1 1. Judul Penelitian Penerapan Multimedia Pembelajaran Terpadu Untuk Meningkatkan Self Motivated Learning Mahasiswa PGSD FIP UNY. 2. Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu 3. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menerapkan multimedia pembelajaran terpadu untuk meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning) mahasiswa PGSD FIP UNY. Permasalahan yang dihadapi pada mata kuliah pembelajaran terpadu selama ini adalah rendahnya motivasi dan inisiatif mahasiswa untuk mencari referensi dan memperdalam wawasan tentang materi perkuliahan selain yang diberikan dosen pengampu mata kuliah, disisi lain penggunaan sumber belajar yang dapat menarik minat dan memperkaya wawasan mahasiswa masih sangat minim. Mendasarkan pada permasalahan tersebut maka perlu disediakan sumber belajar berbasis komputer (multimedia) yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri oleh mahasiswa. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
59
Embed
1. Judul Penelitian - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/Penerapan...potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran, beraneka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
1. Judul Penelitian
Penerapan Multimedia Pembelajaran Terpadu Untuk Meningkatkan Self
Motivated Learning Mahasiswa PGSD FIP UNY.
2. Mata Kuliah
Pembelajaran Terpadu
3. Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan multimedia pembelajaran terpadu
untuk meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning) mahasiswa
PGSD FIP UNY. Permasalahan yang dihadapi pada mata kuliah pembelajaran
terpadu selama ini adalah rendahnya motivasi dan inisiatif mahasiswa untuk
mencari referensi dan memperdalam wawasan tentang materi perkuliahan
selain yang diberikan dosen pengampu mata kuliah, disisi lain penggunaan
sumber belajar yang dapat menarik minat dan memperkaya wawasan
mahasiswa masih sangat minim. Mendasarkan pada permasalahan tersebut
maka perlu disediakan sumber belajar berbasis komputer (multimedia) yang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri oleh mahasiswa.
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dengan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi.
2
4. Latar Belakang Masalah
Tantangan kehidupan yang semakin kompleks, menghajatkan setiap
individu sekarang ini untuk meningkatkan kapasitas akademik, ketrampilan,
dan kemampuan lain yang bersifat non akademis untuk bisa memenangkan
persaingan. Kondisi tersebut mengakibatkan pula pergeseran paradigma dalam
pembelajaran. Pembelajaran harus mampu mengembangkan kemampuan
peserta didik tanpa harus terhalangi oleh sistem dan keterbatasan fasilitas.
Pada masa sekarang ini satu segi yang menguntungkan adalah tersedianya
sumber-sumber belajar yang dapat dipelajari sendiri, tanpa perlu bantuan
orang lain. Sumber-sumber terutama berupa buku yang berbentuk teks
ataupun digital dan media pembelajaran berbasis komputer.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang merupakan lembaga pencetak
calon-calon guru Sekolah Dasar dimaksudkan dapat menghasilkan lulusan
sebagai ahli pendidikan dasar yang mampu: (a) memfasilitasi pembentukan
dasar-dasar kepribadian yang kokoh dan cerdas kepada anak-anak; (b)
melakukan tugas pembelajaran literasi pendidikan dasar sebagai alat untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; serta (c) mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan professional dan akademiknya sebagai pendidik
dan guru Sekolah Dasar secara kreatif, produktif dan mandiri dalam sistem
informasi yang ada di dalam masyarakat sehingga selalu dapat menampilkan
kinerja yang unggul. Mendasarkan pada tuntutan tersebut maka perlu
mempersiapkan suatu lingkungan belajar dimana mahasiswa bisa
3
mengesplorasi kemampuannya baik secara mandiri maupun melalui
pendampingan terutama saat mereka akan praktik mengajar disekolah kelak.
Dalam kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar telah disepakati ada
satu komponen keterpaduan yang dituangkan dalam mata kuliah Pembelajaran
Terpadu. Secara konseptual, prinsip-prinsip keterpaduan pembelajaran akan
terliput di dalam setiap mata kuliah. Posisi Pembelajaran Terpadu dalam
kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar menjadi titik kulminasi dari
prinsip-prinsip mata kuliah sebelumnya, sebagai wahana praktik yang secara
utuh bernuansakan dunia kehidupan sekolah dasar (Tim Pengembang
PGSD,1996: 3).
