1 BAB I ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 1. Hambatan Tahun Lalu Pada bab ini akan dijabarkan mengenai beberapa hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di lingkungan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) pada tahun 2011. Beberapa hambatan tersebut diantaranya : 1. Standar Operasional Prosedur sebagai bentuk penjabaran pekerjaaan dari tupoksi Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat belum berjalan dengan baik 2. Masih terbatasnya kemampuan SDM yang dapat mendukung tupoksi serta sarana prasarana yang belum mencukupi. 3. Sinkronisasi waktu peneliti, antara penelitian yang satu dengan lainnya dimana sebagian besar peneliti di Pusat TIKM terlibat dalam kegiatan Riset Kesehatan Nasional seperti Rifaskes sehingga mempengaruhi pelaksanaan seluruh kegiatan di Pusat TIKM 4. Monitoring dan evaluasi dalam pelaporan hasil penelitian belum optimal sehingga diakhir tahun anggaran berakhir laporan selesai secara substansi tetapi belum dievaluasi secara lebih terperinci oleh Panitia Pembina Ilmiah (PPI). 2. Kelembagaan Kegiatan Pusat TIKM tahun 2012 mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI tahun 2010-2014 dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi Kementerian Kesehatan RI. Penjabaran dari peran Pusat TIKM dalam mendukung tercapainya visi dan misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dituangkan dalam tugas dan fungsi Pusat TIKM sebagai organisasi fungsional di Badan Litbangkes yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
67
Embed
1. Hambatan Tahun Lalu - kemkes.go.id 1. Bagian Tata Usaha; 2. Bidang Upaya Kesehatan; dan 3. Bidang Sumber Daya Kesehatan. Adapun tugas dan fungsi masing-masing bidang/bagian tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
1. Hambatan Tahun Lalu
Pada bab ini akan dijabarkan mengenai beberapa hambatan yang ditemui dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan di lingkungan Pusat Teknologi Intervensi
Kesehatan Masyarakat (Pusat TIKM) pada tahun 2011. Beberapa hambatan
tersebut diantaranya :
1. Standar Operasional Prosedur sebagai bentuk penjabaran pekerjaaan dari
tupoksi Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat belum berjalan
dengan baik
2. Masih terbatasnya kemampuan SDM yang dapat mendukung tupoksi serta
sarana prasarana yang belum mencukupi.
3. Sinkronisasi waktu peneliti, antara penelitian yang satu dengan lainnya
dimana sebagian besar peneliti di Pusat TIKM terlibat dalam kegiatan Riset
Kesehatan Nasional seperti Rifaskes sehingga mempengaruhi pelaksanaan
seluruh kegiatan di Pusat TIKM
4. Monitoring dan evaluasi dalam pelaporan hasil penelitian belum optimal
sehingga diakhir tahun anggaran berakhir laporan selesai secara substansi
tetapi belum dievaluasi secara lebih terperinci oleh Panitia Pembina Ilmiah
(PPI).
2. Kelembagaan
Kegiatan Pusat TIKM tahun 2012 mengacu pada Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan RI tahun 2010-2014 dalam rangka mendukung
pencapaian visi dan misi Kementerian Kesehatan RI.
Penjabaran dari peran Pusat TIKM dalam mendukung tercapainya visi dan misi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dituangkan dalam tugas dan fungsi
Pusat TIKM sebagai organisasi fungsional di Badan Litbangkes yang mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2
Pusat TIKM mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi
kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat TIKM
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian
dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi
kesehatan masyarakat;
c. pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan
pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat;
d. pelaksanaan kajian daerah bermasalah kesehatan; dan
e. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat
Berdasarkan Permenkes No.1144/MENKES/PER/VIII/2010, tanggal 19 Agustus
2010, susunan organisasi Pusat TIKM adalah sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha;
2. Bidang Upaya Kesehatan; dan
3. Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Adapun tugas dan fungsi masing-masing bidang/bagian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,
program, dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan laporan, serta tata usaha
dan rumah tangga Pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Tata
Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi dan
penyusunan laporan;
b. Pelaksanaan kerja sama penelitian dan pengembangan dan pertemuan
ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat; dan
c. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.
Bagian Tata Usaha ini terdiri atas :
a. Subbagian Program dan Kerja Sama
3
Subbagian Program dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan
penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi dan
penyusunan laporan serta kerjasama penelitian dan pengembangan dan
pertemuan ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat,
diseminasi, utilisasi, promosi hasil penelitian dan pengembangan,
pengelolaan jaringan informasi ilmiah, serta pengelolaan laboratorium
penunjang dan perpustakaan.
b. Subbagian Keuangan, Kepegawaian, dan Umum
Subbagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas
melakukan urusan keuangan, kepegawaian, umum, tata persuratan,
protokol, pelayanan pimpinan, rumah tangga, perlengkapan, penyiapan
administrasi dan sarana penelitian dan pengembangan, dan gaji.
2. Bidang Upaya Kesehatan
Bidang Upaya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penelitian,
pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang upaya kesehatan
kelompok rentan dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Bidang Upaya Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi
kesehatan, serta penyiapan bahan penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang upaya kesehatan kelompok rentan; dan
b. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi
kesehatan, penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang upaya kesehatan masyarakat.
