BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGPembangunan kesehatan merupakan bagian integral
dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap oang aga tewujud derajat
kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan beperan
penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia.Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
Dalam menilai keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat
dengan menggunakan beberapa tolak ukur diantaranya penurunan angka
kematian bayi, peningkatan umur harapan hidup serta perbaikan gizi
masyarakat. Pencapaian cakupan dari tolak ukur tersebut
mencerminkan keberhasilan berbagai program diantaranya imunisasi,
gizi, kesehatan lingkungan dan lain-lain serta dengan dukungan
sarana dan prasarana yang diharapkan akan bertambah.Puskesmas
bertanggung jawab sebagai penyelenggara upaya kesehatan untuk
janjang tingkat pertama. Puskesmas Wani merupakan salah satu unit
pelayanan kesehatan terdepan diwilayah Kecamatan Tanantovea
Kabupaten Donggala, mengemban tugas pelayanan yang menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat. Mencakup usaha preventif (pencegahan
penyakit), kuratif (pengobatan penyakit), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitatif (usaha pemulihan kesehatan) yang
dilakukan dengan tujuan, meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.Salah satu upaya peningkatan manajemen pembangunan
kesehatan untuk menunjang kegiatan puskesmas yaitu Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) yang dikembangkan dalam peyusunan Profil Kesehatan
Puskesmas. Upaya ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk
peningkatan manajemen perencanaan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan program serta penilaian upaya kesehatan.Dari uraian
diatas serta beban tugas dari proses pembelajaan mata kuliah,
kelompok I akan melakukan penelitian mengenai 10 Penyakit Terbesar
di Puskesmas Wani pada Tahun 2013.
B. RUMUSAN MASALAHDari penjelasan di atas, maka peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut:1. Apa saja 10 penyakit
terbesar di Puskesmas Wani pada Tahun 2013?2. Apa penyakit
tertinggi di Puskesmas Wani pada Tahun 2013, serta apa yang menjadi
penyebabnya?3. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan terhadap
penyakit tertinggi di Puskesmas Wani pada Tahun 2013?
C. TUJUANTujuan secara umum penelitian yang akan dilakukan yaitu
untuk mengetahui 10 penyakit terbesar di Puskesmas Wani pada Tahun
2013. Sedangkan, tujuan secara khusus yang ingin dicapai dari
penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:1. Untuk
mengetahui apa penyakit tertinggi di Puskesmas Wani pada Tahun
2013, serta apa yang menjadi penyebabnya.2. Untuk mengetahui
bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan terhadap penyakit
tertinggi tersebut.
D. MANFAAT PENELITIANPeneliti berharap penelitian yang akan
dilakukan ini dapat bermanfaat bagi:1. Penelitia. Dapat menambah
informasi dan wawasan tentang 10 penyakit terbesar di institusi
kesehatan.b. Dapat menambah wawasan, informasi, dan pengetahuan
mengenai penalataksanaan yang dapat dilakukan terhadap
penyakit-penyakit tersebut.2. Para pembaca laporan penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan tentang judul yang berkenaan.
E. SISTEMATIKA PENELITIANUntuk mendapatkan gambaran secara
sistematis dalam pembahasan laporan penelitian ini, maka disusunlah
dari beberapa bab dan sub sebagai berikut:1. Bab pertama adalah :
pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan2. Bab kedua adalah : tinjauan pustaka yang
membahas mengenai 10 penyakit terbesar di Puskesmas Wani meliputi
pengertian, etiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, dan
pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut.3. Bab ketiga adalah
: metode penelitan yang menguraikan tentang metode penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisa data.4. Bab keempat adalah :
hasil dan pembahasan yang menggambarkan hasil penelitian dan
pembahasan.5. Bab kelima adalah : menutup dari seluruh uraian yang
terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB IITINJAUAN TEORI
A. ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS)1. DefenisiISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Atas) merupakan infeksi pada saluran
pernapasan bagian atas mulai dari organ hidung sampai gelembung
paru beserta organ-organ sekitarnya, seperti: sinus, ruang telinga
tengah, dan selaput paru. Penyakit seperti rinitis virus, rinitis
alergi, sinusitis, faringitis dan tonsilitis, serta laringitis.