Mata kuliah ini tergolong dalam kompetensi pedagogik dan terdiri atas 2
sks. Kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa adalah mampu memahami,
merencanakan, dan melaksanakan model-model pembelajaran terpadu untuk
mendukung mata kuliah pada semester berikutnya yaitu Praktik Perkuliahan
Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sekolah Dasar.
Banyaknya materi yang harus dikuasai oleh mahasiswa tidak
sebanding dengan jumlah satuan kredit semester (sks) mata kuliah, hal ini
diakui oleh dosen-dosen mata kuliah Pembelajaran Terpadu program studi
PGSD FIP UNY yang merasa waktunya tidak cukup untuk menyampaikan
semua materi, sehingga banyak penugasan-penugasan yang diberikan dosen
kepada mahasiswa. Implikasi dari metode yang digunakan dosen, menurut
jajak pendapat yang dilakukan oleh peneliti dengan menyebar angket hasilnya
adalah 20,9% mahasiswa kurang antusias dan berminat mempelajari materi,
4
35,5% mahasiswa kurang mempunyai inisiatif untuk mencari atau
memperdalam wawasan tentang pembelajaran terpadu melalui referensi lain
selain yang diberikan oleh dosen.
Permasalahan lain adalah, ketersediaan sumber belajar di perpustakaan
tentang Pembelajaran Terpadu hanya ada 2 buku teks. Dimana 1 buku teks
terbitan tahun 1994 sehingga contoh-contoh yang diberikan kurang up to date
misalnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum mengacu pada
kurikulum KTSP. Buku teks lainnya merupakan buku pegangan mata kuliah
yang ditulis oleh salah satu dosen pembelajaran terpadu. Hal ini semakin
memperkuat permasalahan kurang berminat dan rendahnya inisiatif
mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran terpadu.
Belajar mandiri merupakan kemampuan dasar manusia, bisa terganggu
dan tidak berkembang disebabkan oleh penyelenggaraan sistem pendidikan
formal tradisional, yang bersifat’ guru sentris’. Penggalian kemampuan
potensial dapat dilakukan dengan penginkorporasian strategi pembelajaran,
beraneka sumber belajar, yang memungkinkan siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Keaktifan ini secara berantai akan menimbulkan kegembiraan
belajar menumbuhkan niat atau motivasi belajar, dan hasil belajar.
Meningkatnya hasil belajar, dalam arus baliknya akan menumbuhkan
kegembiraan dalam belajar, untuk belajar lebih lanjut. Keseluruhan proses
pembelajaran dapat melatih kemampuan belajar mandiri peserta didik (Haris
mujiman, 2009)
Maka penggunaan multimedia ini menjadi khasanah baru untuk
memperluas akses pengetahuan mereka tentang pembelajaran terpadu, karena
telah dilengkapi dengan materi pengayaan, video, dan animasi sehingga akan
mampu meningkatkan motivasi belajar mereka dan berimplikasi terhadap
kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
5
5. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam
penelitian ini adalah bagaimana menerapkan multimedia pembelajaran
terpadu untuk meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning)
mahasiswa PGSD FIP UNY?
6. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini meningkatnya kemandirian
belajar (self motivated learning) mahasiswa PGSD FIP UNY pada mata kuliah
pembelajaran terpadu.
7. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik
lembaga PGSD maupun pendidik.
1. Lembaga PGSD
Hasil penelitian dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di Program Studi PGSD FIP UNY melalui penerapan
multimedia pembelajaran berbasis komputer.
2. Bagi Dosen selaku pendidik
a. Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah tentang
penerapan multimedia pembelajaran berbasis komputer guna
meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep
pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu.
6
b. Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah tentang
keefektifan multimedia pembelajaran berbasis komputer dalam
meningkatkan kemandirian belajar (self motivated learning)
mahasiswa.
3. Bagi mahasiswa
Penelitian ini akan dapat meningkatkan kemandirian belajar (self
motivated learning) mahasiswaPGSD FIP UNY khususnya pada mata
kuliah Pembelajaran Terpadu.
