Page 1
1 Universitas Kristen Petra
1. PENDAHULUAN
1.1. Judul Proyek
“GALERI ‘POP ART’ DI SURABAYA ” Terdiri dari 4 kata kunci, yaitu galeri,
seni, trendi, di, Surabaya. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
1.1.1. Pengertian galeri
Menurut Peter, Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer 1992, halaman 434
“galeri” adalah :
• Lorong sempit dan panjang
• Balai seni
• Tempat duduk yang termurah di gedung bioskop
1.1.2. Pengertian Pop Art
Menurut kamus ensiklopedi dari situs www.Wikipedia.com adalah:
Pergerakan di bidang seni yang muncul dan berkembang pada pertengahan tahun
1950 di Inggris dan secara pararel muncul pada tahun 1950 di Amerika Serikat. Dan
merupakan salah satu pergerakan besar yang terjadi pada abad ke 20. Pop Art ini
dikarakterisi oleh tema dan gambar atau lukisan.
1.1.3. Pengertian Surabaya
Menerangkan suatu lokasi atau daerah
Nama kota di Indonesia, merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota Negara
DKI Jakarta. Dikenal sebagai kota maritim perdagangan dan kondisi masyarakatnya yang
majemuk.
Ibukota propinsi Jawa Timur yang terletak pada garis Lintang Selatan dan Bujur
Timur antara 7º12’ – 7º21’ Lintang Selatan dan 112º36’ - 112º54’ Bujur Timur. Wilayah
kota Surabaya sebagian besar merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-
Page 2
Universitas Kristen Petra
2
rata 3-6 m di atas permukaan laut, adapun daerah perbukitan berada di bagian Barat Daya
kota di Bukit Lidah dan Bukit Gayungan dengan ketinggian 25–50 m di atas permukaan
laut. Luas wilayah kota Surabaya adalah 32.636,69 Ha berdasar hasil pengukuran Dinas
tata Kota Surabaya dan peta garis 1:1000 pada tahun 1989. secara administratif wilayah
Kota Surabaya memiliki batasan :
Sebelah Utara :Selat Madura
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Barat : Kabupaten Gresik
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo ( Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, 2001 )
1.1.4. Kesimpulan arti judul
Secara lengkap, dapat dijabarkan bahwa Galeri ‘Pop Art’ di Surabaya merupakan
suatu wadah atau tempat yang berlokasi di Ibukota propinsi Jawa Timur, yang digunakan
sebagai tempat pameran seni, penjualan hasil karya seni, dan bersosialisasi.
1.2 Latar Belakang Pemilihan Proyek
Seni di Indonesia, khususnya di Surabaya masih terus berkembang, sehingga
melahirkan ide untuk membuat galeri seni yang beraliran pop art di mana aliran ini
sudah banyak muncul di event- event festival seni di Surabaya namun keberadaanya
pasang surut karena minimnya wadah bagi seniman untuk mengapresiasikan karyanya,
karena sifatnya yang hanya sementara dan harus bergantian dengan penyelenggara yang
lain dengan tema yang berbeda-beda.
Hal ini memberi gagasan untuk membuat galeri seni, yang menyediakan
fasilitas : ruang pamer karya-karya seni dan tempat kursus dimana dalam
perancangannya sangat memperhatikan dari segi psikologis juga demi kenyamanan bagi
pengunjung galeri seni maupun penyelenggara pameran di galeri seni, dan pengunjung
fasilitas baca. Analisa psikologis atas pergerakan merupakan sumbangan terbesar
memahami proses pengamatan manusia. Karena hal terpenting dalam pengamatan
lingkungan (buatan atau alami) adalah menyadari beberapa permukaan (surfaces)
menutupi permukaan lainnya. Bahkan ketika orang berdiri pada bidang datar sekalipun,
Page 3
Universitas Kristen Petra
3
garis horison menutupi pandangan pada jarak tertentu. Bagian aktual ikut berubah
seiring berubahnya posisi pengamatan (kecuali dalam ruangan gelap karena semuanya
tidak terlihat). Ketika seseorang bergerak dalam sebuah lingkungan, satu demi satu
vista terlihat. Seperti ketika berpindah dari satu ruang ke ruang yang lain dalam
sebuah gedung, menelusuri deretan jendela yang satu menampilkan pemandangan
bukit dan jendela yang satu menampilkan suasana pojok jalan.
