BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan itu adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa baik merupakan bimbingan atau pimpinan dalam pergaulannya dengan anak dalam mencapai kedewasaan. Pendidikan bagi bangsa Indonesia bukan hanya ditunjukkan kepada segelintir orang, akan tetapi ditujukan kepada seluruh warga negara. Untuk itu, pemerintah menegaskan dan menyelenggarakan sistem pendidikan dan pengajaran secara nasional, dengan tujuan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut: Manusia membutuhkan pendidikan dan kehidupan.pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 Pasal 31 Ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan keamanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia. Untuk merealisasikan hal tersebut pemerintah telah mendirikan berbagai lembaga pendidikan formal dari tingkat yang terendah sampai tingkat yang tertinggi, salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan formal tersebut adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu wadah mendidik para peserta didik agar 1
37
Embed
1 BAB I PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · strategi pembelajaran aktif dengan metode team quiz, karena metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan itu adalah suatu usaha yang
dilakukan secara sadar dari orang dewasa baik merupakan bimbingan atau
pimpinan dalam pergaulannya dengan anak dalam mencapai kedewasaan.
Pendidikan bagi bangsa Indonesia bukan hanya ditunjukkan kepada segelintir
orang, akan tetapi ditujukan kepada seluruh warga negara. Untuk itu, pemerintah
menegaskan dan menyelenggarakan sistem pendidikan dan pengajaran secara
nasional, dengan tujuan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai
berikut:
Manusia membutuhkan pendidikan dan kehidupan.pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 Pasal 31 Ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan keamanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.
Untuk merealisasikan hal tersebut pemerintah telah mendirikan berbagai
lembaga pendidikan formal dari tingkat yang terendah sampai tingkat yang
tertinggi, salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan formal tersebut
adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu wadah mendidik para peserta didik agar
1
2
memperoleh ilmu pengetahuan serta dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat
yang lebih tinggi.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sekaligus sebagai tempat
peserta didik menuntut ilmu. Dalam menuntut ilmu peserta didik wajib untuk
belajar. Belajar adalah usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan,yang berarti
bahwa belajar akan membawa perubahan baik dalam bentuk pengetahuan, sikap
maupun ketarampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendidikan
dan pengajaran dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu disiplin ilmu adalah
pengetahuan alam. IPA menurut Fowler (Santi, 2006:29) IPA adalah ilmu yang
sistematis dan dirumuskan, ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan induksi”. Dengan
mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat diperoleh informasi dan
pengalaman baru.Pengajaran IPA di sekolah dasar diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat serta menyiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah.
Guru di dalam proses pembelajaran harus banyak melakukan kegiatan atau
interaksi edukatif dengan peserta didik, di antaranya memahami prinsip-prinsip
interaksi edukatif seperti menyiapakan bahan dan sumber belajar, memilih
metode, alat peraga, memilih pendekatan dan mengadakan evaluasi setelah akhir
kegiatan pembelajaran. Guru kadang mengabaikan sebagian komponen-
komponen yang ada dalam perencanaan pengajaran, karena semua komponen
3
tersebut saling terkait dan saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran.
Menurut Uno dan Nurdin (2012:3) dalam kegiatan pembelajaran
memerlukan adanya persiapan awal di antaranya membuat perencanaan
pembelajaran, yaitu mulai dari membuat perumusan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada setiap akhir pembelajaran. Dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami model,
media, metode, strategi maupun pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan metode yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Metode merupakan salah satu komponen pengajaran yang memiliki arti
penting dan perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Tanpa
menggunakan metode, kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan
apa yang diharapakan dan hasil belajar pun tidak akan tercapai. Pemilihan
metode pembelajaran harus tepat, yaitu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi yang akan berdampak pada tingkat penguasaan atau hasil belajar
peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang peroleh dari kelas V SDN 3Panarung
Palangka Raya, ternyata banyak peserta didik yang hasil belajar IPA nya masih
rendah. Dari 30 orang jumlah peserta didik di kelas V, terdapat 17 (56,7%)
peserta didik memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 60 dan dinyatakan hasil belajar belum tuntas, sedangkan kriteria ketuntasan
4
minimal pelajaran IPA adalah 65. Permasalahan yangada disebabkan kurangnya
interaksi antara guru dengan peserta didik di dalam kelas, pembelajaran yang
masih didominasi oleh guru dengan menggunakan metode ceramah yang
cenderung terbatas pada aspek hafalan dan tidak adanya penyesuaian dalam
penerapan metode dengan materi yang disampaiakan dalam proses pembelajaran
sehingga kurang melibatkan aktivitas peserta didik dalam melakukan kerja
ilmiah. Dengan demikian peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran, sehingga berdampak pada keaktifan dan hasil belajar
peserta didik yang rendah.