Bidang Upaya Kesehatan terdiri atas :
a. Subbidang Upaya Kesehatan Kelompok Rentan
Subbidang Upaya Kesehatan Kelompok Rentan mempunyai tugas
melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan,
serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pada
4
kelompok penduduk rentan dari faktor biologis, sosial ekonomi, geografi,
demografi dan/atau karena keterpaparan terhadap faktor risiko tertentu,
serta faktor lainnya.
b. Subbidang Upaya Kesehatan Masyarakat
Subbidang Upaya Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan
penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kesehatan lingkungan, kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif,
Jumlah anggaran tersebut berasal dari dana APBN sebesar
Rp.31.750.837.000,- dan dari dana hibah luar negeri sebesar Rp.772.718.000,-.
25
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
1. Dasar Hukum
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kelembagaan Pusat Teknologi
Intervensi Kesehatan Masyarakat didasarkan pada:
1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 5;
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 42-45;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan Intelektual serta Hasil kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh
Perguruan Tinggi dan Lembaga penelitian dan Pengembangan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
7. Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
8. Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan;
9. Instruksi Presiden No. 9 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2011;
10. Instruksi Presiden No. 14 tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2011;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 791 Tahun 1999 tentang Koordinasi
Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan memberikan
tugas kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia sebagai koordinator Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Nasional;
26
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A Tahun 1999 tentang Kebijakan
Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
14. Keputusan Menteri Kesehatan No. 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
15. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator
Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
16. Pakta Integritas Menteri Kesehatan;
17. Rencana Aksi yang ditetapkan Pimpinan Unit Kerja.
2. Tujuan, Sasaran dan Indikator
Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Program-program yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan
bertujuan untuk terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan dan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014, pelaksanaan tugas Pusat Teknologi
Intervensi Kesehatan Masyarakat bertujuan meningkatkan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidang
teknologi intervensi kesehatan masyarakat dengan sasaran indikator yaitu :
1. jumlah produk/ model intervensi/ prototipe/ standar/ formula di bidang
teknologi intervensi kesehatan masyarakat dan
2. jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional dan internasional.
27
Indikator Kinerja Utama tersebut ditetapkan dalam rangka mencapai sasaran
outcome Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat sebagaimana
tercantum dalam dokumen Renstra Kemenkes Tahun 2010-2014.
Jika dibandingkan dengan tahun 2011, indikator Pusat Teknologi Intervensi
Kesehatan Masyarakat pada tahun 2012 mengalami kenaikan jumlah target.
Tabel II.1 Indikator Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Tahun 2011-2012
Indikator Target 2011 Target 2012
1. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
2. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional
10
10 2
13
15 2
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan, penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
mempunyai fungsi sebagai berikut:
• penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan
pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat;
• pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi
kesehatan masyarakat;
• pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan
pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat;
• pelaksanaan kajian daerah bermasalah kesehatan; dan
• pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat
28
Sasaran dan indikator outcome Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat secara berturut-turut disajikan dalam Tabel II.2. Sementara itu,
sandingan visi dan misi antara Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan dan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat ditampilkan dalam Tabel II.3.
Tabel II.2. Sasaran Outcome dan Indikator Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2012
Sasaran outcome Indikator Target 2012
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
1. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
2. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: c. Nasional d. Internasional
13
15 2
Tabel II.3. Sandingan Visi dan Misi antara Kementerian Kesehatan RI, Badan Litbangkes dan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Sandingan Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat
VISI Menuju Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
Sebagai Lokomotif Penelitian, Pengawal Kebijakan dan Legitimator Program Pembangunan Kesehatan Berbasis Bukti
Menjadi Pusat Unggulan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
MISI 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik
1. Menghasilkan produk, prototipe dan teknologi baru
2. Menghasilkan data dan informasi dari penelitian berkualitas dan aplikatif (opsi kebijakan, dan perbaikan progam)
3. Mengembangkan sumber daya litbangkes (termasuk profesi) litbangkes
4. Menjalin kerjasama litbangkes nasional dan international
1. Menyelenggarakan Litbangkes yang berkualitas dan tepat guna
2. Meningkatkan SDM Litbangkes yang mumpuni
3. Menyediakan manajemen Litbangkes profesional
4. Menciptakan iklim ilmiah yang kondusif
29
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran,
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat telah menyusun berbagai
strategi melalui program-program berikut :
a. Program penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi
intervensi kesehatan masyarakat.
