Top Banner
1 1. Judul Penelitian Penerapan Multimedia Pembelajaran Terpadu Untuk Meningkatkan Self Motivated Learning Mahasiswa PGSD FIP UNY. 2. Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu 3. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menerapkan multimedia pembelajaran terpadu untuk meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning) mahasiswa PGSD FIP UNY. Permasalahan yang dihadapi pada mata kuliah pembelajaran terpadu selama ini adalah rendahnya motivasi dan inisiatif mahasiswa untuk mencari referensi dan memperdalam wawasan tentang materi perkuliahan selain yang diberikan dosen pengampu mata kuliah, disisi lain penggunaan sumber belajar yang dapat menarik minat dan memperkaya wawasan mahasiswa masih sangat minim. Mendasarkan pada permasalahan tersebut maka perlu disediakan sumber belajar berbasis komputer (multimedia) yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri oleh mahasiswa. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
59

1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

Mar 11, 2019

Download

Documents

phamthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

1

1. Judul Penelitian

Penerapan Multimedia Pembelajaran Terpadu Untuk Meningkatkan Self

Motivated Learning Mahasiswa PGSD FIP UNY.

2. Mata Kuliah

Pembelajaran Terpadu

3. Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan multimedia pembelajaran terpadu

untuk meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning) mahasiswa

PGSD FIP UNY. Permasalahan yang dihadapi pada mata kuliah pembelajaran

terpadu selama ini adalah rendahnya motivasi dan inisiatif mahasiswa untuk

mencari referensi dan memperdalam wawasan tentang materi perkuliahan

selain yang diberikan dosen pengampu mata kuliah, disisi lain penggunaan

sumber belajar yang dapat menarik minat dan memperkaya wawasan

mahasiswa masih sangat minim. Mendasarkan pada permasalahan tersebut

maka perlu disediakan sumber belajar berbasis komputer (multimedia) yang

dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri oleh mahasiswa.

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dengan

menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi.

Page 2: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

2

4. Latar Belakang Masalah

Tantangan kehidupan yang semakin kompleks, menghajatkan setiap

individu sekarang ini untuk meningkatkan kapasitas akademik, ketrampilan,

dan kemampuan lain yang bersifat non akademis untuk bisa memenangkan

persaingan. Kondisi tersebut mengakibatkan pula pergeseran paradigma dalam

pembelajaran. Pembelajaran harus mampu mengembangkan kemampuan

peserta didik tanpa harus terhalangi oleh sistem dan keterbatasan fasilitas.

Pada masa sekarang ini satu segi yang menguntungkan adalah tersedianya

sumber-sumber belajar yang dapat dipelajari sendiri, tanpa perlu bantuan

orang lain. Sumber-sumber terutama berupa buku yang berbentuk teks

ataupun digital dan media pembelajaran berbasis komputer.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang merupakan lembaga pencetak

calon-calon guru Sekolah Dasar dimaksudkan dapat menghasilkan lulusan

sebagai ahli pendidikan dasar yang mampu: (a) memfasilitasi pembentukan

dasar-dasar kepribadian yang kokoh dan cerdas kepada anak-anak; (b)

melakukan tugas pembelajaran literasi pendidikan dasar sebagai alat untuk

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; serta (c) mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan professional dan akademiknya sebagai pendidik

dan guru Sekolah Dasar secara kreatif, produktif dan mandiri dalam sistem

informasi yang ada di dalam masyarakat sehingga selalu dapat menampilkan

kinerja yang unggul. Mendasarkan pada tuntutan tersebut maka perlu

mempersiapkan suatu lingkungan belajar dimana mahasiswa bisa

Page 3: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

3

mengesplorasi kemampuannya baik secara mandiri maupun melalui

pendampingan terutama saat mereka akan praktik mengajar disekolah kelak.

Dalam kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar telah disepakati ada

satu komponen keterpaduan yang dituangkan dalam mata kuliah Pembelajaran

Terpadu. Secara konseptual, prinsip-prinsip keterpaduan pembelajaran akan

terliput di dalam setiap mata kuliah. Posisi Pembelajaran Terpadu dalam

kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar menjadi titik kulminasi dari

prinsip-prinsip mata kuliah sebelumnya, sebagai wahana praktik yang secara

utuh bernuansakan dunia kehidupan sekolah dasar (Tim Pengembang

PGSD,1996: 3).

Mata kuliah ini tergolong dalam kompetensi pedagogik dan terdiri atas 2

sks. Kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa adalah mampu memahami,

merencanakan, dan melaksanakan model-model pembelajaran terpadu untuk

mendukung mata kuliah pada semester berikutnya yaitu Praktik Perkuliahan

Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sekolah Dasar.

Banyaknya materi yang harus dikuasai oleh mahasiswa tidak

sebanding dengan jumlah satuan kredit semester (sks) mata kuliah, hal ini

diakui oleh dosen-dosen mata kuliah Pembelajaran Terpadu program studi

PGSD FIP UNY yang merasa waktunya tidak cukup untuk menyampaikan

semua materi, sehingga banyak penugasan-penugasan yang diberikan dosen

kepada mahasiswa. Implikasi dari metode yang digunakan dosen, menurut

jajak pendapat yang dilakukan oleh peneliti dengan menyebar angket hasilnya

adalah 20,9% mahasiswa kurang antusias dan berminat mempelajari materi,

Page 4: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

4

35,5% mahasiswa kurang mempunyai inisiatif untuk mencari atau

memperdalam wawasan tentang pembelajaran terpadu melalui referensi lain

selain yang diberikan oleh dosen.

Permasalahan lain adalah, ketersediaan sumber belajar di perpustakaan

tentang Pembelajaran Terpadu hanya ada 2 buku teks. Dimana 1 buku teks

terbitan tahun 1994 sehingga contoh-contoh yang diberikan kurang up to date

misalnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum mengacu pada

kurikulum KTSP. Buku teks lainnya merupakan buku pegangan mata kuliah

yang ditulis oleh salah satu dosen pembelajaran terpadu. Hal ini semakin

memperkuat permasalahan kurang berminat dan rendahnya inisiatif

mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran terpadu.

Belajar mandiri merupakan kemampuan dasar manusia, bisa terganggu

dan tidak berkembang disebabkan oleh penyelenggaraan sistem pendidikan

formal tradisional, yang bersifat’ guru sentris’. Penggalian kemampuan

potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran,

beraneka sumber belajar, yang memungkinkan siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Keaktifan ini secara berantai akan menimbulkan kegembiraan

belajar menumbuhkan niat atau motivasi belajar, dan hasil belajar.

Meningkatnya hasil belajar, dalam arus baliknya akan menumbuhkan

kegembiraan dalam belajar, untuk belajar lebih lanjut. Keseluruhan proses

pembelajaran dapat melatih kemampuan belajar mandiri peserta didik (Haris

mujiman, 2009)

Maka penggunaan multimedia ini menjadi khasanah baru untuk

memperluas akses pengetahuan mereka tentang pembelajaran terpadu, karena

telah dilengkapi dengan materi pengayaan, video, dan animasi sehingga akan

mampu meningkatkan motivasi belajar mereka dan berimplikasi terhadap

kemampuan belajar mandiri mahasiswa.

Page 5: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

5

5. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah bagaimana menerapkan multimedia pembelajaran

terpadu untuk meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning)

mahasiswa PGSD FIP UNY?

6. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini meningkatnya kemandirian

belajar (self motivated learning) mahasiswa PGSD FIP UNY pada mata kuliah

pembelajaran terpadu.

7. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik

lembaga PGSD maupun pendidik.

1. Lembaga PGSD

Hasil penelitian dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di Program Studi PGSD FIP UNY melalui penerapan

multimedia pembelajaran berbasis komputer.

2. Bagi Dosen selaku pendidik

a. Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah tentang

penerapan multimedia pembelajaran berbasis komputer guna

meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep

pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu.

Page 6: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

6

b. Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah tentang

keefektifan multimedia pembelajaran berbasis komputer dalam

meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning)

mahasiswa.

3. Bagi mahasiswa

Penelitian ini akan dapat meningkatkan kemandirian belajar (self

motivated learning) mahasiswaPGSD FIP UNY khususnya pada mata

kuliah Pembelajaran Terpadu.

8. Tinjauan Pustaka

1. Kajian tentang Multimedia Pembelajaran

a. Pengertian Multimedia

Istilah multimedia berkenaan dengan penggunaan berbagai jenis/bentuk

media secara berurutan maupun simultan dalam menyajikan suatu informasi.

Merril et.al (1996: 168) memberikan pengertian multimedia merupakan

kombinasi dari berbagai jenis media seperti teks, grafik, suara, animasi dan

video dalam aplikasi komputer. Pengertian yang sama diungkapkan oleh

Steven Hackbarth (1996: 229) yaitu:

Multimedia is suggested as meaning the use of multiple media formats for

the presentation of information, including texts, still or animated graphics,

movie segments, video, and audio information. Computer-based interactive

multimedia includes hypermedia and hypertext. Hypermedia is a computer-

based system that allows interactive linking of multimedia format information

Page 7: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

7

including text, still or animated graphic, movie segments, video, and audio.

