vi
ABSTRAK
Aswar. 105271103116. 2020. Peran Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah melalui Media Komunikasi Zoom.
dibimbing Oleh H. Abbas dan Abdul Fattah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
bertujuan untuk mengetahui peran himpunan mahasiswa program studi komunikasi
dan penyiaran islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi
Zoom serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan
aplikasi Zoom sebagai media komunikasi dakwah.
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar, yang
berlangsung selama 2 bulan, Mulai dari Oktober sampai November 2020. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan
mengelompokkan objek penelitian menjadi dua variabel, yaitu variabel bebas berupa
peserta yang mengikuti kegiatan dakwah himpunan mahasiswa program studi
komunikasi dan penyiaran islam melalui media komunikasi zoom dan variabel
terikat yang berupa pengurus himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan
penyiaran islam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa himpunan mahasiswa program
studi komunikasi dan penyiaran islam berperan penting dalam penyebarluasan
dakwah. Dengan melaksanakan berbagai kegitan dakwah diantaranya seminar-
seminar dan tablig akbar, serta pelatihan dai kontemporer. di masa pandemi sekarang
ini himpunan mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam tetap
berperan melaksankan kegitan-kegiatan dakwah yang dilaksanakan secara virtual
melalui media komunikasi Zoom. Diantaranya dengan melaksanakan dialog
keagamaan, tablig akbar, dan bedah buku. Penggunaan aplikasi Zoom dianggap
sangat efektif dalam penyebarluasan dakwah di masa sekarang ini. Faktor
pendukungnya yaitu aplikasi Zoom memiliki tampilan yang sederhana sehingga
mudah untuk digunakan dan dapat diakses melalui link yang dibagikan, serta tersedia
versi basic yang bisa diakses secara gratis. Adapun faktor penghambat dalam
penggunaan aplikasi ini diantarnya, tidak tersedianya bahasa indonesia, sehingga
untuk sebagian orang butuh waktu memahaminya, dan jika menggunakan versi
basic, setelah 40 menit koneksi aplikasi Zoom akan terputus secara otomatis.
Penggunaan tanpa batas waktu hanya bisa diakses setelah mengupgrade aplikasi ke
versi Pro dengan cara berlangganan yang membutuhkan biaya.
Kata Kunci: Media Dakwah, Aplikasi Zoom
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. Yang telah mencurahkan segala
rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan Rasul yang telah
membimbing umatnya ke arah kebenaran yang diridoi oleh Allah swt. dan keluarga
serta para sahabat yang setia kepadanya.
Alhamdulillah berkat hidayah dan pertolongan-Nya, peneliti dapat
menyelesaikan tugas dan penyusunan skripsi ini, yang berjudul: “Peran Himpunan
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dalam Penyebarluasan
Dakwah Melalui Media Komunikasi Zoom”. Upaya peneliti untuk menjadikan
skripsi ini mendekati sempurna telah penulis lakukan, namun keterbatasan yang
dimiliki penulis maka akan dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun
dari segi ilmiah.
Penulis menyadari, tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak,
skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena
itu penulis patut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Abbas Baco Miro, Lc., MA. Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dan selaku Pembimbing I yang
dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis hingga terwujudnya skripsi ini.
viii
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Syekh Dr. Mohammad MT. Khoory, Donatur AMCF beserta jajarannya yang
berada di Jakarta.
4. Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. H. Lukman Abdul Shamad, Lc. Mudir Ma’had Al-Birr Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Dr. Abdul Fattah, S.Th.I, M.Th.I. Pembimbing II yang dengan ikhlas
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga
terwujudnya skripsi ini.
7. Para dosen yang tidak dapat penulis sebut satu per satu atas segala ilmu yang
di berikan dan diajarkan kepada penulis selama di bangku kuliah serta
bimbingannya yang begitu membekas di diri penulis.
8. Seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
priode 2019/2020 yang telah bersedia menjadi Narasumber Utama dalam
penelitian ini.
9. Teristimewa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kedua orang
tua, atas segala jasanya yang tak terbalas, doa dan cinta kasihnya yang
senantiasi mengiringi setiap langkah penulis.
10. Teristimewa juga penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih dan rasa cinta
yang terdalam kepada teman-teman yang telah memberikan dorongan
semangat untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
ix
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat adanya, baik
terhadap penulis maupun para pembaca.
Makassar,
Penulis
10 Rabiul Akhir 1442
26 November 2020 M
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1. Bagi Peneliti .......................................................................................... 5
2. Bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam ..................................................................................... 5
3. Bagi Akademik ...................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori ............................................................................................... 7
1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam ..................................................................................... 7
Halaman
xi
1.1.1. Profil Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam ........................................................................... 7
1.1.2. Susunan Organisasi ..................................................................... 9
2. Dakwah .................................................................................................. 10
2.1.1. Definisi Dakwah ......................................................................... 10
2.1.2. Landasan Hukum Dakwah .......................................................... 13
2.1.3. Fungsi Dakwah ........................................................................... 15
2.1.4. Unsur-unsur Dakwah .................................................................. 20
3. Media Komunikasi Zoom ...................................................................... 37
3.1.1. Definisi Zoom ............................................................................. 37
3.1.2. Fitur-fitur .................................................................................... 37
3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan ......................................................... 38
B. Kerangka Konseptual ................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 41
1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 41
2. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 41
B. Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................................... 42
C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 42
D. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 42
E. Sumber Data .............................................................................................. 43
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 43
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 45
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xii
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 48
1. Lokasi ................................................................................................... 48
2. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam .................................................................................... 48
3. Struktur kepengurusan Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Periode 2019/2020 ......................... 49
B. Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 50
1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom
.............................................................................................................. 50
2. Faktor Pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media
komunikasi Zoom ................................................................................ 52
3. Faktor Penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media
komunikasi Zoom ................................................................................ 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 54
B. Saran ......................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 56
LAMPIRAN .............................................................................................................. 59
BIODATA ................................................................................................................. 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah mengandung arti sebagai ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
serta tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam
mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok, agar
timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap, penghayatan, serta
pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya
dengan tanpa adanya unsur paksaan.1
Aktivitas dakwah sudah ada sejak adanya tugas dan fungsi yang harus
diemban oleh manusia di belantara kehidupan dunia ini. Hal itu dilakukan dalam
rangka penyelamatan seluruh alam, termasuk di dalamnya manusia itu sendiri.
Kegiatan dakwah sering kali dipahami, baik oleh masyarakat awam ataupun
sebagai masyarakat terdidik, sebagai sebuah kegiatan yang sangat praktis, sama
dengan tabligh (ceramah). (Kusnawan, 2004: 7). Kegiatan dakwah hanya terbatas
di masjid-masjid dan mimbar-mimbar keagamaan.
Dakwah pada mulanya dilakukan secara tradisional dalam bentuk
ceramah dan pengajian yang dilakukan dengan bertatap muka langsung. seiring
dengan perkembangan teknologi media komunikasi, dakwah kini tidak hanya
1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama , 1997 ), h. 31
2
bisa dilakukan secara tatap muka langsung tetapi juga dapat dilakukan secara
virtual menggunakan aplikasi video konferensi salah satunya Zoom.
Dalam penyebarluasan dakwah, lembaga kemahasiswaan juga harusnya
turut andil berperan. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam (HIMAPRODI KPI) salah satunya, diharapkan mammu
mengambil peran penting dengan merumuskan program-program kerja yang
dapat menjangkau masyarakat luas terhadap kebutuhan ilmu keagamaan.
Munculnya wabah COVID-19 atau yang kita kenal dengan sebutan virus
korona memberikan pengaruh yang sangat besar dalam beberapa aspek
kehidupan manusia. dengan adanya wabah ini mengakibatkan semua kegiatan
yang dilakukan sehari hari mengalami perubahan yang berbeda dari biasanya,
penularan virus melalui kontak antar manusia, mengakibatkan munculnya
pelarangan dalam melakukan kegiatan yang melibatkan orang ramai
Social distancing menjadi satu satunya jalan keluar yang dipilih oleh
pemerintah dalam meminimalisir perkembangan dan penyebaran wabah covid-19
ini, Social distancing atau pembatasan interaksi sosial masyarakat menyebabkan
terhambatnya laju pertumbuhan dan kemajuan dalm berbagai aspek kehidupan,
salah satunya yaitu aspek keagamaan.
Aturan social distancing juga berlaku dalam hal peribadahan, pemerintah
mengeluarkan aturan untuk beribadah dari rumah, menutup masjid masjid
sebagai bentuk proses pemutusan penyebaran virus korona ini, dengan social
3
distancing juga, kegiatan yang melibatkan kerumunan orang untuk saat ini
dihentikan, misalnya, pengajian, kajian, sholat berjamaah dan yang semisalnya.
Dalam kondisi dan situasi yang sedang dialami masyarakat sekarang ini,
dengan adanya peraturan pemerintah untuk membatasi perkumpulan atau social
distancing. Hampir semua kegiatan diadakan secara firtual, termasuk kajian-
kajian keagamaan yang dilaksanakan oleh hampir semua lapisan masyarakat
hingga ke lembaga-lembaga kemahasiswaan. Aplikasi video konferensi yang
paling banyak digunakan adalah Zoom.
