edisi 12 / Februari 2010 S S ekilas kegiatan kegiatan semesteran dari waktu ke waktu terutama proses belajar mengajar —perkuliahan— me- rupakan sesuatu yang biasa, sesuatu yang rutin baik bagi dosen maupun mahasiswa serta tenaga kependidikan. Bagi dosen men- jalankan aktivitas Tri Dharma perguruan tinggi seperti mengajar, menjadi fasilitator, membimbing mahasiswa, melakukan pene- litian dan pengabdian pada masyarakat me- rupakan kewajiban rutin. Sementara bagi mahasiswa melakukan proses belajar men- gajar dengan menambah materi pengeta- huan baik melalui dosen maupun literatur-literatur yang ada baik di dalam kelas maupun di luar kelas, berdiskusi den- gan dosen, memperoleh bimbingan dari dosen atau sesekali melakukan penelitian atau pengabdian bersama dosen. Memang dari sisi bentuk aktivitas –na- manya—tidak berubah dari waktu ke waktu seperti belajar mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Tetapi dari sisi konten semua Tri Dharma Perguruan Tinggi ada tuntutan ’moral” yang menjadi kenis- cayaan bahwa dari waktu ke waktu haruslah ada perubahan sesuai tuntutan perkem- bangan pengetahuan. Tentu saja tidak semua konten/isi Tri Dharma Perguruan Tinggi —salah satu misalnya proses belajar mengajar— harus berubah secara total. Sebenarnya dari sisi interaksi dosen-ma- hasiswa tidak lebih dari 13 kali pertemuan atau maksimal 4 bulan, sementara yang 2 bulan waktu bagi dosen melakukan kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi yang lain. Justru dari waktu yang amat singkat itulah –13 kali pertemuan— tuntutan secara ”moral” ada- nya perubahan dalam proses belajar menga- jar menjadikan dosen maupun mahasiswa harus mempersiapkan diri setiap memasuki semester baru. Pengetahuan tentang berba- gai hal yang harus dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa selama satu semester haruslah sejak awal perkuliahan dimiliki ma- sing-masing pihak. Secara garis besar dan normatif berbagai hal yang harus dilakukan oleh dosen, maha- siswa dan tenaga kependidikan dapat dilihat atau dibuka-buka pada dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan oleh fakultas (FISIP). Dokumen-dokumen yang menjadi rambu- rambu aktivitas dosen, mahasiswa dan te- naga kependidikan telah dikeluarkan oleh FISIP melalui Surat Keputusan Dekan. Doku- men-dokumen itu antara lain Peraturan Pen- didikan, Pedoman Prosedur Pendidikan, Pedomen Tugas Akhir, Pedoman Skripsi, Pe- doman Tesis dan Pedoman Kurikulum Pro- gram Studi (untuk Pedoman Kurikulum dilandasi SK Rektor). Interaksi yang teramat singkat antara dosen-mahasiswa inilah memerlukan peren- canaan yang matang bagi masing-masing pihak. Dalam tataran normatif –setiap awal perkuliah— apa yang disebut dengan kon- trak pembelajaran/perkuliahan menjadi se- suatu yang penting baik bagi mahasiswa maupun dosen. Kontrak perkuliahan inilah menjadi aturan main selama perkuliahan 1 semester. Kontrak perkuliah menjadi batas- batas mana yang mesti dilakukan dan mana yang mesti tidak dilakukan oleh dosen dan mahasiswa selama satu semeter yang terasa amaat singkat. Interaksi dosen-mahasiswa satu semester tak lebih dari 2x umur jagung. (Karnaji) 1 Semester = 2x Umur Jagung?
12
Embed
1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
edisi 12 / Februari 2010
SSekilas kegiatan kegiatan semesterandari waktu ke waktu terutama prosesbelajar mengajar —perkuliahan— me-
rupakan sesuatu yang biasa, sesuatu yangrutin baik bagi dosen maupun mahasiswaserta tenaga kependidikan. Bagi dosen men-jalankan aktivitas Tri Dharma perguruantinggi seperti mengajar, menjadi fasilitator,membimbing mahasiswa, melakukan pene-litian dan pengabdian pada masyarakat me-rupakan kewajiban rutin. Sementara bagimahasiswa melakukan proses belajar men-gajar dengan menambah materi pengeta-huan baik melalui dosen maupunliteratur-literatur yang ada baik di dalamkelas maupun di luar kelas, berdiskusi den-gan dosen, memperoleh bimbingan daridosen atau sesekali melakukan penelitianatau pengabdian bersama dosen.
Memang dari sisi bentuk aktivitas –na-manya—tidak berubah dari waktu ke waktuseperti belajar mengajar, penelitian danpengabdian pada masyarakat. Tetapi dari sisikonten semua Tri Dharma Perguruan Tinggiada tuntutan ’moral” yang menjadi kenis-cayaan bahwa dari waktu ke waktu haruslah
ada perubahan sesuai tuntutan perkem-bangan pengetahuan. Tentu saja tidaksemua konten/isi Tri Dharma PerguruanTinggi —salah satu misalnya proses belajarmengajar— harus berubah secara total.
Sebenarnya dari sisi interaksi dosen-ma-hasiswa tidak lebih dari 13 kali pertemuanatau maksimal 4 bulan, sementara yang 2bulan waktu bagi dosen melakukan kegiatanTri Darma Perguruan Tinggi yang lain. Justrudari waktu yang amat singkat itulah –13 kalipertemuan— tuntutan secara ”moral” ada-nya perubahan dalam proses belajar menga-jar menjadikan dosen maupun mahasiswaharus mempersiapkan diri setiap memasukisemester baru. Pengetahuan tentang berba-gai hal yang harus dilakukan baik oleh dosenmaupun mahasiswa selama satu semesterharuslah sejak awal perkuliahan dimiliki ma-sing-masing pihak.
Secara garis besar dan normatif berbagaihal yang harus dilakukan oleh dosen, maha-siswa dan tenaga kependidikan dapat dilihatatau dibuka-buka pada dokumen-dokumenresmi yang diterbitkan oleh fakultas (FISIP).Dokumen-dokumen yang menjadi rambu-
rambu aktivitas dosen, mahasiswa dan te-naga kependidikan telah dikeluarkan olehFISIP melalui Surat Keputusan Dekan. Doku-men-dokumen itu antara lain Peraturan Pen-didikan, Pedoman Prosedur Pendidikan,Pedomen Tugas Akhir, Pedoman Skripsi, Pe-doman Tesis dan Pedoman Kurikulum Pro-gram Studi (untuk Pedoman Kurikulumdilandasi SK Rektor).
Interaksi yang teramat singkat antaradosen-mahasiswa inilah memerlukan peren-canaan yang matang bagi masing-masingpihak. Dalam tataran normatif –setiap awalperkuliah— apa yang disebut dengan kon-trak pembelajaran/perkuliahan menjadi se-suatu yang penting baik bagi mahasiswamaupun dosen. Kontrak perkuliahan inilahmenjadi aturan main selama perkuliahan 1semester. Kontrak perkuliah menjadi batas-batas mana yang mesti dilakukan dan manayang mesti tidak dilakukan oleh dosen danmahasiswa selama satu semeter yang terasaamaat singkat. Interaksi dosen-mahasiswasatu semester tak lebih dari 2x umur jagung.(Karnaji)
1 Semester = 2x Umur Jagung?
02 Jendela edisi 12/Februari 2010
editorial
� Henry Subiakto, SH, MAAkan mengiku� ujian terbuka Doktor
Mempresentasikan Disertasi berjudul : “Kontestasi Wacana Sistem Penyiaran yangDemokra�s : Analis Konstruksi Sosial RelasiNegara, Industri Penyiaran dan Civil Society.
Selasa, 2 Februari 2010
di Gedung Pascasarjana Lantai 3 Kampus B UnairJl. Dharmawangsa Dalam Surabaya
� DOKTOR BARU� REKAMAN ACARA FISIP
WAKTU ACARA TEMPAT
4 Januari Gelombang 2 Pergeseran SDMFISIP
-
13 Januari Seminar “Menyikapi KasusCentury Menjelang 100 HariKepemimpinan SBY-Boediono”
AuditoriumGedung C
13 Januari Diskusi dan Bedah Buku“Ketimpangan Gender danKetidakbedayaan PerempuanMiskin di Perkotaan”
Ruang AdiSukadana
13 Januari Diseminasi Program HibahKompetensi (PHK) A-2 dan A-3
Ruang 205
13-28Januari
Sertifikasi Dosen Ruang 207
14-15Januari
Penggalangan Dana untuk BanjirPasuruan
Kampus FISIP
16 Januari Pameran Poster matakuliahDKV“Justice for Indonesia”
CafeMagnetzone
19 Januari Seminar “Peran Mahasiswadalam Penegakan IntegritasMasyarakat”
Ruang AdiSukadana
20 Januari FGD “Meninjau KembaliEfektifitas Program PublicIntegrity Education Network(IEN).”
Ruang AdiSukadana
21 Januari Pemutaran dan diskusi filmdokumenter “Pita Buta”
Mini TeaterFisip Unair
� Dra. Pinky Saptandari E.P., MA(Departemen Antropologi) - Narasumber - Modul Reproduc�ve Healthpada kegiatan Program InternasionalFakultas Kedokteran Universitas Airlangga21 Januari 2010.
� PENGABDIAN MASYARAKAT
� PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP)� PIMPINAN UMUM: V. Dugis (Wakil Dekan III) � PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru
� JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizky Pramadhani ; Muhammad Zaki Ath.T ; Puspita Adiyani C.� FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra, Prima Kirtti Utomo � LAY-OUT/PRODUKSi: Irfan Wahyudi, S.Sos� Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp. (031) 5034015, 5047754, 5011744, 5017429. Fax. (031) 5012442. � e-mail: [email protected]
� Falih Suaedi (AN) menikahkan PutranyaWidian Eka Kirana, SE dengan Mila Torah, S.Pd.Tanggal 31 Januari 2010di Gedung BK3S Jemursari - Surabaya
� YANG BERBAHAGIA
03edisi 12/Februari 2010 Jendela
kuliah
RRabu (13/1), bertempat diruang 205, FISIP menga -
dakan diseminasi program hibahkompetensi (PHK) A-2 dan A-3.Pada acara tersebut hadir per-wakilan dari beberapa departe-men di Unair, antara lainDepartemen Hubungan Interna-sional (HI) dan DepartemenMatematika yang dari tahun2007-2009 telah mendapat danmelaksanakan PHK. Yah, disemi-nasi ini memang merupakanajang sharing pengalaman dariHI dan Matematika ke departe-men-departemen lain yangberencana mengikuti PHK,seperti Departemen Antropo logidan Departemen Sastra Inggris.