Kegiatan pokoknya melaksanakan Penelitian dan Pengembangan di Bidang
Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yaitu:
DIPA Sekretariat Badan Litbangkes:
1. RIKHUS (Riset Khusus) Pencemaran lingkungan
DIPA Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat:
1. Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi
Kematian dan Penyebab Kematian di 12 Kabupaten/Kota di Indonesia
Tahun 2012
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akses dan Kualitas Vaksin di
Puskesmas
3. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh
Kembang Anak
4. Ujicoba Pengembangan Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di
Indonesia
5. Penelitian Studi Intervensi Tradisi Sei di Kabupaten Timor Tengah
Selatan Tahap 3 (Evaluasi Model Intervensi)
6. Pembuatan Model Prediksi Penyakit DBD Berdasarkan Kondisi Iklim di
Indonesia
7. Malaria Transmission Consorsium (Hibah Langsung Luar Negeri)
30
DIPA Satker Ampuan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat:
1. Balai Litbang P2B2 Donggala
Pengembangan Metode Elisa untuk Mendeteksi Antigen Ekskretori-
Sekretori Schistosoma japonicum pada Penderita Schistosomiasis
Monitoring Pengobatan Artesunate Amodiaquine (AAQ) pada
Penderita Malaria falciparum Tanpa Komplikasi di Sulawesi
Tenggara
Efek Fisiologis Ekstrak Metanol Biji Jarak Merah (Jatropha
gossypifolia L) terhadap Hospes Perantara Schistosomiasis, Keong
Oncomelania hupensis lindoensis
Studi Kebijakan Pengendalian Schistosomiasis di Kabupaten Poso
dan Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah
Studi Serologi Antibodi Spesifik terhadap Toxoplasma gondii pada
Wanita Usia Subur di Kota Palu
Peta Kerentanan Nyamuk Vektor Malaria Anopheles subpictus dan
Anopheles barbirostris di Beberapa Daerah Endemis Malaria di
Sulawesi Tengah
2. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Pengembangan Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan
Kab/Kota Sehat
Aplikasi LO (Lethal Ovitrap) di Masyarakat dalam Upaya
Pengendalian Vektor DBD
Deteksi Dini Kasus Leptospirosis di Kabupaten Banyumas
(Algoritma Leptospirosis di Wilayah Baru di Kabupaten Banyumas
Provinsi Jawa Tengah)
Inventarisasi Faktor Resiko dan Pengendalian Leptospirosis di
Kabupaten Ponorogo
Pemetaan Model Kerawanan Leptospirosis Menggunakan Aplikasi
SIG di Kabupaten Gresik
Model Pengendalian Leptospirosis Berbasis Peran Serta
Masyarakat di Kabupaten Purworejo
31
3. Loka Litbang P2B2 Ciamis
Penelitian Pemetaan Model Pengendalian DBD di Kota Sukabumi
tahun 2012
Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penularan Filariasis di
Daerah Endemis Jawa Barat dan Banten
Epidemiologi Kejadian Malaria Impor di Daerah Asal dan Tujuan
Pekerja Migrasi
4. Loka Litbang P2B2 Baturaja
Pemetaan Kasus dan Identifikasi Faktor Resiko Filariasis
Studi Epidemiologi Malaria Dalam Menyongsong Eliminasi Malaria
Tahun 2020
5. Loka Litbang P2B2 Waikabubak
Pemetaan dan Bioekologi Vektor Malaria di Pulau Sumba
Identifikasi Faktor Lingkungan dan Sosial Budaya Terhadap
Perkembangan dan Pengendalian Vektor Malaria di Provinsi NTT
Studi Endemisitas Dan Faktor Risiko Kejadian Filariasis di
Kabupaten Sumba Barat Dan Sumba Tengah
DIPA P2PL (Hibah Global Fund ATM)
1. Survei Prevalensi Tuberculosis Nasional di Indonesia Tahun 2013 –
2014
b. Program kegiatan manajemen Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat
Kegiatannya meliputi:
1. Penyusunan Program dan Anggaran
2. Rapat Koordinasi Lintas program dan Lintas Sektor
3. Manajemen Kepegawaian
4. Penyusunan Laporan Tahunan (Laptah)
5. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK)
6. Evaluasi Kegiatan
32
c. Program Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM
Kegiatannya meliputi:
1. Capacity Building : Training Meta Analisis
2. Penugasan staf dalam kursus
3. Partisipasi dalam forum ilmiah nasional
4. Workshop Penapisan Teknologi
d. Program Penyelenggaraan administrasi keuangan
Kegiatannya meliputi:
1. Pembayaran Gaji dan Tunjangan
2. Penyusunan SAP dan SIMAK BMN
3. Koordinasi Perencanaan Kas
4. Sistem Informasi Manajemen Keuangan
e. Program Pemeliharaan, Pengadaan Sarana dan Prasarana.
1. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
2. Pengadaan Alat Cetak
3. Pengadaan Filling Cabinet
4. Pengadaan Alat Pemadam Api
5. Pengadaan Alat Studio
6. Pengadaan Alat Penguat Sinyal Telepon
7. Pengadaan Electronic Board/Panaboard
8. Pengadaan Lemari Buku/Dokumen Gantung
9. Pengadaan Projector Screen
10. Pengadaan Pemasangan Jaringan
11. Pengadaan Alat Komunikasi Keamanan
f. Program penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan.
Kegiatannya meliputi :
1. Sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian
2. Pameran
3. Pengelolaan Jurnal Ekologi Kesehatan
33
4. Pengelolaan website
5. Penyusunan Jurnal Kespro
g. Kerjasama lintas program dan lintas sektor
1. Kerjasama dengan Badan Geologi
2. Kerjasama dengan Universitas Airlangga dan Universitas Diponegoro
dalam melakukan rikhus pencemaran lingkungan
3. Kerjasama dengan UNFPA : Further Analysis of SP 2010 maternal
death for policy advise
h. Pembinaan Ilmiah
1. Pembinaan proposal, protokol, progress report, hingga laporan akhir
penelitian
2. Pembinaan dan Koordinasi pada Satker yang Menginduk Pada Pusat
TIKM
i. Kajian Ilmiah
1. Penyusunan prosiding dan policy option
2. Kajian literatur hasil-hasil penelitian teknologi intervensi kesehatan
masyarakat
2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi
Dalam pelaksanaan strategi yang telah direncanakan, terdapat beberapa
masalah atau hambatan yang terjadi, diantaranya :
1. Kurangnya koordinasi dan komitmen pegawai dalam melaksanakan tugas
pokok fungsinya masing-masing dikarenakan belum adanya format baku
uraian jabatan berdasarkan peta jabatan;
2. Adanya kesenjangan jumlah antara peneliti dengan staf administrasi sehingga
staf tidak maksimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya;
3. Penyerapan dana belum optimal karena kurang sinkronisasi kecepatan proses
kegiatan di Lapangan (dunia realitas) dan proses kegiatan administrasi (dunia
kertas).
