-
i
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
JUDUL
JUDUL KEGIATAN:
IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SDDI KECAMATAN PENEBEL
Oleh:
Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd, 0029126502 Ketua Tim Pelaksana
Drs. I Putu Wisna Ariawan, M.Si, 0019056805 Anggota Tim
Pelaksana
Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian
Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada MasyarakatNomor:
004/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 Tanggal 13 Mei 2013.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA
Tahun 2013
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKASD DI KECAMATAN
PENEBEL
PelaksanaNama Lengkap : Dr. Ni Nyoman Parwati, M. PdNIDN :
0029126502Jabatan Fungsional : Lektor KepalaJurusan : Pendidikan
MatematikaNomor Hp : 08164727881Alamat surel (e-mail) :
[email protected](1) Nama Lengkap : Drs. I Putu Wisna
Ariawan, M.Si,
NIDN : 0019056805Perguruan TinggiAnggota
: Universitas Pendidikan Ganesha
Institusi Mitra (jika ada) : Tidak adaPenanggung jawab : Dr. Ni
Nyoman Parwati, M.PdTahun Pelaksanaan : Tahun ke satu dari rencana
satu tahunBiaya Tahun Berjalan : Rp45.000.000,- (Empat puluh lima
juta rupiah)Biaya Keseluruhan : Rp 45.000.000,- (Empat puluh lima
juta rupiah)
Mengetahui,Dekan FMIPA Undiksha,
(Prof. Dr. I. B. Pt. Arnyana, M.Si)NIP: 195812311986011005
Singaraja, 4 Desember 2013
Ketua Pelaksana,
(Dr. Ni Nyoman Parwati, M. Pd)NIP: 196512291990032002
Menyetujui:Ketua LPM Undiksha,
Prof. Dr. I Ketut Suma, M.SNIP: 195901011984031003
-
iv
RINGKASANTujuan pelaksanaan program IbM ini adalah: (a)
Membentuk kelompok-kelompok kerja guru(KKG), (b) meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan
mediapembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, (c)
melatih pembuatan mediapembelajaran matematika dengan pendekatan
IPTEKS terapan, (d) melatih dan mendampingicara penggunaan media
pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas.
Metodepelaksanaan kegiatan menggadopsi pola pelaksanaan penelitian
tindakan meliputi empat tahap,yaitu: perencanaan program,
pelaksanaan program, observasi dan evaluasi, dan refleksi.
Hasilpelaksanaan program adalah (a) terbentuk 7 kelompok kerja guru
dengan masing-masinganggota sebanyak 4 sampai 9 orang yang dibentuk
berdasarkan lokasi daerah; (b) adanyapeningkatan pengetahuan dan
keterampilan para guru tentang pembuatan media
pembelajaranmatematika dengan pendekatan IPTEK terapan, dari
kategori cukup menjadi baik; (c)dihasilkan sebanyak 7 set media
(alat peraga) matematika untuk siswa SD, meliputi materi:bilangan
bulat, FPB-KPK, simetri putar, tangram, nilai tempat, bangun datar,
dan luas daerah,dengan kualitas baik. (d) kemampuan guru dalam
menggunakan media pembelajaran dalampembelajaran matematika di
kelas berkualitas baik.
-
v
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkat kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa
atas berkat rahmat Nya-lah seluruh rangkaian kegiatan P2M ini
dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Kegiatan P2M ini dapat dilaksanakan berkat adanya bantuan dan
kerjasama yang sangat
baik dari semua pihak yang terlibat. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan teriamakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen
Dikti yang telah
memberikan dana untuk pelaksanaan kegiatan P2M ini.
2. Ketua LP2M yang telah memberikan persetujuan untuk
melaksanakan kegiatan P2M
dalam bentuk pelatihan dan pendampingan.
3. Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Penebel yang telah
memberikan ijin dalam
melaksanakan kegiatan P2M ini.
4. Kepala SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra kerja
yang telah banyak membantu
pelaksanaan kegiatan P2M ini.
5. Para guru SD di Kecamatan Penebel, Pengawas, dan Kepala
Sekolah yang telah membantu
pelaksanaan kegiatan P2M ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu,
yang telah membantu
terlaksananya kegiatan P2M ini.
Kami menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan dan hasilkan
selama
melaksanakan kegiatan P2M ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak
demi penyempurnaan
kegiatan P2M selanjutnya. Kami berharap semoga P2M ini dapat
memberikan manfaat bagi
masyarakat (Sekolah Dasar) pada umumnya terutama efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
Singaraja, 4 Desember 2013
ttd
Ketua Pelaksana
-
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
1.2 Permasalahan Mitra
BAB II TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
2.2 Luaran
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Solusi yang Ditawarkan
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Kelayakan Anggota Pengusul
4.2 Kelayakan LPM Undiksha
4.3 Kelayakan Mitra
BAB V HASIL YANG DICAPAI
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
- Artikel ilmiah
- Foto-foto Produk pengabdian dan Simulasi Penggunaan Media
- Personalia Tenaga Pelaksana beserta Kualifikasinya
-
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Lokasi Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, sekitar 80 km dari
kota Singaraja,
dengan medan yang cukup berat. Sekolah Dasar yang ada di
Kecamatan Penebel sebanyak 34
sekolah. Lokasi sekolah-sekolah tersebut, sebagian besar
terletak di daerah pedesaan sehingga
kegiatan P2M di bidang pendidikan yang dilakukan oleh
Universitas Pendidikan Ganesha
ataupun Perguruan Tinggi lainnya sangat jarang sampai ke
wilayah-wilayah tersebut. Lokasi-
lokasi sekolah yang sebagian besar terletak pada daerah yang
agak terpencil mengakibatkan
para guru jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ilmiah yang
dilakukan oleh Perguruan
Tinggi. Sebagai dampaknya pengetahuan dan pemahaman para guru di
wilayah ini masih
kurang terkait dengan desain pembelajaran ataupun
inovasi-inovasi kegiatan pembelajaran
lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru dan kepala
sekolah di SD 1
Penebel dan SD 3 Mengesta yang dilakukan pada bulan Maret 2012,
diperoleh informasi
bahwa, pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini
sangat jarang menggunakan
media, khususnya yang berupa alat peraga ataupun media-media
inovatif lainnya. Siswa belajar
matematika lebih banyak melalui penjelasan secara langsung oleh
guru yang didominasi
dengan pemberian ceramah. Hal ini terjadi sebagai akibat dari
sarana dan prasarana khususnya
terkait dengan media pembelajaran yang tersedia sangat kurang,
khususnya tentang media
manipulatif belum ada dan pemahaman serta keterampilan guru
untuk merancang media
pembelajaran matematika juga sangat kurang. Sebagai akibatnya
siswa belajar matematika
dengan cara-cara yang kurang bermakna. Siswa cenderung menghafal
konsep atau prosedur
matematis tertentu dan belajar matematika lebih banyak secara
mekanistik. Hal ini berdampak
pada rendahnya prestasi belajar matematika yang dicapai siswa
dan pembelajaran matematika
berlangsung dengan membosankan. Sebagai gambaran keberadaan
sekolah dan guru SD di
kecamatan Penebel seperti tabel 1.
Mempertimbangkan jumlah guru yang cukup banyak, dengan pemahaman
yang masih
kurang dalam desain pembelajaran, khususnya dalam merancang
media pembelajaran yang
inovatif, maka para guru dan kepala sekolah bersama dengan
pelaksana IbM ini memandang
perlu untuk mengadakan kegiatan P2M-IbM yang melibatkan para
guru di daerah ini, bahkan
-
2
para kepala sekolah sangat berharap kegiatan ini bisa
berlangsung dengan segera. Hal ini
karena, mereka memandang para guru di daerah ini sangat
memerlukan penyegaran terkait
dengan desain pembelajaran, agar dapat mengembangkan kemampuan
profesionalisme mereka
yang bermuara pada peningkatan kualitas hasil belajar matematika
siswa.
Tabel 1. Sekolah Dasar dan Guru di Kecamatan Penebel.
No. Kebendesaan Banyak SD Banyak Guru1. Jatiluwih 4 332.