Menurut M.Yunus, dosenHI, sebenarnya HI lebih cocokmendapatkan dana PHK A-2karena masih menga lamikendala penataan secara inter-nal. Sedangkan, PHK A-3 lebihpada penataan eksternal, yangberorientasi pada peningkatankualitas lulusan yang berdayasaing tinggi. “Karena HI sudahterlanjur mendapat akreditasi A,mau tidak mau kami bermain diprogram A-3 dengan kondisi in-ternal yang sebenarnya masihperlu ditingkatkan,” ujar Yunus.
Selama mengikuti PHK A-3,banyak pengalaman yang dida-pat HI, terutama saat pertamakali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan kitasupaya lebih berbasis pada ak-tivitas, bukan investasi. Kalautidak, proposal kita pasti ditolak
untuk dapat dana PHK A-3,”ucap Yunus. Selain itu, kegiatanyang diajukan harus memilikiangle yang berbeda agarmenarik minat pihak DIKTI (Di-rektorat Tinggi Jenderal Pen-didikan). Tidak kalah penting,tambah Yunus, para pengajudana harus ekstra sabar menantiturunnya dana karena sistembirokrasi DIKTI yang cenderungrumit.
Berbeda dengan HI, Eridani,dosen Matematika FST, mema-
par kan pengalaman Matematikaselama mengelola dana PHK A-2. Menurut Eridani, dana PHK A-2 tersebut digunakan untuk tigakegiatan utama. Kegiatan terse-but meliputi pening katan mutuproses belajar mengajar (PBM),peningkatan kompetensi ilmiah,dan pemanfaatan teknologi in-formasi untuk menunjang PBM.
“Bentuk kegiatan yang telahkami lakukan untuk peningkatanmutu PBM meliputi redesainkurikulum, kursus bahasa inggrisdan pengadaan fasilitas belajarbahasa inggris mandiri, magangpembelajaran, serta hibah pe -nga jaran,” terang Eridani.Kegiatan-kegiatan tersebutdibuat agar kualitas pembela-jaran dapat meningkat seiringdengan mening katknya mutupengelolaan pembelajaran. Se-lain itu, mahasiswa juga dapat
meningkatkan kemampuandalam berbahasa inggris melaluipembelajaran yang sifatnyamandiri.
Untuk peningkatan kompe-ten si ilmiah, Mate ma tika mem-perba nyak kegiatan lokakaryaolim piade matematika dan me -nyediakan dana hibah pene lit-ian. Semen tara, kegiatan yangber hu bungan dengan peman-faatan teknologi informasi di-arahkan pada pembuatanwebsite khusus DepartemenMatem a tika. “Dulu, webMatematika gabung denganpunya fakultas. Sekarang, karenadapat dana hibah PHK, kami bisamembuat web sendiri yangberisi sistem pembelajaran e-learning (Elesys),” jelas Eridani.(int)
Buat Kegiatan yang BerbasisAktivitas, Bukan Investasi
SSaat ini, kegiatan-kegiatan
yang semula banyak ditan-
gani fakultas mulai berpindah
pada masing-masing departe-
men. Fokus kegiatan ada pada
departemen. Oleh sebab itu,
untuk meringankan beban de-
partemen sekaligus memaksi-
malkan dan menjaga efektivitas
semua kegiatan, Bagian Sumber
Daya Manusia FISIP Unair men-
erapkan kebijakan terkait hal
tersebut, yaitu menggeser be-
berapa sumber daya pada titik-
titik yang membutuhkan.
Pergeseran tersebut dilakukan
dengan melakukan penambahan
dua orang tenaga administrasi
pada departemen.
Pergeseran dilakukan secara
bergelombang. Gelombang per-
tama, 30 November 2009. Ada
lima orang tenaga yang dipin-
dahkan menjadi staf adminis-
trasi departemen. Dari Bagian
Kepegawaian, Churil Amaliah
(staf administrasi Departemen
Sosiologi) dan Siswantoro (staf
administrasi Departemen Ad-
ministrasi Negara).
Dari Bagian Akademik, Isti
Widyastuti (staf administrasi
Departemen Administrasi Ne-
gara) dan Eko Kuswantoro (staf
administrasi Departemen Ilmu
Politik). Dari Bagian Sarana dan
Prasarana, Baidowi bergeser
menjadi staf administrasi De-
partemen Komunikasi.
Untuk gelombang kedua per
4 Januari 2010, Kuswadi dari
staf administrasi Departemen
Sosio logi bergeser ke Bagian
Kepegawaian dan Sam Archi
dari staf administrasi Departe-
men Administra si Negara
bergeser ke pelaksana Bagian
Akademik.
Menurut Hariyanto, Kepala
Bagian Sumber Daya FISIP
Unair, rencananya akan ada pe-
nambahan pegawai baru yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
Apalagi, FISIP yang terdiri atas
empat gedung memang mem-
butuhkan manajemen eks-tra.
Saat ini, dengan jumlah tenaga
yang tersedia, banyak titik-titik
yang belum tersentuh, seperti
museum dan ruang audio visual
di Gedung B serta Ruang Cakra
di Gedung C. “Namun, tentu
saja harus melihat situasi dan
kondisi dulu. Juga, bergantung
pada persetujuan pihak rek-
torat.” kata Hariyanto. Selain itu,
pergeseran tenaga masih harus
menunggu perkembangan
parker terpadu yang tengah di-
ujicobakan selama Januari-
Maret di seluruh fakultas Unair.
(put)
Pergeseran SDMUpaya Pemberdayaan Departemen
04 Jendela edisi 12/Februari 2010
diskusi & seminar
BBerbagai upaya dilakukan untuk
mengembangkan jaringan dan
relasi ke tingkat nasional. Salah sat-
unya adalah seperti yang dilakukan
Departemen Administrasi Fisip
Unair ini, yaitu dengan mempublishwebsite mereka. Sudah sekitar se-
tahun website yang beralamat di
depan-fisip-unair.com tersebut dipub-lish ke masyarakat dan tentunya
mendapat sambutan hangat,
terutama dari rekan dan kolega
Fisip.
“Dengan diluncurkannya Web-site ini kami berharap dapat
meningkatkan komunikasi antara
departemen, mahasiswa, serta
alumni. Selain itu dengan website ini
diharapkan akan mempermudah
proses belajar mengajar dosen dan
mahasiswa.” ujar Drs. Gatot Pra-
muka, M S, salah satu penggagas
web-site tersebut. Ia menam-
bahkan bahwa fasilitas-fasiltas dalam
web tersebut sangat menunjang
kegiatan belajar mengajar terutama
di luar jam perkuliahan.
“Website tersebut kami
lengkapi dengan fasilitas e-book dan
e-learning. E-book membantu maha-
siswa melalui Jurnal “Jejaring Admi-
nistrasi Publik” dan Multimedia
Library. Sedangkan untuk e-learningterdapat halaman sendiri di mana
terdapat link.nya di pojok kanan
bawah.” ujar Gatot. Di dalam Jurnal
“Jejaring Administrasi Publik” misal-
nya, terdapat sekitar 300-500 ek-
semplar jurnal di dalamnya. Jurnal
tersebut dicetak dalam bentuk fisik
dan softcopynya yang diupload dua
kali dalam setahun.
Gatot menambahkan,“Dengan
e-learning dan e-book tersebut di-
harapkan mahasiswa dapat menam-
bah akses pustaka yang tidak
terdapat di perpustakaan pusat dan
ruang rujukan di FISIP. Terutama
untuk Mahasiswa Magister Kebi-
jakan Publik (MKP) dan Manajemen
Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia
(MPSDM) yang ter-
batas sekali jumlah pus-
takanya.” Sedang untuk
program S1 Adminis-
trasi Negara biasanya
lebih sering menggu-
nakan website untuk
mencari bahan skripsi,
bahan-bahan mata ku-
liah, serta peraturan pendidikan.
Untuk mengupdate data dan
informasi, Departemen Adminis-
trasi melakukannya setiap minggu
sekali. “Jika ada foto-foto terbaru
atau info terkini tentang seminar
atau kegiatan departemen kami se-
lalu mengupdate-nya tiap seminggu
sekali. Namun karena terlalu
banyaknya agenda departemen
pada akhir-akhir ini, proses update
data seringkali tertunda.” ungkap
Philipus Keban, S.IP., M Si., satu-sat-
unya admin website Departemen
Administrasi.
Website Departemen Adminis-
trasi secara terstruktur belum
bergabung dengan website Unair
pusat. Dari alamatnya saja misalnya,
berbeda dengan website Unair yang
menggunakan domain “.ac.id”, se-
dangkan website Departemen Ad-
mistrasi menggunakan domain
“.com”. “Untuk ke depan hal terse-
but masih sekedar wacana. Tergan-
tung bagaimana kesepakatan para
dosen dan ketua departemen.”
ungkap Philipus. (zaq)
Dep. Administrasi Luncurkan Website
Situs internet Depaetemen Administrasi
PPemberitaan Kasus Bank Cen-
tury akhir-akhir ini semakin
memanas saja. Hampir tiap hari,
masyarakat disuguhi perkemban-
gan kasus yang konon melibatkan
Wakil Presiden Boediono dan
Menteri Keungan Sri Mulyani itu.
Peliknya permasalahan Bank Cen-
tury kemudian mendapat perhati-
an dari DPR hingga dibentuklah
Panitia Khusus (Pansus) untuk
me nyelesaikan kasus ini. Walau -
pun demikian, masyarakat, terma-
suk mahasiswa, perlu mengambil
peran penting dalam pengawasan
atas penyelesaian kasus Bank
Century. Salah satunya dengan
meng kaji kasus ini dengan per-
spektif akademis lewat diskusi
ilmiah.