Hypertext is a non-linier organized and accessed screens of text and static

diagrams, pictures, and tables.

Vaughan (2006: 2) mengatakan bahwa multimedia merupakan kombinasi

teks, seni, suara, animasi, dan video yang disampaikan kepada seorang

(peserta didik) dengan komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan

digital yang lain. Melalui gabungan media-media ini pengalaman belajar

menjadi sesuatu yang interaktif yang mencerminkan suatu pengalaman dalam

kehidupan sehari-hari.

Sementara Hofstetter yang dikutip Suyanto (2005: 21) multimedia adalah

pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggunakan teks, grafik, audio,

gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool

yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, dan

berkomunikasi.

Lebih lanjut Hofstetter yang dikutip Suyanto (2005: 21) menyatakan ada

empat komponen penting multimedia; (1) harus ada komputer yang

mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan

pengguna, (2) harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi, (3)

harus ada alat navigasi yang memandu pengguna menjelajah jaringan

informasi, (4) multimedia menyediakan tempat kepada pengguna untuk

mengumpulkan, memproses, mengomunikasikan informasi dan ide.

Page 8: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

8

Apabila salah satu komponen tidak ada, maka bukan multimedia dalam

arti yang luas. Misalnya tidak ada komputer untuk berinteraksi, maka

namanya media campuran, bukan multimedia. Kalau tidak ada alat navigasi

yang memungkinkan kita memilih jalannya suatu tindakan maka namanya

film, bukan multimedia. Demikian juga jika kita tidak mempunyai ruang

untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka namanya televisi

bukan multimedia.

Perangkat multimedia dibedakan menjadi perangkat keras dan perangkat

lunak. Alat perangkat keras multimedia adalah alat pengolah data yang

bekerja secara elektronis dan outomatis. Perangkat keras multimedia dapat

bekerja apabila ada unsur manusia yang mengerti tentang alat itu dan dapat

bekerja menggunakan alat itu. Multimedia merupakan suatu sistem karena

merupakan objek yang berhubungan dan bekerjasama untuk menghasilkan

suatu yang diinginkan.

Sistem perangkat keras multimedia terdiri atas empat unsur utama dan satu

unsur tambahan. empat unsur utama terdiri dari; (1) Input Unit; (2) Central

Processing Unit (CPU), (3) Strotage/Memory; (4) Output Unit, dan unsur

tambahannya adalah Comunication Link.

Input unit merupakan bagian yang menerima dan memasukan data dan

instruksi. Central Processing Unit (CPU) merupakan bagian yang

melaksanakan dan yang mengatur instruksi, termasuk menghitung dan

membandingkan. Srotage/Memory merupakan bagian yang berfungsi utuk

mengeluarkan hasil proses. Comunication link merupakan bagian yang

Page 9: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

9

berkomunikasi dengan dunia luar. Unsur Multimedia ditunjukkan pada

gambar berikut (Suyanto, 2005: 52).

CENTRAL

CONTROL UNIT

ARTTHETIC &LOGIG UNIT

INPUT UNIT

COMMUNICATION LINK

PRIMARYMEMORY

SECONDARYMEMORY

OUTPUTUNIT

Gambar Unsur Multimedia

(Suyanto, 2005: 52)

Memasukan data dalam komputer multimedia dilakukan dengan

menggunakan sepuluh cara: melalui keyboard, alat penunjuk (poin device),

alat pembaca optis atau magnetis, alat pembaca suara, sistem vision input,

kamera digital, scanner, camcorder, snappy dan kamera web.

Suyanto (2005: 103) mengungkapkan Perangkat lunak multimedia adalah

komponen-komponen dalam data processing system, berupa program-program

untuk mengontrol bekerjanya sistem komputer multimedia. Pada umumnya

istilah perangkat lunak multimedia menyatakan cara-cara yang menghasilkan

hubungan yang lebih efisien antara manusia dan mesin komputer multimedia.

Fungsi perangkat lunak multimedia antra lain mengidentifikasikan program

multimedia dan menyiapkan aplikasi program multimedia sehingga tata kerja

Page 10: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

10

seluruh peralatan komputer multimedia jadi terkontrol serta mengatur dan

membuat pekerjaan agar yang berkaitan dengan multimedia lebih efisien.

Berkaitan dengan media pembelajaran untuk membantu pemahaman

peserta didik, komputer dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, yakni dengan

penemuan dan pemanfaatan mesin mengajar (teaching machine) untuk

menerapkan pengajaran terprogram pada tahun 1950-1960-an hingga

kemajuan bidang teknik komputer mampu menerjemahkan aplikasi kedalam

program CAL (Computer-Assisted Learning), CAI (Computer-Assisted

Instruction), CBT (Computer-Basic Training), dan sebagainya. Semua

program tersebut bertujuan sebagai bantuan dalam pembelajaran.

b. Manfaat multimedia

Media berbasis komputer tentu memiliki manfaat dalam proses

pembelajaran. Yusufhadi Miarso (2004: 473-474) Menyatakan bahwa suatu

media digunakan berdasarkan beberapa asumsi dasar, asumsi tersebut:

1) Penggunaanya tidak hanya menambah atau memperkaya

pengalaman belajar, tetapi menyajikan bahan-bahan pelajaran yang

merupakan bagian integral kurikulum.

2) Bahan-bahan pembelajaran yang akan diberikan harus diprogram

sedemikian rupa hingga memungkinkan peserta belajar untuk memilih dan

menentukan kemajuan pelajarannya sendiri saat diperlukan.

3) Penyajian pembelajaran dapat diterima di semua tempat

pendidikan (sekolah maupun pusat belajar lain).

Page 11: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

11

Berdasarkan beberapa asumsi di atas, maka pembelajaran berbasis

komputer dikembangkan karena memiliki manfaat dalam proses pembelajaran

yang dilakukan baik pembelajaran individual maupun pembelajaran di bawah

bimbingan. Ch. Ismaniati (2001: 26-28) mengungkapkan beberapa manfaat

dari pembelajaran berbasis komputer. Manfaat tersebut antara lain:

1) Komputer dapat meningkatkan motivasi peserta didik.

2) Komputer mampu memberikan informasi tentang kesalahan dan jumlah

waktu belajar serta waktu untuk mengerjakan soal-soal kepada peserta

didik.

3) Pembelajaran berbantuan komputer dapat dijadikan salah satu alternatif

untuk mengatasi kelemahan pada pembelajaran berkelompok.

4) Pembelajaran berbantuan komputer dapat membantu peserta didik untuk

trampil memilih bagian-bagian pelajaran yang hendak dipelajarinya.

5) Pembelajaran berbantuan komputer bermanfaat bagi peserta didik yang

seringkali merasa kesulitan untuk mengikuti pembelajaran tradisional.

6) Dengan pembelajaran berbantuan komputer peserta didik tidak merasa

malu jika melakukan kesalahan, karena dalam pembelajaran berbantuan

komputer dialog yang terjadi adalah dialog perseorangan antara peserta

belajar dengan komputer.

7) Pembelajaran berbantuan komputer sangat mendukung pembelajaran

individual, di mana sistem pembelajaran individual dianjurkan dalam

pendidikan modern.

Page 12: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

12

Multimedia komputer memungkinkan peserta didik untuk lebih mengenal

dan terbiasa dengan komputer yang saat ini sudah sangat dikenal dan

digunakan oleh banyak orang. Komputer merupakan media penyampai

pembelajaran yang efektif. Hasil riset Beerman, Kathy (1996) menyebutkan

bahwa menggunakan komputer mempunyai efek yang positif terhadap peserta

didik, selengkapnya dikemukakan:

Computer technology offers a powerful and versatile tool that can

dramaticaly change teaching and learning. Research indicates that

instruction via computers results in higher test scores compared to the

conventional method,as well as greater long term retention

Keunggulan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer

diungkapkan oleh Latuheru (1988: 122) antara lain: (1) menimbulkan

motivasi bagi mereka untuk lebih menekuni materi yang disajikan; (2) dengan

adanya warna, musik, grafik, yang dianimasi dapat menambahkan realisme,

dan merangsang untuk mengadakan latihan-latihan kerja, kegiatan

laboratorium dan simulasi; (3) kecepatan dalam menaggapi respon

pembelajar, sesuatu yang mengandung nilai-nilai penguat; (4) kemampuan

mengingat secara cepat, tepat, dicatat dengan baik untuk merencanakan

langkah selanjutnya; (5) kemampuan komputer dalam menyimpan dokumen

secara aman, pembelajaran individual dapat dijalankan dengan baik.

Banyak penelitian eksperimen tentang CAI telah dilakukan untuk

mengevaluasi efektifitas berbagai program CAI. Hasil penelitian ini

cenderung menyimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan CAI akan

Page 13: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

13

lebih meningkatkan prestasi belajar dibanding dengan paket paket pengajaran

lainnya. Hal ini sesuai hasil penelitian Rasch, Thorrsten (2009)

According to the results, adding pictures to text was neither beneficial nor

harmful for learning. In terms of learning efficiency, however,learning

from text only was more successful than learning from text and pictures.