(Esther Chang, 2009: 190)2. Etiologia. Bakterib. Faktor usia,
dimana anak kecil dan orang tua lebih muda terkena infeksi saluran
pernapasan.c. Gangguan pada sekresi saluran pernapasan.d.
Penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang (Esther Chang, 2009:
190)3. Manifestasi Klinika. Takipneab. Napas tak teratur (apnea)c.
Retraksi dinding torakd. Napas cuping hidunge. Sianosisf. Suara
napas lemah atau hilang g. Wheezingh. Gelisahi. Mudah terangsang,
sakit kepala (Esther Chang, 2009: 191)4. Penatalaksanaana.
Diberikan antibiotik parenteral, oksigen.b. Diberikan obat
kotrimaksasol peroralc. Bila demam diberikan paracetamol5.
Pencegahana. Menjaga keadaan gizi agar tetap baikb. Immunisasic.
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungand. Mencegah anak
berhubungan dengan penderita ISPA
B. GASTRITIS1. Definisi GastritisGastritis merupakan inflamasi
akut atau kronis dari mukosa lambung yang bersifat jinak dan dapat
sembuh sendiri. Biasanya merupakan respon terhadap iritan lokal.
(Lyndon Saputra, 2014:190)Gastritis dibedakan menjadi dua, yaitu
gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut merupakan
penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan sembuh
sempurna(Prince,2006: 422).2. EtiologiPenyebab yang sering dijumpai
:a. Obat analgetik-anti inflamasi terutama aspirin.b. Bahan kimia
misalnya lisol.c. Merokok.d. Alkohol.e. Stress.f. Refluks
usus-lambung.g. Endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan
yang terkontaminasi).h. Beberapa makanan berbumbu termasuk lada dan
cuka.i. Aspek imunologisHubungan antara sistem imun dan gastritis
kronik menjadi jelas dengan ditemukannya autoantibodi terhadap
faktor intrinsik pada pasien dengan anemia pernisiosa.j. Aspek
bakteriologisHelicobacter pylori lebih sering dijumpai. Atropi
mukosa lambung akan terjadi pada banyak kasus, setelah
bertahun-tahun mendapat infeksi Helicobacter pylori. (Lyndon
Saputra, 2014:190)3. Manifestasi Klinika. Rasa tidak nyaman pada
daerah epigastriumb. Gangguan pencernaanc. Kram perutd. Muale.
Pendarahan saluran cernaf. Muntahg. Nyeri tekan abdomenh. Distensi
abdomen (Lyndon Saputra, 2014:190)4. Penatalaksanaana. Diberikan
anti histamin Cimetidine 1 amp/8 jam.b. Diberikan anti emetik
misalnya Raclonid 1 amp/8 jam 3 x 1 atau kalau perlu.c. Diberikan
obat penetralisir asam lambung misalnya Antasida 3 x 1.d. Diberikan
antibiotik misalnya Amoxicillin 500 mg 3 x 1. (Adi Jaya,
http://medicastore.com)5. Pencegahana. Membiasakan makan tepat pada
waktunyab. Hindari alkoholc. Makan dalam porsi yang kecil dan
seringd. Menghindari stresse. Mengunyah 32 kalif. Menghindari
rokok
C. HIPERTENSI1. Defenisi HipertensiHipertensi merupakan saat
tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan
sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentand dari tekanan darah
(TD) normal tingi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini
dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90%) atau kasus
sekunder, terjadi akibat dari kondisi patologi yang seering kali
dapat diperbaiki. (Marilynn Doenges, 1999: 39)2. Etiologia.
Hipertensi Primer1) Tidak diketahui2) Faktor resiko: usia tua,
riwayat keluarga, aya hidup, ras, serta gangguan tidurb. Hipertensi
sekunder1) Tumor otak, cedera kepala, dan tetraplegia2) Kokain,
epoetin alfa, terapi pengganti estrogen,penghambat monoamin
oksidase yang dikonsumsi bersamaan dengan tiramin, obat-obatan
anti-inflamasi non steroid, kontrasepsi oral, dan stimulan saraf
simpatis.3) Sindroma cushing: hiperaldosteron dan disfungsi tiroid,
hipofisis, atau paratiroid.4) Penyakit parenkim dan stenosis atreri
renalis (Lyndon Saputra, 2014:36)3. Manifestasi Klinka. Peningkatan
tekanan darahb. Bruit pada aorta dan arteri karotis, renalis,
femoralis.c. Pusing, bingung, dan fatigued. Pandangan kabure.
