Top Banner
edisi 12 / Februari 2010 S S ekilas kegiatan kegiatan semesteran dari waktu ke waktu terutama proses belajar mengajar —perkuliahan— me- rupakan sesuatu yang biasa, sesuatu yang rutin baik bagi dosen maupun mahasiswa serta tenaga kependidikan. Bagi dosen men- jalankan aktivitas Tri Dharma perguruan tinggi seperti mengajar, menjadi fasilitator, membimbing mahasiswa, melakukan pene- litian dan pengabdian pada masyarakat me- rupakan kewajiban rutin. Sementara bagi mahasiswa melakukan proses belajar men- gajar dengan menambah materi pengeta- huan baik melalui dosen maupun literatur-literatur yang ada baik di dalam kelas maupun di luar kelas, berdiskusi den- gan dosen, memperoleh bimbingan dari dosen atau sesekali melakukan penelitian atau pengabdian bersama dosen. Memang dari sisi bentuk aktivitas –na- manya—tidak berubah dari waktu ke waktu seperti belajar mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Tetapi dari sisi konten semua Tri Dharma Perguruan Tinggi ada tuntutan ’moral” yang menjadi kenis- cayaan bahwa dari waktu ke waktu haruslah ada perubahan sesuai tuntutan perkem- bangan pengetahuan. Tentu saja tidak semua konten/isi Tri Dharma Perguruan Tinggi —salah satu misalnya proses belajar mengajar— harus berubah secara total. Sebenarnya dari sisi interaksi dosen-ma- hasiswa tidak lebih dari 13 kali pertemuan atau maksimal 4 bulan, sementara yang 2 bulan waktu bagi dosen melakukan kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi yang lain. Justru dari waktu yang amat singkat itulah –13 kali pertemuan— tuntutan secara ”moral” ada- nya perubahan dalam proses belajar menga- jar menjadikan dosen maupun mahasiswa harus mempersiapkan diri setiap memasuki semester baru. Pengetahuan tentang berba- gai hal yang harus dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa selama satu semester haruslah sejak awal perkuliahan dimiliki ma- sing-masing pihak. Secara garis besar dan normatif berbagai hal yang harus dilakukan oleh dosen, maha- siswa dan tenaga kependidikan dapat dilihat atau dibuka-buka pada dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan oleh fakultas (FISIP). Dokumen-dokumen yang menjadi rambu- rambu aktivitas dosen, mahasiswa dan te- naga kependidikan telah dikeluarkan oleh FISIP melalui Surat Keputusan Dekan. Doku- men-dokumen itu antara lain Peraturan Pen- didikan, Pedoman Prosedur Pendidikan, Pedomen Tugas Akhir, Pedoman Skripsi, Pe- doman Tesis dan Pedoman Kurikulum Pro- gram Studi (untuk Pedoman Kurikulum dilandasi SK Rektor). Interaksi yang teramat singkat antara dosen-mahasiswa inilah memerlukan peren- canaan yang matang bagi masing-masing pihak. Dalam tataran normatif –setiap awal perkuliah— apa yang disebut dengan kon- trak pembelajaran/perkuliahan menjadi se- suatu yang penting baik bagi mahasiswa maupun dosen. Kontrak perkuliahan inilah menjadi aturan main selama perkuliahan 1 semester. Kontrak perkuliah menjadi batas- batas mana yang mesti dilakukan dan mana yang mesti tidak dilakukan oleh dosen dan mahasiswa selama satu semeter yang terasa amaat singkat. Interaksi dosen-mahasiswa satu semester tak lebih dari 2x umur jagung. (Karnaji) 1 Semester = 2x Umur Jagung?
12

1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

Nov 05, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

edisi 12 / Februari 2010

SSekilas kegiatan kegiatan semesterandari waktu ke waktu terutama prosesbelajar mengajar —perkuliahan— me-

rupakan sesuatu yang biasa, sesuatu yangrutin baik bagi dosen maupun mahasiswaserta tenaga kependidikan. Bagi dosen men-jalankan aktivitas Tri Dharma perguruantinggi seperti mengajar, menjadi fasilitator,membimbing mahasiswa, melakukan pene-litian dan pengabdian pada masyarakat me-rupakan kewajiban rutin. Sementara bagimahasiswa melakukan proses belajar men-gajar dengan menambah materi pengeta-huan baik melalui dosen maupunliteratur-literatur yang ada baik di dalamkelas maupun di luar kelas, berdiskusi den-gan dosen, memperoleh bimbingan daridosen atau sesekali melakukan penelitianatau pengabdian bersama dosen.

Memang dari sisi bentuk aktivitas –na-manya—tidak berubah dari waktu ke waktuseperti belajar mengajar, penelitian danpengabdian pada masyarakat. Tetapi dari sisikonten semua Tri Dharma Perguruan Tinggiada tuntutan ’moral” yang menjadi kenis-cayaan bahwa dari waktu ke waktu haruslah

ada perubahan sesuai tuntutan perkem-bangan pengetahuan. Tentu saja tidaksemua konten/isi Tri Dharma PerguruanTinggi —salah satu misalnya proses belajarmengajar— harus berubah secara total.

Sebenarnya dari sisi interaksi dosen-ma-hasiswa tidak lebih dari 13 kali pertemuanatau maksimal 4 bulan, sementara yang 2bulan waktu bagi dosen melakukan kegiatanTri Darma Perguruan Tinggi yang lain. Justrudari waktu yang amat singkat itulah –13 kalipertemuan— tuntutan secara ”moral” ada-nya perubahan dalam proses belajar menga-jar menjadikan dosen maupun mahasiswaharus mempersiapkan diri setiap memasukisemester baru. Pengetahuan tentang berba-gai hal yang harus dilakukan baik oleh dosenmaupun mahasiswa selama satu semesterharuslah sejak awal perkuliahan dimiliki ma-sing-masing pihak.

Secara garis besar dan normatif berbagaihal yang harus dilakukan oleh dosen, maha-siswa dan tenaga kependidikan dapat dilihatatau dibuka-buka pada dokumen-dokumenresmi yang diterbitkan oleh fakultas (FISIP).Dokumen-dokumen yang menjadi rambu-

rambu aktivitas dosen, mahasiswa dan te-naga kependidikan telah dikeluarkan olehFISIP melalui Surat Keputusan Dekan. Doku-men-dokumen itu antara lain Peraturan Pen-didikan, Pedoman Prosedur Pendidikan,Pedomen Tugas Akhir, Pedoman Skripsi, Pe-doman Tesis dan Pedoman Kurikulum Pro-gram Studi (untuk Pedoman Kurikulumdilandasi SK Rektor).

Interaksi yang teramat singkat antaradosen-mahasiswa inilah memerlukan peren-canaan yang matang bagi masing-masingpihak. Dalam tataran normatif –setiap awalperkuliah— apa yang disebut dengan kon-trak pembelajaran/perkuliahan menjadi se-suatu yang penting baik bagi mahasiswamaupun dosen. Kontrak perkuliahan inilahmenjadi aturan main selama perkuliahan 1semester. Kontrak perkuliah menjadi batas-batas mana yang mesti dilakukan dan manayang mesti tidak dilakukan oleh dosen danmahasiswa selama satu semeter yang terasaamaat singkat. Interaksi dosen-mahasiswasatu semester tak lebih dari 2x umur jagung.(Karnaji)

1 Semester = 2x Umur Jagung?

Page 2: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

02 Jendela edisi 12/Februari 2010

editorial

� Henry Subiakto, SH, MAAkan mengiku� ujian terbuka Doktor

Mempresentasikan Disertasi berjudul : “Kontestasi Wacana Sistem Penyiaran yangDemokra�s : Analis Konstruksi Sosial RelasiNegara, Industri Penyiaran dan Civil Society.

Selasa, 2 Februari 2010

di Gedung Pascasarjana Lantai 3 Kampus B UnairJl. Dharmawangsa Dalam Surabaya

� DOKTOR BARU� REKAMAN ACARA FISIP

WAKTU ACARA TEMPAT

4 Januari Gelombang 2 Pergeseran SDMFISIP

-

13 Januari Seminar “Menyikapi KasusCentury Menjelang 100 HariKepemimpinan SBY-Boediono”

AuditoriumGedung C

13 Januari Diskusi dan Bedah Buku“Ketimpangan Gender danKetidakbedayaan PerempuanMiskin di Perkotaan”

Ruang AdiSukadana

13 Januari Diseminasi Program HibahKompetensi (PHK) A-2 dan A-3

Ruang 205

13-28Januari

Sertifikasi Dosen Ruang 207

14-15Januari

Penggalangan Dana untuk BanjirPasuruan

Kampus FISIP

16 Januari Pameran Poster matakuliahDKV“Justice for Indonesia”

CafeMagnetzone

19 Januari Seminar “Peran Mahasiswadalam Penegakan IntegritasMasyarakat”

Ruang AdiSukadana

20 Januari FGD “Meninjau KembaliEfektifitas Program PublicIntegrity Education Network(IEN).”

Ruang AdiSukadana

21 Januari Pemutaran dan diskusi filmdokumenter “Pita Buta”

Mini TeaterFisip Unair

� Dra. Pinky Saptandari E.P., MA(Departemen Antropologi) - Narasumber - Modul Reproduc�ve Healthpada kegiatan Program InternasionalFakultas Kedokteran Universitas Airlangga21 Januari 2010.

� PENGABDIAN MASYARAKAT

� PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP)� PIMPINAN UMUM: V. Dugis (Wakil Dekan III) � PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru

� JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizky Pramadhani ; Muhammad Zaki Ath.T ; Puspita Adiyani C.� FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra, Prima Kirtti Utomo � LAY-OUT/PRODUKSi: Irfan Wahyudi, S.Sos� Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp. (031) 5034015, 5047754, 5011744, 5017429. Fax. (031) 5012442. � e-mail: [email protected]

� Falih Suaedi (AN) menikahkan PutranyaWidian Eka Kirana, SE dengan Mila Torah, S.Pd.Tanggal 31 Januari 2010di Gedung BK3S Jemursari - Surabaya

� YANG BERBAHAGIA

Page 3: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

03edisi 12/Februari 2010 Jendela

kuliah

RRabu (13/1), bertempat diruang 205, FISIP menga -

dakan diseminasi program hibahkompetensi (PHK) A-2 dan A-3.Pada acara tersebut hadir per-wakilan dari beberapa departe-men di Unair, antara lainDepartemen Hubungan Interna-sional (HI) dan DepartemenMatematika yang dari tahun2007-2009 telah mendapat danmelaksanakan PHK. Yah, disemi-nasi ini memang merupakanajang sharing pengalaman dariHI dan Matematika ke departe-men-departemen lain yangberencana mengikuti PHK,seperti Departemen Antropo logidan Departemen Sastra Inggris.

