7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
1/99
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG
DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK
KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS
Tugas Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ELWINSYAH SITOMPUL
NIM. 050401047
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
2/99
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
3/99
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
4/99
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
5/99
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
6/99
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
7/99
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
8/99
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang
telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Tugas ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan mencapai
gelar sarjana di Fakultas Teknik, Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera
Utara. Adapun yang menjadi judul Skripsi ini yaitu Perancangan Dan pengujian
Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4,5 kg Per-
Siklus".
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat dukungan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Farel H. Napitupulu DEA, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyelesaikan
Tugas Sarjana ini.
2.
Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik USU.
3.
Bapak Tulus Burhanuddin ST. MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik USU.
4. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik USU.
5. Orang tua penulis, Kasmir Sitompul dan Rosmawati, yang selalu memberikan
penulis nasehat-nasehat serta doa selama studi di Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik USU.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam Skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk penyempurnaan Skripsi ini. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan banyak
terima kasih.
Medan, Januari 2010
Penulis,
Elwinsyah Sitompul
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
9/99
ABSTRAK
Para petani di Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraria, umumnya masih
menangani pra dan pasca panen hasil pertaniannya dengan cara yang sangat
tradisional. Ciri utama dari cara tradisional adalah perlakuannya yang masih sangat
tergantung kepada alam. Pengeringan suatu prosuk pertanian adalah suatu bentuk
penanganan pasca panen yang cukup banyak mendapat perhatian para peneliti. Hal ini
dikarenakan dua hal, pertama dengan proses pengeringan yang baik, akan diperoleh
hasil pertanian yang dapat disimpan relatif lebih lama, sehingga meningkatkan nilai
ekonominya. Dan kedua, proses pengeringan termasuk salah satu proses yang cukup
banyak menggunakan energy. Proses pengeringan yang masih umum dilakukan petani
di Indonesia adalah pengeringan dengan mengandalkan matahari sebagai sumber
energi utamanya. Sementara, perubahan cuaca yang bisa terjadi sangat tiba-tiba akan
mengganggu proses yang diinginkan. Tentu saja hal ini tidak mendukung tuntutan
kualitas hasil pertanian yang sudah semakin tinggi atau sudah menetapkan standar
yang harus dipenuhi secara nasional. Berdasarkan fakta inilah, maka sangat diperlukan
suatu alat untuk proses pengeringan yang menggunakan tenaga alternative selain
matahari.
Pada tugas akhir ini saya mengusulkan suatu rancangan alat pengering
pertanian dengan menggunakan minyak dan kayu bakar sebagai pengganti energi
matahari.Alat yang dirancang adalah Tipe Cabinet Dryer yang dapat digunakan secara
siklus dan tidak tergantung kepada kondisi cuaca sebagai syarat utama.Sebagai produk
yang dikeringkan saya memilih pisang, salah satu produk yang banyak dijumpai di
masyarakat dan juga merupakan salah satu sumber kalori yang tinggi sehingga banyak
dikonsumsi. Setelah dipanen, umumnya kadar air yang dikandung pisang adalah
adalah sekitar 60-65 % berat. Jika kondisi dibiarkan beberapa lama setelah dipanen,
akan menyebabkan pisang tersebut cepat membusuk akibat pertumbuhan
mikroorganisme. Menurut standar yang diakui scara nasional, jika kadar air dari
pisang tersebut diturunkan menjadi 4,55 % berat, maka proses perkembangan
mikroorganisme akan melambat dan pembusukan akan tertunda atau bahkan terhenti
untuk beberapa lama.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
10/99
Alat pengering ini dirancang dengan menggunakan pisang sebagai produk
yang dikeringkan dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 4,5 kg per siklus.
Setelah dirancang alat ini diuji dengan menggunakan produk dan kapasitas yang sama
dengan rancangan. Pisang mentah yang baru dipanen dimasukkan kedalam mesin
pengering, kemudian sumber energi untuk pengeringan yang diuji adalah kayu bakar
dan minyak tanah.Alasan utama pemilihan sumber energi ini adalah ketersediannya
yang cukup di daerah pedesaan dimana para petani tinggal.Medium pengering yang
digunakan pada pengujian ini adalah uap air sebagai pengganti udara.Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan energi dari sumber pemanas dibanding
jika harus menggunakan udara biasa. Parameter yang diuji adalah distribusi suhu pada
produk yang dikeringkan, waktu pengeringan, kebutuhan air sebagai medium
pengering, kadar air produk, kebutuhan energi, dan analisa biaya. Dari uji
performance yang dilakukan kesimpulan utama penelitian ini adalah, pertama
pengeringan pisang dapat dilakukan pada Cabinet Dryer yang tidak tergantung pada
tenaga matahari dengan hasil yang memenuhi standar yang diinginkan, dan kedua
pengeringan dengan menggunakan kayu bakar lebih baik dari pada dengan
menggunakan minyak tanah.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
11/99
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBARAN PENGESAHAN DARI PEMBIMBING ........................................ .ii
LEMBARAN PERSETUJUAN DARI PEMBANDINGAN........................... ..... iii
SPESIFIKASI TUGAS ................................................................................... ..... iv
LEMBARAN EVALUASI SEMINAR TUGAS AKHIR .............................. ...... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ..... vi
ABSTRAK....................................................................................................... .... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ..... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ ..... xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... .... xii
DAFTAR NOTASI ......................................................................................... ... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................. 21.3. Manfaat Perancangan ............................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah .................................................................................... 21.5. Sistematika Penulisan ............................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pisang.................................................................................................... 4
2.2. Proses Pengeringan ............................................................................... 4
2.2.1. Pengeringan dengan cara alami .....................................................4
2.2.2. Pengeringan dengan udara panas....................................................5
2.2.3. Pengeringan dengan uap air............................................................6
2.3. Cabinet Dryer....................................................................................... 9
2.4. Standar mutu pisang ............................................................................ 10
2.5. Perhitungan Kadar air .......................................................................... 11
2.6. Perhitungan Kebutuhan Energi selama proses pengeringan .................. 11
2.7. Perhitungan Kebutuhan Bahan bakar yang digunakan .......................... 132.8. Lama Waktu Pengeringan .................................................................... 13
2.9.Perhitungan Analisis Titik Impas (Break Even Point) ............................ 14
BAB 3. PERANCANGAN ALAT PENGERING
3.1. Metode Perancangan ........................................................................... 153.1.1. Data Pisang ............................................................................... 15
3.1.2. Penentuan Dimensi Alat Pengering ........................................... 15
3.1.3. Prinsip Kerja Alat Pengering ..................................................... 23
3.2. Material yang digunakan dalam perancangan alat pengering ................ 25
3.3. Pelaksanaan Perancangan Alat pengering .............................................26
BAB 4. PENGUJIAN ALAT PENGERING
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
12/99
4.1. Tempat dan Waktu ..................................................................... 27
4.2. Alat ........................................................................................... 27
4.3. Bahan ......................................................................................... 33
4.4. Prosedur Pengujian ..................................................................... 34
4.5. Pengaturan Eksperimental (Eksperimental Setting) ..................... 364.5.1. Analisa performance alat pengering yang dirancang .......... 36
4.5.2. Perhitungan kebutuhan bahan bakar yang digunakan
Selama proses pengeringan Pisang.......................................42
4.5.3. Setting alat ukur ................................................................ 43
4.6. Variabel yang diamati ................................................................. 44
4.7. Pelaksanaan penelitian...................................................................44
BAB 5. DATA DAN ANALISA
5.1. Data Hasil Pengujian ........................................................................... 46
