Top Banner
1 / 5
22

1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Nov 07, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

1 / 5

Page 2: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Table of Contents

No. Title Page

1 PERSONAL INFORMATION MANAGEMENT ( PIM ) PADA DOSEN PENELITIDESENTRALISASI TAHUN 2013 UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

13 - 35

2 TANGGAPAN TERHADAP KEGIATAN KOMUNIKASI PEMASARAN C2OLIBRARY & COLLABTIVE

36 - 51

3 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI BADANPERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR

52 - 64

4 EVALUASI KETERPAKAIAN KOLEKSI (Studi Evaluatif tentang KeterpakaianKoleksi Buku pada Perpustakaan Akademi Angkatan Laut Surabaya)

65 - 74

5 ANALISIS USABILITY WEBSITE REPOSITORY PERPUSTAKAAN INSTITUTTEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (Studi deskriptif tentangusability website repository Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya berdasarkan evaluasi heuristik)

75 - 83

6 Kebutuhan Informasi Anak Jalanan di Rumah Kampung Anak Negeri (Liponsos)Surabaya

84 - 92

7 ANALISIS MARKETING MIX PADA PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MALANG (Studi Deskriptif tentang Variabel-variabel Product,Price, promotion, place, people, process, dan physical evidence dilihat dari sudutpandang pengguna Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Malang)

93 - 105

8 KEMELEKAN INFORMASI MASYARAKAT TERHADAP POTENSI DAERAH (Studi Deskriptif Tentang Kemelekan Informasi Masyarakat Terhadap Potensi Lokaldi Kabupaten Ponorogo

106 - 121

9 Hijabers di Era Informasi (Studi Information Sharing dan Gaya Hidup Hijabers diKomunitas Hijabers Surabaya)

122 - 149

10 PENERIMAAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS AIRLANGGACYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

150 - 171

11 Persepsi Pengelola Arsip Terhadap Jabatan Fungsional Arsiparis (Studi DeskriptifTentang Persepsi Pengelola Arsip Terhadap Jabatan Fungsional Arsiparis diBadan Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur di Bidang Kearsipan)

172 - 188

12 Pengaruh Desain Interior terhadap Produktivitas Kerja Pustakawan diPerpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Surabaya

189 - 209

13 PERSEPSI PEMUSTAKA TENTANG KUALITAS RUANG LAYANAN PADAPERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA ( Studi deskriptif mengenaipersepsi pemustaka tentang 10 dimensi kualitas ruang yang meliputi aspek :Fungsional, Adabtable, Accessible, Varied, Interactive, Conducive,Environmentally Suitable, Safe and Secure, Efficient, Suitable for InformationTechnologi )

210 - 223

14 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI PENELITI UNIVERSITAS AIRLANGGAMELALUI E-JOURNAL

224 - 235

15 PEMANFAATAN TWITTER SEBAGAI MEDIA INFORMATION SHARING DIPERPUSTAKAAN

236 - 244

16 PERANAN MODAL SOSIAL PADA PERILAKU BERBAGI INFORMASI DI DALAMFORUM SPORT: FUTSAL KASKUS REGIONAL SURABAYA

245 - 259

17 REALITAS KAMPUNG CYBER (Studi Fenomenologi Terhadap MasyarakatKampung RT 36, Taman, Patehan, Yogyakarta)

260 - 276

18 Studi Mengenai Implementasi Kebijakan Program Layanan Referensi di 277 - 291

2 / 5

Page 3: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

No. Title Page

Perpustakaan Universitas Surabaya

19 Pengaruh Pendidikan Pengguna (User Education) Terhadap PemanfaatanLayanan Perpustakaan Di UPT Perpustakaan Universitas MuhammadiyahSuakarta

292 - 304

20 “PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN PADA MAHASISWA DIPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA―(Studi Deskriptif Terhadap Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan pada Mahasiswa diPerpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya)

305 - 319

21 PEMANFAATAN SALURAN INFORMASI DALAM MEMENUHI KEBUTUHANINFORMASI SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURABAYA

320 - 330

22 Kondisi Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Jember oleh Pelajar berdasarkanStandar Nasional Perpustakaan (Studi Deskriptif Tentang Kondisi Perpustakaanoleh Pelajar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan)

331 - 341

23 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CONSIDERATION DAN INITIANINGSTRUCTURE TERHADAP KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAIVARIABEL INTERVENING : Studi pada Perpustakaan Institut Teknologi SepuluhNovember Surabaya

342 - 368

24 POLA PERILAKU PENEMUAN INFORMASI (INFORMATION SEEKINGBEHAVIOR) DI KALANGAN MAHASISWA SKRIPSI (Studi Deskriptif TentangPerilaku Penemuan Informasi Mahasiswa FIP Jurusan KSDP Program StudiPendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang dalam Penulisan Skripsi)

369 - 385

25 PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIAINTERNET PADA REMAJA AWAL (Studi Deskriptif Perilaku Pencarian InformasiDengan Menggunakan Media Internet Pada SMPN 32 Surabaya)

386 - 401

26 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI (INFORMATION SEEKING BEHAVIOUR)PADA PROFESI PERAWAT (Studi Deskriptif Perilaku Penemuan Informasi PadaPerawat Bagian Irna Bedah dan Irna Medik Rumah Sakit Dr. Soetomo SurabayaDengan Mengadopsi Model Bystrom & Jarvelin)

402 - 414

27 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI DI KALANGAN PROFESIONAL GURUSEKOLAH DASAR NEGERI DI SURABAYA

415 - 437

28 Kualitas Layanan Digital Library UIN Maliki (Studi Deskriptif Tentang KualitasLayanan Digital Library pada Perpustakaan Universitas Islam Negeri MaulanaMalik Ibrahim Malang)

438 - 453

29 Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Motivasi Evaluasi Kognitif Untuk BerkunjungPada Ex. Dejavasche Bank ( Museum Bank Indonesia Surabaya )

454 - 470

30 PERILAKU PENEMUAN INFORMASI ( INFORMATION SEEKING BEHAVIOR )MUBALIG MUHAMMADIYAH ( Studi Deskriptif Mengenai Perilaku PenemuanInformasi di

471 - 485

31 KETERPAKAIAN KOLEKSI FIKSI DAN MOTIVASI KUNJUNGAN SISWA DIPERPUSTAKAAN SMP KHADIJAH SURABAYA (Studi Deskriptif KeterpakaianKoleksi Fiksi dan Motivasi Kunjungan di Perpustakaan SMP Khadijah Surabaya)

486 - 496

32 “Persepsi Pengguna Terhadap Kualitas Koleksi Di Perpustakaan Umum KotaSurabaya―

497 - 511

33 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja StafPerpustakaan pada Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

512 - 520

34 Motivasi Kerja Pengelola Arsip SKPD Di Kabupaten Sidoarjo 521 - 533

35 HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN DENGANPRESTASI KERJA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DIKOTA SURABAYA ( Study Eksplanatif Tentang Kompetensi ProfesionalPustakawan Dengan Prestasi Kerja Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri

534 - 544

3 / 5

Page 4: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

No. Title Page

Kota Surabaya)

36 Motivasi dan Perilaku Plagiat di Kalangan Siswa SMA : Persepsi siswa terhadapperilaku plagiat dan motivasi siswa dalam melakukan tindak plagiat di kalangansiswa SMA Cita Hati Surabaya

569 - 587

37 Perilaku Pemanfaatan Akun Twitter (Studi Deskriptif Tentang PerilakuPemanfaatan Akun Twitter @e100ss Sebagai Media Pemenuhan KebutuhanInformasi Pengguna Jalan Raya di Kota Surabaya)

588 - 605

38 KUALITAS LAYANAN (SERVICE QUALITY) PADA KANTOR PERTANAHANKOTA SURABAYA I

606 - 614

39 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAIPERPUSTAKAAN ITS

615 - 633

40 Pengaruh Self Efficacy Terhadap Perilaku Penemuan Informasi Siswa SMA DalamMenghadapi Ujian Nasional

634 - 648

41 KONDISI KINERJA PNS DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTASURABAYA (Studi Deskriptif pada Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabayayang mengamati tentang Kondisi Kinerja PNS)

648 - 659

42 PERAN KOMUNITAS ONLINE FANFICTION DALAM MENGEMBANGKANLITERASI MEDIA SEBAGAI PRAKTIK REPRODUKSI KULTURAL

660 - 671

43 KARAKTERISTIK KOLEKTOR BARANG ANTIK : Suatu Kajian Leisure Studiestentang Empat Elemen yang Mempengaruhi Karakter Kolektor

672 - 687

44 Persepsi Para Pengambil Kebijakan Terhadap Implementasi Undang – UndangRI No 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan pada Badan Perpustakaan DanKearsipan Propinsi Jawa Timur

688 - 700

45 PENJIWAAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN 701 - 718

46 MARKETING MIX PADA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA SURABAYA 719 - 746

4 / 5

Page 5: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Vol. 3 - No. 2 / 2014-01TOC : 18, and page : 260 - 276

REALITAS KAMPUNG CYBER (Studi Fenomenologi Terhadap Masyarakat Kampung RT 36, Taman, Patehan,Yogyakarta)

REALITAS KAMPUNG CYBER (Studi Fenomenologi Terhadap Masyarakat Kampung RT 36, Taman, Patehan,Yogyakarta)

Author :Natalia IndahHandayani | [email protected] Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Abstract

Maraknya penggunaan akses media internet di kalangan masyarakat modern menjadikan masyarakat merasa lebihintens terhadap aktivitas manusia yang termediasi oleh perkembangan teknologi informasi dalam memajukan danmengembangkan potensi masyarakat. Hal ini mendorong warga untuk menciptakan sebuah proses kesadaran akanpentingnya media internet di era informasi ini. Kini kesadaran akan pentingnya berinternet itu mampu menjalar keberbagai kalangan masyarakat, seperti halnya sudah mulai berkembang pembangunan kampung cyber untuk melek ITyang kini telah hadir dengan eksis di masyarakat luas, terkait dengan lokasi penelitian ini adalah Kampung Cyber yangberada di Kampung RT 36, Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta.Perkembangan teknologi informasi yang terus menawarkan berbagai kepraktisan untuk beraktivitas dalam kehidupansehari-hari akan merubah cara pandangan dan gaya hidup masyarakat di zaman yang serba modern ini. Berdasarkankemunculan fenomena yang telah dipaparkan di atas, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul“Realitas Masyarakat Cyber” dengan menggunakan studi fenomenologi terhadap realitas masyarakatKampung RT 36, Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta. Penelitian ini ingin mengetahui realitas yang ada melaluiexperience story yang terjalin antara user dan teknologi sehingga dapat terlibat bagaimana keterlibatan hubungan dankesadaran masyarakat yang menghasilkan proses kontruksi sosial dalam realitas masyarakat cyber. Aktivitas masyarakatkampung cyber dalam kesehariannya menggunakan akses media internet yang melahirkan dua tipe masyarakatkampung cyber yaitu Open-IT-Minded Person dan Orientation IT-Minded Person.

Keyword : Konstruksi, sosial, Masyarakat, Cyber, Hubungan, pengguna, dan, teknologi, -,

Daftar Pustaka :1. Abdulsyahani, (2007). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara2. Berger dan Luckman, (1990). Tafsir Sosial Atas Kenyataan:Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (terj). Jakarta :LP3ES3. Djojonegoro, (1996). Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Indonesia : Depdikbud

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

5 / 5

Page 6: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

REALITAS KAMPUNG CYBER

(Studi Fenomenologi Terhadap Masyarakat

Kampung RT 36, Taman, Patehan, Yogyakarta)

Natalia IndahHandayani*

Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, FISIP Universitas Airlangga,Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Maraknya penggunaan akses media internet di kalangan masyarakat modern

menjadikan masyarakat merasa lebih intens terhadap aktivitas manusia yang

termediasi oleh perkembangan teknologi informasi dalam memajukan dan

mengembangkan potensi masyarakat. Hal ini mendorong warga untuk menciptakan

sebuah proses kesadaran akan pentingnya media internet di era informasi ini. Kini

kesadaran akan pentingnya berinternet itu mampu menjalar ke berbagai kalangan

masyarakat, seperti halnya sudah mulai berkembang pembangunan kampung cyber

untuk melek IT yang kini telah hadir dengan eksis di masyarakat luas, terkait dengan

lokasi penelitian ini adalah Kampung Cyber yang berada di Kampung RT 36, Taman,

Patehan, Kraton, Yogyakarta.

Perkembangan teknologi informasi yang terus menawarkan berbagai

kepraktisan untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari akan merubah cara

pandangan dan gaya hidup masyarakat di zaman yang serba modern ini. Berdasarkan

kemunculan fenomena yang telah dipaparkan di atas, sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Realitas Masyarakat Cyber” dengan

menggunakan studi fenomenologi terhadap realitas masyarakat Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta. Penelitian ini ingin mengetahui realitas yang

ada melalui experience story yang terjalin antara user dan teknologi sehingga dapat

terlibat bagaimana keterlibatan hubungan dan kesadaran masyarakat yang

menghasilkan proses kontruksi sosial dalam realitas masyarakat cyber. Aktivitas

masyarakat kampung cyber dalam kesehariannya menggunakan akses media internet

yang melahirkan dua tipe masyarakat kampung cyber yaitu Open-IT-Minded Person

dan Orientation IT-Minded Person.

Kata Kunci : Konstruksi sosial, Masyarakat Cyber, Hubungan pengguna dan

teknologi

Page 7: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Latar Belakang

Memasuki era informasi dimana

individu semakin dimudahkan untuk

beraktivitas dengan menggunakan

akses teknologi informasi dan media

internet. Segala aktivitas dan

kebutuhan individu kini beralih dengan

penggunaan media yang termediasi

oleh kecanggihan internet sehingga

dalam keseharian individu terlibat

dalam aktivitas melalui face to screen.

