Top Banner

of 16

11 rekor renang dipecahkan pada SEA Games 2011

Jul 12, 2015

Download

Documents

Arya Gombeng
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

11 rekor renang dipecahkan pada SEA Games 2011Jumat, 18 November 2011 11:34 WIB | 23267 Views

Ilustrasi (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean) Palembang (ANTARA News) - Sebanyak 11 rekor baru SEA Games dari beberapa nomor perlombaan renang berhasil dipecahkan oleh perenang dari Indonesia, Thailand, Singapura dan Vietnam pada SEA Games XXVI/2011 di Stadion Akuatik Jakabaring, Palembang. Panitia cabang renang SEA Games 2011, Herlambang di Palembang, Jumat mengatakan, dari 11 rekor baru SEA Games 2011 yang dipecahkan para perenang tersebut atlet Indonesia dan Thailand berhasil memecahkan tiga rekor baru, atlet dari Vietnam satu rekor baru dan Singapura berhasil memecahkan empat rekor baru SEA Games kali ini. Dari 38 medali emas yang diperebutkan pada SEA Games 2011, ada sebanyak 11 rekor baru SEA Games yang terpecahkan dari kola renang Satdion Akuatik Jakabaring yang bertaraf internasional tersebut. Pada hari pertama perlombaan cabang renang ada dua rekor baru SEA Games yang dipecahkan oleh atlet Thailand atas nama Nutthapong Ketin dinomor 200 meter gaya dada putra dengan waktu 2 menit 12,99 detik atau lebih cepat dari rekor lama 2 menit 13,42 detik atas namanya sendiri diciptakan pada 2009. Rekor kedua yang tercatat pada perlombaan renang tersebut diraih oleh Li Tao dari Singapura pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu waktu 58,84 detik dari rekor lama 59,24 detik atas nama dirinya diciptakan pada 2009. Kemudian rekor ketiga dibuat perenang Thailand atas nama Natthanan Jungkrajang nomor 400 meter gaya ganti perorangan waktu 4 menit 50,88 detik lebih cepat dari rekor

lama 4 menit 51,87 detik atas nama Jocelin Yeo asal Singapura pada 1999. Rekor keempat pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu atas nama perenang Vietnam, Quy Phuoc Hoang dengan waktu 53,07 detik sedangkan rekor lama 53,82 detik dibuat oleh Daniel Bego asal Malaysia pada 2009. Rekor kelima diciptakan oleh diciptakan perenang Indonesia Yessy Yosaputra pada nomor 200 meter gaya punggung putri waktu 2 menit 15,73 detik lebih cepat dari rekor lama atas nama Akkiko Thomson asal Filipina waktu 2 menit 16,76 detik pada 1993. Kemudian rekor keenam dinomor 200 meter gaya kupu-kupu putra diciptakan oleh Joseph Issac Schooling dari Singapura waktu 1 menit 56,67 detik sedang rekor lama 2 menit 00,45 detik oleh James Walsh asal Filipina pada 2007. Rekor ketujuh 50 meter gaya bebas putri diciptakan perenang Singapura atas nama Xiang QI Amanda Lim catatan waktu 25,77 detik sedang rekor lama 25,82 detik atas namanya sendiri dibuat pada 2009. Rekor SEA Games cabang renang yang kedelapan diciptakan oleh perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa nomor 100 meter gaya punggung dengan waktu 55,59 detik lebih cepat dari rekor lama 56,16 detik yang dibuat Lim Keng Liat asal Malaysia pada 2001. Rekor kesembilan pada nomor 100 meter gaya punggung putri oleh perenang Singapura atas nama Li Tao waktu 1 menit 02,11 detik sedang rekor lama 1 menit 02,96 detik dibuat atas namanya sendiri pada 2009. Kemudian rekor baru kesepuluh diciptakan oleh perenang Nutthapong Ketin dari Thailand waktu 2 menit 02,90 detik sedang rekor lama 2 menit 03,54 detik dibuat Rattapong Sirisanot juga dari Thailand pada 2003. Rekor kesebelas atau terakhir pada nomor 400 meter estafet gaya ganti putra diciptakan oleh tim Indonesia dengan waktu 3 menit 41,35 detik dari rekor lama juga atas nama tim Indonesia waktu 3 menit 41,72 detik pada 2009. (N009)

Busur Erwina Tembus Medali EmasTuesday, November 15th, 2011 | Uncategorized INILAH.COM, Jakarta Akhirnya medali emas dari cabang panahan jatuh juga ke pelukan Indonesia berkat penampilan sempurna Srikandi tanah air, Erwina Safitri.

