Top Banner
SNI SNI Sistem Pangan Organik Sistem Pangan Organik (SNI-01-6729-2002) (SNI-01-6729-2002) ©a.k.seta
43

10. SNI Pangan Organik

Nov 29, 2015

Download

Documents

Rifqy Lukman
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 10. SNI Pangan Organik

SNI SNI Sistem Pangan Sistem Pangan

OrganikOrganik(SNI-01-6729-2002)(SNI-01-6729-2002)

©a.k.seta

Page 2: 10. SNI Pangan Organik

Kenapa perlu SNI?Kenapa perlu SNI?

Adanya banyak Adanya banyak ““mahzab pertanian mahzab pertanian organikorganik”” di masyarakat di masyarakat perlu acuan perlu acuan tunggal yang berlaku nasional namun tunggal yang berlaku nasional namun diakui internasional.diakui internasional.

Sebagai pedoman (minimal) untuk Sebagai pedoman (minimal) untuk sertifikasi dan pelabelan.sertifikasi dan pelabelan.

©a.k.seta

Page 3: 10. SNI Pangan Organik

“sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan

mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk keragaman

hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah”.

Definisi Pertanian OrganikDefinisi Pertanian Organik

©a.k.seta

Page 4: 10. SNI Pangan Organik

Pangan Organik?

bukan product claim, namun process claim !!

produksi

pengolahan

pelabelan

pemasaran

• Benih/ bibit?Benih/ bibit?• Lahan?Lahan?• Kesuburan tanah?Kesuburan tanah?• Hama, penyakit, gulma?Hama, penyakit, gulma?

• Ingredients?Ingredients?• Packaging?Packaging?• dll.dll.

• SertifikasiSertifikasi• dll.dll.

• Shipping?Shipping?• Placing?Placing?• dll.dll.

©a.k.seta

Page 5: 10. SNI Pangan Organik

PEDOMAN SISTEM PRODUKSI

TANAMAN ORGANIK

©a.k.seta

Page 6: 10. SNI Pangan Organik

ABenih/ BibitBenih/ Bibit

©a.k.seta

Prinsip:Prinsip:Benih/ bibit yang digunakan harus sesuai dengan agro-ekosistem yang ada, tahan terhadap hama dan penyakit, dan berasal dari produk pertanian organik.

Page 7: 10. SNI Pangan Organik

1.1. BenihBenih/ / bibit yang digunakan untuk produksi pertanian bibit yang digunakan untuk produksi pertanian organik organik tidak boleh berasal dari produk rekayasa genetika tidak boleh berasal dari produk rekayasa genetika ((genetically modified organisms = GMOgenetically modified organisms = GMO).).

2.2. BenihBenih/ / bibit yang digunakan untuk produksi pertanian bibit yang digunakan untuk produksi pertanian organik organik harus berasal dari produk pertanian organikharus berasal dari produk pertanian organik. .

3.3. Jika Jika benih/bibitbenih/bibit organik organik tidak tersedia maka:tidak tersedia maka:

a)a) Pada tahap awal dapat digunakan benih atau bibit yang Pada tahap awal dapat digunakan benih atau bibit yang tidak dikenai perlakuan dengan bahan-bahan yang tidak dikenai perlakuan dengan bahan-bahan yang dilarang digunakan untuk produksi pertanian organik;dilarang digunakan untuk produksi pertanian organik;

b)b) Jika tidak ada, bisa digunakan benih atau bibit yang Jika tidak ada, bisa digunakan benih atau bibit yang diberi perlakuan dengan bahan-bahan yang diberi perlakuan dengan bahan-bahan yang direkomendasikan penggunaannya untuk produksi direkomendasikan penggunaannya untuk produksi pertanian organik.pertanian organik.

©a.k.seta

Page 8: 10. SNI Pangan Organik

Produksi bibit / pembenihan

DISARANKAN DIBATASI DILARANGMedia: Tanah

bebas kontaminasi, palm peat, & serbuk gergaji organik.

Irigasi air alamiLegum inokulanMycorhizal

inokulanFumigasi:

Sterilisasi uap

o Media: Pasir sungai, gambut dan tanah

o Foliar feedingo Kalium

permanganato Seng oksida

Media: Sistem hidroponik

Disiram dengan air dicampur pupuk kimia

Fumigasi menggunakan methyl bromide

Penggunaan bahan GMO

©a.k.seta

Page 9: 10. SNI Pangan Organik

1.1. Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian organik Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian organik harus harus bebas dari bahan kimia sintetis bebas dari bahan kimia sintetis (pupuk dan (pupuk dan pestisida).pestisida).

