MODUL PERTEMUAN KE – 14 MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN & KONSTRUKSI MATERI KULIAH: Persiapan, Penakaran, Pengadukan (Pencampuran), Syrat Pengadukan, Pengangkutan Beton, Penuangan Adukan, Pemadatan Beton, Pekerjaan Akhir (Finishing), Perawatan Beton (Curing), Sifat – Sifat Beton Segar, Pengerjaan Beton Pada Cuaca Panas, Tindakan Pencegahan, Hal – Hal Penting Yang Harus Diperhatikan. POKOK BAHASAN: PENGERJAAN BETON 1-1 PERSIAPAN Sebelum penuangan beton dilaksanakan, hal-hal berikut ini harus terlebih dahulu harus diperhatikan (PB,:1989:27). a) Semua peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan beton harus bersih. b) Ruang yang akan diisi dengan beton harus bebas dari kotoran-kotoran yang mengganggu. c) Untuk memudahkan pembukaan acuan, permukaan dalam acuan boleh dilapisi dengan bahan khusus, antara lain lapisan minyak mineral, lapisan bahan kimia (form release agent) atau lembaran polyurenthene. d) Pasangan dinding bata yang berhubungan langsung dengan beton harus dibasahi air sampai jenuh. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Katup hydro ( hydro valve) dan (5). Beton pra-susun, (prepacked
concrete).
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing alat tersebut.
Penuangan menggunakan karung dilakukan dengan mengisi karung-
karung dengan beton segar, kemudian memasukkannya ke dalam air.
Untuk mendapatkan konstruksi yang padat dan massif, karung-karung
tersebut dipantek satu dengan yang lainnya. Penuangan dengan cara
ini memerlukan bantuan penyelam sehingga biasanya mahal.
Pada penuangan beton dengan bak khusus, campuran beton diisikan
dalam sebuah bak. Campuran tersebut akan keluar melalui pintu yang
otomatis terbuka sendiri. Setelah pintu terbuka, bak diangkat secara
perlahan-lahan sehingga beton mengalir.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Penuangan denga pipa tremi banyak digunakan karena efisien dan
efektif. Penuangan dilakukan dengan cara mengisikan campuran
beton ke dalam pipa tremi, kemudian mengangkat pipa tremi secara
perlahan sampai beton mengalir keluar. Ujung pipa bagian bawah
harus selalu terbenam dalam beton yang dituangkan.
Katup hydro terdiri dari pipa nylon diameter 600 mm yang fleksibel
untuk menuangkan beton. Ujung bawahnya dilengkapi pelindung kaku
berbentuk silinder. Cara pengerjaannya sama dengan tremi.
Penuangan dengan beton pra-susun dilakukan dengan menyusun
terlebih dahulu agregat kasar yang lebih besar dari 28 mm, kemudian
melakukan grouting (grout colodial). Grout dibuat dengan mencampur
semen, pasir dan air atau dapat juga ditambah bahan tambah
plastisizer pada alat pengaduk khusus.
d) Penuangan Beton Dengan Pemompaan
Penuangan beton atau pengecoran dengan pemompaan melalui
pipa-pipa sangat menguntungkan apabila cara lainnya tidak bisa
dilakukan. Cara ini sangat menguntungkan jika hal-hal berikut ini
dipenuhi.
Gunakan suatu campuran dengan sifat pengerjaan sedang,
dengan ukuran agregat tidak lebih dari 40 mm.
Pengawasan yang ketat selama pelaksanaan.
Gunakan bahan tambah yang memperbesar sifat plastis dari
beton segar.
Keuntungan cara ini adalah : (1). Pengurangan tenaga kerja, (2).
Hasilnya baik jika persiapannya baik dan, (3). Produksi kerja akan tinggi
jika pompa yang digunakan berkapasitas besar dan baik. Jenis-jenis
pompa beton antara lain pompa torak, pompa pneumatik dan pompa
peras-tekan. Alat pompa ini dilengkapi dengan pipa-pipa penghantar
beton.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
1-7 PEMADATAN BETON
Pemadatan dilakukan segera setelah beton dituang. Kebutuhan akan alat
pemadat disesuaikan dengan kapasitas pengecoran dan tingkat kesulitan
pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya initial setting time pada
beton. Dalam praktik di lapangan, pengindikasian initial setting dilakukan dengan
cara menusuk beton tersebut dengan tongkat tanpa kekuatan. Jika masih dapat
ditusuk sedalam 10 cm, berarti setting time belum tercapai.
