RUANG DARI LABORATORIUN
13. PERATURAN DAN PERALATAN KESELAMATAN
DI LABORATORIUMI. PENDAHULUAN
Bicara mengenai keselamatan laboratorium tidak berarti hanya
memikirkan keselamatan laboratoriumnya saja, tetapi juga
keselamatan orang yang bekerja di dalamnya maupun orang-orang yang
berada diluar gedung laboratorium, alat-alat dan bahan-bahan yang
ada di laboratorium tersebut.
Alat-alat dan bahan-bahan yang ada di laboratorium beragam,
mulai dari yang harganya murah hingga sangat mahal, dari yang tidak
berbahaya sampai dengan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu
untuk menjaga keselamatan laboratorium, maka harus ada peraturan
yang menjamin keselamatan laboratorium tersebut.
Adapun tujuan dibuatnya peraturan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Untuk menjamin kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan
orang-orang yang bekerja di laboratorium itu sendiri.
2) Untuk mencegah orang lain (diluar orang-orang yang bekerja di
laboratorium) mendapat resiko terganggu kesehatan dan
keselamatannya akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemakai
laboratorium.
3) Untuk mengontrol penyimpanan, penggunaan bahan-bahan
berbahaya seperti bahan peledak, bahan yang mudah terbakar atau
bahan-bahan berbahaya lainnya, dan mencegah orang-orang terhadap
pemilikan, serta penggunaan bahan-bahan tersebut secara tidak
syah.
4) Untuk mengontrol pelepasan bahan-bahan/zat-zat yang berbahaya
(gas) atau zat-zat berbau ke udara.
5) Mengontrol keluar-masuknya alat dan bahan dari dan kedalam
laboratorium.II. ACUAN PEMBUATAN PERATURAN KESELAMATAN
LABORATORIUM
Peraturan keselamatan laboratorium dibuat dengan
mempertimbangkan beberapa aspek penting yaitu :
2.1. Prinsip-Prinsip Dasar
a. Tanggung Jawab
Harus ada orang yang bertanggung jawab atas semua kegiatan yang
ada di laboratorium. Untuk itu struktur organisasi dengan gambaran
tugas (job description) masing-masing personel harus jelas.
Kepala Laboratorium harus :
bertanggung jawab atas semua kegiatan, peralatan, dan
bahan-bahan yang ada di laboratorium,
mengetahui semua alat dan bahan yang ada di
laboratoriumnya,.
memahami pengoperasian alat-alat dan memahami prosedur yang
ada,
mengerti dan mengetahui semua kegiatan yang ada di
laboratoriumnya.
b. Ketertiban
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk kedalam
laboratorium
Dilarang makan, minum, merokok, dan meludah di laboratorium
Dilarang berlari atau kejar-kejaran di laboratorium
Dilarang memakai barang atau peralatan lab (oven, kulkas, dll)
untuk menyimpan makanan Kembalikan alat dan bahan setelah melakukan
percobaanc. Kerapian
Menjaga kerapian termasuk salah satu hal penting dalam menjaga
keselamatan laboratorium dan kenyamanan orang yang bekerja di
laboratorium tersebut. Kerapian di laboratorium antara lain
menyangkut:
Semua koridor, jalan keluar, tempat alat pemadam api, dan pintu
darurat harus bebas dari hambatan.
Lantai harus bersih, bebas dari bahan yang dapat menyebabkan
lantai licin. Bahan dan alat harus ditata dengan baik.
Jauhkan semua benda yang tidak diperlukan ( seperti tas) dari
meja yang dipergunakan
d. Kebersihan
Dalam hal yang menyangkut kebersihan pekerja, alat dan
ruangan.
e. Perhatian Terhadap Tugas
Semua orang yang berada di laboratorium harus berada pada
pekerjaannya masing-masing, tidak terlalu banyak bicara, tidak
boleh membuat permainan yang kasar dan ribut, tidak boleh
mengganggu dan mengalihkan perhatian pekerja laboratorium lainnya,
dan tidak boleh membuat lelucon dengan bahan kimia.f. Pertolongan
pertama
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya harus segera ditangani,
P3K harus tersedia.
g. Pakaian
Pakaian harus pas di badan tidak longgar/ kedodoran dan
kesempitan
Tidak boleh memakai kalung teruntai, anting besar yang terjurai,
rambut tergerai panjang yang mungkin terjerap oleh mesin yang
bergerak.