Rabu (13/1), bertempat di Au-
ditorium Gedung C Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP),
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
FISIP mengadakan seminar berta-
juk “Menyikapi Kasus Century
Menjelang 100 Hari Kepemimpi -
nan SBY-Boediono”. Hadir dalam
seminar ini, Ikrar Nusa Bhakti
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo -
nesia), Airlangga Pribadi (Dosen
Ilmu Politik FISIP), dan Edo Abdul
Rahman (Koordinator Nasabah
Bank Century Nasional). Mereka
satu persatu memaparkan penda-
pat masing-masing mengenai
kasus Bank Century terkait de-
ngan 100 hari kepemim pinan SBY-
Boediono.
Airlangga mengungkapkan
bah wa tidak lama setelah terpilih-
nya SBY untuk kedua kalinya, me-
mang bermunculan kekuatan-
kekuatan yang berpotensi meng-
gulingkan pemerintahan SBY.
“Kasus Bank Century, salah satu -
nya. Kasus ini secara jelas menun-
jukkan adanya potensi tindakan
korupsi yang berhubungan de-
ngan kekuatan ekonomi dan poli-
tik,” ujar Airlangga. Sebab, lanjut
Airlangga, ketika kekuatan politik
erat dengan kekuatan ekonomi
maka potensi terjadinya korupsi
juga semakin besar.
Kasus Bank Century sendiri,
menurut Ikrar, terkait dengan be-
berapa fenomena yang terjadi be-
lakangan ini. Seperti, proses
hukum pengadilan KPK, persoalan
politik terkait masalah tata negara,
serta munculnya gerakan massa
menuju people power. Gerakan
massa yang sudah berlangsung
saat ini adalah gerakan yang di-
lakukan para mahasiswa sebagai
bentuk reaksi mereka atas lam-
batnya penanganan kasus Cen-
tury. “Kasus Bank Century telah
menunjukkan kekuatan politik
SBY yang menggurita. Karena itu,
memang diperlukan suatu ger-
akan massa menuju people poweruntuk menyelesaikan kasus ini se-
cara tuntas,” ucap Ikrar.
Edo, mewakili para nasabah
korban kasus Century, menilai pe-
merintahan SBY-Boediono gagal
mengatasi kasus Bank Century.
Sebab, hingga kini, penyelesaian
kasus Century belum menemu -
kan titik terang. “Para nasabah
merasa diombang-ambing oleh
pemerintah. Sampai-sampai ada
yang stres dan bunuh diri,” keluh
Edo. Edo berharap pemerintah
tegas dalam menyelesaikan kasus
Bank Century. Sehingga, para
nasabah segera mendapat keje-
lasan atas nasib simpanan mereka
di bank milik Robert Tantular itu.
(int)
Suasana malam Dies Natalis Departemen Hubungan Internasional FISIP Unair
Gerakan Massa untukTuntaskan Kasus Century
05edisi 12/Februari 2010 Jendela
diskusi & seminar
PPembagian kerja antara laki-laki
dan perempuan dalam kehi du -
pan rumah tangga pada dasar nya
mencerminkan bagaimana rela si
sosial antara perempuan dan laki-
laki berlangsung dalam kehidupan
masyarakat yang lebih luas. Relasi
gender itu sendiri me ru pakan pro-
duk dari konstruksi sosial yang me -
li batkan laki-laki dan perempuan
yang diwarnai struktur dan sistem
sosial yang melingkupinya. Kenya ta -
annya, yang seringkali muncul
terutama pada kehidupan komuni-
tas miskin adalah ketidakseimbang-
an relasi sosial atau relasi kekuasaan
antara laki-laki dan perempuan.
Itulah sekelumit pesan yang
dapat disari dari buku KetimpanganGender dan Ketidakbedayaan Perem-puan Miskin di Perkotaan karya Emy
Susanti Hendrarso. Melalui kata
pengantar pada buku nya, Emy me -
nya takan bahwa buku tentang ke-
hidupan perempuan miskin ini
ditulis sebagai upaya melakukan
analisis seca ra mendalam untuk
membongkar persoalan mendasar
dari proses so sial kehidupan komu-
nitas miskin di kota metropo litan
Surabaya. Secara khusus buku ini
ingin menunjukkan bagaimana sua tu
struktur sosial kemiskinan mewar-
nai cara berpikir dan tindakan sosial
perempuan dan laki-laki, serta
akhir nya menghasilkan ketimpangan
gender yang terus berlangsung.
Pada diskusi dan bedah buku
yang digelar pada 13 Januari 2010
bertempat di Ruang Adi Sukadana,
Emy juga menjelaskan bahwa pe -
rem puan dalam rumah tangga me -
me gang multi peran, sebagai pencari
nafkah sekaligus pengurus rumah
tangga. “Sayang nya, apa yang dida-
patkan oleh perempuan seringkali
tidak setimpal dengan apa yang
telah mereka kerjakan.” tutur Emy
yang juga Ketua Pusat Studi Wanita
LPPM-Unair.
Pada acara tersebut, hadir pula
sebagai pembicara Erma Susanti
dari Kelompok Perempuan Pro
Demokrasi sekaligus LSM pen-
damping kor ban kekerasan dan Esti
Susanti, aktivis Hotline Surabaya
(LSM pendampingan korban
HIV/Aids dan trafficking). Audienceseminar ada lah perempuan dari
berbagai ka la ngan, mulai dari kelom-
pok pe rem puan perkotaan di Sura -
ba ya, perwakilan pemerintah
daerah, kota, dan provinsi sampai
pengurus PKK di beberapa daerah
di Surabaya.
Subyek penelitian pada buku
karya Emy adalah perempuan di Ke-
dungmangu Masjid yang merupakan
komunitas pengrajin tempe. Melalui
penelitian yang dilakukan, diketahui
bahwa kaum perempu an di sana
mengalami ketimpangan dalam re-
lasi gender. Kebanya kan, pembagian
tugas antara suami dan istri dalam
rumah tangga tanpa disadari sering -
kali merugikan kaum perem pu an.
Tanggung jawab untuk kebutuhan-
kebutuhan yang ‘besar’ seperti biaya
sekolah atau perawatan sakit di-
tanggung suami, sementara kebu-
tuhan-kebutuhan yang ‘kecil’ seperti
pembelian sembako dan kebutuhan
sehari-hari ditanggung perempuan.
“Padahal, buat makan sehari-hari itu
kalau dihitung-hitung butuh biaya
yang lebih besar. Akibatnya, perem-
puan lagi yang harus cari hutang ke
sana-ke mari buat menutup biaya
hidup.” terang Emy. Yang lebih disa -
yangkan, lanjut Emy, relasi dan nilai-
nilai gender yang de mikian itu
me reka anggap benar dan diwaris -
kan turun-temurun.
Senada dengan Emy, Esti Susanti
menyatakan bahwa pada dasarnya
sulit memperjuangkan keadilan bagi
perempuan karena yang diper-
juangkan sendiri sudah merasa adil.
Sudah menjadi semacam dogma
bahwa wilayah publik itu menjadi
milik laki-laki dan wilayah domestik
adalah milik perempuan sehingga
akses perempuan atas fasilitas pub-
lik menjadi sangat sulit. Sayangnya,
pembangunan yang dijalankan pe-
merintah pun tidak pro genderkarena masih berkutat di ranah
publik. “Pembangunan harus diko-
reksi supaya lebih sensitif gender.”ungkap Esti. (put)
Wadek 1, Prof Mustain, membuka acara diskusi dan bedah buku karya Emy Susanti
Diskusi dan Bedah Buku “Ketimpangan Gender dan Ketidakbedayaan Perempuan Miskin di Perkotaan”
Membongkar Relasi Gender pada Komunitas Miskin Surabaya
PPemilihan Walikota alias Pilwali Surabaya sudah di
depan mata. KPU Surabaya me ne tapkan tanggal
2 Juni 2010 sebagai pelaksanaan pilwali dengan sistem
coblos. Jauh-jauh hari, para kandidat walikota telah
mempersiapkan diri dengan taktik dan strategi guna
meraup dukungan dan dulangan poin yang ter-tinggi.
Berbagai upaya dikerahkan, mulai dari sekedar
ajang promosi melalui media luar-ruang hingga me-
manfaatkan jasa konsultan politik untuk melaksanakan
riset opini publik sekaligus melakukan analisis. Kon-
sultan politik ini berbeda dari tim suskes, tugasnya
hanya sebatas memberikan arahan dan saran serta
melakukan riset guna memberikan panduan taktis
bagi klien politik.
Untuk membantu kelancaran proses riset terse-
but, konsultan politik seringkali menggandeng dan
melibatkan mahasiswa FISIP. Mahasiswa biasanya
bertugas sebagai tim riset alias surveyor kuesioner
riset maupun tim entry data plus analisis. Salah satu
mahasiswa yang aktif membantu riset konsultan poli-
tik adalah Asadur Rahman Muhammad, atau yang lebih
akrab sebagai Cliff, mahasiswa Ilmu Politik angkatan
2007.
Cliff direkrut oleh salah satu konsultan politik di
Surabaya pada Juli 2009. Saat itu, menjelang pemilu.
Aroma persaingan praktis menjadi semakin tajam.
Cliff membantu menyebarkan kuesioner untuk Susilo
Bambang Yudhoyono yang memanfaatkan jasa konsul-
tan politik lokal dalam melaksanakan riset tataran
kota. Tahun ini, Cliff kembali dipercaya sebagai tim riset
dengan sistem part time untuk pilwali kali ini. Tanggung
jawabnya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Selain
Cliff, dari FISIP ada sembilan orang lagi; enam orang
sebagai tim riset, tiga orang sebagai tim entry data dan
analisis.