Dengan melihat kondisi ini penulis menjadikannya sebagai latar belakang
dalam penulisan skripsi yang berjudul “Peran Himpunan Mahasiswa Program
Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui
Media Komunikasi Zoom”.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang ada, penulis akan mengangkat
beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui Media Komunikasi
Zoom ?
4
2. Apa saja faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui
media komunikasi Zoom ?
3. Apa saja faktor penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui
media komunikasi Zoom ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan Dakwah Melalui
Media Komunikasi Zoom.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui
media komunikasi Zoom.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui
media komunikasi Zoom.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
1) Menambah pengalaman dan wawasan dalam meneliti peran Himpunan
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam
penyebarluasan Dakwah melalui media komunikasi Zoom.
2) Mengetahui peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan Dakwah terkhusus pada
media komunikasi Zoom.
3) Menambah wawasan mengenai Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4) Menambag wawasan pengetahuan tentang aplikasi video konferensi
Zoom.
2. Bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam
1) Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan program kerja di
periode-periode selanjutnya.
2) Sebagai bahan evaluasi dari program-program yang telah dilaksanakan.
3. Bagi Akademik
1) Sebagai refensi bahan evaluasi bagi Program Studi Komunikasi Dan
Penyiaran Islam dalam menilai kinerja Himpunan Mahasiswa Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
6
2) Sebagai bahan untuk menambah referensi di Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Makassar hususnya pada pengetahuan mengenai
Lembaga kemahasiswaan yang berada di internal kampus.
3) Sebagai paramaterer untuk menilai hasil dari program kerja lembaga
kemahasiswaan internal kampus yang berperan aktif dalam
penyebarluasan dakwah di masa pandemi.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
1.1.1. Profil Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam adalah lembaga internal Program Studi Komunikasi
dan Penyiran Islam yang didirikan pada tanggal 17 Oktober 2016 dan
dilantik oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam didirikan sebagai wadah bagi mahasiswa Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk mengembangkan minat
dan bakat dalam berorganisasi, menyusun dan mengadakan kegiatan,
serta terjun langsung ke masyarakat melakukan bakti sosial, dan
kegitan-kegitan lainnya.
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam mempunyai beberapa tugas, yaitu: Mewakili
Mahasiswa Unismuh Makassar di tingkat Fakultas, Universitas dan
Nasional, Mengkoordinasikan kegiatan Organisasi kemahasiswaan
8
dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat Fakultas, Universitas maupun
Nasional, Menjabarkan dan melakukan kegiatan dalam bentuk
program kerja.2
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam juga merupakan perpanjangan tangan dari Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam mewujudkan Visi-Misi
Program Studi. Berikut Visi-Misi Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam:
1) Visi
Mewujudkan Sumber Daya Manusia di bidang Komunikasi dan
Penyiaran yang Islami, Unggul, dan Terpercaya pada tahun 2024
2) Misi
- Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang
ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.
- Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan
penyiaran Islam yang mampu menghasilkan karya-karya ilmiah
yang inovatif.
- Memberdayakan masyarakat melalui pelatihan, bimbingan,
konsultasi, penyuluhan, pendampingan, dan sosialisasi untuk
kemaslahatan umat.
2 AD/ART Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Periode 2019/2020, h. 3.
9
- Menjalin kerjasama di bidang komunikasi dan penyiaran Islam
dengan berbagai instansi Pemerintah dan Swasta.
1.1.2. Susunan Organisasi
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam terdiri dari 5 pengurus harian yaitu:
1) Ketua Umun
2) Wakil Ketua Umum
3) Sekretaris Umum
4) Bendahara Umum
5) Wakil Bendahara Umum
Serta memiliki lima Bidang yang memiliki tugas dan fungi-
fungsi yang berbeda, yaitu:
1) Bidang Organisasi, bertugas sebagai polisi organiasi yang
mengawasi dan mengontrol serta memastikan organiasasi
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam berjalan sebagaimana mestinya.
2) Bidang Dakwah dan Keilmuan, bertugas untuk memfasilitasi
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
dalam pengembangan diri dalam bidang dakwah dan keilmuan.
Diantaranya megadakan kajian dan pelatihan dai.
10
3) Bidang Humas dan IT, Bertugas sebagai perantara antara
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam dengan organiasai atau lembaga eksternal, serta menjadi
bidang yang bergerak di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,
juga sebagai bidang yang mendokumentasikan dan
mempublikasikan setiap kegitan yang diadakan oleh Himpunan
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan
penggerak media dakwah Himpunan.
4) Bidang Pengembangan Minat dan Bakat, bertugas sebagai bidang
yang mewadahi mahasiswa dalam mengembangkan skill
komunikasi dan potensi diri, diantaranya jurnalistik, penyiaran,
kepenulisan, dan olahraga.
5) Bidang Ekonomi Kreatif, bertugas untuk menciptakan amal usaha
bagi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam, serta sebagai bidang yang melatih mahasiswa
untuk mengembangkan skill entrepreneurship.
2. Dakwah
2.1.1. Definisi Dakwah
Secara bahasa, dakwah berasal dari kata da’a-yad’u yang
berarti memanggil, mengundang, minta tolong kepada, berdoa,
11
memohon, mengajak kepada sesuatu, mengubah dengan perkataan,
perbuatan dan amal.3
Dakwah menuju jalan Allah SWT, maknanya adalah mengajak
orang lain agar melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi segala
larangan-Nya. Hal itu berarti memerintahkan orang lain untuk
melakukan segala kebaikan, dan melarang orang lain dari segala
keburukan. Allah SWT berfirman, dalam Q.S Al-Baqarah : 221:
ََٰٰٓٓك َٰٓئ َٰٓأُْول َُٰٓعو آَٰإ َٰٓي د
َٰٓي د َٰٓو ٱَّللََّٰٓٱلنَّار ِۖ َُٰٓء اي ت ه ۦََُٰٰٓٓعون َٰٓإ َل ۖۦَِٰٓو يُ ب ّيِ ن ه
ف ر ة َِٰٓب ذ م غ نَّة َٰٓو ٱل
َٰٓٱۡل َل
َٰٓي ت ذ كَُّرون َٰٓ َٰٓل ع لَُّهم ٢٢١ ل لنَّاس Terjemahannya:
“Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” 4
Berdasarkan hal tersebut, maka makna dakwah adalah
mengajak orang lain agar melakukan perintah Allah SWT, baik berupa
ucapa atau amalan, dan meninggalkan segala larangan Allah SWT,
baik berupa ucapan ucapan atau perbuatan.
Dalam makna ini Syekhul Islam berkata, “Dakwah yaitu
ajakan beriman kepada Allah SWT, dan kepada segala hal yang
dibawa oleh para Rasul-Nya, serta ajakan kepada mereka dengan
3 Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2013). Cet. 1 h. 43
4 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 36
12
sesuatu yang mereka perintahkan. Maka dakwah kepada sesuatu yang
dibawa para Rasul adalah termasuk dakwah kepada Allah SWT.5
Dengan begitu esensi dari dakwah itu sendiri adalah aktivitas
dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif,
dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik.
Dengan landasan inilah, dakwah menjadi sebab pokok
kebaikan alam dan tegaknya perkara, serta terjaganya ia dari segala hal
yang merusak kondisinya. Semua itu tidak akan terwujud kecuali
dengan menjaga aqidah umat dan akhlaknya, yang ditempuh dengan
amar ma’ruf nahi munkar. Allah SWT berfirman dalam Q.S
Fussilat:33
الَْٰٓحس نَٰٓأ ََٰٰٓٓو م نَٰٓل حَٰٓو ع م ل ََٰٰٓٓٱَّللَّ ََٰٰٓٓإ َل ََٰٰٓٓد ع ا ََّٰٰٓٓمِ َّنَٰٓق و مََٰٰٓٓم ن ََٰٰٓٓإ نَّن ََٰٰٓٓو ق ال ََٰٰٓٓاص
ل م ّي َٰٓٱل ٣٣ س Terjemahannya:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”6
Dan firman-Nya dalam Q.S An-Nahl :125
َٰٓس ب َٰٓ ُعَٰٓإ َل َٰٓر َٰٓٱد َٰٓبِ َٰٓيل ُمَٰٓب ٱلََّٰٓك
د ۡل َٰٓو ج س ن ة ِۖ
ع ظ ة َٰٓٱۡل م و م ة َٰٓو ٱل
َٰٓإ نََّٰٓب ٱۡل ك س ُنَُٰۚٓأ ح ي
َٰٓه ِت ل ُمَِٰٓب نَٰٓض لََّٰٓع َٰٓ
َٰٓأ ع َُٰٓهو ت د ين َٰٓر بَّك ُمه ل ُمَٰٓب ٱل َٰٓأ ع ١٢٥ نَٰٓس ب يل ه ۦَٰٓو ُهو
5 Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, (Jakarta:
Darul Haq , 2015). h. 19
6 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 481
13
Terjemahannya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan berbantahlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa
yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.”7
2.1.2. Landasan Hukum Dakwah
Dari pengertian dakwah sebagaimana telah disebutkan, bahwah
dakwah bisa disebut sebagai aktualisasi nilai-nilai Islam yang
diterjemahkan ke dalam ajaran-ajaran Islam bagi upaya mewujudkan
kebahagiaan hidup manusia di dunia ini. Untuk hal tersebut ada hukum
normatif yang mengikat keharusan berdakwah.