Selain hasil belajar yang rendah, intensitas keaktifan yang terjadi di dalam
kelas juga masih rendah, peserta didik cenderung ramai pada saat pembelajaran
berlangsung sehingga konsentrasi peserta didik tidak fokus pada materi yang
disampaikan, peserta didik kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan
materi menggunakan metode konvensional (ceramah), sehingga tidak ada peserta
didik yang mau bertanya dan tidak mampu menjawab dengan sempurna
pertanyaan dari guru. Peserta didik yang aktif akan semakin aktif begitu
sebaliknya peserta didik yang pasif akan semakin pasif dan tingkat
individualisme yang tinggi dari masing-masing peserta didik.
Dari fenomena tersebut, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dan keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran IPA adalah dengan memilih metode yang
sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu metode team quiz. Metode team quiz
5
merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan
semangat dan pola pikir kritis yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar peserta didik. Salah satu upaya tersebut untuk meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran IPA yaitu dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif dengan metode team quiz, karena metode
pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik atas apa yang mereka pelajari
dengan cara yang menyenangkan.
Keunggulan dari metode team quiz ini adalah mengajak peserta didik untuk
terlibat penuh dengan mengoptimalkan partisipasi aktif peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran sehingga mampu meningkatkan keaktifan dan
pemahaman materi sehingga berdampak sehingga berdampak pada peningkatan
hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan menggunakan
Metode Team Quiz pada Peserta Didik Kelas V di SDN 3 Panarung Palangka
Raya Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Penelitian ini penting, karena dapat mendudkung dan memperbaiki
pelaksanaan kegiatan pengajaran untuk kedepannya, yang memungkinkan para
guru untuk lebih berani mencoba menggunakan metode yang bervariasi.
Penerapan metode team quiz dalam penelitian ini diharapakan dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Peserta didik kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi
menggunakan metode konvensional (ceramah)
2. Peserta didik cenderung ramai pada saats pembelajaran berlangsung sehingga
konsentrasi peserta didik tidak terfokus pada materi yang disampaikan.
3. Kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik
dengan peserta didik.
4. Rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar IPA peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan masalah ini nantinya akan sangat luas, karena itu perlu adanya
pembatasan masalah untuk menghindari kesimpangsiuran pembahasan. Masalah
yang akan dibatasi pada:
1. Pelajaran IPA dibatasi pada kompetensi dasar mengidentifikasi fungsi organ
pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan
menggunakan metode team quiz.
2. Peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas V SDN 3 Panarung
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang terdapat
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1. Bagaimana aktivitas peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode team quiz pada peserta didik kelasV pada SDN 3
Panarung Palangka Raya tahun Pelajaran 2014/1015?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode
team quiz peserta didik kelas V pada SDN 3 Panarung Palangka raya Tahun
Pelajaran 2014/2015.
E. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah yang diteliti maka peneliti memberikan alternatif
pemecahan masalah yaitu:
1. Metode pembelajaran team quiz untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA
peserta didik kelas V SDN-3 Panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran
2014/2015.
2. Metode pembelajaran team quiz untuk meningkatkan hasil belajar IPA
peserta didik kelas V SDN-3 panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran
2014/1015.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas pesertaq didik dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode team quiz pada peserta didik kelas V pada SDN 3
Panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
8
2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar IPA dengan
menggunakan metode team quiz peserta didik kelas V pada SDN 3 Panarung
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
G. Manfaat Penelitian
Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil belajar ini dapat berguna memberikan sumbangan
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu tentang
proses belajar mengajar yaitu dalam memilih dan penggunaan model
pembelajaran team quiz.
