10. PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UNGGAS : DAGING DAN TELUR
Feb 22, 2016
10. PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UNGGAS : DAGING DAN
TELUR
I. PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah proses biologis peningkatan masa tubuh dalam satu interval waktu tertentu sesuai dengan karakteristik dari spesies/jenis hewan/ternak.
Selama hewan/ternak tumbuh, disamping bobot badan yang bertambah, masing-masing organ tubuh dan jaringan mengalami perubahan
Pola pertumbuhan dibagi menjadi dua fase : fase accelerating (percepatan) dan fase declarating (perlambatan)
Model Pertumbuhan
Tubuh Keseluruhan:Þ Pertumbuhan ditandai dengan adanya
pertambahan bobot badan, dengan kurva pertumbuhan berbentuk S, pertumbuhan relatif berhenti / bobot badan mulai stabil pada saat dewasa tubuh
Þ Bobot badan dewasa ditentukan oleh strain dan jenis kelamin pada strain yang sama (sexual dimorphism)
Bagian-bagian Tubuh :Þ Pertambahan bobot bada unggas terdiri atas pertambahan bobot
masing-masing bagian tubuh dan laju pertumbuhan setiap bagian tubuh berbeda
Þ Bobot saluran pencernaan dan bagian organ dalam lain secara proposional menurun sejalan dengan pertumbuhan
Þ Bobot otot dan lemak meningkat sejalan dengan pertumbuhan
Maximum growth rate
Mature body weight
Age when maximum rate of growth occurs
Age
Bod
y w
eigh
t
Fisiologi Pertumbuhan
Þ Pertambahan jumlah sel (hyperplasia) dan pertambahan ukuran masing-masing sel (hypertropy)
Komponen pertumbuhan :1. Peningkatan bobot otot (protein dan air)2. Peningkatan ukuran kerangka untuk menunjang
pertumbuhan otot (mineral terutama kalsium)3. Peningkatan penimbunan lemak pada jaringan
adipose (trigliserida dan sedikit air)4. Peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam (pada
strain ayam pedaging pertumbuhannya sangat sedikit)
Pertumbuhan Otot :
- Peningkatan ketebalan dan panjang serabut otot (jumlahnya telah ditentukan sebelum ayam menetas)
- Penebalan otot disebabkan oleh terjadinya pembelahan dan perbanyakan myofibril, sedangkan penambahan sarcomere pada ujung-ujung myofibril menyebabkan serabut otot memanjang
- Serabut otot ayam jantan lebih tebal dari pada betina- Serabut otot ayam pedaging pertumbuhan cepat lebih tebal
dari pada ayam yang tumbuh lambat- Pertumbuhan otot identik dengan penimbunan protein,
defisiensi protein akan menghambat laju pertumbuhan- Interaksi kopleks antara hormon-hormon dalam tubuh
mempengaruhi laju pertumbuhan otot
Pertumbuhan Tulang
ÞFungsi tulang : 1. Membentuk kerangka yang kompak untuk menunjang otot-otot tubuh, 2. Penyimpanan cadangan Ca dan P ÞTerdiri dari dua fase matriks : - Ca dan P keras dan kaku
- Serabut organik fleksibleÞ Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada bagian growth
plate : sel-sel pada growth plate (osteoblast) mensintesis dan mensekresikan osteoid (kolagen kaya protein) yang membentuk matriks tempat absorpsi ion-ion Ca dan P yang kemudian membentuk kristal
Þ Osteoclast mereabsorpsi mineral dan fase organik sehingga ukuran tulang membesar dan berfungsi sebagai cadangan metabolically active Ca
Þ Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh : faktor genetik, hormon, kecukupan vitamin A dan D
Þ Kelainan akibat pertumbuhan abnormal tulang : spondylolisthesis, deformasi tulang kaki, dyschondroplasia, rickets
Pertumbuhan Lemak
Þ Terjadi dibeberapa bagian tubuh, ditimbun pada jaringan adipose yang membentuk bantalan trigliserida berakumulasi dalam sel-sel jaringan adipose (adipocytes)
Þ Asam-asam lemak diderivasi langsung dari makanan atau disintesis dalam hati dengan glukosa sebagai prekusor berbeda dengan mamalia
Þ Berfungsi sebagai cadangan energi dan insulasi tubuh
Þ Pada defisiensi energi, lemak dari jaringan adipose dimobilisasi dengan bantuan hormon glukagon.