Senganan 4 343. Babahan 3 254. Penebel 5 355. Buruan 4 346. Biaung
3 277. Rejasa 3 268. Penatahan 3 269. Wongaya Gede 3 2510. Mengesta
3 25
Jumlah 34 290
Kegiatan IbM ini mula-mula dilakukan pada 2 SD di Kecamatan
Penebel yaitu SD 1
Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra. Para guru yang
dilibatkan dari dua sekolah ini
diminta untuk mendiseminasikan kegiatan ini pada gugus
sekolahnya masing-masing di bawah
bimbingan tim pelaksana kegiatan IbM. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memotivasi para guru
dan siswa di sekolah tersebut agar mau melaksanakan kegiatan
belajar dan mengajar secara
lebih efektif dan inovatif. Di samping itu, agar para guru dalam
mengajar mau melakukan
inovasi-inovasi sebagai bagian dari tugas profesionalismenya.
Media pembelajaran matematika
yang dikembangkan, diharapkan mampu memfasilitasi siswa untuk
belajar matematika dengan
lebih mudah sehingga proses dan hasil belajar dapat dicapai
dengan lebih berkualitas.
1.2 Permasalahan Mitra
Sebagai mitra dalam pelaksanaan IbM ini adalah 2 SD di Kecamatan
Penebel yaitu SD
1 Penebel dan SD 3 Mengesta. Berdasarkan analisis situasi dapat
teridentifikasi beberapa
permasalahan yang dihadapai oleh mitra, yaitu:
(1) Rata-rata hasil belajar matematika siswa berada di bawah
kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 6,0 untuk mata
pelajaran matematika.
(2) Siswa kesulitan belajar matematika karena konsep-konsep
matematika yang dipelajari
cenderung dihafalkan tanpa dipahami terlebih dahulu, sehingga
kalau diberikan soal lain
dari contoh yang diberikan oleh gurunya, siswa kesulitan untuk
menjawabnya.
-
3
(3) Pelaksanaan pembelajaran matematika, dirasakan kurang
menarik bagi siswa dan
cenderung membosankan, karena dipenuhi oleh latihan-latihan yang
bersifat mekanistik
(hitung menghitung saja), sehingga siswa sangat jarang
mendapatkan kesempatan untuk
melakukan kegiatan eksplorasi/penemuan yang menantang dan
memotivasi semangat
belajarnya.
(4) Motivasi para guru untuk melaksanakan inovasi pelaksanaan
pembelajaran sangat rendah,
karena mereka jarang mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah
terkait.
(5) Pengetahuan para guru dalam merancang dan menggunakan media
pembelajaran
matematika yang inovatif sangat kurang. Selain itu, dari pihak
sekolah juga tidak
menyediakan media ataupun alat-alat peraga matematika yang dapat
digunakan oleh guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini berdampak pada
pelaksanaan pembelajaran
matematika berlangsung dengan cara yang kurang bermakna dan
didominasi oleh ceramah
langsung oleh guru.
-
4
BAB II
TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
Target yang ingin dicapai melalui kegiatan IbM ini adalah
sebagai berikut.
1) Teridentifikasinya konsep-konsep matematika SD yang esensial
yang bisa diajarkan dengan
lebih mudah kalau menggunakan media pembelajaran matematika
inovatif. Sebagai
kriterianya adalah minimal 50% materi matematika SD dapat
dibuatkan media/alat peraga
yang inovatif.
2) Adanya kelompok-kelompok kerja Guru Matematika (KKG) dengan
kemampuan IPTEK
terapan dalam memproduksi media pembelajaran matematika. Sebagai
kriterianya adalah
minimal 60% dari guru mitra memiliki pengetahuan yang cukup
dalam memproduksi
media pembelajaran matematika yang inovatif.
3) Adanya produk media pembelajaran matematika yang inovatif
beserta cara pengepakkan
dan dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya, dengan target
produksi media
pembelajaran minimal 15 alat peraga matematika inovatif.
4) Adanya peluang untuk mengembangkan jiwa kewirahusahaan,
dengan memproduksi
berbagai media pembelajaran matematika yang inovatif yang
memiliki nilai jual.
2.2 Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan IbM ini adalah sebagai
berikut.
1) Media/alat peraga matematika SD yang inovatif, beserta buku
petunjuk penggunaannya.
2) Kemampuan guru yang cukup dalam memproduksi dan
mengimplementasikan media
pembelajaran matematika yang inovatif.
3) Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional.
4) Laporan kegiatan.
-
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Solusi yang ditawarkan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra seperti
terungkap dalam bab
sebelumnya, beberapa alternatif solusi yang dapat ditawarkan
adalah sebagai berikut.
(1) Pembentukan/Pembinaan kelompok kerja guru (KKG) matematika,
yang diharapkan
dapat mengatasi permasalahan pembelajaran matematika dan mampu
menjadi wahana
dalam memfasilitasi pengembangan profesionalisme para guru SD di
pedesaan.
(2) Menambah pengetahuan para guru tentang penerapan IPTEKS
untuk merancang media
pembelajaran matematika yang inovatif dan memiliki kemampuan
untuk
mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran.
(3) Menambah wawasan para guru terkait dengan pengelolaan KKG
secara efektif dan
optimal.
Berikut dijelaskan teknologi yang ditawarkan dalam upaya
produksi media
pembelajaran matematika SD yang inovatif dan teknis
penggunaannya.
Proses desain/perancangan media pembelajaran matematika inovatif
dapat digambarkan
sebagai berikut.
ANALISIS KEBUTUHAN
PROSES PRODUKSI MEDIADENGAN IPTEKS TERAPAN
PENYIAPAN PRODUK MEDIA
ALAT KERJA BAHAN KELENGKAPAN LANGKAH-LANGKAH
PEMBUATAN
PRODUKSI MEDIASESUAI DENGANKONSEP-KONSEP
YANG TELAHDIPILIH DENGAN
MENERAPKANIPTEKS
BERBAGAI MEDIAPEMBELAJARAN
MATEMATIKA YANGINOVATIF,CARA
PENGEPAKKAN, DANPETUNJUK PENGGUNAANNYA
ANALISIS KARAKTERISTIKSISWA DAN KONSEP-KONSEP
MATEMATIKA ESENSIALYANG MEMBUTUHKANMEDIA MANIPULATIF
-
6
Sebagai contoh, pembuatan media pembelajaran matematika
menemukan luas daerah segitiga
menggunakan pendekatan luas daerah persegi panjang.
1) Model media (alat peraga)
Gambar 1. Model Daerah Segitiga
2) Proses pembuatan
(1) Bahan
1.3 Kertas BC atau buffalo
1.4 Plastik laminating
1.5 Lem kertas
(2) Alat Kerja
1.5.1.1.1 Pensil
1.5.1.1.2 Penggaris (diutamakan penggaris besi)
1.5.1.1.3 Gunting/Cutter
(3) Kelengkapan
1.5.1.1.3.1.1.1 Papan gabus ukuran 120 cm x 60 cm
1.5.1.1.3.1.1.2 Tempat penyimpanan berupa file case/amplop
bertali atau sejenisnya yang
berukuran folio.
1.5.1.1.3.1.1.3 Paku push-pin (dimasukkan ke dalam plastik
berperekat/plastik obat)
(4) Langkah-langkah Pembuatan
a. Buat dengan penggaris besi dan cutter, 2 buah model segitiga
yang kongruen
seperti pada gambar 1. Menggunakan kertas buffalo.
b. Potonglah model daerah segitiga pada gambar 1 (ii) menjadi
tiga bangun
menurut warnanya.
c. Masing-masing model daerah tersebut delaminating
-
7
(5) Pengepakkan
Dalam rangka pengepakkan dan pemeliharaan, dibuatkan halaman
cover, memuat
nama alat peraga ALAT PERAGA LUAS DAERAH SEGITIGA DENGAN
PENDEKATAN LUAS DAERAH PERSEGI PANJANG kemudian tempelkan
pada tempat penyimpanan yang dapat memuat alat peraga tersebut.
Masukkan alat
peraga dan paku push-pin ke dalam tempat penyimpanan
tersebut.
3) Penggunaan Alat Peraga
(1) Indikator dan Kelas
Kelas : IV SD
Indikator : Peserta didik dapat menemukan luas daerah segitiga
dengan
pendekatan luas daerah persegi panjang.
(2) Prasyarat yang Harus Dimiliki Peserta Didik
a. Memahami konsep luas daerah persegi panjang
b. Memahami unsur-unsur bangun segitiga
(3) Langkah-langkah Penggunaan
Gambar 2. Model Segitiga dan Persegi Panjang
-
8
a. Letakkan pada papan gabus model daerah segitiga (i) dan (ii)
seperti pada gambar 2.
b. Dengan cara menghimpitkan model segitiga (i) dan (ii),
ditunjukkan bahwa kedua bangun
tersebut kongruen, kemudian tanyakan pada peserta didik, Apakah
luas daerahnya sama?