2. Secara Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan supervisi terhadap guru yang mengajar mata pelajaran IPA
agar dapat dijadikan dasar di dalam pemberdayaan guru dalam proses
belajar mengajar di Sekolah Dasar (SD) khususnya dalam upaya
peningkatan hasil belajar IPA.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kemampuan guru memecahkan permsalahn yang
muncul dari peserta didik.
2) Guru dapat mengetahui potensi yang dimiliki oleh peserta didik
sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
9
H. Defenisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara
operasional sebagai berikut:
Metode team quiz merupakan cara untuk membuat peserta didik aktif sejak
awal melalaui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam
waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran yang mereka
pelajari malui cara yang menyenangkan dan tidak mankutkan.
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi
pembelajaran sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah
tingkah laku.
Hasil belajar IPA adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik sebagai
bentuk dari pengalaman dan penguasaan materi terhadap pembelajaran yang
diukur melalui tes pada akhir pembelajaran.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoretis
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan gunamencapai tujuan yang ditentukan.
Dalam proses belajar mengajar, tentunya terdapat metode-metode
pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang
ditutempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang
menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan
tercapainya prestasi belajar peserta didik yang memuaskan (Hardini dan
Dewi, 2012:13). Menurut Suprayekti (2008:13) metode adalah cara guru
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka metode adalah suatu cara
yang digunakan oleh guru dalam membantu penyampaian materi agar
dapat mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang tepat dan sesuai.
b. Macam-macam Metode
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam
pembelajaran menurut Soemanto (2006:68) antara lain:
1) Ceramah dan Tanya jawab
10
11
2) Metode Diskusi 3) Metode Tanya Jawab 4) Metode Pemberian Tugas 5) Metode Eksperimen 6) Metode Demonstrasi 7) Metode Tutorial/Bimbingan 8) Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) 9) Metode Permainan
Adapun penjelasan atau uraian dari pendapat tersebut, yaitu sebagai
berikut:
1) Ceramah dan Tanya Jawab
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode
tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
belajar mengajar.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem
produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi
dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua
anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
3) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
siswa memahami materi tersebut.
12
4) Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian
tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula
berbeda.
5) Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaraan di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
6) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepadasiswa suatu proses,
situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologiyang sedang
dipelajari.
7) Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh
guru kepada siswa baik secar perorangan atau kelompok kecil siswa.
8) Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu
13
permasalahan, yang kemudian dicari penyelesaiannya dengan
dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.
9) Metode Permainan
Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran
dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau
menemukan pengertian dan konsep tertentu. Permainan dalam arti
permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan)
dalam kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar
metode permainan dapat dilakukan secar individual atau kelompok.
c. Pengertian Metode Permainan (Team Quiz)
Menurut Hisyam Zaini (2007:145), metode team quiz merupakan
salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan
semangat dan pola pikir kritis. Secara definisi metode team quiz yaitu
suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari kelompok satu ke
kelompok lain. Sedangkan menurut Dahar (2004:92) “team quiz
merupakan metode pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel
Silberman, yang mana dalam tipe team quiz ini siswa dibagi menjadi tiga
tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapakan kuis
jawaban singkat dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk
memerikasa catatan”.
Jadi dapat disimpulkan, metode permainan team quiz adalah metode
pembelajaran aktif yang mana peserta didik dibagi ke dalam tiga
14
kelompok besar dan semua anggota bersama-bersama mempelajari
materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling
memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan
suatu pertandingan akademis.
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta
didik terhadap apa yang mereka dipelajari melalui cara yang
menyenangkan dan tidak menakutkan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Permainan (Team Quiz)
Metode team quiz ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti
menurut Wawan Listyawan (2012:5) dari pembahasan mengenai
pembelajaran aktif di atas dapat ditemukan banyak kelebihan dari konsep
pembelajaran aktif itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:
1) Berpusat pada peserta didik 2) Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima
pengetahuan. 3) Sangat menyenangkan 4) Memberdayakan semua potensi dan indera peserta didik 5) Menggunkan metode yang bervariasi 6) Menggunakan banyak media 7) Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
Namun tidak sedikit pula ditemukan beberapa kelemahan dari
pembelajaran pembelajaran aktif diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak
didampingi oleh pendidik.
2) Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak fokus.
15
e. Langkah-langkah Metode Permainan (Team Quiz)
Adapun langkah-langkah metode team quiz menurut Silberman
(2006:175) adalah sebagai berikut:
1) Memilih topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen. 2) Membagi peserta didik menjadi tiga tim. 3) Menjelaskan format pelajaran dan memulai penyajian materi.
Batasi hingga 10 menit atau kurang dari itu. 4) Meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis
tersebut harus sudah siap dan tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan mereka.
5) Tim A memberi kuis kepada anggota tim B. jika timB tidak dapat menjawab satu pertanyaan, tim C segera menjawabnya.
6) Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C, dan mengulang proses tersebut.
7) Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran anda, dan menunjuk tim B sebagai pemandu kuis.
8) Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan segemen ketiga dari pelajaran anda, dan menunjuk tim B sebagai pemandu kuis.
Selain langkah-langkah di atas terdapat variasi dalam langkah-
langkah metode team quiz, yaitu:
1) Memberikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapakan yang
darinya mereka memilih kapan mereka mendapat giliran menjadi
pemandu kuis.
2) Memberikan satu penyajian materi secara kontinyu. Membagi
peserta didik menjadi dua tim. Pada akhir pelajaran, perintahkan dua
tim untuk saling memberi kuis.
16
2. Hasil Belajar IPA
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dalam pengertian sederhana adalah suatu proses perubahan
tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidakbisa menjadi bisa
atau dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh pengetahuan.
Menurut Sardiman (2005:20) belajar merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan, dengan serangkai kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya yang
dialami atau dilakukan langsung oleh setiap individu.smeentara itu
Dimyati dan Mudjiono (2002:295) berpendapat bahwa belajar adalah
kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan
dengan cara mengolah bahan belajar yang menggunakan ranah kognotif,
afektif dan Psikomotorik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seorang yang
berbentuk keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan kecakapan
yang muncul dari hasil pengalaman.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar mempengaruhi bebrbagai faktor salah satunya adalah segi
psikologi seseorang. Menurut Sardiman (2005:31) menguraikan enam
faktir psikologi tersebut diantaranya:
17
1) Motivasi Motivasi dalam hal ini meliputi: mengetahui apa yang dipelajari serta memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari, karena tanpa motivasi tidak akan mengerti apa yang akan dipelajari san tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari.
2) Konsentras Proses belajar memerlukan konsentrasi untuk melakukannya. Unsur motivasi memunculkan konsentrasi dalam setiap belajar serta perhatian ketika belajar. Dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidaksekedarnya saja.
3) Reaksi Belajar bukan hanya diam. Belajar perlu aktif, tidak sekedar apa adany saja, menyerahkan pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.
4) Organisasi Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menetapkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian.
5) Pemahaman Pemahaman sering disebut menguasai sesuatu pikiran. Karena itu, belajar berarti harus mengerti secara mental dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan peserta didik dapat memahami suatu situasi.
6) Ulangan Sehubungan dengan kenyataan sifat lupa yang dimiliki oleh manusia untuk mengatasinya diperlukan kegiatan yang sering disebut pengulangan.
Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu psikologi yang berupa motivasi,
konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman dan ulangan yang berupa
pengulangan dalam penyampaian materi pelajaran.
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran. Menurut Anitah (2007:2.9) “hasil belajar
18
adalah perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu
aspek saja, tetapi terpadu secar menyeluruh”. Sedangkan Sudjana
(2005:3) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa sesuai dengan kriteria
tertentu”.
Berdasarkan teori taksonomi Bloom (Sudjana 2005:35)
mengklasifikasikan hasil belajar dalam rangka studi dicapai melaui tiga
kategori ranah antara lain kognotif, afektif, psikomotorik. Adapun
penjelasan dari pendapat tersebut, anatara lain:
1) Ranah Kognotif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sistesis dan
penilaian.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab aau reaksi, menilai,
organisasi dan karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotorik
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati)
19
Dari uraian penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini
mengambil pada ranah kognotif untuk mengatahui hasil belajar peserta
didik.
d. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) berasal dari kata latin
scienta yang arti harfiahnya adalah pengetahuan tetapi kemudian
berkembangan jhusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan
Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan
pengetahuan dan proses.IPA sendiri berasal dari kata sains yang erarti
alam.