II. PRODUKSI Produksi daging/telur merupakan hasil biologis yang kompleks sebagai resultante dari kemampuan genetik ternak dengan lingkungan
AYAM PEDAGING/BROILER
Feed efficiency (FE) atau efesiensi ransumPertambahan Bobot BadanKonsumsi Ransum
FCR =
FE = x 100%
Feed conversion ratio (FCR) atau konversi ransumKonsumsi ransum (pada waktu dan berat yang sama)Kenaikan bobot badan (pada waktu dan berat yang sama)
AYAM PETELUR/LAYERJumlah Produksi Telur (butir)Jumlah Ayam Hidup x 100%Hen Day Production (HDP) =
Jumlah Produksi Telur (butir)Jumlah Ayam Awal x 100%Hen House Production (HDP) =
Konsumdi RansumProduksi TelurFeed Conversion Ratio (FCR) =
Produksi TelurKonsumsi Ransum x 100%Feed Efficiency (FE) =
Nilai efisiensi ransum yang semakin besar semakin baik, sebaliknya nilai konversi ransum yang
semakin kecil semakin baik
KUALITAS TELUR Telur tetasOleh pembibit (breeder) lebih ditekankan kepada kualitas ideal untuk mencapai daya tetas dan daya hidup anak yang tinggi
Telur konsumsiLebih diarahkan ke berat telur, kualitas kerabang dan kualitas kuning telur, karena pertimbangan ekonomi (harga jual)
Bentuk telur Bentuk telur dinyatakan dengan indeks telur, yaitu perbandingan antara diameter lebar dan diameter panjang telur yang dinyatakan dalam persen.
Nilai Indeks telur bervariasi antara 65 – 82% dimana ideal antara 70 – 75%
Kuning Telur (Yolk)Indeks Yolk = H/W atau tinggi kuning telur (cm) dibagi diameter kuning telur (cm)
Putih Telur (Albumen)Indeks Albumen = Tinggi Albumen (cm) dibagi Panjang
Albumen(cm)
Haugh Unit (HU) = Log 100 (H – 1,7W0,37 + 7,57)Ket. : H = tinggi putih telur (mm) dan W = berat telur (g)
Besarnya nilai Haugh Unit bervariasi antara 20 – 110Telur yang baik memiliki HU antara 50 - 100
KelasAA A B C
HU HU > 79 79>HU>55
55>HU>31
HU<31
Kerabang Telur Indeks Kerabang Telur (I) = C / S x 100I = indeks kerabang telur (g/cm2)C = berat kerabang telur (g)S = luas permukaan kerabang telur (cm2)
Luas permukaan kerabang telur dihitung berdasarkan berat telur mengikuti rumus Mongin (1965) :
S = 3,978W0,7056, dimana W = berat telur
Ketebalan Kerabang TelurDiukur menurut rumus Hamilton, dkk.(1979) yaitu :
T = 3,98 SW/SA + 16,8T = ketebalan kerabang telur (mm)SW = berat kerabang telur (g)SA = Luas permukaan (cm2)
III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
BROILERFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi daging pada broiler antara lain :
Genetik (jenis, variasi individu)Jenis kelaminUmurLuas kandang/lantaiTemperaturPencahayaanRansum
Jenis/StrainPerforma strain broiler berdasarkan pedoman pembibit (breeder)
Cobb 500 (straight run)
Hubbard (straight run)
Umur
(mg)
BB(g) FCR
Konsumsi (g)
BB(g) FCR
Konsumsi (g)
Mg Kum Mg Kum
1 194 0,90 174 174 168 0,95 160 1602 461 1,17 367 541 404 1,25 345 5053 842 1,34 763 113
0726 1,47 562 106
74 130
91,48 118
1194
4111
61,64 762 182
95 181
71,62 176
2294
3153
31,76 869 269
86 234
71,76 236
9413
1195
51,90 101
6371
47 289
71,90 312
6549
5240
42,04 118
9490
3
Keterangan: Mg (per minggu) ; Kum (kumulatif)
Jenis Kelamin dan UmurPerforma ayam broiler jantan dan betina yang dipelihara terpisah
Jantan BetinaUmu
r(mg
)
BB(g) FCR
Konsumsi (g)
BB(g) FCR
Konsumsi (g)
Mg Kum Mg Kum
1 152 0,89 135 135 144 0,91 131 1312 376 1,13 290 425 344 1,17 273 4043 686 1,33 487 912 617 1,37 444 8484 108