Hukum yang dimaksud adalah kepastiaan hukum atau
penilaian hukum secara syariah, dakwah adalah wajib, sebagaimana
yang tercamtum dalam Al-Qur’an surah Ali Imran :104
َٰٓأُمَّة نُكم ت ُكنَٰٓمِ ُعون ََٰٰٓٓو ل
ََٰٰٓٓإ َل ََٰٰٓٓي د َٰٓو ََٰٰٓٓي َٰٓٱل
ُروف ََٰٰٓٓون َٰٓرَُٰٓمَُٰٓي
م ع ن ََٰٰٓٓب ٱل ه و
ُمنك ر ََُٰٰۚٓٓع ن ََٰٰٓٓو ي ن ََٰٰٓٓٱل
ل ُحون ََُٰٰٓٓهمََُٰٰٓٓو أُْول ئ ك َُٰٓمف ١٠٤ ٱل
Terjemahannya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.8
Begitupula dalam Q.S Ali Imran :110 Allah SWT berfirman:
7 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 282
8 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 64
14
ُروف َٰٓ م ع َٰٓب ٱل ُمُرون
ََٰٓت َٰٓل لنَّاس ر ج ت
َٰٓأُمٍَّةَُٰٓأخ َٰٓخ ي ُمنك ر ََُٰٰٓٓكنُتم
ن َٰٓع ن َٰٓٱل ه و َٰٓو ت ن
م ُنون َٰٓب ٱَّللَّ هَٰٓ ١١٠ …و تُ ؤ Terjemahannya:
“Kamu (umat Islam) adalah ummad terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”9
Masalah yang timbul kemudian, adalah apakah kewajiban
berdakwah itu merupakan kewajiban individual ataukah kewajiban
kolektif ? menurut Abdul Karim Zaidan, bahwa huruf mim yang tertera
dari ayat tersebut mengandung arti yang menerangkan (lit tabyin) dan
bukan mengandung arti yang menunjukkan sebagai (lit tab’idh).10
Sehingga dengan demikian, kewajiban berdakwah adalah kewajiban
individual atau fardhu‘ain bagi setiap orang Islam yang mukallaf.
Tentu saja kewajiban ini sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Memahami arti dari landasan hukum dakwah yang fardhu ‘ain tersebut
dapat kita mengerti, bahwa Islam datang sebagai risalah terakhir yang
memodifikasi ajaran-ajaran sebelumnya dan merupakan risalah yang
terkandung nilai-nilai humanis yang bersifat universal. Pengertian
tersebut, berarti tidak terkecuali umat Islam atau bukan adalah manusia
yang harus mendapatkan risalah terakhir tersebut. Maka jika tidak
9 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 65
10 Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah 1980), h.9
15
adanya pewajiban secara ‘ain (individual) tanggung jawab akan
tergantung kepada kelompok-kelompok tertentu secara kifayah. Hal ini
menunjukkan bahwa agama Islam secara ajarannya merupakan rahmat
bagi alam semesta.11
2.1.3. Fungsi Dakwah
Islam adalah ajaran Allah SWT yang sempurna dan diturunkan
untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi,
kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan
saja jika ajaran yang baik itu tidak di sampaikan kepada manusia.
Lebih-lebih jika ajaran itu tidak diamalkan dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, dakwah merupakan suatu aktivitas yang sangat
penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat
diketahui, dihayati dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke
generasi berikutnya. Sebaliknya tanpa dakwah terputuslah generasi
manusia yang mengamalkan Islam.
Islam menghendaki tatanan masyarakat yang ideal bagi
akidah, ibadah, maupun akhlaknya. Akan tetepi, dalam sejarah
kemanusiaan masyarakat demikian belum pernah terwujud secara utuh.
Oleh karena itulah dakwah selalu diperlakukan untuk meningkatkan
kualitas spritual manusia secara perorangan maupun masyarakat.
11 Samsul Munir Amin, Islam Rekonstruksi Pemikiran Dakwah, (Jakarta: Amzah,2008).cet 1.
h. 53
16
Untuk mengetahui lebih jauh betapa besar peran dakwah dalam
pembinaan spritual umat manusia, perlu kita menengok sejarah pada
masa-masa sebelum datangnya penerang dunia yaitu Muhammad
SAW. Dimana perikemanusiaan telah menghadapi sakaratul maut,
obor kebenaran telah padam dan kabut kebatilan telah menyelimuti
umat manusia. Maka pada waktu itu, pimpinan tertinggi Muhammad
SAW tampil menyelamatkan umat yang telah demikian rusaknya.
Ulama besar Abul Hasan Annadwy menceritakan; abad ke-6
dan ke-7 M adalah periode sejarah yang paling suram. Peri
kemanusiaan pada masa itu sedang meluncur dan jatuh yang
sebelumnya telah mulai pada abad sebelumnya. Tidak ada satu
kekuatan tangan manusia yang dapat menahan kebobrokan tersebut.
Perputaran hari semakin mempercepat kejatuhan dan kerusakan. Pada
masa itu manusia telah lupa kepada penciptanya. Manusia telah hilang
kesadaran, tidak lagi bisa membedakan yang baik dan yang buruk.
Dakwah para Nabi telah kabur sejak lama dan obor-obor yang telah
mereka nyalakan telah padam, karena hembusan angin ribut
sepeninggal mereka. Kalaupun ada yang masih hidup, maka cahaya
obor itu telah pudar, tak dapat lagi menerangi, melainkan hati para
17
agamawan yang jumlahnya sangat kecil. Rumah tangga, kampung, dan
negeri tidak diterangi oleh obor-obor tersebut.12
Yang digambarkan diatas adalah masyarakat jahiliyah, akan
tetapi pada masyarakat sekarang yang telah lima belas abad disirami
dakwah, sifat-sifat masyarakat pra-Islam itu masih bayak juga melekat
pada mereka baik di bidang budaya, moral, maupun aqidah.
Melemahnya kekuatan rohaniyah kaum muslimin saat ini
banyak disebabkan karena mereka secara berangsur-angsur
meninggalkan ajaran Islam dalam banyak segi kehidupan. Satu-
satunya sebab kemunduran sosial dan kultural kaum muslimin terletak
pada realitas bahwa mereka secara berangsur-angsur melalaikan ajaran
Islam. Islam adalah agama mereka, akan tetapi tinggal jasad tanpa jiwa
mereka.
Melemahnya kesadaran manusia untuk beragama atau
kekurangpekaan mereka terhadap panggilan ilahiah menurut Abu
Hasan An-Nadwy disebabkan hilangnya indra keenam, yaitu indra
agama. Apabila seseorang hilang indra agamanya, karena suatu sebab
atau cacat fitrahnya, niscaya hilang pulahlah fungsi dan pengaruhnya
sehingga ia tidak dapat percaya dan menanggapi apa yang dihasilkan
oleh indra itu. Bagaikan orang yang buta tidak akan melihat warna
12An-Nadwy, Abul hasan, Tafsir Al- maraghy (Mesir, Dar-Fiqru,1983), h.16
18
benda-benda, malah terkadang dia akan berkeras menolak dan
mengingkarinya. Demikian pula halnya orang yang tuli, baginya dunia
yang hiruk-pikut ini serupa saja dengan pekuburan. Seseorang yang
kehilangan indra agama, niscaya tidak percaya dengan alam gaib,
menolak segala sesuatu di luar alam benda dan menolak norma agama.
Hatinya akan keras dan tertutup mendengar peringatan-peringatan dan
ancaman yang menggugah hatinya. Dakwah Islam bertugas
mengfungsikan kembali indera keagamaan manusia, agar mereka dapat
menghayati tujuan hidup yang sebenarnya untuk berbakti pada Allah
SWT.
Dengan demikian dakwah yang menjadi tanggung jawab kaum
muslimin adalah bertugas menuntun manusia ke alam yang terang,
jalan kebenaran dan mengeluarkan manusia yang berada dalam
kegelapan kedalam penuh cahaya. Allah SWT berfirman dalam QS.