Medali emas tersebut diraih dalam nomor recurve perseorangan putri dimana Erwina tampil dominan dalam tiga babak dari lima babak yang direncanakan. Pertandingan sempat ditunda sekitar satu jam setelah hujan deras mengguyur venue panahan di Senayan, namun gangguan itu ternyata tidak menurunkan performa Erwina. Melawan wakil Myanmar Thin Thin Khine, total sembilan busur Erwina cukup untuk menyudahi perlawanan sang lawan dengan skor mutlak 6-0 (satu babak diberi poin dua). Erwina mengaku terkejut dengan hasil ini meski para pelatih memang menjagokan anak asuhnya itu. Engga nyangka bakal menang. Medali emas ini untuk Indonesia, ucap Erwina pendek usai memenangkan laga Selasa siang (15/11/2011). Sayang langkah tim putri tidak diikuti oleh tim panahan putra. Busur-busur mereka gagal menembus perlawanan negara kuat Malaysia di babak-babak awal. Raihan ini diharapkan bisa membuka keran medali dari cabang yang ditargetkan meraih empat emas itu, dari 10 medali yang disiapkan.[yob] Sumber: http://olahraga.inilah.com/read/detail/1796846/busur-erwina-tembus-medaliemas

Penyebab Kekalahan Final Sepakbola SEA GamesTribunnews.com - Selasa, 22 November 2011 13:25 WIB Tribunnews.com Pemain U23 tertunduk lesu setelah dikalahkan Malaysia dengan skor 5 4, pada pertandingan final SEA Games XXVI di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2011). Malaysia mengalahkan Indonesia lewat adu penalti setelah bermain imbang 1 1 selama dua babak waktu normal. (tribunnews/herudin)

Sempat Unggul 1-0, Garuda Muda Merasa Sudah Memenangkan Pertandingan! Kekalahan Timnas U-23 Indonesia dari Malaysia menambah kesedihan bagi seluruh warga Negara Indonesia terlebih suporter fanatik Timnas Indonesia. Pertandingan Final Sepakbola SEA Games yang dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (21 November 2011) dipadati kurang lebih 80ribu penonton, dan hampir mayoritas penonton adalah warga Negara Indonesia. Harapan ingin melihat Tim Sepakbola Indonesia meraih gelar ternyata belum tercapai. Garuda dipaksa menelan kekalahan pahit di pertandingan final, setelah sebelumnya dikalahkan juga di final piala AFF Suzuki 2010, di Stadion yang sama, dan menghadapi Tim yang sama pula yaitu Malaysia. Pada menit-menit awal berlangsungnya pertandingan Final Sea Games Malaysia vs Indonesia, Garuda Muda langsung mengambil inisiatif mendobrak pertahanan lawan. Alhasil di menit ke-6 babak pertama, Tandukan Gunawan Dwi Cahyo berhasil merobek gawang Malaysia, Indonesia unggul 1-0. Setelah unggul atas Malaysia Indonesia tercatat