Tidak boleh memakai sandal dan sepatu yang licin dan berhak
tinggi.
Gunakan peralatan keselamatan kerja yang sesuai (sarung tangan,
safety glass, respirator, dll).
h. Pintu
Laboratorium harus memiliki pintu darurat.
Pintu harus dilengkapi dengan kaca pengintip
2.2. Penanganan Alat-alat
a. Alat kaca
Kenali sifat dan cara kerjanya (misal jangan memanaskan wadah
kaca yang mudah pecah pada api yang terbuka. b. Tabung-tabung Gas
dan Aliran Gas
Harus mengetahui sifat-sifat gas dalam tabung
Harus mengenal tanda warna tabung gas
Tabung gas harus memiliki regulator
Tempat penyimpanan harus berada diluar gedung laburatorium
Harus memakai safety lute yaitu sejenis alat pengaman jika
terjadi tekanan yang kuat.
Aliran gas untuk alat-alat pembakar jika tidak digunakan harus
dimatikan pada kran utama yang ada di meja kerja (bench) Periksa
secara berkala kran dan alat-alat gas (jangan ada kebocoran)
Beri label yang jelas pada tabung gas dengan warna yang
spesifik.
c. Alat Mekanik
Harus mengetahui sifat-sifat alat mekanik yang ada di
laboratorium (misalnya alat berputar dan bergetar) Jika bekerja
dengan menggunakan alat yang menghasilkan suara bising dan asap
seperti knalpot dan generator set, harus mengenakan masker dan
pelindung telinga.
d. Alat SinarHarus mengetahui jenis dan sifat-sifat alat sinar
sebelum menggunakannya (seperti sinar gamma, sinar-X, sinar
beta)
e. Alat Listrik
Harus mengerti cara kerja alat yang digunakan dengan membaca
manual sebelum dipakai. Setiap alat yang menggunakan listrik harus
diberi kabel pembumian yang terhubung pada system pembumian
Jangan menggunakan peralatan dengan beban lebih (overload) atau
menghubungkan alat dengan catu daya (power supply) yang tegangannya
tidak sesuai (terlalu kecil atau terlalu besar).
Gunakan kabel yang sesuai jenis dan ukurannya. Periksa kabel
secara berkala apakah ada isolasi yang terkelupas.
Jika bekerja dengan alat-alat yang menggunakan listrik harus
menggunakan sepatu dan sarung tangan karet.
Periksa semua peralatan listrik secara berkala: regulator
tegangan (switch pengatur tegangan), kotak sekring, kabel, dll.
2.3. Penanganan Bahan-bahan
a. Bahan-bahan dalam botol atau wadah
Setiap wadah harus diberi label yang menunjukkan isi dan
sifat-sifat bahan yang ada didalamnya. Tidak boleh menggunakan
bahan dalam wadah yang tidak berlabel ( tidak dikenal)
b. Mencampur zat-zat kimia
Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi bahan
yang akan digunakan
c. Membuang sampah
Sebelum membuang bahan-bahan yang berbahaya (sampah kimia,
sampah mikrooragisme pathogen) harus mengetahui resiko yang mungkin
terjadi, karena itu cara membuangnya harus benar ( baca MSDS).
d. Tumpahan
Gunakan baki untuk mencegah tumpahan
2.4. Keselamatan dan Alat Keselamatan Kerja
Kenali semua jenis peralatan keselamatan kerja sebelum melakukan
eksperimen
Harus mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan semua
alat emergency laboratorium seperti : kran pencuci mata, pemadam
api, respirator , sower dan sebagainya.