Nokturiaf. Edema 4. Penatalaksanaana. Diberikan diuretik 12,5-25
mg/ harib. Diberikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI)
12,5-150 mg 2-3 x seharic. Diberikan beta blocker (BB) 25-100
mg/hari.d. Diberikan anti hipertensi golongan lain (umumnya
terazosin dan doksazosin 1-2 x sehari. (Adi Jaya,
http://medicastore.com)5. Pencegahana. Menerapkan pola hidup
sehat.b. Sering memerikasakan kesehatan.c. Mengehindari stress
dengan gaya hidup yang lebih santaid. Mengobati penyakit penyerta
seperti kolestrol tinggi, diabetes melitus, dan lain-lain.
D. PENYAKIT KULIT (DERMATITIS)1. DefenisiDermatitis adalah
peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menibulkan kelainan
klnis berupa eflo-resensi polimorfik (eritema, edema, papul,
vesikel, skauma, dan keluhan gatal). (Adhi Juanda, 2005: 53)2.
Etiologia. Faktor eksogen: bahan kimia (detergen, asam, basa, oli,
semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur).b.
Faktor endogen: peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
keluarga (genetik). (Adhi Juanda, 2005: 53)3. Manifestasi Klinika.
Pruritusb. Peningkatan suhu tubuhc. Kemerahand. Edema, terlihat
jelas pada bagian kulit yang longar seperti muka (palpebra dan
bibir) dan genetalia eksterna.e. Terdapat lesi polimorfi yang
timbul secara serentak atau berturut-turut. (Adhi Juanda, 2005:
55).4. Penatalaksanaana. Bila lesi akut/eksudatif: kompres 2-3 x
sehari, 1-2 jam dengan larutan rivanol 0,1% atau NaCL 0,9%.b.
Diberikan kortikosteroid potensi rendah: salep hidrokortison 2,5%
1-2 x sehari.c. Diberikan kortikosteroid potensi sedang: salep
betametason 0,1% 1-2 x sehari.d. Pada kulit kering dapat diberikan
emolin/pelembab segera sesudah mandi. (Adi Jaya,
http://medicastrore.com)5. PencegahanMenghindari kulit kering dapat
menjadi salah satu faktor dal membantu mencegah terjadinya
dermatitis. Hal ini dapat dilakukan dengan beberpa cara berikut.a.
Frekuensi mandi: jangan terlalu sering mandi (lebih dari 2 atau 3
kali dalam sehari), serta lamanya waktu mandi.b. Menggunakan sabun
yang tidak menghilangkan sev]cara keseluruhan minyak alami tubuh.c.
Keringkan badan denan cermat.d. Melembabkan kulit.
E. PENYAKIT RADANG SENDI (REMATIK)1. DefenisiArtritis reumatoid
atau rematik merupakan suatu penyakit autoimun dengan gejala nyeri,
kekakuan, gangguan pergerakkan, erosi sendi dan berbagai gejala
inflamasi lainnya. (Esther Chang, 2009: 392)2. Etiologia. Mekanisme
imun (antigen antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor
reumatoid)b. Gangguan metabolismec. Genetikd. Faktor lain: nutrisi
dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial) (Esther Chang,
2009: 393)3. Manefestasi Klinika. Nyeri persendianb. Kekakuan pada
sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi haric. Terbatasnya
pergerakand. Berat badan menurune. Tampak warna kemerahan pada
daerah sendif. Perubahan pada sendi dari ukuran normalg. Bengkak
(reumatoid nodule)h. Kelemahan (Esther Chang, 2009: 393)4.