Interactivity was beneficial for one learning task, but not for the other

task. The visualization format affected participant’s interaction with

pictures, but not the learning outcomes; however this effect was not

influenced by the interactivity. Implication for multimedia design and for

further research are pointed out.

Namun Richard Clark dalam Herman (1995) mengkritik bahwa program

pengajaran seperti CAI bisa saja efektif tetapi dengan hanya menempatkan

materi pelajaran ke dalam komputer secara asal, tidaklah akan meningkatkan

efektivitas pengajaran. Oleh karena itu Simonson dan Thompson dalam

Herman (1995) menyarankan agar pembuatan CAI harus direncanakan dengan

baik dan usaha penelitian saat ini sebaiknya difokuskan pada pemakaian CAI

untuk situasi khusus dan untuk mata pelajaran khusus pula.

Pendapat para pakar media diatas dapat disintesis bahwa media

pembelajaran komputer memegang peranan yang penting dan menjadi salah

satu faktor penentu akan berhasilnya suatu pembelajaran.

2. Kajian tentang Pembelajaran Terpadu

Page 14: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

14

a. Pengertian

Pembelajaran Terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi

pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan

untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan

bermakna bagi anak (Atkinson dalam Rbaryans, 2008). Selanjutnya dijelaskan

bahwa dalam Pembelajaran Terpadu didasarkan pada pendekatan inquiry,

yaitu melibatkan peserta didik mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, dan

brainstorming dari peserta didik. Dengan pendekatan terpadu peserta didik

didorong untuk berani bekerja secara kelompok dan belajar dari hasil

pengalamannya sendiri. Collins dan Dixon dalam Rbaryans (2008)

menyatakan tentang Pembelajaran Terpadu sebagai berikut: integrated

learning occurs when an authentic event or exploration of a topic in the

driving force in the curriculum. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam

pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi

topik atau kejadian, peserta didik belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu

bidang studi pada waktu yang sama.

Pembelajaran Terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai

dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam

proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas

yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep

serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga peserta

didik dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-

masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan

Page 15: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

15

program DAP yang dikemukakan Bredekamp dalam Rbaryans (2008) pada

proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas dan bahan-

bahan yang kaya serta menawarkan pilihan bagi peserta didik sehingga peserta

didik dapat memilihnya untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan

memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berinisiatif sendiri,

melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri sebagai aktivitas yang

dipilihnya.

Pembelajaran Terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas

untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-

kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan Pembelajaran

Terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini

dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi

merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai

dengan kebutuhan perkembangan peserta didik.

b. Model Pembelajaran Terpadu di Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Robin Fogarty (1991: xv) menyebutkan ada 10 model pembelajaran

terpadu yaitu; (1) Fragmented model, (2) Connected model, (3) Nested Model,

(4) Sequenced model, (5) Shared model, (6) Webbed model, (7) Threaded

model, (8) Integrated model, (9) Immersed model, (10) Networked model. Dari

10 model tersebut hanya tiga model yang memiliki kesusuaian dengan

program studi PGSD yaitu connected model, webbed model dan integrated

model.

1) Model Connected

Page 16: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

16

Model ini memfokuskan pada pembuatan hubungan yang jelas dengan

tiap pelajaran, menghubungkan satu topik ke topik berikutnya,

menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya, menghubungkan satu

keterampilan dengan keterampilan yang lain, menghubungkan pekerjaan satu

ke hari berikutnya, atau bahkan ide satu semester dengan semester berikutnya.

Kunci model ini adalah usaha untuk menghubungkan kurikulum dengan

disiplin ilmu dengan asumsi bahwa peserta didik akan mengerti hubungan

secara otomatis. Robin Fogarty (1991: 13) menyatakan “within each subject

area, course content is connected topic to topic, concept to concept, one

year’s work to the next and relates idea(s) explicitly.

Gambar

Model Connected menurut Robin Forgaty (1991: 14)

Model ini dimanfaatkan dari tahap penyatuan kurikulum. Pendidik

mencari hubungan didalam pokok pokok bahasan yang dipilihnya yang

menjadikan lebih mudah untuk mengawali hubungan mata pelajaran yang

terpisah. Seperti mereka yang menjadi ahli pada hubungan gagasan dalam

mata pelajaran. Semua hubungan yang dibuat dapat melakukan kolaborasi

dalam pertemuan-pertemuan kelompok dan teman sejawat menetapkan suatu

iklim perubahan yang kondusif. Mula-mula para pembelajar menggunakan

Page 17: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

17

model ini dalam kelas atau menyusun tingkatan kelas yang dapat menjadi

strategi yang penuh keberhasilan untuk mendorong bagi penyatuan model-

model yang komplek lebih lanjut.

2) Model Webbed

Kurikulum webbed menggambarkan pendekatan tematik untuk

mengintegrasikan materi pokok. Secara khas, pendekatan tematik ini untuk

mengembangkan kurikulum yang dimulai dengan tema. Tim lintas bidang

studi membuat sebuah keputusan yang menggunakan tema untuk subyek yang

berbeda. Dalam penerapannya yang lebih rumit, bagian yang berbelit-belit

dalam pelajaran dapat dibangun menjadi terpadu dalam bidang yang relevan.

Robin Fogarty (1991: 53) menyatakan ”A fertile theme is webbwd to

curriculum contents and disciplines; subjects use the theme to sift out

appropriate concepts, topics, and ideas. Model webbed dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar

Model Webbed menurut Robin Forgaty (1991: 54)

3) Model Integrated

Page 18: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

18

Model kurikulum yang menunjukkan pendekatan dari antar cabang

ilmu pengetahuan mirip dengan model shared. Model ini menekankan pada

empat disiplin mayor dengan menata prioritas kurikulum pada setiap bagian

dan menemukan skill, konsep dan sikap dalam empat bagian. Seperti pada

model shared, pemaduan adalah hasil dari penyaringan ide dari isi suatu

materi pelajaran, bukan meletakkan ide pada subyek-subyek itu seperti yang

ada dalam pendekatan tema webbed. Robin Fogarty (1991: 75) menyatakan

model integrated ”this interdisciplinary approach matches subjects for

overlaps in topics and concepts with some team teaching in an authentic

integrated model. Konsep model integrated secara utuh dapat lihat pada

gambar berikut ini:

Gambar

Model Integrated menurut Robin Forgaty (1991: 76)

3. Kajian Motivasi Belajar Mandiri

Haris Mudjiman (2008:7) mengungkapkan yang dimaksud dengan belajar

mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk

menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun

Page 19: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

19

dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Wedemeyer

(1973) dalam Deni (2008:168) menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah cara

belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan

yang lebih besar kepada pembelajar dalam merencanakan dan melaksanakan

kegiatan-kegiatan belajarnya.

Dalam belajar mandiri, peserta didik perlu mengetahui (1) tujuan atau

hasil belajar yang ingin dicapai, (2) mata ajar tema, topik atau isu yang akan di

pelajari, (3) sumber-sumber belajar dan metode yang akan digunakan dan (4)

bagaimana serta dalam hal apa keberhasilan belajar akan diuji (dinilai).

Pengertian senada juga disampaikan oleh Knowles (1975), belajar mandiri

adalah suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa

bantuan orang lain untuk, (1) mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, (2)

merumuskan/ menentukan belajarnya sendiri, (3) mengidentifikasi sumber-

sumber belajar, (4) memilih dan melaksanakan strategi belajarnya sendiri, (5)

mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Sedangkan Haris Mudjiman (2008:9)

menyusun anatomi konsep belajar mandiri terdiri dari kepemilikan kompetensi

tertentu sebagai tujuan belajar; belajar aktif sebagai strategi belajar untuk

mencapai tujuan; motivasi belajar sebagai prasyarat berlangsungnya kegiatan

belajar; dan paradigma konstrutivistik sebagai landasan konsep.

Page 20: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

20

Konstrutivisme

MotivasiBelajar

Belajar Aktif

Kompetensi

Gambar Anatomi konsep belajar mandiri

Haris Mudjiman (2008:10)

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

pendidikan dengan sisitem belajar mandiri, peserta didik diberikan

kemandirian (baik kelompok maupun individu) dalam menentukan, (1) tujuan

belajarnya (apa yang harus docapai), (2) apa saja yang harus dipelajari dan

dari mana sember belajarnya (materi dan sumber belajarnya), (3) Bagaimana

mencapainya (strategi belajar) dan (4) kapan serta bagaimana keberhasilan

belajarnya diukur (dievaluasi).

Belajar mandiri juga tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang diskrit,

tetapi merupakan sesuatu yang kontinum. Inti dari konsep belajar mandiri

terletak pada otonomi belajarnya. hal ini dapat di artikan semakin besar

derajat otonomi dan kemandirian (peran kendali, inisiatif atau pengambilan

keputusan) diberikan oleh suatu lembaga pendidikan (tenaga pendidik)

kepada peserta didik dalam menentukan komponen diatas, maka semakin

Page 21: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

21

tinggi derajat sistem belajar mandiri yang diberikan oleh suatu lembaga

pendidikan tersebut.

