4 ANALISIS SAMBUNGAN PAKU Alat sambung paku masih sering dijumpai pada struktur atap, dinding, atau pada struktur rangka rumah. Tebal kayu yang disambung biasanya tidak terlalu tebal berkisar antara 20 mm sampai dengan 40 mm. Paku bulat merupakan jenis paku yang lebih mudah diperoleh dari pada paku ulir. Paku ulir (deformed nail) memiliki koefisien gesekan yang lebih besar dari pada paku bulat sehingga tahanan cabutnya lebih tinggi. Tahanan lateral sambungan dengan alat sambung paku dihitung berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada pada SNI-5 Tata cara perencanaan konstruksi kayu (2002). I. Tahanan lateral acuan Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan paku baja satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang dan dipasang tegak lurus sumbu komponen struktur, diambil sebagai nilai terkecil dari nilai-nilai yang dihitung menggunakan semua persamaan pada Tabel 7 dan dikalikan dengan jumlah alat pengencang (n f ). Untuk sambungan yang terdiri atas tiga komponen sambungan dengan dua irisan, tahanan lateral acuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4 ANALISIS SAMBUNGAN
PAKU
Alat sambung paku masih sering dijumpai pada struktur atap,
dinding, atau pada struktur rangka rumah. Tebal kayu yang disambung
biasanya tidak terlalu tebal berkisar antara 20 mm sampai dengan 40
mm. Paku bulat merupakan jenis paku yang lebih mudah diperoleh
dari pada paku ulir. Paku ulir (deformed nail) memiliki koefisien
gesekan yang lebih besar dari pada paku bulat sehingga tahanan
cabutnya lebih tinggi. Tahanan lateral sambungan dengan alat
sambung paku dihitung berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada
pada SNI-5 Tata cara perencanaan konstruksi kayu (2002).
I. Tahanan lateral acuan
Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan
paku baja satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu
alat pengencang dan dipasang tegak lurus sumbu komponen struktur,
diambil sebagai nilai terkecil dari nilai-nilai yang dihitung
menggunakan semua persamaan pada Tabel 7 dan dikalikan dengan
jumlah alat pengencang (nf). Untuk sambungan yang terdiri atas tiga
komponen sambungan dengan dua irisan, tahanan lateral acuan
Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
42
diambil sebesar dua kali tahanan lateral acuan satu irisan yang terkecil.
Tabel 7. Tahanan lateral acuan satu paku (Z) pada sambungan dengan
satu irisan yang menyambung dua komponen
Moda kelelehan Tahanan lateral (Z)
Is
D
ess
K
FDt,Z
33
IIIm eD
em
RK
DpFk,Z
21
33 1
dengan:
2
2
13
212121
pF
DRFRk
em
eybe
IIIs eD
ems
RK
FDtk,Z
2
33 2 dengan:
2
2
23
212121
sem
eyb
e
e
tF
DRF
R
Rk
IV e
ybem
D R
FF
K
D,Z
13
233 2
Catatan:
p = kedalaman penetrasi efektif batang alat pengencang pada
komponen pemegang (lihat Gambar 20)
DK = 2,2 : untuk D ≤ 4,3 mm
= 0,38D+0,56 : untuk 4,3 mm ≤ D ≤ 6,4 mm
= 3,0 : untuk D ≥ 6,4 mm
eR = esem FF /
BAB 4 Analisis Sambungan Paku
43
eF = kuat tumpu kayu
= 114,45G1,84 (N/mm2) dimana G adalah berat jenis kayu kering
oven
ybF = kuat lentur paku (lihat Tabel 9)
Nilai kuat tumpu kayu untuk beberapa nilai berat jenis dapat
dilihat pada Tabel 8. Semakin besar nilai berat jenis suatu kayu, maka
semakin besar pula nilai kuat tumpunya. Umumnya alat sambung paku
digunakan pada kayu dengan berat jenis tidak tinggi mengingat
mudahnya paku untuk tekuk (buckling). Tekuk pada paku juga
disebabkan oleh tingginya nilai banding antara panjang dan diameter
paku (angka kelangsingan) sebagai ciri khas alat sambung paku.
