Top Banner

of 99

[123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

Mar 01, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    1/99

    PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG

    DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK

    KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

    Tugas Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi

    Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    ELWINSYAH SITOMPUL

    NIM. 050401047

    DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2010

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    2/99

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    3/99

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    4/99

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    5/99

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    6/99

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    7/99

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    8/99

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang

    telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

    Tugas ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan mencapai

    gelar sarjana di Fakultas Teknik, Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera

    Utara. Adapun yang menjadi judul Skripsi ini yaitu Perancangan Dan pengujian

    Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4,5 kg Per-

    Siklus".

    Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat dukungan

    dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan

    dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Ir. Farel H. Napitupulu DEA, selaku dosen pembimbing yang

    telah banyak meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyelesaikan

    Tugas Sarjana ini.

    2.

    Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik Mesin

    Fakultas Teknik USU.

    3.

    Bapak Tulus Burhanuddin ST. MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin

    Fakultas Teknik USU.

    4. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas

    Teknik USU.

    5. Orang tua penulis, Kasmir Sitompul dan Rosmawati, yang selalu memberikan

    penulis nasehat-nasehat serta doa selama studi di Departemen Teknik Mesin

    Fakultas Teknik USU.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam Skripsi ini.

    Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun

    untuk penyempurnaan Skripsi ini. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan banyak

    terima kasih.

    Medan, Januari 2010

    Penulis,

    Elwinsyah Sitompul

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    9/99

    ABSTRAK

    Para petani di Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraria, umumnya masih

    menangani pra dan pasca panen hasil pertaniannya dengan cara yang sangat

    tradisional. Ciri utama dari cara tradisional adalah perlakuannya yang masih sangat

    tergantung kepada alam. Pengeringan suatu prosuk pertanian adalah suatu bentuk

    penanganan pasca panen yang cukup banyak mendapat perhatian para peneliti. Hal ini

    dikarenakan dua hal, pertama dengan proses pengeringan yang baik, akan diperoleh

    hasil pertanian yang dapat disimpan relatif lebih lama, sehingga meningkatkan nilai

    ekonominya. Dan kedua, proses pengeringan termasuk salah satu proses yang cukup

    banyak menggunakan energy. Proses pengeringan yang masih umum dilakukan petani

    di Indonesia adalah pengeringan dengan mengandalkan matahari sebagai sumber

    energi utamanya. Sementara, perubahan cuaca yang bisa terjadi sangat tiba-tiba akan

    mengganggu proses yang diinginkan. Tentu saja hal ini tidak mendukung tuntutan

    kualitas hasil pertanian yang sudah semakin tinggi atau sudah menetapkan standar

    yang harus dipenuhi secara nasional. Berdasarkan fakta inilah, maka sangat diperlukan

    suatu alat untuk proses pengeringan yang menggunakan tenaga alternative selain

    matahari.

    Pada tugas akhir ini saya mengusulkan suatu rancangan alat pengering

    pertanian dengan menggunakan minyak dan kayu bakar sebagai pengganti energi

    matahari.Alat yang dirancang adalah Tipe Cabinet Dryer yang dapat digunakan secara

    siklus dan tidak tergantung kepada kondisi cuaca sebagai syarat utama.Sebagai produk

    yang dikeringkan saya memilih pisang, salah satu produk yang banyak dijumpai di

    masyarakat dan juga merupakan salah satu sumber kalori yang tinggi sehingga banyak

    dikonsumsi. Setelah dipanen, umumnya kadar air yang dikandung pisang adalah

    adalah sekitar 60-65 % berat. Jika kondisi dibiarkan beberapa lama setelah dipanen,

    akan menyebabkan pisang tersebut cepat membusuk akibat pertumbuhan

    mikroorganisme. Menurut standar yang diakui scara nasional, jika kadar air dari

    pisang tersebut diturunkan menjadi 4,55 % berat, maka proses perkembangan

    mikroorganisme akan melambat dan pembusukan akan tertunda atau bahkan terhenti

    untuk beberapa lama.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    10/99

    Alat pengering ini dirancang dengan menggunakan pisang sebagai produk

    yang dikeringkan dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 4,5 kg per siklus.

    Setelah dirancang alat ini diuji dengan menggunakan produk dan kapasitas yang sama

    dengan rancangan. Pisang mentah yang baru dipanen dimasukkan kedalam mesin

    pengering, kemudian sumber energi untuk pengeringan yang diuji adalah kayu bakar

    dan minyak tanah.Alasan utama pemilihan sumber energi ini adalah ketersediannya

    yang cukup di daerah pedesaan dimana para petani tinggal.Medium pengering yang

    digunakan pada pengujian ini adalah uap air sebagai pengganti udara.Hal ini bertujuan

    untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan energi dari sumber pemanas dibanding

    jika harus menggunakan udara biasa. Parameter yang diuji adalah distribusi suhu pada

    produk yang dikeringkan, waktu pengeringan, kebutuhan air sebagai medium

    pengering, kadar air produk, kebutuhan energi, dan analisa biaya. Dari uji

    performance yang dilakukan kesimpulan utama penelitian ini adalah, pertama

    pengeringan pisang dapat dilakukan pada Cabinet Dryer yang tidak tergantung pada

    tenaga matahari dengan hasil yang memenuhi standar yang diinginkan, dan kedua

    pengeringan dengan menggunakan kayu bakar lebih baik dari pada dengan

    menggunakan minyak tanah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    11/99

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    LEMBARAN PENGESAHAN DARI PEMBIMBING ........................................ .ii

    LEMBARAN PERSETUJUAN DARI PEMBANDINGAN........................... ..... iii

    SPESIFIKASI TUGAS ................................................................................... ..... iv

    LEMBARAN EVALUASI SEMINAR TUGAS AKHIR .............................. ...... v

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ..... vi

    ABSTRAK....................................................................................................... .... vii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... ..... ix

    DAFTAR TABEL............................................................................................ ..... xi

    DAFTAR GAMBAR....................................................................................... .... xii

    DAFTAR NOTASI ......................................................................................... ... xiii

    BAB 1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    1.2. Tujuan .................................................................................................. 21.3. Manfaat Perancangan ............................................................................ 2

    1.4. Batasan Masalah .................................................................................... 21.5. Sistematika Penulisan ............................................................................ 3

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pisang.................................................................................................... 4

    2.2. Proses Pengeringan ............................................................................... 4

    2.2.1. Pengeringan dengan cara alami .....................................................4

    2.2.2. Pengeringan dengan udara panas....................................................5

    2.2.3. Pengeringan dengan uap air............................................................6

    2.3. Cabinet Dryer....................................................................................... 9

    2.4. Standar mutu pisang ............................................................................ 10

    2.5. Perhitungan Kadar air .......................................................................... 11

    2.6. Perhitungan Kebutuhan Energi selama proses pengeringan .................. 11

    2.7. Perhitungan Kebutuhan Bahan bakar yang digunakan .......................... 132.8. Lama Waktu Pengeringan .................................................................... 13

    2.9.Perhitungan Analisis Titik Impas (Break Even Point) ............................ 14

    BAB 3. PERANCANGAN ALAT PENGERING

    3.1. Metode Perancangan ........................................................................... 153.1.1. Data Pisang ............................................................................... 15

    3.1.2. Penentuan Dimensi Alat Pengering ........................................... 15

    3.1.3. Prinsip Kerja Alat Pengering ..................................................... 23

    3.2. Material yang digunakan dalam perancangan alat pengering ................ 25

    3.3. Pelaksanaan Perancangan Alat pengering .............................................26

    BAB 4. PENGUJIAN ALAT PENGERING

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    12/99

    4.1. Tempat dan Waktu ..................................................................... 27

    4.2. Alat ........................................................................................... 27

    4.3. Bahan ......................................................................................... 33

    4.4. Prosedur Pengujian ..................................................................... 34

    4.5. Pengaturan Eksperimental (Eksperimental Setting) ..................... 364.5.1. Analisa performance alat pengering yang dirancang .......... 36

    4.5.2. Perhitungan kebutuhan bahan bakar yang digunakan

    Selama proses pengeringan Pisang.......................................42

    4.5.3. Setting alat ukur ................................................................ 43

    4.6. Variabel yang diamati ................................................................. 44

    4.7. Pelaksanaan penelitian...................................................................44

    BAB 5. DATA DAN ANALISA

    5.1. Data Hasil Pengujian ........................................................................... 46

    5.1.1. Data hasil pengujian dengan bahan bakar kerosin..................... 465.1.2. Data hasil pengujian dengan bahan bakar kayu bakar ............... 48

    5.2. Analisa Data Hasil Pengujian .............................................................. 50

    5.2.1. Distribusi suhu pada masing-masing tray................................. 50

    5.2.2. Kebutuhan air selama proses pengeringan ................................ 52

    5.2.3. Perhitungan kadar air pisang tiap traysetelah dikeringkan ....... 52

    5.2.4. Perhitungan total energi yang dibutuhkan untuk

    mengeringkan pisang per siklus ............................................... 59

