Page 1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT RPP MELALUI WORKSOP DI SDN 022 HARAPAN JAA
Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon
Kepala Sekolah Periode : 3 November 2015 s/d 3 Pebruari 2016
Nama : NGADIRAH.S. Pd.
Unit Kerja : SDN 022 HARAPAN JAYA
NIP : 19711010 199203 2002
KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN
PROPINSI RIAUTAHUN 2015
Page 2
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta
alam dan segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Shalawat dan taslim senantiasa tercurah atas junjungan
Nabiyyullah Muhammad SAW. Berkat curahan rahmat dan kasih
sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir kegiatan On The
Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala
Sekolah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru
Dalam Membuat RPP Melalui Kegiatan Worksop di SDN 022
Harapan Jaya” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini,
merupakan suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga
bagi penulis. Walau diakui terasa sangat melelahkan, namun berkat
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, khususnya
Bapak dan Ibu pendamping Diklat, Alhamdulillah akhirnya laporan
kegiatan OJL ini selesai juga. Oleh karena itu, penulis merasa
berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada Drs Tri Harsono, Drs.Yuda Damanik atas bimbingan dan
arahannya.
Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga
penulis haturkan kepada Drs. H. Syafruddin, MM. Kabupaten
Pelalawan yang telah banyak membantu sejak awal seleksi sampai
pelaksanaan diklat selesai.
Ucapan terima kasih terkhusus penulis sampaikan kepada
Guru-guru SDN 022 Harapan Jaya dan Kepala SDN 012 Surya Indah
yang banyak member masukan berupa data dan informasi selama
pelaksanaan magang pada kegiatan OJL.
yang telah banyak membantu memberikan data dan
informasi kepada penulis dalam melakukan kajian-kajian dan
pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan calon kepala sekolah.
ii
Page 3
Terakhir, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
sampaikan kepada semua teman peserta diklat calon kepala
sekolah kabupaten Pelalawan atas kerja sama yang terbangun
selama ini mulai dari awal seleksi sampai kegiatan OJL berakhir.
Kiranya laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat, dan
semoga segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang
diberikan oleh berbagai pihak, mendapat ganjaran dan pahala dari
Allah SWT, Amin.
Penulis,
NGADIRAH,S.Pd
NIP.19711010
199203 2 002
iii
Page 4
Daftar Isi
Halaman
Halaman Judul ............................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................ ii
Daftar Lampiran............................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................3
C. Kompetensi Sasaran ........................................................ 3
BAB II. KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ................................. 4
A. Profil SDN 022 Harapan Jaya............................................ 4
B. Profil 10
C. Permasalahan yang di Temukan di Lapangan.................. 16
BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN ................................... 17
A. Upaya Meningkatan Kemampuan Guru Dalam
Membuat RPP Melalui Kegiatan Worksop di SDN 022
Harapan Jaya.......................................................... 17
B. Implementasi Program.......................................... 21
C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SD Negeri 022
Harapan Jaya................................................................... 25
D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL) ................ 27
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 30
A. Kesimpulan ........................................................................ 30
B. Saran - Saran .................................................................... 30
iv
Page 5
Daftar Lampiran
Nomor Halaman
1. Rencana Tindak Kepemimpinan ......................................... 32
2. Instrumen Indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................. 36
3. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian................................. 38
4. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................ 40
5. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................. 42
6. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian................................. 50
7. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................ 58
8. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ............... 66
9. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ........................................................................................72
10. Daftar Hadir Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ..................................................................... 78
11. Foto-foto Kegiatan Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ..................................................................... 81
12. Laporan Pelaksanaan Supervisi Akademik/Observasi Guru Yunior
13. Laporan Hasil Kajian RKS-RKJM
14. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Kurikulum
15. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
16. Laporan Hasil Kajian Sarana dan Prasarana Sekolah
17. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Peserta Didik
18. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Keuangan
19. Laporan Hasil Kajian Pembinaan TAS
20. Laporan Hasil Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
21. Laporan Hasil Kajian Monitoring dan Evaluasi Program
22. Hasil Penyusunan Silabus, RPP dan Bahan Ajar
23. Dafar Hadir dalam Kegiatan On The Job Learning (OJL)
24. Foto-foto Kegiatan di Sekolah Magang
v
Page 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar
mengajar perlu dikelola secara baik dan benar. Keberhasilan suatu
sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sangat tergantung
kepada bagaimana model pengelolaan terhadap segala sumber
daya yang dimiliki sekolah tersebut. Sumber daya sekolah yang
memadai bukan jaminan akan mewujudkan harapan-harapan
warga sekolah yang telah dirumuskan menjadi tujuan sekolah
tersebut jika kepala sekolah sebagai pimpinan tidak mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.
Kepala sekolah adalah guru yang diserahi tugas tambahan
untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai seorang guru, kepala
sekolah sejatinya adalah juga pendidik yang harus mampu
membina guru-guru disekolahnya menjadi guru kreatif dan selalu
melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan adanya tugas
tambahan tersebut, kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk
membina guru saja, tetapi lebih dari itu, juga dituntut untuk
membina dan mengelola seluruh komponen sekolah lainnya seperti
tenaga adminstrasi sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium dan lain sebagainya. Tuntutan-tuntutan ini adalah
merupakan tugas-tugas yang baru bagi seorang guru yang diserahi
tugas tambahan kepala sekolah. Disisi lain, tujuan utama sekolah
berupa peningkatan mutu pendidikan hanya dapat diraih jika
seluruh komponen sekolah dapat melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing melalui pembinaan dan pengelolaan
seorang kepala sekolah yang profesional.