2.2. Jika lahan yang akan digunakan untuk produksi pertanian Jika lahan yang akan digunakan untuk produksi pertanian organik berasal dari lahan yang sebelumnya digunakan organik berasal dari lahan yang sebelumnya digunakan untuk produksi pertanian non-organik, maka lahan untuk produksi pertanian non-organik, maka lahan tersebut harus dilakukan tersebut harus dilakukan konversi konversi dengan ketentuan dengan ketentuan sebagai berikut:sebagai berikut:

©a.k.seta

Prinsip:Prinsip:

Masa konversi harus cukup lama hingga terbentuk kesuburan tanah untuk menunjang sistem pengengolaan pertanian organik.

B LahanLahan

Page 10: 10. SNI Pangan Organik

a)a) Untuk tanaman semusim diperlukan masa konversi Untuk tanaman semusim diperlukan masa konversi minimal 2 (dua) tahun minimal 2 (dua) tahun sedangkan untuk tanaman tahunan sedangkan untuk tanaman tahunan diperlukan masa konversi diperlukan masa konversi minimal 3 (tiga) tahunminimal 3 (tiga) tahun. . Bergantung pada situasi dan kondisi yang ada, masa Bergantung pada situasi dan kondisi yang ada, masa konversi bisa diperpanjang atau diperpendek namun masa konversi bisa diperpanjang atau diperpendek namun masa konversinya tidak boleh kurang dari 12 bulan;konversinya tidak boleh kurang dari 12 bulan;

b)b) Lahan yang telah dikonversi atau yang sedang dikonversi Lahan yang telah dikonversi atau yang sedang dikonversi ke produksi organik tidak boleh ke produksi organik tidak boleh dirubah bolak-balik dirubah bolak-balik antara antara organik dan konvensional. organik dan konvensional.

c)c) Jika dalam suatu hamparan, konversi lahan tidak dilakukan Jika dalam suatu hamparan, konversi lahan tidak dilakukan pada saat yang bersamaan, maka perlu ada pada saat yang bersamaan, maka perlu ada pemisahan pemisahan yang tegas antara lahan organik dan non-organik untuk yang tegas antara lahan organik dan non-organik untuk menghindari kontaminasi dari lahan non-organik ke lahan menghindari kontaminasi dari lahan non-organik ke lahan organik. organik.

©a.k.seta

Page 11: 10. SNI Pangan Organik

Uraian

Musim Tanam

1998 1999 2000 2001

I II III IV V VI VII VIII

Pupuk organik (kg/ha) 2.100 2.100 1.950 1.800 1.800 1.800 1.800 1.500

Pupuk kimia (kg/ha) 195 150 105 60 0 0 0 0

Biaya produksi (000Rp.) 5.169 5.165 5.207 5.091 5.269 5.248 5.080 5.230

PENDAPATAN :

GKP (kg/ha) 5.460 5.700 5.850 6.000 6.150 6.150 6.150 7.089

Pendapatan (000Rp.) 7.581 8.122 8.244 7.810 8.005 8.005 8.005 11.073

KEUNTUNGAN (000 Rp) 2.412 2.956 3.037 2.718 2.736 2.757 2.925 5.842

Konversi Dilakukan Secara Gradual

Sumber: Studi teknik konversi lahan padi organik di Kec. Gondang, Kab. Sragen.

Page 12: 10. SNI Pangan Organik

3.3. Tanaman yang tumbuh secara Tanaman yang tumbuh secara alami alami ((wild grownwild grown) ) dapat dapat dianggap sebagai produk organik apabila: .dianggap sebagai produk organik apabila: .

3.3. Areal tersebut Areal tersebut jjelas lokasinya elas lokasinya sehingga bisa dilakukan sehingga bisa dilakukan inspeksi atau sertifikasi; inspeksi atau sertifikasi;

4.4. Areal tersebut Areal tersebut tidak pernah mendapatkan atau tidak pernah mendapatkan atau terkontaminasi terkontaminasi dengan bahan-bahan yang dilarang dengan bahan-bahan yang dilarang digunakan untuk pertanian organik selama tiga tahun digunakan untuk pertanian organik selama tiga tahun terakhir; terakhir;

5.5. Pemanenannya tidak mengganggu stabilitas habitat Pemanenannya tidak mengganggu stabilitas habitat alami (tetap menjaga spesies yang ada). alami (tetap menjaga spesies yang ada).

