RANCANGAN PEMBELAJARAN A. PERENCANAAN 1. POKOK BAHASAN /MATERI: Pengambilan Keputusan dan Implikasinya Dalam Pelaksanaan Tupoksi Kepala Sekolah 2. KOMPETENSI DASAR Menjelaskan urgensi pengambilan keputusan dalam MBS 3. INDIKATOR a. Peserta dapat menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan dalam berbagai pendekatan. b. Peserta dapat menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan implikasinya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah 4. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses pembelajaran ini mahasiswa sebagai peserta didik: a. Mampu menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan dalam berbagai pendekatan. b. Mampu menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Mampu menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan implikasinya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah 5. METODE PEMBELAJARAN Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas maka digunakan beberapa metode yang saling mendukung yaitu: a. Quiz tertulis b. Diskusi (telaah dan tanggapan) c. Ceramah 6. MEDIA PEMBELAJARAN 1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF..HAHA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. PERENCANAAN 1. POKOK BAHASAN /MATERI:
Pengambilan Keputusan dan Implikasinya Dalam Pelaksanaan Tupoksi Kepala Sekolah
2. KOMPETENSI DASARMenjelaskan urgensi pengambilan keputusan dalam MBS
3. INDIKATORa. Peserta dapat menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan
keputusan dalam berbagai pendekatan.b. Peserta dapat menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan
implikasinya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran ini mahasiswa sebagai peserta didik:
a. Mampu menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan dalam berbagai pendekatan.
b. Mampu menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan c. Mampu menjelaskan langkah-langkah pengambilan keputusan dan implikasinya
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah
5. METODE PEMBELAJARANUntuk mencapai tujuan pembelajaran di atas maka digunakan beberapa metode yang saling mendukung yaitu:a. Quiz tertulisb. Diskusi (telaah dan tanggapan)c. Ceramah
6. MEDIA PEMBELAJARANa. Laptopb. LCDc. White boardd. Spidole. Kertas Jawaban
1
7. ATA RUANG PEMBELAJARANDiatur dalam empat kelompok kecil:
B. PROSES PEMBELAJARAN1. KEGIATAN FASILITATOR
a. Membuka proses pembelajaran dengan sapaan dan arahan singkat yang menginformasikan topik dan tujuan pembelajaran. Waktu 5 menit. (F-1: Rohman)
b. Memberikan arahan tugas dan pembagian kelompok dengan cara lotre. Waktu 3 menit. (F-2: Farih).
c. Membagikan daftar pertanyaan kepada kelompok :1. Jelaskan Pengertian Pengambilan Keputusan dari berbagai pendekatan!2. Mengapa Pengambilan Keptusan itu penting? 3. Jelaskan Konsep Dasar Teori Pengambilan Keputusan!4. Bagaimana Langkah – Langkah Pengambilan Keputusan?
d. Memandu kegiatan diskusi, telaah dan tanggapan kelompok (F-3: Raymond).e. Mempresentasikan Makalah Fasilitator (25 menit)
1. Pengertian Pengambilan Keputusan dari berbagai pendekatan (Farih)2. Mengapa Pengambilan Keptusan itu penting?(Raymond)3. Konsep Dasar Teori Pengambilan Keputusan (Raymond)4. Langkah – Langkah Pengambilan Keputusan (Rohman)
f. Tanya Jawab (20 menit)g. Menutup kegiatan pembelajaran (F-1:Rohman)
2. KEGIATAN MAHASISWA/PESERTAa. Menempati posisi kelompok yang sudah diundikan.b. Membaca pertanyaan, mempelajari modul dan menuliskan jawaban kelompok
pada kertas yang disediakan (Waktu 20 menit).c. Menyerahkan jawaban kelompoknya kepada kelompok berikutnya.d. Menelaah jawaban kelompok yang telah diserahkan itu (waktu 7 menit).e. Menanggapi jawaban kelompok yang sudah ditelaah itu, berupa isi ringkas
jawaban dan pertanyaan, baik bersifat informatif maupun diskusi (Waktu 8 menit x 4 kelompok = 32 menit).