Karena begitu banyaknya tugas-tugas baru seorang kepala
sekolah maka untuk menjadi seorang kepala sekolah yang
profesional tentu tidaklah mudah. Diperlukan waktu yang cukup
1
Page 7
untuk belajar bagaimana melaksanakan tugas-tugas yang baru
tersebut. Pelatihan, pembimbingan dan pembinaan bagi calon
kepala sekolah merupakan upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh
pihak terkait dalam rangka melahirkan pemimpin sekolah yang
berkualitas yang diharapkan mampu untuk memimpin dan
mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Peraturan menteri pendidikan nasional (permendikas)
Republik Indonesia nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan guru
sebagai kepala sekolah memberikan angin segar bagi peningkatan
profesionalisme seorang kepala sekolah ataupun calon kepala
sekolah.
Dalam permendiknas tersebut dijelaskan bahwa seorang guru
yang telah dinyatakan lulus seleksi calon kepala sekolah
diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai kegiatan
pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik
yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Berdasarkan permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang
standar kompetensi kepala sekolah menetapkan dimensi
kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan dimensi
kompetensi yang menuntut 16 kompetensi. Jumlah kompetensi ini
merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan kompetensi
pada dimensi kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi
dan sosial. Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam
mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan, dan
mengembangakan sumber daya sekolah dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sangat bergantung
kepada kompetensi manajerial seorang kepala sekolah.
SD Negeri 022 Harapan Jaya sebagai sekolah tempat
mengajar penulis misalnya, memiliki 15 tenaga kependidikan yang
berfungsi sebagai guru dan 1 orang penjaya sekolah merupakan
2
Page 8
SDM yang cukup untuk terlibat dalam usaha meningkatkan
pelayanan pendidikan menuju peningkatan mutu pendidikan di
sekolah. Namun kenyataannya, SDM yang demikian besar seakan
tidur tanpa memperlihatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan hasil
pengamatan penulis selama mengabdi di SDN 022 Harapan Jaya,
menemukan beberapa tenaga guru sekolah hanya datang
kemudian pulang tanpa berbuat sesuatu.
Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah
dalam kegiatan tatap muka (in servis-1) dalam kurun waktu 70 jam
merupakan modal awal untuk menjalani praktek lapangan on the
job learning (OJL) selama kurang lebih 3 bulan. Kegiatan OJL
penting bagi peserta diklat untuk mempraktekkan kompetensi yang
telah dipelajari selama kegiatan tatap muka. Dalam OJL
dipraktekkan bagaimana mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah,
RKAS/RKJM, pengelolaan keuangan, produksi dan jasa, pembinaan
tenaga administrasi sekolah, pengelolaan peserta didik, sarana dan
prasarana, pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan,
pemanfaatan TIK, monitoring dan evaluasi serta program supervisi
akademik.
Sehubungan dengan hasil penilaian analisis kebutuhan
pengembangan keprofesian (AKPK) penulis sebagai peserta diklat
calon kepala sekolah yang menemukan kelemahan terbanyak pada
pembuatan RPP yang sering di lakukan copy paste, maka penulis
akan mengangkat tema tulisan yang terkait dengan dimensi
tersebut
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
maka penulis mengangkat tema tulisan dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Membuat RPP Melalui
Kegiatan Worksop di SDN 022 Harapan Jaya ”
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan tema yang diangkat
dalam tulisan ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat RPP sendiri
3
Page 9
2. Untuk meningkatkan .
C. Kompetensi Sasaran
Berdasarkan hasil analisis AKPK penulis yang menyimpulkan
kelemahan terbesar pada dimensi kompetensi pembelajaran, maka
sasaran yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah pengembangan
dimensi kompetensi pembelajaran kepala sekolah melalui
pembinaan guru dalam membuat RPP.
BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG
A. Profil SDN 022 Harapan Jaya
SDN 022 Harapan Jaya berlokasi di jalan Lanto Jalan Poros TR
001/RW 002 Desa Harapan Jaya kecamatan Pangkalan Kuras
Kabupaten Pelalawan eks Transmigrasi. Sekolah ini dibangun pada
tahun 1998 di atas lahan seluas 17.710 m2 dan mulai beroperasi
tahun 1998 dengan nama SDN 052 Harapan Jaya. Seiring
berjalannya waktu adanya otonomi daerah di tahun 2000 berubah
nama menjadi SDN 022 Harapan Jaya. Sekolah ini merupakan
sudah mencetak alumni-alumni yang bekerja baik itu
PNS,angkatan maupun swasta .
Tahun pelajaran 2015/2016 ini SDN 022 Haran Jaya membina
sebanyak 243 siswa yang terbagi ke dalam 11 rombongan belajar
dengan masing-masing 10 rombongan belajar pertingkatan kelas.
Setiap ruang kelas menampung rata-rata sebanyak 22 s/d 31 siswa.