IPA menurut Fowler (Santi, 2006:2.9) menyatakan “IPA adalah
ilmu yang sistematis dan dirumuskan, ilmu ini berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan atas pengamatan dan
induksi”. Menurut Nash (Usman, 2006:2), IPA adalah “Suatu cara tau
metode untuk mengamati alam yang bersifat analisi, lengkap cermat
serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga secara
keseluruhannya membentuk suatu pesfekti yang baru tentang objek yang
diamati”.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan mengunakan metode
ilmiah atau khusus untuk mendapatkan suatu konsep berdasarkan hasil
observasi dan eksperimen tentang yang bersifat umum sehingga akan
20
terus disempurnakan. Adapun materi yang diambil dalam penelitian ini
adalah tentang alat pencernaan pada manusia dengan menggunakan
metode pembelajaran team quiz.
3. Keaktifan Peserta Didik
Keaktifan berasal dari kata aktif, yang mendapat awalan ke- dan akhiran-
an. Keaktifan berarti kesibukan atau kegiatan (KBBI, 2005:22). Dalam
penelitian ini, keaktifan yang akan diukur berupa aktivitas fisik maupun
psikis. Menurut teori kognotif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat
aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi Gageand Berliner
(Dimyati dan Mudjiono, 2009:45). Menurut teori ini anak memiliki sifat
aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk
mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan diperolehnya.
Pada saat proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi,
merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta,
menganalisis,manfsirkan dan menarik kesimpulan. Dalam setiap proses
belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai
kegiatan psikis yang sudah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang
dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi membandingkan satu
21
konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis
yang lain (Dimyati dan Mudjiono, 2006:45).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktifitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi
pembelajaran sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah
tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Menurut Sudjana (2009:61) keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam
hal:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah. 3) Bertanya kepada peserta didik lain/kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya. 4) Berusahan mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk
pemecahan masalah. 5) Melaksanakan diskusi kelompok. 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya. 7) Melatih diri dalam memecahkan soal/masalah. 8) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas/persolan yang dihadapinya.
Selain itu juga, menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:44), keaktifan
sangat beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah
diamati sampai kegiatan psikis yang sudah diamati. Kegiatan fisik bisa
berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan,
dan sebagainya.Indikator keaktifan peserta didik dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru
2) Kerjasama dalam kelompok
22
3) Kemampuan perhatian peserta didik mengemukakan pendapat dalam
kelompok ahli.
4) Kemampuan Perhatian peserta didiik dalam mengemukakan pendapat
dalam kelompok asal
5) Memberikan kesempatan berpendapat kepada teman kelompok
6) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat
7) Memberi gagasan yang cemerlang
8) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang.
9) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain.
10) Memanfaatkan potensi anggota kelompok
11) Saling membantu dan menyelesaikan masalah.
B. Penelitian yang Relevan
1. Nugroho (2011) mengenai penerapan model kooperatif tipe team quiz dalam
peningkatan hasil belajar PKn siswa kelasV SDN-3 Menteng Palangka Raya
tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis data menyatakan bahwa ada
peningkatan hasil belajar PKn dari siklus I mendapat nilai rata-rata 65,2 dan
meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,4 dengan ketuntasan
klasikal sebesar 97,3%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Doni
ISkandar (2010) tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan
menggunakan Team Quiz pada siswa kelas VI SDN-2 Sei Kayu Kabupaten
Kapuas Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan ada
23
peningkatan hasil belajar yang dilihat pada siklus I ketuntasan klasikal 54,2%
dan pada siklus II lebihi standar ketuntasan yaitu 99,2%.
2. Suprapti, (2012) Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Logika
Matematika Dengan Metode Team Quiz Siswa kelas V SDN-1 Bakti
Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan tes hasil belajar,
ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 62,5%, dan pada siklus II
mencapai 75%, ini membuktikan bahwa metode team quiz dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada materi logika matematika siswa
kelas V SDN-1 Bakti Ponorogo tahun pelajaran 2011/1012.