    5.2.5 Analisa kebutuhan bahan bakar yang digunakan selama proses

    Pengeringan pisang.....................................................................67

    5.3. Analisa Biaya Penggunaan Alat Pengering Per Siklus.......................... 68

    5.3.1. Analisa biaya penggunaan alat pengering denganbahan bakar kerosin ................................................................. 68

    5.3.2. Analisa biaya penggunaan alat pengering dengan

    bahan bakar kayu bakar ........................................................... 70

    5.3.3. Perbandingan analisa biaya berdasarkan bahan bakar

    yang digunakan ....................................................................... 73

    5.4. Total Perbandingan Bahan Bakar Kerosindengan Kayu Bakar ............ 74

    BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 77

    6.2. Saran .................................................................................................... 79

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

    LAMPIRAN .................................................................................................... 81

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    13/99

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Syarat mutu buah pisang sesuai SNI 01-0222-195 ........................... 10

    Tabel 3.1. Material yang diperlukan untuk membuat alat pengering .................25

    Tabel 5.1. Distribusi suhu tiap tray.............................................................. .... 46

    Tabel 5.2. Berat pisang tiap trayselama pengeringan berlangsung ................... 47

    Tabel 5.3. Suhu rata-rata dan berat pisang setelah dikeringkan ......................... 47

    Tabel 5.4. Distribusi suhu tiap tray................................................................... 48

    Tabel 5.5. Berat pisang tiap trayselama pengeringan berlangsung ................... 49

    Tabel 5.6. Suhu rata-rata dan berat pisang setelah dikeringkan ......................... 49

    Tabel 5.7. Kadar air pisang kering menggunakan bahan bakar kerosin............. 57

    Tabel 5.8. Kadar air pisang kering menggunakan bahan bakar kayu bakar........ 58

    Tabel 5.9. Total biaya produksi untuk pengeringan pisang per siklus............... 69

    Tabel 5.10.Total biaya produksi untuk pengeringan pisang per siklus............... 71

    Tabel 5.11.Perbandingan analisa biaya antara kerosin dengan kayu bakar ......... 73

    Tabel 5.12.Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang

    digunakan selama pengeringan berlangsung ................................................ 74

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    14/99

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Skema sistem pengering udara panas ............................................... 6

    Gambar 2.2 Skema sistem pengering uap air ........................................................9

    Gambar 3.1 Bentuk tray yang dirancang...................................................... .... 18

    Gambar 3.2 Pola aliran udara yang terjadi ................................................... .... 19

    Gambar 3.3Heateryang dirancang .............................................................. .... 20

    Gambar 3.4 Cabinet Dryertipe dryer........................................................... .... 22

    Gambar 3.5 Alat pengering yang dirancang .................................................. .... 23

    Gambar 3.6Laju aliran panas pengeringan dengan uap air.............................. 24

    Gambar 3.7 Diagram alir Pelaksanaan Perancangan............................................26

    Gambar 4.1 Alat Pengering yang akan digunakan................................................27

    Gambar 4.2 Heater.......................................................................................... 28

    Gambar 4.3 Thermocouple Thermometer......................................................... 29

    Gambar 4.4 Thermo Anemometer.................................................................... 30

    Gambar 4.5Relative Humadity Meter............................................................... 31

    Gambar 4.6 Thermometer ................................................................................. 32

    Gambar 4.7 Kompor ......................................................................................... 32

    Gambar 4.8 Timbangan ..................................................................................... 33

    Gambar 4.9 Kayu bakar .................................................................................... 33

    Gambar 4.10 Pisang yang akan dikeringkan ...................................................... 34

    Gambar 4.11 Neraca Kesetimbangan energi .......................................................36

    Gambar 4.12 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ........................................... 45

    Gambar 5.1 Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kerosin ............ 50

    Gambar 5.2 Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kayu bakar ....... 51

    Gambar 5.3 Grafik kadar air pisang kering tiap tray kerosin vs kayu bakar....... 51

    Gambar 5.4 Grafik kadar air pisang kering tiap tray bahan bakar kerosin ......... 57

    Gambar 5.5 Grafik kadar air pisang kering tiap tray bahan bakar kayu bakar.... 58

    Gambar 5.6 Grafik kadar air pisang kering tiap tray kerosin vs kayu bakar...... 59

    Gambar 5.7 Grafik Perbandingan analisa biaya kerosin vs kayu bakar ............. 73

    Gambar 5.8 Grafik Analisa pengering kerosin vs kayu bakar ........................... 75

    Gambar 5.9 Grafik Kebutuhan Energi mesin pengering kerosin vs kayu ........... 75

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    15/99

    DAFTAR NOTASI

    LAMBANG KETERANGAN SATUAN

    Aw Luas dinding alat pengering m2

    cp.air Panas jenis air kJ/kgoC

    cp.pisang Panas jenis pisang kJ/kgoC

    cp.udara Panas jenis udara basah KJ/kgC

    hfg Panas laten penguapan air kJ/kg

    kr Koefisien pindahan panas dinding W/m.oC

    kw Koefisien pindahan panas dinding W/m.oC

    NKBk Nilai Kalor Bahan Bakar kJ/kg

    Qd Kebutuhan energi untuk pengeringan pisang kJ

    Qt Kebutuhan energi pemanasan pisang kJ

    Qw Kebutuhan energi pemanasan air pisang kJ

    Ql Kebutuhan energi penguapan air pisang kJ

    Qlw Energi yang hilang melalui dinding box pengering kJ/jam

    QT Total energi yang dibutuhkan untuk

    Mengeringkan pisang per siklus kJ

    RHd Kelembaban relative udara pengering rata-rata %

    RHa Kelembaban relative udaraluar %

    t Lama pengeringan jam

    T TemperaturoC

    Ta Temperatur awal pisangoC

    Td Temperatur udara pengeringoC

    u Kecepatan udara pengering diantara pisang m/sU Koefisien perpindahan panas menyeluruh W/m

    2.oC

    wf Kadar air pisang kering %

    Wkb Berat pisang basah kg

    Wkk Berat pisang kering kg

    Wi Berat air pisang awal kg

    Wf Berat kandungan air pisang akhir kg

    Wr Berat air yang dipindahkan selama

    Proses pengeringan kg

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    16/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    17/99

    ABSTRAK

    Para petani di Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraria, umumnya masih

    menangani pra dan pasca panen hasil pertaniannya dengan cara yang sangat

    tradisional. Ciri utama dari cara tradisional adalah perlakuannya yang masih sangat

    tergantung kepada alam. Pengeringan suatu prosuk pertanian adalah suatu bentuk

    penanganan pasca panen yang cukup banyak mendapat perhatian para peneliti. Hal ini

    dikarenakan dua hal, pertama dengan proses pengeringan yang baik, akan diperoleh

    hasil pertanian yang dapat disimpan relatif lebih lama, sehingga meningkatkan nilai

    ekonominya. Dan kedua, proses pengeringan termasuk salah satu proses yang cukup

    banyak menggunakan energy. Proses pengeringan yang masih umum dilakukan petani

    di Indonesia adalah pengeringan dengan mengandalkan matahari sebagai sumber

    energi utamanya. Sementara, perubahan cuaca yang bisa terjadi sangat tiba-tiba akan

    mengganggu proses yang diinginkan. Tentu saja hal ini tidak mendukung tuntutan

    kualitas hasil pertanian yang sudah semakin tinggi atau sudah menetapkan standar

    yang harus dipenuhi secara nasional. Berdasarkan fakta inilah, maka sangat diperlukan

    suatu alat untuk proses pengeringan yang menggunakan tenaga alternative selain

    matahari.

    Pada tugas akhir ini saya mengusulkan suatu rancangan alat pengering

    pertanian dengan menggunakan minyak dan kayu bakar sebagai pengganti energi

    matahari.Alat yang dirancang adalah Tipe Cabinet Dryer yang dapat digunakan secara

    siklus dan tidak tergantung kepada kondisi cuaca sebagai syarat utama.Sebagai produk

    yang dikeringkan saya memilih pisang, salah satu produk yang banyak dijumpai di

    masyarakat dan juga merupakan salah satu sumber kalori yang tinggi sehingga banyak

    dikonsumsi. Setelah dipanen, umumnya kadar air yang dikandung pisang adalah

    adalah sekitar 60-65 % berat. Jika kondisi dibiarkan beberapa lama setelah dipanen,

    akan menyebabkan pisang tersebut cepat membusuk akibat pertumbuhan

    mikroorganisme. Menurut standar yang diakui scara nasional, jika kadar air dari

    pisang tersebut diturunkan menjadi 4,55 % berat, maka proses perkembangan

    mikroorganisme akan melambat dan pembusukan akan tertunda atau bahkan terhenti

    untuk beberapa lama.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    18/99

    Alat pengering ini dirancang dengan menggunakan pisang sebagai produk

    yang dikeringkan dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 4,5 kg per siklus.