SDN 022 Harapan Jaya kini memiliki guru sebagai tenaga
pendidik dan tenaga administrasi sekolah . Jumlah guru sebanyak
15 orang dengan rincian 13 guru PNS dan 2 orang non PNS sedang
1 orang Penjaga Sekolah PNS.
4
Page 10
Sekolah ini memiliki sarana dan prasana Pustaka 1 ruang dan
mushola 1 ruang. Sekolah juga memiliki 9 ruang belajar, 1 ruang
guru, 2 kamar WC guru, 4 kamar WC siswa .
Kinerja SDN 022 Harapan Jaya dilihat dari pencapaian
delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Standar Isi
SDN 022 Harapan Jaya telah memiliki kurikulum sendiri yang
dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP
dengan mempertim-bangkan karakter daerah, kebutuhan sosial
masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan
pembelajaran. Mata pelajaran Arab Melayu adalah mata pelajaran
muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial
masyarakat Harapan Jaya yang beragama Islam.
Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan
nasional dan dua mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata
pelajaran Pendidikan Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, Bahasa
Inggris dan Armel masing-masing 2 jam pelajaran. Mata pelajaran
yang diuji nasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA
masing-masing 4 jam pelajaran. Mata pelajaran IPS juga diberikan
alokasi waktu 4 jam pelajaran. Pengembangan diri memperoleh
alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam pelajaran. Satu jam
pelajaran setara 40 menit. Jumlah jam pelajaran perminggu 32 jam
pelajaran per kelas, sehingga total jumlah jam pelajaran tatap
muka sebanyak 32 jam pelajaran per rombel 11 rombel = 352
jam pelajaran perminggu.
Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa
belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi
siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal
dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar
sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk
mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan.
5
Page 11
Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan
diluar jam pelajaran terjadwal disore hari. Hal ini dilakukan untuk
memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang
memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum
dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.
Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada
kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra
kurikuler yang disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan,
drumbend, seni ,keagamaan dan olh raga.
Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa
dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling
(BK) oleh guru kelas masing-masing.
2. Standar Proses
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan
Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan
penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan
silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam
pertemuan KKG. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh
guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri
namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah
lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum
membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur
(PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata
pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan
penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri
ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG di sekolah. RPP yang
disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain
dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga
6
Page 12
beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil
pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan
lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang
ada dalam masyarakat Harapan Jaya.
Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam
silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan
memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan
pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung.
Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah
mengakibat-kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan
pelarangan penjualan buku paket di sekolah dan terbatasnya
anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan siswa sendiri.
Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau
dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku
paket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang
senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran
di kelas, pengawas, kepala sekolah dan guru senior yang
berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan
secara berkala dan berkelanjutan.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran
2009/2010 dan tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata
pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 6,47 dan 5,62, Bahasa
Inggris 7,27 dan 8,13, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan
7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat
dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan
pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan
kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan
SKL.
7
Page 13
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khususnya Islam
dan armel, SDN 022 Harapan Jaya melaksanakan kegiatan
muhadaroh setiap minggu sekali pada hari jumat. Selain itu,
sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu,
baik guru maupun siswa.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah guru 15 orang dan tenaga administrasi sekolah
( penjaga Sekolah ) 1 oran. Guru yang sudah berkualifikasi minimal
S1 sebanyak 85%, D II 5 sebanyak 5%,SPG sebanyak 5 %
dan SMP sebanyak 5%.
Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SDN
022 Harapan Jaya belum terukur karena belum ada hasil penilaian
yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-
masing.
5. Standar Sarana dan Prasarana
SDN 022 Harapan Jaya memiliki luas lahan 17.710 m2 dengan
jumlah gedung sebanyak 3 unit .
Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar
mengajar sebanyak 8 ruang kelas dengan luas masing-masing 63
m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki
satu white board dan black board, satu meja dan kursi guru,
masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa.
Ruang guru berukuran (18 7) m2 memuat 35 pasang meja
dan kursi guru, 1 papan white board, satu meja panjang dan 4 kursi
untuk tempat pimpinan rapat pertemuan, 1 set kursi dan meja
tamu, 1 kamar kecil (WC), 2 rak buku, 6 lemari buku, 1 set sound
system dan 1 buah jam dinding.
Ruang perpustakaan 1 uni dengan ukuran(87) m2. Jumlah
buku teks pelajaran masih kurang dari jumlah siswa.
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang mushallah,
gudang, jamban (WC) siswa.
8
Page 14
6. Standar Pengelolaan
Visi dan misi serta tujuan pendidikan SDN 022 Harapan Jaya
sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun
pemangku kepentingan melalui beberapa cara diantaranya
menuliskannya ditembok dinding sekolah, dipasang di blog guru,
dan melalui persuratan.
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT)
ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum
disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan
rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) belum
disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah belum pernah
melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun masih
mengacu pada cara lama namun sudah mengelompokkan ke dalam
delapan standar.
Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan
berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai
kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
7. Standar Pembiayaan
SDN 022 Harapan Jaya mempunyai RKAS namun hanya
disusun oleh kepala sekolah, beberapa guru dan bendahara
sekolah. Penyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung
pihak komite sekolah ataupun pemangku kepentingan yang
relevan, namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-
usulannya.