C. Kerangka Berpikir
Bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut :
Kondisi Awal
Dalam pembelajaran masalah yang terjadi : 1. Peserta didik kurang tertarik dengan
cara guru menyampaikan materi menggunakan metode konvensional (ceramah)
2. Peserta didik cenderung ramai pada saats pembelajaran berlangsung sehingga konsentrasi peserta didik tidak terfokus pada materi yang disampaikan.
3. Kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik.
4. Rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar IPA peserta didik.
Bidang studi IPA
Tindakan
1. Membuat RPP 2. Menyiapkan media 3. Menyiapkan LKS
Siklus I
Siklus II Kondisi Akhir
Dalam pembelajaran menggunakan metode team quiz hasilnya: a. Aktivitas belajar peserta didik meningkat b. Ada peningkatan hasil belajar IPS
24
Mengacu pada latar belakang, masalah,tujuan penelitian dan deskripsi teoritik
yang ada dapat diketahui bahwa salah satu permasalahan yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar IPA adalah metode pembelajaran yang cenderung
mendorong peserta didik untuk berpikir pasif pada saat kegiatan belajar mengajar,
sehingga dalam kegiatan pembelajaran peserta didik mengalami proses tanpa rasa
ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik terhadap materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru, hal ini berdampak pada hasil belajar dan keaktifan peserta
didik.
Kegiatan belajar mengajar merupakan komponen yang sangat penting dalam
pengajaran formal di sekolah. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru
harus mempersiapkan materi dan memilih metode yang relevan serta mengadakan
evaluasi agar pembelajaran dapat berhasil. Pemilihan metode pembelajaran yang
inovatif serta merangsang keaktifan peserta didik diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA. Dalamhal ini yang menjadi
dasar pemikiran adalah metode team quiz yang diharapkan mampu meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar peserta didik.
Metode permaianan team quiz ini juga dapat meningkatkan rasa tanggung
jawab peserta didik atas apa yang mereka pelajari melalui cara yang
menyenangkan dan tidak menakutkan. Metode pembelajaran permainan tipe team
quiz ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu peserta
didik dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama
25
mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan
materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan
jawaban untuk memahami materi tersebut. Sehingga tiap anggota kelompok pun
dapat aktif untuk saling bekerjasama.
D. Hipotesis Tindakan
Menurut Soeratno (dalam Ruslan, 2008:171) “Hipotesisadalah suatu pendapat
atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara”. Karena dalam suatu penelitian
adakalanya memerlukan suatu hipotesis terutama bila penelitian tersebut
menggunakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sehingga melalui
hipotesis tersebut, penelitian akan lebih terarah dan terencana yang pada akhirnya
sampai pada sebuah kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut.
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas peserta didik dapat meningkat dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode team quiz peserta didik kelas V padaSDN 3 Panarung
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Ada peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode team quiz
peserta didik kelas V pada SDN 3 Panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran
2014/2015.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Desember tahun
2014. Tempat penelitian ini dilakukan di SDN-3 Panarung Palangka Raya,
dengan objek penelitian peserta didik kelas V semester II pada Tahun Pelajaran
2014/2015 yang beralamat di Jalan Jati No.2 Kecamatan Pahandut Keluruhan
Panarung. Penelitian ini dilakukan di SDN-3 Panarung Palangka Raya karena di
tempat tersebutlah peneliti menemukan masalah atau fenomena yang perlu untuk
diteliti.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), seperti yang dikemukan Sukardi (2003:210) bahwa
“metode penelitian tindakan kelas adalah cara suatu kelompok atau seseorang
dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari
pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang
lain”. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana penelitian
ini menggunakan model Kemmis yang dalam pelaksanaannya mencakup empat
atau observasi; 4) refleksi atas tindakan yang dilaksanakan.
Jenis Penelitian Tindakan Kelas harus dinyatakan dan dipaparkan secara jelas.
Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri,
26
27
dengan melibatkan peserta didik melalui tindakan yang direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi.