Al-Baqarah :257
ل ي ا ُؤُهُمََٰٰٓٓٱَّللََُّٰٓ َٰٓو ٱلَّذ ين َٰٓك ف ُرو آَٰأ و َٰٓٱلنُّور ِۖ َٰٓإ َل ت ر ُجُهمَٰٓمِ ن َٰٓٱلظُُّلم
َُّٰٓٱلَّذ ين َٰٓء ام ُنوآَُُٰي َٰٓو ِل ر جَٰٓ َٰٓف يه آََٰٰٓٱلطَّ ُغوُتَُُٰٓي َُٰٓهم ُبَٰٓٱلنَّار ِۖ ح
َٰٓأ ص َٰٓأُْول ئ ك ت ه َٰٓٱلظُُّلم ُمَٰٓمِ ن َٰٓٱلنُّور َٰٓإ َل وَن
ل ُدون َٰٓ ٢٥٧ خ Terjemahannya:
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). dan orang-orang
yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
19
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”13
Dari uraian diatas, maka dapat disebutkan fungsi dakwah
adalah:
1) Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia
sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan
rahmat Islam sebagai rahmat lil ‘alamin bagi seluruh mahluk
Allah SWT. Firman Allah SWT dalam QS.Al Anbiya :108
َٰٓإ ل ه ُُكم َٰٓإ َّنَّ آَٰيُوح ى َٰٓإ ِل ََّٰٓأ َّنَّ ا َٰٓإ ۡل دَُٰٓقل ل ُمون ََٰٰٓٓأ نُتمَٰٓف ه ل ََٰٰٓٓو ح ١٠٨ مُّس
Terjemahannya:
“Katakanlah (Muhammad) “Sesungguhnya apa yang diwahyukan
kepadaku ialah bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa.
Maka apakah kamu telah berserah diri (kepada-Nya)”.14
2) Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi
kegenerasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan
ajaran Islam beserta pemeluknyadari generasi kegenerasi
berikutnya tidak terputus.
3) Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang
bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari
kegelapan rohani.15
13 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 44
14 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 332
20
2.1.4. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang
terdapat dalam setiap kegiatan dakwah, unsur-unsur tersebut adalah
da’i (pelaku dakwah), Mad’u (mitra dakwah), maddah (materi
dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode) dakwah, atsar
(efek) dakwah dan tujuan dakwah.
1) Dai (Pelaku Dakwah)
Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,
maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok,
atau lewat organisasi/lembaga, secara umum kata dai ini sering
disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan
ajaran islam), namun sebenar sebutan ini konotasinya sangat
sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai
orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti
penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan
sebagainya. siapa saja yang menyatakan pengikut Nabi Muhammad
SAW hendaknya menjadi seorang dai, dan harus dijalankan sesuai
dengan hujjah yang nyata dan kokoh. Dengan demikian wajib
baginya untuk mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi aqidah,
syariah, maupun dari akhlak berkaitan dengan hal-hal yang
15 Moh Ali Aziz,Ilmu Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2014) cet. 1, h. 59
21
memerlukan ilmu dan keterampilan khusus, maka kewajiban
berdakwah dibebankan kepada orang-orang tertentu.16
2) Mad’u (Mitra Dakwah)
Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia
yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
secara individu maupun kelompok, baik manusia yang beragama
Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan. sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Saba’
:28
َٰٓك ا فَّة َٰٓإ الَّ ن ك ل س يََٰٰٓٓلِ لنَّاس ََٰٰٓٓو م ا َٰٓأ ر ث ر ََٰٰٓٓو ل ك نَََّٰٰٓٓاو ن ذ يرََٰٰٓٓاب ش
ل ُمون ََٰٰٓٓال ََٰٰٓٓٱلنَّاس ََٰٰٓٓأ ك ٢٨ ي ع
Terjemahannya:
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada
semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
Mengetahui.”17
Secara etimologi kata mad’u dari bahasa Arab, diambil dari
bentuk isim maf’ul (kata yang menunjukkan objek atau sasaran).
Menurut terminologi mad’u adalah orang atau kelompok yang lazim
disebut jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da’i
baik mad’u itu orang dekat atau jauh, muslim atau Non-Muslim, laki-
16 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia
Group,2006). cet.1 h. 22
17 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 432
22
laki atau perempuan. Seorang dai akan menjadikan mad’u sebagai
objek bagi transformasi keilmuan yang dimilikinya.18
Sebagaimana di kemukakan sebelumnya bahwa mad’u adalah
manusia secara keseluruhan, karena manusia membawa fitrah agama
sebagai pegangan yang mampu mengarahkan mereka hidup sejahtera
di dunia dan di akhirat kelak.
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan
mengajak mereka mengikuti agama Islam sedangkan pada orang-orang
yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas
iman, Islam, dan Ihsan.19
3) Madda (Materi Dakwah)
Pada dasarnya seluruh rangkaian materi dakwah adalah
mencakup ajaran Islam secarah keseluruhan yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan hadis, yang diturunkan oleh Allah SWT. Memiliki
karakter sejalan dengan fitrah dan kebutuhan manusia. Materi
pertama yang menjadi landasan utama oleh Rasullullah SAW
kepada umat manusia adalah masalah-masalah yang berkaitan
dengan pembinaan keimanan yang benar (aqidah), masalah
kemanusiaan (tujuan, status sosial dan tugas hidup dunia),
18 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta:Rajawali Press, 2011).cet 1. h.279
19 Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyaraakat, (Makassar:Alauddin Unifersity Press,
2011).cet.1 h. 50
23
persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT. Dan keadilan
yang di tegakkan oleh seluruh manusia dalam menata
kehidupannya.
Namun secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan
menjadi tiga hal pokok, yaitu masalah keimanan (aqidah), masalah
hukum (syariah), dan masalah budi pekerti (akhlak). Menutut Isa
Anshari, bahwa Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber materi
dakwah di dalamnya terkandung tiga prinsip pokok antara lain:
1) Aqidah, yang menyangkut keimanan terhadap Allah SWT,
yang menjadi landasan fundamental dalam keseluruhan aktivitas
seorang muslim, baik yang menyangkut mental dan tingkah
lakunya.
2) Syariat, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas
umat Islam di dalam semua aspek hidup dalam kehidupannya
dengan menjadikan halal dan haram sebagai barometer.
3) Akhlak, yaitu menyangkut tata cara berhubungan secara
vertikal dengan Allah maupun secara horizontal dengan sesama
manusia dan seluruh makhluk Allah SWT.
4) Wasilah (Media) Dakwah
24
Syeikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
berkata, “Wasilah adalah berbagai jalan yang dengannya seorang
da’i bisa menyampaikan dakwahnya.”
Ada pula yang mengatakan, wasilah adalah setiap jalan yang
dibenarkan oleh syara’, dimana seorang da’i menempuhnya agar
tujuan dakwah bisa terwujud.
Dari berbagai definisi diatas, bisa kita simpulkan bahwa
wasilah dakwah adalah sesuatu yang digunakan oleh seorang da’i
sehingga ia bisa menyampaikan dakwahnya, dan dengannya ia bisa
meraih tujuan yang diharapkan dalam berdakwah, yaitu
membimbing manusia kejalan yang lurus.20
Hazah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima
macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.
1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan
sebagainya.
2. Tulisan adalah media dawah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, surat menyurat, spanduk dan sebagainya.
20 Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah,
(Jakarta,Darul Haq). 2015. h. 128
25
3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.21
4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televisi, flem
slide, internet dan sebagainya.
5. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata
yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat
dan didengarkan oleh mad’u.22
5) Thariqah (Metode Dakwah) dalam Al-Qur’an
Secara tekstual Al-Quran telah mengungkapkan metodologi
dakwah yakni bil hikmah, bil mauizhah dan bil mujadalah.
Metodologi dakwah tersebut, merujuk pada QS. Al-Nahl :125
َٰٓ س ُنَُٰۚٓأ ح ي
َٰٓه ُمَٰٓب ٱلَِّت د ۡل َٰٓو ج س ن ة ِۖ
ع ظ ة َٰٓٱۡل م و م ة َٰٓو ٱل
َٰٓب ٱۡل ك َٰٓر بِ ك َٰٓس ب يل ُعَٰٓإ َل ٱد
َُٰٓهو َٰٓ ت د ين ََٰٰٓٓإ نََّٰٓر بَّك ُمه ل ُمَٰٓب ٱل َٰٓأ ع ل ُمَِٰٓب نَٰٓض لََّٰٓع نَٰٓس ب يل ه ۦَٰٓو ُهو
١٢٥ أ ع
Terjemahannya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang
21 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia
Group,2006) cet.1 h. 32
22 Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyarakat, (Gowa: Alauddin University Press,
2011).cet 1 h.63
26
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yangmendapat petunjuk.”23
1. Metode Dakwah Bil-Hikmah
Dakwah bil-hikmah salah satu metode dakwah yang relevan
untuk saat sekarang ini, sebab dengan metode al-hikmah dapat
menyentuh perasaan mad’u. Kata al-hikmah merupakan turunan
dari kata al-hukm yang yang mengandung arti “menyelesaikan atau
suatu urusan dengan baik dan pasti, memberi kekang, dan
mencegah seseorang dari apa yang diingininya”. Al-hikmah juga
bisa berarti manfaat, kebijaksanaan dan kearifan24.
