Top Banner
MODUL VI WAIT & WEIGHT METHOD AND KICK TOLERANCE LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PENGEBORAN II Nama : Sigit Purwito 12211010 Lambang Tejo Handoko 12211020 Nur Fatonah 12211075 Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014 Tanggal Penyerahan : 8 Maret 2014 Dosen : Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun LABORATORIUM TEKNIK PENGEBORAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013/2014
21

[12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

Jan 20, 2016

Download

Documents

Nur Fatonah

Praktikum Pemboran II Modul 6
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

MODUL VI

WAIT & WEIGHT METHOD AND KICK TOLERANCE

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TEKNIK PENGEBORAN II

Nama : Sigit Purwito 12211010

Lambang Tejo Handoko 12211020

Nur Fatonah 12211075

Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014

Tanggal Penyerahan : 8 Maret 2014

Dosen : Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun

LABORATORIUM TEKNIK PENGEBORAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2013/2014

Page 2: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

1

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................... 2

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... 3

TUJUAN PRAKTIKUM ............................................................................................................................ 4

METODOLOGI .......................................................................................................................................... 5

A. METODE WAIT & WEIGHT ........................................................................................................ 5

B. KICK TOLERANCE ........................................................................................................................ 9

ALAT DAN BAHAN ................................................................................................................................ 11

PROSEDUR............................................................................................................................................... 11

A. METODE WAIT & WEIGHT ...................................................................................................... 11

B. KICK TOLERANCE ...................................................................................................................... 12

ANALISIS .................................................................................................................................................. 13

A. METODE WAIT & WEIGHT ...................................................................................................... 13

B. KICK TOLERANCE ...................................................................................................................... 17

KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 20

Page 3: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 – Proses Metode Driller ............................................................................................................ 6

Gambar 2 – Proses Metode Wait & Weight ............................................................................................. 7

Gambar 3 – Grafik Tekanan vs. Volume Rate of Flow (SPM) ............................................................... 8

Gambar 4 – Prosedur Perhitungan Metode Wait & Weight ................................................................ 11

Gambar 5 – Prosedur Perhitungan Kick Tolerance .............................................................................. 12

Gambar 6 – Gambar Perubahan Tekanan dalam Proses Metode Wait & Weight ............................ 14

Gambar 7 – Grafik Drillpipe Pressure vs. Strokes ................................................................................ 16

Gambar 8 – Grafik Casing Pressure vs. Strokes .................................................................................... 16

Page 4: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

3

DAFTAR TABEL

Tabel 1 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Metode Wait & Weight ...................................... 13

Tabel 2 – Pump Schedule yang Dihasilkan ............................................................................................. 15

Tabel 3 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Kick Tolerance ................................................... 17

Tabel 4 – Hasil Perhitungan Kick Tolerance ......................................................................................... 17

Page 5: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

4

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mampu membedakan antara Metode Driller dan Metode Wait & Weight.

2. Mampu melakukan perhitungan dalam penanggulangan kick dengan menggunakan

Metode Wait & Weight.

3. Memahami pengertian kick tolerance.

4. Mampu menentukan kick tolerance.

Page 6: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

5

METODOLOGI

A. METODE WAIT & WEIGHT

Well kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi ke dalam sumur. Apabila well kick ini

tidak segera ditanggulangi maka fluida formasi yang berada didalam sumur tersebut akan keluar

dari dalam sumur. Kejadian dimana pengeluaran fluida formasi secara berlebihan dan tidak

terkendalikan lagi disebut semburan liar (blow out) yang akan sangat merugikan baik dari segi

materi maupun dari segi keselamatan jiwa pekerja di sekitar daerah semburan liar tersebut.

Penyebab dan indikasi terjadinya kick telah dijelaskan pada praktikum minggu lalu.

Setelah mengetahui indikasi terjadinya kick, kita harus melakukan tindakan sedini mungkin untuk

menanggulangi masalah kick tersebut. Ada 2 jenis well control, yaitu primary well control dan

secondary well control. Primary well control merupakan penanganan sumur dengan menggunakan

tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh lumpur pemboran di dalam wellbore. Lumpur didalam

wellbore harus selalu terisi penuh. Jika tidak penuh maka tekanan hidrostatiknya akan turun dan

akan menyebabkan timbulnya potensi terjadinya kick. Sedangkan secondary well control

merupakan penanganan sumur dengan menggunakan killing fluid untuk mengontrol kick dan

influx. Semua metode yang diterapkan di dalam well control yaitu untuk mempertahankan agar

tekanan bottom hole konstan. Ada tiga metode yang sering diterapkan, yaitu :