(sama).
c. Sambil menunjuk pada bangun (i) bahwa segitiga ini alasnya a,
tingginya t, kemudian
sambil menunjuk bangun (ii), tanyakan pada peserta didik,
Berapakan alasnya? (a),
Berapakah tingginya? (t). Perhatikanlah bahwa bangun ini
dipotong melalui tengah-
tengah garis tinggi dan sejajar alas (guru menunjuk2
1tinggi yang dipotong) kemudian
tanyakan kepada peserta didik, Berapakah panjang ini? (2
1t)
d. Ubahlah bangun (ii) menjadi seperti bangun (iii), kemudian
tanyakan kepada peserta didik,
Bangun apakah yang terjadi? (daerah persegi panjang), Berapakah
panjangnya? (a),
Berapakah lebarnya? (2
1t) dan Berapakah luas daerahnya? (a x
2
1t), sambil menunjuk
bangun (i) dan (iii) tanyakan kepada peserta didik, Apakah kedua
bangun luas daerahnya
sama? (sama) sehingga:
Luas daerah segitiga = luas daerah persegi panjang
Luas daerah segitiga = panjang x lebar
Luas daerah segitiga = x..
Luas daerah segitiga = ..x..x
Simpulan:
Jika segitiga dengan alas dan tingginya berturut-turut a dan t,
dan luas daerahnya L, maka
L =2
1x a x t
Beberapa media yang memuat konsep yang lain, diantaranya adalah:
luas daerah jajar
genjang, luas daerah layang-layang, luas daerah belah ketupat,
luas daerah trapesium, luas
daerah lingkaran, dan keliling lingkaran, diberikan analog
dengan contoh ini.
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Rancangan mekanisme pelaksanaan kegiatan IbM ini dilakukan
dengan mengadopsi
langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat)
tahapan, yaitu: perencanaan,
-
9
tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.
Kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dari
masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan
adalah:
(1) Pembentukan dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG)
matematika
Tim pelaksana diundang untuk mengadakan pertemuan persiapan
pelaksanaan dengan
melibatkan LPM Undiksha. Tim pelaksana kemudian diberikan
pembekalan mengenai
maksud, tujuan, rancangan mekanisme program P2M, dan beberapa
hal teknis berkaitan
dengan metode/teknik pelaksanaan.
(2) Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra (khalayak
sasaran)
Sosialisasi dilakukan dalam bentuk koordinasi dengan mengundang
semua guru,
Kepala Sekolah, dan UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga
Kecamatan
Penebel yang berkenaan dengan program yang akan dilaksanakan.
Kegiatan sosialisasi
dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPM Undiksha.
(3) Penyusunan program pelatihan
Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang
ada, hasil analisis
kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya
disusun program pelatihan
b. Tindakan
Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program.
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam implementasi program adalah (a) pembentukan
kelompok-kelompok kerja
guru (KKG), (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para
guru tentang pembuatan
media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan,
(c) mendemonstrasikan
teknologi pembuatan media pembelajaran matematika dengan
pendekatan IPTEKS terapan,
(d) pembinaan dan pelatihan teknologi pembuatan media
pembelajaran matematika, dan (e)
pelatihan cara penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran
matematika di kelas.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan terhadap proses pembuatan media pembelajaran
matematika oleh
para guru mitra. Instrumen yang digunakan berupa catatan
lapangan. Beberapa hal yang
diobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-kekurangan, dan
kelemahan-kelemahan
yang muncul dalam proses pembuatan di lapangan maupun dalam
proses penggunaan di
kelas. Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas produk
yang dihasilkan. Produk
yang dihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah media
pembelajaran matematika
-
10
inovatif. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya alat peraga/media
yang dihasilkan oleh para
guru, sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya hasil
belajar matematika siswa dari
sebelumnya.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Hal ini dilakukan
semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau
kelebihan-kelebihan terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka untuk
menetapkan rekomendasi
terhadap keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan
berikutnya.
-
11
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Kelayakan Anggota Pengusul
Ketua dan anggota tim pengusul kegiatan IbM ini, telah
berpengalaman dalam kegiatan
kemasyarakatan terkait dengan produksi media pembelajaran
matematika. Ketua tim pengusul
pernah sebagai instruktur dalam program Mathematics Education
Quality Improvement
Program (MEQIP) pada dinas pendidikan Provinsi Bali, sehingga
pelaksanaan program IbM
ini tidak akan banyak mengalami kendala teknis karena sudah
pernah menangani kegiatan
serupa pada kabupaten lainnya di Bali. Selain itu, ketua tim
adalah alumni dari salah satu SD
Mitra dan sangat tahu dengan situasi dan kondisi sekolah mitra.
Dengan pengalaman yang
dimiliki oleh ketua tim, maka pelaksanaan kegiatan IbM di
kecamatan Penebel akan bisa
berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan yang baik oleh para
guru mitra. Anggota tim 1,
adalah tenaga profesional dalam bidang Matematika dan Pendidikan
Matematika. Di samping
itu, anggota tim adalah pengajar mata kuliah media pembelajaran
matematika berbasis ICT.
Dalam perkuliahan banyak dibahas tentang pembuatan animasi dari
media-media konkret
maupun semi konkret. Dengan demikian, tenaganya dapat diandalkan
dalam rangka
memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru mitra dalam
pembinaan materi dan
produksi media pembelajaran dan telah berpengalaman dalam
menangani kegiatan P2M dalam
penerapan IPTEKS. Dengan demikian keberlanjutan kegiatan IbM ini
dapat dijamin, sehingga
diharapkan akan terbentuk kelompok-kelompok kerja guru
matematika yang profesional dan
produktif.
4.2 Kelayakan LPM Undiksha
Komitmen Undiksha, khususnya LPM Undiksha dalam mengembangkan
potensi
masyarakat baik dalam dunia pendidikan maupun bidang-bidang
lainnya berkaitan dengan
perluasan mandat yang sedang dikembangkan Undiksha sebagai
satu-satunya Universitas
Negeri di Bali Utara sangatlah tinggi. Hal ini dapat dilihat
dengan dibentuknya Pusat-Pusat
Layanan yaitu Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat,
Pusat Layanan KKN/KKL,
Pusat Layanan Penerapan IPTEK dan Dampak Lingkungan, dan Pusat
Layanan Kewirausahaan
dan Konsultasi Bisnis. Di samping itu Lembaga Penelitian
Undiksha memiliki beberapa pusat
kajian lingkungan, IPTEK dan pemberdayaan masyarakat diantaranya
Pusat Kajian
Lingkungan Hidup, Pusat Kajian Sains, Pusat kajian Pembanguanan
Pedesaan dan Pusat Kajian
-
12
Pemberdayaan Wanita. Semua pusat layanan dan pusat kajian
didukung sumber daya manusia
yang sangat memadai dan pendanaan operasional bersumber pada
dana DIPA. Hal ini
menunjukkan Undiksha sangat responsif terhadap isu-isu
lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat. Kiranya komitmen Undiksha untuk mendukung
program-program IbM sangatlah
memadai.
4.3 Kelayakan Mitra
Sebagai mitra dari kegiatan IbM ini adalah 2 sekolah, yaitu SD 1
Penebel dan SD 3
Mengesta di kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. SD 1 Penebel
teretak di kota kecamatan
dan SD 3 Mengesta terletak di pedesaan. Dua sekolah ini mewakili
populasi SD yang ada di
kecamatan Penebel. Hampir semua sekolah dasar yang ada di
kecamatan Penebel memiliki
permasalahan dalam pembuatan dan penggunaan media pembelajaran
matematika, namun
karena keterbatasan anggaran, tenaga, dan waktu, maka pada
kegiatan kali ini hanya diusulkan
untuk dua sekolah mitra saja. Informasi dari para kepala
sekolah, mereka sangat mengharapkan
adanya penyegaran materi dari para pakar pendidikan khususnya,
karena sebagian besar tenaga
guru yang ada di daerah ini sudah berumur 40 tahun ke atas.
