desertifikasi merupakan salah satu tantangan lingkungan terbesar dunia yang ada pada hari ini
terutama sebagai penghalang utama untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia di lahan kering.
Manusia terhadap Desertifikasi
Produktivitas biologi manusia kebanyakan berasal dari lahan kering. Layanan ekosistem untuk
memenuhi kebutuhan manusia seperti produksi tanaman, ternak dan produksi susu, pertumbuhan
kayu bakar, dan bahan bangunan semua tergantung pada produktivitas tanaman pada lahan
kering. Tentu saja ketersediaan air menjadi faktor pembatas dari produktivitas tersebut.
Produktivitas biologi itu pula yang membatasi peluang mata pencaharian yang layak. Dalam
praktek, budidaya intensif di daerah-daerah yang tidak memiliki tingkat jasa penunjang
(kesuburan tanah, nutrisi, dan pasokan air) yang memadai membutuhkan penyesuaian dalam
praktek manajemen atau impor yang mahal untuk nutrisi dan air.
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
2 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
Fluktuasi dalam penyediaan jasa ekosistem adalah normal, terutama di lahan kering, Namun
penurunan terus-menerus akan menyebabkan penggurunan. Terlebih bila terjadi variasi iklim
yang mengganggu ketahanan ekosistem lahan kering (tidak kembali ke tingkat yang diharapkan).
Mekanisme lain terkait penggurunan ini adalah sebagai berikut :
1. Hilangnya tanah yang berlebihan,
2. Perubahan komposisi vegetasi dan penurunan tutupan vegetasi,
3. Penurunan kualitas air dan pengurangan kuantitas yang tersedia,
4. Perubahan dalam sistem iklim regional.
Gambar 1 Pengaruh Akibat Aktivitas Manusia terhadap Desertifikasi
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
3 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
Penjelasan skema jalur yang mengarah ke penggurunan disediakan di sisi kiri dari Gambar 2.
Masyarakat internasional melalui United Nations Convention to Combat Desertification sepakat
mendefinisikan penggurunan sebagai degradasi lahan di kering, semi kering, dan lahan kering
subhumid. Degradasi lahan didefinisikan sebagai penurunan terus-menerus produktivitas biologi
dan ekonomi. Sehingga diperlukanlah pengukuran produktivitas terhadap segala sesuatu yang
disediakan oleh ekosistem yang dikenal sebagai jasa ekosistem. Apa saja yang dimaksudn
dengan jasa ekosistem bisa dilihat pada Tabel 1 Layanan Kunci Ekosistem Lahan Kering
Gambar 2 Masalah dan Pencegahan Penggurunan
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
4 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
Tabel 1 Layanan Kunci Ekosistem Lahan Kering
Goods Produced or Provided by
Ecosystems (Provisioning Services)
1. Provisions derived from biological
productivity : food, fiber, forage, fuelwood,
and biochemical
2. Fresh water
Benefits Obtained from Regulation of
Ecosystem process(Regulating Service)
1. Water purification and regulating
2. Pollination and seed dispersal
3. Climate regulation (local through
vegetation cover and global through carbon
sequestration)
Non Material Benefit obtained from
ecosystems (Cultural Service)
1. Recreation and tourism
2. Cultural identity and diversity
3. Cultural landscapes and heritage
4. Indigenous knowledge system
5. Spiritual, aesthetic, and inspirational
services
Services that maintain the conditions for
life on Earth (Supporting Services)
1. Soil development (conservation, formation)
2. Primary production
3. Nutrient cycling
Dampak Permasalahan Lingkungan (Desertifikasi/Penggurunan)
Setidaknya 90% dari populasi lahan kering berada di negara-negara berkembang. Kondisi rata-
rata jauh tertinggal dari HDI (human well-being and development indicator) baik dunia. Populasi
lahan kering menderita kondisi ekonomi termiskin. Angka kematian bayi rata-rata (sekitar 54 per
1.000) untuk semua negara berkembang lahan kering lebih besar 23% dari negara non lahan
kering (hutan, gunung, pulau-pulau, dan daerah pesisir). Jumlah ini lebih parah-10 kali bila
dibandingkan dengan rata-rata angka kematian bayi di negara-negara industri. Data detailnya
bisa dilihat di Gambar 3.