Moore (1997) yang di kutip oleh Keegan (1990) menyatakan derajat

kemandirian belajar yang di berikan kepada peserta didik dapat dilihat dari

tiga aspek, (1) kemandirian dalam menentukan tujuan, apakah penentuan

tujuan belajar ditentukan oleh pendidik atau peserta didik, (2) kemandirian

dalam menentukan metode belajar dan media serta (3) kemandirian dalam

mengevaliasi hasil belajar.

9. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research) pada mata kuliah pembelajaran terpadu jurusan

pendidikan guru sekolah dasar FIP UNY.

2. Model Penelitian

Model penelitian merupakan pentahapan atau siklus-siklus yang

menggambarkan bagaimana penelitian akan dilaksanakan. Penelitian tindakan

kelas ini akan menggunakan model penelitian tindakan yang dikemukakan

oleh Kemmis (Suwarsih Madya, 1994). Prosedur penelitian tersebut

divisualisasikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Page 22: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

22

Gambar 3. Proses Penelitian Tindakan

Penelitian direncanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari:

1. Perencanaan,

2. Tindakan dan Observasi,

3. Refleksi.

Uraian mengenai ketiga aspek pokok dalam siklus penelitian tindakan

kelas di atas akan dipaparkan dalam penjelasan berikut ini:

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah yang terjadi di

lapangan dengan mendasarkan pada belajar mengajar dan hasil belajar

pada semester sebelumnya, dan kemudian merancang tindakan yang akan

dilakukan. Langkah berikutnya dengan merencanakan langkah-langkah

Keterangan rencana penelitian: Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Tindakan dan Observasi I 3. Refleksi I Siklus II : 4. Revisi Rencana I dan Perencanaan II

5. Tindakan dan Observasi II 6. Refleksi II

Siklus III: 7. Rencana Revisi II dan Perencanaan III 8. Tindakan dan Observasi III

9. Refleksi III

Page 23: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

23

belajar mengajar (menyusun RPP) dan merancang instrumen berupa

angket, dan soal.

Pada tahap ini, dosen akan mendiskusikan dan merencanakan

bersama materi yang akan disampaikan dengan menggunakan multimedia

pembelajaran. Setelah itu, bersama-sama peneliti dan mahasiswa sebagai

kolaborator.

2. Tindakan dan observasi

Dalam Suwarsih Madya (1994) mengatakan bahwa tindakan

dilaksanakan pemecahan masalah sebagaimana yang telah direncanakan.

Tindakan ini dipandu oleh perencanaan yang telah dibuat dalam arti

perencanaan tersebut dilihat sebagai rasional dari segala tindakan itu.

Namun, perencanaan yang dibuat tadi harus bersifat fleksibel dan terbuka

terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Jadi, tindakan

bersifat tidak tetap dan dinamis, yang memerlukan keputusan yang cepat

tentang apa yang diperlukan.

Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati

pelaksanaan tindakan. Observasi terhadap proses tindakan yang sedang

dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang

dilaksanakan berorientasi ke masa yang akan datang dan memberikan

dasar bagi kegiatan refleksi yang lebih kritis. Proses tindakan, pengaruh

tindakan yang disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan

Page 24: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

24

dilakukan dan kendala tindakan semuannya dicatat dalam kegiatan

observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka.

Masalah yang penting diobservasi adalah tentang kemandirian

belajar mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi mereka dengan

menggunakan multimedia yang telah dikembangkan sebelumnya.

3. Refleksi

Dalam Suwarsih Madya (1994), refleksi adalah mengingat dan

merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat

dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan,

dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik. Refleksi

mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi

sosial, dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persoalan

itu. Refleksi memiliki aspek evaluatif yang meminta peneliti tindakan

untuk menimbang-nimbang pengalamannya untuk menilai apakah

pengaruh (persoalan yang timbul) memang diinginkan, dan memberikan

saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan.

Refleksi dilakukan oleh dosen dan mahasiswa sebagai upaya untuk

saling mengkoreksi beberapa kegagalan yang terjadi selama pelaksanan

tindakan dalam siklus I. Pada tahap dosen juga merencakan kembali

materi yang akan disampaikan pada siklus berikutnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Page 25: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

25

Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan tes masing-masing

materi yang disampaikan, dan pengumpulan data kualitatif dilakukan

dengan teknik observasi. Penjelasan tes dan teknik observasi akan

dipaparkan berikut ini.

1. Tes

Tes dalam penelitian ini dilakukan setelah dosen selesai

menyampaikan suatu materi. Tes bertujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman konsep suatu materi yang berhubungan dengan materi

pembelajaran terpadu yang telah disampaikan dengan menggunakan

multimedia pembelajaran berbasis komputer.

Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara,

yaitu yang pertama adalah pengamatan proses belajar mengajar secara

langsung yang dilakukan oleh dosen yang sekaligus bertindak sebagai

peneliti. Cara observasi kedua adalah pengamatan mahasiswa terhadap

proses belajar mengajar yang menggunakan multimedia. Pengamatan

mahasiswa dilakukan dengan cara mengisi angket yang telah disediakan

oleh peneliti. Angket terdiri dari pertanyaan tertulis yang memerlukan

jawaban tertulis.

4. Instrumen Penelitian

Penelitian ini akan menjaring dua data yaitu data kuantitatif. Data

diperoleh dengan menggunakan instrumen yang berupa kemandirian

belajar. Sedangkan data yang berupa tanggapan, sikap, perhatian

Page 26: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

26

mahasiswa yang diperoleh melalui observasi selama tindakan berlangsung

dengan menggunakan instrumen angket. Wawancara dilakukan hanya

sebagai informasi tambahan.

Data-data yang diambil untuk menilai aspek kemandirian belajar

mahasiswa, yaitu :

1. Pengamatan langsung di lapangan (di dalam kelas) oleh guru, peneliti,

dan mahasiswa sebagai kolaborator.

2. Melalui angket atau kuesioner yang dibagikan kepada siswa.

3. Melakukan wawancara langsung dengan siswa.

5. Teknik dan Analisis Data

Analisis data dilakukan pada setiap siklus. Data yang diperoleh

mengenai kesadaran masalah sosial dengan menggunakan proses analisis

data kualitatif seperti yang dideskripsikan oleh Milles dan Huberman

(melalui David Hopkins, 1993:159) dengan langkah-langkah sebagai

berikut: reduksi data, pemaparan (display) data dan penyimpulan

(verifikasi). Sementara itu, data yang berupa hasil tes akan dianalisis

menggunakan statistik deskriptif.

Page 27: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

27

Penyajiandata

Pengumpulan data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan

Gambar 4: Komponen-komponen Analisis Data

Model Interaktif Miles & Huberman

Page 28: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

28

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Deskripsi subyek penelitian

Pembelajaran Terpadu merupakan salah satu mata kuliah wajib tempuh oleh

mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FIP UNY. Mata

kuliah ini tergolong dalam kompetensi pedagogik dan terdiri atas 2 sks. Setiap

mahasiswa PGSD akan mendapatkan mata kuliah pembelajaran terpadu yaitu pada

semester VII, namun dalam penelitian kali ini subyek penelitian hanya dibatasi pada

kelas VII B dengan jumlah mahasiswa 43 orang yang terdiri dari 23 mahasiswa

perempuan dan 20 mahasiswa laki-laki.

Chart jenis kelamin

Kemampuan akademis mahasiswa jika dilihat dari IPK rata-rata cukup bagus,

selain itu ditunjang dengan fasilitas mereka miliki, dalam 1 kelas sebanyak 80

persen mahasiswa mempunyai laptop merupakan salah satu pendukung dalam

penggunaan multimedia sebagai salah satu sumber belajar yang digunakan pada

mata kuliah ini.

Page 29: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

29

B. Hasil Penelitian

1. Pengamatan Awal dan Perencanaan

Sebelum dilakukan tindakan, peneliti melakukan analisis permasalahan.

Pengamatan awal dilakukan sebagai suatu studi kelayakan untuk mengetahui

apakah permasalahan yang akan diteliti merupakan masalah riil dan benar-benar

ada di lapangan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Permasalahan tersebut

adalah kemampuan belajar mandiri mahasiswa diawal masih menunjukkan

prosentasi 35,5 persen dalam hal mencari sumber informasi selain yang diberikan

dosen. Berdasarkan hasil wawancara diawal, mahasiswa belajar hanya jika ada

tugas atau ujian. Kemauan untuk memahami dan maenganalisis materi lebih lanjut

secara mandiri masih rendah.

Selain melakukan pengamatan awal, untuk memudahkan dalam

pelaksanaan tindakan maka dibuatlah suatu perencanaan. Perencanaan

pembelajaran yang dibuat tertuang dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) meliputi: menentukan kompetensi dasar yang akan dicapai,

menentukan indikator atau tujuan pembelajaran yang akan dicapai, pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, materi pelajaran yang akan disampaikan,

memilih strategi atau metode pembelajaran yang efektif serta menentukan media

atau sumber belajar yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

dalam hal ini multimedia pembelajaran .