Bahkan beberapa sekolah
berinisiatif untuk mengundang beberapa nara sumber untuk
sekali-sekali memberikan
penyegaran materi, baik terkait dengan materi mata pelajaran
ataupun desain pembelajaran
dengan swadana. Dari sini tampak bahwa motivasi para guru untuk
berupaya meningkatkan
profesionalisme mereka sangat tinggi. Mereka sering menghadapi
kendala mencari nara
sumber karena kurangnya informasi yang mereka miliki. Kehadiran
tim pelaksana IbM ini ke
daerah sasaran sangat disambut positif oleh para guru dan Kepala
Sekolah, bahkan mereka
berharap agar kegiatan ini bisa segera dilaksanakan.
-
13
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
Hasil yang dicapai melalui kegiatan IbM ini dituangkan dalam
bentuk hasil kegiatan
pada setiap tahap pelaksanaan sebagai berikut.
5.1 Hasil Kegiatan
5.1.1 Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut.
(1) Pembentukan dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG)
matematika
Pelaksanaan tahap ini didahului dengan mengundang tim pelaksana
untuk mengadakan
pertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha.
Kegiatan ini
dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013. Tim
pelaksana diberikan
pembekalan mengenai maksud, tujuan, rancangan mekanisme program
P2M, dan
beberapa hal teknis berkaitan dengan metode/teknik
pelaksanaan.
(2) Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra (khalayak
sasaran)
Sosialisasi dilakukan pada bulan Juni 2013 dalam bentuk rapat
koordinasi dengan
mengundang semua guru pada sekolah mitra yaitu SD 1 Penebel dan
SD 3 Mengesta,
Kepala Sekolah, dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah
Raga
Kecamatan Penebel, berkenaan dengan program yang dilaksanakan.
Kegiatan
sosialisasi dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPM
Undiksha.
(3) Penyusunan program pelatihan
Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang
ada, hasil analisis
kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya
disusun program pelatihan.
Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 1 hari tatap muka, dengan
mengundang 50
orang guru SD yang ada di kecamatan Penebel. Pelatihan yang
diberikan berupa
penyusunan RPP berdasarkan kurikulum 2013 dan prosedur pembuatan
media
pembelajaran matematika serta cara mengimplementasikannya dalam
kegiatan
pembelajaran.
5.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program.
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam implementasi program adalah sebagai berikut. (a)
Pembentukan kelompok-
kelompok kerja guru, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
September 2013. Berdasarkan
-
14
distribusi lokasi sekolah, dibentuk 7 kelompok kerja guru dengan
masing-masing anggota
sebanyak 4 sampai 9 orang. (b) Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan para guru
tentang pembuatan media pembelajaran matematika dengan
pendekatan IPTEK terapan.
Kegiatan ini dilakukan melalui pemberian pelatihan tentang
pembuatan media pembelajaran
matematika dan penyusunan buku petunjuk penggunaannya, serta
penyusunan RPP. Pemberian
teori dilakukan dalam satu hari kegiatan pelaksanaan dilakukan
pada tanggal 21 September
2013 bertempat di SD 1 Penebel, dilanjutkan dengan kegiatan
penyempurnaan pada masing-
masing KKG, dibawah bimbingan tim pelaksana IbM. (c)
mendemonstrasikan teknologi
pembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEKS
terapan, dilakukan
dalam kegiatan pelatihan. (d) Pembinaan dan pelatihan teknologi
pembuatan media
pembelajaran matematika, dan (e) pelatihan cara penggunaan media
pembelajaran dalam
pembelajaran matematika di kelas. Kegiatan ini dilakukan sampai
akhir bulan Oktober, luaran
kegiatan berupa 7 set alat peraga matematika inovatif beserta
buku petunjuk penggunaannya
(lampiran 2).
5.1.3 Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan terhadap proses pembuatan dan penerapan
media pembelajaran
matematika di kelas oleh para guru mitra. Evaluasi dilakukan
terhadap kuantitas dan kualitas
produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dalam kegiatan
ini adalah media pembelajaran
matematika inovatif. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya alat
peraga/media yang dihasilkan
oleh para guru, sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya
hasil belajar matematika
siswa dari sebelumnya. Instrumen evaluasi adalah lembar
penilaian berupa alat penilaian
kemampuan mengajar guru (APKG) termasuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang
dibuat oleh guru. Penilaian terhadap kualitas RPP dan kemampuan
mengajar guru dilakukan
menggunakan rubrik penskoran dengan skala Likert dengan
rentangan skor 1 sampai 5.
Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-kendala,
kekurangan-kekurangan, dan
kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses pembelajaran
berbantuan media inovatif di
kelas. Kendala yang dihadapi sebagian besar guru dalam
pelaksanaan pembelajaran
matematika berbantuan media inovatif adalah penguasaan terhadap
materi matematika masih
kurang. Media yang digunakan masih secara klasikal,
penggunaannya belum bisa dimanipulasi
langsung oleh siswa. Namun melalui penggunaan media yang dipandu
oleh guru, siswa telah
berhasil belajar dengan cara yang lebih bermakna karena mereka
dipandu untuk bisa
menemukan konsep dari simulasi media tersebut.
-
15
Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan guru dalam
mengimplementasikan media
pembelajaran matematika dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Instrumen yang digunakan
adalah alat penilaian kemampuan guru (APKG) yang diadopsi dari
APKG sertifikasi guru
rayon 21 Undiksha tahun 2013. Evaluasi dilakukan pada tiga orang
guru yang dipilih, yaitu
masing-masing pada sekolah: SD 1 Penebel, SD 2 Penebel, dan SD 3
Mengesta. Hasil evaluasi
adalah rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media
pembelajaran matematika
yang telah dikembangkan berkualitas baik dan RPP yang disusun
guru, berkualitas baik.
Rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan
dari 6,2 sebelum pelaksanaan
pembelajaran berbantuan media menjadi 7,4 setelah pelaksanaan
pembelajaran berbantuan
media.
5.1.4 Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Hal ini dilakukan
semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau
kelebihan-kelebihan terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka menetapkan
rekomendasi terhadap
keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan
berikutnya.
Hasil refleksi adalah perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu
meningkatkan
penguasaan guru terhadap materi matematika SD. Perlu dilakukan
pengembangan media yang
memungkinkan untuk bisa dimanipulasi langsung oleh siswa secara
mandiri.
5.2 Pembahasan
Kegiatan IbM yang dilaksanakan pada guru-guru SD di Kecamatan
penebel telah
berlangsung dengan baik. Hal ini terlihat dari animo guru untuk
mengikuti kegiatan pelatihan
sangat tinggi, terbukti dengan kehadiran para guru untuk
mengikuti kegiatan mencapai 100%.
Hal ini mengindikasikan bahwa para guru menyambut positif
kegiatan yang telah dilakukan.
Sesuai dengan harapan para sekolah, mereka sangat mengharapkan
adanya kegitan-kegiatan
yang sifatnya memberi penyegaran bagi para guru di daerah ini,
baik terkait dengan
pendalaman materi bidang studi ataupun terkait dengan metode
mengajar, mengingat hampir
60% dari para guru sudah berumur di atas 40 tahun.
Kepala sekolah, kepala UPTD, dan pengawas, menyambut antusias
terkait pelaksanaan
kegiatan IbM ini. Pengawas yang hadir, berharap agar dilakukan
kegiatan secara
berkesinambungan dan disarankan untuk mengembangkan media yang
disusun untuk materi-
materi yang lain. Pengawas dan kepala UPTD juga berharap agar
ada pembinaan dari
perguruan tinggi di daerah ini untuk meteri olimpiade.
-
16
Dalam kegiatan pelatihan, para guru sangat antusias dalam
mempraktekkan alat-alat
peraga (media) yang telah disusun dalam kegiatan peer teaching.
Banyak masukan yang
diberikan, baik oleh para guru ataupun oleh tim pelaksana IbM
terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran berbantuan media inovatif. Masukan yang diberikan
oleh tim pelaksana IbM
lebih banyak tentang pendalaman materi bidang studi terkait
dengan media yang
dikembangkan, misalnya materi tentang pengertian simetri putar
dan cara mengajarkannya
menggunakan media. Sebanyak tujuh alat peraga yang sempat
disimulasikan dan kemampuan
mereka berkualitas cukup dan baik. Dari 50 orang guru yang
mengikuti pelatihan dipilih 3
orang yang didampingi untuk melaksanakan pembelajaran matematika
berbantuan media
inovatif pada kelas dan sekolah di masing-masing.