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
5 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
Rendahnya tingkat kemiskinan dan besarnya jumlah populasi manusia di lahan kering bervariasi
sesuai dengan tingkat kekeringan dan wilayah global. Hal ini semakin diperparah dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi di lahan kering. Rata – rata penduduk di lahan kering
tumbuh 18,5% selama 1990 (ini merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi). Sedangkan
kemiskinan itu merupakan akibat lain dari suatu tindakan manusia khususnya berbentuk
kebijakan. Marginalisasi politik, lambatnya pertumbuhan infrastrukur dan layanan ‘merawat’
kondisi kemiskiknan tersebut. Situasi yang paling buruk dapat ditemukan di lahan kering di Asia
dan Afrika, daerah tertinggal jauh di belakang lahan kering di seluruh dunia.
Gambar 3 Kematian Bayi dan GNP per Orang di lahan kering dan Daerah Lain
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
6 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
Populasi di lahan kering sering termarginalkan kondisi sosial dan politik. Sebenarnya hal seperti
ini juga terjadi di dunia maju. Dimana marginalisasi tersebut memberikan kesempatan yang lebih
kecil terhadap populasi di lahan kering untuk menjadi bagian decision-making. Sehingga
marjinalisasi tersebut mengarah kepada berkurang keamanan dan meningkatkan kerentanan
terhadap faktor perubahan, seperti kekeringan.
Penggurunan memiliki dampak lingkungan pada skala global dan regional. Daerah yang terkena
dampak tersebut kadang-kadang dapat terletak ribuan kilometer jauhnya dari daerah gurun.
Contoh pengurangan tutupan vegetasi pada lahan kering, bisa meningkatkan pembentukan
aerosol dan debu. Hal ini tentu akan mempengaruhi pembentukan awan dan pola curah hujan,
siklus karbon global, dan keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan. Hal ini terjadi di Beijin.
Dimana visibilitas Beijing sering dipengaruhi oleh badai debu yang berasal dari Gurun Gobi
pada saat musim semi. Dampaknya cukup sistemik. Kondisi tersebut membuat keberadaan badai
debu yang besar yang berasal dari China. Pengaruh dari Badai tersebut hingga semenanjung
Korea dan Jepang . Bahkan bisa dampaknya bisa diamati melalui pengukuran kualitas udara di
Amerika Utara.
Memang di satu sisi Badai debu juga memiliki dampak positif, misalnya, penganggukan deposito
debu melalui udara dari Afrika diperkirakan untuk meningkatkan kualitas tanah di Amerika.
Namun, Badai debu secara umum bisa menyebabkan timbulnya sakit (demam, batuk, dan sakit
mata) selama musim kering. Debu kering yang berasal dari kawasan Asia Timur dan Sahara
telah terlibat dalam masalah pernapasan seperti di Amerika Utara dan telah mempengaruhi
terumbu karang di Karibia. Akhirnya, pengurangan tutupan vegetasi di lahan kering mengarah ke
hilir banjir yang merusak dan tanah liat serta lumpur yang berlebihan di penampungan air, sumur,
delta sungai, muara sungai, dan daerah pesisir sering berada yang dekat dengan luar lahan kering.
Dampak sosial dan politik penggurunan juga meluas ke daerah non lahan kering. Akibat
kekeringan maka hilangnya produktivitas lahan. Ini merupakan dorongan dominan untuk
perpindahan orang dari lahan kering ke daerah lain (migrasi). Masuknya migran dapat
mengurangi kemampuan penduduk lain dalam menggunakan jasa ekosistem secara berkelanjutan.