Melalui perencanaan yang matang, diharapkan dalam pelaksanaan

tindakan tidak menemui hambatan-hambatan yang dapat meghalangi tercapainya

tujuan penelitian. Selain itu, akan mempermudah dalam menentukan keberhasilan

Page 30: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

30

tindakan yang dilaksanakan. Perencanaan juga dapat dijadikan panduan dalam

pelaksanaan tindakan, sehingga penelitian yang dilakukan tidak jauh melenceng

dari tujuan penelitian untuk mengimplementasikan sebuah pendekatan

pembelajaran dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar mandiri mahasiswa.

2. Siklus 1

a. Hipotesis tindakan

Pada siklus pertama, hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1) Melalui penerapan multimedia pada mata kuliah pembelajaran terpadu

akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa

2) Melalui penerapan multimedia pada mata kuliah pembelajaran terpadu

akan meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.

b. Pelaksanaan siklus 1

1) Pertemuan 1

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 21 April 2010 pada jam 11.00

s/d 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama

pertemuan ke-1 ini adalah sebagai berikut:

Dosen pada kontrak perkuliahan telah menyampaikan kompetensi yang

harus dicapai, strategi perkuliahan, sistem evaluasi dan sumber belajar pada

mata kuliah pembelajaran terpadu. Lebih khusus sumber belajar yang

digunakan adalah multimedia, sehingga perkuliahan akan banyak dilakukan

di laboratorium komputer. Selanjutnya dosen membagikan multimedia

Page 31: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

31

kepada mahasiswa sebagi sumber belajar yang bisa dipelajari sendiri dirumah

atau dikampus jika mereka memiliki waktu luang. Hal ini untuk menstimulus

kemampuan belajar mandiri mahasiswa

Mahasiswa cukup antusias dengan multimedia yang diberikan, karena baru

pertama kali menggunakannya sebagai sumber belajar yang biasanya hanya

buku teks. Pada pertemuan pertama dosen masih memberikan materi tentang

konsep dasar pembelajaran terpadu sambil menunjukkan tentang cara

penggunaan multimedia.

Mahasiswa tampak antusias untuk membuka menu-menu lain, sambil

bertanya bagaimana menggunakannya. Pada akhir perkuliahan dosen

memberikan pertanyaan tentang materi yang belum mereka pahami,

mahasiswa tidak ada yang bertanya, kemudian dosen memberi tugas untuk

membaca bab berikutnya yaitu model-model pembelajaran terpadu yaitu

conected, webbed, dan integrated.

2) Pertemuan 2

Page 32: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

32

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 28 April 2010 pada jam

11.00 s/d 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus

pertama pertemuan ke-2 ini adalah sebagai berikut:

Dosen pada awal perkuliahan memberikan apersepsi dengan

menanyakan materi yang telah dipelajari minggu lalu. Sebagian

mahasiswa bisa menjawab, sebagaian yang lain lupa. Kemudian dosen

bertanya lagi apakah mereka sudah mempelajari multimedia yang

diberikan. Ternyata hampir semua mahasiswa menjawab belum. Hal ini

mengindikasikan bahwa mereka kurang mempunyai kesadaran belajar

yang tinggi. Kemudian dosen mengajak mahasiswa belajar di laboratorium

komputer dan meminta mereka untuk mempelajari terlebih dahulu materi

tentang model-model pembelajaran terpadu. Tampilan materi seperti

berikut ini

Gambar

Setelah diberi waktu 20 menit, dosen memberi kesempatan untuk bertanya

hal-hal apa yang belum mereka pahami. Ternyata tak ada satupun yang

Page 33: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

33

bertanya, mereka merasa sudah bisa memahami. Karena tidak ada

pertanyaan dari mahasiswa. Dosen menjelaskan kembali dan merangkum

tentang model-model pembelajaran terpadu. Beberapa mahasiswa terlihat

kurang antusias dan ada yang mengantuk.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Mei 2010 pada

jam 11.00 s/d 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada

siklus pertama pertemuan ke-3 ini adalah sebagai berikut:

Dosen merencanakan pembelajaran untuk mengaktifkan

mahasiswa setelah melihat kurangnya antusiasme dalam mengikuti

perkuliahan dan membaca materi yang telah ada di multimedia. Maka

pada pertemuan ini dosen memberi tugas untuk membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti yang telah dicontohkan dalam

multimedia. Dosen mendampingi sambil mengecek pemahaman mereka

apakah sudah bisa menganalisis masing-masing perbedaan antar model.

Mahasiswa mulai bersemangat untuk membaca kembali dan

mencoba menuangkan apa yang mereka pahami ke dalam RPP. Pemberian

tugas ini ternyata cukup efektif untuk memancing pertanyaan-pertanyaan.

Karena banyak pertanyaan tentang model pembelajaran terpadu, sampai

akhir kuliah mahasiswa belum bisa menyelesaikan dan dilanjutkan di

rumah untuk dikumpulkan minggu depan.

Page 34: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

34

4) pertemuan 4

Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Mei 2010 pada jam

11.00 s/d 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus

pertama pertemuan ke-4 ini adalah sebagai berikut:

Pada awal perkuliahan dosen memberikan apersepsi dengan bertanya

apa perbedaan masing-masing model pembelajaran terpadu, secara konsep

sebagian besar mahasiswa bisa menjawab dengan benar. Hanya pada

implementasi pembuatan RPP mereka masih banyak yang bingung dengan

model integrated. Dosen mmberikan penjelasan kembali tentang model

tersebut. Mahasiswa yang mendapat undian untuk membuat RPP model

integrated meminta waktu untuk merevisi karena masih salah. Dosen

bertanya “mengapa tidak bertanya pada rentang waktu 1 minggu kemarin”,

mereka menjawab “karena baru mengerjakan kemarin bu”.

Pada pertemuan ini dosen ingin memastikan juga bahwa mahasiswa

telah benar-benar mempelajari materi-materi yang telah diberikan

beberapa minggu lalu. Dosen memerintahkan mahasiswa menuliskan

materi – materi yang telah dipahami dikertas masing-masing dalam waktu

15 menit. Sampai pada waktu 15 menit ternyata hanya beberapa

mahasiswa yang menuliskan itupun hanya beberapa kalimat. Ketika dosen

bertanya “ apakah mereka lupa dengan materi-materi yang telah dipelajari,

serentak mereka menjawab “iya bu, karena kami tidak membaca”. Dosen

bertanya mengapa tidak membaca? Mereka mengatakan “ agak ribet bu

kalau harus membuka laptop dulu atau bagi yang tidak mempunyai laptop,

Page 35: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

35

harus pinjamke teman terlebih dahulu”. Dosen memberikan motivasi

untuk membaca paling tidak ketika akan kuliah, agar apa yang belum bisa

dipahami bisa ditanyakan saat perkuliahan. Kemudian dosen meminta

tugas RPP untuk dkumpulkan.

c. Observasi dan hasil

Setelah dilakukan pengamatan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus

pertama, dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus pertama

menunjukkan bahwa kemandirian mahasiswa masih rendah, tetapi motivasi

diri mereka tergolong tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tabel indikator sebagai

berikut ini:

No Item Prosentase (%)

Tidak Kadang Ya

1 Menyempatkan membaca CD 34 60 5,7

2 Antusias membaca CD 11,4 68,6 20

3 Selalu menyempatkan refleksi 45,7 42,9 11,4

4 Mengagendakan untuk belajar 20 57,1 22,9

5 Ke warnet mencari literatur 2,9 48,6 48,6

6 Sering berdiskusi dengan teman 0 51,4 48,6

7 Sering bertanya ke dosen 68,6 28,6 2,9

8 Mencari bantuan jika ada kesulitan 0 25,7 74,3

9 Membaca CD jika ada kuliah 25,7 37,1 37,1

10 Menggunakan referensi hanya dari CD 80 20 0

Motivasi diri sangat terkait dengan kemandirian belajar, maka dalam hal ini

peneliti mencoba untuk memotret bagaimana motivasi belajar mahasiswa

dilihat dari indikator berikut ini:

Page 36: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

36

No Item Prosentase (%)

Tidak Kadang Ya

1 Memperoleh nilai bagus merupakan

sesuatu yang saya harapkan

0 8,6 91,4

2 Mempelajari semua mata kuliah hal

penting

2,9 11,4 85,7

3 Hal terpenting adalah memperoleh IPK

tinggi

5,7 37,1 57,1

4 Tertarik dengan materi bahasan mata

kuliah

2,9 91,4 5,7

5 Menyelesaikan membaca CD merupakan

hal yang memuaskan

25,7 57,1 17,1

6 Materi pembelajaran terpadu bermanfaat

bagi saya

0 5,7 94,3

7 Menghabiskan banyak waktu untuk belajar 2,9 91,4 5,7

8 Yang terpentig bagi saya adalah ilmu

bukan nilai

0 20 80

Pada siklus pertama ini, mahasiswa ternyata belum menunjukkan kemauan

belajar yang tinggi bisa dilihat dari prosentase intensitas mengagendakan

untuk belajar hanya 22,9%, yang lain hanya kadang-kadang bahkan tidak

sama sekali. Dalam proses perkuliahan dosen memberikan sumber belajar

berupa multimedia dengan harapan mahasiswa bisa mempelajari sendiri dan

mempermudah mereka dalam belajar. Multimedia ini telah diteliti

sebelumnya dan hasilnya mampu meningkatkan motivasi belajar.