“Seni yang mengandung hal yang buruk dan tak bermoral bagi manusia meskipun
indah, harus ditolak !” demikian seorang Plato berkesimpulan. Hal ini lebih ditajamkan
ketika berbenturan dengan realitas sosial seperti yang tercermin pada statement dari
Picasso dimasa represi rezim fasis di Spanyol: “ Lukisan diciptakan bukan untuk hiasan
apartemen semata, namun senjata untuk bertahan dan melawan”. Maka dengan demikian
seni yang mementingkan aspek intrinsiknya semata, yaitu seni untuk eksplorasi dari
keindahan seni itu sendiri adalah tiada bermanfaat dan berbahaya ketika seni hanya
membuai kesadaran masyarakat kepuncak pembebasan namun hanya dalam dunia ide
ketika situasi sosial mengharapkan fungsi seni untuk membebaskan dari ketertindasan.
Aspek ekstrinsik dari senilah yang sebaiknya diprioritaskan dalam berkesenian.
Hal ini berarti seni yang mementingkan nilai pengalaman sehari-hari dari keterlibatan
sang seniman dengan realitas sosial lingkungan hidupnyalah yang akan memfungsikan
seni demi kemuliaan kemanusiaan. Semenjak era sejarah masyarakat dunia sedang dan
semakin nyata memiliki kesadaran global dengan terus mendesaknya perdagangan bebas
dan globalisasi budaya searah maka terbentuk sebuah kondisi dimana harus ada sebuah
wadah, atau tempat yang dapat menjadi ruang bagi resistensi bagi arus deras dari satu
arah.
1.3. Rumusan Masalah Proyek
Galeri Pop Art di Surabaya dibangun untuk mengobati kerinduan seniman dan
penggemarnya yang selama ini masih kurang diperhatikan. Minimnya wadah bagi
seniman dan penggemarnya melahirkan tempat-tempat baru yang sifatnya hanya
sementara saja dan selain itu tempat yang ada tidak dapat menampung permintaan-
permintaan penyelenggara karena mereka harus bergantaian dengan penyelenggara yang
lain yang juga menyelenggarakan event dengan tema yang berbeda-beda.
Page 4
Universitas Kristen Petra
4
Fenomena tersebut di atas melahirkan gagasan untuk membuat galeri dengan nuansa
pop art , di mana di galeri ini dilengkapi dengan fasilitas penunjang yakni cafe, dan
lounge yang dibuat juga dengan nuansa pop art, mengingat banyaknya galeri yang tidak
mampu survive, maka di sini diperlukan strategi baru untuk mengatasi persaingan bisnis
global yang semakin ketat.
1.4. Pembatasan Masalah Disain
Lingkup pelayanan proyek ini adalah seni dan pendidikan bagi masyarakat umum,
pendidikan yang dimaksud ialah pendidikan dari berbagai macam kalangan, mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa, sedangkan seni lebih ke arah kalangan orang dewasa
yaitu penggemar seni, dan seniman itu sendiri.
Masalah disain Galeri Seni Pop Art dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Bagaimana mendisain suatu bangunan yang nyaman untuk seniman maupun
pengunjung
• Bagaimana mendisain suatu bangunan yang secara psikologis dapat mengarahkan
pengunjung agar lebih nyaman tanpa menggunakan penanda-penanda yang
berlebihan
• Bagaimana mengatur pencahayaan alami di dalam ruang pamer
1.5. Tujuan Perancangan
1.5.1. Bagi pengunjung
• Membuka ruang alternatif bagi ruang publik yang semakin menyempit terutama di
kota Surabaya untuk berkarya, mengapresiasi dan bersikap dalam seni dan budaya di
era globalisasi saat ini.