Migrasi tersebut dapat memperburuk kehidupan kota dan memperketat persaingan dalam
mendapatkan sumber daya alam yang langka. Persaingan ini bisa membawa masyarakat tersebut
ke lingkup internal dan lintas batas sosial, etnis, dan perselisihan politik. Sehingga pergerakan
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
7 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
(migrasi) ini juga berpotensi untuk merugikan stabilitas politik dan ekonomi lokal, regional, dan
global.
Usaha Pencegahan, Restorasi, dan Perbaikan
Pepatah mengatakan “Lebih baik mencegah dari pada mengobati”. Dalam mengatasi
desertifikasi ini pendekatan yang digunakan adalah mulai dari pencegahan hingga memperbaiki
kondisi yang sudah terjadi. Pencegahan yang efektif terhadap penggurunan membutuhkan
manajemen lokal dan pendekatan kebijakan makro yang baik dan mempertimbangkan kelanjutan
dari jasa ekosistem. Selain fokus pada pencegahan, diperlukan pula upaya untuk merehabilitasi
daerah menjadi gurun yang mahal dan cenderung memberikan hasil yang terbatas.
A. Pencegahan
Pencegahan memerlukan perubahan dari pemerintah dan masyarakat. Orang-orang muda perlu
memainkan peran kunci dalam proses ini. Inovasi aktif, peningkatan praktik pertanian dan
meningkatkan mobilitas perlu dilakukan secara berkelanjutan. Sebagai contoh, di banyak daerah
di wilayah Sahel, pengguna tanah mencapai produktivitas yang lebih tinggi dengan
memanfaatkan perbaikan organisasi kerja, tanah lebih luas dan konservasi air, peningkatan
penggunaan pupuk mineral dan pupuk kandang, dan peluang pasar baru.
Lahan yang terpadu dan pengelolaan air merupakan metode utama pencegahan penggurunan.
Semua tindakan yang melindungi tanah dari erosi, salinisasi, dan bentuk lain dari degradasi tanah
efektif mencegah penggurunan. Praktik perbaikan manajemen air perlu dilakukan agar dapat
meningkatkan layanan air suatu daerah. Praktik untuk mengumpulkan air selama periode hujan
bisa membantu limpasa selama musim hujan intensif membantu mencegah limpasan permukaan,
menyuburkan tanah, menjaga kelembaban bagian atas lapisan tanah. Terkait manajemen air ini
juga perlu dilakukan peningkatan kemampuan resapan air tanah melalui teknik konservasi tanah:
revegetasi hulu.
Perlindungan vegetasi dapat menjadi instrumen utama untuk mencegah penggurunan.Vegetasi
bisa melindungi tanah dari erosi angin dan air adalah langkah pencegahan kunci terhadap
penggurunan. Vegetasi yang terpelihara dapat mencegah hilangnya jasa ekosistem selama musim
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
8 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
kekeringan. Sebenarnyak kurangnya hujan terjadi bila terjadi hilang vegetasi akibat penanaman
berlebihan dari tanaman obat, pembalakan liar, atau kegiatan pertambangan. Hal ini biasanya
ditambah dengan pengurangan efek evapotranspirasi permukaan dan peningkatan meningkat
albedo(refleksi sinar matahari yang kembali lagi menuju angkasa).
Dalam zona subhumid dan semi kering, kondisi serupa mendukung kehidupan pedusunan dan
pertanian. Rekomendasi diarahan agar terjadi integrasi satu sama lain bukan budaya kompetitif
satu sama lain. Kebersamaan akan meningkatkan pencegahan terhadap desertifikasi. Integrasi
praktik pertanian di zona ini memungkinkan penggabungan pemeliharaan hewan ternak yang
lebih efisien dalam hal nutrisi dengan sistem pertanian. Interaksi tersebut dapat menurunkan
jumlah hewan ternak yang digembalakan pada suatu lahan kering. Budidaya pakan ternak perlu
dilakukan untuk melengkapi pakan ternak selama kelangkaan hijauan (regenerasi tanaman). Pada
saat yang sama, lahan pertanian mendapatkan manfaat dari kotoran ternak yang disediakan terus
juga selama musim kemarau. Ini sangat menguntungkan lahan pertanian di daerah tersebut yang
sering terkendala masalah kesuburan tanah. Banyak sistem pertanian Afrika Barat dengan
mengintegrasi padang rumput dan lahan pertanian.