©a.k.seta

Page 13: 10. SNI Pangan Organik

CManajemen Manajemen

Kesuburan TanahKesuburan Tanah

©a.k.seta

Prinsip:Prinsip:Peningkatan atau penjagaan kesuburan dan aktivitas biologi tanah dilakukan terutama dengan mengembalikan bahan organik dari tanaman dan binatang.

Page 14: 10. SNI Pangan Organik

1.1. Kesuburan dan aktivitas biologis tanah harus dijaga Kesuburan dan aktivitas biologis tanah harus dijaga atau ditingkatkan, dengan cara:atau ditingkatkan, dengan cara:

a)a) Ditanami dengan tanaman legumDitanami dengan tanaman legum, atau yang , atau yang punya perakaran dalam melalui program rotasi punya perakaran dalam melalui program rotasi tahunan yang sesuai; tahunan yang sesuai;

b)b) Mencampur bahan organikMencampur bahan organik dalam tanah, baik dalam tanah, baik dikompos atau tidak, dikompos atau tidak, sesuai aturansesuai aturan yang yang ditetapkan. Hasil samping dari usahatani ternak, ditetapkan. Hasil samping dari usahatani ternak, seperti kotoran, dapat digunakan asalkan mereka seperti kotoran, dapat digunakan asalkan mereka berasal dari sistem produksi yang sesuai dengan berasal dari sistem produksi yang sesuai dengan pedoman ini;pedoman ini;

©a.k.seta

Page 15: 10. SNI Pangan Organik

c)c) Untuk pengaktifan kompos, micro-organisme atau Untuk pengaktifan kompos, micro-organisme atau bahan-bahan yang berbasis tanaman yang tepat bahan-bahan yang berbasis tanaman yang tepat dapat digunakan; dapat digunakan;

d)d) Bahan biodinamik, dari Bahan biodinamik, dari stone mealstone meal, kotoran hewan , kotoran hewan atau tanaman dapat digunakan untuk penyubur atau tanaman dapat digunakan untuk penyubur tanah. tanah.

2.2. Bahan-bahan yang diijinkan digunakan untuk Bahan-bahan yang diijinkan digunakan untuk penyubur tanah dan penyubur tanah dan soil conditionersoil conditioner telah ditentukan. telah ditentukan.

©a.k.seta

Page 16: 10. SNI Pangan Organik

A. DISARANKAN

• Penggunaan legume• Kompos hasil pertanian organik• Manure hasil pertanian organik• Penggunaan inokulan rhizobium

dan mycorrhizae dengan media organikB. DIBATASI

Dasar:• Jika penggunaan bahan “yang disaranka

n” tidak ada/mencukupi kebutuhan;• Terbatas dosis penggunaannya dan

dihentikan jika sudah cukup tujuannya;• Diperlukan uji laboratorium dan lapang;• Dampak lingkungan menjadi perhatian

utama.

Bahan penyubur tanah

©a.k.seta

Page 17: 10. SNI Pangan Organik

B. DIBATASIBahan:• Batuan alam;• Peat (gambut)• Kompos selain dari non-pertanian

organik• Manure dari non-pertanian organik• Produk perikanan/kelautan:

Seaweed Fish by product

• Produk hewan: Bone meal Meat/blood meal Urine

• Basig slag dan coal dust• Trace elements• Hasil samping industri gula.

©a.k.seta

…penyubur tanah

Page 18: 10. SNI Pangan Organik

C. DILARANG

• Pupuk & Bahan Kimia Sintetis: Superfosfat Urea Amonium sulfat Kalium klorida (KCl) Kalium nitrat Kalsium nitrat Pupuk & bahan kimia sintetis lainnya

• EDTA chelate• Synthetic rooting agent• Plant growth regulator dan hormon• Biakan mikroba yang menggunakan

media kimia sintetis• Semua bahan yang berasal dari GMO.