(1) Metode Driller

(2) Metode Wait & Weight

(3) Metode Concurrent

Metode Driller merupakan metode well control yang terdiri atas dua sirkulasi. Pada

sirkulasi yang pertama, influk disirkulasikan keluar dari dalam lubang sumur. Metode ini

menggunakan lumpur lama untuk menanggulangi kick yang terjadi. Pertama, buka choke perlahan,

kemudian di saat yang sama pompa diaktifkan untuk menghasilkan kill rate yang diinginkan.

ketika pompa telah mencapai kill rate yang diinginkan, choke diatur untuk menjaga agar nilai ICP

(Initial Circulating Pressure) tetap stabil hingga seluruh kick keluar dari dalam annulus.

Setelah sirkulasi pertama selesai, maka dilanjutkan dengan sirkulasi kedua. Pertama, choke

diatur untuk menghasilkan tekanan sirkulasi yang diinginkan dan pada saat yang sama, pompa

Page 7: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

6

diatur untuk mencapai laju yang diinginkan.Tekanan annulus dijaga agar tetap konstan dengan

cara mengatur choke sampai mud baru berada di bit. Ketika mud baru telah sampai pada bit,

tekanan drill pipe akan menunjukkan tekanan sirkulasi akhir atau Final Circulating Pressure

(FCP).

Gambar 1 – Proses Metode Driller

Selanjutnya yaitu Metode Wait & Weight, dimana metode ini merupakan metode

penanganan kick yang menggunakan lumpur baru. Metode ini terdiri atas satu sirkulasi. Sebelum

memulai sirkulasi, kita harus menunggu densitas lumpur naik hingga mencapai densitas kill mud

yang diinginkan. Ketika densitas dan volume kill mud yang dibutuhkan telah siap, pompa segera

diaktifkan dan choke dibuka secara perlahan. Kemudian choke diatur untuk mengurangi tekanan

sirkulasi sampai kill mud berada di bit (tekanan sirkulasi akhir / FCP tercapai). Setelah lumpur

baru berada di bit, choke tetap diatur untuk menjaga tekanan sirkulasi tetap konstan sampai kick

seluruhnya dikeluarkan dari dalam annulus.

Page 8: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

7

Gambar 2 – Proses Metode Wait & Weight

Sedangkan yang ketiga yaitu Metode Concurrent. Metode Concurrent dapat dikatakan

sebagai gabungan antara Metode Driller dan Metode Wait & Weight. Metode ini menggunakan

lumpur transisi dan lumpur baru untuk menanggulangi kick yang terjadi. Sementara menunggu

lumpur dengan densitas baru itu siap, pemompaan lumpur tetap dilakukan dengan kenaikan

densitas lumpur yang bertahap dan kill rate yang telah didesain sebelumnya sudah disesuaikan

dengan densitas lumpur yang disirkulasikan.

Ketika informasi mengenai kick telah didapatkan, pompa diaktifkan secara perlahan hingga

mencapai Initial Circulating Pressure (ICP). Kenaikan densitas lumpur didesain secepat mungkin.

Ketika kill mud telah mencapai bit, Final Circulating Pressure (FCP) didapatkan. FCP ini dijaga

agar tetap konstan dengan cara mengatur choke sampai fluida kick yang berada di dalam sumur

keluar dari dalam annulus.

Dalam praktikum kali ini, kita akan berlatih untuk melakukan perhitungan penanggulangan

kick (well control) dengan menggunakan Metode Wait & Weight.

Page 9: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

8

Langkah-langkah yang diperlukan yaitu sebagai berikut :

1) Gunakan grafik antara Tekanan vs. Volume berikut :

Gambar 3 – Grafik Tekanan vs. Volume Rate of Flow (SPM)

2) Catat Shut-In drillpipe pressure dan Shut-in casing pressure.