memiliki 2 peluang emas melalui Patrich Wanggay dan Titus Bonay, namun ke-2 peluang tersebut gagal dimaksimalkan menjadi gol. Melewati menit ke-20 babak pertama, serangan Garuda Muda mulai mengendur, seakan terkesan santai dan sudah memenangkan pertandingan dalam menjalani sisa 25 menit pertandingan sebelum Half Time. Passing dan Kontrol bola yang tidak sempurna oleh pemain Indonesia sering terlihat. Akhirnya, malapetaka pun terjadi di menit ke-35, M Asraruddin Omar berhasil menghukum permainan santai Garuda Muda. Umpan silang pemain Malaysia berhasil diselesaikan dengan Sundulan M Asraruddin Omar yang bersarang di pojok kanan gawang Kurnia Meiga. Inkonsistensi diperlihatkan Garuda muda pada saat situasi sedang unggul juga terlihat pada pertandingan sebelum-sebelumnya melawan Thailand dan Singapura. Thailand dan Singapura dengan kondisi kekurangan pemain (akibat kartu merah) bisa merepotkan lini tengah dan belakang Indonesia. Tentu saja ini bukan hal yang baik bagi Garuda Muda kedepannya. Seharusnya dengan situasi unggul atas lawan, kita harus lebih fokus pada semua lini. Kedisiplinan dalam menjaga pemain lawan sangat diperlukan pada saat situasi sedang unggul, apalagi cuma unggul 1-0. Yang saya pribadi sesalkan pada pertandingan Final Sea Games ini adalah kelengahan Garuda Muda Indonesia dalam mengatasi situasi yang sedang unggul atas lawan. Pertandingan sepakbola berlangsung selama 90 menit, bukan hanya 20 menit awal. Namun semua ini sudah berakhir, Malaysia tetap menjadi juara. Pesan yang selalu saya ingat dari pelatih Ternama didunia ialah : "Ketika anda Kalah, anda harus cepat melupakannya dan konsentrasi berlatih untuk memenangkan turnamen selanjutnya" (Jose Mourinho - Real Madrid Coach) Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Bola.net - Dalam tiga SEA Games terakhir, yang digelar di Thailand, Laos, dan di Indonesia, prestasi yang ditorehkan para petenis meja Indonesia sebatas medali perunggu, padahal dalam pesta olahraga serupa akhir 1980-an, Indonesia pernah menyapu bersih tujuh medali emas. Keadaaan itu telah membuka mata pengurus PB PTMSI bahwa untuk berprestasi dibutuhkan persiapan panjang, program latihan tepat, atlet yang bermental juara serta ujicoba atau ikut kompetisi di level Internasional. Keberhasilan Singapura menyapu lima medali emas dan bahkan menempatkan empat partai dalam bentuk "All Singapore Final" merupakan bukti bahwa pembinaan tenis meja di negara itu telah dilakukan dengan benar. "Adalah hal yang menggembirakan yaitu terbukanya mata seluruh pemangku kebijakan untuk memformulasikan pola pembinaan tenis meja usai pelaksanaan SEA Games," kata Ketua Umum PB PTMSI Tahir. Untuk SEA Games XXVI di Jakarta, petenis meja putri Indonesia hanya mengikuti latihan di China selama lima bulan sementara di bagian putra latihan yang dijalani di China hanya selama satu bulan. Waktu lima bulan itu dinilai terlalu singkat mengingkat dalam tenis meja persaingan sangat ketat sekali dan banyak atlet dari negara ASEAN secara rutin mengikuti kompetisi di berbagai negara sehingga teknik permainan mereka jadi makin matang. "Saya tidak melihat pencapaian Indonesia dengan tiga perunggu atau meningkat

dibanding dengan hanya satu perunggu. Hasil itu tidak pantas dirayakan tapi ada hal manis yang bisa dipetik yaitu pola pembinaan," ujar pemilik Bank Mayapada itu. Manajer tim tenis meja Indonesia Dedi Kurniawan Wikanta menyatakan evaluasi terhadap prestasi atlet Indonesia akan dilakukan untuk melihat hasil latihan selama beberapa bulan di China sekaligus mengkaji kekuatan dan kelemahan atlet termasuk kemampuan petenis meja negara lain. Ia menyatakan kemampuan petenis meja Indonesia tidak terlalu berbeda jauh dengan Singapura hanya saja mereka terlihat lebih matang dan tenang ketika permainan sedang berlangsung. Hal itu yang banyak membantu mereka mendapatkan poin demi poin. Agus Fredi Pramono petenis meja muda usia yang baru pertama kali tampil di SEA Games mampu memaksa peraih medali emas tunggal putera Gao Ning bermain lima set. Bahkan di set terakhir Fredi yang sudah unggul 9-6 gagal menyudahi permainan untuk kemenangannya. "Kalau dibina dengan program TC yang panjang ditambah mengikuti turnamen internasional jelas kemampuan teknis mereka akan meningkat dan mampu mengungguli negara lain terutama Singapura.Sulit ditandingi