Tabel 8. Kuat tumpu paku eF untuk berbagai nilai berat jenis kayu
Berat jenis kayu G
0,40
0,45
0,50
0,55
0,60
0,65
0,70
Nilai eF (N/mm2) 21,21 26,35 31,98 38,11 44,73 51,83 59,40
Nilai kuat lentur paku dapat diperoleh dari supplier atau
distributor paku. Pengujian kuat lentur paku dilakukan dengan metode
three-point bending test seperti pada ASTM F1575-03. Untuk jenis
paku bulat pada umumnya, kuat lentur paku dapat dilihat pada Tabel
9 (ASCE, 1997). Kuat lentur paku menurun dengan semakin dengan
meningkatnya diameter paku. Jenis paku lainnya seperti paku baja
Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
44
(hardened steel nails) memiliki kuat lentur yang lebih tinggi dari pada
nilai di Tabel 9. Dimensi paku yang meliputi diameter dan panjang
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9. Kuat lentur paku untuk berbagai diameter paku bulat
Diameter paku Kuat lentur paku Fyb
3,6 mm 689 N/mm2
3,6 mm < D 4,7 mm 620 N/mm2
4,7 mm < D 5,9 mm 552 N/mm2
5,9 mm < D 7,1 mmm 483 N/mm2
7,1 mm < D 8,3 mm 414N/mm2
D > 8,3 mm 310 N/mm2
Tabel 10. Berbagai ukuran diameter dan panjang paku
Jenis paku Diameter
(mm)
Panjang
(mm)
CN50 2,8 51
CN65 3,1 63
CN75 3,4 76
CN90 3,8 89
CN100 4,2 102
CN110 5,2 114
BAB 4 Analisis Sambungan Paku
45
II. Tahanan cabut paku
Selain menahan gaya lateral, alat sambung paku juga
dimungkinkan untuk menerima gaya aksial cabut seperti pada Gambar
20. Tahanan cabut paku tidak boleh diperhitungkan untuk alat
sambung paku yang ditanam ke dalam serat ujung. Tahan cabut acuan
pada sambungan satu paku dengan batang paku ditanam pada sisi kayu
adalah
wZ = 31,6DpG2,5 (N)
dimana D adalah diameter paku, p adalah kedalaman penetrasi kayu
dan G adalah berat jenis kayu kering.
Gambar 20. Pengujain tahanan cabut paku dan grafik hasil pengujian
0
100
200
300
400
500
600
700
0 1 2 3 4 5
Tah
an
an
ca
bu
t (N
)
Slip
Douglas fir
Tsugi
Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
46
III. Geometrik sambungan paku
Spasi dalam satu baris ( a ). Pada semua arah garis kerja beban
lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar alat
pengencang dalam suatu baris diambil sebesar 10 D bila digunakan
pelat sisi dari kayu dan minimal 7 D untuk pelat sisi dari baja. Spasi
antar baris (b ). Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap
arah serat kayu, spasi minimum antar baris adalah 5 D.
Gambar 21. Geometrik sambungan paku: (a) sambungan horisontal,
dan (b) sambungan vertikal
Jarak ujung ( c ). Jarak minimum dari ujung komponen struktur
ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebagai berikut:
a. untuk beban tarik lateral
15 D untuk pelat sisi dari kayu,
10 D untuk pelat sisi dari baja, dan
a : spasi dalam satu baris b : spasi antar baris c : jarak ujung d : jarak tepi dengan beban e : jarak tepi tanpa beban
a
b
c
e
b
ad
e
ce
(a)
(b)
BAB 4 Analisis Sambungan Paku
47
b. untuk beban tekan lateral
10 D untuk pelat sisi dari kayu,
5 D untuk pelat sisi dari baja.
Jarak tepi (jarak tepi dengan beban, d , dan jarak tepi tanpa
beban, e ). Jarak minimum dari tepi komponen struktur ke pusat alat
pengencang terdekat diambil sebesar:
5 D pada tepi yang tidak dibebani,
10 D pada tepi yang dibebani.
IV. Faktor koreksi sambungan paku
1. Kedalaman penetrasi dC
Gambar 22. Sambungan paku dua irisan (a) dan satu irisan (b)
p
(b)
p
(a)
p p
v4D
Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
48
Tahanan lateral acuan dikalikan dengan faktor kedalaman
penetrasi (p), sebagaimana dinyatakan berikut ini.