Penatalaksanaana. Diberikan asetosal 1 gram 3 x seharib. Diberikan
fenilbutason 200 mg 3 x seharic. Diberikan buprofen 400 mg 3 x
seharid. Mengistrahatkan sendi (mengurangi berat badan, melakukan
fisioterapi)5. Pencegahana. Menjaga berat badan idealb. Olahraga
ringan seperti jalan kakic. Diet rendah purind. Diet tinggi omega
3e. Tidak merokokf. Pengaturan aktivitas dan istrahat
F. HIPOTENSI1. DefenisiPenyakit darah rendah hipotensi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawaha angka
normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. (Uyung Pramudiarja,
http://infopenyakit.com)2. Etiologia. Kurangnya pemompaan darah
kejantung akibat beberaa gangguan seperti kelainan fungsi otot
jantung, penyakit katup jangtung.b. Volume darah berkurang akibat
beberapa hal seperti pendarahan yang hebat (luka sobek, menstruasi
berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, berkemih
berlebihan.c. Kapasitas pembuluh darah, pelebaran pembuluh darah
(dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah. (Uyung Pramudiarja
http://infopenyakit.com)3. Manifestasi Klinika. Mengeluh sering
pusingb. Sering menguapc. Penglihatan terkadang dirasakan kurang
jelasd. Keringat dingine. Merasa cepat lelahf. Pingsan berulang
(Uyung Pramudiarja, http://infopenyakit.com)4.
PenatalaksanaanKarena obat hipotensi tidak ada, maka penyembuhan
hipotensi tergantung dari penyebabnya.a. Jika penurunan tekanan
darah akibat kadar hemoglobin (Hb) rendah, maka yang harus
dilakukan adalah menguoayakan untuk meningkatkan kadar hemoglobin
hingga batas normal.b. Jika akibat dehidrasi, maka diberikan asupan
cairan yang cukup.c. Jika akibat pemberian obat hipertensi, maka
dosis dan pemilihan obat-obatan diatur kembali.5. Pencegahana.
Mengonumsi makanan bergizib. Hindari tidak tidur hingga larut
malamc. Minum air putih dengan jumlah yang cukupd. Lakukan olahraga
terature. Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung
kadar garam (asin)f. Menginsumsi vitamin secara rutin
G. DIARE1. DefenisiDiare merupakan keadaan dimana buang air
besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi satu kali dalam sehari. (Mansjoer Arif, 2000:153)2.
Etiologia. Faktor infeksi1) Infeksi bakteri2) Infeksi virus3)
Infeksi parasitb. Faktor malabsorbsi1) Malabsorbsi karbohidrat2)
Malabsorbsi lemakc. Faktor makanan: Makanan yang tidak bersih,
basi, beracun, dan alergi terhadap makanan. (Mansjoer Arif, 2000:
154)3. Manifestasi Klinika. Suhu tubuh meningkatb. Nafsu makan
menurunc. Feses menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darahd.
Muntah dapat terjadi sebulum atau sesudah diaree. Dehidrasi (bisa
sampai syok hipovolemik) (Esther Chang, 2009: 315)4.
Penatalaksanaana. Cairan peroral berisikan NaCL, NaHCO3, KCL dan
Glukosa (oralit) 50-60 mEg/1.b. Cairan parenteral: Ringel Laktat
(RL)c. Pemberian obat anti sekres1) Asetosal 25 mg/th/hr2)
Kloropromazin 0,5-1 mg/kg BB/hrf. Obat spasmolitik, seperti:
paparevin, opinum loperamid.g. Antibiotik, seperti tetrasiklin
25-50 mg/kg BB/hari (Adi Jaya, http://medicastore.com)5.
Pencegahana. Mencuci tangan dengan sabunb. Menggunakan jamban yang
benarc. Menggunakan air bersih yang cukupd. Mengonsumsi makanan
yang bersih
H. ASMA1. DefenisiAsma merupakan penyakit infeksi kronis pada
percabangan trakeobronkial yang membuat pasien mengalami episode
berulang. (Esther Chang, 2009: 194)Asma merupakan suatu kelainan
inflamasi jalan napas kronis yang ditandai dengan obstruksi aliran
udara, inflamasi jalan napas menyeluruh dan sifat hiper-responsif
terhadap banyak rangsangan. (Lyndon Saputra, 2014:74)2. Etiologia.