Setiap laboratorium harus memiliki peralatan keselamatan kerja
sesuai kebutuhan
Setiap laboran harus mengetahui cara mendapatkan dan melakukan
pertolongan darurat.
Latihan keselamatan kerja harus dipraktekan dan harus dilakukan
secara teratur (berkala) untuk semua perkerja laboratorium
Bila terjadi situasi yang berbahaya segera beri peringatan pada
pekerja lainnya dengan cara menghidupkan tanda bahaya (sirine,
lampu tanda , dan memasang palang tanda bahaya, pengumuman,
dll)
Secara rutin adakan monitor terhadap udara dalam laboratorium
agar tidak terjadi kontaminasi (dapat dilakukan dengan memakai gas
analiser).
III. PERATURAN UMUM KESELAMATAN LABORATORIUM
1) Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam
laboratorium.
2) Gunakan baju laboratorium/ jas lab
3) Dilarang makan, minum, merokok, dan meludah di
laboratorium.
4) Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahan kimia, alat-alat dan cara pemakaiannva.
5) Kenali semua jenis-jenis peralatan keselamatan kerja yang
diperlukan sebelum melakukan eksperimen.6) Dilarang berlari atau
kejar-kejaran di lab oratorium7) Harus mengetahui tempat dan cara
menggunakan alat emergency.
8) Harus mengetahui tempat dan cara menggunakan semua alat-alat
emergency laboratorium seperti : kran pencuci mata, pemadam
kebakaran, respirator (jika kekurangan oksigen) shower dan
sebagainya.
9) Tulis label yang lengkap pada setiap wadah (isi dan sifat)
*10) Dilarang mengisap bahan kimia dengan mulut, gunakan bola karet
pipet*11) Jangan mencium bahan kimia secara langsung*12) Dilarang
memakai barang atau peralatan lab (oven, kulkas, dll) untuk
menyimpan makanan*13) Dilarang memakai sandal dan sepatu yang licin
dan berhak tinggi.
14) Gunakan sarung tangan pelindung yang sesuai15) Jaga
kebersihan laboratorium, buang sampah di tempat yang sesuai.
16) Jauhkan semua benda yang tidak diperlukan ( seperti tas)
dari meja yang dipergunakan* disesuaikanIV. PERATURAN KHUSUS
KESELAMATAN LABORATORIUM
Peraturan khusus diberlakukan pada beberapa peralatan dan
bahan/material yang memiliki sifat dan spesifikasi sangat khusus,
misalnya sangat beracun, sangat mudah terbakar/meledak, dan
sebagainya. Peralatan khusus biasanya dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok, yaitu:
a. Peralatan, mulai dari pemakaian, perawatan dan pemeliharaan,
sampai dengan penyimpanannya.
b. Material, mulai dari sifatnya, penggunaan, penempatan sampai
dengan pembuangannya.
V. SISTEM KESELAMATAN KERJA (A SAFE SYSTEM OF WORK)
Ada 5 (lima) langkah untuk mencapai sistem keselamatan kerja
yang baik.
1) Nilai tugas yang ada (assess the task).
Dalam penilaian terhadap tugas (job description) yang diberikan
harus jelas, apa yang akan dilakukan, alat-alat laboratorium apa
yang akan dipakai, bahan-bahan kimia apa yang akan digunakan dan
alat pendukung lainnya yang diperlukan. Semua perangkat-perangkat
tersebut harus berada dalam keadaan running (ready for use).2)
Identifikasi kecelakaan/bahaya yang ada (identify the hazards).
Untuk mengidentifikasi bahaya/kecelakaan yang mungkin timbul,
diperlukan adanya disiplin yang tinggi bekerja di laboratorium.
Kecelakaan sekecil apapun berakibat fatal jika awalnya tidak
diketahui sama sekali. Karenanya selama mengoperasionalkan
alat-alat laboratorium, perlu dilakukan pengecekan yang teliti,
agar resiko dari bahaya kecelakaan yang ada dapat diatasi atau
dihindarkan.