Berdasarkan batasan diatas, maka al-hikmah secara
kebahasaan diartikan “meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau
kebenaran suatu perkara”. Jika dikaitkan dengan konteks ayat tadi,
maka menyampaikan dakwah secara hikmah ialah terlebih dahulu
mengetahui tujuan dan mengenal secara benar orang atau
masyarakat yang menjadi sasaran. Karenanya seorang juru dakwah
harus menggunakan berbagai macam metude sesuai ralitas yang
dihadapi dan sikap masyarakat terhadap agama islam, misalnya,
memperhatikan situasi dan kondisi audiens, tempat dakwah akan
disampaikan, dan sebagainya. Dengan demikian, metode al-hikmah
23 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta Timur: Darus Sunnah, 2016),
Cet. 20. h. 282
24 Riski Maulana, Putri Amelia, Kamus Moderen Bahasa Indonesia (Surabaya:Nur Ilmu,
2013). h. 158
27
disebut dengan metode yang realistis-praktis. Maksudnya, juru
dakwah harus memperhatikan realitas yang terjadi diluar, baik pada
tingkat intelektual, pemikiran, psikologis maupun sosiologis.
Karananya dakwah di perkotaan harus dibedakan dengan dakwah di
daerah pinggiran dan pedesaan. Untuk daerah perkotaan, dakwah
harus didukung oleh uraian-uraian ilmiah dan logis serta menyentuh
hati dan menyejukkannya. Sebaliknya, dakwah di pedesaan dan
daerah pinggiran lebih menekankan pada segi-segi ibadah ritual
yang dibarengi dengan dakwah bil-hal. Kata Al-hikmah dalam Al-
quran disebut kurang lebih 20 kali, dan dari kata ini terbentuk kata
lain yang sepadan misalnya al-hakim (orang yang memiliki
hikmah). 108 Kata al-Hakim sendiri salah satu nama Allah (al-
asma' al-husnah) yang mengandung arti bahwa Allah Maha
Bijaksana. Demikian pula kata al-hikmah itu sendiri diartikan penuh
kebijaksanaan", sehingga dipahami bahwa dakwah bil hikmah
secara kebahasaan diartikan menyampaikan dakwah dengan metode
kebijaksanaan". Didin Hafidhuddin mendefinisikan bahwa
dakwah bil hikmah adalah segala metode dakwah untuk
menyampaikan al-haq (kebenaran) dengan menggunakan hukum-
hukum alam dan hukum-hukum sosial. Di sini dipahami bahwa
metode dakwah tersebut berkenaan dengan aspek informasi dan
28
nilai. yakni nilai-nilai kebenaran yang diperkuat oleh hukum alam
dan sosial yang kesemuanya ini dapat diketahui oleh manusia
sehingga penyampaian dakwah tersebut sangat mudah diterima oleh
rasio, akal, pemikiran mereka. Selanjutnya definisi al-hikmah dalam
Al-quran diartikan sebagai al-fahmu wa al-'ilmu (pemahaman dan
pengetahuan) yang berasal dari Allah SWT. Demikian pula dalam
hadis mengandung arti yang demikian sebagaimana yang
diriwayatkan Al-Bukhari:
يفَٰٓالحسدَٰٓاالََٰٰٓٓهللآَٰبنَٰٓمسعودَٰٓقال:قلَٰٓالنيبَٰٓصلىَٰٓهللآَٰعليهَٰٓوسلمعبدََٰٰٓٓعنََٰٰٓٓىَٰٓهلكتهَٰٓيفَٰٓاۡلق,َٰٓورجلَٰٓااتهَٰٓهللآَٰسلطهَٰٓعلَٰٓماالَٰٓفَٰٓهللآَََٰٰٰٓٓرجلَٰٓااتهاثنتّيَٰٓ:ََٰٰٓٓ
حكمةَٰٓفهوَٰٓيقضىَٰٓهبمآَٰوَٰٓيعلمها25َََٰٰٰٓٓٓTerjemahannya:
“Dari 'Abdullah bin Ma'sud berkata bahwa Nabi SAW bersabda:
Tidak boleh iri (mengingkan kepunyaan orang lain) kecuali pada
dua hal, (pertama) kepada seseorang yang dikaruniai Allah harta,
lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran, (kedua) orang yang
diberi oleh Allah hikmah dan ia memberi keputusan dengan ilmu
tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain.”
Hadis di atas sebagaimana yang dipahami dari penjelasan
kitab-kitab syarah hadis menegaskan bahwa AI-hikmah bermakna
ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Lebih lanjut Al-Asqalani
dalam mensyarah hadis tersebut beliau menyatakan bahwa.
25 Muhammad Ibnu Ismail, Shahih Al Bukhari, Tahqiq Muhammad Zuhair Bin Nasir An
Nasir (Daaru Thuq An Najah, 1422 H), no. 73, cet, 1 h. 25
29
املرادَٰٓابۡلكمةَٰٓكلَٰٓمامنعَٰٓمنَٰٓاۡلهلَٰٓوزجرَٰٓعنَٰٓالقبيحَٰٓ
Terjemahannya:
“yang dimaksud al-hikmah adalah segala yang terhindar dari
kebodohan dan segala yang terhalang dari keburukan.”26
Dari sini, dapatlah dipahami bahwa al-hikmah adalah
lawan dari al-jahl (kebodohan) dan orang yang berilmu (al- 'alim)
juga diterminologikan sebagai lawan dari al-jahlu (orang yang
bodoh). Berdasar dari definisi-definisi di atas, maka ada dua kata
kunci yang terkandung dalam pengertian al-hikmah, yakni ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan demikian dirumuskan
bahwa dakwah bil hikmah adalah metode penyampaian dakwah
yang berdasar pada pengetahuan sepenuhnya, dan disertai
kebijaksanaan, sehingga penyampai dakwah tampil dengan penuh
percaya diri, tidak ragu-ragu dalam berdakwah, pada gilirannya
para mad’u bisa memahami dakwah yang disampaikan tersebut.27
2. Metode Dakwah Mau’izah Hasanah
Mau’izah Hasanah ialah kalimat atau ucapan yang
diucapkan oleh seorang dai atau mubaligh, disampaikan dengan
cara yang baik, berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan,
diterangkan dengan gaya bahasa yang sederhana, supaya yang
26 Muliaty Amin, Metodologi Dakwah, (Gowa : Alauddin University Press, 2013).cet.1 h. 72
27 Muliaty Amin, Metodologi Dakwah, (Gowa : Alauddin University Press, 2013).cet.1 h. 73
30
disampaikan itu dapat ditangkap, dicerna, dihayati dan pada tahap
selanjutnya dapat diamalkan. Bahasanya yang lembut begitu enak di
dengar, berkenan di hati dan menyentuh sanubari. Ia senantiasa
menghindari segala bentuk kekerasan dan caci maki, sehingga
mad’u yang didakwahi tersebut memperoleh kebaikan dan
menerima dengan rela hati, serta merasakan kesungguhan sang dai.
dalam menyelamatkan mereka dari suatu kemudaratan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ibrahim :24-25
ي َٰٓ َٰٓك َٰٓت ر َٰٓم ث الأ َل َٰٓٱَّللَّ َٰٓض ر ب ُله آَٰط يِ ب ةٍََٰٰٓٓك ش ج ر ةََٰٰٓٓط يِ ب ةََٰٰٓٓك ل م ةََٰٰٓٓف
ب تَٰٓأ ص ُعه آََٰث ََٰٰٓٓو ف ر
َٰٓ َٰٓ ٢٤ ا ء َٰٓٱلسَّم ََٰٰٓٓيف َٰٓل لنَّاس ث ال م َٰٓٱۡل ر ُبَٰٓٱَّللَّ َٰٓو ي ض
َٰٓر هبِ اه ن َِٰٓب ذ ّي ِۢ ِت َُٰٓأُكل ه آَُٰكلََّٰٓح
تُ ؤ
َٰٓي ت ذ كَُّرون َٰٓ ٢٥ ل ع لَُّهم Terjemahannya:
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,(24). (Pohon) itu
menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat.(25)28
Mauizah Hasanah yang disampaikan dengan lemah-lembut
dan penuh pancaran kasih sayang akan menyisahkan kebahagiyaan
pada diri ummat manusia, ia akan menuntut mereka kejalan yang
haq, memeberi pelajaran yang baik dan bermanfaat, memberi
28 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 260
31
nasihat dan mengingatkan orang lain dengan bahasa yang baik dan
penuh kelembutan. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT QS.