8. Tinjauan Pustaka
1. Kajian tentang Multimedia Pembelajaran
a. Pengertian Multimedia
Istilah multimedia berkenaan dengan penggunaan berbagai jenis/bentuk
media secara berurutan maupun simultan dalam menyajikan suatu informasi.
Merril et.al (1996: 168) memberikan pengertian multimedia merupakan
kombinasi dari berbagai jenis media seperti teks, grafik, suara, animasi dan
video dalam aplikasi komputer. Pengertian yang sama diungkapkan oleh
Steven Hackbarth (1996: 229) yaitu:
Multimedia is suggested as meaning the use of multiple media formats for
the presentation of information, including texts, still or animated graphics,
movie segments, video, and audio information. Computer-based interactive
multimedia includes hypermedia and hypertext. Hypermedia is a computer-
based system that allows interactive linking of multimedia format information
7
including text, still or animated graphic, movie segments, video, and audio.
Hypertext is a non-linier organized and accessed screens of text and static
diagrams, pictures, and tables.
Vaughan (2006: 2) mengatakan bahwa multimedia merupakan kombinasi
teks, seni, suara, animasi, dan video yang disampaikan kepada seorang
(peserta didik) dengan komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan
digital yang lain. Melalui gabungan media-media ini pengalaman belajar
menjadi sesuatu yang interaktif yang mencerminkan suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari.
Sementara Hofstetter yang dikutip Suyanto (2005: 21) multimedia adalah
pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggunakan teks, grafik, audio,
gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool
yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, dan
berkomunikasi.
Lebih lanjut Hofstetter yang dikutip Suyanto (2005: 21) menyatakan ada
empat komponen penting multimedia; (1) harus ada komputer yang
mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan
pengguna, (2) harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi, (3)
harus ada alat navigasi yang memandu pengguna menjelajah jaringan
informasi, (4) multimedia menyediakan tempat kepada pengguna untuk
mengumpulkan, memproses, mengomunikasikan informasi dan ide.
8
Apabila salah satu komponen tidak ada, maka bukan multimedia dalam
arti yang luas. Misalnya tidak ada komputer untuk berinteraksi, maka
namanya media campuran, bukan multimedia. Kalau tidak ada alat navigasi
yang memungkinkan kita memilih jalannya suatu tindakan maka namanya
film, bukan multimedia. Demikian juga jika kita tidak mempunyai ruang
untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka namanya televisi
bukan multimedia.
Perangkat multimedia dibedakan menjadi perangkat keras dan perangkat
lunak. Alat perangkat keras multimedia adalah alat pengolah data yang
bekerja secara elektronis dan outomatis. Perangkat keras multimedia dapat
bekerja apabila ada unsur manusia yang mengerti tentang alat itu dan dapat
bekerja menggunakan alat itu. Multimedia merupakan suatu sistem karena
merupakan objek yang berhubungan dan bekerjasama untuk menghasilkan
suatu yang diinginkan.
Sistem perangkat keras multimedia terdiri atas empat unsur utama dan satu
unsur tambahan. empat unsur utama terdiri dari; (1) Input Unit; (2) Central
Processing Unit (CPU), (3) Strotage/Memory; (4) Output Unit, dan unsur
tambahannya adalah Comunication Link.
Input unit merupakan bagian yang menerima dan memasukan data dan
instruksi. Central Processing Unit (CPU) merupakan bagian yang
melaksanakan dan yang mengatur instruksi, termasuk menghitung dan
membandingkan. Srotage/Memory merupakan bagian yang berfungsi utuk
mengeluarkan hasil proses. Comunication link merupakan bagian yang
9
berkomunikasi dengan dunia luar. Unsur Multimedia ditunjukkan pada
gambar berikut (Suyanto, 2005: 52).
CENTRAL
CONTROL UNIT
ARTTHETIC &LOGIG UNIT
INPUT UNIT
COMMUNICATION LINK
PRIMARYMEMORY
SECONDARYMEMORY
OUTPUTUNIT
Gambar Unsur Multimedia
(Suyanto, 2005: 52)
Memasukan data dalam komputer multimedia dilakukan dengan
menggunakan sepuluh cara: melalui keyboard, alat penunjuk (poin device),
alat pembaca optis atau magnetis, alat pembaca suara, sistem vision input,
kamera digital, scanner, camcorder, snappy dan kamera web.