    Setelah dirancang alat ini diuji dengan menggunakan produk dan kapasitas yang sama

    dengan rancangan. Pisang mentah yang baru dipanen dimasukkan kedalam mesin

    pengering, kemudian sumber energi untuk pengeringan yang diuji adalah kayu bakar

    dan minyak tanah.Alasan utama pemilihan sumber energi ini adalah ketersediannya

    yang cukup di daerah pedesaan dimana para petani tinggal.Medium pengering yang

    digunakan pada pengujian ini adalah uap air sebagai pengganti udara.Hal ini bertujuan

    untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan energi dari sumber pemanas dibanding

    jika harus menggunakan udara biasa. Parameter yang diuji adalah distribusi suhu pada

    produk yang dikeringkan, waktu pengeringan, kebutuhan air sebagai medium

    pengering, kadar air produk, kebutuhan energi, dan analisa biaya. Dari uji

    performance yang dilakukan kesimpulan utama penelitian ini adalah, pertama

    pengeringan pisang dapat dilakukan pada Cabinet Dryer yang tidak tergantung pada

    tenaga matahari dengan hasil yang memenuhi standar yang diinginkan, dan kedua

    pengeringan dengan menggunakan kayu bakar lebih baik dari pada dengan

    menggunakan minyak tanah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    19/99

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Perubahan cuaca di Indonesia saat ini bisa dikatakan tidak stabil.Dengan adanya

    perubahan cuaca yang tidak menentu ini dapat mengganggu aktivitas para petani di

    Indonesia baik di masa pra panen maupun pasca panen.

    Ketersediaan buah pisang yang ada di Indonesia belum dapat dimanfaatkan

    secara optimal oleh kaum petani, produsen, baik industri kecil, menengah dan sedang,

    serta masyarakat yang berada pada jalur produksi pisang.Padahal buah pisang di

    Indonesia memiliki beberapa keunggulan.

    Sejauh ini, pengendalian proses pengolahan buah pisang juga masih belum

    optimal. Salah satu penyebabnya adalah minimalnya pengetahuan tentang tahap-tahap

    proses pengolahan buah pisang dan pengendalian faktor-faktor proses pengolahan

    bagi kaum petani, kaum produsen dan masyarakat. Pengeringan merupakan salah satu

    faktor yang penting dalam menentukan mutu buah pisang, di samping proses

    pemanenannya. Mutu buah pisang ditentukan dari kadar airnya. Namun pada tingkat

    petani sering kadar air pisang akhir yang berbeda-beda.

    Kadar air awal pisang sebelum pengeringan 60%-65%, sehingga memberikan

    peluang yang besar untuk cepat membusuk akibat adanya pertumbuhan

    mikroorganisme. Oleh karena itu, dengan adanya pengeringan dapat mengurangi

    kadar air dalam pisang. Kadar air pisang yang diharapkan setelah pengeringan adalah

    4,55%.

    Pengeringan pisang terbagi menjadi dua yaitu sun dryingdan artificial drying.

    Sun dryingmemerlukan sinar matahari sebagai sumber energi, sumber panas dan sinar

    ultraviolet. Pengeringan ini dilakukan secara terbuka, membutuhkan hembusan angin

    yang besar dari udara sehingga pengeringan berlangsung lambat. Namun, pengeringan

    secara terbuka menyebabkan rawan kontaminasi dari udara, debu dan kerikil dari

    lingkungan sekitar. Selain itu, pengeringan ini dilakukan hanya jika cuaca

    memungkinkan. Jika tidak, menggunakan artificial drying. Pengeringan buatan(artificial drying) menggunakan bahan bakar. Prinsip kerjanya adalah pemanasan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    20/99

    secara konduksi (penghantaran panas) atau konveksi (pengaliran panas) yang

    bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan pangan, berbentuk solid . Salah satunya

    adalah cabinet dryer. Pada cabinet dryer, pemanasan dilakukan secara konveksi dan

    konduksi. Secara konveksi, digunakan aliran udara kering yang mengalir secara alami.

    Secara konduksi, digunakan sejumlah tray(wadah penampung biji) secara bertingkat.

    Sistem pengering ini menggunakan udara pengering sebagai medium pemanas pisang,

    ditambahkan air untuk memanaskan udara yang masuk ke dalam sistem pengering

    dan juga menghembuskan udara dari luar. Bahan bakar yang digunakan adalah

    minyak tanah (minyak tanah). Komponen-komponen yang menyusun cabinet dryer

    tersebut, disesuaikan dengan kapasitas pisang yang masuk dan juga diperhitungkan

    efisiensi dari sistem pengering tersebut. Oleh karena itu, juga diperlukan perhitungan

    berapa bahan bakar yang diperlukan untuk menyalakan heater.

    1.2.

    Tujuan

    1. Untuk merancang alat pengering pisang yang nantinya dapat digunakan oleh para

    petani pisang.

    2.

    Untuk mendapatkanperformancealat pengering yang dapat mengeringkan pisang

    sesuai dengan Standard Nasional Indonesia.3. Untuk mendapatkan hasil dari pengeringan pisang yang lebih baik dari proses

    pengeringan tradisional.

    1.3. Manfaat Perancangan

    Untuk menghasilkan alat pengering yang dapat memudahkan petani pisang pada

    saat proses pengeringan pisang jika perubahan cuaca tidak stabil.

    1.4.

    Batasan Masalah

    1. Dimensi dari alat pengering yang dirancang

    2. Perbandingan berdasarkan bahan bakar kerosindengan kayu bakar yang meliputi:

    a. Distribusi suhu tiap traypada alat pengering

    b. Kebutuhan Air (L/jam)

    c.

    Waktu pengeringan (jam)

    d. Kadar air pisang setelah dikeringkan berdasarkan Standard Nasional

    Indonesia (%)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    21/99

    e. Kebutuhan energi (kJ/kg)

    f. Kebutuhan bahan bakar (Liter/jam)

    g. Analisa biaya

    1.5. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah pembaca dalam memahami tulisan ini, maka dilakukan

    pembagian bab berdasarkan isinya. Tulisan ini akan disusun dalam enam bab, BAB I

    PENDAHULUAN, berisi latar belakang, tujuan masalah, manfaat perancangan, dan

    batasan masalah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA, berisi landasan teori yang diperoleh

    dari literatur untuk mendukung perancangan dan pengujian. BAB 3

    PERANCANGAN ALAT PENGERING, berisi metode perancangan, material yang

    digunakan dalam perancangan alat pengering, pelaksanaan perancangan alat

    pengering. BAB 4 PENGUJIAN ALAT PENGERING, berisi tempat dan waktu

    pengujian, alat dan bahan, prosedur pengujian, Pengaturan Eksperimental, Setting dan

    alat ukur, variabel yang diamati, pelaksanaan penilitian. BAB 5 DATA DAN

    ANALISA, berisi data hasil pengujian, perhitungan dan analisa terhadap data hasil

    pengujian. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan dari hasil

    pengujian dan saran-saran.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    22/99

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Pisang

    Pisang dapat diolah dan diawetkan menjadi berbagai bentuk hasil olahan

    diantaranya saus pisang, sale pisang, sari buah pisang, anggur pisang, dodol pisang,

    keripik pisang, tepung pisang dan jam/selai pisang serta hasil olahan lainnya.

    Tepung pisang dibuat dari buah pisang yang mentah, yang cara

    pembuatannya mudah dan sederhana. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah

    menjadi tepung pisang. Untuk memperoleh tepung yang baik diperlukan buah pisang

    yang cukup tua. Tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok sangat baik hasilnya,

    warna tepungnya putih dan menarik.

    Sebelum dikeringkan, pisang dilepas dari sisirnya, dicuci dan selanjutnya

    dikukus atau direbus selama 10-15 menit. Pengukusan atau perebusan ini akan

    bertujuan untuk mempermudah pengupasan, mengurangi atau menghilangkan getah,

    dan memperbaiki warna yang dihasilkan.

    Selanjutnya, buah diiris tipis-tipis melintang atau menyerong kemudian

    direndam dalam air. Selanjutnya pisang dikeringkan baik dengan bantuan panasmatahari ataupun dengan menggunakan alat pengering dengan menggunakan suhu

    60-75C.

    2.2.Proses Pengeringan

    2.2.1 Pengeringan dengan Cara Alami

    Pengeringan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dengan cara

    mengurangi kadar air untuk mencegah tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme

    pembusuk. Dalam proses pengeringan dilakukan pengaturan terhadap suhu,

    kelembaban (humidity) dan aliran udara. Perubahan kadar air dalam bahan pangan

    disebabkan oleh perubahan energi dalam sistem).