Hal ini yang menjadi sorotan bahwa

individu terus meningkatkan

kemampuan dan kebutuhannya untuk

mengikuti perkembangan zaman

dengan hadirnya teknologi informasi

dan media internet secara up to date.

Produsen produksi budaya terkait

dengan perkembangan ICT berlomba-

lomba untuk memberikan penawaran

dari berbagai spekulasi gadget secara

variatif dari harga yang relatif murah

sampai ke tingkat harga yang

membutuhkan budget tinggi. Hal ini

mendorong individu untuk mempu

berselancar di media digital dan

“berbelanja” segala informasi yang

termuat di media internet. Kemudahan

dan kepraktisan pengaksesan media

internet kini dapat dirasakan oleh

berbagai kalangan masyarakat baik

dari kepentingan individu maupun dari

sosial-biografi dimana individu berada.

Meluasnya pengguna internet

di zaman ini mendorong warga untuk

melahirkan proses kesadaran akan

pentingnya menggunakan akses media

internet, hingga kini telah muncul

kampung cyber dimana masyarakat

dalam kampung ini sudah mulai

digalakkan untuk terus mengikuti arus

informasi global dengan dibantu

kehadiran ICT, sehingga masyarakat

yang dalam background kehidupannya

masih mengalami ketertinggalan

kecanggihan teknologi informasi kini

dengan adanya media internet,

masyarakat kampung RT 36, Taman,

Patehan, Kraton, Yogyakarta mampu

eksis berdiri sebagai masyarakat yang

melek IT. Masyarakat kampung cyber

ini mayoritas telah memiliki akses

media internet secara pribadi yang

diletakkan di rumah masing-masing,

sehingga individu merasa freedom

dalam menjalin dan beraktivitas

menggunakan media internet. Upaya

ini dalam membangun mindset warga

untuk melek IT didominasi oleh

adanya kesadaran yang muncul secara

subyektif, dimana dalam pembangunan

kampung cyber ini dilakukan secara

swadaya oleh warga kampung

setempat.

Fokus Permasalahan

Berdasarkan uraian fenomena di

atasmaka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul

“Realitas Kampung Cyber” dimana

fokus permasalahan dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana konstruksi sosial

warga Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Kraton,

Yogyakarta melalui proses

eksternalisasi yang melibatkan

diri dalam masyarakat

kampung cyber?

2. Bagaimana konstruksi sosial

warga Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Kraton,

Yogyakarta melalui proses

obyektivasi yang melibatkan

Page 8: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

diri dalam masyarakat

kampung cyber?

3. Bagaimana konstruksi sosial

warga Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Kraton,

Yogyakarta melalui proses

internalisasi yang melibatkan

diri dalam masyarakat

kampung cyber?

Konstruksi Sosial Peter L. Berger

dan Thomas Luckman

Melalui penelitian ini

menggunakan teori konstruksi sosial

yang dipelopori oleh Peter L. Berger

dan Thomas Luckman dalam bukunya

“Tafsir Sosial Kenyataan”. Seperti

halnya sama yang dikenalkan dalam

bukunya yang berjudul The Social

Contruction of reality: a tretise in the

sosioliogy of knowledge (1966) dimana

teoritisi menggambarkan proses sosial

yang tercipta didasarkan atas tindakan

dan interaksinya antar individu untuk

menciptakan secara continous reality

yang dialami secara subyektif. Berger

dan Luckman (1990:1) menjelaskan

realitas sosial dengan memisahkan

pemahaman antara ’kenyataan’ dan

‘pengetahuan’. Sebagaimana

kenyataan diartikan sebagai kualitas

realitas akan fenomena yang dapat

diakui keberadaannya, yang tidak

tergantung pada kehendak kita sendiri.

Sedangkan pengetahuan didefinisikan

sebagai nilai kepastian yang

menunjukkan bahwa realitas itu benar-

benar nyata dan memeiliki

karakteristik yang spesifik.

Berger dan Luckman lebih

mengedepankan pandangan dialektika

untuk melihat hubungan individu

dengan masyarakat dalam struktur

realitas sosial seperti yang dikatakan

Berger dan Luckman (Bungin,

2008:15) mengatakan bahwa individu

dalam interaksinya dengan meninjau

proses dialektika yang menciptakan

tiga dimensi sosial untuk membentuk

sebuah citra pada realitas kehidupan,

diantaranya yaitu eksternalisasi,

objektivasi, dan internalisasi. Sebagai

makhluk sosial, dalam kesehariannya

individu berinteraksi dan

berkomunikasi dengan individu lain,

sehingga dalam tindakan objektif yang

terbentuk atas kontruksi sosial yang

terus menerus mampu membangun

dirinya dalam dimensi subjektifitas.

Individu mampu memberikan makna

terhadap apa yang dilakukan ketika

individu tersebut dikontruksi secara

subjektif, sehingga terbentuk realitas

dalam dimensi objektif dimana

individu mampu memahami dunianya

yang terlibat langsung di dalam

interaksi tersebut. Kampung cyber

dimana masyarakat di dalamnya sudah

melek teknologi merupakan realitas

yang ada pada Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Yogyakarta. Sebagai

suatu fenomena di dunia cyber,

masyarakat kampung tersebut

memiliki dorongan yang berbeda-beda

untuk mewujudkan masyarakat yang

melek teknologi.

Proses eksternalisasi dialami ketika

produk sosial yang tercipta pada

kehidupan masyarakat, kemudian

individu beradaptasi dengan kondisi

sosialnya agar menjadi bagian dari

produk masyarakat tersebut. Proses

dinamika sosial masyarakat

merupakan produk manusia yang

terus-menerus diproduksi selama

proses eksternalisasi yang diciptakan

Page 9: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

melalui tindakan untuk kehidupan

sehari-hari. Obyektivasi merupakan

proses-proses dan makna-makna

subyektif dengan mana dunia akal

sehat intersubyektif terbentuk.

Munculnya kesadaran atas kenyataan

obyektif hadir secara terus menerus

(intensional), dan mengarah kepada

suatu obyek sehingga terjadi

penyesuaian makna melalui

pengetahuan akal sehat (common sense

knowledge) yang merupakan

pengetahuan yang dimiliki bersama

dengan individu lain dalam kegiatan

rutin yang normal sudah jelas dalam

sendirinya dalam kehidupan sehari-

hari (Berger dan Luckman, 1990:34).

Proses obyektivasi ini melahirkan

sebuah proses pemahaman individu

terhadap tatanan kelembagaan yang

diobyektivasikan, sehingga hal inilah

yang dapat disebut reifikasi kenyataan

sosial yang menjadi bagian dari

dirinya (Berger dan Luckman,

1990:121). Ketiga, internalisasi

dimana pengetahuan dan pemahaman

masyarakat terhadap akses internet

yang menerpa ke berbagai sektor

bidang kehidupan menjadikan individu

telah melalui proses internalisasi.