3) Hitung pumping pressure pada kill rate 30 spm, menggunakan persamaan :

𝑃𝑐 = 𝑃𝑘𝑠 + 𝑃𝑑𝑝…………………………………………………..……………..(1)

dimana : Pc = Pumping pressure, psi

Pks = Circulating pressure saat kill rate tertentu, psi

Pdp = Shut-in drillpipe pressure, psi

4) Menentukan densitas kill mud (𝜌1) dengan persamaan :

𝜌1 =𝜌𝑚𝐷+𝑃𝑑𝑝

0.052 𝐷…………………………………………………………………(2)

dimana : 𝜌𝑚= gradient lumpur, psi/ft

D = kedalaman sumur, ft

5) Menentukan banyaknya stroke hingga mencapai bit (STB), menggunakan persamaan :

𝑆𝑇𝐵 =𝐶𝑑𝑝𝑙𝑑𝑝+𝐶ℎ𝑤𝑙ℎ𝑤+𝐶𝑑𝑐𝑙𝑑𝑐

𝐶𝑝………………………………………………….(3)

STB =𝐶𝑑𝑝𝑖𝐷

𝐶𝑝………………………………………………………………….(4)

dimana : 𝐶𝑑𝑝𝑖= kapasitas drillpipe, bbl/ft

𝐶𝑝 = kapasitas pompa, bbl/stk

Page 10: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

9

6) Menentukan Circulating Pressure yang baru (Pcn) pada kill rate dan weight mud tertentu

𝑃𝑐𝑛 = 𝑃𝑑𝑝 − 0.052(𝜌1 − 𝜌)𝐷 + (𝜌1

𝜌) 𝑃𝑘𝑠……………………………………(5)

7) Tentukan pumping schedule :

𝑆𝑇𝐾𝑆

25 𝑝𝑠𝑖=

25 (𝑆𝑇𝐵)

𝑃𝑐−𝑃𝑐𝑛………………………………………………………………(6)

8) Membuat grafik pump schedule ( sumbu-x = jumlah stroke kumulatif & sumbu-y = tekanan

drillpipe, psi).

9) Saat kill rate 30 spm, pertahankan tekanan casing agar tetap konstan pada 300 psi.

10) Hitung jumlah stroke saat jumlah stroke to bitnya(STB) sebesar 1420 strokes. Setelah 190

strokes, turunkan tekanan tiap 25 psi. Setelah 10 detik, tekanan drillpipe menjadi 650 psi.

Lanjutkan cara ini hingga kill-weight mud berada pada bit dengan tekanan drillpipe 513

psi.

11) Setelah mencapai 1420 strokes, baca dan catat tekanan drillpipe saat 513 psi.

12) Displace kill weight mud ke permukaan, pertahankan agar tekanan drillpipe tetap konstan

pada 513 psi.

13) Shut-in sumur, jaga agar tekanan casing tetap konstan dan amati bahwa ketika tekanan

drillpipe sudah konstan (sudah mencapai FCP), tekanan casing semakin lama akan

menurun hingga akhirnya mencapai tekanan 0 psi.

14) Cek aliran

B. KICK TOLERANCE

Kick tolerance dapat diartikan sebagai volume maksimum gas infux (bbl) pada suatu desain

kick intensity yang dapat dimassukkan ke dalam dan disirkulasikan ke luar wellbore tanpa merusak

tekanan formasi pada casing shoe. Sedangkan kick intensity merupakan perbedaan antara tekanan

formasi maksimum dan densitas lumpur yang direncanakan.

Kick tolerance bergantung pada :

Maximum kick size

Tekanan formasi maksimum pada TD selanjutnya

Densitas dari fluida yang masuk dan temperature selama sirkulasi

Page 11: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

10

Densitas lumpur maksimum yang masih dapat ditoleransi tanpa menimbulkan rekahan pada

titik terlemah di open hole

Selain melakukan perhitungan penanggulangan kick dengan Metode Wait & Weight,

dalam praktikum ini kita juga berlatih menghitung kick tolerance. Langkah-langkah untuk

menentukan kick tolerance yaitu sebagai berikut :

1) Menghitung Drill Collar Annular Volume, bbls

𝐷𝐶 𝐴𝑛𝑛 𝑉𝑜𝑙. =(𝐵𝑖𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒2−𝐷𝐶𝑂𝐷2)𝐷𝐶 𝐿𝑒𝑛

1000………………………………………..……(7)

2) Menghitung Length of Influx in Drill Pipe Annulus, ft

𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥𝑑𝑝𝐴𝑛𝑛 =(𝑃𝑖𝑡 𝐺𝑎𝑖𝑛−𝐴𝑛𝑛 (𝑑𝑐)𝑉𝑜𝑙.)1000

(𝐵𝑖𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒2−𝐷𝑃𝑂𝐷2)+ 𝐷𝐶 𝐿𝑒𝑛…………………..……...(8)

3) Menghitung Length of Influx in Drill Collar Annulus, ft

𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥𝑑𝑐𝐴𝑛𝑛 =(𝑃𝑖𝑡 𝐺𝑎𝑖𝑛)1000

(𝐵𝑖𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒2−𝐷𝐶𝑂𝐷2)…………………………………….………...(9)