Suyanto (2005: 103) mengungkapkan Perangkat lunak multimedia adalah
komponen-komponen dalam data processing system, berupa program-program
untuk mengontrol bekerjanya sistem komputer multimedia. Pada umumnya
istilah perangkat lunak multimedia menyatakan cara-cara yang menghasilkan
hubungan yang lebih efisien antara manusia dan mesin komputer multimedia.
Fungsi perangkat lunak multimedia antra lain mengidentifikasikan program
multimedia dan menyiapkan aplikasi program multimedia sehingga tata kerja
10
seluruh peralatan komputer multimedia jadi terkontrol serta mengatur dan
membuat pekerjaan agar yang berkaitan dengan multimedia lebih efisien.
Berkaitan dengan media pembelajaran untuk membantu pemahaman
peserta didik, komputer dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, yakni dengan
penemuan dan pemanfaatan mesin mengajar (teaching machine) untuk
menerapkan pengajaran terprogram pada tahun 1950-1960-an hingga
kemajuan bidang teknik komputer mampu menerjemahkan aplikasi kedalam
program CAL (Computer-Assisted Learning), CAI (Computer-Assisted
Instruction), CBT (Computer-Basic Training), dan sebagainya. Semua
program tersebut bertujuan sebagai bantuan dalam pembelajaran.
b. Manfaat multimedia
Media berbasis komputer tentu memiliki manfaat dalam proses
pembelajaran. Yusufhadi Miarso (2004: 473-474) Menyatakan bahwa suatu
media digunakan berdasarkan beberapa asumsi dasar, asumsi tersebut:
1) Penggunaanya tidak hanya menambah atau memperkaya
pengalaman belajar, tetapi menyajikan bahan-bahan pelajaran yang
merupakan bagian integral kurikulum.
2) Bahan-bahan pembelajaran yang akan diberikan harus diprogram
sedemikian rupa hingga memungkinkan peserta belajar untuk memilih dan
menentukan kemajuan pelajarannya sendiri saat diperlukan.
3) Penyajian pembelajaran dapat diterima di semua tempat
pendidikan (sekolah maupun pusat belajar lain).
11
Berdasarkan beberapa asumsi di atas, maka pembelajaran berbasis
komputer dikembangkan karena memiliki manfaat dalam proses pembelajaran
yang dilakukan baik pembelajaran individual maupun pembelajaran di bawah
bimbingan. Ch. Ismaniati (2001: 26-28) mengungkapkan beberapa manfaat
dari pembelajaran berbasis komputer. Manfaat tersebut antara lain:
1) Komputer dapat meningkatkan motivasi peserta didik.
2) Komputer mampu memberikan informasi tentang kesalahan dan jumlah
waktu belajar serta waktu untuk mengerjakan soal-soal kepada peserta
didik.
3) Pembelajaran berbantuan komputer dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk mengatasi kelemahan pada pembelajaran berkelompok.
4) Pembelajaran berbantuan komputer dapat membantu peserta didik untuk
trampil memilih bagian-bagian pelajaran yang hendak dipelajarinya.
5) Pembelajaran berbantuan komputer bermanfaat bagi peserta didik yang
seringkali merasa kesulitan untuk mengikuti pembelajaran tradisional.
6) Dengan pembelajaran berbantuan komputer peserta didik tidak merasa
malu jika melakukan kesalahan, karena dalam pembelajaran berbantuan
komputer dialog yang terjadi adalah dialog perseorangan antara peserta
belajar dengan komputer.
7) Pembelajaran berbantuan komputer sangat mendukung pembelajaran
individual, di mana sistem pembelajaran individual dianjurkan dalam
pendidikan modern.