5.1.1. Data hasil pengujian dengan bahan bakar kerosin..................... 465.1.2. Data hasil pengujian dengan bahan bakar kayu bakar ............... 48
5.2. Analisa Data Hasil Pengujian .............................................................. 50
5.2.1. Distribusi suhu pada masing-masing tray................................. 50
5.2.2. Kebutuhan air selama proses pengeringan ................................ 52
5.2.3. Perhitungan kadar air pisang tiap traysetelah dikeringkan ....... 52
5.2.4. Perhitungan total energi yang dibutuhkan untuk
mengeringkan pisang per siklus ............................................... 59
5.2.5 Analisa kebutuhan bahan bakar yang digunakan selama proses
Pengeringan pisang.....................................................................67
5.3. Analisa Biaya Penggunaan Alat Pengering Per Siklus.......................... 68
5.3.1. Analisa biaya penggunaan alat pengering denganbahan bakar kerosin ................................................................. 68
5.3.2. Analisa biaya penggunaan alat pengering dengan
bahan bakar kayu bakar ........................................................... 70
5.3.3. Perbandingan analisa biaya berdasarkan bahan bakar
yang digunakan ....................................................................... 73
5.4. Total Perbandingan Bahan Bakar Kerosindengan Kayu Bakar ............ 74
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 77
6.2. Saran .................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN .................................................................................................... 81
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
13/99
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Syarat mutu buah pisang sesuai SNI 01-0222-195 ........................... 10
Tabel 3.1. Material yang diperlukan untuk membuat alat pengering .................25
Tabel 5.1. Distribusi suhu tiap tray.............................................................. .... 46
Tabel 5.2. Berat pisang tiap trayselama pengeringan berlangsung ................... 47
Tabel 5.3. Suhu rata-rata dan berat pisang setelah dikeringkan ......................... 47
Tabel 5.4. Distribusi suhu tiap tray................................................................... 48
Tabel 5.5. Berat pisang tiap trayselama pengeringan berlangsung ................... 49
Tabel 5.6. Suhu rata-rata dan berat pisang setelah dikeringkan ......................... 49
Tabel 5.7. Kadar air pisang kering menggunakan bahan bakar kerosin............. 57
Tabel 5.8. Kadar air pisang kering menggunakan bahan bakar kayu bakar........ 58
Tabel 5.9. Total biaya produksi untuk pengeringan pisang per siklus............... 69
Tabel 5.10.Total biaya produksi untuk pengeringan pisang per siklus............... 71
Tabel 5.11.Perbandingan analisa biaya antara kerosin dengan kayu bakar ......... 73
Tabel 5.12.Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang
digunakan selama pengeringan berlangsung ................................................ 74
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
14/99
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema sistem pengering udara panas ............................................... 6
Gambar 2.2 Skema sistem pengering uap air ........................................................9
Gambar 3.1 Bentuk tray yang dirancang...................................................... .... 18
Gambar 3.2 Pola aliran udara yang terjadi ................................................... .... 19
Gambar 3.3Heateryang dirancang .............................................................. .... 20
Gambar 3.4 Cabinet Dryertipe dryer........................................................... .... 22
Gambar 3.5 Alat pengering yang dirancang .................................................. .... 23
Gambar 3.6Laju aliran panas pengeringan dengan uap air.............................. 24
Gambar 3.7 Diagram alir Pelaksanaan Perancangan............................................26
Gambar 4.1 Alat Pengering yang akan digunakan................................................27
Gambar 4.2 Heater.......................................................................................... 28
Gambar 4.3 Thermocouple Thermometer......................................................... 29
Gambar 4.4 Thermo Anemometer.................................................................... 30
Gambar 4.5Relative Humadity Meter............................................................... 31
Gambar 4.6 Thermometer ................................................................................. 32
Gambar 4.7 Kompor ......................................................................................... 32
Gambar 4.8 Timbangan ..................................................................................... 33
Gambar 4.9 Kayu bakar .................................................................................... 33
Gambar 4.10 Pisang yang akan dikeringkan ...................................................... 34
Gambar 4.11 Neraca Kesetimbangan energi .......................................................36
Gambar 4.12 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ........................................... 45
Gambar 5.1 Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kerosin ............ 50
Gambar 5.2 Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kayu bakar ....... 51
Gambar 5.3 Grafik kadar air pisang kering tiap tray kerosin vs kayu bakar....... 51
Gambar 5.4 Grafik kadar air pisang kering tiap tray bahan bakar kerosin ......... 57
Gambar 5.5 Grafik kadar air pisang kering tiap tray bahan bakar kayu bakar.... 58
Gambar 5.6 Grafik kadar air pisang kering tiap tray kerosin vs kayu bakar...... 59
Gambar 5.7 Grafik Perbandingan analisa biaya kerosin vs kayu bakar ............. 73
Gambar 5.8 Grafik Analisa pengering kerosin vs kayu bakar ........................... 75
Gambar 5.9 Grafik Kebutuhan Energi mesin pengering kerosin vs kayu ........... 75
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
15/99
DAFTAR NOTASI
LAMBANG KETERANGAN SATUAN
Aw Luas dinding alat pengering m2
cp.air Panas jenis air kJ/kgoC
cp.pisang Panas jenis pisang kJ/kgoC
cp.udara Panas jenis udara basah KJ/kgC
hfg Panas laten penguapan air kJ/kg
kr Koefisien pindahan panas dinding W/m.oC
kw Koefisien pindahan panas dinding W/m.oC
NKBk Nilai Kalor Bahan Bakar kJ/kg
Qd Kebutuhan energi untuk pengeringan pisang kJ
Qt Kebutuhan energi pemanasan pisang kJ
Qw Kebutuhan energi pemanasan air pisang kJ
Ql Kebutuhan energi penguapan air pisang kJ
Qlw Energi yang hilang melalui dinding box pengering kJ/jam
QT Total energi yang dibutuhkan untuk
Mengeringkan pisang per siklus kJ
RHd Kelembaban relative udara pengering rata-rata %
RHa Kelembaban relative udaraluar %
t Lama pengeringan jam
T TemperaturoC
Ta Temperatur awal pisangoC
Td Temperatur udara pengeringoC
u Kecepatan udara pengering diantara pisang m/sU Koefisien perpindahan panas menyeluruh W/m
2.oC
wf Kadar air pisang kering %
Wkb Berat pisang basah kg
Wkk Berat pisang kering kg
Wi Berat air pisang awal kg
Wf Berat kandungan air pisang akhir kg
Wr Berat air yang dipindahkan selama
Proses pengeringan kg
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
16/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
17/99
ABSTRAK
Para petani di Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraria, umumnya masih
menangani pra dan pasca panen hasil pertaniannya dengan cara yang sangat
tradisional. Ciri utama dari cara tradisional adalah perlakuannya yang masih sangat
tergantung kepada alam. Pengeringan suatu prosuk pertanian adalah suatu bentuk
penanganan pasca panen yang cukup banyak mendapat perhatian para peneliti. Hal ini
dikarenakan dua hal, pertama dengan proses pengeringan yang baik, akan diperoleh
hasil pertanian yang dapat disimpan relatif lebih lama, sehingga meningkatkan nilai
ekonominya. Dan kedua, proses pengeringan termasuk salah satu proses yang cukup
banyak menggunakan energy. Proses pengeringan yang masih umum dilakukan petani
di Indonesia adalah pengeringan dengan mengandalkan matahari sebagai sumber
energi utamanya. Sementara, perubahan cuaca yang bisa terjadi sangat tiba-tiba akan
mengganggu proses yang diinginkan. Tentu saja hal ini tidak mendukung tuntutan
kualitas hasil pertanian yang sudah semakin tinggi atau sudah menetapkan standar
yang harus dipenuhi secara nasional. Berdasarkan fakta inilah, maka sangat diperlukan
suatu alat untuk proses pengeringan yang menggunakan tenaga alternative selain
matahari.
Pada tugas akhir ini saya mengusulkan suatu rancangan alat pengering
pertanian dengan menggunakan minyak dan kayu bakar sebagai pengganti energi
matahari.Alat yang dirancang adalah Tipe Cabinet Dryer yang dapat digunakan secara
siklus dan tidak tergantung kepada kondisi cuaca sebagai syarat utama.Sebagai produk
yang dikeringkan saya memilih pisang, salah satu produk yang banyak dijumpai di
masyarakat dan juga merupakan salah satu sumber kalori yang tinggi sehingga banyak
dikonsumsi. Setelah dipanen, umumnya kadar air yang dikandung pisang adalah
adalah sekitar 60-65 % berat. Jika kondisi dibiarkan beberapa lama setelah dipanen,
akan menyebabkan pisang tersebut cepat membusuk akibat pertumbuhan
mikroorganisme. Menurut standar yang diakui scara nasional, jika kadar air dari
pisang tersebut diturunkan menjadi 4,55 % berat, maka proses perkembangan
mikroorganisme akan melambat dan pembusukan akan tertunda atau bahkan terhenti
untuk beberapa lama.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
18/99
Alat pengering ini dirancang dengan menggunakan pisang sebagai produk
yang dikeringkan dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 4,5 kg per siklus.