C. Kehadiran dan Peran Peneliti
Pada waktu melakukan penelitian kualitatif, peneliti melakukan sendiri atau
dengan bantuan orang lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini
bagaimana dinyatakan oleh Moleaong (2005:154) “Kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencanaan, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor
hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat peneliti di sini tepat karena ia
menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian”. Dengan demikian,
kehadiran peneliti di samping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting
dalam keseluruhan kegiatan penelitian ini. Sedangkan yang menjadi observer
(pengamat) yaitu meminta bantuan salah seorang guru yang dianggap bisa dan
mengerti dalam hal pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang ada di sekolah
tersebut.
D. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari peserta didik
kelas V SDN 3 Panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri
dari 12 orang peserta didik laki-laki dan 18 orang peserta didik perempuan,
sehingga total jumlah keseluruhannya adalah 30 orang peserta didik.
28
Tabel 1 Subjek Penelitian
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah V 12 18 30
Data sumber: TU SDN 3 Panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif, yaitu
suatu penelitian yang bersifat praktis, menyesuaikan situasi dan kondisi obyek
penelitian dan melakukan tindakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Adapun langkah-langkah siklus tindakan
penelitian sebagai berikut :
Gambar 1 Sumber : Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Suhardjono, 2010:75)
Permasalahan Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan / Pengumpulan Data I
Refleksi
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan / Pengumpulan data
II Refleksi II
Apabila Permasalahan belum terselaikan Di lanjutkan ke siklus berikutnya
(siklus n)
29
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data berupa informasi yang dibutuhkan penelitian,
maka perlu melakukan beberapa prosedur pengumpulan data yaitu:
a. Observasi
Menurut Narbuko dan Achmadi (2007:70), mengatakan bahwa
“observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang disediliki”.
Jadi, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis apa
yang diamati.
Dalam penelitian ini observasi bertujuan untuk mengetahui secara
langsung aktivitas peserta didik selama pembelajaran
berlangsung.penelitian ini juga dibantu oleh guru agar observasi berjalan
dengan baik.
b. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengatahuiatau mengukur dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan. Instrumen Tes yang digunakan dalam penelitian
ini adalah instrumen tes objektif berbentuk pilihan ganda.
30
c. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
Instrumen tes hasil belajar. Instrumen tes hasil belajar yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1) Tes
Tes hasil belajar IPA dilakukan setelah diadakan perlakuan.
Postest digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
setelah diberikan materi. Adapun kisi-kisi soal tes hasil belajar IPA,
yaitu sebagai berikut:
Kisi-Kisi Soal Tes IPA
Nama Sekolah : SDN 3 Panarung Palangka Raya
Kelas/Semester : V/I
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh
manusia dan hewan
Kompetensi dasar : 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan
manusia dan hubungannya dengan
makanan dan kesehatan.
31
Tabel 2 Kisi-kisi Tes Belajar IPA
Indikator
Jumlah Item
Soal
Butir Item
1. Mengidentifikasi alat pencernaan
makanan pada manusia.
2. Mencari informasi tentang penyakit
yang berhubungan dengan pencernaan.
13
2
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11,
12, 13
14, 15
Jumlah 15 15 Sumber : Buku Paket IPA, Penerbit : Erlangga
2) Observasi Guru dan Peserta Didik
Pada pembelajaran PTK, yang diukur keberhasilan tidak
hanya dari hasil test, tetapi juga dari proses yang didapat dari hasil
observasi. Adapun subjek yang diamati pada saat observasi, yaitu:
a) Aktivitas Guru
Tabel 3 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru
No. Indikator Kategori Penilaian
Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Kurang Baik
Aktivitas Guru 1. Memilih topik yang bisa disajikan
dalam tiga segmen.
2 Membagi peserta didik menjadi tiga tim.
3 Menjelaskan format pelajaran dan memulai penyajian materi. Batasi hingga 10 menit atau kurang dari itu.
32
4 Meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dan tidak lebih dari 5 menit. Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan mereka.
5 Tim A memberi kuis kepada anggota tim B.Jika tim B tidak dapat menjawab satu pertanyaan, tim C segera menjawabnya.
6 Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C, dan mengulang proses tersebut.