51,49 704 161
6965 1,54 642 149
05 157
61,64 960 257
6134
41,66 738 222
86 208
81,78 114
1371
7174
11,86 100
1322
97 259
01,93 128
1499
8213
42,02 108
1431
0
Sumber: NRC (1994) ; Mg (per minggu) ; Kum (kumulatif)
Bobot karkas dan prosentase lemak abdominal ayam broiler
Umur(mg)
Jantan BetinaBobot Karkas
(g)
Lemak Abd (%)*
Bobot Karkas
(g)
Lemak Abd (%)*
4 781 2,5 720 2,85 1237 2,6 1160 3,26 1596 3,3 1376 3,4Keterangan: * prosentase dari bobot karkas
Kebutuhan luas lantai kandang dan kepadatan pada broiler
Berat Ayam
Hidup (kg)
Luas Lantai
(m2/ekor)
Kepadatan
(ekor/m2)
Daging yg dihasilkan
(kg/m2)1,36 0,05 20,0 28,01,82 0,06 16,7 30,32,27 0,08 12,5 28,42,72 0,09 11,1 30,23,18 0,11 9,1 29,0
Sumber: North and Bell (1990)
Luas lantai kandang dan kepadatan
Pengaruh luas lantai terhadap bobot hidup, tingkat kematian,Pertumbuhan bulu, dan konversi ransum pada ayam broiler
Luas Lantai
(m2/ekor)
Bobot Hidup
Umur 40 hari (kg)
Kema-tian
(%)
Pertumb. Bulu
Jelek (%)
Konversi
Ransum
0,09 1,88 2,0 0,2 1,730,08 1,87 2,1 0,4 1,740,07 1,86 2,3 1,0 1,750,06 1,83 2,6 2,2 1,790,05 1,81 3,0 4,8 1,840,04 1,79 3,6 8,0 1,910,03 1,75 4,5 14,1 1,98
Sumber: North and Bell (1990)
Pengaruh temperatur kandang terhadap konsumsi ransum
Umur (mg)
Rata-rata Temperatur Harian10,0 0 C 21,1 0C 32,2 0 C 37,8 0 C
Kg Ransum/100 ekor/hari
1 1,68 1,68 1,64 1,592 4,54 4,14 4,00 3,963 6,68 6,50 6,09 7,644 9,41 9,05 8,36 8,645 12,09 11,50 10,18 9,506 15,00 14,37 12,46 11,237 18,20 17,09 14,59 12,918 20,20 18,82 16,09 13,96Sumber: North and Bell (1990)
Pengaruh temperatur kandang terhadap konsumsi air minum
Umur (mg)
Rata-rata Temperatur Harian10,0 0 C 21,1 0C 32,2 0 C 37,8 0 C
Liter Air/1000 ekor/hari
1 30 30 34 382 45 61 98 1823 72 95 197 3604 98 133 273 4925 133 174 356 6446 163 216 416 7577 189 254 462 8378 216 288 473 863Sumber: North and Bell (1990)
Upaya mengatur keseimbangan ion akibat cekaman panasDapat dilakukan melalui penambahan NaHCO3
Perlakuan
PBB (g) pH DarahTekanan Normal
Cekaman Tekanan Normal
Cekaman
Basal 864 407 7,28 7,410,5%
NaHCO3 871 444 7,29 7,41
Sumber: Teater, et al., (1985)
Respons broiler yang dipelihara secara straight run terhadapBerbagai kandungan energi ransum
NoLevel EM
Ransum (k
cal/kg)
BB 6 mg (kg)
Konsumsi (kg)
FCR (6 mg)
1 2970 1,82 3,72 2,052 3080 1,86 3,50 1,883 3190 1,89 3,30 1,754 3300 1,91 3,28 1,725 3410 1,92 3,26 1,706 3520 1,93 3,25 1,69
Sumber: North and Bell (1990)
LAYERFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi telur pada ayam layer antara lain :
Genetik (jenis, variasi individu)UmurSiklus ProduksiKepadatanTemperaturPencahayaanMolting Ransum
Minggu
Produksi
Nort and Bell (1990)
Hy-Line Brown 2000
HDP (%)
HHP (%)
Kumulatif (butir)
HDP (%)
Mortalita
s
Kumulatif (butir)
21 10,0 10,0 0,7 51 0,2 5,936 89,5 86,7 82,3 93 1,0 102,445 85,0 80,9 134,8 90 1,5 159,460 77,5 71,5 214,5 82 2,5 247,574 70,5 63,3 280,2 71 4,0 320,0
HDP: Hen Day Production ; HHP: Hen House Production
Jenis/StrainProduksi ayam petelur komersial jenis ringan dan medium padaBerbagai umur produksi (minggu produksi)
Siklus Produksi
Siklus produksi sangat berpengaruh terhadap produksi telur, Perbandingan produksi telur dari siklus pertama, kedua, danketiga.