4) Menghitung Influx Gradient, psi/ft

Dalam hal ini, diasumsikan besarnya Influx gradient yaitu sebesar 0.1 psi/ft

5) Menghitung Mud Gradient, psi/ft

𝑀𝑢𝑑 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛𝑡 = 𝑀𝑊𝑥0.052………………………………………………….…(10)

6) Menghitung Maximum Allowable Pressure, psi

𝑀𝑎𝑥 𝐴𝑙𝑙𝑜 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠 = (𝐿. 𝑂. 𝑇. −𝑀𝑊)𝑥0.052𝑥𝑆ℎ𝑜𝑒 𝑇𝑉𝐷…………………….…….(11)

7) Menghitung Bottom Hole Pressure (BHP) Maximum, psi

𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑎𝑥 = ((𝑇𝑉𝐷 − 𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥)(0.052)(𝑀𝑊) + (𝑀𝑎𝑥 𝐴𝑙𝑙𝑜 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑠) + (𝐿𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥 ∗ 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑢𝑥 𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛𝑡)) .(12)

8) Menghitung BHP Mud Weight Equivalent, ppg

𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑊𝐸 =𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑎𝑥

𝑇𝑉𝐷 𝑥 0.052…………………………………………….....……….......(13)

9) Menghitung Kick Tolerance, ppg

𝐾𝑖𝑐𝑘 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝐵𝐻𝑃 𝑀𝑊𝐸 − 𝑀𝑊……………………………………………(14)

Page 12: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

11

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digusnakan dalam praktikum modul ini yaitu :

1. Laptop

2. Microsoft Excel

3. Data

PROSEDUR

A. METODE WAIT & WEIGHT

Gambar 4 – Prosedur Perhitungan Metode Wait & Weight

Membuat Pump Schedule dan buat grafik antara jumlah strokes kumulatif vs. tekanan drillpipe hingga nilai tekanan drillpipe-nya konstan

Menghitung jumlah strokes tiap penurunan tekanan 25 psi dengan pers. (6)

Menghitung Circulating Pressure yang baru dengan pers. (5)

Menghitung jumlah stroke mencapai bit (STB) dengan pers. (4)

Menentukan densitas kill mud dengan pers. (2)

Hitung pumping pressure pada kill rate 30 spm dengan pers. (1)

Catat Shut-In drillpipe pressure dan Shut-in casing pressure

Lihat grafik antara Pressure vs. Volume rate of flow pada Gambar 1.

Page 13: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

12

B. KICK TOLERANCE

Gambar 5 – Prosedur Perhitungan Kick Tolerance

Hitung Kick Tolerance dengan pers. (14)

Hitung BHP Mud Weight Equivalent dengan pers. (13)

Hitung BHP Maximum dengan pers. (12)

Hitung Maximum Allowable Pressure dengan pers. (11)

Hitung mud gradient dengan pers. (10)

Hitung Length of Influx in Drill Collar Annulus dengan pers. (9)

Hitung Length of Influx in Drillpipe Annulus dengan pers. (8)

Hitung Drill Collar Annular Volume dengan pers. (7)

Page 14: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

13

ANALISIS

A. METODE WAIT & WEIGHT

Dalam praktikum kali ini, diberikan data sebagai berikut :

Tabel 1 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Metode Wait & Weight

Well Depth (D) 10000 ft

Hole size (Dh) 7 7/8 inches

Drill pipe size (Dp) 4 1/2 inches

8 5/8 inch surface casing 2000 ft

Casing internal diameter (Dci) 8.017 inches

Fracture gradient (Fg) 0.76 psi/ft

Mud weight (ρ) 9.6 ppg

Mud gradient (ρm) 0.5 psi/ft

Shut-in Drillpipe Pressure (Pdp) 200 psi

Shut-in Annulus Pressure (Pa) 300 psi

Pit level increase 10 bbls

Normal circulation rate 6 bpm @ 60spm

Kill rate 3 bpm @ 30spm

Circulating Pressure at kill rate (Pks) 500 psi

Pump capacity (Cp) 0.1 bbl/stk

Capacity of Drillpipe (Cdpi) 0.0142 bbl/ft

Capacity of Drillpipe casing annulus (Cdpca) 0.0428 bbl/ft

Capacity of Drillpipe hole annulus (Cdpha) 0.0406 bbl/ft

Dari data tersebut, akan kita lakukan penanggulangan kick dengan Metode Wait & Weight.