Asma ekstrinsik: serbuk sari bunga, debu rumah atau jamur, kapuk
atau bantal berbulu, pengawet makanan yang mengandung sulfit,
zat-zat perangsang indera lainnya.b. Asma ekstrinsik: iritan,
stress emosional, kelelahan, perubahan endokrin, variasi suhu,
variasi kelembaban, pajanan terhadap gas beracun, kegelisahan,
batuk-batuk, faktor genetik. (Lyndon Saputra, 2014:75)3.
Manifestasi Klinika. Sesak napas mendadakb. Bunyi napas mengi dan
menurunc. Rasa tertekan pada dadad. Batuk-batuk, sputum kental dan
jernih atau beninge. Nadi cepatf. Takipneag. Penggunaan otot-otot
pernapasan tambahan (Lyndon Saputra, 2014:75)4. Penatalaksanaana.
Pada serangan ringan dapat diberikan suntikan adrenalin 0,2-0,3 mL
subkutan. Dosis anak 0.01 mg/kg BB.b. Diberikan bronkodilator:
teofilin 100-150 mg 3 x seharic. Diberikan salbutamol 2-3 mg 3 x
seharid. Diberikan prednison apabilan obat-obatan diatas tidak
dapat menolong dan diberikan beberapa hari saja.5. Pencegahana.
Asma dapat dicegah dengan menghindari faktor pencetus seperti debu,
serbuk bunga, dan lain sebagainya.b. Jika olahraga sebagai faktor
pencetus asma, hindari dengan melakukan olahraga ringan atau
mengonsumsi obat sebelum berolahraga.c. Mengonsumsi sayuran dan
buah-buahan yang cukup dan teratur agar dapat memperkuat daya tahan
tubuh.
I. PENYAKIT MATA (KONJUNGTIVITIS)1. DefenisiKonjungtivitis
adalah inflamasi pada konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan
dan eksudat. Pada kinjungtivitis mata tapak merah, sehingga sering
disebut mata merah. (Suzzane, 2001:191)2. Etiologia. Bakterib.
Klamidiac. Virusd. Jamure. Parasit (oleh bahan iritatif: kimia,
suhu, radiasi)f. Imunologi (pada reaksi alergi) (Suzzane,
2001:191)3. Manifestasi Klinika. Mata merah, gatal, panas dan
berairb. Kelopak mata bengkakc. Terdapat sekret puluren yang
masifd. Nyeri palpasie. Nyeri pada area adenopati preaurikuler
(Suzzane, 2001:193)4. Penatalaksanaana. Diberikan kloramfenikol
(tetes mata) 4-6 x seharib. Salep antibiotika: kloramfenikol atau
tetrasiklinc. Pada konjungtivitis akibat terpajan zat kimia,
diatasi dengan pencucian pada larutan ringer laktat (RL) atau
cairan garam fisiologis (NaCL 0,8%).d. Pada konjungtivitis alergi
diberikan anti histamin seperti decongestan.5. Pencegahana.
Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangan.b. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah
menangani mata yang sakit.c. Jangan menggunakan handuk atau lap
bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
J. KECELAKAAN (VULNUS LACERATUM)1. DefenisiVulnus Laseratum
merupakan terbuka yang terdiri dari akibat kekerasan tumpul yang
kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. (Mansjoer
Arif, 2000: 603)2. Etiologia. Alat yang tumpulb. Jatuh kebenda
tajam dan kerasc. Kecelakaan lalu lintas dan kereta apid.
Kecelakaan akibat kuku dan gigitan3. Manifestasi Klinika. Luka
tidak teraturb. Jaringan rusakc. Bengkakd. Pendarahane. Akar rambut
tampak hancur atau tercabut bila kekerasan di daerah rambut.f.
Tampak lecet atau memar disekitar luka.4. Penatalaksanaana.