Produksi Telur HarianUmur (mg)
Siklus I (%)
Umur (mg)
Siklus II (%)
Umur (mg)
Siklus III (%)
31 92,0 76 80,0 116 73,440 87,5 85 80,8 125 73,660 77,5 105 70,365 75,0
Siklus produksi: siklus I (21-65 mg) ; siklus II (66-105 mg) ; siklus III (106-140 mg)
Kepadatan
Performance results of 1, 2, 3, or 4 Hens per 12 x 18 in Cages(30 x 45 cm)
Performance resultsHens per cage
1 2 3 4
Hen-day Production (%)
73 69 69 65
Eggs per Hen House 284 267 264 241Mortality (%) 4.4 5.7 6.7 15.7Lb feed/dozen 3.8 3.9 3.9 4.1Sumber: Bell (1986) in Poultry Meat and Egg Production (Parkhurst and
Mountney, 1988)
PencahayaanLamanya pencahayaan (program penyinaran) pada ayam petelurSangat penting.
Pengaruh panjang/lama penyinaran terhadapPerforma ayam petelur
Photoperiod PerformaPembesaran Produksi 336 hr prod.
Telur (butir)Bobot Telur
(g)8 Jam 14 Jam 271 58,4
14 Jam 14 Jam 256 60,3
Ransum
Pengaruh lama pemuasaan terhadap performa ayam petelur
PerformaLama Pemuasaan (hari)6 8 10 12
Hen-day Production (%)
53,9 51,7 53,7 56,3
Jumlah Telur (butir) 142 141 149 153Bobot Telur (g) 62,2 64,3 63,9 64,0
Konversi Ransum (kg/doz)
2,12 2,20 2,14 2,06
Mortalitas (%) 10,7 12,5 1,8 7,1Pengaruh protein ransum terhadap performa ayam petelur
Level Protein (%)
Hen Day Production
(%)
Bobot Telur (g)
16 73 59,314 72 58,312 69 57,8
Berat Telur
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berat telur antara lain:genetik, umur, bobot ternak, molting, temperatur, pencahayaanDan ransum
Jenis Unggas Rata-rata berat dan bagian-bagian telur berbagai jenis unggas
JenisUnggas
Berat Telur (g)
Prosentase (%)Kunin
g Telur
Putih Telur
Kerabang Telur
Angsa 155 30-33 55-58 11-13Itik Pekin 92 33 57,5 9,5
Entok 75 – 85 33-37 50-53 11-13Kalkun 80 – 90 31-35 54-58 8,5-10,5
Ayam Leghorn 50 – 70 25-33 57-65 8,5-10,5Puyuh 8 – 10 30-33 52-60 7-9
Merpati 18 18-22 65-75 7-9Sumber: Sauveur (1988)
Umur1. Berat telur meningkat sejalan dengan umur2. Ayam yang mulai bertelur pada umur 21 minggu, secara umum
berat telurnya akan di atas 50 g3. Berat telur rata-rata pada akhir pemeliharaan mencapai 65 g
Bobot TernakUnggas tipe berat secara umum memproduksi telur lebih besar dari unggas tipe ringan
MoltingTelur yang dihasilkan pada periode produksi kedua secara umum lebih berat dibandingkan dengan telur pada periode produksi pertama.
Temperatur4. Setiap peningkatan temperatur kandang 10C akan
mengakibatkan penurunan berat telur 0,4 g5. Keadaan kritis terjadi pada temperatur kandang lebih dari 250C
Pencahayaan1. Di negara empat musim pencahayaan klasik yang ideal untuk
ayam petelur biasanya 14L : 10 D2. Di Indonesia dapat bervariasi 12L : 12D
Ransum3. Kenaikan energi ransum dapat menaikan berat telur4. Peningkatan kandungan protein ransum yang berlebihan dapat
menurunkan berat telur
Umur Ayam (mg)
% Methionin0,23 0,26 0,29 0,32 0,35 0,38
21 49,8 51,0 51,9 52,1 52,0 52,636 53,2 55,0 56,4 56,3 56,3 57,145 56,2 57,9 59,6 59,2 59,2 60,060 56,8 59,4 59,5 59,5 59,5 60,2
Pengaruh methionin terhadap berat telur
TUGASDikumpulkan Tgl 31 Mei 2011 ke alamat:
Buatlah makalah berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Broiler/ Petelur” *) dengan outline sebagai berikut:
I. Pendahuluan (maks ½ hal A4)II. Pemberian ransum (1-2 hal A4)III. Persyaratan dan model kandang yang digunakan (1-2 hal A4)IV. Jenis penyakit yang sering ditemukan (1-2 hal A4)V. Pertumbuhan dan produksi (2-3 hal A4)
5.1. Kurva pertumbuhan5.2. Produksi (data dan uraian tentang Konsumsi ransum, Bobot badan/Produksi telur *), dan FCR)
VI. Penutup (maks ½ hal A4)
*) Pilih salah satu