Proses internalisasi ini merupakan

proses pemahaman atau penafsiran

yang langsung dari suatu peristiwa

obyektif sebagai pengungkapan suatu

makna (Berger dan Luckman,

1990:177). Lahirnya pemahaman baru

ini muncul dikarenakan adanya proses

pengambil-alihan dunia yang telah

tercipta sebagai produk manusia,

kemudian individu memodifikasi

kembali dunia tersebut dengan

menciptakan ulang realitas dunianya

secara kreatif (Bungin, 2008:19).

Proses internalisasi ini dimana

individu tidak sekedar untuk

memahami proses subyektif yang

diciptakan orang lain, akan tetapi

individu juga memahami bentuk

realitas atas dunianya sendiri yang

diciptakan, sehingga munculnya

kombinasi makna tentang kenyataan

sosial yang dialaminya secara timbal

balik.

The Internet in Everyday Life

Selanjutnya dalam penelitian ini

didukung dengan teori “Internet

Society” yang ditulis oleh Bakardjieva

untuk melihat penggunaan internet di

dalam kehidupan masyarakat sehari-

hari. Melalui teori Internet Society

dapat didukungnya penelitian ini untuk

melihat realitas yang ada bagaimana

individu berproses dan beraktivitas

melalui experience story seperti yang

terungkap pada buku Bakardjieva

(2005) tentang Internet Society dimana

teknologi tidak hanya digunakan

sebagai proses konsumsi, tetapi juga

dapat digunakan untuk proses produksi

dan reproduksi. Hal ini menjadikan

masyarakat untuk terlibat aktif dalam

memerankan fungsinya dalam proses

sosial untuk menciptakan hubungan

timbal balik yang berhubungan dengan

pengetahuan dan kehidupannya.

Menurut Bakardjieva (2005:103)

kegiatan praktek dalam beraktivitas

menggunakan teknologi langsung

merupakan sumber penting dari

tindakan pengguna dalam proses

generative teknologi. Pengguna

teknologi yang expert adalah

seseorang yang mampu menggunakan

teknologi berdasarkan pada

pengetahuan dan keprofessionalannya

dibandingkan dengan bidang ilmu lain.

Page 10: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Adapun dua fitur karakteristik dari

pengguna teknologi yang expert adalah

seseorang yang memiliki kemampuan

dan keterampilan yang diperoleh

dalam sistem dunia teknologi dan

mampu beroperasi di dunia lain.

Masyarakat membeli komputer karena

memiliki instrument tujuan yang jelas,

karena mereka ingin hidup lebih dekat

dengan teknologi. Adapun menurut

Turkle dalam Bakardjieva (2005:104),

tidak seberapa penting apa yang bisa

dibuat dari adanya teknologi,

melainkan bagaimana individu

membuat bisa merasa intens dari

pengalaman pengguna dengan

komputer yang terkait dengan diri

mereka. Menurut Harkam (1998)

dalam Bakardjieva (2005:104)

membedakan tiga jenis pengalaman

pengguna teknologi: internet sebagai

alat, internet sebagai tempat, dan

sebagai menjadi perjalanan diri.

Pendekatan Studi

Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan fenomenologi yang

berlandaskan terhadap pemikiran

Husserl, dimana dalam metodologinya

menjelaskan adanya tiga tahap dalam

pengukuran realitas suatu fenomena,

diantaranya yaitu menitikberatkan

pada aksi intensi (intensionality),

kesadaran (consciousness), dan

pengalaman dalam dunia kehidupan

manusia (experience life). Penelitian

ini ditujukan kepada masyarakat

kampung cyber Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan

pendekatan fenomenologi dikarenakan

untuk menguak atau membongkar

realitas yang ada terhadap masyarakat

kampung cyber. Terlebih peneliti juga

ingin mengetahui bagaimana intensitas

dan hubungan yang terjalin antara user

dan teknologi dalam aktivitasnya

menggunakan media internet dalam

kehidupan sehari-hari.

Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini ditujukan kepada

warga masyarakat kampung cyber

yang berlokasi di Taman, Patehan,

Kraton, Yogyakarta, dikarenakan pada

kampung ini sangat antusias dalam

menerima media internet masuk ke

dalam sektor kehidupan sehari-hari

dan sampai sekarang warga kampung

cyber masih aktif dalam pemanfaatan

internet.

Penentuan Subyek Informan

Penelitian ini berfokus kepada

pengambilan subyek informan

menggunakan tipe purposive-

sampling. Adapun kriteria informan

dalam penelitian adalah warga

kampung RT 36, Taman, Patehan,

Kraton, Yogyakarta yang memasang

akses internet di rumah.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini juga menggunakan

teknik pengumpulan data yang

dilandaskan dari tiga proses yaitu

wawancara mendalam, dimana dalam

tahap wawancara ini peneliti

melakukan proses interaksi secara face

to face, akan tetapi selain itu peneliti

juga menjalin interaksi untuk

melakukan proses wawancara melalui

media sebagai perantara. Hal ini

digunakan untuk mendukung fakta

yang ada sebagaimana informan

Page 11: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

mampu menggunakan media sebagai

media komunikasi dengan peneliti.

Teknik kedua yang dilakukan adalah

observasi, dimana peneliti melakukan

pengamatan dalam aktivitas informan

dalam kesehariannya dalam

beraktivitas apapun dan berinteraksi

dengan media internet, selain itu

peneliti juga mengamati proses

interaksi melalui sosial media baik

yang dimiliki secara pribadi atau

keterlibatannya di group komunitas

kampung cyber yang ada di akun

facebook.

Pembahasan

Hasil penelitian ini melahirkan sebuah

tiga moment dialektika yang terjadi di

dalam aktivitas individu dalam realitas

yang telah tercipta di Kampung cyber

RT 36, Taman, Patehan, Yogyakarta,

diantaranya yaitu eksternalisasi,

obyektivasi, dan internalisasi.

1. Proses Eksternalisasi Warga

Kampung RT 36, Taman,

Patehan, Kraton, Yogyakarta

yang melibatkan dirinya

dalam Masyarakat Kampung

Cyber

Charles dalam Abdulsyahani

(2007) menyebutkan proses

kesadaran melalui cerminan dari

pandangan orang lain dapat

didefinisikan sebagai “the looking

glass self”, dimana adanya

kesadaran diri yang timbul karena

proses cerminan melalui interaksi

sosial yang terjalin dengan individu

lain yang mampu memberikan

pengaruh bagi diri kita untuk serupa

dengan dirinya (individu lain).

Melalui proses interaksi ini yang

mampu mendorong individu untuk

ikut serta melampaui realitas yang

telah tercipta di lingkungan

sosialnya, sehingga individu

tergerak untuk bisa melakukan

penyesuaian diri terhadap

lingkungannya. Seperti yang

diungkapkan oleh HL, HR, ID, KK

dan NN yang dalam lingkungan

sosialnya sudah mulai mengenal

dan menggunakan akses internet

terlebih dahulu. Mayoritas informan

yang terkait dalam penelitian ini

sudah mulai mengenal media

internet walaupun belum memiliki

akses internet pribadi.