Asumsi yang digunakan adalah influx kick bersifat incompressible sehingga pada saat influx

disirkulasikan keluar tidak perlu terjadi peningkatan tekanan di dalam casing secara signifikan

karena tidak banyak mud yang terbuang karena volume kick yang mengembang di dalam annulus

serta tekanan influx kick relatif konstan.

Page 15: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

14

Gambar 6 – Gambar Perubahan Tekanan dalam Proses Metode Wait & Weight

Dalam metode Wait & Weight, kill mud disirkulasikan bersamaan dengan influx kick. Pada

saat kill mud disirkulasikan ke dalam drillpipe, terjadi penurunan tekanan drillpipe secara gradual

seiring dengan bertambahnya stroke pompa dalam mendorong kill mud kedalam lubang sumur.

Penurunan tekanan di dalam drillpipe tersebut dikarenakan adanya efek kill mud yang memiliki

densitas yang lebih besar dibandingkan dengan mud lama yang sudah ada sebelumnya, dimana

terjadi perubahan gradien tekanan yang dihasilkan oleh kill mud di dalam drillpipe menjadi lebih

kecil jika dibandingkan dengan gradien tekanan yang dihasilkan oleh mud lama.

Namun pada saat kill mud sudah mencapai bit dan bersirkulasi di dalam lubang sumur,

tekanan drillpipe bernilai konstan karena drillpipe sepenuhnya sudah terisi oleh kill mud dan

gradien tekanan yang dihasilkan sepenuhnya berasal dari kill mud. Pada saat memompakan kill

mud kedalam lubang digunakan tekanan sirkulasi pompa sebesar 700 psi, nilai tekanan tersebut

bertujuan agar kill mud dapat dipompakan kedalam drillpipe karena tekanan awal pompa harus

dapat menahan tekanan shut-in drillpipe selain untuk mengatasi penurunan tekanan akibat pressure

loss sepanjang flow line akibat friksi antara drillpipe dengan mud yang digunakan sehingga saat

menjadi annulus dapat dihasilkan kill rate pressure yang sesuai untuk mengatasi kick tersebut. Kill

rate pressure merupakan nilai tekanan sirkulasi dari mud yang diperlukan agar dapat menahan laju

influx kick dari formasi kedalam lubang sumur sehingga kick dapat dihentikan dan pengeboran

dapat dilanjutkna secara aman.

Page 16: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

15

Grafik pemompaan yang didapatkan dengan Metode ini dapat disajikan dalam Tabel 2

berikut .

Tabel 2 – Pump Schedule yang Dihasilkan

Strokes Drillpipe

Pressure,psi Casing

Pressure,psi

0 700 300

190 675 300

380 650 300

570 625 300

760 600 300

950 575 300

1140 550 300

1330 525 300

1420 513 300

1610 513 275

1800 513 250

1990 513 225

2180 513 200

2370 513 175

2560 513 150

2750 513 125

2940 513 100

3130 513 75

3320 513 50

3510 513 25

3700 513 0

Kemudian, dari Tabel 2 di atas, dapat dibuat Grafik antara Drillpipe Pressure dengan

jumlah stroke kumulatif sehingga dapat dengan mudah kita buktikan bahwa ketika kill mud mulai

disirkulasikan di dalam drillpipe, tekanan drillpipe akan semakin menurun hingga mencapai Final

Circulating Pressure (FCP).

Page 17: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

16

Gambar 7 – Grafik Drillpipe Pressure vs. Strokes

Untuk kill mud dapat mencapai bit dari pompa diperlukan stroke sebanyak 1420 stroke dan

tekanan casing dijaga konstan sebesar 300 psi dengan cara mengatur tekanan choke annulus

sampai stroke pompa mencapai 1420 stroke. Tujuan dari tekanan casing dijaga konstan adalah

untuk menstabilkan kecepatan pompa sehingga tidak terjadi fluktuasi tekanan. Setelah kick telah

selesai disirkulasikan keluar, tekanan casing akann turun secara bertahap sampai tekanan casing

bernilai 0 psi. Grafik antara Casing Pressure dengan jumlah kumulatif stroke dapat ditunjukkan

oleh grafik berikut.