Masyarakat lokal dapat mencegah penggurunan dengan menyediakan manajemen sumber daya
yang efektif terhadap lahan kering meskipun seringkali dibatasi oleh kapasitas mereka untuk
bertindak. Ada banyak keterbatasan yang dikenakan pada intervensi yang tersedia untuk
masyarakat, seperti kurangnya kapasitas kelembagaan, akses ke pasar, dan modal keuangan
untuk implementasi. Oleh karena itu kebijakan yang melibatkan partisipasi lokal dan lembaga-
lembaga masyarakat perlu dibuat untuk meningkatkan akses terhadap infrastruktur transportasi
dan pasar. Kehilangan mata pencaharian atau pengetahuan lokal akibat batasan kemampuan
masyarakat untuk merespon perubahan ekologi akan mempertinggi risiko penggurunan.
Penggurunan dapat dihindari dengan beralih ke mata pencaharian alternatif yang tidak
bergantung pada penggunaan lahan tradisional. Mata pencaharian tersebut contohnya akuakultur
untuk produksi ikan, krustasea dan senyawa industri yang diproduksi oleh mikroalga, pertanian
rumah kaca, dan pariwisata yang berhubungan dengan kegiatan – kegiatan pedesaan(pastoral).
Mereka menghasilkan pendapatan yang relatif tinggi per unit tanah dan air di beberapa tempat.
Ladang akuakultur di bawah penutup plastik, misalnya, meminimalkan kerugian penguapan, dan
memberikan kesempatan untuk menggunakan air garam atau payau yang produktif. Mata
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
9 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
pencaharian alternatif sering memberikan keunggulan kompetitif atas orang di luar lahan kering,
karena mereka memanfaatkan fitur lahan kering seperti radiasi matahari, kehangatan musim
dingin relatif, air payau panas bumi, dan daerah murni yang jarang penduduknya sering kali lebih
banyak daripada non-lahan kering. Praktik tersebut di lahan kering membutuhkan institusi
gedung, akses ke pasar, transfer teknologi, investasi modal, dan reorientasi petani dan
penggembala.
Penggurunan juga dapat dihindari dengan menciptakan peluang ekonomi di pusat - pusat
perkotaan dan daerah lahan kering di luar lahan kering. Perubahan dalam pengaturan ekonomi
dan kelembagaan yang menciptakan peluang baru bagi masyarakat untuk mencari nafkah bisa
membantu meringankan tekanan ekonomi masyarakat pada lahan kering. Pertumbuhan ekonomi
perkotaan sebaiknya diatur agar bisa mengoptimalkan potensi dari daerah lahan kering juga.
B. Restorasi dan Perbaikan
Tujuan dari rehabilitasi dan restorasi adalah mengembalikan layanan ekosistem yang telah hilang
karena desertifikasi. Ini bisadicapai melalui perubahan positif dalam interaksi antara manusia dan
ekosistem. Pengertian dari restorasi merupakan perubahan yang terdegradasi untuk membangun
kembali keadaan asli dan semua fungsi serta layanan yang asli. Rehabilitasi berusaha untuk
memperbaiki bagian yang rusak dari fungsi ekosistem, dengan tujuan utama mengembalikan
produktivitas ekosistem.
