BAB I PENDAHULUAN I.1Latar Belakang Indonesia sehat tahun 2010 merupakan gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Peran fisioterapi sebagai tenaga Kesehatan Profesional dituntut berperan aktif dalam pembangunan Kesehatan untuk menuju Indonesia 2010 dengan memberikan pelayanan yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsi yang dialami oleh penderita, sehingga diharapkan setiap orang memperoleh kemampuan hidup mandiri dan berproduktivitas. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. 2 Pertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlah sarana angkutan tidak sebanding dengan perluasan dan perbaikan serta kepatuhan pengguna jalan. Akibatnya angka kecelakaan lalu lintas semakin meningkat baik kualitas dan kuantitas seperti luka, dislokasi, fraktur, bahkan kematian, maka trauma 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia sehat tahun 2010 merupakan gambaran keadaan masyarakat
Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan.
Peran fisioterapi sebagai tenaga Kesehatan Profesional dituntut berperan aktif
dalam pembangunan Kesehatan untuk menuju Indonesia 2010 dengan
memberikan pelayanan yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsi
yang dialami oleh penderita, sehingga diharapkan setiap orang memperoleh
kemampuan hidup mandiri dan berproduktivitas.
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
(fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.2
Pertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlah sarana angkutan tidak
sebanding dengan perluasan dan perbaikan serta kepatuhan pengguna jalan.
Akibatnya angka kecelakaan lalu lintas semakin meningkat baik kualitas dan
kuantitas seperti luka, dislokasi, fraktur, bahkan kematian, maka trauma
hampir mendekati bentuk epidemik. Pada waktu yang sama lebih banyak
penduduk mencapai usia lanjut karena perbaikan keadaan medik dan sosial.3
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang karena
disebabkan oleh trauma, misalkan penekanan berulang-ulang atau sebagian
karena patolog tulang itu sendiri (Apley, 2008). Patahan tadi mungkin tak
lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks, biasanya
patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit di atasnya
masih utuh, keadaan ini disebut Fraktur Tertutup (atau sederhana). Kalau
kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus, keadaan ini disebut fraktur
terbuka (compound), yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan
infeksi 1. Fraktur dapat menimbulkan bermacam-macam gangguan fungsi
aktifitas, perubahan bentuk (deformitas), dan dapat memperburuk keadaan.
1
Disini fisioterapi mempunyai peran penting sebagai profesi yang
bertanggung jawab dalam proses penyembuhan kapasitas fisik dan
kemampuan fungsional yang terjadi pada kasus post operasi fraktur femur
sepertiga tengah dextra dengan pemasangan plat and screw. Untuk
menangani pasien dengan kondisi tersebut banyak modalitas fisioterapi yang
di gunakan, salah satunya adalah terapi latihan. Terapi latihan yang
digunakan oleh penulis adalah : (1) Breathing Exercise tujuannya yaitu untuk
mencegah komplikasi pernafasan, (2) Latihan gerak pasif tujuannya yaitu
untuk meningkatkan lingkup gerak sendi, (3) Latihan gerak aktif tujuannya
yaitu untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kekuatan otot, (4) Statik
kontraksi untuk mengurangi odem 2,3.
I.2 Rumusan Masalah
Referat ini membahas tentang definisi fraktur femur, epidemiologi,
klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan fraktur femur. 1,2
I.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami definisi fraktur femur, epidemiologi, klasifikasi, diagnosis, dan
penatalaksanaan fraktur femur.
2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.
3. Memenuhi salah satu persayaratan kelulusan Kepaniteraan Klinik di
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati di
RSUD Embung Fatimah.
I.4 Manfaat penulisan
Studi kasus ini akan bermanfaat bagi :
1. Penulis
Hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai
Fraktur Femur serta cara penanganannya.
2. Masyarakat
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
bermanfaat bagi masyarakat tentang Fraktur Femur sehingga masyarakat
2
dapat mengetahui cara penaganan dan peran Fisioterapi terhadap kondisi
tersebut.