Setelah dirancang alat ini diuji dengan menggunakan produk dan kapasitas yang sama
dengan rancangan. Pisang mentah yang baru dipanen dimasukkan kedalam mesin
pengering, kemudian sumber energi untuk pengeringan yang diuji adalah kayu bakar
dan minyak tanah.Alasan utama pemilihan sumber energi ini adalah ketersediannya
yang cukup di daerah pedesaan dimana para petani tinggal.Medium pengering yang
digunakan pada pengujian ini adalah uap air sebagai pengganti udara.Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan energi dari sumber pemanas dibanding
jika harus menggunakan udara biasa. Parameter yang diuji adalah distribusi suhu pada
produk yang dikeringkan, waktu pengeringan, kebutuhan air sebagai medium
pengering, kadar air produk, kebutuhan energi, dan analisa biaya. Dari uji
performance yang dilakukan kesimpulan utama penelitian ini adalah, pertama
pengeringan pisang dapat dilakukan pada Cabinet Dryer yang tidak tergantung pada
tenaga matahari dengan hasil yang memenuhi standar yang diinginkan, dan kedua
pengeringan dengan menggunakan kayu bakar lebih baik dari pada dengan
menggunakan minyak tanah.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
19/99
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan cuaca di Indonesia saat ini bisa dikatakan tidak stabil.Dengan adanya
perubahan cuaca yang tidak menentu ini dapat mengganggu aktivitas para petani di
Indonesia baik di masa pra panen maupun pasca panen.
Ketersediaan buah pisang yang ada di Indonesia belum dapat dimanfaatkan
secara optimal oleh kaum petani, produsen, baik industri kecil, menengah dan sedang,
serta masyarakat yang berada pada jalur produksi pisang.Padahal buah pisang di
Indonesia memiliki beberapa keunggulan.
Sejauh ini, pengendalian proses pengolahan buah pisang juga masih belum
optimal. Salah satu penyebabnya adalah minimalnya pengetahuan tentang tahap-tahap
proses pengolahan buah pisang dan pengendalian faktor-faktor proses pengolahan
bagi kaum petani, kaum produsen dan masyarakat. Pengeringan merupakan salah satu
faktor yang penting dalam menentukan mutu buah pisang, di samping proses
pemanenannya. Mutu buah pisang ditentukan dari kadar airnya. Namun pada tingkat
petani sering kadar air pisang akhir yang berbeda-beda.
Kadar air awal pisang sebelum pengeringan 60%-65%, sehingga memberikan
peluang yang besar untuk cepat membusuk akibat adanya pertumbuhan
mikroorganisme. Oleh karena itu, dengan adanya pengeringan dapat mengurangi
kadar air dalam pisang. Kadar air pisang yang diharapkan setelah pengeringan adalah
4,55%.
Pengeringan pisang terbagi menjadi dua yaitu sun dryingdan artificial drying.
Sun dryingmemerlukan sinar matahari sebagai sumber energi, sumber panas dan sinar
ultraviolet. Pengeringan ini dilakukan secara terbuka, membutuhkan hembusan angin
yang besar dari udara sehingga pengeringan berlangsung lambat. Namun, pengeringan
secara terbuka menyebabkan rawan kontaminasi dari udara, debu dan kerikil dari
lingkungan sekitar. Selain itu, pengeringan ini dilakukan hanya jika cuaca
memungkinkan. Jika tidak, menggunakan artificial drying. Pengeringan buatan(artificial drying) menggunakan bahan bakar. Prinsip kerjanya adalah pemanasan
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
20/99
secara konduksi (penghantaran panas) atau konveksi (pengaliran panas) yang
bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan pangan, berbentuk solid . Salah satunya
adalah cabinet dryer. Pada cabinet dryer, pemanasan dilakukan secara konveksi dan
konduksi. Secara konveksi, digunakan aliran udara kering yang mengalir secara alami.
Secara konduksi, digunakan sejumlah tray(wadah penampung biji) secara bertingkat.
Sistem pengering ini menggunakan udara pengering sebagai medium pemanas pisang,
ditambahkan air untuk memanaskan udara yang masuk ke dalam sistem pengering
dan juga menghembuskan udara dari luar. Bahan bakar yang digunakan adalah
minyak tanah (minyak tanah). Komponen-komponen yang menyusun cabinet dryer
tersebut, disesuaikan dengan kapasitas pisang yang masuk dan juga diperhitungkan
efisiensi dari sistem pengering tersebut. Oleh karena itu, juga diperlukan perhitungan
berapa bahan bakar yang diperlukan untuk menyalakan heater.
1.2.
Tujuan
1. Untuk merancang alat pengering pisang yang nantinya dapat digunakan oleh para
petani pisang.
2.
Untuk mendapatkanperformancealat pengering yang dapat mengeringkan pisang
sesuai dengan Standard Nasional Indonesia.3. Untuk mendapatkan hasil dari pengeringan pisang yang lebih baik dari proses
pengeringan tradisional.
1.3. Manfaat Perancangan
Untuk menghasilkan alat pengering yang dapat memudahkan petani pisang pada
saat proses pengeringan pisang jika perubahan cuaca tidak stabil.
1.4.
Batasan Masalah
1. Dimensi dari alat pengering yang dirancang
2. Perbandingan berdasarkan bahan bakar kerosindengan kayu bakar yang meliputi:
a. Distribusi suhu tiap traypada alat pengering
b. Kebutuhan Air (L/jam)
c.
Waktu pengeringan (jam)
d. Kadar air pisang setelah dikeringkan berdasarkan Standard Nasional
Indonesia (%)
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
21/99
e. Kebutuhan energi (kJ/kg)
f. Kebutuhan bahan bakar (Liter/jam)
g. Analisa biaya
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami tulisan ini, maka dilakukan
pembagian bab berdasarkan isinya. Tulisan ini akan disusun dalam enam bab, BAB I
PENDAHULUAN, berisi latar belakang, tujuan masalah, manfaat perancangan, dan
batasan masalah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA, berisi landasan teori yang diperoleh
dari literatur untuk mendukung perancangan dan pengujian. BAB 3
PERANCANGAN ALAT PENGERING, berisi metode perancangan, material yang
digunakan dalam perancangan alat pengering, pelaksanaan perancangan alat
pengering. BAB 4 PENGUJIAN ALAT PENGERING, berisi tempat dan waktu
pengujian, alat dan bahan, prosedur pengujian, Pengaturan Eksperimental, Setting dan
alat ukur, variabel yang diamati, pelaksanaan penilitian. BAB 5 DATA DAN
ANALISA, berisi data hasil pengujian, perhitungan dan analisa terhadap data hasil
pengujian. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan dari hasil
pengujian dan saran-saran.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
22/99
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pisang
Pisang dapat diolah dan diawetkan menjadi berbagai bentuk hasil olahan
diantaranya saus pisang, sale pisang, sari buah pisang, anggur pisang, dodol pisang,
keripik pisang, tepung pisang dan jam/selai pisang serta hasil olahan lainnya.
Tepung pisang dibuat dari buah pisang yang mentah, yang cara
pembuatannya mudah dan sederhana. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah
menjadi tepung pisang. Untuk memperoleh tepung yang baik diperlukan buah pisang
yang cukup tua. Tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok sangat baik hasilnya,
warna tepungnya putih dan menarik.
Sebelum dikeringkan, pisang dilepas dari sisirnya, dicuci dan selanjutnya
dikukus atau direbus selama 10-15 menit. Pengukusan atau perebusan ini akan
bertujuan untuk mempermudah pengupasan, mengurangi atau menghilangkan getah,
dan memperbaiki warna yang dihasilkan.
Selanjutnya, buah diiris tipis-tipis melintang atau menyerong kemudian
direndam dalam air. Selanjutnya pisang dikeringkan baik dengan bantuan panasmatahari ataupun dengan menggunakan alat pengering dengan menggunakan suhu
60-75C.
2.2.Proses Pengeringan
2.2.1 Pengeringan dengan Cara Alami
Pengeringan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dengan cara
mengurangi kadar air untuk mencegah tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme
pembusuk. Dalam proses pengeringan dilakukan pengaturan terhadap suhu,
kelembaban (humidity) dan aliran udara. Perubahan kadar air dalam bahan pangan
disebabkan oleh perubahan energi dalam sistem).