Intelektual individu yang

diwujudkan melalui lembaga

pendidikan bukan lagi menjadi

suatu modal besar, akan tetapi

fasilitas yang memadai untuk

kehidupan menuju masyarakat

modern merupakan point tingkat

kehidupan (Inkeles dalam Weiner

1976). Seperti dalam hasil

penelitian ini bahwa ID

memberikan fasilitas laptop kepada

masing-masing anaknya, hal ini

dikarenakan ID menyadari bahwa

memasuki zaman era informasi

selalu diunggulkan dengan dunia IT

dan media internet. Dalam dunia

pendidikan pun, kedua anak ID

sudah mulai menyadari akan

kebutuhan hadirnya media internet

untuk membantu dalam proses

pembelajaran di kelas. Hal ini

sesuai dengan teori yang disebutkan

oleh Inkeles dalam Weiner (1976)

sebagaimana kemampuan individu

untuk hidup lebih maju tidak hanya

ditentukan dari tingkat

pengetahuan, tetapi fasilitas yang

memadai untuk dapat

Page 12: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

mengembangkan secara pribadi

keterampilan dalam beraktivitas

menggunakan IT dan media

internet.

Pandangan dari ilmuwan

psikologi yaitu Geert Hofstede

(1984) dalam Nasrullah (2012: 16)

yang menyebutkan budaya diartikan

tidak sekedar sebagai respon yang

sudah memasuki ke pemikiran

manusia, melainkan juga sebagai

jawaban atas respon tersebut dari

proses interaksi manusia yang

melibatkan pola manusia untuk

merespon lingkungan dimana

manusia itu berada. Berkaitan

dengan hasil penelitian ini dimana

informan yang dimaksud adalah RJ

dan BS yang notabenenya belum

mengenal bagaimana IT dan media

internet itu sendiri sehingga di saat

adanya perubahan sosial dan

budaya di dalam lingkup tempat

beliau tinggal, melalui proses

interaksi dan komunikasi inilah

yang mendorong beliau untuk ikut

serta mengikuti perubahan

kehidupan tersebut. Nasrullah

(2012) bahwa sifat dasar manusia

merupakan sesuatu yang tidak

statis, yang mengalami proses

perubahan tersebut sehingga

terbentuk melalui latar belakang

dan relasi sosial yang terjalin

dengan individu lain.

De Certeau (1984) dalam

Bakarjieva (2005) kekuatan

pengetahuan subyektif antar

individu dapat berbeda sesuai

dengan situasi biografi sosial untuk

melakukan praktek langsung

sebagai sumber penting dari

aktivitas pengguna dalam proses

generative teknologi informasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan

perolehan pengetahuan tidak hanya

sekedar didapatkan secara lisan

melainkan pentingnya melakukan

praktek melalui kegiatan pelatihan

tentang pengenalan dan pemahaman

bagaimana beraktivitas

menggunakan media internet,

sehingga pengguna akan

melahirkan budaya baru melalui

pemahaman dan pemikiran yang

ideal.

2. Proses Obyektivasi Warga

Kampung RT 36, Taman,

Patehan, Kraton, Yogyakarta

yang melibatkan dirinya

dalam Masyarakat Kampung

Cyber

Berger dan Luckman (1990)

dalam Bungin, Burhan (2008:16)

menjelaskan bahwa obyektivasi

merupakan produk sosial yang

terjadi dalam realitas intersubyektif

masyarakat yang dilembagakan,

individu untuk memanifestasikan

dirinya ke dalam produk sosial yang

telah diciptakan masyarakat dalam

unsur dunia bersama. Objektivikasi

inilah yang mengantarkan individu

dalam mewujudkan realitas melalui

pemikiran yang terekam

didalamnya. Hal ini seperti yang

dipaparkan oleh Martin dan

Nakayama(1997) dalam Nasrullah

(2012:31) yang menyimpulkan

bahwa dimana persepsi

interpersonal dan konsep diri

tersebut memberikan makna baru

dimana manusia sebagai individu

memiliki pemilihan secara sadar

untuk menilai realitas yang

dihadapinya saat melakukan proses

Page 13: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

interaksi dengan individu atau

kelompok masyarakat lain. Melalui

proses interaksi dan ketanggapan

dalam melihat realitas yang tercipta

di lingkungan kampung cyber RT

36, Taman, Patehan, Kraton,

Yogyakarta dimana beliau berada,

BS memandang bahwa kebutuhan

akan pemahaman terhadap media

internet itu sangat penting terlebih

untuk kebutuhan anaknya yang

masih menimba ilmu di sekolah

pendidikan.

Tredinnick, Luke (2008:124)

dalam buku digital information

culture bahwa hal yang mendasari

untuk menyeimbangi kesenjangan

digital meliput tiga unit partisipan

dalam budaya yaitu uang, waktu,

dan pendidikan. Keluaran gadget-

gadget yang selalu tampil dengan

versi dan spesification terbarunya

sudah menjadi nilai konsumtif yang

tinggi, seperti yang diungkapkan

oleh KK saat memasang akses

internet di rumah yang tidak

memiliki kendala di bagian

financial.

Poindexter (1999) dalam

Sugihartati (2014:101) dimana

menyatakan bahwa anggota

generasi X sangat mirip dengan

baby boomer, dimana generasi X

ini termasuk ke dalam generasi

baby bust (dalam umur 1965-1976)

dalam penggunaan internet untuk

kebutuhan hiburan atau

entertainment, sehingga aktivitas

yang dilakukan menggunakan

media internet sekedar hanya untuk

menemukan informasi yang

berkaitan dengan entertainment

atau untuk memenuhi kebutuhan

pribadinya yang mengandung

kegiatan untuk bersenang-senang

atau untuk mendapatkan hiburan

semata. Hal ini didukung dengan

TT dimana beliau memasuki

generasi Baby Bust yang dalam

aktivitasnya menggunakan media

internet sekedar sebagai aktivitas

leisure untuk mendapatkan

kesenangan

Howard Rheingold (dalam

Porter, David. 1997:24)

mendefinisikan komunitas-

komunitas maya sebagai "agregasi

sosial yang muncul dari net ketika

cukup banyak orang melakukan

diskusi-diskusi publik cukup lama,

dengan perasaan manusia yang

memadai, untuk membentuk

jaringan hubungan pribadi di dunia

maya”. Seperti yang dikutip oleh

Dresang dan Kyungwon (2009)

dalam Sugihartati (2014: 120)

menjelaskan terdapat dua tipe

partisipan online pada kaum muda

yang dikendalikan oleh hubungan

pertemanan dan partisipasi yang

didorong oleh minat. Hal ini

didukung oleh NN yang mulai

menjalin komunitas virtual dengan

termediasi jaringan internet

memberikannya banyak

pengetahuan dan informasi

sehingga juga dapat memperluas

hubungan dengan individu lain

yang memiliki ketertarikan yang

sama. Seperti halnya yang

disampaikan oleh David Holmes

dalam Nasrullah (2012: 60) bahwa

setiap hari manusia selalu

bersentuhan dengan teknologi dan

pada kenyataannya saat ini kita

hidup di dalam masyarakat

Page 14: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

informasi, dimana dalam keseharian

individu membutuhkan informasi

dari berbagai kebutuhannya.