    (2Banwatt, 1981). Untuk itu, dilakukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca

    energi untuk mencapai keseimbangan.

    Alasan yang mendukung proses pengeringan dapat menghambat pertumbuhan

    mikroorganisme adalah untuk mempertahankan mutu produk terhadap perubahan fisik

    dan kimiawi yang ditentukan oleh perubahan kadar air, mengurangi biaya

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    23/99

    penyimpanan, pengemasan dan transportasi, untuk mempersiapkan produk kering

    yang akan dilakukan pada tahap berikutnya, menghilangkan kadar air yang

    ditambahkan akibat selama proses sebelumnya, memperpanjang umur simpan dan

    memperbaiki kegagalan produk. Produk kering dapat digunakan sebagai bahan

    tambahan dalam pembuatan produk baru.

    Pengeringan pisang dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan panas matahari

    yakni dengan penjemuran secara langsung di bawah panas matahari ataupun dengan

    menggunakan alat pengering (Dryer). Masing masing memiliki kekurangan dan

    keunggulan tersendiri. Penggunaan alat pengering (Dryer) selain memaksimalkan

    penurunan kadar air juga mampu meningkatkan efesiensi waktu pengeringan. Pada

    proses pengeringan dengan panas matahari dapat memakan waktu hingga 2 hari.

    Jika menginginkan pengeringan yang lebih cepat, langit berawan atau hari

    hujan pisang dapat dikeringkan dengan menggunakan alat pengering. Pengeringan

    akan berlangsung antara 18 sampai 24 jam tergantung pada suhu pengeringan.

    Dianjurkan suhu pengeringan tidak kurang dari 50C dan tidak lebih dari 70C. Jika

    suhu terlalu rendah, waktu pengeringan akan terlalu lama. Jika terlalu panas, tekstur

    pisang akan kurang baik.

    Penurunan kadar air diupayakan hingga mencapai nilai dibawah 14 %, dan

    dengan alat pengering penurunan kadar air bisa dimaksimalkan hingga 6-10 % dengan

    suhu pengeringan 60-75 C.

    2.2.2. Pengeringan dengan Udara Panas

    Secara buatan proses pengeringan dapat dilakukan dengan alat pengering

    untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai

    cara pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di

    dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38oC 43oC, sehingga kadar air turun

    menjadi 12% - 13 %. Alat pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan

    pengaturan suhu sesuai dengan kadar air pisang yang diinginkan. Cara ini lebih baik

    karena tidak tergantung cuaca dan bahan bakar lebih sedikit. Pengeringan dengan

    sinar matahari menjadikan mutu biji lebih baik yaitu menjadi mengkilap. Caranya

    adalah biji ditebarkan di lantai penjemuran di bawah terik matahari. Pengeringan ini

    membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dan sangat tergantung dengan cuaca. Pada

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    24/99

    metode Cadburry, jika cuaca tidak memungkinkan dapat diganti dengan hembusan

    udara pada pengeringan buatan. Pada tahap awal dengan suhu lingkungan selama 72-

    80 jam dan diteruskan dengan suhu udara 45oC - 60C sampai biji kering. Lama

    pengeringan ini 7-8 jam sehari. Selama penjemuran dilakukan pembalikkan hamparan

    biji 1-2 jam sekali. Lama penjemuran dapat lebih dari 10 hari, tergantung dengan

    cuaca dan lingkungan. Sedangkan dengan pengeringan buatan selama 32 jam dan

    pembalikkan biji setiap 3 jam. Pengeringan ini dengan menggunakan Barico dryer.

    Namun, bisa digunakan dengan alat pengering lain, misalnya cabinet dryer. Lama

    pengeringan tergantung dari jenis alat pengeringnya. Prinsip pengeringannya

    menggunakan udara pengering sebagai medium panas dalam menurunkan kadar air

    biji hingga 9% - 11%.

    Gambar 2.1. Skema sistem pengering udara panas

    2.2.3. Pengeringan dengan Uap Air

    Uap air panas mempunyai sifat pindah panas yang lebih unggul dari pada udarapada suhu yang sama. Karena tidak ada tahanan terhadap difusi uap air dalam uap itu

    sendiri, laju pengeringan pada periode laju konstan hanya tergantung pada laju pindah

    panas. Pada prinsipnya, setiap pengering langsung atau tak langsung (kombinasi

    konduksi dan konveksi) dapat dioperasikan sebagai pengering uap air panas

    (1Abdulillah, 2000).

    Salah satu keuntungan nyata dari pengeringan dengan uap air panas adalah

    bahwa luaran pengering juga uap, meskipun pada enthalpi jenis lebih rendah. Dalam

    pengeringan dengan udara, panas laten dalam aliran gas luaran biasanya sukar dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    25/99

    mahal untuk digunakan kembali. Jika infiltrasi udara dapat dihindarkan (atau

    diminimumkan sampai tingkat yang dapat diterima), maka seluruh panas laten yang

    disuplai ke pengering uap air ini dapat dipulihkan dengan mengembunkan aliran

    buang atau meningkatkan enthalpi jenisnya secara mekanis atau dengan kompresi

    panas. Karena pengering ini akan menghasilkan uap yang sama dengan jumlah air

    yang diuapkan di dalam pengering, maka pabrik perlu memanfaatkan kelebihan uap

    tersebut. Jika uap ini digunakan ditempat lain, panas laten yang dipulihkan tidak

    dibebankan pada alat pengering, dan menyebabkan konsumsi energi bersih sebesar

    1000-1500 kJ/kg air yang diuapkan untuk alat pengering dibandingkan dengan 4000-

    6000 kJ/kg air yang diuapkan untuk pengering udara panas. Jadi penurunan konsumsi

    energi merupakan keuntungan yang jelas dari alat pengering dengan menggunakan

    uap air panas. Keuntungan lain adalah:

    a) Tidak ada reaksi oksidasi atau pembakaran dalam alat pengering uap air

    panas. Hal ini berarti tidak ada bahaya kebakaran atau ledakan dan juga

    menghasilkan mutu yang lebih baik.

    b) Massa jenis uap pada temperatur tinggi lebih rendah daripada massa

    jenis udara pada temperatur yang sama, sehingga secara alami uap akan

    lebih mudah naik jika dipanaskan hingga pada temperatur tinggi.

    c) Memungkinkan laju pengeringan yang lebih tinggi, baik dalam periode

    laju konstan maupun laju menurun, tergantung pada suhu uap.

    d)

    Pengeringan dengan uap dapat mencegah bahaya kebakaran atau

    ledakan pada saat pengeringan produk yang mengandung racun atau

    cairan organik mahal yang harus dipulihkan, sambil memungkinkan

    pengembunan aliran buang dalam kondenser kecil.

    e)

    Alat pengering uap air panas memungkinkan proses pasteurisasi,sterilisasidan deodorisasiproduk pangan.

    Uap yang terbentuk dari produk dapat ditarik dari ruang pengering, diembunkan

    dan panas latennya digunakan kembali.

    Secara umum, pengeringan uap air dapat dipertimbangkan sebagai pilihan yang baik

    hanya jika satu atau lebih dari kondisi berikut ini dipenuhi:

    a) Biaya energi sangat tinggi, nilai produk rendah atau dapat diabaikan

    b)

    Mutu produk lebih unggul jika dikeringkan dalam uap dibandingkan denganudara.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    26/99

    c) Biaya kebakaran, ledakan atau kerusakan oksidatif sangat tinggi. Premi

    asuransi yang lebih rendah dapat menutupi sebagian tambahan biaya investasi

    pengering dengan uap.

    d)

    Jumlah air yang harus dibuang maupun kapasitas produksi yang diperlukan

    tinggi. Hal ini dapat memenuhi skala ekonomi. Jelasnya, pengering seperti ini

    hanya baik dipertimbangkan untuk operasi kontinyu karena masalah yang

    berkaitan dengan masalah penghidup-matian akibat pengembunan pada produk

    serta keberadaan zat tak dapat diembunkan (udara).

    Air yang diuapkan dalam pengering uap, dengan asumsi tidak ada kehilangan,

    akan menjadi kelebihan uap, dengan enthalpi spesifik yang rendah. Penggunaan uap

    ini secara ekonomis umumnya merupakan kunci keberhasilan proses pengeringan uap.

    Uap ini biasanya pada tekanan atmosfer dan berdebu, yang perlu dibersihkan untuk

    penggunaan ulang.

    Gambar 2.2. Skema sistem pengeringan uap air

    2.3.Cabinet Dryer

    Cabinet dryer merupakan alat pengering yang menggunakan udara panas

    dalam ruang tertutup (chamber). Ada dua tipe yaitu tray dryer dan vacuum dryer.