(2Banwatt, 1981). Untuk itu, dilakukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca
energi untuk mencapai keseimbangan.
Alasan yang mendukung proses pengeringan dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme adalah untuk mempertahankan mutu produk terhadap perubahan fisik
dan kimiawi yang ditentukan oleh perubahan kadar air, mengurangi biaya
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
23/99
penyimpanan, pengemasan dan transportasi, untuk mempersiapkan produk kering
yang akan dilakukan pada tahap berikutnya, menghilangkan kadar air yang
ditambahkan akibat selama proses sebelumnya, memperpanjang umur simpan dan
memperbaiki kegagalan produk. Produk kering dapat digunakan sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan produk baru.
Pengeringan pisang dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan panas matahari
yakni dengan penjemuran secara langsung di bawah panas matahari ataupun dengan
menggunakan alat pengering (Dryer). Masing masing memiliki kekurangan dan
keunggulan tersendiri. Penggunaan alat pengering (Dryer) selain memaksimalkan
penurunan kadar air juga mampu meningkatkan efesiensi waktu pengeringan. Pada
proses pengeringan dengan panas matahari dapat memakan waktu hingga 2 hari.
Jika menginginkan pengeringan yang lebih cepat, langit berawan atau hari
hujan pisang dapat dikeringkan dengan menggunakan alat pengering. Pengeringan
akan berlangsung antara 18 sampai 24 jam tergantung pada suhu pengeringan.
Dianjurkan suhu pengeringan tidak kurang dari 50C dan tidak lebih dari 70C. Jika
suhu terlalu rendah, waktu pengeringan akan terlalu lama. Jika terlalu panas, tekstur
pisang akan kurang baik.
Penurunan kadar air diupayakan hingga mencapai nilai dibawah 14 %, dan
dengan alat pengering penurunan kadar air bisa dimaksimalkan hingga 6-10 % dengan
suhu pengeringan 60-75 C.
2.2.2. Pengeringan dengan Udara Panas
Secara buatan proses pengeringan dapat dilakukan dengan alat pengering
untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai
cara pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di
dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38oC 43oC, sehingga kadar air turun
menjadi 12% - 13 %. Alat pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan
pengaturan suhu sesuai dengan kadar air pisang yang diinginkan. Cara ini lebih baik
karena tidak tergantung cuaca dan bahan bakar lebih sedikit. Pengeringan dengan
sinar matahari menjadikan mutu biji lebih baik yaitu menjadi mengkilap. Caranya
adalah biji ditebarkan di lantai penjemuran di bawah terik matahari. Pengeringan ini
membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dan sangat tergantung dengan cuaca. Pada
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
24/99
metode Cadburry, jika cuaca tidak memungkinkan dapat diganti dengan hembusan
udara pada pengeringan buatan. Pada tahap awal dengan suhu lingkungan selama 72-
80 jam dan diteruskan dengan suhu udara 45oC - 60C sampai biji kering. Lama
pengeringan ini 7-8 jam sehari. Selama penjemuran dilakukan pembalikkan hamparan
biji 1-2 jam sekali. Lama penjemuran dapat lebih dari 10 hari, tergantung dengan
cuaca dan lingkungan. Sedangkan dengan pengeringan buatan selama 32 jam dan
pembalikkan biji setiap 3 jam. Pengeringan ini dengan menggunakan Barico dryer.
Namun, bisa digunakan dengan alat pengering lain, misalnya cabinet dryer. Lama
pengeringan tergantung dari jenis alat pengeringnya. Prinsip pengeringannya
menggunakan udara pengering sebagai medium panas dalam menurunkan kadar air
biji hingga 9% - 11%.
Gambar 2.1. Skema sistem pengering udara panas
2.2.3. Pengeringan dengan Uap Air
Uap air panas mempunyai sifat pindah panas yang lebih unggul dari pada udarapada suhu yang sama. Karena tidak ada tahanan terhadap difusi uap air dalam uap itu
sendiri, laju pengeringan pada periode laju konstan hanya tergantung pada laju pindah
panas. Pada prinsipnya, setiap pengering langsung atau tak langsung (kombinasi
konduksi dan konveksi) dapat dioperasikan sebagai pengering uap air panas
(1Abdulillah, 2000).
Salah satu keuntungan nyata dari pengeringan dengan uap air panas adalah
bahwa luaran pengering juga uap, meskipun pada enthalpi jenis lebih rendah. Dalam
pengeringan dengan udara, panas laten dalam aliran gas luaran biasanya sukar dan
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
25/99
mahal untuk digunakan kembali. Jika infiltrasi udara dapat dihindarkan (atau
diminimumkan sampai tingkat yang dapat diterima), maka seluruh panas laten yang
disuplai ke pengering uap air ini dapat dipulihkan dengan mengembunkan aliran
buang atau meningkatkan enthalpi jenisnya secara mekanis atau dengan kompresi
panas. Karena pengering ini akan menghasilkan uap yang sama dengan jumlah air
yang diuapkan di dalam pengering, maka pabrik perlu memanfaatkan kelebihan uap
tersebut. Jika uap ini digunakan ditempat lain, panas laten yang dipulihkan tidak
dibebankan pada alat pengering, dan menyebabkan konsumsi energi bersih sebesar
1000-1500 kJ/kg air yang diuapkan untuk alat pengering dibandingkan dengan 4000-
6000 kJ/kg air yang diuapkan untuk pengering udara panas. Jadi penurunan konsumsi
energi merupakan keuntungan yang jelas dari alat pengering dengan menggunakan
uap air panas. Keuntungan lain adalah:
a) Tidak ada reaksi oksidasi atau pembakaran dalam alat pengering uap air
panas. Hal ini berarti tidak ada bahaya kebakaran atau ledakan dan juga
menghasilkan mutu yang lebih baik.
b) Massa jenis uap pada temperatur tinggi lebih rendah daripada massa
jenis udara pada temperatur yang sama, sehingga secara alami uap akan
lebih mudah naik jika dipanaskan hingga pada temperatur tinggi.
c) Memungkinkan laju pengeringan yang lebih tinggi, baik dalam periode
laju konstan maupun laju menurun, tergantung pada suhu uap.
d)
Pengeringan dengan uap dapat mencegah bahaya kebakaran atau
ledakan pada saat pengeringan produk yang mengandung racun atau
cairan organik mahal yang harus dipulihkan, sambil memungkinkan
pengembunan aliran buang dalam kondenser kecil.
e)
Alat pengering uap air panas memungkinkan proses pasteurisasi,sterilisasidan deodorisasiproduk pangan.
Uap yang terbentuk dari produk dapat ditarik dari ruang pengering, diembunkan
dan panas latennya digunakan kembali.
Secara umum, pengeringan uap air dapat dipertimbangkan sebagai pilihan yang baik
hanya jika satu atau lebih dari kondisi berikut ini dipenuhi:
a) Biaya energi sangat tinggi, nilai produk rendah atau dapat diabaikan
b)
Mutu produk lebih unggul jika dikeringkan dalam uap dibandingkan denganudara.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
26/99
c) Biaya kebakaran, ledakan atau kerusakan oksidatif sangat tinggi. Premi
asuransi yang lebih rendah dapat menutupi sebagian tambahan biaya investasi
pengering dengan uap.
d)
Jumlah air yang harus dibuang maupun kapasitas produksi yang diperlukan
tinggi. Hal ini dapat memenuhi skala ekonomi. Jelasnya, pengering seperti ini
hanya baik dipertimbangkan untuk operasi kontinyu karena masalah yang
berkaitan dengan masalah penghidup-matian akibat pengembunan pada produk
serta keberadaan zat tak dapat diembunkan (udara).
Air yang diuapkan dalam pengering uap, dengan asumsi tidak ada kehilangan,
akan menjadi kelebihan uap, dengan enthalpi spesifik yang rendah. Penggunaan uap
ini secara ekonomis umumnya merupakan kunci keberhasilan proses pengeringan uap.
Uap ini biasanya pada tekanan atmosfer dan berdebu, yang perlu dibersihkan untuk
penggunaan ulang.
Gambar 2.2. Skema sistem pengeringan uap air
2.3.Cabinet Dryer
Cabinet dryer merupakan alat pengering yang menggunakan udara panas
dalam ruang tertutup (chamber). Ada dua tipe yaitu tray dryer dan vacuum dryer.