Untuk: p ≥ 12D, maka dC = 1,00
6D ≤ p ≤ 12D, dC = p/12D
p ≤ 6D, dC = 0,00
2. Serat ujung egC
Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor serat
ujung, Ceg = 0,67, untuk alat pengencang yang ditanamkan ke
dalam serat ujung kayu.
Gambar 23. Sambungan paku pada serat ujung kayu
3. Sambungan paku miring tnC
Unuk kondisi tertentu, penempatan paku pada kayu harus
dilakukan secara miring (tidak tegak lurus) seperti pada
Gambar 24. Pada sambungan seperti ini, tahanan lateral acuan
harus dikalikan dengan faktor paku miring, Ctn, sebesar 0,83.
Paku Paku
Batang pemegang
BAB 4 Analisis Sambungan Paku
49
Gambar 24. Sambungan paku miring
4. Sambungan diafragma diC
Faktor koreksi ini hanya berlaku untuk sambungan rangka kayu
dengan plywood seperti pada struktur diafragma atau shear
wall (dinding geser). Nilai faktor koreksi ini umumnya lebih
besar dari pada 1,00.
IV. Contoh analisis sambungan paku
Contoh 1
Rencanakan sambungan perpanjangan seperti gambar di bawah ini
dengan menggunakan alat sambung paku. Kayu penyusun sambungan
memiliki berat jenis 0,5. Asumsikan nilai ( ) sebesar 0,8.
Paku miring
Kayu samping
Kayu utama
Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
50
Gambar contoh soal 1 (tampak atas)
Penyelesaian
Dicoba paku CN100 (diameter 4,2 mm dan panjang 102 mm).
Menghitung tahanan lateral acuan satu paku (Z)
Diameter paku ( D ) = 4,2 mm
Kuat lentur paku ( ybF ) = 620 N/mm2
Kuat samping dan kayu utama dianggap memiliki berat jenis yang
sama yaitu 0,5, maka esF = emF = 31,98 N/mm2 dan 00,1eR .
Tebal kayu samping ( st ) = 25 mm
Penetrasi pada komponen pemegang ( p )
p = 102 mm – 25 mm – 50 mm = 27 mm
DK = 2,2 (untuk paku dengan diameter < 4,3 mm)
Tahanan lateral acuan ( Z ) satu irisan
Moda kelelehan sI
D
ess
K
FDt,Z
33 =
2,2
98,31252,43,3 xxx = 10074 N
5/12
2,5/12
2,5/12
20 kN
10 kN
10 kN
BAB 4 Analisis Sambungan Paku
51
Moda kelelehan mIII
2
2
13
212121
pF
DRFRk
em
eybe
= 2
2
2798,313
2,412162021121
xx
xxx = 1,22
eD
em
RK
DpFk,Z
21
33 1
= 1212,2
98,31272,422,13,3
x
xxxx
= 4432 N
Moda kelelehan sIII
2
2
23
212121
sem
eyb
e
e
tF
DRF
R
Rk
= 2
2
2598,313
2,41216202
1
1121
xx
xx
= 1,26
eD
ems
RK
FDtk,Z
2
33 2 = 122,2
98,31252,426,13,3
xxxx
= 4221 N
Moda kelelehan IV
e
ybem
D R
FF
K
D,Z
13
233 2
=
113
62098,312
2,2
2,43,3 2
xxx
= 4302 N
Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu
52
Tahanan lateral acuan (N) Moda kelelehan
10074 Is
4432 IIIm
4221 IIIs
4302 IV
Tahanan lateral acuan untuk dua irisan, Z = 2 x 4221 = 8442 N