    Vacuum dryermenggunakan pompa dalam penghembusan udara, sedangkan pada tray

    dryer tidak menggunakan pompa (12Singh, 2001). Produk yang sesuai dikeringkan

    dengan alat ini adalah produk yang memiliki keseragaman yang tinggi, misalnya biji

    cokelat, biji pisang dan apel. Kelebihannya adalah harga murah, karena membutuhkan

    daya yang tidak terlalu tinggi (4Fellows,1990).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    27/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    28/99

    Tabel 2.1. Syarat mutu buah pisang sesuai SNI 01-0222-195

    No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

    1 Bau - Normal

    2 Rasa - Khas

    3 Warna - Normal

    4 Tekstur - Renyah

    5 Keutuhan %b/b Min 90

    6 Air %b/b Maks 5

    7 Abu %b/b Maks 3

    8 Lemak %b/b Maks 25

    2.5.Perhitungan Kadar Air

    Kadar air pisang yang telah dikeringkan dapat dihitung melalui beberapa

    tahapan berikut :

    Menghitung kadar air pisang kering yang diperkirakan dengan menggunakan

    persamaan

    Berikut ni:

    (2.1)

    wf = Kadar air pisang yang diperkirakan (%)

    Wpk = Berat pisang kering (kg)

    Wpo = Berat pisang dengan kadar air 0 % (kg)

    Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)

    Berat air pisang awal (Wi), kg (2.2)

    Wi = Wpb x wi

    wi= kadar air awal pisang (%)

    (2.3)

    Berat kandungan air pisang akhir (Wf), kg

    Wf = 4,55 % wpk (2.4)

    [ ]100%

    Wpk Wpowf x

    Wpk

    =

    [ ]( )100%

    Wpb Wpk Wf wi x

    Wpb

    =

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    29/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    30/99

    x2=tebal lapisan isolasi (m)

    Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)

    (2.13)

    dimana; = Debit udara ventilasi, m3/s

    ar

    WrV

    =

    1000 (2.14)

    Massa jenis uap air ventilasi (War), gr/m3

    (2.15)

    ar = Massa jenis uap air ventilasi (gr/m3)

    sa = Massa jenis moisture jenuh pada Ta (gr/m3)

    sd = Massa jenis moisture jenuh pada Td (gr/m3)

    c).Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan pisang Per Siklus (QT),kkal

    QT=Qd+Qlt (2.16)

    2.7. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan

    Kebutuhan bahan bakar selama proses pengeringan pisang

    Kebutuhan bahan bakar (2.17)

    dimana;NKBk= Nilai kalor bakar bahan bakar

    Kebutuhan bahan bakar tiap jam (liter/jam)

    Kebutuhan bahan bakar/jam (2.18)

    2.8. Lama Waktu Pengeringan

    Lama waktu pengeringan diperoleh melalui pengujian, setelah diperoleh

    harga kebutuhan bahan bakar per jam kemudian dihitung berat pisang akhir, Wfyang

    N

    cpwVQlv Ta)-(Td

    =

    V

    RhaRHdsasdar

    =

    kNKB

    QT=

    N

    bakarbahantotalKebutuhan=

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    31/99

    diperkirakan sesuai dengan kadar air pisang, Selanjutnya pisang dikeringkan hingga

    beratnya sama dengan atau mendekati berat akhir yang diperkirakan. Dari sini,

    diperoleh lama waktu pengeringan untuk masing masing penggunaan bahan bakar

    minyak tanah maupun kayu bakar. Adapun perhitungan berat akhir pisang,Wf

    menggunakan persamaan berikut ini.

    (2.19)

    2.9. Perhitungan Analisis Titik Impas (Break Even Point)

    Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volume

    produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi.

    Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui

    besarnya volume pendapatan dari pengeringan pisang sehingga produksi pisang kering

    tidak mengalami kerugian.

    Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan :

    BEP (2.20)

    [ ]%100x

    Wpk

    WpoWpkwf

    =

    variabelBiaya-penerimaanBiaya

    tetapBiaya=

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    32/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    33/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    34/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    35/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    36/99

    Gambar 3.2. Pola aliran udara yang terjadi

    3. Alat pemanas (heater)

    Heater (seperti terlihat pada gambar 3.3) digunakan sebagai tempat

    penampung air yang selanjutnya akan dipanaskan, sehingga secara tak langsung heater

    berperan untuk mengalirkan kalor dari ruang bakar ke ruang pemanas/ pengering.

    Penggunaan air disini dengan alasan bahwa air yang dipanaskan sampai temperatur

    yang cukup tinggi akan melepaskan energi yang lebih besar dibandingkan pemanasanplat secara langsung. Selain itu, uap air yang dihasilkan juga dimanfaatkan untuk

    membantu pemanasan dalam ruang pengering karena berdasarkan pertimbangan

    bahwa massa jenis uap air lebih rendah dibandingkan udara seiring peningkatan

    temperatur.

    Pada alat pengering ini, tidak digunakan alat pengontrol aliran udara untuk

    mendorong aliran udara melintasi heater untuk kemudian diteruskan ke ruang

    pengeringan.Atas alasan ini, heater dibuat menyatu dalam ruang pemanasan/pengering.

    Dengan mempertimbangkan kebutuan air yang cukup banyak dalam tiap siklus

    pengeringan, maka dibuat saluran pengeringan yang memungkinkan dilakukannya

    penambahan air untuk mngantisipasi kehabisan air.

    Atas alasan alasan tersebut maka ditentukan ukuran ukuran heater sebagai

    berikut :

    Panjang = 30 cm

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    37/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    38/99

    memuat kompor minyak tanah. Oleh karena itu, ditentukan ukuran ruang bakar

    sebagai berikut :

    Panjang = 60 cm

    Lebar = 40 cm

    Tinggi = 50 cm

    5. Penentuan dimensi atau ukuran utama alat pengering secara keseluruhan

    Konsruksi secara umum alat pengering yang dirancang seperti terlihat pada

    gambar 3.4. Atas dasar penentuan ukuran ukuran sebelumnya maka diperoleh ukuran

    keseluruhan alat pengering sebagai berikut :

    Cabinet Dryer tipeTray dryer

    Panjang = 60 cm

    Lebar = 40 cm

    Tinggi = 150 cm

    Pintu ruang alat pengering dilengkapi kaca dengan maksud untuk

    mempermudah melakukan pemantauan terhadap kesediaan air dalan heater. Adapunukurannya adalah sebagai berikut :

    Lebar = 20 cm

    Tebal = 5 mm

    Tinggi = 35 cm

    Selain itu, untuk meminimalisasi rugi kalor di sepanjang ruang pengering

    dipasang bahan isolasi berupa karet keras dengan ketebalan 10 mm dan koefisien

    perpindahan panas konduksi, krsebesar 0,011 W/m.oC.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    39/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    40/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    41/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    42/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    43/99

    Secara garis besar pelaksanaan perancangan alat pengering ini akan

    dilaksanakan berurutan dan sisitematis, seperti ditunjukkan pada gambar 3.7.

    Gambar 3.7. Diagram Alir Pelaksanaan Perancangan

    Perancangan alat pengering

    SELESAI

    Indentisifikasi masalah

    - Dimensi Alat Pengering

    - Performance Alat Pengeringyang Dirancang

    Study Literature

    START

    Analisa Perancangan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    44/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    45/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    46/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    47/99

    Ukuran : 175 x 86 x 47 mm

    Gambar 4.4. Thermo Anemometer

    e) Relative Humidity Meter

    Untuk melakukan pengukuran terhadap kelembaban relative udara

    pengering yang terjadi selama proses pengeringan digunakan instrumen pengukuran

    yaitu Relative Humidity Meter (seperti terlihat pada Gambar 4.5). Setting instrumen

    ini dilakukan pada saat proses pengeringan berlangsung.

    SpesifikasiRelative Humidity Metersebagai berikut:

    Nama :Relative Humidity Meter2080R Digitron

    Air temperature : -10oC ~ 100 oC

    14 oF ~ 212 oF

    Humidity range : 0 % RH ~ 100 % RH

    Thermocouple model : Type K

    Temperatur range : - 200oC ~ 1350

    oC

    - 328oF ~ 2462

    oF

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    48/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    49/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    50/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    51/99

    Gambar 4.10. Pisang yang akan dikeringkan

    4.4.Prosedur Pengujian

    Prosedur pengujian yang akan dilakukan terdiri dari 2 tahapan, yaitu pengujian

    langsung dan pengujian tak langsung. Pada unit pengujian langsung, seluruh variabel

    yang diukur langsung pada saat pengujian, nilainya bisa langsung diketahui tanpa

    perhitungan lebih lanjut. Tahapan pengujian langsung terdiri dari distribusi suhu yang

    terjadi pada alat pengering sewaktu proses pengeringan berlangsung (oC), kebutuhan

    air (L/jam), waktu pengeringan (jam), berat bahan pada saat sebelum dan sesudah

    pengeringan (Kg) dan kebutuhan bahan bakar (Liter/jam). Alat bantu yang digunakanadalah Single Input Thermocouple Thermometer (oC), Thermo Anemometer, Relative

    Humidity Meter, Thermometerdan timbangan (Kg). Seluruh unit pengujian langsung

    digunakan sebagai input data untuk mendapatkan nilai unit pengujian tak langsung.