Vacuum dryermenggunakan pompa dalam penghembusan udara, sedangkan pada tray
dryer tidak menggunakan pompa (12Singh, 2001). Produk yang sesuai dikeringkan
dengan alat ini adalah produk yang memiliki keseragaman yang tinggi, misalnya biji
cokelat, biji pisang dan apel. Kelebihannya adalah harga murah, karena membutuhkan
daya yang tidak terlalu tinggi (4Fellows,1990).
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
27/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
28/99
Tabel 2.1. Syarat mutu buah pisang sesuai SNI 01-0222-195
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Bau - Normal
2 Rasa - Khas
3 Warna - Normal
4 Tekstur - Renyah
5 Keutuhan %b/b Min 90
6 Air %b/b Maks 5
7 Abu %b/b Maks 3
8 Lemak %b/b Maks 25
2.5.Perhitungan Kadar Air
Kadar air pisang yang telah dikeringkan dapat dihitung melalui beberapa
tahapan berikut :
Menghitung kadar air pisang kering yang diperkirakan dengan menggunakan
persamaan
Berikut ni:
(2.1)
wf = Kadar air pisang yang diperkirakan (%)
Wpk = Berat pisang kering (kg)
Wpo = Berat pisang dengan kadar air 0 % (kg)
Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)
Berat air pisang awal (Wi), kg (2.2)
Wi = Wpb x wi
wi= kadar air awal pisang (%)
(2.3)
Berat kandungan air pisang akhir (Wf), kg
Wf = 4,55 % wpk (2.4)
[ ]100%
Wpk Wpowf x
Wpk
=
[ ]( )100%
Wpb Wpk Wf wi x
Wpb
=
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
29/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
30/99
x2=tebal lapisan isolasi (m)
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)
(2.13)
dimana; = Debit udara ventilasi, m3/s
ar
WrV
=
1000 (2.14)
Massa jenis uap air ventilasi (War), gr/m3
(2.15)
ar = Massa jenis uap air ventilasi (gr/m3)
sa = Massa jenis moisture jenuh pada Ta (gr/m3)
sd = Massa jenis moisture jenuh pada Td (gr/m3)
c).Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan pisang Per Siklus (QT),kkal
QT=Qd+Qlt (2.16)
2.7. Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan
Kebutuhan bahan bakar selama proses pengeringan pisang
Kebutuhan bahan bakar (2.17)
dimana;NKBk= Nilai kalor bakar bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar tiap jam (liter/jam)
Kebutuhan bahan bakar/jam (2.18)
2.8. Lama Waktu Pengeringan
Lama waktu pengeringan diperoleh melalui pengujian, setelah diperoleh
harga kebutuhan bahan bakar per jam kemudian dihitung berat pisang akhir, Wfyang
N
cpwVQlv Ta)-(Td
=
V
RhaRHdsasdar
=
kNKB
QT=
N
bakarbahantotalKebutuhan=
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
31/99
diperkirakan sesuai dengan kadar air pisang, Selanjutnya pisang dikeringkan hingga
beratnya sama dengan atau mendekati berat akhir yang diperkirakan. Dari sini,
diperoleh lama waktu pengeringan untuk masing masing penggunaan bahan bakar
minyak tanah maupun kayu bakar. Adapun perhitungan berat akhir pisang,Wf
menggunakan persamaan berikut ini.
(2.19)
2.9. Perhitungan Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volume
produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi.
Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui
besarnya volume pendapatan dari pengeringan pisang sehingga produksi pisang kering
tidak mengalami kerugian.
Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan :
BEP (2.20)
[ ]%100x
Wpk
WpoWpkwf
=
variabelBiaya-penerimaanBiaya
tetapBiaya=
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
32/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
33/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
34/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
35/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
36/99
Gambar 3.2. Pola aliran udara yang terjadi
3. Alat pemanas (heater)
Heater (seperti terlihat pada gambar 3.3) digunakan sebagai tempat
penampung air yang selanjutnya akan dipanaskan, sehingga secara tak langsung heater
berperan untuk mengalirkan kalor dari ruang bakar ke ruang pemanas/ pengering.
Penggunaan air disini dengan alasan bahwa air yang dipanaskan sampai temperatur
yang cukup tinggi akan melepaskan energi yang lebih besar dibandingkan pemanasanplat secara langsung. Selain itu, uap air yang dihasilkan juga dimanfaatkan untuk
membantu pemanasan dalam ruang pengering karena berdasarkan pertimbangan
bahwa massa jenis uap air lebih rendah dibandingkan udara seiring peningkatan
temperatur.
Pada alat pengering ini, tidak digunakan alat pengontrol aliran udara untuk
mendorong aliran udara melintasi heater untuk kemudian diteruskan ke ruang
pengeringan.Atas alasan ini, heater dibuat menyatu dalam ruang pemanasan/pengering.
Dengan mempertimbangkan kebutuan air yang cukup banyak dalam tiap siklus
pengeringan, maka dibuat saluran pengeringan yang memungkinkan dilakukannya
penambahan air untuk mngantisipasi kehabisan air.
Atas alasan alasan tersebut maka ditentukan ukuran ukuran heater sebagai
berikut :
Panjang = 30 cm
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
37/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
38/99
memuat kompor minyak tanah. Oleh karena itu, ditentukan ukuran ruang bakar
sebagai berikut :
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 50 cm
5. Penentuan dimensi atau ukuran utama alat pengering secara keseluruhan
Konsruksi secara umum alat pengering yang dirancang seperti terlihat pada
gambar 3.4. Atas dasar penentuan ukuran ukuran sebelumnya maka diperoleh ukuran
keseluruhan alat pengering sebagai berikut :
Cabinet Dryer tipeTray dryer
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 150 cm
Pintu ruang alat pengering dilengkapi kaca dengan maksud untuk
mempermudah melakukan pemantauan terhadap kesediaan air dalan heater. Adapunukurannya adalah sebagai berikut :
Lebar = 20 cm
Tebal = 5 mm
Tinggi = 35 cm
Selain itu, untuk meminimalisasi rugi kalor di sepanjang ruang pengering
dipasang bahan isolasi berupa karet keras dengan ketebalan 10 mm dan koefisien
perpindahan panas konduksi, krsebesar 0,011 W/m.oC.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
39/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
40/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
41/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
42/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
43/99
Secara garis besar pelaksanaan perancangan alat pengering ini akan
dilaksanakan berurutan dan sisitematis, seperti ditunjukkan pada gambar 3.7.
Gambar 3.7. Diagram Alir Pelaksanaan Perancangan
Perancangan alat pengering
SELESAI
Indentisifikasi masalah
- Dimensi Alat Pengering
- Performance Alat Pengeringyang Dirancang
Study Literature
START
Analisa Perancangan
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
44/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
45/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
46/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
47/99
Ukuran : 175 x 86 x 47 mm
Gambar 4.4. Thermo Anemometer
e) Relative Humidity Meter
Untuk melakukan pengukuran terhadap kelembaban relative udara
pengering yang terjadi selama proses pengeringan digunakan instrumen pengukuran
yaitu Relative Humidity Meter (seperti terlihat pada Gambar 4.5). Setting instrumen
ini dilakukan pada saat proses pengeringan berlangsung.
SpesifikasiRelative Humidity Metersebagai berikut:
Nama :Relative Humidity Meter2080R Digitron
Air temperature : -10oC ~ 100 oC
14 oF ~ 212 oF
Humidity range : 0 % RH ~ 100 % RH
Thermocouple model : Type K
Temperatur range : - 200oC ~ 1350
oC
- 328oF ~ 2462
oF
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
48/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
49/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
50/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
51/99
Gambar 4.10. Pisang yang akan dikeringkan
4.4.Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian yang akan dilakukan terdiri dari 2 tahapan, yaitu pengujian
langsung dan pengujian tak langsung. Pada unit pengujian langsung, seluruh variabel
yang diukur langsung pada saat pengujian, nilainya bisa langsung diketahui tanpa
perhitungan lebih lanjut. Tahapan pengujian langsung terdiri dari distribusi suhu yang
terjadi pada alat pengering sewaktu proses pengeringan berlangsung (oC), kebutuhan
air (L/jam), waktu pengeringan (jam), berat bahan pada saat sebelum dan sesudah
pengeringan (Kg) dan kebutuhan bahan bakar (Liter/jam). Alat bantu yang digunakanadalah Single Input Thermocouple Thermometer (oC), Thermo Anemometer, Relative
Humidity Meter, Thermometerdan timbangan (Kg). Seluruh unit pengujian langsung
digunakan sebagai input data untuk mendapatkan nilai unit pengujian tak langsung.