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan
pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis
pemerintah provinsi Riau dan pemerintah kabupaten Pelalawan.
Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain
misalnya dengan membangun kerja sama yang saling
menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.
9
Page 15
Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan
secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan
sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan
penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata
pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal
pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM
sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui
ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana
yang telah dibuat oleh sebahagian guru.
Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan
harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan
informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap
guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa
kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan
kurikulum.
Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai
koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.
B. Profil SDN 022 Harapan Jaya
SDN 022 Harapan Jaya yang berlokasi di jalan Poros TR
001/RW 002 Desa Harapan Jaya kecamatan Pangkalan Kuras
didirikan pada tahun 1998 oleh pemerintah Kabupaen Kampar
lewat departenen transmigrasi.
SDN 022 Harapan Jayadibangun untuk membina khususnya
putra-putri warga Desa Harapan Jaya yang memiliki kecerdasan di
atas rata-rata.
10
Page 16
Kinerja SDN 022 Harapan Jaya dilihat dari pencapaian
delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Standar Isi
SDN 022 Harapan Jaya telah memiliki kurikulum sendiri yang
dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP
dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial
masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan
pembelajaran. Mata pelajaran Armel.
Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan
nasional dan dua mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata
pelajaran Pendidikan Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, TIK, Bahasa
Daerah Makassar dan BTQ masing-masing 2 jam pelajaran. Mata
pelajaran yang diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 4 jam pelajaran.
Sedangkan mata pelajaran IPS diberikan alokasi waktu terbanyak
yaitu 6 jam pelajaran dengan pertimbangan mata pelajaran IPS
mempelajari tiga materi pokok yakni ekonomi, sejarah dan
geografi. Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen
dengan 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara dengan 40
menit. Jumlah jam pelajaran perminggu 3 jam per kelas, sehingga
total jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 36 jam pelajaran
per rombel 3 rombel = 108 jam pelajaran perminggu.
Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada
kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra
kurikuler yang disediakan yakni pembinaan kepramukaan,
olahraga, seni dan pembinaan kultum keagamaan.
Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa
dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling
(BK). Jumlah tenaga konseling yang dimiliki satu orang melayani 60
orang siswa.
2. Standar Proses
11
Page 17
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan
Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan
penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan
silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam
pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Silabus
yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari
hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh
silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-
perbaikan.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum
membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur
(PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata
pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan
penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri
ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun
MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih
meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-
perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah
menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun
kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa,
nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Jeneponto.
Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam
silabus dan RPP sudah menggunakan metode yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi
siswa.
Jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah masih sangat
sedikit mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku.
Pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan pelarangan
12
Page 18
penjualan buku paket di sekolah memberi dampak kepada motivasi
siswa dan orang tua untuk membeli buku paket sendiri. Pemenuhan
buku paket siswa terbentur pada terbatasnya anggaran pengadaan
buku paket yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ataupun
daerah.
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran
di kelas, pengawas, kepala SMPN Khusus dibantu wakil kepala
sekolah melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran.
Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran
2009/2010 dan tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata
pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 7,44 dan 8,48, Bahasa
Inggris 8,14 dan 9,08, Matematika 7,10 dan 8,90 serta IPA 7,99 dan
8,49. Perolehan rata-rata nilai UN memperlihatkan tingginya
peningkatan untuk setiap mata pelajaran. Rata-rata nilai UN semua
mata pelajaran tahun 2009/2010 adalah 7,67 dan tahun 2010/2011
adalah 8,74. Dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan
adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa
sudah memperlihatkan kemajuan yang jauh lebih baik dalam
mencapai target yang ditetapkan SKL.
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan
budaya masyarakat Jeneponto, SMPN Khusus juga melaksanakan
kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan. Kegiatan
pesantren dikelola oleh pengurus OSIS dan dikoordinir oleh guru
agama Islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi
salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 18 orang dan tenaga
administrasi sekolah sebanyak 10 orang sudah memenuhi standar
jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Guru yang
13
Page 19
berkualifikasi S1 sebanyak 67%, berkualifikasi S2 sebanyak 33%.
Sedangkan pegawai administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 20%
dan SMA sebanyak 80%.
Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMPN
Khusus Jeneponto belum terukur karena belum ada hasil penilaian
yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-
masing.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar
mengajar sebanyak 3 ruang kelas dengan luas masing-masing 63
m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki
satu white board, satu meja dan kursi guru, serta 20 meja dan kursi
untuk siswa.
Ruang guru berukuran (9 7) m2 memuat 7 pasang meja dan
kursi guru, 1 papan white board, 6 lemari buku, dan 1 buah jam
dinding.
Ruang perpustakaan yang berukuran (10 15) m2 yang
dibangun khusus untuk kegiatan perpustakaan sekolah
sebahagiannya dimanfaatkan untuk fungsi laboratorium komputer.
Jumlah buku teks pelajaran ataupun buku bacaan umum masih
sangat kurang. Laboratorium komputer memuat 12 unit komputer
tetapi sebahagiannya sudah ada yang tidak berfungsi.
Laboratorium lain yang dimiliki hanya laboratorium IPA dan Bahasa.
Ruang kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 1 kamar
kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah,
1 set kursi tamu, 1 set komputer PC, dan 1 pendingin udara.