    Pada unit pengujian tak langsung, seluruh variabel nilainya didapat dari

    perhitungan dan digunakan bahan pengamatan atau analisis. Pada pengujian ini

    variabel yang dihitung terdiri dari kebutuhan energi (kJ/kg) dan kadar air pisang

    setelah dikeringkan berdasarkan Standard Nasional Indonesia (%).

    Data hasil pengujian ini akan dikembangkan atau dihitung untuk mendapatkan

    berapa besar kebutuhan energi selama proses pengeringan berlangsung. Selain itu dari

    data tersebut akan diperoleh berapa kadar air pisang setelah dikeringkan sesuai dengan

    Standar Nasional Indonesia.

    1. Prosedur pengujian langsung

    Prosedur untuk pengujian langsung terdiri dari:

    a)

    Bahan yang akan dikeringkan diukur terlebih dahulu berat awalnya dengan

    menggunakan timbangan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    52/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    53/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    54/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    55/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    56/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    57/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    58/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    59/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    60/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    61/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    62/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    63/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    64/99

    Maka data akhir yang didapat dari hasil pengukuran pengujian untuk bahan

    bakar kerosinadalah:

    Berat pisang basah hasil panen (Wpb) = 4,5 kg

    Berat pisang kering hasil pengeringan (Wpk) = 1,64 kg

    Temperatur udara pengering (td) = 67,76oC

    Temperatur awal pisang (ta) = 27 oC

    Lama pengeringan (N) = 8 jam

    Kecepatan udara pengering diantara pisang (v) = 0,252 m/s

    Koefisien pindahan panas dinding (kw) = 45,36 W/moC

    Koefisien pindahan panas pada isolasi (kr) = 0,011 W/moC

    Panas jenis udara basah (cpw) = 0,281 kkal/m3 oC

    Panas jenis pisang (vh) = 0,4 kkal/kgo

    C

    Panas jenis air (vw) = 1 kkal/kg C

    Panas laten air (vl) = 558,78 kkal/kg

    Massa jenis moisture jenuh pada td (Vsd) = 182 gr/m3

    Massa jenis moisture jenuh pada ta (Vsa) = 26,16 gr/m3

    Kelembaban relative udara pengering rata-rata (RHd) = 75 %

    Kelembaban relative udara luar (RHa) = 70 %

    Luas dinding alat pengering = 1,4 m

    5.1.2 Data Hasil Pengujian Dengan Bahan Bakar Kayu Bakar

    1. Distribusi suhu tiap tray(t)

    Dari pengujian yang dilakukan, didapatlah distribusi suhu pada tiap tray alat

    pengering selama proses pengeringan berlangsung dengan menggunakan bahan bakar

    kayu bakar.

    Tabel 5.4. Distribusi suhu (

    C) tiaptray

    Waktu

    (jam)

    Tray

    1 2 3 4 5 6 7

    1 74,14 74,39 74,05 74,29 74,15 74,18 74,14

    2 73,75 73,97 73,61 73,84 73,74 73,76 73,73

    3 73,49 73,75 73,33 73,55 73,44 73,46 73,73

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    65/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    66/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    67/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    68/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    69/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    70/99

    = 0,025 kg

    =

    = 65 %

    Berat air pisang awal (Wi), kg

    Wi = Wpb x wi

    = 1,5 kgx65 %

    Wi= 0,975 kg

    Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah

    Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg

    Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah

    = 4,55 %

    Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray1 adalah 4,55 %.

    b) Kadar air pisang pada tray 2

    Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)

    Berat air pisang awal (Wi), kg

    Wi = Wpb x wi

    wi= kadar air awal pisang (%)

    Berat kandungan air pisang akhir (Wf), kg

    = 0,025 kg

    xWpkWf %55,4=

    kgxWf 55,00455,0=

    [ ]%100

    )(

    xWpb

    WfWpkWpb

    wi

    =

    [ ]%100

    5,1

    )025,055,0(5,1x

    [ ]%100x

    Wpk

    WpoWpkwf

    =

    [ ]%100

    55,0

    525,055,0x

    =

    [ ]%100

    )(x

    Wpb

    WfWpkWpbwi

    =

    xWpkWf %55,4=

    kgxWf 55,00455,0=

    [ ]%100

    )(x

    Wpb

    WfWpkWpbwi

    =

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    71/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    72/99

    a) Kadar air pisang pada tray 1

    Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)

    Berat air pisang awal (Wi), kg

    Wi = Wpb x wi

    = 1,5 kgx65 %

    Wi= 0,975 kg

    Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah

    Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg

    Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah

    = 4,55 %

    Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray1 adalah 4,55 %.

    b) Kadar air pisang pada tray 2

    Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)

    Berat air pisang awal (Wi), kg

    Wi = Wpb x wi

    = 1,5 kgx65 %

    Wi= 0,975 kg

    Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah

    Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg

    Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah

    = 4,55 %

    Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray2 adalah 4,55 %.

    c)

    Kadar air pisang pada tray 3

    Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)

    [ ]%100x

    Wpk

    WpoWpkwf

    =

    [ ]0,55 0,525100%

    0,55x

    =

    [ ] %100xWpk

    WpoWpkwf =

    [ ]0,55 0,525100%

    0,55x

    =

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    73/99

    Berat air pisang awal (Wi), kg

    Wi = Wpb x wi

    = 1,5 kgx65 %

    Wi= 0,975 kg

    Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah

    Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg

    Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah

    = 2,78 %

    Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray3 adalah 2,78 %.

    3. Perbandingan kadar air pisang kering berdasarkan bahan bakar yang digunakan

    Setelah dilakukan perhitungan kadar air pisang kering berdasarkan bahan

    bakar yang digunakan, maka didapat data sebagai berikut.

    Tabel 5.7. Kadar air (%) pisang kering menggunakan bahan bakarkerosin

    Waktu

    (jam)

    Tray

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 61,96 58,33 54,35 49,52 43,55 34,38 22,79 4,55

    2 61,96 58,33 54,35 49,52 42,93 34,38 22,79 4,55

    3 61,68 57,66 53,95 48,53 42,31 33,54 20,45 2,78

    Dari data tabel di atas, dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut.

    [ ]%100x

    Wpk

    WpoWpkwf

    =

    [ ]0,54 0,525100%

    0,54

    x

    =

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    74/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    75/99

    Gambar 5.5. Grafik kadar air pisang kering tiaptraybahan bakar kayu bakar

    Dari gambar 5.5 grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kadar air pisang

    kering untuk bahan bakar kayu bakar tiap jam mengalami penurunan kadar air yang

    hampir sama pada masing masing tray. Hal ini dikarenakan distribusi suhu yang

    hampir merata dari tiap tray pada alat pengering selama proses pengeringan

    berlangsung.

    Gambar 5.6. Grafik kadar air pisang kering tiaptray kerosinvs kayu bakar

    Dari gambar 5.6 grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kadar air pisang

    kering untuk bahan bakar kayu bakar dan kerosin tiap jam mengalami penurunan

    kadar air yang hampir sama pada masing masing tray.Hanya saja untuk bahan bakar

    kayu bakar, penurunan kadar air tiap jam lebih cepat dari bahan bakar kerosin.

    Sehingga dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar, waktu yang diperlukan untuk

    mengeringkan pisang membutuhkan waktu selama 7 jam atau 1 jam lebih cepat dari

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    76/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    77/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    78/99

    k1 = koefisien perpindahan kalor konduksi plat (kkal/mhoC)

    k2 = koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi (kkal/mhoC)

    x1=tebal dinding alat pengering (m) = 2 mm = 0.002 m

    x2=tebal lapisan isolasi (m) =10 mm = 0.01 m

    1,1

    011,001,0

    4,45002,0

    1=

    +

    =U Chmkkal o2/

    Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang satu (A1)

    adalah :

    A1 = 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m2

    2 2

    1 (1,1 / ) (0, 4 ) (67,76 C)

    o

    Qlw kkal m h C m=

    1 29,81Qlw = kkal/jam

    Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang dua (A2)

    A1 =A2= 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m

    2

    1 2 29,81Qlw Qlw= = kkal/jam

    Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang tiga (A3)

    A3 = 60 cm 100 cm = 6000 cm

    2

    = 0,6 m

    2

    2 2

    3 (1,1 / ) (0,6 ) (67,76 C)oQlw kkal m h C m=

    3 44,72Qlw = kkal/jam

    Maka total kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) adalah

    Qlw = 29,81 + 29,81 + 44,72

    = 104,34 kkal/jam

    Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv), dapat dihitung dengan persamaan

    (2.13).