Pemadatan dimaksudkan untuk menghilangkan rongga-rongga udara
yang terdapat dalam beton segar. Dari Gambar 9.5 terlihat bahwa bertambahnya
kandungan udara dalam beton akan menyababkan kekuatan tekan beton
berkurang.
Gambar 9.5 Pengaruh rongga-rongga udara pada kekuatan tekan beton
Pada pengerjaan beton dengan kapasitas kecil, alat pemadat dapat
berupa kayu atau besi tulangan. Untuk pengecoran dengan kapasitas lebih besar
dari 10 m³, alat pemadat mesin harus digunakan. Alat pemadat ini lebih dikenal
dengan nama vibrator atau alat getar. Pemadatan dilakukan dengan
penggetaran. Campuran beton akan mengalir dan memadat karena rongga-
rongga akan terisi dengan butir-butir yang lebih halus. Alat getar ini dibagi
menjadi dua, yaitu :
a) Alat getar intern (internal vibrator), yaitu alat getar yang berupa
tongkat dan digerakan dengan mesin. Untuk menggunakannya,
tongkat dimasukkan ke dalam beton pada waktu tertentu, tanpa harus
menyebabkan bleeding.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
b) Alat getar cetakan (external vibrator or form vibrator), yaitu alat getar
yang mengetarkan form work sehingga betonnya bergetar dan
memadat.
Beberapa pedoman umum dalam proses pemadatan adalah :
a) Pada jarak yang berdekatan /pendek, pemadatan dengan alat getar
dilaksanakan dalam waktu yang pendek.
b) Pemadatan dilaksanakan secara vertikal dan jatuh dengan beratnya
sendiri.
c) Tidak menyebabkan terjadinya bleeding.
d) Pemadatan merata.
e) Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan bekisting.
f) Alat getar tidak berfungsi untuk mengalirkan, mengangkut atau
memindahkan beton.
1-8 PEKERJAAN AKHIR (Finishing)
Pekerjaan finishing dimaksudkan untuk memadatkan sebuah permukaan
beton yang rata dan mulus. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada saat beton
belum mencapai final setting, karena pada masa ini beton masih dapat dibentuk.
Alat yang digunakan biasanya ruskam, jidar dan alat-alat perata lainnya.
1-9 PERAWATAN BETON (Curing)
Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya
beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya
tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan
karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7
(tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 (tiga) hari serta
harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan
yang dipercepat (PB,1989:29).
Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan
tekan beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari
keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta
stabilitas dari dimensi struktur.
a) Perawatan Yang Dipercepat
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan
atmosferik, pemanasan dan pelembaban atau proses lain yang dapat
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
diterima, boleh digunakan untuk mencapai kekuatan tekan dan
mengurangi waktu perawatan. Perawatan ini harus mampu menghasilkan
kekuatan tekan sesuai dengan rencana, dan prosesnya harus mampu
menghasilkan beton yang tegar.
Untuk cuaca yang panas perlu diperhatikan bahan-bahan
penyusunnya, cara produksi, penanganan dan pengangkutan,
penuangan, perlindungan dan perawatan untuk mencegah suhu beton
atau penguapan air yang berlebihan sehingga dapat mengurangi
kekuatan tekannya dan mempengaruhi kekuatan struktur.
b) Macam Perawatan
Perawatan beton ini dapat dilakukan dengan pembahasan atau
penguapan (steam) serta dengan menggunakan membran. Pemilihan
cara mana yang digunakan semata-mata mempertimbangkan biaya yang
dikeluarkan.
Perawatan Dengan Pembasahan
Pembahasan dilakukan di laboratorium ataupun di
lapangan. Pekerjaan perawatan dengan pembahasan ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab.