Melalui kegiatan pendampingan, pelaksanaan pembelajaran
berbantuan media inovatif
dapat berlangsung dengan baik. RPP yang disusun disesuaikan
dengan kurikulum 2013,
dengan menyusun RPP tematik. RPP yang disusun berkualitas baik.
Kemampuan guru yang
dinilai menggunakan APKG, berkualitas baik. Rata-rata hasil
belajar matematika siswa
mengalami peningkatan dari sebelum pelaksanaan pembelajaran
berbantuan media dengan
setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan media.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2M ini adalah
masalah waktu
pelaksanaan sering terganggu dengan adanya hari-hari libur
keagamaan dan kegiatan-kegiatan
yang lain. Di samping itu masalah yang cukup mengganggu adalah
keterlambatan pencairan
dana, sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi mundur, tidak
bisa berlangsung sesuai
dengan rencana. Namun, semua kendala dan masalah yang muncul
telah dicarikan solusinya,
yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pada hari sabtu dan
lebih banyak kerja dalam
kelompok kerja guru (KKG). Dengan demikian kegiatan P2M ini
telah berlangsung dengan
baik.
-
17
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Hasil yang dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah sebagai
berikut.
a. Terbentuk 7 kelompok kerja guru (KKG) dengan masing-masing
anggota sebanyak 4
sampai 9 orang, berdasarkan distribusi lokasi sekolah.
b. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru
tentang pembuatan media
pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, dari
kategori cukup
menjadi baik
c. Dihasilkan sebanyak 7 set media (alat peraga) matematika
untuk siswa SD, meliputi materi:
bilangan bulat, FPB-KPK, simetri putar, tangram, nilai tempat,
bangun datar, dan luas
daerah, dengan kualitas baik.
d. Rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media
pembelajaran matematika yang
telah dikembangkan, berkualitas baik.
e. RPP yang disusun guru, berkualitas baik.
f. Rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami
peningkatan dari 6,2 sebelum
pelaksanaan pembelajaran berbantuan media menjadi 7,4 setelah
pelaksanaan pembelajaran
berbantuan media.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan P2M ini,
beberapa saran yang bisa
disampaikan adalah sebagai berikut.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil pelaksanaan
program IbM ini adalah sebagai
berikut.
1. Para guru SD agar senantiasa berupaya secara terus menerus
mengembangkan kemampuan
profesionalismenya melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG),
karena melalui KKG
masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dapat dicarikan
solusinya secara bersama-sama.
2. Media pembelajaran yang telah dihasilkan agar dilaksanakan
secara berkesinambungan dan
agar dilakukan pengembangan media pembelajaran terkait dengan
materi yang lain, baik
dalam matematika maupun mata pelajaran lainnya, mengingat tahap
perkembangan berpikir
anak SD masih berada pada tahap operasi konkret.
-
18
3. Bagi yang berminat, agar melakukan kegiatan lanjutan berupa
produksi media pembelajarn
untuk jenjang sekolah yang lebih tinggi, misalnya mengembangkan
media pembelajaran
berbasis ICT.
-
19
DAFTAR PUSTAKA
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. 2001. The Systematic
Design Of Instruction. USA:Addison-Wesley Educational Publisher
Inc.
Dirjen Dikti. 2005. Pedoman Umum: Pengembangan Sistem Asesmen
Berbasis Kompetensi.Depdiknas: Jakarta.
Gagne, R. M. 1985. The conditions of learning and theory of
instruction. New York: CBSCollege Publishing.
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. 2003. Educational
research: An introduction. SeventhEdition. Boston: Pearson
Education, Inc.
Heinich, R., Molenda, M., Rusell, J. D., & Smaldino, S.E.
2002. Instructinal media andtechnology for larning, 7th edition.
New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Januszewski, A., Molenda, M. 2008. Educational Technology. New
York: Lawrence ErlbaumAssociates.
Martha, E. R. D., Rosalind, H. & Ted, W. P. 1993. Theory and
Research in Social Education.Vol. 4. Washington DC: NCSS.
Parwati, N.N. & Sadra, I. W. 2003. Pelatihan Pembuatan Alat
Peraga Matematika Bagi Guru-guru SD. Laporan P2M. Tidak
diterbitkan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Parwati, N.N., Mariawan, I. M., & Suarsana, I. M. 2007.
Peningkatan Profesionalisme GuruMatematika Melalui Pelatihan
Implementasi Model-model Pembelajaran BerbantuanAlat Peraga Bagi
Guru-Guru Sekolah Dasar No 3 Mengesta. Laporan P2M.
Tidakditerbitkan. Singaraja: Undiksha.
Parwati, N.N. & Mariawan, I. M. 2008. Pelatihan Penelitian
Tindakan Kelas untuk Guru-guruSD di Kabupaten Tabanan. Laporan P2M.
Tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha.
Parwati, N.N. & I P. Wisna. 2012. Pelatihan Media
Pembelajaran Matematika SD Manipulatif.Laporan P2M. Tidak
diterbitkan. Singaraja: Undiksha.
Reigeluth, C. M. 1999. Instructioanl-design theories and models:
A new paradigm ofinstructional theory. Volume II. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design theories and models:
An overview of their currentstatus. Volume I. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates, Publishers.
Slavin, R. E. 2006. Educational Psychology, Theory and Practice.
6th. USA: A pearsoneducation company.
Smaldino, S.E. , Lowther, D.L. & Russell, J.D. 2008.
Instructional Media and Technology forLearning. 9th Edition. Upper
Saddle Rive NJ: Pearson
Education, Inc.
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisem Pendidikan
Nasional. 2003. (Online)tersedia dalam www.hukumonline.com.
-
20
Lampiran 1. Artikel ilmiah
IbM MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD DI KECAMATAN PENEBEL
Oleh:Ni Nyoman Parwati, I Putu Wisna Ariawan
Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan
GaneshaEmail: [email protected]
Ringkasan EksekutifTujuan pelaksanaan program IbM ini adalah:
(a) membentuk kelompok-kelompok kerja guru(KKG), (b) meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pembuatan
mediapembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, (c)
melatih pembuatan mediapembelajaran matematika dengan pendekatan
IPTEKS terapan, (d) melatih dan mendampingicara penggunaan media
pembelajaran dalam pembelajaran matematika di kelas.
Metodepelaksanaan kegiatan meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan
program, pelaksanaan program,observasi dan evaluasi, dan refleksi.
Hasil pelaksanaan program adalah (a) terbentuk 7kelompok kerja guru
dengan masing-masing anggota sebanyak 4 sampai 9 orang yang
dibentukberdasarkan lokasi daerah; (b) adanya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan para gurutentang pembuatan media
pembelajaran matematika dengan pendekatan IPTEK terapan,
darikategori cukup menjadi baik; (c) dihasilkan sebanyak 7 set
media pembelajaran (alatperaga) matematika untuk siswa SD, meliputi
materi: bilangan bulat, FPB-KPK, simetri putar,tangram, nilai
tempat, bangun datar, dan luas daerah, dengan kualitas baik. (d)
kemampuanguru dalam menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran matematika di kelasberkualitas baik.
Kata-kata kunci: media pembelajaran matematika,
Executive Summary:The purpose of this IbM program implementation
are: (a) Establish working groups of teachers(KKG), (b) improving
the knowledge and skills of teachers of mathematics learning
mediacreation with applied of science and technology approaches,
(c) training of makingmathematics learning media with applied of
science and technology approach, (d) training andmentoring on how
to use mathematics learning media in teaching mathematics in
theclassroom. Method of implementation these programs are includes
four stages, namely:program planning, program implementation,
observation and evaluation, and reflection. Theresults of the
program are (a) to form 7 groups of teachers working with each
member as muchas 4 to 9 are formed based on the location of the
area, (b) an increase in knowledge and skillsof teachers of
mathematics learning media creation with applied science and
technologyapproaches, from category " sufficient " to " good " ;
(c) generated by 7 sets of mathematicslearning media (props) for
elementary students, covering material: integers,
GCD-LCM,rotational symmetry, tangram, place value, flat wake, and
the area, with the quality of 'good'.(d) The ability of teachers to
use mathematics learning media in teaching mathematics inclassroom
is "good" quality.