    N

    TaTdcpwVQlv

    )( =

    dimana;

    V = Debit udara ventilasi, dan dihitung dengan persamaan

    (2.14).

    ar

    WrV

    1000 =

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    79/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    80/99

    Total energi yang dibutuhkan untuk proses pengeringan/ siklus dengan

    bahan bakar kayu bakar

    a) Kebutuhan energi untuk pengeringan pisang (Qd), kkal

    Qd= Qt+ Qw+ Ql

    dimana;

    Qd = energi pengeringan pisang, kkal

    Qt = energi pemanasan pisang, kkal

    Qw = energi pemanasan air pisang, kkal

    Ql = energi penguapan air pisang, kkal

    Energi untuk pemanasan pisang (Qt), kkal

    Qt=Wpb. cppisang(Td-Ta)

    = 4,5 kg 0,4 kkal/kgoC (73,979

    oC 27

    oC)

    Qt= 84,546 kkal

    Energi pemanasan air pisang (Qw), kkal

    Qw= Wicpair(Td-Ta)

    = 2,925 kg 1 kkal/kgoC (73,979 oC 27 oC)

    Qw= 137,38 kkal

    Berat air yang dipindahkan selama proses pengeringan (Wr), kg

    Wr= Wi Wf

    = 2,925 0,07457

    = 2,85043 kg

    Energi penguapan air pisang (Ql), kkal

    Ql= Wrhfg

    =2,85043 kg 555,08 kkal/kg

    = 1582,216 kkalMaka didapat energi yang dibutuhkan untuk pengering pisang (Qd)

    Qd= Qt+ Qw+ Ql

    = 84,546 + 137,38 + 1582,216

    = 1804,142 kkal

    Jadi energi yang dibutuhkan untuk pengering pisang adalah 1804,142 kkal.

    b) Energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt), kkal

    Qlt= Qlw+ Qlv

    dimana;

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    81/99

    Qlw =energi yang hilang melalui dinding box pengering, kkal/jam

    Qlv =energi yang hilang dari ventilasi, kkal/jam

    Kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) menggunakan

    beberapa asumsi sebagai berikut :

    1)

    Aliran panas berlangsung tunak (steady) dan temperatur tiap jam dianggap

    konstan dan harganya diperoleh dengan merata-ratakan temperatur selama

    pengujian untuk tiap tingkat dan tiap titik pengujian.

    2) Konduktifitas thermal bahan (plat dan karet) dianggap konstan.

    3)

    Tidak ada pembangkit kalor sepanjang dinding.

    4) Kehilangan kalor melalui dinding hanya diperhitungkan melalui dinding

    samping (kanan dan kiri) dan dinding belakang.

    2

    2

    1

    1

    1

    kx

    kx

    U

    +

    =

    menyeluruhTAUQlw =

    Dimana :

    U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (kkal/m2hoC)

    A = Luas penampang (m2)

    T = Td= 73,979 C

    k1 = koefisien perpindahan kalor konduksi plat (kkal/mhoC)

    k2 = koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi (kkal/mhoC)

    x1=tebal dinding alat pengering (m) = 2 mm = 0.002 m

    x2=tebal lapisan isolasi (m) =10 mm = 0.01 m

    1,1

    011,001,0

    3,45002,0

    1=

    +

    =U Chmkkal o2/

    Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang satu (A1)

    adalah :

    A1 = 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m2

    2 2

    1 (1,1 / ) (0, 4 ) (73, 979 C)oQlw kkal m h C m=

    1 32,5Qlw = kkal/jam

    Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang dua (A2)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    82/99

    A1 =A2= 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m2

    1 2 32,5Qlw Qlw= = kkal/jam

    Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang tiga (A3)A3 = 60 cm 100 cm = 6000 cm

    2= 0,6 m2

    2 2

    3 (1,1 / ) (0, 6 ) (73,979 C)oQlw kkal m h C m=

    3 48,8Qlw = kkal/jam

    Maka total kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) adalah

    Qlw = 32,5 + 32,5 + 48,8

    = 113,8 kkal/jam

    Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)

    N

    TaTdcpwVQlv

    )( =

    dimana;

    V = Debit udara ventilasi, m3/s

    ar

    WrV

    1000 =

    Massa jenis uap air ventilasi (ar), gr/m3

    RHaRHd sasdar =

    233 75% 26,16 70%ar =

    155,13ar = gr/m

    3

    Debit udara ventilasi (

    V ), m3/s

    3

    2,850431000

    155,13 /

    kgV

    gr m

    =

    18374,46V

    = m3/s

    Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)

    3 318374, 46 0,281 / (73,979 27 )

    7

    o o om kkal m C C C

    Qlvjam

    =

    34645,22Qlv = kkal/jam

    Karena ventilasi ruang pengering dibuka selama 10 menit tiap jamnya, maka

    untuk 7 jam pengeringan ventilasi ruang pengering dibuka selama 70 menit

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    83/99

    Jadi kehilangan energi melalui ventilasi selama pengeringan per siklus adalah :

    34645,22Qlv = kkal/jam1 jam

    34645,22Qlv = kkal

    Maka energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt)

    Qlt =(QlwN)+ Qlv

    = (113,8 kkal/jam 7 jam) + 34645,22 kkal

    = 35441,82 kkal

    Jadi energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt) adalah

    35441,82kkal.

    c)

    Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan pisang Per Siklus

    (QT), kkal

    QT= Qd+ Qlt

    = 1804,142 kkal + 35441,82 kkal

    QT= 37245,962kkal/siklus

    Jadi total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan pisang per siklus (QT)

    dengan bahan bakar kayu bakar adalah 37245,962 kkal/siklus.

    5.2.5.

    Analisa Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan Selama Proses

    Pengeringan Pisang

    1. Kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan pisang dapat

    dihitung dengan persamaan (2.17).

    Kebutuhan bahan bakarkNKB

    QT=

    dimana;NKBk= Nilai kalor bakar kerosin= 11000 kkal/kg

    1 kg = 1,224 liter

    maka kebutuhan bahan bakar kerosinselama pengeringan pisang adalah

    Kebutuhan bahan bakar37148,73kkal

    11000 /kkal kg=

    = 3,37 kg

    = 4,12 liter

    Jadi total kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan pisang

    adalah 4,12 liter.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    84/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    85/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    86/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    87/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    88/99

    Total Biaya Produksi (I + II) 3.611.405,-

    2. Biaya Penerimaan

    Biaya penerimaan adalah biaya yang diterima melalui proses penjualan pisang

    yang telah dikeringkan. Biaya penerimaan ini dihitung untuk satu kali produksi

    pengeringan pisang.

    Biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan pisang adalah sebagai berikut.

    Harga 1 kg pisang kering = Rp. 6.000,- (per desember 2009)

    1 kali pengeringan menghasilkan 1,64 kg pisang kering

    maka biaya penerimaan per siklus adalah (Rp)

    1,64xRp. 6.000,- = Rp. 9.840,-

    Jadi biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan adalah Rp. 9.840,-.

    3. Analisis Titik Impas (Break Even Point)

    Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volume

    produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi.

    Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui

    besarnya volume pendapatan dari pengeringan pisang sehingga produksi pisang kering

    tidak mengalami kerugian.

    Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan persamaan (2.21).

    BEP

    BEP3600000

    9840 11405=

    = -230,3-230 kali pengeringan

    Jadi nilai BEP untuk pengeringan pisang menggunakan bahan bakar kayu

    bakar adalah sebanyak -230 kali pengeringan.Artinya bahwa pengeringan

    menggunakan bahan bakar kayu bakar untuk saat ini mengalami kerugian, hal ini

    dikarenakan biaya pengeluaran untuk tiap kali pengeringan saat ini lebih besar

    daripada biaya penerimaan.Jadi dari segi biaya, pengeringan dengan menggunakan

    bahan bakar kayu bakar mengalami kerugian.

    5.3.3. Perbandingan Analisa Biaya Berdasarkan Bahan Bakar yang Digunakan

    variabelBiaya-penerimaanBiaya

    tetapBiaya=

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    89/99

    Dari analisa biaya di atas, maka perbandingan analisa biaya untuk 1 kali

    pengeringan berdasarkan bahan bakar yang digunakan dapat dilihat pada tabel

    berikut.Perbandingan ini meliputi biaya bahan bakar yang dikeluarkan per siklus, dan

    biaya penerimaan per siklus.