Pada unit pengujian tak langsung, seluruh variabel nilainya didapat dari
perhitungan dan digunakan bahan pengamatan atau analisis. Pada pengujian ini
variabel yang dihitung terdiri dari kebutuhan energi (kJ/kg) dan kadar air pisang
setelah dikeringkan berdasarkan Standard Nasional Indonesia (%).
Data hasil pengujian ini akan dikembangkan atau dihitung untuk mendapatkan
berapa besar kebutuhan energi selama proses pengeringan berlangsung. Selain itu dari
data tersebut akan diperoleh berapa kadar air pisang setelah dikeringkan sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia.
1. Prosedur pengujian langsung
Prosedur untuk pengujian langsung terdiri dari:
a)
Bahan yang akan dikeringkan diukur terlebih dahulu berat awalnya dengan
menggunakan timbangan.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
52/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
53/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
54/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
55/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
56/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
57/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
58/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
59/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
60/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
61/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
62/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
63/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
64/99
Maka data akhir yang didapat dari hasil pengukuran pengujian untuk bahan
bakar kerosinadalah:
Berat pisang basah hasil panen (Wpb) = 4,5 kg
Berat pisang kering hasil pengeringan (Wpk) = 1,64 kg
Temperatur udara pengering (td) = 67,76oC
Temperatur awal pisang (ta) = 27 oC
Lama pengeringan (N) = 8 jam
Kecepatan udara pengering diantara pisang (v) = 0,252 m/s
Koefisien pindahan panas dinding (kw) = 45,36 W/moC
Koefisien pindahan panas pada isolasi (kr) = 0,011 W/moC
Panas jenis udara basah (cpw) = 0,281 kkal/m3 oC
Panas jenis pisang (vh) = 0,4 kkal/kgo
C
Panas jenis air (vw) = 1 kkal/kg C
Panas laten air (vl) = 558,78 kkal/kg
Massa jenis moisture jenuh pada td (Vsd) = 182 gr/m3
Massa jenis moisture jenuh pada ta (Vsa) = 26,16 gr/m3
Kelembaban relative udara pengering rata-rata (RHd) = 75 %
Kelembaban relative udara luar (RHa) = 70 %
Luas dinding alat pengering = 1,4 m
5.1.2 Data Hasil Pengujian Dengan Bahan Bakar Kayu Bakar
1. Distribusi suhu tiap tray(t)
Dari pengujian yang dilakukan, didapatlah distribusi suhu pada tiap tray alat
pengering selama proses pengeringan berlangsung dengan menggunakan bahan bakar
kayu bakar.
Tabel 5.4. Distribusi suhu (
C) tiaptray
Waktu
(jam)
Tray
1 2 3 4 5 6 7
1 74,14 74,39 74,05 74,29 74,15 74,18 74,14
2 73,75 73,97 73,61 73,84 73,74 73,76 73,73
3 73,49 73,75 73,33 73,55 73,44 73,46 73,73
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
65/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
66/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
67/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
68/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
69/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
70/99
= 0,025 kg
=
= 65 %
Berat air pisang awal (Wi), kg
Wi = Wpb x wi
= 1,5 kgx65 %
Wi= 0,975 kg
Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah
Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg
Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah
= 4,55 %
Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray1 adalah 4,55 %.
b) Kadar air pisang pada tray 2
Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)
Berat air pisang awal (Wi), kg
Wi = Wpb x wi
wi= kadar air awal pisang (%)
Berat kandungan air pisang akhir (Wf), kg
= 0,025 kg
xWpkWf %55,4=
kgxWf 55,00455,0=
[ ]%100
)(
xWpb
WfWpkWpb
wi
=
[ ]%100
5,1
)025,055,0(5,1x
[ ]%100x
Wpk
WpoWpkwf
=
[ ]%100
55,0
525,055,0x
=
[ ]%100
)(x
Wpb
WfWpkWpbwi
=
xWpkWf %55,4=
kgxWf 55,00455,0=
[ ]%100
)(x
Wpb
WfWpkWpbwi
=
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
71/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
72/99
a) Kadar air pisang pada tray 1
Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)
Berat air pisang awal (Wi), kg
Wi = Wpb x wi
= 1,5 kgx65 %
Wi= 0,975 kg
Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah
Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg
Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah
= 4,55 %
Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray1 adalah 4,55 %.
b) Kadar air pisang pada tray 2
Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)
Berat air pisang awal (Wi), kg
Wi = Wpb x wi
= 1,5 kgx65 %
Wi= 0,975 kg
Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah
Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg
Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah
= 4,55 %
Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray2 adalah 4,55 %.
c)
Kadar air pisang pada tray 3
Nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf)
[ ]%100x
Wpk
WpoWpkwf
=
[ ]0,55 0,525100%
0,55x
=
[ ] %100xWpk
WpoWpkwf =
[ ]0,55 0,525100%
0,55x
=
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
73/99
Berat air pisang awal (Wi), kg
Wi = Wpb x wi
= 1,5 kgx65 %
Wi= 0,975 kg
Berat pisang dengan kadar air 0 % yang sebenarnya adalah
Wpb Wi= 1,5 kg 0,975 kg = 0,525 kg
Maka nilai total kadar air setelah pisang dikeringkan (wf) adalah
= 2,78 %
Jadi nilai kadar air pisang kering (wf) pada tray3 adalah 2,78 %.
3. Perbandingan kadar air pisang kering berdasarkan bahan bakar yang digunakan
Setelah dilakukan perhitungan kadar air pisang kering berdasarkan bahan
bakar yang digunakan, maka didapat data sebagai berikut.
Tabel 5.7. Kadar air (%) pisang kering menggunakan bahan bakarkerosin
Waktu
(jam)
Tray
1 2 3 4 5 6 7 8
1 61,96 58,33 54,35 49,52 43,55 34,38 22,79 4,55
2 61,96 58,33 54,35 49,52 42,93 34,38 22,79 4,55
3 61,68 57,66 53,95 48,53 42,31 33,54 20,45 2,78
Dari data tabel di atas, dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut.
[ ]%100x
Wpk
WpoWpkwf
=
[ ]0,54 0,525100%
0,54
x
=
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
74/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
75/99
Gambar 5.5. Grafik kadar air pisang kering tiaptraybahan bakar kayu bakar
Dari gambar 5.5 grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kadar air pisang
kering untuk bahan bakar kayu bakar tiap jam mengalami penurunan kadar air yang
hampir sama pada masing masing tray. Hal ini dikarenakan distribusi suhu yang
hampir merata dari tiap tray pada alat pengering selama proses pengeringan
berlangsung.
Gambar 5.6. Grafik kadar air pisang kering tiaptray kerosinvs kayu bakar
Dari gambar 5.6 grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kadar air pisang
kering untuk bahan bakar kayu bakar dan kerosin tiap jam mengalami penurunan
kadar air yang hampir sama pada masing masing tray.Hanya saja untuk bahan bakar
kayu bakar, penurunan kadar air tiap jam lebih cepat dari bahan bakar kerosin.
Sehingga dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar, waktu yang diperlukan untuk
mengeringkan pisang membutuhkan waktu selama 7 jam atau 1 jam lebih cepat dari
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
76/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
77/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
78/99
k1 = koefisien perpindahan kalor konduksi plat (kkal/mhoC)
k2 = koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi (kkal/mhoC)
x1=tebal dinding alat pengering (m) = 2 mm = 0.002 m
x2=tebal lapisan isolasi (m) =10 mm = 0.01 m
1,1
011,001,0
4,45002,0
1=
+
=U Chmkkal o2/
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang satu (A1)
adalah :
A1 = 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m2
2 2
1 (1,1 / ) (0, 4 ) (67,76 C)
o
Qlw kkal m h C m=
1 29,81Qlw = kkal/jam
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang dua (A2)
A1 =A2= 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m
2
1 2 29,81Qlw Qlw= = kkal/jam
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang tiga (A3)
A3 = 60 cm 100 cm = 6000 cm
2
= 0,6 m
2
2 2
3 (1,1 / ) (0,6 ) (67,76 C)oQlw kkal m h C m=
3 44,72Qlw = kkal/jam
Maka total kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) adalah
Qlw = 29,81 + 29,81 + 44,72
= 104,34 kkal/jam
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv), dapat dihitung dengan persamaan
(2.13).