Key Words: mathematics learning media
-
21
A. PENDAHULUANLokasi Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan,
sekitar 80 km dari kota Singaraja,
dengan medan yang cukup berat. Sekolah Dasar yang ada di
Kecamatan Penebel sebanyak 34sekolah. Lokasi sekolah-sekolah
tersebut, sebagian besar terletak di daerah pedesaan
sehinggakegiatan P2M di bidang pendidikan yang dilakukan oleh
Universitas Pendidikan Ganeshaataupun Perguruan Tinggi lainnya
sangat jarang sampai ke wilayah-wilayah tersebut. Lokasi-lokasi
sekolah yang sebagian besar terletak pada daerah yang agak
terpencil mengakibatkanpara guru jarang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh PerguruanTinggi.
Sebagai dampaknya pengetahuan dan pemahaman para guru di wilayah
ini masihkurang terkait dengan desain pembelajaran ataupun
inovasi-inovasi kegiatan pembelajaranlainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru dan kepala
sekolah di SD 1Penebel dan SD 3 Mengesta yang dilakukan pada bulan
Maret 2012, diperoleh informasibahwa, pembelajaran matematika yang
dilaksanakan selama ini sangat jarang menggunakanmedia, khususnya
yang berupa alat peraga ataupun media-media inovatif lainnya. Siswa
belajarmatematika lebih banyak melalui penjelasan secara langsung
oleh guru yang didominasidengan pemberian ceramah. Hal ini terjadi
sebagai akibat dari sarana dan prasarana khususnyaterkait dengan
media pembelajaran yang tersedia sangat kurang, khususnya tentang
mediamanipulatif belum ada dan pemahaman serta keterampilan guru
untuk merancang mediapembelajaran matematika juga sangat kurang.
Sebagai akibatnya siswa belajar matematikadengan cara-cara yang
kurang bermakna. Siswa cenderung menghafal konsep atau
prosedurmatematis tertentu dan belajar matematika lebih banyak
secara mekanistik. Hal ini berdampakpada rendahnya prestasi belajar
matematika yang dicapai siswa dan pembelajaran
matematikaberlangsung dengan membosankan. Hal ini sesuai dengan
hasil studi yang dilakukan oleh(Parwati, N.N., Mariawan, I. M.,
& Suarsana, I. M, 2007). Sebagai gambaran keberadaansekolah dan
guru SD di kecamatan Penebel berturut-turut sebanyak 34 dan 290
orang.
Mempertimbangkan jumlah guru yang cukup banyak, dengan pemahaman
yang masihkurang dalam desain pembelajaran, khususnya dalam
merancang media pembelajaran yanginovatif, maka para guru dan
kepala sekolah bersama dengan pelaksana IbM ini memandangperlu
untuk mengadakan kegiatan P2M-IbM yang melibatkan para guru di
daerah ini, bahkanpara kepala sekolah sangat berharap kegiatan ini
bisa berlangsung dengan segera. Hal inikarena, mereka memandang
para guru di daerah ini sangat memerlukan penyegaran terkaitdengan
desain pembelajaran, agar dapat mengembangkan kemampuan
profesionalisme merekayang bermuara pada peningkatan kualitas hasil
belajar matematika siswa.
Kegiatan IbM ini mula-mula dilakukan pada 2 SD di Kecamatan
Penebel yaitu SD 1Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra. Para
guru yang dilibatkan dari dua sekolah inidiminta untuk
mendiseminasikan kegiatan ini pada gugus sekolahnya masing-masing
di bawahbimbingan tim pelaksana kegiatan IbM. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memotivasi para gurudan siswa di sekolah tersebut
agar mau melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secaralebih
efektif dan inovatif. Di samping itu, agar para guru dalam mengajar
mau melakukaninovasi-inovasi sebagai bagian dari tugas
profesionalismenya. Media pembelajaran matematikayang dikembangkan,
diharapkan mampu memfasilitasi siswa untuk belajar matematika
denganlebih mudah sehingga proses dan hasil belajar dapat dicapai
dengan lebih berkualitas.
B.SUMBER INSPIRASISebagai mitra dalam pelaksanaan IbM ini adalah
2 SD di Kecamatan Penebel yaitu SD
1 Penebel dan SD 3 Mengesta. Berdasarkan analisis situasi dapat
teridentifikasi beberapapermasalahan yang dihadapai oleh mitra yang
menginspirasi diselenggarakannya program IbM
-
22
ini, yaitu: (1) Rata-rata hasil belajar matematika siswa berada
di bawah kriteria ketuntasanminimal (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah, yaitu 6,0 untuk mata pelajaran matematika. (2)Siswa
kesulitan belajar matematika karena konsep-konsep matematika yang
dipelajaricenderung dihafalkan tanpa dipahami terlebih dahulu,
sehingga kalau diberikan soal lain daricontoh yang diberikan oleh
gurunya, siswa kesulitan untuk menjawabnya. (3)
Pelaksanaanpembelajaran matematika, dirasakan kurang menarik bagi
siswa dan cenderung membosankan,karena dipenuhi oleh
latihan-latihan yang bersifat mekanistik (hitung menghitung
saja),sehingga siswa sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk
melakukan kegiataneksplorasi/penemuan yang menantang dan memotivasi
semangat belajarnya. (4) Motivasi paraguru untuk melaksanakan
inovasi pelaksanaan pembelajaran sangat rendah, karena merekajarang
mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah terkait. (4) Pengetahuan para
guru dalam merancangdan menggunakan media pembelajaran matematika
yang inovatif sangat kurang. Selain itu, daripihak sekolah juga
tidak menyediakan media ataupun alat-alat peraga matematika yang
dapatdigunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
berdampak pada pelaksanaanpembelajaran matematika berlangsung
dengan cara yang kurang bermakna dan didominasi olehceramah
langsung oleh guru.
Target yang ingin dicapai melalui kegiatan IbM ini adalah
sebagai berikut. (1)Teridentifikasinya konsep-konsep matematika SD
yang esensial yang bisa diajarkan denganlebih mudah kalau
menggunakan media pembelajaran matematika inovatif. Sebagai
kriterianyaadalah minimal 50% materi matematika SD dapat dibuatkan
media/alat peraga yang inovatif.(2) Adanya kelompok-kelompok kerja
Guru Matematika (KKG) dengan kemampuan IPTEKterapan dalam
memproduksi media pembelajaran matematika. Sebagai kriterianya
adalahminimal 60% dari guru mitra memiliki pengetahuan yang cukup
dalam memproduksi mediapembelajaran matematika yang inovatif. (3)
Adanya produk media pembelajaran matematikayang inovatif beserta
cara pengepakkan dan dilengkapi dengan petunjuk
penggunaannya,dengan target produksi media pembelajaran minimal 15
alat peraga matematika inovatif. Dan(4) Adanya peluang untuk
mengembangkan jiwa kewirahusahaan, dengan memproduksiberbagai media
pembelajaran matematika yang inovatif yang memiliki nilai jual.
C.METODEMetode pelaksnaaan kegiatan IbM ini berbentuk pelatihan
dan pendampingan, yang
pelaksanaannya meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan
program, pelaksanaanprogram, observasi dan evaluasi, dan refleksi
(Parwati, N.N. & Mariawan, I. M.,2008; Dick,W., Carey, L.,
& Carey, J. O, 2001; Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W.
R, 2003). Kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dari
masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.
(1) PerencanaanKegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan adalah: (a) Pembentukan
dan pembekalan kelompok kerja guru (KKG) matematika. Tim
pelaksana diundang untukmengadakan pertemuan persiapan pelaksanaan
dengan melibatkan LPM Undiksha. Timpelaksana kemudian diberikan
pembekalan mengenai maksud, tujuan, rancangan mekanismeprogram P2M,
dan beberapa hal teknis berkaitan dengan metode/teknik pelaksanaan.
(b)Sosialisasi program P2M pada dua sekolah mitra (khalayak
sasaran). Sosialisasi dilakukandalam bentuk koordinasi dengan
mengundang semua guru, Kepala Sekolah, dan UPTD DinasPendidikan
Pemuda Dan Olah Raga Kecamatan Penebel yang berkenaan dengan
program yangakan dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh
Tim Pelaksana didampingi oleh LPMUndiksha. (c) Penyusunan program
pelatihan. Berdasarkan hasil identifikasi, hasil
analisispermasalahan yang ada, hasil analisis kebutuhan, dan hasil
analisis potensi sekolah, selanjutnyadisusun program pelatihan.