Dilakukan debridemen:1) Irigasi dengan perlahan dan gunakan cairan
isotonik2) Buang jaringan mati dan benda asing lainnya3) Klem dan
ikat pembuluh kecil yang mengalami pendarahan4) Diberikan
pengobatan antimikrobial sesuai ketentuan5) Diberikan profilaksis
tetanus sesuai ketentuan berdasarkan kondisi luka dan status
imunisasi.5. Pencegahana. Menghindari faktor penyebabb. Menggunakan
alat pelindung diri saat bekerjac. Saat mengendarai kendaraan
bermotor haru sesuai dengan aturan lalu lintas yang berlaku.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. TIPE PENELITIANPeneliti menggunakan dasar penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif. Nawawi
(1998:75) mengungkapkan bahwa: Metode deskriptif diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan keadaan subyek atau obyek yang diteliti seperti
individu, lembaga, masyarakat dan lain-lain, pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena
yang diteliti.Sedangkan menurut Moloeng, (2010:11) penelitian
deskriptif bahwa: data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka, hal ini dikumpulkan berkemungkinan
menjadi kunci terhadapa apa yang diketahui. Selanjutnya Bogdan dan
Taylor dalam Moleong, (2010:4) mengemukakan prosedur penelitian
menghasilkan data dekskriptif berupa kata-kata terutama atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Penelitian ini
juga merupakan penelitian observasional deskriptif dengan
pendekatan studi cross sectional (penelitian yang dilakukan pada
satu waktu atau satu periode tertentu dan hanya dilakukan satu
kali) yang dilaksanakan di ruang pengelola program SP2TP Puskesmas
Wani.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN1. Tempat PenelitianUntuk
membatasi daerah penelitian agar pelaksanaan penelitian dapat
berjalan efisien dan efektif, maka penetapan lokasi penelitian
merupakan hal yang cukup penting, oleh karenanya dalam penelitian
ini penyusun memilih lokasi penelitian pada Puskesmas Wani di
Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala.2. Waktu PenelitianWaktu
penelitian menjadi dasar dalam menetapkan perencanaan penelitian
bagi penyusun guna menetapkan jadwal penelitian serta aktivitas
penelitian dimasa akan datang. Waktu yang akan digunakan dalam
penelitian ini selama 2 (dua) minggu, terhitung mulai 08 Desember
2014 sampai dengan 21 Desember 2014.
C. POPULASI DAN SAMPEL1. PopulasiDalam setiap penelitian tentu
memerlukan data atau informasi dari sumber yang dapat di gunakan
untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji kebenaran data
yang di gunakan.Populasi adalah seluruh sumber data yang menjadi
nilai dan tolak ukur di dalam melakukan penelitian ini, yang
digunakan sebagai sumber pengumpulan data dan informasi yang dapat
di nilai sebagai hasil penghitungan maupun pengukuran. Yang menjadi
populasi dalam penelitian ini yaitu Kepala Puskesmas yang juga
selaku Dokter yang bertanggung jawab di Puskesmas Wani, seluruh
tenaga kesehatan, serta seluruh staf tata usaha.2. SampelSampel
adalah sebagian dari jumlah orang atau karakteristik populasi yang
teknik penarikanya di tentukan secara langsung dengan carah memilih
orang-orang yang di anggap memahami dan mengetahui objek
penelitian. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini berjumlah 2
Orang, yaitu Kepala Puskesmas serta staf pengelola data SP2TP
Puskesmas Wani.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATATeknik pengumpulan data ini adalah
teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data di lokasi penelitian, termasuk data dari
informan. Data-data ini berupa data primer dan data sekunder.1.
Data PrimerData primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara yaitu percakapan
dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara.
Wawancara dilakukan dengan Kepala Puskesmas Wani.2. Data
SekunderData sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang
sudah ada. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui
teknik pengumpulan data dokumentasi, yaitu teknik yang untuk
mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Teknik
dokumentasi dilakukan dengan mencatat laporan data 10 penyakit
terbesar di Puskesmas Wani yang dikelola oleh pengelola data SP2TP
Puskesmas Wani.
E. TEKNIK ANALISA DATA1. Editting data yaitu mengoreksi data
yang telah terkumpul, pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan
membetulkan kekeliruan, melengkapi data yang belum lengkap.2.