Kemauan membaca materi merupakan hal penting bagi mahasiswa untuk

bisa memahami materi. Hasil dari angket kemauan membaca mahasiswa juga

masih tergolong rendah hal ini bisa dilihat dari prosentase yang

menyempatkan membaca hanya 5,7 % dan antusiasme dalam membaca

hanya 20% bahkan ketika akan kuliah pun hanya 37% yang mau membaca.

Kemampuan untuk mengelaborasi pemahaman mereka jika dilihat dari tes

yang dilakukan dosen pada pertemuan ke-4 masih menunjukkan hasil yang

Page 37: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

37

kurang memuaskan. Mahasiswa yang mempunyai pemahaman materi yang

baik hanya 20%. Jika melihat kemauan mereka bertanya jika ada kesulitan

dengan dosen hanya 2,9%. Mahasiswa lebih suka berdiskusi dengan

temannnya. Sementara banyak mahasiswa atau temannya masih belum bisa

memahami materi sepenuhnya.

Secara umum hasil dari kemampuan belajar mandiri mahasiswa yang

berada ditingkat sedang sebanyak 65,7%, sedangkan yang mempunyai

kemampuan belajar mandiri tinggi sebesar 34,3%. Seperti yang terlihat pada

tabel dibawah ini:

83.2153.16%73.33

46.84%

Mean

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

Motivated Learning

0.00

Self Learning

Page 38: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

38

d. Refleksi

Setelah siklus pertama penelitian tindakan ini dilakukan, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi. Langkah refleksi dilakukan

dengan melakukan perenungan terhadap semua yang terjadi selama tindakan

dilaksanakan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara membandingkan antara

keadaan sebelum dan setelah dilakukan tindakan. Apakah terjadi suatu

peningkatan hasil belajar mahasiswa dan kemandirian belajarnya. Refleksi

juga dilakukan melalui sebuah perenungan apakah dengan penggunaan

multimedia terjadi peningkatan kemandirian belajar mahasiawa.

Dari hasil refleksi yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

didapatkan selama pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Beberapa hal

tersebut terkait dengan kriteria keberhasilan tindakan. Kriteria tersebut

digunakan untuk mempertimbangkan dan memberikan makna terhadap apa

yang telah dicapai setelah pelaksanaan tindakan. Sesuai dengan kriteria

penelitian yang telah ditentukan maka dapat ditemukan hal-hal sebagai

berikut selama penelitian tindakan ini dilakukan:

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tersebut di atas dapat

dikatakan bahwa mahasiswa belum menggunakan multimedia secara optimal

sehingga hal ini mempengaruhi pemahaman mereka terhadap materi yang

diajarkan. Beberapa persoalan disebabkan ketidaksiapan mereka pada

perubahan cara belajar dari campus based study menjadi home based study

dengan menggunakan multimedia yang cenderung membutuhkan waktu

Page 39: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

39

karena harus membuka komputer terlebih dahulu, berbeda dengan buku yang

bisa dibawa kemana-mana.

Permasalahan lain disebabkan pada siklus pertama dosen belum

menerapkan variasi strategi, jadi hanya menggunakan multimedia sebagai

sumber belajar utama. Peggunaan metode ceramah dan tanya jawab masih

mendominasi dalam perkuliahan. Hal ini berdampak pada antusiasme

mahasiswa dalam pembelajaran.

3. Siklus 2

a. Hipotesis tindakan

Pada siklus kedua, hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1) Melalui penerapan multimedia dengan berbagai variasi metode akan

meningkatkan keaktifan dan kemauan belajar mahasiswa dalam proses

perkuliahan.

2) Melalui penambahan penugasan untuk memperkuat konsep pembelajaran

terpadu maka akan meningkatkan pemahaman dan hasil belajar

mahasiswa.

b. Pelaksanaan siklus 2

Pada siklus kedua ini materi dan kompetensi yang harus dicapai

mahasiswa berbeda dengan siklus pertama. Peneliti mencoba menerapkan

menerapkan multimedia dengan variasi strategi. Dengan begitu peneliti akan

mendapatkan data yang lebih mendukung bahwa penerapan multimedia

pembelajaran terpadu dapat meningkatkan proses dan hasil perkuliahan.

Page 40: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

40

Adapun kompetensi dasar yang akan dicapai mahasiswa pada

siklus kedua ini yaitu mengimplementasikan model-model pembelajaran

terpadu. Dari kompetensi dasar tersebut, indikator atau tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai adalah: (1) Mahasiswa mampu mengimplementasikan

pembelajaran terpadu model webbed; (2) Mahasiswa mampu

mengimplementasikan pembelajaran terpadu model connected; (3) Maha

siswa mampu mengimplementasikan pembelajaran terpadu model integrated.

Waktu yang dialokasikan dalam pelaksanaan siklus kedua ini

adalah 4 kali pertemuan. Adapun deskripsi dari masing-masing kegiatan dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 26 mei 2010 pada

jam 11.00 s/d 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada

siklus kedua pertemuan ke-1 ini adalah sebagai berikut:

Dosen memberikan apersepsi dengan mengulas tugas yang telah

dikumpulkan minggu lalu. Sebagian besar untuk yang model webbed

sudah benar hanya indikator masih belum operasional. Setelah memberi

penjelasan maka skenario pembelajaran selanjutnya adalah meminta

mereka untuk melihat tayangan video tentang contoh pembelajaran

terpadu model webbed seperti berikut ini:

Page 41: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

41

Mahasiswa diminta menganalisis dari tayangan video tersebut, dan

mendiskusikan secara kelompok. Tujuan dari menayangkan video ini

adalah untuk memberikan contoh konkrit bagaimana mengajar dengan

model webbed atau tematik. Hasil diskusi kelompok adalah mahasiswa

mengkritisi bahwa pelaksanaannya sepertinya akan sulit nantinya di SD

karena masih terjadwal sesuai mata pelajaran bukan berbasis tema. Maka

solusinya adalah tetap membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dalam

bentuk tematik tapi pelaksanaannya tetap mengacu jadwal mata pelajaran.

Tayangan video tersebutjuga untuk memberikan contoh untuk simulasi

minggu berikutnya.

2) Pertemuan 2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Juni 2010 pada jam

11.00 s/d 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus

kedua pertemuan ke-2 ini adalah sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ke dua ini adalah untuk

pencapaian kompetensi bahwa mahasiswa mampu mengimplementasikan

model-model tersebut pada konteks pembelajaran di Sekolah Dasar.

Mahasiswa memparaktekkan rencana pembelajaran yang telah mereka

buat dengan durasi waktu 15menit. Sebagian besar mahasiswa yang

Page 42: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

42

praktik telah menunjukkan performance yang cukup bagus, hal ini

ditunjukkan dari pemilihan metode dan media yang tepat untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditulis dalam rencana pembelajaran.

Mahasiswa lain yang bermain peran sebagai siswa pun cukup antusias

dalam merespon. Walaupun masih ada catatan dalam rencana

pembelajarannya dan masih perlu dibenahi.

Gambar simulasi mahasiswa

3) Pertemuan 3

Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Rabu, 9 juni 2010 pada jam

11.00 s/d 12.40. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus

kedua pertemuan ke-3 ini adalah sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ke tiga ini adalah

masih melanjutkan untuk pencapaian kompetensi bahwa mahasiswa

mampu mengimplementasikan model-model tersebut pada konteks

pembelajaran di Sekolah Dasar. Pada pertemuan minggu lalu mahasiswa

yang praktik mengajar telah menggunakan tiga model pembelajaran

terpadu yaitu connected, webbed, dan integrated sehingga mahasiswa

yang praktik pada pertemuan minggu ini telah mendapat gambaran secara

Page 43: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

43

konkrit tentang bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya.

Sehingga kekurangan bisa diminimalisir. Walaupun tetap masih ada

mahasiswa yang salah karena kurang memperhatikan. Tetapi secara umum

semuanya sudah cukup bagus dan sesuai dengan rambu-rambu

pelaksanaannya.

Melalui praktik mengajar dengan menggunakan tiga model

pembelajaran tersebut, mahasiswa lebih antusias dalam pembelajaran dan

merasa tidak monoton. Mereka bahkan mendapat inspirasi untuk mengajar

kelak ketika pelaksanaan PPL di sekolah. Dampak lainnya adalah adanya

sikap kompetisi yang sehat karena masing-masing ingin menunjukkan

yang terbaik, maka mereka berusaha untuk membuat pembelajaran

semenarik mungkin misalnya dengan bermain peran sehingga melibatkan

partisipasi siswa, kemudian dengan menggunakan juga media kartu dan

gambar.