Gambar 8 – Grafik Casing Pressure vs. Strokes

0

100

200

300

400

500

600

700

800

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Dri

llp

ipe

Pre

ssu

re,

psi

Strokes

Drillpipe Pressure vs. Strokes

0

50

100

150

200

250

300

350

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Ca

sin

g P

ress

ure

, p

si

Strokes

Casing Pressure vs. Strokes

Page 18: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

17

B. KICK TOLERANCE

Dalam praktikum kali ini, diberikan data sebagai berikut untuk perhitungan kick tolerance :

Tabel 3 – Data yang Diberikan untuk Perhitungan Kick Tolerance

Bit OD 8.5 in

DC OD 6.5 in

DP OD 5 in

DC Length 720 ft

Pit Gain (1) 26 bbls

Pit Gain (2) 10 bbls

TVD Shoe 8000 ft

TVD TD 12500 ft

MW Hole 14 ppg

MW L.O.T. 16.7 ppg

SIDPP 650 psi

Dari data tersebut diketahui data Mud Weight Leak Off Test (L.O.T.), Leak Off Test

dilakukan untuk memperkirakan tekanan atau densitas fluida maksimum tepat pada saat formasi

mengalami rekah atau kerusakan. Nilai densitas mud yang didapatkan dari hasil L.O.T. yaitu

sebesar 16,7 ppg.

Kick tolerance merupakan batasan dari volume kick yang dapat disirkulasikan secara aman

keluar dari dalam lubang sumur tanpa menimbulkan kerusakana pada casing sebelumnya dan juga

pada formasi pada saat disirkulasikan. Nilai dari kick tolerance merupakan fungsi dari tekanan

formasi dan tekanan rekah formasi.

Tabel 4 – Hasil Perhitungan Kick Tolerance

Pit gain (1) Pit gain (2)

Drill Collar Annular Volume, bbls 20.98126257 20.98126257

Length of Influx in Drill Pipe Annulus,ft 829.3489947 480.7386243

Length of Influx in Drill Collar Annulus,ft 892.2246667 343.1633333

Influx Gradient, psi/ft 0.1 0.1

Mud Gradient, psi/ft 0.728 0.728

Page 19: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

18

SICP, psi 1170.831169 865.5065733

Equivalent MW Shoe, ppg 16.814498 16.08054465

Maximum Allowable Pressure, psi 1123.2 1123.2

BHP Max, psi 9702.368831 10007.69343

BHP MWE, ppg 14.92672128 15.39645143

Kick Tolerance, ppg 0.926721279 1.396451426

Dapat dilihat pada Tabel 4 diatas, untuk kick yang terjadi pada kedalaman 12500 ft TVD,

pada penambahan volume lumpur di mud pit sebesar 26 bbl diperoleh kick tolerance sebesar

0,96271 ppg sedangkan pada penambahan lumpur pada mud pit sebesar 10 bbl diperoleh kick

tolerance sebesar 1,396451 ppg. Nilai kick tolerance pada pit gain 10 bbl lebih besar dari kick

tolerance pada pit gain 26 bbl, hal tersebut dikarenakan tekanan yang dihasilkan oleh influx kick

pada saat disirkulasikan lebih kecil karena ketinggian dari influx kick lebih rendah sehingga

tekanan hidrosatis yang dihasilkan juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pada pit gain 26

bbl.

Page 20: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

19

KESIMPULAN

1. Metode Driller terdiri dari dua sirkulasi dalam penanggulangan kick dan dapat digunakan

lumpur lama sebagai killing fluid-nya, sedangkan Metode Wait&Weight hanya terdiri atas

satu sirkulasi dan menggunakan lumpur dengan densitas baru sebagai killing fluid-nya.

2. Perhitungan menggunakan Metode Wait & Weight ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel

2 serta Gambar 7 dan Gambar 8.

3. Kick tolerance adalah batasan dari volume kick yang dapat disirkulasikan secara aman

keluar dari dalam lubang sumur tanpa menimbulkan kerusakana pada casing dan juga pada

formasi pada saat disirkulasikan.

4. Nilai kick tolerance yang didapatkan untuk Pit Gain 26 barel dan 10 barel yaitu berturut-

turut 0.926721279 ppg dan 1.396451426 ppg.

Page 21: [12211010_12211020_12211075_Laporan Modul 6]

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Modul Praktikum Teknik Operasi Pemboran II

2. Rubiandini R.S, Rudi, Teknik Operasi Pemboran II. 2010. Prodi TM ITB : Bandung

3. WCS. Well Control School. 2002. Louisiana

4. Heriott-Watt University . Drilling Engineering. Institut of Petroleum Engineering.

5. Humphrey, David. Well Control Doc NEXT. Copyright 2011.

6. D. Grace, Robert. Advance Blowout & Well Control. 1994. Houston, Texas.