3. Pengetahuan
Studi kasus ini diharapkan memberikan sumbangan dalam perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya fisioterapi.
I.5 Metode Penulisan
Referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan dengan mengacu
kepada beberapa literature dan internet.
BAB II
FRAKTUR FEMUR
2.1 Definisi Fraktur Femur
3
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan
tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan
korteks; biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser.
Bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar
atau permukaan kulit atau kulit diatasnya masih utuh ini disebut fraktur
tertutup (atau sederhana), sedangkan bila terdapat luka yang
menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit
yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi ini disebut fraktur
terbuka. 1
Fraktur yang terjadi pada tulang femur.Mekanisme trauma yang
berkaitan dengan terjadinya fraktur pada femur antara lain: 2,3
(I) Pada jenis Femoral Neck fraktur karena kecelakaan lalu lintas,jatuh
pada tempat yang tidak tinggi, terpeleset di kamar mandi di mana
panggul dalam keadaan fleksi dan rotasi. Sering terjadi pada usia 60
tahun ke atas, biasanya tulang bersifat osteoporotik, pada pasien awal
menopause, alkoholism, merokok, berat badan rendah, terapi steroid,
phenytoin, dan jarang berolahraga, merupakan trauma high energy;
(2) Femoral Trochanteric fraktur karena trauma langsung atau trauma yang
bersifat memuntir;
(3) Femoral Shaft fraktur terjadi apabila pasien jatuh dalam posisi kaki
melekat pada dasar disertai putaran yang diteruskan ke femur. Fraktur
bisa bersifat transversal atau oblik karena trauma langsung atau
angulasi. Fraktur patologis biasanya terjadi akibat metastasis tumor
ganas. Bisa disertai perdarahan masif sehingga berakibat syok
2.2. Epidemiologi 1,3
Klasifikasi alfanumerik pada fraktur, yang dapat digunakan dalam
pengolahan komputer, telah dikembangkan oleh (Muller dkk., 1990). Angka
pertama menunjukkan tulang yaitu :
1. Humerus
2. Radius/Ulna
4
3. Femur
4. Tibia/Fibula
Sedangkan angka kedua menunjukkan segmen, yaitu :
1. Proksimal
2. Diafiseal
3. Distal
4. Maleolar
Untuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasifikasi misalnya
saja pada fraktur collum, fraktur subtrochanter femur ini banyak terjadi pada
wanita tua dengan usia lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami
osteoporotik, trauma yang dialami oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh
terpeleset di kamar mandi) sedangkan pada penderita muda ditemukan
riwayat mengalami kecelakaan. Sedangkan fraktur batang femur, fraktur
supracondyler, fraktur intercondyler, fraktur condyler femur banyak terjadi
pada penderita laki–laki dewasa karena kecelakaan ataupun jatuh dari
ketinggian. Sedangkan fraktur batang femur pada anak terjadi karena jatuh
waktu bermain dirumah atau disekolah.
2.3. Etiologi 2
Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai
kekuatan dan daya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi
akibat :
1. Peristiwa trauma tunggal 4,6
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba – tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran,
penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan.
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang
terkena; jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara)
biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit
5
diatasnya; penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif
disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur
pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan
jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
Kekuatan dapat berupa :
1. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral
2. Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang menyebabkan
fraktur melintang
3. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur
sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu – kupu
berbentuk segitiga yang terpisah
4. Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang
menyebabkan fraktur obliq pendek
5. Penatikan dimana tendon atau ligamen benar – benar menarik
tulang sampai terpisah
2. Tekanan yang berulang – ulang
Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda
lain, akibat tekanan berulang – ulang.
2. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada
penyakit paget )
2.4. Klasifikasi 1,4,5
Klasifikasi fraktur femur dapat dibagi dalam :
a. FRAKTUR COLLUM FEMUR:
6
Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu
isalnya enderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter
mayor langsung terbentur engan benda keras (jalanan) ataupun
disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena gerakan exorotasi