Top Banner

of 19

1 Beberapa Spesies Terumbu Karang Di Indonesia Dan Klasifikasinya

Jul 09, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

.1 Beberapa Spesies Terumbu Karang di Indonesia dan Klasifikasinya 1. Acropora cervicornis Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora cervicornis

Acropora cervicornis Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan. Warna : Coklat muda. Kemiripan : A. prolifera, A. formosa. Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman.. Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih. 2. Acropora acuminata Kingdom Phylum : Animalia : Cnidaria

Class Ordo Family Genus Spesies

: Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora acuminata

Acropora acuminata Kedalaman Ciri-ciri Warna Kemiripan Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran. : Biru muda atau coklat. : A. hoeksemai, A abrotanoides. : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina. : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.

3. Acropora micropthalma Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora micropthalma

Acropora micropthalma Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama. Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem. Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita. Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea. Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.

4. Acropora millepora Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora millepora

Acropora millepora Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat. Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

5. Acropora palmate Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora palmate

Acropora palmatae Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-20 meter.

Ciri-ciri : Koloni berbentuk cabang besar menyerupai tanduk rusa. Warna Distribusi Habitat : Umumnya berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan. : Tersebar di Perairan Indonesia, Karibia, dan Bahama. : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.

6. Acropora hyacinthus Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora hyacinthus

Acropora hyacinthus Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 15-35 meter. : Koloni berbentuk datar tipis dan struktur halus di permukaan. : Coklat, hijau, merah muda. : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik. : Umumnya di lereng karang.

7. Acropora echinata Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora echinata

Acropora echinata Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni berbentik tabung bercabang yang menyerupai tentakel. : Coklat, kuning, putih. : Indo-Pasifik barat. : Perairan dangkal yang hangat.

8. Acropora humilis Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora humilis

Acropora humilis Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni berbentuk jari-jari pipih bercabang. : Ungu, merah muda. : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik. : Perairan dangkal, ada juga di lereng karang.

9. Acropora cytherea Kingdom Phylum : Animalia : Cnidaria

Class Ordo Family Genus Spesies

: Anthozoa : Scleractinia : Acroporidae : Acropora : Acropora cytherea

Acropora cytherea Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. : Koloni berbentuk meja datar dengan struktur yang padat halus. : Krem, coklat, biru. : Indo-Pasifik barat. : Perairan tenang, atas dan bawah lereng karang.

10. Siderastrea sidereal Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Cnidaria : Anthozoa : Scleractinia : Siderastreidae : Siderastrea : Siderastrea sidereal

Siderastrea sidereal Kedalaman Ciri-ciri Warna Distribusi Habitat : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 7-14 meter. : Koloni berbentuk batu bulat besar. : Coklat keemasan, abu-abu. : Perairan Indonesia, Karibia. : Perairan dangkal yang jernih.

3.2 Faktor- Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang Suhu

Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 C. Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 C. Salinitas

Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 tetapi di bawah 35 Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %. Cahaya dan Kedalaman

Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan. Kecerahan

Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula. Gelombang

Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang. Arus

Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.

Sedimen

Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini. 3.3 1. Penghuni Terumbu Karang Tumbuh- tumbuhan

Ganggang (alga) merupakan suatu kelompok tumbuh-tumbuhan yang besar dan beraneka ragam yang biasanya terdapat di dalam lingkungan akuatik. Mereka adalah produsen primer, seperti yang telah diterangkan, mampu menangkap energi surya dan mnggunakannya untuk menghasilkan gula dan senyawa majemuk lainnya dengan menyimpan energi.Lamun adalah salah satu vegetasi yang hidup di sekitar terumbu karang. Lamun mempunyai manfaat sebagai perangkap sedimen. 2. Avertebrata

Hewan karang dari filum Cnidaria merupakan kelompok- kelompok utama dari dunia hewan yang sangat penting dalam ekologi terumbu karang. Filum Cnidaria itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu hydroid, ubur- ubur dan Anthozoa. Berbagai jenis cacing hidup di terumbu karang. Kebanyakkan memiliki ukuran kecil dan tidak kelihatan. Cacing berperan dalam proses erosi yang dilakukan oleh hewan secara alami, yang disebut bioerosi, dari batuan kapur menjadi pecahan kapur sampai ke pasir dengan mliang pada batuan tadi. Crustacea merupakan klompok yang amat terkenal dari filum Arthropoda yang hidup dalam terumbu karang. Mereka terdiri dari teritip, kepiting, udang, lobster dan udang karang.