• Sebagai tempat untuk bersosialisasi
1.5.2. Bagi penyelenggara
• Tidak perlu melakukan promosi, karena tempat mudah dicari dan dikenal dalam
memamerkan karya-karya seninya
Page 5
Universitas Kristen Petra
5
• Membantu meningkatkan penjualan karya seni yang dijual
• Memudahkan untuk mendapatkan peminat baru di bidang seni
• Memudahkan seniman untuk mengapresiasikan karyanya
1.5.3 Bagi pemerintah
• Dapat membantu pemerintah dalam mengembangkan kota Surabaya dari segi
pendidikan dan kesenian
• Dapat menjadi ikon kota Surabaya barat, karena satu-satunya galeri seni Pop Art di
wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.
• Lebih menghidupkan suasana pendidikan di wilayah Surabaya bagian barat.
• Menjadi sumber pemasukan baru bagi negara dari sektor seni.
• Membuka lapangan kerja baru di wilayah Surabaya.
1.5.4. Bagi perkembangan Arsitektur
• Dapat berperan sebagai penyatu antara bangunan-bangunan yang bergaya modern
dan neo klasik.
• Berperan sebagai urban image yang baru.
1.6. Manfaat Perancangan
• Wawasan dan pola pikir penulis semakin terbuka dan matang dalam menyelesaikan
permasalahan yang muncul, dengan cara yang terstruktur, mulai dari penelitian,
analisa, hingga tahap akhir.
• Penulis dapat memperoleh modal secara akademis untuk masuk ke dalam dunia kerja
arsitektur.
• Ditujukan kepada masyarakat, dan khususnya pada peminat karya seni
• Universitas Kristen Petra dapat memperoleh suatu karya tugas akhir mahasiswa yang
dapat menjadi alat bantu bagi proses pembelajaran yang ada.
Page 6
Universitas Kristen Petra
6
1.7. Fasilitas yang Disediakan
Adapun fasilitas yang digunakan dalam bangunan ini adalah:
1.7.1. Fasilitas Utama
• Galeri, atau ruang pamer utama, untuk memajang berbagai macam seni baik lukisan,
patung, seni instalasi dan sebagainya
• Workshop, atau tempat ruang kerja untuk seniman
• Fasilitas untuk membaca
1.7.2. Fasilitas Penunjang
• Ruang penerima tamu, berfungsi sebagai tempat informasi dan menunggu bagi
pengunjung
• Taman terbuka di dalam dan di luar gedung, dapat digunakan sebagai tempat
membuat karya seni dan tempat mencari inspirasi, dan ruang terbuka bagi
pengunjung yang ingin bersantai dan berinteraksi satu sama lain
• Cafe dan Lounge, sebagai tempat yang menjual makanan dan minuman ditujukan
untuk pengunjung dan staff
• Tempat parkir, dibagi menjadi 2 macam yakni untuk pengunjung dan untuk staff
1.8. Sasaran Proyek
1.8.1. Sasaran Seniman
Menikmati fasilitas yang ada di dalam bangunan dimana kenyamanan dapat
diperoleh selama proses melahirkan karya seni
1.8.2. Sasaran Pengunjung
Menyediakan fasilitas untuk pengunjung agar dapat menikmati karya seni
sekaligus dapat melakukan transaksi pembelian karya-karya seni yang dijual
Fasilitas cafe dan lounge sebagai penunjang galeri yang tujuannya komersil,
karena seperti yang dewasa ini terjadi bahwa sulit sekali sebuah galeri atau museum
yang berdiri sendiri untuk dapat survive atau bertahan tanpa adanya fasilitas
penunjang lainnya.
Page 7
Universitas Kristen Petra
7
1.8.3 Sasaran Pemerintah
Secara jangka pendek bagi pemerintah adalah untuk mendukung proyek
pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya di bidang seni
selain itu juga untuk memasyarakatkan seni pop art di Surabaya
Secara jangka panjang bagi pemerintah adalah untuk melahirkan bibit-bibit
baru seniman yang nantinya tidak akan kalah bersaing dengan seniman dari manca
negara
1.9. Ruang Lingkup dan Batasan Proyek
Lingkup pelayanan proyek ini adalah untuk masyarakat kelas ekonomi menengah
atas. Namun tidak menutup kemungkinan bagi siapa saja yang ingin datang untuk
sekedar menikmati karya seni tanpa harus membelinya. Sebab seni layak dinikmati bagi
siapa saja, dari kalangan manapun tanpa batasan.
1.10. Metode Pengumpulan Data
1.10.1. Survey proyek yang serupa
Survey yang bertujuan untuk mengetahui suasana, pemilihan bahan, perilaku, dan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
• Survey Jakarta Selatan (Galeri Minotti dan Galeri Nadi)
Gambar 1.1. Tampak samping dan depan galeri Minotti
Page 8
Universitas Kristen Petra
8
• Survey di Bandung (Galeri Sunaryo)
Gambar 1.2. Tampak luar galeri Nadi
Gambar 1.3. Interior galeri Nadi
Gambar 1.4. Pintu masuk utama galeri Sunaryo
Page 9
Universitas Kristen Petra
9
Gambar 1.5. Sculpture galeri Sunaryo
Gambar 1.6. Interior galeri Sunaryo
Gambar 1.7. Interior galeri Sunaryo dengan
pencahayaan alami
Page 10
Universitas Kristen Petra
10
Gambar 1.8. Interior galeri Sunaryo dengan
pencahayaan alami 2
Gambar 1.9. Interior galeri Sunaryo dengan
pencahayaan buatan
Page 11
Universitas Kristen Petra
11
• Survey di Surabaya (House of Sampoerna)
Gambar 1.10. Interior House of Sampoerna
Page 12
Universitas Kristen Petra
12
Gambar 1.11. Interior ruang pamer lukisan House of
Sampoerna
Gambar 1.12. House of Sampoerna pada sore hari
Page 13
Universitas Kristen Petra
13
• Survey di Bali (museum dan galeri Antonio Blanco)
Gambar 1.13. Gerbang utama museum Antonio Blanco
Gambar 1.14. Taman di sekitar pintu masuk
Page 14
Universitas Kristen Petra
14
Gambar 1.15. Kiri:taman terbuka dengan burung hias yang hidup
bebas dan jinak, kanan: kafe Ni Ronji
Gambar 1.16. Gazebo khusus lukisan, dan penanda jalan yang
terbuat dari batu
Page 15
Universitas Kristen Petra
15
Gambar 1.17. Suasana ruang kerja Antonio Blanco, dimana sehari-
harinya Antonio Blanco menghabiskan waktunya untuk melukis
Gambar 1.18. Buku-buku Antonio Blanco dan peralatan melukisnya
Page 16
Universitas Kristen Petra
16
1.10.2. Survey Lapangan
Pengamatan langsung ke lokasi site yang dipilih dengan tujuan untuk mengetahui
langsung keadaan yang sebenarnya dari lahan, menemukan potensi-potensi yang dapat
dimanfaatkan, serta permasalahan-permasalahan yang ada pada lahan.
Gambar 1.19. karya-karya masterpiece Antonio Blanco, di sini
pengunjung tidak diijinkan mendokumentasikan lukisan Antonio, dengan
alas an blitz kamera dapat merusak lukisan
Page 17
Universitas Kristen Petra
17
1.10.3. Survey Literatur
Melalui buku-buku kepustakaan, majalah-majalah, dan sumber-sumber pustaka lainnya
yang berkaitan dengan proyek. ( website, homepage ).Contoh dari Jawa Pos Sabtu 2 Juni
2007
Kompleks ini sudah ada sejak tahun 1950, saat kejayaan Mao Zedong. Kompleks
bernomor 798 itu dibangun untuk membuat berbagai peralatan perang. Dirancang dan
dibuat oleh Jerman Timur dan dibiayai oleh Rusia. Begitu perang dingin usai, kawasan
itupun pelan-pelan mati. Pada pertengahan 1990-an kompleks tersebut sudah pantas
disebut mati. Tak banyak lagi orang bekerja di sana, tak ada lagi niatan untuk merawat,
apalagi mengembangkan gedung-gedung di dalamnya.