2. Menaruh beton segar dalam genangan air.
3. Menaruh beton segar dalam air.
4. Menyelimuti permukaan beton dengan air.
5. Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
6. Menyirami permukaan beton secara kontinyu.
7. Melapisi permukaan beton dengan air dengan
melakukan compound.
Cara a, b, dan c digunakan untuk contoh uji. Cara d,e, f
digunakan untuk beton di lapangan yang permukaanya mendatar,
sedangkan cara f dan g digunakan untuk yang permukaanya
vertikal. Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk
menghindarkan beton dari :
1. Kehilangan air-semen yang banyak pada saat-saat
setting time concrete.
2. Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari
pertama.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
3. Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu
besar.
Untuk menanggulangi kehilangan air dalam beton ini dapat
dilakukan langkah-langkah perbaikan dengan perawatan.
Pelaksanaan Curing Compound, sesuai dengan ASTM C.309,
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri
dari paraffin sebagai selaput lilin yang dicampur
dengan air.
2. Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye
(warna akan hilang selama beberapa minggu).
3. Tipe II, Curing Compound dengan zat berwarna putih.
Di pasaran, kita dapat menjumpai beberapa merek
sikament, misalnya Antisol Red (termasuk tipe I-D), Antisol White
(termasuk tipe II) dan Antisol E (termasuk Tipe I, Non Pigmented
Curing Compound). Curing compound ini selain berguna untuk
perawatan pada daerah vertikal juga berguna untuk daerah yang
mempunyai temperature yang tinggi, karena bersifat memantulkan
cahaya (terutama Tipe I).
Perawatan Dengan Penguapan
Perawatan dengan uap dapat dibagi menjadi dua, yaitu
perawatan dengan tekanan rendah dan perawatan dengan
tekanan tinggi. Perawatan tekanan rendah berlangsung selama
10-12 jam pada suhu 40°-55°C, sedangkan penguapan dengan
suhu tinggi dilaksanakan selama 10-16 jam pada suhu 65°-95°C,
dengan suhu akhir 40°-55°C. Sebelum perawatan dengan
penguapan dilakukan, beton harus dipertahankan pada suhu 10°-
30°C selama beberapa jam.
Perawatan dengan penguapan berguna pada daerah yang
mempunyai musim singin. Perawatan ini harus diikuti dengan
perawatan dengan pembahasan setelah lebih dari 24 jam, minimal
selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai
dengan rencana pada umur 28 hari.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Perawatan Dengan Membran
Membran yang digunakan untuk perawatan merupakan
penghalang fisik untuk menghalangi penguapan air. Bahan yang
digunakan harus kering dalam waktu 4 jam (sesuai final setting
time), dan membentuk selembar film yang kontinyu, melekat dan
tidak bergabung, tidak beracun, tidak selip, bebas dari lubang-
lubang halus dan tidak membahayakan beton.
Lembaran plastik atau lembaran lain yang kedapa air
dapat digunakan dengan sangat efesien. Perawatan dengan
menggunakan membran sangat berguna untuk perawatan pada
lapisan perkerasan beton (rigid pavement). Cara ini harus
dilaksanakan sesegera mungkin setelah waktu pengikatan beton.
Perawatan dengan cara ini dapat juga dilakukan setelah atau
sebelum perawatan dengan pembahasan.
Perawatan Lainnya
Perawatan pada beton lainnya yang dapat dilakukan
adalah perawatan dengan menggunakan sinar infra merah, yaitu
dengan melakukan penyinaran selama 2-4 jam pada suhu 90°C.
hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penguapan air pada
beton mutu tinggi. Selain itu ada pula perawatan hidrotermal
(dengan memanaskan cetakan untuk beton-beton pra-cetak
selama 4 jam pada suhu 65°C) dan perawatan dengan
karbonisasi.