Penarikan kesimpulan yaitu merupakan langkah dalam menarik
kesimpulan pengolahan data, dimana pada kegiatan ini peneliti
menentukan kesimpulan data yang merupakan hasil pengkajian data
yang telah ada.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS WANI1. Keadaan GeografisPuskesmas
Wani merupakan puskesmas yang berada di wilayah kerja Kecamatan
Tanantovea, Kabupaten Donggala dengan luas wilayah 309,83 km2. Pada
tahun 2013 wilayah kerja puskesmas wani terdiri dari 10 desa, yaitu
desa Wani I, Wani II, Wani III, Lumbupetigo, Nupabomba, Guntarano,
Bale, Wombo Mpanau, Wombo Induk dan Wombo Kalonggo.Letak puskesmas
Wani kurang lebih 25 Km dari ibu kota Palu, dengan batas wilayah
sebagai berikut:a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Labuanb. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Palu Utara
Kota Paluc. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ampibabo dan
Kecamatan Parigi Mautong.d. Sebelah barat berbatasan dengan
kecamatan Palu Utara Kota Palu dan Teluk Palu.2. Keadaan
DemografisJumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wani Kec.
Tanantovea, sesuai sumber data JP: KDA 2012 BPS Donggala (Proyeksi
oleh Dinas Kesehatan Kab. Donggala) adalah 15.441 jiwa. Dimana
jumlah laki-laki 7.520 Jiwa dan Perempuan 7921 Jiwa.Tabel 1.NO
NAMA DESAJUMLAH DUSUNJUMLAH PENDUDUK
1.Wani I42232
2.Wani II52804
3.Wani III3461
4.Lumbumpetigo3915
5.Wombo Kalonggo3790
6.Nupabomba63062
7.Guntarano31584
8.Bale31323
9.Wombo Pnanau21115
10.Wombo Induk21155
J U M L A H3415.441
Jumlah Penduduk diWilayah kerja Puskesmas Wani Sumber Data: JP:
KDA 2012 BPS Donggala3. Sarana PendidikanSarana pendidikan yang
tersedia di wilayah kerja Puskesmas Wani sudah lengkap dari TK, SD,
SLTP dan SMU.Tabel 2.Jumlah dan Jenis Sarana Pendidikandi wilayah
kerja PuskesmasWani Tahun 2013NOJENIS SEKOLAHSTATUSJUMLAH
NEGERISWASTA
1.2.34.TKSDSLTPSMU/SMK-143-18843182273
Sumber Data: JP: KDA 2012 BPS Donggala
4. Keadaan Sosial EkonomiSecara umum keadaan sosial ekonomi
masyarakat dapat dikatakan hampir rata-rata berpenghasilan kecil.
Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah pertanian yang
letaknya jauh dari pemukiman. Dengan keadaan sosial ekonomi
tersebut, maka sebagian besar masyarakat berpendapatan musiman. Hal
ini mengakibatkan beberapa kelompok masyarakat kurang memperhatikan
masalah kesehatan.Gambar 1.Variasi Mata Pencaharian Masyarakat
Tanantovea
Sumber: Data Sekunder 20135. Agama dan Sosial BudayaMayoritas
penduduk beragama Islam (95 %). Sarana ibadah yang tersedia berupa
masjid (24 buah) dan sarana tersebar merata di seluruh desa.
Persentase penduduk yang beragama Kristen/Protestan 2 %, dan
Katolik 3 %. Penduduk asli adalah Suku Kaili.6. Sarana
TransportasiSarana transportasi yang tersedia sudah cukup memadai.
Dari beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Wani mempunyai jalan
yang dapat dilalui kendaraan bermotor. Sehingga ini bukan merupakan
hambatan dalam pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu.
B. 10 PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS WANIMorbiditas merupakan
suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan
suatu kondidi sakit. Morbiditas atau angka kesakitan juga merupakan
jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang
sering kali merupakan kelompok sehat atau kelompok yang beresiko.
Pada wilayah kerja Puskesmas Wani Tahun 2013, angka kesakitan yang
didapat dari data yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan
(facility based data) yang diperoleh melalui system pencatatan dan
pelaporan. Dari data pasien rawat jalan di Puskesmas Wani tahun
2013 yang di kemukakan oleh staf pemegang data SP2TP pada tanggal
08 Desember 2014 diperoleh sepuluh penyakit terbanyak dimana
penyakit ISPA menempati rangking teratas kemudian disusul penyakit
Gastritis dan seterusnya, serta kecelakaan merupakan penyakit yang
terendah yang terjadi di Puskesmas Wani. Berikut gambaran 10
penyakit terbesar di Puskesmas Wani.