4) Pertemuan 4

Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Rabu, 16 juni 2010 pada

jam 08.10 s/d 09.20. Adapun deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada

siklus kedua pertemuan ke-4 ini adalah sebagai berikut:

Page 44: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

44

Pencapaian kompetensi mahasiswa dalam mengimplementasikan

model-model pembelajaran terpadu sudah cukup bagus. Hanya peneliti

perlu memastikan pemahaman mereka secara teoritik karena melihat

indikasi dari hasil siklus 1 bahwa mereka kurang bisa memahami apa yang

telah tertulis dalam multimedia. Dalam hal ini peneliti menggunakan

strategi active learning dengan teknik say your knows kepada teman

sebangkunya. Jadi mereka harus memberi tahu apa saja yang telah mereka

pahami dalam multimedia tersebut kepada temannya secara berpasangan.

Setelah mereka menjelaskan apa yang mereka pahami dari materi

multimedia secara bergantian. Kemudian masing-masing memberikan

pertanyaan sebanyak 5. Hal ini dimaksudkan juga untuk mengetahui

sejauhmana kemampuan analisis mereka. Setelah selesai, peneliti bertanya

pada mahasiswa siapa yang mampu menjawab semuanya benar. Ternyata

ada 4 pasang yang berhasil menjawab semua pertanyaan. Kemudia dari 4

pasang ini diambil 2 yang terbaik untuk berkompetisi. Kompetisi ini

adalah saling memberi pertanyaan pada lawan. Akhirnya kompetisi ini

dimenangkan oleh tim kanan yang diwakili oleh saudari isnaini.

Dari hasil pengamata peneliti melihat pertanyaan dan kualitas

jawaban pada saat kompetisi maupun pada saat teknik say your knows

(semuanya berpasangan), materi-materi dalam multimedia tidak semua

Page 45: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

45

dapat dipahami dengan baik hanya beberapa materi saja. Indikator lain

adalah terjadinya pengulangan pertanyaan saat berpasangan, kompetisi 4

pasang, dan kompetisi antar kelompok.

Peneliti kemudian bertanya, apakah mereka sering membaca secara

mandiri multimedia yang telah diberikan. Hampir semuanya menjawab

kadang-kadang. Bahkan ketika pelaksaan praktik mengajar, mereka

hampir tidak pernah membuka, dengan alasan karena mempersiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran dan media yang harus mereka buat.

Maka untuk mengatasi hal ini, peneliti memberikan tugas untuk membuat

peta konsep untuk mempertajam pemahaman mereka dengan kreasi

masing-masing supaya mudah dalam belajar. Hasilnya dikumpulkan

minggu berikutnya.

c. Observasi dan hasil

Setelah dilakukan pengamatan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus

pertama, dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus kedua

menunjukkan bahwa secara rata-rata mengalami kenaikan kemampuan belajar

Page 46: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

46

mandiri mahasiswa yaitu mahasiswa yang berada pada kemampuan sedang

sebesar 42,9 % dan yang berada pada kemampuan tinggi sebesar 57,1% .

No Item Prosentase (%)

Tidak Kadang Sering

1 Menyempatkan membaca CD 22,9 65,7 11,4

2 Antusias membaca CD 20 65,7 14,3

3 Selalu menyempatkan refleksi 5,7 94,3 0

4 Mengagendakan untuk belajar 31,4 51,4 17,1

5 Ke warnet mencari literatur 8,6 31,4 60

6 Sering berdiskusi dengan teman 2,9 57,1 40

7 Sering bertanya ke dosen 60 28,6 5,7

8 Mencari bantuan jika ada kesulitan 0 25,7 74,3

9 Membaca CD jika ada kuliah 11,4 45,7 42,9

10 Menggunakan referensi hanya dari CD 68,6 11,4 20

Pada siklus kedua ini, tidak menunjukkan kenaikan yang berarti

darimasing-masing item. Dilihat dari prosentase intensitas mengagendakan

justru turun menjadi 17,1%, yang lain hanya kadang-kadang bahkan tidak

sama sekali. Dalam proses perkuliahan dosen memberikan sumber belajar

berupa multimedia dengan harapan mahasiswa bisa mempelajari sendiri

dan mempermudah mereka dalam belajar. Multimedia ini telah diteliti

sebelumnya dan hasilnya mampu meningkatkan motivasi belajar.

Kemauan membaca materi merupakan hal penting bagi mahasiswa

untuk bisa memahami materi. Hasil dari angket kemauan membaca

mahasiswa terjadi kenaikan yaitu 11,4 % dan antusiasme dalam membaca

hanya 14,3% sedangkan kemauan membaca ketika ada tugas kuliah

terjadi kenaikan yaitu 42,9%. Kemauan mereka bertanya jika ada kesulitan

dengan dosen naik menjadi 5,7%. Mahasiswa tetap lebih suka berdiskusi

dengan temannnya.

Page 47: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

47

Pada siklus kedua ini kompetensi yang ditekankan adalah

Kemampuan untuk mengimplementasikan model-model pembelajaran

terpadu,dari hasil simulasi diperoleh nilai rata-rata 75. Dari aspek tersebut

sebenarnya kemampuan belajar mahasiswa cukup baik, hanya jika dilihat

dari kemauan dan antusiasme belajar belum menunjukkan hasil yang

memuaskan.

d. Refleksi

Seperti siklus sebelumnya, pada siklus kedua setelah semua

langkah dalam penelitian tindakan dilaksanakan, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan refleksi. Sesuai dengan kriteria ketercapaian tindakan yang

telah ditentukan maka dapat ditemukan sebagai berikut selama penelitian

tindakan siklus kedua ini dilakukan:

1) Kenaikan prosentase pada item antusiasme dalam membaca, kemamuan

membaca jika ada tugas kuliah, dan bertanya dengan dosen jika ada

kesulitan.

2) Secara rata-rata kemampuan belajar mandiri mahasiswa terjadi kenaikan

dari 34,3 % menjadi 57,1 %.

3) Hasil belajar mahasiswa jika dilihat dari kompetensi

mengimplementasikan model-model pembelajaran terpadu nilai rata-

ratanya adalah 75.

Dari kedua kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan tindakan,

pada siklus dua ini telah terpenuhi.

Page 48: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

48

C. Pembahasan

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan total pertemuan

sebanyak 8 (delapan) kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan dengan total

pertemuan sebanyak 4 (empat) kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan dengan

total pertemuan sebanyak 4 (empat) kali pertemuan. Berikut ini akan dibahas

beberapa hal terkait dengan penerapan multimedia pembelajaran terpadu untuk

meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa PGSD

1. Motivasi belajar mahasiswa

Motivasi belajar merupakan prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri.

Motivasi belajar dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Pada instrumen yang diberikan untuk mahasiswa,

motivasi instrinsik menanyakan pada kebutuhan dan ketertarikan pada

materi yang diajarkan. Motivasi ekstrinsik adalah dengan menggunakan

multimedia apakah bisa mendorong mereka untuk memenuhi kebutuhan

dan kepentingan pada mata kuliah tersebut. Dari hasil siklus 1 dan 2

menunjukkan bahwa motivasi belajar mereka cukup tinggi yaitu 91,4 %.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah bahwa perolehan

nilai dan IPK yang bagus merupakan hal yang penting buat mereka.

Seperti yang diungkapkan oleh AW “rasanya puas kalau dapat nilai bagus,

tentu saja kita akan berupaya mendapatkanya”. Apakah hanya sekedar

nilai yang dicari oleh mahasiswa? Sebagian besar menjawab tidak, karena

ilmu juga penting. Seperti yang diungkapkan oleh UK “karena kita akan

menjadi guru, sehingga semua ilmu harus kita kuasai,jika nilainya bagus

Page 49: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

49

itu hanya dampak saja dari kesungguhan kita”. Faktor ekternal yang lebih

banyak mempengaruhi adalah karena mata kuliah ini nanti akan

memberikan bekal untuk PPL terutama untuk praktik mengajar dikelas

rendah, sehingga kompetensinya relevan. Penggunan multimedia sebagai

sumber belajar merupakan penambah referensi yang mereka butuhkan.

Seperti yang diungkapkan NT “multimedia ini bagus, karena ada video,

animasi dan gambar-gambarnya” hal senada juga diungkapakan oleh ST

bahwa “ ini merupakan sesuatu yang baru, hanya bahasa kurang

komunikatif”.

2. Kemandirian belajar mahasiswa

Kemampuan dasar belajar mandiri terdiri dari;

(1) kemampuan melakukan pengembangan motivasi belajar, hal ini telah

ditunjukkan prosentase yang cukup tinggi pada mahasiswa

(2) kemampuan teknis belajar untuk mencapai tujuan belajar atau

kompetensi yang telah ditetapkan. Dari hasil angket telah diketahui bahwa

kemampuan belajar mandiri mahasiswa adalah 57,1%, angka tersebut

belum bisa dikatakan memuaskan karena jika dilihat dari item kemauan

dan antusiasme mereka masih banyak dipengaruhi oleh arahan dosen yaitu

dengan pemberian tugas-tugas, baru mereka belajar. Hal ini diakui oleh

BW”saya belajar jika ada tugas, jarang menyempatkan membuka

multimedianya”. Hal senada juga diungkapkan oleh PW” banyak tugas

yang lain juga bu, tidak hanya mata kuliah ini”.