Kebebasan informan untuk

memilih informasi dari berbagai

sumber informasi yang tersedia di

alamat website/link-link yang

ditawarkan dalam media internet

untuk menjadikan pengetahuan

yang dapat mendominasinya.

Kebebasan ini merupakan salah

satu karakteristik pengguna net

generation seperti penjabaran

dalam Tapscott (2009) dalam

Sugihartati (2014) yang

menyatakan bahwa karakteristik

pertama dalam net generation

adalah freedom dan scrutiny. Sama

halnya dengan yang dipaparkan

oleh Bakardjieva (2005: 25) yang

menyebutkan bahwa konsumer

kreatif dalam penggunaan media

internet adalah konsumer (klient

internet) yang selalu

mempertimbangkan penggunaan

media internet untuk memberikan

keuntungan yang maksimal.

Masyarakat muda cenderung untuk

memperlihatkan identitias dengan

cara menciptakan informasi di

dalam dunia virtual menggunakan

wiki, blog, situs jejaring sosial

dalam upaya pembentukan identitas

mereka. Dalam bermedia internet,

pengguna sering menjadi penyedia

konten, tidak hanya untuk keteman-

temannya, tetapi juga untuk

masyarakat luas, seperti yang

dilakukan oleh HL dan NN saat

beraktivitas menggunakan media

internet juga untuk mempublis dan

menyebarkan informasi untuk

menjadi landasan masyarakat luas.

3. Proses Internalisasi Warga

Kampung RT 36, Taman,

Patehan, Kraton, Yogyakarta

yang melibatkan dirinya

dalam Masyarakat Kampung

Cyber

George Hebert Mest dalam

Santoso (2010:135) yang

menyebutkan peran tersebut sebagai

proses internalisasi, yang

menghasilkan tindakan sosialisasi

untuk memiliki kepribadian dinamis

karena kepribadian individu akan

dibentuk oleh yang bersangkutan

sepanjang hidupnya hingga

diekspresikan oleh individu tersebut

di dalam bentuk tingkah laku

individu sehari-hari.

Tranformasi pembangunan

adalah adanya keberlanjutan

(continuity) dan perubahan

(change), sehingga kedua konsep

ini akan melahirkan dinamika baru

dalam perkembangan masyarakat

(Djojonegoro, 1996:7). Pernyataan

KK dalam menyikapi

perkembangan teknologi dapat

membantu kampung RT 36, Taman,

Patehan, Yogyakarta ingin

mendapatkan identitas sehingga

dapat unggul seperti kampung-

kampung yang lain, seperti yang

suda dijelaskan oleh KC selaku

Ketua RT setempat bahwa di

sekeliling kampung RT 36, terdapat

kampung yang unggul, yang selalu

mendapatkan reward dari

Pemerintah Yogyakarta atas

kemampuan dan keunggulannya

untuk memajukan nilai dan citra

kampung tersebut, seperti kampung

batik, kampung lingkungan, dll.

Sehingga di sini KK juga sebagai

Page 15: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

salah satu penggerak pembangunan

Kampung cyber untuk mewujudkan

masyarakat yang melek IT dan

media internet agar kampung cyber

dapat maju lebih unggul dan setara

demi memajukan kesejahteran

warga.

Alch (2000) dalam Sugihartati

(2014:101) yang mengkaji net

generation dimana dalam kajian

tersebut menyimpulkan bahwa

kebutuhan dari net generation ini

untuk mengatur lingkungan mereka,

mendapatkan informasi dengan

instan cepat dan mudah serta

meluangkan waktu untuk diri

mereka sendiri. Seperti yang

diungkapkan melalui hasil

wawancara HL dimana untuk

kebutuhan pembelajaran di kelas

pun HL membutuhkan akses

internet pribadi karena dalam

lingkungan belajar di sekolahpun

sudah berorientasi menuju ke global

media internet.

Bakarjieva (2005:131) yang

menjelaskan bahwa ketidakpastian

atau ketidakpuasan pekerjaan

mendorong aspek individu untuk

mempunyai motivasi menggunakan

media internet, untuk menghadapi

tantangan intelektual dan melalui

beraktivitas dengan media internet

merupakan cara pintas untuk

mendapatkan informasi pekerjaan

dan melakukan bisnis potensial.

Seperti yang dilakukan oleh BS

bahwa pekerjaannya yang sering

berjualan burung di pasar dirasa

kurang maksimal penghasilannya

karena jaringan konsumen yang

hanya terbatas, berbeda dengan

apabila berinteraksi melalui media

online jaringan konsumen yang

didapat lebih luas.

Sugihartati (2014) menyebutkan

bahwa di era post-industrial dimana

masyarakat tidak pernah akan lepas

dengan kehadiran teknologi

informasi dalam setiap aspek

kehidupan yang dapat mengubah

pola kehidupan dan gaya hidup

masyarakat melalui media internet.

Seperti yang diungkapkan oleh KK

bahwa dengan kecanggihan

teknologi informasi dan jaringan

internet dapat mengubah style dan

gaya hidup KK dalam

menggunakan akses e-banking

sehingga dapat digunakan untuk

segala macam pembayaran berbasis

online di setiap kebutuhan apapun

yang menghendaki untuk menjalin

hubungan dengan IT, seperti

pembayaran listrik, telepon, beli

pulsa, online shop, transfer saldo,

dll. Seperti halnya didukung dengan

pernyataan oleh Tredinnick, Luke

(2008:30) yang menyebutkan

bahwa kini perubahan pengalaman

masa kanak-kanak dipengaruhi oleh

efek akan adanya perkembangan

teknologi media baru. Seperti

halnya yang dialami oleh HR dan

KK atas kesadarannya untuk

mengenalkan anaknya dengan

media baru yaitu ICT dengan

memutarkan video melalui youtube

dan download musik atau film

dengan bantuan media internet.

Melalui pengamatan Cowan

(1983) dalam Bakarjieva

(2005:156) bahwa teknologi

domestik menambahkan satu

bidang pekerjaan baru bagi seorang

ibu untuk menjaga dan mengontrol

Page 16: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

mereka melalui perkembangan

anak-anak saat beraktivitas

menggunakan media internet. Sama

halnya yang dilakukan oleh ID saat

memberikan kontrol akses terhadap

anaknya agar dapat terhindar dari

pengaruh negative dalam bermedia

internet dengan cara melakukan

komunikasi untuk memberikan

pengarahan bagaimana beraktivitas

menggunakan media internet secara

kritis dan bijak.