3) Tentukan metode keselamatan kerja yang digunakan (define safe
methods).
Untuk menetapkan metode keselamatan kerja kita harus mengetahui
Jenis-jenis peralatan keselamatan kerja
Cara menggunakan alat-alat emergency
Cara melakukan pertolongan darurat Hubungi doktor sesegera
mungkin (call a physician at once)
4) Implementasikan sistem keselamatan kerja tersebut (implement
the system)
5) Lakukan pengamatan/monitor terhadap sistem keselamatan kerja
tersebut (monitor the system).Kelima langkah di atas adalah upaya
untuk mendapatkan cara-cara bekerja yang aman di laboratorium,
sekaligus langkah-langkah tersebut memberikan output yang positip
terhadap sistem keselamatan kerja (a safe system of work).
VI. KESIMPULAN
Peraturan keselamatan kerja perlu disosialisasikan dan
diterapkan di laboratorium, apapun fungsi dan aktifitas di
laboratorium tersebut, dalam rangka menjaga kesehatan dan
keselamatan semua orang yang bekerja di laboratorium, keselamatan
alat dan bahan yang ada di laboratorium, dan mencegah orang-orang
di luar laboratorium dari kemungkinan terganggu keselamatan dan
kesehatannya akibat kegiatan-kegiatan di laboratorium.
VII. BAHAN LATIHAN DAN DISKUSI1. Adakah buku/lembaran tentang
peraturan keselamatan kerja di laboratorium anda? Jika tidak ada
mengapa sampai saat ini tidak ada?
2. Berdasar fungsi dan operasional harian laboratorium anda
seberapa jauh peraturan keselamatan kerja ini diperlukan?
3. Bagaimana pengelola di laboratorium anda menjaga dan
mengupayakan keselamatan kerja?
4. Menurut anda seberapa penting peraturan keselamatan kerja
bagi suatu laboratorium?
DAFTAR PUSTAKAControl of Substanceous Hazardous To Health
(COSHTH), 1994. SEEDS (Sunderland University Wearside College).
Mariati, A. Halim Sulaiman, Terip Karo-Karo, 1995. Peraturan
Keselamatan Laboratorium. Lokakarya Pelatihan Pemakaian Alat-Alat
Laboratorium. Kerjasama WUTC Padang dengan Fakultas Pertanian
USU.Mariati, 1997. Peraturan Keselamatan Laboratorium. Penataran
Tenaga Laboran. Fakultas Pertanian USU._______2000 Peraturan
Keselamatan Laboratorium. Penataran Pengelolaan Laboratorium
(Laboratorium Managemen). Fakultas Kedokteran USU.Parkin, J.T.,
1995. Western Universities Training Center Padang. Lokakarya
Training Programme. June 1995-March 1996. General Information.
Universitas Andalas, Sumatera Barat. Indonesia. Stricoff, R.S. and
D.B. Walters, 1995. Laboratory Health and Safety Handbook. Wlley
Interscience.University of Sunderland, 1994. Health and Safety
Manual. U. Kingdom.
____________, 1993. Policy on Safety, Health and Environment. U.
Kingdom.
II. PERALATAN KESELAMATAN KERJA Dl LABORATORIUM
Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi
pekerja di dalamnya. Oleh karena itu setiap pekerja haruslah
mengetahui sumber-sumber bahaya, simbol-simbol tanda bahaya dan
teknik penggunaan peralatan keselamatan kerja.
Yang dimaksud pekerja laboratorium adalah orang yang melakukan
pengujian di laboratorium untuk mengetahui karakteristik fisika dan
kimia, atau komposisi beragam material, bahkan menguji peralatan
laboratorium.
Laboratorium yang baik harus mempunyai peralatan keselamatan
kerja. Peralatan keselamatan kerja ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan dalam laboratorium masing-masing. Misalnya kebutuhan
laboratorium kimia yang menyimpan berbagai macam zat kimia, dengan
kebutuhan laboratorium biologi yang tidak begitu banyak menggunakan
zat kimia, tentu saja berbeda penanganannya.