-
23
(2) Pelaksanaan TindakanTindakan dalam kegiatan ini berupa
implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam implementasi program adalah (a) pembentukan
kelompok-kelompok kerjaguru (KKG), (b) meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan para guru tentang pembuatanmedia pembelajaran
matematika dengan pendekatan IPTEK terapan, (c)
mendemonstrasikanteknologi pembuatan media pembelajaran matematika
dengan pendekatan IPTEKS terapan,(d) pembinaan dan pelatihan
teknologi pembuatan media pembelajaran matematika, dan (e)pelatihan
cara penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika di
kelas.
(3) Observasi dan EvaluasiObservasi dilakukan terhadap proses
pembuatan media pembelajaran matematika oleh
para guru mitra. Instrumen yang digunakan berupa catatan
lapangan. Beberapa hal yangdiobservasi adalah kendala-kendala,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan yangmuncul dalam
proses pembuatan di lapangan maupun dalam proses penggunaan di
kelas.Evaluasi dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas produk
yang dihasilkan. Produk yangdihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini
adalah media pembelajaran matematika inovatif.Kuantitasnya dilihat
dari banyaknya alat peraga/media yang dihasilkan oleh para
guru,sedangkan kualitasnya terlihat dari meningkatnya hasil belajar
matematika siswa darisebelumnya.
(4) RefleksiRefleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Hal ini dilakukan
semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau
kelebihan-kelebihan terhadapkegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
dalam rangka untuk menetapkan rekomendasi terhadapkeberlangsungan
atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.
D.KARYA UTAMAKarya utama yang dicapai melalui kegiatan IbM ini
dituangkan dalam bentuk hasil
kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan sebagai berikut.(1)
Perencanaan
Pelaksanaan tahap ini didahului dengan mengundang tim pelaksana
untuk mengadakanpertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan
LPM Undiksha. Kegiatan ini dilakukanpada bulan April sampai dengan
bulan Mei 2013. Tim pelaksana diberikan pembekalanmengenai maksud,
tujuan, rancangan mekanisme program P2M, dan beberapa hal
teknisberkaitan dengan metode/teknik pelaksanaan. Sosialisasi
program P2M pada dua sekolah mitra(khalayak sasaran), dilakukan
pada bulan Juni 2013 dalam bentuk rapat koordinasi denganmengundang
semua guru pada sekolah mitra yaitu SD 1 Penebel dan SD 3 Mengesta,
KepalaSekolah, dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah
Raga Kecamatan Penebel,berkenaan dengan program yang dilaksanakan.
Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh TimPelaksana didampingi oleh
LPM Undiksha.
Penyusunan program pelatihan berdasarkan hasil identifikasi,
hasil analisispermasalahan yang ada, hasil analisis kebutuhan, dan
hasil analisis potensi sekolah.Pelaksanaan pelatihan dilakukan
selama 1 hari tatap muka, dengan mengundang 50 orang guruSD yang
ada di kecamatan Penebel. Pelatihan yang diberikan berupa
penyusunan RPPberdasarkan kurikulum 2013 dan prosedur pembuatan
media pembelajaran matematika sertacara mengimplementasikannya
dalam kegiatan pembelajaran.
(2) Pelaksanaan TindakanTindakan dalam kegiatan ini berupa
implementasi Program. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam implementasi program adalah sebagai berikut. (a)
Pembentukan kelompok-
-
24
kelompok kerja guru, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
September 2013. Berdasarkandistribusi lokasi sekolah, dibentuk 7
kelompok kerja guru dengan masing-masing anggotasebanyak 4 sampai 9
orang. (b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para
gurutentang pembuatan media pembelajaran matematika dengan
pendekatan IPTEK terapan.Kegiatan ini dilakukan melalui pemberian
pelatihan tentang pembuatan media pembelajaranmatematika dan
penyusunan buku petunjuk penggunaannya, serta penyusunan RPP.
Pemberianteori dilakukan dalam satu hari kegiatan pelaksanaan
dilakukan pada tanggal 21 September2013 bertempat di SD 1 Penebel,
dilanjutkan dengan kegiatan penyempurnaan pada masing-masing KKG,
dibawah bimbingan tim pelaksana IbM. (c) mendemonstrasikan
teknologipembuatan media pembelajaran matematika dengan pendekatan
IPTEKS terapan, dilakukandalam kegiatan pelatihan. (d) Pembinaan
dan pelatihan teknologi pembuatan mediapembelajaran matematika, dan
(e) pelatihan cara penggunaan media pembelajaran dalampembelajaran
matematika di kelas. Kegiatan ini dilakukan sampai akhir bulan
Oktober, luarankegiatan berupa 7 set alat peraga matematika
inovatif beserta buku petunjuk penggunaannya.Contoh beberapa alat
peraga yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Alat peraga Operasi Bilangan Bulat beserta Buku
Petunjuk Penggunaan
Gambar 2. Alat peraga Bangun Datar
1. Observasi dan EvaluasiObservasi dilakukan terhadap proses
pembuatan dan penerapan media pembelajaran
matematika di kelas oleh para guru mitra. Evaluasi dilakukan
terhadap kuantitas dan kualitasproduk yang dihasilkan. Produk yang
dihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah mediapembelajaran
matematika inovatif. Kuantitasnya dilihat dari banyaknya alat
peraga/media yang
-
25
dihasilkan oleh para guru, sedangkan kualitasnya terlihat dari
meningkatnya hasil belajarmatematika siswa dari sebelumnya. Sebagai
instrumen evaluasi adalah lembar penilaian berupaalat penilaian
kemampuan mengajar guru (APKG) termasuk rencana pelaksanaan
pembelajaran(RPP) yang dibuat oleh guru. Penilaian terhadap
kualitas RPP dan kemampuan mengajar gurudilakukan menggunakan
rubrik penskoran dengan skala Likert dengan rentangan skor 1
sampai5.
Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-kendala,
kekurangan-kekurangan, dankelemahan-kelemahan yang muncul dalam
proses pembelajaran berbantuan media inovatif dikelas. Kendala yang
dihadapi sebagian besar guru dalam pelaksanaan
pembelajaranmatematika berbantuan media inovatif adalah penguasaan
terhadap materi matematika masihkurang. Media yang digunakan masih
secara klasikal, penggunaannya belum bisa dimanipulasilangsung oleh
siswa. Namun melalui penggunaan media yang dipandu oleh guru, siswa
telahberhasil belajar dengan cara yang lebih bermakna karena mereka
dipandu untuk bisamenemukan konsep dari simulasi media
tersebut.
Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan guru dalam
mengimplementasikan mediapembelajaran matematika dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakanadalah alat
penilaian kemampuan guru (APKG) yang diadopsi dari APKG sertifikasi
gururayon 21 Undiksha tahun 2013. Evaluasi dilakukan pada tiga
orang guru yang dipilih, yaitumasing-masing pada sekolah: SD 1
Penebel, SD 2 Penebel, dan SD 3 Mengesta. Hasil evaluasiadalah
rata-rata kemampuan mengajar guru menggunakan media pembelajaran
matematikayang telah dikembangkan berkualitas baik dan RPP yang
disusun guru, berkualitas baik.Rata-rata hasil belajar matematika
siswa mengalami peningkatan dari 6,2 sebelum
pelaksanaanpembelajaran berbantuan media menjadi 7,4 setelah
pelaksanaan pembelajaran berbantuanmedia.
6 RefleksiRefleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Hal ini dilakukan
semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau
kelebihan-kelebihan terhadapkegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
dalam rangka menetapkan rekomendasi terhadapkeberlangsungan atau
pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.
Hasil refleksi adalah perlu dilakukan suatu upaya untuk membantu
meningkatkanpenguasaan guru terhadap materi matematika SD. Perlu
dilakukan pengembangan media yangmemungkinkan untuk bisa
dimanipulasi langsung oleh siswa secara mandiri.
E.ULASAN KARYAKegiatan IbM yang dilaksanakan pada guru-guru SD
di Kecamatan penebel telah
berlangsung dengan baik. Hal ini terlihat dari animo guru untuk
mengikuti kegiatan pelatihansangat tinggi, terbukti dengan
kehadiran para guru untuk mengikuti kegiatan mencapai 100%.Hal ini
mengindikasikan bahwa para guru menyambut positif kegiatan yang
telah dilakukan.Sesuai dengan harapan para sekolah, mereka sangat
mengharapkan adanya kegitan-kegiatanyang sifatnya memberi
penyegaran bagi para guru di daerah ini, baik terkait
denganpendalaman materi bidang studi ataupun terkait dengan metode
mengajar, mengingat hampir60% dari para guru sudah berumur di atas
40 tahun.