7 Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran anda, dan menunjuk tim B sebagai pemandu kuis.
8 Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan segmen ketiga dari pelajaran anda, dan menunjuk tim B sebagai pemandu kuis.
Jumlah Rata-rata
b) Aktivitas Peserta Didik
Tabel 4 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru
No. Indikator Kategori Penilaian
Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Kurang Baik
Aktivitas Peserta Didik 1. Perhatian siswa terhadap penjelasan
guru.
2 Kerjasama dalam kelompok. 3 Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok ahli.
4 Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatdalam kelompok asal.
33
5 Memberikan kesempatan berpendapat kepada temandalam kelompok.
6 Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat.
7 Memberi gagasan yang cemerlang. 8 Membuat perencanaan dan
pembagian kerja yang matang.
9 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain.
10 Memanfaatkan potensi anggota kelompok.
11 Saling membantu dan menyelesaikan masalah.
Jumlah Rata-rata
3. Uji Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, (2006 : 167) menyatakan bahwa
“Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur”. Sedangkan menurut
Sugiyono, (2005 : 135) menyatakan bahwa “validitas adalah hasil penelitian
yang terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti”. Pada penelitian ini digunakan
uji validitas instrument, agar diperoleh data yang lebih akurat dengan
mengujikan item soal dengan sekolah lain sebelum dilakukan penelitian.
Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang
diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian
terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar.
34
Menurut Anas Sudjono (2009:164) menyatakan bahwa:
Validitas isi adalah validitas yang dititik dari segi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representative terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan).
G. Teknik Analisis Data
Pada Kurikulum 2004, standar ketuntasan pada tingkat nasional
ditetapkan 75 dengan maksimum 100%. Namun tiap sekolah dapat menentukan
standar minimal ketuntasan sesuai dengan kondisi sekolah tersebut, dan secara
bertahap dapat meningkatkan standar ketuntasan. Setiap mata pelajaran dapat
berbeda-beda. Siswa yang belum mencapai ketuntasan harus mengikuti program
remidial (Depdiknas, 2003).
Berdasarkan petunjuk pelaksanaaan belajar mengajar kurikulum 2006
yang ditetapkan sekolah yaitu seorang peserta didik telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor 85% ketuntasan klasikal proses pembelajaran dan hasil belajar
IPA 70. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
Jumlah soal yang di jawab benar
Jumlah Butir Soal
Keterangan :
P = Persentase (Putri, 2013)
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu rata-
rata nilai dirumuskan sebagai berikut :
╳ 100% P =
35
� =∑�
∑�
Dengan : X = Nilai rata-rata ∑ X = Jumlah semua nilai peserta didik ∑ N = Jumlah peserta didik
Menurut Santyasa (2000:23) kriteria tingkat ketercapaian keberhasilan
pembelajaran sebagai berikut :
80 - 100 = Sangat tercapai 60 - 79 = Tercapai 50 - 59 = Cukup Tercapai 40 - 49 = Kurang Tercapai 0 - 39 = Sangat Kurang Tercapai
Menurut Budininggarti (Anom, 2006:23) menganalisis hasil penilaian
yang diberikan oleh pengamat terhadap kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran dengan menggunakan metode desmonstrasi yaitu digunakan rumus
persentase dengan kategori sebagai berikut :
Kurang baik = 1 - 1,9 Cukup Baik = 2 - 2,9 Baik = 3 - 3,9 Amat baik = 4
Sedangkan menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 85% dengan
rumus :
�� =∑� ≥ 65%
�x100%
36
Keterangan : ∑s ≥ 65 % = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari
atau sama dengan 65. N = Banyak peserta didik 100 % = Bilangan pengali tetap TB = Ketuntasan belajar Sumber : Suhardi R. (2012)
Tingkat ketercapaian (TK) pembelajaran dapat digunakan teori Gain
ternomalisasi (N-Gain) yang diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut :
� − ���� =���������� − ����������
������������ − ����������
Tabel 5 Kategori Gain
Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain
> 0,7 Tinggi 0,3 – 0,7 Sedang
< 0,3 Rendah
H. Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator sebagai berikut :
1. KKM yang distandarkan pada mata pelajaran IPA 65