Macam-macam Peralatan Kerja
01. Jas Lab
Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus menggunakan alat
ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya
yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
Catatan :
Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu "disposable protective
garment" = pakaian pelindung yang dapat dibuang sesudah dipakai
(Gbr. 1).
Gambar 1. Pakaian pelindung.
02. Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada
bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet
nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya.
Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat panas
dianjurkan memakai "insulated glove" (Gbr.2) yang dibuat dari bahan
sintetis.
Catatan :
Untuk menjamin keselamatan pekerja, pakailah selalu sarung
tangan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
Gambar 2. Insulated gloves03. Pelindung Mata dan Muka
a. Safety glases with side shield = kacamata dengan pelindung
samping (Gbr. 3). Dianjurkan memakai kacamata yang dilengkapi
dengan pelindung samping. Kacamata resep biasa tidak cukup
melindungi mata.
b. Face shield = pelindung muka (Gbr.4)
Jika ada percikan-percikan yang berbahaya yang ditimbulkan
selama bekerja, dianjurkan untuk memakai pelindung muka.
Catatan:
* Untuk yang bekerja dengan cahaya ultraviolet, sinar laser, api
pengelas ada kacamata khusus yang harus dipakai.
* Jangan memakai kontak lensa di lingkungan kerja laboratorium,
karena asap/uap dapat menumpuk/mengumpul di bawah lensa dan
menyebabkan kerusakan mata.
Gambar 3 Safety glases Gambar 4 Face shield04. Kran pencuci mata
= Eyewash fountain (Gbr.5)
Mata yang terkena cairan kimia, debu dan butiran-butiran yang
terbang harus dicuci segera dengan pencuci mata.
05. Safety shower (Gbr.6)
Jika tubuh terkena zat-zat yang berbahaya yang mungkin perlu
segera disiram dengan air.
Gambar 5. Kran pencuci mata
Gambar 6. Shower06. Alat pernapasan = Respirator/Masker (Gbr.
7)
Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau
dan uap atau gas yang beracun.
Gambar 7 Respirator dan masker
07. Pemadam Kebakaran = Fire Extinguishers (Gbr.8)
Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water
extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02 (Carbon
dioxide extinguisher), Halon, Busa, pasir, dll
Gambar 8. Berbagai jenis pemadam kebakaran Gambar 9 Pemadam
jenis air
Gambar 10 Pemadam jenis MIX
08. Selimut api = Fire Blankets (Gbr. 11)
Digunakan pada saat terjadi kebakaran.
09. Tangga = Safety Ladders (Gbr. 12)
Digunakan untuk mengambil alat atau bahan kimia yang terdapat di
tempat yang tinggi untuk menghindari bahaya akibat jatuhnya atau
tumpahnya bahan-bahan bahan-bahan yang berbahaya. Tangga ini harus
kuat dan tidak bergerak waktu digunakan.
Gambar 11 Selimut Api
Gambar 12 Tangga10. Karet pengisap = Pipet bulp (Gbr. 13)
Alat ini dipakai untuk mengisap zat-zat kimia. Jangan pernah
memipet zat kimia dengan mulut (lihat Gbr. 14). Pada Gambar 15
ditampilkan cara memipet larutan yang betul.
Gambar 13. Pipet bulb Gambar 14. Simbol larangan memipet dengan
mulut
Gambar 15 Cara memipet yang benarTanda peringatan keselamatan
dan bahaya
Tanda peringatan itu sangat penting untuk menghindari terjadinya
kecelakaan, contoh tanda peringatan diperlihatkan pada Gambar 16.
Beberapa tanda peringan ditunjukkan dalam Gambar 17.
Gambar 16 Simbol-simbol Bahaya
Gambar 17. Contoh label peringatan untuk bahan yang
berbahaya
11. Tanda bahaya (referensi dari ILO).
Accidental Hazard
Jatuh dari tangga atau permukaan yang lebih tinggi. Tertimpa
sesuatu objek pada kepala, kaki atau bagian badan (dari rak
penyimpanan/gudang di bagian atas).