Restorasi yang efektif dan rehabilitasi lahan kering menjadi gurun memerlukan kombinasi
kebijakan dan teknologi dan keterlibatan yang dekat dengan ,masyarakat. Sebagai contoh lokal
pendirian bank benih, restocking bahan organik tanah dan organisme yang membantu
pembentukan dan pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi, dan reintroduksi spesies – spesies
yang dipilih akan banyak melibatkan masyarakat untuk membangun kemandirian(sustainability
program). Praktek rehabilitasi lainnya meliputi investasi sejumlah dana untuk praktik terasering
dan kontra tindakan erosi: pengendalian spesies invasif, kimia dan pengisian nutrisi organik,
serta reboisasi. Kebijakan perlu dibuat agar rehabilitasi meliputi pembangunan kapasitas,
investasi modal, dan lembaga mendukung bisa terbentuk. Keterlibatan masyarakat dalam
implementasi, sangat penting untuk pendekatan rehabilitasi. Salah satu contoh kegagalan
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
10 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
pendekatan ini terjadi di Sahel selama 1970-an dan 1980-an karena mereka tidak melibatkan
pengelola lahan lokal sehingga proyek sehingga rehabilitasinya pun gagal..
Keberhasilan kegiatan rehabilitasi tergantung pada ketersediaan sumber daya manusia, modal
untuk operasi dan pemeliharaan, pembangunan infrastruktur, tingkat ketergantungan terhadap
sumber daya eksternal dalam bentuk teknologi dan persepsi budaya. Akses yang memadai ke
sumber daya perlu dikombinasikan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat setempat,
sehingga dapat rehabilitasi yang berhasil terhadap beberapa jasa ekosistem Beberapa kisah
sukses telah diamati, misalnya oleh petani di Machakos (Kenya) yang mampu dikembalikan
lahan terdegradasinya. Hal ini dicapai melalui akses ke pasar, pendapatan di luar pertanian, dan
teknologi yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan tanah lebih cepat daripada
pertumbuhan penduduk.
Namun perlu diketahui juga dalam beberapa kondisi ini yang tidak terpenuhi, upaya
merehabilitasi bisa gagal. Misalnya, dalam menanggapi Dust Bowl tahun 1930-an di Amerika
Serikat. Intervensi melalui kebijakan utama memang telah dilakukan dengan membuat undang-
undang zonasi terhadap daerah yang paling rentan, pembelian kembali tanah pribadi dari
submarginal, pembayaran tunai untuk meninggalkan tanah kosong, dan pinjaman pertanian.
Akan tetapi yang terjadi akibat reformasi ekonomi tersebut, terjadi migrasi dari 1 juta orang di
1940-1970, mencegah kembalinya masalah sebagai Dust Bowl II pada tahun 1950 dan Dust Bowl
III pada tahun 1970. Hal ini menunjukkan bahwa memulihkan layanan terdegradasi lahan kering
mungkin sulit bahkan dengan kebijakan utama dan intervensi teknologi.
Catatan : Dust Bowl adalah periode badai debu yang parah dan menyebabkan kerusakan ekologi
serta pertanian utama untuk lahan padang rumput Amerika dan Kanada pada 1930-an,
khususnya pada tahun 1934 dan 1936. Fenomena ini disebabkan oleh kekeringan yang
parah ditambah dengan puluhan tahun pertanian yang sangat luas tanpa rotasi tanaman,
ladang bera, tanaman penutup atau teknik lain untuk mencegah erosi angin
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
11 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
Komentar Pribadi tentang Desertifikasi
Sejauh ini pembahasan terkait desertifikasi ini dekat dengan kawasan asia timur, asia tengah,
afrika dan Amerika. Salah satu dari pembahasan sebelumnya, keberadaan vegetasi dan air
merupakan faktor penting yang bisa mencegah penggurunan suatu daerah. Musim yang kadang
tidak menentu, memacu bencana seperti badai debu yang berdampak sistemik dan multideminsi.