Ali Imran :159
َٰٓ ََٰٰٓٓل نت ََٰٰٓٓٱَّللَّ ََٰٰٓٓمِ ن ََٰٰٓٓةف ب م آَٰر ح
ُم ِۖ ب ََٰٰٓٓظ َٰٓغ ل يَٰٓف ظًّآَُٰكنت َََٰٰٰٓٓٓو ل و َََٰٰٰٓٓٓۡل ق ل َٰٓم ن ََٰٰٓٓل ٱنف ضُّوآََْٰٰٓٱل
ل ك َِٰۖٓ فََٰٰٓٓح و ُهم ََٰٰٓٓف ٱع ف ر ََٰٰٓٓع ن
ت غ ُم ََٰٰٓٓو ٱس ُهم ََٰٰٓٓۡل ََٰٰٓٓو ش او ر ر ََِٰٰۖٓٓيف
ت ََٰٰٓٓف إ ذ آَٰٱۡل م ََٰٰٓٓف ت و كَّل ََٰٰٓٓع ز م
ُمت و كِ ل ََُٰٰٓٓيُ بََُّٰٰٓٓٱَّللَّ ََٰٰٓٓإ نَََّٰٰٓٓٱَّللَّ ََُٰٰۚٓٓع ل ى ١٥٩ ّي َٰٓٱل
Terjemahannya:
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah
Lembut terhadap mereka. sekiranya engkau bersikap keras dan
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun untuk mereka,
dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal.”29
Ayat diatas menerangkan, bahwa aktivitas dakwah yang
dilakukan dengan cara mauizah hasanah harus selalu mengarah
pada pentingnya manusiawi dalam segala hal. Sikap lemah lembut
dan menghindari sikap egoisme dalah warna yang tidak terpisahkan
untuk melancarkan pesan dakwah kepada orang lain, yang
disampaikan secara persuasif.
Disini seorang dai harus mampu menyesuaikan dan
mengarahkan pesan dakwahnya sesuai dengan tingkat berpikir dan
29 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 72
32
lingkup pengalaman si mad’u, supaya tujuan dakwah sebagai
ikhtiar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran Islam
kedalam kehidupan peribadi atau masyarakat dapat terwujud, dan
mengarahkan mereka sebagai khairu ummah, yaitu umat yang adil
dan terpilih (ummatan wasathan) sehingga terwujudlah umat yang
sejahtera lahir dan batin, bahagia di dunia dan di akhirat nanti.30
3. Metode Dakwah Bil-Mujadalah
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari
cara-cara berdiskusi yang ada. Mujadalah adalah cara terakhir yang
digunakan untuk berdakwah manakala kedua cara terakhir yang
digunakan untuk orang-orang yang taraf berfikirnya cukup maju,
dan krisis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki bekal
keagamaan dari para utusan sebelumnya. Oleh karena itu, Al-Quran
juga telah memberikan perhatian khusus kepada ahli kitab, yaitu
melarang berdebat dengan mereka kecuali dengan cara terbaik.
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Ankabut :46
َُٰٓت َٰٓ َٰٓد ُلو آَٰو ال ُهم ِۖ ن َٰٓٱلَّذ ين َٰٓظ ل ُموآَٰم س ُنَٰٓإ الَّ
َٰٓأ ح ي َٰٓه َٰٓب ٱلَِّت َٰٓإ الَّ ك ت ب
ل َٰٓٱل ٤٦ …أ ه
30 Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah, (Jakarta:Amzah, 2018), cet.1, h. 243
33
Terjemahannya:
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan
dengancara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di
antara mereka.”31
Dari ayat diatas, kaum muslimin (terutama juru dakwah)
dianjurkan agar berdebat dengan ahli kitab cara yang baik, sopan
antun dan lemah lembut kecuali jika mereka telah memperlihatkan
keangkuhan dari kezaliman yang keluar dari batas kewajaran.32
6) Atsar (Efek) Dakwah
Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik)
dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi
perhatian para dai. Kebanyakan mereka menganggab bahwa setelah
dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal atsar sangat
besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.
Tanpa menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan
strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan
terulang kembali. Sebaliknya dengan menganalisis atsar dakwah
dengan cermat dan tepat, maka kesalahan sterategi dakwah akan
segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-
langkah berikutnya.33
31 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, h. 46
32 Samsul Munir Amin, Ilmu Dalkwah ( Jakarta:Amzah, 2009 ) cet.1 h. 100
33 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Memejemen Dakwah. h. 34
34
7) Tujuan Dakwah
Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan
individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang
dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani, dalam
pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridha-Nya. Suatu
tujuan dakwah seyogyanya dicermati dengan baik agar dapat
membuahkan keluaran yang terukur.
Aktivitas dakwah dilakukan dengan senantiasa
mengharapkan ridho Allah SWT, dalam kehidupan yang terus
menerus mengabadikan berbagai kebijakan dakwah nabi SAW.
Secara sistematis, tujuan dakwah antara lain:
1. Tazkiyatun Nafs
Membersihkan jiwa-jiwa masyarakat dari noda-noda syirik
dan pengaruh-pengaruh kepercayaan yang menyimpang dari aqidah
Islam. Suatu aktivitas dakwah diarahkan untuk mencerahkan batin
individu dan kelompok, serta menemukan keseimbangan kehidupan
yang dinamis. Untuk melakukan itu diperlukan langkah komunikasi
guna memengaruhi sekaligus mengubah pikiran, ideologi, dan
keyakinan yang buruk menjadi ideologi yang baik. Begitu seringnya
pengaruh luar masuk dan mengotori keyakinan umat Islam. Maka
kegiatan dakwah sangat bermanfaat untuk membentengi
35
kepercayaan umat Islam dari noda-noda syirik, dan pada lain sisi
membersihkan aqidah umat Islam.
2. Mengembangkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran
Mengembangkan kemampuan dasar masyarakat meliputi
kemampuan membaca, menulis dan memahami makna Al-Quran
serta sunnah Nabi SAW. Dari sini, masyarakat akan melek huruf,
kemampuan nalarnya berkembang menuju terciptanya masyarakat
madani yang akan membawa kesejahteraan hidup.
3. Membimbing Pengamalan Ibadah
Umat Islam perlu mendapatkan bimbingan ibadah sehingga
bobot ibadahnya menjadi baik dan atau lebih baik. Ibadah menjadi
landasan dari perkembangan kehidupan masyarakan unntuk tetap
damai, maju, dan selamat di dunia serta akhirat. Ibadah yang baik
disertai dengan ilmu, pemahaman dan penghayatan. kaum muslimin
meyakini bahwa akan terjadi kemajuan bila etos kerjanya dipandu
oleh nilai-nilai agama karna agama memandu pada kebaikan yang
seimbang dan menyeluruh. Islam memerhatikan kehidupan dunia
ini, karna melalui dunia ini kita berkarya. Dalam harmoni kita maju
dan dalam kemajuan kita menemukan keharmonisan baru.
36
4. Meningkatkan Kesejahteraan
Dakwah lazimnya membuat umat Islam pada peningkatan
kesejahteraan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Ini dapat
tercipta bila dakwah mampu mendorong masyarakat muslim
memiliki etos kerja: giat, perhitungan, menepati janji, menjamin
kualitas, dan bersama-sama memelihara kebajikan.34
34 Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media,
2010). Cet 1. h. 29
37
3. Media Komunikasi Zoom
3.1.1. Definisi Zoom
Zoom merupakan aplikasi yang menyediakan layanan
konferensi jarak jauh dengan menggabungkan konferensi video,
pertemuan online, obrolan, hingga kolaborasi seluler.35
Zoom didirikan oleh Eric Yuan, dan diresmikan pada tahun
2011 yang berkantor pusat di San Jose, California. Aplikasi ini dapat
digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru ataupun dosen,
media untuk mengadakan rapat online untuk perkantoran, dan media
untuk berdakwah yang jangkauannya lebih luas karena berbasis online
dan bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki koneksi internet.
Aplikasi ini terbagi menjadi dua, versi Basic (gratis) dan Pro
(berbayar).
3.1.2. Fitur-fitur
Aplikasi Zoom memiliki beragam fitur, namun fitur di versi
Basic lebih sedikit dari fitur yang ada di versi Pro. Diantaranya:
1) Dapat melakukan meeting hingga 100 partisipan/peserta.
2) 40 menit durasi maksimal video konferensi untuk versi Basic.
3) Tidak ada batasan durasi video konferensi untuk versi Pro.
35 https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-alternatif-rapat-
jarak-jauh-begini-cara-kerjanya. (8 Desember 2020)
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-alternatif-rapat-jarak-jauh-begini-cara-kerjanyahttps://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-alternatif-rapat-jarak-jauh-begini-cara-kerjanya
38
4) Kualitas suara jernih dan gambar HD/bersesolusi tinggi (kualitas
suara dan gambar juga dipengaruhi oleh kestabilan koneksi
internet).
5) Dapat melakukan Screen-sharing/membagikan tampilan layar
monitor ke partisipan/peserta.
6) Akses ke virtual background/mengganti tampilan latar belakang
dengan gambar atau video yang diinginkan.
7) Jadwal meeting di Zoom dapat diatur dengan leluasa.
8) Bisa merekam keseluruhan meeting yang akan tersimpan di
perangkat yang digunakan saat meeting telah diakhiri.
9) Dapat membagikan meeting secara live ke youtube dan facebook.