3. KEGIATAN PENDAMPING /DOSEN PENGAMPU a. Mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.
2
Fasilitator
Kel. 1
Kel.3Kel.4
Kel.2
b. Memberikan penekanan, pendalaman, pengayaan dan penilaian terhadap materi, proses, fasilitator, peserta dan hal-hal lainnya (Waktu 20 menit).
C. EVALUASI PEMBELAJARAN
c.1. TUJUAN KHUSUS EVALUASI
Mengukur dan mengetahui sejauh mana peserta (mahasiswa) memahami serta dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
Pengambilan keputusan antara lain juga diartikan sebagai suatu tehnik memecahkan
suatu masalah dengan mempergunakan tehnik-tehnik ilmiah. Secara singkat menurut Siagian
(1973) dapat dikatakan bahwa ada 7 langkah yang perlu diambil dalam usaha memecahkan
masalah dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah.
h. Mengetahui hakekat dari pada masalah yang dihadapi, dengan perkataan lain
mendefinisikan masalah yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya;
i. Mengumpulkan fakta dan data yang relevan;
j. Mengolah fakta dan data tersebut;
k. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh;
l. Memilih cara pemecahan dari alternatif-alternatif yang telah diolah dengan
matang;
m. Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan;
n. Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat daripada keputusan yang
telah diambil.
12
Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam Kepemimpinan Pendidikan
Berbicara mengenai implementasi pengambilan keputusan dalamkepemimpinan
partisipatif dalam kepemimpinan pendidikan terkait erat dengan perilaku birokrasi
pendidikan (pusat dan daerah), kepalasekolahdan guru sebagai anggota organisasi
pendidikandalam pengambilan keputusan. Peran serta ketiga pemimpin pendidikan dalam
pengambilan keputusan ditegaskan oleh French (1960) dalam Salusu(1996:233) menegaskan
bahwa peran serta menunjukkan suatu proses antara dua ataulebih pihak yang mempengaruhi
satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana,kebijaksanaan dan keputusan.
Pentingnya peran serta dalam proses pengambilan keputusan diakui jugaoleh Alutto
dan Belasco (1972) yang mengatakan bahwa dengan adanya peran sertaada jaminan bahwa
pemeran serta tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusanyang diambil (Salusu,
1996:234). Mengingat lingkungannya yang unik, maka dalam makalah ini akan dibahas peran
serta(partisipasi) kepala sekolah dan guru termasuk staf sekolah dalam
pengambilankeputusan di sekolah.
Peran Pemimpin Pendidikan dalam Pengambilan Keputusan Partisipatif
Dilihat dari fungsi birokrasi pendidikan dan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan, maka ia harus mampu mengambil keputusan secara tepat.Dalam kaitannya
dengan pengambilan keputusan, pemimpin pendidikan hendaknya memberi kesempatan
kepada anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam pengambilankeputusan.
Dasar teori yang dapat dikaji dalam pengambilan keputusan pendidikan danpartisipasi
anggota organisasi adalah teori kepemimpinan kontinum yang dikembangkan
olehTannenbaum dan Schmidt (Rawis, 2000:30). Dalam pandangan kedua ahli ini ada
duabidang pengaruh yang ekstrim.
13
Pertama, bidang pengaruh pemimpin di manapemimpin menggunakan otoritasnya
dalam gaya kepemimpinannya. Kedua, bidangpengaruh kebebasan bawahan di mana
pemimpin menunjukkan gaya yangdemokratis. Kedua bidang pengaruh ini dipergunakan
dalam hubungannnya denganperilaku pemimpin melakukan aktivitas pengambilan keputusan.
Menurut dua ahli tersebut ada enam model gaya pengambilan keputusan yangdapat dilakukan
oleh pemimpin, yakni :
1) Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepadabawahannya.
Model ini terlihat bahwa otoritas yang dipergunakan atasan terlaludominan,
sedangkan daerah kebebasan bawahan sempit sekali.
2) Pemimpin menjual keputusan. Pada gaya ini pemimpin masih dominan.
Bawahanbelum banyak dilibatkan.
3) Pemimpin menyampaikan ide-ide dan mengundang pertanyaan. Dalam model
inipemimpin sudah menunjukkan kemajuan. Otoritas mulai berkurang dan
bawahandiberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Bawahan
mulaidilibatkan dalam pengambilan keputusan.
4) Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan
dapatdirubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam rangka
pengambilankeputusan. Otoritas pelan-pelan mulai berkurang.
5) Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan mengambilkeputusan.
Pada gaya ini otoritas yang dipergunakan sedikit. Sedangkankebebasan bawahan
dalam berpartisipasi mengambil keputusan sudah lebihbanyak dipergunakan.
Pemimpin merumuskan batas-batasnya dan memintakelompok bawahan untuk
mengambil keputusan. Partisipasi bawahan sudah lebihdominan.
6) Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batasyang
telah dirumuskan oleh pemimpin.
14
Dalam analisis tentang pola kepemimpinan dapat didasarkan pula pada
tingkatkematangan (kedewasaan) bawahan. Ada empat model kepemimpinan yang
munculberdasarkan pada kematangan bawahan (Siagian, 2003:142-143), yakni :
1) Semakin tinggi tingkat kematangan yang telah dicapai oleh bawahan,
pimpinanmemberikan respons tidak saja dalam bentuk pengurangan pengawasan
atasberbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh para bawahannya, akan tetapi
jugamengurangi intensitas hubugannya dengan para bawahan tersebut.
2) Pada tingkat kematangan yang masih rendah. Bawahan tidak berkemampuandan tidak
berkemauan, para bawahan memerlukan pengarahan yang jelas dan tegasserta spesifik
sehingga tidak terdapat kekaburan dalam pelaksanaan tugas parabawahan yang
bersangkutan.
3) Pada tingkat kematangan bawahan yang tinggi. Bawahan berkemampuantetapi tidak
berkemauan. Yang diperlukan adalah perilaku pimpinan yangberorientasi tugas yang
tinggi dan tingkat hubungan yang intensif antara atasandengan bawahannya.
4) Pada tingkat kematangan yang lebih tinggi lagi. Bawahan tidakberkemampuan tetapi
berkemauan. Masalah-masalah psikologis dapat timbul danhanya dapat dipecahkan
dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang bersifatmendukung tugas para
bawahan dan dengan demikian berarti tidak terlalu banyakmemberikan pengarahan.
Yang dotonjolkan adalah gaya partisipatif.
5) Pada tingkat kematangan yang sudah tinggi. Bawahan berkemampuan
danberkemauan. Seorang pimpinan tidak perlu lagi berbuat banyak karena
parabawahannya seudah mampu dan rela memikul tanggung-jawab sehingga tugas-
tugasyang dipercayakan kepada mereka sesuai dengan harapan pimpinan
yangbersangkutan.
15
Peran Bawahan dalam Pengambilan Keputusan
Sehubungan dengan peran bawahan dalam pengambilan keputusan dalam
kepemimpinan pendidikan, adadua konsep yang perlu dikaji, yakni persepsi dan aspirasi
(Rawis, 2000:35). Gibson,Ivancevich dan Donnelly (1996: 241) mengartikan persepsi sebagai
proses dariseseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian
danpenafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. SedangkanRobbins
(2003: 169) mendefinisikan persepsi sebagai proses yang digunakan individudalam
mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikanmakna kepada
lingkungan mereka.
Dalam konteks teori ini peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan adalah
bagaimana mereka mempersepsikan pandangan, penghayatan, perasaanmereka sebagai
sesuatu yang bermakna dan dapat disumbangkan bagi kemajuan pendidikan.
Aspirasi dalam bahasa Inggris aspiration yangberarti cita-cita, keinginan (Nasution,
1990:14). Jadi aspirasi guru dan staf adalahkeinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan
yang dirasakan oleh bawahan untuk dipenuhi guna peningkatan kesejahteraan kerja dalam
rangkamereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Aspirasi bawahan pada umumnya ada yang tinggi dan ada yangrendah. Menurut
Thurnburg (Prayitno, 1989, dalam Rawis, 2000:40) ada faktor-faktoryang menimbulkan
tinggi-rendahnya tingkat aspirasi. Faktor yangmenyebabkan aspirasi tinggi adalah: (1)
pengalaman sukses, (2) tugas-tugas yangsukar menuntut kerja keras, (3) merasa terkontrol
oleh diri sendiri, (4) tugas-tugas yang relevan dengan kebutuhan akademis maupun jabatan
yang diharapkan, (5)infromasi yang berguna, (6) kelompok orang yang homogen, (7) tujuan
yang realistik untuk dicapai. Sedangkan faktor yang menyebabkan aspirasi rendah adalah:
(1)pengalaman gagal, (2) tugas-tugas yang mudah sehingga dengan usaha yang sedikitdapat
menyelesaikannya, (3) tergantung oleh kontrol orang lain, (4) tugas-tugas yangdirasakan
16
relevan dengan kebutuhan akademik maupun jabatan yang diharapkan, (5)informasi
dirasakan tidak berguna, (6) kelompok yang heterogen, (7) tujuan yangtidak realistik.