Menurut M.Yunus, dosenHI, sebenarnya HI lebih cocokmendapatkan dana PHK A-2karena masih menga lamikendala penataan secara inter-nal. Sedangkan, PHK A-3 lebihpada penataan eksternal, yangberorientasi pada peningkatankualitas lulusan yang berdayasaing tinggi. “Karena HI sudahterlanjur mendapat akreditasi A,mau tidak mau kami bermain diprogram A-3 dengan kondisi in-ternal yang sebenarnya masihperlu ditingkatkan,” ujar Yunus.

Selama mengikuti PHK A-3,banyak pengalaman yang dida-pat HI, terutama saat pertamakali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan kitasupaya lebih berbasis pada ak-tivitas, bukan investasi. Kalautidak, proposal kita pasti ditolak

untuk dapat dana PHK A-3,”ucap Yunus. Selain itu, kegiatanyang diajukan harus memilikiangle yang berbeda agarmenarik minat pihak DIKTI (Di-rektorat Tinggi Jenderal Pen-didikan). Tidak kalah penting,tambah Yunus, para pengajudana harus ekstra sabar menantiturunnya dana karena sistembirokrasi DIKTI yang cenderungrumit.

Berbeda dengan HI, Eridani,dosen Matematika FST, mema-

par kan pengalaman Matematikaselama mengelola dana PHK A-2. Menurut Eridani, dana PHK A-2 tersebut digunakan untuk tigakegiatan utama. Kegiatan terse-but meliputi pening katan mutuproses belajar mengajar (PBM),peningkatan kompetensi ilmiah,dan pemanfaatan teknologi in-formasi untuk menunjang PBM.

“Bentuk kegiatan yang telahkami lakukan untuk peningkatanmutu PBM meliputi redesainkurikulum, kursus bahasa inggrisdan pengadaan fasilitas belajarbahasa inggris mandiri, magangpembelajaran, serta hibah pe -nga jaran,” terang Eridani.Kegiatan-kegiatan tersebutdibuat agar kualitas pembela-jaran dapat meningkat seiringdengan mening katknya mutupengelolaan pembelajaran. Se-lain itu, mahasiswa juga dapat

meningkatkan kemampuandalam berbahasa inggris melaluipembelajaran yang sifatnyamandiri.

Untuk peningkatan kompe-ten si ilmiah, Mate ma tika mem-perba nyak kegiatan lokakaryaolim piade matematika dan me -nyediakan dana hibah pene lit-ian. Semen tara, kegiatan yangber hu bungan dengan peman-faatan teknologi informasi di-arahkan pada pembuatanwebsite khusus DepartemenMatem a tika. “Dulu, webMatematika gabung denganpunya fakultas. Sekarang, karenadapat dana hibah PHK, kami bisamembuat web sendiri yangberisi sistem pembelajaran e-learning (Elesys),” jelas Eridani.(int)

Buat Kegiatan yang BerbasisAktivitas, Bukan Investasi

SSaat ini, kegiatan-kegiatan

yang semula banyak ditan-

gani fakultas mulai berpindah

pada masing-masing departe-

men. Fokus kegiatan ada pada

departemen. Oleh sebab itu,

untuk meringankan beban de-

partemen sekaligus memaksi-

malkan dan menjaga efektivitas

semua kegiatan, Bagian Sumber

Daya Manusia FISIP Unair men-

erapkan kebijakan terkait hal

tersebut, yaitu menggeser be-

berapa sumber daya pada titik-

titik yang membutuhkan.

Pergeseran tersebut dilakukan

dengan melakukan penambahan

dua orang tenaga administrasi

pada departemen.

Pergeseran dilakukan secara

bergelombang. Gelombang per-

tama, 30 November 2009. Ada

lima orang tenaga yang dipin-

dahkan menjadi staf adminis-

trasi departemen. Dari Bagian

Kepegawaian, Churil Amaliah

(staf administrasi Departemen

Sosiologi) dan Siswantoro (staf

administrasi Departemen Ad-

ministrasi Negara).

Dari Bagian Akademik, Isti

Widyastuti (staf administrasi

Departemen Administrasi Ne-

gara) dan Eko Kuswantoro (staf

administrasi Departemen Ilmu

Politik). Dari Bagian Sarana dan

Prasarana, Baidowi bergeser

menjadi staf administrasi De-

partemen Komunikasi.

Untuk gelombang kedua per

4 Januari 2010, Kuswadi dari

staf administrasi Departemen

Sosio logi bergeser ke Bagian

Kepegawaian dan Sam Archi

dari staf administrasi Departe-

men Administra si Negara

bergeser ke pelaksana Bagian

Akademik.

Menurut Hariyanto, Kepala

Bagian Sumber Daya FISIP

Unair, rencananya akan ada pe-

nambahan pegawai baru yang

disesuaikan dengan kebutuhan.

Apalagi, FISIP yang terdiri atas

empat gedung memang mem-

butuhkan manajemen eks-tra.

Saat ini, dengan jumlah tenaga

yang tersedia, banyak titik-titik

yang belum tersentuh, seperti

museum dan ruang audio visual

di Gedung B serta Ruang Cakra

di Gedung C. “Namun, tentu

saja harus melihat situasi dan

kondisi dulu. Juga, bergantung

pada persetujuan pihak rek-

torat.” kata Hariyanto. Selain itu,

pergeseran tenaga masih harus

menunggu perkembangan

parker terpadu yang tengah di-

ujicobakan selama Januari-

Maret di seluruh fakultas Unair.

(put)

Pergeseran SDMUpaya Pemberdayaan Departemen

Page 4: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

04 Jendela edisi 12/Februari 2010

diskusi & seminar

BBerbagai upaya dilakukan untuk

mengembangkan jaringan dan

relasi ke tingkat nasional. Salah sat-

unya adalah seperti yang dilakukan

Departemen Administrasi Fisip

Unair ini, yaitu dengan mempublishwebsite mereka. Sudah sekitar se-

tahun website yang beralamat di

depan-fisip-unair.com tersebut dipub-lish ke masyarakat dan tentunya

mendapat sambutan hangat,

terutama dari rekan dan kolega

Fisip.

“Dengan diluncurkannya Web-site ini kami berharap dapat

meningkatkan komunikasi antara

departemen, mahasiswa, serta

alumni. Selain itu dengan website ini

diharapkan akan mempermudah

proses belajar mengajar dosen dan

mahasiswa.” ujar Drs. Gatot Pra-

muka, M S, salah satu penggagas

web-site tersebut. Ia menam-

bahkan bahwa fasilitas-fasiltas dalam

web tersebut sangat menunjang

kegiatan belajar mengajar terutama

di luar jam perkuliahan.

“Website tersebut kami

lengkapi dengan fasilitas e-book dan

e-learning. E-book membantu maha-

siswa melalui Jurnal “Jejaring Admi-

nistrasi Publik” dan Multimedia

Library. Sedangkan untuk e-learningterdapat halaman sendiri di mana

terdapat link.nya di pojok kanan

bawah.” ujar Gatot. Di dalam Jurnal

“Jejaring Administrasi Publik” misal-

nya, terdapat sekitar 300-500 ek-

semplar jurnal di dalamnya. Jurnal

tersebut dicetak dalam bentuk fisik

dan softcopynya yang diupload dua

kali dalam setahun.

Gatot menambahkan,“Dengan

e-learning dan e-book tersebut di-

harapkan mahasiswa dapat menam-

bah akses pustaka yang tidak

terdapat di perpustakaan pusat dan

ruang rujukan di FISIP. Terutama

untuk Mahasiswa Magister Kebi-

jakan Publik (MKP) dan Manajemen

Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia

(MPSDM) yang ter-

batas sekali jumlah pus-

takanya.” Sedang untuk

program S1 Adminis-

trasi Negara biasanya

lebih sering menggu-

nakan website untuk

mencari bahan skripsi,

bahan-bahan mata ku-

liah, serta peraturan pendidikan.

Untuk mengupdate data dan

informasi, Departemen Adminis-

trasi melakukannya setiap minggu

sekali. “Jika ada foto-foto terbaru

atau info terkini tentang seminar

atau kegiatan departemen kami se-

lalu mengupdate-nya tiap seminggu

sekali. Namun karena terlalu

banyaknya agenda departemen

pada akhir-akhir ini, proses update

data seringkali tertunda.” ungkap

Philipus Keban, S.IP., M Si., satu-sat-

unya admin website Departemen

Administrasi.

Website Departemen Adminis-

trasi secara terstruktur belum

bergabung dengan website Unair

pusat. Dari alamatnya saja misalnya,

berbeda dengan website Unair yang

menggunakan domain “.ac.id”, se-

dangkan website Departemen Ad-

mistrasi menggunakan domain

“.com”. “Untuk ke depan hal terse-

but masih sekedar wacana. Tergan-

tung bagaimana kesepakatan para

dosen dan ketua departemen.”

ungkap Philipus. (zaq)

Dep. Administrasi Luncurkan Website

Situs internet Depaetemen Administrasi

PPemberitaan Kasus Bank Cen-

tury akhir-akhir ini semakin

memanas saja. Hampir tiap hari,

masyarakat disuguhi perkemban-

gan kasus yang konon melibatkan

Wakil Presiden Boediono dan

Menteri Keungan Sri Mulyani itu.

Peliknya permasalahan Bank Cen-

tury kemudian mendapat perhati-

an dari DPR hingga dibentuklah

Panitia Khusus (Pansus) untuk

me nyelesaikan kasus ini. Walau -

pun demikian, masyarakat, terma-

suk mahasiswa, perlu mengambil

peran penting dalam pengawasan

atas penyelesaian kasus Bank

Century. Salah satunya dengan

meng kaji kasus ini dengan per-

spektif akademis lewat diskusi

ilmiah.