Gambar 1.20. Barat dan Tiongkok: Ma Hong, seotang seniman menunjukkan karyanya
yang melukiskan Ronald McDonald dan Colonel Sanders berpose dengan propaganda
lama Tiongkok, di Concept 80 Art, sebuah galeri yang baru dua bulan ini dibuka
Page 18
Universitas Kristen Petra
18
Bukan hanya lokal, tingkatannya sudah international. Barang-barang yang
dipajang atau dijual merupakan karya artis dari berbagai penjuru dunia. Asia, Amerika
maupun Eropa. Di salah satu jalan dalam kompleks itu, terdapat perpaduan yang luar
biasa unik. Ada pabrik, galeri lukisan, kantor, desainer fashion, restoran masakan Italia
plus restoran masakan Tiongkok.
Perbedaan dahulu dan sekarang itulah yang membuat kompleks tersebut penuh
kontradiksi sekaligus asyik. Meski ke-kini-annya tak perlu diragukan Factory 798 masih
sangat ”pabrik”. Dari luar, kita seperti akan masuk kompleks pabrik yang sudah
ditinggalkan. Pipa-pipa besar malang melintang dan cerobong asap bertebaran. Jalan
berlubang di sana-sini dan gedung-gedungnya terlihat kusam, bahkan sebagian sudah
mulai ambruk. Rumput dan tananaman lain pun tumbuh tidak teratur.
Gambar 1.21. Old and New: bekas mesin pabrik dicat warna-warni.
Disekelilingnya banyak butik menjual pakaian
Page 19
Universitas Kristen Petra
19
Bangunan ini bergaya bauhaus karena dibangun oleh jerman Timur, dan memang
sangat perfect untuk pameran seni. Luas, atap tinggi, dan pencahayaan alami yang
memadai. Juga terdapat tambahan ruang kaca baru. Di dalamnya adalah Old Factory
Cafe. Kafe ini juga penuh kontradiksi hal ini dikarenakan makanan yang disuguhkan
adalah makanan Barat ( bar makan dan minum Italia) walaupun berada di bangunan yang
”berbau” komunis.
Gambar 1.22. Galeri Utama:
bagian dalam 798 Photo Gallery
salah satu bagian paling populer
di 798 District
Gambar 1.23. Freedom: Patung
The Last Shot di New Art
Warehouse di kompleks factory
798
Gambar 1.24. Provokatif: patung yang dan lukisan yang dipajang di salah satu sudut Factory 798
Page 20
Universitas Kristen Petra
20
Masih seatap dengan gallery 798, yakni 798 Photo gallery. Sesuai dengan
namanya, di tempat itu memajang karya-karya seni fotografi. Bukan hanya dari Tiongkok
namun karya-karya tersebut juga berasal dari Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa foto
adalah nudity, bebas sensor.
Kemerdekaan berkreasi memang menjadi kontradiksi lain Factory 798. Di negara
yang begitu dekat menjalankan sensor, seniman dengan merdeka bisa berekspresi dan
menampilkannya di hadapan publik
Gambar 1.25. Patung Pahlawan:
ini patung merah Wu Qinghua,
salah satu pahlawan Tiongkok di
New Art Warehouse
Gambar 1.26. Terpukau: Seorang turis asal
Amerika Serikat mengagumi meja gantung
dari susunan arang di New Art, salah satu
ruang pamer Factory 798
Page 21
Universitas Kristen Petra
21