Bagaimana dirinya tertarik untuk masuk ke dunia
komunikasi politik? Cliff mengaku, awalnya dia hanya
ingin coba-coba dan sekedar cari pengalaman. Setelah
mengetahui seluk-beluk kerja komunikasi politik, dia
merasa tertantang untuk terus menggeluti bidang
tersebut. Begitu pula dengan mahasiswa-mahasiswa
lainnya. Tawaran dari konsultan politik untuk mem-
bantu riset dianggap sebagai ajang pembelajaran dan
mencari pengalaman serta relasi. (put)
Galang Riset Jelang Pilwali
Seorang mahasiswi sedang mengisi form kuesioner
06 Jendela edisi 12/Februari 2010
diskusi & seminar
BBerbagai bentuk penyadaran ba-
haya rokok telah dilakukan
berkali-kali oleh banyak pihak. Mulai
dari sosialisasi beberapa LSM di
kalangan masyarakat, penyantuman
dampak buruk merokok pada tiap
kemasan rokok, hingga pada diben-
tuknya Peraturan Daerah (Perda)
Kawasan bebas rokok. Hanya saja,
upaya penyadaran tersebut masih
tidak sebanding dengan keagresifan
industri rokok yang terus memper-
suasi masyarakat agar tetap membeli
produk rokok.
Kamis, 21 Januari 2010 lalu, De-
partemen Ilmu Komunikasi Fisip
Unair bekerjasama dengan Center
for Religious and Community Stud-
ies (CeRCS) meng angkat fenomena
kontradiktif tersebut ke dalam suatu
diskusi dan pemutaran film Pita Buta.
Diskusi dan film tentang seluk-beluk
cukai rokok ini dilaksanakan mulai
pukul 10.00 WIB di ruang Mini Teater
FISIP Unair.
Hadir sejumlah pembicara pada
acara tersebut, antara lain I.G.A.K.
Satriya Wibawa; Dosen Ilmu Komu-
nikasi FISIP Unair, Zeus Nu’man
Anggara; Peminat Budaya, Hariyanto;
perwakilan Dinas Kesehatan Kota
Surabaya; S. Jai; Ketua Divisi Budaya
CeRCS, Joyo Adi; Ketua Bidang Ad-
vokasi CeRCS; serta Athoillah; Ad-
vokat HAM Jatim.
Pemutaran dan diskusi film
dokumenter ini ditujukan untuk
meninformasikan aspek politis-
ekonomi industri rokok. Selain itu
juga untuk meningkatkan kesadaran
kritis dalam menyikapi resistensi ad-
vokasi penyadaran dampak negatif
rokok. Tak ketinggalan juga untuk
membangun solidaritas dengan
berbagai kalangan untuk mening -
katkan kesadaran dampak negatif
rokok dan mendorong pelaksanaan
Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Film Pita Buta berkisah tentang
semangat narator menyelidiki alur
cukai rokok di Kediri. Melakukan
pengambilan gambar di tiga kota,
Surabaya, Kediri, dan Jakarta, pembu-
atan film dokumenter ini memakan
waktu lebih dari enam bulan. Alur
film ini sendiri menge te ngahkan tiga
muatan. Pertama, ketimapangan an-
tara pemanfaatan dana bagi hasil
cukai dengan gagasan dikenakannya
cukai terhadap suatu hasil produksi.
Kedua, tentang misteri pemanfaatan
dana bagi hasil cukai dan terakhir
persoalan pita cukai palsu di pasaran.
S. Jai, yang juga merupakan su-
tradara film dokumenter Pita Buta
ini menjelaskan bahwa, penggunaan
cukai yang tersumbat di ranah ap-
likasi ini sudah benar-benar melen-
ceng jauh dari fungsinya. “Cukai
dikenakan pada tiap barang produksi
yang menimbulkan dampak buruk
pada masyarakat pengguna atau
pembeli. Cukai yang dimaksudkan
untuk membiayai upaya kontrol
dampak negatif tersebut ternyata
tersandung masalah birokrat,
ekonomi, kekuasaan dan politik pada
aplikasinya.” ungkap S. Jai.
Namun di tengah pesan positif
yang coba disampaikan, film tersebut
menuai kritik dari sudut pandang
sinematografi. “Sayangnya film doku-
menter ini kurang digali lebih dalam
kekuatan opini personal serta pemil-
ihan gambarnya.” kata I.G.A.K
Satriya. Dirinya menambahkan,”
Kedua kekuatan tersebut tidak
cukup kuat dibangun dan disilangkan.
Saya belum merasakan personal
opinion dari S.Jai sebagai kreator.”
Diskusi serta pemutaran film
yang bermaksud menyiratkan
fenomena lingkaran setan yang
membalut pabrik rokok ini dihadiri
pula oleh perwakilan sejumlah LSM
di Surabaya, sejumlah mahasiswa, dan
perwakilan komunitas seni dan
pengamat budaya Jawa Timur.
(zaq)
Diskusi Kritis LingkaranSetan Industri Rokok
TTerciptanya good governance pada suatu negara tak
lepas dari faktor public integrity masyarakat. PublicIntegrity bahkan merupakan bagian terpenting bagi upaya
pembangunan good governance. Adanya praktek korupsi
misalnya, sudah merupakan indikator penghambat ter-
bentuknya good governance melalui public integrity. Lalu
apa sebetulnya public integrity itu? Bagaimana ia dapat
sangat berpengaruh terhadap terbentuknya good gover-nance?
Guru Besar Ilmu Politik Fisip Unair, Prof. Kacung
Marijan, Ph.D mengatakan bahwa, sebelum memahami
makna public integrity terlebih dahulu perlu dikemukakan
apa yang dimaksud dengan integrity. Integrity berkaitan
dengan pegangan serta prinsip yang jelas terhadap suatu
hal. Lalu perlu adanya sinkronisasi antara satu elemen
dengan elemen lainnya. “Misalnya saja pada integritas
seseorang, apa yang ia ucapkan dengan tindakannya
adalah sama.” ungkapnya.
Penjelasan Kacung terkait public integrity juga
didukung beberapa pakar lainnya dalam seminar “Peran
Mahasiswa dalam Penegakan Integritas Masyarakat”
yang diselenggarakan Fisip Unair bekerjasama dengan
Universitas Paramadina beserta TIRI, sebuah Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang in-
tegritas masyarakat. Diadakan di ruang Adi Sukadana
pada 19-20 Januari 2010, seminar tersebut juga disam-
bung dengan Focus Group Discussion (FGD) yang
bertajuk “Meninjau Kembali Efektifitas Program Publik
Integrity Education Network (IEN).”
Para pakar tersebut adalah Prof. Kacung Marijan,
Ph D; Dosen Ilmu Politik Fisip Unair, DR. Ulul Albab;
Rektor Unitomo Surabaya, Ridjal Alifi R, SH; dari Lem-
baga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, dan tak keting-
galan Mr. Kevin Evans dari TIRI.Hadir sebagai moderator
Novri Susan, S.Sos, M A, Sosiolog asal Unair.
Kacung mencontohkan public integrity pada DPR.
DPR yang mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu budgeting,anggaran, serta pengawasan akan tercapai public integritymereka apabila apa yang dirancang sesuai dengan apa
yang dilakukan. Namun kenyataan di lapangan kini tidak-
lah seperti itu. Praktek korupsi yang kerap terjadi ser-
ingkali menjadi penghambat tercapainya good govenancemelalui public integirty.
Senada dengan Kacung, Ridjal Alifi juga mengiyakan
adanya kontrol sosial akan membantu terbentuknya in-
tegritas publik (Public Integrity). “Pengawasan berkaitan
integritas dibagi menjadi tiga, yaitu internal, eksternal,
dan sosial kontrol, yang termasuk di dalamnya maha-
siswa sebagai pihak akade misi.” ungkapnya.
Menurutnya, pelembagaan secara formal integritas
publik itu melalui regulasi ilegal. Regulasi legal berbentuk
produk hukum yang harus dituangkan dalam naskah
akademik. “Melalui naskah akademik inilah peran penting
dunia kampus dalam hal sosial kontrol.” ujar Ridjal, yang
merupakan Kepala Bidang Internal LBH Surabaya.
Seminar dan FGD tersebut dihelat selama dua hari
dari tanggal 19-20 Januari 2010. Untuk FGD diadakan
dua kali dengan dihadiri lima belas orang dari Universitas
seluruh Indonesia. (zaq)
Suasana seminar di Ruang Adi Sukadana
Suasana diskusi dan pemutaran film Pita Buta
Integritas PublikDukung Good GovernanceGovernance
07edisi 12/Februari 2010 Jendela
kuliah
MMarketing yourself! Ya, menjual diri
dalam arti yang sebenarnya
adalah menjual segala kemampuan
kita untuk dipasarkan. Inilah salah
satu kunci untuk menjadi seorang en-terpreneurship, output lulusan yang
diinginkan Universitas Airlangga. FISIP,
khususnya departemen Ilmu Komu-
nikasi Airlangga memulai langkah ini
dengan mendorong mahasiswanya
”keluar” untuk unjuk gigi.
Beberapa mata kuliah yang
menghasilkan karya, tidak disimpan
dan dinikmati sendiri, namun wajib
dipamerkan. Jika selama ini pameran
hasil karya sebuah mata kuliah hanya
dipamerkan di lobi kampus, kini ma-
hasiswa yang mengikuti mata kuliah
tersebut harus berani memasarkan
dirinya atau karyanya ke masyarakat.
Pameran diadakan di pusat kerama-
ian, seperti mall dan cafe.
Desember lalu, mata kuliah foto-
grafi mengadakan pameran fotografi
bertajuk Hiruk Pikuk Pasar TradisionalSurabaya di Royal Plaza Surabaya.
Foto-foto yang ditampilkan disana
merupakan jepretan mahasiswa se-
lama kurang lebih empat bulan ber-
kelana dari pasar ke pasar. Yang
diabadikan dalam foto itu adalah hu-
manisme momen di pasar tradisional.
Karena isu yang dianggap cukup
unik dan menarik, pameran ini ber-
hasil mengadakan kerjasama dengan
Dinas Pasar Kota Surabaya. Juga
menggaet media untuk menyiarkan-
nya, seperti Colors Radio, Jawa Pos
dan Arek Tv.
Pameran yang diadakan selama
seminggu ini menarik perhatian ma-
syarakat. Banyak yang dibuat geleng-
geleng, ternyata karya mahasiswa
tidak kalah dengan fotografer profe-
sional. Menurut Yayan Sakti, selaku
dosen mata kuliah fotografi, dengan
seminar seperti ini masyarakat bisa
menilai kapasitas institusi dalam
pembekalan mahasiswanya dalam
menghadapi dunia kerja.
”Kami (komunikasi Uniar. red)
membekali sejak dini mahasiswa
dengan kemampuan teknik praktis
yang bisa digunakan untuk memasuki
dunia industri media sesungguhnya.