Rabu (13/1), bertempat di Au-

ditorium Gedung C Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP),

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

FISIP mengadakan seminar berta-

juk “Menyikapi Kasus Century

Menjelang 100 Hari Kepemimpi -

nan SBY-Boediono”. Hadir dalam

seminar ini, Ikrar Nusa Bhakti

(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo -

nesia), Airlangga Pribadi (Dosen

Ilmu Politik FISIP), dan Edo Abdul

Rahman (Koordinator Nasabah

Bank Century Nasional). Mereka

satu persatu memaparkan penda-

pat masing-masing mengenai

kasus Bank Century terkait de-

ngan 100 hari kepemim pinan SBY-

Boediono.

Airlangga mengungkapkan

bah wa tidak lama setelah terpilih-

nya SBY untuk kedua kalinya, me-

mang bermunculan kekuatan-

kekuatan yang berpotensi meng-

gulingkan pemerintahan SBY.

“Kasus Bank Century, salah satu -

nya. Kasus ini secara jelas menun-

jukkan adanya potensi tindakan

korupsi yang berhubungan de-

ngan kekuatan ekonomi dan poli-

tik,” ujar Airlangga. Sebab, lanjut

Airlangga, ketika kekuatan politik

erat dengan kekuatan ekonomi

maka potensi terjadinya korupsi

juga semakin besar.

Kasus Bank Century sendiri,

menurut Ikrar, terkait dengan be-

berapa fenomena yang terjadi be-

lakangan ini. Seperti, proses

hukum pengadilan KPK, persoalan

politik terkait masalah tata negara,

serta munculnya gerakan massa

menuju people power. Gerakan

massa yang sudah berlangsung

saat ini adalah gerakan yang di-

lakukan para mahasiswa sebagai

bentuk reaksi mereka atas lam-

batnya penanganan kasus Cen-

tury. “Kasus Bank Century telah

menunjukkan kekuatan politik

SBY yang menggurita. Karena itu,

memang diperlukan suatu ger-

akan massa menuju people poweruntuk menyelesaikan kasus ini se-

cara tuntas,” ucap Ikrar.

Edo, mewakili para nasabah

korban kasus Century, menilai pe-

merintahan SBY-Boediono gagal

mengatasi kasus Bank Century.

Sebab, hingga kini, penyelesaian

kasus Century belum menemu -

kan titik terang. “Para nasabah

merasa diombang-ambing oleh

pemerintah. Sampai-sampai ada

yang stres dan bunuh diri,” keluh

Edo. Edo berharap pemerintah

tegas dalam menyelesaikan kasus

Bank Century. Sehingga, para

nasabah segera mendapat keje-

lasan atas nasib simpanan mereka

di bank milik Robert Tantular itu.

(int)

Suasana malam Dies Natalis Departemen Hubungan Internasional FISIP Unair

Gerakan Massa untukTuntaskan Kasus Century

Page 5: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

05edisi 12/Februari 2010 Jendela

diskusi & seminar

PPembagian kerja antara laki-laki

dan perempuan dalam kehi du -

pan rumah tangga pada dasar nya

mencerminkan bagaimana rela si

sosial antara perempuan dan laki-

laki berlangsung dalam kehidupan

masyarakat yang lebih luas. Relasi

gender itu sendiri me ru pakan pro-

duk dari konstruksi sosial yang me -

li batkan laki-laki dan perempuan

yang diwarnai struktur dan sistem

sosial yang melingkupinya. Kenya ta -

annya, yang seringkali muncul

terutama pada kehidupan komuni-

tas miskin adalah ketidakseimbang-

an relasi sosial atau relasi kekuasaan

antara laki-laki dan perempuan.

Itulah sekelumit pesan yang

dapat disari dari buku KetimpanganGender dan Ketidakbedayaan Perem-puan Miskin di Perkotaan karya Emy

Susanti Hendrarso. Melalui kata

pengantar pada buku nya, Emy me -

nya takan bahwa buku tentang ke-

hidupan perempuan miskin ini

ditulis sebagai upaya melakukan

analisis seca ra mendalam untuk

membongkar persoalan mendasar

dari proses so sial kehidupan komu-

nitas miskin di kota metropo litan

Surabaya. Secara khusus buku ini

ingin menunjukkan bagaimana sua tu

struktur sosial kemiskinan mewar-

nai cara berpikir dan tindakan sosial

perempuan dan laki-laki, serta

akhir nya menghasilkan ketimpangan

gender yang terus berlangsung.

Pada diskusi dan bedah buku

yang digelar pada 13 Januari 2010

bertempat di Ruang Adi Sukadana,

Emy juga menjelaskan bahwa pe -

rem puan dalam rumah tangga me -

me gang multi peran, sebagai pencari

nafkah sekaligus pengurus rumah

tangga. “Sayang nya, apa yang dida-

patkan oleh perempuan seringkali

tidak setimpal dengan apa yang

telah mereka kerjakan.” tutur Emy

yang juga Ketua Pusat Studi Wanita

LPPM-Unair.

Pada acara tersebut, hadir pula

sebagai pembicara Erma Susanti

dari Kelompok Perempuan Pro

Demokrasi sekaligus LSM pen-

damping kor ban kekerasan dan Esti

Susanti, aktivis Hotline Surabaya

(LSM pendampingan korban

HIV/Aids dan trafficking). Audienceseminar ada lah perempuan dari

berbagai ka la ngan, mulai dari kelom-

pok pe rem puan perkotaan di Sura -

ba ya, perwakilan pemerintah

daerah, kota, dan provinsi sampai

pengurus PKK di beberapa daerah

di Surabaya.

Subyek penelitian pada buku

karya Emy adalah perempuan di Ke-

dungmangu Masjid yang merupakan

komunitas pengrajin tempe. Melalui

penelitian yang dilakukan, diketahui

bahwa kaum perempu an di sana

mengalami ketimpangan dalam re-

lasi gender. Kebanya kan, pembagian

tugas antara suami dan istri dalam

rumah tangga tanpa disadari sering -

kali merugikan kaum perem pu an.

Tanggung jawab untuk kebutuhan-

kebutuhan yang ‘besar’ seperti biaya

sekolah atau perawatan sakit di-

tanggung suami, sementara kebu-

tuhan-kebutuhan yang ‘kecil’ seperti

pembelian sembako dan kebutuhan

sehari-hari ditanggung perempuan.

“Padahal, buat makan sehari-hari itu

kalau dihitung-hitung butuh biaya

yang lebih besar. Akibatnya, perem-

puan lagi yang harus cari hutang ke

sana-ke mari buat menutup biaya

hidup.” terang Emy. Yang lebih disa -

yangkan, lanjut Emy, relasi dan nilai-

nilai gender yang de mikian itu

me reka anggap benar dan diwaris -

kan turun-temurun.

Senada dengan Emy, Esti Susanti

menyatakan bahwa pada dasarnya

sulit memperjuangkan keadilan bagi

perempuan karena yang diper-

juangkan sendiri sudah merasa adil.

Sudah menjadi semacam dogma

bahwa wilayah publik itu menjadi

milik laki-laki dan wilayah domestik

adalah milik perempuan sehingga

akses perempuan atas fasilitas pub-

lik menjadi sangat sulit. Sayangnya,

pembangunan yang dijalankan pe-

merintah pun tidak pro genderkarena masih berkutat di ranah

publik. “Pembangunan harus diko-

reksi supaya lebih sensitif gender.”ungkap Esti. (put)

Wadek 1, Prof Mustain, membuka acara diskusi dan bedah buku karya Emy Susanti

Diskusi dan Bedah Buku “Ketimpangan Gender dan Ketidakbedayaan Perempuan Miskin di Perkotaan”

Membongkar Relasi Gender pada Komunitas Miskin Surabaya

PPemilihan Walikota alias Pilwali Surabaya sudah di

depan mata. KPU Surabaya me ne tapkan tanggal

2 Juni 2010 sebagai pelaksanaan pilwali dengan sistem

coblos. Jauh-jauh hari, para kandidat walikota telah

mempersiapkan diri dengan taktik dan strategi guna

meraup dukungan dan dulangan poin yang ter-tinggi.

Berbagai upaya dikerahkan, mulai dari sekedar

ajang promosi melalui media luar-ruang hingga me-

manfaatkan jasa konsultan politik untuk melaksanakan

riset opini publik sekaligus melakukan analisis. Kon-

sultan politik ini berbeda dari tim suskes, tugasnya

hanya sebatas memberikan arahan dan saran serta

melakukan riset guna memberikan panduan taktis

bagi klien politik.

Untuk membantu kelancaran proses riset terse-

but, konsultan politik seringkali menggandeng dan

melibatkan mahasiswa FISIP. Mahasiswa biasanya

bertugas sebagai tim riset alias surveyor kuesioner

riset maupun tim entry data plus analisis. Salah satu

mahasiswa yang aktif membantu riset konsultan poli-

tik adalah Asadur Rahman Muhammad, atau yang lebih

akrab sebagai Cliff, mahasiswa Ilmu Politik angkatan

2007.

Cliff direkrut oleh salah satu konsultan politik di

Surabaya pada Juli 2009. Saat itu, menjelang pemilu.

Aroma persaingan praktis menjadi semakin tajam.

Cliff membantu menyebarkan kuesioner untuk Susilo

Bambang Yudhoyono yang memanfaatkan jasa konsul-

tan politik lokal dalam melaksanakan riset tataran

kota. Tahun ini, Cliff kembali dipercaya sebagai tim riset

dengan sistem part time untuk pilwali kali ini. Tanggung

jawabnya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Selain

Cliff, dari FISIP ada sembilan orang lagi; enam orang

sebagai tim riset, tiga orang sebagai tim entry data dan

analisis.

Bagaimana dirinya tertarik untuk masuk ke dunia

komunikasi politik? Cliff mengaku, awalnya dia hanya

ingin coba-coba dan sekedar cari pengalaman. Setelah

mengetahui seluk-beluk kerja komunikasi politik, dia

merasa tertantang untuk terus menggeluti bidang

tersebut. Begitu pula dengan mahasiswa-mahasiswa

lainnya. Tawaran dari konsultan politik untuk mem-

bantu riset dianggap sebagai ajang pembelajaran dan

mencari pengalaman serta relasi. (put)

Galang Riset Jelang Pilwali

Seorang mahasiswi sedang mengisi form kuesioner

Page 6: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

06 Jendela edisi 12/Februari 2010

diskusi & seminar

BBerbagai bentuk penyadaran ba-

haya rokok telah dilakukan

berkali-kali oleh banyak pihak. Mulai

dari sosialisasi beberapa LSM di

kalangan masyarakat, penyantuman

dampak buruk merokok pada tiap

kemasan rokok, hingga pada diben-

tuknya Peraturan Daerah (Perda)

Kawasan bebas rokok. Hanya saja,

upaya penyadaran tersebut masih

tidak sebanding dengan keagresifan

industri rokok yang terus memper-

suasi masyarakat agar tetap membeli

produk rokok.