Indonesia sebagai Negara Tropis perlu bersyukur. Dengan statusnya sebagai Negara tropis,
Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan alam hayati (flora fauna). Sepertiga wilayah
merupakan daratan dan sisanya lautan. Banyak vegetasi yang pertumbahannya tidak terlalu
dipengaruhi oleh musim (hujan atau kemarau). Bahkan batangpun bisa mendatangkan
kesejahteraan bagi bangsa Indonesia (Contoh : Tumbuhan Singkong). Indonesia bisa jadi jauh
dari resiko penggurunan jika hidup dengan baik.
Namun, ditengah kebesaran negeri ini dengan segala macam kekayaan alamnya perlu perhatian
yang lebih besar. Banyak aktivitas kehidupan manusia yang serakah dan berpotensi untuk
membuat Indonesia Negara gurun yang besar. Kita tahu dalam 25 tahun terakhir hutan di
Kalimantan hilang sekitar 14.5 juta hektar. Memang masih tersisa 25.5 juta hektar lagi. Hutan
yang hilang itu memungkinkan potensi tidak produktif. Sehingga potensi desertifikasi sebagai
wilayah tropis bisa terjadi.
Saya teringat dengan pernyataan yang pernah dikemukakan oleh Emil Salim bahwa kekayaan
alam itu bukan warisan Nenek moyang melainkan pinjaman dari anak cucu kita yang harus
dikembalikan. Artinya pemanfaatan sumber daya alam merupakan sesuatu yang tak terelakan
agar manusia bisa menjalani kehidupannya. Namun, yang jadi perhatian adalah bagaimana
manusia bisa bijak dalam penggunaannya. Karena ketahanan hidup manusia harus berlanjut dari
satu generasi kepada generasi lainnya. Di Indonesia, keserakahan merupakan masalah terbesar
yang sudah diketahui dunia ( contoh: Korupsi).
Kesadaran diperlukan oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai warga dunia. Dalam pembahasan,
dampak degradasi lahan bisa lintas Negara. Banyak Negara di dunia yang menaruh harapan
kepada Indonesia sebagai jantungnya dunia. karena Indonesia memiliki hutan yang sangat besar
dan memberikan ‘kesegaran’ bagi dunia. jangan sampai efek kerusakan hutan dan potensi buruk
dari degradasi lahan yang ada di Indonesia membuat Indonesia malah tidak memiliki manfaat
strategis untuk dunia ditengah masih kacau balaunya negeri ini.
Terakhir, akan lebih baik bahwa Indonesia pun melakukan shifting dari penjualan raw material
sebagai sumber utama ekspor menjadi pengolahan raw material. Logikanya sama seperti
pemberian mata pencarian alternatif untuk permasalahan degradasi lahan di negeri lain.
Suntikan pengetahuan dan ide – ide inovatif untuk masyarakat perlu ditumbuh kembangkan
dengan shifting tersebut. Jangan sampai kita hanya terlena dengan kekayaan alam Indonesia dan
hanya langsung menikmatinya tanpa nilai tambah yang dikenal dengan resource curse (kutukan
sumber daya). Dalam jangka yang panjang shifting ini akan memacu pertumbuhan ekonomi
Fahmi Atriadi |13009010 Tugas 01 - Persoalan Lingkungan
12 | T K 4 1 0 1 – P e n g e l o l a a n L i m b a h I n d u s t r i
yang lebih baik. Dari sana kesejahteraan bisa tercukupi, teknologi bisa tumbuh dan berkembang
menjadi semakin baik. Siklus berputar dan berdampak sistemik pula terhadap lahan. Usaha –
usaha pencegahan lahan yang berpotensi terdegradasi, rehabilitasi, hingga restorasi untuk lahan –
lahan terdegradasi bisa dilakukan dengan baik karena adanya capital yang cukup.
Daftar Pustaka
Millennium Ecosystem Assessment, 2005. Ecosystems and Human Well-being: Desertification
Synthesis.World Resources Institute, Washington, DC.
http://en.wikipedia.org/wiki/Dust_Bowl (diakses tanggal 28 September 2012 pukul 18.00 WIB)