Ini juga mengasah keberanian me-
reka untuk unjuk gigi, bekal ini juga
untuk jiwa kewirausahaan yang dapat
dikembangkan setelah lulus,” ungkap-
nya.
Selain mata kuliah fotografi, mata
kuliah Desain Komunikasi Visual
(DKV) menyusul gagasan ”keluar
kandang” ini dengan mengadakan pa-
meran di Magnetzone, cafe multi-
fungsi yang berada di pusat
keramaian kota, di Jl. BKR Pelajar
(dekat SMA Kompleks).
Maraknya kasus peradilan yang
carut marut di Indonesia menjadi in-
spirasi utama pameran ini. Justice forIndonesia menjadi tema yang dikem-
bangkan mahasiswa mata kuliah
DKV pada media poster. Mahasiswa
memvisualisasikan kekritisan mereka
tentang keadilan untuk dipublikasi-
kan pada masyarakat. ”Karena dipu-
blikasikan ke masyarakt ini, karyanya
harus serius, tidak boleh main-main,”
ujar I.G.A.K Satrya Wibawa, dosen
mata kuliah DKV.
Keseriusan ini ditunjukkan den-
gan karya-karya yang digarap dengan
sungguh-sungguh. Bahkan uniknya,
poster yang mereka buat, dicetak
juga pada kaos masing-masing. Benar-
benar sesuai marketing yourself, karya
yan dipublikasikan ke masyarakat ini
mengajarkan mahasiswa menjual ke-
mampuannya sejak dini. Siapa tahu,
ada yang tertarik dan membeli kar -
ya nya, bahkan menawarkan ke-
sempatan berkarir secara
profesional.
Bagi staff pengajar, pameran ini
sebagai bentuk pertanggungjawaban
staff pengajar terhadap esensi dan
fungsi mata ajaran yang diasuh. Lagi-
pula, dengan mempublikasikan karya
mahasiswa ke masyarakat secara
langsung, membuat perguruan tinggi
jauh dari istilah menara gading. Ilmu
pengetahuan yang direguk hanya
untuk kepentingan sendiri, menjadi
kura-kura dalam perahu saat terjun
ke masyarakat. Pada akhirnya, semua
ini berdampak pada pencitraan insti-
tusi, Departemen komunikasi khu-
susnya, dan FISIP pada umumnya.
(puz)
Pameran poster DKV di magnetzone
Saatnya Mahasiswa Unjuk Gigi ‘Keluar’ Kampus
TTahun ini, beberapa departemen di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli-
tik (FISIP) yang berkesempatan mem-
peroleh Program Hibah Kom Institusi
dari DIKTI (Direktorat Jenderal Pen-
didikan Tinggi) mulai me ngambil an-
cang-ancang untuk merealisasikan
program yang sudah disusun. Salah
satunya adalah Departemen Antro -
pologi. Selama tiga tahun men datang,
Departemen Antro pologi beru saha
memaksimalkan dana PHKI yang per-
tahunnya mencapai lima ratus juta ru-
piah tersebut untuk mengembangkan
kualitas depar temen baik dari aspek
internal maupun eksternal.
“Saat ini, kami masih dalam
proses pengusulan pencairan da na.
Karena itu, kemungkinan reali sasi dari
program-program yang memakai dana
PHKI itu baru terlaksana sekitar bulan
Juli dan Agustus 2010,” tutur Drs. Tri
Joko Sri Handoyo, MSi. Walaupun de -
mi kian, Departemen Antropo logi
sudah merancang program-program
yang disesuaikan dengan tema B
PHKI.
Tema B sendiri, menurut Tri, ter-
diri dari beberapa bagian, B1, B2, B3,
B4. Karena menyesuaikan dengan ke-
butuhan Departemen, maka Departe-
men Antropologi hanya ambil bagian
di tema B1, B2, dan B4. “B1 berkaitan
dengan pengem bangan konten
kurikulum, B2 itu metode pembela-
jaran inovatif, sedangkan B4 berhubu-
ngan dengan pencitraan institusi dan
pengembangan jejaring akses,” jelas
Tri.
Tahun 2010 ini, Departemen
Antropologi berfokus pengemba ngan
konten kurikulum dan penam bahan
investasi sebagai penun jang kegiatan
pembelajaran. Misalnya, mengadakan
lokakarya mengenai isi kurikulum agar
tidak ada lagi matakuliah yang saling
tumpang tindih. Kemudian, Departe-
men Antropologi berencana membuat
dan merevisi GBPP untuk matakuliah
yang baru. Departemen Antropologi
pun turut mendatangkan tenaga ahli,
yaitu Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa
Putra, Antropolog Universitas Gadjah
Mada, sebagai pendam-ping untuk
membedah isi kurikulum.
“Untuk penambahan investasi,
dana PHKI akan dialo kasikan untuk
membeli kompu ter, literatur, serta
membangun laboratorium (lab) simu-
lasi. Lab simulasi itu dipakai sebagai
tempat pembelajaran pengolahan
data-data etnografi, lab bahasa Inggris,
dan melatih kemam puan dalam
proses wawancara,” terang Tri. De-
partemen Antro po logi juga akan
menggunakan dana hibah tersebut
untuk membeli furniture kebutuhan
departemen.
Namun, pelaksanaan program-
program tersebut bukannya tanpa ha-
langan. Tri me ngungkapkan bahwa
beberapa waktu yang lalu, DIKTI
melakukan perubahan me ngenai ke-
tentuan pengucuran dana hibah. Dana
yang seharusnya turun lima ratus juta
pertahun, pada tahun pertama ini
hanya akan turun sekitar dua ratus
juta rupiah. Sisa dana tahun pertama
sebesar tiga ratus juta rupiah akan di-
gelontorkan pada tahun kedua.
“Karena itu, selain memakai dana
PHKI, kami pun memanfa at kan dana
dari RKAT (Rancangan Keuangan
Anggaran Tahunan) sebagai pendamp-
ing dana PHKI,” ucap Tri. Dana RAKT
ini lebih difokuskan pada hal-hal yang
bersifat aktivitas, seperti menyusun
GBPP, lokakarya metode pembela-
jaran inovatif, atau lokakarya pengem-
bangan softskill kewira usahaan bagi
mahasiswa. Dengan demikian, pro-
gram-program yang tidak bisa didanai
PHKI, tetap dapat berjalan sesuai ren-
cana yang telah disusun.
(int)
Fokus Kembangkan Konten Kurikulum Lewat PHKI
08 Jendela edisi 12/Februari 2010
kuliah
SSetahun sudah Program Studi
(Prodi) D3 Pariwisata berada
di bawah naungan Departemen
Komunikasi Fisip Unair. Tidak
seperti D3 Program Studi Teknisi
Perpustakaan (PSTP) yang dikenal
berada dibawah Departemen
Ilmu Informasi dan Perpustakaan
(IIP), tidak banyak yang tahu kalau
D3 Pariwisata berada di bawah
Departemen Ilkom. Bahkan Prodi
yang terpisah di gedung D Fisip
Unair ini sebelumnya malah be-
rada di bawah naungan Departe-
men Sosiologi.
“Sesuai peraturan dari pusat
bahwa keberadaan prodi D3
harus di bawah Departemen,
maka D3 Pariwisata semenjak
Januari 2009 lalu berada di bawah
Departemen Komunikasi, namun
sifatnya hanya administratif.” jelas
Mohammad Nurdin Razak, S.Sos,
M.Si., Kaprodi D3 Pariwisata. Ia
melanjutkan bahwa administratif
di sini maksudnya adalah segala
pengelolaan Prodi D3 Pariwisata
dilakukan oleh kami sendiri tanpa
campur-tangan dari pihak De-
partemen.
“Urusan kenaikan pangkat
misalnya, baru merupakan perihal
administratif yang harus beruru-
san dengan Departemen. Namun
semisal ada kebutuhan laborato-
rium praktikum, kami langsung
berurusan dengan Dekanat.”
terang dosen spesialis ecotourism
ini. Ditanya dampak setelah
bergabung dengan Departemen,
Nurdin mengaku tidak ada pe-
rubahan yang begitu signifikan.
Pasalnya prodi yang memiliki
dua peminatan bidang studi, yaitu
Perhotelan dan Usaha Perjalanan
Wisata (UPW) ini, melakukan
segala aktifitasnya sendiri tanpa
bergantung pada Departemen.
“Strukturlah yang mewajibkan
seperti itu, dosen-dosen D3, mis-
alnya, pada hakikatnya adalah
dosen S1 semua di Unair, dan be-
rada di bawah Departemen. Be-
gitu juga dengan Prodi D3
se-Unair harus di bawah Departe-
men” terang pria berkacamata ini.
Rencana Pendirian SekolahAhli Madya
Mengenai rencana ke depan
Nurdin mengaku tidak ada sang -
kut pautnya dengan bergabungnya
prodi D3 Pariwisata dengan De-
partemen Komunikasi. Berda -
sarkan rapat Universitas
pertengahan Januari lalu,Unair di-
rekomendasikan perlu adanya
Sekolah Ahli Madya yang mem-
bawahi seluruh Prodi D3 di Unair,
termasuk di dalamnya D3 Pari-
wisata. Reko mendasi tersebut di-
dasarkan pada studi banding
sejumlah tim Rektorat yang
dibawahi langsung oleh Direktur
Akademik Universitas Airlangga,
Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih,
M.Si ke IPB Vocasional School di
Bogor pada November lalu.
Studi banding tersebut juga di-
hadiri oleh empat guru besar dan
juga empat perwakilan Kaprodi
D3 se-Unair. “Kebetulan pada
waktu itu saya juga ikut berangkat
ke sana (Bogor, red) mewakili D3
non-eksakta. Di sana kami benar-
benar bertukar ilmu, terutama
tentang pembinaan pendidikan
vokasional itu sendiri.” kata Nur-
din.
Kabar kejelasan rekomendasi
tersebut hingga kini belum ada
tanggapan lebih lanjut dari pusat.