Kamis, 21 Januari 2010 lalu, De-

partemen Ilmu Komunikasi Fisip

Unair bekerjasama dengan Center

for Religious and Community Stud-

ies (CeRCS) meng angkat fenomena

kontradiktif tersebut ke dalam suatu

diskusi dan pemutaran film Pita Buta.

Diskusi dan film tentang seluk-beluk

cukai rokok ini dilaksanakan mulai

pukul 10.00 WIB di ruang Mini Teater

FISIP Unair.

Hadir sejumlah pembicara pada

acara tersebut, antara lain I.G.A.K.

Satriya Wibawa; Dosen Ilmu Komu-

nikasi FISIP Unair, Zeus Nu’man

Anggara; Peminat Budaya, Hariyanto;

perwakilan Dinas Kesehatan Kota

Surabaya; S. Jai; Ketua Divisi Budaya

CeRCS, Joyo Adi; Ketua Bidang Ad-

vokasi CeRCS; serta Athoillah; Ad-

vokat HAM Jatim.

Pemutaran dan diskusi film

dokumenter ini ditujukan untuk

meninformasikan aspek politis-

ekonomi industri rokok. Selain itu

juga untuk meningkatkan kesadaran

kritis dalam menyikapi resistensi ad-

vokasi penyadaran dampak negatif

rokok. Tak ketinggalan juga untuk

membangun solidaritas dengan

berbagai kalangan untuk mening -

katkan kesadaran dampak negatif

rokok dan mendorong pelaksanaan

Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Film Pita Buta berkisah tentang

semangat narator menyelidiki alur

cukai rokok di Kediri. Melakukan

pengambilan gambar di tiga kota,

Surabaya, Kediri, dan Jakarta, pembu-

atan film dokumenter ini memakan

waktu lebih dari enam bulan. Alur

film ini sendiri menge te ngahkan tiga

muatan. Pertama, ketimapangan an-

tara pemanfaatan dana bagi hasil

cukai dengan gagasan dikenakannya

cukai terhadap suatu hasil produksi.

Kedua, tentang misteri pemanfaatan

dana bagi hasil cukai dan terakhir

persoalan pita cukai palsu di pasaran.

S. Jai, yang juga merupakan su-

tradara film dokumenter Pita Buta

ini menjelaskan bahwa, penggunaan

cukai yang tersumbat di ranah ap-

likasi ini sudah benar-benar melen-

ceng jauh dari fungsinya. “Cukai

dikenakan pada tiap barang produksi

yang menimbulkan dampak buruk

pada masyarakat pengguna atau

pembeli. Cukai yang dimaksudkan

untuk membiayai upaya kontrol

dampak negatif tersebut ternyata

tersandung masalah birokrat,

ekonomi, kekuasaan dan politik pada

aplikasinya.” ungkap S. Jai.

Namun di tengah pesan positif

yang coba disampaikan, film tersebut

menuai kritik dari sudut pandang

sinematografi. “Sayangnya film doku-

menter ini kurang digali lebih dalam

kekuatan opini personal serta pemil-

ihan gambarnya.” kata I.G.A.K

Satriya. Dirinya menambahkan,”

Kedua kekuatan tersebut tidak

cukup kuat dibangun dan disilangkan.

Saya belum merasakan personal

opinion dari S.Jai sebagai kreator.”

Diskusi serta pemutaran film

yang bermaksud menyiratkan

fenomena lingkaran setan yang

membalut pabrik rokok ini dihadiri

pula oleh perwakilan sejumlah LSM

di Surabaya, sejumlah mahasiswa, dan

perwakilan komunitas seni dan

pengamat budaya Jawa Timur.

(zaq)

Diskusi Kritis LingkaranSetan Industri Rokok

TTerciptanya good governance pada suatu negara tak

lepas dari faktor public integrity masyarakat. PublicIntegrity bahkan merupakan bagian terpenting bagi upaya

pembangunan good governance. Adanya praktek korupsi

misalnya, sudah merupakan indikator penghambat ter-

bentuknya good governance melalui public integrity. Lalu

apa sebetulnya public integrity itu? Bagaimana ia dapat

sangat berpengaruh terhadap terbentuknya good gover-nance?

Guru Besar Ilmu Politik Fisip Unair, Prof. Kacung

Marijan, Ph.D mengatakan bahwa, sebelum memahami

makna public integrity terlebih dahulu perlu dikemukakan

apa yang dimaksud dengan integrity. Integrity berkaitan

dengan pegangan serta prinsip yang jelas terhadap suatu

hal. Lalu perlu adanya sinkronisasi antara satu elemen

dengan elemen lainnya. “Misalnya saja pada integritas

seseorang, apa yang ia ucapkan dengan tindakannya

adalah sama.” ungkapnya.

Penjelasan Kacung terkait public integrity juga

didukung beberapa pakar lainnya dalam seminar “Peran

Mahasiswa dalam Penegakan Integritas Masyarakat”

yang diselenggarakan Fisip Unair bekerjasama dengan

Universitas Paramadina beserta TIRI, sebuah Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang in-

tegritas masyarakat. Diadakan di ruang Adi Sukadana

pada 19-20 Januari 2010, seminar tersebut juga disam-

bung dengan Focus Group Discussion (FGD) yang

bertajuk “Meninjau Kembali Efektifitas Program Publik

Integrity Education Network (IEN).”

Para pakar tersebut adalah Prof. Kacung Marijan,

Ph D; Dosen Ilmu Politik Fisip Unair, DR. Ulul Albab;

Rektor Unitomo Surabaya, Ridjal Alifi R, SH; dari Lem-

baga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, dan tak keting-

galan Mr. Kevin Evans dari TIRI.Hadir sebagai moderator

Novri Susan, S.Sos, M A, Sosiolog asal Unair.

Kacung mencontohkan public integrity pada DPR.

DPR yang mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu budgeting,anggaran, serta pengawasan akan tercapai public integritymereka apabila apa yang dirancang sesuai dengan apa

yang dilakukan. Namun kenyataan di lapangan kini tidak-

lah seperti itu. Praktek korupsi yang kerap terjadi ser-

ingkali menjadi penghambat tercapainya good govenancemelalui public integirty.

Senada dengan Kacung, Ridjal Alifi juga mengiyakan

adanya kontrol sosial akan membantu terbentuknya in-

tegritas publik (Public Integrity). “Pengawasan berkaitan

integritas dibagi menjadi tiga, yaitu internal, eksternal,

dan sosial kontrol, yang termasuk di dalamnya maha-

siswa sebagai pihak akade misi.” ungkapnya.

Menurutnya, pelembagaan secara formal integritas

publik itu melalui regulasi ilegal. Regulasi legal berbentuk

produk hukum yang harus dituangkan dalam naskah

akademik. “Melalui naskah akademik inilah peran penting

dunia kampus dalam hal sosial kontrol.” ujar Ridjal, yang

merupakan Kepala Bidang Internal LBH Surabaya.

Seminar dan FGD tersebut dihelat selama dua hari

dari tanggal 19-20 Januari 2010. Untuk FGD diadakan

dua kali dengan dihadiri lima belas orang dari Universitas

seluruh Indonesia. (zaq)

Suasana seminar di Ruang Adi Sukadana

Suasana diskusi dan pemutaran film Pita Buta

Integritas PublikDukung Good GovernanceGovernance

Page 7: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

07edisi 12/Februari 2010 Jendela

kuliah

MMarketing yourself! Ya, menjual diri

dalam arti yang sebenarnya

adalah menjual segala kemampuan

kita untuk dipasarkan. Inilah salah

satu kunci untuk menjadi seorang en-terpreneurship, output lulusan yang

diinginkan Universitas Airlangga. FISIP,

khususnya departemen Ilmu Komu-

nikasi Airlangga memulai langkah ini

dengan mendorong mahasiswanya

”keluar” untuk unjuk gigi.

Beberapa mata kuliah yang

menghasilkan karya, tidak disimpan

dan dinikmati sendiri, namun wajib

dipamerkan. Jika selama ini pameran

hasil karya sebuah mata kuliah hanya

dipamerkan di lobi kampus, kini ma-

hasiswa yang mengikuti mata kuliah

tersebut harus berani memasarkan

dirinya atau karyanya ke masyarakat.

Pameran diadakan di pusat kerama-

ian, seperti mall dan cafe.

Desember lalu, mata kuliah foto-

grafi mengadakan pameran fotografi

bertajuk Hiruk Pikuk Pasar TradisionalSurabaya di Royal Plaza Surabaya.

Foto-foto yang ditampilkan disana

merupakan jepretan mahasiswa se-

lama kurang lebih empat bulan ber-

kelana dari pasar ke pasar. Yang

diabadikan dalam foto itu adalah hu-

manisme momen di pasar tradisional.

Karena isu yang dianggap cukup

unik dan menarik, pameran ini ber-

hasil mengadakan kerjasama dengan

Dinas Pasar Kota Surabaya. Juga

menggaet media untuk menyiarkan-

nya, seperti Colors Radio, Jawa Pos

dan Arek Tv.

Pameran yang diadakan selama

seminggu ini menarik perhatian ma-

syarakat. Banyak yang dibuat geleng-

geleng, ternyata karya mahasiswa

tidak kalah dengan fotografer profe-

sional. Menurut Yayan Sakti, selaku

dosen mata kuliah fotografi, dengan

seminar seperti ini masyarakat bisa

menilai kapasitas institusi dalam

pembekalan mahasiswanya dalam

menghadapi dunia kerja.

”Kami (komunikasi Uniar. red)

membekali sejak dini mahasiswa

dengan kemampuan teknik praktis

yang bisa digunakan untuk memasuki

dunia industri media sesungguhnya.

Ini juga mengasah keberanian me-

reka untuk unjuk gigi, bekal ini juga

untuk jiwa kewirausahaan yang dapat

dikembangkan setelah lulus,” ungkap-

nya.

Selain mata kuliah fotografi, mata

kuliah Desain Komunikasi Visual

(DKV) menyusul gagasan ”keluar

kandang” ini dengan mengadakan pa-

meran di Magnetzone, cafe multi-

fungsi yang berada di pusat

keramaian kota, di Jl. BKR Pelajar

(dekat SMA Kompleks).

Maraknya kasus peradilan yang

carut marut di Indonesia menjadi in-

spirasi utama pameran ini. Justice forIndonesia menjadi tema yang dikem-

bangkan mahasiswa mata kuliah

DKV pada media poster. Mahasiswa

memvisualisasikan kekritisan mereka

tentang keadilan untuk dipublikasi-

kan pada masyarakat. ”Karena dipu-

blikasikan ke masyarakt ini, karyanya

harus serius, tidak boleh main-main,”

ujar I.G.A.K Satrya Wibawa, dosen

mata kuliah DKV.

Keseriusan ini ditunjukkan den-

gan karya-karya yang digarap dengan

sungguh-sungguh. Bahkan uniknya,

poster yang mereka buat, dicetak

juga pada kaos masing-masing. Benar-

benar sesuai marketing yourself, karya

yan dipublikasikan ke masyarakat ini

mengajarkan mahasiswa menjual ke-

mampuannya sejak dini. Siapa tahu,

ada yang tertarik dan membeli kar -

ya nya, bahkan menawarkan ke-

sempatan berkarir secara

profesional.

Bagi staff pengajar, pameran ini

sebagai bentuk pertanggungjawaban

staff pengajar terhadap esensi dan

fungsi mata ajaran yang diasuh. Lagi-

pula, dengan mempublikasikan karya

mahasiswa ke masyarakat secara

langsung, membuat perguruan tinggi

jauh dari istilah menara gading. Ilmu

pengetahuan yang direguk hanya

untuk kepentingan sendiri, menjadi

kura-kura dalam perahu saat terjun

ke masyarakat. Pada akhirnya, semua

ini berdampak pada pencitraan insti-

tusi, Departemen komunikasi khu-

susnya, dan FISIP pada umumnya.

(puz)

Pameran poster DKV di magnetzone

Saatnya Mahasiswa Unjuk Gigi ‘Keluar’ Kampus

TTahun ini, beberapa departemen di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli-

tik (FISIP) yang berkesempatan mem-

peroleh Program Hibah Kom Institusi

dari DIKTI (Direktorat Jenderal Pen-

didikan Tinggi) mulai me ngambil an-

cang-ancang untuk merealisasikan

program yang sudah disusun. Salah

satunya adalah Departemen Antro -

pologi. Selama tiga tahun men datang,

Departemen Antro pologi beru saha

memaksimalkan dana PHKI yang per-

tahunnya mencapai lima ratus juta ru-

piah tersebut untuk mengembangkan

kualitas depar temen baik dari aspek

internal maupun eksternal.

“Saat ini, kami masih dalam

proses pengusulan pencairan da na.

Karena itu, kemungkinan reali sasi dari

program-program yang memakai dana

PHKI itu baru terlaksana sekitar bulan

Juli dan Agustus 2010,” tutur Drs. Tri

Joko Sri Handoyo, MSi. Walaupun de -

mi kian, Departemen Antropo logi

sudah merancang program-program

yang disesuaikan dengan tema B

PHKI.

Tema B sendiri, menurut Tri, ter-

diri dari beberapa bagian, B1, B2, B3,

B4. Karena menyesuaikan dengan ke-

butuhan Departemen, maka Departe-

men Antropologi hanya ambil bagian

di tema B1, B2, dan B4. “B1 berkaitan

dengan pengem bangan konten

kurikulum, B2 itu metode pembela-

jaran inovatif, sedangkan B4 berhubu-

ngan dengan pencitraan institusi dan

pengembangan jejaring akses,” jelas

Tri.

Tahun 2010 ini, Departemen

Antropologi berfokus pengemba ngan

konten kurikulum dan penam bahan

investasi sebagai penun jang kegiatan

pembelajaran. Misalnya, mengadakan

lokakarya mengenai isi kurikulum agar

tidak ada lagi matakuliah yang saling

tumpang tindih. Kemudian, Departe-

men Antropologi berencana membuat

dan merevisi GBPP untuk matakuliah

yang baru. Departemen Antropologi

pun turut mendatangkan tenaga ahli,

yaitu Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa

Putra, Antropolog Universitas Gadjah

Mada, sebagai pendam-ping untuk

membedah isi kurikulum.

“Untuk penambahan investasi,

dana PHKI akan dialo kasikan untuk

membeli kompu ter, literatur, serta

membangun laboratorium (lab) simu-

lasi. Lab simulasi itu dipakai sebagai

tempat pembelajaran pengolahan

data-data etnografi, lab bahasa Inggris,

dan melatih kemam puan dalam

proses wawancara,” terang Tri. De-

partemen Antro po logi juga akan

menggunakan dana hibah tersebut

untuk membeli furniture kebutuhan

departemen.

Namun, pelaksanaan program-

program tersebut bukannya tanpa ha-

langan. Tri me ngungkapkan bahwa

beberapa waktu yang lalu, DIKTI

melakukan perubahan me ngenai ke-

tentuan pengucuran dana hibah. Dana

yang seharusnya turun lima ratus juta

pertahun, pada tahun pertama ini

hanya akan turun sekitar dua ratus

juta rupiah. Sisa dana tahun pertama

sebesar tiga ratus juta rupiah akan di-

gelontorkan pada tahun kedua.

“Karena itu, selain memakai dana

PHKI, kami pun memanfa at kan dana

dari RKAT (Rancangan Keuangan

Anggaran Tahunan) sebagai pendamp-

ing dana PHKI,” ucap Tri. Dana RAKT

ini lebih difokuskan pada hal-hal yang

bersifat aktivitas, seperti menyusun

GBPP, lokakarya metode pembela-

jaran inovatif, atau lokakarya pengem-

bangan softskill kewira usahaan bagi

mahasiswa. Dengan demikian, pro-

gram-program yang tidak bisa didanai

PHKI, tetap dapat berjalan sesuai ren-

cana yang telah disusun.

(int)

Fokus Kembangkan Konten Kurikulum Lewat PHKI

Page 8: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

08 Jendela edisi 12/Februari 2010

kuliah

SSetahun sudah Program Studi

(Prodi) D3 Pariwisata berada

di bawah naungan Departemen

Komunikasi Fisip Unair. Tidak

seperti D3 Program Studi Teknisi

Perpustakaan (PSTP) yang dikenal

berada dibawah Departemen

Ilmu Informasi dan Perpustakaan

(IIP), tidak banyak yang tahu kalau

D3 Pariwisata berada di bawah

Departemen Ilkom. Bahkan Prodi

yang terpisah di gedung D Fisip

Unair ini sebelumnya malah be-

rada di bawah naungan Departe-

men Sosiologi.

“Sesuai peraturan dari pusat

bahwa keberadaan prodi D3

harus di bawah Departemen,

maka D3 Pariwisata semenjak

Januari 2009 lalu berada di bawah

Departemen Komunikasi, namun

sifatnya hanya administratif.” jelas

Mohammad Nurdin Razak, S.Sos,

M.Si., Kaprodi D3 Pariwisata. Ia

melanjutkan bahwa administratif

di sini maksudnya adalah segala

pengelolaan Prodi D3 Pariwisata

dilakukan oleh kami sendiri tanpa

campur-tangan dari pihak De-

partemen.

“Urusan kenaikan pangkat

misalnya, baru merupakan perihal

administratif yang harus beruru-

san dengan Departemen. Namun

semisal ada kebutuhan laborato-

rium praktikum, kami langsung

berurusan dengan Dekanat.”

terang dosen spesialis ecotourism

ini. Ditanya dampak setelah

bergabung dengan Departemen,

Nurdin mengaku tidak ada pe-

rubahan yang begitu signifikan.

Pasalnya prodi yang memiliki

dua peminatan bidang studi, yaitu

Perhotelan dan Usaha Perjalanan

Wisata (UPW) ini, melakukan

segala aktifitasnya sendiri tanpa

bergantung pada Departemen.

“Strukturlah yang mewajibkan

seperti itu, dosen-dosen D3, mis-

alnya, pada hakikatnya adalah

dosen S1 semua di Unair, dan be-

rada di bawah Departemen. Be-

gitu juga dengan Prodi D3

se-Unair harus di bawah Departe-

men” terang pria berkacamata ini.

Rencana Pendirian SekolahAhli Madya

Mengenai rencana ke depan

Nurdin mengaku tidak ada sang -

kut pautnya dengan bergabungnya

prodi D3 Pariwisata dengan De-

partemen Komunikasi. Berda -

sarkan rapat Universitas

pertengahan Januari lalu,Unair di-

rekomendasikan perlu adanya

Sekolah Ahli Madya yang mem-

bawahi seluruh Prodi D3 di Unair,

termasuk di dalamnya D3 Pari-

wisata. Reko mendasi tersebut di-

dasarkan pada studi banding

sejumlah tim Rektorat yang

dibawahi langsung oleh Direktur

Akademik Universitas Airlangga,

Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih,

M.Si ke IPB Vocasional School di

Bogor pada November lalu.

Studi banding tersebut juga di-

hadiri oleh empat guru besar dan

juga empat perwakilan Kaprodi

D3 se-Unair. “Kebetulan pada

waktu itu saya juga ikut berangkat

ke sana (Bogor, red) mewakili D3

non-eksakta. Di sana kami benar-

benar bertukar ilmu, terutama

tentang pembinaan pendidikan

vokasional itu sendiri.” kata Nur-

din.

Kabar kejelasan rekomendasi

tersebut hingga kini belum ada

tanggapan lebih lanjut dari pusat.

Namun jika hal tersebut terreal-

isasi, maka D3 seluruh Unair nan-

tinya akan dijadikan satu di bawah

naungan Sekolah Ahli Madya

tersebut. “Jika hal ini benar-benar

difloorkan saya percaya akan

banyak respon positif dari berba-

gai pihak. Terutama D3 seluruh

Unair.” jelas pria yang sudah men-

gajar di Fisip sejak 1996. (zaq)

D3 Pariwisata nantinya akan dibawah Sekolah Ahli Madya yang keberadaannya telah direkomendasi

BBaru November 2009 tahun lalu

program magister (S2) Hu-

bungan Internasional (HI) dita-

warkan sebagai studi lanjutan. Sampai

pada tahapan ini, program yang masa

studinya akan di mulai Maret menda-

tang ini, tergolong banyak peminat.

Program magister yang ditawarkan HI

Unair memang beda. Banyak tradisi

pola pembelajaran yang dibongkar

dan disusun ulang secara inovatif.

Program ini bukan program pasca

sarjana biasa yang menawarkan studi

lanjutan dari ilmu hubungan interna-

sional. Namun, sifatnya lebih trainingground, memberi kesempatan bagi ma-

hasiswa untuk mengelaborasi dan

mengeksplorasi materi pembelajaran

secara mendalam. Dan yang terpen-

ting, program ini diklaim tidak bersifat

ensiklopedis, namun lebih berorientasi

spesialis.

”Kami menekankan pada pemina-

tan-peminatan kontekstual. Ada strees

pada bidang tertentu. Dengan begini,

memperdalam peminatan tertentu

akan lebih konsentrasi sehingga meng-

hasilkan output yang profesional atau

spesialis itu tadi,” ungkap Sartika Soe-

silowati, dra, M.A, PhD, KPS magister

HI. Semakin spesialis seseorang, hara-

pannya akan makin aplikatif ilmu yang

ada padanya.

Peminatan-peminatan yang dita-

warkan Program Magister Hubungan

Internasional Universitas Airlangga ini

adalah peminatan perdamaian & kea-

manan internasional, peminatan eko-

no mi & politik internasional,

peminatan organisasi & bisnis interna-

sional, dan peminatan globalisasi &

strategi. Secara keseluruhan maha-

siswa harus menempuh minimal 43

SKS dalam masa studi normal 3-4

Perubahan komposisi pembelajaran di Program Magister HIuntuk menjawab tantangan global

Pasca Setahun GabungDep. Ilmu Komunikasi

Tradisi Beda

Page 9: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

09edisi 12/Februari 2010 Jendela

kuliah

“S“Sekarang sudah nggak ja-mannya menunggu, pakai

cara-cara konvensional. Sudahwaktunya kita beralih ke cara-

cara yang lebih kreatif tapi tetapmempertahankan mutu untukmenjaring calon mahasiswa,”ucap DR. Falih Suaedi, MSi, Ketua

Departemen Administrasi Negara(AN) Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik (FISIP). Pemikiran itu-lah yang menjadi dasar Departe-men AN untuk mengadakan kelaskerjasama program Magister Ke-bijakan Publik (MKP).

Kurang lebih sejak setahunyang lalu, Departemen AN telahmenjalin kerjasama denganKabupaten Jombang untuk mem-buka kelas kerjasama MKP. Ker-jasama ini didasarkan padaMemorandum of Agreement(MOA) antara Departemen ANFISIP dengan Bupati Jombanguntuk pengembangan sumberdaya manusia di Kabupaten Jom-bang. Karena itu, para mahasiswayang mengikuti program iniadalah para pegawai negeri sipil(PNS) terbaik pilihan Bupati Jom-bang yang berasal dari berbagailatar belakang jabatan. Sepertikepala Puskesmas (Pusat Kese-hatan Masyarakat) atau pejabatyang menangani aset daerah.

Walaupun demikian, tidaklantas timbul perlakuan khususterhadap para mahasiswa yangmengikuti kelas kerjasama terse-but. “Kelas kerjasama ini mema -kai standart Unair. Mulai dariseleksi masuk, SPP, model pem-belajaran, dan standart penilaianpun sama dengan yang diterap-kan di Unair. Tidak ada perlakuankhusus,” ungkap pria yang jugamenjabat sebagai KPS KebijakanPublik ini. Terbukti, dari empatpuluh orang yang direkomen-dasikan oleh Bupati Jombang,dua puluh sembilan orang sajayang lolos seleksi masuk MKP. Se-leksi penerimaan yang dilakukan,lanjut Falih, terdiri dari seleksidokumen, tertulis, dan wawan-cara.

Mengingat bahwa pesertaperkuliahan kelas kerjasama ininotabene tinggal di Kabupaten

Jombang, maka perkuliahan punbersifat fleksibel. “Kadang kuliahdilakukan di kantor pemerinta-han Kabupaten Jombang, kadangdi FISIP atau memakai ruangan diPasca,” tutur Falih. Menariknya,ternyata para mahasiswa kelaskerjasama sangat antusias bilaperkuliahan diadakan di FISIP.Sebab, hal itu dapat membangunimage mereka sebagai seorangmahasiswa dibandingkan bilaperkuliahan lebih banyak di-lakukan di Jombang.

Program MKP yang barudibuka pada tahun 2008 ini,menurut Falih, nyatanya me-mang memiliki pasar yang poten-sial. Sebab, MKP dianggap cocokdengan kebutuhan para stake-holders untuk mengembangkanpotensi sumber daya manusia didaerahnya. Hal ini dibuktikandengan dibuatnya MOU antarapihak Universitas Balikpapandengan Departemen AN. “Per-janjian memang sudah dibuat.Tapi, pelaksanaannya kapan,kami belum tahu,” ujar Falih. Se-lain kerjasama dengan Universi-tas Balikpapan, Departemen ANjuga telah mendapat tawaranmembuka kelas kerjasama den-gan Kabupaten Nganjuk.

Menurut Falih, kelas ker-jasama merupakan salah satubentuk program yang harusdikembangkan. Sebab, dengancara ini, departemen-departe-men di FISIP khususnya, danUnair pada umumnya, dapat se-makin dikenal luas olehmasyarakat. “Selain itu, kamiberharap melalui kelas kerjasamaini, dapat memperluas relasikami dengan para stakeholders.Jadi, stakeholders akan semakinmengenal potensi dan kualitasDepartemen AN,” ucap Falih.

(int)

Kelas Kerjasama Magister Kebijakan Publik Departemen Administrasi Negara

Tetap Pakai Standar Unair untukSaring Calon Mahasiswa

tahun.

Sartika juga menerangkan, bahwa

dalam pembelajaran program magister

ini, akan diterapkan skema pembelaja-

ran yang inovatif. Tidak hanya mengela-

borasi penguasaan berwawasan

internasional tetapi juga mengembang-

kan eksplorasi di keahlian analisis, ko-

munikasi, negoisasi dan tata kelola

kebijakan terkait persoalan global. ”Ka-

rena itu komposisi pembelajarannya 20

% lecturial, 30% tutorial dan 50% riset

terstruktur,” imbuhnya.

Keberadaan Program Magister Hu-

bungan Internasional Universitas Air-

langga ini merupakan pemenuhan

kebutuhan studi lanjutan HI, sekaligus

jawaban dari tantangan global saat ini.

”Globalisasi menjadi isu utama ya seka-

rang ini. Spesialis-spesialis kebijakan

berwawasan global dan berpola pikir

strategis kami pikir sangat dibutuhkan

masyarakat,” jelasnya. Di Jakarta dan

Jogjakarta, program ini sudah banyak di-

tawarkan, di Surabaya, atau lebih luas-

nya Jawa Timur, belum ada yang menye-

diakan.

”Unair punya departemen HI yang

kompeten. Kami siap dari tenaga penga-

jar yang berkualifikasi dan hardware

yang dibutuhkan. Dengan kematangan

dan track record HI Unair yang memang

sudah lama berdiri, sewajarnya kami

memberi pemenuhan kebutuhan ini,”

lanjutnya. Apalagi, lanjutnya, untuk men-

jadi seorang dosen maka ia harus ber-

titel S2, sehingga permintaan untuk

membuka program ini banyak.

Bulan Maret mendatang, program

ini akan memulai sesi perkuliahannya.

Banyak hal yang sudah disiapkan, namun

tentu saja, angkatan pertama ini akan

terus diawasi untuk dievaluasi sebagai

pengembangan. Pascasarjana HI juga

sudah berancang-ancang menjalin se-

jumlah kerjasama dengan universitas di

luar negeri untuk keperluan studi ma-

hasiswanya. (puz)

Program Magister HI

Page 10: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

10 Jendela edisi 12/Februari 2010

mahasiswa

BBanjir kembali melanda negeri

ini. Hampir di tiap musim

penghujan, banjir seakan tidak per-

nah absen menggenangi daerah-

daerah di Indonesia. Baik daerah

perkotaan maupun pinggiran, tidak

pernah luput dari bencana satu ini.

Di Jawa Timur, salah satu daerah

yang sering mengalami bencana

banjir adalah Kabupaten Pasuruan.

Tepatnya, daerah Bangil dan Kera-

ton.“Menurut sumber informasi

dari pihak FISIP (Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik), banjir di dua

daerah itu cukup parah. Jadi, kami

menggalang dana untuk membantu

para korban disana,” jelas Yanuar

Dwi Kurniawan selaku Ketua Sie

Kerohanian Islam (SKI) FISIP.

Penggalangan dana sendiri di-

lakukan dari tanggal 14-15 Januari

2010. Selama dua hari, para panitia

berkeliling dari lantai satu hingga

lantai tiga Gedung A FISIP sembari

membawa kotak amal untuk

mengumpulkan dana dari seluruh

mahasiswa, dosen, dan karyawan

FISIP. “Sementara beberapa panitia

muter, kami juga bikin pos peng-

galangan dana di dekat pintu timur

FISIP. Di situ, kami sediakan kotak

sumbangan buat korban banjir Pa-

suruan,” terang mahasiswa Ilmu In-

formasi dan Perpustakaan (IIP)

angkatan 2008 itu.

Karena lokasi bencana yang ter-

golong dekat dengan kota Surabaya,

SKI berencana menyalurkan ban-

tuan ini secara langsung kepada

para korban di dua daerah tersebut.

“Sekalian kami mau ngadain baksos

(bakti sosial-red) disana,” ujar Yan-

uar. Namun, waktu pelaksanaan

baksos belum bisa dipastikan. Sebab,

masih harus menunggu hasil kepu-

tusan rapat bersama di UKM KI

Unair.

Penggalangan dana yang di-

lakukan SKI ini bukanlah yang per-

tama kali. Setiap terjadi bencana,

baik di skala lokal, regional, nasional,

maupun internasional, SKI cukup

sigap untuk segera mengumpulkan

dana bantuan. Misalnya, pada saat

terjadi gempa di Padang, Sumatera

Barat (Sumbar) beberapa waktu

yang lalu. SKI juga mengadakan

kegiatan penggalangan dana bagi

para korban gempa di Sumbar.

“Waktu itu, kami nggak bisa

menyalurkan langsung ke lokasi

bencana karena jauh. Kalo sekarang,

karena dekat, kami bisa ngasih lang-

sung,” ucap Yanuar. Untuk

menyalurkan bantuan ke daerah

bencana yang sulit dijangkau, SKI

telah menjalin kerjasama dengan

lembaga-lembaga lain,seperti BSMI

(Bulan Sabit Merah Indonesia) dan

FSLDKN (Forum Silaturahmi Lem-

baga Dakwah Kampus Nasional).

Melalui dua lembaga ini, menurut

Yanuar, SKI biasanya menyalurkan

bantuan untuk disalurkan ke

daerah-daerah bencana yang sulit

dijangkau.

Dari penggalangan dana selama

dua hari itu, SKI mampu

mengumpulkan dana sebesar Rp

757.500. Dana ini nantinya akan

dikumpulkan bersama-sama dengan

perolehan dana dari SKI-SKI lain di

UKM KI (Unit Kegiatan Mahasiswa

Kerohanian Islam) Unair. Begitu

seluruh dana terkumpul, SKI akan

segera menyalurkannya kepada

para korban banjir di Pasuruan.

“Kami mengucapkan terima kasih

kepada seluruh mahasiswa, dosen,

dan karyawan FISIP yang sudah

berpartisipasi dalam penggalangan

dana kali ini. Semoga bantuan ini

bisa bermanfaat bagi para korban

banjir di Pasuruan,” ujar Yanuar.

(int)

Bentuk kepedulian mahasiswa FISIP-Unair

SSetahun lebih, persekutuan doa

untuk mahasiswa Kristen protes-

tan di FISIP dirasa vakum. Tidak ada

kegiatan apapun untuk mempersatu-

kan anak-anak Tuhan, kecu ali mengi-

kuti mata kuliah agama kristen.

Untuk bersekutu dan berdoa ber-

sama, mereka masih bergabung den-

gan Persekutuan Doa Fakultas Ilmu

Budaya (FIB). Padahal, mahasiswa

FISIP yang beragama kristen protes-

tan tidak terpaut banyak jumlahnya

dengan FIB.

Keprihatinan inilah yang lantas

membuat anak-anak Tuhan yang pe-

duli akan kebangunan rohani di FISIP

tergerak hatinya untuk membangkit-

kan PD FISIP. Apalagi, mahasiswa baru

angkatan 2009 beragama kristen

protestan cukup banyak dan rin du

untuk melayani Tuhan. ”Lantas akhir

tahun2009 lalu, dibantu anak FIB juga,

kami mencoba membu at PD FISIP

berjalan lagi. Launching nya natal ke-

marin, kami ber hasil mengadakan

natal sendiri,” ungkap Daniel Susilo,

salah satu penggagas yang sekarang

mewakili anak Tuhan dalam departe-

men pembinaan BEM FISIP.

Progres pembentukan PD FISIP

ini berjalan cukup signifikan. Dari segi

organisasi maupun kemauan untuk

bersekutu bersama dalam Tuhan. Se-

tiap hari senin yang merupakan hari

efektif kuliah, jam 16.00 kini maha-

siswa kristen protestan di FISIP men-

gadakan persekutuan doa. Tempatnya

berpindah-pindah, karena memang

izin peminjaman ru ang belum bisa

pasti. Kadang, area parkir belakang

perpustakaan utama Universitas Air-

langga yang digunakan untuk men-

gadakan ibadah.

Sementara ibadah distabilkan,

pengurus juga bergerak supaya orga-

nisasi SSKP (Sub Seksi Kristen Pro-

testan) lebih kokoh. Sejak 1

Desem ber lalu, nama ini diajukan se-

bagai nama resmi kepengurusan bi -

dang kerohanian di FISIP lengkap

dengan logonya. SSKP sekarang juga

dilindungi Departemen Agama BEM

FISIP melalui dirjen Bimas Protestan

sebagai jembatan birokrasi dengan

keagamaan.

Sejumlah program kerja juga

telah disusun. ”Kita melihat ke bela-

kang, mengapa PD FISIP bisa vakum?

Nah itu yang diperbaiki dalam pro-

gram kerja,” jelasnya.Untuk merang-

kul anak-anak Tuhan di FISIP belum

berhasil jika hanya dengan pendeka-

tan konvensional. Seringkali kegiatan

keagamaan dianggap membosankan.

Mindset ini yang dirubah. PD

FISIP menggunakan cara-cara yang

lebih hangat dengan mengkombina-

sikan dengan kegiatan yang disuka

anak muda. Ya, misalnya kemarin itu,

PD kita lihat film dulu di mini theater.

Film rohani ya tentunya, trus kita

bahas dan masuk dalam Firman

Tuhan. Juga diskusi-diskusi singkat,

talk show atau kesaksian-kesaksian,”

Ungkap Yenny Agustine, mahsiswa

komunikasi ketua PD FISIP.

Untuk tahun 2010 ini, PD FISIP

akan lebih getol lagi untuk mela yani

Tuhan pada porsinya. Serangkaian ke-

giatan sudah dicanangkan. Misalnya

saja untuk me nyambut hari raya Pas-

kah, akan diadakan aksi puasa pem-

bangunan selama 40 hari. ”Nah, uang

jajan yang tidak terpakai. Kami anjur-

kan untuk disisihkan di kantong per-

sembahan,” ujar Daniel. Uang

tersebut nantinya akan digunakan

untuk pendanaan bakti sosial ke

Panti Wreda dan Panti Asuhan.

Hari besar keagamaan kristen la-

innya, bakal di peringati secara rutin,

dan tidak ”menumpang”FIB lagi. PD

FISIP akan mengadakan peringatan

Hari Pentakosta dan Natal sendiri.

Meskipun berusaha mandir, bukan

berarti PD FISIP menutup diri den-

gan PD FIB. ”Justru kerja sama dalam

penyelenggraan. Soalnya giman pun,

kita ini bagian dari UK3 Unair dan

bagian dari jemaat kristus,” pungkas-

nya. (puz)

SSKP Aktif Kembali Akhiri Vakum PD FISIP

Galang Dana untukBanjir Pasuruan

Page 11: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

11edisi 12/Februari 2010 Jendela

dosen

PPendaftaran sertifikasi dosen di-

buka kembali. Pada periode ini,

waktu yang diberikan dari proses

sosialisasi hingga pengumpulan do-

kumen lebih singkat dibandingkan

periode sebelumnya. Keseluruhan

proses sudah harus dilaksanakan

akhir februari mendatang, meski so-

sialisasinya sendiri baru dilakukan

awal Januari. Bahkan di tingkat fakul-

tas, prosesnya harus selesai akhir

Januari.Meskipun begitu, justru ser-

tifikasi dosen kali lebih lancar dari

sebelumnya.

Mengapa? Karena sudah ber-

kali-kali proses sertifikasi ini dilaku-

kan, Unair khususnya FISIP sudah

mengetahui celah-celah hambatan

penyelenggaraan. Periode serdos

kali ini lebih lancar karena sistem

yang ada didampingi secara intensif

untuk memperkecil celah-celah

hambatan tersebut.

”Memang ya, Unair ini lebih

ketat serdosnya, tahapannya banyak

untuk mencapai standar daripada

universitas lain. Tapi, bagusnya, Unair

punya sistem pendampingan yang

ketat juga,” ungkap Karnaji

S.Sos.,M.Si, selaku Kabag Akademik

dan Kemahasiswaan FISIP. Pendam-

pingan yang ketat yang dimaksud

adalah pengawalan yang tersistem.

Sistem ini disosialisasikan sedemi-

kian rupa, time line pelaksanaan

serta alurnya jelas, hingga masing-

masing tahu konsekuensi jika keluar

jalur apa.

Kali ini FISIP diberi kuota oleh

universitas sebanyak 23 dosen,

namun yang diajukan hanya 18

dosen. ”Persyaratannya kan banyak,

dan tidak semua punya kualifikasi

saat ini. Bukan berarti tidak mung-

kin, misalnya saja masa jabatannya

belum memadai, golongan jabatan-

nya belum bisa disertifikasi,dan se-

bagainya,” jelasnya. Sebanyak 18

dosen yang diajukan ini memulai

tahap sertifikasi dengan penilaian

kompetensi.

Kompetensi yang dimaksud

adalah kompetensi pedagogik, kom-

petensi profesional, kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial,

yang dinilai oleh diri sendiri berupa

deskripsi diri dan persepsional oleh

orang lain. Untuk penilaian persep-

sional ini melibatkan penilaian dari

teman sejawat, atasan, mahasiswa

dan diri sendiri. Hal ini sama persis

seperti yang dilakukan periode se-

belumnya, kecuali deskripsi diri.

”Untuk deskripsi diri, ada peru-

bahan memang. Lebih disederhana-

kan pertanyaannya. Dulu sangat

panjang, sekarang lebih sedikit. Ba-

rangkali supaya fokus mengindenti-

fikasi diri seperti apa,” tutur dosen

dari departemen Sosiologi ini. Pada

periode sebelumnya, poin yang ada

di dalam blangko deskripsi diri me-

liputi A hingga J, kini disederhanakan

menjadi separuhnya, hingga E saja.

Periode selanjutnya FISIP ber-

harap, lebih banyak lagi dosen yang

memperoleh sertifikasi. Jika semua

dosen sudah bersertifikat, maka

akan mempengaruhi akreditasi fa-

kultas, dan universitas pada akhir-

nya. Karena itu, FISIP terus

menggenjot SDM-nya dengan ber-

bagai kegiatan keilmuan terkait Tri

Dharma perguruan tinggi untuk

menaikkan KUM. KUM ini merupa-

kan angka kredit yang menjadi stan-

dar kenaikan jabatan. (puz)

Suasana seminar di ruang Adi Sukadana

Pendampingan Lebih Intensif,Pelaksanaan Serdos Lebih Lancar

PPenelitian merupakan elemen penting pada se-

buah institusi pendidikan sekelas universitas.

Bahkan dalam Tri Dharma perguruan tinggi, pene-

litian menjadi salah satu dharma yang wajib dilaku-

kan selain pendidikan dan pengajaran serta

pengabdian pada masyarakat. Menyadari hal itu,

sejak tahun 2009 lalu, FISIP menggalakkan program

penelitian untuk tenaga pengajarnya.

Program ini menghibahkan sejumlah dana

pada para dosen untuk keperluan penelitian dalam

periode satu tahun. Jumlahnya tidak sedikit, tiap

dosen diberikan dana sebesar Rp 6.600.000 untuk

digunakan meneliti dari riset data hingga tahap fi-

nishing. Pengelolaan diserahkan sepenuhnya pada

dosen masing-masing dengan pertanggung- jawa -

ban yang jelas.

Dosen dari departemen manapun boleh men-

daftar. ”Sifatnya setengah wajib. Namun kita tentu-

kan kuota minimal, paling sedikit harus berapa

yang melakukan penelitian,” ujar Karnaji S.sos,

M.Si, selaku Kabag Akademik dan Kemahasiswaan

FISIP Unair. Namun untuk jumlah maksimal, setiap

tahun FISIP tidak membatasi, hanya menyesuaikan.

FISIP memang sedang getol-getolnya melaku-

kan peningkatan kualitas fakultas dibidang apapun,

termasuk Sumber Daya Manusia (SDM). Di hari

efektif kuliah, ruang Adi Sukadana tak pernah sepi

dari berbagai seminar, Forum Group Discussion,

Kuliah Tamu hingga bedah buku. Untuk spesifik

dosen, hibah penelitian inilah salah satu wujudnya.

Hibah ini diharapkan menjadi stimulan untuk

menggenjot produktivitas dosen di bidang keil-

muan, yaitu karya penelitiannya. Apalagi, masalah

sosial yang menjadi concern FISIP begitu dinamis-

nya hingga tak pernah habis dibahas. ”Tidak ada

tema besar setiap tahun yang membatasi peneli-

tian. Framenya sosial itu saja. Output dari hibah ini

adalah jurnal kumpulan hasil penelitian yang ber-

guna untuk memandang realitas sosial saat ini dan

penyelesainnya,” jawabnya ketika ditanya frame

besar penelitian tiap tahun.

Tahun 2009 lalu, jurnal penelitian FISIP ini di

review oleh para guru besar FISIP. Sehingga sifatnya

sedikit tertutup dan tidak banyak mahasiswa yang

tahu karya dosennya. Untuk hibah tahun ini, FISIP

melakukan terobosan baru, yaitu mewajibkan tiap

departemen untuk mengadakan seminar yang

khusus untuk mempublikasi karya-karya dosen di

departemen terkait.

”Sudah kita programkan itu. November 2010

seminar-seminarnya sudah wajib diselenggarakan,

dan bulan desembernya untuk pengumpulan

resmi, ” ujarnya. Kapan waktu yang tepat dan tidak

bentrok, akan diadakan diskusi kecil dengan de-

partemen. Menanggapi hal itu, para dosen, menu-

rut Karnaji sangat antusias. Keantusiasan tersebut

dapat dilihat dari peningkatan jumlah dosen yang

mendaftar, yaitu menjadi 117 dosen.

Banyak keuntungan dengan diadakannya semi-

nar publikasi hibah penelitian dosen ini, baik untuk

mahasiswa maupun untuk dosen. Maha siswa men-

dapat refrensi penelitian terkini dan terdekat

dalam bidang ilmu terkait dengan kuliahnya. Dan

tidak sedikit, dosen yang mengikutsertakan maha-

siswanya dalam penelitiannya, sehingga pengala-

man mahasiswa bertambah.

Untuk dosen, hibah penelitiannya sendiri ini

berguna untuk KUM, yaitu angka kredit untuk ke-

naikan pangkat atau jabatan. ”Apalagi dengan semi-

nar, poinnya pasti tambah besar. Publisitas

karyanya juga akan meluas” tandasnya.

(puz)

Seminarkan Hasil Hibah Penelitian Dosen

PESERTA SERTIFIKASIDOSEN FISIP 2009

Dr. Dwi Windyastuti Budi H, Dra., MA.

Dra. Rustinsyah, M. Si.

Dra. Myrtati Dyah Artarita, MA., Ph.D.

Dra. Sartika Soesilowati, MA., Ph. D.

Yuyun Wahyu Izzati S, Sos., MA.

Andria Saptyasari, S.Sos., MA.

Yayan Sakti Suryandaru, S.Sos., M.Si

Edwin Fationo, S.Sos.,M.Si

Ratih Puspa, S.Sos., MA

Johny Alfian Kusyairi, S.Sos., M.Si.

Moch. Nurdin, S.Sos.,M.Si

IGAK Satrya Wibawa, S.Sos., MCA

Imam Yuadi, S.sos., M.MT

Airlangga Pribadi Kusma, S.IP., M.Si

Drs.Wahyu Priyo Djatmiko, Dip.,If.Sc., M.Sc

Drs. Wahyudi Purnomo, M.Phill

Andi Umardiono, S.sos., M.Si

Joko Susanto, S.IP.,M.Sc

Page 12: 1 Semester 2x Umur Jagung?fisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_12_februari_2010.pdf · kali mengajukan proposal pen-gajuan dana. “Kita harus pintar-pintar merancang kegiatan

12 Jendela edisi 12/Februari 2010

profil

KKehadiran dan

jasa mereka

seringkali

meleset dari

titik sadar kita. Padahal, tanpa

mereka, segala urusan kuliah

tidak bakal berjalan baik dan

mulus sesuai dengan keinginan

kita. Selain dosen yang sudah

pasti senantiasa terasa kehadi-

rannya bagi mahasiswa, para

karyawan juga memegang per-

anan amat penting. Sayang, hal

ini seringkali luput dari penga-

matan. Oleh sebab itu, dalam

rangka Dies Natalis ke-22, FISIP

Unair mengadakan nominasi

karyawan teladan sebagai ben-

tuk penghargaan dan apresiasi

terhadap kerja keras para

karyawan selama ini.

Salah satu karyawan yang

keluar sebagai karyawan teladan

adalah Mustaqim, staff pelaksana

Bagian Akademik. Mustaqim be-

rada di urutan ketiga, setelah

Sumini (Bagian Keuangan) dan

Bambang Prasetyo (Adminis-

trasi Ekspedisi). Apa saja yang

menjadi tanggung jawab Mus-

taqim dalam pekerjannya? Di

antaranya adalah melakukan

evaluasi atas mahasiswa dan

calon lulusan, mengarsipkan

Kartu Hasil Studi ke fil-file ma-

hasiswa, memproses surat cuti

dan pengunduran diri maha-

siswa, dan sebagainya.

“Salah satu tugas saya adalah

mengecek data mahasiswa.

Kalau ada yang mau skripsi, dili-

hat dulu transkripnya,

memenuhi syarat atau tidak. Se-

lain itu, kalau ada mahasiswa

yang sudah dua atau empat

tahun kuliah tapi SKS-nya belum

memenuhi standar, saya usulkan

kepada fakultas untuk di-dropout.” tutur ayahanda dari Vina

Rohmatul Ummah (11 tahun)

dan Muhammad Hanif Saputra

(2 tahun) ini.

Mustaqim menapaki jalan

yang panjang sebelum akhirnya

duduk di posisi saat ini. Pertama

kali bergabung menjadi keluarga

besar FISIP Unair pada tahun

1985, Mustaqim bekerja sebagai

tukang parkir. Dua tahun kemu-

dian, dirinya digeser ke urusan

kepegawaian, lalu dipindahkan

lagi ke Bagian Akademik. Setelah

itu, Mustaqim kembali digeser,

kali ini ke Bagian Keuangan se-

lama kurang lebih dua tahun,

lalu ke Bagian Akademik lagi

hingga saat ini.

Mustaqim mengaku, dirinya

tidak pernah menyangka akan

mendapatkan predikat sebagai

Karyawan Teladan III dalam

Dies Natalis FISIP Unair ke-22.

Sebab, selama ini, meskipun

bekerja dengan banyak tantan-

gan, Mustaqim berusaha men-

jalaninya dengan senang hati

dan ikhlas. Padahal, perjuangan-

nya mencapai kampus saja tidak

mudah. Setiap hari, Mustaqim

harus melompati jarak antara

rumahnya di Tanggulangin dan

Kampus B Unair dengan ko-

muter. Waktu yang dibutuhkan

tidak sedikit, sekitar sembilan

puluh menit. Agar tiba di kam-

pus tepat waktu, Mustaqim be-

rangkat dari rumah pukul 05.35

WIB.

Memperoleh tempat duduk

di komuter saja bagi Mustaqim

hampir mustahil. Belum lagi

kondisi penumpang yang

berjubel-jubel. Untuk mengakali

kelelahannya, setiap hari Mus-

taqim membawa ‘bekal’ koran.

Mustaqim selalu beringsut ke

pinggir pintu komuter dan

membeber koran sebagai alas

duduknya. “Kalau ada yang

keluar-masuk, ya saya harus

keluar dulu baru masuk lagi.

Pokoknya kalau ada yang

wira-wiri, ya saya harus

ngalah.” ungkap Mus-

taqim, lantas tertawa.

Perjuangannya

dalam bekerja

mungkin terlihat mele-

lahkan bagi sebagian

besar orang. Bagaimana Mus-

taqim bertahan dan tetap

mencintai pekerjaannya hingga

saat ini? “Dibuat santai aja, biar

nggak stress.” tukasnya, lagi-lagi

tertawa.

Sebagian orang beranggapan,

materi dan segala kemudahan

adalah syarat utama mencapai

kepuasan kerja. Namun, Mus-

taqim memperolehnya lewat

cara yang sederhana dan meli-

hat hal tersebut dari sudut pan-

dang yang sama sekali berbeda:

ikhlas. Semangat Mustaqim dan

dedikasinya yang begitu tinggi

pada pekerjaan ini semoga

dapat menulari kita semua.

(put)

Mustaqim (Karyawan Teladan III dalam Dies Natalis FISIP Unair ke-22)

Setiap Hari, Pergi-PulangNaik Komuter