4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung tugas pokok dan fungsi
pegawai.
34
5. Pelaksanaan perencanaan belum optimal, sehingga waktu pelaksanaan
kegiatan tidak sesuai dengan jadwal perencanaan program sehingga
beberapa kegiatan tidak terlaksana
6. Para petugas pengelola BMN belum memahami dengan baik tentang
manajemen pengelolaan BMN dan petugasnya sering berganti ganti
7. Tata laksana persuratan dan kearsipan belum optimal
8. Evaluasi dan pelaporan belum optimal, sehingga laporan penelitian tidak
dapat selesai di akhir tahun anggaran
9. Penerbitan Jurnal Ekologi Kesehatan dan Jurnal Kesehatan Reproduksi tidak
lancar karena kurangnya artikel dan pengelolaan manajemen yang belum
optimal.
10. Kualitas artikel dari para peneliti masih rendah sehingga menjadi hambatan
untuk dapat mempublikasikan pada jurnal internasional.
3. Terobosan yang Dilakukan
Untuk mengatasi masalah atau hambatan yang ada, perlu dilakukan beberapa
upaya dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan. Upaya-upaya
tersebut diantaranya :
1. Badan Litbangkes melakukan sosialisasi penyempurnaan dan pengesahan
Peta jabatan yang menguraikan tugas pokok dan fungsi masing-masing
pegawai yang terbagi dalam fungsional peneliti dan fungsional umum
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam hal penugasan;
2. Penambahan jumlah SDM dan peningkatan kemampuan teknis yang
diperlukan melalui pelatihan-pelatihan
3. Koordinasi antar sub bagian dan sub bidang untuk merealisasikan dan
mempertanggungjawabkan kegiatan/penelitian yang sudah dilakukan melalui
milist Pusat TIKM
35
4. Penambahan sarana prasarana dengan mengusulkannya di tahun yang akan
datang
5. Koordinasi dan sinkronisasi penyusunan jadwal kegiatan dan rencana, serta
sosialisasi perencanaan di awal waktu saat pertemuan rutin bulanan seluruh
staf dengan Kepala Pusat
6. Peningkatan kemampuan petugas BMN melalui sosialisasi aplikasi BMN yang
dilakukan Biro Perlengkapan Kemenkes dan pembagian tugas diantara tim
BMN
7. Peningkatan kemampuan petugas arsip melalui pelatihan pengagendaan
surat berbasis elektronik secara berkala
8. Panitia Pembina ilmiah bersama subbagian program dan evaluasi melakukan
pertemuan rutin untuk melakukan evaluasi kegiatan per triwulan, dan
diusulkan perlunya suatu system reward and punishment untuk para ketua
pelaksanana yang tidak dapat mengerjakan laporan tepat waktu untuk
mendapat anggaran penelitian berikutnya.
9. Penyebarluasan permintaan artikel ke lembaga-lembaga di luar Badan
Litbangkes serta peningkatan kemampuan pengelola jurnal melalui pelatihan
10. Dilaksanakannya sosialisasi Reformasi Birokrasi agar semua pegawai
berperan dan berkomitmen dalam bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya
masing-masing demi terciptanya perilaku dan budaya kerja yang bertanggung
jawab dan produktif.
36
BAB IV
HASIL KERJA
1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Sesuai tujuan dan sasaran dalam renstra, output kinerja dari kegiatan PTIKM
adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi
kesehatan masyarakat. Dalam mencapai tujuan dan sasaran tersebut, Pusat
Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat didukung oleh 5 (lima) satker
ampuan, antara lain:
1. Balai Litbang P2B2 Donggala
2. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
3. Loka Litbang P2B2 Ciamis
4. Loka Litbang P2B2 Baturaja
5. Loka Litbang P2B2 Waikabubak
Rincian capaian meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi
intervensi kesehatan masyarakat selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.1. Judul dan Output Penelitian PTIKM Tahun 2012
NO JUDUL PENELITIAN OUT PUT UNIT
PELAKSANA
1 Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian & Penyebab Kematian di 12 Kab / Kota di Indonesia tahun 2012
Model pengendalian masalah kesehatan berbasis registrasi kematian dan penyebab kematian di 12 kabupaten/kota di indonesia tahun 2012 (Pengembangan)
Pusat 3
2 Faktor-faktor yang mempengaruhi akses dan kualitas vaksin di puskesmas
Produk data Informasi: Profil Manajemen Pengelolaan Vaksin di Provinsi Banten dan Gorontalo
Pusat 3
37
NO JUDUL PENELITIAN OUT PUT UNIT
PELAKSANA
3 Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular &Tumbuh Kembang Anak
Produk data informasi :
- Insiden PTM dan
Hiperglikemi Pada Studi
Kohor Prospektif di
Kecamatan Bogor Tengah
(2012)
- Pertambahan Berat
Badan Ibu Hamil, Berat-
Panjang Bayi Lahir dan
Faktor Risikonya (2012)
Pusat 3
4 Ujicoba Pengembangan Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di Indonesia
Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di Indonesia (Uji Coba Pengembangan)
Pusat 3
5 Pembuatan Model Prediksi Penyakit DBD Berdasarkan Kondisi Iklim di Indonesia
1. Model Prediksi Penyakit
Demam Berdarah Dengue
(DBD) Berdasarkan
Kondisi Iklim di Beberapa
Kota di Indonesia
Pusat 3
6 Penelitian Studi intervensi tradisi SEI di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahap 3 : (Evaluasi Model Intervensi)
Model Pembuatan Rumah Bulat (Tahap Evaluasi)
Pusat 3
7 Efek Fisiologik Ekstrak Methanol Biji Jarak Merah (Jatrophagossypifolia) terhadap keong perantara schistosomiasis.
Produk Data Informasi Kerusakan Jaringan Keong yang Ditimbulkan Oleh Ekstrak Biji Jarak Merah.