Sedangkan ruang wakil kepala sekolah berukuran (7 6)m2
terdapat 5 pasang meja dan kursi, 2 buah lemari buku,
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha,
ruang guru BK, ruang UKS, mushallah, kantin kejujuran, jamban
(WC) siswa, lapangan olahraga, rumah guru dan asrama siswa.
6. Standar Pengelolaan
14
Page 20
Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMPN Khusus Jeneponto
sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun
pemangku kepentingan melalui rapat komite sekolah dan melalui
persuratan.
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT)
ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) disosialisasikan
kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan
dan anggaran sekolah (RKAS). RKAS yang disusun berdasarkan
rekomendasi dari evaluasi diri sekolah (EDS) yang mengacu pada
pengelompokan ke dalam delapan standar pendidikan.
Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan
berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai
kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan
sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan
informasi sekolah dapat diakses melalui telepon, jardiknas
Jeneponto ataupun blog SMPN Khusus Jeneponto.
7. Standar Pembiayaan
SMPN Khusus Jeneponto mempunyai RKAS yang disusun oleh
kepala sekolah dan guru-guru dengan mempertimbangkan
masukan-masukan dari siswa dan komite sekolah.
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan
pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis
pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten
Jeneponto. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan
lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling
menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.
Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan
secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan
sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.
8. Standar Penilaian Pendidikan
15
Page 21
Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan
penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata
pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal
pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM
sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui
ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana
yang telah dibuat oleh sebahagian guru.
Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan
harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan
informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap
guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa
kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan
kurikulum.
Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai
koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.
C. Permasalahan yang Ditemukan di Lapangan
Pelaksanaan kegiatan on the job learning bagi peserta diklat
calon kepala sekolah di sekolah-sekolah magang merupakan
pembelajaran dan arena latihan dalam melakoni sebagian peran
dan fungsi seorang kepala sekolah. Penulis sudah berusaha
beradaptasi dengan warga sekolah tempat magang tetapi ternyata
melakoni peran kepala sekolah bukanlah hal mudah. Tak jarang
kami menemukan beberapa permasalahan.
Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah kurang
tersedianya data-data atau informasi yang penulis butuhkan untuk
memenuhi tagihan-tagihan OJL. Masalah lainnya adalah
pelaksanaan OJL di sekolah lain yang kadang mengganggu proses
belajar mengajar di sekolah sendiri karena meninggalkan tugas
mengajar di sekolah. Keadaan ini sulit dihindari karena tidak
adanya guru pengganti di sekolah sendiri.
16
Page 22
BAB III
RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN
A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer.
1. Rasional
Tenaga administrasi sekolah (TAS) mempunyai peranan yang
penting dalam membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih
maju dan berkualitas. Tenaga administrasi sekolah berfungsi
sebagai juru kelola administrasi sekolah yang berkaitan dengan
pengelolaan data siswa, data pendidik dan tenaga kependidikan,
persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi
17
Page 23
keuangan. TAS juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan
administrasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan.
Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu
penting dalam pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah
melalui permendiknas nomor 24 tahun 2008 menetapkan standar
tenaga administrasi sekolah. Standar ini mengatur tentang
kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh
seorang tenaga administrasi sekolah.
Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber
daya yang harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah.
Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mampu mengelola
TAS dan ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah yang sudah ditetapkan.
2. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah
Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas yang
diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan. Kompetensi dapat
pula dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
(Junaidi dalam Herry, 2011). Sedangkan tenaga administrasi
sekolah adalah tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Dengan menggabungkan dua pengertian di atas dapat
dikatakan bahwa kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS)
adalah kemampuan yang diperoleh TAS melalui pendidikan
dan/atau latihan untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sedangkan menurut Syaefuddin (dalam Risnawati, 2003)
memberikan pengertian kompetensi tenaga administrasi sekolah
sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas, peran dan
18
Page 24
kemampuan mengintegrasikan pengetahuan yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan
pekerjaannya yang dituntut dalam kecakapan teknis operasional
atau teknis administratif di sekolah.
Kompetensi standar yang harus dimiliki oleh tenaga
administrasi sekolah diatur dalam permendiknas nomor 24 tahun
2008. Dalam permendiknas tersebut kompetensi tenaga
administrasi sekolah dipetakan ke dalam empat dimensi
kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial, teknis dan
manajerial. Untuk dapat memperjelas komponen dimensi
kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi
memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja,
pengendalian diri, rasa percaya diri, fleksibilitas, ketelitian,
kedisiplinan, kreativitas dan inovasi, serta tanggung jawab.
b. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi bekerja
dalam tim, memberikan pelayanan prima, kesadaran
berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun
hubungan kerja.
c. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi
melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana
prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat,
persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan,
administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan
penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
d. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga
administrasi sekolah) meliputi: kompetensi mendukung
pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program
dan laporan kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan
staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang
kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya,
membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan.
19
Page 25
Masing-masing kompetensi ini dalam permendikas nomor 24
tahun 2008 kemudian dijabarkan dalam sub kompetensi yang lebih
rinci agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi
dalam setiap jenis dan jabatan administrasi sekolah dalam
menunjang proses pembelajaran di sekolah.