…penyubur tanah

©a.k.seta

Page 19: 10. SNI Pangan Organik

Soil amendment

LT mixture :a mixed organic compd. Bacillus sp. shrimp & crab shell

(40%), castor bean pomace

(40%), seaweed powder (10%), soybean powder (5%) molasses (5%). (for control of root rot & citrus

nematodes)

(Dr. Tsay )

Pre-treatedPre-treated

3 years after3 years after

1 year after1 year after

Page 20: 10. SNI Pangan Organik

DPengendalian Hama, Pengendalian Hama, Penyakit, dan GulmaPenyakit, dan Gulma

©a.k.seta

Prinsip:Prinsip:

Pertanian organik mengedepankan cara biologis, mekanis dan kultural dalam pengendalian hama, penyakit dan gulma.

Page 21: 10. SNI Pangan Organik

1.1. Hama, penyakit, dan gulma harus dikendalikan Hama, penyakit, dan gulma harus dikendalikan dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara berikut:berikut:

a)a) Pemilihan spesies dan varietas yang sesuai ; Pemilihan spesies dan varietas yang sesuai ;

b)b) Program rotasi yang tepat ;Program rotasi yang tepat ;

c)c) Pengolahan tanah secara mekanis ;Pengolahan tanah secara mekanis ;

d)d) Proteksi dengan menggunakan musuh alami Proteksi dengan menggunakan musuh alami melalui pemberian habitat yang cocok, seperti melalui pemberian habitat yang cocok, seperti misalnya sarang dan tempat menetas, zona bufer misalnya sarang dan tempat menetas, zona bufer ekologi yang menjaga vegetasi alami sebagai ekologi yang menjaga vegetasi alami sebagai rumah bagi predator hama.rumah bagi predator hama.

©a.k.seta

Page 22: 10. SNI Pangan Organik

e)e) Flame weedingFlame weeding..

f)f) Musuh alami termasuk pelepasan predator dan Musuh alami termasuk pelepasan predator dan parasitparasit..

g)g) Cara-cara biodinamik dengan Cara-cara biodinamik dengan stone mealstone meal, kotoran , kotoran hewan atau tanamanhewan atau tanaman..

h)h) Mulsa dan pemangkasanMulsa dan pemangkasan..

i)i) Penggembalaan ternakPenggembalaan ternak..

j)j) Pengendalian mekanis seperti perangkap, Pengendalian mekanis seperti perangkap, pemisah, sinar dan suarapemisah, sinar dan suara..

k)k) Sterilisasi dengan uap jika rotasi tidak dapat Sterilisasi dengan uap jika rotasi tidak dapat dilakukan. dilakukan.

©a.k.seta

Page 23: 10. SNI Pangan Organik

2.2. Jika serangan hama, penyakit dan gulma sangat Jika serangan hama, penyakit dan gulma sangat berat dan tidakan yang dilakukan dengan cara-cara berat dan tidakan yang dilakukan dengan cara-cara tersebut di atas dianggap kurang memadai, maka tersebut di atas dianggap kurang memadai, maka perlu dilakukan dengan cara-cara lain yang perlu dilakukan dengan cara-cara lain yang diperkenankan dalam produksi pertanian organik diperkenankan dalam produksi pertanian organik (lihat Tabel 2 tentang Bahan-Bahan Yang Diijinkan (lihat Tabel 2 tentang Bahan-Bahan Yang Diijinkan Digunakan Untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Digunakan Untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Dalam Sistem Produksi Pertanian Tanaman Dalam Sistem Produksi Pertanian Organik). Organik).

©a.k.seta

Page 24: 10. SNI Pangan Organik

Bahan pengendali hama & penyakitBahan pengendali hama & penyakit

A. DISARANKAN Di lahan:

• Perangkap mekanis• Plant-based repellent• Pestisida nabati• Propolis• Potassium soap

Di gudang & selama pengangkutan:• Pembatas fisik (physical barrier)• Suara (termasuk ultra sound)• Pencahayaan (termasuk ultra violet)• Perangkap (termasuk pheromone)• Pengendalian suhu• Pengendalian udara (penggunaan CO2)• Bahan-bahan diatomaceous earth.