4. Penggolongan Konstruksi

Sosial terhadap Realitas

Masyarakat Cyber

Dari hasil lapangan yang

dilakukan peneliti untuk

mengetahui bagaimana hubungan

yang terjalin antara user dan

teknologi terhadap informan di

Kampung RT 36, Taman, Patehan,

Yogyakarta untuk membangun

kesadarannya dengan beraktivitas

menggunakan media internet dapat

menghasilkan tipikasi atas dua

model yang membedakan individu

dalam pengalamannya dengan

media internet, yang dibedakan

menjadi dua model yang

membedakan individu dalam

pengalamannya beraktivitas

menggunakan media internet, yaitu

open IT-minded dan orientation IT-

minded. Adapun matriks hasil

tipikasi ini dapat dijabarkan pada

tabel berikut ini:

Tabel 1

Tipologi tabel matriks konstruksi sosial masyarakat kampung cyber RT 36,

Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta terhadap akses media internet

Proses Dialektika Aspek Analisis Open-IT-Minded Person Orientation IT-Minded

Person

EKSTERNALISASI Pengetahuan dasar Individu cenderung pasif

dalam pengenalan media

ICT dan tidak

mempunyai passion

Individu cenderung

memiliki passion di

bidang IT sehingga skill

tentang penggunaan IT

sudah mulai tertanam

dalam dirinya

Preferensi dalam

penggunaan media

internet

Cenderung melakukan

penyesuaian diri dengan

lingkungan sosialnya di

kampung cyber, sehingga

cenderung untuk

menampilkan dirinya

untuk menunjukkan

individu yang melek IT

Cenderung meninjau dari

kepentingan di bidang

pekerjaan maupun bidang

pendidikan yang mampu

menuntun dan

memberikan akses

kemudahan di era

informasi, dengan

meninjau segala dimensi

kepentingan selalu

mengarah ke dunia IT. Hal

yang membangun untuk

Page 17: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

menggunakan akses

internet:

Lingkungan sosial

Bidang pendidikan

Bidang

pekerjaan/bisnis

Dunia hiburan

Cara pandang

dirinya dalam

menilai media

internet

Cenderung mengikuti

perkembangan zaman

untuk menuju masyarakat

modern tanpa

mempertimbangkan

kebutuhannya, sekedar

ingin melepaskan

identitas bahwa dirinya

sudah melek IT

Cenderung

mempertimbangkan dunia

pendidikan dan karier di

pekerjaan atau bisnisnya

yang dapat dikembangkan

dengan media internet

sehingga dapat

mempermudahkannya

dalam beraktivitas.

Mengetahui peluang dan

pentingnya bidang yang

selalu mengarah ke dunia

IT dan internet. Tidak

hanya sekedar mengenal

tetapi harus mampu

mempraktekan aktivitas

dan kebutuhannya dengan

media internet

OBYEKTIVASI Implikasinya

terhadap

pengetahuan yang

diperoleh saat

berpengalaman

menggunakan

akses internet

Memandang media

internet sebagai media

yang dapat

memberikan

kemudahan dan dapat

mengangkat

identitas/untuk

pencitraan dirinya.

Memandang media

internet sebagai media

yang dapat memberikan

pengaruh positif dan

negative, sehingga

pemikiran sudah

terbentuk dengan kritis

menghadapi berbagai

fenomena atau

informasi yang

ditemuinya di media

internet. Individu cukup

selective menerima

segala bentuk informasi

dan hal-hal yang lain.

Interaksi dengan

individu lain Menambah jaringan

hanya sekedar untuk

memperluas

pertemanan,

berkomunikasi dan

beradaptasi

Jaringan semakin

meluas melalui

beraktivitas dengan

dunia internet, yang

tidak hanya sekedar

menjadi media

Page 18: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

penggunaan dengan

media baru.

komunikasi tetapi

didominasi untuk

melakukan proses

sharing informasi terkait

passion/minatnya yang

sama dengan individu

lain. Sehingga

berkomunikasi dengan

menambah jaringan

untuk menambah

pengetahuan, ilmu dan

pengalaman yang

bernilai positif.

Pengalaman yang

diperoleh Tidak banyak

mendapatkan manfaat

yang besar selama

pengalamannya

menggunakan internet.

Penggunaannya

dengan media internet

hanya secara fisiknya,

tetapi kebutuhan dan

pengetahuannya tidak

mampu diekplor lebih

melalui media

internet. Mengikuti

trend baru tetapi tidak

mampu

mempraktekkannya.

Mendapatkan

pengalaman yang

bermanfaat dalam

menggunakan akses

internet. Melalui

pengetahuan dan

kemampuannya mampu

berjelajah di media

internet sesuai dengan

kebutuhannya

INTERNALISASI Kemampuan

untuk menghadapi

perkembangan

zaman

Menggunakan akses

internet hanya untuk

kepentingan pribadi,

tidak mampu

membangun kesadaran

atau mempengaruhi

orang lain untuk

menuju melek IT.

Membangun

pengetahuan dan

keterampilan kepada

generasi berikutnya atau

pihak lain untuk ikut

serta mampu melek IT

dengan memberikan

pengarahan yang positif

dan pengontrolan yang

baik.(Mengkontruksikan

kembali pemahaman,

pengetahuan, dan

kemampuan dalam

bermedia internet

kepada lingkungan

sosialnya untuk melek

IT) .

Page 19: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Kontrol akses Perangkat komputer

diletakkan di ruang

tengah agar mudah di

control

Bersembunyi untuk

melakukan pengecekan

historis dalam

penggunaan media

internet untuk

menghindari pengaruh

negative

Dedikasi dalam

kehidupan sehari-

hari

Consumer no

creativity, dimana

individu hanya

merasakan apa yang

dikonsumsinya

melalui media

internet.

Consumer creativity,

dimana individu sebagai

klient media internet

tidak hanya

memanfaatkannya

sebagai media

konsumsi, melainkan

melalui media internet

dirinya mampu

menciptakan produksi.

Oleh karena itu hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa dalam upaya

pembangunan warga Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Yogyakarta dalam

menunjang perkembangan IT dan

media internet membentuk sebuah

kampung cyber dimana warga diajak

untuk ikut menuju masyarakat cyber

dalam beraktivitas di kehidupan

sehari-hari. Terlihat bahwa realitas

Kampung Cyber melahirkan dua tipe

masyarakat yaitu masyarakat open-IT-

minded dan masyarakat oriented-IT-

minded. Masyarakat open-IT-minded

telah membangun dirinya untuk sudah

mendekatkan dirinya dengan

kecanggihan ICT. Pemikirannya sudah

mulai terbuka untuk menggunakan

media internet, akan tetapi terdapat

juga masyarakat yang dalam

kesehariannya telah terpacu dan

berorientasi dengan menggunakan

media internet untuk memudahkan

segala aktivitasnya. Dalam

kesehariannya penggunaan media

internet tidak akan pernah lepas. Tidak

hanya cukup untuk mengenal

perkembangan ICT, akan tetapi dapat

diimplementasikan di dalam aktivitas

keseharianya. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa pembangunan

kampung cyber ini dapat menjadi pilot

project bagi seluruh kampung atau

desa di berbagai wilayah yang ingin

mengembangkan kemampuan

masyarakat untuk melek IT dan media

internet, dengan melihat berbagai

sosio-biografi dari masing-masing

karakter masyarakat.

