11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Belajar Menurut Baharudin (2007), Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir khayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi Bell-Gredler dalam Baharudin (2007). Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Baharudin, 2007). 11 Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
22
Embed
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hakekat Belajarrepository.ump.ac.id/3003/3/LENI TRI KUSWINIARTI BAB II.pdf13 perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Belajar
Menurut Baharudin (2007), Belajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai
sejak manusia lahir sampai akhir khayat. Kemampuan manusia untuk belajar
merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk
hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi
masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan
memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan
bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan
budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi Bell-Gredler dalam Baharudin
(2007).
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar
dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku
juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Baharudin, 2007).
11
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
12
Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif di lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dalam nilai
sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas (Winkel, 1996).
Menurut Slameto (1991) menjelaskan bahwa belajar adalah proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk mempermudah suatu perubahan tingkah lakuyang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Menurut Hilgrad dalam Sanjaya (2006), belajar diannggap sebagai proses
perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgrad
mengungkapkan “Learning is the process by wich an activity originates or
changed through training procedurs (wether in the laboratory or in the natural
environment0 as distinguished from changes by factors not attributable to
training.” Menurutnya belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau
prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun di lingkungan
alamiah.
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah
mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya
perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu
dengan lingkungan yang disadari.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan pada diri seseorang secara sadar, dalam hal ini terjadi
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
13
perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi
juga berbentuk kecakapan, keterampilan sikap, dan penyesuaian diri terhadap
suatu lingkungan.
2.2 Faktor yang mempengaruhi Belajar
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009), menjelaskan bahwa keberhasilan
dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya secara integrative dari setiap
faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan
belajar, antara lain :
1. Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup :
a. Tingkat kecerdasan (intelligent quotient)
b. Bakat (aptitude)
c. Minat (interest)
d. Motivasi (motivation)
e. Keyakinan (belief)
f. Kesadaran (consciousness)
g. Kedisiplinan (discipline)
h. Tanggung jawab (responsibility)
2. Pengajar yang professional yang memiliki :
a. Kompetensi pedagodik
b. Kompetensi social
c. Kompetensi personal
d. Kompetensi professional
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
14
e. Kualifikasi pendidikan yang memadai
f. Kesejahteraan yag memadai
3. Atmosfir pembelajaran partisipasif dan interaktif yang dimanifestasikan
dengan adanya komunikasi timbal balik dan multi arah (multiple
communication) secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan
yaitu :
a. Komunikasi antara guru dengan peserta didik
b. Komunikasi antar peserta didik dengan peserta didik
c. Komunikasi kontekstual dan integrativ antar guru, peserta didik dan
lingkungannya.
4. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga peserta
didik merasa betah dan bergairah (enthuse) untuk belajar, yang mencakup :
a. Lahan tanah, antar alain kebutuhan sekolah, halaman sekolah, halaman
dan lapangan olahraga.
b. Bangunan, antara lain bangunan kantor, kelas, laboratorium, perpustakaan
dan ruang aktivitas ekstra kurikuler
c. Perlengkapan, antara lainalat tulis kantor, media pembelajaran, baik
elektronik maupun manual.
5. Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus meneganai perubahan
perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang berkaitan
dengan kognitif, afektif maupun psikomotor.
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
15
6. Lingkungan agama, social, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi serta
lingkungan alam sekitar, yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran
secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Lingkungan ini
merupakan faktor peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar kontekstual.
7. Atmosfer kepemimpan yang sehat, partisipasif, demokratis dan situasional
yang membangun kebahagian intelektual (intellectual happiness), kebagaiaan
emosional (emotional happiness), kebahagiaan dalam merekayasa ancamann
menjadi peluang (adversity happiness) dan kebahagiaan spiritual (spitritual
happiness).
8. Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget) maupun biaya
pembangunan (capital budget) yang datangnya dari pihak pemerintah,
orangtua, maupun skateholder lainnya sehingga sekolah mampu melangkah
maju dari sebagai pengguna dana (cost) menjadi penggali dana (revenue).
2.3 Pemahaman Konsep
2.3.1 Pengertian Pemahaman
Menurut Sardiman (2010) Pemahaman atau comprehension dapat
diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Belajar berarti harus mengerti
secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi –
aplikasinya, sehingga menyeabkan siswa dapat memahami suatu situasi.
Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya
menangkap makna dari sebuah proses pemelajaran.comprehension atau
pemahaman, memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
16
bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap
tidak akan bermakna.
2.3.2 Kemampuan Pemahaman Konsep
Menurut Wardhani (2006) menjelaskan bahwa indikator pencapaian
aspek pemahaman konsep adalah sebagai berikut :
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
konsepnya.
c. Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk presentasi.
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari konsep.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan
mempunyai kemampuan pemahaman konsep apabila siswa mampu
mendefinisikan dan mengidentifikasikan konsep serta menyajikan konsep
dalam bentuk presentasi. Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai
kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan
melakukan prosedur secara efisien dan tepat dalam menyelesaikan atau
memecahkan masalah.
2.4 Hakikat IPA Biologi
Menurut Marsetio dalam Trianto (2010), hakikat IPA pada dasarnya
dibangun atas produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu IPA
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
17
dibangun pula sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur. Sebagi
proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakanpengetahuan
tetang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. IPA sebagai produk
artinya sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah
atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. IPA
sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk
mengetahui sesuatu riset pada umumnya yang lazim diseut metode ilmiah .
Hakikat IPA semata-mata tidaklah pada dimensi pengetahuan (kelimuan), tetapi
lebih dari itu, IPA lebih menekankan pada dimensi nilai ukhrawi dimana dengan
memerhatikan keteraturan di alam semesta akan semakin meningkatkan
keyakinan akan adanya sang pencipta yaitu Allah SWT (Trianto, 2010).
2.5 Keterampilan Proses Sains
2.5.1 Pengertian Keterampilan Proses
Menurut Indrawati dalam Triyanto (1999), Keterampilan proses
merupakan keseluruhan suatu keterampilan ilmiah yang terarah (baik
kognitif maupun psikomotorik) yang dapat untuk menemukan suatu
konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi) yang akan berperan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
Keterampilan Proses Sains merupakan suatu pendekatan belajar-
mengajar yang mengarah pada pertumbuhan dan pengembangan sejumlah
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
18
keterampilan tertentu pada diri siswa agar mampu memproses informasi
atau hal – hal baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun
pengembangan sikap dan nilai (Dwiyanti & Siswaningsih, 2005).
Menurut Juliato (2003) Keterampilan Proses Sains bermanfaat
dalam rangka :
a. Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan
c. Meningkatkan daya ingat.
d. Memberikan kepuasan instrinsik bila anak telah berhasil melakukan
sesuatu.
e. Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.
Keuntungan dengan Keterampilan Proses
a. Siswa dapat menggunakan berbagai sumber belajar.
b. Siswa lebih menghayati materi karena menghadapi langsung dengan
obyek belajar.
c. Sikap ingin tahu, kemampuan kreatifitas, sikap kritis, sistematis,
terbuka, jujur dapat ditumbuhkembangkan.
d. Siswa dilibatkan secara optimal baik mental maupun fisik, sehingga
pengetahuan mudah meresap dan tahan lama.
2.5.2 Jenis-jenis keterampilan proses
Keterampilan proses sains yang harus dikuasai oleh siswa antara
lain yaitu mengamati, mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan,
Peningkatan Kemampuan Bertanya ..., Leni Tri Kuswiniarti, FKIP UMP, 2012
19
menghitung, mengukur, menafsirkan, melakukan percobaan,