Simpulan
1. Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalamsuatu
organisasi. Pengambilan keputusan merupakan esensi/inti dari
kepemimpinan.Seorang pemimpin disebut pemimpin apabila dapat dan mampu
mengambilkeputusan. Dalam kepemimpinan dikenal gaya-gaya kepemimpinan.
Salah satu diantaranya adalah kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan
partisipatifmengandaikan adanya kondisi pemimpin memberikan ruang yang luas
pada keterlibatan yang utuh dan mendalam dari seluruh pimpinan dan anggota
organisasiuntuk ikut serta dalam pengambilan keputusan.
2. Pengambilan keputusan dapat dipandang dan dilandasi oleh agama, filsafat,
psikologi dan sosiologi. Berbasarkan landasan agama, dianjurkan akan dalam
pengambilan keputusan, seorang pemimpin menempuh jalan musyawarah. Dalam
kepemimpinan pendidikan tentu saja musyawarah melibatkan berbagai
stakeholder, terutama guru. Secara psikologis, pelibatan stakeholder dalam
musyawarah akan meningkatkan motivasi, gairah, dan tanggung jawab untuk turut
serta melaksanakan keputusan secara bersama-sama.
A. Saran
1. Pengambilan keputusan merupakan inti dari kepemimpinan pendidikan. Oleh
karena itu, pemimpin pendidikan dalam pengambilan keputusan disarankan
dilakukan secara musyawarah dengan melibatkan bawahan atau para stakeholder
yang berkepentingan.
2. Kepemimpinan pendidikan sangat ideal apabila menjalankan gaya kepemimpinan
partisipatif agar seiring sejalan dengan hakikat musyawarah dalam pengambilan
keputusan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Engkoswra, Komarian Aan. Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2011
Fakhruddin. “Modul Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah”, Jakarta: PPs UNJ, 2014
Hoy Wayne K., Miskel Cecil G., Educatioan Administration: Theory, Research, and Practice. New York : McGraw Hill, 2008
Sagala, Saiful. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima, 2004
Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011
Rohiat. Manajemen Sekolah. Bandung : Refika Aditama, 2008
(http://smacepiring.wordpress.com/).
18
PANDUAN PROSES PEMBELAJARAN
PRESENTASI MATERI:
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN TUPOKSI KEPALA SEKOLAH”
PPs.UNJ-R.408, 03 Oktober, 2014
1. Pembuka: Sapaan dan informasi singkat: (..5 menit ……Rohman) Materi dan Tujuan Pembelajaran, …setelah ini peserta : d. Mampu menjelaskan pengertian dan alasan pentingnya pengambilan keputusan
dalam berbagai pendekatan.e. Mampu menjelaskan konsep dasar dan teori pengambilan keputusan f. Mampu menjelaskan prosedur pengambilan keputusan dan hubungannya dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah Arahan pembagian tugas kelompok
2. Pembagian Kelompok kecil: (cara Lotre….3 menit)…mas Farih Diskusi Kelompok (20 menit) Telaah hasil kerja Kelompok (7 menit) Tanggapan atas hasil Kelompok (8 menit/kelompk)…..32 menit
Konsepnya: info singkat ttg jawaban kel…lalu Tanya/tambah/kritik
3. Presentasi Materi oleh Fasilitator (25 menit)a. Pengertian Pengambilan Keputusan dari berbagai pendekatan (….Farih)b. Mengapa Pengambilan Keptusan itu penting?…(Raymond)c. Konsep Dasar dan Teori Pengambilan Keputusan (Raymond)d. Langkah – Langkah Pengambilan Keputusan ….(Mas Rohman)