3.1.3. Kelebihan dan Kekurangan
Ibarat kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, walaupun
aplikasi Zoom ini memiliki banyak fitur dan kelebihan, namun juga
tidak luput dari kekurangan, berikut kelebihan dan kekurangan dari
aplikasi Zoom:
1) Kelebihan
- Tersedia versi Basic yang dapat diakses secara gratis.
- Memiliki interface yang simple dan mudah dipahami.
- Dapat merekam meeting untuk dilihat kembali setelah meeting
selesai.
39
- Privasi meeting lebih terjaga karena tersedia fitur waiting
room/ruang tunggu untuk partisipan/ peserta agar yang bisa
masuk ke meeting hanya orang yang disetujui.
- Tersedia fitur live ke youtube dan facebook yang bisa
digunakan jika jumlah partisipan/peserta sudah melebihi batas
maksimal.
2) Kekurangan
- Tidak memiliki sistem keamanan end to end encryption
(enkripsi dari ujung-ke-ujung), sistem komunikasi digital yang
dirancang agar orang yang menerima pesan atau konten
hanyalah pihak-pihak yang berhak menerimanya.
- Zoom saat ini mengelola dan menyimpan semua kunci dalam
enkripsi data pengguna dan infrastruktur cloud-nya sendiri,
sehingga data tidak bisa terlindungi dengan maksimal.36
- Boros mengkonsumsi kuota data jika video diaktifkan.
- Tidak tersedianya pilihan bahasa Indonesia yang membuat
sebagian orang kesulitan beradapatasi.37
- Mantan kontraktor NSA, Patrick Wardle mengatakan bahwa
aplikasi Zoom dapat digunakan untuk menginstall malware.
Zoom nantinya dapat digunakan untuk kegaiatan peretasan dan
36 https://www.liputan6.com/tekno/read/4229930/banyak-celah-keamanan-ini-kelebihan-dan-
kekurangan-zoom (8 Desember 2020) 37 https://www.localstartupfest.id/kelebihan-kekurangan-zoom/ (8 Desember 2020)
https://www.liputan6.com/tekno/read/4229930/banyak-celah-keamanan-ini-kelebihan-dan-kekurangan-zoom%20%20(8https://www.liputan6.com/tekno/read/4229930/banyak-celah-keamanan-ini-kelebihan-dan-kekurangan-zoom%20%20(8
40
juga menjadikan komputer sebagai komputer zombie yang bisa
dikendalikan.38
B. Kerangka Konseptual
38 https://lebakcyber.net/kelebihan-dan-kekurangan-aplikasi-zoom/ (8 Desember 2020)
HIMPARODI KPI
BIDANG DAKWAH BIDANG KOMUNIKASI
MENYEBARLUASKAN DAKWAH
1. DIALOG KEAGAMAAN
2. TABLIG AKBAR
3. BEDAH BUKU
PERAN
ZOOM
ZOOM
MEDIA
PENDAKWAH MEMBERIKAN INFORMASI
SASARAN
MASYARAKAT LUAS
https://lebakcyber.net/kelebihan-dan-kekurangan-aplikasi-zoom/
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian lapangan (field
research) dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif ialah jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic
atau hitungan lainnya.39
Tujuan menggunakan jenis penelitian ini adalah untuk mempelajari
secara mendalam gambaran tentang peran Himpunan Mahasiswa Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui
media komunikasi Zoom.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan fenomenologis.
dimana pendekatan ini berusaha memahami peristiwa yang berkaitan dengan
objek penelitian, penelitian ini berusaha untuk masuk ke dalam dunia subyek
agar dapat mengetahui bagaimana peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.
Sehingga peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui secara lansung
bagaimana peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
39 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Cet. 3 ; Jakarta : Rajawali Pers, 2016), h. 12
42
Penyiaran Islam dalam Penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi
Zoom.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Jl. Sultan Alauddin no. 259, Kel.
Rappocini, Kec.Gunung Sari, Kota Makssar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam,
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Adapun objek penelitiannya adalah lembaga kemahasiswaan Himpunan
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Himpunan
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam
penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom, serta hambatan-
hambatan yang dihadapi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam dalam pelaksanaan kegiatan dakwah melalui media komunikasi
Zoom.
D. Deskripsi Penelitian
1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
dalan penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi zoom. Yang
dimaksud disini ialah peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dalam melaksanakan program kerja yang berkaitan
43
dengan kegiatan dakwah melalu media komunikasi Zoom. Antara lain adalah
kajian-kajian dakwah yang dilaksanakan secara firtual seperti, tablig akbar,
dialog keagamaan, serta bedah buku dan lain sebagainya.
2. Hambatan yang dihadapi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dalam hal ini adalah keadaan atau kendala yang dapat
menyebabkan pelaksanaan kegiatan dakwah melalui media komunikasi zoom
terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan data,
maka sumber datanya disebut responden.40 Dalam penelitian ini penulis
melakukan wawancara secara mendalam dengan beberapa narasumber.
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang penulis maksudkan adalah alat bantu yang
dapat digunakan oleh penulis dalam meneliti, sehingga dalam kegiatan
pengumpulan data dapat dilakukan secara sistematis.
Adapun alat-alat yang digunakan untuk meneliti adalah sebagai berikut :
1. Pedoman wawancara untuk metode wawancara
2. Catatan observasi
3. Acuan dokumentasi
40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Cet. Ke-XII;Jakarta; Penerbit Rineka Cipta, 2002)
h. 107
44
Selanjutnya dalam penelitian ini di lapangan, penulis terjun langsung ke
lokasi penelitian untuk mendata hal-hal yang diperlukan dengan menggunakan
instrument sebagai berikut :
1. Untuk metode wawancara/interview penulis menggunakan instrument yaitu
pedoman wawancara yang berisi pokok materi, yang ingin ditanyakan secara
langsung dan jelas. Penulis mengadakan Tanya jawab kepada pengurus
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang
dianggap mampu memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh penulis.
Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interview dengan informan
yang dilakukan secara lisan dengan menggunakan handphone dengan catatan
yang bersifat deskriftif situsional.
2. Untuk observasi, penulis menggunakan instrument catatan observasi dengan
turun langsung di lokasi penelitian untuk mendata pengamatan langsung
terhadap suatu objek yang akan diteliti. Dalam pelaksanaan observasi ini
digunakan alat yang berupa smart phone untuk pengambilan gambar objek
yang dianggap sesuai dengan penelitian skripsi dan catatan hasil pengamatan
selama melaksanakan observasi.
3. Acuan dokumentasi berupa catatan data tambahan yang diperlukan dalam
penelitian ini khususnya dokumentasi yang berkaitan dengan proses
pelaksanaan dakwah.
45
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah penulis melakukan pengamatan
langsung yang berhubungan dengan peran Himpunan Mahasiswa Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan Dakwah
melalui media komunikasi Zoom. Adapun jenis observasi yang digunakan
yaitu penulis mengadakan pengamatan dengan alat dan panca indra mengenai
aktivitas dakwah yang sedang berlangsung dalam bentuk pengamatan secara
langsung, perekaman suara, pengambilan foto, dan ikut serta dalam proses
pelaksanaannya sebagai peserta kegiatan.
2. Wawancara
Teknik melalui wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara
langsung melalui permintaan keterangan - keterangan kepada pihak pertama
dalam hal ini pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam periode 2019/2020 serta pihak kedua yaitu peserta kegiatan
dakwah yang diselenggarakan oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam periode 2019/2020 , kedua pihak ini
yang dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan.41
41 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (cet 1, Jakarta:Referensi GP
Press Group, 2013), h. 101
46
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan dialog
interaktif kepada informan, data yang digali dengan wawancara terkait
bagaimana Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam berperan dalam penyebarluasan dakwah yang berfokus pada
pemanfaatan aplikasi Zoom sebagai medianya.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian social, pada intinya metode ini adalah
metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.42
Teknik dokumentasi dilakukan untuk menggali data dalam bentuk
dokumen atau dalam bentuk catatan tertuang ataupun foto.
H. Teknik Analisis Data
Analisa data adalah proses mengolah, memudahkan, mengelompokkan,
dan memasukkan sejumlah data yang di kumpulkan di lapangan secara empiris
menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang
selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian.43
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode
analisis data, yaitu dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.
42 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, ( cet. 2 ; Jakarta : Kencana, 2008), h. 121
43Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, h . 120
47
Sehingga dengan menggunakan metode tersebut data yang terkumpul dapat
terarah dan terlaksana dengan baik dalam pengolahannya.