1-10 SIFAT – SIFAT BETON SEGAR
Dalam pengerjaan beton segar, tiga sifat yang penting yang harus selalu
diperhatikan adalah kemudahan pengerjaan, segregation (sarang kerikil) dan
bleeding (naiknya air).
a) Kemudahan Pengerjaan (Workability)
Kemudahan pengerjaan dapat dilihat dari nilai slump yang identik
dengan tingkat keplastisan beton. Semakin plastis beton, semakin mudah
pengerjaannya. Unsur-unsur yang mempengaruhi antara lain ;
Jumlah air pencampur
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Semakin banyak air semakin mudah untuk dikerjakan.
Kandungan semen
Jika FAS tetap, semakin banyak semen berarti semakin
banyak kebutuhan air sehingga keplastisannyapun akan lebih
tinggi.
Gradasi campuran pasir-kerikil
Jika memenuhi syarat dan sesuai dengan standar, akan lebih
mudah dikerjakan.
Bentuk butiran agregat kasar
Agregat berbentuk bulat-bulat lebih mudah untuk dikerjakan.
Butir maksimum.
Cara pemadatan dan alat pemadat.
Percobaan slump dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan
pengerjaan. Percobaan ini dilakukan dengan alat berbentuk kerucut terpancung,
yang diameter atasnya 10 cm dan diameter bawahnya 20 cm dan tinggi 30 cm,
dilengkapi dengan kuping untuk mengangkat beton segar dan tongkat pemadat
diameter 16 mm sepanjang minimal 60 cm. langkah percobaan adalah sebagai
berikut.
Siapkan alat-alat slump, termasuk centong untuk memasukan
semen.
Bagi volumeya menjadi masing-masing 1/3 volume.
Jika dihitung, tinggi lapisan 1/3 pertama ± 7 cm, tinggi lapisan
kedua ± 9 dan sisanya menjadi tinggi lapisan ketiga.
Masukkan beton dengan centong secara hati-hati setinggi 1/3
volume (jangan sampai alat slump bergerak).
Padatkan lapisan tersebut dengan tongkat pemadat dengan
menusuk-nusuk sebanyak 25 kali.
Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga.
Biarkan selama 60 detik setelah lapisan terakhir dikerjakan.
Angkat alat slump secara hati-hati (jangan sampai miring)
hingga mengenai sisi beton segar.
Letakkan alat slump di sisi beton segar.
Ukur rata-rata tinggi slump, diukur dari tinggi permukaan alat
sampai tinggi permukaan beton yang jatuh.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Ada tiga jenis slump yaitu slump sejati, slump geser dan slump runtuh.
Nilai slump tersebut ditunjukkan pada Gambar 9.6 untuk berbagai macam
faktor.
Gambar 9.6.1 Slump geser pada berbagai nilai Faktor Air Semen.
Gambar 9.6.2 Slump sejati pada berbagai nilai Faktor Air Semen.
Gambar 9.6.3 Slump runtuh pada berbagai nilai Faktor Air Semen.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
b) Segregation (Pemisahan Kerikil)
Kecenderungan butir-butir kasar untuk lepas dari campuran beton
dinamakan segregasi. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil yang
pada akhirnya akan menyebabkan keropos pada beton. Segregasi ini
disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, campuran kurus atau kurang
semen. Kedua, terlalu banyak air. Ketiga, besar ukuran agregat
maksimum lebih dari 40 mm. Keempat, permukaan butir agregat kasar
semakin kasar permukaan butir agregat, semakin mudah terjadi
segregasi.
Kecenderungan terjadinya segregasi ini dapat dicegah jika : (1).
Tinggi jatuh diperpendek, (2). Penggunaan air sesuai dengan syarat, (3).
Cukup ruangan antara batang tulangan dengan acuan, (4). Ukuran
agregat sesuai dengan syarat, dan (5). Pemadatan baik.
c) Bleeding
Kecenderungan air untuk naik kepermukaan pada beton yang
baru dipadatkan dinamakn bleeding. Air yang naik ini membawa semen
dan butir-butir halus pasir, yang pada saat beton mengeras nantinya akan
membentuk selaput (laitance). Bleeding ini dipengaruhi oleh :
Susunan butir agregat
Jika komposisinya sesuai, kemungkinan untuk terjadinya
bleeding kecil.
Banyaknya air
Semakin banyak air berarti semakin besar pula kemungkinan
terjadinya bleeding.