Pertandingan cabang tenis meja SEA Games 2011 di GOR Soemantri Brojonegoro Jakarta telah berakhir dengan mengukuhkan hegemoni kekuatan Singapura yang masih sulit ditandingi oleh atlet-atlet negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Indonesia. Tim tenis meja Singapura diperkuat atlet-atlet dengan peringkat dunia yang jauh di atas rata-rata petenis meja negara peserta lainnya, seperti Feng Tian Wei peringkat empat dunia, Gao Ning (18), Sun Bei Bei (22), dan Yang Zi (45). Sementara petenis terbaik Indonesia Ficky Supit Santoso baru berperingkat 347 dunia, sehingga kesulitan mengimbangi permainan mereka. "Kekuatan Singapura ada pada pemain naturalisasinya, baik di putra maupun putri. Kalau pemain yang betul-betul dibina di Singapura, atlet kita masih lebih baik," kata Dedi Kurniawan Wikanta. Salah satu petenis meja andalan Indonesia Ficky Supit yang juga pernah menimba ilmu di China, mengakui kehebatan atlet lawannya dari Singapura itu. Atlet yang besar di PTM Surya Kediri, Jawa Timur, itu, mengakui bahwa petenis meja Singapura memiliki kelebihan dalam banyak variasi permainan, mulai dari servis, penempatan bola, spin, reli, stroke, pengembalian servis, serta strategi. "Kompetisi ketika mereka masih di China sangat ketat dengan begitu banyaknya petenis meja yang berkemampuan dunia. Atmosfer seperti itu menjadikan seseorang bila ingin

jadi petenis meja top harus berlatih teramat keras dan disiplin," ujarnya. Sebelum mencapai "All Singapore Finals" di tunggal putri, petenis meja Indonesia Christine Ferliana mampu memberikan perlawanan, kendati akhirnya harus kalah 1-4 dari Feng Tian Wei. Secercah harapan sempat diperlihatkan oleh Christine petenis meja asal Surya Kediri itu ketika merebut set pertama dengan skor 11-6. Christine yang bermain agresif serta didukung penonton yang memenuhi GOR Soemantri Brojonegoro berhasil menekan lawannya dengan variasi pukulan. Di set kedua, Feng yang mulai bisa mengatasi ketegangan dan memperlihatkan kualitasnya dengan berkali kali memenangi permainan saling serang, baik kiri dan kanan lawan untuk meraih poin. Ia juga memiliki spin keras dengan penempatan bola terarah serta kemampuan dalam mengembalikan serangan Christine, baik spin maupun smes dengan backhand dan forehand. Feng akhirnya merebut empat set terakhir dengan 11-4, 11-9, 11-8 dan 11-4. Pada nomor tunggal putra, petenis meja masa depan Indonesia Ficky Supit dijegal oleh Yang Zi di semifinal, meski ia telah bermain habis-habisan serta didukung 500-an penonton. Ficky menyerah dengan skor 2-4 dari Yang Zi (9-11, 5-11, 13-11, 3-11, 12-10 dan 3-11). Ia berkali-kali mampu melakukan serangan mematikan baik menggunakan spin kiri maupun kanan yang sama baiknya. Putra dari mantan petenis meja nasional Sinyo Supit itu, juga memiliki servis yang baik dan sering kali mampu meraih poin dari serangan atas pengembalian bola lawan. Kekalahan Ficky banyak diakibatkan ketidakmampuannya meladeni adu spin dari Yang Zi yang bertubuh tinggi besar dan lebih bertenaga serta lincah. Pelatih Tenis Meja Indonesia Abdul Rojak menyatakan bahwa Ficky Supit telah mengeluarkan permainan terbaiknya dan lawan yang peringkat dunianya jauh di atasnya juga mampu diladeni. "Pertandingan berjalan menarik dengan seringnya terjadi adu pukulan. Kalau saja Ficky tidak tertekan dari awal, tentunya hasil akhir akan berbeda," ujarnya. Pertandingan yang disaksikan langsung Ketua Umum PB PTMSI Tahir itu, mampu menghibur penonton dengan aksi memukau dari kedua atlet hingga tidak jarang terdengar tepukan panjang sebagai bentuk kekaguman. Melihat hasil SEA Games XXVI Jakarta, sebenarnya petenis meja Indonesia memiliki