Balai Donggala
8 Pengembangan Metode Elisa Untuk Mendeteksi Antigen Eksretori dan Sekretori S.japonicum Pada Penderita Schistosomiasis
Produk Data Konformasi Model Optimal (Konsentrasi Antibodi dan Antigen yang Optimal) Untuk Mendeteksi Penderita Schistosomiasis.
Balai Donggala
9 Pengembangan Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan Kabupaten/Kota Sehat
Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan Kab./ Kota Sehat dengan Dibuatnya Peraturan Desa tentang “Penemuan dan Pengawasan Pengobatan Malaria Berbasis Masyarakat”
Balai Banjarnegara
38
NO JUDUL PENELITIAN OUT PUT UNIT
PELAKSANA
10 Aplikasi LO (Lethal Ovitrap) di Masyarakat dalam upaya Pengendalian Vektor DBD
Model Intervensi Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Aplikasi Lethal Ovitrap (LO)
Balai Banjarnegara
11 Pemetaan Kasus dan Identifikasi Faktor Risiko Filariasis di Kab.Muaro Jambi Prop. Jambi
Produk informasi data faktor risiko filariasis di Jambi
Loka Baturaja
12 Pemetaan Model Pengendalian DBD di Kota Sukabumi Tahun 2012
Produk berupa Peta : Model Pengendalian DBD di Kota Sukabumi
Loka Ciamis
13 Pemetaan & Bioekologi Vektor Malaria di Pulau Sumba
Produk berupa Peta : Penyebaran Malaria di Pulau Sumba dan Bioekologinya.
Loka Waikabubak
Capaian tujuan dan sasaran Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
dalam melakukan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi
kesehatan masyarakat menghasilkan 7 produk dan 6 model. Kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat beserta
satker ampuannya pada tahun 2012 adalah sebanyak 26 penelitian. Penelitian
tersebut terdiri dari 6 penelitian yang dilakukan oleh PTIKM, 6 penelitian oleh Balai
Litbang P2B2 Banjarnegara, 6 penelitian oleh Balai Litbang P2B2 Donggala, 2
penelitian oleh Loka Litbang P2B2 Baturaja, 3 penelitian oleh Loka Litbang P2B2
Ciamis, dan 3 penelitian oleh Loka Litbang P2B2 Waikabubak.
Berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat kerja PTIKM pada awal tahun 2012
yang disahkan melalui Penetapan Kinerja PTIKM tahun 2012, maka jumlah output
yang harus dicapai selama tahun 2012 adalah sebanyak 13 output yang didapat dari
13 penelitian unggulan berdasarkan kesepakatan bersama.
39
Dari output-output yang dihasilkan, beberapa output mempunyai manfaat ataupun
potensi manfaat, diantaranya :
1. Pembuatan Model Prediksi Penyakit DBD Berdasarkan Kondisi Iklim di Indonesia
Potensi manfaat output :
Model ini dapat dimanfaatkan bagi pemegang program DBD (Direktorat P2B2,
Ditejen P2PL) maupun pemerintah daerah setempat (Dinkes, bagian
pengendalian penyakit DBD) untuk mengetahui waktu rawan kejadian penyakit
DD/DBD di daerahnya sehingga dapat menyusun langkah-langkah antisipasi
serta penanggulangannya (early warning system).
2. Penelitian Studi Intervensi Tadisi SEI di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahap
3 (Evaluasi Model Intervensi)
Potensi manfaat output :
Model ini telah dimanfaatkan oleh pemegang program Dinas Kesehatan Kab. TTS
(program KIA) dan Pemda (tim penggerak PKK kab) sebagai bentuk pemberdayaan
masyarakat dengan pendekatan KIA berbasis budaya lokal untuk mencegah kesakitan
dan kematian bayi.
3. Uji Coba Pengembangan Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di
Indonesia
Potensi manfaat output :
Model /sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim dan hasil uji coba
di 3 provinsi telah didiseminasikan di ketiga lokasi uji coba dan dalam pertemuan
lintas sektor (Kementerian Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Lingkungan Hidup,
Perhubungan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang
diselenggarakan oleh BMKG. Tidak secara khusus informasi tersebut juga telah
disampaikan kepada program terkait pada saat rapat/pertemuan.