Adapun data yang dimaksud adalah hasil wawancara atau interview dari
beberapa informan yang berupa pendapat, teori gagasan atau data kepustakaan
yang akan dianalisa. Sedangkan metode analisa data yang bersifat kualitatif
tersebut dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
Data yang terkumpul disajikan secara deskriptif kualitatif, selanjutnya
dianalisis menggunakan teknik analisa data yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman mencakup tiga kegiatan yang bersamaan yaitu tahap reduksi data
dimana semua informasi yang didapat dikumpulkan dan kemudian dilakukan
pengelompokkan dan kemudian dilakukan penyederhanaan data.Tahap penyajian
data, dimana data yang dikelompokkan tadi kemudian dideskripsikan dalam
bentuk kata-kata agar data dapat dibaca dan ditarik kesimpulan menjadi data
yang bersifat khusus.Kemudian tahap penarikan kesimpulan, pada tahap ini data
yang sudah dideskripsikan kemudian disimpulkan sehingga diperoleh jawaban
dari permasalahan dalam penelitian ini.44
44Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, h. 135
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Lokasi
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam adalah salah satu lembaga kemahasiswaan internal kampus di
Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam, Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang berlokasi di dalam area kampus
Universitas Muhamamdiyah Makassar, Jl. Sultan Alauddin, No. 259,
Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan.
2. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam adalah lembaga internal Program Studi Komunikasi dan Penyiran Islam
yang didirikan pada tanggal 17 Oktober 2016 dan dilantik oleh Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam didirikan sebagai wadah bagi mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam untuk mengembangkan minat dan bakat dalam
49
berorganisasi, menyusun dan mengadakan kegiatan, serta terjun langsung ke
masyarakat melakukan bakti sosial, dan kegitan-kegitan lainnya.
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam mempunyai beberapa tugas, yaitu: Mewakili Mahasiswa Unismuh
Makassar di tingkat Fakultas, Universitas dan Nasional, Mengkoordinasikan
kegiatan Organisasi kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat
Fakultas, Universitas maupun Nasional, Menjabarkan dan melakukan kegiatan
dalam bentuk program kerja.45
3. Struktur kepengurusan Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Periode 2019/2020
- Ketua Umum : Muh. Hasir
- Wakil Ketua : Muammar Shadiq
- Sekretaris Umum : Saharuddin
- Bendahara Umum : Nuaimah
- Wakil Bendahara Umum : Windy Ruanda
- Bidang Dakwah : Nasrullah
- Sekretaris Bidang : Nurmiyati
- Bidang Humas dan IT : Muzakkir
- Sekretaris Bidang : Adelia
- Bidang Minat & Bakat : Ilham
45 AD/ART Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Periode 2019/2020, h. 3.
50
- Sekretaris Bidang : Irna Yuliana
- Bidang Organisasi : Muh. Ilham
- Sekretaris Bidang : Fatimah El Zahra
- Bidang Ekonomi Kreatif : Khaerunnisa Guntur
- Sekretaris Bidang : Muhammad Fauzan
B. Hasil dan Pembahasan
1. Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media
komunikasi Zoom
Keadaan hari ini yang mengharuskan setiap orang untuk mengurangi
aktifitas di luar rumah dan adanya larangan untuk mengadakan kegiatan
yang mengumpulkan banyak orang, namun dengan adanya pembatasan ini,
tidak mengalangi Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam untuk tetap melaksanakan kegiatan dakwah yang telah
diprogramkan. meskipun awalnya akan diadakan dengan tatap muka secara
langsung, namun karena keadaan saat ini, kini harus dialihkan ke bentuk
virtual melalui media komunikasi Zoom, sehingga semua kegiatan yang
telah diprogramkan tetap dapat terlaksana.46
Diantara program dakwah Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah dilaksanakan secara virtual
46 Muh. Hasir, Wawancara, 2020
51
melalui media komunikasi Zoom yaitu: Dialog Keagamaan pada 9 Agustus
2020, Bersama Imam Shamsi Ali, Pendiri Pondok Pesantren Pertama di
Amerika Serikat dengan tema “Menapak Jalan Dakwah di Bumi Barat”.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam juga melaksanakan Tablig Akbar Online pada tanggal
23 Agustus 2020, dengan Narasumber Dr. Fahmi Salim, Lc., MA, yang
merupakan Wakil Ketua Mejelis Tablig Pimpimam Pusat Muhammadiyah
yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama
Indonesia, dengan tema “Hagia Sofia & Bangkitnya Dakwah Islam” yang
dihadiri oleh hampir 200 peserta dari berbagai kalangan. Serta mengadakan
Bedah Buku “Catatan Dai di Bumi Massenrempulu” pada 4 Oktober 2020,
dengan narasumber Muh. Nurhidayat yang merupakan penulis buku
“Catatan Dai di Bumi Massenrempulu” dan juga merupakan Mahasiswa
Aktif Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar yang diikuti oleh lebih dari 180 peserta.
Kegitan-kegiatan ini menunjukkan bahwa Himpunan Mahasiswa
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam memiliki peran dalam
penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom.
52
2. Faktor Pendukung Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media
komunikasi Zoom
2) Aplikasi Zoom
Aplikasi Zoom merupakan aplikasi video konfrensi yang paling
populer dan paling banyak digunakan di indonesia, sehingga sudah
sangat familiar bagi masyarakat, dan ketika Himpunan Mahasiswa
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam mengadakan kegiatan
dakwah melalui aplikasi Zoom masyarakat dari berbagai kalangan bisa
mengaksesnya dengan mudah.
3) Perkembangan Teknologi
Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti saat
ini, semakin memudahkan Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam melaksanakan kegiatan dakwah
secara virtual. Hampir seluruh lapisan masyarakat sudah tidak lagi
gaptek (gagal teknologi) dan sebagian besar memiliki smartphone
pribadi yang bisa digunakan untuk mengakses aplikasi Zoom.
53
3. Faktor Penghambat Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media
komunikasi Zoom
1) Jaringan
Jaringan internet yang terkadang tidak stabil saat kegiatan
berlangsung sehingga beberapa peserta tidak bisa mendengarkan materi
secara utuh.
2) Kapasitas
Kapasitas peserta zoom yang terbatas sehingga jika kuotanya
telah penuh, tidak bisa lagi diakses oleh orang lain yang juga ingin
mengikuti kegiatan yang berlangsung.
3) Biaya
Biaya yang dimaksud adalah biaya penyewaan ataupun
berlangganan zoom yang harus dikeluarkan saat akan menggunakannya,
karena jika menggunakan versi gratis, durasi dan kapasitas pesertanya
sangat terbatas, hanya 40 menit dan hanya bisa diakses oleh 100 peserta.
4) Kurang Mengusai Fitur
Kurangnya pengetahuan Himpunan Mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam memaksimalkan penggunaan
fitur-fitur yang ada di media komunikais Zoom, sehingga tidak jarang
terjadi kesalahan teknik saat kegiatan sedang berlangsung.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam dalam penyebarluasan dakwah melalui media komunikasi Zoom dengan
melaksanakan kegitan dakwah secara virtual yang dapat menjangkau masyarakat
dengan lebih luas. Kegiatan yang dilakukan seperti dialog keagamaan, tablig
akbar, serta bedah buku dapat terlaksana dengan baik.
Yang menjadi faktor pendukung Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam dalam Penggunaan media komunikasi Zoom yaitu tampilan
aplikasi zoom yang simpel dan mudah dipahami, dan tersedianya versi basic
yang bisa diakses secara gratis tanpa harus mengeluarkan biaya, cukup
menyiapkan kuota dan koneksi internet maka siapa saja bisa mengakses zoom
dengan mudah, aplikasi zoom juga bisa diakses dari perangkat smartphone
ataupun menggunakan PC/Laptop sehingga dianggap sangat efektif pada situasi
saat ini.
Walaupun terdapat beberapa hambatan dalam pemanfaatan media
komunikasi Zoom dalam pelaksanaan kegiatan dakwah seperti, jaringan internet
yang terkadang tidak stabil, kapasitas Zoom yang terbatas, dan biaya tambahan
yang harus dikeluarkan, Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
55
Penyiaran Islam tetap bisa menjalankan perannya dalam penyebarluasan dakwah
melalui media komunikasi Zoom.
B. Saran
Setelah penulis mengadakan penelitian dan pengamatan tekait peran
Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam
penyebarluasan dakwah melalui media komuniaksi Zoom, maka penulis ingin
menyampaikan saran-saran demi perbaikan dan kemajuan lembaga Himpunan
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam:
1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
diharapkan lebih memperbanyak kegitan-kegiatan dakwah agar
penyebarluasan dakwah bisa lebih maksimal.
2. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
diharapkan mampu menghadirkan inovasi-inovasi baru dalam proses
berdakwah secara virtual menggunakan media komunikasi yang lain.
3. Diharapakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam bisa lebih memperdalam pemahaman mengenai fitur-fitur
yang ada pada media komunikasi Zoom agar dakwah yang disampaikan bisa
lebih maksimal.
56
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2013). Cet. 1
Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah 1980)
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Cet. 3 ; Jakarta :
Rajawali Pers, 2016)
Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyaraakat, (Makassar:Alauddin University
Press, 2011). cet.1
AD/ART Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Periode 2019/2020.
An-Nadwy, Abul hasan, Tafsir Al- maraghy (Mesir, Dar-Fiqru,1983)
Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media,
2010). Cet 1.
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, ( cet. 2 ; Jakarta : Kencana, 2008)
Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan.
Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah, (Jakarta:Amzah, 2018), cet.1
Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah,
(Jakarta: Darul Haq , 2015).
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2014) cet. 1
57
Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Meneje