12
Multimedia komputer memungkinkan peserta didik untuk lebih mengenal
dan terbiasa dengan komputer yang saat ini sudah sangat dikenal dan
digunakan oleh banyak orang. Komputer merupakan media penyampai
pembelajaran yang efektif. Hasil riset Beerman, Kathy (1996) menyebutkan
bahwa menggunakan komputer mempunyai efek yang positif terhadap peserta
didik, selengkapnya dikemukakan:
Computer technology offers a powerful and versatile tool that can
dramaticaly change teaching and learning. Research indicates that
instruction via computers results in higher test scores compared to the
conventional method,as well as greater long term retention
Keunggulan pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer
diungkapkan oleh Latuheru (1988: 122) antara lain: (1) menimbulkan
motivasi bagi mereka untuk lebih menekuni materi yang disajikan; (2) dengan
adanya warna, musik, grafik, yang dianimasi dapat menambahkan realisme,
dan merangsang untuk mengadakan latihan-latihan kerja, kegiatan
laboratorium dan simulasi; (3) kecepatan dalam menaggapi respon
pembelajar, sesuatu yang mengandung nilai-nilai penguat; (4) kemampuan
mengingat secara cepat, tepat, dicatat dengan baik untuk merencanakan
langkah selanjutnya; (5) kemampuan komputer dalam menyimpan dokumen
secara aman, pembelajaran individual dapat dijalankan dengan baik.
Banyak penelitian eksperimen tentang CAI telah dilakukan untuk
mengevaluasi efektifitas berbagai program CAI. Hasil penelitian ini
cenderung menyimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan CAI akan
13
lebih meningkatkan prestasi belajar dibanding dengan paket paket pengajaran
lainnya. Hal ini sesuai hasil penelitian Rasch, Thorrsten (2009)
According to the results, adding pictures to text was neither beneficial nor
harmful for learning. In terms of learning efficiency, however,learning
from text only was more successful than learning from text and pictures.
Interactivity was beneficial for one learning task, but not for the other
task. The visualization format affected participant’s interaction with
pictures, but not the learning outcomes; however this effect was not
influenced by the interactivity. Implication for multimedia design and for
further research are pointed out.
Namun Richard Clark dalam Herman (1995) mengkritik bahwa program
pengajaran seperti CAI bisa saja efektif tetapi dengan hanya menempatkan
materi pelajaran ke dalam komputer secara asal, tidaklah akan meningkatkan
efektivitas pengajaran. Oleh karena itu Simonson dan Thompson dalam
Herman (1995) menyarankan agar pembuatan CAI harus direncanakan dengan
baik dan usaha penelitian saat ini sebaiknya difokuskan pada pemakaian CAI
untuk situasi khusus dan untuk mata pelajaran khusus pula.
Pendapat para pakar media diatas dapat disintesis bahwa media
pembelajaran komputer memegang peranan yang penting dan menjadi salah
satu faktor penentu akan berhasilnya suatu pembelajaran.
2. Kajian tentang Pembelajaran Terpadu
14
a. Pengertian
Pembelajaran Terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi
pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan
untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan
bermakna bagi anak (Atkinson dalam Rbaryans, 2008). Selanjutnya dijelaskan
bahwa dalam Pembelajaran Terpadu didasarkan pada pendekatan inquiry,
yaitu melibatkan peserta didik mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, dan
brainstorming dari peserta didik. Dengan pendekatan terpadu peserta didik
didorong untuk berani bekerja secara kelompok dan belajar dari hasil
pengalamannya sendiri. Collins dan Dixon dalam Rbaryans (2008)
menyatakan tentang Pembelajaran Terpadu sebagai berikut: integrated
learning occurs when an authentic event or exploration of a topic in the
driving force in the curriculum. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam
pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi
topik atau kejadian, peserta didik belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu
bidang studi pada waktu yang sama.
Pembelajaran Terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai
dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas
yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga peserta
didik dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-
masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan
15
program DAP yang dikemukakan Bredekamp dalam Rbaryans (2008) pada
proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas dan bahan-
bahan yang kaya serta menawarkan pilihan bagi peserta didik sehingga peserta
didik dapat memilihnya untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berinisiatif sendiri,
melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri sebagai aktivitas yang
dipilihnya.
Pembelajaran Terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas
untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-
kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan Pembelajaran
Terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini
dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi
merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan peserta didik.
b. Model Pembelajaran Terpadu di Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Robin Fogarty (1991: xv) menyebutkan ada 10 model pembelajaran