Kecepatan hidrasi
Semakin cepat beton mengeras, semakin kecil kemungkinan
terjadinya bleeding.
Proses pemadatan
Pemadatan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
bleeding.
Bleeding ini dapat dikurangi dengan cara : (1). Memberi lebih
banyak semen, (2). Menggunakan air sesedikit mungkin, (3).
Menggunakan butir halus lebih banyak, dan (4). Memasukkan sedikit
udara dalam adukan untuk beton khusus.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
1-11 PENGERJAAN BETON PADA CUACA PANAS
Karena kondisi Indonesia yang panas, pengaruh cuaca (wethering) pada
pengerjaan beton ini akan sangat dominant. Sementaraa itu jika, ditinjau dari sisi
geologi, batuan di Indonesia berusia muda dan terdiri dari batuan andesitic dan
balstic sehingga jika dilakukan crushing batuan tersebut akan berbentuk
memanjang, pipih serta porous. Hal tersbut akan menyebabkan penggunaan
semen dan air yang lebih banyak, yang pada akhirnya akan memperbesar
kemungkinan terjadi segregasi dan bleeding. Hal ini dapat ditanggulangi dengan
langkah-langkah perbaikan seperti yang telah disebutkan atau dengan
menambahkan bahan tambah (admixture).
Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi beton segar dan beton
keras. Jika tidak diambil langkah-langkah perbaikan, kerugian yang dapat
diakibatkan oleh temperature tinggi adalah :
a) Penggunaan air lebih banyak.
b) Kehilangan slump dalam waktu yang pendek.
c) Setting lebih cepat.
d) Kesulitan pemadatan.
e) Kemungkinan terjadinya bleeding lebih besar.
f) Penyusutan yang besar diawal pengerasan.
g) Kemungkinan terjadinya cracking besar.
h) Perlu perawatan pada saat setting.
i) Perlu pendinginan material.
j) Durabilitas berkurang.
k) Homogenitas berkurang.
1-12 TINDAKAN PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan ini dilakukan agar kekuatan dan sifat-sifat beton
segar dapat terjaga. Tindakan pencegahan ini meliputi bahan-bahan
pencampuran dan pelaksanaan pada beton segar.
a) Bahan – Bahan Pencampur
Portland Cement
Penggunaan kadar C3A yang terlalu tinggi agar dibatasi. Hal ini
dilakukan agar proses hidrasi berjalan tidak terlalu cepat, kecuali
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
dikehendaki demikian. Proses yang terlalu cepat tanpa diikuti dengan
tindakan yang baik dalam pelaksanaan dan perawatan beton segar
dan yang telah mengeras akan menyebabkan retak-retak dalam
beton.
Kehalusan butir semen juga harus diperhatikan, karena hal ini
akan menyebabkan karena akan menyebabkan lebih cepat terjadi
proses hidrasi (heat generation). Untuk itu jumlah semen minimum
perlu diperhatikan. Jumlah semen minimum ini dapat direduksi
dengan penggunaan bahan tambah (admixture) ataupun abu terbang
(fly-ash).
Agregat
Temperatur dari agregat harus diperhatikan karena suhu
agregat akan menyebabkan naiknya temperatur dalam campuran
yang pada akhirnya akan menyebabkan kehilangan panas yang lebih
cepat dalam beton segar. Untuk itu agregat harus diletakkan dalam
kondisi yang terlindung. Jika agregat diletakkan dalam lapangan
terbuka (stock-field) dengan suhu udara lebih besar dari 30°C, maka
pada waktu akan digunakan, agregat sebaiknya disiram terlebih
dahulu (sprinkling) untuk mendinginkan suhu permukaannya.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi kehilangan
air akibat absorsi (penyerapan) oleh agregat yang terlalu cepat. Dari
hasil penyelidikan secara empiris diketahui bahwa penurunan
temperatur agregat sebesar 10°C akan menurunkan temperatur beton
sebesar 6°C.