Terpeleset, jatuh karena lantai yang licin, basah, berlubang
atau rusak (terutama sewaktu membawa beban atau bahan kimia).
Terjeratnya pakaian, rambut, jari atau tangan dengan pergerakan
atau putaran peralatan, seperti centrifuge, mixer, blender,
dsb.
Bersentuhnya kulit dengan permukaan, gas atau cairan yang sangat
beku (Freeze burns).
Kontak dengan peralatan listrik.
Keracunan akibat kurang hati-hati dalam melakukan reaksi kimia
yang beracun (padat, cair dan gas).
Luka/cedera karena permukaan benda yang tajam atau terkena sisa
bahan kerja yang tajam.
Terbakar atau terkena ledakan ketika bekerja dengan bahan-bahan
kimia yang mudah terbakar/meledak.
Terkena ledakan akibat dari peralatan yang bertekanan tinggi
(seperti, peralatan vacuum).
Luka/terbakar akibat permukaan peralatan, gas dan cairan yang
sangat panas.
Terbakar karena cairan yang korosif.
Terkena benda yang terlontar dari centrifuges atau
autoclave.
Cedera pada mata akibat kilau cahaya, terlontarnya benda,
terkena gas, atau sinar laser.
Physical hazards
Radiasi: bahaya ini dapat terjadi bergantung kepada tipe dan
proses peralatan di dalam laboratotium:
Radiasi ion: partikel-partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar
x, neutron
Radiasi non-ion: radiasi sinar infra merah, cahaya nampak, sinar
ultra violet, laser, radiasi microwave dan frekuensi radio, radiasi
medan elektromagnetik
Getaran atau kebisingan suara dari putaran peralatan mekanis
atau peralatan ulltrasonik.
Chemical hazards
Penggunaan berbagai jenis bahan kimia yang sifatnya berbahaya,
korosif, iritasi, beracun, neurotoxic, asphyxiating, allergenic,
carcinogenic, mutagenic, teratogenic, radioactive, dsb.
Biological hazards
Pemakaian berbagai jenis bahan biologi yang dapat menimbulkan
bahaya, jika tertelan, terhirup, mengenai kulit atau mata,
tersengat, dsb ( seperti virus, bakteri, jamur, parasit, serangga,
ular, dll).
Ergonomic, psychosocial and organizational factors
Lelah pada otot, kebas, keram, disebabkan posisi kerja yang
cenderung tetap (seperti, terlalu lama berdiri atau jongkok).
Keseleo, terkilir atau cedera, disebabkan mengangkat beban tidak
dengan posisi yang sesuai.
Lelah pada mata, karena terlalu lama bekerja dengan alat-alat
optik, mikroskop, teleskop, komputer, atau karena bekerja di
ruangan yang gelap atau kurang cahaya.
Cumulative trauma disorders (CTD), trauma kebosanan yang terjadi
karena pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, seperti pipet,
menghitung satu per satu, dsb.
Mual atau tidak tahan terhadap jenis bau tertentu sewaktu
bekerja dengan bahan kimia atau menguji bahan yang berasal dari
binatang.
Sulit bekerja pada waktu-waktu tertentu, seperti bekerja di
malam hari, hari libur, dsb.
DAFTAR PUSTAKA.
Mariati, 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga
Laboran. Fakultas Pertanian USU. ______ , 1998. Peralatan
Keselamatan Kerja di Laboratorium. Penataran Pengelolaan
Laboratorium (Laboratorium Managemen). Fakultas Kedokteran
USU.Laboratory Safety Manual, WHO, Geneva, 1983.
Stricoff, R.S., and Walters, D.B.: Laboratory Health and Safety
Handbook, Wiley-Interscience, 1995.
Mahn, J.W.: Fundamentals of Laboratory Safety - Physical Hazards
in the Academic Laboratory, VNR, 1991.
EMBED Unknown
PAGE 13-9Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium 2005
_1175851094.bin