N
TaTdcpwVQlv
)( =
dimana;
V = Debit udara ventilasi, dan dihitung dengan persamaan
(2.14).
ar
WrV
1000 =
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
79/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
80/99
Total energi yang dibutuhkan untuk proses pengeringan/ siklus dengan
bahan bakar kayu bakar
a) Kebutuhan energi untuk pengeringan pisang (Qd), kkal
Qd= Qt+ Qw+ Ql
dimana;
Qd = energi pengeringan pisang, kkal
Qt = energi pemanasan pisang, kkal
Qw = energi pemanasan air pisang, kkal
Ql = energi penguapan air pisang, kkal
Energi untuk pemanasan pisang (Qt), kkal
Qt=Wpb. cppisang(Td-Ta)
= 4,5 kg 0,4 kkal/kgoC (73,979
oC 27
oC)
Qt= 84,546 kkal
Energi pemanasan air pisang (Qw), kkal
Qw= Wicpair(Td-Ta)
= 2,925 kg 1 kkal/kgoC (73,979 oC 27 oC)
Qw= 137,38 kkal
Berat air yang dipindahkan selama proses pengeringan (Wr), kg
Wr= Wi Wf
= 2,925 0,07457
= 2,85043 kg
Energi penguapan air pisang (Ql), kkal
Ql= Wrhfg
=2,85043 kg 555,08 kkal/kg
= 1582,216 kkalMaka didapat energi yang dibutuhkan untuk pengering pisang (Qd)
Qd= Qt+ Qw+ Ql
= 84,546 + 137,38 + 1582,216
= 1804,142 kkal
Jadi energi yang dibutuhkan untuk pengering pisang adalah 1804,142 kkal.
b) Energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt), kkal
Qlt= Qlw+ Qlv
dimana;
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
81/99
Qlw =energi yang hilang melalui dinding box pengering, kkal/jam
Qlv =energi yang hilang dari ventilasi, kkal/jam
Kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) menggunakan
beberapa asumsi sebagai berikut :
1)
Aliran panas berlangsung tunak (steady) dan temperatur tiap jam dianggap
konstan dan harganya diperoleh dengan merata-ratakan temperatur selama
pengujian untuk tiap tingkat dan tiap titik pengujian.
2) Konduktifitas thermal bahan (plat dan karet) dianggap konstan.
3)
Tidak ada pembangkit kalor sepanjang dinding.
4) Kehilangan kalor melalui dinding hanya diperhitungkan melalui dinding
samping (kanan dan kiri) dan dinding belakang.
2
2
1
1
1
kx
kx
U
+
=
menyeluruhTAUQlw =
Dimana :
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (kkal/m2hoC)
A = Luas penampang (m2)
T = Td= 73,979 C
k1 = koefisien perpindahan kalor konduksi plat (kkal/mhoC)
k2 = koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi (kkal/mhoC)
x1=tebal dinding alat pengering (m) = 2 mm = 0.002 m
x2=tebal lapisan isolasi (m) =10 mm = 0.01 m
1,1
011,001,0
3,45002,0
1=
+
=U Chmkkal o2/
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang satu (A1)
adalah :
A1 = 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m2
2 2
1 (1,1 / ) (0, 4 ) (73, 979 C)oQlw kkal m h C m=
1 32,5Qlw = kkal/jam
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang dua (A2)
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
82/99
A1 =A2= 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m2
1 2 32,5Qlw Qlw= = kkal/jam
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang tiga (A3)A3 = 60 cm 100 cm = 6000 cm
2= 0,6 m2
2 2
3 (1,1 / ) (0, 6 ) (73,979 C)oQlw kkal m h C m=
3 48,8Qlw = kkal/jam
Maka total kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) adalah
Qlw = 32,5 + 32,5 + 48,8
= 113,8 kkal/jam
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)
N
TaTdcpwVQlv
)( =
dimana;
V = Debit udara ventilasi, m3/s
ar
WrV
1000 =
Massa jenis uap air ventilasi (ar), gr/m3
RHaRHd sasdar =
233 75% 26,16 70%ar =
155,13ar = gr/m
3
Debit udara ventilasi (
V ), m3/s
3
2,850431000
155,13 /
kgV
gr m
=
18374,46V
= m3/s
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)
3 318374, 46 0,281 / (73,979 27 )
7
o o om kkal m C C C
Qlvjam
=
34645,22Qlv = kkal/jam
Karena ventilasi ruang pengering dibuka selama 10 menit tiap jamnya, maka
untuk 7 jam pengeringan ventilasi ruang pengering dibuka selama 70 menit
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
83/99
Jadi kehilangan energi melalui ventilasi selama pengeringan per siklus adalah :
34645,22Qlv = kkal/jam1 jam
34645,22Qlv = kkal
Maka energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt)
Qlt =(QlwN)+ Qlv
= (113,8 kkal/jam 7 jam) + 34645,22 kkal
= 35441,82 kkal
Jadi energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt) adalah
35441,82kkal.
c)
Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan pisang Per Siklus
(QT), kkal
QT= Qd+ Qlt
= 1804,142 kkal + 35441,82 kkal
QT= 37245,962kkal/siklus
Jadi total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan pisang per siklus (QT)
dengan bahan bakar kayu bakar adalah 37245,962 kkal/siklus.
5.2.5.
Analisa Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan Selama Proses
Pengeringan Pisang
1. Kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan pisang dapat
dihitung dengan persamaan (2.17).
Kebutuhan bahan bakarkNKB
QT=
dimana;NKBk= Nilai kalor bakar kerosin= 11000 kkal/kg
1 kg = 1,224 liter
maka kebutuhan bahan bakar kerosinselama pengeringan pisang adalah
Kebutuhan bahan bakar37148,73kkal
11000 /kkal kg=
= 3,37 kg
= 4,12 liter
Jadi total kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan pisang
adalah 4,12 liter.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
84/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
85/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
86/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
87/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
88/99
Total Biaya Produksi (I + II) 3.611.405,-
2. Biaya Penerimaan
Biaya penerimaan adalah biaya yang diterima melalui proses penjualan pisang
yang telah dikeringkan. Biaya penerimaan ini dihitung untuk satu kali produksi
pengeringan pisang.
Biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan pisang adalah sebagai berikut.
Harga 1 kg pisang kering = Rp. 6.000,- (per desember 2009)
1 kali pengeringan menghasilkan 1,64 kg pisang kering
maka biaya penerimaan per siklus adalah (Rp)
1,64xRp. 6.000,- = Rp. 9.840,-
Jadi biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan adalah Rp. 9.840,-.
3. Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volume
produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi.
Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui
besarnya volume pendapatan dari pengeringan pisang sehingga produksi pisang kering
tidak mengalami kerugian.
Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan persamaan (2.21).
BEP
BEP3600000
9840 11405=
= -230,3-230 kali pengeringan
Jadi nilai BEP untuk pengeringan pisang menggunakan bahan bakar kayu
bakar adalah sebanyak -230 kali pengeringan.Artinya bahwa pengeringan
menggunakan bahan bakar kayu bakar untuk saat ini mengalami kerugian, hal ini
dikarenakan biaya pengeluaran untuk tiap kali pengeringan saat ini lebih besar
daripada biaya penerimaan.Jadi dari segi biaya, pengeringan dengan menggunakan
bahan bakar kayu bakar mengalami kerugian.
5.3.3. Perbandingan Analisa Biaya Berdasarkan Bahan Bakar yang Digunakan
variabelBiaya-penerimaanBiaya
tetapBiaya=
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
89/99
Dari analisa biaya di atas, maka perbandingan analisa biaya untuk 1 kali
pengeringan berdasarkan bahan bakar yang digunakan dapat dilihat pada tabel
berikut.Perbandingan ini meliputi biaya bahan bakar yang dikeluarkan per siklus, dan
biaya penerimaan per siklus.