Tanggapan:
BMKG siap mendukung dalam hal data dan informasi terkait cuaca/ iklim, dan
juga bersedia bekerjasama menganalisis data secara bersama-sama. Sistem
surveilans dampak kesehatan perubahan iklim akan diitegrasikan dengan sistem
informasi sector lain (ketahanan pangan, bencana, inofrmasi Rob, dll). Hasil
40
sistem/surveilans dampak kesehatan perubahan iklim dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan kebijakan dalam antisispasi dampak dan rencana
adaptasi baik di tingkat pusat (Bappenas, kementerian) maupun daerah (provinsi
dan kab/kota)
4. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak
Tahun 2012
Potensi manfaat output :
a. Untuk ketersedian data gizi ibu dan Insiden PTM dan Hiperglikemi di
Kecamatan Bogor Tengah bagi Dinkes kota Bogor dan Pemda Bogor
b. Pemerintah perlu melakukan intervensi pada ibu hamil yang memulai
kehamilan dengan IMT < 18,5 berupa makanan tinggi kalori, protein dan
mikronutrien
c. Pemerintah perlu melakukan intervensi untuk kejadian Penyakit Tidak menular
agar tidak komplikasi
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akses dan Kualitas Vaksin di Puskesmas
Potensi manfaat output :
Produk data informasi hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh subdit imunisasi
P2PL sebagai masukan thd beberapa kelemahan dalam manajemen
pengelolaan dan pengetahuan petugas Puskesmas terhadap sistem manajemen
rantai vaksin. Hasil sudah dipaparkan ke Subdit imunisasi dan paparan sudah
diserahkan ke subdit imunisasi.
Produk data informasi tersebut juga dapat digunakan oleh Dinkes Provinsi dan
kab/kota sebagai informasi gambaran pemeliharaan rantai vaksin dan vaksin di
gudang vaksin dinkes kab/kota dan Puskesmas.
6. Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian &
Penyebab Kematian di 12 Kab/Kota di Indonesia Tahun 2012
Potensi manfaat output :
41
a. Daerah dapat memutuskan Model yang digunakan dalam melakukan
registrasi kematian dengan penyebab kematian
b. Daerah mampu melakukan analisis data yang dihasilkan dari model registrasi
yang dikembangkan (AKB, AKBA dan umur harapan hidup (UHH), cause
specific Death Rate mis TB mortality Rate, Pola Penyebab Kematian)
c. Daerah mampu memprioritaskan masalah kesehatan berdasarkan data-data
penyebab kematian untuk pengendalian masalah kesehatan.
7. Pemetaan Model Pengendalian DBD di Kota Sukabumi tahun 2012
Potensi manfaat output :
a. Sebagai proyeksi sebaran perkembangan DBD sehingga bisa diantisipasi lebih awal
jika terjadi kasus baru
b. Sebagai bahan masukan untuk dinas setempat apakah program pengendalian DBD
yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik
8. Pengembangan Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan Kabupaten/Kota Sehat
Potensi manfaat output :
Output yang dihasilkan yaitu Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan Kab./ Kota
Sehat dengan Dibuatnya Peraturan Desa tentang “Penemuan dan Pengawasan
Pengobatan Malaria Berbasis Masyarakat”. Dengan adanya peraturan desa tersebut
mempunyai potensi manfaat dalam mencegah terjadinya penularan kasus
malaria serta pengawasan kepatuhan pengobatan pada penderita malaria.
9. Aplikasi LO (Lethal Ovitrap) di Masyarakat dalam upaya Pengendalian Vektor DBD
Potensi manfaat output :
Potensi manfaat dari pengaplikasian LO tersebut membantu dalam upaya
pengamatan dan pengendalian nyamuk Aedes aegepty bagi Dinkes terkait.
42
2. Pencapaian Kinerja
Pencapaian kinerja Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat dapat
dilihat dari pencapaian indikator yang telah ditetapkan pada tahun 2012.
Capaian indikator kinerja berupa jumlah produk/model
intervensi/prototipe/standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan
masyarakat sebanyak 13, terdiri dari:
- Produk sebanyak 7
- Model sebanyak 6
Rincian capaian jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula di
bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat tersebut selengkapnya dapat
dilihat pada tabel IV.2.
Tabel IV.2. Capaian Indikator Kinerja Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat Tahun 2012
Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
Jumlah produk/ prototipe/ model intervensi/ standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
13
13
100
Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik :
a. Nasional
b. Internasional
15 2
53 1
>100 50
Pencapaian output publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan
masyarakat pada tahun 2012 melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya
(lebih dari 100%). Hal ini terlihat dari dihasilkannya 53 artikel yang telah
dipublikasikan di media nasional yang telah terakreditasi dari target awal sejumlah 15
43
artikel. Publikasi terbanyak terdapat dalam Jurnal Ekologi Kesehatan sebanyak 24
artikel. Selain itu, terdapat 4 artikel di dalam Buletin penelitian sistem kesehatan, 5
artikel dalam Jurnal Pembangunan Manusia, 2 artikel dalam Media Litbangkes, 2
artikel dalam Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan, 1 artikel dalam Jurnal Bina Widya,
8 artikel dalam Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, 6 artikel dalam Makalah
Prosiding Seminar Nasional Politeknik Banjarnegara dan 1 artikel dalam Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional
Selain itu, terdapat juga peneliti yang menulis di beberapa jurnal yang tidak
terakreditasi seperti Jurnal Kefarmasian Indonesia, Jurnal Kespro, Jurnal Nasional,
Neraca Ekonomi, Jurnal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Jurnal Aspirator, Health Science Journal of Indonesia dan lain sebagainya.
Tahun 2012, Pusat TIKM dan ampuannya telah berhasil mencapai target output
penelitian dan publikasi ilmiah nasional, sedangkan untuk publikasi ilmiah
internasional hanya tercapai 1 artikel dari 2 yang ditargetkan dikarenakan tertundanya
penerbitan beberapa artikel yang ditulis peneliti pada tahun 2012. Rincian capaian jumlah
publikasi tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel IV.3.