3. Administrasi Kepegawaian
Kegiatan administrasi kepegawaian sekolah dapat dibagi
menjadi tiga bidang administrasi sebagai berikut :
a. Bidang administrasi material yaitu kegiatan administrasi yang
menyangkut bidang-bidang materi seperti: ketatausahaan
sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.
b. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya
persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.
c. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya
pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan
silabus, perisapan harian, dan sebagainya
Administrasi kepegawaian yang dimaksudkan dalam tulisan
ini administrasi personal pegawai sekolah dalam bidang
pengelolaan administrasi kepegawaian.
4. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Wahyudi (2009) memberikan pengertian manajemen sebagai
suatu proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan
mengevaluasi usaha para anggota organisasi serta
mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan proses karena
semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang
dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai
kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan (TAS) melalui kerjasama,
20
Page 26
memberi kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
sekolah.
Memberdayakan tenaga administrasi melalui kerjasama
dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesonalisme tenaga
administrasi, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama
dengan tenaga administasi dan pihak lain yang terkait dalam
melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer, kepala sekolah
harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya
sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan.
Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui pembantu-
pembantunya (wakil-wakil), serta berusaha untuk senantiasa
mempertanggungjawabkan setiap tindakannya. Kepala sekolah
juga harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah,
berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa
berusaha menjadi penengah dalam memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi oleh guru dan tenaga administrasi yang menjadi
bawahannya serta berusaha mengambil keputusan yang dapat
memuaskan bagi semua.
Kepala sekolah sebagai manajer harus memberi kesempatan
kepada para guru dan tenaga administrasi untuk meningkatkan
profesinya. Kepala sekolah harus bersikap demokratis dan
memberikan kesempatan kepada seluruh guru dan tenaga
administrasi untuk mengembangkan potensinya secara optimal
misalnya melalui penataran, kegiatan MGMP ataupun lokakarya
berdasarkan bidangnya masing-masing.
Sebagai manajer, kepala sekolah juga harus mampu
mendorong keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam setiap
kegiatan sekolah. Keterlibatan dan partisipasi aktif mereka akan
sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
sekolah.
5. Kerangka Pemikiran
21
Page 27
Kompetensi yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan
nasional nomor 24 tahun 2008 merupakan kompetensi standar
atau kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh tenaga
administrasi sekolah. Kenyataan di sekolah-sekolah
memperlihatkan banyaknya tenaga administrasi sekolah yang
memiliki kompetensi di bawah standar kompetensi yang
diharapkan. Hal ini terjadi karena proses perekrutan mereka
menjadi tenaga administrasi sekolah tidak mengacu kepada
pemenuhan kompetensi berdasarkan permendiknas tersebut.
Mereka diangkat menjadi pegawai administrasi jauh sebelum
diterbitkannya permendiknas tersebut. Akibatnya, pengelolaan
administrasi kepegawaian tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kompetensi tenaga administrasi sekolah harus berkembang
mengikuti perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan
khususnya dan kemajuan dibidang teknologi informasi dan
komunikasi umumnya. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga
administrasi dalam mengelola administrasi sekolah ikut
menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya.
Ketersediaan sumberdaya tenaga administrasi dalam jumlah
yang memadai di sekolah sudah merupakan satu modal besar
untuk dapat dikelola secara optimal. Kompetensi tenaga
administrasi yang belum memenuhi standar dapat dikembangkan
menjadi tenaga administrasi yang memenuhi standar melalui
pengelolaan dan pembimbingan yang terarah oleh kepala sekolah.
Sebagai manajer, kepala sekolah mempunyai kewajiban mengelola
staf administrasi untuk mengarahkan, memberdayakan,
menggerakkan dan mengembangkan guna membantu mencapai
tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Uraian di atas menggambarkan pentingnya peran kepala
sekolah sebagai manajer dalam mengelola sumberdaya tenaga
administrasi guna membantu mengembangkan dan meningkatkan
22
Page 28
kompetensinya menjadi tenaga administrasi yang memenuhi
standar TAS.
B. Implementasi Program1. Rancangan tindakan siklus 1
Pada tahap rancangan tindakan siklus 1, dilakukan
penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan
digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun
kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun instrumen identifikasi kompetensi tenaga
administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi
kepegawaian.
b. Mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola
administrasi kepegawaian melalui pengisian instrumen.
c. Memilih tenaga administrasi atau guru yang dapat
diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam
melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi
berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan.
d. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan
tindakan siklus 1.
2. Pelaksanaan tindakan siklus 1
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1
yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan
hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan
bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah
ditentukan sebelumnya. Pembimbingan dilakukan selama dua
minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan.
Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya
tenaga pembimbing atau saat jam istirahat. Lama pembimbingan
setiap pertemuan tergantung dari waktu lowong yang dimiliki oleh
23
Page 29
pembimbing. Kisaran waktu lowong yang dapat digunakan untuk
pembimbingan adalah 30 – 90 menit.
3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan siklus 1
Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 1, tenaga
administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan
melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan
siklus 1. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan
penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula
bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja
mereka.