prospek besar dan mematahkan dominasi Singapura. Tahir mencontohkan Agus Fredi, Ficky Supit merupakan atlet-atlet yang berusia muda dan memiliki waktu cukup panjang untuk terus meningkatkan kualitas permainannya. Bahkan petenis meja puteri Stella Palit baru berusia lima belas tahun sementara pemain Singapura rata-rata di atas 25 tahun. Ketua Umum PB PTMSI yang rajin menyaksikan anak asuhannya bermandi keringat di lapangan telah mendapatkan gambaran untuk meningkatkan prestasi atlet Indonesia. "Untuk SEA Games Myanmar 2013 atlet sudah dipersiapkan untuk berlatih kembali di luar negeri dan negara yang dipilih adalah China, sedangkan untuk prasarana di Indonesia kini akan dibangun GOR Tenis Meja internasional memuat 20 buah meja pada lahan 6.500 meter di Cikupa Tangerang," ujar Tahir. Rakyat Indonesia kini menunggu terulangnya masa keemasan saat tahun 1980-an saat Indonesia sukses menyapu bersih emas saat diperkuat Rossy Syehbubakar, Ling Ling Agustine, Muhammad Arkam, Tjan Lie Yung. (ant/jef)

Sepak Takraw: Ganda Indonesia Berpeluang Raih Emas

SEA Games 2011 43K920 20-11-2011 09:45 Bola.net - Tim sepak takraw putra dan putri Indonesia semakin mendekati peluang meraih medali emas nomor ganda SEA Games ke-26. Pada babak penyisihan sistem setengah kompetisi, tim sepak takraw Indonesia berhasil memenangi pertandingan di arena Sriwijaya Promotion Centre, Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu malam (19/11). Yudi dan kawan-kawan mampu unggul melawan Laos dengan skor 3-1, sedangkan pada penyisihan perdana melawan Brunei Darussalam menang 3-0. Begitu juga dengan tim putri, berhasil mengalahkan Vietnam 3-0, sehingga semakin membuka jalan meraih medali emas. Usep Saparudin, Manajer Timnas sepak takraw Indonesia mengatakan, sejak awal ia optimistis mampu menyumbangkan medali dari cabang sepak takraw pada nomor ganda putra dan putri. Jalan menuju meraih emas itu, kini terbuka lebar, setidaknya terbukti dari dua kali pertandingan putra maupun putri selalu menang, kata dia. Dia menjelaskan, permainan anak-anak asuhnya juga sangat lepas dan fokus, tidak ada sama sekali rasa grogi. Tidak bertanding tim Thailand sebagai tim terkuat, juga mempengaruhi rasa percaya diri anak-anak, ujar dia.

Usep menambahkan, pada SEA Games XXV di Laos tahun 2009, tim sepak takraw Indonesia hanya mampu menggondol lima perunggu. Pada SEA Games XXVI tahun 2011 ini Indonesia telah meraih tiga medali perak dan satu perunggu, pada nomor beregu dan tim, sedangkan di nomor ganda ditargetkan dapat meraih dua emas, ujar dia. (ant/rev)