Gambar 2.10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Wani
Sumber: Data Program SP2TP Puskesmas Wani Tahun 2013
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) merupakan infeksi pada
saluran pernapasan bagian atas mulai dari organ hidung sampai
gelembung paru beserta organ-organ sekitarnya, seperti: sinus,
ruang telinga tengah, dan selaput paru. Penyakit seperti rinitis
virus, rinitis alergi, sinusitis, faringitis dan tonsilitis, serta
laringitis. Pada Puskesmas Wani terdapat 2.226 kasus penyakit ISPA
yang terjadi selama tahun 2013. Menurut Kepala Puskesmas Wani pada
tanggal 13 Desember 2014: Hal ini terjadi akibat rendahnya
kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, serta
ketidaktahuan masyarakat dengan cara penularan ISPA. Sikap
masyarakat yang mengganggap ISPA tidak berbahaya pun juga menjadi
salah satu faktor penyebab, sehingga penularan penyakit ini semakin
besar.Dari tahun ke tahun kasus ISPA selalu menduduki peringkat
teratas dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas Wani. Sehingga
beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi kasus ini. Dari hasil
wawancara dengan Kepala Puskesmas Wani pada tanggal 13 Desember
2013: Beberapa upaya penanggulangan ISPA telah dilakukan. Pada
Tahun 2013 upaya-upaya yang dilakukan yakni melakukan promosi
kesehatan menegenai pentingnya kebersihan lingkungan, pentingnya
kebersihan perorangan, pentingnya menjaga kesehatan diri agar tidak
tertular berbagai penyakit seperti ISPA. Upaya lainnya juga
dilakukan seperti melakukan pelayanan kesehatan yang tepat kepada
para penderita ISPA, seperti pemberian obat yang tepat sesuai
indikasi.Kecelakaan merupakan peristiwa yang terjadi secara tidak
sengaja. Pada Puskesmas Wani, kecelakaan merupakan kasus terendah
yang terjadi, yaitu sebanyak 106 kasus. Menurut Kepala Puskesmas
Wani pada tanggal 13 Desember 2013, kasus kecelakaan ini merupakan
salah satu kasus yang paling bisa untuk dicegah, dikarenakan hal
ini terjadi akibat kelalaian manusia itu sendiri. Penanggulangan
untuk kasus ini pula tidak dilakukan promosi kesehatan, dikarenakan
hal ini terjadi tanpa sepengetahuan pasien itu sendiri dalam artian
tanpa disengaja. Sehingga penanggulangan yang dilakukan hanya
berupa pelayanan kesehatan terhadap pasien yang telah mengalami
kecelakaan berupa tindakan kesehatan seperti tindakan
debridement.
BAB VPENUTUP
A. KESIMPULAN1. 10 penyakit terbesar di Puskesmas Wani dimulai
dari yang teratas adalah ISPA, gastritis, hypertensi, penyakit
kulit, penyakit radang sendi (rematik), hipotensi, diare, asma,
konjungtivitis, serta kecelakaan.2. Faktor penyebab kasus ISPA
merupakan penyakit terbesar di Puskesmas Wani adalah rendahnya
kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan serta
ketidaktahuan masyarakat mengenai penularan ISPA. Pada tahun 2013
kasus kecelakaan di Puskesmas Wani merupakan penyakit yang terendah
dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas Wani. Kasus ini terjadi
akibat kelalaian pasien itu sendiri.
B. SARANBerdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang
dikemukakan sebagai bahan masukan yang bermanfaat diantaranya
adalah:1. Kepala Puskesmas beserta para stafnya sudah pada taraf
baik, sehingga perlu untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan dan
lebih melakukan peningkatan lagi dalam memberikan pelayanan
kesehatan.2. Tetap menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik
antara Kepala Puskesmas dan para Staf pemberi layanan kesehatan
karena hal ini akan memberikan dampak positif bagi kemajuan lembaga
kesehatan yang dikelolanya.3. Sebagai calon tenaga kesehatan,
hendaknya lebih meningkatkan ilmu pengetahuan, agar nantinya dapat
memberikan pelayanan kesehatan dengan baik.4. Bagi penelitian
selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan refesensi
untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
10