Tabel IV.3. Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Tahun 2012
a. Publikasi Ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional
No Judul Artikel Nama penulis Media Publikasi
1 Efektifitas Pemberian Tablet Fe
Pada Ibu Hamil Di Kabupaten
Kutai Kartanegara Tahun 2010
Gurendro Putro, Samad,
Iram Barida M
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
2 Determinan Kejadian Komplikasi
Persalinan Di Indonesia (Analisis
Data Sekunder Survei Demografi
Dan Kesehatan Indonesia Tahun
2007)
Oster Suriani S, Yetti
Armagustini, Dina Bisara
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
3 Sumber Pencemaran Potensial
Dan Kejadian Diare Di Provinsi
DKI Jakarta (Riskrsdas 2007)
Riris Nainggolan,
Bhaskarani W
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
44
4 Pengaruh Perubahan Iklim
Terhadap Insiden Malaria Di
Kabupaten Bintan Kepulauan
Riau Dan Kabupaten Banggai
Sulawesi Tengah
Mardiana, D. Anwar
Musadad
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
5 Analisis Determinan Underweight
Anak 0-23 Bulan Pada Daerah
Miskin Di Jawa Tengah Dan Jawa
Timur
Bunga Ch R, Hardinsyah,
Yayuk Farida B
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
6 Beberapa Aspek Perilaku An.
Maculatus Theobald Di Pituruh
Kabupaten Purworejo Jawa
Tengah
Sinta, S. Sukowati Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
7 Hubungan Faktor Lingkungan
yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Malaria Di Wilayah
Timur Indonesia (Analisis Data
Riskesdas 2010)
M. Hasyimi, Maria Holy
Herawati
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
8 Konsumsi Energi, Protein dan
Lemak Pada Rumah Tangga
yang Mempunyai Anak Usia 3-5
Tahun Menurut Pedoman Umum
Gizi Seimbang (Pugs) dan
Tingkat Sosial Ekonomi (Analisis
Data Sekunder Riskesdas Tahun
2007/2008)
Sri Muljati, Basuki
Budiman, Noviati Fuada
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.2, 2012
9 Gambaran Status Kesehatan
Penduduk di Daerah Perbatasan
Felly P Senewe, Yuana
Wiryawan
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.2, 2012
10 Sanitasi Pasar Tradisional di
Kabupaten Sragen Jawa Tengah
dan Kabupaten Gianyar Bali
Riris Nainggolan,
Supraptini
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.2, 2012
11 Analisis Determinan Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR) Pada Anak
Usia 0-59 Bulan di Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan
Tengah dan Papua
Bunga Ch R, Indri Surya
P, Nurilah Amaliah
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.2, 2012
12 Implementasi Pengelolaan Air
Minum Rumah Tangga (PAM RT)
di Jawa Barat dan Nusa
Tenggara Timur
Athena, Indah T Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.2, 2012
45
13 Gambaran Kebakaran Hutan
Dengan Kejadian Penyakit Ispa
Dan Pneumonia Di Kabupaten
Batang Hari, Provinsi Jambi
Tahun 2008
Dian Perwitasari,
Bambang Sukana
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.2, 2012
14 Asesmen Program Internsip
Dokter Indonesia Di Sumtera
Barat Tahun 2011
Mieska Despitasari,
Rofingatul Mubasyiroh,
dan Harimat Hendarwan
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.3, 2012
15 Filariasis Di Indonesia M. Sudomo, Raflizar Bina Widya ,Volume 23, Nomor 3,
Edisi April 2012
16 Kebijakan Penempatan Apoteker
di Puskesmas
Sudibyo S,Andi Leny S,
Raharni,Max Joseph
Herman
Bulletin Penelitian Sistem
Kesehatan Vol 15 No.2 April 2012
17 Model Intervensi Hipertensi di
Kabupaten Lebak Provinsi
Banten
Julianty Pradono dan Tin
Afifah
Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan Vol 15 No 2, April 2012
18 Penentuan Daerah Rawan Gizi
Berdasarkan Analisis Spatial
Noviati Fuada, Sri Muljati,
Tjetjep S Hidayat
Media Litbang Kesehatan Volume
22 Nomor 1 Tahun 2012
19 Profil Konsumsi sumber
Antioksidan Alami, Status Gizi,
Kebiasaan Merokok dan Sanitasi
Lingkungan pada Daerah dengan
TB-Paru Tinggi di Indonesia
Budi Setyawati, Nelis I,
Fitrah E
PGM Vol. 35 no. 1 thn 2012
20 Analisis Determinan Stunting
Anak 0-23 Bulan Pada Daerah
Miskin di Jateng-Jatim
Bunga C. Rosha,
Hardinsyah, Yayuk F B
PGM Vol. 35 No.1 tahun 2012
21 Prevalensi Hipertensi pada
Kehamilan di Indonesia dan
Berbagai Faktor yang
Berhubungan (Riset Kesehatan
Dasar 2007)
Anna Maria Sirait, SKM,
M.Kes
Bulletin Penelitian Sistem
Kesehatan Vol 15 No.2 April 2012
22 An analysis of Pharmacy
Services by Pharmacist in
Community Pharmacy
Max Joseph Herman, Andi
Leny S
Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, vol.15 , no.3 , 2012
23 Validitas Lingkar Lengan Atas
Mendeteksi Risiko Kekurangan
Energi Kronis Pada Wanita
Indonesia
Diny Eva Ariyani, Endang
L Achadi, Anies Irawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 7, No. 2 September
2012
46
24 Studi Reservoir Dan Distribusi
Kasus Leptospirosis Di
Kabupaten Gresik Tahun 2010
Bambang Yunianto, T.