Banyak hewan Crustacea ini mempunyai hubungan khusus dengan hwan lain di terumbu karang. Teritip menempel pada beberapa substrat seperti penyu dan kepiting; udang pembersih dengan beberapa ikan; atau udang kecil bwarna dengan anemone. Molusca menyumbangkan cukup banyak kapur kepada ekosistem terumbu yang merupakan penyumbang penting terbentuknya pasir laut. Keanekaragaman Mollusca memainkan peranan penting di dalam jaringan makanan terumbu karang yang rumit ini. Mereka juga menjadi dasar bagi perdagangan besar cangkang hias dan penunjang utama perikanan kerang dan cumi- cumi. Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal dan umumnya terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Bintang laut yang omnivora memakan apa saja mulai dari sepon, teritip, keong dan kerang.Teripang mendiami sebagain besar terumbu karang dan memakan alga dan detritus dasar. Mereka mempunyai alami sedikit dan manusia barangkali yang menjadi pemangsa yang rakus. 3. Ikan Karang

Ikan karang terbagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu: (1) ikan target yaitu ikan-ikan yang lebih dikenal oleh nelayan sebagai ikan konsumsi seperti Famili Serranide, Lutjanidae, Haemulidae, Lethrinidae; (2) kelompok jenis indikator yaitu ikan yang digunakan sebagai indikator bagi kondisi kesehatan terumbu karang di suatu perairan seperti Famili Chaetodontidae; dan (3) kelompok ikan yang berperan dalam rantai makanan, karena peran lainnya belum diketahui seperti Famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae, Caesionidae, Siganidae, Muliidae, Apogonidae (Adrim, 1993). Banyak ikan yang mempunyai daerah hidup di terumbu karang dan jarang dari ikan-ikan tersebut keluar daerahnya untuk mencari makanan dan tempat perlindungan. Batas wilayah ikan tersebut didasarkan pada pasokan makananan, keberadaan predator, daerah tempat hidup, dan daerah pemijahan. 4. Reptilia

Reptiilia yang terdapat pada ekosistem terumbu karang hanya dua kelompok yaitu, ular laut dan penyu. Dua klompok ini terancam punah. Ular ditangkap untuk kulitnya, dan penyu terutama untuk telurnya. 3.4 Manfaat Ekosistem Terumbu Karang

Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat obatan ataupun sebagai objek wisata bahari. Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu

menahan hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari abrasi

Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan pariwisata. Faktor- faktor yang Merusak Terumbu Karang

3.5

Indonesia memang kaya akan keanekaragaman hayati nya termasuk di laut. Karena Indonesia termasuk negara kepulauan. Saat ini salah satu ekosistem yang memiliki peranan penting yaitu terumbu karang, kini mulai rusak. Hal ini disebabkan oleh : a. Pengendapan kapur Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat mengakibatkan pengikisan tanah (erosi) yang akan terbawa kelaut dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena sinar matahari tertutup oleh sedimen. b. Aliran air tawar Aliran air tawar yang terus menerus dapat membunuh karang, air tawar tersebut dapat berasal dari pipa pembuangan, pipa air hujan ataupun limbah pabrik yang tidak seharusnya mengalir ke wilayah terumbu karang. c. Berbagai jenis limbah dan sampah Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan perminyakan. d. Pemanasan suhu bumi Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati. e. Uji coba senjata militer Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan buangan reaktor nuklir menyebabkan radiasi di laut, bahan radio aktif tersebut dapat bertahan hingga ribuan tahun yang berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetis (mutasi) biota laut. f. Cara tangkap yang merusak Cara tangkap yang merusak antara lain penggunaan muro-ami, racun dan bahan peledak. d. Penambangan dan pengambilan karang

Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan. Penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan meter persegi terumbu dan mengubah terumbu menjadi gurun pasir bawah air. e. Penambatan jangkar dan berjalan pada terumbu Nelayan dan wisatawan seringkali menambatkan jankar perahu pada terumbu karang. Jangkar yang dijatuhkan dan ditarik diantara karang maupun hempasan rantainya yang sangat merusak koloni karang. f. Serangan bintang laut berduri Bintang laut berduri adalah sejenis bintang laut besar pemangsa karang yang permukaanya dipenuhi duri. Ia memakan karang dengan cara manjulurkan bagian perutnya ke arah koloni karang, untuk kemudian mencerna dan membungkus polip-polip karang dipermukaan koloni tersebut.

Ekosistem Air LautEkosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan REVOLUSI BIRU. Ciri-ciri: a.Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin). b.Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Pembagian daerah ekosistem air laut 1. Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut: Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut. 2. Daerah Neritik: Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos. 3. Daerah Batial atau Daerah Remang-remang: Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton. 4. Daerah Abisal: Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen. Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian: a. Daerah fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m. b. Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m. c. Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.

Komunitas di Dalam Ekosistem Air Laut Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: a. Produsen terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya. b. Konsumen terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut. c. Zooplaokton terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.

Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa. Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap. Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar garam tinggi: Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah: hanyak minum air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus sedikit mengeluarkan urine pengeluaran air terjadi secara osmosis garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

Rantai Makanan

Contoh Contoh Hewan yang harus di lindungi :

Nama : Tania Rahmawati Kelas : 6B