    Tabel 5.11. Perbandingan analisa biaya antarakerosin dengan kayu bakar

    Bahan bakar Biaya bahan bakar

    per siklus (Rp)

    Biaya penerimaan

    per siklus (Rp)

    Biaya variable

    per siklus (Rp)

    Kerosin 28.560,- 9.840,- 35.310,-

    Kayu bakar 4.655,- 9.840,- 11.405,-

    Gambar 5.7. Grafik perbandingan analisa biayakerosin vs kayu bakar

    Dari gambar 5.7 grafik di atas, bahwa biaya bahan bakar yang dikeluarkan

    untuk satu siklus pengeringan pisang dengan menggunakan kayu bakar jauh lebih

    kecil dari pada menggunakan bahan bakar kerosin. Dengan kata lain, pengeringan

    menggunakan bahan bakar kayu lebih hemat dari pada menggunakan bahan bakar

    kerosinyaitu sekitar Rp. 28.560,-. Dan biaya variabel untuk bahan bakar kayu bakar

    juga lebih kecil dari pada bahan bakar kerosin. Sementara untuk biaya penerimaan,

    menggunakan kedua bahan memiliki pemasukkan yang sama yaitu Rp. 9.840,-

    5.4 Total Perbandingan Bahan BakarKerosindengan Kayu Bakar

    Dari seluruh perhitungan di atas, analisa alat pengering untuk mengeringkan

    4,5 kg pisang dibedakan berdasarkan bahan bakar yang digunakan dalam pengujianini. Analisa alat pengering selama proses pengeringan berlangsung sangat bergantung

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    90/99

    dari bahan bakar yang digunakan. Sehingga terlihat jelas perbandingan hasil pengujian

    berdasarkan bahan bakar yang digunakan.Dalam pengujian ini, bahan bakar yang

    dipakai dibagi atas kerosin dan kayu bakar.

    Berikut adalah tabel perbandingan alat pengering pisang berdasarkan bahan

    bakar yang digunakan untuk satu kali proses pengeringan.

    Tabel 5.12. Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang

    digunakan

    Selama pengeringan berlangsung

    Bahan

    bakar

    Suhu

    rata-rata

    (oC)

    Waktu

    pengeringan

    (jam)

    Kebutuhan

    air (liter)

    Kadar air

    (%)

    Kebutuhan

    energi

    (kkal)

    Kebutuhan

    bahan bakar

    (kg)

    Nilai kalor

    bakar

    (kkal/kg)

    Harga satuan

    bahan bakar

    (Rp)

    Kerosin 67,76 8 13,6 4,55 37148,73 3,37 11000 7000

    Kayu bakar 73,979 7 13,3 4,55 37245,962 9,31 4000 500

    Gambar 5.8. Grafik Analisa Alat PengeringKerosin vs Kayu

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    91/99

    Gambar 5.9 Grafik Kebutuhan Energi Mesin pengering kerosin vs Kayu

    Dari gambar 5.9 grafik diatas, perbandingan alat pengering untuk

    mengeringkan pisang per siklus adalah :

    1. Penggunaan alat pengering untuk mengeringkan pisang per siklus lebih

    baik bila menggunakan bahan bakar kayu bakar dari pada bahan bakar

    kerosin.

    2. Ketersediaan bahan bakar kayu pada saat ini lebih banyak daripada bahan

    bakar minyak tanah.

    3. Saat ini, harga bahan bakar kayu juga lebih murah daripada harga bahan

    bakar minyak tanah. Untuk harga minyak tanahsaat ini adalah Rp.

    7000/liter, sedangkan untuk harga kayu bakar adalah Rp. 500/kg. Sehingga

    jauh lebih ekonomis menggunakan kayu bakar dibanding minyak tanah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    92/99

    BAB 6

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Adapun kesimpulan dari hasil perancangan dan pengujian alat pengering

    pisang ini dapat dibagi dikelompokkan menjadi :

    1. Dimensi dari alat pengering pisang diperoleh sebagai berikut

    a.

    Heating room

    Panjang = 60 cm

    Lebar = 40 cm

    Tinggi = 100 cm

    Bahan = Plat baja karbon St. 37

    b.

    Tray

    Panjang = 60 cm

    Lebar = 40 cm

    Tebal = 0,5 cm

    Diameter lubang = 3 mm

    Jarak antar tray = 15 cm

    Jumlah tray = 3 buah

    Kapasitas per tray = 1,5 kg

    Bahan = Kawat alumunium

    c. Heater

    Panjang = 30 cm Lebar = 30 cm

    Tinggi = 10 cm

    Kapasitas = 9 liter

    Bahan = Plat baja karbon St. 37

    d. Ruang bakar

    Panjang = 60 cm

    Lebar = 40 cm Tinggi = 50 cm

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    93/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    94/99

    Minyak tanah = 13,6 Liter

    d.Distribusi temperatur pada masing-masing tray

    Distribusi suhu rata rata tiap tray pada alat pengering selama

    proses pengeringan berlangsung dengan menggunakan bahan bakar

    kayu bakar hampir merata. Yaitu pada (tray1) 74,624 C,pada (tray

    2) 73,775 C dan pada (tray 3)

    73,539 C.Sehingga suhu rata-rata alat pengering selama proses

    pengeringan menggunakan bahan bakar kayu bakar adalah 73,979

    C.

    Distribusi suhu rata rata tiap tray pada alat pengering selama

    proses pengeringan berlangsung dengan menggunakan bahan bakar

    minyak tanah hampir merata. Yaitu pada (tray 1) 68,152 C,pada

    (tray 2) 67,759 C dan pada (tray 3) 67,395 C.Sehingga suhu rata-

    rata alat pengering selama proses pengeringan menggunakan bahan

    bakar minyak tanah adalah 67,76 C.

    6.2 Saran

    1. Untuk mendapatkan data yang akurat, perlu diperhatikan alat ukur yang akan

    digunakan dan harus memenuhi standarisasi yang ada.

    2.

    Perlunya melakukan pengujian secara berulang untuk mendapatkan hasil

    data yang lebih akurat.

    3. Untuk meningkatkan kinerja alat pengering yang lebih baik lagi, perlu usaha

    pengembangan terhadap alat pengering dikemudian hari.

    4. Bahan bakar yang digunakan nantinya perlu penelitian lebih khusus di

    kemudian hari.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    95/99

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Abdulillah, Kamaruddin. 2000. Pengeringan Industrial. Penerbit IPB Press.

    EdisiTerjemahan. Bogor.

    2. Banwatt, George. 1981.Basic Food Microbiology. Connecticut: The Avi

    Publishing Company, Inc.

    3.

    Cengel, Yunus A., Boles, Michael A. 2002. Thermodynamics : An Engineering

    Approach.4thEdition.McGraw Hill. New York.

    4. Fellows, P. 1990. Food Processing Technology Principles and Practice. New

    York : Ellis Horwood.

    5.

    Holman, Jp.1998. Perpindahan Kalor. Penerbit Erlangga. Edisi Keenam.Jakarta.

    6. Moran, Michael J., Shapiro, Howard N. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 1.

    Erlangga. Edisi Keempat. Jakarta.

    7. Moran, Michael J., Shapiro, Howard N. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 2.

    Erlangga. Edisi Keempat. Jakarta.

    8. Rohsenow, Warren M., Choi, Harry Y. 1961.Heat, Mass, And MomentumTransfer.Prentice-hall, Inc. Englewood, New Jersey.

    9. Saenong, Sania. 1988. Teknologi Benih Pisang.Badan Penelitian dan Pengem

    Bangan Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.Bogor.

    10.Setianto Wahyu, B. 1996. Analisa Kebutuhan Energi Pada Proses

    Pengeringan

    Biji Pisang.Majalah BPP Teknologi, No/LXIX/Mei/96.Hal.111-115.

    11.Severn, W. 1954. Steam, Air and Gas Powder. New York: John Willey and

    Sons, Inc.

    12.Singh, Paul. 2001.Introduction to Food Enginering. New Jersey: Academic

    Press.

    13.

    Silaban, Mawardi. Maret 6 1997. Rancang Bangun Proyek PercontohanPengering Kayu Tenaga Panas Surya.Seminar on the development of drying

    technology to achieve the best quality of timber and estate-crop product.Medan.

    14.Sunarjono, Hendro H. Drs. 2004. Budidaya Pisang dengan Bibit KulturJaringan.Penebar Swadaya. Cetakan Kedua. Jakarta.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    96/99

    Lampiran 2

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    97/99

    Lampiran 3 Rangkuman Rumus-rumus Empiris untuk Konveksi-Bebas dalam Ruang Tertutup dalam bentuk Persamaan (7-60),

    Konstanta Korelasi Disesuaikan oleh Holman (74).

    (Sumber : J. P. Holman, Perpindahan Kalor)

    Fluida Geometri GrPr Pr L/ C n m

    Gas Plat vertikal,Isotermal

    Plat Horizontal,Isotermal,Dipanaskandari bawah

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    98/99

  • 7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus

    99/99

    Lampiran 4Heat Capacity of Food And Foodstuffs(continued)