4. Hasil yang di peroleh
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang
dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian
instrumen monev 1 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1
Kompetensi awal (%)
Kompetensi setelah tindakan
1(%)
Peningkatan kompetensi
(%)
58 68 10
Tabel 1 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga
administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian
setelah mengikuti pembimbingan siklus pertama naik dari 58%
menjadi 68%. Peningkatan kompetensi sebesar 10% menunjukkan
adanya hasil jerih payah calon kepala sekolah sebagai manajer
dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya
mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah.
5. Rancangan tindakan siklus 2
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh
bahwa tenaga adminstrasi masih memiliki kompetensi yang rendah
24
Page 30
pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama yang berkaitan
dengan pemanfaatan TIK dalam pengelolaan administrasi
kepegawaian. Untuk itu, pada rancangan kegiatan siklus 2 akan
difokuskan pada usaha pembimbingan pada kompetensi-
kompetensi tersebut.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
tindakan siklus 2 antara lain adalah sebagai berikut:
a. Meminta kembali kesediaan tenaga administrasi atau guru
yang memiliki kompetensi lebih untuk diberdayakan
membantu calon kepala sekolah dalam melakukan
pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
b. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan
tindakan siklus 2.
6. Pelaksanaan tindakan siklus 2
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2
yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan
pada kompetensi-kompetensi yang masih kurang atau rendah
berdasarkan analisis hasil kegiatan monev 1. Pembimbingan
dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang
sudah ditunjuk sebelumnya. Pembimbingan dilakukan paling lama
dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan.
Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya
tenaga pembimbing atau saat jam istirahat siswa yang berkisar 30
– 90 menit .
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2
Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 2, tenaga
administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan
melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan
siklus 2. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan
penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula
25
Page 31
bahwa apapun yang diisikan pada instrumen tersebut tidak akan
mempengaruhi penilaian kinerja mereka.
8. Hasil yang di peroleh
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang
dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 melalui pengisian
instrumen monev 2 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2Kompetensi
setelah tindakan 1
(%)
Kompetensi setelah
tindakan 2(%)
Peningkatan kompetensi
(%)
68 95 27
Tabel 2 menunjukkan tingkat kompetensi tenaga administrasi
sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah
mengikuti pembimbingan yang kedua naik dari 68% menjadi 95%.
Kompetensi 95% sudah termasuk kategori kompetensi sangat baik.
Peningkatan kompetensi tenaga adminstrasi sekolah menunjukkan
adanya peningkatan yang drastis yaitu sebesar 27%. Peningkatan
tersebut merupakan hasil dari usaha pembimbingan yang diberikan
kepada tenaga administrasi sekolah yang mengelola administrasi
kepegawaian. Pembimbingan tersebut adalah tugas seorang kepala
sekolah membina dan mengembangkan kompetensi TAS dalam
perannya sebagai manajer di sekolah.
C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMP Negeri Khusus Jeneponto
Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi
manajerial melalui pembinaan dan pembimbingan tenaga
administrasi sekolah guna meningkatkan kompetensi TAS dalam
mengelola administrasi kepegawaian, maka penulis melanjutkan
pembimbingan TAS di SMP Negeri Khusus Jeneponto. Proses
pembimbingan dilaksanakan mengikuti pembimbingan TAS di
26
Page 32
SMPN 1 Binamu. Pembimbingan dilakukan sebelum atau sesudah
melakukan pengkajian-pengkajian.
1. Rancangan tindakan
Pada tahap rancangan tindakan, dilakukan penyusunan atau
pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap
pelaksanaan tindakan. Instrumen-instrumen yang digunakan
menggunakan instrumen yang telah digunakan di SMPN 1 Binamu,
yaitu:
a. Instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi
sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian.
b. Instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan.
Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan
adalah mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola
administrasi kepegawaian. Kegiatan identifikasi diperlukan untuk
mengetahui kemampuan awal TAS yang kemudian dijadikan
sebagai dasar pembimbingan.
Berdasarkan hasil pengisian instrumen dua TAS yang
mengelola administrasi kepegawaian, diperoleh rata-rata
kemampuan awal TAS adalah 68%. Rata-rata kompetensi TAS
masih rendah pada aspek yang berhubungan dengan penyusunan
dan penyajian data statistik kepegawaian termasuk penyajian data
statistik dengan menggunakan TIK.
2. Pelaksanaan tindakan.
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan yaitu
melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil
identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan
selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali
pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan pada saat kunjungan
pengkajian dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu dari
27
Page 33
TAS yang akan dibimbing, kadang sebelum atau sesudah
melakukan pengkajian.
3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan.
Pada tahap monev pelaksanaan tindakan, tenaga
administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan
melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan.
Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan
tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun
yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka.
4. Hasil yang di peroleh
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang
dilakukan pada pelaksanaan tindakan melalui pengisian instrumen
monev diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Rata-rata peningkatan kompetensi
Kompetensi awal (%)
Kompetensi setelah tindakan
1(%)
Peningkatan kompetensi
(%)
68 89 21
Tabel 3 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga
administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian
setelah mengikuti pembimbingan naik dari 68% menjadi 89%.
Peningkatan kompetensi sebesar 21% menunjukkan adanya hasil
calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan
pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan
kompetensi tenaga administrasi sekolah.