©a.k.seta

Page 25: 10. SNI Pangan Organik

C. DILARANG• Semua pestisida sintetik• Semua yang berasal dari GMO

B. DIBATASI

• Bacillus turingiensis• Pengendalian biologis (ada historical

release)• Pheromones (in traps)• Pyrethrum• Nimba• Rotenone• Bordeaux• Sulfur (alam)• Kalium permanganat (untuk seed

dressing)

©a.k.seta

Bahan pengendali hama & penyakitBahan pengendali hama & penyakit

Page 26: 10. SNI Pangan Organik

Protected facilities, net & vinyl house Use of tunnel covered with plastic sheets to protect Use of tunnel covered with plastic sheets to protect

plants from water-borne pathogensplants from water-borne pathogens

Page 27: 10. SNI Pangan Organik

Use of net house (pore size, 28 mesh) to protect Use of net house (pore size, 28 mesh) to protect papaya trees from papaya ringspot viruspapaya trees from papaya ringspot virus

Page 28: 10. SNI Pangan Organik

•Bagging fruit against pests Bagging fruit against pests (diseases, insects, birds, snails, etc)(diseases, insects, birds, snails, etc) and for production high quality and and for production high quality and non-polluted fruitsnon-polluted fruits

Fruit bagging

Bagging mango fruit in early stage to prevent anthracnose

Grape fruit bagging

Page 29: 10. SNI Pangan Organik

Physical control

Temperature & steam Hot water treatment: Dip mango fruit in 60℃ for 20 sec, → reduce mango fruit anthracnose → transferred to private Co. for commercial use.

CK 60℃/20 sec

Page 30: 10. SNI Pangan Organik

(1). Antagonistic microorganisms

Control of melon root and stem Control of melon root and stem rot with rot with Trichoderma virens Trichoderma virens at at early stage →early stage →

i. Microorganisms used in Taiwan

• Bacillus cerus & B. subtilis : root knot nematodes, powdery mildew

• Pseudomonas spp.

• Streptomycin spp.

• Trichoderma & Glocladium spp.:

Pythium & Rhizoctonia root rot

CK

Trichoderma

Page 31: 10. SNI Pangan Organik

Yellow sticky cards Monitoring population of leaf miners, aphids, thrips and

whiteflies Practically controlling Liriomyza flies & whiteflies in vinyl house

(vegetables & gerbera)

Page 32: 10. SNI Pangan Organik

PEDOMAN SISTEM PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN PASCA MANAJEMEN PASCA

PANENPANENPRODUK PANGAN PRODUK PANGAN

ORGANIKORGANIK

©a.k.seta

Page 33: 10. SNI Pangan Organik

A. Pedoman Umum:

1. Integritas produk pangan organik harus tetap dijaga selama proses pasca panen dengan menggunakan cara-cara yang tepat dan hati-hati untuk menjaga kemurnian produk pangan organik;

2. Penggunaan beberapa bahan aditif dan alat bantu pengolahan diijinkan asal sesuai dengan yang tertera dalam Tabel 3 dan 4;

3. Penggunaan radiasi ion (ionizing radiation) untuk pengendalian hama, pengawetan makanan, penghilangan patogen atau sanitasi, tidak boleh dilakukan pada produk pangan oganik.

©a.k.seta

Page 34: 10. SNI Pangan Organik

1. Pengendalian hama harus dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

• Tindakan pencegahan, seperti penghilangan habitat (sarang hama), harus menjadi cara utama dalam pengelolaan hama;

• Jika tindakan pencegahan tersebut dianggap tidak cukup, pilihan pertama pengendalian hama adalah dengan menggunakan cara mekanis/fisik dan biologis;

• Jika penggunaan cara mekanis/fisik atau biologis dianggap tidak cukup, maka penggunaan pestisida yang diijinkan dalam sistem produksi pertanian organik dapat dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati untuk menghindari kontaminasi.

B. Pengendalian Hama:

©a.k.seta

Page 35: 10. SNI Pangan Organik

... Pengendalian Hama:

2. Hama harus dihindari dengan praktek manufaktur yang baik (good manufacturing practice). Tindakan pengendalian hama dalam tempat penyimpanan atau kontainer untuk pengangkutan produk pangan organik dapat dilakukan dengan pemisah fisik atau perlakuan yang lain seperti penggunaan suara (sound), ultra-sound, pencahayaan, pencahayaan dengan ultra-violet, perangkap, pengendalian suhu, pengendalian udara (dengan karbon dioksida, oksigen, nitrogen), dan dengan menggunakan diatomeous earth.

3. Penggunaan pestisida yang tidak tercantum dalam “Bahan Yang Diijinkan Digunakan Untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman” (lihat dokumen Pedoman Sistem Produksi Pertanian Organik) untuk kegiatan pasca panen dan karantina tidak diijinkan.