Karateka Putri Indonesia Persembahkan Emas

INILAH.COM, Jakarta Cabang olahraga karate dimulai hari ini, Sabtu (12/11) di Tennis Indoor Senayan. Setelah dibuka dengan acara seremonial, pertandingan langsung dimulai. Pertandingan pertama adalah nomor perorangan kata putri. Di nomor ini, karateka putri Indonesia, Flenty Enoch menadapatkan bye. Pertandingan pertama mempertemukan karateka Filipina, Luzarez melawan karateka Thailand, Yanisa. Karateka Thailand berhasil menang mutlak atas karateka Filipina dengan skor 5-0. Pertandingan kedua antara karateka Vietnam, Do Thi Thu Ha dan karateka Malaysia, Thor Chee. Pertandingan tersebut berhasil dimenangkan oleh karateka Vietnam dengan skor tipis 3-2. Pertandingan terakhir berhadapan karateka Myanmar, Tun kontra karateka Laos, Salichanh. Kemenangan berhasil diraih karateka Myanmar dengan skor 5-0. Pertandingan dilanjutkan ke babak semifinal. Karateka Indonesia menghadapi karateka Thailand. Secara gemilang karateka Indonesia menang mutlak 5-0. Di semifinal lainnya, karateka Vietnam melumat karateka Myanmar 5-0. Perebutan medali perunggu mempertemukan karateka Malaysia vs Myanmar. Malaysia menang dengan skor 5-0. Sudah menunggu karateka Malaysia di babak final perebutan perunggu adalah karateka Thailand. Medali perunggu berhasil direbut karateka Thailand. Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Final antara Indonesia kontra Vietnam digelar. Suasana Tennis Indoor Senayan sempat sunyi menunggu hasilnya. Suasana sorak-sorai membahana ketika juri mengangkat lima bendera untuk Indonesia menandakan Flenty Enoch berhasil meraih medali emas.[yob]

Sumber: http://olahraga.inilah.com/read/detail/1795878/karateka-putri-indonesiapersembahkan-emas

Tim Pencak Silat INA Bantah Tuduhan CurangVideo pertarungan Dian Kristanto vs Anothai Choopeng beredar di Youtube.Jum'at, 25 November 2011, 01:02 WIB Muhayati Faridatun , Ali Usman

Dian Kristanto Atlet Pencak Silat Indonesia (VIVAnews/Fernando Randy) BERITA TERKAIT

Menpora Resmi Bubarkan Kontingen SEA Games Polda Evaluasi Kematian 2 Suporter Timnas Menpora: Hari Ini Pencairan Bonus SEA Games VIDEO: Aksi Kocak Pencak Silat SEA Games Hilang, Suporter Malaysia Ada di Negaranya

VIVAnews - Manajer tim Pencak Silat Indonesia yang berlaga di SEA Games XXVI, Edi Prabowo membantah tudingan yang menyebutkan salah seorang atletnya, Dian Kristanto telah berbuat curang dengan melakukan tindakan memalukan saat memenangkan satu medali emas di nomor 45-50 kg putra. Dian Kristanto menjadi pembicaraan publik setelah penggalan rekaman video kemenangannya atas atlet Thailand, Anothai Choopeng beredar di Youtube. Nama Dian makin menjadi gunjingan di dunia maya setelah ramai dihujat dan dikritisi pengguna