Tabel 5.11. Perbandingan analisa biaya antarakerosin dengan kayu bakar
Bahan bakar Biaya bahan bakar
per siklus (Rp)
Biaya penerimaan
per siklus (Rp)
Biaya variable
per siklus (Rp)
Kerosin 28.560,- 9.840,- 35.310,-
Kayu bakar 4.655,- 9.840,- 11.405,-
Gambar 5.7. Grafik perbandingan analisa biayakerosin vs kayu bakar
Dari gambar 5.7 grafik di atas, bahwa biaya bahan bakar yang dikeluarkan
untuk satu siklus pengeringan pisang dengan menggunakan kayu bakar jauh lebih
kecil dari pada menggunakan bahan bakar kerosin. Dengan kata lain, pengeringan
menggunakan bahan bakar kayu lebih hemat dari pada menggunakan bahan bakar
kerosinyaitu sekitar Rp. 28.560,-. Dan biaya variabel untuk bahan bakar kayu bakar
juga lebih kecil dari pada bahan bakar kerosin. Sementara untuk biaya penerimaan,
menggunakan kedua bahan memiliki pemasukkan yang sama yaitu Rp. 9.840,-
5.4 Total Perbandingan Bahan BakarKerosindengan Kayu Bakar
Dari seluruh perhitungan di atas, analisa alat pengering untuk mengeringkan
4,5 kg pisang dibedakan berdasarkan bahan bakar yang digunakan dalam pengujianini. Analisa alat pengering selama proses pengeringan berlangsung sangat bergantung
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
90/99
dari bahan bakar yang digunakan. Sehingga terlihat jelas perbandingan hasil pengujian
berdasarkan bahan bakar yang digunakan.Dalam pengujian ini, bahan bakar yang
dipakai dibagi atas kerosin dan kayu bakar.
Berikut adalah tabel perbandingan alat pengering pisang berdasarkan bahan
bakar yang digunakan untuk satu kali proses pengeringan.
Tabel 5.12. Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang
digunakan
Selama pengeringan berlangsung
Bahan
bakar
Suhu
rata-rata
(oC)
Waktu
pengeringan
(jam)
Kebutuhan
air (liter)
Kadar air
(%)
Kebutuhan
energi
(kkal)
Kebutuhan
bahan bakar
(kg)
Nilai kalor
bakar
(kkal/kg)
Harga satuan
bahan bakar
(Rp)
Kerosin 67,76 8 13,6 4,55 37148,73 3,37 11000 7000
Kayu bakar 73,979 7 13,3 4,55 37245,962 9,31 4000 500
Gambar 5.8. Grafik Analisa Alat PengeringKerosin vs Kayu
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
91/99
Gambar 5.9 Grafik Kebutuhan Energi Mesin pengering kerosin vs Kayu
Dari gambar 5.9 grafik diatas, perbandingan alat pengering untuk
mengeringkan pisang per siklus adalah :
1. Penggunaan alat pengering untuk mengeringkan pisang per siklus lebih
baik bila menggunakan bahan bakar kayu bakar dari pada bahan bakar
kerosin.
2. Ketersediaan bahan bakar kayu pada saat ini lebih banyak daripada bahan
bakar minyak tanah.
3. Saat ini, harga bahan bakar kayu juga lebih murah daripada harga bahan
bakar minyak tanah. Untuk harga minyak tanahsaat ini adalah Rp.
7000/liter, sedangkan untuk harga kayu bakar adalah Rp. 500/kg. Sehingga
jauh lebih ekonomis menggunakan kayu bakar dibanding minyak tanah.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
92/99
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil perancangan dan pengujian alat pengering
pisang ini dapat dibagi dikelompokkan menjadi :
1. Dimensi dari alat pengering pisang diperoleh sebagai berikut
a.
Heating room
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 100 cm
Bahan = Plat baja karbon St. 37
b.
Tray
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tebal = 0,5 cm
Diameter lubang = 3 mm
Jarak antar tray = 15 cm
Jumlah tray = 3 buah
Kapasitas per tray = 1,5 kg
Bahan = Kawat alumunium
c. Heater
Panjang = 30 cm Lebar = 30 cm
Tinggi = 10 cm
Kapasitas = 9 liter
Bahan = Plat baja karbon St. 37
d. Ruang bakar
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm Tinggi = 50 cm
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
93/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
94/99
Minyak tanah = 13,6 Liter
d.Distribusi temperatur pada masing-masing tray
Distribusi suhu rata rata tiap tray pada alat pengering selama
proses pengeringan berlangsung dengan menggunakan bahan bakar
kayu bakar hampir merata. Yaitu pada (tray1) 74,624 C,pada (tray
2) 73,775 C dan pada (tray 3)
73,539 C.Sehingga suhu rata-rata alat pengering selama proses
pengeringan menggunakan bahan bakar kayu bakar adalah 73,979
C.
Distribusi suhu rata rata tiap tray pada alat pengering selama
proses pengeringan berlangsung dengan menggunakan bahan bakar
minyak tanah hampir merata. Yaitu pada (tray 1) 68,152 C,pada
(tray 2) 67,759 C dan pada (tray 3) 67,395 C.Sehingga suhu rata-
rata alat pengering selama proses pengeringan menggunakan bahan
bakar minyak tanah adalah 67,76 C.
6.2 Saran
1. Untuk mendapatkan data yang akurat, perlu diperhatikan alat ukur yang akan
digunakan dan harus memenuhi standarisasi yang ada.
2.
Perlunya melakukan pengujian secara berulang untuk mendapatkan hasil
data yang lebih akurat.
3. Untuk meningkatkan kinerja alat pengering yang lebih baik lagi, perlu usaha
pengembangan terhadap alat pengering dikemudian hari.
4. Bahan bakar yang digunakan nantinya perlu penelitian lebih khusus di
kemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
95/99
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdulillah, Kamaruddin. 2000. Pengeringan Industrial. Penerbit IPB Press.
EdisiTerjemahan. Bogor.
2. Banwatt, George. 1981.Basic Food Microbiology. Connecticut: The Avi
Publishing Company, Inc.
3.
Cengel, Yunus A., Boles, Michael A. 2002. Thermodynamics : An Engineering
Approach.4thEdition.McGraw Hill. New York.
4. Fellows, P. 1990. Food Processing Technology Principles and Practice. New
York : Ellis Horwood.
5.
Holman, Jp.1998. Perpindahan Kalor. Penerbit Erlangga. Edisi Keenam.Jakarta.
6. Moran, Michael J., Shapiro, Howard N. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 1.
Erlangga. Edisi Keempat. Jakarta.
7. Moran, Michael J., Shapiro, Howard N. 2004. Termodinamika Teknik Jilid 2.
Erlangga. Edisi Keempat. Jakarta.
8. Rohsenow, Warren M., Choi, Harry Y. 1961.Heat, Mass, And MomentumTransfer.Prentice-hall, Inc. Englewood, New Jersey.
9. Saenong, Sania. 1988. Teknologi Benih Pisang.Badan Penelitian dan Pengem
Bangan Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.Bogor.
10.Setianto Wahyu, B. 1996. Analisa Kebutuhan Energi Pada Proses
Pengeringan
Biji Pisang.Majalah BPP Teknologi, No/LXIX/Mei/96.Hal.111-115.
11.Severn, W. 1954. Steam, Air and Gas Powder. New York: John Willey and
Sons, Inc.
12.Singh, Paul. 2001.Introduction to Food Enginering. New Jersey: Academic
Press.
13.
Silaban, Mawardi. Maret 6 1997. Rancang Bangun Proyek PercontohanPengering Kayu Tenaga Panas Surya.Seminar on the development of drying
technology to achieve the best quality of timber and estate-crop product.Medan.
14.Sunarjono, Hendro H. Drs. 2004. Budidaya Pisang dengan Bibit KulturJaringan.Penebar Swadaya. Cetakan Kedua. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
96/99
Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
97/99
Lampiran 3 Rangkuman Rumus-rumus Empiris untuk Konveksi-Bebas dalam Ruang Tertutup dalam bentuk Persamaan (7-60),
Konstanta Korelasi Disesuaikan oleh Holman (74).
(Sumber : J. P. Holman, Perpindahan Kalor)
Fluida Geometri GrPr Pr L/ C n m
Gas Plat vertikal,Isotermal
Plat Horizontal,Isotermal,Dipanaskandari bawah
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
98/99
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Pisang Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 4 5 Kg Per Siklus
99/99
Lampiran 4Heat Capacity of Food And Foodstuffs(continued)