Kepala sekolah, kepala UPTD, dan pengawas, menyambut antusias
terkait pelaksanaankegiatan IbM ini. Pengawas yang hadir, berharap
agar dilakukan kegiatan secaraberkesinambungan dan disarankan untuk
mengembangkan media yang disusun untuk materi-materi yang lain.
Pengawas dan kepala UPTD juga berharap agar ada pembinaan
dariperguruan tinggi di daerah ini untuk meteri olimpiade.
-
26
Dalam kegiatan pelatihan, para guru sangat antusias dalam
mempraktikkan alat-alatperaga (media) yang telah disusun dalam
kegiatan peer teaching. Banyak masukan yangdiberikan, baik oleh
para guru ataupun oleh tim pelaksana IbM terkait dengan
pelaksanaanpembelajaran berbantuan media inovatif. Masukan yang
diberikan oleh tim pelaksana IbMlebih banyak tentang pendalaman
materi bidang studi terkait dengan media yangdikembangkan, misalnya
materi tentang pengertian simetri putar dan cara
mengajarkannyamenggunakan media. Sebanyak tujuh alat peraga yang
sempat disimulasikan dan kemampuanmereka berkualitas cukup dan
baik. Dari 50 orang guru yang mengikuti pelatihan dipilih 3orang
yang didampingi untuk melaksanakan pembelajaran matematika
berbantuan mediainovatif pada kelas dan sekolah di
masing-masing.
Melalui kegiatan pendampingan, pelaksanaan pembelajaran
berbantuan media inovatifdapat berlangsung dengan baik. RPP yang
disusun disesuaikan dengan kurikulum 2013,dengan menyusun RPP
tematik. RPP yang disusun berkualitas baik. Kemampuan guru
yangdinilai menggunakan APKG, berkualitas baik. Rata-rata hasil
belajar matematika siswamengalami peningkatan dari sebelum
pelaksanaan pembelajaran berbantuan media dengansetelah pelaksanaan
pembelajaran berbantuan media. Hal ini sesuai dengan pendapat
yangmengatakan melalui bantuan media manipulatif, siswa dapat
belajar matematika secarabermakna karena mereka dilatih untuk
menemukan konsep secara mandiri (Smaldino, dkk.,2008; Reigeluth,
2009).
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2M ini adalah
masalah waktupelaksanaan sering terganggu dengan adanya hari-hari
libur keagamaan dan kegiatan-kegiatanyang lain. Di samping itu
masalah yang cukup mengganggu adalah keterlambatan pencairandana,
sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi mundur, tidak bisa
berlangsung sesuaidengan rencana. Namun, semua kendala dan masalah
yang muncul telah dicarikan solusinya,yaitu dengan melaksanakan
kegiatan pelatihan pada hari sabtu dan lebih banyak kerja
dalamkelompok kerja guru (KKG). Dengan demikian kegiatan P2M ini
telah berlangsung denganbaik.
F. KESIMPULANHasil yang dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah
terbentuk 7 kelompok kerja guru
(KKG) dengan masing-masing anggota sebanyak 4 sampai 9 orang,
berdasarkan distribusilokasi sekolah. Pengetahuan dan keterampilan
para guru tentang pembuatan mediapembelajaran matematika dengan
pendekatan IPTEK terapan, mengalami peningkatan darikategori cukup
menjadi baik. Dihasilkan sebanyak 7 set media (alat peraga)
matematikauntuk siswa SD, meliputi materi: bilangan bulat, FPB-KPK,
simetri putar, tangram, nilaitempat, bangun datar, dan luas daerah,
dengan kualitas baik. Rata-rata kemampuan mengajarguru menggunakan
media pembelajaran matematika yang telah dikembangkan,
berkualitasbaik dengan RPP yang disusun guru, berkualitas baik.
Rata-rata hasil belajar matematikasiswa mengalami peningkatan dari
6,2 sebelum pelaksanaan pembelajaran berbantuan mediamenjadi 7,4
setelah pelaksanaan pembelajaran berbantuan media.
G.DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATANDampak dan manfaat dari kegiatan
yang dilakukan adalah masalah-masalah yang
dihadapi oleh guru dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama
melalui kegiatan kelompokkerja guru (KKG). Media pembelajaran
matematika inovatif sebagaimana yang dihasilkandalam kegiatan ini
mampu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
karenapenggunaannya sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir
anak SD yang masih berada padatahap operasi konkret. Pembelajaran
matematika yang dilaksanakan menggunakan media yang
-
27
dihasilkan dalam program IbM ini sangat sesuai dengan kurikulum
2013 yang menggunakanpendekatan scientific.
H.DAFTAR PUSTAKA
(1) Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. The Systematic
Design Of Instruction. USA: Addison-Wesley Educational Publisher
Inc. 2001.
(2) Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. Educational
research: An introduction. SeventhEdition. Boston: Pearson
Education, Inc. 2003.
(3) Parwati, N.N., Mariawan, I. M., & Suarsana, I. M.
Peningkatan Profesionalisme GuruMatematika Melalui Pelatihan
Implementasi Model-model Pembelajaran Berbantuan AlatPeraga Bagi
Guru-Guru Sekolah Dasar No 3 Mengesta. Laporan P2M. Tidak
diterbitkan.Singaraja: Undiksha. 2007.
(4) Parwati, N.N. & Mariawan, I. M. Pelatihan Penelitian
Tindakan Kelas untuk Guru-guruSD di Kabupaten Tabanan. Laporan P2M.
Tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha. 2008.
(5) Reigeluth, C. M. Instructioanl-design theories and models:
Building a CommonKnowledge Base. Volume III. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates, Publishers.2009.
(6) Slavin, R. E. Educational Psychology, Theory and Practice.
6th. USA: A pearsoneducation company. 2006.
(7) Smaldino, S.E. , Lowther, D.L. & Russell, J.D.
Instructional Media and Technology forLearning. 9th Edition. Upper
Saddle Rive NJ: Pearson Education, Inc. 2008.
J. PERSANTUNANUcapan terimakasih disampaikan kepada Yth.: DP2M
Ditjen Dikti yang telah
memberikan dana, Ketua LP2M, Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan
Penebel, Kepala SD 1Penebel dan SD 3 Mengesta sebagai mitra kerja,
Para guru SD, Pengawas, dan Kepala SekolahDasar di Kecamatan
Penebel dan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya
satupersatu, yang berperan dalam membantu kelancaran kegiatan IbM
ini.
-
29
Lampiran 2. Foto-foto Produk pengabdian dan Simulasi Penggunaan
Media
1. Photo-photo kegiatan
Gambar 1. Acara pembukaan oleh Sekretaris LPM yang dihadiri oleh
Kepala UPTD Kec.Penebel, Pengawas, Kepala Sekolah, Tim Pelaksana
P2M, dan Guru-guru SD diKec. Penebel.
Gambar 2. Media Nilai Tempat.
-
30
Gambar 3. Media Kekekalan luas/tangram.
Gambar 4. Media Bangun-bangun Datar.
-
31
Gambar 5. Media Operasi Bilangan Bulat
Gambar 6. Media Simetri Putar
Gambar 7. Media Nilai Tempat
-
32
Gambar 8. Simulasi oleh Ketua Pelaksana dalam Kegiatan Peer
Teaching.
Gambar 9. Simulasi dalam Kegiatan Peer Teaching.
Gambar 10. Simulasi dalam Kegiatan Peer Teaching.
-
33
Lampiran 3. Personalia Tenaga Pelaksana beserta
Kualifikasinya
NoNama /NIDN Institusi
AsalBidang Ilmu
Alokasi Waktu(jam/minggu) Uraian Tugas
1 Dr. Ni Nyoman Parwati, M. Pd/0029126502
Undiksha PendidikanMatematika danTeknologiPembelajaran
18 Mengkoordinirpelaksanaankegiatan,merencanakan,melaksanakan,
danmembuat laporanhasil kegiatan danartikel ilmiah.
2 Drs. I Putu Wisna Ariawan,M.Si/ 0019056805
Undiksha Matematika 12 Bersama
ketuamelaksanakankegiatan,membantumembuat laporanhasil kegiatan
danartikel ilmiah.