internet asal Malaysia. Pada beberapa forum online Malaysia, Dian juga dicap sebagai atlet penakut dan pengecut. Gunjingan terhadap Dian bermula saat ia sudah unggul sementara atas Anothai Choopeng di babak tiga. Dian yang cedera lutut kanan terlihat menghindari pertarungan, dan berlari keliling gelanggang menghindari lawan. Bahkan Dian juga terlihat sempat berlindung di belakang wasit saat akan diserang. Tak hanya itu, Dian juga tertangkap kamera melakukan tindakan seperti menggigit lawan saat terdesak. Menanggapi hal tersebut, Edi Prabowo mengaku kecewa dengan penilaian sepihak masyarakat dan pemberitaan yang menyudutkan atletnya. Edi menjamin, atletnya tersebut tidak seperti yang dituduhkan. Menurutnya, masyarakat seharusnya melihat rekaman pertandingan tersebut secara utuh. Dalam dua babak awal, Dian tampil prima dan membuat keok lawannya. "Kami kecewa dengan pemberitaan yang ada. Kami dituduh curang, diminta mengembalikan medali dan lain-lain. Sejujurnya, Thailand telah diberikan kesempatan protes selama 15 menit setelah pertandingan tersebut jika mereka menganggap ini kecurangan. Tapi mereka tidak melakukannya. Emas ini layak. Anda harusnya tahu secara menyeluruh pertandingan itu," ujar Edi di Gedung Serbaguna KONI Pusat, Kamis, 24 November 2011. Edi menjelaskan, emas yang direbut Dian atas Thailand tersebut diraih dengan kemenangan telak dengan nilai 5-0. Sejak awal, Dian Kristanto, yang ternyata cedera lutut parah sejak dua minggu sebelum SEA Games ke-26 ini digelar, justru melakukan serangan dan tendangan ke arah lawannya hingga babak ketiga. Pada babak pertama, Dian menang jauh atas lawannya. Dia tiga kali membuat Anothai Choopeng tersungkur. Masuk babak kedua, Dian terus memimpin angka dengan menjatuhkan hingga dua kali tubuh lawannya. Sayang, salah satu bantingan ternyata mengenai lutut kirinya yang cedera. "Dia sudah kesakitan. Kaki kirinya itu kemudian terus diincar lawannya. Sejak lawan Myanmar di semifinal memang sudah diincar terus. Kaki kirinya digunting-gunting, ditendang terus. Mereka tahu bagian itu cedera. Bahkan pelatih Thailand itu menginstruksikan atletnya untuk menyerang kaki kiri Dian," ujar Edi. "Kami bisa saja protes karena pertandingan jadi tidak imbang. Mereka terang-terangan ingin menghabisi kaki atlet kami agar bisa menang tanpa memikirkan resiko keselamatan atlet. Tapi itu urung dilakukan karena kami percaya Dian bisa. Dan satu lagi, kemenangan itu sah karena wasit dan perangkat pertandingan saat itu bukan dari Indonesia. Tidak ada unsur kongkalingkong," Edi menambahkan. (sj)

berkuda

Berkuda perebutkan emas terakhir MedanBisnis-Depok.Pertandingan cabang berkuda SEA Games XXVI/2011 yang digelar di Arthayasa Stables, Depok, Jawa Barat, Senin sore memperebutkan emas terakhir yang tersisa pada nomor lompat rintangan (show jumping) individu. "Memang sulit untuk mendapatkan emas keempat cabang berkuda di nomor jumping, tapi atlet Indonesia akan tetap berjuang," kata atlet berkuda Indonesia Larasati Gading, di Depok, Senin. Ia mengatakan, lawan-lawan yang akan dihadapi Indonesia memang sangat tangguh dalam nomor tersebut. Untuk itu, katanya, perlu kerja keras untuk mengalahkan tim dari negara lain tersebut.

Untuk nomor show jumping Indonesia menurunkan lima atlet, yaitu Putri Hamidjojo dengan kudanya bernama La Belle 140, Andry Prasetyono (Lundstar), Denis Christian Sanjaya (Pazia Greta), dan Raymen Kaunang (El Sueno Demontre) serta Ardi Hapsoro Hamidjojo. Cabang olah raga berkuda di SEA Games memperebutkan enam medali emas yang diikuti oleh Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Myanmar. Kontingen berkuda SEA Games XXVI Indonesia menurunkan sebanyak 13 atlet, terdiri atas lima atlet di nomor dressage atau tunggang serasi sebanyak empat atlet masingmasing Larasati Gading dengan kudanya Wallenstein 145, Alvaro Menayang (Desperado 172), Djolfi Momongan (Wyatt Earp), dan Ferry Wahyu Hadiyanto (Bonita). Pada nomor tri lomba (eventing) dan tuan rumah Indonesia menurunkan lima atlet, yaitu Albert Pelealu dengan kudanya Edo Budi Luhur, Asep Lesmana (Kelecyn Chessa Peak), Pingkan Motira (Start Wicky), Anto Budiarto (Red Star), dan Ardi Hapsoro Hamidjojo (Autum Spirit 2). Tim berkuda Indonesia telah mempersembahkan tiga medali emas yang diperoleh dari nomor Tunggang serasi tim dan individu serta show jumping tim, dua perak (tri lomba beregu, tunggang serasi individu), dan satu perunggu (Tri lomba individu). Sedangkan tim berkuda Thailand memperoleh dua medali emas dan dua perak, satu perunggu, Filipina satu perak, Malaysia satu perunggu, dan Myanmar dua perunggu. (ant)