©a.k.seta

Page 36: 10. SNI Pangan Organik

Metode pemrosesan bahan pangan organik harus dilakukan secara:

1. Mekanis/fisik, atau;

2. Biologis (seperti fermentasi dan pengasapan), serta

3. Meminimalkan penggunaan bahan-bahan aditif dan ingredient non-pertanian sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3 dan 4.

C. Pemrosesan dan Manufaktur:

©a.k.seta

Page 37: 10. SNI Pangan Organik

Bahan kemasan sebaiknya dipilih dari bahan yang :

1. Dapat diuraikan oleh mikroorganisme (bio-degradable materials);

2. Bahan hasil daur-ulang (recycled materials);

3. Bahan yang dapat didaur-ulang (recyclable materials);

4. Tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang penggunaannya dilarang dalam sistem pertanian organik.

D. Pengemasan:

©a.k.seta

Page 38: 10. SNI Pangan Organik

1. Integritas produk pangan organik harus dipelihara selama penyimpanan dan pengangkutan, serta ditangani dengan menggunakan tindakan pencegahan sebagai berikut:

• Produk pangan organik harus dilindungi setiap saat agar tidak tercampur dengan produk pangan non-organik; dan

• Produk pangan organik harus dilindungi setiap saat agar tidak tersentuh bahan-bahan yang tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem produksi pertanian organik dan penanganannya.

E. Penyimpanan & Pengangkutan:

©a.k.seta

Page 39: 10. SNI Pangan Organik

… Penyimpanan dan Pengangkutan :

2. Penyimpanan produk pangan organik dalam jumlah besar harus dipisahkan dari penyimpanan produk pangan non-organik dan harus diberi label secara jelas untuk menghindari pencampuran;

3. Tempat penyimpanan dan kontainer untuk pengangkutan produk pangan organik harus dibersihkan dulu dengan menggunakan metode dan bahan yang diijinkan digunakan untuk sistem produksi pertanian organik. Jika tempat penyimpanan atau kontainer yang akan digunakan tidak hanya digunakan untuk produk pangan oganik, maka harus dilakukan tindakan pengamanan agar produk pangan organik tidak terkontaminasi.

©a.k.seta

Page 40: 10. SNI Pangan Organik

1. Produk organik, baik segar maupun olahan, yang diimpor dari negara lain dapat dipasarkan hanya jika otoritas kompeten di negara pengekspor telah mengeluarkan sertifikat inspeksi yang menyatakan bahwa seluruh produk yang dicantumkan dalam sertifikat diperoleh dengan cara-cara yang sesuai dengan sistem produksi, preparasi, pemasaran dan inspeksi yang disyaratkan;

2. Sertifikat sebagaimana yang dinyatakan dalam butir (1) di atas harus disertakan dengan barang yang dikirim ke penerimanya (importir). Importir harus menyimpan sertifikat transaksi tersebut paling sedikit 2 (dua) tahun untuk keperluan inspeksi / audit.

F. Perdagangan:

©a.k.seta

Page 41: 10. SNI Pangan Organik

... Perdagangan:

3. Keaslian produk impor tersebut harus dijaga hingga ke konsumen. Jika impor produk organik tidak sesuai dengan regulasi pangan organik yang telah dikeluarkan karena adanya perlakuan yang ditetapkan oleh suatu negara untuk tujuan karantina yang tidak sesuai dengan regulasi pangan organik, maka produk tersebut kehilangan status organiknya;

©a.k.seta

Page 42: 10. SNI Pangan Organik

... Perdagangan:

4. Negara pengimpor dapat:

• Meminta informasi detil, termasuk laporan yang dibuat oleh lembaga/ahli independen, tentang tatacara yang diterapkan oleh negara pengekspor dalam hal sistem produksi organik untuk memutuskan bahwa sistem yang dianut benar-benar sesuai dengan yang berlaku di negara pengimpor;

• Bersama-sama dengan negara pengekspor melakukan kunjungan lapang (site visit) untuk memeriksa tatacara tentang produksi, preparasi, serta inspeksi dan sertifikasi yang diterapkan di negra pengekspor;

• Meminta produk yang diimpor dilabel sesuai dengan peraturan pelabelan produk organik yang berlaku di negara pengimpor.

©a.k.seta

Page 43: 10. SNI Pangan Organik

©a.k.seta

terima terima kasihkasih