Air
Suhu air, terutama yang berada dalam reservoir, harus
diperhatikan. Sebagai tindakan pencegahan, warna terang (misalnya
putih) dapat diberikan pada dinding reservoir. Hasil penyelidikan
secara empiris menunjukkan bahwa penurunan temperatur agregat
sebesar 10°C akan menurunkan temperatur beton sebesar 2-3°C.
Bahan Tambah
Bahan tambah digunakan sesuai dengan kondisi dari
lingkungan dan keinginan dari sifat pengerjaan. Bahan tambah yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
digunakan dalam pelaksanaan pengerjaan di lapangan adalah
sebagai berikut.
1. Superplasticizer. Bahan ini mengurangi jumlah air yang
dipakai, untuk mendapatkan workability (flowing concrete)
yang baik. Jika jumlah air tetap dan FAS tetap maka
kebutuhan akan semen menjadi minimum. Hal tersebut
akan sangat menghemat biaya karena mudah dikerjakan
dengan tenaga yang sedikit. Beton semacam ini disebut
dengan self-beveling concrete. Flowing concrete
mempunyai sifat kohesif yang baik dan tidak menunjukkan
segregation, dan kemampuan untuk mempertahankan nilai
slump juga baik, tergantung dari jenis semen yang
digunakan. Bahan ini akan meningkatkan kelecakan beton
lebih lama pada waktu yang tinggi. Produk yang cukup
dikenal untuk mempertahankan slump-ioss dan retardation
ini adalah generasi ke-IV superplasticizer dari SIKAMENT-
PM1-3.
2. Plasticity Retarding Agent. Bahan ini memberikan sifat
retarding bersamaan dengan plasticizer dan akan
mengurangi jumlah air yang dipakai sehingga proses
hidrasi akan lebih lama dan akan mengurangi susut-
rangkak. Produk yang berada dipasaran bercirikan dengan
huruf R, misalnya Plsatocrete-R dari SIKAMENT.
3. Retarder. Retarder dalam keadaan cair biasanya juga
berfungsi sebagai plasticizer pada beton. Pengaruh
retarder disesuaikan dengan dosis (manual-books) yang
diberikan.
b) Toleransi Yang Diijinkan
Dalam penakaran bahan-bahan penyusun beton sebagai
campuran, ASTM C.685 “Standard Spesification for Concrete Made By
Volumetric Batching and Continuous Mixing”. Memberikan toleransi
seperti yang tercantum pada Tabel 9.2
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Bahan Penyusun Beton ToleransiSemen dalam Berat 0% - 4%Agregat Halus dalam berat ± 2%Agregat Kasar dalam berat ± 2%Bahan Tambah dalam berat atau Volume ± 3%Air dalam Berat atau Volume ± 1%
Table 9.2 Toleransi Berat untuk Pencampuran
Nilai toleransi terhadap slump yang didasarkan dari nilai slump
maksimum yang diharapkan dalam campuran beton dan tertulis dalam
spesifikasinya tercantum dalam Tabel 9.3
Nilai Slump Maksimum Tertulis dalam Spesifikasi Toleransi
3 in (76 mm) atau lebih kecil0 - 1.5 in (0-38
mm)
Lebih besar dari 3 in (76 mm)0 - 2.5 in (0-63
mm)Nilai Slump Maksimum Tidak Tertulis dalam Spesifikasi
Lebih kecil dari atau sama dengan 2 in (50 mm) ± 0.5 in (13 mm)2 in - 4 in (50 - 100 mm) ± 1.0 in (25 mm)Lebih besar dari 4 in (100 mm) ± 1.5 in (38 mm)
Table 9.3 Batas Toleransi Nilai Slump
c) Pelaksanaan
Acuan Dan Perancah (formwork)
Agar beton yang dibentuk benar-benar sesuai dengan rencana
maka perlu dilakukan pemeriksaan kekuatan dari acuan dan perancah
(form-work). Selain itu, perlu diperhatikan tingkat kebersihan dari
cetakan (bekisting) dan tulangan, agar tidak ada bahan-bahan yang
dapat menggangu beton. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jarak
dari tulangan dengan bidang samping cetakan. Perlu diperhatikan
apakah butir agregat yang paling besar dapat masuk kedalam
cetakan dan beton-beton decking atau tidak. Hal ini dilakukan agar
tulangan tidak langsung bersentuhan dengan tanah yang akan
membentuk course concrete. Tindakan pembersihan dapat dilakukan
dengan kompresor jika strukturnya besar.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Peralatan Pengecoran
Persiapan peralatan pengecoran menjadi penting karena akan
menjamin pelaksanaan pengecoran. Peralatan pengecoran ini
meliputi alat-aduk, alat angkut, alat pemadat, dan alat-alat untuk
finishing.