Namun jika hal tersebut terreal-
isasi, maka D3 seluruh Unair nan-
tinya akan dijadikan satu di bawah
naungan Sekolah Ahli Madya
tersebut. “Jika hal ini benar-benar
difloorkan saya percaya akan
banyak respon positif dari berba-
gai pihak. Terutama D3 seluruh
Unair.” jelas pria yang sudah men-
gajar di Fisip sejak 1996. (zaq)
D3 Pariwisata nantinya akan dibawah Sekolah Ahli Madya yang keberadaannya telah direkomendasi
BBaru November 2009 tahun lalu
program magister (S2) Hu-
bungan Internasional (HI) dita-
warkan sebagai studi lanjutan. Sampai
pada tahapan ini, program yang masa
studinya akan di mulai Maret menda-
tang ini, tergolong banyak peminat.
Program magister yang ditawarkan HI
Unair memang beda. Banyak tradisi
pola pembelajaran yang dibongkar
dan disusun ulang secara inovatif.
Program ini bukan program pasca
sarjana biasa yang menawarkan studi
lanjutan dari ilmu hubungan interna-
sional. Namun, sifatnya lebih trainingground, memberi kesempatan bagi ma-
hasiswa untuk mengelaborasi dan
mengeksplorasi materi pembelajaran
secara mendalam. Dan yang terpen-
ting, program ini diklaim tidak bersifat
ensiklopedis, namun lebih berorientasi
spesialis.
”Kami menekankan pada pemina-
tan-peminatan kontekstual. Ada strees
pada bidang tertentu. Dengan begini,
memperdalam peminatan tertentu
akan lebih konsentrasi sehingga meng-
hasilkan output yang profesional atau
spesialis itu tadi,” ungkap Sartika Soe-
silowati, dra, M.A, PhD, KPS magister
HI. Semakin spesialis seseorang, hara-
pannya akan makin aplikatif ilmu yang
ada padanya.
Peminatan-peminatan yang dita-
warkan Program Magister Hubungan
Internasional Universitas Airlangga ini
adalah peminatan perdamaian & kea-
manan internasional, peminatan eko-
no mi & politik internasional,
peminatan organisasi & bisnis interna-
sional, dan peminatan globalisasi &
strategi. Secara keseluruhan maha-
siswa harus menempuh minimal 43
SKS dalam masa studi normal 3-4
Perubahan komposisi pembelajaran di Program Magister HIuntuk menjawab tantangan global
Pasca Setahun GabungDep. Ilmu Komunikasi
Tradisi Beda
09edisi 12/Februari 2010 Jendela
kuliah
“S“Sekarang sudah nggak ja-mannya menunggu, pakai
cara-cara konvensional. Sudahwaktunya kita beralih ke cara-
cara yang lebih kreatif tapi tetapmempertahankan mutu untukmenjaring calon mahasiswa,”ucap DR. Falih Suaedi, MSi, Ketua
Departemen Administrasi Negara(AN) Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik (FISIP). Pemikiran itu-lah yang menjadi dasar Departe-men AN untuk mengadakan kelaskerjasama program Magister Ke-bijakan Publik (MKP).
Kurang lebih sejak setahunyang lalu, Departemen AN telahmenjalin kerjasama denganKabupaten Jombang untuk mem-buka kelas kerjasama MKP. Ker-jasama ini didasarkan padaMemorandum of Agreement(MOA) antara Departemen ANFISIP dengan Bupati Jombanguntuk pengembangan sumberdaya manusia di Kabupaten Jom-bang. Karena itu, para mahasiswayang mengikuti program iniadalah para pegawai negeri sipil(PNS) terbaik pilihan Bupati Jom-bang yang berasal dari berbagailatar belakang jabatan. Sepertikepala Puskesmas (Pusat Kese-hatan Masyarakat) atau pejabatyang menangani aset daerah.
Walaupun demikian, tidaklantas timbul perlakuan khususterhadap para mahasiswa yangmengikuti kelas kerjasama terse-but. “Kelas kerjasama ini mema -kai standart Unair. Mulai dariseleksi masuk, SPP, model pem-belajaran, dan standart penilaianpun sama dengan yang diterap-kan di Unair. Tidak ada perlakuankhusus,” ungkap pria yang jugamenjabat sebagai KPS KebijakanPublik ini. Terbukti, dari empatpuluh orang yang direkomen-dasikan oleh Bupati Jombang,dua puluh sembilan orang sajayang lolos seleksi masuk MKP. Se-leksi penerimaan yang dilakukan,lanjut Falih, terdiri dari seleksidokumen, tertulis, dan wawan-cara.
Mengingat bahwa pesertaperkuliahan kelas kerjasama ininotabene tinggal di Kabupaten
Jombang, maka perkuliahan punbersifat fleksibel. “Kadang kuliahdilakukan di kantor pemerinta-han Kabupaten Jombang, kadangdi FISIP atau memakai ruangan diPasca,” tutur Falih. Menariknya,ternyata para mahasiswa kelaskerjasama sangat antusias bilaperkuliahan diadakan di FISIP.Sebab, hal itu dapat membangunimage mereka sebagai seorangmahasiswa dibandingkan bilaperkuliahan lebih banyak di-lakukan di Jombang.
Program MKP yang barudibuka pada tahun 2008 ini,menurut Falih, nyatanya me-mang memiliki pasar yang poten-sial. Sebab, MKP dianggap cocokdengan kebutuhan para stake-holders untuk mengembangkanpotensi sumber daya manusia didaerahnya. Hal ini dibuktikandengan dibuatnya MOU antarapihak Universitas Balikpapandengan Departemen AN. “Per-janjian memang sudah dibuat.Tapi, pelaksanaannya kapan,kami belum tahu,” ujar Falih. Se-lain kerjasama dengan Universi-tas Balikpapan, Departemen ANjuga telah mendapat tawaranmembuka kelas kerjasama den-gan Kabupaten Nganjuk.
Menurut Falih, kelas ker-jasama merupakan salah satubentuk program yang harusdikembangkan. Sebab, dengancara ini, departemen-departe-men di FISIP khususnya, danUnair pada umumnya, dapat se-makin dikenal luas olehmasyarakat. “Selain itu, kamiberharap melalui kelas kerjasamaini, dapat memperluas relasikami dengan para stakeholders.Jadi, stakeholders akan semakinmengenal potensi dan kualitasDepartemen AN,” ucap Falih.
(int)
Kelas Kerjasama Magister Kebijakan Publik Departemen Administrasi Negara
Tetap Pakai Standar Unair untukSaring Calon Mahasiswa
tahun.
Sartika juga menerangkan, bahwa
dalam pembelajaran program magister
ini, akan diterapkan skema pembelaja-
ran yang inovatif. Tidak hanya mengela-
borasi penguasaan berwawasan
internasional tetapi juga mengembang-
kan eksplorasi di keahlian analisis, ko-
munikasi, negoisasi dan tata kelola
kebijakan terkait persoalan global. ”Ka-
rena itu komposisi pembelajarannya 20
% lecturial, 30% tutorial dan 50% riset
terstruktur,” imbuhnya.
Keberadaan Program Magister Hu-
bungan Internasional Universitas Air-
langga ini merupakan pemenuhan
kebutuhan studi lanjutan HI, sekaligus
jawaban dari tantangan global saat ini.
”Globalisasi menjadi isu utama ya seka-
rang ini. Spesialis-spesialis kebijakan
berwawasan global dan berpola pikir
strategis kami pikir sangat dibutuhkan
masyarakat,” jelasnya. Di Jakarta dan
Jogjakarta, program ini sudah banyak di-
tawarkan, di Surabaya, atau lebih luas-
nya Jawa Timur, belum ada yang menye-
diakan.
”Unair punya departemen HI yang
kompeten. Kami siap dari tenaga penga-
jar yang berkualifikasi dan hardware
yang dibutuhkan. Dengan kematangan
dan track record HI Unair yang memang
sudah lama berdiri, sewajarnya kami
memberi pemenuhan kebutuhan ini,”
lanjutnya. Apalagi, lanjutnya, untuk men-
jadi seorang dosen maka ia harus ber-
titel S2, sehingga permintaan untuk
membuka program ini banyak.
Bulan Maret mendatang, program
ini akan memulai sesi perkuliahannya.
Banyak hal yang sudah disiapkan, namun
tentu saja, angkatan pertama ini akan
terus diawasi untuk dievaluasi sebagai
pengembangan. Pascasarjana HI juga
sudah berancang-ancang menjalin se-
jumlah kerjasama dengan universitas di
luar negeri untuk keperluan studi ma-
hasiswanya. (puz)
Program Magister HI
10 Jendela edisi 12/Februari 2010
mahasiswa
BBanjir kembali melanda negeri
ini. Hampir di tiap musim
penghujan, banjir seakan tidak per-
nah absen menggenangi daerah-
daerah di Indonesia. Baik daerah
perkotaan maupun pinggiran, tidak
pernah luput dari bencana satu ini.
Di Jawa Timur, salah satu daerah
yang sering mengalami bencana
banjir adalah Kabupaten Pasuruan.
Tepatnya, daerah Bangil dan Kera-
ton.“Menurut sumber informasi
dari pihak FISIP (Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik), banjir di dua
daerah itu cukup parah. Jadi, kami
menggalang dana untuk membantu
para korban disana,” jelas Yanuar
Dwi Kurniawan selaku Ketua Sie
Kerohanian Islam (SKI) FISIP.
Penggalangan dana sendiri di-
lakukan dari tanggal 14-15 Januari
2010. Selama dua hari, para panitia
berkeliling dari lantai satu hingga
lantai tiga Gedung A FISIP sembari
membawa kotak amal untuk
mengumpulkan dana dari seluruh
mahasiswa, dosen, dan karyawan
FISIP. “Sementara beberapa panitia
muter, kami juga bikin pos peng-
galangan dana di dekat pintu timur
FISIP. Di situ, kami sediakan kotak
sumbangan buat korban banjir Pa-
suruan,” terang mahasiswa Ilmu In-
formasi dan Perpustakaan (IIP)
angkatan 2008 itu.
Karena lokasi bencana yang ter-
golong dekat dengan kota Surabaya,
SKI berencana menyalurkan ban-
tuan ini secara langsung kepada
para korban di dua daerah tersebut.
“Sekalian kami mau ngadain baksos
(bakti sosial-red) disana,” ujar Yan-
uar. Namun, waktu pelaksanaan
baksos belum bisa dipastikan. Sebab,
masih harus menunggu hasil kepu-
tusan rapat bersama di UKM KI
Unair.