Ramadhani, Bina Ikawati,
Tri Wijayanti, Jarohman
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
25 Nematoda Pada Famili Muridae
(Tikus dan Mencit) Di Pemukiman
Di Kabupaten Banjarnegara
Adil Ustiawan, Jarohman
Raharjo, Endang Setiyani
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.3, 2012
26 Perbedaan Siklus Gonotropik dan
Peluang Hidup Aedes sp. Di
Kabupaten Wonosobo
Nova Pramestuti Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.3, 2012
27 Ektoparasit (Fleas) Pada
Reservoir Di Daerah Fokus Pest
Di Kabupaten Boyolali Provinsi
Jawa Tengah
Tri Ramadhani, Budi
Santoso, Jarohman
Raharjo
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.3, 2012
28 Pemetaan Model Kerawanan
Leptospirosis Berdasarkan Faktor
Risiko Lingkungan dan Trap
Succes di Bantul, Yogyakarta
Sunaryo, Bina Ikawati Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.3, 2012
29 Hubungan Faktor Iklim Dengan
Demam Berdarah Dengue Di
Kabupaten Gunung Kidul Tahun
2010
Rr. Anggun Paramita Djati,
Budi Santoso, Tri Baskoro
Tunggul Satoto
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.3, 2012
30 Faktor Risiko Demam Berdarah
Dengue di Kecamatan Wonosari
Kabupaten Gunungkidul Provinsi
DIY Tahun 2010
Anggun Paramita Djati,
Baning Rahayujati
Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan dengan tema : "Social
Determinants of Health and
Interprofesional Education : Ways
Forward in Achieving MDG'S",
ISBN : 978-602-98319-1-6
31 Strain Leptospira yang Ditemukan
pada Tikus dan Suncus di
Kecamatan Minggir Kabupaten
Sleman
Bina Ikawati, Sunaryo Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan dengan tema : "Social
Determinants of Health and
Interprofesional Education : Ways
Forward in Achieving MDG'S",
ISBN : 978-602-98319-1-6
32 Studi Kepadatan Tikus dan
Ektoparasit (fleas) pada Daerah
Fokus dan Bekas Pes
Jarohman, Tri Ramadhani Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan dengan tema : "Social
Determinants of Health and
Interprofesional Education :Ways
Forward in Achieving
MDG'S",ISBN:978-602-98319-1-6
47
33 Distribusi Spasial Kasus Malaria
di Kecamatan Pagedongan,
Kabupaten Banjarnegara,
Provinsi Jawa Tengah
Sunaryo, Benediktus X. W Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan dengan tema : "Social
Determinants of Health and
Interprofesional Education : Ways
Forward in Achieving MDG'S",
ISBN : 978-602-98319-1-6
34 Rekonfirmasi Tersangka Vektor
dalam Peningkatan Kasus
Malaria di Desa Kebutuh Duwur
Kecamatan Pagedongan
Kabupaten Banjarnegara
Tri Wijayanti Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan dengan tema : "Social
Determinants of Health and
Interprofesional Education : Ways
Forward in Achieving MDG'S",
ISBN : 978-602-98319-1-6
35 Studi Epidemiologi dan Faktor
Risiko Leptospirosis di Kabupaten
Bantul, Provinsi DIY
Sunaryo, Bina Ikawati Prosiding Seminar Nasional
"Rumusan Strategi Kesehatan Dan
Pertanian Dalam Percepatan
Pengetasan Kemiskinan Menuju
Tercapainya Target MDGs 2015,
ISBN : 978-602-17189-0-2
36 Prevalensi Identifikasi Serovar
Bakteri Leptospira pada
Penderita Leptospirosis di Kota
Semarang
Tri Ramadhani, Dewi
Marbawati
Prosiding Seminar Nasional
"Rumusan Strategi Kesehatan Dan
Pertanian Dalam Percepatan
Pengetasan Kemiskinan Menuju
Tercapainya Target MDGs 2015,
ISBN : 978-602-17189-0-2
37 Evaluasi Pelatihan Singkat
Sistem Surveilans Demam
Berdarah Dengue di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2009
Anggun Paramita Djati,
Baning Rahayujati
Prosiding Seminar Nasional
"Rumusan Strategi Kesehatan Dan
Pertanian Dalam Percepatan
Pengetasan Kemiskinan Menuju
Tercapainya Target MDGs 2015,
ISBN : 978-602-17189-0-2
38 Hubungan Pendidikan Formal,
Pengetahuan Ibu Dan Sosial
Ekonomi Terhadap Infeksi Soil
Transmitted Helminths Pada
Anak Sekolah Dasar Di
Kecamatan Seluma Timur
Kabupaten Seluma Bengkulu
Leni Marlina, Junus W
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.1, 2012
39 Bionomik Nyamuk Mansonia Dan
Anopheles Di Desa Karya
Makmur, Kabupaten Oku Timur
Yanelza Supranelfy,
Hotnida Sitorus, R. Irpan
Pahlepi
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11
No.2, 2012
40 Karakteristik Kontainer terhadap
Keberadaan Jentik Aedes Aegypti
di Sekolah Dasar
Anif Budiyanto, M.Epid Jurnal Pembangunan Manusia Vol.