Untuk pekerjaan pengecoran yang besar, cadangan peralatan
sebaiknya dipersiapkan dan di simpan di tempat yang terlindung dari
sinar matahari. Alat angkut yang menggunakan talang sebaiknya dicat
putih, begitu juga dengan mixer. Pada pengecoran dengan form-work
berjalan, sliding form atau slip-form, bahan (cement grouting) dan alat
untuk perbaikan harus disediakan di lapangan.
Pelaksanaan Dan Penjadwalan
Untuk pengerjaan beton yang kecil, temperatur lingkungan
sebaiknya di bawah 30 derajat dan dikerjakan sore hari. Jika
dilaksanakan pada siang hari, sebaiknya diberi pelindung. Jika
dilaksanakan pada pagi hari, hidrasi akan terjadi pada saat
temperatur lingkungan berada pada puncaknya yakni siang hari.
Waktu pelaksanaan sebaiknya dijadwalkan secara baik. Untuk
pengerjaan yang besar dan kontinyu koordinasi antara batching plant
(kontarktor Ready Mix) dan kontraktor pelaksana konstruksi harus
berjalan baik, agar kemungkinan putusnya supply beton pada saat-
saat yang tidak dikehendaki dapat dihindari.
Penjadwalan ini menjadi begitu masalah jika pekerjaan
berlangsung di kota besar, dimana jumlah kontraktor ready mix
banyak. Hal ini akan menjadi masalah jika dilaksanakan di daerah
dimana hanya ada satu kontraktor ready mix. Penjadwalan yang
dibuat meliputi suplai material beton dan suplai beton segar yang
disesuaikan dengan kapasitas pengecoran.
1-13 HAL – HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN
Secara umum hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah spesifikasi
teknis yang meliputi syarat-syarat pengerjaan beton dan komposisi yang
diberikan (hasil Job Mix Design atau JMF Concrete).
a) Pelaksnaan Jadwal Kerja (Time Schedule)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Jadwal (schedule) pengecoran.
Data pengecoran.
Jumlah pengecoran (kapasitas perjam).
Alat angkut.
Tenaga kerja (manpower include with worker
b) Persiapan Awal Pengerjaan
Kontrol Acuan-Perancah (Bekisting), meliputi kekuatan perancah,
tangga inspeksi, pemberian minyak, dan kerataan acuan.
Kontrol Tulangan (Rebar), meliputi kebersihan tulangan, selimut
beton, panjang penyaluran, sambungan, ikatan, dan jumlah, yang
harus sesuai dengan gambar struktur.
Kecukupan tenaga pengecoran.
Alat penerangan.
Syarat administrasi (ijin pengecoran).
Kontrol material, meliputi material finishing, penanggulangan
keropos akibat slidding untuk pengecoran dengan slip-form,
ketersediaan material (air, PC, agregat, dan atau bahan tambah).
Alat pengecoran, meliputi alat aduk, alat angkut, alat pemadatan,
dan alat finishing.
Metode Pelaksanaan, meliputi metode penuangan, metode
pemadatan, metode finishing, metode perawatan (curing)
nantinya.
Lingkungan yaitu antara lain cuaca setempat, kondisi setempat,
pekerjaan-pekerjaan disekitarnya dan lainnya.
c) Pelaksanaan
Kontrol kondisi material di stock field, meliputi kecukupan dari
material yang ada disesuaikan dengan kebutuhan beton jadi
kontrol cek dengan hasil uji laboratorium tentang material
penyusun beton.
Pengambilan contoh beton segar untuk menguji konsistensi dan