Penggalangan dana yang di-
lakukan SKI ini bukanlah yang per-
tama kali. Setiap terjadi bencana,
baik di skala lokal, regional, nasional,
maupun internasional, SKI cukup
sigap untuk segera mengumpulkan
dana bantuan. Misalnya, pada saat
terjadi gempa di Padang, Sumatera
Barat (Sumbar) beberapa waktu
yang lalu. SKI juga mengadakan
kegiatan penggalangan dana bagi
para korban gempa di Sumbar.
“Waktu itu, kami nggak bisa
menyalurkan langsung ke lokasi
bencana karena jauh. Kalo sekarang,
karena dekat, kami bisa ngasih lang-
sung,” ucap Yanuar. Untuk
menyalurkan bantuan ke daerah
bencana yang sulit dijangkau, SKI
telah menjalin kerjasama dengan
lembaga-lembaga lain,seperti BSMI
(Bulan Sabit Merah Indonesia) dan
FSLDKN (Forum Silaturahmi Lem-
baga Dakwah Kampus Nasional).
Melalui dua lembaga ini, menurut
Yanuar, SKI biasanya menyalurkan
bantuan untuk disalurkan ke
daerah-daerah bencana yang sulit
dijangkau.
Dari penggalangan dana selama
dua hari itu, SKI mampu
mengumpulkan dana sebesar Rp
757.500. Dana ini nantinya akan
dikumpulkan bersama-sama dengan
perolehan dana dari SKI-SKI lain di
UKM KI (Unit Kegiatan Mahasiswa
Kerohanian Islam) Unair. Begitu
seluruh dana terkumpul, SKI akan
segera menyalurkannya kepada
para korban banjir di Pasuruan.
“Kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh mahasiswa, dosen,
dan karyawan FISIP yang sudah
berpartisipasi dalam penggalangan
dana kali ini. Semoga bantuan ini
bisa bermanfaat bagi para korban
banjir di Pasuruan,” ujar Yanuar.
(int)
Bentuk kepedulian mahasiswa FISIP-Unair
SSetahun lebih, persekutuan doa
untuk mahasiswa Kristen protes-
tan di FISIP dirasa vakum. Tidak ada
kegiatan apapun untuk mempersatu-
kan anak-anak Tuhan, kecu ali mengi-
kuti mata kuliah agama kristen.
Untuk bersekutu dan berdoa ber-
sama, mereka masih bergabung den-
gan Persekutuan Doa Fakultas Ilmu
Budaya (FIB). Padahal, mahasiswa
FISIP yang beragama kristen protes-
tan tidak terpaut banyak jumlahnya
dengan FIB.
Keprihatinan inilah yang lantas
membuat anak-anak Tuhan yang pe-
duli akan kebangunan rohani di FISIP
tergerak hatinya untuk membangkit-
kan PD FISIP. Apalagi, mahasiswa baru
angkatan 2009 beragama kristen
protestan cukup banyak dan rin du
untuk melayani Tuhan. ”Lantas akhir
tahun2009 lalu, dibantu anak FIB juga,
kami mencoba membu at PD FISIP
berjalan lagi. Launching nya natal ke-
marin, kami ber hasil mengadakan
natal sendiri,” ungkap Daniel Susilo,
salah satu penggagas yang sekarang
mewakili anak Tuhan dalam departe-
men pembinaan BEM FISIP.
Progres pembentukan PD FISIP
ini berjalan cukup signifikan. Dari segi
organisasi maupun kemauan untuk
bersekutu bersama dalam Tuhan. Se-
tiap hari senin yang merupakan hari
efektif kuliah, jam 16.00 kini maha-
siswa kristen protestan di FISIP men-
gadakan persekutuan doa. Tempatnya
berpindah-pindah, karena memang
izin peminjaman ru ang belum bisa
pasti. Kadang, area parkir belakang
perpustakaan utama Universitas Air-
langga yang digunakan untuk men-
gadakan ibadah.
Sementara ibadah distabilkan,
pengurus juga bergerak supaya orga-
nisasi SSKP (Sub Seksi Kristen Pro-
testan) lebih kokoh. Sejak 1
Desem ber lalu, nama ini diajukan se-
bagai nama resmi kepengurusan bi -
dang kerohanian di FISIP lengkap
dengan logonya. SSKP sekarang juga
dilindungi Departemen Agama BEM
FISIP melalui dirjen Bimas Protestan
sebagai jembatan birokrasi dengan
keagamaan.
Sejumlah program kerja juga
telah disusun. ”Kita melihat ke bela-
kang, mengapa PD FISIP bisa vakum?
Nah itu yang diperbaiki dalam pro-
gram kerja,” jelasnya.Untuk merang-
kul anak-anak Tuhan di FISIP belum
berhasil jika hanya dengan pendeka-
tan konvensional. Seringkali kegiatan
keagamaan dianggap membosankan.
Mindset ini yang dirubah. PD
FISIP menggunakan cara-cara yang
lebih hangat dengan mengkombina-
sikan dengan kegiatan yang disuka
anak muda. Ya, misalnya kemarin itu,
PD kita lihat film dulu di mini theater.
Film rohani ya tentunya, trus kita
bahas dan masuk dalam Firman
Tuhan. Juga diskusi-diskusi singkat,
talk show atau kesaksian-kesaksian,”
Ungkap Yenny Agustine, mahsiswa
komunikasi ketua PD FISIP.
Untuk tahun 2010 ini, PD FISIP
akan lebih getol lagi untuk mela yani
Tuhan pada porsinya. Serangkaian ke-
giatan sudah dicanangkan. Misalnya
saja untuk me nyambut hari raya Pas-
kah, akan diadakan aksi puasa pem-
bangunan selama 40 hari. ”Nah, uang
jajan yang tidak terpakai. Kami anjur-
kan untuk disisihkan di kantong per-
sembahan,” ujar Daniel. Uang
tersebut nantinya akan digunakan
untuk pendanaan bakti sosial ke
Panti Wreda dan Panti Asuhan.
Hari besar keagamaan kristen la-
innya, bakal di peringati secara rutin,
dan tidak ”menumpang”FIB lagi. PD
FISIP akan mengadakan peringatan
Hari Pentakosta dan Natal sendiri.
Meskipun berusaha mandir, bukan
berarti PD FISIP menutup diri den-
gan PD FIB. ”Justru kerja sama dalam
penyelenggraan. Soalnya giman pun,
kita ini bagian dari UK3 Unair dan
bagian dari jemaat kristus,” pungkas-
nya. (puz)
SSKP Aktif Kembali Akhiri Vakum PD FISIP
Galang Dana untukBanjir Pasuruan
11edisi 12/Februari 2010 Jendela
dosen
PPendaftaran sertifikasi dosen di-
buka kembali. Pada periode ini,
waktu yang diberikan dari proses
sosialisasi hingga pengumpulan do-
kumen lebih singkat dibandingkan
periode sebelumnya. Keseluruhan
proses sudah harus dilaksanakan
akhir februari mendatang, meski so-
sialisasinya sendiri baru dilakukan
awal Januari. Bahkan di tingkat fakul-
tas, prosesnya harus selesai akhir
Januari.Meskipun begitu, justru ser-
tifikasi dosen kali lebih lancar dari
sebelumnya.
Mengapa? Karena sudah ber-
kali-kali proses sertifikasi ini dilaku-
kan, Unair khususnya FISIP sudah
mengetahui celah-celah hambatan
penyelenggaraan. Periode serdos
kali ini lebih lancar karena sistem
yang ada didampingi secara intensif
untuk memperkecil celah-celah
hambatan tersebut.
”Memang ya, Unair ini lebih
ketat serdosnya, tahapannya banyak
untuk mencapai standar daripada
universitas lain. Tapi, bagusnya, Unair
punya sistem pendampingan yang
ketat juga,” ungkap Karnaji
S.Sos.,M.Si, selaku Kabag Akademik
dan Kemahasiswaan FISIP. Pendam-
pingan yang ketat yang dimaksud
adalah pengawalan yang tersistem.
Sistem ini disosialisasikan sedemi-
kian rupa, time line pelaksanaan
serta alurnya jelas, hingga masing-
masing tahu konsekuensi jika keluar
jalur apa.
Kali ini FISIP diberi kuota oleh
universitas sebanyak 23 dosen,
namun yang diajukan hanya 18
dosen. ”Persyaratannya kan banyak,
dan tidak semua punya kualifikasi
saat ini. Bukan berarti tidak mung-
kin, misalnya saja masa jabatannya
belum memadai, golongan jabatan-
nya belum bisa disertifikasi,dan se-
bagainya,” jelasnya. Sebanyak 18
dosen yang diajukan ini memulai
tahap sertifikasi dengan penilaian
kompetensi.
Kompetensi yang dimaksud
adalah kompetensi pedagogik, kom-
petensi profesional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial,
yang dinilai oleh diri sendiri berupa
deskripsi diri dan persepsional oleh
orang lain. Untuk penilaian persep-
sional ini melibatkan penilaian dari
teman sejawat, atasan, mahasiswa
dan diri sendiri. Hal ini sama persis
seperti yang dilakukan periode se-
belumnya, kecuali deskripsi diri.
”Untuk deskripsi diri, ada peru-
bahan memang. Lebih disederhana-
kan pertanyaannya. Dulu sangat
panjang, sekarang lebih sedikit. Ba-
rangkali supaya fokus mengindenti-
fikasi diri seperti apa,” tutur dosen
dari departemen Sosiologi ini. Pada
periode sebelumnya, poin yang ada
di dalam blangko deskripsi diri me-
liputi A hingga J, kini disederhanakan
menjadi separuhnya, hingga E saja.
Periode selanjutnya FISIP ber-
harap, lebih banyak lagi dosen yang
memperoleh sertifikasi. Jika semua
dosen sudah bersertifikat, maka
akan mempengaruhi akreditasi fa-
kultas, dan universitas pada akhir-
nya. Karena itu, FISIP terus
menggenjot SDM-nya dengan ber-
bagai kegiatan keilmuan terkait Tri
Dharma perguruan tinggi untuk
menaikkan KUM. KUM ini merupa-
kan angka kredit yang menjadi stan-
dar kenaikan jabatan. (puz)
Suasana seminar di ruang Adi Sukadana
Pendampingan Lebih Intensif,Pelaksanaan Serdos Lebih Lancar
PPenelitian merupakan elemen penting pada se-
buah institusi pendidikan sekelas universitas.
Bahkan dalam Tri Dharma perguruan tinggi, pene-
litian menjadi salah satu dharma yang wajib dilaku-
kan selain pendidikan dan pengajaran serta
pengabdian pada masyarakat. Menyadari hal itu,
sejak tahun 2009 lalu, FISIP menggalakkan program
penelitian untuk tenaga pengajarnya.
Program ini menghibahkan sejumlah dana
pada para dosen untuk keperluan penelitian dalam
periode satu tahun. Jumlahnya tidak sedikit, tiap
dosen diberikan dana sebesar Rp 6.600.000 untuk
digunakan meneliti dari riset data hingga tahap fi-
nishing. Pengelolaan diserahkan sepenuhnya pada
dosen masing-masing dengan pertanggung- jawa -
ban yang jelas.
Dosen dari departemen manapun boleh men-
daftar. ”Sifatnya setengah wajib. Namun kita tentu-
kan kuota minimal, paling sedikit harus berapa
yang melakukan penelitian,” ujar Karnaji S.sos,
M.Si, selaku Kabag Akademik dan Kemahasiswaan
FISIP Unair. Namun untuk jumlah maksimal, setiap
tahun FISIP tidak membatasi, hanya menyesuaikan.
FISIP memang sedang getol-getolnya melaku-
kan peningkatan kualitas fakultas dibidang apapun,
termasuk Sumber Daya Manusia (SDM). Di hari
efektif kuliah, ruang Adi Sukadana tak pernah sepi
dari berbagai seminar, Forum Group Discussion,
Kuliah Tamu hingga bedah buku. Untuk spesifik
dosen, hibah penelitian inilah salah satu wujudnya.
Hibah ini diharapkan menjadi stimulan untuk
menggenjot produktivitas dosen di bidang keil-
muan, yaitu karya penelitiannya. Apalagi, masalah
sosial yang menjadi concern FISIP begitu dinamis-
nya hingga tak pernah habis dibahas. ”Tidak ada
tema besar setiap tahun yang membatasi peneli-
tian. Framenya sosial itu saja. Output dari hibah ini
adalah jurnal kumpulan hasil penelitian yang ber-
guna untuk memandang realitas sosial saat ini dan
penyelesainnya,” jawabnya ketika ditanya frame
besar penelitian tiap tahun.
Tahun 2009 lalu, jurnal penelitian FISIP ini di
review oleh para guru besar FISIP. Sehingga sifatnya
sedikit tertutup dan tidak banyak mahasiswa yang
tahu karya dosennya. Untuk hibah tahun ini, FISIP
melakukan terobosan baru, yaitu mewajibkan tiap
departemen untuk mengadakan seminar yang
khusus untuk mempublikasi karya-karya dosen di
departemen terkait.
”Sudah kita programkan itu. November 2010
seminar-seminarnya sudah wajib diselenggarakan,
dan bulan desembernya untuk pengumpulan
resmi, ” ujarnya. Kapan waktu yang tepat dan tidak
bentrok, akan diadakan diskusi kecil dengan de-
partemen. Menanggapi hal itu, para dosen, menu-
rut Karnaji sangat antusias. Keantusiasan tersebut
dapat dilihat dari peningkatan jumlah dosen yang
mendaftar, yaitu menjadi 117 dosen.
Banyak keuntungan dengan diadakannya semi-
nar publikasi hibah penelitian dosen ini, baik untuk
mahasiswa maupun untuk dosen. Maha siswa men-
dapat refrensi penelitian terkini dan terdekat
dalam bidang ilmu terkait dengan kuliahnya. Dan
tidak sedikit, dosen yang mengikutsertakan maha-
siswanya dalam penelitiannya, sehingga pengala-
man mahasiswa bertambah.
Untuk dosen, hibah penelitiannya sendiri ini
berguna untuk KUM, yaitu angka kredit untuk ke-
naikan pangkat atau jabatan. ”Apalagi dengan semi-
nar, poinnya pasti tambah besar. Publisitas
karyanya juga akan meluas” tandasnya.
(puz)
Seminarkan Hasil Hibah Penelitian Dosen
PESERTA SERTIFIKASIDOSEN FISIP 2009
Dr. Dwi Windyastuti Budi H, Dra., MA.
Dra. Rustinsyah, M. Si.
Dra. Myrtati Dyah Artarita, MA., Ph.D.
Dra. Sartika Soesilowati, MA., Ph. D.
Yuyun Wahyu Izzati S, Sos., MA.
Andria Saptyasari, S.Sos., MA.
Yayan Sakti Suryandaru, S.Sos., M.Si
Edwin Fationo, S.Sos.,M.Si
Ratih Puspa, S.Sos., MA
Johny Alfian Kusyairi, S.Sos., M.Si.
Moch. Nurdin, S.Sos.,M.Si
IGAK Satrya Wibawa, S.Sos., MCA
Imam Yuadi, S.sos., M.MT
Airlangga Pribadi Kusma, S.IP., M.Si
Drs.Wahyu Priyo Djatmiko, Dip.,If.Sc., M.Sc
Drs. Wahyudi Purnomo, M.Phill
Andi Umardiono, S.sos., M.Si
Joko Susanto, S.IP.,M.Sc
12 Jendela edisi 12/Februari 2010
profil
KKehadiran dan
jasa mereka
seringkali
meleset dari
titik sadar kita. Padahal, tanpa
mereka, segala urusan kuliah
tidak bakal berjalan baik dan
mulus sesuai dengan keinginan
kita. Selain dosen yang sudah
pasti senantiasa terasa kehadi-
rannya bagi mahasiswa, para
karyawan juga memegang per-
anan amat penting. Sayang, hal
ini seringkali luput dari penga-
matan. Oleh sebab itu, dalam
rangka Dies Natalis ke-22, FISIP
Unair mengadakan nominasi
karyawan teladan sebagai ben-
tuk penghargaan dan apresiasi
terhadap kerja keras para
karyawan selama ini.
Salah satu karyawan yang
keluar sebagai karyawan teladan
adalah Mustaqim, staff pelaksana
Bagian Akademik. Mustaqim be-
rada di urutan ketiga, setelah
Sumini (Bagian Keuangan) dan
Bambang Prasetyo (Adminis-
trasi Ekspedisi). Apa saja yang
menjadi tanggung jawab Mus-
taqim dalam pekerjannya? Di
antaranya adalah melakukan
evaluasi atas mahasiswa dan
calon lulusan, mengarsipkan
Kartu Hasil Studi ke fil-file ma-
hasiswa, memproses surat cuti
dan pengunduran diri maha-
siswa, dan sebagainya.
“Salah satu tugas saya adalah
mengecek data mahasiswa.
Kalau ada yang mau skripsi, dili-
hat dulu transkripnya,
memenuhi syarat atau tidak. Se-
lain itu, kalau ada mahasiswa
yang sudah dua atau empat
tahun kuliah tapi SKS-nya belum
memenuhi standar, saya usulkan
kepada fakultas untuk di-dropout.” tutur ayahanda dari Vina
Rohmatul Ummah (11 tahun)
dan Muhammad Hanif Saputra
(2 tahun) ini.
Mustaqim menapaki jalan
yang panjang sebelum akhirnya
duduk di posisi saat ini. Pertama
kali bergabung menjadi keluarga
besar FISIP Unair pada tahun
1985, Mustaqim bekerja sebagai
tukang parkir. Dua tahun kemu-
dian, dirinya digeser ke urusan
kepegawaian, lalu dipindahkan
lagi ke Bagian Akademik. Setelah
itu, Mustaqim kembali digeser,
kali ini ke Bagian Keuangan se-
lama kurang lebih dua tahun,
lalu ke Bagian Akademik lagi
hingga saat ini.
Mustaqim mengaku, dirinya
tidak pernah menyangka akan
mendapatkan predikat sebagai
Karyawan Teladan III dalam
Dies Natalis FISIP Unair ke-22.
Sebab, selama ini, meskipun
bekerja dengan banyak tantan-
gan, Mustaqim berusaha men-
jalaninya dengan senang hati
dan ikhlas. Padahal, perjuangan-
nya mencapai kampus saja tidak
mudah. Setiap hari, Mustaqim
harus melompati jarak antara
rumahnya di Tanggulangin dan
Kampus B Unair dengan ko-
muter. Waktu yang dibutuhkan
tidak sedikit, sekitar sembilan
puluh menit. Agar tiba di kam-
pus tepat waktu, Mustaqim be-
rangkat dari rumah pukul 05.35
WIB.
Memperoleh tempat duduk
di komuter saja bagi Mustaqim
hampir mustahil. Belum lagi
kondisi penumpang yang
berjubel-jubel. Untuk mengakali
kelelahannya, setiap hari Mus-
taqim membawa ‘bekal’ koran.
Mustaqim selalu beringsut ke
pinggir pintu komuter dan
membeber koran sebagai alas
duduknya. “Kalau ada yang
keluar-masuk, ya saya harus
keluar dulu baru masuk lagi.
Pokoknya kalau ada yang
wira-wiri, ya saya harus
ngalah.” ungkap Mus-
taqim, lantas tertawa.
Perjuangannya
dalam bekerja
mungkin terlihat mele-
lahkan bagi sebagian
besar orang. Bagaimana Mus-
taqim bertahan dan tetap
mencintai pekerjaannya hingga
saat ini? “Dibuat santai aja, biar
nggak stress.” tukasnya, lagi-lagi
tertawa.
Sebagian orang beranggapan,
materi dan segala kemudahan
adalah syarat utama mencapai
kepuasan kerja. Namun, Mus-
taqim memperolehnya lewat
cara yang sederhana dan meli-
hat hal tersebut dari sudut pan-
dang yang sama sekali berbeda:
ikhlas. Semangat Mustaqim dan
dedikasinya yang begitu tinggi
pada pekerjaan ini semoga
dapat menulari kita semua.
(put)
Mustaqim (Karyawan Teladan III dalam Dies Natalis FISIP Unair ke-22)