D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL)1. Kajian RKS dan RKJM
Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan
rencana kerja sekolah (RKS) kemudian mengkaji RKS dan RKJM
SMPN 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto penulis mengerti
28
Page 34
dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM
diantaranya model RKS/RKJM yang dikembangkan oleh DBE dan
RKS/RKJM yang disusun berdasarkan hasil rekomendasi EDS.
Pemahaman penulis tentang penyusunan RK sekolah belum
utuh dan sempurna karena belum pernah menyusun RK sekolah
secara lengkap. Untuk memaksimalkan penguasaan kompetensi
penulis tentang penyusunan RKS/RKJM, penulis berharap agar
dalam penyusunan RK sekolah pada tahun berikutnya dapat
dilibatkan secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang telah
dimiliki.
2. Kajian Kurikulum
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan
kurikulum kemudian mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah
tempat magang, penulis lebih mengerti tentang pengelolaan
kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum, bentuk-bentuk
silabus dan RPP. Penulis merasa belum sepenuhnya mampu
menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter
bangsa sesuai dengan SK dan KD yang dikembangkan. Untuk
memaksimalkan kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah,
termasuk penyusunan silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai
karakter, penulis akan lebih banyak belajar dan berusaha selalu
terlibat secara langsung dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum sekolah.
3. Kajian Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan
pendidik dan tenaga kependidikan kemudian mengkaji
pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat
magang, penulis mengetahui keadaan guru dan pegawai,
kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian
tugasnya masing-masing. Penulis juga memahami kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan setelah mempelajari
29
Page 35
permendiknas-permendiknas terkait. Kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat
diidentifikasi dan petakan oleh kepala sekolah untuk menjadi
pertimbangan dalam pembagian tugas dan pembinaannya secara
berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon kepala sekolah, penulis
berharap ada penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru untuk
mengetahui tingkat kompetensinya.
4. Kajian Sarana dan Prasarana
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah kemudian mengkaji pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah tempat magang, penulis
mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah magang. Penulis juga mendapat pemahaman tentang
perencanaan pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan
penghapusan sarana prasarana sekolah. Standar sarana dan
prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007
harus dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana sekolah.
5. Kajian Peserta Didik
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan
peserta didik kemudian mengkaji pengelolaan peserta didik
sekolah tempat magang, penulis memiliki pemahaman tentang
perencanaan dan penerimaan peserta didik baru. Penulis juga
mendapat informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan
pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat,
minat, kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan
penguasaan kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis
akan lebih banyak membaca bahan-bahan pembelajaran terkait
pengelolaan peserta didik dari berbagai sumber.
6. Kajian Pengelolaan Keuangan
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan
keuangan sekolah kemudian mengkaji pengelolaan keuangan
30
Page 36
sekolah tempat magang, penulis dapat mengetahui sumber-
sumber keuangan sekolah serta dapat memahami penentuan
alokasi pembiayaan sekolah. Kompetensi yang belum penulis
kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk laporan pertanggung-
jawaban penggunaan keuangan sekolah. Untuk memaksimalkan
penguasaan tentang pengelolaan keuangan sekolah secara
keseluruhan, penulis berharap dapat mempelajari contoh laporan
pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah.
7. Kajian Pembinaan Tenaga
Administrasi Sekolah (TAS)
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan
tenaga administrasi sekolah, permendiknas nomor 24 tahun 2008
kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang, penulis
mendapat pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus
dibina oleh kepala sekolah. Penulis juga memperoleh
pengetahuan tentang model-model pembinaan TAS.
8. Kajian Pemanfaatan TIK dalam
Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam
pembelajaran kemudian mengkaji pemanfaatn TIK dalam
pembelajaran sekolah tempat magang, penulis mendapat
informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta mendapat
gambaran kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan TIK
terutama komputer.
9. Kajian Monitoring dan Evaluasi
Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan
evaluasi program sekolah kemudian mengkaji monitoring dan
evaluasi sekolah tempat magang, penulis memahami pengertian,
tujuan, prinsip dan proses monitoring dan evaluasi (monev)
program. Penulis belum mendapatkan hasil monitoring dan
evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah magang berdasarkan
31
Page 37
prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi sehingga belum
memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara teori
dan praktek. Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi
penulis dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program
sekolah, maka penulis berharap agar dapat dilibatkan secara
langsung dalam pelaksanaan monev program-program sekolah
dimasa yang akan datang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kerangka pemikiran dan hasil pelaksanaan
tindakan kepemimpinan yang dilaksanakan sebanyak dua siklus
maka dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi sekolah
ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola
administrasi kepegawaian dapat ditingkatkan melalui
pembimbingan oleh kepala sekolah dalam kapasitasnya
sebagai manajer di sekolah.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka
terdapat saran-saran yang perlu disampaikan sebagai berikut:
1. Kepala sekolah secara berkala sebaiknya melakukan
monitoring evaluasi diri TAS untuk mengidentifikasi tingkat
kompetensi mereka sehingga dapat dijadikan dasar untuk
melakukan pengembangan kompetensi TAS yang memenuhi
standar mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi di
bidang pendidikan.
32
Page 38
2. Dalam usaha meningkatkan kompetensi TAS, kepala sekolah
sebaiknya memberdayakan tenaga administrasi lain atau
guru yang memiliki kompetensi lebih untuk membantu
melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi
yang kompetensinya masih tergolong kategori rendah atau di
bawah standar.
33