Page 50: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

50

Perbandingan kemampuan belajar mandiri pada siklus 1 dan 2 bisa dilihat

pada tabel berikut ini:

No Item Siklus 1 Siklus 2

Tdk kdg ya Tdk kdg ya

1 Menyempatkan membaca

CD

22,9 65,7 11,4 22,9 65,7 11,4

2 Antusias membaca CD 20 65,7 14,3 20 65,7 14,3

3 Selalu menyempatkan

refleksi

5,7 94,3 0 5,7 94,3 0

4 Mengagendakan untuk

belajar

31,4 51,4 17,1 31,4 51,4 17,1

5 Ke warnet mencari literatur 8,6 31,4 60 8,6 31,4 60

6 Sering berdiskusi dengan

teman

2,9 57,1 40 2,9 57,1 40

7 Sering bertanya ke dosen 60 28,6 5,7 60 28,6 5,7

8 Mencari bantuan jika ada

kesulitan

0 25,7 74,3 0 25,7 74,3

9 Membaca CD jika ada kuliah 11,4 45,7 42,9 11,4 45,7 42,9

10 Menggunakan referensi

hanya dari CD

68,6 11,4 20 68,6 11,4 20

(3) kemampuan melakukan refleksi memerlukan kemampuan-kemampuan

lain yaitu; (a) kemampuan menerima kesalahan sebagai sesuatu yang

wajar, (b) kemampuan menerima kesalahan sebagai masukan guna

pencegahan terjadinya perbuatan yang sama (c) kemampuan

menerimakeberhasilan bukan semata-mata sebagai sesuatu yang

dibanggakan. Dari hasil angket yang diperoleh 94,3% mahasiswa hanya

kadang-kadang melakukan kegiatan refleksi. Ketika dikonfirmasi mengapa

hanya kadang-kadang merefleksi diri terkait dengan perkuliahan, sebagian

besar mahasiswa menjawab karena padatnya perkuliahan. Seperti yang

diungkapkan oleh WP “bahwa semester ini jadwal kuliah sangat padat,

Page 51: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

51

ditambah dengan adanya kegiatan mikroteaching, sehingga cukup menyita

waktu”.

3. Hasil belajar mahasiswa

Hasil belajar mahasiswa yang ditampilkan ini bukan merupakan hasil pre

test dan postest melainkan hasil ujian akhir mahasiswa, karena saat siklus

kedua berakhir bertepatan dengan dekatnya UAS. Adapun nilai

mahasiswa sebagai berikut:

07108248003 58 70,3 B

07108248013 83 80,55 A-

07108248015 62 72,45 B

07108248019 57 72,7 B

07108248025 57 71,95 B

07108248046 62 71,2 B

07108248059 62 75,45 B+

07108248063 73 75,05 B+

07108248068 66 73,1 B

07108248086 58 70,55 B

07108248090 83 83,55 A-

07108248106 70 74 B

07108248119 70 77,25 B+

07108248121 70 74,75 B

07108248125 63 72,3 B

07108248160 57 70,7 B

07108248162 67 75,45 B+

07108248168 85 83 A-

07108248169 75 77 B+

07108248172 80 78,75 B+

07108248197 63 71,55 B

07108248200 75 79,5 B+

07108248204 80 77,5 B+

Page 52: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

52

Tabel nilai diatas menggambarkan nilai UAS dan rata-rata akhir setelah

digabungkan dengan nilai yang lain yaitu keaktifan,tugas, dan mid semester. Jika

mengacu pada angka kelulusan yaitu minimal C,maka tidak ada mahasiswa yang

tidak lulus,minimal nilai yang diperoleh adalah B- hanya 2 orang sehingga bisa

dikatakan bahwa kemampuan belajar mahasiswa sudah baik.

07108248211 80 77,5 B+

07108248224 76 78,6 B+

07108248225 56 69,85 B-

07108248226 67 75,45 B+

07108248230 85 83,75 A-

07108248238 75 80,25 A-

07108248253 60 70,5 B

07108248260 88 84,55 A-

07108248268 60 73 B

07108248276 55 67,5 B-

07108248279 82 82,45 A-

07108248285 61 72,85 B

07108248293 83 82,3 A-

07108248303 78 78,05 B+

Page 53: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

53

BAB V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Melalui penerapan multimedia pembelajaran terpadu dapat dilihat hasilnya

sebagai berikut, motivasi belajar mahasiswa 91,4 % , kemampuan belajar

mandiri mahasiswa naik dari 34,3 % menjadi 57,1 %.

2. Kemampuan belajar mandiri mahasiswa masih dominan dipengaruhi oleh

faktor ekternal misalnya, jika ada tugas dari dosen.

3. Semakin meningkatnya kemandirian belajar mahasiswa berpengaruh

positif terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa. Hal ini bisa dilihat

dari rata-rata nilainya adalah B.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di muka, ada beberapa saran

yang dapat diberikan tentang penerapan multimedia pada mata kuliah

pembelajaran terpadu sebagai berikut:

1. Penerapan multimedia sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran

terpadu karena merupakan sesuatau yang baru dalam perkuliahan

2. Dalam penerapan perlu divariasikan dengan metode lain agar tidak jenuh.

Page 54: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

54

3. Perlunya membangun hubungan yang intensif antara dosen dan mahasiswa

sehingga terjadi komunikasi yang efektif dalam pembelajaran.

4. Perlunya membangun suasana kelas yang kondusif

5. Perlu adanya penghargaan dan punishment, sebagai bahan untuk

merefleksi diri yang masih jarang dilakukan mahasiswa.

C. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini yaitu:

1. Peneliti tidak melakukan wawancara lebih mendalam untuk menggali

permasalahan kurang antusiasme dan rendahnya minat membaca pada

mahasiswa.

Page 55: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

55

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani. (1997). Media instruksional educatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Alessi, S.M. & Trollip, S.R. (2001). Multimedia for learning: methods and development

(3th

ed.). Massachusetts: Ally & Bacon A Pearson Education Company.

Beerman (Januari 1996). Computer based multimedia: new derections in teaching and

learning. Journal of nutrition education. Diakses Maret 2009 dari

http://proquest.umi.com/pqdweb.

Blackwell John. (1997). SEED: Multimedia applications in education:

http//web.viu.ca/seed/mm/index.html. diakses tanggal 20 Juni 2009.

Departemen Pendidikan Nasional. (1996). Pembelajaran terpadu. Jakarta: Departemen

Pendidikan Tinggi.

Dewi Salma P. (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: universitas Negeri Jakarta.

Dick, W. & Carey, L. (2005). The systematic design of instruction (6rd

ed.). Glecview,

Ilinois: Scott, Foresman and Company.

Dryden, Gordon & Jeannette Vos. (2003). The learning revolution. Bandung: Kaifa.

Fogarty Robin. (1991). How to Integrate the curricula. Illions:IRI/Skylight Publishing,

Inc.

Hackbarth, S. (1996). The educational technology handbook; a comprehensive guide.

New Jersey: Educational Technology Publication.

Page 56: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

56

Hannafin, Micheal J. (198). The design, development and evaluation of instructional

software. New York: Macmillan Publishing Company.

Heinich, R. (et al). (1996). Instructional Media and Technologies for Learning (5 ed).

Englewood cliffs, N.J: A Simon & Schuster Company.

Page 57: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

57

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNIOR ANGGOTA PUSAT STUDI

1. Judul Penelitian : Pengembangan Multimedia

Pembelajaran Untuk Mata Kuliah

Pembelajaran Terpadu di PGSD FIP UNY

2. Ketua peneliti

a. Nama lengkap : Unik Ambar Wati, M.Pd

b. Jabatan : Asisten Ahli

c. Jurusan : Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

(PPSD)

d. Alamat surat : Jur. PPSD, Kampus Karang malang FIP

UNY

e. Telp/ HP : 0811268163

f. Faksimili : -

g. E-mail : [email protected]

3. Tema Payung Penelelitian : Managemen dan Teknologi Pendidikan

4. Skim Penelitian : Lemlit

5. Program Strategis Nasional :

Page 58: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

58

6. Bidang Keilmuan/ Peneliti : Pendidikan

7. Tim Peneliti

No Nama Badang Keahlian

1 Deni Hardianto, M.Pd

NIP. 19810605 200501 1

003

Pembelajaran Berbasis

Komputer

8. Mahasiswa yang terlibat

No Nama NIM

1

9. Lokasi Penelitian : FIP UNY

10. Waktu Penelitian : 6 Bulan

11. Dana yang diusulkan : Rp. 5.000.000,-

Mengetahui Yogyakarta, 11

Maret 2010

Kepala Pusat Studi Ketua Tim Peneliti

Pendidikan Dasar dan Menengah

Dr. Ishartiwi Unik Ambar Wati,

M.Pd

Mengetahui,

Ketua Lembaga Penelitian

Prof. Sukardi, Ph. D

NIP. 130693813

Page 59: 1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka

59

PROPOSAL PENELITIAN

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Untuk Mata Kuliah

Pembelajaran Terpadu di PGSD FIP UNY

UNIK AMBAR WATI

PUSAT STUDI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA