1 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala rasio atau tingkat keamanan dari semua obligasi yang diterbitkan. Peringkat obligasi menjadi penting karena bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan, menyatakan layak atau tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan datang. Sebelum ditawarkan, obligasi seharusnya diperingkat oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen, obyektif dan dapat dipercaya yang memberikan informasi pemeringkat skala resiko, dan didalamnya terdapat sekuritas obligasi yang berfungsi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam hal membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Dan bagi pemilik modal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan PT Moody’s Indonesia. Perbedaan kedua agen tersebut adalah dalam hal obyek penilaian. Obyek PEFINDO hanya memperingkat efek utang dan perusahaan, sedangkan Moody’s Indonesia memberikan jasa pelayanan
35
Embed
1. Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3667/2/T1_212009026_Full... · banyak yang menggunakan jasa PEFINDO untuk ... maka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya
memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan
informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu
perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala rasio atau tingkat keamanan
dari semua obligasi yang diterbitkan. Peringkat obligasi menjadi penting
karena bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan, menyatakan layak atau
tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan dan menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan datang.
Sebelum ditawarkan, obligasi seharusnya diperingkat oleh suatu
lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat
obligasi adalah lembaga independen, obyektif dan dapat dipercaya yang
memberikan informasi pemeringkat skala resiko, dan didalamnya terdapat
sekuritas obligasi yang berfungsi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan
suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan
suatu perusahaan dalam hal membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
Dan bagi pemilik modal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi
tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.
Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT
PEFINDO dan PT Moody’s Indonesia. Perbedaan kedua agen tersebut adalah
dalam hal obyek penilaian. Obyek PEFINDO hanya memperingkat efek utang
dan perusahaan, sedangkan Moody’s Indonesia memberikan jasa pelayanan
2
pemeringkat bond, commercial paper, collateralized bond, dan general
obligation (Raharjo, 2003).
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih
banyak yang menggunakan jasa PEFINDO untuk memperingkat obligasi yang
akan diterbitkan. Pemilihan PEFINDO diharapkan dapat memberikan
informasi yang relevan karena sebagian perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia menggunakan jasa pemeringkat obligasi PEFINDO yang
berarti memiliki kepercayaan terhadap agen rating tersebut atas penilaian yang
diberikan terhadap peringkat obligasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memprediksi dengan melihat dari penelitian sebelumnya faktor-faktor apa saja
yang nantinya dapat mempengaruhi peringkat obligasi dengan membaginya ke
dalam dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan. Aspek
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
variabel pertumbuhan (growth) perusahaan, profitabilitas dan likuiditas,
Sedangkan aspek non keuangan menggunakan variabel sisa umur obligasi dan
reputasi auditor, nilai tambah yang didapat dari penambahan variabel non
keuangan adalah dalam mengukur kinerja perusahaan lebih baik lagi karena
perusahaan dapat mengerti sisa umur obligasi yang harus dibayarkan, dan
kinerja perusahaan tersebut lebih terjamin karena diaudit oleh auditor
perusahaan yang baik dan terpecaya. Alasan dipilihnya variabel tersebut
karena variabel tersebut sering digunakan investor untuk mengukur atau
menilai kinerja perusahaan.
3
Ada beberapa penelitian menurut Sejati (2010), Almilia dan Devi
(2007), Andry (2005), yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
peringkat obligasi. Sejati (2010) menyatakan bahwa growth perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Almilia dan Devi (2007)
menyatakan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi
adalah growth dan rasio likuiditas yang diproyeksikan dengan current ratio.
Andry (2005) menyatakan growth, sinking fund, umur obligasi dan auditor
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel
yang mempengaruhi sangat bervariatif. Untuk itu dalam penelitian ini akan
mengintegrasi dari hasil penelitian sebelumnya yang mempengaruhi peringkat
obligasi dengan menggunakan variabel pertumbuhan (growth) perusahaan
likuiditas, profitabilitas, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dengan
periode waktu pengamatan yang beda dari penelitian sebelumnya. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi dan
diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu oleh PEFINDO periode
tahun 2008-2011.
1.2. Persoalan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya,
persoalan penelitian dalam penelitian ini adalah :
4
1. Apakah pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
2. Apakah Profitabilitas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
3. Apakah Likuiditas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
4. Apakah Sisa Umur Obligasi perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
5. Apakah Reputasi auditor perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menguji pengaruh pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
2. Menguji pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap peringkat obligasi
pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
3. Menguji pengaruh Likuiditas perusahaan terhadap peringkat obligasi pada
perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
4. Menguji pengaruh Sisa Umur Obligasi perusahaan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
5. Menguji pengaruh Reputasi Auditor perusahaan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
5
2. Telaah Literatur dan Konsep
2.1 Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak
pengakuan hutang atas pinjaman yang diberima oleh penerbit obligasi dari
pemberi pinjaman (pemodal).
2.2 Peringkat Obligasi
Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli obligasi tentunya harus
memperhatikkan peringkat obligasi (rating bond). Peringkat merupakan
sebuah pernyataan tentang keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang
bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat
dikatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan yaitu peluang
emitan atau peminjam akan megalami kondisi tidak mampu memenuhi
kewajiban keuangan (Foster, 1986), peringkat obligasi perusahaan
memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang
mereka minati.
Pemodal bisa menggunakan jasa pemeringkat obligasi di Indonesia
yaitu PEFINDO untuk memberikan penilaian terhadap obligasi yang beredar
untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.
Definisi peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO adalah
sebagai berikut :
6
Tabel 2.1
Definisi peringkat PT. PEFINDO
SIMBOL ARTI
AAA Efek uang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko
paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor
yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai
dengan perjanjian.
AA Efek utang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah
peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor
yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial
jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif
dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak
mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.
A Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki
kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding
entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup
peka terhadap perubahan yang merugikan.
BBB Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah
didukung oleh kemampuan obligor yang memadai,
relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk
7
SIMBOL ARTI
memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan
perjanjian. Namun kemampuan tersebut dapat
diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan
perekonomian yang merugikan.
BB Efek utang menunjukkan dukungan kemampuan obligor
yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban fianncial ajangka
panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka
terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak
menentu dan merugikan.
B Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan
yang sangat lemah, walaupun obligor masih memiliki
kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial
jangka panjangnya. Namun adanya perubahan keadaan
bisnis dan perekonomian yang merugikan akan
memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi
kewajiban financialnya.
CCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi
kewajiban financialnya serta hanya bergantung kepada
perbaikan keadaan eksternal.
D Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti
berusaha.
SUMBER : PEFINDO tahun 2004
8
2.3. Teori Sinyal
Teori Sinyal mengatakan adanya hubungan asimetri antara manajemen
dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan
(Raharja dan Sari, 2008).
Asimetri informasi yang diberikan oleh manajemen perusahaan
menyebabkan pihak eksternal sangat sulit membedakan antara perusahaan
yang memiliki kualitas yang tinggi atau rendah. Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi obligasi, pihak eksternal perusahaan yang lain seperti calon
investor sangat membutuhkan informasi tentang kondisi obligasi melalui
sinyal yang diberikan oleh manajemen atau pihak internal perusahaan dengan
menggunakan agen pemeringkat obligasi sehingga nantinya calon investor
dapat membedakan apakah obligasi setelah diinvestasikan tersebut berpotensi
gagal bayar atau tidak.
2.4. Nalar Konsep
2.4.1. Pengaruh Pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap
Peringkat Obligasi
Pertumbuhan (growth) suatu perusahaan didasarkan pada teori sinyal
diatas, karena pihak manajemen perusahaan memberikan informasi tentang
pertumbuhan perusahaan dengan melihat nilai book to market ratio dalam
laporan keuangan perusahaan yang membagi antara nilai buku perusahaan
(book value of firm) dengan nilai pasar (market value of firm), pertumbuhan
9
perusahaan dikatakan baik jika nilai pasar lebih besar dari nilai buku (book
value), karena nilai pasar disini menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dari nilai jual per saham yang tinggi dan
beredar di pasar, sehingga dengan keuntungan yang didapat dari nilai jual per
saham yang tinggi, maka perusahaan pada saat itu dalam pertumbuhan yang
baik, dan memiliki modal yang baik dan besar yang didapat dari keuntungan
nilai jual per saham yang digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan
dalam jangka panjang maupun jangka pendek, sehingga secara tidak langsung
jika suatu pertumbuhan perusahaan baik maka akan berpengaruh terhadap
peringkat obligasi dan dapat memberikan peringkat obligasi yang baik.
Pottier and Sommer (1997) mengatakan bahwa pertumbuhan (growth)
perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade
yang diberikan oleh pemeringkat obligasi.
H1: Pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.4.2. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat
Obligasi
Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang tinggi dan juga untuk mengetahui efektifitas
perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimiliki. Profitabilitas
perusahaan dihitung dan diproyeksikan dengan return on asset (ROA),
didasarkan pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan dapat
10
memberikan informasi melalui laporan keuangannya dengan melihat dari laba
yang tinggi dari perusahaan tersebut, dan nantinya dengan laba yang tinggi
yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk membayar dan melunasi
kewajiban jangka panjang, dan dapat digunakan sebagai pengukur risiko
default perusahaan, karena memiliki laba yang tinggi dan konsisten dari tahun
per tahun, Sehingga dapat dikatakan apabila laba perusahaan tinggi maka akan
berpengaruh terhadap peringkat obligasi, dan peringkat obligasi yang
ditimbulkan merupakan peringkat yang termasuk dalam kategori investment
grade.
Mark, K; Peter, K; and Teck-Kin, S (2001) mengatakan bahwa rasio
profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh yang positif
terhadap pertumbuhan laba, karena rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu
dan Sejati (2010) mengatakan bahwa ketika laba perusahaan tinggi maka
peringkat obligasi juga tinggi.
H2: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.4.3 Pengaruh Likuiditas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi
Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek, biasanya diukur dengan current ratio. Didasarkan
pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan memberikan informasi
kepada calon investor dari laporan keuangan perusahaan dengan melihat
11
aktiva lancar perusahaan, jika perusahaan memiliki aktiva lancar yang tinggi
maka kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
dikatakan baik dan tepat waktu dan mengindikasikan bahwa perusahaan dalam
keadaan likuid, karena perusahaan akan mendapatkan pendapatan yang tinggi
melalui pemasukan dari kas perusahaan, dan nantinya dengan kas perusahaan
yang tinggi digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan,
maka secara tidak langsung akan memberikan peringkat obligasi yang
investment grade bagi perusahaan dari pemeringkat obligasi.
Burton et al (2000) mengatakan bahwa tingkat likuditas yang tinggi
akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan secara finansial sehingga akan
mempengaruhi peringkat obligasi.
H3: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.4.4 Perngaruh Sisa Umur Obligasi Perusahaan Terhadap
Peringkat Obligasi
Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari
sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1
tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih
kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo diatas
12
5 tahun. Semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, maka semakin tinggi
kupon dan bunganya yang harus dibayar.
Berdasarkan teori sinyal yang dikemukakan diatas pihak manajemen
perusahaan memberikan informasi kepada investor dengan melihat sisa umur
obligasi dari perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut memiliki sisa
umur obligasi yang lebih sedikit dari jatuh tempo (maturity) obligasi atau
memiliki sisa umur obligasi yang lebih panjang, karena jika sisa umur
obligasinya lebih pendek dari jatuh tempo (maturity) obligasi, maka
kemampuan perusahaan untuk melunasi sisanya dikatakan baik dibanding
dengan perusahaan yang memiliki sisa pelunasan pembayaran obligasi yang
lebih panjang dari jatuh tempo (maturity) obligasi.karena perusahaan tidak
bisa memprediksi pembayaran kupon dan bunga obligasi dan tidak mengerti
kondisi perekonomian yang sedang terjadi pada saat itu, dan investor di
Indonesia cenderung tidak menyukai obligasi dengan sisa umur yang panjang,
karena resiko yang didapat juga akan semakin besar, sehingga dapat dikatakan
jika perusahaan memiliki sisa umur obligasi pendek, maka peringkat obligasi
yang diberikan oleh pemeringkat obligasi akan masuk ke dalam kategori
peringkat obligasi yang investment grade.
Wydia Andry (2005) mengatakan bahwa perusahaan yang rating
obligasinya tinggi memiliki sisa umur obligasi yang pendek.
H4 : Sisa Umur Obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur.
13
2.4.5 Pengaruh Reputasi Auditor Perusahaan Terhadap Peringkat
Obligasi
Didasarkan pada teori sinyal yang telah dikemukakan diatas, pihak
manajemen perusahaan memberikan informasi kepada pihak eksternal
perusahaan berupa hasil laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh jasa
audit big four, karena jika kinerja laporan keuangan perusahaan diaudit oleh
big four maka tingkat kebenaran dan ketelitian dari laporan keuangan akan
semakin akurat dan terpercaya dan nantinya akan mempengaruhi peringkat
obligasi.
Sementara di Indonesia emiten yang kinerja laporan keuangan diaudit
oleh big four akan memberikan peringkat obligasi perusahaan yang investment
grade, karena kualitas kredit yang diinginkan oleh investor di Indonesia
maupun investor di luar negeri adalah kualitas kredit yang lebih kecil
resikonya tetapi dapat menghasilkan return atau penghasilan yang tinggi, dan
kualitas kredit yang kecil dan baik bagi perusahaan didukung dengan kualitas
audit yang akurat dan terpercaya.
Andry (2005) mengatakan bahwa semakin tinggi reputasi auditor maka
semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin
kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Yang termasuk dalam
kategori auditor big four adalah Sidharta dan Sidharta yang berafiliasi dengan
KPMG, Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst and
Young, Osman Ramli Satrio yang berafiliasi dengan Deloitte Touche dan
Tohmatsu, Haryanto Sahari yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.
14
H5: Reputasi Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.5. Kerangka Teoritis
+
+
+
-
+
3. Metode Penelitian
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2008-2011 yang menerbitkan obligasi dan diperingkat oleh lembaga
pemeringkat obligasi yaitu oleh PT.PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperingkat oleh
PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).
Growth (H1)
Profitabilitas (H2)
Likuditas (H3)
Sisa Umur Obligasi (H4)
+++
=+ Reputasi Auditor (H5)
Peringkat Obligasi
(Y)
15
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria dalam pengambilan
sampel adalah sebagai berikut :
1. Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2008 – 2011.
2. Obligasi tersebut diperingkat dan dicatat oleh Pemeringkat Efek
Indonesia (PEFINDO) tahun 2008-2011 .
3. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan
keuangan tahunan secara rutin, terperinci dan memiliki kelengkapan
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk tahun 2008-2011.
Tabel 3.1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan
Akumulasi
Perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
BEI
153 153
Obligasi perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun
2008-2011
95 68
Obligasi perusahaan manufaktur
yang tidak diperingkat oleh
PEFINDO tahun 2008-2011
50 18
Tidak menerbitkan laporan
keuangan yang rinci dan
lengkap untuk penelitian ini
tahun 2008-2011
4 14
Jumlah Obligasi perusahaan
manufaktur yang terdaftar dan
diperingkat oleh PEFINDO
tahun 2008-2011
4 14
16
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia, Indonesia Bond Market dan
juga data dari Indonesia Capital market Direcotry (ICMD) tahun 2008 – 2011.
Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Studi Dokumentasi yaitu laporan keuangan, artikel-artikel, dan
prospektus dari sampel yang akan diteliti.
3.3. Pengukuran Variabel
Variabel Dependent (Y)
Peringkat Obligasi Klasifikasi Peringkat Kategori Peringkat
IdAAA 7 Investment
idAA+ 6 Investment
IdAA 6 Investment
idAA- 6 Investment
idA+ 5 Investment
IdA 5 Investment
idA- 5 Investment
idBBB+ 4 Investment
IdBBB 4 Investment
idBBB- 4 Investment
idBB+ 3 Speculative
IdBB 3 Speculative
idBB- 3 Speculative
idB+ 2 Speculative
IdB 2 Speculative
idB- 2 Speculative
idCCC+ 1 Speculative
IdCCC 1 Speculative
idD atau SD 1 Speculative
Sumber: Setyaningrum (2005)
17
Variabel Independent (X)
Skala pengukuran untuk variabel keuangan menggunakan rasio seperti
variabel growth perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan,
sedangkan untuk variabel non keuangan menggunakan variabel dummy seperti
sisa umur obligasi dan reputasi auditor.
Pertumbuhan (growth) Perusahaan (X1)
Variabel pertumbuhan (growth) perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan penelitian Wydia Andry (2005) yang melihat
growth berdasarkan kesempatan bertumbuh (growth oppurtunities) perusahaan
yang diukur dengan book to market ratio.
Book To Market= Book Value of Firm
Market Value of Firm
Profitabilitas Perusahaan (X2)
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
return on total asset (ROA). Arvian (2012)
Return On Total Asset= Laba Bersih
Total Aktiva
Likuditas Perusahaan (X3)
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
current ratio.
Current Ratio= Aktiva Lancar
Hutang Lancar
18
Sisa Umur Obligasi (X4)
Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan
variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika
obligasi mempunyai sisa umur antara 1-5 tahun dan 0 jika obligasi
mempunyai sisa umur lebih dari lima tahun. Almilia dan Devi (2007),
Magreta dan Poppy (2009).
Reputasi Auditor (X5)
Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan
variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberi nilai 1 jika laporan
keuangan diaudit oleh big four dan 0 jika laporan keuangan tidak diaudit oleh
big four. Almilia dan Devi (2007), Magreta, Poppy Nurmayati (2009)