Temuan dari penelitian ini

didukung dengan jurnal yang erat

kaitannya dengan proyek

pembangunan desa cyber di

Madagaskar yang juga memberikan

dorongan baru untuk mengajak

masyarakat melek IT dan menerima

keterbukaan media baru. Seperti yang

terungkap bahwa proyek

pembangunan Madagaskar's ICT

Village adalah model terpadu yang

dirancang dan didukung oleh

organisasi internasional yang penting

Page 20: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

(termasuk FAO, IFA, ITU, UNDESA,

UNDP, UNESCO, Bank Dunia) yang

merupakan bagian dari proyek Dewan

Penasihat. Proyek ini bertujuan untuk

menciptakan model pembangunan

berkelanjutan yang melawan

kemiskinan di tingkat masyarakat

melalui penggunaan yang bijaksana

dari teknologi informasi komputer dan

semua teknologi baru. Penerapan

Madagaskar's ICT Village ini meliputi

beberapa tahapan yang harus dicapai

agar desa ini menjadi desa yang

mandiri dan maju, tahapan tersebut

dimulai dari penyediaan peralatan ICT

dasar berupa PC dan konektivitas yang

berupa teleport, WIFI untuk seluruh

wilayah, dan peralatan teleconference.

Melaksanakan pelatihan sumber daya

manusia, pemberian pelayanan

broadband di berbagai sektor

(telemedicine, e-learning, e-work, e-

commerce, e-government, dll), sampai

pada tahap start up yaitu desa sudah

terbuka terhadap pengalaman baru,

kaya akan pengetahuan, sadar identitas

budaya dan sosial, dan dirangsang

untuk memberikan nilai nyata bagi

perusahaan pertanian dan produk

kerajinan.

Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya

dapat diteliti kembali dengan

menggunakan pendekatan krits

dan menitikberatkan kepada

perilaku dan pengembangan

IT-minded terhadap digital

native di Kampung RT 36,

Taman, Patehan, Yogyakarta.

2. Dapat menjadi wacana baru

dalam mepertimbangkan untuk

mengembangkan layanan

perpustakaan yang berbasiskan

karakteristik masyarakat.

3. Saran selanjutnya adalah warga

kampung cyber harus terus

meningkatkan kemampuan dan

keahliannya dalam bermedia

internet menuju masyarakat

untuk berorientasi terhadap IT-

minded, dengan

berkembangnya ICT dapat

merubah sistem tata kelola di

tingkat RT (e-RT/RW) secara

online untuk semakin

menjadikan kampung RT 36,

Taman, Patehan, Yogyakarta

menuju kampung cyber baik

dari tingkat SDM maupun

dalam sistem tata kelolan

segala bidang di RT setempat.

Page 21: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Daftar Pustaka

BUKU

Abdulsyahani.2007.Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan.Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Adler, Patricia A dan Adler, Peter. 2009.Teknik-teknik Observasi, Handbook of

Qualitative Research. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

Bakardjieva, Maria. 2005. Internet Society. London: SAGE publication

Berger dan Luckman. 1990.Tafsir Sosial Atas Kenyataan:Risalah tentang

Sosiologi Pengetahuan (terj).Jakarta.LP3ES

Bungin, Burhan.2008. Konstruksi Sosial Media Massa.Jakarta:Kencana

Dewi dan Kuncoro.2011. Kebutuhan Berafiliasi, Introversi Kepribadian Serta

Ketergantungan Pada Facebook Pada Mahasiswa.

Semarang:UNISULLA

Djojonegoro.1996. Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia.

Indonesia: Depdikbud

Djunaedi, Achmad. 2008. Implementasi Jogja Cyber Provience. Yogyakarta:

Badan Informasi Daerah DIY

Faoziyah. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Teknologi Informasi.

Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga

Hikmasari, Inoko. 2010. Pemahaman belajar bahasa Inggris pada siswa

Kampung Inggris. Surabaya: Universitas Airlangga

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial.Yogyakarta: Erlangga

Jalusamya, Djatmiko Ellinas. 2013. Community Response Against Cyber

Village Program. Surabaya: Universitas Airlangga

Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi:

Konsepsi, Pedoman, , dan Contoh Penelitian . Bandung: Widya

Padjajaran

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 1992.Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Mufida, Ningrum Ima.2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Program

Elektronik Rukun Tetangga Rukun Warga (e-RT/e-RW) di Kelurahan

Rungkut Menanggal Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya.

Surabaya: Universitas Airlangga

Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: Kencana Perdana

Media Group

Pendit, Putu Laxman: 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Jakarta: Cv.Kumandang

Porter, David.1997.Internet Culture.New York and London: Routledge

Ristiana, Yeni. 2012. Pola Interaksi Masyarakat di Kampung Cyber RT 36 RW

09 Taman, Kelurahan Patehan. Kecamatan Krato, Jogyakarta:

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Santoso, Slamet. 2010.Teori-teori Psikologi sosial. Bandung:Refika Aditama

Page 22: 1 / 5 - journal.unair.ac.idjournal.unair.ac.id/downloadfull/LN7616-ff11908c15fullabstract.pdf · CYBER CAMPUS (UACC) PADA DOSEN FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 150 - 171 11 Persepsi Pengelola

Sugihartati, Rahma.2014.Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori

Sosial Kontemporer.Jakarta:Kencana

Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta

Suwarsono dan Alvin y. so. 2006. Perubahan Sosial dan Pembangunan.

Jakarta: LP3ES

Tredinnick, Luke.2008.Digital Information Culture:The Individual and Society

In The Digital Age.New Delhi:Oxford

Unesco.1997. ICT Village Project in Madagascar. USA: The University of

Oklahoma

Weiner, Myron.Ed (1994). Modernisasi Dinamika Pertumbuhan (terj).

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Woodruff, Smith David . 2007. Husserl. Canada: The Taylor and Francis e-

library

Yudaninggar, Kartikasari. 2013. Internet dan Perubahan Sosial. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret

WEBSITE:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/28/desa-cyber-selangkah-lebih-maju-

425310.html

website Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

(http://www.setkab.go.id/berita-20-pemerintah-targetkan-2010-internet-

masuk-desa-tuntas.html)

http://fpsi.unissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=126

&Itemid=118

http://media.kompasiana.com/new-media/2013/03/18/e-gov-kampung-cyber-

kota-probolinggo-vs-keparakan-kidul-543760.html

http://www.tribunnews.com/iptek/2010/08/19/warga-kampung-cyber-

yogyakarta-melek-internet

http://www.ugm.ac.id/koran/files/12265/KR%2016-09-2010%20hal%2014.jpg

http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html

http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013

www.internetworldstats.com

http://www.ugm.ac.id/koran/files/12265/KR%2016-09-2010%20hal%2014.jpg